BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST A. Kerangka

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST
A. Kerangka Teori
1. Komunikasi Massa
a. Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan
melalui media massa (audiens atau khalayak sasaran). Media massa
dapat dikelompokkan kedalam media cetak yang meliputi koran,
majalah, dan bulletin, sedangkan media elektronika meliputi radio,
televisi, dan film.1
Pada dasarnya, komunikasi massa adalah (media cetak dan
elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa
berasal dari pengembangan kata media of mass comunication (media
komunikasi massa).
Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan
dengan singkat dan sederhana, sebab didalam pengertian
komunikasi massa meliputi hal-hal seperti isi pesan (pengolahan,
pengiriman, dan penerimaan), teknologi, kelompok-kelompok,
macam-macam konteks, bentuk-bentuk audiens (khalayak), dan
efek (pengaruh). Oleh sebab itu, banyak para ahli memberikan
1
Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pusat Penerbitan Univ. Terbuka 2003.
Hal: 7-9
8
9
batasan-batasan pengertian komunikasi massa secara berbeda- beda.
Dalam bukunya yang berjudul “Mass Comunication An
Introduction (1980)” Bitner mengatakan bahwa komunikasi massa
adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Definisi ini memberikan batasan pada
komponen-komponen atau mencakup adanya pesan-pesan dari
media massa.
Definisi menurut Defleur dan Dennis yang juga mengatakan
di
dalam
bukunya
dengan
judul
“Understanding
Mass
Communication (1985)”, bahwa komunikasi massa adalah suatu
proses
dimana
komunikator
menggunakan
media
dalam
menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus agar
terciptanya makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi
khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara.2
Padahal dalam kenyataannya definisi Defleur dan Dennis ini
juga memiliki pengertian bahwa, komunikasi massa adalah sebuah
prosesyang terjadi dari rangkaian tahap sebagai berikut:
1. Formulasi pesan oleh komunikator professional.
2. Penyebaran pesan dengan cara yang relatif cepat dan terus
menerus melalui media (media cetak, film, radio, tv dan
broadcasting).
2
Ibid. Hal: 7-3
10
3. Pesan mencapai khalayak yang jumlahnya relatif besar dan
beragam, khalayak ini mengakses media dengan cara selektif.
4. Individu anggota dari khalayak mencoba menafsirkan pesan,
yang sehingga komunikator memperoleh pemahaman yang
sama.
5. Sebagai hal memahami pesan, maka selanjutnya anggota
kelompok ini sampai kepada level tertentu akan terpengaruh
oleh isi pesan tersebut.3
Sedangkan menurut Scramm (1954) menjelaskan bahwa ia
bergerak dari model komunikasi manusia yang sederhana menuju
model yang lebih kompleks dengan memasukkan akumulasi
pengalaman dua orang yang berusaha berkomunikasi, dan kemudian
ke model yang memadukan komunikasi manusia dengan interaksi
antar dua individu.
Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi
yang
berlangsung
pada
peringkat
masyarakat
luas,
yang
identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institutionalnya (gabungan
antara tujuan, organisasi, dan kegiatan sebenarnya). Proses
memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan,
melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi
3
Dennis McQuail. Mass Communication Theory atau Teori Komunikasi Massa. Ter. Agus Dhaim
dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga. 1987. Hal: 33-34
11
tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh
masyarakat industri.4
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan
Gamble dan Teri (1986) akan semakin memperjelas apa itu
komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa di definisikan
sebagai kounikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara
cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu
disebarkan melalui media modern pula antara lain, surat kabar,
majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan
pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan
jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama
lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang
membedakan pula dengan jenis komunikasi yanglain. Bahkan
pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama
lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa
didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan
milik publik.
4
Lukiati Komala Siti Karlinah,Op.cit. Hal: 5
12
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal
seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain,
komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan
organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi
massa
dikontrol
oleh
informasi). Artinya, pesan-pesan
gatekeeper
(penapis
yang disebarkan
atau
dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda
dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik
dimanayang terkontrol bukan sejumlah individu. Contohnya
adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga
sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau
dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.
Misalnya, dalam komunikasiantarpersonal. Dalam komunikasi
ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang
dilakukan alias tertunda (delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam
komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat
kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa
dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi
13
hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.5
Sementara itu, menurut Black dan Whitney (1988)
disebutkan, “Mass communication is a process whereby massproduced message are transmitted to large nynymous, and
heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah
sebuah proses dimana pesan-pesan yangdi produksi secara massal
atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang
luas, anonim, dan heterogen)”.
