METODE PENGUMPULAN DATA Sasaran Mengidentifikasi karakteristik kegiatan industri perikanan di Kecamatan muncar. Menganalisa Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Industri Perikanan di Kecamatan Muncar. Merumuskan Model Pengembangan Kawasan Industri Perikanan di Kecamatan Muncar Sumber Data -Kecamatan Muncar dalam Angka serta monografi Kecamatan Muncar - Wawancara pengusaha, Disperindag, Dinas Kelautan dan Perikanan - Data kependudukan Disnakertrans Kab. Banyuwangi -Kuisioner Hasil Sasaran I -Wawancara pelaku industri perikanan -Kuesioner pelaku industri perikanan di Kecamatan Muncar Teknik Analisa Deskriptif Kualitatif Analisa Faktor Analisa InputOutput Hasil Karakteristik kegiatan kawasan industri Perikanan Kecamatan Muncar Faktor Penentu pengembangan ekonomi lokal kawasan industri perikanan Model Pengembangan Kawasan Industri Perikanan di Kecamatan Muncar KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN Pengembangan Kawasan Industri Perikanan Pengembangan Ekonomi Lokal Teori Pengembangan Wilayah Teori Pengembangan Ekonomi Lokal Teori Industri Perikanan Perolehan Data dan Informasi -Wawancara -Observasi -Literatur -Kondisi Eksisting Kawasan Studi -Kondisi tingkat kepentingan variabel Hasil Yang didapat dimanfaatkan Dalam Analisa Deskriptif Karakteristik Kawasan Industri Perikanan Analisa Faktor Faktor Penentu Pengembangan Ekonomi Lokal Kawasan Industri Perikanan Analisa Input-Output Model Pengembangan Kawasan Industri Perikanan Arahan Pengembangan Kawasan Industri Perikanan Sumber: Penulis, 2011 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Banyaknya Tempat Pelelangan Ikan di Desa/Kelurahan Kecamatan Muncar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desa / Kelurahan Sumberberas Wringinputih Kedungringin Tambakrejo Tapanrejo Blambangan Kedungrejo Tembokrejo Sumbersewu Kumendung Jumlah Jumlah 0 0 1 0 0 0 3 1 0 0 5 Sumber : Kecamatan Muncar Dalam Angka Tahun 2009 Jumlah Industri Jenis Industri Jumlah Industri minyak ikan tradisional Industri pemindangan 5 Industri pengasinan Industri petis Industri cold storage Jumlah 34 6 31 98 22 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Kecamatan Muncar Jumlah Rumah Tangga Nelayan No Jenis Rumah Tangga 1 Pengusaha 2 Buruh Nelayan Jumlah No Tahun 1 2 3 4 2008 2007 2006 2005 Jumlah Jumlah 1,733 10,827 12,560 Sumber : Kecamatan Muncar Dalam Angka Tahun 2009 Produksi (Ton) 35.757 60.393 58.815 11.566 166.531 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 Dari hasil wawancara ke 49 responden berdasarkan variabel dan sub variabel maka didapatkan KARAKTERISTIK INDUSTRI PERIKANAN DI KECAMATAN MUNCAR ialah Tenaga Kerja Industri di Kecamatan Muncar lebih banyak perempuan daripada laki-laki dan berasal dari Kecamatan Muncar dengan jenis borongan, sedangkan tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD Bahan Baku masing – masing jenis industri perikanan bermacam-macam, kualitas bahan baku segar diperoleh dari nelayan dan pengepul dan asal bahan baku dari Muncar. Cara pemasaran dengan dipasarkan sendiri di luar wilayah Muncar, yang sebagian besar di Wilayah Jawa Timur dan peran Pemerintah dalam pemasaran relatif kecil. Aksesibilitas sebagian besar berada di jalan makadam, jarak lokasi dengan bahan baku >1 km dan jarak lokasi dengan dengan tenaga kerja 1 - 2 