ARTIKEL PENELITIAN IDENTIFIKASI BAKTERI DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI POLI GIGI RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya e-mail : [email protected] ABSTRAK Rumah sakit selain merupakan tempat untuk mendapatkan kesembuhan, namun juga merupakan sumber dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti air, udara, lantai, makanan, dan benda-benda peralatan medis maupun non medis. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan di rumah sakitk hususnya dalam pelayanan kesehatan gigi antara lain herpes simpleks, tuberkulosis, hepatitis B, AIDS, sifilis, campak, dan infectious mononucleids. Penemuan antibiotik membawa dampak besar pada pelayanan kesehatan dan penyembuhan infeksi bakteri. Akan tetapi, saat ini pola penggunaan beberapa antibiotic telah berlebihan dan tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri apa saja yang terdapat di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dan untuk mengetahui resistensi bakteri yang ditemukan terhadap antibiotik yang digunakan di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah pengambilan sampel, isolasi bakteri, identifikasi bakteri, dan uji resistensi antibiotik. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi bakteri Staphylococcus sp. dan E. coli dari Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Baik Staphylococcus sp. maupun E. coli menunjukkan sensitivitas yang baik terhadap ketiga antibiotik yang sering digunakan di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.Staphylococcus sp. menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap cefadroxil, diikuti oleh clindamycin dan amoxicilin. SedangkanE. coli menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap clindamycin, diikuti oleh amoxicilin dan cefadroxil. Kata Kunci: identifikasi bakteri, resistensi antibiotik, Staphylococcus sp., E. coli, Poli Gigi RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya. PENDAHULUAN Rumah sakit penyakit, merupakan terutama penyakit yang tempat disebabkan oleh bakteri. Bakteri dapat dimana orang yang sakit dirawat untuk hidup dan berkembang di lingkungan rumah mendapatkan terapi dan perawatan agar sakit, seperti air, udara, lantai, makanan, dapat sembuh. Namun, disamping untuk dan benda-benda peralatan medis maupun mencari kesembuhan, rumah sakit juga non medis. Udara dari dalam ruangan dapat merupakan sumber dari berbagai macam bertindak sebagai reservoir bakteri patogen Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 17 Susi Novaryatiin yang ditularkan oleh pasien, sehingga dapat bakteri, menyebabkan alergenik dalam jangka waktu penggunaan terjadinya infeksi (Noer, 2012). berspektrum luas, dan tidak yang lama. Infeksi baru yang diperoleh dari Di Indonesia, antibiotik yang cukup rumah sakit dan sebelumnya tidak dalam dominan masa penisilin, inkubasi digunakan yaitu dari penyakit tersebut, disebut dengan infeksi streptomisin. Tidak berbeda dengan negara nosokomial (Kusmawan, 2008). Di negara- lain, pola penggunaan antibiotik tersebut negara inilahyang berkembang, nosokomial kurangnya tinggi kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, dan kejadian infeksi telah berlebihan dan banyak diantaranya disebabkan karena digunakan secara tidak tepat. Hal ini praktik menyebabkan terjadinya resistensi bakteri pengawasan, pencegahan infeksi yang buruk, pemakaian terhadap antibiotik (Hadinegoro, 1999). sumber terbatas yang tidak tepat, dan Berdasarkan latar belakang di atas, rumah sakit yang penuh sesak (Irianto, maka perlu dilakukan penelitian terhadap 2013). pola bakteri dan resistensinya terhadap Tindakan perawatan di poli gigi yang beresiko terhadap penularan antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris penyakit Sylvanus. Diharapkan hasil penelitian dapat antara lain berupa tindakan pencabutan dijadikan pertimbangan dalam pedoman gigi, pembersihan karang gigi, pengasahan pemberian gigi terutama di daerah servikal (daerah khususnya di poli gigi. yang berbatasan dengan gusi), insisi, serta antibiotik Penelitian