TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280 Volume 3 Nomor 1 Februari 2015 Halaman 97 - 104 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI PERGURUAN TINGGI PADA ERA GLOBALISASI Ratni Bt. H. Bahri IAIN Sultan Amai Gorontalo [email protected] Abstrak Pembelajaran membutuhkan inovasi-inovasi kreatif sehingga sebuah pembelajaran sejalan dengan tuntutan zaman. Qira’ah (keterampilan membaca) merupakan salah satu mata kuliah yang menuntut kemampuan peserta didik dalam membaca teks-teks berbahasa Arab. Agar materi pelajaran qir’ah tidak statis dan cederung tekstual, maka diperlukan inovasi dalam bentuk pengembangan materi pembelajaran. Salah satu upaya untuk mengembangkan materi pembelajaran qira’ah adalah dengan memasukkan materi-materi yang aktual dalam teks-teks pembelajaran membacam khususnya yang terkait dengan masalah-masalah global dan modern. Hal ini bertujuan agar persrta didik, disamping diasah kemampuannya dalam memahami teksteks berbahasa Arab, juga diharapkan adanya nilai-nilai yang dapat diperoleh melalui bacaan tersebut. Sehingga dengan demikian, membaca bukan sekedar untuk tujuan membaca itu sendiri, tetapi melalui pembelajaran membaca, peserta didik dapat mengembangkan wawasan kemodernan dan informasi-informasi global. Kata Kunci: Pengembangan materi pembelajaran, Pembelajaran membaca, bahasa Arab, perguruan tinggi, globalisasi Latar Belakang Perencanaan memegang peranan penting dalam setiap, kegiatan, termasuk di dalamnya kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Hakikat perencanaan dalam pembelajaran adalah proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.1 Kegiatan perencanaan merupakan langkah awal dari segala rangkaian kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran adalah 1 bagian integral dari komponen pembelajaran. Sebagai keputusan, harus disusun secara sistematis, rasional, dan dapat dibenarkan secara ilmiah. Salah satu komponen pembelajaran yang perlu untuk direncanakan dengan baik adalah materi pembelajaran. Sebuah materi pembelajaran, di samping harus dipersiapkan sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan psikologis peserta didik, juga harus sejalan dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman. Khusus pada sebagian kasus pembelajaran di Indonesia, masih dijumpai tenaga pengajar, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab yang menyediakan materi pembelajaran secara tradisional tanpa memperhatikan aspek kebutuhan dan kemanfaatan materi Sri Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter, (Cet. II; Bandung: Refika Aditama, 2013), h. 11. 97 pembelajaran terhadap peserta didik.2 Akibatnya, kegiatan pembelajaran lebih bersifat seremonial dan formalitas, sehingga peserta didik seolah-olah hidup di zaman batu dan tertutup dengan zaman yang mereka hadapi. Mata kuliah Muthalaah, khususnya pada kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Sastra Arab, dan Sastra Asia Barat merupakan mata kuliah yang bertujuan agar mahasiswa memahami teks-teks bahasa Arab yang dibaca, baik dari segi aspek kebahasaan maupun konten dari materi bacaan tersebut. Dari segi konten, mata kuliah Muthalaah adalah mata kuliah yang sangat elastis. Pemilihan materi dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik atau perkembangan informasi di era global. Bahkan materi muthalaah memiliki peluang untuk diintegrasikan dengan materi pendidikan karakter, sehingga tujuan pembelajaran muthalaah tercapai dan pesanpesan karakter juga sampai kepada peserta didik. Untuk pengembangan materi pembelajaran, salah satu prinsip yang harus diperhatikan adalah berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, serta mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaiaan tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. 