Studi keanekaragaman jenis ikan demersal yang

advertisement
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(4): 405-414
Studi keanekaragaman jenis ikan demersal yang berasosiasi pada Apartemen
Ikan di perairan laut Kabupaten Konawe
[The study diversity of demersal fish type associated on fish apartment in sea of Konawe
Regency]
Wa Ode Ardina1, La Ode Abdul Rajab Nadia2, dan Abdullah3
1
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
Jl. HAE Mokodompit Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232, Telp/Fax: (0401) 3193782
2
Surel: [email protected]
3
Surel: [email protected]
Diterima: 4 Agustus 2016; Disetujui : 15 September 2016
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di perairan laut Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe pada bulan Desember 2015
sampai Februari 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan demersal yang
berasosiasi dengan apartemen konservasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah visual sensus, yaitu
mengamati (melihat) setiap jenis ikan demersal pada setiap sisi apartemen (sebanyak 4 apartemen). Sampel ikan yang
ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 37 jenis dengan jumlah individu 1224 ekor. Sampel ikan tersebut digunakan
untuk analisis komposisi jenis (Kj), indeks keanekaragaman jenis (H’), indeks keseragaman jenis (E), indeks dominansi
jenis (D), dan frekuensi kehadiran (Fk). Komposisi jenis ikan demersal berkisar 0.41%-11.4%. Keanekaragaman jenis
ikan demersal dikategorikan tinggi dengan nilai 3.37. Dominansi jenis ikan demersal dikategorikan rendah yaitu 0.04,
sedangkan keseragaman jenisnya termasuk kategori sedang dengan nilai 0.93. Frekuensi kehadiran ikan demersal
dikategorikan sering hadir pada setiap apartemen dengan kisaran 25%–100%. Hasil pengukuran parameter lingkungan
perairan diperoleh suhu dan salinitas rata-rata masing-masing 30.25 oC dan 33.27 ppt, sedangkan pH perairan netral (7).
Perairan di lokasi penelitian cukup cerah yaitu 11.62 m, sedangkan kecepatan arus mencapai 34.12 m/s.
Kata Kunci : ikan demersal, keanekaragaman jenis, apartemen ikan
Abstract
This research was conducted from December 2015 to February 2016 in Lalonggasumeeto waters of Konawe. The
purpose of study was to determine the species composition, species diversity, uniformity species, dominance species, and
frequency of appearance of demersal fish associated with conservatioin apartment. The method used was visual census,
namely observing each demersal fish at each side of the fish apartment (4 apartments). Samples of fish found at all fish
apartment were 37 species consisting of 1224 individuals, Those samples were used for analysis of the species
composition index (Kj), species diversity index (H'), uniformity index species (E), dominance index species (D), and
frequency of appearance (Fk). The composition of demersal fish ranged from 0.41% to 11.4%. Diversity of demersal fish
was high with H’ = 3.37. The dominance of demersal fish was categorized low (D = 0.04), while its uniformity was
categorized normal (E = 0.93). The frequency of the appearance of demersal fish was low up to high (25% - 100%). The
waters quality parameters of temperature and salinity were average of 30.25 oC and 33.27 ppt respectively, while pH was
netral (pH = 7). The waters of study location was clear reaching 11.62 m depth, while current velocity attained 34.12 m/s.
Keywords: demersal fish, species diversity, fish apartemen
Pendahuluan
Ikan
demersal
merupakan
salah
sata
Besamya potensi ikan demersal di perairan laut
sumberdaya perikanan potensial dan menjadi target
Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe
tangkapan nelayan. Ikan tersebut umunmya hidup di
memberikan peluang bagi masyarakat khususnya
daerah dekat dasar perairan, ruang gerak ruaya yang
nelayan untuk melakukan penangkapan.
tidak jauh dan membentuk kelompok yang tidak
Apartemen ikan atau yang dikenal rumah
begitu besar sehingga penyebarannya relatif lebih
ikan adalah konstruksi yang tersusun dan benda
merata dibandingkan dengan ikan pelagis yang
padat yang ditempatkan di perairan yang berfungsi
membentuk kelompok besar (Nadia dkk., 2014).
sebagai tempat pemijahan ikan dewasa, tempat
Keanekaragaman jenis ikan demersal
perlindungan asuhan, tempat telur, serta pembesaran
salah satu informasi terkait keanekaragaman jenis
anak
ikan.
