Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan

advertisement
PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA
DI RSJD SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
MUHAMMAD IMAM HANAFI HUDAYA
J210.102.008
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan, Kartasura. Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id
Email: [email protected]
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: Arif Widodo, M.Kes
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
: Muhammad Imam Hanafi Hudaya
NIM
: J210 102008
Program Studi : Keperawatan S-1
Fakultas
: Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi
: PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA
DI RSJD SURAKARTA
Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, 22 Mei 2015
Pembimbing I
Arif Widodo, M.Kes
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Pengaruh Terapi Guided
Imagery terhadap
Tingkat KecemasanSURAKARTA
pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan, Kartasura. Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id
Email: [email protected]
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: Sahuri Teguh, S. Kep., Ns
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
: Muhammad Imam Hanafi Hudaya
NIM
: J 210 102 008
Program Studi : Keperawatan S-1
Fakultas
: Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi
: PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA
DI RSJD SURAKARTA
Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, 22 Mei 2015
Pembimbing II
Sahuri Teguh, S.Kep., Ns
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA
DI RSJD SURAKARTA
Muhammad Imam Hanafi Hudaya*
Arif Widodo, M.Kes**
Sahuri Teguh, S.Kep., Ns***
ABSTRAK
Skizofrenia gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,
sehingga menyebabkan gangguan dalam menilai realitas, kepribadian utuh,
perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal, ini menandakan bahwa
mereka mengalami gejala kecemasan. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan
untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan terapi guided imagery,
karena tehnik relaksasi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian dan
mengurangi rasa cemas yang di alami pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap perubahan
tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di RSJD Surakarta. Desain penelitian
ini dengan pendekatan one group pretest posttest design. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta
selama tahun 2014 yaitu sebanyak 52 pasien, teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling, sehingga sampel penelitian ini adalah 34
pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta. Alat analisis yang
digunakan dengan paired sample t test. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1)
Tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta termasuk dalam kategori sedang; 2) Tingkat
kecemasan pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta termasuk dalam kategori ringan mengalami peningkatan; dan 3)
Ada pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada
pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Kata Kunci: skizofrenia, kecemasan, guided imagery.
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
EFFECT OF THERAPY GUIDED IMAGERY ANXIETY LEVEL IN
SCHIZOPHRENIA PATIENTS IN RSJD SURAKARTA
ABSTRACT
Schizophrenia mood disorders (affective) which is characterized by feelings
of fear or worries that deep and sustainable, thus causing a disruption in
assessing the reality, full of personality, behavior can be disturbed but still within
normal limits, this indicates that they are experiencing symptoms of anxiety. One
relaxation technique is used to treat anxiety in patients is the guided imagery
therapy, because it is an act of relaxation techniques to distract and reduce
anxiety in the patient's natural. This study aims to determine the effect of guided
imagery therapy to changes in the level of anxiety in patients with schizophrenia
in RSJD Surakarta. This study design approach to one group pretest posttest
design. The population in this study are patients with schizophrenia in the Mental
Hospital Surakarta strip during the year 2014 as many as 52 patients, the
sampling technique used was purposive sampling, so that the sample of this study
were 34 patients with schizophrenia in the Mental Hospital Surakarta strip.
Analyzer used by paired sample t test. The survey results revealed that: 1) The
level of anxiety of patients before therapy guided imagery in Mental Hospital of
Surakarta included in the medium category; 2) The level of anxiety of patients
after therapy guided imagery in Mental Hospital of Surakarta included in the
lightweight category increased; and 3) There is the effect of guided imagery
therapy on the level of anxiety in patients with schizophrenia in the Mental
Hospital of Surakarta.
Keywords: schizophrenia, anxiety, guided imagery.
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Skizofrenia termasuk penyakit
psikosis dengan cirinya berupa
kekacauan
dalam
pikiran
dan
kepribadian yakni adanya fantasi,
regresi,
halusinasi,
delusi,
dan
penarikan
diri
dari
lingkungan
(Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan
sindrom klinik bervariasi, yang sangat
mengganggu, dengan psikopatologi
terentang dari disfungsi kognitif,
gangguan proses pikir, gangguan
emosi, gangguan persepsi, dan
gangguan perilaku. Pasien skizofrenia
umumnya
mengalami
penurunan
kemampuan
fungsional
sehingga
cenderung memerlukan bantuan dan
pertolongan
dalam
memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sadock dan
Sadock, 2007).
