“ STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KORAN TEMPO DALAM

advertisement
“ STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KORAN TEMPO DALAM
MEMASARKAN RUANG IKLAN “
(Studi Kasus Sisipan Tempo Gading November 2008-Januari 2009)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Strata 1 ( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama
: Tri Handiyatno
Nim
: 04302 – 046
Jurusan
: Ilmu Marcomm & Advertising
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI MARCOMM & ADVERTISING
Tri Handiyatno (04302-046)
Strategi Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan
(Studi Kasus Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009)
(iv-80 Halaman; 23 Referensi 1981-2008; 4 Bagan; 2 Tabel; Lampiran; Biografi)
ABSTRAKSI
Pengiklan merupakan jantung dalam mempertahankan eksistensi pada
suatu media massa. Salah satu media massa adalah Koran Tempo, dimana ruang
iklan menjadi sarana bagi Koran Tempo untuk memperoleh pemasukan dan
keuntungan yang sebesar-besarnya yang bertujuan untuk mendukung dari
sirkulasi. Maka setiap Surat kabar harus mempunyai strategi komunikasi
pemasaran yang tepat dalam mempromosikan atau dalam menjual ruang iklan,
dimana nantinya strategi komunikasi pemasaran yang telah ditetapkan oleh suatu
Surat Kabar, bertujuan untuk mengatasi para pesaingnya dalam mempromosikan
ruang iklan. Penulis memilih Koran Tempo sebagai objek penelitian karena Surat
Kabar Koran Tempo merupakan surat kabar yang memiliki format lebih kecil
yang tetap eksis. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan
Surat Koran Tempo dalam
mempromosikan Ruang Iklan, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Koran
Tempo dalam mempromosikan Ruang Iklan.
Dalam penelitian ini penulis mengacu kepada A System of Marketing
Communication dari Chris Fill yang menggambarkan tentang kerangka kerja
dalam Komunikasi Pemasaran yang antara lain meliputi; Analisa SWOT,
Promotion Objective, Positioning, Communication Budget, dan Research and
Evaluation. Dalam sistem tersebut juga dijelaskan pula alat – alat komunikasi
pemasaran yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka,
humas dan publisitas serta direct respons media.
Sifat penelitian ini menggunakan penelitian dekriptif kualitatif, metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus, teknik pengumpulan data dengan
indepth interview.
Hasil penelitian yang didapat oleh peneliti menunjukkan bahwa strategi
komunikasi pemasaran Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan dengan
melakukan pendekatan – pendekatan langsung atau relationship kepada klien
pengiklan atau dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan oleh Koran Tempo
dalam mempromosikan ruang iklan adalah melalui penjualan langsung secara
tatap muka yaitu dengan menggunakan alat komunikasi pemasaran berupa Direct
Selling.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan “Alhamdulillah” atas nikmat syukur
yang diberikan Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya telah
memberikan tuntunan, akal, pikiran dan kesehatan serta kemauan untuk
bekerja keras, merupakan sebuah kebanggan bagi penulis saat dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, sehingga tercapailah satu tahapan
pembelajaran tentang ilmu pengetahuan dan salah satu dari tahapan itu adalah
skripsi.
Mengingat bahwa manusia tidak luput dari suatu kesalahan, maka
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
setidaknya penulis telah berusaha untuk melewati segala rintangan, hambatan
serta cobaan yang ada selama penulis mengerjakan skripsi ini, maka inilah
hasil dari sebuah proses untuk menuju masa depan yang dinginkan.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa penyusunan skripsi ini
adalah demi memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ilmu Komunikasi Program
Studi Marketing Communication & Advertising Universitas Mercu Buana,
Jakarta.
Selain itu penyusunan skripsi ini tidak terlepas bantuan dari berbagai
pihak yang sangat berarti, baik secara moril maupun materil dan penghargaan,
juga bantuan untuk memberikan materi penulisan disertai data – data yang
berkaitan dengan judul skripsi ini. Karena itu pada kesempatan ini, saya ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati M.Si, selaku Dosen Pembimbing
pertama, terima kasih atas kebaikannya karena telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi dan mengajari penulis hingga
selesai dengan baik.
2.
Mas Windalaksana, selaku GM Sales & Marketing Koran Tempo
Terima kasih banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan
dalam melakukan wawancara mendalam dan data - datanya.
3.
Mas Iyong, selaku Marketing Communication Koran Tempo. Terima
kasih banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan dalam
melakukan wawancara mendalam serta suatu kehormatan diberi
kepercayaan kepada saya untuk dapat melakukan penelitian di bagian
Promosi Koran Tempo.
4.
Mas Tito, selaku Group Head Iklan Koran Tempo Terima kasih
banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan dalam melakukan
wawancara mendalam dan data - datanya.
5.
Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Mercu Buana.
6.
Para dosen jurusan Advertising Universitas Mercu Buana seperti Ibu
Tri Diah, Bpk. Hardiyanto, Ibu Nurprapti, Ibu Niken, Bpk.
Sugihantoro, Bp. Rahman, dll. Terima kasih telah mengajar dan
memberikan pengalaman yang bermanfaat selama penulis mengikuti
perkuliahan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Jakarta.
7.
Para Staf TU Fikom Pak Sam, Mas Mawi, Mas Erfan, Mba Lila,
Mba Hesti, Mayfi, Yuni dan Nita terima kasih atas bantuannya
mengenai surat-surat permohonan dan perizinan.
8.
Bapak, Emaku Tercinta, E’i dan Bambang , Terima kasih atas segala
dukungan baik secara material maupun spiritual serta doannya yang
telah diberikan kepada anakmu. I Love U Forever Your Spirit...
9.
Para rekan – rekan Koran Tempo Desk Fotografer ucap Banyak
Terima Kasih Mas Arbas, Pa. Dodo, Akang Rully, Mas Tirta, Mas
Wahyu Setiawan, Bang Budi, Mba Ayu, Mas Zulkarnain, Mas
Amston, Mas Gunawan, Mas Tommy, Dimas, Yosep, Tony, Arnold,
Panca, Dinul, Anto. terima kasih atas segala saran dan motivasi yang
telah diberikan kepada penulis.
10. Kepada rekan-rekan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bang Astra
Bonardo (SINDO), Bang Boim (AP), Bang Irwin (AP), Bang Bay
Ismoyo (AFP), Arie Yudistrira (SINDO), Mas Boy T. Harjanto
(IndoPos), Bang Hendri (WartaKota), Mas Safir Makki (The Jakarta
Globe), Bang Jefri Aries (PortalTiga), Ruthe (Suara Pembaharuan),
Bang Ali (JawaPos) selaku ketua Pewarta Foto Jakarta, Puspa
Purwitasari (ANTARA), Mas Totok (KOMPAS), Eka, Bang Andre
Bei (Suara Karya), Fransciscus (SINDO), Selo, Alan (SINDO), Ferry
(IndoPos), Raka (JawaPos), Bang Lamhot (BeritaKota), Pa Ikhsan
(WartaKota), dan semuanyaa yang memberikan dorongan
penuh...SEMANGAT!!!
11. Kepada temen-temen club fotografi FPC (Fikom Photography Club)
Bang Ai, Mas Zulkarnen, Mas Wahyu Setiawan, Bang Dul, Bang
Demonk, Bang Boye&Genk, Achat, Fariz, Yoga, Rocky, Widay,
Sumanjaya, Uthe, Manto, Lelo (semua Angkatan 1998-2000).
Angkatan 3 FPC Hendra (montok), Dido, Abel, Mail, Widia, Manay,
Agung, Afif, Koding, Zibrut. Dan semua anggota FPC Angkatan 5
hingga seterusnya. Thank Alot sukses selalu kawan!!!
Kepengurusannya dijaga yaaa FPC...TAKE PICTURE EVERY DAY
12. Teman – teman angkatan 2002 khususnya jurusan Periklanan, Sapta,
Ayu, Uuz, Iyang, Pay, Roni, Raymon, Wiwith, Vivi, Bimo, Yereza,
Tege, Letoy, Enda Montok, Renata, Abi, Praja. Thanks alot and Be
Creative For the Future...
13. 3 teman sahabat saya Hendrik, Yudi, dan Ade Irfan. yang terus
memberikan semangat dalam meraih masa depan. Thanks for
dukungan yang tiada henti...dan para tetangga rumah saya yang terus
mengingatkan dan mendorong, memberi masukan dalam
penyelesaian tugas Skripsi ini.
14. Spesial thank to My Girlfriends Iin Irmawati “ Akhirnya Aku Lulus ,
dan Berjuang Tanpa Henti dalam membentuk Lingkaran untuk
menjaga Hubungan Kita... Aku Sangat Sayang Kamu “
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pencarian
data skripsi yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu.
Jakarta, 9 September 2009
Tri Handiyatno
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Memasuki dasarwarsa pada awal abad 21 perkembangan media massa
baik elektronik ataupun media cetak khususnya, kini memiliki persaingan yang
semakin tajam untuk menarik minat pembaca, dalam mengemas sebuah informasi,
desain layout, peletakan iklan ataupun penambahan dari sebuah rublik yang tidak
dimiliki oleh media lainnya atau pesaing khususnya. Hal ini dilakukan sebagai
pemisah atau pembeda dari media satu dengan lainnya atau pesaing khususnya,
sehingga calon konsumen atau konsumen memiliki daya tarik tersendiri untuk
membelinya.
Media cetak merupakan suatu media yang statis dan mengutamakan
pesan – pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata,
gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Media Cetak adalah “
suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa
yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata – kata, gambar,
foto, dan lain sebagainya.“1) Dalam hal ini media cetak yang digunakan sebagai
media untuk periklanan dibatasi surat kabar dan majalah. Surat kabar mingguan
akan efektif bila memiliki peredaran yang pasti di tingkat langganan. Sebab,
pada hari libur umumnya pedagang eceran memilih libur atau mengurangi jasa
kerjanya. Serta cocok untuk iklan – iklan yang tidak merangsang orang berpikir
berat. Karena pembaca berada pada suasana santai, dipenuhi rasa kekeluargaan
dan ingin bebas dari rutinitas kerja.
1)
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Inonesia. ( Jakarta ; Pustaka
Utama Grafiti, 2007 ), hal. 100
Ada beragam jenis dan bentuk media massa yang digunakan manusia
sebagai sumber informasi, dan juga berkaitan erat dengan hadirnya teknologi.
