- Universitas Sebelas Maret

advertisement
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM:
Analisis Metformin sebagai Obat Alternatif Terapi Penghambat Fibrogenesis
pada Infark Miokard Akut
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH :
Fadhila Balqis Nurfitria (G0013087/2013)
Asma Azizah (G0013043/2013)
Riska Larasati (G0014203/2014)
Tuti Ratnasari ( G0014232/2014)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
i
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ........................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Daftar Tabel dan Gambar .................................................................................... iii
Ringkasan ........................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Kegunaan ....................................................................................... 2
1.5 Luaran ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .................................................
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P ...................................................................
8
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Efek metformin terhadap TGF-β1, HSP60, dan HSP70 dalam proses
fibrogenesis ........................................................................................................ 4
iii
RINGKASAN
Analisis Metformin sebagai Obat Alternatif Terapi Penghambat Fibrogenesis
Jaringan pada Infark Miokard Akut
Infark miokard akut (IMA) merupakan penyakit jantung yang mempunyai
mortalitas tinggi dan harus ditangani secara cepat. Penyembuhan IMA dapat
memicu pembentukan jaringan fibrosis yang berlebihan sehingga penyakit
berkembang menjadi gagal jantung. Obat penghambat fibrogenesis yang sering
digunakan adalah captopril tetapi obat ini dapat menurunkan tekanan darah
sehingga dapat mengganggu hemodinamika penderita IMA.
Beberapa studi melaporkan bahwa metformin dapat menghambat fibrogenesis
melalui beberapa jalur, salah satunya jalur TGF-1—Smad3. Namun, saat ini
belum diketahui apakah metformin dapat memengaruhi ekspresi heat shock
proteins (HSPs), yang ekspresinya dapat memengaruhi jalur TGF-1—Smad3
(HSP70) dan penuaan sel miofibroblas jantung (HSP60). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui jalur fibrogenesis yang dapat dihambat oleh
metformin.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan empat
kelompok uji dari kultur sel fibroblas, yang meliputi satu kelompok kontrol dan
tiga kelompok perlakuan dengan metformin dalam dosis yang berbeda (20 mM,
10 mM, dan 5 mM). Selanjutnya sampel diamati secara semikuantitatif dengan
Immunocytochemistry (ICC) staining. Semua data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan uji statistik dan protein network analysis.
Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal untuk mengetahui apakah
metformin dapat menghambat fibrogenesis jantung melalui jalur TGF-1—Smad3
dan penuaan sel miofibroblas.
Kata-kata Kunci: Infark Miokard Akut; Fibrosis; Metformin
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu penyakit jantung emergensi
yang memiliki mortalitas tinggi. Case Fatality Rate (CFR) tertinggi penyakit
jantung terjadi pada infark miokard akut (13,49%), diikuti oleh gagal jantung
(13,42%), dan penyakit jantung lainnya (13,37%) (Departemen Kesehatan,
2009).
Setiap tahun terdapat 32,4 juta kasus IMA dan stroke di dunia (World
Health Organization, 2015). Di Indonesia, kematian akibat penyakit jantung,
hipertensi dan stroke mencapai 31,9%, sedangkan angka kematian akibat
penyakit kardiovaskular di rumah sakit yaitu sekitar 6-12% (Departemen
Kesehatan, 2007).
IMA dapat memicu fibrogenesis jaringan karena sel otot jantung (miokard)
yang mati dapat tergantikan oleh jaringan fibrotik sebagai konsekuensi atas
kematian jaringan (Frangogiannis, 2006; Andrew et al., 2009). Di jaringan
jantung, fibrogenesis diperankan oleh miofibroblas, yang merupakan sel
penghasil matriks ekstrasel. Diferensiasi fibroblas menjadi miofibroblas
diinduksi oleh TGF- melalui jalur kaskade TGF-—Smad3. Bila jaringan
infark sudah dipenuhi oleh matriks ekstrasel, maka akan terjadi supresi
proliferasi fibroblas. Fibroblas akan menua dan mengalami apoptosis (Chen &
Frangogiannis, 2013). Kegagalan apoptosis pada miofibroblas akan memicu
terjadinya penumpukan matriks ekstrasel dengan manifestasi terbentuknya
jaringan parut yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan fungsi
jaringan (Darby, 2014).