ini di rumah bertujuan sakit, untuk tindakan lain yang dapat menimbulkan luka. mengetahui bakteri apa saja yang terdapat Beberapa penyakit yang dapat ditularkan di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus dalam pelayanan kesehatan gigi antara lain Palangka Raya dan untuk mengetahui herpes simpleks, tuberkulosis, hepatitis B, resistensi bakteri yang ditemukan terhadap AIDS, antibiotik yang digunakan di Poli Gigi RSUD sifilis, campak, dan infectious mononucleids (Kusmawan, 2008). Penemuan antibiotik dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. membawa dampak besar pada pelayanan kesehatan METODE PENELITIAN dan penyembuhan infeksi bakteri. Menurut Penelitian ini dilakukan di Waluyo (2008), secara klinis antibiotik yang Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu baik mempunyai sifat membunuh bakteri Kesehatan yang bersifat patogen tanpa merusak inang, Palangkaraya. bakterioside, tidak menyebabkan resistensi selama 4 (empat) bulan dimulai dari sejak Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] Universitas Penelitian Muhammadiyah dilaksanakan 18 Susi Novaryatiin penelitian ini disetujui oleh LP2M UM dilakukan berdasarkan sifat-sifat bakteri Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dengan menggunakan pewarnaan gram dilakukan (Hadioetomo, adalah pengambilan sampel, 1993).Amati isolasi bakteri, identifikasi bakteri, dan uji bawah mikroskop. resistensi antibiotik. Uji Resistensi Antibiotik Sampel Penelitian preparat di Uji resistensi antibiotik dilakukan Sampel penelitian adalah air dan dengan metode Kirby Bauer (Koneman udara ruang di Poli Gigi RSUD dr. Doris et.al.,1988), dengan menggunakan media Sylvanus air MHA.Beberapa koloni bakteri yang sudah dengan ditumbuhkan selama 24 jam diambil untuk menggunakan botol sampel steril. Untuk disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair, lalu pengambilan sampel bakteri udara ruang diinkubasi pada suhu 37 °C selama 5-8 jam. diambil yang Suspensi di atas ditambah aquades steril (pada hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan saturuangan) yaitu 1 (satu) di sudut, 1 standar Mac Farlan konsentrasi bakteri 108 (satu) di tengah, dan 1 (satu) di sudut. CFU per ml. diambil Palangka sebanyak pada membentuk 3 Raya. 100 (tiga) garis Sampel ml tempat diagonal diambil pada 3 (tiga) titik yaitu 2 (dua) titik Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam pada sudut ruangan dan 1 (satu) titik pada suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada tengah ruangan. dinding tabung hingga kapasnya tidak Isolasi Bakteri terlalu basah, kemudian dioleskan pada Bakteri yang tumbuh pada media NA permukaan media agar hingga merata. Disk kemudian ditumbuhkan pada media BHI, antibiotik diletakkan di atas media agar diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam yang pada inkubator. Lalu ditumbuhkan pada diinkubasi pada suhu 37 °C selama 18-24 media diferensial antara lain media EMBA jam. Daerah hambatan antibiotik terhadap dan media Blood Agar.Penumbuhan bakteri pertumbuhan bakteri diukur menggunakan dari media BHI ke media diferensial dapat penggaris dengan satuan mm. dilakukan dengan cara goresan. Inkubasi HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan pada suhu 37 °C selama 18-24 Isolasi Bakteri jam (Hadioetomo, 1993). Pengambilan sampel pada ruangan Poli Identifikasi Bakteri Gigi Isolat bakteri yang diperoleh lalu dikultur, kemudian diidentifikasi untuk menentukan pola bakteri. Identifikasi bakteri Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] telah BLU diolesi RSUD bakteri, dr. Doris kemudian Sylvanus Palangka Raya menghasilkan sebanyak 4 sampel. Pengambilan sampel dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut. 19 Identifikasi Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Sampel Udara Jumlah Sampel 3 Kode U1, U2, U3 Air Total 1 4 A Dari keempat sampel yang diambil, semuanya tumbuh media yang memfermentasi laktosa NA. menghasilkan koloni ungu gelap dengan Selanjutnya bakteri yang tumbuh tersebut kemilau hijau