21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil belajar a

advertisement
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Hasil belajar
a.
Pengertian Belajar
Belajar
adalah
kegiatan
individu
untuk
memperoleh
pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah
bahan belajar Sagala, (2010: 12). Berdasarkan Hamalik, (2011: 27)
belajar adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latian
melainkanpengubahan kelakuan. Berdasarkan Gage dalam Sagala,
(2010: 13) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Berdasarkan pengertian di atas belajar dapat disimpulkan
sebagai usaha seseorang untuk meningkatkan ilmu, perilaku, dan
keterampilan yang dimiliki oleh manusia dan dapat diperoleh dimana
saja sebagai bekal pengalaman yang dapat berguna untuk dirinya dan
lingkungan sekitarnya. Keberhasilan suatu proses belajar dapat di
tentukan oleh siswa itu sendiri.
7
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
22
b. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Penjelasan menurut Supridjono
(2013: 5) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilanketerampilan.
Penjelasan menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2010:
22) hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor.
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dalam
Sudjana (2010: 23) berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni:
a) Knowledge/Pengetahuan adalah tingkat belajar pengetahuan
yang paling rendah tetapi sebagai prasarat bagi tipe hasil
belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman.
b) Comprehension/Pemahaman adalah kemampuan untuk
menangkap suatu makna dalam suatu konsep.
c) Application/Aplikasi adalah penggunaan abstraksi (ide,
teori, atau petujuk teksnis)
pada situasi kongkret atau
situasi khusus.
d) Analysis/Analisis adalah usaha memilih suatu integritas
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hierarkinya dan atau susunanya.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
23
e) Synthesis/Sintesis adalah pernyataan unsur-unsur atau
bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh.
f)
Evaluation/Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang
nilai sesuatu yang mungkin di lihat dari segi tujuan,
gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materil, dll
sehingga diperlukan suatu kriteria atau standar tertentu.
Dalam
penelitian ini
akan
ditekankan
pada
aspek
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Proses kognitif tidak boleh dianggap aspek sekunder
dalam
usaha
Matematika
untuk memahami
dikelas.
belajar dan pengajaran
Berdasarkan
penjelasan
menurut
pandangan Vgotsky dalam Santrock ( 2011: 60 ) :
a) Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis
dan diinterpretasikan secara develop mental.
b) Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan
bentuk yang berfungsi sebagai alat psikologi untuk
membantu dan mentafsirkan aktivitas mental.
c) Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan
dipengaruhi oleh latar belakang kontektual.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.
Berdasarkan penjelasan menurut Sudjana (2010: 29) sikap
seseorang dapat diramalkan perubahanya bila seseorang telah
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
24
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian ranah
afektif tidak mendapat perhatian dari guru tetapi hasil belajar
ranah afektifakan tampak pada siswadalam berbagai tingkah
laku.Ranah afektif berdasarkan taksonomi Kratwohl dalam
Winkel (1999: 247) terdiri dari lima aspek yakni :
a) Reciving/penerimaan
Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang
dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti
buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
b) Characterization by evalue or calue complex/Internalisasi
nilai
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi
(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam
mengatur kehidupanya sendiri.
c) Valuing/Penilaian
Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesaui dengan penilaian
itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak, atau
mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang
sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
25
d) Organization/Organisasi
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam
kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan
pada suatu sekala nilai: mana yang pokok dan selalu harus
diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.
e) Responding/Partisipasi
Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif
dan berpartisipasi dalam kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan
dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang
disajikan.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor menurut klasifikasi Simpson dalam
Winkel (1999: 249)
tingkatan keterampilan yaitu sebagai
berikut :
a) Perception/Persepsi
Mencakup
kemampuan
untuk
mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,
berdasarkan pembedaan anatara ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan.
b)
Set/Kesiapan
Mencakup kemempuan untuk menempatkan dirinya
dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
26
gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan
jasmani dan mental.
c) Guided response/Gerakan terbimbing
Mencakup kemampuan untuk melakaukan suatu
rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan
(imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam gerakan
anggota tubuh menurut contoh yang diperlihatkan atau
diperdengarkan.
d) Mechanical response/Gerakan yang terbiasa
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih
secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan.
e) Complex response/Gerakan kompleks
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan
lancar, tepat, dan efisien. Adanya
kemampuan ini
dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan beruntun dan
menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu
keseluruhan gerak-gerak yang teratur.
f)
Adjustment/Penyesuaian pola gerakan
Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan
dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
27
setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan
yang telah mencapai kemahiran.
g) Creativity/Kreativitas
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola
gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan
inisiatif sendiri.
