pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA
KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen di Kelas VII MTs Miftahul Islam Gunungtanjung
Tahun Ajaran 2015/2016)
Ai Enday Suhenday,Purwati Kuswarini Suprapto, Suharsono.
[email protected]
Department of Biology Education. Faculty of Teaching and Science Education.
Siliwangi University
ABSTRACT
This research is conduct with the aim to know the influence of cooperative
learning model with type Group Investigation to sciences process skill of students
on environment pollution concept at grade VII of MTs Miftahul Islam
Gunungtanjungin the academicyear of 2015/2016.
This research is conduct on Desember 2014 until April 2016 in MTs
Miftahul Islam Gunungtanjung. The methodology that is used in this research is
true-experimental method. The population of this research is all of grade VII of
MTs Miftahul Islam Gunungtanjung totality four classes. The sample in this
research is taken uses cluster random sampling technique totality two class. The
instruments that used in this research are observation and science process skill test
on environment pollution concept. The observation is conduct during learning
process with use observation sheet contains eight science process skill indicators.
Meanwhile, science process skill test is multiple choice questions, contains 35
questions with four options. The analyze technique used is T-test with α = 0,05.
From the result of the research, processing and analyzing the date that
experiment class uses cooperative model type Group Investigation in learning
process has average value higher than average value in science process skill
control class. From eight indicators science process skill that development, there
are two indicators which high average value, observation and using instrument
and material. It means, there is showing influence of cooperative learning model
with type Group Investigation to students’ science process skill on environment
pollution concept at grade VII of MTs Miftahul Islam Gunungtanjungin the
academicyear of 2015/2016.
Keywords: Cooperative Learning Model, Group Investigation, Science Process
Skill,Environment Pollution
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap keterampilan proses
sains peserta didik pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII MTs
Miftahul Islam Gunungtanjung tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan
bulan April 2016 di MTs Miftahul Islam Gunungtanjung. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah true eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kelas VIIMTs Miftahul Islam Gunungtanjungsebanyakempat
kelas.Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik cluster random
samplingsebanyak dua kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan tes keterampilan proses sains pada konsep Pencemaran
Lingkungan.Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang berisi delapan indikator keterampilan proses
sains. Sedangkan tes keterampilan proses sains berupa soal pilihan ganda
sebanyak 35 butir soal dengan empatoption. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji t dengan ∝ = 0,05.
Dari hasil penelitian, pengolahan dan analisis data, menunjukkan bahwa
kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationmemiliki skor rata-rata
keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata
keterampilan proses sains kelas kontrol. Dari delapan indikator keterampilan
proses sains yang dikembangkan, terdapat dua indikator yang skor rata-ratanya
paling tinggi yaitu mengamati/observasi serta menggunakan alat dan bahan. Hal
tersebut menandakan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada konsep
pencemaran lingkungan di kelas VII MTs Miftahul Islam Gunungtanjung tahun
ajaran 2015/2016.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation, Keterampilan
Proses Sains, Pencemaran Lingkungan
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia. Menyadari akan hal tersebut, maka peningkatan kualitas pendidikan
merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini, pemerintah selalu berupaya
untuk senantiasa meningkatkan dan mengembangkan proses pendidikan. Di
Negara kita, proses pendidikan ditunjang dengan adanya kurikulum yang berperan
sebagai tuntunan dalam pembelajaran yang menekankan pada konteks
keterampilan belajar peserta didik.
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan yang salah satu
kegiatannya adalah proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar
terdapat komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan, materi,
model, media, evaluasi, peserta didik dan guru. Peningkatan kualitas pendidikan
di sekolah dapat dilihat dari peningkatan proses belajar peserta didikyang dapat
diperoleh melalui tugas belajar seperti pemecahan masalah, eksperimen, dan
pembelajaran saintifik.
