PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : MUHAMMAD IMAM HANAFI HUDAYA J210.102.008 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN Jln. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan, Kartasura. Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected] Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Arif Widodo, M.Kes Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Muhammad Imam Hanafi Hudaya NIM : J210 102008 Program Studi : Keperawatan S-1 Fakultas : Ilmu Kesehatan Judul Skripsi : PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya. Surakarta, 22 Mei 2015 Pembimbing I Arif Widodo, M.Kes UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat KecemasanSURAKARTA pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta FAKULTAS ILMU KESEHATAN Jln. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan, Kartasura. Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected] Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Sahuri Teguh, S. Kep., Ns Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Muhammad Imam Hanafi Hudaya NIM : J 210 102 008 Program Studi : Keperawatan S-1 Fakultas : Ilmu Kesehatan Judul Skripsi : PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya. Surakarta, 22 Mei 2015 Pembimbing II Sahuri Teguh, S.Kep., Ns Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA Muhammad Imam Hanafi Hudaya* Arif Widodo, M.Kes** Sahuri Teguh, S.Kep., Ns*** ABSTRAK Skizofrenia gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, sehingga menyebabkan gangguan dalam menilai realitas, kepribadian utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal, ini menandakan bahwa mereka mengalami gejala kecemasan. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan terapi guided imagery, karena tehnik relaksasi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa cemas yang di alami pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap perubahan tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di RSJD Surakarta. Desain penelitian ini dengan pendekatan one group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta selama tahun 2014 yaitu sebanyak 52 pasien, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga sampel penelitian ini adalah 34 pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta. Alat analisis yang digunakan dengan paired sample t test. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta termasuk dalam kategori sedang; 2) Tingkat kecemasan pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta termasuk dalam kategori ringan mengalami peningkatan; dan 3) Ada pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Kata Kunci: skizofrenia, kecemasan, guided imagery. Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta EFFECT OF THERAPY GUIDED IMAGERY ANXIETY LEVEL IN SCHIZOPHRENIA PATIENTS IN RSJD SURAKARTA ABSTRACT Schizophrenia mood disorders (affective) which is characterized by feelings of fear or worries that deep and sustainable, thus causing a disruption in assessing the reality, full of personality, behavior can be disturbed but still within normal limits, this indicates that they are experiencing symptoms of anxiety. One relaxation technique is used to treat anxiety in patients is the guided imagery therapy, because it is an act of relaxation techniques to distract and reduce anxiety in the patient's natural. This study aims to determine the effect of guided imagery therapy to changes in the level of anxiety in patients with schizophrenia in RSJD Surakarta. This study design approach to one group pretest posttest design. The population in this study are patients with schizophrenia in the Mental Hospital Surakarta strip during the year 2014 as many as 52 patients, the sampling technique used was purposive sampling, so that the sample of this study were 34 patients with schizophrenia in the Mental Hospital Surakarta strip. Analyzer used by paired sample t test. The survey results revealed that: 1) The level of anxiety of patients before therapy guided imagery in Mental Hospital of Surakarta included in the medium category; 2) The level of anxiety of patients after therapy guided imagery in Mental Hospital of Surakarta included in the lightweight category increased; and 3) There is the effect of guided imagery therapy on the level of anxiety in patients with schizophrenia in the Mental Hospital of Surakarta. Keywords: schizophrenia, anxiety, guided imagery. Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Skizofrenia termasuk penyakit psikosis dengan cirinya berupa kekacauan dalam pikiran dan kepribadian yakni adanya fantasi, regresi, halusinasi, delusi, dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan sindrom klinik bervariasi, yang sangat mengganggu, dengan psikopatologi terentang dari disfungsi kognitif, gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan persepsi, dan gangguan perilaku. Pasien skizofrenia umumnya mengalami penurunan kemampuan fungsional sehingga cenderung memerlukan bantuan dan pertolongan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Sadock dan Sadock, 2007). Skizofrenia merupakan suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses berpikir serta disharmoni (perpecahan dan keretakan) antara proses berpikir, emosi, kemauan, dan psikomotor dengan disertai distorsi kenyataan yang terutama disebabkan karena waham dan halusinasi. Selama ini skizofrenia menjadi salah satu sindrom klinis dan masyarakat awam malah sering menyebutnya dengan istilah gangguan jiwa. Pada kenyataannya skizofrenia sering menimbulkan ketakuatan, kesalahpahaman, baik bagi orang-orang disekitar maupun bagi penderita itu sendiri. Dengan adanya konsepsi yang terus menerus tidak menutup kemungkinan bahwa skizofrenia akan menjadi virus akut yang sangat ditakuti (Maramis, 2004). Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3%-1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 15– 45 tahun, namun ada juga yang berusia 11–12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan 2 juta jiwa menderita skizofrenia (Widodo, 2003). Pada masyarakat umum terdapat 0,2%-0,8% penderita skizofrenia (Maramis, 2004). Dengan jumlah penduduk di Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa, maka jumlah penderita skizofrenia sebanyak 400 ribu samapai 1,6 juta jiwa. Dengan jumlah yang sebesar ini peran perawat sangat dibutuhkan dalam menangani pasien skizofrenia. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan terapi guided imagery, karena tehnik relaksasi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa cemas yang di alami pasien. Guided imagery merupakan suatu teknik yang menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam Kalsum, 2012). Penelitian Kalsum et al (2012) menunjukkan bahwa teknik guided imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan pada klien dengan insomnia usia 20-25. Setelah dilakukan teknik guided imagery diperoleh 81% subjek penelitian mengalami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 19% subjek penelitian tingkat kecemasannya tetap. Berdasarkan hasil uji statistik maka teknik guided imagery dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk menurunkan tingkat kecemasan(Beebe & Wyatt, 2009). Berdasarkan data Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta angka kejadian skizofrenia menjadi jumlah kasus terbanyak dengan jumlah 1.782 dari pasien 2.432 pasien yang tercatat dari jumlah seluruh pasien pada Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta tahun 2014, itu berarti 71,7% dari jumlah kasus yang ada, dalam remisi 15 (Rekam Medik RSJD, 2014). Hasil studi pendahuluan pada pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta diketahui bahwa dari 15 pasien skizofrenia didapatkan penderita dengan cemas berat 6 orang, cemas sedang 4 orang, cemasringan 3 orang, tidak cemas 2 orang. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa 80% penderita mengalami kecemasan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta”. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap perubahan tingkat kecemasan pada Pasien skizofrenia di RSJD Surakarta. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia Skizofrenia dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui), dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya (Kaplan and Sadock, 2010). Skizofrenia merupakan sindrom klinik bervariasi, yang sangat mengganggu, dengan psikopatologi terentang dari disfungsi kognitif, gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan persepsi, dan gangguan perilaku. Pasien skizofrenia umumnya mengalami penurunan kemampuan fungsional sehingga cenderung memerlukan bantuan dan pertolongan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Sadock dan Sadock, 2007). Guided Imagery Guided imagery adalah suatu teknik yang menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam Kalsum, 2012). Snyder & Lindquist (2002) mendefinisikan bimbingan imajinasi sebagai intervensi pikiran dan tubuh manusia menggunakan kekuatan imajinasi untuk mendapatkan affect fisik, emosional maupun spiritual. Guided imagery dikategorikan dalam terapi mind-body medicine oleh Bedford (2012) dengan mengombinasikan bimbingan imajinasi dengan meditasi pikiran sebagai crossmodal adaptation. Imajinasi merupakan representasi mental individu dalam tahap relakasasi. Imajinasi dapat dilakukan dengan berbagai indra antata lain visual, auditor, olfaktori maupun taktil. Bimbingan imajinasi