km, menggunakan air PAM dalam mengolah produksi namun tidak ada pengolahan limbah dan tidak ada pelatihaan dalam pembinaan industri. Faktor Penentu Pengembangan Industri Perikanan di Kecamatan Muncar Dalam menentukan faktor-faktor penentu pengembangan kawasan industri perikanan di Kecamatan Muncar menggunakan hasil dari sasaran 1 pertama yaitu karakteristik industri perikanan. Setelah dilakukan pengolahan data dengan SPSS 16 yang menggunakan input sasaran 1 didapatkan faktornya adalah Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % 49 100.0 0 .0 49 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .756 15 Tabel 4. 27 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity .578 Approx. Chi-Square 424.803 df 78 Sig. .000 Hasil Faktor Component 1 2 .680 .176 -.312 Cara Pemasaran -.399 .650 .057 .005 .658 Aksesibilitas .039 .104 .920 Jarak Bahan Baku .859 -.032 .163 Penggunaan Air -.010 .000 .912 Pengolahan Limbah .841 -.074 .099 Pembinaan -.159 .738 -.103 Jumlah Tenaga Kerja .264 .671 .024 Asal Perolehan Bahan Baku .043 .768 .263 Wilayah Pemasaran .123 .749 -.073 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. Sumber: Hasil Analisis, 2011 Kondisi Bahan Bahan Baku Baku Jarak Bahan Baku Pengolahan Limbah Faktor 2 Cara Pemasaran Wilayah Pemasaran Pembinaan Jumlah Tenaga kerja Asal Perolehan Bahan Baku Pemasaran Faktor 3 Peran Pemerintah dalam Pemasaran Aksesibilitas Penggunaan Air Infrastruktur 3 Kondisi Bahan Baku Peran Pemerintah dalam .462 Pemasaran Faktor 1 Model Pengembangan Kawasan Industri Perikanan di Kecamatan Muncar Untuk merumuskan model pengembangan kawasan industri perikanan di Kecamatan Muncar dipergunakan analisis inputoutput. Analisis input output ini untuk mengetahui aliran uang, sumber daya atau produk diantara berbagai produsen dan konsumen di dalam perekonomian. Untuk melakukan analisis input-ouput ini data yang digunakan adalah data wawancara ketujuh jenis input yang ada, yaitu nelayan, pemindangan, pengasinan, cold storage, minyak ikan dan petis dan pedagang. PENGOLAHAN DATA ( berdasarkan hasil wawancara ) Nelayan Pemindangan 1. Nelayan ke Pemindangan 1. Pemindangan ke Pedagang Nelayan yang menjual ikan hasil produksinya ke Produksi yang dihasilkan dari Industri industri pemindangan. pengasinan dijual ke pedagang pengasinan. 2. Nelayan ke Pengasinan 2. Pemindangan ke Permintaan Akhir Nelayan yang menjual ikan hasil produksinya ke Produksi pengasinan dijual langsung ke industri pengasinan. konsumen yaitu masyarakat muncar sendiri 3. Nelayan ke Cold Storage Nelayan yang menjual ikan hasil produksinya ke Petis industri Cold Storage. 4. Nelayan ke Pedagang 1. Petis ke Pedagang Nelayan yang menjual ikan hasil produksinya ke Produksi yang dihasilkan dari industri pedagang langsung. petis dijual ke pedagang Pengasinan 1. Pengasinan ke Pedagang Produksi yang dihasilkan dari Industri pengasinan dijual ke pedagang pengasinan. 2. Pengasinan ke Permintaan Akhir Produksi pengasinan dijual langsung ke konsumen yaitu masyarakat muncar sendiri. 