metalik, sedangkan mikroba lain ditumbuhkan yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. pada pada Mikroba media BHI, lalu ditumbuhkan pada media diferensial. Media Pada penelitian ini diamati adanya diferensial yang digunakan yaitu media EMBA pertumbuhan bakteri pada media EMBA, dan media Blood Agar. yang berasal dari sampel air. Koloni yang Media EMBA merupakan media diferensial tumbuh berwarna ungu gelap dengan kemilau yang digunakan untuk deteksi dan isolasi hijau metalik yang tidak terlihat (Gambar 1). pathogen Gram negatif usus (fecal bacteria). Gambar 1.Pertumbuhan bakteri pada media EMBA (kanan) dan media Blood Agar (kiri). Media Blood Agar digunakan untuk deteksi dan isolasi kemampuannya untuk bakteri berdasarkan melisiskan sel-sel darah merah. Ketiga sampel udara pada penelitian ini menunjukkan bukan merupakan Streptococcus sp. (Gambar 1). Identifikasi Bakteri Hasil pengamatan pewarnaan Gram di adanya bawah mikroskop diperoleh 1 bakteri Gram pertumbuhan bakteri pada media Blood Agar. positif dan 1 bakteri Gram negatif. Bakteri Tidak adanya zona hemolisis yang terbentuk Gram positif tampak berwarna ungu tua dan menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh berbentuk bulat bergerombol. Warna ungu Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 20 Susi Novaryatiin dihasilkan akibat mempertahankan zat zatpewarna kristal violet. Perbedaan warna ini pewarna kristal violet. Sedangkan bakteri disebabkan oleh perbedaan dalam struktur Gram negatif tampak berbentuk batang dan kimiawi dinding sel bakteri (Pelczar dan Chan, berwarna 2007). merah akibat kehilangan Gambar 2. Pewarnaan Gram Staphylococcus sp. (kiri) danE. coli (kanan) Berdasarkan pertumbuhan bakteri Enterobacteraceae, bersifat anaerob pada media diferensial dan pengamatan fakultatif, berbentuk batang.E. coli hidup morfologi dengan pewarnaan Gram, maka dalam jumlah besar di dalam usus manusia, bakteri Gram positif diidentifikasi sebagai yaitu membantu sistem pencernaan manusia Staphylococcus dan melindunginya dari bakteri patogen, dan sp. (Gambar 2). Staphylococcus adalah bakteri Gram positif biasanya ditemukan yang menghasilkan pigmen emas dan putih, sebagai flora bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan pernafasan dan sistem alat kelamin (Jawetz spora dan tidak motil, umumnya tumbuh et al., 2008). Uji Resistensi Antibiotik berpasangan maupun berkelompok, Sedangkan bakteri Gram negatif yang berhasil diisolasi pada penelitian inidiidentifikasi sebagai Eschericia coli (E. coli) (Gambar 2).E. coli merupakan bakteri gram negatif yang termasuk ke dalam famili normal jumlah dalam kecil saluran Uji resistensi terhadap bakteri yang berbentuk bulat dengan diameter sekitar 0,81,0 µm (Adam, 1992 dan Brooks, 2007). dalam diisolasi dari Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) jenis antibiotik yang umum digunakan Antibiotik amoxicilin, yang di poli digunakan cefadroxil, dan gigi tersebut. antara lain clindamycin dengan beberapa variasi konsentrasi. Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 21 Identifikasi Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Jumlah isolat E.coli untuk dilanjutkan pengujian resistensi jumlah terhadap dengan uji resistensi yaitu sebanyak 1 isolat karena isolat dan 1 isolat untuk Staphylococcus sp., sehinggadikhawatirkan sedangkan sebanyak 2 isolat Staphylococcus dalam pengambilan kesimpulan. antibiotika yang akan sedikit, terjadi bias sp.