Large disini berarti lebih luas dari sekadar kumpulan orang
yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonymous berarti bahwa
individu yang menerima pesan cenderung menjadi asing satu sama
lain atau tidak saling mengenal satu sama lain, dan heterogeneous
berarti bahwa pesan yang dikirim to whom it may concern
(kepadayang berkepentingan) yakni kepada orang-orang dari
berbagai macam atribut, status, pekerjaan, dan jabatan dengan
karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan
yang homogen.
5
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada. Hal: 8-9
14
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh media massa
dari paradigma lama dengan paradigma baru:
Film
Kaset/
CD
Surat
Kabar
Alat
Komunikasi
Massa
Televisi
Radio
Majalah
Tabloid
Buku
Gambar 1.Paradigma Lama
15
Surat
Kabar
Majalah
Televisi
Alat
Komunikasi
Massa
Radio
Tabloid
Internet
Gambar 2. Paradigma Baru
Jika dilihat dari bagan di atas, ada perbedaan mencolok antara
paradigma lama dengan paradigma baru. Dalam paradigma lama yang
disebut alat-alat komunikasi massa, meliputi surat kabar, majalah,
tabloid, buku, televisi, radio, kaset atau CD, dan film. Sementara dalam
paradigma baru ada penambahan dan pengurangan yakni surat kabar,
majalah, tabloid, televisi, radio, dan internet. Perubahan tersebut
dimungkinkan karena perkembangan teknologi komunikasi massa yang
kian cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi perubahan
ciri yang melekat pada media massa tersebut.
16
Dengan dimikian, alat-alat komunikasi massa sejalan dengan
tingkat perkembangan peradaban manusia dan peningkatan percepatan
teknologi komunikasi.6
b. Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa disini, dibatasi pada
beberapa jenis media massa yang dikenal sebagai The Big Five of
Mass Media, yakni koran, majalah, radio (audio), televisi dan film
(audio visual). Berikut ini adalah penjelasan mengenai karakteristik
komunikasi massa:
1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditunjukkan ke
khalayak yang luas, heterogen, anonim, serta tidak mengenal
batas grafis kultural. Maksudnya dimana masyarakat luas yang
bermacam-macam,
tidak
dibatasi
oleh
latar
belakang
pendidikan, penghasilan, ataupun status sosialnya, serta para
khalayakpun tidak saling mengenal antara satu dengan yang
lainnya.
2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat
umum, bukan perorangan atau pribadi. Isi pesan yang
disampaikan haruslah menyangkut pada kepentingan orang
banyak, bukan berdasarkan pada kepentingan pribadi, karena
6
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada. Hal: 12-14
17
media massa adalah mencakup orang banyak yang terorganisasi
didalam organisasi media.
3. Pola penyampaian media massa ini berjalan secara cepat dan
mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak
terbatas baik secara geografis maupun kultural. Karena
karakteristiknya yang demikian, media massa disebut sebagai
messages
multiplier
atau
memiliki
kemampuan
untuk
menyampaikan pesan secara cepat dan terjangkau ke khalayak
luas.
4. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara
terencana, terjadwal, dan terorganisasi.
5. Penyampaian pesan melalui media massa ini dilakukan secara
berkala dan teratur, tidak bersifat kontemporer.
6. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan
satu arah.
7. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa dapat
mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kehidupan
sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya yang
bersifat informatif, edukatif, maupun bentuk hiburan.7
7
Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pusat Penerbitan Univ. Terbuka. 2003.
Hal: 4-7
18
c. Unsur-unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur (source), pesan
(message), saluran (channel) dan penerima (receiver) serta efek
(effect). Proses komunikasi manusiawi apa saja supaya bisa berjalan
memiliki unsur-unsur tertentu yang esensial. Unsur-unsur itu adalah
:
1. Pengirim,
yaitu
orang
yang
menciptakan
tindakan
komunikatif. Pengirim memberikan sebuah pesan dan
dengan itu menimbulkan reaksi.
2. Penerima, yaitu orang yang menerima pesan atau tangsangan
yang diberi oleh pengirim pesan, komunikator.