Teknologi tinggi menghadirkan media cetak dan elektronik dan sebagai wujud
percepatan perkembangan media Era informasi dan komunkasi yang semakin
meningkat frekuensinya menyebabkan seseorang tidak bisa mengelak dari
sentuhan media.2)
Dewasa ini telah menjadi barang yang sangat penting bagi masyarakat
di kota – kota besar, baik masyarakat golongan menengah ke atas maupun rakyat
jelata. Surat kabar tidak hanya dibeli oleh pribadi dan rumah tangga, tetapi juga
oleh perusahaan ( disediakan ruang tunggu ), di lobi hotel dan berbagai
perpustakaan. Para pembaca pun di tengah kesibukan mereka bekerja masih
meluangkan waktu untuk membaca. Tentu saja setiap pembaca mempunyai
kesetiaan yang berbeda dengan kata lainnya terhadap rubrik – rubrik yang
disajikan.3)
Iklan dan periklanan dalam media cetak menjadi hal yang penting juga,
periklanan mengisi bagian pendapatan yang harus dipunyai oleh media untuk
menghidupi dirinya sendiri. Media cetak menjual tempat untuk dipergunakan
penawaran barang atau jasa. Dari situlah pendapatan di peroleh. Keluasan dan
kejelasan sirkulasi menjadi lebih penting juga karena penyebaran dan pengiriman
menjadi indikator dan penanda keberhasilan dalam berpenetrasi kepada
masyarakat.4)
Data Asosiasi Industri Periklanan Indonesia menunjukkan tingkat
pertumbuhan belanja iklan di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 20 % per
2)
www.google.com/artikel : Metode Penelitian Komunikasi.
Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; Pustaka
Utama Grafiti, 2007 ), hal. 105
4)
www.google.com/artikel : Kelangsungan Hidup Media Cetak Terhadap Pengiklan.
3)
tahun. Pada 2006 lalu tingkat pertumbuhan belanja iklan di Indonesia mencapai
Rp. 25 triliun. Angkanya membengkak di tahun berikutnya hingga menembus Rp.
28 triliun.5) Target konsumsi iklan sudah mengarah pada personal media. “ kami
menyakini kekuatan Word of Mounth atau promosi yang dilakukan melalui media
personal. Pembisnis periklanan harus selalu menggempur pasar dengan konten
iklan yang tidak membuat pasar menjadi jengah atau merasa terganggu “
tungkas Indra yang dipercaya menjadi Presiden Asosiasi Industri Periklanan
International ( IAA ) dengan masa jabatan 2008- 2010.6)
Oleh karenanya dalam perkembangan media saat ini terasa memiliki
karakterisik masing – masing yang mensegmentasikan diri media kepada pembaca
dan pengiklan, sehingga pengiklan pun harus jeli dalam memilih atau mengkotak
– kotakan media yang akan digunakan agar mengenai target tepat sasaran yang
diinginkan.
Dalam kelangsungan hidup sebuah media tergantung oleh dua hal yaitu
Bagaimana menarik perhatian pembaca atau pelanggan dan untuk menarik
pengiklan ditentukan oleh banyaknya pembaca, oleh karenanya dalam menarik
perhatian pembaca dan menarik pengiklan yang di tentukan besar – kecilnya
prosentasi pembaca media tersebut dengan melakukan langkah – langkah penting
dalam mengkomunikasikan dari sebuah perencanaan awal hingga mencapai tujuan
yang diinginkan sehingga menimbulkan timbal balik dari produsen dan pemakai.
Oleh karenanya komunikasi merupakan nafas kehidupan dalam aktivitas
manusia baik bekerja ataupun tidak bekerja melalui perbincanngan yang memiliki
persamaan dalam menyambungkan berbagai hal untuk mencapai tujuan, tak jauh
seperti media massa dalam mengkomunikasikan sebuah informasi yang dijadikan
5)
6)
www.google.com/artikel : Ceruk Media Massa
www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/ceruk-baru -industri-periklanan
sebagai bahan perbincangan ataupun menjadikan persepsi dan penilaian terhadap
sesuatu. Bahwa dalam keseharian manusia tidak lepas dari kebutuhan untuk
mendapat ataupun mencari informasi dari berbagai bidang kesehatan, olahraga,
politik, kuliner, hiburan serta hobi dan lain sebagainya.
Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dalam pemahaman
disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran
adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya
mentrasfer nilai – nilai ( pertukaran ) antara mereka ( media ) dengan
pelanggannya ( pengiklan ). Jika digabungkan, Komunikasi Pemasaran
merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang
memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.7)
Bahwa didalam bauran pemasaran meliputi 4P ( Product, Price, Place
dan Promotion ) didalam promosi umum digunakan dalam mendeskripsikan
komunikasi dengan pelanggan atau calon pelanggan.
Oleh karena itu di dalam sebuah kelangsungan hidup produk, media atau
perusahaan tertentu di butuhkan suatu strategi komunikasi pemasaran atau
promosi. Kegiatan pemasaran pun dalam mendongkrak dan membuat melek para
calon konsumen, pelanggan ataupun pengiklan untuk mencoba dan membelinya
hingga menjadi pelanggan setia atau yang tidak tahu menjadi tahu atas keberadaan
media tersebut. Oleh karenanya kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak
dalam penjualan media tersebut, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
Selain itu pula kegiatan pemasaran merupakan penentu dalam kelangsungan hidup
7)
Teence A. Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
( Jakarta ; PT Erlangga,2003 ), hal. 4
sebuah media yang memiliki umur pendek atau panjang agar terjaga eksistensi
dalam keberadan media tersebut yang tidak ada akhirnya.
Hal ini sebagai pondasi dalam setiap marketer yang diperlukan untuk
mengambil sebuah keputusan ataupun tindakan strategi atau menyusun kegiatan
pemasaran yang efektif dan efesien agar memperoleh hasil yang sesuai dengan
keinginan dan memuaskan semuanya baik untuk media itu sendiri ataupun para
pembaca dan pengiklan khususnya.
Dari sebatas uraian diatas bahwasanya sebuah ruang perkembangan
media massa serta bentuk sistemmatis dari komunikasi pemasaran hingga
mencapai tujuannya. Agar dapat mengenai khalayak tepat sasaran dengan
berbagai macam strategi promosi atau komunikasi pemasaran, akan tetapi didalam
sebuah media cetak iklan merupakan kelangsungan hidup surat kabar tersebut
hingga dapat meningkatkan ekuitas media tersebut, serta memberikan pengaruh
yang efektif bagi iklan yang ditayangkan dalam media cetak hingga mengenai
target khalayak tepat sasaran.
Berbagai macam media cetak bermunculan dengan berbagai cara untuk
menarik minat pembaca yang mampu bersaing dari kompetitornya, seperti tabloid
mingguan Tempo Gading yang merupakan sisipan dari Koran Tempo, hal ini
bentuk strategi promosi dari Koran Tempo itu sendiri agar memperluas pembaca
serta merebut pembaca media lainnya agar beralih ke Koran Tempo adapun para
kompetitor pesaing Koran Tempo yaitu Kompas, Seputar Indonesia, Media
Indonesia, Suara Pembaharuan, Republika dan lain sebagainya.
Koran Tempo pertama kali terbit pada tanggal 2 April 2001, nama koran
Tempo mempunyai kemiripan dengan majalah berita mingguan Tempo.
Kemiripan ini bukanlah suatu kebetulan . Koran Tempo berdiri dibawah naungan
PT. Tempo Inti Media Harian yang merupakan anak perusahaan PT Tempo Inti
Media Tbk selaku perusahaan yang menyongsong eksistensi Tempo.
Perlahan tapi pasti, Koran Tempo menapaki tahun dengan tampilan
desain baru yang mengikuti tren koran dunia. Yakni dengan terbit delapan kolom
(semula sembilan kolom). Perubahan ini berpengaruh pada tampilan Koran
Tempo yang menjadi lebih dinamis. Usaha-usaha penyempurnaan desain diikuti
pula dengan penyempurnaan organisasi kerekdasian demi menjamin mutu produk
yang unggul. Selain itu Koran Tempo juga secara rutin mengadakan evaluasi
mutu kertas untuk mendapatkan hasil cetakan yang terbaik. Hasil kerja keras ini
tercermin pada tampilan desain yang prima dan terus menerus meningkat.
Infografi yang ditampilkan Koran Tempo telah menjadi trendseter dan ditiru oleh
banyak media lain.
Koran Tempo membidik pangsa pasar kelas menengah atas, untuk
mecapai target ini, Koran Tempo melakukan penetrasi produk melalui program
micro marketing. Dalam program ini penggarapan difokuskan pada target pasar
melalui pendekatan wilayah baik pemukiman maupun perkantoran. Disamping
itu, kebijakan harga yang ditetapkan Koran Tempo merangsang agen untuk
mendorong penjualan dan mulai Agustus 2002, Koran Tempo mulai
memberlakukan kebijakan jual putus kepada agen koran.
Untuk menguatkan brand awarness terhadap Koran Tempo sejak 9 tahun
berjalan, serta memberikan eksistensi Koran Tempo terhadap pembaca ataupun
pengiklan. Koran Tempo memberikan sebuah sisipan media kawasan dengan
terbitan seminggu sekali setiap hari sabtu yakni Tempo Gading. Tidak menutup
kemungkinan para pengiklan / klien memasang iklan di Koran Tempo dengan
Placementnya bersifat Nasional, sehingga hal ini memberikan peluang dengan
menguatkan brand awarness Koran Tempo terhadap para pesaingnya.
Tempo Gading dengan memiliki sebuah Logo Dragon ini mengartikan
pemukim di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara sebagian besar pemukim
keturunan chines, media cetak kawasan seputar informasi kelapa gading.
Pemilihan dalam kawasan tersebut yaitu Kelapa Gading Jakarta Utara merupakan
target pasar sasaran yang kelas ekonomi menengah ke atas, serta dunia
perbisnisan yang melimpah sehingga menimbulkan ketertarikan tersendiri. Tempo
Gading terbit pada bulan November tahun 2008 dengan 8 halaman, berwarna,
informatif, serta pembentukan layout yang menarik perhatian khalayak, dan
dibagikan secara gratis selamannya kepada sebagian pemukim yang berada di
kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. Cara ini merupakan bentuk strategi
promosi dalam menggaet calon pengiklan di kawasan kelapa gading yang menjadi
sisipan Koran Tempo serta menguatkan brand aquity dan awarnessnya. Sehingga
Tempo Gading ini dapat menarik perhatian kepada khalayak untuk menimbulkan
rasa penasaran, mencoba, dan membeli sehingga menjadi pelanggan yang baik (
pembaca atau pengiklan ).
Dalam kelangsungan hidup sebuah produk sangatlah penting dalam
menunjukkan
eksistensi
keberadaan
media
atau
produk
tertentu
serta
menunjukkan kemampuan media yang satu dengan yang lainnya sangat
berkompetisi dalam meraih target sasaran pembaca hingga mendapatkan brand
equity dan brand awarness yang baik di mata pembaca atau khalayak.
Kelangsungan hidup media terus berkembang agar tetap bertahan pada posisinya
jangan produk atau media tersebut menurun, apabila produk atau media menurun
maka dilakukan sebuah pengalihan dengan berganti nama produk atau media
untuk melakukan dengan memberikan variatif pilihan dari produk tersebut.
Proses sebuah kelangsungan hidup produk atau media sejauh mana
strategi pemasaran ini mempertahankan agar khalayak - khalayak tidak bosan dan
jenuh terhadap produk atau media yang ditawarkan kepada khalayak calon
pembeli atau pembaca. Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh marketer
untuk mendapatkan pengiklan khususnya terhadap Tempo Gading yang diberikan
secara gratis kepada sejumlah pemukim yang berada di Kelapa Gading ini mampu
bertahan dan bersaing dengan media lainnya, tak luput marketer sebagai ujung
tombak dalam mempertahankan keberadaan media Tempo Gading ini.
