126 BAB V KESIMPULAN Keterlibatan perusahaan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN
Keterlibatan perusahaan tambang asing, yaitu Jepang dan China, dalam
pembangunan smelter bauksit di Indonesia dihasilkan oleh peran diplomasi komersial
yang berupa promosi investasi smelter bauksit. Promosi investasi smelter bauksit
dapat terwujud karena pemerintah dan perusahaan tambang lokal sama-sama
memiliki kepentingan terhadap realisasi pembangunan smelter bauksit di Indonesia.
Kepentingan mereka seakan menjadi roda penggerak bagi promosi investasi smelter
bauksit yang dilakukan ke Jepang dan China untuk mengembangkan industri smelter
bauksit di Indonesia. Perbedaan kapasitas di antara kedua aktor ini mengakibatkan
promosi investasi smelter bauksit dilakukan dengan membagi aktivitas promosi
investasi ke dalam dua bentuk, yaitu aktivitas utama dan aktivitas dukungan.
Aktivitas utama adalah promosi investasi smelter bauksit yang dilakukan oleh
perusahaan tambang lokal ke perusahaan tambang asing. Sedangkan, pemerintah
melakukan aktivitas dukungan melalui sarana diplomatik yang dimilikinya untuk
membantu mencapai tujuan dari aktivitas utama tersebut.
Indonesia menerapkan pola yang berbeda dalam setiap perwujudan diplomasi
komersialnya. Promosi investasi smelter bauksit yang dilakukan oleh Indonesia ke
Jepang menunjukkan pola perwujudan diplomasi komersial yang berupa networking
and public relations, intelligence, contract negotiator of implementation, promotion
126
of FDI, dan problem-solving. Sementara itu, promosi investasi smelter bauksit yang
dilakukan oleh Indonesia ke China menunjukkan pola perwujudan diplomasi
komersial yang berupa networking and public relations, intelligence, promotion of
FDI, dan problem-solving. Perbedaan pola perwujudan diplomasi komersial
Indonesia ini menunjukkan bahwa ternyata kerangka diplomasi komersial Potter tidak
selalu dapat merefleksikan aktivitas diplomasi komersial yang dilakukan dalam upaya
pengembangan industri smelter bauksit di Indonesia. Di satu sisi, kerangka Potter
dapat merefleksikan secara sempurna aktivitas diplomasi komersial dalam konteks
promosi investasi smelter bauksit ke Jepang. Realisasi dari aktivitas utama yang
berupa promotion of FDI, maupun aktivitas dukungan oleh pemerintah yang berupa
intelligence, networking and public relations, contract negotiator of implementation,
dan problem solving, seluruhnya dapat ditemukan dalam konteks promosi investasi
smelter bauksit ke Jepang.
Sementara di sisi lain, kerangka diplomasi komersial yang dikembangkan oleh
Potter tidak dapat merefleksikan secara sempurna aktivitas diplomasi komersial
dalam konteks promosi investasi smelter bauksit ke China. Sama halnya dengan
dalam konteks Jepang, dalam konteks China ini pun, realisasi dari aktivitas utama
yang berupa promotion of FDI juga dapat ditemukan, karena aktivitas promosi
investasi smelter bauksit yang dilakukan oleh perusahaan tambang lokal memang
merupakan inti dari promosi investasi smelter bauksit yang dilakukan ke Jepang
maupun China. Namun, realisasi dari aktivitas dukungan yang dapat ditemukan
dalam konteks China hanya tiga dari empat aktivitas dukungan, yaitu intelligence,
127
networking and public relations, dan problem solving, tanpa adanya realisasi dari
aktivitas dukungan yang berupa contract negotiator of implementation. Meskipun
demikian, ketiadaan contract negotiator of implementation sebagai bentuk dukungan
dari pemerintah terhadap perusahaan tambang lokal tersebut tidak berpengaruh
terhadap efektivitas aktivitas diplomasi komersial, karena promosi investasi smelter
bauksit yang dilakukan oleh Indonesia dalam konteks China pada kenyataannya tetap
dapat menarik keterlibatan perusahaan tambang China dalam pembangunan smelter
bauksit di Indonesia. Padahal, ketika merujuk pada kerangka Potter, realisasi dari
aktivitas utama seharusnya turut diiringi dengan realisasi dari keempat aktivitas
dukungan yang menyertainya.
Ketiadaan salah satu aktivitas dukungan yang demikian mengindikasikan
bahwa aktivitas diplomasi komersial ternyata tidak harus selalu diwujudkan dengan
pola yang tetap sebagaimana kerangka diplomasi komersial Potter. Kerangka
diplomasi komersial Potter sebenarnya cukup komprehensif dalam menggambarkan
aktivitas diplomasi komersial, karena sebagian besar aktivitas promosi investasi
dalam konteks promosi investasi smelter bauksit ke Jepang dan China adalah realisasi
dari kerangka Potter. Akan tetapi, dengan terungkapnya kondisi ketika promosi
investasi smelter bauksit ke China tetap dapat membuahkan hasil tanpa harus
menyertakan salah satu aktivitas dukungan dalam kerangka Potter, maka hal ini
berarti bahwa kerangka diplomasi komersial Potter tidak dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam mewujudkan diplomasi komersial maupun sebagai rujukan untuk
mengidentifikasi perwujudan diplomasi komersial.
128
Perbedaan juga dapat ditemukan dalam strategi promosi investasi smelter
bauksit ke Jepang dan China. Indonesia menerapkan strategi yang berbeda antara
promosi investasi smelter bauksit yang dilakukan ke Jepang dengan China. Jika
strategi promosi investasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Wells dan Wint, maka perbedaan strategi antara konteks Jepang
dengan China terletak pada kombinasi pendekatan yang diterapkan dalam masingmasing konteks tersebut. Pendekatan yang dikombinasikan dalam konteks Jepang
adalah investment-generation dengan investment-services. Sedangkan dalam konteks
China, pendekatan yang dikombinasikan adalah pendekatan image-building,
investment-generation, dan
investment-services. Meskipun Wells dan Wint
berpendapat bahwa kombinasi pendekatan image-building dan investment-services
adalah strategi yang paling tepat, namun mereka tidak menetapkan suatu kombinasi
tertentu yang harus diterapkan sebagai strategi promosi investasi. Kebebasan untuk
memilih kombinasi pendekatan promosi investasi sebagaimana yang dikemukakan
oleh Wells dan Wint, adalah indikasi bahwa tidak ada pola yang tetap untuk strategi
promosi investasi, sebagaimana yang terrefleksi dalam konteks promosi investasi
smelter bauksit yang dilakukan oleh Indonesia ke Jepang dan China.
129
Download