3 Mengingat bahwa materi Muthalaah sangat elastis sifatnya, maka sangat penting dilakukan perencanaan secara matang melalui pengembangan materi pembelajaran secara berkala, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi modern. Hal ini sejalan dengan arah kurikulum perguruan tinggi yang mengharapkan lahirnya mahasiswamahasiswa yang kritis dan berwawasan global. Pengembangan Materi Pembelajaran Menurut Pannen, materi pembelajaran adalah adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. Bahan Ajar itu unik dan sepesifik. Unik artinya, bahan ajar itu hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Sepesifik artinya isi materi pembelajaran tersebut dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dan sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya.4 Hilda Taba memberikan kriteria memilih materi pembelajaran sebagai berikut: a) materi harus shahih dan signifikan, artinya harus menggambarkan pengetahuan mutakhir; b) materi harus relevan dengan kenyataan sosial dan kultural agar peserta didik lebih mampu memahami fenomena dunia, termasuk perubahan-perubahan yang terjadi; c) materi harus mengandung keseimbangan antara keluasan dan kedalaman; d) materi harus mencakup berbagai ragam tujuan; e) materi harus sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik; dan f) materi harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.5 Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan 4 2 Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran (Cet. 1; Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 101. 3 Leo Agung, Tinjauan Kurikulum Pendidikan Sejarah Program Pasca Sarjana UNS. “Majalah ilmiah IPS”, Vol.11.No. 2 September 2010. 98 Zakiya Arifah dan Dewi Chamidah, Pengembangan Bahan Ajar Qawaid Berbasis Mind Map untuk Tingkat Perguruan tinggi, dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article =9315&val=605&title= (diakses tanggal 10 Maret 2015). 5 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengemangan Kurikulum, (Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 90. TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280 pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.6 Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar pengajar dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut. Pembelajaran Membaca Teks Bahasa Arab (Qira’ah) di Perguruan Tinggi Sama seperti pada bahasa pertama, kegiatan membaca dalam bahasa kedua (baca: bahasa Arab) memiliki hubungan dengan masalah penafsiran teks. Pemahaman terhadap teks tertulis adalah sebuah proses yang kompleks yang melibatkan banyak sub keterampilan linguistik dan banyak sistem pengetahuan, termasuk di dalamnya penggunaan bahasa tulis dalam konteks pergaulan sosial dan struktur-struktur yang digunakan dalam pengorganisasian informasi. Proses membaca dapat dipandang sebagai interaksi antara penulis teks dengan pemaca. Pembaca menyusun kembali makna dari teks dengan menggunakan strategistrategi pemahaman, kesadaran akan ciri-ciri tekstual, dan pengetahuan tentang unsurunsur di luar teks (keakraban pembaca dengan topic dari bacaan, situasi budaya, dan jenis teks). 7 Wallace menegaskan teks dalam pembelajaran membaca dapat digunakan sebagai: 1. Sarana mengajarkan struktur dan kosa kata dari bahasa tertentu; 2. Memberikan peluang untuk meningkatkan penguasaan terhadap strategistrategi utama dalam membaca; 3. Sebagai cara untuk menyajikan konteks yang sudah dikenal baik dan menarik bagi pembelajar; 4. Sebagai cara untuk menyajikan konteks budaya lewat pesan-pesan sosial yang otentik dan terjadi di dunia nyata; 5. Sebagai cara untuk menciptakan suasana agar siswa mendapatkan kesempatan untuk menggunakan jenis-jenis kemampuan komunikasi yang lain (mendengarkan (istima’), berbicara (kalam), dan menulis (kitabah), serta melatih sub-sub keterampilan berbahasa.8 Berdasarkan tujuan-tujuan yang dikemukakan oleh Wallace di atas, dipahami bahwa materi pembelajaran membaca (qira’ah) yang berwujud teks bahasa kedua bukanlah tujuan utama, tetapi hanya menjadi sarana penguasaan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya dan pemahaman terhadap teks. Oleh sebab itu, penentuan teks-teks materi pembelajaran membaca (qira’ah) sifatnya sangat elastis dan sangat terbuka untuk dikembangkan secara inovatif sesuai pesan-pesan yang akan disampaikan sebagai tujuan antara. Jenis teks apapun yang disuguhkan sebagai materi pembelajaran Qir’aah, pada prinsipnya dapat mewujudkan tujuan-tujuan kebahasaan dari pembelajaran membaca tersebut. 7 6 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), h. 3. A. Syukur Gazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif, (Cet. II; Bandung: Refika Aditama, 2013), h. 204-205. 8 Ibid., h. 205. Volume 3 Nomor 1 Februari 2015 99 Inovasi materi pembelajaran membaca teks (qira’ah) sesuai dengan kebutuhan zaman sangat relevan untuk diterapkan di perguruan tinggi. Pembelajaran membaca teks bahasa Arab di Perguruan Tinggi bukan sekedar secara pragmatis untuk memperoleh materi kuliah sebanyakbanyaknya, dan mahasiswa memperoleh nilai yang tinggi. Hakikat belajar membaca teks bahasa Arab di perguruan tinggi, di samping mengembangkan kecakapan sub-sub kebahasaan, juga untuk membangung pola pikir dalam struktur kognitif dan mengembangkan kecakapan berpikir mahasiswa yang merupakan alat utama dalam belajar. Dengan kecakapan berpikir yang dimiliki, melalui materi pembelajaran qira’ah mahasiswa diharapkan mampu mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki sebelumnya dengan sikap dan tatanan nilai yang ada di lingkungannya, untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar dan masalah kehidupan pada umumnya.9 Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang secara operasional dilakukan melalui pembelajaran. Proses pembelajaran idealnya bukan sekedar berdampak pada keberhasilan pembelajar menghadapi materi pembelajaran, tetapi juga kemampuan menghadapi kehidupan.10 Oleh sebab itu, pembelajaran qira’ah pada perguruan tinggi bukan lagi diarahkan untuk sekedar mampu membaca, tetapi bagaimana kompetensi kebahasaan dalam membaca meningkat bersamaan dengan peningkatan daya kritis mahasiswa dalam memaknai materi teks bacaan. Jika hal ini tumbuh dalam diri mahasiswa, maka dalam pembelajaran qira’ah mahasiswa tidak sekedar berputar pada masalah kedudukan I’rab, tetapi juga akan melahirkan diskusidiskusi di kalangan mahasiswa seputar masalah-masalah aktual dalam kehidupan yang mengglobal. Berangkat dari argumen-argumen di atas, maka dalam pembelajaraan Qira’ah di perguruan tinggi dapat diterapkan teori-teori membaca,11 meliputi: 9 Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 63. 1. Skimming; yaitu membaca teks qira’ah secara cepat dan sekilas untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap ide utama dari teks. 2. Scanning; membaca teks secara cepat dan sekilas untuk menemukan informasi tertentu yang dikehendaki oleh pengajar. 3. Membaca ekstensif; yaitu memberikan tugas-tugas baca kepada mahasiswa dalam bentuk teks-teks panjang untuk menambah pengetahuan umum dan meningkatkan kelancaran dalam berbahasa. 