Skizofrenia
merupakan
suatu
psikosa fungsional dengan gangguan
utama pada proses berpikir serta
disharmoni (perpecahan dan keretakan)
antara proses berpikir, emosi, kemauan,
dan psikomotor dengan disertai distorsi
kenyataan yang terutama disebabkan
karena waham dan halusinasi. Selama
ini skizofrenia menjadi salah satu
sindrom klinis dan masyarakat awam
malah sering menyebutnya dengan
istilah
gangguan
jiwa.
Pada
kenyataannya
skizofrenia
sering
menimbulkan
ketakuatan,
kesalahpahaman, baik bagi orang-orang
disekitar maupun bagi penderita itu
sendiri. Dengan adanya konsepsi yang
terus
menerus
tidak
menutup
kemungkinan bahwa skizofrenia akan
menjadi virus akut yang sangat ditakuti
(Maramis, 2004).
Prevalensi penderita skizofrenia di
Indonesia adalah 0,3%-1% dan
biasanya timbul pada usia sekitar 15–
45 tahun, namun ada juga yang berusia
11–12 tahun sudah
menderita
skizofrenia.
Apabila
penduduk
Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka
diperkirakan 2 juta jiwa menderita
skizofrenia (Widodo, 2003). Pada
masyarakat umum terdapat 0,2%-0,8%
penderita skizofrenia (Maramis, 2004).
Dengan jumlah penduduk di Indonesia
yang lebih dari 200 juta jiwa, maka
jumlah penderita skizofrenia sebanyak
400 ribu samapai 1,6 juta jiwa. Dengan
jumlah yang sebesar ini peran perawat
sangat dibutuhkan dalam menangani
pasien skizofrenia.
Salah satu teknik relaksasi yang
digunakan untuk mengatasi kecemasan
pada pasien adalah dengan terapi
guided imagery, karena tehnik relaksasi
merupakan
tindakan
untuk
mengalihkan perhatian dan mengurangi
rasa cemas yang di alami pasien.
Guided imagery merupakan suatu
teknik yang menggunakan imajinasi
individu dengan imajinasi terarah untuk
mengurangi stres (Patricia dalam
Kalsum, 2012). Penelitian Kalsum et al
(2012) menunjukkan bahwa teknik
guided imagery dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada klien dengan
insomnia usia 20-25. Setelah dilakukan
teknik guided imagery diperoleh 81%
subjek
penelitian
mengalami
mengalami
penurunan
tingkat
kecemasan dan 19% subjek penelitian
tingkat
kecemasannya
tetap.
Berdasarkan hasil uji statistik maka
teknik guided imagery dapat digunakan
sebagai salah satu metode alternatif
untuk
menurunkan
tingkat
kecemasan(Beebe & Wyatt, 2009).
Berdasarkan data Rekam Medis
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
angka kejadian skizofrenia menjadi
jumlah kasus terbanyak dengan jumlah
1.782 dari pasien 2.432 pasien yang
tercatat dari jumlah seluruh pasien pada
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
tahun 2014, itu berarti 71,7% dari
jumlah kasus yang ada, dalam remisi
15 (Rekam Medik RSJD, 2014). Hasil
studi pendahuluan pada pasien
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Daerah (RSJD) Surakarta diketahui
bahwa dari 15 pasien skizofrenia
didapatkan penderita dengan cemas
berat 6 orang, cemas sedang 4 orang,
cemasringan 3 orang, tidak cemas 2
orang.
Hasil
studi
tersebut
menunjukkan bahwa 80% penderita
mengalami kecemasan.
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh Terapi Guided
Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Skizofrenia di RSJD
Surakarta”.
Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui
pengaruh
pemberian terapi guided imagery
terhadap perubahan tingkat kecemasan
pada Pasien skizofrenia di RSJD
Surakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia
Skizofrenia dapat didefinisikan
sebagai suatu sindrom dengan variasi
penyebab (banyak yang belum
diketahui), dan perjalanan penyakit (tak
selalu bersifat kronis) yang luas, serta
sejumlah akibat yang tergantung pada
pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya (Kaplan and Sadock, 2010).
Skizofrenia merupakan sindrom
klinik
bervariasi,
yang
sangat
mengganggu, dengan psikopatologi
terentang dari disfungsi kognitif,
gangguan proses pikir, gangguan
emosi, gangguan persepsi, dan
gangguan perilaku. Pasien skizofrenia
umumnya
mengalami
penurunan
kemampuan
fungsional
sehingga
cenderung memerlukan bantuan dan
pertolongan
dalam
memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sadock dan
Sadock, 2007).
Guided Imagery
Guided imagery adalah suatu
teknik yang menggunakan imajinasi
individu dengan imajinasi terarah untuk
mengurangi stres (Patricia dalam
Kalsum, 2012). Snyder & Lindquist
(2002) mendefinisikan bimbingan
imajinasi sebagai intervensi pikiran dan
tubuh manusia menggunakan kekuatan
imajinasi untuk mendapatkan affect
fisik, emosional maupun spiritual.
Guided imagery dikategorikan dalam
terapi mind-body medicine oleh
Bedford
(2012)
dengan
mengombinasikan bimbingan imajinasi
dengan meditasi pikiran sebagai crossmodal
adaptation.
Imajinasi
merupakan
representasi
mental
individu dalam tahap relakasasi.
Imajinasi dapat dilakukan dengan
berbagai indra antata lain visual,
auditor, olfaktori maupun taktil.
Bimbingan imajinasi merupakan teknik
yang kuat untuk dapat fokus dan
berimajinasi yang juga merupakan
proses terapeutik (Bonadies, 2009).
Watanabe
et
al
(2006)
membuktikan hasil penelitiannya yang
menyebutkan
bahwa
bimbingan
imajinasi meningkatkan mood positif
dan menurunkan
mood
negatif
individusecara signifikan dan level
kortisol yang diukur menggunakan
saliva
test
juga
menunjukkan
penurunan yang signifikan.
Kecemasan
Yosep (2009) menyatakan bahwa
kecemasan adalah reaksi emosi
(seperti:
ketakutan,
kekhwatiran,
keprihatinan) terhadap sesuatu yang
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
tidak menyenangkan (seperti: ancaman,
bahaya dan tuntutan dari luar yang
bersifat abstrak) yang akan terjadi di
masa depan, dan berdampak pada
mental, fisik maupun kognitif dengan
tingkatan atau intensitas yang berbeda.
Sedangkan
Spielberger
(2007)
menggambarkan kecemasan sebagai
state anxiety atau trait anxiety. State
anxiety adalah keadaan emosional yang
terjadi mendadak (pada waktu tertentu)
yang ditandai dengan kecemasan, takut,
dan ketegangan, biasanya diikuti
dengan
perasaan
cemas
yang
mendalam disertai dengan ketegangan.
Keadaan ini ditentukan oleh
perasaan ketegangan yang subjektif.
State anxiety adalah kecemasan yang
terjadi pada diri seseorang pada saat–
saat tertentu saja, dengan kata lain
kecemasan yang muncul pada situasi–
situasi tertentu saja dan bukan
berdasarkan sifat bawaan. Sedangkan
trait anxiety adalah rasa cemas yang
merupakan sifat–sifat pribadi individu
yang lebih menetap (sifat pembawaan)
dan akan tampak pada berbagai
peristiwa atau situasi dimana individu
yang bersangkutan merasa terancam.
Kecemasan yang terjadi bukan karena
situasi atau keadaan tersebut melainkan
karena memang seorang itu mudah
mengalami kecemasan karena faktor
bawaan atau faktor kepribadiannya.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah one group
pretest posttest design. Dalam desain
ini, sebelum perlakuan diberikan
terlebih dahulu sampel diberi pretest
(tes awal) dan di akhir pembelajaran
sampel diberi posttest (tes akhir).
