IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) DI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK)
DI SMP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Derajat
Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
Suwadi
NIM S811008041
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP
TAHUN PELAJARAN
(Studi Kasus pana
2OT
I I2OI2
SW Negeri I Ampel Boyolali)
Disusun Oleh
Suwadi
NIM
S811008041
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pernbimbing
Jabatan
Nama
Pembimbing I
Tanda Tangan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
NIP 1943071219730t r 001
Pembimbing
II
Prof. Dr. Sunardi, M.Sc.
NIP l9540gtS tglto3 I 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
l{IP 19430712197301 I
001
Tanggal
PEMBIII,
SEI{I BTJDAYA (SEI\II MUSIK) DI SMP
TAIIT}N PELAJARAN 2Ol1NOl2
(Studi Kasus pada SMP Negeri I Ampel Boyolali)
IMPLEMENTASI
TESIS
Oleh
Suwadi
I\IIM S811008041
Tim Penguji
Ketua
Tanda T
Nama
Jabatan
Tanggal
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
NrP 19661108 199003 2 001
Sekretaris
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.
NIP192140404 197603 I 001
Anggota Penguji
1.
)
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd
NrP 19430712197301 I 001
Prof, Dr. Sunardi, M.Sc.
NIP 195409t6197703 I 001
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal 10 Juli 2012
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikpn
Ahmad Yunus, M.S.
17 198601 1 001
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
[{rP 19430712197301 1 001
PEMBIII,
SEI{I BTJDAYA (SEI\II MUSIK) DI SMP
TAIIT}N PELAJARAN 2Ol1NOl2
(Studi Kasus pada SMP Negeri I Ampel Boyolali)
IMPLEMENTASI
TESIS
Oleh
Suwadi
I\IIM S811008041
Tim Penguji
Ketua
Tanda T
Nama
Jabatan
Tanggal
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
NrP 19661108 199003 2 001
Sekretaris
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.
NIP192140404 197603 I 001
Anggota Penguji
1.
)
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd
NrP 19430712197301 I 001
Prof, Dr. Sunardi, M.Sc.
NIP 195409t6197703 I 001
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal 10 Juli 2012
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikpn
Ahmad Yunus, M.S.
17 198601 1 001
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
[{rP 19430712197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Carilah ilmu walau sampai di negeri Cina (Al Hadits).
Barang siapa tidak sayang, maka tidak akan disayang (Al Hadits)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
.
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus tesis ini kupersembahkan kepada:
Ibuku tercinta yang telah melahirkan dan membesarkanku
Istri tercintaku: Dra. Tri Andayani, M.Pd. yang setia mendampingiku.
Anak-anakku tersayang: Grezia Eleganza Nur Pradani, Dhimas Taqwim Al
Umam, Jibran Miqdad, dan Lenterahati Wandani.
Sahabat karibku: Drs. Riyanto, M.Pd. yang banyak memberikan inspirasi
Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tercinta dan
kubanggakan.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul:
“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
SENI
BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali)” ini adalah karya
penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademikserta
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini
dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian
hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia
menerima
sanksi
sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
(Permendiknas No. 17 tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai autor PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Teknologi Pendidikan PPs
UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Prodi Teknologi Pendidikan PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran
dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi
akademiki yang berlaku.
Surakarta, ………………
Mahasiswa,
Meterai Rp. 6.000,-
Suwadi
commit to user
vi
S811008041
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Suwadi
commit to user
vii
vii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan krpada Allah SWT atas karunia dan
petunjuk-Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul Implementasi Pembelajaran Seni Budaya (Seni
Musik) di SMP Tahun Pelajaran 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1
Ampel Boyolali). Penulisan tesis ini bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang kondisi sekolah yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya (seni
musik), serta mendeskripsikan implementasi pembelajaran seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa
penelitian ini mempunyai keterbatasan dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.
Keberhasilan penulisan tesis ini berkat dukungan dari berbagai pihak
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dierektur Program Pascasarjana,
dan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan beserta Staf yang telah
membantu
dalam
berbagai
kepentingan
yang
berhubungan
dengan
perkuliahan sampai dengan penyelesaian tesis ini.
2.
Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. dan Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. selaku dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan dan teknik
penyusunan serta dorongan motivasi yang tiada hentinya muali dari penulisan
proposal sampai selesainya tesis ini.
commit to user
vii
viii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Kepala SMP Negeri 1 Ampel Boyolali beserta guru dan karyawannya yang
telah banyak membantu tenaga dan pikiran dengan segenap hati hingga
terselesaikannya tesis ini.
