Badan Tenaga Nuklir Nasional JAKARTA Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional Nomor : GUNTINGAN BERITA HHK 2.1/HM 01/01/2017 Hari, tanggal Selasa, 31 Januari 2017 04:32 WIB Sumber Berita http://samarinda.prokal.co/read/news/7568berjuang-lawan-penyakit-dengan-nuklir.html Hal. - Kol. - Berjuang Lawan Penyakit dengan Nuklir Hanya Butuh Delapan Menit Diagnosa Kanker Baharunsyah, Samarinda Jakarta, Januari 2017 Copy dikirim kepada Yth.: 1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir 2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir 3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir Bagian Humas, Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama 4. 5. Sekretariat Utama BGAC-melalui PAIR PROKAL.CO, Tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik, nuklir ternyata bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan medis. Hal ini yang hendak dilakukan RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) yakni dengan menambah instalasi kedokteran nuklir. Penegasan itu disampaikan Direktur RSUD AWS, dr Rachim Dinata. Ia mengatakan teknologi nuklir bisa berguna untuk terapi kanker. Jika ini diberlakukan, Kaltim akan menjadi provinsi di luar Jawa yang menggunakan teknologi tersebut. “Jadi nantinya tak perlu lagi berobat sampai ke rumah sakit di Jawa, ” tegas Rachim. Ia menambahkan yang digunakan dalam teknologi ini adalah radiasi nuklir untuk mendiagnosis keberadaan sel tumor atau kanker kecil. Saat ini pihak rumah sakit masih menunggu keluarnya izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan). Diperkirakan izin baru keluar Februari mendatang. Rachim juga menjelaskan jika teknologi itu jadi diterapkan, maka akan memermudah masyarakat Kaltim yang ingin mengobati kanker. Sebab, jadwal tunggu pengobatan khusus kanker umumnya bisa sampai 1,5 tahun. Nah, AWS lanjutnya menjamin untuk radio therapy bisa lakukan daftar tunggu hingga delapan bulan saja. “Nah, kalau jadi bisa jadi orang dari jawa yang berobat kemari. Karena ada dua, kedokteran nuklir dan radio terapi berbasis nuklir, dengan daftar tunggu yang lebih singkat,” imbuhnya. Rachim juga menambahkan terobosan baru fasilitas kesehatan di AWS, yakni alat untuk mendiagnosa kanker yang membutuhkan waktu sangat singkat. “Cukup delapan menit discan orang sudah tahu, mengidap kanker atau tidak. Sama dengan Singapura. Kemungkinan bulan Agustus,” bebernya. (cyn)