Efektivitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan ……190 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF (4-8 CM) DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH THE EFFECTIVENESS OF THERAPEUTIC COMMUNICATION TO THE FIRST STAGE OF LABOR PAIN INTENSITY IN THE ACTIVE PHASE (4-8 CM) AT THE LOCAL PUBLIC SERVICE AGENCIES OF THE MOTHER AND CHILD HOSPITAL BANDA ACEH Lia Lajuna *, Rohaya Muhede **, Fithriany*** Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh email : [email protected] Abstrak : Nyeri kontraksi menimbulkan ketidaknyamanan yang ditunjukkan berbagai respons individu. Upaya mengurangi nyeri persalinan telah banyak dilakukan. Terdapat berbagai cara yang tidak menghambat proses persalinan dan tidak berbahaya bagi janin. Salah satunya dengan terapi non farmakologi, yaitu komunikasi terapeutik. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif (4-8 cm). Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret s/d Agustus. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment yang bersifat Posttest Only Control Group Design dan menggunakan quesioner skala nyeri Wong. Jumlah sampel sebanyak 20 responden dengan tehnik Kouta Sampling. Sampel adalah ibu bersalin yang terdapat di BLUD RSIA Banda Aceh selama bulan Juni dan Juli. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik independent t-test dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Nyeri persalinan pada kelompok perlakuan yang mengalami nyeri sedikit sakit sebanyak 1 orang (10%), agak mengganggu sebanyak 5 orang (50%), mengganggu aktivitas sebanyak 3 orang (30%), dan sangat menganggu sebanyak 1 orang (10%). Pada kelompok kontrol, yang mengalami nyeri agak mengganggu sebanyak 1 orang (10%), mengganggu aktivitas sebanyak 2 orang (20%), sangat mengganggu sebanyak 4 orang (40%) dan tak tertahankan sebanyak 3 orang (30%).Hasil uji t-testkomunikasi terapeutik terhadap intensitas nyeri persalinan diperoleh nilai p=0,002 (p<0,05). Kata kunci : Komunikasi terapeutik, nyeri persalinan kala I fase aktif Abstract : Painful contractions cause discomfort shown a variety of individual responses. The efforts to reduce labor pain have been carried out. There are many ways that do not hinder the process of childbirth and also not dangerous to the fetus. One of them is with non-pharmacological theraphy, that is therapeutic communication. To determine the effect of therapeutic communication to the intensity of labor pain when the active phase (4-8 cm). This research conducted since March to August. This was experimental study by using Quasi Experiment design with Posttest Only Control Group. Research instrument was a checklist of faces pain rating scale by Wong Baker.There were 20 respondents divided into 2 group, 10 respondents for control group and 10 respondents for case group and the sampling method used Kouta Sampling. The sample was contained in the maternity BLUD RSIA Banda Aceh during the months of June and July. Independent t-test was conducted as analysis method with significance level = 0,05. In case group, hurts little bit was experienced by 1 respondent (10%), hurts little more was experienced by 5 respondents (50%), hurts even more was experienced by 3 respondents (30%), and hurts whole lot was experienced by 1 respondent (10%). In control group, there was 1 respondent (10%) with hurts little more, hurts even more was experienced by 2 respondents (20%), hurts whole lot was experienced by 4 respondents (40%) and hurts worst was experienced by 3 respondents (30%). Therapeutic communication had an impact on pain intensity in stage I of birth as proven by significant value of 0,002 (p<0,05). Key words : Therapeutic communication, stage I pain intensity 190 191 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 190 -198 gangguan pada kekuatan kontraksi uterus PENDAHULUAN Proses persalinan selalu identik sehingga terjadi partus lama dan inersia dengan rasa nyeri yang akan dijalani. uteri yang dapat berakibat kematian ibu Secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot- saat melahirkan. otot rahim berkontraksi sebagai upaya Mengadopsi bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan (2012)(4), rasa nyeri kala I merupakan proses fisiologis yang dikurangi disebabkan oleh proses dilatasi servik, metode hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia nonfarmakologik yang terkait dengan tiga korpus uteri dan peregangan segmen bawah tujuan dasar pengurangan nyeri persalinan rahim yaitu mengurangi perasaan nyeri dan servik (Bandiyah,2009).