upaya meningkatkan prestasi belajar bidang studi matematika

advertisement
26
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS III SDN I WATUAGUNG
KECAMATAN WATULIMO TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014
Oleh:
Kasemi
SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek
Abstrak: Dalam upaya pencapaian prestasi belajar yang optimal diperlukan suatu tindakan action
research. Kegiatan penelitian tindakan (action research) berupaya untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, agar diperoleh peningkatan prestasi belajar dari
masing-masing individu siswa yang belajar. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi
strategi pembelajaran konstruktivisime. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas III Semester I SDN I
Watuagung Tahun 2013/2014 dengan jumlah adalah 7 siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa
yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada hasil tes sebelumnya merupakan hasil belajar
awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN I Watuagung Tahun 2013/2014
Semester I. Berdasarkan pada pelaksanaan tindakaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar siswa kelas III SDN I Watuagung mengalami peningkatan pada pembelajaran
matematika setelah menerapkan model belajar konstruktivisme hal tersebut ditunjukan dengan
peningkatan hasil belajar siswa pada sebelum siklus sebesar 67,14 mengalami peningkatan pada siklus
I sebesar 73,57 dan siklus ke II 84,29 dengan ketuntasan belajar sebesar 85,71%.
Kata kunci : Model Belajar Konstruktivisme, Prestasi Belajar Matematika.
Pendidikan sebagai proses pembudayaan kodrat alam merupakan usaha memelihara dan
memajukan serta mempertinggi dan memperluas kemampuan-kemampuan kodrati untuk mempertahankan hidup. Proses pembudayaan tersebut bertujuan membangun kehidupan individual dan sosial. Tujuan pendidikan yang bersifat individual adalah individuindividu yang mencapai kemerdekaan lahir
dan batin. Sedangkan tujuan sosial pendidikan adalah membangun secara bersamasama oleh segenap individu-individu yang
merdeka lahir dan batin, suatu masyarakat
berkebudayaan kebangsaan yang khas berdasarkan adab manusia, sehingga terwujud
kehidupan bersama yang tertib dan damai,
yang didalamnya terdapat kemerdekaan pribadi, kebangsaan, dan kemanusiaan yang
seimbang dan seiring berjalan.
Guru merupakan sebagai pelaksana
pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada anak didik,
untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu.
Berdasarkan pernyataan di atas, menunjukkan bahwa minat memiliki peran penting
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Untuk itu guru harus mampu me-
Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
ngembangkan dan meningkatkan minat belajar siswa agar mencapai presrasi belajar yang
optimal.
Dalam mengembangkan minat siswa
pada pembelajaran matematika diperlukan
suatu strategi pembelajaran yang tepat. Hal
ini disebabkan mata pelajaran matematika
bertujuan untuk mendidik peserta didik untuk
memiliki kemampuan memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma secara luwes efsien dan tepat.
Matematika timbul karena pikiran-pikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari
empat wawasan yang luas ialah Aritmatika,
Aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara
lain teori bilangan dan statistikMatematika
juga bertujuan untuk memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
guna mengatasi masalah kemrosotan prestasi
belajar salah satunya adalah kemampuan
guru dalam menggunakan strategi dalam
kegiatan pembelajaran. Belajar merupakan
kegiatan aktif siswa dalam membangun
makna atau pemahaman. Dengan demikian,
guru perlu memberikan dorongan kepada
siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam
membangun gagasan. Tanggung jawab
belajar berada pada diri siswa, tetapi guru
bertanggungjawab untuk menciptakan situasi
yang mendorong prakarsa, motivasi, dan
tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2002).
Dalam upaya pencapaian prestasi belajar yang optimal diperlukan suatu tindakan
27
action research. Kegiatan penelitian tindakan (action research) berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, agar diperoleh peningkatan prestasi belajar dari masing-masing individu siswa yang belajar.
Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pembelajaran
adalah suatu rencana untuk mengerjakan
prosedur merancang sistem secara efisien.
Strategi dasar dalam perencanaan meliputi:
(1) menganalisa tuntutan sistem, (2) mendesain sistem, dan (3) mengevaluasi dampak
sistem. Upaya yang dilakukan adalah dengan
implementasi
strategi
pembelajaran
konstruktivisime.
