ARTIKEL PENELITIAN IDENTIFIKASI BAKTERI DAN

advertisement
ARTIKEL PENELITIAN
IDENTIFIKASI BAKTERI DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI POLI GIGI
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
1
Susi Novaryatiin
1
Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Rumah sakit selain merupakan tempat untuk mendapatkan kesembuhan, namun juga
merupakan sumber dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti air, udara,
lantai, makanan, dan benda-benda peralatan medis maupun non medis. Beberapa penyakit
yang dapat ditularkan di rumah sakitk hususnya dalam pelayanan kesehatan gigi antara lain
herpes simpleks, tuberkulosis, hepatitis B, AIDS, sifilis, campak, dan infectious mononucleids.
Penemuan antibiotik membawa dampak besar pada pelayanan kesehatan dan
penyembuhan infeksi bakteri. Akan tetapi, saat ini pola penggunaan beberapa antibiotic telah
berlebihan dan tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri terhadap
antibiotik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri apa saja yang terdapat di Poli Gigi
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dan untuk mengetahui resistensi bakteri yang
ditemukan terhadap antibiotik yang digunakan di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah
pengambilan sampel, isolasi bakteri, identifikasi bakteri, dan uji resistensi antibiotik.
Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi bakteri Staphylococcus sp.
dan E. coli dari Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Baik Staphylococcus sp.
maupun E. coli menunjukkan sensitivitas yang baik terhadap ketiga antibiotik yang sering
digunakan di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.Staphylococcus sp.
menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap cefadroxil, diikuti oleh clindamycin dan
amoxicilin. SedangkanE. coli menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap clindamycin, diikuti
oleh amoxicilin dan cefadroxil.
Kata Kunci: identifikasi bakteri, resistensi antibiotik, Staphylococcus sp., E. coli, Poli Gigi
RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya.
PENDAHULUAN
Rumah
sakit
penyakit,
merupakan
terutama
penyakit
yang
tempat
disebabkan oleh bakteri. Bakteri dapat
dimana orang yang sakit dirawat untuk
hidup dan berkembang di lingkungan rumah
mendapatkan terapi dan perawatan agar
sakit, seperti air, udara, lantai, makanan,
dapat sembuh. Namun, disamping untuk
dan benda-benda peralatan medis maupun
mencari kesembuhan, rumah sakit juga
non medis. Udara dari dalam ruangan dapat
merupakan sumber dari berbagai macam
bertindak sebagai reservoir bakteri patogen
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
17
Susi Novaryatiin
yang ditularkan oleh pasien, sehingga dapat
bakteri,
menyebabkan
alergenik dalam jangka waktu penggunaan
terjadinya
infeksi
(Noer,
2012).
berspektrum
luas,
dan
tidak
yang lama.
Infeksi baru yang diperoleh dari
Di Indonesia, antibiotik yang cukup
rumah sakit dan sebelumnya tidak dalam
dominan
masa
penisilin,
inkubasi
digunakan
yaitu
dari
penyakit
tersebut,
disebut
dengan
infeksi
streptomisin. Tidak berbeda dengan negara
nosokomial (Kusmawan, 2008). Di negara-
lain, pola penggunaan antibiotik tersebut
negara
inilahyang
berkembang,
nosokomial
kurangnya
tinggi
kloramfenikol,
tetrasiklin,
eritromisin,
dan
kejadian
infeksi
telah berlebihan dan banyak diantaranya
disebabkan
karena
digunakan secara tidak tepat. Hal ini
praktik
menyebabkan terjadinya resistensi bakteri
pengawasan,
pencegahan infeksi yang buruk, pemakaian
terhadap antibiotik (Hadinegoro, 1999).
sumber terbatas yang tidak tepat, dan
Berdasarkan latar belakang di atas,
rumah sakit yang penuh sesak (Irianto,
maka perlu dilakukan penelitian terhadap
2013).
