8 ISOLASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI KULIT BATANG TUMBUHAN BINJAI (Mangifera caesia) Isolation of Antioxidant Compound from the Bark of Binjai (Mangifera caesia) Kholifatu Rosyidah,* Siska, Maria Dewi Astuti Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani Km 35,8 Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan e-mail : [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan isolasi senyawa antioksidan dari kulit batang tumbuhan binjai (M. caesia). Aktivitas antioksidan senyawa hasil isolasi memiliki nilai IC50 sebesar 202,0 ppm yang lebih kecil dibandingkan dengan IC50 vitamin C sebesar 3,7 ppm. Kata kunci: binjai, M.caesia, senyawa antioksidan, isolasi ABSTRACT In this study, we have successfully isolated an antioxidant compound from the bark of M. caesia. The antioxidant activity of the isolated compounds have IC50 values of 202.0 ppm, smaller than the IC50 of vitamin C , which is 3.7 ppm. Keyword: binjai, M. caesia, antioxidant, isolation PENDAHULUAN Dari wilayah-wilayah ini, binjai dibawa dan Salah satu spesies Mangifera yang dibudidayakan orang di Bali, Filipina dan endemik di Kalimantan Selatan dan belum Thailand, serta sebagian di pernah diteliti kandungan kimianya adalah (Kostermans and Bompard, 1993). Jawa M. caesia (binjai). Binjai adalah pohon Tumbuhan dari genus Mangifera yang sejenis mangga dengan bau harum yang sudah banyak diteliti kandungan kimianya menusuk dan rasa yang asam manis. Di adalah M. indica L (mangga). Rivera, et dalam binjai terdapat kandungan kira-kira al., (2008) menyebutkan bahwa senyawa 65% dari keseluruhan buah binjai dapat yang diekstraksi dari batang mangga dimakan. Binjai menyebar secara alami di terdiri dari polifenol, triterpen, flavonoid, Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung fitosterol, Malaya, lainnya yang dapat berfungsi sebagai sebagian pakar meyakini Kalimantan adalah lokasi asal-usulnya. Isolasi Senyawa Antioksidan…(Kholifatu R. dkk) antiviral, serta elemen-elemen antitumor, antidiabetes, kecil dan 9 antioksidan. Mangga juga mengandung (dipantau dengan KLT). Salah satu fraksi komponen senyawa polifenolat seperti dipisahkan lebih lanjut sehingga diperoleh mangiferin dari turunan senyawa santon, fraksi dengan noda tunggal. Uji kemurnian katekin dan epikatekin. Menurut Depkes komponen (2007) biji, daun dan batang mangga dengan kromatografi lapis tipis sampai mengandung flavonoid, sedangkan daun, tampak satu noda dan kulit batang mengandung saponin eluen. Apabila kromatogram menunjukan serta biji dan kulit batangnya mengandung satu noda pada plat dengan berbagai tanin. Metode isolasi tumbuhan binjai eluen maka dapat dikatakan murni. meliputi ekstraksi, dengan berbagai partisi, teknik sehingga diperoleh Senyawa hasil kromatografi murni. dilakukan uji dilakukan pada minimal tiga Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Uji Pendahuluan : Senyawa hasil isolasi ditotolkan di atas aktivitas antioksidan. plat fraksinasi KLT, kemudian kromatogram dikeringkan dan disemprot dengan larutan PROSEDUR PENELITIAN Ekstraksi, pemisahan fraksinasi senyawa isolasi hasil dan isolasi DPPH 1 mM dalam metanol. Setelah 30 menit senyawa kromatogram diamati, dimana Serbuk kasar kulit batang binjai (900 