26 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS III SDN I WATUAGUNG KECAMATAN WATULIMO TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Kasemi SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek Abstrak: Dalam upaya pencapaian prestasi belajar yang optimal diperlukan suatu tindakan action research. Kegiatan penelitian tindakan (action research) berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, agar diperoleh peningkatan prestasi belajar dari masing-masing individu siswa yang belajar. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi strategi pembelajaran konstruktivisime. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas III Semester I SDN I Watuagung Tahun 2013/2014 dengan jumlah adalah 7 siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada hasil tes sebelumnya merupakan hasil belajar awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN I Watuagung Tahun 2013/2014 Semester I. Berdasarkan pada pelaksanaan tindakaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas III SDN I Watuagung mengalami peningkatan pada pembelajaran matematika setelah menerapkan model belajar konstruktivisme hal tersebut ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada sebelum siklus sebesar 67,14 mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 73,57 dan siklus ke II 84,29 dengan ketuntasan belajar sebesar 85,71%. Kata kunci : Model Belajar Konstruktivisme, Prestasi Belajar Matematika. Pendidikan sebagai proses pembudayaan kodrat alam merupakan usaha memelihara dan memajukan serta mempertinggi dan memperluas kemampuan-kemampuan kodrati untuk mempertahankan hidup. Proses pembudayaan tersebut bertujuan membangun kehidupan individual dan sosial. Tujuan pendidikan yang bersifat individual adalah individuindividu yang mencapai kemerdekaan lahir dan batin. Sedangkan tujuan sosial pendidikan adalah membangun secara bersamasama oleh segenap individu-individu yang merdeka lahir dan batin, suatu masyarakat berkebudayaan kebangsaan yang khas berdasarkan adab manusia, sehingga terwujud kehidupan bersama yang tertib dan damai, yang didalamnya terdapat kemerdekaan pribadi, kebangsaan, dan kemanusiaan yang seimbang dan seiring berjalan. Guru merupakan sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan pernyataan di atas, menunjukkan bahwa minat memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu guru harus mampu me- Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... ngembangkan dan meningkatkan minat belajar siswa agar mencapai presrasi belajar yang optimal. Dalam mengembangkan minat siswa pada pembelajaran matematika diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat. Hal ini disebabkan mata pelajaran matematika bertujuan untuk mendidik peserta didik untuk memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes efsien dan tepat. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah Aritmatika, Aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistikMatematika juga bertujuan untuk memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran guna mengatasi masalah kemrosotan prestasi belajar salah satunya adalah kemampuan guru dalam menggunakan strategi dalam kegiatan pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggungjawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2002). Dalam upaya pencapaian prestasi belajar yang optimal diperlukan suatu tindakan 27 action research. Kegiatan penelitian tindakan (action research) berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, agar diperoleh peningkatan prestasi belajar dari masing-masing individu siswa yang belajar. Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pembelajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Strategi dasar dalam perencanaan meliputi: (1) menganalisa tuntutan sistem, (2) mendesain sistem, dan (3) mengevaluasi dampak sistem. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi strategi pembelajaran konstruktivisime. Nurhadi (2003) mengatakan bahwa konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sedangkan menurut Hudoyo (1976) dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran konstruktivisme merupakan pendekatan yang memberikan pengakuan terhadap keragaman siswa. Dalam pandangan pembelajaran konstruktivisme ini diakui bahwa siswa, pada awal proses pembelajaran, telah memiliki konsep kognitif, afektif dan psikomotor tertentu sebagai akibat pembelajaran dan pengalaman sebelumnya. Zamroni (1999) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar mengajar konstruktivisme. Diantaranya: (1) murid harus selalu aktif selama proses pembelajaran; (2) proses aktif adalah 27 28 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 proses membuat segala sesuatu masuk akal; (3) interpretasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya; (4) kegiatan belajar mengajar tidak hanya proses pengalihan pengetahuan, tetapi juga pengalihan ketrampilan dan kemampuan. Berdasarkan pada konsep strategi pembelajaran konstruktivisme yang disampaikan oleh para pakar pendidikan tersebut tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan suatu usaha penelitian tindakan (Action Research) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung melalui startegi pembelajaran konstruktivisme. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelas III Semester I SDN I Watuagung Tahun 2013/2014 dengan jumlah adalah 7 siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada hasil tes sebelumnya merupakan hasil belajar awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkanlah menggunakan model belajar konstruktivisme. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan, Observasi, Tindakan, dan Refleksi. Untuk menganalisa data yang diperlukan dalam penelitian digunakan pengumpulan data sebagai berikut: (1) Melaksanakan tes serta membuat rerata nilai tes; (2) Membandingkan hasil tes rata-rata siklus I dan II; (3) Menyimpulkan temuan-temuan dari anggota tim berupa hasil observasi lapangan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Siklus I Refleksi Awal Dalam kegiatan refleksi awal ini ditemukan adanya kemerosotan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena belum mampu mengaitkan materi dari pengetahuan siswa sebelumnya. Perencanaan Perencanaan penelitian tindakan kelas siklus I terdiri dari: (a) Persiapan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu model belajar konstruktivisme; (b) Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS dirancang secara konstruktif, dengan harapan melibatkan siswa secara aktif dalam pengetahuan dan pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru; (c) Penyusunan lembar observasi siswa dan guru; (d) Penyusunan lembar evaluasi; (e) Penyusunan lembar penilaian; (f) Penyusunan jadwal penelitian. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada skenario pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkahlangkah pembelajaran matematika dengan metode konstruktivisme rencana pembelajaran siklus I sebagai berikut: Kegiatan Awal, dengan rincian sebagai berikut: (a) Guru mengecek kehadiran siswa; (b) Guru mengeluarkan keranjang merah; (c) Siswa diminta untuk menebak isi keranjang; (d) Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... Setelah tertebak guru melakukan tanya jawab. Kegiatan Inti, dengan rincian sebagi berikut: (a) Siswa menerima pembagian lembar kerja dari guru; (b) Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa dengan jumlah anggota 3-4 orang; (c) Siswa mendiskusikan lembar kerja siswa; (d) Secara kelompok siswa menyelesaikan perkalian; (e) Melaporkan hasil kerja kelompok; (f) Menyimpulkan bersama hasil kerja kelompok; (g) Penegasan catatan siswa secara individu; (h) Mengerjakan tes mandiri. Kegiatan Akhir, dengan rincian sebagai berikut: (a) Pemberian tugas rumah; (b) Memajangkan hasil pekerjaan siswa. I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Perkalian Dan Pembagian. Dari 7 responden, keaktifan siswa dalam pembelajran 62,50%. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Di samping itu hasil belajar yang diperoleh siswa yang memperoleh hasil evaluasi baik ada 0 siswa dengan persentase 0,00%, yang tergolong sedang ada 6 siswa dengan persentase 85,71%, sedangkan hasil belajar tergolong kurang 1 siswa dengan persentase 14,29%. Dari frekuensi data diketahui kategori kurang dalam motivasi belajar adalah 0,016,00 dengan frekuensi 1 dan persentase 14,29%, kategori nilai sedang adalah 6,018,00 dengan frekuensi 6 dengan persentase 85,71%, sedangkan kategori hasil belajar baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 0 persentase 0,00%. Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil bahwa strategi pembelajaran konstruktivisme berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika Pokok bahasan Perkalian Dan Pembagian siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas III Semester 62.5 62.6 62.4 62.2 62 61.8 61.6 61.4 61.2 61 60.8 AKTIVITAS GURU 61.46 AKTIVITAS GURU 29 AKTIVITAS SISWA AKTIVITAS SISWA Gambar 1 Persentase Aktivitas Guru dan Siswa kegiatan belajar mengajar siklus I 29 30 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 85.71 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 baik 40.00 sedang 30.00 kurang 20.00 10.00 14.29 0.00 0.00 baik sedang kurang Gambar 2 Persentase Prestasi belajar Siswa dalam kegiatan belajar mengajar siklus I Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas III SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya; (2) Beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan; (3) Beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat; (4) Kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Kegiatan Siklus 2 Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II adalah: (a) Memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, khususnya siswa berkemampuan rendah. Dengan memberikan reward berupa tambahan poin, pemberian stiker kecil dan pujian; (b) Peneliti memberikan penguatan positif. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan pembelajaran diberikan pembinaan kepada guru binaan untuk menerapkan pembelajaran konstruktivisme secara optimal, pemberian penguatan positif kepada siswa serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Skenario pembelajaran rencana pembelajaran siklus II ditampilkan sebagai berikut. Kegiatan Awal, terdiri dari: (a) Guru mengecek kehadiran siswa; (b) Guru mengeluarkan keranjang merah; (c) Siswa diminta untuk menebak isi keranjang; (d) Setelah tertebak guru melakukan tanya jawab. Kegiatan Inti, terdiri dari: (a) Siswa menerima pembagian lembar kerja dari guru; (b) Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesua dengan keinginan siswa dengan jumlah anggota 3-4 orang; (c) Siswa mendiskusikan lembar kerja siswa; (d) Secara kelompok siswa menyelesaikan pembagian; (e) Melaporkan hasil kerja kelompok; (f) Menyimpulkan bersama hasil kerja kelompok; (g) Penegasan catatan siswa secara individu; (h) Mengerjakan tes mandiri. Kegiatan Akhir, terdiri dari: (a) Pemberian tugas rumah; (b) Memajangkan hasil pekerjaan siswa. Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... Dari frekuensi data dapat diketahui kategori kurang dalam motivasi belajar adalah 0,01-6,00 dengan frekuensi 1 dan persentase 14,29%, kategori nilai sedang adalah 6,01-8,00 dengan frekuensi 1 dan persentase 14,29%, sedangkan kategori hasil belajar baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 5 persentase 71,43%. Pengamatan Secara umum, hasil dari observasi dan catatan selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran konstruktivisme berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Perkalian Dan Pembagian. Berdasarkan observasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan strategi pembelajaran konstruktivisme yang disampaikan oleh peneliti. Dari 7 responden, persentase keaktifan siswa 72,50%. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Di samping itu hasil belajar yang diperoleh siswa yang memperoleh hasil evaluasi baik ada 5 siswa dengan persentase 71,43%, yang tergolong sedang ada 1 siswa dengan persentase 14,21%, sedangkan hasil belajar tergolong kurang ada 1 siswa dengan persentase 14,21%. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan (5) guru mampu memberikan penguatan positif secara maksimal. 72.50 72.50 72.48 72.46 72.44 72.42 AKTIVITAS GURU 72.40 AKTIVITAS SISWA 72.40 72.38 72.36 72.34 AKTIVITAS GURU 31 AKTIVITAS SISWA Gambar 1 Persentase Aktivitas Guru dan Siswa dalarn kegiatan belajar mengajar siklus II 31 32 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 80.00 71.43 70.00 60.00 50.00 40.00 Series1 30.00 14.29 14.29 sedang kurang 20.00 10.00 0.00 baik Gambar 2 Persentase Prestasi belajar Siswa dalam kegiatan belajar mengajar siklus II Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa Metode Konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika bagi siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dimaksudkan untuk: (1) Meningkatkan Aktivitas Siswa; (2) Respon Siswa; (3) Meningkatkan Prestasi Siswa Prestasi yang diperoleh oleh siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditujukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, 100.00 80.00 60.00 khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan motivasi belajar. Untuk motivasi belajar ditunjukkan pada hasil evaluasi pada siklus II, diperoleh sebagai berikut. Dari 7 siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tersebut diketahui, hasil belajar dengan kategori nilai kurang dalam motivasi belajar adalah 0,016,00 dengan frekuensi 1 dan persentase 5,00%, kategori nilai sedang adalah 6,018,00 dengan frekuensi 3 dan persentase 16,67%, sedangkan kategori hasil belajar baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 16 persentase 88,89%. 84.29 67.14 85.71 73.57 71.43 NILAI RATA-RATA 42.86 %KETUNTASAN 40.00 20.00 0.00 SEB. SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Gambar 3 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... PENUTUP Kesimpulan Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru terlebih dahulu membagi kelas dalam kelompok kecil. Guru dalam pembelajaran mempersiapkan lembar kerja siswa yang sudah diadopsi dari strategi pembelajaran yang digunakan. Dalam pembelajaran guru berusaha untuk mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dalam materi, sehingga siswa merasa mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Prestasi belajar siswa kelas III SDN I Watuagung mengalami peningkatan pada pembelajaran matematika setelah menerapkan model belajar konstruktivisme hal tersebut ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 73,57 mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 71,43 dengan persentase ketuntasan 85,71%. 33 Saran Saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut. (1) Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi dengan berbagai macam strategi. Salah satunya adalah pendekatan pembelajaran konstruktivisme; (2) Perlunya peningkatan penerapan strategi pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar; (3) Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif; (4) Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru; (5) Strategi pembelajaran konstruktivisme merupakan salah satu cara yang dapat ditawarkan oleh peneliti. Dengan harapan bila motivasi belajar siswa meningkat prestasi belajar yang diperoleh siswa juga akan meningkat pula. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar dan MI. Jakarta: Depdiknas-Dirjen Dikdasmen. Hudoyo, Herman. 1976. Strategi mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Fahrurrazy. 2000. Pendekatan Konstruktivis dalam Proses Belajar dan Mengajar, Makalah Seminar Demokratisasi dan Desentralisasi Pendidikan. Malang: UM Malang. Poerwadarminta. 1984. Petunjuk Menggunakan Bahasa Indonesia Secara TepatPraktis. Yogyakarta: U.P. Indonesia. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Zamroni.1999. Pengantar pengembangan teori sosial. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara 33