4.
Seluruh teman-teman kantor SMP Negeri 1 Mojosongo Boyolali yang telah
bayak memberikan dorongan semangat, saran dan masukan.
5.
Seluruh teman-teman Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, khusunya kelas reguler yang telah banyak
membantu dan
memberikan motivasi demi penyelesaian tesis ini.
6.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu demi kelancaran terselesaikannya tesis ini.
Semoga amal baik beliau-beliau senantiasa mendapat rahmat serta
hidayah-Nya.
Surakarta, 12 Mei 2012
Penulis
commit to user
digilib.uns.ac.id ix
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
I
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................
xvii
ABSTRAK ..............................................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ..................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ...........................................................................................
4
C.
Tujuan Penelitian ...........................................................................................
4
D.
Manfaat Penelitian ..........................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A.
Kajian Teori .....................................................................................................
6
1. Identifikasi Pembelajaran ............................................................................
6
a. Hakekat Pembelajaran ............................................................................
commit to user
b. Perencanaan Pembelajaran .....................................................................
6
ix
15
digilib.uns.ac.id x
perpustakaan.uns.ac.id
B.
c. Kegiatan Pembelajaran ...........................................................................
26
1) Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran .......................
27
2) Media Pembelajaran ........................................................................
31
3) Pengelolaan Materi Pembelajaran ...................................................
34
4) Evaluasi Pembelajaran ....................................................................
35
5) Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................................
45
2. Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ................................................
47
3. Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ...................................................
51
a. Pengertian Seni Musik ............................................................................
52
b. Ruang Lingkup Seni Musik ....................................................................
53
c. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ..........................
57
d. Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ....................................
59
e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Budaya (Seni Musik) .............................
63
Kerangka Berfikir ............................................................................................
64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian .............................................................................................
66
B.
Strategi dan Bentuk Penelitian ........................................................................
67
C.
Sumber Data ....................................................................................................
68
1. Sumber Data ................................................................................................
68
a. Nara Sumber/ Informan ..........................................................................
68
b. Tempat dan Peristiwa/Aktivitas ..............................................................
69
c. Kajian Dokumen .....................................................................................
69
Teknik Pengumpulan Data dan Uji Keterpercayaan .......................................
commit to user
71
1. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................
71
D.
perpustakaan.uns.ac.id
E.
F.
digilib.uns.ac.id xi
a. Wawancara Mendalam ...........................................................................
71
b. Observasi ................................................................................................
73
c. Mengkaji Dokumen ................................................................................
73
2. Uji Keterpercayaan Data ............................................................................
74
a. Triangulasi ..............................................................................................
74
1)
Triangulasi sumber ..........................................................................
75
2)
Triangulasi Metode .........................................................................
76
b. Dependabilitas ........................................................................................
76
c. Perpanjangan Keikutsertaan ...................................................................
76
d. Konfirmabilitas ..................................................................................
77
e. Kecukupan Referensi ..............................................................................
77
Teknik Analisis Data .......................................................................................
78
1. Reduksi Data (Data Reduction) .................................................................
78
2. Sajian Data (Data Display) .........................................................................
79
3. Kesimpulan dan Verifikasi .........................................................................
79
Prosedur dan Jadwal Penelitian ......................................................................
81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Umum Lokasi Penelitian ..................................................................
82
1. Letak Geografis Kecamatan Ampel Boyolali .............................................
82
2. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ......................
83
3. Kondisi SMP Negeri 1 Ampel ....................................................................
83
a. Profil SMP Negeri 1 Ampel ....................................................................
83
b. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................
commit to user
87
c. Keadaan Siswa 5 (lima) Tahun Terakhir ................................................
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xii
4. Visi, Misi, dan Tujuanyang ingin dicapai SMP Negeri 1 Ampel ................
93
a. Visi Sekolah ............................................................................................
93
b. Misi Sekolah ...........................................................................................
94
c. Tujuan Sekolah .......................................................................................
95
B. Temuan Penelitian ............................................................................................
97
1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
98
Ampel Boyolali ...........................................................................................
a. Kurikulum ...............................................................................................
99
b. Pengembangan Silabus ...........................................................................
102
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................
107
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP
110
Negeri 1 Ampel Boyolali ............................................................................
a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran ..................................
111
b. Media Pembelajaran ...............................................................................
115
c. Pengelolaan Materi Pembelajaran ..........................................................
117
d. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................