pola bakteri dan resistensinya terhadap
Tindakan perawatan di poli gigi yang
beresiko
terhadap
penularan
antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris
penyakit
Sylvanus. Diharapkan hasil penelitian dapat
antara lain berupa tindakan pencabutan
dijadikan pertimbangan dalam pedoman
gigi, pembersihan karang gigi, pengasahan
pemberian
gigi terutama di daerah servikal (daerah
khususnya di poli gigi.
yang berbatasan dengan gusi), insisi, serta
antibiotik
Penelitian
ini
di
rumah
bertujuan
sakit,
untuk
tindakan lain yang dapat menimbulkan luka.
mengetahui bakteri apa saja yang terdapat
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan
di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus
dalam pelayanan kesehatan gigi antara lain
Palangka Raya dan untuk mengetahui
herpes simpleks, tuberkulosis, hepatitis B,
resistensi bakteri yang ditemukan terhadap
AIDS,
antibiotik yang digunakan di Poli Gigi RSUD
sifilis,
campak,
dan
infectious
mononucleids (Kusmawan, 2008).
Penemuan
antibiotik
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
membawa
dampak besar pada pelayanan kesehatan
METODE PENELITIAN
dan penyembuhan infeksi bakteri. Menurut
Penelitian
ini
dilakukan
di
Waluyo (2008), secara klinis antibiotik yang
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu
baik mempunyai sifat membunuh bakteri
Kesehatan
yang bersifat patogen tanpa merusak inang,
Palangkaraya.
bakterioside, tidak menyebabkan resistensi
selama 4 (empat) bulan dimulai dari sejak
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
Universitas
Penelitian
Muhammadiyah
dilaksanakan
18
Susi Novaryatiin
penelitian ini disetujui oleh LP2M UM
dilakukan berdasarkan sifat-sifat bakteri
Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang
dengan menggunakan pewarnaan gram
dilakukan
(Hadioetomo,
adalah
pengambilan
sampel,
1993).Amati
isolasi bakteri, identifikasi bakteri, dan uji
bawah mikroskop.
resistensi antibiotik.
Uji Resistensi Antibiotik
Sampel Penelitian
preparat
di
Uji resistensi antibiotik dilakukan
Sampel penelitian adalah air dan
dengan metode Kirby Bauer (Koneman
udara ruang di Poli Gigi RSUD dr. Doris
et.al.,1988), dengan menggunakan media
Sylvanus
air
MHA.Beberapa koloni bakteri yang sudah
dengan
ditumbuhkan selama 24 jam diambil untuk
menggunakan botol sampel steril. Untuk
disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair, lalu
pengambilan sampel bakteri udara ruang
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 5-8 jam.
diambil
yang
Suspensi di atas ditambah aquades steril
(pada
hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan
saturuangan) yaitu 1 (satu) di sudut, 1
standar Mac Farlan konsentrasi bakteri 108
(satu) di tengah, dan 1 (satu) di sudut.
CFU per ml.
diambil
Palangka
sebanyak
pada
membentuk
3
Raya.
100
(tiga)
garis
Sampel
ml
tempat
diagonal
diambil pada 3 (tiga) titik yaitu 2 (dua) titik
Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam
pada sudut ruangan dan 1 (satu) titik pada
suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada
tengah ruangan.
dinding tabung hingga kapasnya tidak
Isolasi Bakteri
terlalu basah, kemudian dioleskan pada
Bakteri yang tumbuh pada media NA
permukaan media agar hingga merata. Disk
kemudian ditumbuhkan pada media BHI,
antibiotik diletakkan di atas media agar
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam
yang
pada inkubator. Lalu ditumbuhkan pada
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 18-24
media diferensial antara lain media EMBA
jam. Daerah hambatan antibiotik terhadap
dan media Blood Agar.Penumbuhan bakteri
pertumbuhan bakteri diukur menggunakan
dari media BHI ke media diferensial dapat
penggaris dengan satuan mm.
dilakukan dengan cara goresan. Inkubasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pada suhu 37 °C selama 18-24
Isolasi Bakteri
jam (Hadioetomo, 1993).
