BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pertama yang berjudul “Etnofarmakologi Dan Pemakaian
Tanaman Obat Suku Dayak Tunjung Di Kalimantan Timur” yang disusun oleh
Francisca Murti Setyowati memperoleh 47 jenis tumbuhan dengan suku paling
banyak Euphorbiaceae perbedaan pada penelitian ini yaitu perbedaan lokasi dan
perbedaan karakteristik lokasi yang diteliti selain itu pada penelitian terdahulu
kurang mengkaji farmakologi dari setiap penyakit. Namun pada penelitian terdahulu
sama- sama membahas tanaman yang digunakan di daerah tempat penelitian, bagian
tumbuhan yang digunakan, cara memperoleh tumbuhan dll.
Penelitian terdahulu kedua berjudul “Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi
Tumbuhan Sebagai Obat Di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten
Tasikmalaya” yang disusun oleh Ria Mariani, Atun Qowiyyah, dan Lis Fitriyanti,
memperoleh 51 jenis tumbuhan dengan suku paling banyak Asteraceae perbedaan
pada penelitian ini yaitu perbedaan lokasi dan karakteristik lokasi yang diteliti selain
itu penelitian terdahulu kurang mengkaji mengenai farmakologi dari penyakit.
Namun pada penelitian terdahulu sama- sama membahas mengenai tumbuhan,
bagian tumbuhan, cara memperoleh tumbuhan dll.
Penelitian terdahulu ketiga berjudul “Studi Etnofarmakologi Obat Tradisional
Sebagai Anti Diare Di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas” disusun oleh
Diah Permatasari, Diniatik, dan Dwi Hartanti. Terdapat 10 jenis tanaman yang
digunakan sebagai diare. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih
umum dalam membahas penyakitnya. Namun antara penelitian terdahulu dan
penelitian ini sama- sama mencari data tumbuhan yang digunakan di daerah yang
akan diteliti.
4
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
B. Etnobotani- etnofarmakologi
Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam
keperluan sehari hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai
data botani taksonomi saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang bersifat
kedaerahan, berupa tinjauan interpretasi dan, asosiasi yang mempelajari hubungan
tetang timbal balik antara manusia dengan tanaman dan tentang pemanfaatan tanaman
itu yang paling diutamakan demi kepentingan budaya dan kelestarian alam.
Etnofarmakologi ini merupakan cabang dari etnobotani yang mempelajari tentang
pengobatan. (Permatasari, D. et, al., 2011). Etnobotani
merujuk
pada
kajian
interaksi antara manusia dengan tumbuhan. Kajian ini merupakan bentuk deskriptif
dari suatu pendokumentasian pengetahuan botani tradisional yang dimiliki
masyarakat
setempat
yang
meliputi
kajian
dalam
botani,
kajian
dalam
etnofarmakologi, kajian etnoantropologi, kajian etnoekonomi, kajian etnolinguistik,
dan kajian etnoekologi (Kusumaningrum, D. 2010)
Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan tanaman
yang memiliki efek farmakologi yang memiliki hubungan dengan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan oleh masyarakat sekitar (suku). Kajian etnofarmakologi
adalah kajian tentang penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai obat atau ramuan
yang diolah oleh penduduk sekitar dan digunakan sebagai pengobatan (Hadju, V. et,
al 2016).
Etnofarmakologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang tanaman obat dan
farmakologinya untuk mencegah, mengobati penyakit umum, mendokumentasikan
pengetahuan tradisional melalui evaluasi fungsi tanaman obat. Kelangsungan hidup
manusia tergantung pada alam mengarah ke pencapaian masyarakat pedesaan yang
memiliki pengetahuan unik dan endemic tentang tanaman obat untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit yang diderita (Mirdeilami, S, Z. et, al. 2011).
Etnofarmakologi dalam pengertian modern hanya menjadi mungkin dengan
kemampuan ilmiah untuk mempelajari efek dari zat dan ekstrak pada model sistem.