118
e. Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................
122
3. Hasil yang dicapai melalui Implementasi Pembelajaran Seni Budaya
122
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .........................................
4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
126
Musik) di SMP Negeri 1 Ampel ..................................................................
5. Kendala yang Dihadapi dalam Imlementasi Pembelajaran Seni Budaya
127
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .....................................
C. Pembahasan ......................................................................................................
commit to user
129
1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xiii
Ampel Boyolali ............................................................................................
a. Kurikulum ..............................................................................................
130
b. Pengembangan Silabus ...........................................................................
135
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................
134
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP
139
Negeri 1 Ampel Boyolali .............................................................................
a. Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran ..............................
140
b. Media Pembelajaran ...............................................................................
143
c. Pengelolaan Materi Pembelajaran ..........................................................
145
d. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................
146
e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik .....................................................
152
3. Hasil yang dicapai melalui Pelaksanaan Pembelajaran Seni Busik (Seni
152
Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ...................................................
4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
155
Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ...................................................
5. Kendala yang ada dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
156
Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ..................................................
Solusi yang hendak dilakukan di Sekolah ..................................................
157
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................................
161
1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
161
Ampel Boyolali ...........................................................................................
a. Kurikulum ...............................................................................................
commit to user
161
b. Silabus ....................................................................................................
162
digilib.uns.ac.id xiv
perpustakaan.uns.ac.id
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................
162
2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
163
Ampel Boyolali ...........................................................................................
a.
Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran ...............................
163
b.
Media Pembelajaran .............................................................................
165
c.
Pengelolaan Materi Pembelajaran ........................................................
165
d.
Evaluasi Pembelajaran .........................................................................
166
e.
Kegiatan Ekstrakurikuler .....................................................................
167
3. Hasil yang dicapai melalui Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
167
Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ........................................
4. Faktor Pendukung dalam pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
168
Musik) di SMP Negeri Ampel Boyolali .....................................................
5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni
168
musik ) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ..................................................
B.
Implikasi ..........................................................................................................
169
C.
Saran ................................................................................................................
172
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
175
LAMPIRAN ............................................................................................................
179
commit to user
digilib.uns.ac.id xv
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
digilib.uns.ac.id xvi
perpustakaan.uns.ac.id
7
commit to user
digilib.uns.ac.idxvii
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Model Pendekatan Sistem dalam Mendesain Pembelajaran............
17
2. Kerangka Berpikir Penelitian ..........................................................
64
3. Model Analisis Interaktif .................................................................
80
4. Gedung SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali ........................
85
5. Denah Ruang SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali ..............
86
6. Flow chart Perencanaan Pembelajaran ............................................
139
7. Flow Chart Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
151
SMP Negeri 1 Ampael Boyolali ......................................................
8. Denah Tempat Duduk Siswa ...........................................................
commit to user
xv
223
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Format Pengembangan Silabus .......................................................
19
2. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................
26
3. Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal .............................................
39
4. Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal Psikomotor ..........................
39
5. Format Penulisan Kartu Butir Soal ..................................................
40
6. Format Program Pembelajaran Remedial ........................................
42
7. Format Program Pembelajaran Pengayaan ......................................
43
8. Format Pengolahan Hasil Nilai Ulangan Harian .............................
45
9. Struktur Kurikulum SMP/MTs ........................................................
50
10. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni
55
Budaya (Seni Musik) .......................................................................
11. Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP .....
58
12. Data Kepala dan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ampel Tahun
87
Pelajaran 2011/2012 ........................................................................
13. Jumlah Guru dengan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan Jenis
87
Kelamin ...........................................................................................
14. Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Latar
89
Belakang Pendidikan .......................................................................
15. Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru .........................
90
16. Tenaga Kependidikan ......................................................................
92
17. Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir .............................................
93
18. Struktur KTSP SMP Negeri 1 Ampel Boyolali …………………
100
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .........................................
179
2. Kisi-kisi/Lay Out Pedoman Pengumpulan Data Implementasi
180
Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali ...........................................................................................
3. Pedoman Observasi .........................................................................
192
4. Mencatat Dokumen ..........................................................................
193
5. Catatan Lapangan ............................................................................
194
6. Kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2011/2012 .......
245
7. Kalender Pendidikan SMP Negermpel Boyolali Tahun Pelajaran
268
2011/2012 ........................................................................................
8. Tim Pengembang Kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
269
Tahun 2011/2012 .............................................................................