Demikian pula halnya dengan proses mengajar. Mengajar bukan hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan peserta didik untuk
berfikir kritis dan menggunakan kemampuan berfikir logis untuk memecahkan
suatu masalah. Untuk mencapai tujuan seperti itu, proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya tujuan, materi, pendekatan,
model, media, serta evaluasi. Sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan,
guru harus pandai memilah dan memilih pendekatan, model dan media yang
sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Dengan demikian, peningkatan profesionalisme guru merupakan suatu
keharusan yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena itu merupakan salah
satu jalan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Masalah kualitas dan
kinerja guru memang banyak dibincangkan dalam dunia pendidikan. Salah satu
contohnya yaitu masih banyak guru yang kurang terampil dalam memilih dan
menggunakan model-model pembelajaran, sehingga banyak anak yang sering
merasa jenuh dan berdampak terhadap keterampilan proses sains peserta didik
yang kurang berkembang.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan guru mata
pelajaran IPA di kelas VII MTs Miftahul Islam Gunungtanjung, diperoleh
beberapa
permasalahan
yang
dihadapi,
terungkap
dalam
kegiatan
pembelajarannya guru telah menggunakan model pembelajaran berbasis
kurikulum 2013 dengan pendekatan scientifictapi guru masih kesulitan dalam
mempraktikan model pembelajaran tersebut, sehingga pada akhirnya proses
pembelajaran masih tetap berpusat pada guru (teacher centre) meskipun peserta
didik melakukan diskusi kelompok dan presentasi. Selain itu, guru juga belum
pernah melakukan pengukuran terhadap keterampilan proses sains peserta didik.
Keterampilan proses sains diperlukan untuk mengembangkan pengalaman belajar
peserta didik. Pengalaman belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA dapat
diperoleh melalui keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains
memberikan pengalaman belajar peserta didik yang melibatkan keterampilan
kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan afektif. Dengan melakukan
pengukuran keterampilan proses sains, maka dapat dilihat bagaimana proses sains
dan sikap ilmiah sehingga peserta didik tidak hanya berorientasi pada kemampuan
kognitif saja.
Dengan melihat masalah yang ada, membuat penulis tertarik untuk
melakukan pengukuran terhadap keterampilan proses sains peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis kurikulum 2013 tetapi masih dalam
rumpun model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran yang digunakan
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada materi
Pencemaran Lingkungan.
Model pembelajaran kooperatif berbasis kurikulum 2013 memberi
kebebasan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran IPA,
sehingga guru bukan satu-satunya sumber informasi bagi peserta didik untuk
belajar. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru hanya berperan sebagai
fasilitator, sedangkan peserta didik bekerja secara berkelompok untuk mencari
sendiri pengetahuan yang mencakup fakta, konsep, dan prinsip tentang materi
pembelajaran yang disampaikan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationmerupakan salah
satu tipe model pembelajaran kooperatif berbasis kurikulum 2013 yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran dan memberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya
atau ide-ide yang ada dalam pikirannya sesuai dengan materi yang disampaikan.
Model pembelajaran ini dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki
kemampuan dalam hal menemukan suatu proses dalam memperoleh pengetahuan
berdasarkan hasil penyelidikan secara berkelompok. Dalam model ini peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, konsep dan nilai-nilai
baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Dengan demikian peserta didik akan
termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran yang akibatnya akan mendukung
peningkatan keterampilan proses sains peserta didik.
Penulis berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation
mampu
mengembangkan
dan
meningkatkan
kemampuan
keterampilan proses sains yang dimiliki oleh peserta didik.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true
eksperiment. Menurut Arikunto, Suharsimi (2013:125) true experiment design
yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi
persyaratan. Yang dimaksud dengan persyaratan eksperimen adalah adanya
kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapat pengamatan.
Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau
kelompok kontrol ini akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara
pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan. Dalam
penelitian ini, disain penelitian yang digunakan adalah Post-test Only Control
Design. Pada penelitian hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan
sudah mempunyai pengaruh kemudian diadakan post test.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Miftahul Islam
Gunungtanjung sebanyak 4 kelas dengan jumlah peserta didik 121 orang. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas, yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen yang diambil dari populasi kelas VII MTs Miftahul
Islam Gunungtanjung dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
DESAIN PENELITIAN
Desain penenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test
Only Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random. Kelompok pertama diberi perlakuan X dan kelompok kedua tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. RancanganPost-test Only
Control Design menurut Sugiyono (2013:112) adalah sebagai berikut :
Rancangan
:
R
X
R
O2
O4
Keterangan :
R
: Randomisasi
O2 : Post-test pada kelas eksperimen
O4 : Post-test pada kelas kontrol
X
: Treatment
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Group
Investigation
TEKNIKPENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Setelah data dari penelitian diperoleh, maka data tersebut dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
A. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan
untuk mengetahui
apakah
data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data yang
berdistribusi normal bila kriteria χ2hitung ≤ χ2tabel diukur pada taraf signifikan
dan tingkat kepercayaan tertentu. Uji ini diterapkan pada kedua kelas yang
telah dipilihsebelumnya sebagai kelas eksperimen dan kelaskontrol dengan
menggunakandatapost-test. Uji normalitas data yang digunakan adalah
dengan menggunakan uji Chi Kuadratkarena jumlah data yang digunakan
baik dari kelas eksperimen maupun dari kelas kontrol sebanyak≥ 30.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat perbedaan skor
keterampilan proses sains peserta didik antara kelas eksperimen yang
menggunakan
model
pembelajaraan
kooperatif
tipe
Group
Investigationdan
kelas
kontrol
yang
menggunakan
model
pembelajaraanDiscovery Learning. Uji homogenitas dilakukan untuk
menyelidiki apakah populasi mempunyai varians (2) yang sama atau
tidak. Uji homogenitas kedua kelas dilakukan dengan menggunakan uji
Fmaksimumkarena data dalam penelitian hanya terdiri dari dua data.
B. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t, karena
berdasarkan uji prasyarat analisis diperoleh data berdistribusi normal dan
bersifat homogen. Uji t tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diterapkan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak
terhadap sampel penelitian.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
A. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan keterampilan
proses sains peserta didik pada konsep Pencemaran Lingkungan. Observasi
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi pada
setiap pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama
dua kali pertemuan, pada setiappertemuan aktivitas peserta didik diamati
menggunakan lembar observasi.
B. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur pemahaman peserta
didik pada konsep Pencemaran Lingkungan. Tes yang digunakan pada
penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan berganda dengan empat
options. Tes dilakukan hanya satu tahap, yaitu berupa tes akhir (post test).
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII semester II MTs Miftahul
Islam Gunungtanjung TahunPelajaran 2015/2016 dari bulan Desember 2015
sampai bulan April 2016.
B. TempatPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII semester II MTs Miftahul
Islam Gunungtanjung yang berlokasi di Jl. Raya Gunungtanjung Dusun
Tawangsari RT/RW 002/003 Desa Gunungtanjung Kecamatan Gunungtanjung
Kabupaten Tasikmalaya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh
nilai thitung = 6,48 dan ttabel = 2,00. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung> +ttabel
yang berarti thitung terletak didaerah penolakan Ho. Dengan demikian kesimpulan
analisis dalam penelitian ini adalah tolak Ho yang artinya “ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation terhadap keterampilan proses
sains peserta didik pada Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII MTs
Miftahul Islam Gunungtanjung”.
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada konsep Pencemaran
Lingkungan.
Model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Group
Investigation
mengarahkan kemampuan peserta didik untuk menganalisis konsep-konsep
pembelajaran dengan cara penyelidikan secara mendalam melalui kerja kelompok
dan pengamatan secara langsung.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana
saling bekerjasama dan berinteraksi antar peserta didik dalam kelompok tanpa
memandang latar belakang. Dalam model ini peserta didik harus mempunyai
peran masing-masing dalam kelompoknya, sehingga peserta didik ikut berperan
aktif dalam prosespembelajaran mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
pembelajaran. Model inijuga melatih peserta didik untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi melalui kegiatan presentasi.
Sedangkan di kelas kontrol diberikan perlakuan penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning. Pada proses pembelajaran ini peserta didik
dilatih untuk menemukan materi pembelajaran berdasarkan hasil kajian literatur
dan diskusi secara berkelompok, sehingga peserta didik dapat berperan aktif
selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, dengan melakukan presentasi
di depan kelas dapat memotivasi peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya
dan menghargai pendapat orang lain.
Dari hasil pengolahan data skor tes KPS menunjukkan bahwa peserta didik
di kelas eksperimen memiliki kemampuan keterampilan proses sains yang lebih
baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
perlakuan pada kedua subjek penelitian yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelas eksperimen dan
model pembelajaran Discovery Learning pada kelas kontrol.