5
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
C. Tumbuhan Obat
1. Pengertian tumbuhan obat
Menurut Sada, J,T dan R,H,R Tanjung (2010) Tumbuhan obat adalah
tumbuhan yang salah satu atau seluruh bagian pada tumbuhan tersebut
mengandung zat aktif yang berkhasiat bagi kesehatan yang dapat dimanfaatkan
sebagai penyembuh penyakit. Menurut Makalalag, I (2014) Tumbuhan obat
merupakan tumbuhan yang penggunaan utamanya untuk keperluan obat-obatan
tradisional. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat merupakan salah satu kebiasaan
masyarakat karena tumbuhan obat bersifat alami dari pada penggunaan obat
modern.
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang mengandung ratusan sampai ribuan
komponen senyawa kimia yang dinyatakan bahwa senyawa kimia yang terkandung
pada tumbuhan ada yang bersifat racun dan ada juga yang bersifat menyembuhkan
penyakit pada manusia. Oleh sebab itu, analisis kandungan kimia dan efek
farmakologis tumbuhan obat sangat penting untuk dilakukan (Wardiah et al,2015).
Tumbuhan obat tradisional adalah suatu bahan atau ramuan bahan alam dalam
hal ini tumbuhan yang telah diketahui dan digunakan secara turun temurun dalam
pengobatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman. Tanaman obat tradisional
sering disebut juga dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga), TOGA biasanya
ditanam oleh para keluarga, seperti dikebun maupun halaman rumah
dengan
berbagai jenis tumbuhan yang berkhasiat dan digunakan sebagai kebutuhan
pengobatan keluarga. Tumbuhan ini biasanya digunakan sebagai pengobatan untuk
pertolongan pertama seperti batu, demam. Biasanya tanaman yang sering di tanam
di berbagai kebun atau halaman adalah temulawak, kunyit, sirih, kembang sepatu,
sambiloto dan sebagainya. Tumbuhan obat tradisional juga tidak hanya sengaja
ditanam masyarakat namun sering kali hanya tumbuh liar di sekitar rumah atau
jalan- jalan. Olahan yang sering digunakan masyarakat dalam mengkonsumsi
taumbuhan obat adalah jamu (Nursiyah, 2013).
6
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Menurut WHO (2003) Tumbuhan telah membentuk dasar dari obat tradisional
sistem yang telah digunakan selama ribuan tahun. Obat tradisional mengacu pada
praktik kesehatan, pendekatan, pengetahuan dan keyakinan menggabungkan
tanaman, hewan dan obat-obatan berbasis mineral, terapi spiritual,-teknik panduan
teknik-dan latihan, diterapkan tunggal atau dalam kombinasi untuk mengobati atau
untuk mendiagnosa dan mencegah penyakit atau mempertahankan kesejahteraan
(Karou, D. et., al 2007).
Apabila mengacu pada Etnofarmakologi dan Etnobotani, maka tanaman obat
dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
a. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui dan
dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat ini terbagi menjadi 3
yaitu :
1) Tumbuhan yang dapat digunakan juga sebagai obat di daerah lain,
dengan khasiat yang sama.
2) Tumbuhan yang dapat digunakan juga sebagai obat didaerah lain, tapi
dengan khasiat yang berbeda.
3) Tumbuhan yang digunakan sebagai obat hanya di daerah tersebut (tidak
digunakan sebagai obat di daerah lain).
b. Tumbuhan obat modern sebagai bahan dasar (precursor) baik bahan asli
maupun untuk sintesis. Tumbuhan obat ini telah dibuktikan mengandung
senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat
dipertanggungjawabkan secara medis.
c. Tumbuhan obat potensial yang belum dikenal, yaitu berdasarkan informasi
diduga sebagai obat tetapi belum jelas penggunaan dan kegunaannya secara
medis (Runtunuwu, A, E. 2013)
Tumbuhan obat lebih mudah didapatkan, karena tidak memerlukan resep
dokter. Hal ini mendorong terjadinya ketidaktepatan penggunaan obat tradisional
karena kesalahan atau kurangnya informasi terhadap penggunaan obat tradisional.