(1) baik oleh dan Mender saraf di dikutip Farer membuka servik dan mendorong kepala dan kompresi yang pendapat Bangun persalinan dapat dengan menggunakan farmakologik maupun tegang, menjaga agar pasien dan janinnya Nyeri persalinan dapat menimbulkan sedapat mungkin tetap terbebas dari efek stres yang menyebabkan pelepasan hormon depresif yang ditimbulkan oleh obat, dan yang katekolamin mencapai tujuan ini tanpa menggangu dansteroid. Hormon ini dapat menyebabkan kontraksi rahim. Teori gerbang kendali terjadinya ketegangan otot polos dan menyatakan bahwa banyak faktor yang vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi presepsi individu mengenai dapat mengakibatkan penurunan kontraksi intensitas nyeri, dan sebagian dari faktor ini uterus, penurunan sirkulasi utero plasenta, adalah psikologis bukan fisiologis. Dalam pengurangan aliran darah dan oksigen ke persalinan dukungan sosial mungkin salah uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang satu faktor yang dapat mengurangi rasa membuat impuls nyeri bertambah banyak nyeri persalinan. Pemberian dukungan ini (Sumarah, 2009).(2) adalah menjadi tugas bidan, dimana bidan berlebihan seperti Menurut Llewllyn dalam penelitian (3) harus bisa tanggap dalam memberikan Azizah (2011) , mengungkapkan nyeri asuhannya, persalinan diperlukan. Dalam dunia kesehatan ataupun timbulnya juga dapat hiperventilasi menyebabkan sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas kebidanan, disini teknik komunikasi komunikasi sangat dikenal dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah usus serta vesika urinaria. Keadaan ini komunikasi yang direncanakan secara sadar akan peningkatan dan tujuan dipusatkan untuk kesembuhan menyebabkan pasien. Komunikasi terapeutik ini bertujuan merangsang katekolaminyang dapat Efektivitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan ……192 untuk mengurangi beban perasaan dan rasa sampel yaitu antara 10-20 dalam hal takut yang ada pada pasien, mengurangi penelitian keraguan pasien serta dapat mempengaruhi perbandingan 1 : 1 menurut Taniredja orang lain, lingkungan fisik dan dirinya (2012)(6). sendiri (Taufik, 2010) (5). Penelitian mengetahui terapeutik ini Alat bertujuan efektivitas terhadap eksperiment pengumpulan dengan data berupa untuk kuesioner yang terdiri dari dua bagian komunikasi berisi data demografi dan skala pengukuran intensitas nyeri nyeri yang diadopsi dari kuesioner Bangun persalinan kala I fase aktif 4-8 cm pada ibu (2012)(4) dan dimodifikasi oleh penulis bersalin di BLUD Rumah Sakit Ibu dan berdasarkan literatur yang ada. Alat ukur AnakBanda Aceh. untuk nyerimenggunakanskala nyeri wong. Alat ukur ini bersifat sederhana, mudah METODELOGI PENELITIAN digunakan, memiliki keterandalan yang Penelitian yang digunakan adalah tinggi, hanya diperlukan sedikit instruksi Quasi Experiment bersifat Posttest Only dan dapat digunakan oleh penilai yang Control Group Design yangdilakukan sejak bukan ahli ( Lyrawati, 2009) (7). tanggal 26 Maret s/d 6 Agustus 2014 di Pengujian data dilakukan dengan BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda menggunakan uji statistik independent t- Aceh.Populasi dalam penelitian ini adalah test dengan tingkat kemaknaan = 0,05. semua ibu bersalin inpartu kala I yang Sebelum uji t, dilakukan uji normalitas data terdapat di BLUD RSIA Banda Aceh. terlebih dahulu dengan Shapiro Wilkkarena Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel kurang dari 50 orang untuk melihat Kuota Sampling, peneliti memilih 20 data berdistribusi normal atau tidak. responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dimana 10 responden HASIL PENELITIAN untuk Hasil kelompok perlakuan dan 10 penelitian pada kelompok responden untuk kelompok kontrol. Hal ini perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh sesuai data yang disajikan seperti di bawah ini. berdasarkan ketentuan jumlah 193 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 190 -198 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Umur dan Status Kehamilan pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di BLUD RSIA Banda Aceh Tahun 2014 Kelompok Perlakuan Karakteristik Responden Umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Jumlah Status Kehamilan Primipara Multipara Jumlah Sumber: Data Primer Tabel 2. Kelompok Kontrol f % f % 0 7 3 10 0 70 30 100 0 8 2 10 0 80 20 100 2 8 10 20 80 100 3 7 10 30 70 