Desain ini digunakan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin
mengetahui
penurunan
tingkat
kecemasan setelah diberikan terapi
guided imagery. Penelitian dilakukan
pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta. Pelaksanaan
penelitian direncanakan akan dilakukan
pada bulan April 2015
Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Dearah Surakarta selama
tahun 2014 yaitu sebanyak 52 pasien,
teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling,
sehingga sampel penelitian ini adalah
34 pasien skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Dearah Surakarta.
Teknik Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Pada penelitian ini analisis univariat
digunakan
untuk
mengetahui
distribusi
frekuensi
tentang
karakteristik jenis kelamin, umur,
pekerjaan responden.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh
teknik terapi guided imagery
terhadap tingkat kecemasan pada
pasien
skizofrenia
dengan
mengunakan analisis uji statistik Uji
paired sample t test.
Instrumen yang digunakandalam
penelitian ini adalah Hamilton Rating
Scale for Anxiety (HRS-A).Masingmasing nilai angka (skor) dari ke 14
kelompok gejala tersebut dijumlahkan
dan dari hasil penjumlahan tersebut
dapat diketahui tingkat kecemasan
seseorang.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden Penelitian
Analisis terhadap karakteristik
responden dalam penelitian ini diukur
berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan dan pekerjaan. Adapun
distribusi karakteristik responden yang
menjalani terapi guided imagery di
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik
Responden
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
26 – 35 Tahun
36 – 45 Tahun
46 – 55 Tahun
Jumlah
SMP
SMA
Sarjana (S1)
Jumlah
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Jumlah
22
12
34
14
17
3
34
6
20
8
34
8
16
8
2
34
64,7
35,3
100,0
41,2
50,0
8,8
100,0
17,6
58,8
23,5
100,0
23,5
47,1
23,5
5,9
100,0
Berdasarkan
distribusi
jenis
kelamin pasien diketahui bahwa 64,7%
atau 22 pasien mempunyai jenis
kelamin laki-laki dan 35,3% atau 12
pasien mempunyai jenis kelamin
perempuan, sehingga dapat diketahui
bahwa
mayoritas
pasien
yang
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
mempunyai jenis kelamin laki-laki.
Hasil distribusi data tentang umur
pasien yang menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta diketahui bahwa 41,2% atau
14 pasien mempunyai umur dalam
kategori dewasa (26-35 tahun), 50%
atau 17 pasien mempunyai umur dalam
kategori dewasa akhir (36-45 Tahun)
dan 8,8% atau 3 pasien mempunyai
umur yang termasuk dalam kategori
lansia awal (46-55 Tahun). Sehingga
dapat diketahui bahwa rata-rata pasien
yang menjalani terapi guided imagery
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
berumur dalam kategori dewasa akhir
(36-45 Tahun).Hasil distribusi data
tentang pendidikan pasien yang
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
diketahui bahwa 17,6% atau 6 pasien
mempunyai pendidikan terakhir SMP,
58,8% atau 20 pasien mempunyai
pendidikan terakhir SMA dan 23,5%
atau 8 pasien mempunyai pendidikan
terakhir Sarjana (S1),sehingga dapat
diketahui bahwa mayoritas pasien yang
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
mempunyai pendidikan terakhir SMA.
Hasil distribusi data tentang pekerjaan
pasien yang menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta diketahui bahwa 23,5% atau
8 pasien mempunyai pekerjaan sebagai
Pegawai Negeri Sipil, 47,1% atau 16
pasien mempunyai pekerjaan sebagai
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
Pegawai Swasta, 23,5% atau 8 pasien
mempunyai
pekerjaan
sebagai
Wiraswasta dan 5,9% atau 2 pasien
mempunyai pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga, sehingga dapat diketahui
bahwa
mayoritas
pasien
yang
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai
Swasta.
Analisis Univariat
Hasil analisis univariat untuk data
tentang tingkat kecemasan pasien
sebelum menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum
Menjalani Terapi Guided Imagery
No
1.
2.