(kode U1 dan U2) tidak disertakan dalam Tabel 2. Uji Resistensi Bakteri Staphylococcus sp.dan E. coli Terhadap Antibiotik Bakteri Staphylococcus sp. E. coli Diameter Zona Keterangan Diameter Zona Keterangan Hambat (mm) Hambat (mm) Jenis Antibiotik Amoxicilin 1% 38,47 Sensitif 24,56 Intermediet Amoxicilin 5% 43,31 Sensitif 35,42 Sensitif Amoxicilin 10% 58,65 Sensitif 41,93 Sensitif Clindamycin 1% 42,8 Sensitif 79,12 Sensitif Clindamycin 5% 52,43 Sensitif 86,19 Sensitif Clindamycin 10% 60,16 Sensitif 89,93 Sensitif Cefadroxil 1% 40,69 Sensitif 20,73 Intermediet Cefadroxil 5% 53,02 Sensitif 29 Intermediet Cefadroxil 10% 62,71 Sensitif 33,89 Sensitif Baik E.coli maupun Staphylococcus infeksi dan organisme penyebab infeksi. sp.menunjukkan baik Clindamycin terhadap ketiga jenis antibiotik yang diuji berspektrum (Tabel 2). E.coli menunjukkan sensitivitas terhadap yang paling tinggi terhadap clindamycin yang (Staphylococcus dan Streptococcus), bakteri ditunjukkan dengan diameter zona hambat Gram negatif anaerobik berbentuk batang sebesar konsentrasi (Bacteroides, Fusobacterium, dan Prevotella) clindamycin 1%, 86,19 mm pada konsentrasi serta bakteri Staphylococcus yang resisten clindamycin terhadap metisilin (MRSA). Mekanisme kerja 79,12 5%, sensitivitas mm dan yang pada 89,93 mm pada merupakan luas, bakteri memiliki Gram antibiotik kepekaan positif clindamycin Clindamycin merupakan antibiotika golongan protein bakteri dengan mengikat subunit lincosamide yang dapat bekerja sebagai ribosom 50S yang menghambat terbentuknya bakteriostatik ikatan peptida (Sukandar dkk., 2008). tergantungkonsentrasi obat bakterisid pada menghambat aerobik konsentrasi clindamycin 10% (Gambar 3). maupun adalah suatu sintesa tempat Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 22 Susi Novaryatiin Gambar 3. Uji resistensi bakteri E. coli terhadap antibiotik amoxicilin (kiri), cefadroxil (tengah), dan clindamycin (kanan) dengan beberapa konsentrasi yaitu 1%, 5%, dan 10%. Gambar 4. Uji resistensi bakteri Staphylococcus sp.terhadap antibiotik amoxicilin (kiri), cefadroxil (tengah), dan clindamycin (kanan) dengan beberapa konsentrasi yaitu 1%, 5%, dan 10%. Staphylococcus sp. menunjukkan yang terbentuk yaitu sebesar 20,73 mm pada sensitivitas yang sama baiknya terhadap konsentrasi cefadroxil 1%, 29 mm pada clindamycin dan cefadroxil (Gambar 4). Hal ini konsentrasi cefadroxil 5%, dan 33,89 mm ditunjukkan dengan diameter zona hambat pada yang terbentuk pada uji resistensi dengan Berdasarkan diameter zona hambat yang menggunakan clindamycin konsentrasi 1%, terbentuk 5%, dan 10% yaitu masing-masing sebesar konsentrasi cefadroxil 1% dan 5% bersifat 42,8 mm; 52,43 mm; dan 60,16 mm. Pada uji intermediet dalam menghambat aktivitas E. resistensi dengan menggunakan cefadroxil coli, namun sensitif pada konsentrasi 10%. konsentrasi 1%, 5%, dan 10%, diameter zona konsentrasi tersebut Cefadroxil cefadroxil menunjukkan merupakan 10%. bahwa antibiotika hambat yang terbentuk yaitu masing-masing semisintetik golongan sefalosforin generasi sebesar 40,69 mm; 53,02 mm; dan 62,71mm. pertama. Cefadroxil bersifat bakterisid dengan Sensitivitas yang ditunjukkan E. coli terhadap jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri. cefadroxil lebih rendah dibandingkan dengan Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase sensitivitas yang ditunjukkan terhadap dua tahap antibiotik lainnya. Diameter zona hambat pembentukan dinding sel. Cefadroxil aktif Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] ketiga dalam rangkaian reaksi 23 Identifikasi Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase), pneumoniae, Streptococcus catarrhalis kesehatan masyarakat terutama puskesmas (Sukandar dkk., 2008). Hasil uji resistensi dan rumah sakit untuk pasien menengah ke menunjukkan bawah dengan E. Proteus Amoxicilin merupakan antibiotik yang banyak tersedia pada unit-unit pelayanan sp., coli, mm; dan 58,65 mm. mirabilis, Klebsiella E. masing-masing sebesar 38,47 mm; 43,31 Moraxella bahwa jika dibandingkan coli,Staphylococcus sp.lebih sehingga paling banyak dipakai (Refdanita et al., 2004). Amoxicilin merupakan sensitif terhadap cefadroxil. Hal ini sesuai antibiotik dengan pustaka bahwa senyawa-senyawa bakterisid. Bakteri pathogen yang sensitif generasi pertama memiliki aktivitas yang lebih terhadap amoxicilin adalah Staphylococci, baik terhadap organisme-organisme Gram Streptococci, positif (Sukandar dkk., 2008), sehingga dapat dilihat dibandingkan organisme-organisme Gram negatif (Katzung, 2004). spektrum luas yang Enterococci, dan bersifat E. coli dari hasil bahwa amoxicilin dapat membunuh Sensitivitas