Dilatar belakangi hal tersebutlah, maka penulis ingin mengkaji lebih
lanjut melalui penelitian mengenai bagaimana proses Strategi Komunikasi
Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan studi kasus Tempo
Gading Periode November 2008 – Januari 2009.
1.2. Pokok Permasalahan
Bahwa dari latar belakang tersebut media cetak Koran Tempo yang
memiliki tampilan desain baru yang mengikuti tren koran dunia dan dinamis serta
bentuk pemasaran denagan menambahkan rublik sebuah tabloid kawasan yakni
Tempo Gading, hal ini meramaikan atmosfir media cetak dalam proses pemasaran
yang menjadi spesialis pasar untuk mendapatkan minat pembaca dan menggaet
sejumlah pebisnis iklan yang ditayangkan. Maka penulis dapat merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Strategi Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang
Iklan (Studi Kasus Sisipan Tempo Gading Periode November 2008 – Januari
2009 )?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian Strategi
Komunikasi Pemasaran Koran Tempo dalam memasarkan ruang iklan terhadap
Sisipan Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009 adalah untuk
mengetahui strategi dan upaya – upaya yang dilakukan oleh Koran Tempo dalam
menyusun
serta
implementasikan
strategi
komunikasi
pemasaran
untuk
memperoleh pengiklan Koran Tempo selama bulan November 2008 – Januari
2009.
1.4. Signifikansi Penelitian
Signifikansi penelitian adalah :
1. Secara Akademis, dapat memberikan suatu pengetahuan penting
berguna dan bermanfaat agar nantinya dapat memiliki wawasan lebih
luas dan mendalam yang bersifat spesifikasi terhadap bidang Ilmu
Komunikasi pada umumnya serta strategi komunikasi pemasaran
dalam menunjang kelangsungan hidup produk secara khususnya.
2. Bahwa secara praktis, penelitian ini mampu memberikan masukan –
masukan yang bernilai, bermanfaat dan dapat meningkatkan
pengupayaan dalam bidang perencanaan pemasaran bagi perusahaan
untuk mengetahui hal – hal sebagai langkah atau dasar dalam
pembentukan perencanaan pemasaran serta pengeksekusian terhadap
strategi komunikasi pemasaran untuk memperoleh pengiklan dalam
kelangsungan hidup produk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinergi Komunikasi dan Pemasaran
Dalam bukunya Sinergi Komunikasi Pemasaran Drs. Hifni Alifahmi,
menjelaskan bahwa ada 2 bidang yang sering berdampingan, baik dari segi
keilmuan maupun percakapannya. Dua bidang itu kerap beriringan dan pada
situasi tertentu sulit dipilah / dibedakan. Dua bidang itu adalah pemasaran dan
komunikasi. Dua bidang tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini :8)
Strategi / Corporate
Strategi
Marketing
Corporate
Coomm. PR
Strategi
Corporate Marcom
Marketing
Marketing
Comm
Communication
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat titik persinggungan
antara komunikasi dan pemasaran serta aspek strategi. Di mana perpaduan antara
aspek strategi dengan pemasaran menghasilkan pemasaran strategi, sedangkan
penyatuan aspek strategi dengan komunikasi menghasilkan bidang komunikasi
korporat. Sementara itu gabungan dari pemasaran dan komunikasi memunculkan
komunikasi pemasaran pada jenjang operasional dengan beragam teknik dan
8)
Drs. Hifni Alifahmi, Sinergi Komunikasi Pemasaran. ( Jakarta ; Quantum Bisnis dan
Manajemen, 2005 ), hal.
taktiknya. Namun pada jenjang strategi perpaduan komunikasi dan pemasaran
menghasilkan komunikasi korporat yang langsung bersinggungan dengan tugas –
tugas pimpinan puncak dalam mengelola berbagai unit usaha dalam satu payung
organisasi.
2.2. Komunikasi Sebagai Salah Satu Unsur Pendukung Pemasaran
Mengenai strategi komunikasi pemasaran alangkah baiknya peneliti
menjabarkan dalam pengertian komunikasi terlebih dahulu. Ilmu komunikasi
sangat penting didalam dunia media, apapun segala bentuk dari media tersebut
bersangkutan tak disangkal lagi pastinya berhubungan dengan Komunikasi, ada
pun pandangan dalam pengertian atau istilah komunikasi atau dalam bahasa
inggris communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.9)
Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang akan dipercakapkan atau disampaikan. Kesamaan
bahasa dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan
perkataan lain mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang
dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang dapat di katakan
komunikatif apabila kedua – duanya, selain mengerti bahasa yang digunakan juga
mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Menurut para ahli yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi
adalah Carl I. Hovland mengartikan Ilmu Komunikasi adalah “ Upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegar asaz – asaz penyampaian informasi
9)
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. ( Bandung ; PT
Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 9
serta pembentukan pendapat dan sikap.“10) Definisi ini menunjukkan bahwa yang
dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi,
melainkan juga pembentukan pendapat umum ( public opinion ) dan sikap publik
( public attitude ) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting.
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak “ hampa “ atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada
komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara
perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang
dikatakan melakukan interaksi apabila masing – masing melakukan aksi dan
reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini ( baik secara perorangan,
kelompok, ataupun organisasi ), dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan
komunikasi.11)
Dari penjelasan atau definisi komunikasi diatas dapat dikatakan bahwa
komunikasi sebagai suatu proses yang sangat mendasar didalam kehidupan
manusia, terutama dalam melakukan suatu kegiatan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup manusia.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah kegiatan
pemasaran. Inti dari proses pemasaran adalah adanya pertukaran dari satu pihak
dengan pihak lain, baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun yang sifatnya
luas dan kompleks.12)
10)
11)
12)
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. ( Bandung ; PT
Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 10
Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D.,dkk, Pengantar Komunikasi. ( Jakarta ; Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2000 ), hal. 2
Sutisna, S.E., M.E., Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ( Bandung ; PT Remaja
Rosdikarya, 2002 ), hal. 264
Adanya suatu proses pertukaran dalam suatu kegiatan pemasaran
disebabkan oleh adanya dua konsep yang sangat mendasar, diantaranya, sebagai
berikut13) :
A. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal – hal yang mendasar yang dibutuhkan makhluk
hidup untuk melangsungakan kehidupannya. Sebagai contoh manusia
tidak hanya membutuhkan makanan dan minuman, tetapi juga cinta,
penghargaan, persaudaraan, pengetahuan, dan sebagainya.
B. Keinginan
Keinginan
adalah
pernyataan
manusia
terhadap
kebutuhan
–
kebutuhannya yang dipertajam oleh budaya dan kepribadiannya.
Perbedaan dengan kebutuhan adalah terletak pada barang – barang yang
dipilih seseorang untuk melangsungkan kehidupannya. Sebagai contoh,
Makan adalah kebutuhan, sedangkan nasi adalah keinginan.
American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai :
“ suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi,
penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang – barang, ide – ide,
dan jasa – jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu
dan lembaga – lembaganya. “ 14)
13)
14)
Rhenal Kasali, Membidik Pasar Indonesia ( Segmentasi, Targetting, dan Positioning ).
( Jakarta ; PT Gramedia, 2001 ), hal. 60
Ibid, hal. 53
Hal – hal pokok dalam definisi tersebut adalah 15) :
1. Ada perencanaan dan eksekusi di lapangan. Hal ini menunjukkan
bahwa pemasaran membutuhkan strategi ( diungkapkan dalam
rencana – rencana yang realitas yang dihubungkan dengan
kemungkinan memperoleh keuntungan, kelancaran penerimaan
pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk yang ingin dibuat,
dan sebagainya ) dan eksekusi dilapangan ( pengiriman barang,
penagihan, penempatan pramuniaga, manuver – manuver penetapan
harga, dan sebagainya ).
2. Ada tahap – tahapan yang dirumuskan. Hal ini menunjukkan
pemasaran bukanlah kegiatan “ supply push “ tetapi merumuskan
dari awal, yaitu pada saat konsepsi. Dengan kata lain, seluruh bagian
harus
duduk
bersama
–
sama
merumuskan
produk
dan
memasarkannya.
3. Melibatkan produk, harga, promosi dan distribusi. Keempat
variabel ini dalam pemasaran disebut bauran pemasaran ( marketing
mix ), keempat variabel ini merupakan alat pemasaran yang dapat
dikendalikan ( controllable ) oleh marketer.
4. Barang yang dipertukarkan. Yang di pertukarkan tidaklah selalu
berupa barang terwujud yang dapat dipegang ( tangible goods ),
tetapi juga benda – benda tidak terwujud, seperti ide – ide ( jasa
konsultasi, proposal, disain ), tempat, jasa – jasa dan sebagainya.
5. Pertukaran. Hal yang lazim berlaku adalah Saudara menyerahkan
sesuatu ( barang, ide, atau jasa ) dan menerima pembayaran ( uang ).
15)
Rhenal Kasali, Membidik Pasar Indonesia ( Segmentasi, Targetting dan Positioning ).
(Jakarta ; PT Gramedia, 2001 ), hal. 54
Komunikasi memegang peran yang penting dalam proses pertukaran.
Pada tingkat dasar, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen
potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi juga
dapat dijadikan sebagai pengingat bagi konsumen mengenai keberadaan produk,
yang pada massa lalu pernah dilakukan transaksi pertukaran pada produk itu.
Proses komunikasi yang bersifat mengingatkan ini sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan dapat bertahan karena adanya
konsumen dan mencari atau memperoleh konsuman merupakan suatu hal yang
sulit.
Peran yang penting dari komunikasi juga berkaitan dengan membujuk
konsumen yang saat ini dimiliki dan juga konsumen pontensial untuk melakukan
pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasif, yaitu
bagaimana membujuk konsumen agar mau melakukan tindakan pembelian. Peran
lain dari komunikasi adalah untuk membedakan ( differentiating ) produk yang
ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya membedakan
produk ini dilakukan dengan mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa
produk yang ditawarkan berbeda dengan produk lainnya yang sejenis.16)
2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam menentukan keberhasilan
pemasaran suatu perusahaan sangat bergantung kepada peranan komunikasi.