Kerusakan jaringan seperti yang terjadi pada IMA akan menginduksi heat
shock protein (HSP). HSP merupakan molekul yang berperan untuk
memperbaiki protein yang terdenaturasi sebagai suatu respons terhadap stres
jaringan (Young, 2010). Pada penyakit kardiovaskular, terjadi peningkatan
HSP60 dan HSP70 (Gonzales-Ramos et al., 2013).
HSP60 diketahui memegang peran dalam apoptosis. Penelitian yang
dilakukan oleh Ghosh et al. tahun 2007 menyebutkan bahwa penghambatan
HSP60 akan menyebabkan perubahan pada kompleks HSP60-p53 sehingga
p53 menjadi stabil dan akan meningkatkan ekspresi Bax yang menginduksi
apoptosis. Bila fibroblas mengalami apoptosis maka fibrogenesis yang terjadi
pada infark miokard dapat diminimalkan.
Beberapa studi menjelaskan bahwa peningkatan ekspresi HSP70 diikuti
oleh penurunan ekspresi TGF-1 dan dapat mencegah fibrogenesis (He et
al.,2015; Tanaka et al., 2010; Yun et al., 2010). Aktivitas penghambatan TGF1 oleh HSP70 melibatkan Smad3. HSP70 akan mencegah fosforilasi Smad3
2
(Yun et al., 2010). Smad3 sendiri merupakan ko-faktor TGF-β yang
menginduksi aktivitas sel fibroblas. (Leask dan Abraham, 2004).
Fibrogenesis di jantung pascainfark sebenarnya merupakan proses alami
dan penting untuk penyembuhan luka infark. Namun, fibrogenesis yang
berlebihan dapat menurunkan kinerja otot jantung untuk memompa darah.
Pada akhirnya jantung tidak akan bekerja optimal dan dapat berkembang
menjadi gagal jantung (Kyne et al., 2000).
Terapi yang saat ini digunakan untuk menghambat fibrogenesis jaringan
pada IMA adalah golongan ACE inhibitor, salah satunya captopril. Namun,
fungsi captopril sebagai penghambat angiotensin converting-enzyme
menyebabkan efek penurunan tekanan darah (Chua, 2011), sehingga dapat
mengganggu hemodinamika penderita IMA. Oleh karena itu, dibutuhkan
penelitian mengenai terapi alternatif yang dapat menghambat proses
fibrogenesis jaringan otot jantung.
Metformin telah diketahui dapat menghambat fibrogenesis pada miokard
melalui jalur TGF-1—Smad3 (Xiao et al, 2010). Belum diketahui apakah
metformin dapat menghambat fibrogenesis melalui interaksinya dengan
HSP70 yang memengaruhi jalur TGF-1—Smad3 maupun melalui jalur
penuaan sel miofibroblas di jantung, yang melibatkan HSP60. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian untuk menjelaskan peran metformin dalam
penghambatan fibrogenesis otot jantung.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah metformin dapat menghambat fibrogenesis jaringan otot jantung
melalui jalur TGF-1, HSP60, dan HSP70?
1.3 Tujuan
Mengevaluasi efek metformin dalam menghambat fibrogenesis melalui
jalur TGF-1 dan senesensi sel.
1.4 Kegunaan
Sebagai dasar untuk pemanfaatan metformin sebagai terapi alternatif IMA
dalam mencegah fibrogenesis.
1.5 Luaran
Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian mengenai
mekanisme metformin dalam menghambat fibrogenesis. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi DIKTI.
Data-data yang terkumpul dari semua penelitian mengenai mekanisme
metformin dalam menghambat fibrogenesis diharapkan dapat dipublikasikan
dalam jurnal internasional terindeks Scopus.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infark Miokard Akut
Infark miokard akut (IMA), yang dikenal sebagai serangan jantung
merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia (Riskesdas,
2007). Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan tahun 2009, Case
Fatality Rate (CFR) tertinggi penyakit jantung terjadi pada infark miokard
akut yaitu sebesar 13,49%.
IMA dapat memicu fibrogenesis jaringan (Frangogiannis, 2006). Jaringan
fibrotik yang terbentuk secara berlebihan akan menggantikan tempat sel otot
jantung sehingga akan mengurangi kapabilitas fungsi pompa jantung (Kyne et
al., 2000).
2.2 Fibrogenesis
Fibrogenesis di jantung merupakan proses alami dan normal yang
diperankan oleh miofibroblas. Miofibroblas adalah sel fibroblas yang
menghasilkan matriks ekstraseluler. Diferensiasi fibroblas menjadi
miofibroblas diinduksi oleh TGF-1 (melalui jalur kaskade TGF-1—Smad3).