9. Profil SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ..............................................
270
10. Rincian Minggu Efektif ...................................................................
273
11. Program Tahunan ............................................................................
274
12. Program Semester ............................................................................
275
13. Pengembangan Silabus ....................................................................
276
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .....................................
281
15. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ..............................................
287
16. Daftar Nilai ......................................................................................
288
17. Piagam Penghargaan ........................................................................
289
18. Foto-foto ..........................................................................................
commit to user
290
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Suwadi. 2012. Implementasi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP
Tahun Pelajaran 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali).
TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., II: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc.
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui perencanaan
pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
2)Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3) Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali. 4) Mengkaji faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5)
Mengkaji kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptifnaturalistik. Data dalam penelitian ini diambil dari SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik: 1) Wawancara mendalam (in-depth-interviewing), 2) Observasi, 3)
Mengkaji dokumen. Untuk menguji keterpercaan data menggunakan: 1)
Triangulasi, 2) Perpanjangan keikut-sertaan, 3) Kecukupan referensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali meliputi: 1) Perencanaan
kegiatan pembelajaran, 2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari:
pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup. Dalam kegiatan ini, guru
menerapkan pendekatan Contectual Teaching and Learning (CTL) yang divariasi
dengan metode demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab. Pemanfaatan media alat
musik disesuaikan dengan pemilihan materi pembelajarn. Evaluasi pembelajaran
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi bagi siswa. Untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran diadakan kegiatan ekstrakurikuler seni
musik. 3) Hasil yang dicapai melalui implementasi pembelajaran, siswa SMP
Negeri 1 Ampel sering meraih kejuaraan di bidang musik, dan menghasilkan
output yang dapat menunjang karir di tengah-tengah kehidupan masyarakat. 4)
Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran adalah ketersediaannya sarana, baik
dari sekolah maupun siswa serta tenaga guru yang memiliki kompetensi memadai.
5) Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik), alokasi
yang tidak seimbang dengan muatan materi, dan kurangnya motivasi siswa karena
beranggapan bahwa pelajaran seni musik tidak termasuk mata pelajaran ujian
nasional
Kata kunci: Implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) saling
ketergantungan antara perencanaan, pelaksanaan, dan faktor
pendukung maupun kendala.
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Suwadi. 2012. The Implementation of Learning Culture Art (Music Art) in SMP
2011/2012 (The Case Study in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali). TESIS.
Supervisor: I: Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., II: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. Education
Technology of Study Program, Pascasarjana Program, Sebelas Maret University
of Surakarta.
The purposes of this research are: 1) To know the plan of learning Culture
Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 2) To know the learning
process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3) To know
the outcomes of learning Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali. 4) To analyze what factors that can help to support in learning process
of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5) To analyze what
problems are there in learning process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri
1 Ampel Boyolali.
The methods are used in this research is “Kualitatif DeskriptifNaturalistik”. The data in this research is token in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
for period 2011/2012. The writer uses techniques to collect the data such as: 1) indepth-interviewing, 2) Observation, 3) Analyze the document. To test the validity
this data, the writer uses: 1) “Triangulasi”, 2) the allotment of time, 3) “The
complete of references.
The result of the research show that implementation in learning Culture
Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali are: 1) The plan of learning
process, 2) Do the learning process, such as pre, while and post. In this activity,
the teacher apllys “Contectual Teaching and Learning (CTL) approach which
combines the varieties of methods, these are demonstrations, speech and the
question answer. The usage of music insrumetns as media are correlated whit the
material. The evaluation of learning is done to know the mastery of students
competence. Then to support the learning process, it is held the extracurriculer of
music art, 3) The outcome of learning implementation, the studens of SMP Negeri
1 Ampel always get the winner in the music, it can develop theer career in the
community of life. 4) The factors to help in learning process, there are facilities
from the school, the students and the teachers who have good competence, and 5)
The problems in learning cultur art (music art), the allotment of time which don’t
balance with material and the less of the students’ motivations, because they have
assumtion that music art lesson isn’t national examination lesson.
Key Words: The implementation of learning Culture Art (Music Art) which
correlations between the plan, do the learning process, and the
support and unuseful factors.
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa:
Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; dan e)
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Dalam kerangka dasar kurikulum, seni budaya merupakan kelompok
mata pelajaran estetika yang dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmoni.