Dimana komunikasi merupakan proses pemikiran dan dimana pemikiran dan
16)
Sutisna, S.E., M.E., Prilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ( Bandung ; PT Remaja
Rosdakarya, 2002 ), hal. 266
pemahaman yang disampaikan antar individu, atau antara organisasi dan
individu.17)
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.18)
Selain komunikasi yang mempunyai peranan mendasar dalam proses
pemasaran, diperlukan suatu strategi, dimana dengan adanya stategi suatu
perusahaan dapat membuat suatu komunikasi pemasaran yang baik dalam
mendistribusikan produk atau jasa.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan
manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,untuk
mencapai tujuan tersebut, stategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
dan operasionalnya.19)
Stategi menurut Lawrence R. Jauch & William F. Gueeck juga dapat
didefinisikan sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan stategi perusahaan dengan lingkungan yang ada yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.20)
17)
18)
19)
20)
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid
I. ( Jakarta ; Erlangga, 2003 ), hal. 4
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar – dasar Pemasaran Jilid I. ( Jakarta ; Prenhallindo,
1997 ), hal. 6
Onong Ucjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1994 ), hal. 32
Lawrence R. Jaunch & William F. Gueeck, Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan,
Edisi ketiga ( Jakarta ; PT Erlangga, 1996 ), hal. 12
Adapun pengertian strategi PR. Smith dalam bukunya Marketing
Communication and Integrated Approach, menjelaskan stategi sebagai berikut :
“ Stetegy summarizes ‘ how we get three ‘ how the objectives will be
achieved Strategy drives the tactics in the same direction. Strategy summarizes
tactics. Communication Stategy help to harmonize and intergrate all of the
tactical communication tools. Communication stategy can include selection of
target markets, positioning, selection of communication tools,
sequences of
communication tools, time scale and more “.21)
Dari definisi di atas mempunyai arti bahwa strategi meringkaskan atau
menyimpulkan ‘ bagaimana kita dapat memperolehnya’ bagaimana agar tujuan
dapat dicapai. Strategi mengendalikan taktik untuk tujuan yang sama. Strategi
meringkaskan taktik. Stategi komunikasi membantu untuk menyeimbangkan dan
memadukan seluruh alat – alat komunikasi. Stategi komunikasi termasuk juga
dapat menyeleksi target market, positioning, seleksi alat – alat komunikasi,
rangkaian alat – alat komunikasi, skala waktu dan yang lainnya.
Dari beberapa penjelasan stategi diatas dapat dikatakan bahwa strategi
berkaitan dengan perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, strategi
juga merupakan taktik yang menentukan bagaimana agar tujuan dapat dicapai
dengan memandukan dan menyeimbangkan seluruh alat – alat komunikasi yang
digunakan agar tercapai suatu tujuan.
Definisi komunikasi pemasaran yang dikemukakan oleh Chris Fill
dalam Marketing Communications: framework, theories and application sebagai
berikut :
21)
PR. Smith, Marketing Communication and Integrated Approach, Second Edition. ( Kogan Page
Limited, 1998 ), hal. 44
“ The Process of an integrated set of stimuli to a market with the intend
evoking a desired of responses within the market set and setting up the
purposes of the modifying present company message and identifying new
communication opportunities “.22)
Dari definisi tersebut mempunyai arti bahwa komunikasi pemasaran
merupakan suatu proses dimana pihak perusahaan harus mempunyai suatu
rencana pemasaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga pencapaian dalam
kontribusi pada strategi korporasi dan dapat dilaksanakan melalui penggunaan
sumber daya perusahaan efektif.
Inti dari komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan
pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar.23)
Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.24)
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi
pemasar. Tanpa komunikasi konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan
tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga
menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karenanya pemasar harus secara hati –
hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran
22)
23)
24)
Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and application. ( Prentice Hall,
1995 ), hal. 5
Ibid, hal. 267
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Jilid I ( Jakarta ; PT Erlangga, 2000 ), hal. 4
dimana sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran
yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efesien.25)
Dengan kata lain efektif atau tidaknya suatu komunikasi pemasaran sangat
tergantung kepada strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh suatu
perusahaan. Dimana didalam suatu strategi komunikasi pemasaran akan
ditentukan dan direncanakan baik itu dari segi anggaran, siapa saja yang menjadi
target atau sasaran komunikasi dan lain sebagainya.
Dalam bukunya Marketing Communications: framework , theories and
applications, Chris Fill menjelaskan Kerangka Kerja dalam Komunikasi
Pemasaran Terpadu bahwa Organisasi dapat dipandang sebagai system sosial
yang terbuka dan semua komponen-komponen yang ada dalam system secara
interaktif saling bergantung satu dengan yang lainnya. Modifikasi salah satu
bagian dari suatu system dan melakukan suatu penyesuaian, dibuat oleh semua
komponen lain agar dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Efek ini dapat
dilihat dari tingkat makro dan mikro. Di tingkat makro saling ketergantungan
antara organisasi telah dicatat oleh sejumlah riset. menggambarkan bahwa saluran
distribusi sebagai suatu jaringan dari system, dengan demikian dapat mengenali
organisasi sebagai suatu unit yang saling tergantung. Di tingkat mikro, secara
individual bagian-bagian dari suatu organisasi mengakomodasi satu sama lain
sebagai suatu organisasi yang melakukan penyesuaian untuk merubah
lingkungannya. Dengan pengumpulan keputusan yang dihubungkan dengan
pengembangan dan penyerahan dari suatu strategi komunikasi pemasaran, gambar
25)
Sutisna, S.E., M.E., Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ( Bandung ; PT Remaja
Rosdakarya, 2002 ), hal. 268
pada halam berikut menjadi mungkin untuk dilihat kompleksitas dan kepekaan
dari setiap komponen dalam pengambilan keputusan.26
Bagan 2.2.
A System Of Marketing Communications
Dari bagan 2.2 tersebut Sistem komunikasi pemasaran, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
26
Chris Fill, Marketing Communications: framework , theories and applications, Pretince Hall
1995, Hal. 18
2.3.1. Analisa Situasi Lingkungan ( Key Factor Analysis )
Analisis Faktor Kunci adalah sesuatu yang berguna untuk melakukan
penekanan dan mengeluarkan hal – hal yang penting yang bersangkutan kepada
komunikasi efektif.27)
Key Factor analysis adalah merupakan bagian penting dalam membuat
strategi komunikasi pemasaran bagi sebuah perusahaan. Agar komunikasi
pemasaran sukses, perlu dilakukan pengawasan yang terus menerus kepada
kompetitor, peristiwa sosial, perkembangan ekonomi, aktivitas perundang –
undangan, dan bahkan situasi internal perusahaan. Pengawasan Lingkungan (
environmental monitoring ), atau yang disebut sebagai analisis situasi ( situasion
analysis ), melibatkan dua kegiatan umum. Pertama, analisis internal ( internal
analysis ) yang dilakukan terhadap kekuatan ( strenght ) dan kelemahan (
weakness ) organisasi. Pertimbangan keuangan dan masalah ketenagakerjaan
adalah topik – topik utama dalam analisis internal.28)
Perusahaan dengan cadangan keuangan yang kuat serta tim ahli
komunikasi yang berbakat, mempunyai peluang yang lebih besar untuk
mengembangkan program kreatif yang berhasil, sementara perusahaan yang “
terbelakang “ mempunyai kemampuan yang terbatas. Dalam analisis eksternal (
external analysis), komponen kedua dari pengawasan lingkungan, faktor – faktor
yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dan kesuksesan produk yang ditinjau
secara mendalam. Situasi ekonomi, aktivitas kompetisi, perkembangan sosial –
budaya, iklim perundang – undangan, dan pertimbangan jalur distribusi, peluang (
opportunity ) dan ancaman ( threat ) yang dihadapi merek pada suatu waktu
27)
28)
Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and application. ( Prentice Hall
International Limited ), hal.66
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Jilid I ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ),hal. 44
merupakan faktor – faktornya, yang umumnya terlihat dalam suatu analisis situasi
eksternal. Aspek penting dari pengawasan lingkungan dapat diingat dengan
menggunakan singkatan SWOT yang terkenal atas analisis kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman ( strength, weaknesses, opportunities, and threats ).29)
2.3.2. Tujuan Promosi (Promotion Objectives )
Menganalisis tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produk atau jasa
yang akan ditawarkan, dengan berdasarkan atas pengidentifikasian peluangpeluang tersebut dan menetapkan sasaran yang menjadi target marketnya.
Proses dalam mengatasi banyaknya permintaaan yang berbeda ini
dirasakan ketika organisasi telah membuat atau menetapkan sasaran promosi yang
sangat sulit dan kompleks. Klompleksitas yang dirasakan ini telah dirasakan oleh
sejumlah besar para manajer gagal dalam menetapkan sasaran promosi. Banyak
dari mereka meletakkan sasaran promosi sedemikian rupa sehingga sasaran
promosi yang telah di letakkan tidak tetap atau tidak sesuai dengan tujuan dari
pemasaran yang mereka inginkan. Tujuan promosi merupakan hasil dari analisa
situasi lingkungan pada sebuah strategi pemasaran. Pada umumnya sasaran
promosi ditetapkan oleh para manager yang berkaitan dengan penjualan.30)
Yang antara lain meliputi dalam penguasaan pasar, rasio laba, modal,
peningkatan volume.31)
Volume penjualan berubah – ubah atau bervariasi, disebabkan oleh :
1. Pesaing merubah harga,
2. Pembelian membutuhkan perubahan
29)
30)
31)
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Jilid I. ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 45
Chriss Fill, Marketing Communication: framework, theories andapplications. ( Prentice hall
International Limited ), hal. 227
Ibid, hal. 228
3. Kemajuan teknologi yang memudahkan proses produksi menjadi
meningkat, skala ekonomi, pengaruh pengalaman dan untuk beberapa
organisasi, kesempatan untuk mengurangi biaya
4. masuk dan keluarnya pesaing yang berbeda.
Pengaturan dari sasaran promosi adalah penting, hal tersebut disebabkan
karena adanya tiga pertimbangan utama32)
1. Sasaran promosi memberi makna dari komunikasi dan mengkoordinasi
antara dua kelompok ( klien dan perusahaan ), ketika melakukan suatu
kampanye.
2. Sasaran promosi bertindak sebagai pemandu dalam pengambilan
keputusan dan memberikan suatu fokus untuk keputusan yang diikuti
dalam proses pengembangan rencana promosi.
3. Bahwa sasaran promosi sebagai suatu tanda, sehingga suatu kegagalan
atau keberhasilan dari suatu program dapat diketahui.
2.3.3. Positioning
“ Positioning is not what you do a product. Is what you do to the mind of
the prosfect “ ( Ries & Trout, 1986 ). Artinya positioning bukan sesuatu yang
anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang anda lakukan terhadap otak
calon pelanggan. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi
ia berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan sebuah produk di
dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian
tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu.33) Pada saat suatu
perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, perusahaan tersebut
32)
33)
Chiss Fill, Marketing Communication: framework, theories and applications. ( Prentice
Hall International Limited ), hal. 229
Rhenal Kasali, Membidik Pasar Indonesia,Segmentasi, Targetting, dan Positioning. ( Jakarta ;
PT Gramedia Pustaka Umum, 1998 ), hal. 506
harus memutuskan “ posisi ” mana yang ingin dikuasainya pada segmen tersebut.
Seperti dituliskan sebelumnya bahwa posisi suatu produk adalah bagaimana suatu
produk didefinisikan oleh konsumen melalui sifat – sifat pentingnya – posisi di
benak konsumen
yang ditempati oleh suatu produk relatif terhadap produk
pesaingnya.