Pengambilan sampel pada ruangan Poli
Identifikasi Bakteri
Gigi
Isolat bakteri yang diperoleh lalu
dikultur,
kemudian
diidentifikasi
untuk
menentukan pola bakteri. Identifikasi bakteri
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
telah
BLU
diolesi
RSUD
bakteri,
dr.
Doris
kemudian
Sylvanus
Palangka Raya menghasilkan sebanyak 4
sampel.
Pengambilan
sampel
dapat
diuraikan pada Tabel 1 berikut.
19
Identifikasi Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel
Sampel
Udara
Jumlah Sampel
3
Kode
U1, U2, U3
Air
Total
1
4
A
Dari keempat sampel yang diambil,
semuanya
tumbuh
media
yang
memfermentasi
laktosa
NA.
menghasilkan koloni ungu gelap dengan
Selanjutnya bakteri yang tumbuh tersebut
kemilau hijau metalik, sedangkan mikroba lain
ditumbuhkan
yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
pada
pada
Mikroba
media
BHI,
lalu
ditumbuhkan pada media diferensial. Media
Pada
penelitian
ini
diamati
adanya
diferensial yang digunakan yaitu media EMBA
pertumbuhan bakteri pada media EMBA,
dan media Blood Agar.
yang berasal dari sampel air. Koloni yang
Media EMBA merupakan media diferensial
tumbuh berwarna ungu gelap dengan kemilau
yang digunakan untuk deteksi dan isolasi
hijau metalik yang tidak terlihat (Gambar 1).
pathogen Gram negatif usus (fecal bacteria).
Gambar 1.Pertumbuhan bakteri pada media EMBA (kanan) dan media Blood Agar (kiri).
Media Blood Agar digunakan untuk
deteksi
dan
isolasi
kemampuannya
untuk
bakteri
berdasarkan
melisiskan
sel-sel
darah merah. Ketiga sampel udara pada
penelitian
ini
menunjukkan
bukan
merupakan
Streptococcus
sp.
(Gambar 1).
Identifikasi Bakteri
Hasil pengamatan pewarnaan Gram di
adanya
bawah mikroskop diperoleh 1 bakteri Gram
pertumbuhan bakteri pada media Blood Agar.
positif dan 1 bakteri Gram negatif. Bakteri
Tidak adanya zona hemolisis yang terbentuk
Gram positif tampak berwarna ungu tua dan
menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh
berbentuk bulat bergerombol. Warna ungu
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
20
Susi Novaryatiin
dihasilkan
akibat
mempertahankan
zat
zatpewarna kristal violet. Perbedaan warna ini
pewarna kristal violet. Sedangkan bakteri
disebabkan oleh perbedaan dalam struktur
Gram negatif tampak berbentuk batang dan
kimiawi dinding sel bakteri (Pelczar dan Chan,
berwarna
2007).
merah
akibat
kehilangan
Gambar 2. Pewarnaan Gram Staphylococcus sp. (kiri) danE. coli (kanan)
Berdasarkan
pertumbuhan
bakteri
Enterobacteraceae,
bersifat
anaerob
pada media diferensial dan pengamatan
fakultatif, berbentuk batang.E. coli hidup
morfologi dengan pewarnaan Gram, maka
dalam jumlah besar di dalam usus manusia,
bakteri Gram positif diidentifikasi sebagai
yaitu membantu sistem pencernaan manusia
Staphylococcus
dan melindunginya dari bakteri patogen, dan
sp.
(Gambar
2).
Staphylococcus adalah bakteri Gram positif
biasanya
ditemukan
yang menghasilkan pigmen emas dan putih,
sebagai
flora
bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan
pernafasan dan sistem alat kelamin (Jawetz
spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
et al., 2008).
