analisis penggunaan metode mengajar guru pada

advertisement
ANALISIS PENGGUNAAN METODE MENGAJAR GURU
PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMAS
TAMAN MULIA SUNGAI RAYA
Yuwinda, M. Yusuf Ibrahim, Hj.Sulistyarini
Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN
Email : [email protected]
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode
mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi di SMAS Taman Mulia Sungai
Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber
data adalah guru mata pelajaran sosiologi di SMAS Taman Mulia Sungai Raya.
Hasil menunjukkan bahwa guru di sekolah ini sudah menggunakan metode
mengajar, namun hanya sebatas ceramah, tanya jawab dan penugasan karena
menurut beliau penggunaan metode ini tidak memakan waktu yang lama dan
materi bisa cepat disampaikan kepada siswa, sebab siswa di sekolah ini kurang
tanggap serta kurang perhatiannya di bidang akademik. Lingkungan belajar juga
kurang mendukung untuk menerapkan metode atau variasi-variasi mengajar,
sehingga hasil belajar siswa jika dikaitkan dengan metode mengajar yang sering
diterapkan kurang memuaskan.
Kata Kunci: Penggunaan Metode Mengajar, Mata Pelajaran Sosiologi
Abstract : This research aims to determine the use of teaching methods of
teachers in the subjects of sociology at SMAS Taman Mulia Sungai Raya. The
method used is descriptive method. The data collection techniques in this research
is using observation, interviews, and documentation. In this research, the data
source is a professor of sociology at SMAS subjects Taman Mulia Sungai Raya .
Results showed that the teachers in these schools are using teaching methods, but
was limited to lectures, discussion and assignments because according to him the
use of this method does not take a long time and the material can be quickly
delivered to students, because students at these schools are less responsive and
less attention in the academic field. Also less supportive learning environment to
implement the method or variations of teaching, so that students' learning
outcomes in relation to the teaching methods that are often applied less
satisfactory.
Keywords : Method of Teaching , Sociology Subject
0
s
etiap metode memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang
berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa,
pada ruang fisik, dan pola sistem sosial kelas. Tentunya ini akan menambah
pengalaman dan variasi mengajar serta ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Guru perlu untuk melakukan variasi suasana belajar serta konsepnya dengan cara
model pembelajaran yang berbeda. Metode mengajar adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran dalam tutorial. Metode pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran
dan pengelolaan kelas. Fungsi metode pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai
dalam pembelajaran tersebut, sifat dari materi yang akan diajarkan, tingkat
kemampuan peserta didik, serta pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya
sekedar menghapal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara
guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.
Metode pembelajaran menurut Joyce & Weil (dalam Rusman, 2011: 133)
adalah “suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”. Wina
(2011: 148) menyatakan, “metode pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya.” Syaiful dan Aswan menambahkan (2010:
73) “Metode pembelajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam
mendukung keberhasilan proses pembelajaran”.
Syaiful dan Aswan (2010: 72) lebih lanjut menjelaskan pemahaman
tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi
pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan, 1) Metode Sebagai Alat
Motivasi Ekstrinsik, sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Tidak adal satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut
Sardiman (dalam Syaiful & Aswan, 2010:73), 2) Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dalam itu, karena dengan adanya perangsang dari luar.
Karena itu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang. Metode Sebagai Strategi Pengajaran. Daya
serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang
cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi
1
daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat
lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat
tercapai. (Syaiful dan Aswan, 2010:74). 3) Metode Sebagai Alat untuk Mencapai
Tujuan, tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen
metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secata akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Metode adalah salah satu alat pelicin jalan pengajaran mencapai
tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu,
maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode
dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang
pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan
tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa
mengindahkan tujuan.. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. (Syaiful dan Aswan, 2010:75).
Winarno Surakhmad (dalam Syaiful & Aswan, 2010:78), mengatakan,
bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, 1)
Anak Didik, perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya
guru ambil. 2) Tujuan, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan
bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki
oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya. 3)Situasi, sesuai dengan
bahan dan kemampuan yang ingin seorang guru dicapai oleh tujuan, maka guru
menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Demikianlah
situasi yan diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. 4) Fasilitas, fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar. 5) Guru, kepribadian, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman mengajar adalah masalah intern guru yang dapat mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara
guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.