Jika diamati berdasarkan kerangka dasar kurikulum tersebut di atas, seni
budaya merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam pembentukan
karakter bangsa. Melalui pembelajaran seni budaya, siswa akan mampu
mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan di lingkungan masyararakat
mereka berada. Lebih dari itu siswa akan mampu mengembangkan kebudayaan
yang pada akhirnya dapat menghargai orang lain seperti menghargai dirinya
commit to user
sendiri. Siswa pada hakikatnya merupakan
bagian dari manusia yang memiliki
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebutuhan hidup yang sangat kompleks. Jujun S. Suriasumantri (1994: 40)
menyatakan:
Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan
kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk
baru, karena dia hidup bukan sekadar untuk kelangsungan hidup namun
lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; manusia
“memanusiakan” diri dalam hidupnya.
Untuk mencapai kompetensi tersebut materi seni budaya mencakup
materi praktek, sedangkan teori inklusif dalam pembelajaran praktek. Pada
jenjang SMP seni budaya meliputi empat materi pokok yaitu: 1) Seni Rupa; 2)
Seni Musik; 3) Seni Tari; dan 4) Seni Teater. Namun pelaksanaan pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi pada satuan pendidikan masing-masing. Alokasi
waktu yang disediakan berdasarkan struktur kurikulum pada tingkat SMP adalah
dua jam pelajaran dalam satu minggu, dan tiap jam pelajaran dengan durasi 40
menit.
Perbandingan antara materi dengan alokasi waktu yang disediakan
memang tidak sebanding. Sebab materi seni budaya sangat luas. Apalagi
penekanan pembelajaran seni budaya lebih berorientasi pada praktek. Untuk
mencapai kompetensi tersebut, alternatif yang dilakukan oleh satuan pendidikan
adalah diberi penambahan alokasi waktu melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam ekstrakurikuler, seni budaya dapat dimasukkan ke dalamnya
sebagai
kegiatan
pengembangan
diri
siswa
dengan
harapan
dapat
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan
minatnya masing-masing. Melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat melahirkan
kompetensi belajar siswa dalam ranah psikomotorik.
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil belajar
dalam ranah psikomotor dapat dilihat ketika siswa
menguasai berbagai macam keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain. Ketrampilan yang dimilikinya dikembangkan secara optimal dalam bentuk
karya-karya yang dapat dinikmati bagi dirinya dan orang lain. Lebih luas lagi
siswa mampu mengembangkan psikomotoriknya dengan menciptakan lapangan
kerja baru yang bisa menyerap tenaga kerja.
Untuk mencapai hasil belajar seperti yang telah diuraikan di atas, peran
guru sangat menentukan. Guru harus senantiasa mengembangkan proses
pembelajaran agar lebih bermakna dan berkualitas untuk mencapai hasil belajar
yang optimal.
Pentingnya proses pembelajaran yang akan penulis kaji dalam penelitian
ini adalah Strategi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
Ampel kabupaten Boyolali.
Pertimbangan dilaksanakan penelitian tentang strategi pembelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel tersebut adalah bahwa berdasarkan
informasi yang diperoleh oleh penulis, SMP Negeri 1 Ampel, prestasi belajar
peserta didik selalu membanggakan, khusunya dalam aspek psikomotorik pada
mata pelajaran seni budaya (Seni Musik).
Kejuaraan yang diperoleh siswa adalah sebagai bukti prestasi sekolah.
Pada tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010 dalam lomba kreativitas
musik di tingkat kabupaten Boyolali, SMP Negeri 1 Ampel yang mendapatkan
prestasi sebagai juara.
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan
masalah yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya (Seni Musik). Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali?
2.
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali?
3.
Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?
4.
Faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?
5.
Kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
2.
Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
3.
Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Mengkaji faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran
Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
5.
Mengkajik kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari pelaksanaan penelitian tersebut daharapkan dapat memberi manfaat:
1.
Bagi penelitan lain:
a. Sebagai salah satu literatur tambahan bagi penelitian yang mempunyai
karakteristik hampir sama, baik situasi maupun kondisi.
b. Ikut memberikan motivasi dalam meningkatkan budaya meneliti dalam
dunia pendidikan.
2. Bagi peneliti atau pelaksana pendidikan:
a. Lebih meningkatkan motivasi untuk mengadakan penelitian lain yang
memberikan nilai tambah bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
b. Peneliti yang juga sebagai salah satu pelaksana pendidikan, khususnya di
SMP untuk lebih meningkatkan konstribusi yang bermanfaat bagi
terciptanya system pendidikan mikro yang harmonis dan mandiri kea rah
pendidikan makro yang diharapkan.
c. Sebagai bahan untuk memberikan sumbangan yang konstruktif bagi
kemajuan pelaksanaan strategi pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
tingkat SMP.