Uji Resistensi Antibiotik
berpasangan
maupun
berkelompok,
Sedangkan bakteri Gram negatif yang
berhasil
diisolasi
pada
penelitian
inidiidentifikasi sebagai Eschericia coli (E.
coli) (Gambar 2).E. coli merupakan bakteri
gram negatif yang termasuk ke dalam famili
normal
jumlah
dalam
kecil
saluran
Uji resistensi terhadap bakteri yang
berbentuk bulat dengan diameter sekitar 0,81,0 µm (Adam, 1992 dan Brooks, 2007).
dalam
diisolasi dari Poli Gigi RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dilakukan dengan
menggunakan 3 (tiga) jenis antibiotik yang
umum
digunakan
Antibiotik
amoxicilin,
yang
di
poli
digunakan
cefadroxil,
dan
gigi
tersebut.
antara
lain
clindamycin
dengan beberapa variasi konsentrasi.
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
21
Identifikasi Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Jumlah isolat E.coli untuk dilanjutkan
pengujian
resistensi
jumlah
terhadap
dengan uji resistensi yaitu sebanyak 1 isolat
karena
isolat
dan 1 isolat untuk Staphylococcus sp.,
sehinggadikhawatirkan
sedangkan sebanyak 2 isolat Staphylococcus
dalam pengambilan kesimpulan.
antibiotika
yang
akan
sedikit,
terjadi
bias
sp.(kode U1 dan U2) tidak disertakan dalam
Tabel 2. Uji Resistensi Bakteri Staphylococcus sp.dan E. coli Terhadap Antibiotik
Bakteri
Staphylococcus sp.
E. coli
Diameter Zona Keterangan Diameter Zona Keterangan
Hambat (mm)
Hambat (mm)
Jenis Antibiotik
Amoxicilin 1%
38,47
Sensitif
24,56
Intermediet
Amoxicilin 5%
43,31
Sensitif
35,42
Sensitif
Amoxicilin 10%
58,65
Sensitif
41,93
Sensitif
Clindamycin 1%
42,8
Sensitif
79,12
Sensitif
Clindamycin 5%
52,43
Sensitif
86,19
Sensitif
Clindamycin 10%
60,16
Sensitif
89,93
Sensitif
Cefadroxil 1%
40,69
Sensitif
20,73
Intermediet
Cefadroxil 5%
53,02
Sensitif
29
Intermediet
Cefadroxil 10%
62,71
Sensitif
33,89
Sensitif
Baik E.coli maupun Staphylococcus
infeksi dan organisme penyebab infeksi.
sp.menunjukkan
baik
Clindamycin
terhadap ketiga jenis antibiotik yang diuji
berspektrum
(Tabel 2). E.coli menunjukkan sensitivitas
terhadap
yang paling tinggi terhadap clindamycin yang
(Staphylococcus dan Streptococcus), bakteri
ditunjukkan dengan diameter zona hambat
Gram negatif anaerobik berbentuk batang
sebesar
konsentrasi
(Bacteroides, Fusobacterium, dan Prevotella)
clindamycin 1%, 86,19 mm pada konsentrasi
serta bakteri Staphylococcus yang resisten
clindamycin
terhadap metisilin (MRSA). Mekanisme kerja
79,12
5%,
sensitivitas
mm
dan
yang
pada
89,93
mm
pada
merupakan
luas,
bakteri
memiliki
Gram
antibiotik
kepekaan
positif
clindamycin
Clindamycin merupakan antibiotika golongan
protein bakteri dengan mengikat subunit
lincosamide yang dapat bekerja sebagai
ribosom 50S yang menghambat terbentuknya
bakteriostatik
ikatan peptida (Sukandar dkk., 2008).
tergantungkonsentrasi
obat
bakterisid
pada
menghambat
aerobik
konsentrasi clindamycin 10% (Gambar 3).
maupun
adalah
suatu
sintesa
tempat
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
22
Susi Novaryatiin
Gambar 3. Uji resistensi bakteri E. coli terhadap antibiotik amoxicilin (kiri), cefadroxil (tengah),
dan clindamycin (kanan) dengan beberapa konsentrasi yaitu 1%, 5%, dan 10%.
Gambar 4. Uji resistensi bakteri Staphylococcus sp.terhadap antibiotik amoxicilin (kiri),
cefadroxil (tengah), dan clindamycin (kanan) dengan beberapa konsentrasi yaitu 1%, 5%, dan
10%.