Semua
memulihkan
itu
dimaksudkan
untuk
ikan demersal yang berasosiasi pada apartemen ikan
sumberdaya
ikan
di perairan laut Kecamatan Lalonggasumeeto
ketersediaan
(Bambang., 2011).
Upaya
Kabupaten
pengelolaan
kawasan
dengan
teknologi rumpon dasar berbasis apartemen ikan di
perairan
laut
Kecamatan
Konawe
pertimbangan
dan
serta
sebagai
referensi
untuk
bahan
penelitian
selanjutnya.
Lalonggasumeeto
Kabupaten Konawe menjadi salah sath cara
Bahan dan Metode
penanganan untuk melindungi keberadaan ikan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
demersal. Tujuan dan pemasangan apartemen ikan
Januari hingga maret 2016 di areal konservasi
ini adalah sebagai areal berpijah bagi ikan-ikan
apartemen
dewasa (spawning ground) atau areal perlindungan,
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Sulawesi
daerah asuhan dan pembesaran bagi telur serta
Tenggara.
anak-anak ikan yang bertujuan untuk memulihkan
dilakukan berdasarkan pertimbangan agar dapat
ketersediaan
dan
mengetahui keadaan di sekitar perairan tersebut.
mengupulkan yang bernilai ekonoini tinggi juga
Apartemen ditenggelamkan di perairan dan jarak
dapat meningkatkan keanekaragaman jenis ikan di
400 m dan garis pantai, dengan kedalaman 10-15
sekitar
laut
m dan jarak masing-masing apartemen 30 m.
Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe
Desain titik lokasi penelitian dapat dilihat pada
merupakan suatu perairan yang memiliki potensi
gambar 1.
(stok)
apartemen.
sumberdaya
Mengingat
ikan
Perairan
Perairan
Titik
laut
penempatan
Kecamatan
apartemen
ini
sumberdaya ikan yang cukup besar. Ketersediaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
sumberdaya yang cukup besar dan potensial tersebut
adalah visual sensus. Cara kerja metode ini adalah
memberikan respon kepada masyarakat untuk
dengan melihat organisme pengamatan pada setiap
melakukan penangkapan secara terus menerus.
sisi apartemen ikan (sebanyak 4 apartemen). Untuk
Akibatnya berbagai dampak buruk telah terjadi
mendukung
diantaranya
ketersediaan
pengambilan video dengan menggunakan kamera
sumberdaya ikan khususnya ikan demersal di
bawah air. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan
perairan tersebut. Eksploitasi ikan demersal di
dari jarak jangka waktu apartemen diturunkan di
perairan
perairan, dengan pengambilan sampel 2 kali dalam
adalah
laut
menurunya
Kecamatan
Lalonggasumeeto
metode
sensus
satu
oleh nelayan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
keanekaragaman jenis ikan demersal di apartemen
sehari-hari dan juga kebutuhan pasar. Sementara itu,
ikan mengacuh pada buku identifikasi ikan
selama ini belum ada upaya untuk memperbaiki
sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Ikan yang
habitat hidup ikan demersal baik yang dilakukan
diamati
pemerintah daerah maupun stakeholders lainnya.
dikelompokkan berdasarkan jenisnya.
dihitung
Pengukuran
Selanjutnya
dilakukan
Kabupaten Konawe dilakukan secara terus menerus
Tujuan dan penelitian ini adalah untuk
bulan.
visual
jumlahnya
terhadap
data
pengamatan
kemudian
oseanografi
mengetahui Keanekaragaman jenis ikan demersal
perairan yang meliputi kecerahan, suhu, salinitas,
yang berasosiasi pada apartemen ikan di perairan
pH, dan kecepatan arus. Data tersebut diambil
laut
secara
Kecamatan
Lalonggasumeeto
Kabupaten
Konawe. Kegunaanan penelitian ini adalah sebagai
406
bersamaan
dengan
pengamatan
keanekaragaman jenis ikan demersal.
data
Ardina dkk.,
Gambar 1. Peta lokasi penelitian (Nadia dkk., 2015)
Data
ikan
demersal
diperoleh
pi
= ni/N
dianalisis untuk mengetahui frekuensi kehadiran,
ni
= Jumlah Individu spesies ke-i
komposisi
N
= Total Individu
jenis,
yang
keanekaragaman
jenis,
keseragaman jenis, dominansi jenis dan frekuensi
Kisaran nilai keanekaragaman Shannon-
kehadiran ikan demersal yaitu menggunakan
Winner
persamaan rumus sebagai berikut:
sebagai berikut:
Komposisi jenis ikan demersal digunakan
dapat
dikategorikan
H’ < 1 = Keanekaragaman rendah
rumus menurut (Odum, 1993) dapat dilihat pada
1 -3
persamaan (1).