100 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri yang Dirasakan pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di BLUD RSIA Banda Aceh Tahun 2014 Tidak sakit Sedikit sakit Agak mengganggu Mengganggu aktivitas Kelompok Perlakuan f % 0 0 1 10 5 50 3 30 Kelompok Kontrol f % 0 0 0 0 1 10 2 20 Sangat mengganggu Tak tertahankan 1 0 10 0 4 3 40 30 10 100 10 100 Intensitas Nyeri Jumlah Sumber: Data Primer Tabel 2. menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan yang dilakukan ujinormalitas data denganuji mengalami nyeri sedikit sakit sebanyak 1 Shaphiro Wilk karena sampel kurang dari orang (10%), agak mengganggu sebanyak 5 50 orang. Nilai p pada intensitas nyeri orang kelompok perlakuan adalah 0,172 dan nilai (50%), responden Untuk analisis bivariat terlebih dahulu mengganggu aktivitas sebanyak 3 orang (30%), dan sangat p menganggu sebanyak 1 orang (10%). Pada 0,152.Hasil kelompok kontrol, yang mengalami nyeri berdistribusi normalkarena nilai p > 0,05. agak mengganggu sebanyak 1 orang (10%), Setelah data berdistribusi normal, maka mengganggu aktivitas sebanyak 2 orang data diuji statistik dengan uji independent t (20%), sangat mengganggu sebanyak 4 test. orang (40%) dan tak tertahankan sebanyak 3 orang (30%). pada kelompok tersebut kontrol berarti adalah data Efektivitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan ……194 Tabel 3. Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif (4-8 cm) di BLUD RSIA Banda Aceh Tahun 2014 Intensitas Nyeri Persalinan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Sumber: Data Primer N Mean Standart Deviation Standart Error Mean P Value 10 10 2,40 3,90 0,843 0,994 0,267 0,314 0,002 Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa p dengan judul komunikasi terapeutik pada value = 0,002, hal ini menunjukan bahwa nyeri persalinan kala 1, juga mendukung ada rasa pengaruh komunikasi terapeutik nyeri dapat dikurangi terhadap intensitas nyeri persalinan kala I komunikasi fase aktif (4-8 cm) di BLUD RSIA Banda diperoleh berpengaruh dengan p value yaitu Aceh (p < 0,05). 0,001. analisis bivariat dalam penelitian ini diketahui bahwa p value = 0,002, hal ini menunjukanbahwa ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap intensitas nyeri persalinan kala I (4-8cm) di BLUD RSIA Banda Aceh bahwa ada (p < 0,05). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Bangun (2012)(4), yang menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan nyeri persalinan pada ibu bersalin normal sebelum diberi komunikasi terapeutik dan sesudah diberi Intensitas nyeri komunikasi terapeutik. sebelum dilakukan komunikasi terapeutik rata-rata 44,5 dan sesudah rata-rata 3,50. Rata-rata intensitas nyeri sebelum Hasil yang Berdasarkan hasil penelitian dalam PEMBAHASAN Hasil terapeutik. dengan dilakukan komunikasi terapeutik adalah 4,45 dengan standart deviasi 0,846, dan rata-rata intensitas nyeri sesudah dilakukan komunikasi 3,50 dengan standart deviasi 1,038.Selain penelitian diatas, hasil penelian Mundarti (2013)(8) hal status umur, diketahui bahwa umur responden pada kelompok perlakuan adalah umur 20-35 tahun sebanyak 7 orang (70%) dan umur >35 tahun sebanyak 3 orang (30%). Hasil penelitian pada kelompok kontrol diketahui bahwa umur responden pada kelompok kontrol adalah umur 20-35 tahun sebanyak 8 orang (80%) dan umur >35 tahun sebanyak 2 orang (20%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar umur responden masuk dalam kategori reproduksi sehat. Responden telah siap dalam menghadapi persalinan karena organ reproduksi sudah siap untuk menerima konsepsi. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2009)(9), yaitu ibu yang melahirkan pada usia reproduksi organ reproduksi sudah siap dan ibu telah siap menghadapi kehamilan sehingga mampu merespon nyeri dirasakan.Karakteristik persalinan yang umur pada 195 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 190 -198 responden dapat berpengaruh terhadap sebagian besar ibu primigravida pada saat nyeri persalinan yang dirasakan, dimana persalinan mengalami nyeri berat, sebanyak semakin muda umur ibu hamil maka tidak 54% siap menerima sebuah kehamilan, sehingga sebanyak 46% mengalami nyeri ringan. respon yang ditimbulkan akan negatif. Hal Azizah (2011)(3) yang dilakukan pada ibu ini sesuai dengan teori Andarmoyo dan bersalin multigravida melaporkan bahwa Suharti (2011)(10), usia muda cenderung sebagian besar mengalami nyeri ringan dikaitkan dengan kondisi psikologis yang