merupakan teknik yang kuat untuk dapat fokus dan berimajinasi yang juga merupakan proses terapeutik (Bonadies, 2009). Watanabe et al (2006) membuktikan hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa bimbingan imajinasi meningkatkan mood positif dan menurunkan mood negatif individusecara signifikan dan level kortisol yang diukur menggunakan saliva test juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Kecemasan Yosep (2009) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi emosi (seperti: ketakutan, kekhwatiran, keprihatinan) terhadap sesuatu yang Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta tidak menyenangkan (seperti: ancaman, bahaya dan tuntutan dari luar yang bersifat abstrak) yang akan terjadi di masa depan, dan berdampak pada mental, fisik maupun kognitif dengan tingkatan atau intensitas yang berbeda. Sedangkan Spielberger (2007) menggambarkan kecemasan sebagai state anxiety atau trait anxiety. State anxiety adalah keadaan emosional yang terjadi mendadak (pada waktu tertentu) yang ditandai dengan kecemasan, takut, dan ketegangan, biasanya diikuti dengan perasaan cemas yang mendalam disertai dengan ketegangan. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif. State anxiety adalah kecemasan yang terjadi pada diri seseorang pada saat– saat tertentu saja, dengan kata lain kecemasan yang muncul pada situasi– situasi tertentu saja dan bukan berdasarkan sifat bawaan. Sedangkan trait anxiety adalah rasa cemas yang merupakan sifat–sifat pribadi individu yang lebih menetap (sifat pembawaan) dan akan tampak pada berbagai peristiwa atau situasi dimana individu yang bersangkutan merasa terancam. Kecemasan yang terjadi bukan karena situasi atau keadaan tersebut melainkan karena memang seorang itu mudah mengalami kecemasan karena faktor bawaan atau faktor kepribadiannya. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui penurunan tingkat kecemasan setelah diberikan terapi guided imagery. Penelitian dilakukan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Pelaksanaan penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan April 2015 Populasi dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta selama tahun 2014 yaitu sebanyak 52 pasien, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga sampel penelitian ini adalah 34 pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta. Teknik Analisis Data Analisa data yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1. Analisa Univariat Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi tentang karakteristik jenis kelamin, umur, pekerjaan responden. 2. Analisa Bivariat Analisis bivariat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik terapi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia dengan mengunakan analisis uji statistik Uji paired sample t test. Instrumen yang digunakandalam penelitian ini adalah Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).Masingmasing nilai angka (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui tingkat kecemasan seseorang. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Penelitian Analisis terhadap karakteristik responden dalam penelitian ini diukur berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan. Adapun distribusi karakteristik responden yang menjalani terapi guided imagery di Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Kategori Frekuensi Persentase (%) Laki-Laki Perempuan Jumlah 26 – 35 Tahun 36 – 45 Tahun 46 – 55 Tahun Jumlah SMP SMA Sarjana (S1) Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Jumlah 22 12 34 14 17 3 34 6 20 8 34 8 16 8 2 34 64,7 35,3 100,0 41,2 50,0 8,8 100,0 17,6 58,8 23,5 100,0 23,5 47,1 23,5 5,9 100,0 Berdasarkan distribusi jenis kelamin pasien diketahui bahwa 64,7% atau 22 pasien mempunyai jenis kelamin laki-laki dan 35,3% atau 12 pasien mempunyai jenis kelamin perempuan, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai jenis kelamin laki-laki. Hasil distribusi data tentang umur pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 41,2% atau 14 pasien mempunyai umur dalam kategori dewasa (26-35 tahun), 50% atau 17 pasien mempunyai umur dalam kategori dewasa akhir (36-45 Tahun) dan 8,8% atau 3 pasien mempunyai umur yang termasuk dalam kategori lansia awal (46-55 Tahun). Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta berumur dalam kategori dewasa akhir (36-45 Tahun).Hasil distribusi data tentang pendidikan pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 17,6% atau 6 pasien mempunyai pendidikan terakhir SMP, 58,8% atau 20 pasien mempunyai pendidikan terakhir SMA dan 23,5% atau 8 pasien mempunyai pendidikan terakhir Sarjana (S1),sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai pendidikan terakhir SMA. Hasil distribusi data tentang pekerjaan pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 23,5% atau 8 pasien mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, 47,1% atau 16 pasien mempunyai pekerjaan sebagai Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta Pegawai Swasta, 23,5% atau 8 pasien mempunyai pekerjaan sebagai Wiraswasta dan 5,9% atau 2 pasien mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Swasta. Analisis Univariat Hasil analisis univariat untuk data tentang tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut: Tabel 2 Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Menjalani Terapi Guided Imagery No 1. 2. Tingkat Kecemasan Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan Jumlah f % 28 82,4 6 17,6 34 100,0 Hasil analisis univariat untuk data tentang tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 82,4% atau 28 pasien termasuk dalam kategori tingkat kecemasan sedang dan 17,6% atau 6 pasien mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori ringan, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan analisis univariat untuk data tentang tingkat kecemasan pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3 Tingkat Kecemasan Pasien Sesudah Menjalani Terapi Guided Imagery No 1. 2. Tingkat Kecemasan Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan Jumlah f % 24 70,6 10 29,4 34 100,0 Hasil analisis univariat untuk data tentang tingkat kecemasan pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 70,6% atau 24 pasien mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori sedang dan 29,4% atau 10 pasien termasuk dalam kategori tingkat kecemasan ringan, sehingga dapat diketahui bahwa meskipun mayoritas pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori sedang, namun mengalami penurunan frekuensi. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Paired Sample t test. Adapun berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta Tabel 4 Pengaruh Teknik Terapi Guided Imagery Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Terapi guided imagery Sebelum Terapi Sesudah Terapi N Rata-Rata 34 34 17,88 15,74 Pengaruh terapi guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa sebelum menjalani teknik terapi guided imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat kecemasan sebesar 17,88, sedangkan sesudah menjalani teknik terapi guided imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat kecemasan sebesar 15,74. Hasil tersebut menunjukkan adanya kecenderungan terjadinya penurunan tingkat kecemasan sesudah menjalani terapi guided imagery. Berdasarkan hasil uji Paired Sample t test diperoleh nilai thitung = 10,573 dengan p= 0,001. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. PEMBAHASAN Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Menjalani Terapi Guided Imagery Tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 82,4% atau 28 pasien termasuk dalam kategori tingkat kecemasan sedang dan 17,6% atau 6 pasien mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori ringan, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas pasien sebelum menjalani thitung P 10,573 0,001 terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori sedang. Penderita skizofrenia mengalami gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, sehingga menyebabkan gangguan dalam menilai realitas, kepribadian utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal, ini menandakan bahwa mereka mengalami gejala kecemasan (Hawari, 2007). Menurut Nasir, (2011) gejala kecemasan, baik akut maupun kronis merupakan komponen utama bagi semua gangguan psikiatri. Sebagian dari komponen kecemasan itu bisa berupa gangguan panik, fobia, obsesi kompulsi, dan sebagainya. Penyebab cemas diantaranya adanya perasaan takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, adanya pengalaman traumatis, seperti trauma perpisahan, kehilangan atau bencana alam, adanya frustasi akibat kegagalan memenuhi kebutuhan fisiologis (kebutuhan dasar) dan adanya ancaman pada konsep diri (Pieter, dkk, 2011), sehingga perlu adanya tindakan keperawatan dalam mengatasi terjadinya kecemasan pada pasien. Tindakan keperawatan untuk penanganan masalah kecemasan pasien yaitu dapat berupa tindakan mandiri oleh perawat, contoh seperti tehnik relaksasi dan distraksi (Potter, 2005). Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Patasik, dkk (2013) yang menunjukkan kesimpulan dari penelitian ini yaitu tingkat kecemasan pada pasien post operasi sectio caesarea sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery di Irina D BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebagian besar mengalami tingkat kecemasan yang tinggi sampai sangat sangat tinggi. Namun hal ini berbeda dengan pendapat Beck (2006 dalam Greenberger & Padesky, 2009) memberikan pandangan bahwa kecemasan disebabkan oleh pola pikir yang mengarah pada suasana hati depresi atau tertekan. Pikiran-pikiran negatif tentang diri (self criticism), tentang dunia (general negativity), dan tentang masa depan (hopelessness) menjadi faktor penyebab kecemasan. Tingkat Kecemasan Pasien Sesudah Menjalani Terapi Guided Imagery Tingkat kecemasan pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa 70,6% atau 24 pasien mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori sedang dan 29,4% atau 10 pasien termasuk dalam kategori tingkat kecemasan ringan, sehingga dapat diketahui bahwa meskipun mayoritas pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai tingkat kecemasan yang termasuk dalam kategori sedang, namun mengalami penurunan frekuensi. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan terapi guided imagery, karena tehnik relaksasi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa cemas yang di alami pasien. Guided imagery merupakan suatu teknik yang menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam Kalsum, 2012). Penelitian Kalsum et al (2012) menunjukkan bahwa teknik guided imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan pada klien dengan insomnia usia 20-25. Setelah dilakukan teknik guided imagery diperoleh 81% subjek penelitian mengalami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 19% subjek penelitian tingkat kecemasannya tetap. Berdasarkan hasil uji statistik maka teknik guided imagery dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk menurunkan tingkat kecemasan (Beebe & Wyatt, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan Pariman (2013) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa tahapan guided imagery melibatkan identifikasi sumber permasalahan dengan pencatatan diri setelah mendengarkan musik dalam keadaan rileks dan mata terpejam tahapan berikutnya, membangun bayangan-bayangan positif dengan guided imagery yang dilakukan setiap harinya. Dengan mengganti pemikiran yang tidak logis, individu akan lebih mampu menilai situasi yang dihadapinya secara lebih objektif. Keadaan yang demikian, memungkinkan individu terbebas dari depresi dan berbagai gangguan emosional lainnya. Namun hasil yang ditemukan pada penelitian yang dilakukan Kaplan dan Saddock (2010), menunjukkan bahwa wanita mempunyai resiko memiliki tingkat kecemasan tinggi dua kali lebih besar dibandingkan dengan pria. Hal ini ditunjukkan banyaknya wanita yang Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta berkonsultasi oleh psikolog ataupun bantuan orang lain untuk membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya, sehingga perlu dilakukan beberapa kali terapi yang dapat menurunkan tingkat kecemasan. Pengaruh Teknik Terapi Guided Imagery terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pengaruh terapi guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diketahui bahwa sebelum menjalani teknik terapi guided imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat kecemasan sebesar 17,88, sedangkan sesudah menjalani teknik terapi guided imagery diperoleh nilai rata-rata tingkat kecemasan sebesar 15,74. Hasil tersebut menunjukkan adanya kecenderungan terjadinya penurunan tingkat kecemasan sesudah menjalani terapi guided imagery. Berdasarkan hasil uji Paired Sample t test diperoleh nilai thitung = 10,573 dengan p= 0,001. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Guided imagery adalah suatu teknik yang menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam Kalsum, 2012). Snyder & Lindquist (2002) mendefinisikan bimbingan imajinasi sebagai intervensi pikiran dan tubuh manusia menggunakan kekuatan imajinasi untuk mendapatkan affect fisik, emosional maupun spiritual. Guided imagery dikategorikan dalam terapi mind-body medicine oleh Bedford (2012) dengan mengombinasikan bimbingan imajinasi dengan meditasi pikiran sebagai crossmodal adaptation. Imajinasi merupakan representasi mental individu dalam tahap relakasasi. Imajinasi dapat dilakukan dengan berbagai indra antata lain visual, auditor, olfaktori maupun taktil. Bimbingan imajinasi merupakan teknik yang kuat untuk dapat fokus dan berimajinasi yang juga merupakan proses terapeutik (Bonadies, 2009). Watanabe et al (2006) membuktikan hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa bimbingan imajinasi meningkatkan mood positif dan menurunkan mood negatif individu secara signifikan dan level kortisol yang diukur menggunakan saliva test juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Namun berdasarkan penelitian Pariman (2013) berbagai tinjauan yang didapatkan dapat ditarik kesimpulan bahwa guided Imagery mampu untuk mengurangi tingkat depresi pada penderita kanker. Guided imagery dimungkinkan bisa menjadi salah satu alternatif penanganan depresi dan gangguan emosional lainnya Simpulan 1. Tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta termasuk dalam kategori sedang. 