H’> 3 = Keanekaragaman tinggi
𝐾𝐽 =
𝑛𝑖
Keseragaman jenis ikan demersal dapat
π‘₯ 100% ......................................... (1)
𝑁
dihitung menggunakan rumus Evennes menurut
Keterangan:
Odum (1993), dapat dilihat pada persamaan (3)
KJ
= Komposisi jenis (%)
ni
= Jumlah setiap ikan yang diamati (ind)
N
= Jumlah total jenis ikan (ind)
Keanekaragaman
dianalisis
= Keanekaragaman sedang
menggunakan
jenis
𝐸=
ikan
rumus
berikut:
demersal
atau
indeks
Shannon-Wienner menurut Odum (1993), dapat
𝐻
𝐻 ′ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
π‘₯ 100% ……………………….(3)
Keterangan:
E
= Indeks keseragaman jenis Evennes
H’
= Indeks kepadatanjenis ShannonWienner
dilihat pada persamaan (2).
H’maks = Keanekaragaman spesies maksimum
𝑛
′
𝐻 = ∑ 𝑝𝑖 ln 𝑝𝑖 ......................................... (2)
S
= Jumlah spesies
𝑖=1
Keterangan:
Kisaran
H’
dikategorikan sebagai berikut:
= Nilai keanekaragamanjenis indeks
Shannon-Winner
0,00<0,50
nilai
keseragaman
Evennes
dapat
= Keseragaman rendah
407
Keanekaragaman jenis ikan demersal
0,50<E<0,75 = Keseragaman sedang
keseluruhan, 37 jenis ikan yang ditemukan pada
0,75<E<1,0 = Keseragaman tinggi
lokasi penelitian disajikan pada (tabel 1).
Sedangkan hasil analisis komposisi jenis (Kj)
Indeks dominansi digunakan untuk melihat
ikan demersal berkisar 0.41%−11.4%. Presentase
adanya dominansi oleh jenis tertentu pada populasi
jenis ikan yang didapatkan pada lokasi penelitian
ikan demersal
indeks
dan hasil analisis komposisi jenis (Kj) ikan
dominansi Simpson (Odum, 1993), dengan rumus
demersal yang berasosiasi pada apartemen ikan
pada persamaan (5) sebagai berikut:
dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan
menggunakan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
𝑛𝑖 2
𝐷 = ∑( )
𝑁
.................................. (4)
nilai Indeks keanekaragaman (H’) jenis ikan yaitu
3.36. Selanjutnya, nilai Indeks keseragaman (E)
Keterangan:
jenis ikan yaitu 0.93. Indeks dominansi (D) jenis
D
= Indeks dominansi Simpson
ikan yaitu 0.04.
ni
= Jumlah individu spesies ke-i (ind)
kehadiran (Fk) berkisar antara 50 %–100%. Nilai
N
= Jumlah total individu (ind)
indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E),
Nilai indeks dominansi berkisar antara 0–1.
Apabila nilai indeks dominansi mendekati 0 (C <
Sedangkan nilai frekuensi
Dominansi (D) dan frekuensi kehadiran (Fk) ikan
pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
0,5) maka tidak ada jenis yang mendoininasi
Berdasarkan
hasil
pengamatan
perairan dan apabila mlai indeks mendekati 1 (C
komposisi jenis ikan demersal yang berasosiasi
>1) berarti ada jenis yang mendominansi di
pada apartemen selama penelitian ditemukan
Perairan tersebut.
sebanyak 37 spesies dengan jumlah indifidu 1224
Menurut Krebs (1995), data ikan yang
ekor. Jenis ikan tersebut adalah C. rollandi
diperoleh nilai frekuensi kehadirannya dengan
11.4%, A. leucogaster 4%, Chzysiptera sp 3.76%,
menggunakan persamaan sebagai berikut:
H.