Tingkat
Kecemasan
Kecemasan
Sedang
Kecemasan
Ringan
Jumlah
f
%
28
82,4
6
17,6
34
100,0
Hasil analisis univariat untuk data
tentang tingkat kecemasan pasien
sebelum menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta diketahui bahwa 82,4% atau
28 pasien termasuk dalam kategori
tingkat kecemasan sedang dan 17,6%
atau 6 pasien mempunyai tingkat
kecemasan yang termasuk dalam
kategori ringan, sehingga dapat
diketahui bahwa mayoritas pasien
sebelum menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta
mempunyai
tingkat
kecemasan yang termasuk dalam
kategori sedang.
Berdasarkan analisis univariat
untuk data tentang tingkat kecemasan
pasien sesudah menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3
Tingkat Kecemasan Pasien Sesudah
Menjalani Terapi Guided Imagery
No
1.
2.
Tingkat
Kecemasan
Kecemasan
Sedang
Kecemasan
Ringan
Jumlah
f
%
24
70,6
10
29,4
34
100,0
Hasil analisis univariat untuk data
tentang tingkat kecemasan pasien
sesudah menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta diketahui bahwa 70,6% atau
24
pasien
mempunyai
tingkat
kecemasan yang termasuk dalam
kategori sedang dan 29,4% atau 10
pasien termasuk dalam kategori tingkat
kecemasan ringan, sehingga dapat
diketahui bahwa meskipun mayoritas
pasien sesudah menjalani terapi guided
imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta
mempunyai
tingkat
kecemasan yang termasuk dalam
kategori sedang, namun mengalami
penurunan frekuensi.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan alat
analisis Paired Sample t test. Adapun
berdasarkan perhitungan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
Tabel 4
Pengaruh Teknik Terapi Guided Imagery Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Terapi guided
imagery
Sebelum Terapi
Sesudah Terapi
N
Rata-Rata
34
34
17,88
15,74
Pengaruh terapi guided imagery
terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa
sebelum menjalani teknik terapi guided
imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat
kecemasan sebesar 17,88, sedangkan
sesudah menjalani teknik terapi guided
imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat
kecemasan sebesar 15,74. Hasil
tersebut
menunjukkan
adanya
kecenderungan terjadinya penurunan
tingkat kecemasan sesudah menjalani
terapi guided imagery. Berdasarkan
hasil uji Paired Sample t test diperoleh
nilai thitung = 10,573 dengan p= 0,001.
Oleh
karena
hasil
perhitungan
menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0
ditolak,
artinya
ada
pengaruh
pemberian terapi guided imagery
terhadap tingkat kecemasan pada
pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta.
PEMBAHASAN
Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum
Menjalani Terapi Guided Imagery
Tingkat kecemasan pasien sebelum
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
diketahui bahwa 82,4% atau 28 pasien
termasuk dalam kategori tingkat
kecemasan sedang dan 17,6% atau 6
pasien mempunyai tingkat kecemasan
yang termasuk dalam kategori ringan,
sehingga dapat diketahui bahwa
mayoritas pasien sebelum menjalani
thitung
P
10,573
0,001
terapi guided imagery di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta mempunyai
tingkat kecemasan yang termasuk
dalam kategori sedang.
Penderita skizofrenia mengalami
gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan
ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, sehingga
menyebabkan gangguan dalam menilai
realitas, kepribadian utuh, perilaku
dapat terganggu tapi masih dalam batas
normal, ini menandakan bahwa mereka
mengalami gejala kecemasan (Hawari,
2007). Menurut Nasir, (2011) gejala
kecemasan, baik akut maupun kronis
merupakan komponen utama bagi
semua gangguan psikiatri. Sebagian
dari komponen kecemasan itu bisa
berupa gangguan panik, fobia, obsesi
kompulsi, dan sebagainya. Penyebab
cemas diantaranya adanya perasaan
takut tidak diterima dalam lingkungan
tertentu, adanya pengalaman traumatis,
seperti trauma perpisahan, kehilangan
atau bencana alam, adanya frustasi
akibat kegagalan memenuhi kebutuhan
fisiologis (kebutuhan dasar) dan adanya
ancaman pada konsep diri (Pieter, dkk,
2011), sehingga perlu adanya tindakan
keperawatan
dalam
mengatasi
terjadinya kecemasan pada pasien.