Bila jaringan infark sudah dipenuhi oleh matriks, akan terjadi supresi
proliferasi fibroblas sehingga fibroblas akan menua dan mengalami apoptosis
(Chen & Frangogiannis, 2013). Kegagalan apoptosis pada miofibroblas akan
memicu terjadinya penumpukan matriks ekstraseluler dengan manifestasi
terbentuknya jaringan parut yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan
fungsi jaringan (Darby, 2014).
Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan peran HSP70 terhadap
fibrosis. Obat-obat seperti Geranylgeranylacetone dan Geldanamycin terbukti
dapat meningkatkan ekspresi dari HSP70. Peningkatan ekspresi HSP70 akan
diikuti dengan penurunan aktivitas TGF-β yang merupakan mediator dari
fibrosis. Pada penelitian-penelitian ini, peningkatan ekspresi HSP70 yang
diikuti oleh penurunan ekspresi TGF-1 mencegah pembetukan fibrosis pada
hati dan paru (He et al.,2015; Tanaka et al., 2010; Yun et al., 2010). Aktivitas
penghambatan TGF-1 oleh HSP70 diketahui melibatkan Smad3 (Yun et al.,
2010). Smad3 sendiri merupakan ko-faktor TGF-β yang menginduksi
aktivitas sel fibroblas. (Leask dan Abraham, 2004)
Selain menggunakan inhibisi kaskade TGF-β1—Smad3, fibrogenesis dapat
dihambat melalui proses penuaan sel (Jun et al, 2010). Penuaan sel akan
menurunkan fibrogenesis pada jantung setelah infark miokard melalui
penghambatan produksi kolagen (Zhu et al., 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Ghosh et al. tahun 2008 menyebutkan
bahwa penghambatan HSP60 akan menyebabkan perubahan pada kompleks
HSP60-p53, p53 menjadi stabil dan akan meningkatkan ekspresi Bax yang
4
menginduksi apoptosis. Bila fibroblas mengalami apoptosis
fibrogenesis yang terjadi pada infark miokard dapat diminimalisasi.
maka
2.3 Metformin
Metformin telah diketahui dapat menghambat fibrogenesis sel-sel otot
jantung pascainfark melalui aktivasi AMP-activated protein kinase (AMPK)
(Soraya et al., 2014; Soraya et al., 2012). AMPK merupakan molekul yang
berperan penting dalam mengatur berbagai proses biokimiawi seluler (Paneni
et al., 2015), serta menghambat perpindahan netrofil ke jaringan sehingga
menekan reaksi inflamasi dan kematian sel. (Soraya et al., 2015). Efek
metformin terhadap TGF-β1, HSP60, dan HSP70 ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 2. 1. Efek metformin, HSP60, dan HSP70 dalam proses fibrogenesis. A)
Penurunan produksi HSP60 dapat menurunkan terbentuknya kompleks p53HSP60, menyebabkan peningkatan stabilitas p53 dan terjadinya penuaan dan
apoptosis. Tanda panah putus-putus menunjukkan kemungkinan pengaruh
metformin terhadap produksi HSP60. B) Metformin menurunkan produksi TGFβ1, menghambat translokasi nuklear dan aktivitas transkripsi Smad3, serta
meghambat fosforilasi Smad3 (Xiao et al., 2010) sedangkan HSP70 meningkatkan
produksi TGF-β1 (M. Gonzàles-Ramos et al., 2012). Tanda panah putus-putus
menunjukkan kemungkinan pengaruh metformin terhadap produksi HSP70.
5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental biomedik dengan
pendekatan post-test only control group design.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Laboratorium Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta selama 4 bulan.
3.3. Subyek Penelitian
Sel fibroblas yang diisolasi dari jaringan jantung tikus dewasa.
3.4. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
b. Variabel Terikat
1) Ekspresi TGF-β1
2) Ekspresi HSP70
3) Ekspresi HSP60
: Konsentrasi Metformin
:
3.5. Rancangan Penelitian
Kultur fibroblas
Seeding 24-well plate
Kontrol (-):
Fibroblas + tanpa
perlakuan
Kelompok I:
Fibroblas +
metformin 20 mM
Kelompok II:
Fibroblas +
metformin 10 mM
Inkubasi 48 jam
Pengecatan Imunositokimia ekspresi
TGF-β, HSP60, dan HSP70
Penghitungan ekspresi protein secara semikuantitatif dan
penghitungan rerata antarkelompok
Analisis data SPSS dan protein network analysis
Kelompok III:
Fibroblas +
metformin 5 mM
6
3. 6. Cara Kerja
Metformin didapatkan dari Sigma Aldrich. Konsentrasi metformin yang
berbeda untuk tiap kelompok perlakuan, semuanya berada di bawah
Inhibitory Concentration (IC)50 yang ditentukan setelah uji sitotoksisitas (20
mM, 10 mM, dan 5 mM).
a.