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI
1. Identifikasi Pembelajaran
a. Hakikat Pembelajaran
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I
Pasal 1 ayat (20) menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab I ketentuan umum pasal 1
ayat (16) dijelaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Pada Bab IX pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan
dan
melaksanakan
proses
pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada
perguruan tinggi.
Selanjutnya mengenai sumber belajar dijelaskan oleh Sumiati dan Asra
(2007: 119) sebagai berikut:
Sumber belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan
user dalam upaya mencapai tujuan.
untuk membantu guru commit
maupu tosiswa
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan kata lain sumber belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak,
media pembelajaran elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar,
dan sebagainya.
Tiga aspek mengenai peserta didik, pendidik, dan sumber belajar
merupakan satu rangkaian dalam sebuah sistem, yaitu sistem pembelajaran. Oleh
karena merupakan satu ikatan dalam sebuah sistem, maka masing-masing aspek
tersebut harus dapat menjalankan peran dan fungsinya. Dalam hal sistem
pembelajaran, antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar harus mampu
menjalankan peran dan fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan konsep tersebut, istilah pembelajaran mensyaratkan adanya
interaksi yang terjadi dalam dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar yang melibatkan
peserta didik, dan kegiatan mengajar yang melibatkan seorang pendidik.
Kemudian sebagai sarana interaksi adalah sumber bahan.
Pengertian belajar menurut Robert M. Gagne (1978:3) adalah sebagai
berikut:
“Learning is a change in human disposition of capacity, which persists
over a period of time, and which is not simply ascribable to processes of
growth”
Belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa, dalam artian
perubahannya menuju pada suatu kesempurnaan.
Dalam teori belajar dan membelajarkan, Margaret E. Bell Gredler dalam
Terjemahan Munandir (1991: 1) berpendapat tentang belajar sebagai berikut:
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Belajar adalah proses
ketrampilan dan sikap.
orang
memperoleh
berbagai
kecakapan,
Dalam teori ini, seseorang mulai belajar diawali sejak masa kecil, yaitu
ketika bayi memperoleh sejumlah kecil ketrampilan yang sederhana, seperti
memegang botol susu dan mengenal ibunya . Kemudian ketika masa kanak-kanak
dan remaja diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan ketrampilan hubungan sosial, juga
diperoleh berbagai kecakapan dalam mata pelajaran di sekolah. Setelah pada usia
dewasa, seseorang diharapkan telah mampu mengerjakan tugas-tugas tertentu dan
bidang ketrampilan fungsional yang lain.
Menurut Morgan dan kawan-kawan dalam Toeti Soekamto dan Udin
Saripudin Winataputra (1996: 8) definisi belajar adalah:
Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang
relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi ini
mencakup tiga unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2)
perubahan tersebut terjadi karena latihan dan pengalaman. Perubahan
yang terjadi ada tingkah laku karena unsur kedewasaan bukan belajar, (3)
sebelum dikatakan belajar, perubahan tersebut harus relatif permanen dan
tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Belajar pada prinsipnya adalah suatu proses menuju perubahan yang akan
terjadi pada diri seseorang, dan perubahan tersebut relatif menetap dalam jangka
waktu yang cukup lama.
Di dalam proses pembelajaran, peran seorang guru sangat dibutuhkan
yaitu sebagai pengajar. Untuk melaksanakan praktek mengajar, seorang guru
harus
memiliki ketrampilan
menciptakan
pembelajaran
yang bermakna.
Setidaknya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu merencanakan,
mengatur,
mengarahkan,
dan
mengevaluasi
untuk
mengetahui
apakah
commit to user
perencanaan, pengaturan, dan pengarahannya
itu dapat berjalan dengan baik, atau
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masih perlu diperbaiki. Untuk itu guru harus memiliki patokan keberhasilan siswa
yang telah memadai.
Mengajar lebih merupakan suatu seni seperti pandangan Gilbert Highest
yang dikutip oleh Biehler dan Snowman dalam Toeti Soekamto dan Udin
SaripudinWinataputra (1996: 7) yang mengatakan bahwa:
Mengajar mencakup emosi yang tidak dapat diterapkan secara sistematis
serta nilai-nilai manusiawi yang berada di luar ilmu pengetahuan.