πΉπ‘˜ =
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ π‘’π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘‘π‘– π‘ π‘’π‘Žπ‘‘π‘’ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
π‘₯ 100%
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ π‘’π‘˜
melanurus
0-25%
= Sangat Jarang
25-50%
= Jarang
50-75%
= Sering
> 75
= Sangat Sering
Berdasarkan
bahwa
taeniometopon 2.7%, P. nigromarginatus 3.43%,
P. lacrymatus 3.19%, P. moluccanus 0,82%, T.
0.57%,
B.
mesothorax
1.63%,
H.
melanochir 2.12%, Chellinus sp 1.96%, P. fuscus
hasil
pengamatan
yang
laut
Kecamatan
Kabupaten
Konawe
ikan
demersal
yang
di lokasi penelitian yaitu 37 jenis
dengan jumlah individu 1237 individu. Secara
408
P. philipinus 1.23%, C. talboti 3.35%,
C. viridis 3.59%, P. amboinensis 1.23%, P.
perairan
Lalonggasumeeto
didapatkan
1.72%,
D. xanthurus
…… (5)3.51%, N nigroris (xanthurus)
4.25%,
Hasil dan Pembahasan
menunjukan
kaleidos
Psudochromis sp 0.57%, C. papua 1.39%,
lunare
di
P.
1.72%, N nigroris 3.76%, A. polyacanthus
Dimana nilai FK:
dilakukan
3.68%,
8.5%, P. teira 1.14%, S. bilineata 0.41%,
Parapercis sp 0.41%,
A. taeniatus 2.29%,
P.
antennata 1.06% dan
A. nigrosis 1.72%, E.
Ongus 2.7%, E. Merra 2.21%, V. Albimarginata
2.45%, C. Boenak 2.04%, C. Miniata 2.45% dan
C. Argus 1.55%.
Ardina dkk.,
Tabel 1.
Jenis ikan dan komposisi jenis (Kj) ikan yang ditemukan di lokasi penelitian
No
Jumlah/apartemen
Spesies
46
Ratarata
11.5
Kj %
3.76
Jumlah
1
Chrysiptera sp
I
8
2
C. talboti
0
18
11
12
41
10.25
3.35
3
C. rollandi
40
28
53
19
140
35
11.4
4
C. viridis
10
8
20
6
44
11
3.59
5
P. amboinensis
0
1
9
5
15
3.75
1.23
6
P. philipinus
0
3
10
2
15
3.75
1.23
7
P. taeniometopon
0
9
15
9
33
8.25
2.7
8
P. nigromarginatus
3
9
16
14
42
10.5
3.43
9
A. polyacanthus
0
14
22
16
52
13
4.25
10
N. nigroris
9
1
25
11
46
11.5
3.76
11
N. nigroris (xanthurus)
2
6
7
6
21
5.25
1.72
12
A. leucogaster
3
5
20
21
49
12.25
4
13
P. lacrymatus
9
5
22
3
39
9.75
3.19
14
P. moluccanus
5
0
3
2
10
2.5
0.82
15
T. lunare
4
2
0
1
7
1.75
0.57
16
B. mesothorax
0
5
10
5
20
5
1.63
17
H. melanurus
9
9
14
13
45
11.25
3.68
18
H. melanochir
4
4
12
6
26
6.5
2.12
19
Chellinus sp
6
7
4
7
24
6
1.96
20
D. xanthurus
11
5
21
6
43
10.75
3.51
21
P. fuscus
104
0
0
0
104
26
8.5
22
P. teira
4
3
0
7
14
3.5
1.14
23
S. bilineata
5
3
2
0
10
2.5
0.82
24
Parapercis sp
4
0
1
0
5
1.25
0.41
25
A. taeniatus
0
7
15
6
28
7
2.29
26
A. chinensis
5
3
3
13
24
6
1.96
27
C. papua
1
8
1
7
17
4.25
1.39
28
P. antennata
2
3
5
3
13
3.25
1.06
29
Psudochromis sp
0
0
3
4
7
1.75
0.57
30
P. kaleidos
32
26
1
0
59
14.75
4.82
31
Aspidodon nigrosis
7
0
14
0
21
5.25
1.72
32
E. Ongus
5
3
16
9
33
8.25
2.7
33
E. Merra
2
6
10
9
27
6.75
2.21
34
V. Albimarginata
4
7
10
9
30
7.5
2.45
35
C. Boenak
3
8
3
11
25
6.25
2.04
36
C. Miniata
3
8
9
10
30
7.5
2.45
37
C. Argus
2
3
6
8
19
4.75
1.55
306
236
408
274
1224
306
100
Jumlah
37
II
9
III
15
IV
14
409
Keanekaragaman jenis ikan demersal
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman (H’) Keseragaman (E), Dominansi (D), Jenis dan Frekuensi kehadiran (Fk)
ikan yang ditemukan pada lokasi penelitian
Jumlah
H’
D
E
Fk %
1
Chrysiptera sp