Kultur dan Uji Sitotoksisitas
Fibroblas diresuspensi dalam 10 ml media kultur yang telah
dihangatkan 37oC dan dipindahkan ke dalam flask T-75. Setelah itu,
dilakukan uji sitotoksisitas dengan metode MTT. Jumlah panenan
fibroblas yang ditransfer pada 96-well plate serta jumlah panenan
fibroblas yang dibutuhkan dihitung, lalu dipindahkan ke conical tube
dan ditambah media kultur lengkap hingga tercapai volume total.
Fibroblas ditransfer ke masing-masing sumur sebanyak 100 µl, dilihat
distribusinya menggunakan mikroskop, lalu diinkubasi selama semalam
agar sel pulih atau kembali menempel ke dasar sumuran setelah panen.
Kemudian, seri konsentrasi metformin dimasukkan ke dalam sumuran
(triplo) dan diinkubasi dengan durasi yang tergantung pada efek
perlakuan terhadap sel. Jika dalam 24 jam belum terlihat efek maka
inkubasi lagi selama 24 jam.
Reagen MTT ditambahkan ke sumuran termasuk pada kontrol
media (sumuran kosong). Inkubasi selama 2-4 jam sampai terbentuk
formazan. Stoppersodium Dodecyl Sulfate (SDS) 10% ditambahkan
dalam 0.1 N HCL saat pembentukan formazan telah jelas terlihat. Plate
dibungkus dengan kertas atau alumunium foil dan diinkubasi
semalaman pada suhu ruang di tempat gelap, lalu absorbansinya dibaca
dengan ELISA pada panjang gelombang λ=550-600 nm. Perhitungan
persentase sel hidup dan harga IC50 dilakukan dengan software
Microsoft Excel atau SPSS.
b. Perlakuan fibroblas dengan pemberian metformin
Pengukuran ekspresi TGF-β, HSP60, dan HSP70 dilakukan dengan
menggunakan 24-well plate. Tiga kelompok perlakuan dan satu
kelompok kontrol masing-masing diberikan tiga sumuran. Sebelum
penanaman dilakukan, di dasar masing-masing sumuran diberi cover
slip lalu setiap sumuran diisi suspensi sel 1 ml dan diinkubasi selama
satu malam agar sel melekat pada dasar sumuran setelah panen. Tiga
kelompok perlakuan diberikan metformin dalam konsentrasi yang
berbeda (20 mM, 10 mM, dan 5 mM). Masing-masing 24-well plate
kemudian diinkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam pada suhu 370
C dan 5% CO2.
7
c.
Immunocytochemistry (ICC) staining
Setelah diinkubasi, 24-well plate dibilas dengan PBS dan cover slip
dipindahkan ke 24-well plate yang bersih dan diberi label. Metanol
dingin, hidrogen peroksidase, prediluted blocking serum, antibodi
primer (anti-TGF-β, anti-HSP60, dan anti-HSP70), antibodi sekunder,
reagen kompleks streptavidin-enzim peroksidase, larutan kromogen
3,3’-diaminobenzidine (DAB), serta counterstain Mayehaematoxylin
ditambahkan secara berurutan, dengan diselingi pembilasan dan
inkubasi di setiap tahapannya. Cover slip diangkat dan dicelupkan ke
xylol dan alkohol secara berurutan lalu diletakkan pada kaca objek
untuk diobservasi dengan mikroskop cahaya.
Skor sitologis dilakukan lewat pemeriksaan imunositokimia
dengan pewarnaan metode streptavidin-biotin pada sel kultur fibroblas
yang dapat dilihat pada mikroskop cahaya pembesaran 400 kali. Dipilih
lapang pandang yang paling banyak sel positif dengan pembesaran
400X, selanjutnya dihitung jumlah sel positif pada 5 (lima) lapang
pandang searah jarum jam. Selanjutnya di lakukan pernghitung skor
sitologis dan dibandingkan antara kontrol dan perlakuan.