Data hasil tes baik dari kelas eksperimen maupun dari kelas kontrol
kemudian dianalisis untuk mengetahui skor rata-rata pada setiap indikator
keterampilan proses sains. Berikut adalah diagram perbandingan skor rata-rata tes
kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam setiap indikator keterampilan proses
sains :
Skor Rata-rata
1
0.87
0.87
0.86
0.9
0.81 0.78
0.73
0.8
0.71
0.7
0.56
0.55 0.59 0.53
0.6
0.54
0.44
0.5
0.43 0.43
0.43
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Indikator Keterampilan Proses Sains
Gambar 4.12
Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Tes Keterampilan Proses Sains pada
Setiap Indikator di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa di kelas eksperimen skor tes
keterampilan proses sains tertinggi yaitu pada indikator mengamati/observasi
(0,87) dan menggunakan
menggunakan alat dan bahan (0,87). Sedangkan skor tes keterampilan
proses sains terendah yaitu pada indikator mengelompokkan/klasifikasi (0,56). Di
kelas kontrol skor tes keterampilan proses sains tertinggi yaitu pada indikator
menerapkan konsep/prinsip (0,59). Sedangkan
Sedangkan skor tes keterampilan proses sains
terendah yaitu pada indikator mengamati/observasi (0,43), melakukan komunikasi
(0,43) dan mengajukan pertanyaan (0,43).
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut dapat dijelaskan bahwa secara
keseluruhan hasil sk
skor
or tes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil skor tes kelas kontrol. Hanya terdapat dua indikator yang perbedaan skornya
tidak terlalu signifikan yaitu pada indikator mengelompokkan/klasifikasi dan
menerapkan konsep/prinsip. Dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan
proses sains peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan
kelas kontrol. Dari delapan indikator yang dikembangkan terdapat dua indikator
yang skornya paling tinggi yaitu mengamati/observasi dan menggunakan alat dan
bahan.
Skor rata-rata
rata tes keterampilan proses sains anatara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol berbeda. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains peserta didik di kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol.
kontrol. Berikut ini merupakan diagram skor rata-rata
rata
Skor Rata-rata
tes kelas eksperimen dan kelas kontrol :
30
25
20
15
10
5
0
25.03
18.1
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.13
Skor Rata-rata
rata Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Skor rata-rata
rata tes kelas eksperimen sebesar 25,03. Sedangkan skor ratarata tes kelas kontrol sebesar 18,10. Dilihat dari perbedaan skor rata-rata
rata
tes kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang relatif kecil, menandakan bahwa peserta didik
di kelas eksperimen mempunyai kemampuan keterampilan proses sains yang lebih
baik dibandingkan
bandingkan dengan kelas kontrol.
Selain data dari hasil tes keterampilan proses sains, pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dilihat dari data hasil
observasi. Berdasarkan pengolahan data hasil observasi keterampilan proses sains
menunjukkan bahwa peserta didik di kelas eksperimen memiliki kemampuan
keterampilan proses sains yang baik dan mengalami peningkatan dari pertemuan
pertama dengan pertemuan kedua. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata
rata
hasil
observasi di kelas eksperimen
eksperimen dan kelas kontrol yang berbeda antara pertemuan
pertama dengan pertemuan kedua.
kedua Berikut adalah diagram peningkatan
kemampuan keterampilan proses sains pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua di kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Skor Rata-rata
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.84
0.68
0.8
0.66
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.13
Perkembangan Skor Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains pada
Pertemuan I dan 2 di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Skor rata-rata
rata hasil observasi di kelas eksperimen pada pertemuan pertama
sebesar 0,68 dan skor rata-rata
rata
hasil observasi pada pertemuan
uan kedua sebesar 0,
0,84.
Sedangkan skor rata--rata
rata hasil observasi di kelas kontrol pada pertemuan pertama
sebesar 0,66 dan skor rata-rata
rata rata hasil observasi pada pertemuan kedua sebesar 0,
0,80.
Baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Tetapi
apabila dibandingkan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, peningkatan
skor di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan skor di
kelas kontrol. Perbedaan skor rata-rata
rata rata tersebut menunjukkan bahwa keterampilan
proses sains peserta didik kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol.
Kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.. Hasil skor observasi KPS
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, begitu juga
dengan hasil skor tes KPS kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
skor tes KPS kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation memiliki pengaruh yang lebih baik dalam
melatih
dan
mengembangkan
keterampilan proses
sains
dibandingkan dengan model pembelajaran Discovery Learning.
peserta
didik
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memiliki
pengaruh yang lebih baik dalam melatih dan mengembangkan keterampilan
proses sains peserta didik dikarenakan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation mampu melatih peserta didik untuk memiliki keterampilan
proses sains. Sintaks model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terdiri dari memilih sub topik dan membentuk kelompok, merencanakan tugas
kelompok, melakukan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan
laporan akhir dan evaluasi. Dari keenam sintaks tersebut terdapat tiga yang paling
berpengaruh besar yaitu pada kegiatan melakukan investigasi, menyiapkan
laporan akhir dan presentasi.
Kegiatan investigasi yang digunakan adalah pengamatan secara langsung.
Pada saat investigasi, peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber dan
mengamati secara langsung mengenai topik dipilih sehingga keterampilan proses
sains yang dilatih adalah mengamati, menggunakan alat dan bahan, serta
melakukan percobaan/penyelidikan. Kemudian pada saat menyiapkan laporan
akhir,
peserta
didik
menganalisis
informasi
yang
mereka
peroleh,
mengelompokkan data atau informasi yang diperoleh dari investigasi, menerapkan
konsep yang sudah ada atau konsep yang baru berdasarkan hasil investigasi, serta
menyimpulkan hasil dari investigasi, sehingga keterampilan proses sains yang
dilatih
adalah
mengelompokkan/klasifikasi,
menafsirkan/interpretasi,
dan
menerapkan konsep/prinsip. Pada kegiatan presentasi, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil akhir dari kegiatan investigasi dan terjadi diskusi atau
tanya jawab antar kelompok, sehingga keterampilan proses sains yang dilatih
adalah melakukan komunikasi dan mengajukan pertanyaan.
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap keterampilan proses sains selain dilihat dari sintaksnya, dapat di lihat
juga dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD yang digunakan untuk
melatih proses sains melalui kegiatan melakukan percobaan/penyelidikan yang
didalamnya peserta didik harus menentukan alat, bahan, dan langkah kerja
praktikum. Peserta didik dilatih untuk melakukan pengamatan secara langsung
dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia.
Darihasil pengolahan data observasi, skor tes dan pembahasan
menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation lebih unggul dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Selain itu, untuk melihat
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap
keterampilan proses sains dilakaukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan
pada hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh thitung = 6,48 dan ttabel = 2,00
dengan simpulan analisis tolak Ho yang artinya “Ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation terhadap keterampilan proses
sains peserta didik pada Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII MTs
Miftahul Islam Gunungtanjung”.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan,
maka
penulis
menyimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada Konsep
Pencemaran Lingkungan di kelas VII MTs Miftahul Islam Gunungtanjung.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum2013. Bandung : PT Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.
Isjoni. 2011. Cooperatif Learning. Bandung : Alfabeta.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
Pressindo.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Konstekstual : Konsep dan Aplikasi.
Bandung : PT Refika Aditama.
Nurhayati, Nunung. 2013. Pencemaran Lingkungan. Bandung: Yrama Widya.
Narstyodewi, Oktavisiska. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) dalam Peningkatan Kemampuan
Kognitif dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Materi Pencemaran
Lingkungan. Skripsi. Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Primarinda, Ikha. et. al.2012.Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Group Investigation (GI) terhadapKeterampilan Proses
SainsdanHasilBelajarBiologiSiswaKelas X SMANegeri 4 Surakarta
TahunPelajaran 2011/2012. 4(2) 60-71. Jurnal.PendidikanBiologiFKIP
UNS.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sembel, Dantje T. 2015. Toksikologi Lingkungan (Dampak Pencemaran dari
Berbagai Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari).Yogyakarta : CV.
ANDI OFFSET.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar-Ruzz’Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Slavin, Robet E. 2010. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung :
Nusa Media.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Tawil, Muh. dan Liliasari. 2014. Keterampilan-keterampilan Sains dan
Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar : Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta :
CV. ANDI OFFSET.
Yuniastuti, Euis. 2012. Peningkatan Keterampilan Proses, Motivasi, dan Hasil
Belajar Biologi dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
Siswa Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan. 14 (1) 78-86. Jurnal.
Pascasarjana Universitas Mulawarman.
Download