46
0.12
0.001
0.03
100
2
C. talboti
41
0.11
0.001
0.03
100
3
C. rollandi
140
0.25
0.013
0.07
100
4
C. viridis
44
0.12
0.001
0.03
100
5
P. amboinensis
15
0.05
2E-04
0.01
75
6
P. philipinus
15
0.05
2E-04
0.01
75
7
P. taeniometopon
33
0.1
7E-04
0.03
75
8
P. nigromarginatus
42
0.12
0.001
0.03
100
9
A. polyacanthus
52
0.13
0.002
0.04
75
10
N. nigroris
46
0.12
0.001
0.03
100
11
N. nigroris (xanthurus)
21
0.07
3E-04
0.02
100
12
A. leucogaster
49
0.13
0.002
0.04
100
13
P. lacrymatus
39
0.11
0.001
0.03
100
14
P. moluccanus
10
0.04
7E-05
0.01
75
15
T. lunare
7
0.03
3E-05
0.01
75
16
B. mesothorax
20
0.07
3E-04
0.02
75
17
H. melanurus
45
0.12
0.001
0.03
100
18
H. melanochir
26
0.08
5E-04
0.02
100
19
Chellinus sp
24
0.08
4E-04
0.02
100
20
D. xanthurus
43
0.12
0.001
0.03
100
21
P. fuscus
104
0.21
0.007
0.06
25
22
P. teira
14
0.05
1E-04
0.01
75
23
S. bilineata
10
0.04
7E-05
0.01
75
24
Parapercis sp
5
0.02
2E-05
0.01
50
25
A. taeniatus
28
0.09
5E-04
0.02
75
26
A. chinensis
24
0.08
4E-04
0.02
100
27
C. papua
17
0.06
2E-04
0.02
100
28
P. antennata
13
0.05
1E-04
0.01
100
29
Psudochromis sp
7
0.03
3E-05
0.01
50
30
P. kaleidos
59
0.15
0.002
0.04
75
31
Aspidodon nigrosis
21
0.07
3E-04
0.02
50
32
E. Ongus
33
0.1
7E-04
0.03
100
33
E. Merra
27
0.08
5E-04
0.02
100
34
V. Albimarginata
30
0.09
6E-04
0.03
100
35
C. Boenak
25
0.08
4E-04
0.02
100
36
C. Miniata
30
0.09
6E-04
0.03
100
37
C. Argus
19
0.06
2E-04
0.02
100
1224
3.37
0.043
0.93
No
Spesies
Jumlah
410
Ardina dkk.,
Berdasarkan hal diatas data nilai komposisi
merata. Maka, bila suatu komunitas hanya terdiri
jenis tertinggi ditemukan pada spesies C. rollandi
dan sedikit spesies dengan jumlah individu yang
sebesar 11.4% dengan jumlah 140 individu dan
tidak merata, keanekaragaman tersebut tidak dapat
terendah yaitu spesies Parapercis sp sebesar
dikatakan memiliki keanekaragaman yang tinggi.
0.41% dengan jumlah 5 individu. Hal ini
Indeks
keseragaman
menggambarkan
menunjukkan bahwa Kehadiran komposisi jenis
apakah sebaran jumlah individu masing-masing
ikan pada apartemen tersebut masih menunjukkan
jenis
adanya keterkaitan dengan terumbu karang alami
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang
disekitarnya, dimana posisi peletakan apartemen
diperoleh indeks keseragaman jenis (E) pada
yang menjadi lokasi pengamatan ini berada
apartemen memiliki indeks keseragaman yaitu
disekitar gugusan terumbu karang alami. Sesuai
0.93. Nilai tersebut dikategorikan dalam keadaan
dengan pernyataan (Farinas et al., 2013), bahwa
sedang. Dari hasil data menunjukkan bahwa
rekrutmen
yang
keragaman ikan demersal pada lokasi penelitian
membentuk suatu komunitas pada suatu lokasi
dikategorikan sedang. Setyobudiandi dkk, (2009),
baru masih memiliki keterkaitan dengan komunitas
mengemukakan bahwa nilai indeks keseragaman
ikan
berkisar antara 0-1. Indeks keseragaman yang
kelompok
karang
pada
ikan
daerah
demersal
sekitar
dengan
dipengaruhi variasi demografi lokalnya.
diperoleh
secara
seragam
atau
tidak.
mendekati 0 menunjukkan adanya jumlah individu
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
yang terkosentrasi pada satu atau beberapa jenis.