3. 7. Analisis Data
a. Uji Statistik
Data yang diperoleh dari pengecatan imunositokimia akan diuji
menggunakan uji statistik one-way analysis of variant (ANOVA),
karena pada penelitan menggunakan lebih dari dua kelompok yang
berguna untuk menguji beda antarkelompok uji. Syarat untuk uji
ANOVA yaitu data dipilih secara acak (random), terdistribusi normal
dan variannya homogen. Jika tidak memenuhi syarat untuk uji
ANOVA, dilakukan transformasi data. Apabila tetap tidak memenuhi
syarat, maka digunakan metode statistik nonparametrik yaitu uji
Kruskal Wallis. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 21.0 for
Windows dan p < 0.05 dipilih sebagai tingkat minimal signifikansinya.
b. Protein Netrowk Analysis
Temuan protein dari ICC dianalisis lebih lanjut dengan protein
network analysis. Protein dianalisis dengan menggunakan molecular
docking Hex (Macindoe et al. 2010) dilanjutkan dengan molecular
dynamic simulation menggunakan NAMD (Phillips et al. 2005) dan
visualisasi menggunakan Chimera (Pettersen et al. 2004).
8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran
Jumlah
Peralatan penunjang
- Kultur dasar
12 sampel
1
- Cover slip
36 buah
- Sewa laboratorium
2
Bahan habis pakai
- Metformin
10 mg
- Immunocytochemical (ICC) staining 36 sampel
Transportasi
-Perjalanan Solo-Yogyakarta 6 kali PP
3
-Publikasi dan administrasi Jurnal Nasional
terakreditasi DIKTI
-Cetak laporan
Jumlah
4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan/
Minggu
Perijinan laboratorium
Persiapan Kultur Sel
Pembuatan sel kultur
Perlakuan Sel Kultur
Pencatatan data ICC
Pengumpulan
data
dan
analisis protein network
Penyusunan laporan akhir
Monev PKM
Penyusunan naskah publikasi
Publikasi jurnal nasional
terakreditasi DIKTI
Bulan ke-1
1
2
3
4
Bulan ke-2
1
2
3
4
Biaya (Rp.)
2.400.000
900.000
600.000
2.000.000
5.400.000
300.000
800.000
75.000
12.475.000
Bulan ke-3
1
2
3
4
Bulan ke-4
1
2
3
4
9
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, J. Boyle, Allan S. Jaffe., 2009. Acute Myocardial Infarction. In:
CURRENT Diagnosis & Treatment Cardiology Third Edition. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc. 51-72.
Chen, W. & Frangogiannis, N.G., 2013. Biochimica et Biophysica Acta
Fibroblass in post-infarction inflammation and cardiac repair. BBA Molecular Cell Research, 1833(4), pp.945–53.
Darby, IA et al., 2014. Fibroblas and miofibroblass in wound healing. Clinical,
Cosmetic and Investigational Dermatology. 2014(7), pp. 301-11
Departemen Kesehatan RI. 2009. Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular. Jakarta: EGC
Frangogiannis NG (2006) Targeting the inflammatory response in healing
myocardial
infarcts.
Curr
Med
Chem
13:
1877-1893.
doi:10.2174/092986706777585086. PubMed:16842199.
González-Ramos et al., (2013). HSP70 increases extracellular matrix production
by human vascular smooth muscle through TGF-1 up-regulation. The
International Journal of Biochemistry & Cell Biology. 45, pp. 232–42.
He W, Zhuang Y, Wang L, Qi L, Chen B, Wang M, et al. (2015).
Geranylgeranylacetone attenuates hepatic fibrosis by increasing the
expression of heat shock protein 70. Mol Med Rep. 12: 4895-4900
Kyne, L., et al., Neutrophilia and Congestive Heart Failure after Acute
Myocardial Infarction. Am Heart J, 2000. 139(1): p. 94-100.
Leask A dan Abraham DJ (2004). TGF-beta signaling and the fibrotic response.
FASEB J.18(7):816-27.
Macindoe, G. et al., 2010. HexServer: an FFT-based protein docking server
powered by graphics processors. Nucleic acids research, 38(Web Server
issue), pp.W445–9.
Paneni, F., Constantino, S., & Cosentino, F., 2015. Metformin and left ventricular
remodeling after acute myocardial infarction: molecular mechanisms and
clinical implications. G Ital Cardiol, 16(4), pp.225-31
Pettersen, E.F. et al., 2004. UCSF Chimera--a visualization system for exploratory
research and analysis. Journal of computational chemistry, 25(13), pp.1605–
12.
