Penyebab Kegagalan Dalam Pengembangan Maupun Penerapan Sistem Informasi Pada Suatu Organisasi [dengan merujuk pada pendapat Rosemary Casafaro] Contoh penerapan sistem informasi di suatu organisasi yang telah banyak digunakan adalah Enterpriise Resource Planning (ERP) dan Customer Relationship Management (CRM). Dalam penerapan ERP, kegagalan dapat terjadi, hal ini dapat disebabkan oleh tandatanda: Kurangnya komitmen top management Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis) Cacatnya proses seleksi software ( terburu-buru memutuskan) Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal) Kurangnya ‘buy in’ Kesalahan penghitungan waktu implementasi Tidak cocoknya software dgn business process Kurangnya training dan pembelajaran Cacatnya project design & management Kurangnya komunikasi Saran penghematan yang menyesatkan Menurut Brown and Vessey (2003), terdapat 5 faktor yang harus dikelola dengan baik agar proses implementasi ERP berjalan dengan sukses yaitu : a. Top management is engaged in the project, not just involved Seorang manajer harus terikat dalam proyek tersebut mulai dari cukup dan perencanaan, pengembangan, implementasi dan monitoring. b. Project leaders are veterans, and team members are decision makers Seorang project leader harus memiliki pengalaman yang memberikan kebebasan bagi anggotanya untuk mengambil keputusan. c. Third parties fill gaps in expertise and transfer their knowledge Seorang konsultan harus menjadi penengah antara perusahaan dan vendor. Selain itu konsultan berfungsi untuk transfer knowledge kepada perusahaan agar pada saat konsultan pergi maka perusahaan tetap dapat melakukan operasinya. d. Change management goes hand-in-hand with project planning Implementasi project harus sejalan dengan manajemen perubahan perusahaan karena di tengah jalan rencana dapat berubah sehingga harus cepat menyesuaikan dengan perubahan yang ada. e. A satisfying mindset prevails Harus ada tingkat kepuasan yang sama dari seluruh pihak yang terlibat dalam project karena jika ada pihak yang belum puas dapat menghambat implemenatsi proyek Kunci sukses implementasi CRM yaitu : Evaluasi secara terus-menerus, dengan adanya kontrol adaptasi terhadap perubahan dapat terus dilakukan. Tentu saja adaptasi dilakukan secara perlahan, agar yang melaksanakan tidak ‘kaget’ sehingga dapat dilakukan dengan baik, lebih termotivasi dan produktivitasnya juga meningkat. Eksekutif perusahaan bertanggung jawab akan penentuan arah strategis, dan cara implementasi yang dilakukan di lingkungan internal perusahaan. Relationship merupakan inti dari CRM, jadi yang terpenting bukan hanya menambah hubungan yang baru (dengan pelanggan), tetapi juga mempertahankan bahkan meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang sudah menjadi prospek bagi perusahaan. Membuat strategi bisnis yang berpusat pada pelanggan sebelum membahas teknologi yang dibutuhkan. Membuat perincian dari proyek CRM kepada bagian yang mudah dikelola dengan membuat program contoh mengenai sasaran-sasaran jangka pendek. Memastikan perencanaan CRM sudah menggunakan model yang tepat, perlu berhati-hati tentang yang terbaik untuk perusahaan. Tidak meremehkan jumlah data yang terkumpul, sehingga dapat memastikan perluasan sistem yang mungkin akan dibutuhkan ke depannya. Bijaksana dalam pengumpulan dan penyimpanan data. Penyimpanan data yang sebenarnya tidak diperlukan malah akan menghamburkan waktu dan uang. Rosemary Cafasaro dalam O’Brien (2005) menyatakan beberapa faktor yang menyebabkan kesuksesan atau kegagalan penerapan sistem informasi dalam suatu organisasi/perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan tersebut antara lain karena adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end-user (pemakai akhir), penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang dan harapan perusahaan yang nyata. Beberapa hal yang menunjukkan penyebab kegagalan berdasarkan faktor-faktor tersebut adalah ketika pihak manajemen eksekutif tidak mendukung sistem evaluasi dan pengambilan keputusan dalam perusahaan, sehingga dapat menimbulkan ‘komando’ yang membingungkan, dari pihak end user diharapkan timbal-balik atas apa yang telah diterima sebagai bahan evaluasi. Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi. Daftar Pustaka http://hendrawan28.wordpress.com/2009/04/30/pemanfaatan-sistem-perencanaan-sumber daya-erp- pada-perusahaan-pakan-ternak-charoen-pokphan-indonesia/ http://terapibisnis.com/artikel-tb/85-implementasi-customer-relationship-management-crm-dalammeningkatkan-loyalitas-pelanggan.html