Penggunaan obat tradisional memiliki efek samping yang kecil dibanding dengan
obat kenvensional( modern), namun perlu diperhatikan dalam kepastian bahan
7
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
aktif yang belum terjamin terutama penggunaan obat tradisional secara rutin.
Berdasarkan World Health Organization (WHO), baik tumbuhan maupun produk
alam lainnya telah dimanfaatkan sebagai obat- obatan dalam kesehatan, sekitar
70% dari seluruh populasi tanamn tropis didunia terdapat 30.000 dan ada spesies
tanaman tersebut yang
tumbuh ditemukan diwilayah Indonesia sekitar 75%.
Oleh karena itu kebanyakan pengobatan yang dilakukan masyarakat Indonesia
banyak menggunakan tanaman herbal atau rempah. (Firdaus, I, N, A. 2015).
Selama sepuluh tahun terakhir, tumbuhan obat telah menjadi topik kepentingan
umum. Hingga saat ini diperkirakan banyak negara berkembang yang sebagian
besar masyarakatnya sangat mempercayai tabib dan tumbuhan obat sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan kesehatan. Bersamaan dengan ini, banyak orang di negara
berkembang kembali pada pengobatan tradisional tetapi sebagai pengobatan yang
saling melengkapi (complementary medicine) dengan pengobatan modern Dengan
keragaman tumbuhan obat serta pemanfaatan dalam hal pengobatan, maka
pengobatan tradisional mulai lebih diminati oleh masyarakat dan mulai beralih
menggunakan obat herbal (Meytia, D, 2013).
Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan baik yang sudah ataupun belum
dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan obat juga
merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan tradisional yang telah
digunakan sejak lama dan memberikan dampak farmakologi. Pengobatan
tradisional secara langsung atau tidak langsung mempunyai kaitan dengan upaya
pelestarian pemanfaatan sumber daya alam hayati, khususnya tumbuhan obat.
mengelompokkan tumbuhan berkhasiat obat sebagai berikut:
a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis tumbuhan yang diketahui atau
dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan
baku obat tradisional.
b. Tumbuhan obat modern, merupakan jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, dan
penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
8
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
c. Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi belum
dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat dan
penggunaannya secara tradisional belum diketahui (Yatias, E, A, 2015).
Tumbuhan obat terdiri dari beberapa macam habitus. Habitus berbagai jenis
adalah sebagai berikut :
a. Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang yang
jelas dan bercabang jauh dari permukaan.
b. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan bercabang
dekat dengan permukaan.
c. Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair.
d. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjalar/memanjat pada
tumbuhan lain.
e. Tumbuhan memanjat adalah herba yang memanjat pada tumbuhan lain atau
benda lain.
f. Semak adalah tumbuhan yang tidak seberapa besar, batang berkayu,
bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau di dalam tanah.
g. Rumput adalah tumbuhan dengan batang yang tidak keras, mempunyai ruasruas yang nyata dan seringkali berongga (Yatias, E, A, 2015)
WHO (World Health Organitation) juga memprediksi pada tahun 1985 bahwa
sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat, (Herbal
medicine,
phytoterapi,
phytomedicine,
atau
botanical
medicine)
untuk
pemeliharaan kesehatan primernya (murni, S,A, 2012). Keanekaragaman
tumbuhan obat obatan dapat menunjang adanya ketersediaan obat- obat tradisional
yang siap pakai (Makalalag, I. 2014).
Obat tradisional adalah ramuan dari berbagai jenis bagian tanaman yang
mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang sudah
dilakukan sejak zaman dahulu secara turun –menurun.