Tindakan
keperawatan
untuk
penanganan masalah kecemasan pasien
yaitu dapat berupa tindakan mandiri
oleh perawat, contoh seperti tehnik
relaksasi dan distraksi (Potter, 2005).
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
Hasil penelitian ini relevan dengan
penelitian Patasik, dkk (2013) yang
menunjukkan
kesimpulan
dari
penelitian ini yaitu tingkat kecemasan
pada pasien post operasi
sectio
caesarea sebelum dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam dan guided
imagery di Irina D BLU RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado sebagian
besar mengalami tingkat kecemasan
yang tinggi sampai sangat sangat
tinggi. Namun hal ini berbeda dengan
pendapat
Beck
(2006
dalam
Greenberger &
Padesky, 2009)
memberikan
pandangan
bahwa
kecemasan disebabkan oleh pola pikir
yang mengarah pada suasana hati
depresi atau tertekan. Pikiran-pikiran
negatif tentang diri (self criticism),
tentang dunia (general negativity), dan
tentang masa depan (hopelessness)
menjadi faktor penyebab kecemasan.
Tingkat Kecemasan Pasien Sesudah
Menjalani Terapi Guided Imagery
Tingkat kecemasan pasien sesudah
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
diketahui bahwa 70,6% atau 24 pasien
mempunyai tingkat kecemasan yang
termasuk dalam kategori sedang dan
29,4% atau 10 pasien termasuk dalam
kategori tingkat kecemasan ringan,
sehingga dapat diketahui bahwa
meskipun mayoritas pasien sesudah
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
mempunyai tingkat kecemasan yang
termasuk dalam kategori sedang,
namun
mengalami
penurunan
frekuensi.
Salah satu teknik relaksasi yang
digunakan untuk mengatasi kecemasan
pada pasien adalah dengan terapi
guided imagery, karena tehnik relaksasi
merupakan
tindakan
untuk
mengalihkan perhatian dan mengurangi
rasa cemas yang di alami pasien.
Guided imagery merupakan suatu
teknik yang menggunakan imajinasi
individu dengan imajinasi terarah untuk
mengurangi stres (Patricia dalam
Kalsum, 2012). Penelitian Kalsum et al
(2012) menunjukkan bahwa teknik
guided imagery dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada klien dengan
insomnia usia 20-25. Setelah dilakukan
teknik guided imagery diperoleh 81%
subjek
penelitian
mengalami
mengalami
penurunan
tingkat
kecemasan dan 19% subjek penelitian
tingkat
kecemasannya
tetap.
Berdasarkan hasil uji statistik maka
teknik guided imagery dapat digunakan
sebagai salah satu metode alternatif
untuk menurunkan tingkat kecemasan
(Beebe & Wyatt, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Pariman (2013) yang menunjukkan
hasil penelitian bahwa tahapan guided
imagery melibatkan identifikasi sumber
permasalahan dengan pencatatan diri
setelah mendengarkan musik dalam
keadaan rileks dan mata terpejam
tahapan
berikutnya,
membangun
bayangan-bayangan positif dengan
guided imagery yang dilakukan setiap
harinya. Dengan mengganti pemikiran
yang tidak logis, individu akan lebih
mampu
menilai
situasi
yang
dihadapinya secara lebih objektif.
Keadaan
yang
demikian,
memungkinkan individu terbebas dari
depresi dan berbagai gangguan
emosional lainnya. Namun hasil yang
ditemukan pada penelitian yang
dilakukan Kaplan dan Saddock (2010),
menunjukkan
bahwa
wanita
mempunyai resiko memiliki tingkat
kecemasan tinggi dua kali lebih besar
dibandingkan dengan pria. Hal ini
ditunjukkan banyaknya wanita yang
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
berkonsultasi oleh psikolog ataupun
bantuan orang lain untuk membantu
memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya, sehingga perlu dilakukan
beberapa kali terapi yang dapat
menurunkan tingkat kecemasan.