Penilaian yang ingin dicapai pada penelitian ini terdiri
dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan
menggunkan
model
pembelajaran
Discovery
Learning.
2.
Pembelajaran Tematik
a.
Pengertian pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik dilaksanakan dengan menggunakan
prinsip
pembejaran
yang
terpadu.
Pembelajaran
terpadu
menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang
memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu kali tatap muka,
untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Siswa
dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari selalu
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep
lain
pembelajaran
yang
telah
tematik
dikuasainya.
terpadu
adalah
Disimpulkan
pembelajaran
bahwa
yang
menggabungkan beberapa mata pelajaran yang digabung menjadi
satu tema. (Kemendikbud 2013).
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
28
b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan
kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami
konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah
semangat belajar, karena materi yang dipelajari merupakan materi
yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:
1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu
2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam satu tema yang sama
3) Memiliki pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih
mendalam dan berkesan
4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman
probadi peserta didik
5) Lebih bergairah belajar karena meraka dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis,
sekaligus mempelajari pelajaran yang lain
6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang
disajikan dalamkonteks tema yang jelas
7) Guru dapat menhemat waktu, karena mata pelajaran yang
disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dari dan atau
pengayaan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
29
8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh
kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budu pekerti
sesuai dengan situasi dan kondisi.
c.
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
1) Berpusat pada siswa (student centered)
2) Proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung.
3) Pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
4) Saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan mata
pelajaran yang lainnya.
5) Keterpaduan berbagai mata pelajaran.
6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
3.
Pendekatan Saintifik
a.
1) Pengertian Pendekatan Saintifik
Berdasarkan Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (2013: 205), bahwa
pendekatan Saintifik merupakan pendekatan yang memberikan
pemahaman kepada siswa atau peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berawal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu
diharapkan kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
30
pembelajaran yang kondusif sehingga mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan
diberi tahu.
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) merupakan
materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Konsep
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) lebih menekankan
pada konsep, teori, dan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, sehingga mendorong dan menginspirasi siswa dalam
berpikir kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami,
memecahkan
masalah,
dan
mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran Kemendikbud (2013: 200).
Dari penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
Pendekatan
ini
berbeda
dari
pendekatan
pembelajaran
kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses
pembelajaran,
guru
akan
melakukan
langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah ini mempunyai kriteria sesuai dengan Permendikbud
Nomor
81a
yaitu
proses
pembelajaran
menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung.
2) Proses Pembelajaran pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap
(attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
31
Sikap
(Tahu Mengapa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Gambar 1.1: Proses pembelajaran menyentuh 3 ranah
(Pelatihan Implementasi kurikulum 2013 : 2014)
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik
merujuk pada Permendikbud Nomor 81a (Amir Syamsudin, 2013:
35-37) terdiri atas lima kegiatan pembelajaran pokok yaitu:
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi
4) Mengasosiasi
5) Mengkomunikasikan
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam
berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum berikut:
1) Mengamati
Kegiatan pembelajaran
dalam mengamati adalah
membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
32
alat).
Kompetensi
yang
dikembangkan
dalam
kegiatan
mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
2) Menanya
Kegiatan
pembelajaran
dalam
menanya
adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
yang factual sampai kepertanyaan yang hipotetik). Kompetensi
yang dikembangkan dalam menanya adalah mengembangkan
kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk berfikir kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
3) Mengumpulkan informasi/eksperiment
Kegiatan
pembelajarannya
meliputi
melakukan
eksperimen, membaca sumber lain, selain buku teks, mengamtai
objek/kejadian, aktivitas, wawancara dengan
narasumber.
Kompetemsi yang dikembangakn adalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang
lain,
kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, memebiasakan belajar sepanjang hayat.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
33
4) Mengasosiasikan/ mengolah informasi
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpullkan informasi/eksperimen maupun hasil
dari
kegiatan
mengamati
dan
kegaiatan
mengumpulkan
informasi, pengoilahan informasi yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbagai sampai kepada yang
bertentangan.Kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan
ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan, prosedur dan dan
kemampuan
berfikir
induktif,
seta
deduktif
dalam
dilakukan
adalah
menyimpulkan.
5) Mengkomunikasikan
Kegiatan
pembelajaran
yang
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis, secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi
yang
dikembangakan
dalam
kegiatan
ini
adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
34
Adapun
langkah-langkah
pembelajaran
pada
pembelajaran menurut Syawal Gultom (2013: 209) meliputi
menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta. Pendekatan saintifik pada
pembelajaran disajikan pada gambar 1.2 berikut:
Observing
(mengamati)
Questioning
(menanya)
Associating
(menalar)
Experimenting
(mencoba)
Networking
(membentuk
jejaring)
Gambar 1.2: langkah-langkah pembelajaran pada scientific
approach
1) Mengamati (observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan
proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini
memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media
obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya.