9
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Obat bahan alam yang ada diindonesia dapat dikategorikan menjadi 3 jenis,
Yaitu :
a. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi
seluruh bahan tanaman yang digunakan dalam meramu jamu tersebut harus
hidienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah
digunakan secara turun temurun selama berpuluh- puluh tahun bahkan
mungkin bisa asampai ratusan tahun. Dan pada umumnya, ramuan jamu di
lakukan atas dasar resep dari leluhur. Jamu, tidak perlu dibuktikan secara klinis
namun cukup dengan bukti empiris turun temurun.
b. Obat herbal Terstandar (Scientific based medicine)
Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang dan
mineral. Dalam melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang
komplet serta mahal, dengan tenaga kerja yang mendukung dan intelektualnya
dalam membuat ekstrak. Selain tekonologi yang maju, dibuktikan pula dengan
bukti ilmiah dengan bukti pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikuti
standar yang ditentukan.
c. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disertakan
dengan obat modern karena proses pembuatannya telah terstandar, ditunjang
dengan pembuktian ilmiah sampai uji klinik pada manusia dengan kriteria
memenuhi syarat inilah, protocol uji telah disetujui, pelaksanaan yang
kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji telah memenuhi
syarat. Dengan adanya uji klinik
profesi medis akan lebih yakin dalam
menggunakan obat tradisional dan dapat merekomendasikan menggunakan
obat herbal dalam pelayanan kesehatan. (Firdaus, I, N,A, 2015).
10
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Penggolongan
obat
tradisional
menurut
yang
Pengawasan Obat dan Makanan secara garis besar
dikeluarkan
Badan
obat tradisional dapat
dibedakan menjadi :
1) Hasil TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Obat tradisional yang dimanfaatkan, pada umumnya digunakan oleh
keluarga. Terdapat standarisasi yang perlu dilakukan adalah kebenaran
tanaman yang digunakan dan kebersihan dalam proses pembuatannya.
2) Jamu
Jamu yang digunakan untuk pengobatan sendiri terdiri atas:
a) Jamu Racikan
Usaha peracikan, pencampuran atau dalam pengolahan obat tradisional
dengan bentuk rajangan, serbuk, cairan pilis, tapel ataupun param
dalam sekala kecil, dijual dari satu tempat penandaan atau merek
dagang.
b) Jamu Gendong
Ini adalah suatu usaha peracikan, pencampuran, pengolahan dan
pengedaran obat tradisional dalam bentuk cairan, pilis atau param
tanpa penandaan atau merek dagang yang tertera dan tanpa dijajakan.
3) Industri Obat Tradisional (IOT)
Ini merupakan industry yang memproduksi obat tradisiona dengan total aset
diatas Rp. 600.000.000 tidak termasuk harga tanah dan bangunan.
4) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT)
Ini merupakan industry obat tradisional dengan total asset kurang atau sama
dengan Rp.600.000.000 tidak termasuk pada harga tanah dan bangunan (
Depkes RI, 1999)
Sediaan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat disebut dengan
Herbal medicine atau Fitofarmaka. Menurut Keputusan MenKes RI No. 761
tahun 1992. Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan
kekhasiatannya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang
dapat memenuhi syarat yang berlaku (Depkes RI, 1999)
11
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Strategi WHO dalam hal obat tradisional mencakup empat tujuan utama yaitu
(WHO, 2002) :
1) Mengintegrasikan secara tepat obat tradisional dalam sistem pelayanan
kesehatan nasional dengan mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
nasional obat tradisional dengan berbagai programnya.
2) Meningkatkan keamanan (safety), khasiat dan mutu dengan memperkuat
knowledge-base obat tradisional dan regulasi dan standar jaminan mutu
(quality assurance standar).
3) Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat tradisional terutama
untuk masyarakat yang tidak mampu.
4) Mempromosikan penggunaan obat tradisional secara tepat oleh tenaga
profesional medik maupun oleh konsumen.
Indonesia sebagai negara anggota, perlu menjabarkan strategi global WHO
tersebut dalam suatu kebijakan nasional yang komprehensif dengan programprogram yang memiliki arah dan sasaran ke depan yang jelas dengan melibatkan
partisipasi aktif seluruh sektor terkait.