3. Pesan, berada antara pengirim dan penerima sebagai isi yang
telah dirumuskan untuk ditransmisikan.
4. Saluran, media yang dipakai untuk mengirim pesan. Saluran
ini bisa sederhana seperti suara manusia atau alat-alat teknis.
5. Pengirim (encoding), diperlukan untuk menyampaikan
pesan dalam bentuk tanda untuk ditukarkan dan dimengerti
oleh penerima yang dalam penerimaan (decoding), dapat
membaca
yang ditransmisikan itu. Setiap pengirim
membutuhkan penerimaan sehingga komunikasi berhasil.
6. Konteks atau latar belakang penerima merupakan unsur
lanjutan untuk menentukan bentuk pesan, penyeleksian
media, dan untuk menentukan pengiriman dan penerimaan.
19
Konteks dapat dimengerti secara umum ataupun dalam
hubungannya dengan elemen individual dalam proses
komunikasi.
7. Umpan balik (feedback), adalah reaksi dari penerima yang
mungkin telah merangsang reaksi lain lagi pada si pengirim.
Umpan balik ini menunjukkan kepada si pengirim tentang
entah pesannnya diterima dan bagaimana pesannya itu
diterima oleh penerima. Umpan balik bisa menguatkan, atau
membentuk komunikasi selanjutnya. 8
Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif
sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara
keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa, dan
sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh sebab itu,
pengetahuan mass communicator atau mass audience sangat
terbatas. Selain itu, umpan balik yang dapat diterima oleh
organisasi komunikasi cenderung dibedakan berdasarkan
mekanisme umpan baliknya. Pada komunikasi massa, umpan
balik cenderung langka dan delayed, sedangkan dalam
komunikasi antarpribadi umpan balik mudah diperoleh dan
immediately. 9
8
9
Frans Josef Eilers. Berkomunikasi Dalam Masyarakat. Nusa Indah. 2001. Hal: 22-23
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:Grasindo. 2000. Hal: 10
20
d. Fungsi Komunikasi Massa
Sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi komunikasi
massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu
sama lain. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa fungsi media
massa itu mendidik, tetapi ada pendapat yang mengatakan fungsi itu
sudah tercakup dalam pewarisan sosial. Ada pun yang dikemukakan,
setidaknya ada benang merah bahwa fungsi komunikasi massa
secara umum bisa dikemukakan seperti, informasi, pendidikan,
hiburan.
Fungsi komunikasi massa menurut Black dan Whitney
(1988) yaitu:
1. To Inform (menginformasikan).
2. To Entertain (memberi hiburan).
3. To Persuade (membujuk).
4. Transmission of the culure (transmisi budaya).10
Sedangkan fungsi komunikasi massa menurut Schramm
menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder,
interpreter
dan
encoder.
Komunikasi
massa
men-decode
lingkungan sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya
bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari
hiburan. Komunikasi massa mengintepretasikan hal-hal yang di-
10
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. RajaGrafindo Persada. Hal: 63-64
21
decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga
berlangsungnya
interaksi
serta
membantu
anggota-anggota
masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga mengencode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan
masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada
anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena
komunikasi
massa
mempunyai
kemampuan
memperluas
pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas,
dan dapat melipat gandakan suara dan kata-kata secara luas.
Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan
pendapat Lasswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi
massa sebagai berikut:
a. Surveillance of the environment
Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan, yang oleh
Schramm disebut sebagai decoder yang menjalankan fungsi The
Watcher.
b. Correlation of the parts of society in responding to the
environment
Fungsinya
masyarakat
agar
menghubungkan
sesuai
dengan
bagian-bagian
lingkungan.
dari
Schramm
menamakan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan
fungsi The Forum.
22
c. Transmission of the social heritage from one generation to the
next.
Fungsinya penerus atau pewaris sosial dari satu generasi
ke generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini
sebagai encorder yang menjalankan fungsi The Teacher.
Laswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai
fungsi-fungsi yang ia kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan
terhadap berbagai spekulasi dan penafsiran. Seorang ahli sosiologi,
Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia
memberikan penjelasan keempat fungsi itu sebagai berikut:
a. Surveillace
Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran
informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik
diluar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan
dengan apa yang disebut Handling of News.
b. Correlation
Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian. Untuk sebagian fungsi ini diidentifikasikan sebagai
fungsi editorial atau propaganda.