4. Membaca intensif; yaitu memberikan teks-teks bacaan pendek untuk mencari informasi dan mengembangkan akurasi dalam memahami teks secara rinci. Menurut Abdul Hamid Abdullah, target pembelajaran membaca secara umum di tingkat lanjutan (perguruan tinggi) meliputi: 1. Keterampilan memahami kandungan teks bacaan, meliputi: a. Menentukan makna kata b. Menentukan ide utama teks bacaan secara umum c. Menentukan ide-ide dalam bagianbagian teks bacaan 2. Kemampuan menggali makna yang tersirat, meliputi: a. Mengungkapkan makna tersirat yang tidak disebutkan secara tekstual oleh penulis b. Menggali makna kosa kata asing dalam teks c. Membandingkan antara ide-ide yang terdapat dalam teks dengan ide-ide di luar teks 3. Kemampuan memahami, meliputi: a. Menyingkap sudut pandang penulis b. Membedakan antara fakta dengan ide c. Mengemukakan sikap pembaca terhadap teks dengan mengemukakan padangan yang terkait dengan isi teks d. Menentukan hubungan antara sebab dan akibat12 10 Ibid., h.66. 11 A. Syukur Gazali, op.cit., h. 207. 100 12 Abdullah Abd al-Hamid Abdullah, “Fa’aliyat Istratejiyat Ma’rifiyat Mu’ayyanah fi TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280 Merencanakan Materi Pembelajaran Berbasis Informasi Global Globalisasi dalam pengertiannya yang populer adalah kecenderungan umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik/lokal (ekonomi, politik, dan sosial) ke dalam komunitas global di berbagai bidang. Pertukaran barang dan jasa, pertukaran dan perkembangan ide-ide mengenai demokratisasi, hak asasi manusia (HAM) dan lingkungan hidup, migrasi dan berbagai fenomena human trafficking lainnya yang melintas batas-batas lokalitas dan nasional kini merupakan fenomena umum yang berlangsung hingga ke tingkat komunitas paling lokal sekalipun. Pendek kata, komunitas domestik atau lokal kini adalah bagian dari rantai perdagangan, pertukaran ide dan perusahaan transnasional.13 Mengingat globalisasi sangat akrab dengan persentuhan dan persinggungan antara satu Negara dengan Negara lain, maka permasalahan yang ditimbulkan pun memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, karakteristik masalahmasalah global antara lain: 1. Semua kegiatan melintasi batas-batas Negara tertentu 2. Penyelesaiannya tidak mungkin dipecahkan oleh satu Negara 3. Diwarnai dengan pergolakan akibat ketidaksepahaman berbagai Negara karena perbedaan-perbedaan sudut pandang dan ideology 4. Berkesinambungan dalam waktu yang panjang sampai ia dapat dipecahkan 5. Sebuah persoalan atau masalah sangat mungkin memiliki keterkaitan Tanmiyat Ba’dh al-Maharat al-‘Ulya li al-Fahm fi alQiraat lada Thalabt al-Shaf al-Ula al-Tsanawiy”, Majallah al-Qiraah wa al-Ma’rifah, edisi 2 Desember 2002, h. 189-241. erat dengan permasalahanpermasalahan yang lain.14 Berdasarkan karakteristik di atas, tampak bahwa terdapat sejumlah persoalan dan dampak yang mengikuti globalisasi. Masalah-masalah tersebut sangat besar kemungkinan memiliki dampak, baik terhadap individu maupun masyarakat. Oleh sebab itu, permasalahan-permasalahan tersebut dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan seccara umum dan dalam materi pembelajaran Qira’ah secara khusus dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa dan mempersiapkan mereka untuk berinteraksi dengan masalah-masalah tersebut dan masa depan yang sarat dengan masalah global. Masalah globalisasi telah mengambil porsi besar dalam diskusi-diskusi nasional maupun internasional. Salim al-Qahthaniy menglasifikasikan permasalahan globalisasi menjadi empat hal sebagai berikut: 1. Persoalan keamanan dan perdamaian 2. Persoalan pembangunan 3. Persoalan lingkungan 4. Persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).15 Sementara Amjad Jibril mengemukakan bahwa persoalan globalisasi yang paling penting adalah: a. Masalah Hak Asasi Manusia, b. Perempuan dan penduduk, c. Monoritas dan ekstremitas beragama, d. teroris. Selain itu, sejumlah ulama mengemukakan aspek-aspek penting dalam era globalisasi, yang satu sama lain berlebih berkurang dan saling melengkapi. Berdasarkan klasifikasi terhadap permasalahan globalisasi, Mukhtar Abd alKhaliq menawarkan tema-tema