Mengajar katanya, bukan seperti membuat terjadinya suatu reaksi kimia,
tetapi lebih menyerupai proses menanam pohon yang perlu dilakukan
dengan mencurahkan kasing sayang.
Leonard Nadler (1981:3) menyatakan bahwa:
“Learning is the equisition of new skill, attitude and knowledge.
Teaching is the general process of enabling the learner to acquire the
learning”.
Belajar
pada
hakekatnya adalah
menambah
keterampilan baru,
memperbaiki sikap dan memperkaya ilmu. Mengajar merupakan suatu
keseluruhan proses yang membantu pebelajar dalam belajar.
Merunut dari beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas, belajar dan
mengajar merupakan satu rangkaian kegiatan yang terintegrasi dalam upaya
membelajarkan siswa agar berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya.
Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi dua arah atau dua
pihak yaitu pihak yang mengajar adalah guru sebagai pendidik dengan pihak yang
belajar yaitu siswa sebagai peserta didik.
Untuk menciptakan komunikasi dua arah, maka seorang guru harus
mampu menciptakan interaksi yang harmonis antara guru dengan siswa dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
rangka untuk mendapatkan pengetahuan yang hendak dimiliki oleh siswa. Lebih
lanjut Sowell (2004: 4) mengemukakan:
“Instructions is how the curriculum is delivired to student. It is the
interaction between a teaching agent and one or more individuals
intendering to learn knowledge that is apropriate for student to learn”.
Pembelajaran adalah bagaimana kurikulum disampaikan kepada siswa.
Pembelajaran itu merupakan interaksi antara seorang guru dan satu atau lebih
individu yang bermaksud mendapatkan pengetahuan yang disisipkan bagi siswa
yang belajar.
Menurut E. Mulyasa (2010: 255) mengemukakan bahwa:
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik.
Selanjutnya Daeng Sudirwo dalam Sambas Ali Muhidin (2009) juga
berpendapat bahwa:
Pembelajaran merupakan interaksi belajar mengajar dalam suasana
interaktif yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pendapat lain yang mengemukakan tentang pembalajaran adalah Joice
dan Weil, dalam Sumiati dan Asra, (2007:3) mengatakan bahwa:
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang komplek (rumit),
namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi pengalaman kepada
siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang dicapai sebenarnya, merupakan
acuan dalam penelenggaraan proses pembelajaran.
Pengertian Pembelajaran menurut Linn, Robert L. (2000:35) adalah
sebagai berikut:
The main purpose of classroom instruction is to help students achieve a
set of intended learning goals. These goals should typically include
desired changes in the intellectual, emotional and physical spheres. The
commit
user
intended learning outcomes
aretoestablished
by the instructional goals,
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
the desired changes in students
learning activities.
are brought about by the planned
Artinya tujuan utama dari pembelajaran adalah untuk membantu para
peserta didik mencapai serangkaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Tujuan-tujuan tersebut meliputi perubahan-perubahan yang diinginkan dalam
bidang intelektual, dan fisik. Hasil pembelajaran yang diharapkan ditetapkan oleh
tujuan pembelajaran, perubahan-perubahan yang diharapkan pada peserta didik
dibawa oleh kegiatan pembelajaran yang terencana.
Merujuk pada pendapat tersebut di atas maka dalam pembelajaran itu
tidak hanya terjadi proses kegiatan antara guru dengan siswa. Artinya di dalam
proses belajar mengajar itu seorang guru harus menciptakan situasi belajar bagi
siswa interaktif. Yang dimaksud situasi belajar bagi siswa adalah bagaimana siswa
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Aktif mmiliki makna
siswa secara totalitas mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara
optimal. Yaitu melalui berfikir atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran, dan melakukan latihan-latihan
untuk melatih kemampuan psikomotorik yang telah dimiliki oleh siswa tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan
proses kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru secara interaktif,
terprogram dan sistematis dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Jadi proses itu berlangsung dengan melibatkan semua komponen yang ada
didalamnya secara aktif dan efektif.
Berkaitan dengan pembelajaran yang efektif, Elin Rosalin (2008: 8)
mengatakan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
Kerapkali diungkapkan bahwa menurut paradigma baru, pendidikan
peran guru harus diubah, yaitu tidak sekadar menyampaikan materi
pelajaran kepada para siswanya, tetapi harus mampu menjadi mediator
dan fasilitator.
Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan sebagai berikut: 1)
menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan bertanggung jawab dalam
membuat rancangan, proses dan penelitian 2) Menyediakan sarana yang
merangsang siswa berpikir secara produktif, 3) Menyediakan kesempatan dan
pengalaman yang paling mendukung proses belajar mengajar, 4) Memonitor,
mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan atau tidak.