23
c. Transmission
Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi,
nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke
genarsi yang lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat
kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai
fungsi pendidikan.
d. Entertainment
Menunjuk
pada
kegiatan-kegiatan
komunikatif
yang
dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan
efek-efek tertentu.
Fungsi-fungsi itu sebenarnya serupa dengan fungsi-fungsi
komunikasi pada umumnya. Fungsi-fungsi itu telah ada, lama
sebelum lahir komunikasi massa. Dalam setiap masyarakat termasuk
masyarakat primitif, dapat ditemukan adanya para pengamat
lingkungan
(watchers),
guru
(teacher),
para
penghibur
(entertainers) serta cara-cara menghubungkan informasi (forums)
sehingga suatu masyarakat tetap berfungsi.
Sejalan dengan apa yang dikatakan Schramm, Wright
menunjukan, fungsi surveillance berkaitan dengan handling of
news. Berita-berita media berfungsi selaku mata yang mengawasi
lingkungan,
memberitahukan
kepada
masyarakat
mengenai
kejadian-kejadian dan orang-orang. Namun, berita-berita media juga
membawakan fungsi-fungsi lain, disengaja atau tidak, yaitu
24
memberikan semacam forum bagi handling of news, seperti “Surat
kepada Redaksi”, kolumnis, wawancara dengan orang-orang
terkemuka atau orang-orang yang kontroversial.11
Sementara itu, menurut Tan fungsi komunikasi bisa
beroperasi dalam empat hal. Meskipun secara eksplisit ia tidak
mengatakan fungsi komunikasi massa, tetapi ketika ia menyebut
bahwa penerima pesan dalam komunikasi bisa kumpulan orang (a
group of persons) atau ia menyebutnya mass audience, sedangkan
pengirim pesan atau media massa, itu sudah dapat dijadikan bukti
bahwa fungsi yang dimaksud adalah fungsi komunikasi massa.
Paling tidak, itu bisa dilihat dari ciri komunikator dan audience-nya.
Tabel 1
Fungsi Komunikasi Massa Tan
11
No. Tujuan Komunikator
(Penjaga Sistem)
Tujuan Komunikan
(Menyesuaikan diri
pemuasan kebutuhan)
1.
Memberi Informasi
Mempelajari ancaman dan peluang,
memahami
lingkungan,
memuji
kenyataan, meraih keputusan.
2.
Mendidik
Memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
berguna
memfungsikan dirinya secara efektif
dalam masyarakatnya, mempelajari
nilai, tingkah laku yang cocok agar
diterima dalam masyarakat.
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:Grasindo. 2000. Hal: 10-12
pada
sistem:
25
3.
Mempersuasi
Memberi keputusan, mengadopsi nilai,
tingkah laku, dan aturan yang cocok
agar diterima dalam masyarakatnya.
4.
Menyenangkan, memuaskan
kebutuhan komunikan
Menggembirakan, mengendorkan urat
saraf, menghibur dan mengalihkan
perhatian dari masalah yang dihadapi.
Sumber: Alexis S. Tan 1981
Sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan
teknologi komunikasi, fungsi komunikasi diatas sudah terbilang
usang, untuk itu tidak mengatakan sudah ketinggalan zaman. Dalam
perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah yaitu,
melawan kekuasaan dan kekuatan represif, dan menggugat
hubungan trikotomi antara pemerintah pers, dan masyarakat. 12
Hedebro, seorang doktor komunikasi berkebangsaan Swedia
dalam bukunya Communication and Social Change in Developing
Nations (1982) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa,
ditujukan untuk:
1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilainilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kea rah
modernisasi.
2. Mengajarkan keterampilan baru.
3. Beperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan.
12
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. RajaGrafindo Persada. Hal: 64-65
26
4. Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas
seseorang.
5. Meningkatkan aspirasi seseorang.
6. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak.
7. Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan dari
situasi tertentu.
8. Mempertinggi rasa kebangsaan.
9. Meningkatkan aktivitas politik seseorang.
10. Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat.
11. Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan programprogram pembangunan.
12. Mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan politik suatu
bangsa. 13
2. Televisi Sebagai Media Massa Elektornik
a. Pengertian Televisi
Yang dimaksud televisi disini adalah televisi siaran
(television broadcast) yang merupakan media dari jaringan
komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa. 14
13
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. RajaGrafindo Persada. 2012. Hal: 71-72
Onong Ucjana Effendi. Televisi Siaran Teori Dan Praktek. . Bandung:MJandar Maju. 1993. Hal:
21
14
27
Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” yang berarti jauh
“visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya
ditransmisikan
dengan
prinsip-prinsip.
