SUPLEMEN MODUL 14 ETIKA BELAJAR JUDUL : MULTI STIMULUS HASILKAN PENGALAMAN BELAJAR EFEKTIF Mengingat masa kecilnya yang hanya menunjukkan kemampuan akademik pas-pasan, mungkin tidak ada orang menyangka bahwa Albert Einstein, akan bisa sukses dan terkenal dalam hidupnya. Apalagi menjadi mahaguru fisika dan penemu Teori Relativitas. Cerita yang nyaris sama juga terjadi pada Thomas Alva Edison, penemu lampu listrik, yang bahkan di masa anak-anaknya disebut oleh sebagian guru di sekolahnya sebagai idiot karena kesukaran belajar sehingga sempat beberapa kali pindah sekolah. Daftar tentang anak-anak yang sebetulnya termasuk cerdas namun tidak dapat berprestasi di sekolah ini pasti bisa Anda perpanjang sendiri dengan cerita dari lingkungan sekitar. Fenomena seperti ini sudah sangat lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengalaman praktiknya, Seto Mulyadi, pakar psikologi anak, mengungkapkan sering menjumpai anak semacam ini. Oleh orangtuanya anak-anak ini dikeluhkan sebagai bodoh, nakal, atau sulit belajar. "Menurut penelitian ada sekitar 15%-40% anak, kebanyakan laki-laki, yang tampil kurang bersemangat, tidak tertarik pada mata pelajaran di sekolah, atau cenderung mudah putus asa," kata Seto yang juga dosen di Universitas Tarumanegara ini. Dalam kondisi yang agak berbeda, pada prinsipnya orang dewasa sebenarnya juga mengalami pesoalan menipisnya motivasi belajar. Dengan bertambahnya usia ternyata terjadi learning shutdown yang menguras banyak tenaga kreatif manusia. "Proses penghancuran kreativitas itu memang terjadi begitu anak masuk sekolah pada usia sekitar lima tahun. Saat awal ketika citra negatif diri mulai terbentuk akibat adanya kritik atau komentar negatif dari lingkungan," kata Seto. ‘12 1 Etika Ir. Suprapto M.Si. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id Pendekatan QL yang disebut juga accelerated learning (pemercepatan belajar), lanjut Bobbi, memadukan keterampilan dalam hidup, keterampilan akademik, dan prestasi mengatasi tantangan fisik untuk mencapai sukses. Pendekatan QL berakar pada upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology atau suggestopedia. Prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detil apapun memberi sugesti positif maupun negatif. Beberapa teknik yang diterapkan Lozanov untuk menimbulkan sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, dan menempel poster berisi kata mutiara untuk menyemangati dan menonjolkan informasi. Pendekatan QL secara prinsip merupakan metode yang memungkinkan siswa mempelajari sesuatu secara cepat dengan upaya normal yang dibarengi kegembiraan. "Hal terpenting dari QL adalah belajar 'bagaimana cara belajar'." Cara ini menyatukan unsur-unsur seperti hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional yang sekilas tampak tidak berhubungan namun ternyata bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Musik berperan Pendekatan QL, ungkap Bobbi, mencakup aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian bagaimana otak mengatur informasi. Suatu program yang meneliti hubungan bahasa dan perilaku. "Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa positif untuk meningkatkan tindakan positif yang merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif untuk belajar." Selain itu selama belajar yang merupakan pekerjaan mental berat, lanjutnya, tekanan darah naik, frekuensi gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjadi tegang. Hal ini tidak bisa diatasi dengan relaksasi meskipun cara ini bisa menguranginya. ‘12 3 Etika Ir. Suprapto M.Si. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id JUDUL : MANAJEMEN BELAJAR 1. Ambilah pelajaran dari olah raga Semua atlet yang berprestasi pasti diawali dengan sebuah “mimpi” Memiliki tujuan spesifik Menggabungkan kekuatan tubuh, pikiran dan tindakan Memiliki visi: memvisualisasikan visi Memiliki gairah Memiliki pemandu/mentor Memiliki sikap positif terhadap kesalahan Meraih prestasi dengan tindakan Kesuksesan = visi + gairah + aksi 2. Berani bermimpi Beranikah membayangkan apa yang ingin anda raih ? Tentukan tujuan spesifik 3. Apa yang ingin dipelajari ? Mengapa ingin mempelajari ? 4. Dapatkan pemandu/mentor yang antusias ! 5. Mulailah dengan gambaran menyeluruh ! 6. Bertanyalah ! Umumnya orang akan senang ditanyai tentang keahliannya 7. Carilah prinsip utama ! 8. Temukan 3 buku terbaik yang ditulis praktisi handal ! 9. Pelajari lagi cara membaca yang efisien ! Biasakan membaca 4 buku sehari secara teratur dan menyerap ide utamanya. 10. Perkuat dengan gambar dan suara (tergantung tipe auditorial atau visual) 11. Belajar melalui praktek ! ‘12 5 Etika Ir. Suprapto M.Si. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id