2) Menanya (Questioning)
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan
tentang
hasil
pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
35
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain
yang lebih abstrak.
3) Menalar (Associating)
Kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi/menalar”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
4) Mencoba (Experimenting)
Mencoba
(experimenting)
dimaksudkan
untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
5) Mengkomunikasikan (Networking)
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan
yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui menuliskan atau menceritakan yang ditemukan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
36
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut.
4.
Model Discovery Learning
a. Pengertian model Discovery Learning
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002: 22) Discovery
Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam
sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang
tidak berbrntuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari
dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan
pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya adalah
demikian:
1)
Simulation. Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau
menyuruh peserta didik untuk membaca atau mendengarkan
uraian yang memuat permasalahan.
2)
Problem
statement.
Anak
didik
diberi
kesempatan
mengidentiikasi berbagai permasalahan.
3)
Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan.
4)
Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara,
observasi,
dan
sebagainya,
semua
diolah,
diacak,
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
37
diklarisifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5)
Verification atau pembukian. Berdasarkan hasil pengolahan dan
pembuktian,
hipotesis
yang telah
dirumuskan
terdahulu
kemudian dicek.
6)
Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi
tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan.
Pandangan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai
subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesua dengan kmampuan yang
dimilikinya. Proses belajar harus dipandang sebagai stimulus yang
dapatmenantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peran guru
lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin
belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak
melakukan
kegiatan
sendiri
atau
dalam
bentuk
kelompok
memecahkan masalah dengan bimbingan guru.
Pemecahan masalah adalah metode yang mengharuskan pelajar
untuk menemukan jawabanya (discovery)
tanpa bantuan khusus.
Dengan pemecahan masalah pelajar menemukan aturan baru yang
lebih tinggi tarafnya sekalipun ia mungkin tidak dapat merumuskan
secara verbal.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
38
b. Kelebihan dan kelemahan model Discovery Learning
1) Kelebihan model Discovery Learning
Beberapa keunggulan metode penemuan adalah sebagai
berikut:
a)
Dianggap
membantu
siswa
mengembangkan
atau
memperbanyak persediaan dan penguasaan ketramplilan
dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan
terus dalam penemuan terbimbing. Kekuatan dari proses
penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi
seseorang belajar bagaimana belajar itu;
b)
Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi
sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang
sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian,
retensi, dan transfer;
c)
Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa,
misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikanya,
menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan;
d)
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bergerak maju sesuai dengan kemampuanya sendiri;
e)
Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara
belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi
sendiri untuk belajar, paling sedikit dapat suatu proyek
penemuan khusus;
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
39
f)
Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa
dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui
proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa
sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan;
g)
Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi
kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai
sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar,
terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum
diketahui sebelumnya;
h)
Membantu perkembangan siswa menuju spektisisme yang
sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Penggunaan model Discovery Learning ingin merubah
kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah
pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented.
2)
Kelemahan model Discovery Learning
Disamping memiliki kelebihan, model Discovery Learning
juga memiliki kelemahan, terutama jika tidak diterapkan dengan
baik :
a)
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk
cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin
bingung dalam usahanya mengembangkan pikiranya jika
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan
saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subjek,
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
40
atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan
dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin
akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan
frustasi pada siswa yang lain.
b)
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.
Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena
membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
c)
Harapan yang ditumpahkan dalam strategi ini mungkin
mengecewakan guru dan siswa yang sudah bisa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
d)
Mengajar dengan penemuan mugkin akan dipandang
sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan
kurang
memperhatikan
diperolehnya
sikap
dan
keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan diperlukan
untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan
emosional sosial secara keseluruhan.
e)
Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencoba ide-ide, mungkin tidak ada.
f)
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk
berpikir kreatif, kalao pengertian-pengertian yang akan
ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru,
demikian proses-proses di bawah pembinaanya. Tidak
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
41
semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang
penuh arti.
(Suryosubroto, 2009: 185)
Solusi untuk mengatasi dari kelemahan tersebut bisa
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning dengan baik. Bisa dilakukan dengan cara memberi
motifasi kepada siswa terlebih dahuu di awal kegiatan
pembelajaran, agar mental dan semangat siswa bisa terbentuk
dan siap mengikuti pembelajaran. Bisa juga memanfaatkan
media untuk mengkolaborasikan dengan model dan pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran.
5.