Konsumen saat ini dipenuhi oleh informasi tentang produk dan jasa.
Mereka tidak dapat mengevaluasi ulang produk pada saat mereka membuat
keputusan pembelian. Untuk menyederhanakan proses pembelian, konsumen
mengorganisasi produk, jasa dan perusahaan di dalam benak mereka. Posisi suatu
produk adalah suatu perangkat rumit dari persepsi, kesan dan perasaan yang
dipegang konsumen dengan mengacu pada produk pesaing. Konsumen
memposisikan produk dengan atau tanpa bantuan pemasar. Oleh karenanya,
fungsi pemasar adalah tidak membiarkan posisi produknya berubah.
Apabila berbicara mengenai positioning maka tidak terlepas kaitannya dari
istilah PDB ( Positioning, Differensiation, dan Brand ) karena satu sama lain
saling berkaitan. Diferensiasi yang dimaksud ialah bagaimana usaha pemasar
untuk membedakan antara produk yang dimiliki dengan produk pesaing. Sehingga
dapat terlihat keunggulan kompetitif antara produk yang satu dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaingnya.
Tugas positioning terdiri dari tiga langkah :
1. Mengidentifikasi suatu perangkat keunggulan bersaing yang mungkin
dibuat dimana positioning akan dibangun.
2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat
3. Dengan efektif mengkomunikasikan dan menyampaikan posisi yang
dipilih ke pasar.
Selain mengidentifikasian khalayak, sasaran, penentuan tujuan usaha yang
realistis sesuai dengan situasi & kondisi perusahaan pun menjadi penting agar
diharapkan
lebih
mudah
tercapai.
Oleh
karenanya
perusahaan
dapat
mempergunakan tekhnik analisa SWOT yang terdiri dari kekuatan ( strengths),
kelemahan ( weakness ), kesempatan ( opportunities ) dan ancaman ( threaths ).
Dari teknik ini, perusahaan dapat dengan mudah menentukan tujuan apa yang
ingin dicapai berdasarkan peluang dan kekuatan yang dimiliki.
Positioning dilakukan agar konsumen mengingat merek / produk / jasa
tertentu dalam benaknya, sehingga menjadikan produk itu mempunyai citra yang
kuat di mata konsumen.34)
2.3.4. Anggaran Komunikasi ( Communication Budget )
Sumber keuangan suatu organisasi dianggarkan untuk membiayai
komunikasi pemasaran yang spesifik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bagi merek yang dimilikinya. Besarnya sumber daya yang dialokasikan umumnya
ditentukan melalui keterlibatan sebuah proses yang dimiliki oleh kebanyakan
korporasi yang canggih. Tiap perusahaan menggunakan prosedur anggaran yang
berbeda – beda dalam mengalokasikan dana kepada para manajer komunikasi
pemasaran dan unit organisasi lainnya. Beberapa perusahaan menggunakan top –
down budgeting ( TD ), di mana manajemen seniorlah yang menentukan jumlah
dana yang diterima tiap sub – unit. Beberapa perusahaan lain menggunakan
bottom – up budgeting ( BU ), di mana para manajer sub – unitlah ( misalnya
manajer kategori produk ) menentukan jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai
34)
Rhenal kasali, Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi, Targetting dan Positioning. ( Jakarta ;
PT Gramedia Pustaka Utama, 1998 ), hal. 259
tujuan mereka : jumlah – jumlah tersebut kemudian dikombinasikan untuk
menentukan anggaran total pemasaran.35)
Praktek pemasaran pada umumnya mengkombinasikan anggaran top –
down dengan bottom – up. Sebagai contoh, dalam proses bottom – up / top –
down ( BUTD ), manajer sub – unit menyerahkan permintaan anggaran kepada
bagian pemasaran, yang kemudian mengkoordinasikan berbagai macam
permintaan dan menyerahkan anggaran keseluruhan kepada manajemen di tingkat
atas untuk mendapat persetujuan. Proses top – down / bottom – up ( TDBU ),
merupakan kebalikan dari jalur diatas, manajemen di tingkat atas menentukan
jumlah total anggaran, dan kemudian membagi – bagikan ke dalam berbagai sub –
unit.36)
2.3.5. Riset dan Evaluasi (Research and Evaluation )
Terlepas dari situasi yang dihadapi adalah penting untuk melakukan
evaluasi hasil dari upaya komunikasi pemasaran. Di seluruh dunia bisnis, tuntutan
terhadap masalah akuntabilitas ( accountability ) semakin meningkat, yang
membuat pelaksanaan riset dan pengumpulan data menjadi penting untuk
menentukan apakah upaya komunikasi pemasaran telah mencapai tujuan yang
diharapkan atau belum. Hasil – hasil kemudian dapat diukur dengan melihat
volume penjualan.37)
Kegagalan dalam mencapai target mengindikasikan diperlukannya
tindakan korektif. Tindakan korektif mungkin akan memerlukan investasi yang
lebih besar, kombinasi elemen – elemen komunikasi yang berbeda, strategi kreatif
35)
36)
37)
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Jilid I. ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 51
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Jilid I.( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 53
Ibid, hal. 52
yang perlu di revisi, alokasi media yang berbeda atau berbagai kemungkinan lain.
Hanya dengan penetapan tujuan dan pengukuran hasil yang sistematis, kemudian
dapat diketahui apakah program komunikasi pemasaran telah berjalan seperti yang
diharapkan.38)
2.4. Alat – alat Komunikasi Pemasaran
Chriss Fill dalam bukunya Marketing Communication: framework,
theories and applications, membuat summary of yhe key characteristics of tool
marketing communication, membagi beberapa alat – alat komunikasi pemasaran
yang dirancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi dapat berjalan
efektif hingga sampai pada target market atau masyarakat39), yaitu :
a. Periklanan ( Advertising )
Periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern,
yang bisa ditemukan di negara – negara maju, dan yang tengah
mengalami perkembangan ekonomi. Kebutuhan akan adanya
periklanan, akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan suatu
masyarakat atau Negara. Menurut AMA ( American Marketing
Association ) iklan didefinisikan sebagai berikut :
“ Any paid form of non presentation and promotion of ideas,
good or service by an identifies sponsor “.40)
Iklan adalah semua bentuk kegiatan presentasi dan promosi
pada khalayak mengenai gagasan, produk dan jasa yang dibiayai oleh
38)
39)
40)
Ibid, hal. 60
Chriss Fill, Marketing Communicatin: framework, threories, and applications. ( Prentice Hall
International Limited ), hal. 12
Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ;
Grafiti, 1995 ), hal. 12
pemrakarsa yang sudah dikenal oleh umum. Institusi Praktisi
Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan merupakan pesan –
pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para
calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa
tertentu dengan biaya yang semurah – murahnya.41)
Untuk dapat terus bersaing di industri media massa cetak khususnya
surat kabar, strategi periklanan ( advertising ) juga diterapkan oleh
surat kabar mingguan Tempo Gading, hal ini dilakukan untuk tetap
menjaga agar surat kabar ini tidak kalah tersaingi dengan para
pesaingnya walaupun khalayak pembaca sudah mengetahui surat
kabar ini. Kegiatan periklanan yang dilakukan tidak selalu beriklan
di berbagai media.
b. Penjualan Tatap Muka ( Personal Selling )
Personal
Selling
adalah
bentuk
komunikasi
antar
individudual dimana tenaga penjual / wiraniaga menginformasikan,
membidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk
membeli produk atau jasa perusahaan.42)
Personal
Selling
mempunyai
peranan
penting
dalam
pemasaran jasa, karena :
1. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen
sangat penting.
2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin.
3. Orang merupakan bagian dari produk jasa.
41)
42)
Frank Jefkins, Periklanan. ( Jakarta ; PT Erlangga, 1996 ), hal. 5
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Jilid I. ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 5
Strategi personal selling juga dilakukan oleh Tempo Gading
untuk mengajak atau mempersuasi calon konsumen yang dilakukan
melalui peran para Account Executive dimana tugas para Account
Executive ialah mempresentasikan ataupun bernegosiasi dengan para
calon konsumen yang menjadi sasarannya.
Sifat personal selling dapat dikatakan lebih luwes karena
tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran
penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing – masing calon
pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui
reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat
mengadakan penyesuaian – penyesuaian di tempat pada saat itu
juga.43)
c. Promosi Penjualan ( sales Promotion )
Promosi penjualan ( sales promotion ) terdiri dari semua
kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya pembelian
dalam waktu yang singkat. Promosi penjualan diarahkan baik untuk
perdagangan ( kepada pedagang besar dan pengecer ) maupun
kepada
konsumen.
Promosi
penjualan
yang
berorientasi
perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan
respon dari pedagang besar dan pengecer. Promosi penjualan
berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis,
kontes/undian, potongan harga setelah pembelian dan lain – lain.44)
43)
44)
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. ( Jakarta ; Salemba Empat,
2001 ), hal. 109
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Jilid I. (
Jakarta ; Erlangga, 2003 ), hal. 6
d. Public Relations
Public Relations merupakan upaya komunikasi meyeluruh
dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
kenyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan
tersebut.
Yang dimaksud dengan kelompok – kelompok itu adalah
mereka
yang
terlibat,
mempunyai
kepentingan
dan
dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Kelompok – kelompok tersebut bisa terdiri dari atas karyawan dan
keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak / orang – orang
yang tinggal di sekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah,
serta media massa. Dalam pelaksanaan public relation dapat
dilakukan oleh individu kunci dari suatu perusahaan dan dapat pula
dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, departemen,
maupun seksi public relations dalam struktur organisasi.45)
e. Penjualan Pos Langsung ( Direct Response )
Direct response merupakan suatu bentuk distribusi artinya
kegiatan – kegaiatan perdagangan melalui pos, terlepas dari medium
yang digunakan untuk penawaran produknya. Konsekuensinya direct
respose tidak terbatas untuk pemasaran secara langsung saja ( tanpa
toko atau penjualan secara fisik ). Pedagang eceren juga dapat
memanfaatkan untuk menarik para pembeli.46)
Maka didalam strategi Direct Respose, Koran Tempo sendiri
mendapatkan laporan secara berkala dalam setiap bulan dimana
45)
46)
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi 2. ( Yogyakarta ; ANDI, 1997 ), hal. 230
Frank Jefkins, Periklanan. ( Jakarta ; Erlangga, 1996 ), hal. 190
laporan ini diperoleh dari konsumen yang berisikan mengenai
tanggapan atau respon terhadap Koran Tempo secara langsung. Yang
nantinya dapat dilihat sampai sejauh mana keefektifan Koran Tempo
dalam menjangkau khalayak sasarannya. Kemudian setelah itu dapat
dievaluasi kekurangan apa yang perlu segera dibenahi di masa yang
akan mendatang.
Chriss Fill dalam bukunya Marketing Communication: framework,
theories, and application juga menggambarkan efektifitas dari alat – alat promosi
bahwa setiap alat – alat promosi memiliki kapasitas dan efektifitas dalam
mengkomunikasikan serta mencapai tujuan yang berbeda dalam menjangkau
khalayak sasarannya yang dilihat dari segi komunikasi, biaya, dan pengendalian,
dari bagan di bawah juga dapat dilihat bahwa periklanan ( advertising ) sangat
baik untuk membuat kesadaran ( awareness ) dan personal selling sangat efektif
sebagai tindakan promosi dan kebiasaan membeli. Untuk lebih jelasnya, hal ini
dapat dilihat dari bagan pada halaman berikut :
Bagan 2 : A Summary of the key characteristics of the tools of marketing
communications
Komunikasi
Adv
- Kemampuan untuk
Mengirim pesan
Low
secara individu
Sales
Promo
Public
Relation
Personal
selling
Direct
response
Low
Low
High
High
High
Medium
Medium
Low
Medium
- Tingkat Interaksi
Low
Low
Low
High
High
- Kredibilitas yang
diberikan oleh
khalayak
Low
Medium
High
Medium
Medium
- Kemampuan untuk
meraih audience
dalam jumlah
besar
Biaya
Adv
Sales
Promo
Public
Relation
Personal
selling
Direct
response
- Pengeluaran yang
pasti
High
Medium
Low
High
Medium
- Biaya per kontak
Low
Medium
Low
High
High
- Biaya yang
dihabiskan
High
Medium
High
Low
Low
- Ukuran atau Biaya
Investasi
High
Medium
Low
High
Medium
High
Low
Medium
High
High
Low
Medium
High
Pengendalian
- Kemampuan
untuk mendapat
khalayak yang
beragam
Medium
- Kemapuan
pengelolaan untuk
mengatur dalam
Medium
menyebarkan alat
sebagai perubahan
keadaan
2.5. Jenis- jenis Iklan Surat kabar
Jenis – jenis iklan yang disajikan dalam surat kabar secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Iklan Baris
Adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat. Umumnya
hanya terdiri dari pesan – pesan komersial yang berhubungan dengan
kebutuhan pengiklan, misalnya seperti iklan lowongan pekerjaan,
kehilangan ( benda atau sanak keluarga, pindah alamat, jual – beli
kendaraan bekas, jual perabotan rumah tangga, menawarkan barang –
jasa tertentu dan lain – lain. Meski ukurannya kecil dan banyak
mengandung singkatan yang seakan – akan menunjukkan kesan tidak
bonafid, iklan mini ini ternyata merupakan satu – satunya jenis iklan
yang dibaca secara khusus oleh sejumlah khalayak sasaran.47)
Iklan ini memang disediakan oleh pihak media sebagai pelayanan
istimewa bagi pembacanya. Di indonesia iklan jenis ini masih dianggap
sebagao pemasukan potensial ( sekitar 25 – 30 % dari pendapatan total
iklan ).48)
2. Iklan Display
Iklan jenis ini merupakan iklan yang paling dominan pada surat
kabar. Ukurannya sangat bervariasi, teetapi biasanya minimal 2 kolom
mulai dari 2 kolom kali 5 sentimeter hingga 1/4, 1/2, dan 1 halaman
penuh berwarna. Iklan – iklan ini akan dimuat oleh penerbit sesuai
dengan kebijakan redaksi sepanjang tidak mengganggu halaman isi
redaksi. Ada kalanya pengiklan dapat memilih halaman sesuai dengan
keinginannya ( misalnya iklan yang akan dimuat scara serial ). Untuk itu
penerbit biasanya memungut biaya tambahan yang besarnya berkisar
antara 200 % hingga 400 % dari tarif standar ( tergantung lokasinya ).49)
Iklan display biasanya juga dibedakan atas :
a. Iklan Display Lokal
Yakni iklan yang dipesan oleh pengiklan lokal berbagai
organisasi atau pribadi tertentu yang memilih tarif yang paling
rendah.
47)
48)
49)
Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; PT
Pustaka Utama Graffiti, 1995 ), hal. 106
Ibid, hal. 75
Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; PT
Pustaka Utama Grafiti, 1995 ), hal. 75
b. Iklan Display Nasional
Dipesan oleh perusahaan – perusahaan multinasional, nasional,
organisasi dan kelompok usaha tertentu, untuk menekankan
kekuatan produknya di pasar atau guna mendukung kampanye
pemasaran di daerah tertentu. Pengiklan pada jenis ini berani
membayar tarif yang tinggi ( misal tarif iklan berwarna ).50)
3. Suplemen
Bentuk suplemen lebih banyak digarap oleh majalah dari pada
surat kabar. Di Indonesia bentuk suplemen sebagai lembaran iklan belum
terlalu dikenal. Di Amerika Serikat dikenal ada 2 jenis suplemen,
yakni51) :
1. Suplemen Sindikat
Dipublikasikan oleh penerbit independent dan didistribusikan
sebagai suplemen atau sisipan pada seluruh surat kabar yang terbit di
negara tersebut.52)
2. Suplemen Lokal
Dibuat oleh suatu penerbit surat kabar atau kelompok penerbit surat
kabar yang akan disebarkan melalui medianya.
50)
51)
52)
Ibid, hal. 89
Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; PT
Pustaka Utama Gafiti, 1995 ), hal. 89
Ny. Roesilah Kasijanio, Pimpinan Perusahaan Harian Kompas, pada seminar yang
diselenggarakan oleh LM-FEUI dan PT Djarum Kudus, 25 – 26 Januari 1989
Bentuk lain yang sudah banyak dilakukan di Indonesia adalah Free –
Standing Insert Advertisement ( FSIA ) atau Loose Insert. Bedanya, di
Indonesia pengiklan biasanya kerja sama dengan para penyalur surat
kabar untuk memasukkan brosur iklan atau poster. Kemudian pihak
penyalur akan mengenakan tarif sesuai dengan jumlah eksemplar koran
yang disisipkan lembaran tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian
Dalam kamus bahasa Indonesia kata penelitian diartikan sebagai
pemeriksaan yang diteliti atau penyelidikan ( pemeriksaan atau pengusutan )
sedangkan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan teliti, mengusut dengan
cermat atau menelaah ( mempelajari ) dengan sungguh – sungguh, maka kata
penelitian dan penyidikan dianggap bersinonim. Sehingga, penelitian adalah
penyaluran rasa ingin tahu terhadap sesuatu / masalah dengan perlakuan tertentu
sehingga diperoleh sesuatu, seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban,
pengembangan ilmu pengetahuan dan lain – lain. Kegiatan penelitian ini banyak
dipergunakan dalam kehidupan sehari – hari, baik di kalangan akademi maupun
non akademi missal : perusahaan – perusahaan, atas dasar tersebut diperlukan
adanya suatu metode terhadap penelitian sehingga dapat cepat, tepat dan akurat.53)
Sifat Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang hanya
memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan hanya
melukiskan variabel demi variable.54)
Oleh
karenanya
peneliti
dalam
melakukan
penelitian
Strategi
Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan stadi
Kasus Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009 bersifat deskriptif.
53)
54)
www.google.com/artikel : Sifat Penelitian Secara Deskriptif.
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian komunikasi. ( Bandung ; PT Remaja Rosdakarya,
1998 ), hal. 24 – 25 www.google.com/artikel : Sifat Penelitian Secara Deskriptif.
Tipe penelitian deskriptif menurut Koentjaraningrat bertujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok
tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala, adanya
hubungan tertentu antara gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat.55)
Maka dari definisi di atas, penelitian yang digunakan bertujuan untuk
menggambarkan atau mendeskriptifkan dalam proses Strategi Komunikasi
Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan Studi Kasus Tempo
Gading Periode November 2008 – Januari 2009.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Vrendenbregt tahun ( 1987 : 38 ), mengatakan studi kasus ialah
suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan ( wholeness )
dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari
sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, dimana tujuannya adalah untuk
memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang
bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian
yang eksploratif dan deskriptif.56)
Oleh karenanya metode yang akan digunakan oleh peneliti ialah
meneliti seluruh kegiatan komunikasi pemasaran Koran Tempo dengan
menggunakan pendekatan Studi Kasus ( case study ). Secara umum studi kasus
merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pernyataan suatu penelitian
berkenaan dengan How dan Why.57)
55)
56)
57)
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat. ( Jakarta ; LP3ES, 1981 ), hal. 42
www.google.com/artikel : Metode Penelitian Studi Kasus.
Dr.Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, cetakan ketiga. PT Raja Grafindo, hal. 1
Hal ini dimaksudkan dalam memberikan gambaran atau melukiskan
secara sistematis, aktual, dan akurat tentang mengenai fakta – fakta, sifat – sifat,
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Oleh karenanya peneliti
melakukan penelitian fakta – fakta
dari perusahaan dan juga mengadakan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan
oleh Koran Tempo dengan mengacu teori – teori, khususnya mengenai suatu
kegiatan menyusun atau melakukan tindakan dalam strategi pemasaran.
3.3. Nara Sumber
Penentuan nara sumber dilakukan dengan teknik purposif, yaitu memilih
orang – orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili
tingkat signifikasi.58)
Maka nara sumber pada penelitian ini adalah :
1. Mas Iyong, Sebagai Marketing Komunikasi Koran Tempo
2. Mas Windalaksana, Selaku Marketing Komunikasi Tempo Gading
3. Mas Tito, selaku Group Head Iklan Koran Tempo
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mendukung keperluan analisis penelitian ini melakukan dua
macam data, adapun jenis – jenis data yang akan dianalisis, yaitu :
3.4.1. Data Primer
Yaitu data pokok yang didapat dari hasil survey atau wawancara
langsung kepada objek yang akan diteliti. Data ini yang akan dikumpulkan
dan diolah penulis untuk pembahasan pokok permasalahan.59)
58)
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi. ( Universitas Terbuka, 1995 ), hal. 181
Oleh karenanya penulis data ini menjadi data primer yang berasal
dari Koran Tempo.
3.4.2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari berbagai pustaka atau pendapat
para ahli yang dijadikan sebagai penunjang data primer.60) Data sekunder ini
diperoleh dengan melakukan berbagai tinjauan dan observasi melalui
perpustakaan. Ataupun melalui media – media online terhadap situs – situs
yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti halnya media online Tempo
Group khusunya yaitu iTempo ( www.tempointeraktif.com ) yang dapat
dikunjungi.
Data yang diperoleh akan diolah langsung oleh penulis dengan
cara membandingkan referensi yang didapat. Setelah itu data tersebut akan
ditarik kesimpulan lalu ditulis ke dalam bab pembahasan.
3.5. Definisi Konsep
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan
manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,untuk
mencapai tujuan tersebut, stategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
dan operasionalnya.
Komunikasi pemasaran juga merepresentasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
59)
60)
Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, cetakan ketiga. PT Raja Grafindo
Persada, hal. 108
Robert K. yin, op.cit, hal. 109
Strategi Komunikasi pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan
manajemen sebuah perusahaan dalam merepresentasikan gabungan semua unsur
mengenai kegiatan komunikasi pemasaran untuk menyampaikan pesan kepada
publik terutama target pasar sasaran mengenai keberadaan produk hingga
tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan.
3.6. Fokus Penelitian
Dalam fokus penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian
mengenai hal – hal dengan menitikberatkan terhadap strategi komunikasi
pemasaran dalam mendapatkan klien untuk memasang iklan di Koran Tempo
diantaranya peneliti membahas tujuan – tujuan dari penelitian itu sendiri dengan
menjabarkan secara terperinci dan terarah yang sesuai dengan situasi sebenarnnya.
Oleh karenanya
peneliti ingin mendeskripsikan dan menggambarkan bentuk
strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Koran Tempo dalam
mempromosikan produk pengiklan kepada konsumen sasaran. Selain hal tersebut
penelitian ini peneliti ingin mengetahui perkembangan langkah – langkah baru
dalam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Koran Tempo.
Strategi Komunikasi pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan
manajemen sebuah perusahaan dalam merepresentasikan gabungan semua unsur
mengenai kegiatan komunikasi pemasaran untuk menyampaikan pesan kepada
publik terutama target pasar sasaran mengenai keberadaan produk hingga
tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan. Adapun fokus penelitian yang
menyangkut penjabaran dari sistem komunikasi pemasaran, yaitu sebagai berikut :
1. Analisa Situasi Lingkungan
Menganalisa terhadap faktor lingkungan internal dan ekternal yang
meliputi Strength ( kekuatan ), Weakness ( kelemahan ), Opportunity
( peluang ), dan threat ( ancaman ) di Koran Tempo
2. Tujuan Promosi
Menganalisa tujuan promosi dalam mempromosikan terhadap Koran
Tempo dalam memperoleh klien / pengiklan.
3. Positioning
Menganalisa positioning Koran Tempo dalam benak calon konsumen
atau konsumen.
4. Anggaran Komunikasi
Menganalisa anggaran komunikasi pemasaran yang dilakukan Koran
Tempo dalam memperoleh pengiklan.
5. Pelaksanaan
Menganalisa tentang pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
Koran Tempo dalam memperoleh pengiklan.
6. Alat – alat Komunikasi Pemasaran
Menganalisa alat – alat komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
Koran Tempo dalam memperoleh pengiklan.
3.7. Teknik Analisa Data
Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah peruncingan, penyempitan
serta membatasi penemuan – penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur,
serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisa merupakan usaha untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang ditujukan kepada objek
penelitian.
Teknik analisa data pada penelitian ini adalah dengan memperoleh data
serta fakta – fakta yang dikumpulkan dengan cara wawancara secara mendalam (
indepth interview ). Menurut Prof. Drs. Robert K. Yin mengatakan penelitian
studi kasus , wawancara memang merupakan sumber informasi yang essensial
bagi studi kasus. Maka penelitian ini akan dideskriptifkan dan dijabarkan secara
kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian yakni Strategi Komunikasi
Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan (Sisipan Tempo
Gading November 2008 – Januari 2009 ).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan Surat Kabar Koran Tempo Terhadap
Sisipan Tempo Gading Untuk Memperoleh Pengiklan. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap nara sumber dengan melakukan wawancara
mendalam atau indepth interview dan mengumpulkan data-data tertulis dari Koran
Tempo maka dapat disimpulkan:
Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Koran Tempo dalam
mempromosikan ruang iklan yaitu melalui pendekatan – pendekatan atau
relationship secara langsung kepada kilen pengiklan yaitu berupa melakukan
kunjungan – kunjungan kepada perusahaan – perusahaan yang telah menjadi
segmen dari Koran Tempo. Strategi komunikasi pemasaran Koran Tempo lebih
bersifat kepada interaksi secara langsung dan personal kepada klien pengiklan,
dimana dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran Koran Tempo
melibatkan para divisi Marketing Communication. Alat komunikasi pemasaran
yang diandalkan oleh Koran Tempo adalah berupa Direct Selling yang termasuk
dalam bentuk Personal Selling. Alat komunikasi pemasaran berupa Direct Selling
digunakan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan, karena dengan
menggunakan Direct Selling dapat menjelaskan mengenai ruang iklan yang
ditawarkan Koran Tempo secara lebih lengkap atau detail kepada klien pengiklan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dirangkum peneliti, maka peneliti
dapat memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan ruang
iklan, antara lain :
Adanya jumlah Account Executive Koran Tempo yang terbatas dalam
melaksanakan suatu kegiatan promosi ruang iklan. Suatu penjualan ruang iklan
pada Koran Tempo akan lebih maksimal jika Koran Tempo berani merekrut atau
menambah jumlah Account Executive menjadi 7 atau sampai 10 orang. Dengan
bertambahnya jumlah Account Executive di Koran Tempo, maka Koran Tempo
dapat menerapkan strategi komunikasi pemasarannya secara lebih efektif yaitu
dengan adanya jumlah Account Executive yang banyak, Koran Tempo dapat
melakukan pendekatan – pendekatan langsung yaitu berupa kunjungan langsung
kepada perusahaan – perusahaan yang telah tersegmen dalam jumlah yang
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Kasali, Rhenald, 2007, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia, Pustaka Utama Grafiti
Shimp, Terence.A, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, Jakarta, PT Erlangga
Alifahmi, Hifni, 2005, Sinergi Komunikasi Pemasaran, Jakarta, Quantum Bisnis
dan Manajemen
Uchjana Effendy, Onong, 2006, IlmuKomunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Djuarsa Sendjaja, Sasa, 2000, Pengantar komunikasi, Jakarta, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Kasali, Rhenal, 2001, Membidik Pasar Indonesia ( Segmentasi, Targetting, dan
Positioning), Jakarta, PT Gramedia
Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Shimp, Terence A, 2003, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu Jilid I, Jakarta, Erlangga
Kotler, Philip, 1997, Dasar-dasar Pemasaran Jilid I, Jakarta, Prenhallindo
R.Jaunch, Lawrence,1996, Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan Edisi
Ketiga, Jakarta, PT Erlangga
Smith, PR, 1998, Marketing Communication and Integrated Approach Second
Edition, Kogan Page Limited
Fill, Chriss, 1995, Marketing Communications: framework, theories and
applications, prentice hall
Jefkins, Frank, 2006, Periklanan, Jakarta, PT Erlangga
Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa Teori da Praktik, Jakarta,
Salemba Emapat
Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran Edisi 2, Yogyakata; ANDI
Rahmat, Jalaludin, 1998, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja
Rosdikarya
Koerntjaraningrat, 1981, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta ; LP3ES
Setiawan, Bambang, 1995, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka
Sumber lain:
www.google.com/artikel
; Metode Penelitian Komunikasi
www. Google.com/artikel ; Kelangsungan Hidup Media Cetak Terhadap
Pengiklan
www.google .com/artikel ; Ceruk Media Massa
www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/cerul-baru-industri-periklanan
Media Kit Koran Tempo 2009, Jakarta, PT. Tempo Inti Media Tbk
SKRIP WAWANCARA
GM. Marketing
(Mas Iyong)
Tanggal : 28 – September – 2009
Tri
: Untuk pertanyaan pertama, siapa saja yang menjadi pesaing utama
Koran Tempo?
Mas Iyong
: Siapa saja pesaingnya ya, em… sekarang ini secara nasional
Kompas, Seputar Indonesia, Suara Pembaharuan, Media Indonesia
dan Republika.
Tri
: Lalu bagaimana strategi untuk mengatasi pesaing tersebut?
Mas Iyong
: Strateginya…, ya, kita membuat sebuah Koran Tempo menjadi
Eyecatching dibanding dengan koran lainnya. Seperti layout Koran
Agak kecil dibandingkan koran pesaing ini memudahkan untuk
dibaca seperti di Bus, Kereta dan tempat umum lainnya. Serta
bentuk pemberitaan yang sekali dibaca tidak bersambung.
Tri
: Untuk rubriknya ada yang berubah?
Mas Iyong
: Rubriknya pasti di hari Minggu lebih banyakan feature, bukan news
lagi, jd memang pada dasarnya kan koran-koran dimanapun lebih
banyak featurenya, gitu deh…..
Tri
: Ok, lalu bagaimana dengan sirkulasi Koran Tempo?
Mas Iyong
: Areanya maksudnya, kita nasional, Jakarta, Bali, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Jawa Barat pastinya, Karena kita harian nasional…
Tri
: Em… lalu, bagaimana dengan format isi atau rubrik Koran Tempo
itu sendiri?
Mas Iyong
: Formatnya ya, kita bagi ya…., ada beberapa ya, berita nasional,
berita luar negeri, opini, olah raga, em… bisnis, kemudian em…
kita punya juga berita-berita daerah, lalu ada beberapa feature dan
setiap hari dan setiap hari ada rubrik-rubrik khusus, Secara umum
sich tidak ada bedanya dengan koran-koran nasional yang lain gitu
ya…hanya saja ditambahkan dengan beberapa em…. isinya punya
pendalaman yang tidak bersambung dalam terbitan Koran saat itu..
Tri
: Em…. sedangkan untuk kelas sosial pembacanya surat kabar The
Jakarta Post itu siapa saja sich pak?
: Kalo kelas sosial Koran Tempo Kelas A lah…
Tri Handi
: Em….. lalu apa Visi dan Misi Koran Tempo?
Mas Iyong
: Emm klo Visi Koran Tempo Menjadi acuan dalam proses
meningkatkan kebebasan rakyat untuk berfikir dan mengutarakan
pendapat serta membangun suatu masyarakat yang menghargai
kecerdasan dan perbedaan pendapat…dan Misi yaaa ada beberapa
poin Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia
yang menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbedabeda, Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan
kekuasaan modal dan politik, Terus menerus meningkatkan
apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasa dan etik, Sebuah karya yang
bermutu tinggi, berpegang teguh, dan beragam sesuai kemajuan
zaman, Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua
sektor, Menjadi lahan subur bagi kegiatan-kegiatan untuk
memperkaya khasanah artistik dan intelektual. Yaaa seperti itu
lah…
Tri
: Oh…. lalu dalam merumuskan visi dan misi Koran Tempo itu siapa
saja yang merumuskan?
Mas Iyong
: Goenawan Mohammad, Fikri Jufri, Bur Rusuanto, Christianto
Wibisono, Yusril Djalinus, dan Putu Wijaya
Tri
: Oh…... lalu bagaimana dengan SWOT dari surat kabar The Jakarta
Post, yaitu kekuatannya itu sendiri?
Mas Iyong
: Strength yaa yaitu ; memiliki tampilan desain baru yang mengikuti
tren koran dunia, dengan tampilan kecil dan dinamis.
Weakness ; emmm,,Klo dilihat dari kompetitor yaaa sebuah Koran
Umum yang dibandingkan dengan koran lainnya seperti Busnes
Weeks, Jakarta Post, segmentasinya seperti Kompas, Seputar
Indonesia dan lainya, Price itu sangat berpengaruh berbeda dengan
Kompas yang sudah menjadi Leader dibandingkan Koran Tempo
yang cakupannya masih luas...
Kalo Opportunity yaaa ; Koran Tempo referensi berita Politik dan
Ekonomi. Bahwa semua orang membutuhkan informasi mengenai
berita Politik dan Ekonomi...
Terus terakhir Threat ; ancamannya lebih ke On-Line dan hampir
semua media cetak. Media online sudah berkembang seperti di
Amerika ada beberapa Meda cetak Tutup. Sama seperti ketika
Media Televisi Muncul Maka Media Radio banyak yang akan
Tutup...yaa seperti itulah...
Tri
: bagaimana dengan em…. stategi komunikasi pemasaran
Mas Iyong
: Wah Strategi komunikasi bagaimana nih, Maksudya apa?
Tri
: Maksudnya yang digunakan Koran Tempo dalam mempromosikan
ruang iklan itu, bagaimana mas?
: Untuk menjual iklannya….. oh ya itu lebih ke relation ship dengan
em….apa namanya….. para pengiklannya itu sendiri, jadi em…..
Tim AE secara aktif melakukan approach kepada biro iklan atau
kepada kliennya langsung, dan juga kita juga membuat tulisan yang
mendukung iklan-iklan itu sendiri. gitu mas tri…. strateginya seperti
itu lah…
Tri
: Em….untuk promosi ya menggunakan apa mas?
: Em…. untuk ruang iklan ya…. ini kan langsung, yaitu dari AE kita,
ya…., langsung, yaitu personal relation, lebih ke direct selling
lah….
Tri
: Lalu, apa tujuannya dilakukan komunikasi pemasaran?
Mas Iyong
: Apa tujuannya?
Tri
: Ya… dalam mempromosikan ruang iklannya itu?
Mas Iyong
: Ya pastilah….kalau tujuannya, anda sudah pasti tahu kan, kalau
tujuannya adalah untuk mendapatkan klien simple aja….
Tri
: Bagaimana untuk mempertahankan klien mas?
Mas Iyong
: Ya pastilah….. untuk mendapatkan dan mempertahankan klien,
ya…. kan?
:
Tri
: Em….
terus lalu bagaimana dengan kendala-kendala
atau
bagaimana?
Mas Iyong
: Kendala,,,,emm,,,klo kendala selama ini tidak ada yaaaa...
Tri
: Kalau anggaran tidak boleh ya Pak?
Mas Iyong
: Rahasia perusahaan...itu mas tri,,,
Tri
: Ya….ya… ini ada pertanyaan, setiap melakukan kegiatan
komunikasi pemasaran, pasti kan melakukan riset dan evaluasi,
apakah Koran Tempo melakukan riset dan evaluasi?
: Pasti…..pasti…. riset dan evaluasi itu pasti harus selalu dilakukan,
karena dengan itulah kita bisa mempelajari em….em….. apa..??
keadaan yang sebenarnya, sebab kita ngakkk bisa menggariskan saat
tahun depan seperti ini…., itu harus dipantau setiap bulan atau
setiap satu minggu jadi ada.. lah.. pergerakkan-pergerakan yang
dievaluasi….
Tri
: Lalu em…. bagaimana dengan hasilnya, dari riset dan evaluasi
tersebut, apakah sesuai?
Mas Iyong
: Hasilnya bukan cuma sesuai atau tidak sesuai, tetapi memantau
dinamika pasar gitu lho…
Tri
: bagaimana dengan positioning dari Koran Tempo yang biasanya itu
kan berupa slogan…, slogannya itu apa?
Mas Iyong
: Padat, Lengkap Dan Memikat…emmm Padat dilihat dari isi berita
Kora Tempo itu sendiri lah…, yaa harus Padat gitu,,, Dan Lengkap
dengan analisa data,,,terus dapat Memikat pembaca dalam
bentukLayout, Grafis, Gambar lah…
Tri
: Ok...Mas Iyong saya kira cukup, dan saya ucapkan banyak Terima
Kasih.
Mas Iyong
: Oke deh...sama-sama.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
SKRIP WAWANCARA
Group Head Iklan Koran Tempo
(Mas Tito)
Tanggal : 31 – Agustus – 2009
Tri
: Untuk iklan apa saja yang ditawarkan atau terdapat Koran tempo
(umumnya kan ada 3 yang antara lain ; iklan display, iklan baris,
dan suplemen)?
Mas Tito
: Em…em…jenis-jenis iklan yang ditawarkan Pada Koran Tempo
selain iklan display hitam putih dan berwarna, iklan baris, dan
Advertorial, ada iklan kolom BW dan colour.
Tri
: Em…seperti apa sich iklan Advertorial itu?
Mas Tito
: Iklan Advertorial adalah iklan yang bentuknya berupa gambar
disertai dengan tulisan, yang isinya banyak tulisan seperti editor.
Yang pada akhirnya menjadi peliputan juga bagi reporter.
Tri
: Oh ….Begitu…, tapi apa bedanya dengan iklan display?
Mas Tito
: Em…kalau iklan display berupa gambar, tetapi tulisannya sedikit,
tetapi kalau Advertorial, berupa gambar yang disertai dengan berita
tulisan yang banyak.
Tri
: Oh ……ya.., terus bagaimana dengan iklan berupa suplemen,
apakah di surat Koran Tempo menyediakan iklan berupa suplemen?
Mas Tito
: Em…ya…ada, suplemen merupakan salah satu produk yang
ditawarkan pihak Koran Tempo kepada klien pemasang iklan,
suplemen-suplemen yang ada di Koran Tempo kebanyakan sudah
terjadwal.
Tri
: Oh. Ya..ya.. saya ingin menanyakan siapa saja yang terlibat dalam
penentuan jenis dan ruang iklan pada Koran Tempo?
Mas Tito
: Em…em… penentuan jenis dan ruang iklan pada Koran Tempo
ditentukan bersama-sama dalam suatu diskusi oleh General
Manager Marketing, Manager Iklan, para koordinator dan para AE.
Tri
: Ok. Bagaimana dengan tatacara atau proses pemasangan ruang iklan
pada Koran Tempo?
Mas Tito
: Em….jadi begini, pertama pemasang iklan melakukan booking
order, em…setelah itu klien melakukan pemesanan halaman, posisi,
serta judul atau jenis iklan dengan pihak Koran Tempo, kemudian
pemasang iklan juga akan diberitahukan mengenai tariff dan jumlah
biaya yang harus dibayarkan, trus… setelah itu pemasang iklan
melakukan pembayaran ke rekening Koran Tempo, lalu bukti
pembayaran diserahkan ke bagian iklan Koran Tempo melalui fax
atau e-mail, em…setelah bukti pembayaran diterima maka iklan pun
terpasang.
Tri
: Oh….begitu.., kalau ada klien pengiklan sudah memesan dan
membayar iklan, tiba-tiba dibatalkan, apakah uangnya akan
dikembalikan atau….apa???
Mas Tito
: Em…em..untuk pembatalan iklan akan dikenakan denda. Besarnya
denda atas pembatalan iklan ditentukan berdasarkan jenis iklan dan
jangka waktu pembatalannya.,…..biasanya sich akan dikenakan
denda sebesar 20% sampai 50% tergantung pada jam berapa
pengiklan melakukan pembatalan, ada juga yang didenda sampai
100%, apabila iklan yang sudah dipesan telah dimuat.
Tri
: Oh.. jadi denda atas pembatalan pemasangan iklan tergantung pada
jenis iklan dan waktu pembatalannya….
Mas Tito
: Iya….,
Tri
: Ok.em… saya ingin menanyakan berapakah tarif iklan display di
surat kabar Koran Tempo? Apakah disesuaikan dengan ukuran
perkolom dan penempatan posisi iklan tersebut (pada halaman)?
Mas Tito
: Oh …tarif iklan display? Tarif iklan display dihitung per millimeter
per kolom, tarifnya adalah Rp. 39.500 mmk untuk BW dan Rp.
69.600 mmk untuk berwarna. Untuk penempatan posisi iklan pada
halaman dikenakan surcharge atau biaya penempatan posisi
halaman sebesar 10% dari tarif iklan, tergantung dari posisi atau
halaman. Dan minimum ukuran pemasangan iklan display 20
milimeter per kolom.
Tri
: Oh…berarti tarif iklan display tergantung pada ukuran dan
penempatan posisi atau halaman…..
Tri
: Ok. Itu kan tadi tarif dari iklan display, bagaimana dengan tariff
iklan baris dan iklan berupa suplemen?
Mas Tito
: Em…em…Iklan Baris, min. 3 baris, maks. 10 baris, @34 karakter
sebesar 27.500 rupiah, dengan diskon 10%
Tri
: Ok diantara beberapa jenis iklan yang ditawarkan Koran Tempo,
iklan manakah yang lebih banyak diminati oleh klien pengiklan?
Mas Tito
: Em….em…. iklan yang paling diminati oleh klien adalah iklan
display
Tri
: Oh…. Iklan display….
Terus saya ingin menanyakan siapa saja klien pengiklan di Koran
tempo?
Mas Tito
: Emmm,,,banyak lah mas,,saya tidak hafal satu persatu..yaa sepeti
perbankan yaitu Bank BCA
Tri
: Em…em…diantara kategori-kategori iklan – iklan dalam kategori
apa yang paling banyak diminati atau dimuat oleh pengiklan di
Koran Tempo?
Mas Tito
: Yang paling banyak ya?mmm… ya hampir semua kategori iklan
mas tri,,, semua yaaa rata lah…
Tri
: Ya…ya..ya, lalu berapakah pendapatan yang diperoleh dari
penjualan ruang iklan di surat Koran Tempo?
Mas Tito
: Em…em…pendapatan rata-rata iklan perhari waduh mas,,,kalau
untuk masalah ini saya tidak dapat menjelaskan…
Tri
: Ok. Lalu apakah pernah terjadi, iklan yang telah dipesan oleh klien
tidak terbit, atau terjadi kesalahan pada penempatan posisi iklan
pada halaman, atau juga terjadi kesalahan dalam penentuan ukuran
iklan?
Mas Tito
: Kalau ada pernah ada masalah atau tidak sepertiyaa belum pernah
mas,,, tapi jangan sampai ada keselahan seperti itu lah...
Tri
: Saya rasa sudah cukup informasi yang saya dapatkan dari Mas Tito
Terima kasih.
Mas Tito
: Sama-sama mas tri...
:
BIOGRAFI
Nama
: Tri Handiyatno
Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 01 Agustus 1981
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Status
: Single
Alamat
: Jl. Malabar 2 No. 82 Rt. 002/020 Perumnas I Tangerang
No. Telp/Hp
: 021 (5520948/9929324
PENDIDIKAN
SDN Karawaci 7 Perumnas, 1989-1996
SMP Nusa Putra Tangerang, 1996-1998
SMUN I Cikupa Tangerang, 1998-2001
KETERAMPILAN
Operating System
: Windows (Microsoft Office, Macintosh)
Design
: Adobe Photoshop, Macromedia Free Hand, Flash
MAGANG
Magang di La-Piazza sebagai Marketing Komunikasi selama 2 Bulan.
Download