2. Penggunaan Tumbuhan Obat
Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang landasan obat tradisional
dengan
dikeluarkannya
No.381/Menkes/SK/III/2007
keputusan
tentang
menteri
kebijakan
obat
kesehatan
tradional
RI
nasional
(KOTRANAS). Tujuan dari dikeluarkannya keputusan ini adalah agar dalam
ketersediaan obat tradisional dapat menjamin mutu, khasiat dan keamanannya,
dan dapat teruji secara ilmiah dan dapat dimanfaatkan secara luas baik untuk
pengobatan sendiri maupun untuk pelayanan formal.
Untuk pengobatan tanaman sebagai obat biasanya masyarakat menggunakan
tanaman dengan cara ditempelkan, diminum, dimakan atau diremas ini dilakukan
untuk mendapatkan efek terapi yang di inginkan. Dalam era ini, penggunaan
tanaman obat masih sering digunakan oleh masyarakat sekitar. Ini sesuai dalam
keinginan pemerintah dalam mengembangkan tentang penggunaan obat
tradisional secara empiric dan ramuant tradisional, dalam penggunaan obat
12
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
tradisional ini tidak hanya sebagai obat saja namun juga dapat digunakan sebagai
pemelihara kesehatan (Stepanus, 2011).
Kelebihan penggunaan obat tradisional yaitu relative lebih aman disbanding
obat konvensional, efek samping yang ditimbulkan relative rendah, cara
memperoleh tumbuhan obat tersebut mudah bahkan dapat dibudidayakan sendiri
dirumah, murah, dapat di ramu oleh semua orang, dalam suatu ramuan memilik
kandungan beranekaragam memiliki efek yang sinergis, ada banyak tumbuhan
yang memiliki efek farmakologi lebih dari satu, lebih sesuai terhadap penyakit
metabolic dan generative. Selain memiliki kelebihan tanaman obat juga memiliki
kekurangan yaitu mayoritas memiliki efek farmakologi yang lemah, bahan baku
yang digunakan belum berstandar, dan belum dilakukan pengujian mengenai
efektivitas dan keamanannya (Ningsih, I, Y, 2016).
Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara
maju adalah :
a.
Meningkatnya usia harapan hidup pada saat prevalensi penyakit kronik
meningkat.
b. Adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu seperti
kanker.
c. Semakin meluasnya akses informasi obat herbal di seluruh dunia (Hidayat
2006).
Berdasarkan data hasil SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun
2001 persentase penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional dalam
pengobatan sendiri selama kurun waktu empat tahun Cenderung meningkat dari
angka 15,6% menjadi 30.2% dan terus meningkat dari tahun ke tahun hingga
pada tahun 2006 menjadi 38,30% (Mamahani, A, F, 2015).
13
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
3. Bagian tumbuhan obat yang digunakan
Bagian- bagian tumbuhan obat yang digunakan secara umum sebagai obat
adalah
a. Rimpang (rhizome) misalnya kunceng, empawa, nggebok.
b. Akar (radix) misalnya halalang, bopot, celopai, kunceng, Rumput Pacar.
c. Umbi (tuber) misalnya uwi,
d. Bunga (Flos) misalnya serempuli,
e. Buah (Fruktus) misalnya pinang, perija, asam jawa,
f. Biji (semen) misalnya kapok, Rangan, Petai Cina.
g. Daun (folium) misalnya Harub, Rumput bulu, Embung, Luntas, Tempera,
Serempuli, Rumput pacar, Katuk, Marpeta, Bentaleng, Sangkarut.
Menurut beberapa penelitan menyebutkan bagian yang sering digunakan
dalam penelitian adalah daun. (Setyowati, F, M, 2010)
Menurut survei yang dilakukan WHO, sebagian besar negara anggotanya (65
%) memiliki regulasi atau peraturan perundang -undangan obat herbal. Regulasi
tersebut mengatur obat herbal sebagai obat yang diresepkan, obat bebas (OTC =
over the counter), obat swamedikasi, suplemen makanan, makanan kesehatan,
makanan fungsional atau kategori lainnya (Hidayat, M,A, 2006).
