NAMA NO. MHS : ERWEDI : 212180021 Ganesa Bauksit I. Deskripsi Umum Endapan Bauksit Laterit Bauksit laterit adalah endapan batuan yang berkadar aluminium oksida (Al2O3) relatif tinggi yang ditemukan di Les Baux dekat Avignon, Prancis Selatan (Berthier, 1821). Bauksit laterit endapan batuan berkadar aluminium oksida (Al2O3) relatif tinggi yang mengalami proses pengayaan karena pelapukan mineral gibsit pada bataun basalt di Vogelsberg, Jerman (A. Liebrich, 1892). Dalam perkembangan selanjutnya bauksit laterit didefinisikan sebagai endapan residual yang berkadar aluminium relatif tinggi kadar besi rendah dan sedikit atau tidak mengandung kuarsa (SiO2) bebas. sehingga bauksit laterit adalah material heterogen dengan komposisi mineral gibsit (Al(OH)3 boehmit (AlO(OH)3 dan diaspore (AlO(OH). Sebagian besar bauksit laterit di dunia ditemukan dalam bentuk gibsit yang merupakan bauksit laterit trihidrat, dan sebagian kecil dalam bentuk boehmit ataupun diaspore yang disebut juga bauksit laterit monohidrat. II. Pengertian Bauksit Laterit Bauksit laterit merupakan laterit berkomposisi aluminium hidroksida yang hampir murni. Bauksit laterit adalah bi ih aluminium, logam yang sangat banyak digunakan seperti sebagai bahan pembuatan kaleng maupun pesawat terbang. Aluminium memiliki faktor konsentrasi yang kecil, dengan kata lain sangat umum di jumpai di alam dan ekonomis. Hasil produksi bauksit laterit kebanyakan diolah menjadi logam aluminium. Serta dapat juga digunakan untuk keperluan operasi non metalurgi, seperti pabrik refractory, ampelas, alumina, dan pabrik semen. Bauksit laterit memiliki sistem oktahedral yang terdiri dari Al2O3 (35-65%), SiO2 (2-10%, Fe2O3 (2-20%, TiO2 (1-3% dan H2O (10-30%). Valeton (1972) Secara komersial bauksit terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: a. Pissolitic atau Oolitic yang berukuran diameter beberapa sentimeter sebagai amorphous trihydrate. b. Sponge Ore (Arkansas) yang berupa sisa dari batuan asal berkomposisi utama gibsit dan bersifat porous c. Amorphous atau bijih lempung. Clay symposium (1952) NAMA NO. MHS : ERWEDI : 212180021 III. Genesa Bauksit Laterit 1. Host Rock Bauksit Laterit Bauksit laterit dapat terbentuk dari berbagai macam batuan primer, seperti pada batuan sedimen kaolinit (kandungan Al 30% - 35%), batuan granit (kandungan Al 10% - 15%), dan batuan basalt (kandungan Al 10% - 15%). Kandungan unsur aluminium dari batuan asal bisa bermacam macam bahkan di bawah 15%. Batuan asal sendiri bukanlah faktor utama dari keterdapatan bauksit laterit karena kontrol utamanya adalah proses leaching. Salah satu faktor kontrol tersebut adalah perbandingan antara aluminium dan silika serta kecepatan pelapukan (weathering) batuan dasar.selain kandungan aluminium, kandungan besi yang rendah juga merupakan salah satu faktor penting. Fe dengan kadar tinggi dapat membentuk formasi laterit ferruginous yang dapat mengurangi zona bauksit laterit. 2. Paragenesa Pembentukan Bauksit Laterit Bauksit laterit dapat terjadi karena adanya bauksit lateritisasi. Bauksit lateritisasi ini dikontrol oleh air meteorik atau air hujan, yang dapat menyebabkan terjadinya pelindian (leaching) silika dan pengayaan aluminium secara kuat. Biasanya, pelindian silika terjadi saat musim kemarau, dan pengayaan aluminium terjadi di saat musim penghujan. Oleh karena itulah, sebaran bauksit laterit berada di daerah yang beriklim subtropis hingga tropis. Bauksit lateritisasi terjadi pada suhu ± 200 dengan curah hujan rata-rata 1200 mm (Bardossy dan Aleva, 1990). Paragenesis mineralogi dari bagian atas profil pelapukan dikontrol oleh kelembaban atmosfer dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, bauksit lateritisasi juga dikontrol oleh porositas efektif yang membuat air mengalir secara bebas, drainase yang tinggi, relief topografi rendah sampai moderat, adanya vegetasi. Adapun tiga proses pembentukan bauksit laterit adalah pelapukan dan pelindian secara insitu dari batuan asal pengayaan aluminium dari batuan yang terlapukkan oleh air tanah, erosi dan redepositasi material bauksit laterit. Proses pelapukan dan pelindian merupakan proses yang umum terjadi dalam pembentukan bauksit laterit. 