Sedangan
segi
“penglihatan”nya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera
sehingga menjadi gambar hidup atau bergerak (moving picture),
maupun gambar diam (still picture).
Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaran
(broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving
picture). Para pemirsa tidak akan menangkap siaran televisi, kalau
tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentrasmisikannya dan tidak
mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika
tidak ada unsur-unsur film yang menvisualisasikannya. Jadi televisi
merupakan paduan antara audio dan video.15
Menurut Effendy, yang dimaksud dengan televisi adalah
televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi
massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserampakan,
dan komunikasinya bersifat heterogen. 16
Televisi merupakan jaringan komunikasi dengan peran
seperti
komunikasi
massa
yaitu
satu
keserempakan dan komunikan bersifat
15
arah,
menimbulkan
heterogen. Televisi
www.kpi.co.id
Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya. 2002. Hal: 21
16
28
merupakan media massa yang berfungsi sebagai alat pendidikan,
penerangan, dan hiburan. Selain itu sifat negatif TV adalah sepintas
lalu, tidak terlalu dapat diterima dengan sempurna, dan menghadapi
publik yang heterogen.
17
b. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai
alat komunikasi massa. Televisi merupakan media yang dapat
mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Media ini
mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio
visual, dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat
menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para
pemirsa dimanapun mereka berada18.
Menurut tahapannya fungsi televisi sebagai media massa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Fungsi Penerangan (the information function)
Siaran televisi sejak pertama kali diperkenalkan kepada
masyarakat, yaitu pada tahun 1946 di New York, Amerika
Serikat ketika Sidang Umum PBB sudah melakukan penarangan
dalam bentuk pemberitaan mengenai sidang yang
17
Joseph R Dominick. The Dynamics of Mass Communication. New York: Rondom House. 2000.
Hal: 192)
18
Rema Karyanti S., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Hal: 3
29
amat penting sesuai Perang Dunia II. Masyarakat menganggap
televisi sebagi media yang mampu menyiarkan informasi yang
amat memuaskan. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yang
terdapat pada media massa audio visual itu, yaitu faktor
immediacy dan faktor realism.
2.
Fungsi Pendidikan (the educational function)
Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana
yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada
khlayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimulan. Sesuai
dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan
dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acaraacara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa,
matematika dan lain-lain. Stasiun televisi juga menyiarkan
berbagai acara yang secara implisit mengandung pendidikan.
3.
Fungsi Hiburan (the entertainment function)
Di seluruh dunia, terutama yang masyarakatnya bersifat
agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran
tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa
siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti,
karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup
beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di
rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh
30
khalayak yang tidak mengerti bahasa asing atau bahkan yang
tuna aksara. 19
Menurut Skomis dibandingkan dengan media massa lainnya
(radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi
tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari
media dengar dan gambar. Bila bersifat informatif, hiburan, maupun
pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas.20
Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared
images and mesagges) yang sangat besar dalam sejarah dan ini telah
menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik masyarakat. Televisi
merupakan sistem bercerita (storytelling) yang tersentralisasi. Ini
dapat saja berbentuk sinetron, iklan komersial, berita dan program
lainnya yang disiarkan dari ruang produksi, terkendali dan
disebarluaskan melalui transmitter ke setiap rumah yang memiliki
televisi.
c. Program Televisi
Kata “program” berasal dari bahasa inggris programme atau
program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran
Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara
19
Ibid Onong Uchjana Effendy. Hal: 137
Iswandi Syahputra. Jurnalistik Infotainment, Kancah baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi.
Pilar Media. 2006. Hal: 70
20
31
tetapi menggunakan istilah “siaran” yang berarti sebagai pesan atau
rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. 21
Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam
format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang
secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi
standar estetik dan aristik yang berlaku.22
Setiap stasiun televisi harus memiliki program yang
menarik, karena program televisi adalah acara atau rencana atau
merencanakan sebuah produksi. Karena bilamana tidak ada suatu
program pada stasiun televisi, maka tidak ada suatu hal yang dapat
disiarkan. Dan mulai dari sanalah pengelola stasiun televisi
diharuskan atau dituntut agar lebih memiliki kreativitas yang seluasluasnya, untuk dapat mengahasilkan berbagai program yang dapat
menarik perhatian.