data yang diperoleh pada indeks keanekaragaman
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah individu pada
(H’) diperoleh nilai H’ yaitu 3.37. Hal ini sesuai
setiap spesies yang ditemukan merata.
dengan kriteria Indeks Shannon-Wienner bahwa
Menurut Barus (2004), suatu komunitas
nilai tersebut menunjukan keanekaragaman jenis
dikatakan mempunyai keseragaman spesies yang
ikan yang berasosiasi pada apartemen di perairan
tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan
laut
Kabupaten
jumlah individu masing-masing spesies yang
Konawe di kategorikan tinggi. Tingginya nilai
relatif merata. Maka, bila suatu komunitas hanya
keanekaragaman di apartemen ikan menandakan
terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu
bahwa keberadaan apartemen ikan berpengaruh
yang tidak merata, keseragaman tersebut tidak
terhadap ikan demersal di perairan sebagaimana
dapat dikatakan memiliki keseragaman yang
fungsinya. Sesuai dengan pernyataan Bambang
tinggi.
kecamatan
Lalonggasumeeto
(2011) bahwa apartemen (rumah ikan) sebagai
Untuk mengetahui apakah suatu komunitas
tempat mencari makan, tempat pemijahan ikan
di perairan didominansi oleh suatu organisme
dewasa, tempat perlindungan asuhan, tempat telur,
tertentu, maka dapat diketahui dengan menghitung
serta pembesaran anak ikan.
indeks
Data keanekaragaman
ini
dominansi.
Indeks
dominansi
yang
menandakan
ditemukan pada apartemen Berdasarkan hasil
bahwa jenis ikan yang ada di lokasi penelitian
penelitian dan analisis data diperoleh indeks
dalam keadaan merata. Sesuai dengan pernyataan
dominansi (D) pada apartemen yaitu 0.04.
Barus (2004) bahwa suatu komunitas dikatakan
Berdasarkan
mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi
diindikasikan bahwa tidak ada ikan demersal yang
apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah
secara signifikan mendominansi. Hal tersebut
individu masing-masing spesies
sesuai dengan indeks Simpson yang dikemukakan
yang relatif
nilai
dominansi
tersebut
dapat
411
Keanekaragaman jenis ikan demersal
olehn odum (1993), yang menyebutkan bahwa
100%, V. Albimarginata 100%, C. Boenak 100%,
nilai
antara
C. Miniata 100% dan C. Argus 100%. Selanjutnya
0−1. Apabila nilai indeks dominansi mendekati 0
jenis ikan yang memiliki frekuensi kehadiran
(DΛ‚0.5) maka tidak ada jenis yang mendominansi
50%−75
ikan
P.
di perairan dan apabila nilai dominansi 1 (DΛ‚1)
amboinensis 75%, P. taeniometopon 75%,
P.
berarti ada jenis yang mendominansi di perairan
moluccanus 75%, T. lunare 75%,
tersebut.
75%, P. teira 75%, S. bilineata 75%, P. kaleidos
indeks
dominansi
berkisar
%
(sering)
adalah
jenis
B. mesothorax
Nilai dominansi yang diperoleh selama
50%, A. nigrosis 50%, Parapercis sp 50%, A.
penelitian diindikasikan pada kategori rendah.
taeniatus 50%, dan Psudochroinis sp 50%.
Hasil nilai dominansi yang didapatkan tidak
Sedangkan P. fuscus tergolong dalam kategori
mendekati 1 (satu). Rendahnya nilai dominansi
sangat jarang yaitu dengan nilai Fk 25%.
tersebut disebabkan oleh banyaknya ikan demersal
yang diperoleh, yaitu 37 jenis selama penelitian.
Kisaran nilai Fk di atas dapat dikatakan
bahwa frekuensi kehadiran (Fk %) pada apartemen
Nilai dominansi diatas termasuk dalam
penelitian dalam kategori sangat sering. Sesuai
kriteria indeks dominansi <0,30 yang berarti
dengan pernyataan Michael (1984) dan Krebs
bahwa tidak ada spesies ikan yang mendominansi
(1985) yang menyatakan bahwa jika nilai (Fk%) 0-
pada perairan tersebut. Hal ini didukung dengan
25% frekuensi kehadiran dalam kategori Sangat
kategori indeks keanekaragaman yang
Jarang, (Fk%) 25-50% frekuensi kehadiran dalam
masuk
kedalam katagori tinggi. Purwanti (2004), bahwa
kategori
ketersediaan makanan bagi ikan demersal di
kehadiran dalam kategori Sering, (Fk%) > 75
habitatnya sangat berpengaruh terhadap tingkat
frekuensi kehadiran dalam kategori sangat Sering.