3. Sub-tipe Endapan Bauksit Laterit Endapan bauksit laterit dapat dikelompokkan menjadi orthobauksit, metabauksit dan kriptobauksit. 1. Orthobauksit Orthobauksit memiliki profil laterit yang normal yang terbentuk secara kontinu pada daerah tropis dengan curah hujan lebih dari 1700 mm/tahun, merupakan hasil evolusi dari NAMA NO. MHS : ERWEDI : 212180021 protobauksit yang mengandung gibsit, goethit dan hematit. Orthobauksit berkembang dari batuan asal yang cukup kaya besi yang didominasi oleh mineral gibsit. 2. Metabauksit Metabauksit merupakan bauksit laterit yang terjadi secara in situ pada batuan asal dengan kadar kuarsa rendah. Kandungan besi pada metabauksit lebih rendah dari orthobauksit. Terbentuk pada dataran tinggi yang luas dan memungkinkan terjadinya oksidasi secara kuat. Selain itu, perubahan kondisi dari lembab menuju kering sangat membantu terjadinya formasi metabauksit. Pada bagian atas profil, goethit dan gibsit melepaskan air dan berubah menjadi hematit dan boehmit. 3. Kriptobauksit Kriptobauksit merupakan endapan bauksit laterit yang tertutupi oleh lapisan lempung tebal. Sangat jarang ditemui di daerah pelapukan tropis serta jarang juga membentuk endapan yang ekonomis untuk ditambang. Kriptobauksit dicirikan oleh fase mikro agregat yang berkomposisi kaolinit yang mengandung gibsit dan goethit. Kriptobauksit tersebar sangat banyak di daerah Amazonia. III.1. Klasifikasi Endapan Bauksit Berdasar letak depositnya, menurut Valeton (1972) bauksit klasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu: 1. Deposit bauksit residual. Asosiasi dengan kemiringan lereng yang menengah sampai hampir datar pada batuan nephelin syenit. Permukaan bauksit kemiringannya lebih dari 50 dan batasan yang umum adalah 250 . Pada batuan nephelin syenit bagian bawah bertekstur granitik. 2. Deposit bauksit koluvial Deposit diselubungi oleh kaolinit, nephelin, dan sienit. Deposit ini terletak di bawah lempung dan termasuk swamp bauxite dengan tekstur pisolitik dan oolitik yang masih terlihat jelas serta berada di daerah lembah. 3. Deposit bauksit alluvial pada perlapisan Deposit membentuk perlapisan silang siur, dipisahkan dengan gravel yang bertekstur pisolitik 4. Deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar Deposit tipe ini umumnya menutupi bauksit boulder dengan konglomerat kasar, terutama dari lempung karbonat dan pasir. Berdasarkan kriteria lapisan tanah yang ideal dalam pengendapan bauksit, terdapat 3 jenis lapisan tanah (Valeton (1972), yaitu : 1. Latosol : Tanah yang terbentuk dari batuan asal. 2. Andosol : Tanah mineral yang berasal bukan dari batuan asal biasanya dari abu gunung api yang kaya akan Al+ dengan Gibbsite sebagai Aluminum. 3. Catena : Tanah yang ada bersama sama berkembang pada saat bersamaan dibawah kondisi yang berbeda. NAMA NO. MHS : ERWEDI : 212180021 KLASIFIKASI ENDAPAN BAUKSIT LATERIT Pembagian sederhana dari Grubb didasarkan pada ketinggian topografi dari deposit yang terbentuk. Hutchison menggabungkan dua kelas dari klasifikasiG9rubb ke dalam satu kelas yang diberi nama lateritic crust. Pembahasan mineralogi dan geokimiadari bauksit laterit dapat ditemukan dalam penjelasan dari Maynard (1983) yaitu sebagai berikut, 1). High level or uplan bauksit Bauksit ini biasanya terjadi pada batuan beku atau vulkanik yang