Staphylococcus
sp.
menunjukkan
yang terbentuk yaitu sebesar 20,73 mm pada
sensitivitas yang sama baiknya terhadap
konsentrasi cefadroxil 1%, 29 mm pada
clindamycin dan cefadroxil (Gambar 4). Hal ini
konsentrasi cefadroxil 5%, dan 33,89 mm
ditunjukkan dengan diameter zona hambat
pada
yang terbentuk pada uji resistensi dengan
Berdasarkan diameter zona hambat yang
menggunakan clindamycin konsentrasi 1%,
terbentuk
5%, dan 10% yaitu masing-masing sebesar
konsentrasi cefadroxil 1% dan 5% bersifat
42,8 mm; 52,43 mm; dan 60,16 mm. Pada uji
intermediet dalam menghambat aktivitas E.
resistensi dengan menggunakan cefadroxil
coli, namun sensitif pada konsentrasi 10%.
konsentrasi 1%, 5%, dan 10%, diameter zona
konsentrasi
tersebut
Cefadroxil
cefadroxil
menunjukkan
merupakan
10%.
bahwa
antibiotika
hambat yang terbentuk yaitu masing-masing
semisintetik golongan sefalosforin generasi
sebesar 40,69 mm; 53,02 mm; dan 62,71mm.
pertama. Cefadroxil bersifat bakterisid dengan
Sensitivitas yang ditunjukkan E. coli terhadap
jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri.
cefadroxil lebih rendah dibandingkan dengan
Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase
sensitivitas yang ditunjukkan terhadap dua
tahap
antibiotik lainnya. Diameter zona hambat
pembentukan dinding sel. Cefadroxil aktif
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
ketiga
dalam
rangkaian
reaksi
23
Identifikasi Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
terhadap
Streptococcus
beta-hemolytic,
Staphylococcus aureus (termasuk penghasil
enzim
penisilinase),
pneumoniae,
Streptococcus
catarrhalis
kesehatan masyarakat terutama puskesmas
(Sukandar dkk., 2008). Hasil uji resistensi
dan rumah sakit untuk pasien menengah ke
menunjukkan
bawah
dengan
E.
Proteus
Amoxicilin merupakan antibiotik yang
banyak tersedia pada unit-unit pelayanan
sp.,
coli,
mm; dan 58,65 mm.
mirabilis,
Klebsiella
E.
masing-masing sebesar 38,47 mm; 43,31
Moraxella
bahwa
jika
dibandingkan
coli,Staphylococcus
sp.lebih
sehingga
paling
banyak
dipakai
(Refdanita et al., 2004). Amoxicilin merupakan
sensitif terhadap cefadroxil. Hal ini sesuai
antibiotik
dengan pustaka bahwa senyawa-senyawa
bakterisid. Bakteri pathogen yang sensitif
generasi pertama memiliki aktivitas yang lebih
terhadap amoxicilin adalah Staphylococci,
baik terhadap organisme-organisme Gram
Streptococci,
positif
(Sukandar dkk., 2008), sehingga dapat dilihat
dibandingkan
organisme-organisme
Gram negatif (Katzung, 2004).
spektrum
luas
yang
Enterococci,
dan
bersifat
E.
coli
dari hasil bahwa amoxicilin dapat membunuh
Sensitivitas yang ditunjukkan E. coli
bakteri
E.coli
dan
Staphylococcus
sp.
terhadap amoxicillin jauh lebih baik jika
Amoxicilin merupakan salah satu turunan
dibandingkan
penisilin
dengan
cefadroxil.