sebanyak 63% dan nyeri berat sebanyak masih 37%. labil, yang memicu terjadinya mengalami nyeri sedang, dan kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan Seperti halnya yang dikemukakan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai oleh Andarmoyo dan Suharti (2013)(10), sebagai salah menentukan Toleransi satu toleransi akan bertambahnya faktor dalam pengalaman sebelumnya seperti persalinan terhadap nyeri. terdahulu akan membantu mengatasi nyeri, seiring karena ibu telah memiliki koping terhadap meningkat usia dan pemahaman terhadap nyeri. Ibu primipara kemungkinan Apabila dilihat dari status kehamilan, pada nyeri. kelompok perlakuan terdapat berbeda akan terhadap dan multipara merespon nyeri secara walaupun menghadapi kondisi yang sama, yaitu responden dengan primipara sebanyak 2 persalinan. Hal ini disebabkan ibu orang (20%) dan multipara sebanyak 8 multipara telah memiliki pengalaman pada orang (80%). Sedangkan pada kelompok persalinan sebelumnya. kontrol, responden primipara sebanyak 3 Secara fisiologis nyeri terjadi ketika orang (30%) dan multipara sebanyak 7 otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya orang (70%). Berdasarkan status kehamilan membuka servik dan mendorong kepala responden disimpulkan bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan bahwa, sebagian besar responden telah kala I merupakan proses fisiologis yang memiliki pengalaman sebelumnya dalam disebabkan oleh proses dilatasi servik, menghadapi nyeri persalinan, sehingga hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia mereka akan mampu merespon secara baik korpus uteri dan peregangan segmen bawah tanpa rahim dan kompresi saraf di servik tersebut harus dapat terkejut berdasarkan pengalaman yang telah mereka rasakan sebelumnya. Hasil (Bandiyah,2009)(1). Mekanisme persalinan yang terjadi yang hampir sama juga pada responden dapat memodifikasi dan didukung oleh penelitian menunjukkan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum Efektivitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan ……196 mereka sampai di kortek serebri sehingga dikarenakan adanya perubahan fisiologis menimbulkan persepsi nyeri. Hal ini sesuai dari jalan lahir dan rahim. dengan teori Perry & Potter (2005)(11), Penulis juga berasumsi bahwa nyeri serabut kecil mentransmisikan sensasi nyeri yang dirasakan responden bervariasi pada yang keras yang mempunyai reseptor kelompok perlakuan maupun kelompok berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan kontrol. Nyeri yang terjadi karena adanya struktur dalam seperti tendon, otot dan alat- stres alat dalam. sehingga dapat merangsang kontaksi uterus Sedangkan serabut dalam menghadapi kehamilan besar yang berlebihan. Kontraksi uterus yang mentransmisikan sensasi sentuhan, getaran, takterkendalikan akan menghantarkan rasa suhu hangat dan tekanan halus. Salah satu nyeri saat persalinan. Hal ini sesuai dengan cara untuk mengurangi nyeri pada ibu yang teori Sumarah (2009)(2), bahwa nyeri melahirkan dengan menerapkan asuhan persalinan dapat menimbulkan stres yang komunikasi menyebabkan terapeutik. Komunikasi pelepasan hormon yang terapeutik merupakan salah satu terapi non berlebihan seperti katekolamin dan steroid. farmakologis atau Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya meringankan rasa sakit pada ibu yang akan ketegangan otot polos dan vasokonstriksi melahirkan. Langkah-langkah komunikasi pembuluh terapeutik seperti salah satunya adalah mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, rangsang massage ini menyebabkan impuls penurunan yang bergerak cepat dari reseptor saraf pengurangan aliran darah dan oksigen ke perifer mencapai pintu gerbang terlebih uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang dahulu dari impuls nyeri berjalan lebih membuat impuls nyeri bertambah banyak. untuk mengurangi lambat sepanjang serat nyeri. Kemudian darah. Hal sirkulasi Menurut asumsi utero dapat plasenta, peneliti kelompok secara umum sensasi pesan dan tidak mengalami nyeri mengganggu meskipun menerima pesan nyeri. telah diberikan komunikasi terapeutik, hal asumsi masih nyeri ini disebabkan karena nyeri yang dirasakan persalinan yang terjadi pada responden bersifat subjektif dan persepsi tentang nyeri merupakan yang dirasakan responden berbeda. Dan hal suatu peneliti, yang pada otak menerima dan menginterprestasikan Menurut perlakuan ini perasaan tidak menyenangkan yang merupakan respon ini juga dapat disebabkan karena, individu