Nurhadi (2003) mengatakan bahwa
konstruktivisme merupakan landasan berfikir
(filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas (sempit) dan
tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat
manusia harus mengkonstruksi pengetahuan
itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Sedangkan menurut Hudoyo (1976)
dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran konstruktivisme merupakan pendekatan yang memberikan pengakuan terhadap
keragaman siswa. Dalam pandangan pembelajaran konstruktivisme ini diakui bahwa
siswa, pada awal proses pembelajaran, telah
memiliki konsep kognitif, afektif dan psikomotor tertentu sebagai akibat pembelajaran
dan pengalaman sebelumnya.
Zamroni (1999) mengatakan bahwa
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam belajar mengajar konstruktivisme. Diantaranya: (1) murid harus selalu aktif selama
proses pembelajaran; (2) proses aktif adalah
27
28
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
proses membuat segala sesuatu masuk akal;
(3) interpretasi selalu dipengaruhi oleh
pengetahuan sebelumnya; (4) kegiatan
belajar mengajar tidak hanya proses pengalihan pengetahuan, tetapi juga pengalihan
ketrampilan dan kemampuan.
Berdasarkan pada konsep strategi
pembelajaran konstruktivisme yang disampaikan oleh para pakar pendidikan tersebut
tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan suatu usaha penelitian tindakan
(Action Research) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III Semester I SDN I
Watuagung melalui startegi pembelajaran
konstruktivisme.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas
III Semester I SDN I Watuagung Tahun
2013/2014 dengan jumlah adalah 7 siswa.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri
dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti
apa yang telah didesain dalam faktor yang
diteliti. Nilai pada hasil tes sebelumnya
merupakan hasil belajar awal, sedangkan
observasi awal dilakukan untuk dapat
mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari evaluasi dan observasi awal,
maka dalam refleksi ditetapkanlah menggunakan model belajar konstruktivisme.
Dengan berpatokan pada refleksi
awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian
tindakan kelas ini dengan 2 siklus, di mana
setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan,
Observasi, Tindakan, dan Refleksi. Untuk
menganalisa data yang diperlukan dalam penelitian digunakan pengumpulan data sebagai berikut: (1) Melaksanakan tes serta membuat rerata nilai tes; (2) Membandingkan
hasil tes rata-rata siklus I dan II; (3)
Menyimpulkan temuan-temuan dari anggota
tim berupa hasil observasi lapangan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Siklus I
Refleksi Awal
Dalam kegiatan refleksi awal ini ditemukan adanya kemerosotan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika. Hal
ini disebabkan karena belum mampu mengaitkan materi dari pengetahuan siswa sebelumnya.
Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas siklus I terdiri dari: (a) Persiapan rencana
pembelajaran. Rencana pembelajaran yang
diterapkan dalam pembelajaran matematika
disesuaikan dengan metode pembelajaran
yang digunakan yaitu model belajar konstruktivisme; (b) Penyusunan Lembar Kerja
Siswa (LKS). LKS dirancang secara konstruktif, dengan harapan melibatkan siswa secara aktif dalam pengetahuan dan pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru; (c) Penyusunan lembar observasi
siswa dan guru; (d) Penyusunan lembar evaluasi; (e) Penyusunan lembar penilaian; (f)
Penyusunan jadwal penelitian.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran mengacu
pada skenario pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkahlangkah pembelajaran matematika dengan
metode konstruktivisme rencana pembelajaran siklus I sebagai berikut: Kegiatan
Awal, dengan rincian sebagai berikut: (a)
Guru mengecek kehadiran siswa; (b) Guru
mengeluarkan keranjang merah; (c) Siswa
diminta untuk menebak isi keranjang; (d)
Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Setelah tertebak guru melakukan tanya
jawab. Kegiatan Inti, dengan rincian sebagi
berikut: (a) Siswa menerima pembagian lembar kerja dari guru; (b) Siswa diminta untuk
membentuk kelompok sesuai dengan
keinginan siswa dengan jumlah anggota 3-4
orang; (c) Siswa mendiskusikan lembar kerja
siswa; (d) Secara kelompok siswa menyelesaikan perkalian; (e) Melaporkan hasil kerja
kelompok; (f) Menyimpulkan bersama hasil
kerja kelompok; (g) Penegasan catatan siswa
secara individu; (h) Mengerjakan tes
mandiri. Kegiatan Akhir, dengan rincian
sebagai berikut: (a) Pemberian tugas rumah;
(b) Memajangkan hasil pekerjaan siswa.
I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo
Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Perkalian Dan Pembagian.