Barry Morris (dalam Rusman, 2011:134) mengklasifikasikan empat pola
pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
a. Pola Pembelajaran Tradisional 1
TUJUAN
PENETAPAN ISI
DAN METODE
GURU
SISWA
b. Pola Pembelajaran Tradisional 2
TUJUAN
PENETAPAN ISI DAN
METODE
GURU DENGAN
MEDIA
SISWA
2
c. Pola Pembelajaran Guru dan Media
TUJUAN
PENETAPAN ISI DAN
METODE
GURU
SISWA
MEDIA
d. Pola Pembelajaran Bermedia
TUJUAN
PENETAPAN ISI
DAN METODE
MEDIA
SISWA
Gambar Pola-pola Pembelajaran
Pola-pola pembelajaran di atas memberikan gambaran bahwa seiring
dengan pesatnya perkembangan media pembelajaran, baik software maupun
hardware, akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai
penyampai pesan. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai
media dan sumber belajar, baik itu dari majalah, modul, siaran radio
pembelajaran, televisi pembelajaran, media computer atau sering kita kenal
dengan pembelajaran berbasis computer, baik model drill, tutorial, simulasi
maupun instructional games ataupun dari internet.
Sekarang ini atau di masa yang akan datang, peran guru tidak hanya
sebagai pengajar, tetapi ia harus mulai merperan sebagai director of learning,
yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui
pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar. Bahkan, bukan tidak
mungkin di masa yang akan datang peran media sebagai sumber informasi utama
dalam kegiatan pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya
penerapan pembelajaran berbasis komputer, di sini peran guru hanya sebagai
fasilitator belajar saja.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Hadari Nawawi (2007:67) “Metode
deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak, atau sebagaimana adanya”.
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden orang yang merespon
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan). Apabila menggunakan observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,
3
gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatan yang menjadi sumber data. Maka dalam penelitian ini,
sumber data ialah guru mata pelajaran sosiologi SMAS Taman Mulia Sungai
Raya.
Bagian yang terpenting dalam proses penelitian adalah yang berkenaan
dengan data penelitian. Sebab, inti suatu penelitian adalah terkumpulnya data atau
informasi kemudian data tersebut diolah atau dianalisis dan akhirnya hasil analisis
itu diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai kesimpulan penelitian. Jadi di
dalam penelitian ini data yang akan digunakan ialah data yang bersumber dari
proses pembelajaran mata pelajaran sosiologi dengan melihat guru pada saat
mengajar, mewawancarai guru mengenai penggunaan metode belajar, dan
dokumen-dokumen yang terkait seperti daftar nilai siswa.
Teknik pengumpulan data, yang dianggap relevan adalah teknik
komunikasi langsung, teknik dokumenter dan observasi langsung. Observasi
Langsung, Adapun observasi langsung dalam penelitian ini dengan mengadakan
pengamatan langsung di kelas saat guru mengajar. Teknik Komunikasi Langsung
adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti
mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan
sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang
sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Adapun sumber data dalam penelitian
ini adalah Guru Sosiologi SMAS Taman Mulia Sungai Raya. Teknik Dokumenter,
dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kumpulan nilai siswa
yang diajar oleh sumber data.
Untuk menarik kesimpulan dari data yang diperoleh, maka diperlukan
pengolahan data. Adapun langkah-langkah yang akan peneliti lakukan adalah; 1)
Mengumpulkan data melalui wawancara, observasi dan sejumlah dokumen yang
berkaitanMemeriksa data yang sudah terkumpul. 2) Menganalisis data yang sudah
diperoleh. 3) Melakukan analisis deskriptif yang dipadukan dengan teori-teori. 4)
Menyimpulkan, adapun hasil rekapitulasi panduan observasi dan panduan
wawancara dalam penelitian ini dilampirkan.
Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data menggunakan teknik
sebagai berikut: 1)Perpanjangan Keikutsertaan, Moleong (2011: 327)
“Perpanjangan kekikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai”. 2) Triangulasi, menurut Moleong
(2011: 330), “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Sugiyono
(2012: 373) menyatakan bahwa, triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas
data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
4
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang
lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya
merupakan sekolah baru yang didirikan oleh yayasan Wacana Krida sekitar tiga
tahun yang lalu, sekolah ini memiliki tujuh kelas, yaitu tiga kelas untuk kelas X,
dan masing-masing dua kelas untuk kelas XI dan kelas XII. Mengingat kelas XI
dan kelas XII sudah ada pembagian jurusan IPA dan IPS, maka kelas yang
mempelajari pelajaran sosiologi ada lima kelas, yaitu kelas XA, XB, XC, XI IPS,
dan kelas XII IPS. Untuk alasan mengapa diadakan penelitian pada seluruh kelas
IPS SMAS Taman Mulia Sungai Raya itu sendiri dikarenakan guru sosiologi yang
mengajar di SMAS Taman Mulia hanya satu orang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga kali dalam setiap
kelas, metode mengajar yang digunakan ialah ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas. namun tanya jawab hanya dilakukan di akhir pelajaran dan tugas
dari LKS. Guru tidak menggunakan variasi mengajar dan RPP. Respon siswa ada
yang dilihat dari perhatian dan menyimak penjelasan guru. Siswa yang mengikuti
pembelajaran sosiologi, tidak mempunyai literatur yang menunjang, tidak aktif
dalam kegiatan belajar, tidak aktif mengajukan dan menjawab pertanyaan. Serta
tata ruang kelas dan suasana kurang efektif, karena masih dalam tahap perbaikan
dan keributan dari luar kelas.