D. Karakteristik Kutawaru
Kutawaru merupakan daerah pedesaan di jawa tengah
yang terletak di
kecamatan cilacap tengah kabupaten cilacap. Batas wilayah kutawaru adalah sebelah
utara berbatasan dengan wilayah desa brebeg, sebelah selatan berbatasan dengan
kelurahan tambak reja, sebelah barat berbatasan dengan desa ujung manik, sebelah
timur berbatasan dengan kelurahan donan. transportasi yang sering digunakan
penduduk sekitar untuk menuju kutawaru adalah perahu karena, apabila menuju
kutawaru harus melewati lautan terlebih dahulu. Adapun jalur darat yang dapat
dilewati namun, jalan dalam jalur darat tersebut telah mengalami kerusakan sehingga
masyarakat sekitar kebanyakan lebih memilih menggunakan jalur laut. Karena akses
jalan yang harus menyebrang maka, pada daerah kutawaru tidak memiliki puskesmas
14
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
karena jauh dari kota.
Oleh karena itu di kelurahan kutawaru memiliki satu
pelayanan kesehatan yaitu PKD (Poliklinik Kesehatan Desa). Poliklinik kesehatan
desa tersebut di domisili oleh bidan – bidan yang praktek di kutawaru dan belum ada
praktek dokter yang berada dikelurahan kutawaru. Mata pencaharian masyarakat
kelurahan kutawaru kebanyakan sebagai pedagang dan petani. Luas wilayah
kutawaru adalah 3.645.037 ha yang terbagi dalam 4 lingkungan yaitu lingkungan 1,
lingkungan 2, lingkungan 3 dan lingkungan 4.
E. Battra (Pengobat Tradisional)
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah mengenal dan
terkenal pandai dalam melakukan peracikan jamu dan obat- obat tradisional lainnya.
Berbagai macam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan- bahan alamiah lainnya diracik
sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Ramuanramuan tersebut digunakan pula untuk menjaga kondisi agar badan tetap sehat,
mencegah penyakit dan sebagian untuk mempercantik diri. Kepintaran dalam
melakukan peracikan bahan- bahan itu diwariskan oleh nenek moyang secara turun
temurun, dari satu generasi kegenerasi lain sampai sekarang. Menurut kementrian
kesehatan Republik Indonesia melalui Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Battra adalah orang yang mengetahui berbagai macam tanaman obat dan
juga mengetahui tentang meramu obat, yang melakukan praktek pengobatan
tradisional, pengetahuan tentang pengobatan tradisional diperoleh battra secara turun
temurun (Firdaus, I, N, A, 2015).
Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan,
keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori -teori, keyakinan, dan
pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan
atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan,
diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental. Selain itu,
pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif yang bisa
didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara
pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan. pengobatan
15
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
tradisional ini terbagi menjadi dua yaitu cara penyembuhan tradisional atau
traditional healing yang terdiri dari pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta
obat tradisional atau traditional drugs yaitu menggunakan bahan -bahan yang telah
tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Obat tradisional ini
terdiri dari tiga jenis yaitu pertama dari sumber nabati yang diambil dari bagian bagian tumbuhan seperti buah, daun, kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang
diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar -kelenjar, tulang- tulang maupun
dagingnya dan yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam- garam yang bisa
didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah.(Dermawan, R, 2013).
Battra memiliki pengetahuan tentang penggunaan tumbuhan obat berdasarkan
informasi yang diperoleh oleh nenek moyang atau pendahulunya dan berdasarkan
pengalaman. Secara umum yang menjadi battra adalah para dukun bayi, dukun pijet
dan orang yang sudah sepuh yang paham dengan pengobatan tradisional.
16
Studi Etnofarmakologi Tumbuhan..., Nunik Masrifatun, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Download