Phillips, J.C. et al., 2005. Scalable molecular dynamics with NAMD. Journal of
computational chemistry, 26(16), pp.1781–802.
Soraya, H. et al., 2012. Short-term treatment with metformin suppresses toll like
receptors (TLRs) activity in isoproterenol-inducedmyocardial infarction in rat:
are AMPK and TLRs connected? Int Immunopharmacol, 14(4), pp.785-91
10
Soraya, H. et al., 2015. Metformin attenuates myocardial remodeling and
neutrophil recruitment after myocardial infarction in rat. Bioimpacts, 5(1),
pp.3–8.
Soraya., H. et al., 2014. Chronic treatment with metformin suppresses toll-like
receptor 4 signaling and attenuates left ventricular dysfunction
following myocardial infarction. Eur J Pharmacol, 737, pp.77-84.
Tanaka K, Tanaka Y, Namba T, Azuma A, dan Mizushima T (2010). Heat shock
protein 70 protects against bleomycin-induced pulmonary fibrosis in mice.
Biochem Pharmacol. 80(6):920-31.
World Health Organization. (2015). Prevention of Recurrences of Myocardial
Infarction
and
Stroke
Study.
[www.who.int/cardiovascular_diseases/priorities/secondary_prevention/countr
y/en/index1.html] (diakses September 2015)
Xiao, Han et al. (2010). Metformin attenuates cardiac fibrosis by inhibiting the
TGF-1—Smad3 signalling pathway. Cardiovas Res. 87(3), pp. 504-13.
Young JC (2010). Mechanisms of the HSP70 chaperone system. Biochemistry and
Cell Biology. 88(2), pp. 291–300.
Yun CH, Yoon SY, Nguyen TT, Cho HY, Kim TH, Kim ST, et al. (2010).
Geldanamycin inhibits TGF-beta signaling through induction of HSP70. Arch
Biochem Biophys. 495(1):8-13.
Zhu F, Li Y, Zhang J, Piao C, Liu T, Li H-H, et al. (2013) Senescent Cardiac
Fibroblas Is Critical for Cardiac Fibrosis after Myocardial Infarction. PLoS
ONE. 8(9): e74535.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
Material
Kultur Dasar
Coverslip
Biaya sewa
laboratorium
Justifikasi
Pemakaian
Pembuatan
Pembuatan
Peminjaman
Kuantitas
12 sampel
36 sampel
1 buah
Harga
Satuan (Rp)
200.000
25.000
600.000
SUB TOTAL (Rp)
Keterangan
2.400.000,00
900.000,00
600.000,00
3.900.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Material
Metformin
ICC staining
Justifikasi
Kuantitas
Pemakaian
Beli
10 mg
Pengecatan
36 sampel
SUB TOTAL (Rp)
Harga
Satuan (Rp)
2.000.000
150.000
Keterangan
2.000.000
5.400.000,00
7.400.000,00
3. Perjalanan
Material
Perjalanan ke
Solo-Yogya 6
kali PP
Justifikasi
Pemakaian
Tiket kereta 4
orang
Kuantitas
6 kali
Harga
Satuan (Rp)
50.000
SUB TOTAL (Rp)
Keterangan
300.000
300.000,00
4. Lain-lain
Material
Justifikasi
Pemakaian
Biaya
administrasi
Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
800.000
1 kali
Publikasi di
Jurnal
Nasional
terakreditasi
DIKTI
Cetak laporan Cetak dan
6 kali
12.500,00
Jilid
SUB TOTAL (Rp)
TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.)
Keterangan
800.000,00
75.000,00
875.000,00
12.475.000,00
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama /NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
1
Fadhila
Balqis
G0013087
Kedokteran
Penelitian
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
10 jam
2
Asma Azizah
G0013043
Kedokteran
Penelitian
10 jam
3
Riska
Larasati
G0014203
Kedokteran
Penelitian
10 jam
4
Tuti
Ratnasari
G0014232
Kedokteran
Penelitian
10 jam
Uraian Tugas
Pembuatan sel kultur,
pengamatan preparat,
penyusunan laporan
akhir, monev dan
publikasi jurnal.
Perlakuan sel kultur,
pengecatan preparat,
penyusunan laporan
akhir, monev dan
publikasi jurnal.
Perijinan
laboratorium,
pengumpulan data,
penyusunan laporan
akhir, monev dan
publikasi jurnal.
Persiapan kultur sel,
analisis dan
kesimpulan data,
penyusunan laporan
akhir, monev dan
publikasi jurnal.
Download