yang terkait dengan globalisasi yang dapat dirumuskan menjadi materi pembelajaran Qir’aah, sebagai berikut: 13 Riza Nur Arfani, “Globalisasi, Karakteristik dan Implikasinya”, dalam Ekonomi Politik Digital Journal al-Manar, edisi I tahun 2004, dalam http://mirror.unpad.ac.id/orari/library/cd-almanaar-digilib, diakses tanggal 10 Maret 2015; bandingkan dengan Said Abdullah Lafiy, Taqwim Muhtawa Muqarrarat al-Tarbiyah al-Islamiyah bi al-Marhalat al-Tsanawiyah fi Dhau’iy Tahaddiyat al-‘Awlamah, Makalah Konferensi Metode Pembelajaran ke-11 Perguruan Tinggi Mesir tahun 1999, h. 20-22. 14 Mukhtar ‘Abd al-Khaliq ‘Abd Allah, alQira’ah fi ‘Ashr al-‘Awlamah; Istratejiyat wa Asalib Jadidah, (Cet. I; al-Iskandariyah: al-‘Ilmu wa alIman li al-Nasyr wa al-Tawzi’, 2007), h. 13. 15 Salim al-Qahthaniy, “al-Trabiyah al‘Alamiyah; Thabi’atuha wa Ahdafuha, Majallah Fakultas Tarbiyah Universitas ‘Ain Syams, juz III, edisi 18 tahun 1994, h. 47-75. Volume 3 Nomor 1 Februari 2015 101 1. Masalah Politik; yang dapat dirumuskan dalam bentuk-bentuk tema pembelajaran sebagai berikut: a. Sistem politik internasional b. Dominasi politik Negara maju c. Demikrasi dan liberalisasi politik d. Persoalan kaum minoritas dan kekerasan agama e. Perubahan peran sistem internasional f. Kerjasama internasional g. Masalah perdamaian dunia h. Peperangan, bom, dan senjata kimia i. Eksistensi Undang-undang internasional j. Kekuasaan militer Negara maju terhadap kekayaan Negara lain 2. Masalah ekonomi; yang dapat dirumuskan dalam bentuk-bentuk tema pembelajaran sebagai berikut: a. Ekonomi terbuka antar Negara b. Pasar bebas c. Unifikasi alat transaksi d. Penjajahan ekonomi Negara maju terhadap Negara berkembang dan miskin e. Investasi asing dan perpindahan modal f. Pasar kerja internasional g. Persaingan perdagangan dan produksi h. Sistem moneter i. Utang luar negeri j. Pasar internasional dan stabilitas harga k. Kelaparan dan pokok internasional l. Sumber air m. Kepunahan tumbuh-tumbuhan dan binatang 3. Masalah sosial; yang dapat dirumuskan dalam bentuk-bentuk tema pembelajaran sebagai berikut: a. Pemerataan kehidupan sosial b. Punahnya tradisi dan nilai-nilai sosial c. Pembangunan d. Keterbelakangan sosial remaja e. Hak Asasi Manusia f. Kesetaraan Jender g. Masalah kependudukan h. Pengangguran i. Dekadensi moral j. Narkoba k. Penyakit Aids l. Gaya hidup 102 m. Toleransi 4. Masalah kebudayaan; yang dapat dirumuskan dalam bentuk-bentuk tema pembelajaran sebagai berikut: a. Globalisasi b. Hilangnya kesadaran historis c. Keseimbangan hidup dan pembaharuan d. Kebudayaan Asing e. Pergolakan kebudayaan f. Gerakan penerjemahan dan interaksi budaya g. Revolusi teknologi dan budaya 5. Persoalan pembelajaran a. Pergolakan bahasa lokal dengan bahasa asing b. Arabisasi c. Pembelajaran bahasa asing d. Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab e. Perkembangan kurikulum pembelajaran 6. Permasalahan agama a. Perkawinan b. Jual beli organ tubuh c. Bunga Bank d. Pendidikan seks e. Pengaturan kelahiran f. Pendidikan multicultural g. Dan lain-lain16 Tema-tema yang dikemukaman di atas sekedar contoh-contoh untuk pengembangan materi atau bahan ajar pembelajaran qir’ah di tingkat perguruan tinggi. Tujuan utama dari pengembangan materi ajar qira’ah berbasis informasi modern adalah di samping mengasah keterampilan membaca pembelajar bahasa Arab, juga dalam waktu bersamaan memperluas wawasan pembelajar dengan informasiinformasi yang aktual. Sehingga dengan demikian, terdapat dua manfaat yang diperoleh oleh pembelajar dalam waktu bersamaan, yakni keterampilan membaca dan wawasan keilmuan modern. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan terdahulu, dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberhasilan pembelajaran secara umum sangat ditentukan oleh kemampuan guru 16 Mukhtar ‘Abd al-Khaliq ‘Abd Allah, op.cit., h. 55. TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280 dalam merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. 2. Inovasi materi pembelajaran membaca teks (qira’ah) sesuai dengan kebutuhan zaman sangat relevan untuk diterapkan di perguruan tinggi. Pembelajaran membaca teks bahasa Arab di Perguruan Tinggi bukan sekedar secara pragmatis untuk memperoleh materi kuliah sebanyak-banyaknya, dan mahasiswa memperoleh nilai yang tinggi. Hakikat belajar membaca teks bahasa Arab di perguruan tinggi, di samping mengembangkan kecakapan sub-sub kebahasaan, juga untuk membangung pola pikir dalam struktur kognitif dan mengembangkan kecakapan berpikir mahasiswa yang merupakan alat utama dalam belajar. Dengan kecakapan berpikir yang dimiliki, melalui materi pembelajaran qira’ah mahasiswa diharapkan mampu mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki sebelumnya dengan sikap dan tatanan nilai yang ada di lingkungannya, untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar dan masalah kehidupan pada umumnya. 3. Mengingat globalisasi sangat akrab dengan persentuhan dan persinggungan antara satu Negara dengan Negara lain, maka permasalahan yang ditimbulkan pun memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Masalah globalisasi telah mengambil porsi besar dalam diskusidiskusi nasional maupun internasional. Permasalahan globalisasi yang dapat diangkat sebagai tema-tema pembelajaran qira’ah antara lain: persoalan keamanan dan perdamaian, persoalan pembangunan, persoalan lingkungan, persoalan Hak Asasi Manusia (HAM), Hak Perempuan dan penduduk, kaum Monoritas dan ekstremitas beragama, dan terorisme. Daftar Pustaka Abd Allah, Mukhtar ‘Abd al-Khaliq. al-Qira’ah fi ‘Ashr al-‘Awlamah; Istratejiyat wa Asalib Jadidah, Cet. I; al-Iskandariyah: al-‘Ilmu wa al-Iman li al-Nasyr wa alTawzi’, 2007. Abdullah, Abdullah Abd al-Hamid. “Fa’aliyat Istratejiyat Ma’rifiyat Mu’ayyanah fi Tanmiyat Ba’dh al-Maharat al-‘Ulya li al-Fahm fi al-Qiraat lada Thalabt alShaf al-Ula al-Tsanawiy”, Majallah alQiraah wa al-Ma’rifah, edisi 2 Desember 2002. Agung, Leo. Tinjauan Kurikulum Pendidikan Sejarah Program Pasca Sarjana UNS. “Majalah ilmiah IPS”, Vol.11.No. 2 September 2010. Agustin, Mubiar. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Cet. 1; Bandung: Refika Aditama, 2011. Arfani, Riza Nur. “Globalisasi, Karakteristik dan Implikasinya”, dalam Ekonomi Politik Digital Journal al-Manar, edisi I tahun 2004, dalam http://mirror.unpad.ac.id/orari/library/cd -al-manaar-digilib, diakses tanggal 10 Maret 2015. Arifah, Zakiya dan Dewi Chamidah, Pengembangan Bahan Ajar Qawaid Berbasis Mind Map untuk Tingkat Perguruan tinggi, dalam http://download.portalgaruda.org/articl e.php?article=9315&val=605&title= (diakses tanggal 10 Maret 2015). Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengemangan Kurikulum, Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008. Gazali, A. Syukur. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif, Cet. II; Bandung: Refika Aditama, 2013. Lafiy, Said Abdullah. Taqwim Muhtawa Muqarrarat al-Tarbiyah al-Islamiyah bi al-Marhalat al-Tsanawiyah fi Dhau’iy Volume 3 Nomor 1 Februari 2015 103 Tahaddiyat al-‘Awlamah, Makalah Konferensi Metode Pembelajaran ke11 Perguruan Tinggi Mesir tahun 1999. Nurhayati, Eti. Psikologi Pendidikan Inovatif. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Al-Qahthaniy, Salim. “al-Tarbiyah al‘Alamiyah; Thabi’atuha wa Ahdafuha, Majallah Fakultas Tarbiyah Universitas ‘Ain Syams, juz III, edisi 18 tahun 1994. Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter. Cet. II; Bandung: Refika Aditama, 2013. 104 TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280