Dari 7 responden, keaktifan siswa dalam pembelajran 62,50%. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Di
samping itu hasil belajar yang diperoleh
siswa yang memperoleh hasil evaluasi baik
ada 0 siswa dengan persentase 0,00%, yang
tergolong sedang ada 6 siswa dengan
persentase 85,71%, sedangkan hasil belajar
tergolong kurang 1 siswa dengan persentase
14,29%.
Dari frekuensi data diketahui kategori
kurang dalam motivasi belajar adalah 0,016,00 dengan frekuensi 1 dan persentase
14,29%, kategori nilai sedang adalah 6,018,00 dengan frekuensi 6 dengan persentase
85,71%, sedangkan kategori hasil belajar
baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 0
persentase 0,00%.
Pengamatan
Berdasarkan paparan data kegiatan
siklus I, maka diperoleh hasil bahwa strategi
pembelajaran konstruktivisme berdampak
positif terhadap minat belajar bidang studi
Matematika Pokok bahasan Perkalian Dan
Pembagian siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas III Semester
62.5
62.6
62.4
62.2
62
61.8
61.6
61.4
61.2
61
60.8
AKTIVITAS GURU
61.46
AKTIVITAS GURU
29
AKTIVITAS SISWA
AKTIVITAS SISWA
Gambar 1 Persentase Aktivitas Guru dan Siswa kegiatan belajar mengajar siklus I
29
30
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
85.71
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
baik
40.00
sedang
30.00
kurang
20.00
10.00
14.29
0.00
0.00
baik
sedang
kurang
Gambar 2 Persentase Prestasi belajar Siswa dalam kegiatan belajar mengajar siklus I
Refleksi
Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas III
SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan
belajar mengajar sebelumnya; (2) Beberapa
siswa cepat dalam mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan; (3)
Beberapa siswa sudah ada keberanian dalam
menyampaikan pendapat; (4) Kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi
masih didominasi oleh siswa yang pandai.
Kegiatan Siklus 2
Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II
adalah: (a) Memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, khususnya siswa berkemampuan rendah. Dengan memberikan reward berupa tambahan poin, pemberian stiker kecil dan pujian; (b) Peneliti memberikan
penguatan positif.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran diberikan pembinaan kepada guru binaan untuk
menerapkan pembelajaran konstruktivisme
secara optimal, pemberian penguatan positif
kepada siswa serta memotivasi siswa untuk
aktif dalam pembelajaran. Skenario pembelajaran rencana pembelajaran siklus II
ditampilkan sebagai berikut. Kegiatan
Awal, terdiri dari: (a) Guru mengecek kehadiran siswa; (b) Guru mengeluarkan keranjang merah; (c) Siswa diminta untuk menebak isi keranjang; (d) Setelah tertebak guru
melakukan tanya jawab. Kegiatan Inti, terdiri dari: (a) Siswa menerima pembagian
lembar kerja dari guru; (b) Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesua dengan
keinginan siswa dengan jumlah anggota 3-4
orang; (c) Siswa mendiskusikan lembar kerja
siswa; (d) Secara kelompok siswa menyelesaikan pembagian; (e) Melaporkan hasil
kerja kelompok; (f) Menyimpulkan bersama
hasil kerja kelompok; (g) Penegasan catatan
siswa secara individu; (h) Mengerjakan tes
mandiri. Kegiatan Akhir, terdiri dari: (a)
Pemberian tugas rumah; (b) Memajangkan
hasil pekerjaan siswa.
Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Dari frekuensi data dapat diketahui
kategori kurang dalam motivasi belajar adalah 0,01-6,00 dengan frekuensi 1 dan persentase 14,29%, kategori nilai sedang adalah
6,01-8,00 dengan frekuensi 1 dan persentase
14,29%, sedangkan kategori hasil belajar
baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 5
persentase 71,43%.
Pengamatan
Secara umum, hasil dari observasi
dan catatan selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran konstruktivisme berdampak positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Perkalian Dan Pembagian. Berdasarkan observasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar pada
tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
(diskusi kelas) dengan strategi pembelajaran
konstruktivisme yang disampaikan oleh peneliti. Dari 7 responden, persentase keaktifan
siswa 72,50%. Dari hasil persentase tersebut
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Di samping
itu hasil belajar yang diperoleh siswa yang
memperoleh hasil evaluasi baik ada 5 siswa
dengan persentase 71,43%, yang tergolong
sedang ada 1 siswa dengan persentase
14,21%, sedangkan hasil belajar tergolong
kurang ada 1 siswa dengan persentase
14,21%.