Penayangan program televisi tentunya tidak lepas dari proses
programing. Proses programming, tentunya berkaitan dengan
kebijakan programming stasiun televisi yang bersangkutan.
Programming merupakan dasar pemikiran yang digunakan setiap
kali akan menilai mata program yang disajikan oleh suatu stasiun
penyiaran. Kebijakan programming adalah landasan untuk
membangun penampilan media televisi. Perbedaan suatu media
21
Morissan M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi melihat Radio. Rambina
Prakarsa. 2005. Hal: 97
22
Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Hal: 9
32
dengan media lainnya ditentukan oleh kebijakan programmingnya.23
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya
diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Namun, tidak
menutup kemunkinan untuk membeli dari rumah produksi
(Production House). Stasiun televisi dapat memilih program yang
menarik dan memilih nilai jual kepada pemasang iklan, sementara
perusahaan
acara
produksinya.
24
televisi
dapat
meraih
keuntungan
dari
Menurut Prof. Dr. R, Mar’at, acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para
penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari
televisi itu sendiri, dimana televisi seakan-akan menghipnotis
penonton sehingga mereka terhanyut dalam keterlibatan akan kisah
atau peristiwa yang disajikan oleh televisi.25
Jefknis menyebutkan ada sejumlah karakteristik khusus
dalam program acara, yaitu:
1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan,
visi, dan warna.
2. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.
23
Ashadi Siregar. Menyikap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio. Lembaga
Penelitian Pendidikan Penerbita Yogya (LP3Y). 2001. Hal: 12
24
Imam Suhirman. Menjadi Jurnalis Masa Depan. Dimensi Publisher. 2007. Hal: 1
25
Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya. 2002. Hal: 122
33
3. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala
sesuatu yang nampak haruslah dibuat semenarik mungkin.
Sedangkan program televise terdiri dari:
a. Buletin berita nasional, seperti: siaran berita atau bulletin
berita regional yang dihasilkan oleh stasiun televisi
swasta local.
b. Liputan-liputan khusus yang membahas actual secara
lebih mendalam.
c. Program-program acara olahraga, baik olahraga didalam
atau diluar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak
langsung dari dalam atau luar negeri.
d. Program acara mengenai topik-topik khusus yang
bersifat informatif, seperti: acara memasak, berkebun,
dan acara kuis.
e. Acara drama, terdiri dari: sinetron, sandiwara, komedi,
film, dan lain sebagainya.
f. Acara musik, seperti konser musik pop, musik rock,
dangdut, klasik, dan lain sebaginya.
g. Acara bagi anak-anak, seperti: siraman rohani, acara
ramadhan, dan hari-hari besar keagamaan lainnya.
h. Program
acara
yang
membahas
pengetahuan dan pendidikan.
tentang
ilmu
34
i. Acara bincang-bincang atau sering disebut dengan
talkshow. 26
Secara teoritis, stasiun televisi berharap bahwa program
acaranya akan ditonton terus menerus sepanjang hari, dari awal
hingga akhir siaran. Oleh karena itu, masing-masing dari stasiun
televisi berusaha menarik simpati penonton.
d. Jenis Program Televisi
Berbagai jenis program televisi dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu program
informasi (berita) misal, berita infotainment dan program hiburan
(non berita) misal, kuis berhadiah dan reality show.
a. Berita
Siaran
berita
bersifat
politis
dan
pengolahannya
mengutamakan unsur jurnalistik. Siaran non berita juga bertitik
tolak dari berita dan terkait oleh waktu. Siaran berita tidak
mengutamakan kepuasan penonton namun memenuhi keinginan
penonton.
26
Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya. 2002. Hal: 105-108
35
b. Non Berita
Siaran non berita tidak bersifat politis dan bertitik tolak
bukan dari berita. Pengolahan non berita mengutamakan
artistiknya. Siaran non berita tidak terkait waktu, maka
programnya dapat direncanakan sendiri mungkin sehingga
persiapannya benar-benar matang. Produk yang dihasilkan harus
indah, menarik, dan sedap dilihat (artistik). Sasaran siaran non
berita adalah kepuasan penonton.
e. Program Informasi Kategori Berita
Pengertian
menurut
Mautsby
bahwa
berita
dapat
didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta-fakta yang punya arti penting dan baru terjadi
yang dapat menarik perhatian para pembaca yang memuat berita
tersebut.27
Program informasi pada kategori berita dapat dikategorikan
menjadi 3 (tiga) bagian yaitu hard news (berita berat), soft news
(berita ringan) dan investigative report (laporan penyelidikan).
