BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Iswari, 2007). Kosmetik sudah dikenal sejak zaman dahulu kala, di Mesir 3000 tahun sebelum masehi telah digunakan sebagai bahan alami untuk kosmetik, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Pengetahuan kosmetik tersebut kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur komunikasi yang terjadi dalam kegiatan perdagangan, agama, budaya politik dan militer. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda. Kosmetik dewasa ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi hampir seluruh wanita dan sebagian pria (Wasitaatmadja, 1997). Sabun mandi merupakan salah satu jenis sedian kosmetik, terdiri atas sabun mandi lunak dan padat dimana yang sangat akrab dalam kehidupan seharihari. Umumnya sebagian besar masyarakat menggunakan sabun mandi padat untuk membersihkan badan. Hal ini karena sabun mandi padat harganya relatif lebih murah, namun memiliki kelemahan dari sisi keamanan jika dipakai bersama dan sulit untuk dibawa kemana-mana. Tetapi untuk pemakaian pribadi di rumah, sabun mandi padat sangat tepat untuk digunakan (iswari, 2007). Sabun lunak adalah sabun yang Universitas Sumatera Utara mengandung ion kalium karena dalam proses pembuatannya, basa yang digunakan adalah kaliumhidroksida (kaustik potas). Sabun jenis ini disebut sabun lunak karena kalium hidroksida memiliki sifat pemutih (bleaching) yang lebih lunak dari pada natrium hidroksida yang digunakan pada sabun keras. Contoh sabun lunak adalah semua produk sabun mandi, sampo dan pasta gigi (Iswari, 2007). Menurut SNI 06-3532-1994 sabun mandi adalah senyawa natrium dengan asam lemak yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, berbusa, dengan penambahan lain serta tidak menyebabkan iritasi kulit. Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak dan telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci, banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80-100°C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi ( Hangga, 2010). Alkali dapat merusak kulit dari pada menghilangkan bahan berminyak dari kulit, walaupun dalam penggunaan sabun dengan air akan terjadi proses hidrolisis sehingga untuk mendapatkan sabun yang baik maka diukur sifat alkalisnya yakni pH 5,8-10,5. Pada kulit yang normal kemungkinan pengaruh alkalis lebih banyak, pH kulit normal antara 3-6 tetapi bila dicuci dengan sabun pH menjadi 9, walaupun kulit cepat bertukar kembali menjadi normal mungkin ini tidak diinginkan pada penyakit kulit tertentu (Hangga, 2010). Lemak ataupun minyak dihidrolisis, akan terbentuk gliserol dan asam lemak yang dengan adanya NaOH akan terbentuk sabun, yang merupakan garam Universitas Sumatera Utara Na dan K dari asam lemak. Sabun Na dan K larut dalam air, sedangkan Ca dan Mg tidak larut. Sabun Na (sabun keras) digunakan untuk mencuci dan sabun K (sabun lunak) digunakan untuk sabun mandi (Zulbadar, 2008). Jumlah asam lemak yang baik pada sabun memiliki total asam lemak dengan nilai lebih besar dari 70% artinya bahan-bahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi (bahan aditif) dalam pembuatan sabun sebaiknya kurang dari 30% (William and Schmidt, 2002). Sabun mandi mempunyai kadar asam lemak yang tinggi dan dapat mengakibakan alergi pada kulit seperti gatal-gatal, kulit memerah ataupun iritasi pada kulit konsumen sehingga produk tersebut tidak layak untuk digunakan. Tugas akhir ini berjudul “Pemisahan asam lemak pada sabun mandi dan penetapan kadarnya secara gravimetri”. Adapun pengujian dilakukan selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan. 1.2 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah pemisahan asam lemak pada sabun mandi dan penetapan kadarnya, untuk mengetahui apakah kadar asam lemak pada sabun memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). 1.3 Manfaat Manfaat yang digunakan diperoleh dari pemisahan asam lemak pada sabun mandi dan penetapan kadarnya adalah agar dapat mengetahui bahwa produk kosmetik Universitas Sumatera Utara yang beredar dipasaran memenuhi persyaratan kadar asam lemak sehingga produk tersebut layak untuk dipakai. Universitas Sumatera Utara