yang menyertai dalam proses responden adalah primipara persalinan. Nyeri yang dialami responden responden belum memiliki pengalaman sehingga 197 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 190 -198 dalam menghadapi nyeri persalinan yang dihadapinya. bahwa disamping terdapat banyak faktor Pada kelompok kontrol meskipun tidak Oleh karena itu penulis berasumsi diberikan komunikasi yang dapat mempengaruhi nyeri pada saat terapeutik persalinan, terdapat pula banyak cara yang namun terdapat responden yang masih dapat dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri mampu mengabaikan rasa nyerinya, penulis tersebut. Salah satu caranya adalah dengan berasumsi bahwa hal ini disebabkan karena metode ibu telah siap secara psikologis dalam komunikasi terapeutik terhadap ibu bersalin menghadapi proses persalinan sehingga ibu yang tidak memiliki efek samping bagi ibu lebih percaya diri dan tidak takut dalam dan janin. Serangkaian metode ini terbukti menghadapi persalinan. Hal ini efektif dalam mengurangi persepsi nyeri sebagaimana diungkapkan dalam teori hebat yang dirasakan ketika dalam proses nonfarmakologi melalui Andarmoyo dan Suharti (2013)(10), situasi persalinan dan kecemasan psikologis yang melanda ibu kondisi memegang psikologis peranan yang penting labil dalam dan mampu mengatasi ketika bersalin. memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah satu mekanisme pertahanan KESIMPULAN jiwa terhadap stres adalah konversi, yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang memunculkan gangguan secara psikis menjadi gangguan fisik. 2014 di BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan dilakukan pada tanggal 27 Juni - 12 Juli sangat bervariasi Banda Aceh, kesimpulan maka bahwa peneliti ada menarik pengaruh tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan komunikasi terapeutik terhadap intensitas selama persalinan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan kala 1 fase aktif (4-8 cm) nyeri selama proses persalinan.Simpkin di Ruang Bersalin BLUD Rumah Sakit Ibu (2007)(12) dan Anak Banda Aceh dengan nilai p = mengatakan cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah: mengurangi sakit langsung dari 0,002 (p < 0,05). sumbernya, memberikan ransangan alternatif yang kuat, SARAN mengurangi negatif, Diharapkan bagi petugas kesehatan emosional dan fisik ibu terhadap rasa sakit. atau bidan yang bertugas untuk dapat Pendekatan meningkatkan asuhan kebidanan khususnya persalinan reaksi mental pengurangan dapat rasa dilakukan nyeri dengan pendekatan melalui komunikasi terapeutik. kepada ibu memberikan bersalin yaitu komunikasi dengan terapeutik, Efektivitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan ……198 sehingga pasien kenyamanan akan dan merasakan ketenangan dalam 5. menghadapi nyeri dalam proses persalinan. UCAPAN TERIMA KASIH 6. Direktur Balai Layanan Umum Daerah (BLUB) Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh dan Seluruh responden yang 7. telah bersedia membantu 8. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. Bandiyah. S. 2009. Kehamilan, Persalinan dan Gangguan Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin). Jakarta: Fitramaya. Azizah. IN. 2011. Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal Ibu Primipara di BPS S dan B Demak. KTI. Program Studi Diploma III Kebidanan Polteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang. (http:jurnal.uminimus.ac.id diakses tanggal 09/04/2014) Bangun, 2012. Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Klinik Santi Medan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara (http: 9. 10. 11. 12. repository.usu.ac.id diakses tanggal 13/04/2014). Taufik. M dan Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Taniredja, Et al. 2012. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta Lyrawati. D. 2009. Dalam Raylene M. Rospond 2008, Penilaian Nyeri. Mundarti, 2013. Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Poltekkes Kemenkes Semarang. (http:uppm.poltekkes-smg.ac.id diakses tanggal 21/04/2014). Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Andarmoyo. S. dan Suharti. 2013. Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep & Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Potter, Patricia A. 2005. Buku Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry; alih bahasa, Renata Komalasari... (et al) Ed. 4, Jakarta: EGC. Simpkin, Penny. 2007. Edisi Revisi Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan