BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.( Notoatmodjo, 2003) Tingkatan dari pengetahuan itu sendiri berjenjang mulai dari tahu, Memahami, Mengaplikasi, Menganalisis, Sintesis dan Evaluasi . Pengetahuan ibu tentang gizi makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangan gizi keluarga. Karena penyediaan makanan bagi keluarga pada umumnya merupakan tugas seorang ibu rumah tangga. (Sediaoetama , 1999) Meskipun pendapatan keluarga itu ”pas – pasan” , tetapi apabila pengetahuan ibu dan keluarga terhadap bahan –bahan makanan yang bergizi yang banyak ragamnya dan yang dapat diperoleh dengan kemampuannya akan selalu diperhatikan , maka setiap keluaraga dapat menyusun suatu hidangan makanan yang mempunyai nilai atau kandungan zat gizi setiap harinya dari bahan – bahan makanan yang dapat diperoleh sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian maka kebutuhan tubuh masing – masing anggota keluarganya akan zat gizi dapat dicukupi. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu antara lain sebagai berikut : 1. Pekerjaan Ibu . Para ibu yang bekerja setelah melahirkan harus meninggalkan bayinya dari pagi hingga sore, dan bayi diasuh oleh pengasuh atau neneknya sehingga ibu tak sanggup memberikan makan bergizi kepada balitanya. 2. Pendapatan keluarga Masalah gizi selain dipengaruhi oleh asupan zat gizi , keadaan kesehatan individu juga berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Pada umumnya kekurangan zat gizi berkaitan erat dengan masalah kemiskinan . 3. Peran kepadatan penduduk Meningkatnya jumlah penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan bertambahnya persediaan bahan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama krisis pangan.(World Food Conference dalam Solihin, 2003). 4. Distribusi makanan dalam keluarga Kebiasaan tradisional yang mementingkan dan mendahulukan ayah dalam distribusi makan dan mengesampingkan anak – anak terutama balita adalah hal yang tidak dibenarkan. Bayi dan anak yang masih kecil serta wanita merupakan kelompok yang rentan terhadap pemberian pangan yang tidak merata dalam keluarga , sehingga dapat menimbulkan bencana (Sediaoetama, 2003). 5. Pendidikan ibu Pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap perilaku perawatan anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi termasuk gizi, sehingga pengetahuan akan terbatas ( Sediaoetama, 2003). Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan memperkecil peluang untuk mendapatkan penghasilan yang memadai dalam membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Tujuan dari pendidikan ibu tentang gizi pada balita adalah agar ibu yang mempunyai anak balita dapat memahami kebutuhan gizi balitanya. Kebutuhan Zat–zat gizi utama meliputi 5 komponen dasar, yakni karbohidrat, protein, mineral dan vitamin (Rumdasih, 2004). Pendidikan gizi ini diharapkan dapat merubah kebiasaan mereka menanam bahan makanan dan cara menghidangkan makanan supaya keluarga dan anak – anaknya mendapat makanan yang lebih baik mutunya (Solihin, 2003 ). Pendidikan tentang gizi kepada ibu / keluarga dapat diberikan melalui penyuluhan – penyuluhan tentang gizi, media massa dan radio. B. Sikap Newcomb dalam Notoatmodjo (2003 ), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan suatu kedaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya dan bersifat dinamis ( Widayatun, 2004 ). Dalam penentuan sikap, pengetahuan , berpikir , keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap adalah kepribadian, intelegensia , minat dan motivasi individu tersebut (faktor intrinsik). Sedang faktor extrinsik adalah faktor lingkungan, pendidikan, idiologi, ekonomi, politik serta pertahanan dan keamanan (Hankam). Sikap dapat dipelajari dan dibentuk sehingga sikap akan mencerminkan kepribadian dan karakter seseorang. Kebutuhan sikap yang cenderung dinamis tentu dibarengi dengan perubahan sikap melalui beberapa tahapan yaitu perhatian, mengerti, menerima dan keyakinan (proses rasional). Sikap ibu terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian ibu terhadap ceramah–ceramah tentang gizi. Merespon dengan memberikan jawaban ketika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Kemudian Mengajak tetangga untuk pergi menimbangkan anaknya ke Posyandu adalah menunjukkan ibu mempunyai sikap positip terhadap gizi anaknya. Sesuai dengan pengertian yang diuraikan di atas maka sikap yang diharapkan dari ibu-ibu adalah terbentuknya perilaku ibu dalam meningkatan atau mempertahankan gizi dengan baik, yang meliputi : 1. Ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya 2. Ibu dapat memasak dan memilih makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan–bahan yang murah dan sederhana. 3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik. 4. Semua bayi disusui ibunya sampai berusia 2 tahun dan mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan kebutuhannya. 5. Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga. C. Perilaku ibu Perilaku adalah segala bentuk tanggapan dari individu terhadap lingkungannya dan merupakan suatu perwujudan dari adanya kebutuhan .Untuk mewujudkan sikap dalam pemberian makanan bergizi menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Tingkatan praktek adalah mulai dari Persepsi, Respon terpimpin, Mekanisme dan Adaptasi. Dimana dalam perilaku pemberian makanan bergizi ini dapat terlihat dari ibu bisa memilih makanan yang bergizi bagi balitanya, dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci, memotong dan memasak, kemudian ibu dapat pula memilih bahan makanan yang bergizi tinggi berdasar bahan yang murah dan sederhana. (Notoatmodjo, 2002) D. Gizi Balita 1. Pengertian gizi Zat gizi (nutriens) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses–proses kehidupan (Almatsier, 2001). Berbagai fungsi dari zat gizi antara lain sebagai sumber energi atau tenaga, untuk menyokong pertumbuhan badan yaitu penambahan sel baru pada sel yang sudah ada, memelihara jaringan tubuh, mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh sebagai anti oksidan dan anti bodi (Sediaoetama, 1999). 2. Zat Gizi a. Karbohidrat atau Hidrat Arang Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur – unsur karbon, hidrogen dan oksigen dan terbagi menjadi gula atau karbohidrat sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat terutama bahan pangan yang banyak mengandung zat tepung / pati dan gula. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi bagi tubuh dengan cepat . Kelebihan karbohidrat dapat disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hati, yang dapat digunakan sewaktu – waktu bila tubuh memerlukan banyak energi. Metabolisme 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, umumnya di Indonesia 70% - 80% dari keseluruhan energi untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat. Sumber bahan makanan dari karbohidrat adalah padi-padian (sereal), umbi-umbian dan hasil olahannya (Kartasapoetra, 2002). Untuk menentukan nilai energi, faktor karbohidrat pada berbagai bahan makanan haruslah menunjukkan angka kalori pergramnya sebagai berikut : 1) Jagung 4,03 Kal/g 2) Gandum 4,12 Kal/g 3) Beras giling 4,16 Kal/g 4) Pati 4,12 Kal/g 5) Kentang/akar berumbi 4,03 Kal/g Bahan makanan sumber karbohidrat tersebut biasa dikonsumsi sebagai makanan pokok, makanan antara atau makanan kecil (snack). b. Protein Protein adalah pondasi sel pada manusia. Protein terbentuk dari unsur– unsur organik yang relatif sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi untuk protein ditambah dengan unsur nitrogen dan mineral. Protein berasal dari sumber – sumber makanan hewan dan tumbuhan. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung protein, karena selain digunakan sebagai pembangun struktur tubuh (pembentukan berbagai jaringan) juga akan disimpan untuk keadaan darurat, sehingga pertumbuhan/kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar. Fungsi protein sendiri adalah, merupakan bagian utama dari sel–sel dan protoplasma, menunjang organik dari matriks tulang, gigi, rambut dan kuku, sebagai sumber energi dan untuk zat kekebalan tubuh (Sediaoetama, 2002 ). Sumber bahan makanan protein adalah kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, daging, telur, susu dan hasil olahannya. Kadar Protein Beberapa Bahan Makanan: Sumber protein Hewani: a) daging Sumber Protein Nabati : 18,8 g % a) Kacang kedelai 34,9 19,17 g% b) Kacang ijo 22,2 17.0 g% c) Kacang tanah 25,3 21,0 g% d) Beras 7,4 18,2 g% e) Jagung 9,2 g% b) Hati g% c) Ikan segar g% d) Udang segar g% e) Ayam g% f) Telur 12,8 g% f) Singkong, tapioka 1,1 g% g) Susu sapi c. 3,2 g% Lemak Lemak sebagai bahan atau sumber pembentuk energi didalam tubuh, yang dalam hal ini bobot energi yang dihasilkan dari tiap gram adalah lebih besar dari yang dihasilkan tiap gram karbohidrat dan protein, tiap gram lemak menghasilkan 9 kalori. Fungsi utama dari lemak adalah : sebagai penghasil energi, sebagai pembangun / pembentuk susunan tubuh, pelindung kehilangan panas tubuh dan pengatur temperatur tubuh, sebagai penghasil asam lemak esensial karena tidak dapat dibentuk dalam tubuh melainkan harus tersedia dari luar, untuk pertumbuhan dan pencegahan terjadinya peradangan kulit serta sebagai pelarut vitamin tertentu ( A, D ,E, K ) sehingga dapat digunakan tubuh ( Sediaoetama , 2002 ). Sumber bahan makanan dari lemak adalah lemak, minyak kelapa dan kacang – kacangan. Kadar Lemak beberapa jenis Bahan Makanan : Lemak Nabati : Lemak Hewani : a) Kacang tanah 42,8 g% a) Daging sapi 22,0 g% b) Kacang kedelai 18,1 g% b) Daging babi 45,0 g% c) Biji kelapa tua 34,7 g% c) Daging kambing 9,2 g% d. d) Biji kemiri 63,0 g% d) Ayam 5,0 g% e) Buah apokat 6,5 g% e) Ikan segar 4,5 g% Vitamin Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial, yang walaupun tersedianya dalam tubuh dalam jumlah yang kecil, tetapi diperlukan sekali bagi kesehatan dan pertumbuhan tubuh yang normal (Sediaoetama, 2002). Vitamin umumnya dibagi menjadi dua yaitu : vitamin yang larut dalam air ( C dan B ) dan vitamin yang larut dalam lemak ( A,D,E,K ). Fungsi Vitamin yaitu : 1) Vitamin A : berfungsi sebagai pertumbuhan sel – sel epitel, untuk proses oksidasi tubuh dan mengatur rangsang sinar pada saraf mata. Terdapat pada sayuran hijau dan kuning, mentega, hati, minyak ikan, telur dan susu. 2) Vitamin D : berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam darah dan memperbesar penyerapan kapur dan fosfor. Sumber vitamin D yaitu minyak ikan, mentega, susu, kuning telur, ragi dan buah pisang. 3) Vitamin E : Vitamin E diperlukan pada saat sel sedang membelah, berfungsi sebagai antioksida alamiah dan metabolisme. Sumber vitamin E adalah kuning telur, susu, lemak, daging, hati, ginjal dan taoge, kecambah, kacang hijau. 4) Vitamin K : fungsi vitamin K sebagai pembentukan protombin untuk proses koagulasi ( pembekuan ) darah. Terdapat dalam sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai dan hati. 5) Vitamin C : yaitu asam askorbat, berfungsi pembentukan trombosit dan mekanisme imunitas daya tahan tubuh.Terdapat pada hati, ginjal, sayuran dan buah – buah segar terutama jeruk. 6) Vitamin B1 : yaitu Thiamin atau anti beri – beri berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat, untuk keseimbangan air di tubuh dan mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam usus. Terdapat pada golongan padi – padian , kacang -kacangan dan daging. 7) Vitamin B2 : yaitu riboflavin berguna sebagai enzim dalam proses oksidasi sel – sel. Terdapat pada hati, susu,wortel, dan kuning telur. 8) Vitamin B6 : berguna dalam pembuatan sel darah merah dan pertumbuhan .banyak terkandung pada sayur , hati, ikan dan daging. 9) Vitamin B12 : berguna dalam pembentukan eritrosit (sel darah merah). Sumber terutama pada hati. e. Mineral Mineral merupakan zat gizi yang cukup penting bagi tubuh manusia, sekitar 4 % dari tubuh manusia terdiri dari mineral. Fungsinya adalah pembentukan tulang dan gigi, serta untuk membantu pergerakan otot, mengatur proses fisiologi tubuh dan berperan dalam pembentukan sel - sel baru. Sumber dari mineral terdapat pada susu, sayur seperti brokoli, kacang – kacangan, udang, kuning telur dan buah – buahan. E. Cara Pengolahan Gizi Seimbang Untuk Balita Pemberian makan pada balita harus dapat memenuhi kebutuhan balita yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat gizi utama. Cara pengolahan makanan untuk balita ada bermacam –macam, contohnya ada makanan untuk balita sudah tersedia dalam bentuk instant ( makanan komersial ) dan makanan yang dibuat sendiri. Secara komersial makanan tersebut tersedia dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit yang beredar di pasaran seperti Promina, Nestlle, Sun dan lain-lain. Produk ini dibuat dengan mencampur atau memformulasikan bahan yang mengandung zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Selain memiliki nilai cerna tinggi, makanan tersebut memiliki nilai sosial, ekonomi, budaya dan agama ( Krisnatuti, 2003 ). Selain itu Ibu dapat membuat makanan pendamping ASI sendiri yang dibuat dengan bahan pangan lokal, dengan harga murah dan mudah didapat, serta bentuknya lebih bervariasi. Cara – cara menyiapkan harus memperhatikan kebersihan, memakai bahan baku yang segar dan dengan metode memasak yang baik antara lain pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan lebih baik dari penggorengan ( Krisnatuti, 2003 ). Bahan – bahan makanan dipotong – potong kecil atau dicacah dan digiling agar mudah dikunyah, ditelan dan dicernakan . F. Macam – Macam Makanan Pendamping ASI untuk Balita 1. Makanan Bayi 0 – 4 bulan Gizi pada masa anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang, bahkan sejak masih dalam kandungan.( Soetjiningsih , 2002 ). ASI merupakan makanan bayi utama dan alami, karena mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi . ASI saja sebaiknya diberikan sampai bayi berusia 6 bulan ( ASI exclusive ), karena pada usia itu bayi siap mengisap makanan cair saja (Soetjiningsih,2002 ). Selain murah, praktis, mudah didapat ASI mengandung asam lemak untuk pembentukan sel otak dan paling baik untuk bayi manusia. Dalam pemberiannyapun akan terbina hubungan interaksi antara ibu dan bayinya sehingga bayi akan merasakan mendapat limpahan kasih sayang ( Wiryo, 2002 ). Tetapi apabila ASI ibu sedikit keluar ( tidak cukup ) / tidak keluar, atau karena ibu bekerja sehingga dalam pemberian ASI kurang mencukupi, maka dapat diberikan makanan cair yang rasanya kurang enak dari ASI seperti air nasi atau nasi lumat ( dengan penyediaan secara higienis ) , hal ini dikarenakan supaya bayi tetap menyukai ASI. Bila selama ibu bekerja , bayi diberi susu bubuk yang rasanya lebih enak dari ASI, dikhawatirkan bayi tidak mau lagi minum ASI dan masyarakat dengan sosial ekonomi lemah biasanya sukar untuk menyediakan susu bubuk kerena harganya yang mahal. Pada bayi usia 0 – 4 bulan tidak boleh diberi pisang dikarenakan mengandung serat-serat yang belum bisa diserap oleh tubuh bayi (hemiselulosa, algine, dan pectin ), sehingga bisa berakibat perut menjadi kembung dan dapat terjadi penyumbatan saluran pencernaan bayi ( Wiryo, 2002). 2. Makanan bayi 4 - 5 bulan ( apabila ASI kurang ) Contoh menu : Bubur tepung Bahan : tepung beras 1 sdm, Air : ¼ -1/2 gelas, gula : 1 sdt Cara membuat : Semua bahan dicampur kemudian dimasak hingga matang, dan bahan agak sedikit kental. Menu ini dapat ditambah susu,bahan utama yaitu tepung beras dapat diganti dengan ubi jalar merah yang sudah rebus dan dilumatkan atau jagung muda yang sudah diparut kemudian diberi air dan diperas (seperti santan) endapkan, kemudian dimasak. 3. Makanan Bayi di atas 5 – 7 Bulan Bayi memerlukan makanan tambahan setelah menginjak umur lebih dari 6 bulan. Apabila dibawah umur 4 bulan, seorang bayi telah diberi makanan tambahan, dikhawatirkan bayi akan mengalami gangguan – gangguan seperti sakit perut, mencret atau sembelit ( Krisnatuti, 2003 ). Karena gerakan peristaltik usus bayi baru akan sempurna setelah berumur 6 bulan. Pada usia ini pula bayi mulai dikenalkan kuning telur dan tepung kacang– kacangan. Porsi mulai lebih banyak kira – kira satu setengah kali porsi makanan bayi , kemudian makanan mulai agak padat. Contoh menu : Bubur tepung telur Bahan : tepung beras 1 sdm, kaldu ayam / sapi / air : ½ - 1 gls, kuning telur : ½ - 1 butir. Cara : Tepung beras dimasak dengan air / air kaldu dicampur kuning telur diaduk hingga tercampur rata dan matang. Penggunaan tepung beras dapat digantikan dengan tepung gandum, tepung sagu, tepung tapioka, tepung maizena ( tepung jagung ) atau labu. 4. Makanan Bayi di atas 7 – 12 Bulan Setelah umur bayi 7 bulan bisa diberikan bubur saring yang dibuat dari aneka ragam makanan bergizi. Saat bayi berumur 10 bulan dan sudah mempunyai beberapa gigi maka bayi mulai beradaptasi dengan makanan yang agak kasar, menu mulai ditambah sayuran dan pengganti protein hewan selain telur. Untuk anak pada umur ini perlu pemberian hati dan bayam yang mengandung zat besi karena penting untuk menambah darah. Contoh menu : Tim Saring Bahan : beras 1 sdm, hati ayam / hati sapi sebesar hati ayam I biji, bayam 10 lembar, wortel : 1 biji, air 1 gelas. Cara : Semua bahan dicincang, ditim dan kemudian disaring. Setelah disaring, angkat, dicampur dan dihidangkan. Bayam dapat diganti dengan daun singkong dan kangkung, wortel dapat diganti dengan tomat. Ukuran Rumah Tangga : Sdm : satu sendok makan sdt : satu sendok teh 5. Makanan Anak diatas 1 Tahun Setelah bayi berumur 1 tahun, bayi mulai mengenal makanan yang dimakan oleh seluruh anggota keluarga. Makanan anak harus terdiri dari empat kelompok bahan pangan seperti : a. Makanan pokok sebagai bahan makan utama dan merupakan sumber karbohidrat. Lebih dianjurkan berupa serealia. Misalnya beras, jagung, kentang, singkong dan sagu. b. Lauk pauk ( hewani maupun nabati ) sebagai sumber protein misalnya telur, ikan, ayam, susu, daging dan kacang – kacangan. c. Sumber vitamin dan mineral berupa sayur – sayuran dan buah – buahan yang berwarna ( terutama hijau tua dan jingga ). d. Tambahan energi berupa lemak, minyak atau gula yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan energi makanan campuran. Menu anak lebih dari 1 tahun sama dengan orang dewasa hanya saja tidak pedas dan konsistensi agak lunak, dengan memperhatikan menu seimbang dan ASI tetap diberikan sampai usia 24 bulan. Kalau anak tidak mau makan nasi, maka menu dibawah ini cukup baik untuk diberikan kepada anak : 1) Mie + bakwan + sayur + buah 2) Kentang goreng + taoge + tahu + buah 3) Roti bubur + buah 4) Bubur beras + tahu + telur + buah 5) Lontong + pecel ( gado-gado ) + buah e. Jadwal Pemberian ASI dan Makanan Tambahan pada Bayi 1. 0 – 4 bulan : - hanya ASI, tidak dianjurkan - ASI sekehendak makanan lain. Makanan atau dijadwalkan tiap 3 jam pendamping ASI bila keadaan memaksa misal : ibu bekerja, ASI kurang . 2. 4 -5 bulan - ASI + makanan padat lain sebagai pendamping ASI - jam 08.00 bubur tepung - jam 12.00 bubur pisang lumat - jam 17.00 air buah, tomat, pepaya - jam 20.00 bubur tepung - ASI diantaranya 3. 6-7 bulan - ASI + Makanan padat - jam 08.00 bubur tepung telur - jam 12.00 pisang lumat kacang hijau - jam 17.00air buah,tomat pepaya,apel - jam 20.00 tim lumat - ASI diantaranya 4. 7 bulan – 1 tahun - ASI + nasi tim - jam 08.00 tepung tim kasar - jam 12.00 pisang lumat kacang hijau - jam17.00 air buah,tomat, pepaya, apel - jam 20.00 tim kasar - ASI diantaranya Makanan anak usia 1-3 tahun banyak tergantung pada orang tua atau pengasuh, sehingga pertumbuhan anak sangat tergantung pada bagaimana orang tua mengatur makanan anaknya. Bimbinglah anak agar menyukai makanan 4 sehat 5 sempurna, karena pada masa ini pertumbuhan fisik maupun mental anak begitu cepat bertambah. Sedang daya tampung perut anak yang berumur 1 – 3 tahun masih sangat kecil, hanya mampu menampung sekitar 1 – 1,5 mangkok ( 200 – 300 ml ). Untuk mengatasi hal ini maka frekwensi pemberian makanan kepada anak yang bersangkutan harus ditambah.( Krisnatuti, 2003 ) a.Modisco Modisco adalah singkatan dari Modified Disco. Minuman ini merupakan minuman bernilai gizi tinggi, untuk mengatasi Defisiensi / kekurangan Energi dan Protein. Minuman ini mudah dibuat karena terdiri dari bahan lokal yang mudah diperoleh dan dapat diolah dalam beraneka ragam resep makanan dan minuman. Modisco ini diperuntukan sebagai tambahan untuk anak yang sehat tetapi kurus, banyak aktifitas, anak yang menderita gizi kurang / buruk, anak yang menderita infeksi menahun dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi, penyakit kronik atau penyakit berat serta anak dengan kesulitan makan karena kelainan bawaan (Depkes RI, 1999). Syarat diit Modisco adalah mengandung kalori tinggi, Protein tinggi, mudah dicerna dan diberikan secara bertahap apabila penyakit dalam keadaan berat. 1) Cara membuat Modisco Pada dasarnya diit modisco adalah berbentuk cair ( minuman ). Bahan dasar Diit Modisco adalah : susu, gula pasir, minyak jagung/ margarin cair. a) Susu bubuk dicairkan dengan air dingin terlebih dahulu, kemudian diberi minyak / margarin cair dan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk dan tercampur rata. b) Kemudian saring dan hidangkan hangat,bila tidak menyukai dalam bentuk minuman, dapat disajikan dalam bentuk lain. 2) Macam – macam Modisco Bahan ( gram ) Modisco ½ I II III Tepung susu skim 10 10 10 1 Tepung susu penuh - - - 15/ Susu segar Minyak jagung 100 cc 2½ 5 - - Margarin - - 5 5 Gula pasir 5 5 5 7,5 100cc 100cc 100cc 100cc Energi (Kal) 76,15 97,9 90,4 139,65 Protein (gram) 3,58 3,61 3,59 3,72 Lemak (gram) 2,55 5 4,15 8,55 Cairan Nilai Gizi Modisco: Ukuran Rumah Tangga ( URT) 1 sendok makan tepung (sdm) = 5 gram 1 sendok makan minyak jagung/margarin cair = 10 gram 1 sendok makan gula pasir = 8 gram. 3) Contoh Menu Modisco Jus Buah Fantasi Bahan : 50 gram pisang ambon 2 sdm sirup vanili 50 gram pepaya matang 100 ml minuman modisco I ½ sdt air jeruk cara membuat : 1) Buah pisang ambon diiris tipis- tipis pepaya dibentuk bulat, bubuhi dengan air jeruk nipis. 2) campurkan buah – buahan tersebut dengan minuman Modisco I dan diblender / dilumatkan. 3) Dapat dihidangkan dengan es batu. G. Cara penyajian makanan Penyajian makanan sedapat mungkin diberikan dalam penyajian yang menarik perhatian anak, misalnya ditaruh dalam wadah dengan warna yang menyolok dan ada gambar kesukaan anak, makanan dibentuk aneka ragam bentuk hewan atau bunga, sehingga anak tertarik untuk menyantap makanan tersebut. H. Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori maka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut: Faktor Predisposisi: - Pengetahuan - Pendidikan - Sikap - Persepsi Faktor Pendukung: - Pendapatan Keluarga - Sosial Budaya - Pekerjaan Ibu Perilaku Penberian makan Bergizi pada Balita Faktor Pendorong : - Sikap Petugas - Orang Tua Sumber : Notoatmodjo, 2003. I. Kerangka Konsep Variabel bebas variabel terikat Pengetahuan ibu Sikap Ibu Perilaku ibu dalam pemberian makan bergizi pada balita Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga Distibusi makanan Sosial budaya : diteliti : tidak diteliti J. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas( Independen ) Variabel bebas adalah pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi 2. Variabel terikat ( dependen ) Variabel terikat adalah perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi K. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan konsep tersebut diatas maka dalam hipotesis penelitian yang diajukan adalah : 1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. 2. Ada hubungan antara sikap ibu tentang gizi dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.