1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagian Hubungan Masyarakat atau disingkat dengan Humas atau Public Relations sangat dibutuhkan hampir di semua bentuk organisasi atau lembaga, bersifat komersial maupun tidak komersial dari perusahaan atau industri, organisasi profesi, institusi pendidikan, organisasi sosial budaya sampai pemerintahan Secara garis besar peran humas adalah komunikator sebuah organisasi / lembaga / perusahaan. Selain itu humas juga merupakan salah satu ujung tombak dari organisasi / lembaga / perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program organisasi / lembaga / perusahaan kepada publik. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, melalui komunikasi manusia dapat mengetahui berbagai macam informasi. Informasi tersebut yang menjadikan manusia dari tidak tahu menjadi tahu serta dapat mengerti dan memahami pesan yang telah disampaikan oleh pihak lain sehingga dapat menghasilkan feedback atau timbal balik yakni dengan adanya sebuah interaksi. Komunikasi merupakan sebuah kunci keberhasilan di dalam hubungan bermasyarakat, guna mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada publik 1 2 baik internal maupun eksternal sehingga harus adanya interaksi dan kesepahaman. BPS RI sangat menyadari besarnya peranan komunikasi dalam menjalankan Program Sensus yang diselenggarakannya sesuai dengan yang diamatkan oleh Pemerintah melalui Undang-Undang tentang Statistik. Maka BPS RI memberikan tanggung jawab kepada bagian Humas BPS RI untuk menjalankan strategi khusus dalam menyebarkan informasi terkait program Sensus Pertanian yang akan diselenggarakan pelaksanaannya pada tanggal 1 s.d 31 Mei 2013 di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 2013 merupakan penyelenggaraan Sensus Pertanian keenam kalinya yang dilakukan oleh BPS RI, sebelumnya pertama kali telah diselenggarakan pada tahun 1963 kemudian tahun 1973,1983,1993 dan 2003. Program tersebut dijalankan oleh BPS RI dengan sik lus waktu 10 tahun sekali atau pada tahun berakhiran angka “3”. Berdasarkan pengalaman tersebut dalam menyelenggarakan sensus sebelumnya, cangkupan wilayah sensus pertanian masih dibatasi, misalnya: 1. Pada tahun 1963, cangkupan wilayah adalah daerah pedesaan saja ya ng ada di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia kecuali Irian Jaya (Papua), 3 2. Pada tahun 1973, cangkupan wilayah ditambah ke perkotaan sehingga tidak hanya pedesaan tetapi tetap tidak termasuk Irian Jaya (Papua), 3. Pada tahun 1983, cangkupan wilayah daerah pedesaan dan perkotaan meliputi semua kegiatan di sektor pertanian kecuali kehutanan dan perburuan di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, 4. Pada tahun 1993, cangkupan wilayah hanya dilakukan di Kabupaten daerah pedesaan saja dengan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian saja, 5. Pada tahun 2003, pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah pedesaan dan perkotaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian, Kemudian pada tahun 2013, cangkupan pelaksanaan ST2013 lebih luas dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tanpa adanya pengecualian. Sehingga penggunaan media publikasi tidak boleh dibatasi seperti penyelenggaraan sebelumnya tetapi harus menggunakan media publikasi dengan berbagai macam media. Melihat dari hasil evaluasi yang telah didapatkan dari tahun-tahun pelaksanaan sebelumnya maka Humas BPS RI merasa masih belum maksimal dan efektif dalam melaksanakan penyebaran informasi serta pesan terkait Sensus Pertanian. Masih banyak masyarakat yang masih belum mengetahui maksud, tujuan dan manfaat Program Sensus Pertanian yang 4 diselenggarakan oleh BPS RI. Serta banyaknya persepsi masyarakat yang bernada negatif tentang Program tersebut. Misalnya: penyelenggaraan ST yang dikaitkan kepemilikannya dengan diketahui pembayaran oleh biaya pemerintah, retribusi adanya jika aset kekhawatiran masyarakat akan dikenakan biaya macam-macam oleh Petugas Cacah Lapangan BPS dan hal lain sebagainya. Sehingga pada pelaksanaan ST2013, Humas BPS RI merasa sangat penting untuk mempersiapkan dan menjalankan strategi humas guna mengkomunikasikan maksud, tujuan dan maanfaat ST2013 melalui sosialisasi kepada seluruh khalayak luas khususnya kepada Kementerian dan Lembaga terkait. Hal tersebut dimaksudkan supaya lembaga dan kementerian tersebut mempunyai kesadaran dan berperan aktif untuk menjadi “agen of champaign” dalam mensukseskan pelaksanaan Program ST2013 yang pada akhirnya informasi terkait ST2013 akan sampai kepada target sasaran pendataan. Adapun target sasaran pendataan Program ST2013 adalah seluruh usaha Pertanian di 6 subsektor tanaman pangan, holtikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat), perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, baik pada rumah tangga, perusahaan, pesantren, lembaga pemasyarakatan, barak militer dan kelompok. Target sasaran harus mengetahui bahwa penyelenggaraan ST2013 tidak untuk memberatkan beban petani dan tidak ada kaitannya dengan pungutan pajak kekayaan atau kepemilikan, namun ST2013 dimaksudkan 5 agar diperoleh potret petani Indonesia yang akurat sehingga pemerintah dapat merumuskan kebijakan dalam sektor pertanian yang tepat sasaran sehingga dapat terwujud kesejahteraan petani yang lebih baik ke depannya. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah: "Bagaimana Strategi Humas Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI) Dalam Mensosialisasikan Program Sensus Pertanian 2013 (ST2013) Kepada Kementerian Dan Lembaga Terkait?”. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penyusunan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi humas BPS RI dalam mensosialisasikan program ST2013 kepada Kementerian dan Lembaga terkait. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dapat memberikan sumbangan ilmu tentang ilmu komunikasi, komunikasi pemerintahan dan komunikasi publik yang berkaitan dengan sosialisasi. 6 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan Humas BPS RI dalam menjalankan fungsi kehumasan dan menjalankan strategi komunikasi yang baik dalam program kehumasan yang sedang dijalankan atau akan dicanangkan ke depannya sehingga dapat berjalan dengan baik dan sukses sesuai dengan harapan.