2. Tingkat kecemasan pasien sesudah menjalani terapi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta termasuk dalam kategori ringan mengalami peningkatan. 3. Ada pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta Saran 1. Bagi Pasien a. Bagi masyarakat diharapkan senantiasa memperhatikan terhadap saran yang disampaikan oleh tenaga kesehatan baik perawat maupun dokter, terutama dalam melakukan terapi guided imagery sehingga tingkat kecemasan mengalami penurunan bagi pasien yang menderita skizofrenia. b. Pasien diharapkan berperan aktif dalam mengurangi pola perilaku yang negatif dalam mengkonsumsi makanan dan menjaga kondisi psikis, sehingga dapat terhindar dari penyakit skizofrenia. 2. Bagi Ilmu keperawatan a. Ilmu keperawatan hendaknya dapat menjadikan terapi bagi pasien skizofrenia khususnya mengenai terapi guided imagery sebagai solusi dalam menurunkan tingkat kecemasan bagi pasien. b. Bagi mahasiswa dan akademi keperawatan diharapkan memberikan bimbingan bagi pasien yang menjalani terapi dengan memberikan saran agar dilakukan terapi guided imagery, sehingga tingkat kecemasan pasien mengalami penurunan. 3. Peneliti selanjutnya Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi kaitannya dengan terapi guided imagery, karena pada kenyataannya dengan terapi guided imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien. DAFTAR PUSTAKA Beebe, S.A., Beebe, S.J., & Redmond M.V., 2009. Interpersonal Communication: Relating to Others (5th ed.). Boston : Pearson Education. Bedford, S. 2012. Formative Peer and Self Feedback asA Catalyst for Change Within Scienece Teaching. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 9 (1), 8092. Bonadies, J. A. 2009. Stress Ulcer Prophylaxis. Chicago: Eastern Association for the Surgery of Trauma. Greenberger, D dan Padesky. A. C. 2009. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka Hawari, D. 2007. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Kalsum, U. dkk. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Wanita dengan Insomnia Usia 20-25 Tahun.Jurnal Makalah Kesehatan FKUB.19 Mei 2014. http://www.google.co.id/#hl=id&g snf=3&pq=pengaruh%20teknik%2 0 relaksasi%20. Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara. p. 1735. Pengaruh Terapi Guided Imagery terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta Maramis W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga. University Press. Nasir, A dan Muhith, A. 2011. Dasardasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medik. Pariman. 2013. Guided Imagery (sebuah Pendekatan Psikosintesis) untuk Penurunan Depresi Pada Penderita Kanker. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang. Patasik, Chandra Kristianto. 2013. Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas dalam dan Guided Imagery terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesare di Irina D Blu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 Pieter, Z.H. Dkk. 2011. Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup. Potter, Patricia A, Perry, Anne G. 2005. Buku Ajaran Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Prektek. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 2014. Rekam Medik RSJD. Surakarta. Sadock B. J., dan Sadock V. A., 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition.Schizophrenia. Lippincott Williams & Wilkins. Hal: 468-497 Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan mental 3, Gangguan-gangguan mental yang sangat berat, simtomatologi, proses diagnosis, dan proses terapi gangguangangguan mental, Yogyakarta: Kanisius Media Group. Snyder, M. dan Lindquist, R. 2002. Complementary/alternative therapies in nursing, (4th ed). New York: Springer Publishing Company. Spielberger. 2007. Audio recorded guided imagery treatment reduces fuctional abdominal pain in children: A pilot study. Pediatrics, 124(5). Watanabe, E. 2006. Differences in relaxation by means of guided imagery in a healthy communitysample. Jakarta: EGC. Widodo A. 2003. Pendidikan Kesehatan Jiwa Pada Keluarga Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa daerah Surakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM. Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa, edisi revisi. Bandung: PT. Refika Aditama. Muhammad Imam Hanafi Hudaya*: Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Arif Widodo, M.Kes**:Dosen FIK UMS Sahuri Teguh, S.Kep., Ns**: Dosen FIK UMS