persaingan antara sesama jenis ikan dan juga ikan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Iqbal (2008)
berlainan jenis. Rendahnya nilai indeks dominansi
bahwa kehadiran suatu populasi ikan di suatu
disebabkan oleh faktor kesediaan makanan yang
tempat dan penyebaran (distribusi) spesies ikan
melimpah bagi ikan demersal, sehingga semua
tersebut, selalu berkaitan dengan masalah habitat
spesies ikan demersal dapat tumbuh dan hidup
dan sumberdayanya.
dengan baik sehingga tidak ada spesies ikan
demersal yang mendominansi.
(Fk%)
50-75%
frekuensi
Dari hasil penelitian yang didapatkan di
perairan
Dari hasil analisis data diperoleh frekuensi
Jarang,
Kabupaten
laut
Kecamatan
Konawe
dapat
Lalonggasumeeto
dikatakan
bahwa
kehadiran (Fk %) berkisar 25−100%. Jenis ikan
keberadaan apartemen diperairan ini memberikan
yang memiliki frekuensi kehadiran > 75 % (sangat
pengaruh yang baik bagi kehadiran ikan di sekitar
sering) yaitu jenis Chrysiptera sp 100%, C.
apartemen. Hal ini dapat dilihat pada (table 4)
rollandi
P.
yang menunjukkan setiap jenis ikan menempati
nigromarginatus 100%, N. nigroris 100%, N.
semua apartemen.Penelitian ini didukung juga
nigroris (xanthurus)100%, A. leucogaster 100%,
dengan penelitian Azalea (2013) di Perairan Kota
P. lacrymatus 100%, H. melanurus 100%,
H.
Cirebon Jawa Barat yang menyatakan bahwa Jenis
melanochir
D.
ikan yang didapatkan di sekitar apartemen ikan
100%,
100%,
C.
viridis
Chellinus
100%,
sp
100%,
xanthurus 100%, P. fuscus, A. chinensis 100%, C.
lebih
papua 100%, C. talboti 100%, P. antennata 100%,
apartemen ikan. Hal ini disebabkan karena
Psudochroinis sp, E. Ongus 100%,
apartemen ikan menjadi tempat ikan-ikan kecil
412
E. Merra
banyak dibandingkan dengan di
luar
Ardina dkk.,
berlindung dan untuk mencari makan. Sesuai
Saran
dengan pernyataan Budhiman (2011) bahwa
Data ikan di lokasi penelitian apartemen di
apartemen ikan merupakan tempat berpijah bagi
perarairan laut Kabupaten konawe masih terbatas,
ikan-ikan dewasa (spawning ground), tempat
sehingga
menempelnya telur ikan serta areal perlindungan
penelitian selanjutnya, pola distribusi ikan pada
asuhan dan pembesaran bagi anak-anak ikan
apartemen.
disarankan
agar
perlu
dilakukan
(nursery ground).
Pengelolaan sumber daya ikan demersal
Ucapan Terimakasih
dilakukan dengan tujuan agar organisme ikan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
demersal tetap tersedia secara lestari. Melalui
kedua orang tua penulis Ayahanda La Ode
Keanekaragaman jenis ikan yang didapatkan pada
Tiongko dan Ibunda Wa Mbelo yang senantiasa
apartemen dapat diketahui jenis-jenis ikan yang
bersabar dalam mendidik, mengasuh, mendoakan,
berasosiasi pada apartemen ikan. Mengelola perlu
memberi
berbagai
mendukung
Terimakasih pula penulis sampaikan kepada bapak
pengelolaan (termasuk data keanekaragaman ikan
La Ode Abdul Rajab Nadia, S.Pi., M.Sc dan bapak
yang dikelola), untuk mencapai pengelolaan
Abdullah, S.Pi.,M.Si selaku pembimbing yang
sumber daya yang berkelanjutan terlebih dahulu
mengarahkan penulis.
macam
data
harus diketahui komposisi
untuk
jenis
restu
dan
memotivasi
penulis.
ikan yang
didapatkan pada apartemen ikan. Sehingga dapat
Daftar Pustaka
menentukan seberapa besar pengaruh apartemen
Barus, T.A., 2004. Pengantar Limnologi Studi
ikan terhadap ikan demersal di perairan laut
tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press.
lalonggasumeeto kabupaten konawe dan dapat
Medan
memberikan kesempatan pada ikan kecil untuk
berlindung,
ikan
dewasa
untuk
melakukan
Barus, T.A., S.Sayrani, T. Rosalina. 2008.