Untuk hasil wawancara, terdapat dua belas butir pertanyaan dan jawaban,
peneliti mendeskripsikan hasil wawancara yang dilakukan pada guru mata
pelajaran sosiologi terkait penggunaan metode mengajar guru SMAS Taman
Mulia Sungai Raya diperoleh hasil bahwa proses belajar mengajar yang selama ini
berlangsung memiliki beberapa kendala seperti jumlah siswa yang melebihi
kapasitas kelas serta kondisi ruangan kelas yang belum selesai direnovasi,
sehingga suara guru ketika menjelaskan materi pelajaran kurang terdengar oleh
siswa, apalagi ditambah suara ribut dari kelas lainnya. Guru di sekolah ini sudah
menggunakan metode mengajar, namun hanya sebatas ceramah, tanya jawab dan
penugasan karena menurut beliau penggunaan metode ini tidak memakan waktu
yang lama dan materi bisa cepat disampaikan kepada siswa, sebab siswa di
sekolah ini kurang tanggap serta kurang perhatiannya di bidang akademik. Peran
aktif siswa dalam proses belajar masih dikategorikan kurang, karena siswa di sini
rata-rata kurang aktif, jika di kelas mereka cenderung ribut dan jika ditanya
tentang materi tidak bisa menjawab. Mereka lebih menonjolkan kemampuannya
di ekstrakulikuler seperti futsal, tarian tradisional, tarian modern dan selalu
mengikuti ajang-ajang perlombaan antar sekolah. Menurut guru sosiologi di
sekolah ini bahwa lingkungan belajar kurang mendukung untuk menerapkan
metode atau variasi-variasi mengajar, sehingga hasil belajar siswa jika dikaitkan
dengan metode mengajar yang sering diterapkan kurang memuaskan. Sebelum
5
mengajar juga guru sosiologi tidak menyiapkan RPP, alasan beliau tidak membuat
RPP dikarenakan tidak sempat, beliau hanya menyiapkan materi untuk diajarkan
dengan membaca dan menyalin kembali materi yang ada di buku atau LKS.
Pembahasan
Metode yang Digunakan Guru pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMAS Taman
Mulia Sungai Raya
Metode pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Metode
yang digunakan guru pada mata pelajaran sosiologi di SMAS Taman Mulia
Sungai Raya adalah metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka
metode ceramah perlu didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain.
Senada dengan hal itu dalam Trianto, (2012: 56) “Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru
dapat menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pelajaran tidak
membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik”.Penggunaan metode
pembelajaran guru sosiologi yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya
tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak
tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi
psikologis anak didik.
Guru lebih memilih menggunakan metode konvensional dalam kegiatan
belajar mengajar di SMAS Taman Mulia Sungai Raya karena dari siswa dan
lingkungan belajar yang kurang mendukung. Dengan metode konvensional guru
merasa lebih tepat dalam proses pembelajaran dan metode yang sering digunakan
disini ialah ceramah, tanya jawab, serta pemberian tugas walaupun sebenarnya
metode seperti ini tentunya merugikan anak didik dalam proses pembelajaran
karena monotonnya metode yang digunakan oleh guru.
Dari hasil pengamatan, guru sosiologi SMAS Taman Mulia
menyampaikan materi melalui metode ceramah hanya mengandalkan LKS,
bahkan guru sosiologi tidak memiliki buku ajar sosiologi. Di selang menjelaskan
materi, guru sesekali mendikte dan mencatat di papan tulis, karena terdapat siswa
yang tidak memiliki LKS bahkan buku paket sosiologi. Setelah guru memberikan
ceramah, beliau memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengadakan
tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah, namun ketika
diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang baru selesai
disampaikan, siswa tidak menjawab dengan benar, siswa masih kelihatan bingung,
dan ketika disuruh bertanya kepada guru berkaitan dengan materi pelajaran, siswa
malah menanyakan hal-hal yang tidak berkaitan, seperti menanyakan kapan waktu
istirahat dan lain sebagainya.