g) senyawa yang aktif sebagai antioksidan dimaserasi menggunakan pelarut metanol menunjukkan noda kuning dengan latar (3 x 24 jam). Ekstrak metanol dipekatkan ungu (Chaca, 2003; Conforti, 2002). dengan bertekanan rotary vacum rendah hingga evaporator diperoleh ekstrak padat. Ekstrak padat dilakukan partisi dengan dua campuran pelarut yaitu Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (λmaks) DPPH: Sebanyak 9 ml metanol p.a. Sehingga ditambahkan ke dalam 1 ml larutan DPPH fraksi n- 1 mM, dikocok dengan kuat dan disimpan heksana, fraksi metanol (MeOH), dan dalam ruang gelap selama 30 menit, fraksi saponin. Fraksi padat MeOH hasil kemudian partisi difraksinasi dengan metode KVC menggunakan spektrofotometer UV-Vis. dengan eluen n-heksana yang ditingkatkan Absorbans kepolarannya dengan etil asetat, sehingga panjang dihasilkan panjang gelombang maksimum (λmaks). metanol dan diperoleh tiga n-heksana. fraksi, beberapa yaitu fraksi gabungan diukur yang paling gelombangnya Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 2011), 8 - 14 absorbansnya besar, dan dilihat dijadikan 10 Penentuan Nilai IC50: pada grafik hubungan antara konsentrasi Senyawa hasil isolasi dilarutkan ke larutan uji dan daya antioksidan, kemudian dalam metanol p.a. sehingga diperoleh dibandingkan dengan nilai IC50 larutan beberapa variasi konsentrasi. Sebanyak 9 standar vitamin C yang dihitung dari ml interpolasi pada grafik hubungan antara larutan senyawa hasil isolasi ditambahkan ke dalam 1 ml larutan DPPH konsentrasi vitamin C 1 mM, dikocok dengan kuat dan disimpan antioksidan. Nilai IC50 dalam ruang gelap selama 30 menit, konsentrasi penghambatan 50% terhadap kemudian diukur radikal bebas DPPH dari senyawa murni menggunakan spektrofotometer absorbansnya dan daya merupakan UV-Vis hasil isolasi. Besarnya daya antioksidan (Vankar, 2006; Molyneux, 2004; Han, dihitung dengan rumus pada persamaan 1. 2004). Nilai IC50 dihitung dari interpolasi …………(1) HASIL DAN PEMBAHASAN untuk partisi pada penelitian ini adalah Sebanyak 900 gram serbuk kasar kulit batang binjai dimaserasi dengan metanol dan n-heksana. Partisi 1,8 L memberikan hasil berupa 3 lapisan yaitu metanol selama 24 jam, kemudian ekstrak lapisan atas berupa fraksi n-heksana, yang diperoleh disaring dan dipisahkan lapisan tengah berupa fraksi metanol, dan dari fraksi endapannya (filtrat I). Maserasi bawah berupa padatan. Fraksi dilakukan sebanyak 3 kali. Filtrat yang metanol dipisahkan dari fraksi n-heksana diperoleh digabungkan dan dipekatkan dan fraksi padat, kemudian dipekatkan dengan rotary vacum evaporator hingga dengan rotary vacum evaporator hingga diperoleh 148,18 gram ekstrak metanol diperoleh fraksi metanol kering sebesar kering yang berwarna coklat tua. 15,6031 gram. Ekstrak metanol kering yang diperoleh Berdasarkan KLT 300 ml metanol, kemudian dimasukkan ke menghasilkan pemisahan yang terbaik dalam corong pisah 500 ml. Selanjutnya adalah n-heksana dengan etil asetat (1:9). dipartisi dengan pelarut yang berbeda Selanjutnya kepolarannya. dengan cara KVC. Semua fraksi metanol Isolasi Senyawa Antioksidan…(Kholifatu R. dkk) fraksi bahwa kromatogram dari hasil evaporasi dilarutkan ke dalam Pelarut yang digunakan diketahui pola eluen metanol yang dipisahkan 