DINAMIKA PERUBAHAN DAN RESOLUSI KONFLIK Dimensi-dimensi Perubahan Sosial Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto Pertemuan-4 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS UPN “V” YK 1 PENDAHULUAN Perubahan yang terjadi dalam masyarakat ternyata terjadi dalam beberapa dimensi, yaitu dimensi struktural, kultural dan interaksional. Dimensi-dimensi tersebut perlu diketahui dan dicermati sebagai suatu titik awal perubahan yang terjadi, agar dalam mensiasati perubahan yang ada dapat secara bijaksana. 2 Dimensi-dimensi Perubahan Sosial 1.Dimensi Struktural 2.Dimensi Kultural 3.Dimensi Interaksional 3 1. DIMENSI STRUKTURAL Dimensi struktural mengacu kepada perubahan-perubahan dalam bentuk struktural masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan struktural kelas dan perubahan lembaga sosial. Perubahan struktural dijelaskan sebagai berubahnya bentuk lama diganti dengan bentuk-bentuk baru yang secara tidak langsung dapat menimbulkan difusi kebudayaan. Bentuk umum dan bentuk baru dapat diganti dan dimodivikasi secara terus-menerus. Elemen-elemen struktural perubahan sosial : Joseph Himes (1967) 1. Bertambah (expansion) atau berkurangnya (reduction) isi peranan dalam aspek perilaku dan wewenang. 2. Meningkat atau berkurangnya sejumlah peranan atau kategori peranan. 3. Pergeseran lokasi peranan-peranan dan kategorikategori peranan. 4. Modifikasi saluran-saluran komunikasi antara peranan atau kategori peranan. 5. Perubahan jumlah dan jenis fungsi yang dilakukan oleh strukturnya Lapisan Atas Lapisan Menengah Lapisan Bawah JAA Van Dorn & CJ Lammers (1959), dimensi struktural terdiri dari: 1. Jarak sosial 2. INTEGRASI SOSIAL 3. TINGKATAN SOSIAL 1. Jarak sosial, (kemungkinan relasi atau hubungan sosial antara pelaku-pelaku tertentu, mengingat sampai berapa jauh individu-individu atau kelompok-kelompok dalam suatu sistem sosial dapat bertemu). Jarak sosial dapat diukur dengan: a) Frekuensi interaksi antara perilaku-perilaku b) Persesuaian pikiran/pendapat antara para pelaku dalam soal-soal penting c) Intensitas perasaan para pelaku dalam soal-soal penting. d) Kekuatan kemauan diantara pelaku dalam soal-soal penting 2. Integrasi sosial (besar-kecilnya keselarasan/harmoni di dalam proses-proses sosial) Integrasi sosial dapat diukur dengan: a) Koordinasi dari interaksi-interaksi antara para pelaku yang bersangkutan b) Konvergensi pikiran-pikiran antara pelaku-pelaku tersebut mengenai peroalan-persoalan yang penting c) Perasaan-perasaan yang searah atau ssaran yang dikandung pelaku-pelaku tsb terhadap satu sama lain dalam soalsoalyang penting. d) Kemauan untuk berkoordinasi dalam soal-soal yang penting, atau kemauan untuk bekerjasama diantara para pelaku 3. Tingkatan sosial Tingkatan sosial memiliki ciri-ciri: a) Arah sepihak dalam hal interaksi para pelaku b) Pemikiran/pendapat yang membedakan antara para pelaku , siapa yang lebih tinggi dan siapa yg lebih rendah kedudukannya dalam soal penting. c) Perasaan yang satu terhadap yang lain, siapa yang “lebih” dan siapa yang “kurang” dalam soal-soal penting d) Kemauan untuk berinisiatif atau mengikuti inisiatif orang lain dalam soal-soal penting Secara singkat dimensi struktural dapat digambarkan: JARAK SOSIAL INTEGRASI SOSIAL TINGKATAN SOSIAL INTERAKSI Frekuensi Koordinasi Satu arah/ sepihak PIKIRAN Banyak/kurangnya persesuaian (presisi) Konvergensi Penempatan sebagai “tinggi’/ “rendah” PERASAAN Intensitas Banyak tidaknya Perasaan “lebih” yang searah dan “kurang” KEMAUAN Kekuatan kemauan Kemauan berkoordinasi Kemauan berinisiatif 2. DIMENSI KULTURAL Perubahan dalam dimensi kultural mengacu kepada perubahan kebudayaan dalam masyarakat. Kontak dengan kebudayaan lain menyebabkan terjadinya difusi dan peminjaman kebudayaan. Kesemuanya itu meningkatkan adanya integrasi unsur-unsur baru kedalam kebudayaan. Elemen-elemen kultural perubahan sosial: 1. Inovasi kultural yang terjadi melalui invention, tentation dan borrowing 2. Difusi dengan concious diffusion dan cultural drift 3. Integrasi dengan menolak bentuk baru, menduplikasi kehidupan lama dan baru bersamasama dalam suatu pola variabel tertentu dan menempatkan bentuk lama ke dalam bentuk baru Inovasi kultural merupakan suatu proses kontinyu yang bereaksi rantai dan terjadi melalui proses difusi baik sadar maupun tidak sadar, terjadi karena: 1.adanya penemuan-penemuan baru 2.meminjam dari budaya luar 3. DIMENSI INTERAKSIONAL Perubahan sosial menurut dimensi interaksional mengacu pada adanya peubahan pola hubungan sosial di dalam masyarakat. Modifikasi dan perubahan dalam struktur daripada komponen-komponen masyarakat bersamaan dengan pergeseran dari kebudayaan yang membawa perubahan dalam relasi sosial. Hal seperti frekuensi, jarak sosial, peralatan, keteraturan dan peranan undang-undang, merupakan skema pengaturan dari dimensi spesifik dari perubahan relasi sosial. Gejala-gejala yang menyertai perubahan hubungan sosial dapat ditelaah pada: 1.Perubahan interaksi antara anggota mansyarakat; menjadi makin jarang atau makin sering 2.Perubahan jarak sosial antara pelaku; makin dekat atau makin jauh 3.Perubahan arah interaksi yang ditunjukkan dengan langsung tidak langsungnya interaksi; tatap muka atau melalui perantara, interaksi horizontal ke interaksi vertikal. 4.Perubahan makna interaksi; apakah menjadi makin jelas (terhayati) atau makin kabur (tak terjangkau). 5.Perubahan bentuk interaksi atau proses sosial (asosiasi atau dissosiasi); makin erat atau makin renggang. Perubahan dalam dimensi struktural dan kultural sebetulnya tak bisa dipisahkan. Artinya, dalam perubahan struktural secara implisit juga dapat dindikasikan adanya perubahan kultural sekaligus. Pembedaan antara keduanya hanya dalam tataran analisis semata, namun secara empirik sulit dibedakan. Namun yang jelas, perubahan sosial dalam budaya material lebih mudah terjadi dibanding perubahan dalam budaya non-material. Kesenjangan perubahan antara keduanya inilah yang oleh William Ogburn disebutnya dengan istilah cultural lag(ketertinggalam kebudayaan). Perubahan dalam dimensi interaksional lebih menunjuk pada konsekuensi logis dari adanya perubahan dari kedua dimensi lainnya. Misalnya interaksi sosial sebagai konsekuensi dari dari perubahan dalam dimensi struktural, pun bisa juga sebagai akibat dari perubahan sistem nilai dan atau kaidah sosial. Yang jelas ketiga dimensi di atas ibarat dua sisi dari mata uang yang sama hanya persoalannya dari tataran (dimensi) mana perubahan dijelaskan. S a m p a i J u m p a 19