Selanjutnya guru sosiologi SMAS Taman Mulia memberikan tugas dari
LKS kepada siswa untuk memantapkan penguasaan materi. Namun yang ditemui
ketika guru sosiologi memberikan tugas, masih banyak siswa yang tidak memiliki
LKS, padahal saat menjelaskan materi sampai memberikan tugas, guru hanya
6
mengandalkan LKS tersebut. Siswa yang benar-benar mengerjakan tugas hanya
beberapa orang, selebihnya mereka ribut berbicara ataupun mengganggu teman
yang lain karena mereka tidak mempunyai LKS. Saat guru menginstruksikan
untuk mengumpulkan tugas, siswa panik untuk mencontek jawaban dari teman
yang sudah mengerjakan. Anak didik di SMAS Taman Mulia Sungai Raya terlihat
kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar
anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak
didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan
dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena
mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi
akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
Kesesuaian Metode yang digunakan Guru Mata Pelajaran Sosiologi di SMAS
Taman Mulia Sungai Raya dengan Tujuan Pembelajaran
Dengan memanfaatkan metode secata akurat, guru akan mampu mencapai
tujuan pengajaran. Menurut Winarno Surakhmad (dalam Syaiful & Aswan,
2010:78), ...metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang
hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus
tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan
yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung
sepenuhnya....
Diketahui dari pembahasan sebelumnya bahwa guru sosiologi di SMAS
Taman Mulia hanya menggunakan metode konvensional dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu berupa metode ceramah, tanya jawab dan metode penugasan. Dari
hasil pengamatan saat guru sosiologi akan memulai pelajaran tidak ditemui guru
tersebut menerangkan tujuan pembelajaran kepada siswa, karena dalam kegiatan
belajar mengajar guru sosiologi tidak menggunakan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Kesesuaian metode dengan tujuan pembelajaran sosiologi menunjukkan
bahwa metode yang digunakan guru sosiologi tidak relevan dengan tujuan
instruksional. Guru Taman Mulia Sungai Raya mengajar anak didik tanpa
panduan RPP sehingga kegiatan yang terjadi tanpa arah, guru hanya menjelaskan
materi sesuai dengan buku panduan dan LKS yang digunakannya tanpa
memperhatikan kondisi dan situasi kelas sehingga tak dapat dipungkiri lagi tujuan
yang ada pada kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai dengan baik. Guru
Sosiologi ini juga tidak menggunakan RPP dan mengajar tanpa melihat tujuan
pembelajaran yang telah tersirat disebabkan karena kesibukan dan waktu yang
kurang memadai untuk menyiapkan RPP dan segala perlengkapan mengajar
lainnya, dan juga dijelaskannya bahwa tanpa adanya RPP, pembelajaran tetap
berjalan dan cepat sampai kepada anak didik.
Guru sosiologi di SMAS Taman Mulia tidak menyesuaikan metode dan
tujuan pembelajaran, dan juga guru sosiologi tidak menyiapkan RPP sebelum
7
kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan pembelajaran yang terjadi nampak
tanpa arah karena tujuan pembelajaran tidak tersampaikan kepada siswa sehingga
tak dapat dipungkiri lagi hasil pembelajaran tentu jauh dari hasil yang ingin
dicapai.
Jadi dapat dipahami proses pembelajaran yang dilakukan di SMAS Taman
Mulia Sungai Raya bahwa tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki
keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan
tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode
harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Namun kenyataannya
pembelajaran yang dilakukan tidak seperti yang diharapkan, maka akan sia-sialah
perumusan tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
Kesesuaian Metode yang digunakan Guru Mata Pelajaran Sosiologi di SMAS
Taman Mulia Sungai Raya dengan Materi Pembelajaran
Rusman (2011: 132) menyatakan sebelum menentukan metode
pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya. Diantaranya
“...pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran....”
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode
justru akan mempersulit bagi guru mencapai tujuan pengajaran. Kegagalan
pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat.
Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif
dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak
sesuai dengan tujuan pengajaran.
Menurut hasil pengamatan, dan telah dipaparkan sebelumnya bahwa guru
mata pelajaran sosiologi di SMA Taman Mulia Sungai Raya hanya menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini menunjukkan bahwa guru
tidak mempertimbangkan metode yang digunakan dengan materi pelajaran
sosiologi yang akan diajarkan.
Guru Sosiologi SMAS Taman Mulia Sungai Raya dan anak didik tidak
berinteraksi dengan baik pada saat pembelajaran berlangsung dikarenakan
kesalahan metode yang digunakan. Guru hanya menyiapkan materi sebatas untuk
memahami isi materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Guru tidak
menyesuaikan materi ajar dengan metode pembelajaran. Jadi dapat dipahami
bahwa pembelajaran Sosiologi yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai
Raya tidak sesuai dengan metode dan bahan ajar pelajaran sosiologi sehingga
keberhasilan dan pencapaian tujuan pembelajaran tentu jauh dari harapan.
Kesesuaian Metode yang digunakan Guru Mata Pelajaran Sosiologi di SMAS
Taman Mulia Sungai Raya dengan Karakteristik Peserta Didik
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan
kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.
Rusman (2011: 132) menyatakan sebelum menentukan metode pembelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan guru dalam memilihnya. Diantaranya “...kematangan anak didik
yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran....”
8
Permasalahan yang timbul di SMAS Taman Mulia ialah guru sosiologi di sekolah
tersebut hanya menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Akibat
yang ditimbulkan siswa menjadi bosan, mengantuk dan malas mengikuti mata
pelajaran yang berlangsung, serta kebanyakan siswa mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler pada saat jam pelajaran.
Siswa di SMAS Taman Mulia Siswa rata-rata kurang aktif untuk kegiatan
belajar mengajar di kelas, mereka cenderung ribut dan jika ditanya tentang materi
tidak bisa menjawab. Mereka lebih menonjolkan kemampuannya ke
ekstrakulikuler seperti futsal, tarian tradisional, tarian modern, dan lain-lainnya
sehingga perlu adanya perhatian lebih guru pada penerapan metode yang cocok
digunakan.
Guru sosiologi di SMAS Taman Mulia tidak menyesuaikan metode
pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik siswa atau peserta didik yang
diajarnya. Tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang
relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga
bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor
intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Memvariasikan metode mengajar merupakan hal yang penting bagi guru
dalam proses pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, ketika guru
menjelaskan materi yang akan disampaikan, umumnya guru sosiologi di SMAS
Taman Mulia menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan. Rata-rata
siswa di kelas memperlihatkan tingkah laku yang tidak di inginkan, yaitu
mendengarkan musik ketika guru menjelaskan pelajaran, bicara dengan teman
sebangku, melamun dan bahkan ada yang tidur di saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata pelajaran sosiologi di SMAS
Taman Mulia tidak menyesuaikan metode pembelajaran dengan karakteristik
siswa atau peserta didik yang berbeda-beda. Perbedaan individu peserta didik
pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode yang mana guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kreatif dalam waktu yang relatif operasional.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di
SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata
pelajaran sosiologi masih belum bervariasi, hal ini terlihat dari kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan. Selanjutnya kesimpulan dari masalah yang ada,
ditunjukkan dengan : 1) Metode yang sudah digunakan pada mata pelajaran
sosiologi di SMAS Taman Mulia Sungai Raya saat ini ialah metode ceramah,
tanya jawab dan penugasan. Penggunaan metode ini tidak memakan waktu yang
lama dan materi bisa cepat disampaikan kepada siswa, sebab siswa di sekolah ini
kurang tanggap serta kurang perhatiannya di bidang akademik. Peran aktif siswa
dalam proses belajar masih dikategorikan kurang. 2) Saat guru menentukan
9
metode pembelajaran tidak disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang terjadi nampak tanpa arah karena tujuan pembelajaran tidak
tersampaikan kepada siswa sehingga sesuai dengan hasil belajar yang
dilampirkan, bahwa banyak siswa yang tidak tuntas dalam penilaian akhir mata
pelajaran sosiologi. 3) Guru mata pelajaran sosiologi di SMA Taman Mulia
Sungai Raya hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.
Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak mempertimbangkan metode yang
digunakan dengan materi pelajaran sosiologi yang akan diajarkan. 4) Guru mata
pelajaran sosiologi di SMAS Taman Mulia tidak menyesuaikan metode
pembelajaran dengan karakteristik siswa atau peserta didik yang berbeda-beda.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil
tersebut maka peneliti menyampaikan saran yaitu: 1) Sebelum memulai kegiatan
pembelajaran, seharusnya guru membuat persiapan dengan membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disahkan oleh kepala sekolah. 2) Dalam
menentukan penggunaan metode pembelajaran, seharusnya guru menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi pembelajaran. 3)
Untuk pihak sekolah diharapkan guru yang mengajar mata pelajaran sosiologi
berlatar belakang pendidikan sosiologi.
DAFTAR RUJUKAN
Hadari Nawawi. (2007), Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Rusman.a(2011).bModel-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Soerjono Soekanto. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syaiful & Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
10
Download