Pengaruh Teknik Terapi Guided
Imagery
terhadap
Penurunan
Tingkat Kecemasan
Pengaruh terapi guided imagery
terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa
sebelum menjalani teknik terapi guided
imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat
kecemasan sebesar 17,88, sedangkan
sesudah menjalani teknik terapi guided
imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat
kecemasan sebesar 15,74. Hasil
tersebut
menunjukkan
adanya
kecenderungan terjadinya penurunan
tingkat kecemasan sesudah menjalani
terapi guided imagery. Berdasarkan
hasil uji Paired Sample t test diperoleh
nilai thitung = 10,573 dengan p= 0,001.
Oleh
karena
hasil
perhitungan
menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0
ditolak,
artinya
ada
pengaruh
pemberian terapi guided imagery
terhadap tingkat kecemasan pada
pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta.
Guided imagery adalah suatu
teknik yang menggunakan imajinasi
individu dengan imajinasi terarah untuk
mengurangi stres (Patricia dalam
Kalsum, 2012). Snyder & Lindquist
(2002) mendefinisikan bimbingan
imajinasi sebagai intervensi pikiran dan
tubuh manusia menggunakan kekuatan
imajinasi untuk mendapatkan affect
fisik, emosional maupun spiritual.
Guided imagery dikategorikan dalam
terapi mind-body medicine oleh
Bedford
(2012)
dengan
mengombinasikan bimbingan imajinasi
dengan meditasi pikiran sebagai crossmodal
adaptation.
Imajinasi
merupakan
representasi
mental
individu dalam tahap relakasasi.
Imajinasi dapat dilakukan dengan
berbagai indra antata lain visual,
auditor, olfaktori maupun taktil.
Bimbingan imajinasi merupakan teknik
yang kuat untuk dapat fokus dan
berimajinasi yang juga merupakan
proses terapeutik (Bonadies, 2009).
Watanabe
et
al
(2006)
membuktikan hasil penelitiannya yang
menyebutkan
bahwa
bimbingan
imajinasi meningkatkan mood positif
dan menurunkan mood negatif individu
secara signifikan dan level kortisol
yang diukur menggunakan saliva test
juga menunjukkan penurunan yang
signifikan.
Namun
berdasarkan
penelitian Pariman (2013) berbagai
tinjauan yang didapatkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa guided Imagery
mampu untuk mengurangi tingkat
depresi pada penderita kanker. Guided
imagery dimungkinkan bisa menjadi
salah satu alternatif penanganan depresi
dan gangguan emosional lainnya
Simpulan
1. Tingkat kecemasan pasien sebelum
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
termasuk dalam kategori sedang.
2. Tingkat kecemasan pasien sesudah
menjalani terapi guided imagery di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
termasuk dalam kategori ringan
mengalami peningkatan.
3. Ada pengaruh pemberian terapi
guided imagery terhadap tingkat
kecemasan pada pasien skizofrenia
di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta.
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
Saran
1. Bagi Pasien
a. Bagi masyarakat diharapkan
senantiasa
memperhatikan
terhadap saran yang disampaikan
oleh tenaga kesehatan baik
perawat maupun dokter, terutama
dalam melakukan terapi guided
imagery
sehingga
tingkat
kecemasan mengalami penurunan
bagi pasien yang menderita
skizofrenia.
b. Pasien diharapkan berperan aktif
dalam mengurangi pola perilaku
yang
negatif
dalam
mengkonsumsi makanan dan
menjaga kondisi psikis, sehingga
dapat terhindar dari penyakit
skizofrenia.
2. Bagi Ilmu keperawatan
a. Ilmu keperawatan hendaknya
dapat menjadikan terapi bagi
pasien skizofrenia khususnya
mengenai terapi guided imagery
sebagai solusi dalam menurunkan
tingkat kecemasan bagi pasien.
b. Bagi mahasiswa dan akademi
keperawatan
diharapkan
memberikan bimbingan bagi
pasien yang menjalani terapi
dengan memberikan saran agar
dilakukan terapi guided imagery,
sehingga tingkat kecemasan
pasien mengalami penurunan.
3. Peneliti selanjutnya
Terhadap
penelitian
sejenis
selanjutnya
diharapkan
dapat
melakukan
penelitian
lebih
mendalam lagi kaitannya dengan
terapi guided imagery, karena pada
kenyataannya dengan terapi guided
imagery dapat menurunkan tingkat
kecemasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Beebe, S.A., Beebe, S.J., & Redmond
M.V.,
2009.