yang ditunjukkan E. coli bakteri E.coli dan Staphylococcus sp. terhadap amoxicillin jauh lebih baik jika Amoxicilin merupakan salah satu turunan dibandingkan penisilin dengan cefadroxil. Pada yang bekerja menghambat konsentrasi amoxicilin 1% terbentuk diameter pembentukan dinding sel bakteri dengan cara zona hambat sebesar 24,56 mm, hal ini mencegah menunjukkan asetimuramat yang dibentuk di dalam sel ke bahwa pada konsentrasi penggabungan struktur menghambat aktivitas E. coli. Sedangkan memberikan bentuk kaku pada dinding sel pada konsentrasi amoxicilin 5% dan 10% bakteri (Pelczar dan Chan, 2007). Mekanisme terbentuk diameter zona hambat masing- kerja amoxicilin terhadap Staphylococcus masing sebesar 35,42 mm dan 41,93 mm. aureus Staphylococcus sp.menunjukkan sensitivitas biosintesis yang cukup baik terhadap amoxicilin, namun peptidoglikan (Lim, 1998) sedangkan pada E. sensitivitas coli dibandingkan dengan lebih rendah sensitivitas jika yang adalah apabila yang N- tersebut amoxicilin bersifat intermediet dalam tersebut mukopeptide asam dengan dinding sel, diberikan biasanya menghambat khususnya amoxicilin akan membentuk tonjolan-tonjolan pada dinding ditunjukkan terhadap dua antibiotik lainnya. selnya sehingga Pada konsentrasi amoxicilin 1%, 5%, dan dalamnya. 10% terbentuk zona hambat dengan diameter sitoplasmanya sitoplasma Sel karena akan mengalir di kehilangan lisis (Pelczar dan Chan, 2007). Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 24 Susi Novaryatiin KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: 1. Telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi bakteri Staphylococcus sp. dan E. coli dari Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 2. Baik Staphylococcus sp. maupun E. coli menunjukkan sensitivitas yang baik terhadap ketiga antibiotik yang sering digunakan di Poli Gigi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 3. Staphylococcus sensitivitas yang sp. menunjukkan tinggi terhadap cefadroxil, diikuti oleh clindamycin dan amoxicilin. 4. E. coli menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap clindamycin, diikuti oleh amoxicilin dan cefadroxil. DAFTAR PUSTAKA 1. Adam, S. 1992. Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2. Brooks, G. F., Butel, J. S., and Morse, S. A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 3. Hadinegoro, S. R. 1999. Masalah Multi Drug Resisten pada Demam Tifoid Anak. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran. No. 124: 5-8. Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 4. Hadioetomo, R.S.1993. Mikrobiologi Dasardalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Penerbit Gramedia. 5. Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Medis. Cetakan I. Bandung: Penerbit Alfabeta. 6. Jawetz, E., et al. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20. San Fransisco: University Of California. 7. Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 8. Koneman, E.W., Allen, S.D., Dowell, V.R., Janda, W.M., Sommers, H.M., Winn, W.C. 1988.Diagnostic Microbiology. Third Edition.Pennsylvania: Lippincott Company. 9. Kusmawan, A. 2008. Infeksi Nosokomial di Klinik Gigi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara. Medan. 10. Lim, D. 1998. Microbiology. Edisi 2. New York: Mc Grow Hill Book Company. 11. Noer, S.F. 2012. Pola Bakteri dan Resistensinya Terhadap Antibiotik yang Ditemukan pada Air dan Udara Ruang Instalasi Rawat Khusus RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2 – Juli 2012, hlm. 73-78. 12. Pelczar, M. J., Chan, E. C. S. 2007. Elements Of Microbiology. New York: Mc Grow Hill Book Company. 13. Refdanita, Maksum R, Nurgani, Endang. 2004. Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotika di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001 – 2002. Jakarta: Makara Kesehatan, Vol. 8, No. 2,Desember : 41-48. 14. Sukandar, E. Y., dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: Penerbit PT. ISFI. 15. Waluyo, L. 2008. Mikrobiologi Umum. UPT. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. 25