Produktivitas
Primer
Fitoplankton
dan
reproduksi sehingga kelestarian sumber daya ikan
Hubungan dengan Faktor Fisika Kimia di
demersal
Perairan Parapat, Danau Toba. Jurnal
dapat
terjamin
dengan
demikian
pengelolaan perikanan dapat berkelanjutan.
Biologi Sumatera, 3(1):11-16.
Bambang.
Simpulan
Ikan demersal yang ditemukan selama
2011.
Apartemen
Apartemen)
Sebagai
Sumberdaya
Ikan.
Ikan
Pilar
Balai
(Fish
Pelestari
Besar
penelitian yaitu 37 jenis dengan jumlah individu
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI),
1224 ekor. Komposisi jenis ikan demersal berkisar
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap,
11.4%–0.41%.
Kementerian.
demersal
di
Keanekaragaman
perairan
laut
jenis
ikan
Kecamatan
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe khususnya
Bangen,
D.G.,
2000.
Pedoman
Pelatihan
Pengelolaan Wilayah Terpadu. IPB Bogor
di lokasi apartemen dikategorikan tinggi, diikuti
Brojo, M., dan Setiawan. W. 2004. Penuntun
nilai keseragaman yang sedang dan dominansi
praktikum ikhtiologi Fakultas Perikanan
yang rendah. Sedangkan Frekuensi kehadiran
dan
diindakasikan sangat sering.
Pertanian Bogor
Ilmu
Kelautan,
Bogor:
Institut
413
Keanekaragaman jenis ikan demersal
Chrismadha,T. and Ali, F. 2007. Dinainika
Tahun Ke 2. Universitas Halu Oleo,
komunitas fitoplankton pada kolam sistem
aliran tertutup berarus deras. Oseanologi
Kendari.
Nadia, L.A.R., Abdullah dan A. Takwir. 2015.
dan Limnologi di Indonesia, 3. 325-338.
Pengembangan
Fachrul, M.F. 2007. Metode sampling bioekologi.
Menuju
Farid, K. 1. 2011. Pendugaan Kecepatan Arus
Dengan
Sulawesi
Tenggara
Ekowisata Rumpon Nasional.
Laporan
Piecewise (Studi Kasus Sungai Soos Creek
Akhir Penelitian Insentif Riset Sinas Tahun
Di Negara Bagian Washington). Fakultas
2015. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Odum,
E.
P.
1921.
Dasar-Dasar
Ekologi.
InstitutPertanian Bogor. (Diakses 6 April
Diterjemahkan oleh T. Sainingan. Edisi
2013)
Ketiga. Gajah Mada University Press.
Husain, A. A. A, 2000. Keanekaragaman Ikan
Karang
di
Taman
Laut
Nasional
Takabonerate. Sulawesi selatan. Torani,
10(2): 6 1-68
A.
2008.
Peningkatan
Pengetahuan
Konsepsi Sistematika dan Pemahaman
Sistem Organ Ikan yang Berbasis Sd pada
Matakuliah Ikhtiologi. Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan (LKPP).
Ismail, S.P. 2014. Struktur Komunitas Makro Alga
Di
Perairan
Kelurahan
Keamatan
Batauga
Sulawesi
Tenggara.
Majapahit
Kabupaten
Buton
Program
Studi
Manajemen Sumber Dayaperairan Jurusan
Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Halu Oleo. Kendari
(Skripsi).
Krebs, C.J. 1985. Espenmental Analisys of
Distribution and Abudance. Philadelphia:
Harper and Row Publisher
Kordi, M.G.H., Tancung, A. 2007. Pengelolaan
Kualitas Air dalam Budi Daya Perairan.
Rineka Cipta. Jakarta. 208 p.
Nadia, L.A.R., Abdullah, A. Balubi, dan A.
Takwir.
2014.
Rumpon
Konservasi
Bebrasis Rioset di Perairan Laut Kabupaten
Konawe. Laporan Akhir Program Hi-Link
414
Provinsi
sebagai Basis Pangan Ikan dan Percontohan
Menggunakan Regresi
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Iqbal,
Rumpon
Konservasi Terpadu dan Berkelanjutan
PT. Buini Aksara. Jakarta
Sungai
Teknologi
Yogyakarta.
Download