Interpersonal
Communication:
Relating
to
Others (5th ed.). Boston : Pearson
Education.
Bedford, S. 2012. Formative Peer and
Self Feedback asA Catalyst for
Change Within Scienece Teaching.
Journal of Chemistry Education
Research and Practice. 9 (1), 8092.
Bonadies, J. A. 2009. Stress Ulcer
Prophylaxis. Chicago: Eastern
Association for the Surgery of
Trauma.
Greenberger, D dan Padesky. A. C.
2009. Manajemen Pikiran Metode
Ampuh Menata Pikiran Untuk
Mengatasi Depresi, kemarahan,
Kecemasan,
dan
Perasaan
Merusak Lainnya. Bandung: Kaifa
PT. Mizan Pustaka
Hawari, D. 2007. Pendekatan Holistik
pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Kalsum, U. dkk. 2012. Pengaruh
Teknik Relaksasi Guided Imagery
terhadap
Penurunan
Tingkat
Kecemasan
Wanita
dengan
Insomnia Usia 20-25 Tahun.Jurnal
Makalah Kesehatan FKUB.19 Mei
2014.
http://www.google.co.id/#hl=id&g
snf=3&pq=pengaruh%20teknik%2
0 relaksasi%20.
Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A.
2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2.
Terjemahan Widjaja Kusuma.
Jakarta: Binarupa Aksara. p. 1735.
Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta
Maramis W.F. 2004. Catatan Ilmu
Kedokteran
Jiwa.
Surabaya:
Airlangga. University Press.
Nasir, A dan Muhith, A. 2011. Dasardasar
Keperawatan
Jiwa
Pengantar dan Teori. Jakarta:
Salemba Medik.
Pariman. 2013. Guided Imagery
(sebuah Pendekatan Psikosintesis)
untuk Penurunan Depresi Pada
Penderita
Kanker.
Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro,
Semarang.
Patasik, Chandra Kristianto. 2013.
Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas
dalam dan Guided Imagery
terhadap Penurunan Nyeri pada
Pasien Post Operasi Sectio Caesare
di Irina D Blu RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado. ejurnal
keperawatan (e-Kp) Volume 1.
Nomor 1. Agustus 2013
Pieter, Z.H. Dkk. 2011. Pengantar
Psikopatologi
untuk
Keperawatan.Jakarta:
Kencana
Prenada MediaGroup.
Potter, Patricia A, Perry, Anne G.
2005. Buku Ajaran Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan
Prektek. Edisi 8. Volume 2.
Jakarta: EGC.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
2014. Rekam Medik RSJD.
Surakarta.
Sadock B. J., dan Sadock V. A., 2007.
Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry:
Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th
Edition.Schizophrenia. Lippincott
Williams & Wilkins. Hal: 468-497
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan
mental 3, Gangguan-gangguan
mental yang sangat berat,
simtomatologi, proses diagnosis,
dan proses terapi gangguangangguan mental,
Yogyakarta:
Kanisius Media Group.
Snyder, M. dan Lindquist, R. 2002.
Complementary/alternative
therapies in nursing, (4th ed). New
York:
Springer
Publishing
Company.
Spielberger. 2007. Audio recorded
guided imagery treatment reduces
fuctional abdominal pain in
children: A pilot study. Pediatrics,
124(5).
Watanabe, E. 2006. Differences in
relaxation by means of guided
imagery
in
a
healthy
communitysample. Jakarta: EGC.
Widodo
A.
2003.
Pendidikan
Kesehatan Jiwa Pada Keluarga
Penderita Skizofrenia Di Rumah
Sakit Jiwa daerah Surakarta. Tesis.
Yogyakarta:
Program
Pasca
Sarjana UGM.
Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa,
edisi revisi. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Muhammad Imam Hanafi Hudaya*:
Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS
Arif Widodo, M.Kes**:Dosen FIK
UMS
Sahuri Teguh, S.Kep., Ns**: Dosen
FIK UMS
Download