11 dibuat impreg dengan dilarutkan ke dalam n-heksana, kemudian diteteskan ke dalam 15 ml metanol, kemudian diteteskan ke 2 gram silika gel 60 diaduk sampai dalam 30 gram silika gel 60 diaduk sampai homogen dan kering. Impreg dimasukkan homogen dan kering. Impreg dimasukkan ke dalam kolom KVC berdiameter 2 cm ke dalam kolom KVC dengan diameter kemudian diratakan. Elusi diawali dengan kolom = 7 cm, tinggi silika = 5,5 cm, dan pelarut berat kemudian sebanyak 20 ml kemudian dihisap dengan diratakan. Elusi diawali dengan pelarut non pompa vakum. Elusi dilanjutkan dengan polar yaitu n-heksana sebanyak 50 ml kombinasi pelarut kemudian dihisap dengan pompa vakum. meningkat yaitu Elusi dengan silika = 100 dilanjutkan gram, dengan polaritas non polar yaitu n-heksana dengan polaritas campuran MTC, MTC, n-heksana campuran MTC meningkat mulai dari campuran n-heksana dengan etil asetat, etil asetat, campuran dengan etil asetat, kemudian etil asetat. etil asetat dengan metanol, dan metanol, Masing-masing ke sehingga diperoleh 35 fraksi. Semua fraksi kolom secara perlahan-lahan, diamati dengan KLT dan berdasarkan dalam eluen dimasukkan kemudian dihisap dengan pompa vakum. kromatogram Fraksi-fraksi yang menunjukkan noda tunggal. Vial 16-19 dihasilkan kemudian KLT, vial ditampung dalam vial sehingga diperoleh digabung 55 fraksi. Semua fraksi hasil pemisahan kemurnian dengan menggunakan KLT dengan cara KVC dipantau dengan KLT dengan tiga sistem eluen yang berbeda, menggunakan yaitu asetat (3:7). eluen n-heksana Penggabungan : etil fraksi selanjutnya 16-19 MTC : dilakukan n-heksana heksana:etilasetat (7:3), (7:3) uji ndan didasarkan pada pola noda yang sama MTC:kloroform (3:7). Berdasarkan pola pada kromatogram dan diperoleh 4 fraksi kromatogram, (A,B,C,D). menunjukkan Fraksi A memiliki massa fraksi noda tunggal, dapat massa 0,0687 gram, fraksi C memiliki merupakan senyawa murni. massa 1,4500 gram dan fraksi D sebanyak fraksi gabungan 16-19 ini disebut sebagai massa 0,1915 gram. senyawa hasil isolasi dengan massa 49,1 sederhana, sehingga fraksi sehingga sebesar 0,4870 gram, fraksi B memiliki Fraksi A terlihat memiliki pola yang dikatakan gabungan gabungan pemisahan dengan KVC. Fraksi A dibuat Selanjutnya mg, berupa padatan berwarna kuning. dilanjutkan Uji Aktivitas Antioksidan impreg dengan cara dilarutkan dalam 2 ml Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 2011), 8 - 14 ini 12 Uji pendahuluan digunakan untuk Senyawa hasil isolasi menunjukkan mengetahui apakah senyawa hasil isolasi hasil positif memiliki aktivitas antioksidan. Menurut sehingga dilanjutkan penentuan aktivitas Chaca (2003), senyawa aktif sebagai antioksidan dengan spektrofotometer UV- antioksidan, apabila senyawa tersebut Vis. Senyawa hasil isolasi dibuat menjadi ditetesi larutan DPPH menunjukkan noda larutan dengan konsentrasi 10, 30, 50, dan kuning dengan latar ungu. Berdasarkan 70 hasil uji pendahuluan senyawa hasil isolasi absorbansnya pada λmaks 516 nm. Menurut positif bersifat antioksidan, yang ditandai Darmanto dengan timbulnya warna kuning berlatar senyawa sebagai antioksidan, dinyatakan ungu. dengan IC50 pada konsentrasi kurang dari ppm. pada Larutan (2005), uji pendahuluan senyawa kemampuan 1000 ppm. Gambar 1. Grafik