1. Hard News (Berita Berat)
Hard News adalah berita tentang peristiwa yang dianggap
penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok
maupun organisasi.
27
Imam Suhirman. Menjadi Jurnalis Masa Depan. Dimensi Publisher. 2007. Hal: 1
36
2. Soft News (Berita Ringan)
Soft News sering juga disebut feature yaitu berita yang
tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik
bagi pemirsa.
3. Investigative Report (Laporan Penyelidikan)
Investigative Report adalah jenis berita yang ekslusif.
Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi itu
harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga
penyelidikan berita seperti ini membutuhkan waktu yang
lama dan tentu menghabiskan waktu yang lama dan
menghabiskan energi reporternya. 28
3. Tayangan Infotainment
a. Pengertian Infotainment
Infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan
baru yang menggabungkan information dan entertainment. Maka
infotainment yang terjadi dalam industri televisi Indonesia adalah
informasi tentang hiburan. Konsep infotainment awalnya berawal
dari John Hopkins University (JHU), Baltimore, Amerika Serikat.
Universitas yang terkenal dengan berbagai riset-riset kedokterannya
tersebut memiliki jaringan orgnisasi nirbala internasional yang
28
Dedi Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi (Menjadi Reporter Profesional). PT. Remaja Rosdakarya.
Jakarta. 2003. Hal: 40-42
37
bergerak dalam misi kemanusiaan meningkatkan kesejahteraan
manusia melalui berbagai aspek kesehatan. Misi kesehatan JHU di
bidang kesehatan didukung oleh Center of Communication Program
(CCP) yang bertugas mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
guna mengubah prilaku kesehatan masyarakat. 29
Program siaran infotanment termasuk program siaran format
baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang
dibuat sangat ringan, mengibur, dan menarik. Termasuk didalamnya
adalah pengemasan yang menyatakan bahan animasi atau trik.
Oleh karena itu, pakar komunikasi (termasuk di dalamnya
Rogers, ahli komunikasi pembangunan) di CCP merumuskan
berbagai metode penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara
efektif dapat mengubah perilaku positif, salah satu konsep yang
dihasilkan adalah infotainment.
Ide dasar konsep infotainment berawal dari asumsi
informasi, kendati dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak
diterima begitu saja, apabila untuk kepentingan merubah sikap
negatif menjadi sikap positif manusia. Pelihannya dengan
menyusupkan entertainment (hiburan) yang menarik perhatian
masyarakat di tengah-tengah penyampaian information (informasi).
Dari sini kemudian muncul istilah infotainment, yaitu
29
Ibid. Hal: 65
38
kemasan acara yang bersifat informatif namun dibungkus dan
disisipkan dengan entertainment untuk menarik perhatian khalayak
sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima. 30
Infotainment muncul sebagai reaksi kalangan pelaku industri
media atas perubahan perilaku pembaca dan pemirsa media massa
yang memasukkan selebriti, hiburan, kriminal, bahkan paranormal,
dalam standrar jurnalistik. Dalam infotainment, dikemaslah drama,
human interest, dan sensai tokoh- tokoh dalam satu rangkaian
suguhan berita. Yang kemudian berkembang adalah berita yang
cenderung sensasional dan lebih berorientasi pada pribadi dan
selebriti.
Wardhana juga menjajarkan infotainment dengan istilah
edutainment, dan education dan entertainment, yang dimaksud
sebagai sajian pendidikan dalam format menghibur. Ditandaskan
pula, realitas infotainment dalam tayangan televisi Indonesia
bukanlah informasi non hiburan, melainkan sebatas informasi
perihal dunia hiburan dan para penghibur.31
Adapun ciri infotainment di televisi yaitu:
1. Pertama, acara menyajikan informasi aktual atau rangkuman
informasi dari suatu periode waktu tertentu (kilas balik) dari
30
31
Op.Cit Soenarto, RM. Hal: 62
Bimo Nugroho dkk. “Infotainment”. KPI. 2005. Hal: 28
39
peristiwa yang terjadi didalam dan luar negeri dan yang
menambah wawasan pemirsanya.