Tema 6 Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, yang
bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan masalah yang dihadapi
dengan cara mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan membentuk
jejaring. Beberapa mata pelajaran dipadukan menjadi satu yang
dihasilkan sebuah tema. Tema merupakan suatu wadah yang berisi materi
dan konsep pembelajaran yang menyeluruh. Pemilihan tema disesuaikan
dengan lingkungan peserta didik.
Tema 6 indahnya negeriku sub tema indahnya peninggalan
sejarah, berisi mengenai bagaimana mengetahui berbagai peninggalan
sejarah. Isi dalam proses pembelajaran pada sub tema indahnya
peninggalan sejarah dengan penemuan konsep yang terdapat dalam
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
42
pembahasan pembelajaran dapat dijumpai dengan adanya masa sejarah
beserta peninggalan-peninggalanya seperti yang terdapat di museum,
tempat wisata bersejarah. Jadi dengan adanya tema maka akan lebih
mudah dilakukanya proses pembelajaran. Dengan demikian peneliti
memilih tema 6 indahnya negeriku sub tema indahnya peninggalan
sejarah.
a.
Ruang Lingkup Tema
Menurut
Rusman
(2011:
262)
dalam
memilih
dan
menetapkan tema terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
diantaranya:
1) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses
berpikir pada diri siswa serta terkait dengan cara dan kebiasaan
belajarnya.
2) Ruang lingkup tema disesuaian dengan usia dan perkembangan
siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuanya.
3) Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dan
dikenali oleh siswa.
Menurut Trianto (2011: 58), prinsip penggalian merupakan
prinsip utama dalam pembelajaran tepadu. Artinya tema-tema yang
saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama
dalam pembelajaran, dalam penggalian tema tersebut hendaknya
memperhatikan beberapa persyaratan:
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
43
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk
dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
3) Tema
harus
disesuaikan
dengan
tingkat
perkembangan
pesikologis anak.
4) Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat
anak.
5) Tema dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6) Tema dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
7) Tema yang dipilih hendknya mempertimbangkan ketersediaan
sumber.
Berdasarkan prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip
penggalian tema sangat penting untuk membentuk suatu tema dalam
pembelajaran. Syarat-syarat yang telah ditentukan harus selalu
diperhatikan supaya tema yang dibuat sesuai dengan isi materi
pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan sesuai
dengan perkembangan anak.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
44
B. Kerangka Pikir
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagi macam hal baik yang
berhubungan dengan siswa maupun di luar siswa. Pembenahan harus
dilakukan agar hasil belajar siswa meningkat. Masalah ini terjadi pada siswa
kelas 4 SD Negeri 4 Teluk. Berdasarkan dari wawancara dengan guru dan
observasi yang telah dilakukan peneliti, masih rendahnya hasil belajar siswa
di SD Negeri 4 Teluk sehingga dibutuhkan suatu tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran. Penerapan model Discovery Learning, merupakan salah satu
penerapan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di
SD Negeri 4 Teluk.
Penerapan model Discovery Learning adalah suatu penerapan dalam
pembelajaran
dimana
guru
berperan
sebagai
pembimbing
dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif,
sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
Kondisi seperti ini yang
diharapkan merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
menjadi student oriented. Guru memberikan kesempatan muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli
matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Dengan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
45
menggunkan model Discovery Learning ini diharapkan dapat menigkatkan
hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut :
Tindakan
Penerapan pendekatan
saintifik dan model
Discovery Learning
Kondisi Awal
Hasil belajar siswa kelas 4
SD Negeri 4 Teluk masih
rendah
Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pembelajaran tematik
terpadu guru menggunakan
model pembelajaran
Discovery Learning dan
pendekatan saintifik. Aspek
Kondisi Akhir
Meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 4 SD
Negeri 4 Teluk
kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa meningkat
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu:
“Melalui
pendekatan
saintifik
dengan
model
pembelajaran
Discovery Learning pada tema indahnya negeriku sub tema indahnya
peninggalan sejarah dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 4 SD
Negeri 4 Teluk Kabupaten Banyumas”
1.
Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa pada tema indahnya
negeriku sub tema indahnya peninggalan sejarah menggunakan
pendekatan saintifik pada siswa kelas 4 SD Negeri 4 Teluk?
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
46
2.
Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa pada tema indahnya
negeriku sub tema indahnya peninggalan sejarah menggunakan
pendekatan saintifik pada siswa kelas 4 SD Negeri 4 Teluk?
3.
Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada tema
indahnya negeriku sub tema indahnya peninggalan sejarah menggunakan
pendekatan saintifik pada siswa kelas 4 SD Negeri 4 Teluk?.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Tiar Arif Setiawan, FKIP, UMP, 2017
Download