2. Petis ke Permintaan Akhir Produksi yang dihasilkan dari industri petis dijua langsung ke konsumen yaitu masyarakat muncar sendiri Minyak Ikan 1. Minyak Ikan ke Pedagang Hasil industri minyak ikan dijual ke pedagang Cold Storage 1. Cold Storage ke Pedagang Hasil industri cold storage di jual ke pedagang untuk di distribusikan sendiri Pedagang 1. Pedagang ke Permintaan Akhir Pedagang yang menjual ikan secara langsung ke konsumen Output Antara Permin taan Akhir Total Output Yi Xi Alokasi Nelayan Pemin da ngan Penga Sinan Cold Storage Min yak Ikan Petis Nelayan 0 12,8 3,4 68,58 0 0 58,78 0 143,56 Pemindangan 0 0 0 0 0 0 21,6 30 51,6 Pengasinan 0 0 0 0 0 0 4,95 0,65 5,6 Cold Storage 0 0 0 0 0 0 100 0 100 Minyak Ikan 0 0 0 0 0 0 16 0 16 Petis 0 0 0 0 0 0 1,56 0,44 2 Pedagang 0 0 0 0 0 0 0 7 7 Nilai Tambah Vi 138,56 39,77 5,184 80 15,4 1,8 6,9 0 2807,61 Total Input Xj’ 138,56 52,57 8,584 148,58 15,4 1,8 209,79 38,09 613.37 Output Alokasi Input Input Antara Peda gang Kemudian melakukan perhitungan keterkaitan Backward Linkages dan Forward Linkages dengan menggunakan software excel. Forward Linkage 0,75 Backward Linkage 1,97 Pemindangan 0,93 0,82 Pengasinan 1,04 0,76 Cold Storage 1,02 1,1 Minyak Ikan Petis 0,75 0,75 0,80 0,75 Pedagang 1,66 0,75 Nelayan Indeks daya penyebaran (Backward Linkages) dan indeks daya kepekaan (Forward Linkages). Indeks daya penyebaran (Backward Linkages) yang lebih dari satu adalah nelayan sebesar 1,97 dan Cold Storage sebesar 1,1. indeks keterkaitan daya penyebaran ke belakang nelayan tinggi sebesar 1,97 artinya bila permintaan akhir seluruh sektor yang ada masingmasing meningkat satu unit (kenaikan permintaan akhir seluruh sektor perekonomian adalah 7 unit ), maka nelayan dapat memenuhi permintaan akhir tersebut sebesar 1,97 Sedangkan forward linkage industri pengasinan sebesar 1,04 artinya bila permintaan akhir setiap sektor perekonomian meningkat sebesar 1 unit ( total peningkatan produksi sebanyak 7 unit ) , maka dari total produksi seluruh sektor (7 uniy), yang ditumbuhkan oleh kenaikan permintaan akhir sektor industri pengasinan sebesar MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN Pemindangan 0.93 0.82 Pengasinan 1.97 0.76 Nelayan 1.108 0.808 Industri Besar * 0.75 Cold Storage 1.04 ( Konsumen) 0.75 1.66 Pedagang 1.02 Minyak Ikan 0.75 0.75 Petis Permintaan Akhir 0.75 Dalam menyusun arahan pengembangan kawasan industri perikanan menggunakan analisa expert judgement dari hasil matriks koefisien teknologi yang masing-masing baris di identifikasi arahannnya. Hasil Analisa Input-Output :Matriks Koefisien Teknologi Faktor:Bahan Baku,Pemasaran, Infrastruktur Implementasi arahan dari expert Dasar Pertimbangan Kondisi Fakta Studi Wawancara ke expert Hasil arahan expert Gambar 4. 38 Bagan Alir analisa expert judgement dalam penelitian Expert judgement atau pertimbangan ahli ini digunakan untuk menentukan arahan yang dilakukan dengan cara wawancara ke expert yang mengetahui permasalahan wilayah studi yaitu wawancara ke Badan Pengelolan Pangkalan Pendaratan Ikan (BPPI) Muncar. Output Antara Alokasi Nelayan Pemin da ngan Penga Sinan Cold Storage Min yak Ikan Petis Peda gang Nelayan 0 12,8 3,4 68,58 0 0 58,78 Pemindangan 0 0 0 0 0 0 21,6 Pengasinan Cold Storage 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,95 100 Minyak Ikan Petis Pedagang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 1,56 0 Output Alokasi Input Input Antara Belum adanya keterkaitan antar kegiatan sehingga diperlukan arahan pengembangan kawasan industri perikanan dengan mempertimbangkan hasil faktor untuk Menghasilkan keterkaitan