membentuk lapisan tebal dengan ketebalan mencapai 30 m. Lapisan ini menutup zona plato di daerah iklim tropis dan subtropis. Contoh dari bauksit jenis ini adalah di Deccan traps (India), Quessland, Ghana, dan Guinea. Bauksit jenis ini memiliki kenampakan yang berpori dan rapuh menunjukkan tekstur batuan asal dan didominasi oleh gibbsitic. Pembentukan bauksit laterit sebagian besar dikontrol oleh pola kekar pada batuan asal. 2). Low level peneplain type bauksit Bauksit jenis ini biasanya terjadi pada level yang rendah disepanjang garis pantai tropis, misalnya di daerah Amerika Selatan, Australia dan Malaysia. Mereka dibedakan oleh perkembangan dari tekstur pisolitic dan mempunyai komposisi boehmitic. Deposit yang bertipe peneplain biasanya mempunyai ketebalan kurang dari 9 m dan biasanya dipisahkan oleh kaolinitic underclay dari batuan asalnya. Mereka biasanya sering berasosiasi dengan detrital bauksit horizon yang diproduksi oleh aktivitas sungai dan laut. NAMA NO. MHS : ERWEDI : 212180021 3). Karst bauksit Jenis ini termasuk jenis bauksit laterit yang tertua yang pernah diketahui. Ditemukan di daerah Mediterania, Jamaika, dan Hispaniola. Bauksit laterit jenis ini berada pada permukaan karst batu gamping dan dolomit yang tidak teratur. Tekstur karst bauksit laterit cukup bervariasi. 4). Transporte or sedimentary bauksit Bauksitj enis ini merupakan kelas yang kecil dari bauksit laterit non residual yang dibentuk oleh erosi dan redeposit dari material bauksit. IV. Bentuk Endapan Bauksit Laterit Bauksit laterit merupakan endapan sekunder berupa residual. Bauksit laterit mengganti dan terakumulasi di atas batuan asalnya yang telah terlapukkan. Oleh karena itu, endapan bauksit laterit terakumulasi relatif datar sesuai dengan relief batuan asalnya yang berupa permukaan datar pada saat sebelum terjadi proses pelapukan dan leaching. Dataran tinggi bauksit laterit yang ditemukan sekarang merupakan sisa dari permukaan datar pada masa lampau yang memiliki kemiringan 10 – 50 , sehingga secara regional paleo surface yang sama mungkin terbentuk pada ketinggian yang berbeda. IV. Endapan Bauksit Laterit Endapan bauksit laterit dapat dibagi menjadi beberapa zona lapisan. Yaitu tanah penutup, pisolitic, nodular ironstone dan zona lempung. Kadar alumina terbanyak berada pada zona pisolitic yang kadar aluminanya di atas 45%. Zona pisolitic inilah yang nantinya akan ditambang. Zona lain yang memiliki kadar alumina rendah akan dibuang dan menjadi overburden dan waste. (Gambar 4) Menurut Zarasyandi, dkk (1984). proses-proses yang dapat membentuk endapan bauksit dijelaskan sebagai berikut : 1. Proses Magmatik Alumina yang bersumber dari proses magmatik dijumpai dalam bentuk batuan yang kaya akan kandungan alumina yang disebut dengan alumina-rich rock. 2. Proses Hidrothermal Alumina produk alterasi hidrothennal dari trasit (trachyte) dan riolit (rhyolite). 3. Proses Metamorfosa Alumina yang bersumber dari proses metamorfosa adalah sumber alumina yang tidak ekonomis. 4. Proses Pelapukan Alumina yang bersumber dari proses pelapukan, dijumpai sebagai cebakan residual dan disebut sebagai bauksit. NAMA NO. MHS : ERWEDI : 212180021 Zona Horizon atau Lapisan Endapan Bauksit Laterit Gambar 4 IV.1 Faktor Pengontrol Endapan Bauksit Menurut Valeton (1972) pembentukan endapan laterit bauksit dikontrol oleh beberapa faktor yang saling terkait dan mempengaruhi, tetapi faktor tersebut juga dapat berubah dalam membentuk endapan, faktor tersebut seperti: 1. Batuan asal yang kaya akan unsur Al 2. Daerah subtropis dengan curah hujan yang tinggi 3. Temperatur harian lebih besar dari 200C 4. Topografi undulating 5. Daerah sungai berstadia tua (stabil) 6. Proses pembentukan di atas muka air tanah permanent 7. Seting tektonik