Hubungan Konsentrasi dengan Daya Antioksidan Senyawa Gambar 2. Grafik Hubungan Konsentrasi dengan Daya Antioksidan Vitamin C Isolasi Senyawa Antioksidan…(Kholifatu R. dkk) diukur suatu 13 Berdasarkan grafik pada Gambar 1 samping C23:2, C25:2, and C25:1 yang didapatkan nilai IC50 senyawa hasil isolasi belum pernah dilaporkan dari tumbuhan sebesar 202 ppm. Menurut Darmanto lain (Masuda, et al., 2002). (2005), senyawa ini dapat dikatakan aktif sebagai antioksidan konsentrasi sebesar dan memerlukan 202 ppm untuk mampu meredam 50% radikal bebas. KESIMPULAN Senyawa hasil isolasi dari kulit batang binjai bersifat aktif antioksidan. Aktivitas Grafik pada Gambar 2 menunjukkan antioksidan senyawa hasil isolasi memiliki daya antioksidan vitamin C mempunyai nilai IC50 sebesar 202 ppm yang lebih kecil nilai dibandingkan IC50 sebesar 3,7 ppm. Jika dibandingkan dengan IC50 vitamin C, maka dengan IC50 vitamin C sebesar 3,7 ppm. senyawa hasil isolasi kurang aktif sebagai antioksidan. Vitamin C memiliki aktivitas DAFTAR PUSTAKA antioksidan yang cukup tinggi karena Chacha, M., Moleta, G.B., Majinda, R.R.T. 2003. Antimycrobial and Radical Scavenging Flavonoids from the Stem Wood of Erythrina latissima. Phytochemistry,66,99-104 vitamin C memiliki 4 gugus hidroksil. Menurut May (1999) vitamin C sebagai antioksidan dapat memberikan satu atau dua elektronnya untuk menstabilkan radikal bebas. Pada Mangifera indica L. yang berasal dari Brazil dilaporkan banyak mengandung Darmanto, W. 2005. Pemanfaatan Polysaccharide Krestine (PSK) Dalam Menurunkan Radikal Bebas Pada Darah Mencit Akibat Induksi 2-Methoxyethanol. Jurnal ILMU DASAR Vol. 6 No. 2, 2005 : 96-102 senyawa golongan flavonol dan glikosida santon misalnya mangiferin, isomangiferin, isomangiferin turunannya gallat, yang quersetin bersifat dan antioksidan (Ribeiro, et al., 2008). Pada binjai juga telah dilaporkan golongan antioksidan terdapat alkilfenol diantaranya senyawa yang bersifat alkenilfenol dengan C23:1 sebagai rantai samping dan asam alkenilsalisilat dengan rantai Depkes. 2007. Mangifera indica L. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_ke sehatan/tanaman_obat/depkes Kostermans, A.J.G.H & J.M. Bompard. 1993. The Mangoes. Their Botany, Nomenclature, Horticulture and Utilization. Academic Press Harcourt Brace & Company, London. May, J. M. 1999. In Ascorbic Acid An Antioxidant For The Plasma Membrane. Faseb Journal. Vol. 13. Hal. 995-1006. Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 2011), 8 - 14 14 Masuda, D., T. Koyano, H. Fujimoto, E. Okuyama, M. Hayashi, K. Komiyama, M. Ishibashi, 2002, Alkenylphenol and alkenylsalicylic acid from Mangifera caesia, Biochemical Systematics and Ecology, 30, 475–478 Ribeiro, S.M.R., L.C.A. Barbosa, J.H. Queiroz, M. Kno¨ dler, A. Schieber, 2008, Phenolic compounds and antioxidant capacity of Brazilian mango (Mangifera indica L.) varieties Food Chemistry, 110, 620–626 Rivera, D. G., Hernández, R. D., Ubeira, F. M., José. M., Vidal. L. 2008. Immunomodulador effect of the vimang and mangiferina in the immune humoral response to the spores of a microsporidian parasite. Department of Parasitology. Faculty of Pharmacy. University of Santiago de Compostela. Spain. Isolasi Senyawa Antioksidan…(Kholifatu R. dkk)