Pada
yang
bekerja
menghambat
konsentrasi amoxicilin 1% terbentuk diameter
pembentukan dinding sel bakteri dengan cara
zona hambat sebesar 24,56 mm, hal ini
mencegah
menunjukkan
asetimuramat yang dibentuk di dalam sel ke
bahwa
pada
konsentrasi
penggabungan
struktur
menghambat aktivitas E. coli. Sedangkan
memberikan bentuk kaku pada dinding sel
pada konsentrasi amoxicilin 5% dan 10%
bakteri (Pelczar dan Chan, 2007). Mekanisme
terbentuk diameter zona hambat masing-
kerja amoxicilin terhadap Staphylococcus
masing sebesar 35,42 mm dan 41,93 mm.
aureus
Staphylococcus sp.menunjukkan sensitivitas
biosintesis
yang cukup baik terhadap amoxicilin, namun
peptidoglikan (Lim, 1998) sedangkan pada E.
sensitivitas
coli
dibandingkan
dengan
lebih
rendah
sensitivitas
jika
yang
adalah
apabila
yang
N-
tersebut amoxicilin bersifat intermediet dalam
tersebut
mukopeptide
asam
dengan
dinding
sel,
diberikan
biasanya
menghambat
khususnya
amoxicilin
akan
membentuk tonjolan-tonjolan pada dinding
ditunjukkan terhadap dua antibiotik lainnya.
selnya
sehingga
Pada konsentrasi amoxicilin 1%, 5%, dan
dalamnya.
10% terbentuk zona hambat dengan diameter
sitoplasmanya
sitoplasma
Sel
karena
akan
mengalir
di
kehilangan
lisis (Pelczar
dan
Chan, 2007).
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
24
Susi Novaryatiin
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang
didapat
dari
penelitian ini adalah:
1. Telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi
bakteri Staphylococcus sp. dan E. coli dari
Poli
Gigi
RSUD
dr. Doris
Sylvanus
Palangka Raya.
2. Baik Staphylococcus sp. maupun E. coli
menunjukkan
sensitivitas
yang
baik
terhadap ketiga antibiotik yang sering
digunakan di Poli Gigi RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
3. Staphylococcus
sensitivitas
yang
sp.
menunjukkan
tinggi
terhadap
cefadroxil, diikuti oleh clindamycin dan
amoxicilin.
4. E. coli menunjukkan sensitivitas yang
tinggi terhadap clindamycin, diikuti oleh
amoxicilin dan cefadroxil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam, S. 1992. Dasar-dasar Mikrobiologi
dan Parasitologi untuk Perawat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Brooks, G. F., Butel, J. S., and Morse, S.
A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
3. Hadinegoro, S. R. 1999. Masalah Multi
Drug Resisten pada Demam Tifoid Anak.
Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran. No.
124: 5-8.
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
4. Hadioetomo,
R.S.1993.
Mikrobiologi
Dasardalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
5. Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Medis.
Cetakan I. Bandung: Penerbit Alfabeta.
6. Jawetz, E., et al. 2008. Mikrobiologi
Kedokteran. Edisi 20. San Fransisco:
University Of California.
7. Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar
dan Klinik. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
8. Koneman, E.W., Allen, S.D., Dowell, V.R.,
Janda, W.M., Sommers, H.M., Winn, W.C.
1988.Diagnostic
Microbiology.
Third
Edition.Pennsylvania:
Lippincott
Company.
9. Kusmawan, A. 2008. Infeksi Nosokomial
di Klinik Gigi. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Gigi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
10. Lim, D. 1998. Microbiology. Edisi 2. New
York: Mc Grow Hill Book Company.
11. Noer, S.F. 2012. Pola Bakteri dan
Resistensinya Terhadap Antibiotik yang
Ditemukan pada Air dan Udara Ruang
Instalasi Rawat Khusus RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Majalah
Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2 –
Juli 2012, hlm. 73-78.
12. Pelczar, M. J., Chan, E. C. S. 2007.
Elements Of Microbiology. New York: Mc
Grow Hill Book Company.
13. Refdanita, Maksum R, Nurgani, Endang.
2004. Pola Kepekaan Kuman Terhadap
Antibiotika di Ruang Rawat Intensif
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun
2001 – 2002. Jakarta: Makara Kesehatan,
Vol. 8, No. 2,Desember : 41-48.
14. Sukandar, E. Y., dkk. 2008. ISO
Farmakoterapi. Jakarta: Penerbit PT. ISFI.
15. Waluyo, L. 2008. Mikrobiologi Umum.
UPT. Malang: Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang.
25
Download