Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya Annisa Nurhalisa Interaksi Sosial Asosiatif -> adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial. Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif). a. Proses Asosiatif Pada hakikatnya proses ini mempunyai kecenderungan untuk membuat masyarakat bersatu dan meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok. Kita mengenal empat bentuk proses asosiatif, yaitu kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. 1. Kerja sama (cooperation) -> bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. 4 macam kerjasama : A. Kerja sama spontan (spontaneous cooperation) kerjasama yang timbul secara spontan. B . Kerja sama langsung (directed cooperation) kerjasama karena adanya perintah atasan/penguasa. C. Kerja sama kontrak (contractual cooperation) kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui dalam jangka waktu tertentu. D. Kerja sama tradisional (traditional cooperation) kerjasama karena sistem tradisi yang kondusif. 2. Akomodasi (accomodation) -> Proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan. Tujuan akomodasi : A. Mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antarsuku atau antarnegara. B. Mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik. C. Mengupayakan terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas atau kasta. D. Mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok kesukuan atau ras. 3. Asimilasi (assimilation) -> Proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. 4. Akulturasi (acculturation) -> Proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Interaksi Sosial Disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan perpecahan. Pembagiannya : 1. Persaingan (competition) -> perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. 2. Kontraversi -> bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Bentuk-bentuk kontraversi : - kontraversi umum : penolakan, keengganan, pengacauan rencana, & kekerasan. - kontraversi sederhana : memaki, mencerca, memfitnah, & menyangkal pihak lain. - kontraversi intensif : penghasutan, penyebaran desas-desus, & mengecewakan pihak lain. - kontraversi rahasia : mengumumkan rahasia pihak lain & berkhianat. - kontraversi taktis : intimidasi, provokasi, & membingungkan pihak lawan. 3. Pertentangan / Konflik Sosial -> proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang pemisah diantara mereka. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut: a. Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant. b. Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan. c. Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah. d. Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat. e. Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration, keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat. f. Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan. g. h. i. j. Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik. Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur. Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan. Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai. Asimilasi (assimilation) Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi. *Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah: Toleransi Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan Perkawinan campuran (amalgamation) Adanya musuh bersama dari luar Selain beberapa faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi, ada pula faktor-faktor yang menghambat asimilasi. Antara lain sebagai berikut: Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah Adanya perasaan in-group yang kuat Adanya diskriminasi Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok STATUS DAN PERANAN INDIVIDU DALAM INTERAKSI SOSIAL • Status dan peranan merupakan unsur-unsur dalam struktur sosial yang mempunyai arti penting bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat. Secara empiris, perbedaan status mempengaruhi cara bersikap seseorang dalam berinteraksi sosial. Orang yang menduduki status tinggi mempunyai sikap berbeda dengan orang yang statusnya rendah. Contohnya, cara bersikap dan cara berbicara seorang pemilik perusahaan tentu berbeda dengan seorang karyawan rendah. Status seseoarang menentukan perannya dan peran seseorang menentukan apa yang diperbuat (perilaku). a. Kedudukan (Status) Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapanharapan. Dengan kata lain status merupakan posisi social seseorang dalam suatu kelompok atau masyarakat. Menurut Ralph Linton, dalam kehidupan masyarakat dikenal tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status. 1) Ascribed Status Ascribed status adalah status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial demikian biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, ia sudah dengan sendirinya memiliki status sebagai bangsawan. 2) Achieved Status Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang dengan melakukan usaha-usaha yang disengaja untuk mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang dapat menjadi dokter setelah memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu, seperti lulus sebagai sarjana kedokteran. 3) Assigned Status Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh lembaga, badan, atau kelompok tertentu. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru, dan lainnya. b. Peranan (Role) Dalam hidup bermasyarakat, selain mempunyai status yang mencerminkan kedudukanmu, kamu juga mempunyai peranan-peranan tertentu sesuai dengan status yang melekat pada dirimu. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Misalnya di rumah kamu berstatus sebagai seorang anak yang mempunyai peranan untuk menaati dan mematuhi nasihat orang tua, membantu pekerjaan rumah orang tua, tidak melanggar peraturan dalam keluarga, dan lain-lain. Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut. 1) Norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. 2) Suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3) Perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.