2. Kedua, acara yang ditayangkan secara berulang kali atau
reguler pada slot tetap.
3. Ketiga, acara yang menyajikan informasi ringan seputar dunia
selebritis, misalnya tentang profil selebritis. Pengertian
selebritis disini bukan hanya terbatas pada hiburan, namun juga
meliputi tokoh lainnya dari dunia olahraga, politikus, dan
sebagainya. 32
Para ahli komunikasi dan media menyebut infotainment
sebagai soft jornalism, jenis jurnalisme yang menawarkan beritaberita
sensasional, lebih personal, dengan selebriti sebagai
perhatian liputannya. 33
b. Jenis-jenis Program Infotainment
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi
menganai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat
(celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada
industri hiburan seperti pemain film atau sinetron, penyanyi, dan
sebagainya maka berita mengenai mereka disebut juga dengan
infotainment. Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras
32
33
Ibid. Hal: 27
Op.Cit. Hal: 68
40
karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Program
berita reguler terkadang menampilkan berita mengenai kehidupan
selebritis yang biasanya disajikan pada segmen akhir suatu program
berita. Namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program
berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita
mengenai selebritis.
Program siaran infotainment termasuk program siaran
format baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan,
yang dibuat sangat ringan, menghibur, dan menarik. Termasuk di
dalamnya adalah pengemasan yang menyatakan bahan animasi atau
trik. 34
B. Focus Of Interst
Pada kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) ini penulis diberi kesempatan
untuk menimba ilmu dan mempraktekkan keahlian yang telah diterima
selama masa pendidikan perkuliahan di instansi mitra Global TV. Sesuai
dengan latar belakang pendidikan penulis yaitu D3 Penyiaran, penulis
ditempatkan di departement produksi. Khusunya mengenai peran dan tugas
asisten produser dalam produksi program infotainment Obsesi dengan
siaran live di Global TV.
34
RM Soenarto, Program Televisi, Dari Penyususnan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ PRESS.
2007. Hal: 62
41
1. Pengertian Asisten Produser
Asisten produser adalah seseorang yang membantu produser dalam
menjalankan tugasnya dan orang yang bertugas membantu produser
dalam setiap aspek produksi, seperti scheduling dan proses pasca
produksi.
2. Tugas Asisten Produser
Asisten produser memiliki peran penting didalam proses produksi
suatu program siaran televisi, terutama dalam hal teknis, karena seorang
asisten produser berperan serta bertugas dari mulai pra- produksi,
hingga pasca produksi. Berikut beberapa peran serta tugas yang
dikerjakan seorang asisten produser dalam produksi program
infotainment Obsesi di Global TV, diantaranya:
a. Tahap Pra Produksi

Mengecek hasil video yang sudah di edit oleh tim editing

Mencatat durasi video dan menyesuaikannya dengan rundown
yang telah dibuat

Membuat CG (Character Grapic) dan Text Doc. Menurut kak
Dita selaku asisten produser infotainment Obsesi, CG dibuat
untuk memberitahukan apa yang ada ditayangan itu dan
memberikan nama narasumber atau artis dan lokasi tayang itu
diliput.
42

Membuat Promo. Promo dibuat untuk dilihat penonton dan
publik, promo bisa lewat media sosial dan promo itu dikirim ke
tim promo CC tim produksi. Membuat Naskah atau Rehearsal
Script untuk persiapan latihan host dan dj Obsesi. Di dalam
naskah ini tercantum detail tentang setting, karakter, dialog dan
adegan yang harus dibawakan oleh host dan dj.

Pra studio rehearsal, yaitu membriefing crew serta host dan dj.
b. Produksi

Mengarahkanhost dan dj saat acara live berlangsung.

Menjalankan promter di ruang MCR.

Mengamati dan menjadi pemandu di dalam ruang control room.

Mencatat hasil timecode.
c. Pasca Produksi

Membuat laporan hasil tim liputan setelah acara live selesai.

Memilih materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama
produksi berlangsung.

Menjaga content sesuai rundown yang telah dirancang creative
dan merevisi adegan yang akan disunting.

Meninjau hasil editing sebelum tayang atau biasa disebut dengan
review.
Download