Refleksi
Berdasarkan paparan data tentang
aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas III
Semester I SDN I Watuagung Kecamatan
Watulimo Kabupaten Trenggalek, refleksi
dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai
berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar
mengajar sebelumnya, (2) siswa cepat dalam
mempelajari materi yang disampaikan oleh
guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang
dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak
mengalami kesulitan (3) sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, (4)
kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan
berjalan (5) guru mampu memberikan penguatan positif secara maksimal.
72.50
72.50
72.48
72.46
72.44
72.42
AKTIVITAS GURU
72.40
AKTIVITAS SISWA
72.40
72.38
72.36
72.34
AKTIVITAS GURU
31
AKTIVITAS SISWA
Gambar 1 Persentase Aktivitas Guru dan Siswa dalarn kegiatan belajar mengajar siklus II
31
32
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
80.00
71.43
70.00
60.00
50.00
40.00
Series1
30.00
14.29
14.29
sedang
kurang
20.00
10.00
0.00
baik
Gambar 2 Persentase Prestasi belajar Siswa dalam kegiatan belajar mengajar siklus II
Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini,
menunjukkan bahwa Metode Konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran Matematika bagi siswa Kelas III
Semester I SDN I Watuagung Kecamatan
Watulimo Kabupaten Trenggalek dimaksudkan untuk: (1) Meningkatkan Aktivitas Siswa; (2) Respon Siswa; (3) Meningkatkan
Prestasi Siswa
Prestasi yang diperoleh oleh siswa
Kelas III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini
ditujukan dari hasil observasi peneliti dalam
serangkaian kegiatan penelitian tindakan,
100.00
80.00
60.00
khususnya kegiatan belajar mengajar di
kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan motivasi belajar. Untuk motivasi belajar ditunjukkan pada hasil evaluasi pada siklus II,
diperoleh sebagai berikut. Dari 7 siswa Kelas
III Semester I SDN I Watuagung Kecamatan
Watulimo Kabupaten Trenggalek tersebut
diketahui, hasil belajar dengan kategori nilai
kurang dalam motivasi belajar adalah 0,016,00 dengan frekuensi 1 dan persentase
5,00%, kategori nilai sedang adalah 6,018,00 dengan frekuensi 3 dan persentase
16,67%, sedangkan kategori hasil belajar
baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 16
persentase 88,89%.
84.29
67.14
85.71
73.57 71.43
NILAI RATA-RATA
42.86
%KETUNTASAN
40.00
20.00
0.00
SEB. SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Kasemi, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru terlebih dahulu membagi kelas
dalam kelompok kecil. Guru dalam pembelajaran mempersiapkan lembar kerja siswa
yang sudah diadopsi dari strategi pembelajaran yang digunakan. Dalam pembelajaran
guru berusaha untuk mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dalam materi, sehingga siswa merasa mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Prestasi belajar siswa kelas III SDN I Watuagung mengalami peningkatan pada pembelajaran matematika setelah menerapkan
model belajar konstruktivisme hal tersebut
ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar
siswa pada siklus I sebesar 73,57 mengalami
peningkatan pada siklus II sebesar 71,43
dengan persentase ketuntasan 85,71%.
33
Saran
Saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut. (1) Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi dengan berbagai macam strategi. Salah satunya adalah
pendekatan pembelajaran konstruktivisme;
(2) Perlunya peningkatan penerapan strategi
pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar; (3) Pendekatan ini perlu
diulang-ulang dengan memberikan materi
yang sederhana menuju ke materi yang lebih
variatif; (4) Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan
metode yang disampaikan oleh guru; (5)
Strategi pembelajaran konstruktivisme merupakan salah satu cara yang dapat ditawarkan
oleh peneliti. Dengan harapan bila motivasi
belajar siswa meningkat prestasi belajar yang
diperoleh siswa juga akan meningkat pula.
DAFTAR RUJUKAN
Departemen Pendidikan Nasional. 2002.
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas
di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar dan
MI.
Jakarta:
Depdiknas-Dirjen
Dikdasmen.
Hudoyo, Herman. 1976. Strategi mengajar
Matematika. Malang: IKIP Malang
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang
Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Fahrurrazy. 2000. Pendekatan Konstruktivis
dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Makalah Seminar Demokratisasi dan
Desentralisasi Pendidikan. Malang:
UM Malang.
Poerwadarminta. 1984. Petunjuk Menggunakan Bahasa Indonesia Secara TepatPraktis. Yogyakarta: U.P. Indonesia.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Zamroni.1999. Pengantar pengembangan
teori sosial. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan
Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara
33
Download