Kemudian E. Mulyasa (2009: 54) mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut:
Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah to facilitate of
learning (memberikan kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi,
atau mengajar, apalagi mengajar peserta didik, kita perlu guru yang
demokratis, jujur dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya.
Guru sebagai motivator dijelaskan oleh E. Mulyasa (2009: 59) sebagai
berikut:
Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) peserta didik akan
bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya,
b) memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, c) memberikan
penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi
peserta didik, d)
menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna, serta
e) memberikan penilaian dengan adil dan transparan.
Dalam hal pembelajaran maka guru memiliki pengaruh yang sangat
besar, terutama sebagai seorang motivator harus mampu memberikan dorongan
kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika siswa memiliki motivasi
yang tinggi, maka proses pembelajaran akan lebih bermakna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
Agar pembelajaran itu lebih bermakna, maka langkah awal yang
dilakukan oleh seorang guru adalah membuat rancangan pembelajaran (mendesain
sistem pembelajaran). Kegiatan ini membutuhkan kemampuan seorang guru
dalam merancang proses pembelajaran atau membuat perencanaan pembelajaran.
Hal pokok yang digunakan sebagai acuan untuk pengembangan
rancangan pembelajaran adalah kurikulum. Di dalam kurikulum memuat beberapa
hal yang digunakan sebagai induk operasional penyelenggaraan pendidikan di
suatu sekolah. Termasuk di dalamnya adalah acuan untuk penyelenggaraan
pembelajaran. Misalnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
buku II memuat tentang silabus dari semua mata pelajaran yang disampaikan di
suatu sekolah. Silabus itu digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
rancangan pembelajaran, karena memuat tentang kompetensi yang harus dikuasai
anak pada akhir pembelajaran.
Zais dalam Dimyati dan Mudjiyono (2006: 264) mngemukakan berbagai
pengertian kurikulum, yakni:
1) kurikulum sebagai program pelajaran 2) kurikulum sebagai isi
pelajaran, 3) kurikulum sebagai pengalaman belajar yang direncanakan;
4) kurikulum sebagai pngalaman di bawah tanggung jawab sekolah, dan
5) kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan.
Sedangkan Tanner dan Tanner dalam Dimyati dan Mudjiyono (2006:
264) mengungkapkan konsep-konsep:
1) kurikulum sebagai pengetahuan yang diorganisasikan, 2) kurikulum
sebagai modus mengajar 3) kurikulum sebagai arena pengalaman 4)
kurikulum sebagai pengalaman, 5) kurikulum sebagai pengalaman
belajar terbimbing, 6) kurikulum sebagai kehidupan terbimbing, 7)
kurikulum sebagai rencana pembelajaran 8) kurikulum sebagai system
produksi secara teknologis, 9) kurikulum sebagai tujuan
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya kurikulum itu adalah: a)
Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar;
b) Program
pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu sistem; c)
Kegiatan yang dimaksudkan unuk memberikan pengalaman belajar kepada
pebelajar; d) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran; e) Kegiatan yang melibatkan komponen-kmponen tujuan, isi
pelajaran, sistem penyajian, dan sistem evaluasi dalam realisasinya.
Dengan demikian dalam mendesain sebuah pembelajaran di suatu
sekolah tidak akan dapat dilepaskan dengan kurikulum. Antara kurikulum dengan
pembelajaran memiliki implikasi yang sangat dekat. Jika kita ingin melihat
hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran. Selanjutnya kita ketahui
terlebih dahulu hakikat dari pembelajaran. Dimyati dan Mudjiyono (2006: 286)
menyatakan:
Hakikat pembelajaran adalah: 1) Kegiatan yang dimaksudkan untuk
membelajarkan pebelajar; 2) Program pembelajaran yang dirancang dan
diimplementasikan sebagai suatu system; 3) Kegiatan yang dimaksudkan
unuk memberikan pengalaman belajar kepada pebelajar; 4) Kegiatan
yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran; 5)
Kegiatan yang melibatkan komponen-kmponen tujuan, isi pelajaran,
sistem penyajian, dan system evaluasi dalam realisasinya.
Dengan membandingkan antara konsep kurikulum dan hakikat
pembelajaran tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dan
kurikulum merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama yang
lain. Dua konsep, baik pembelajaran maupun kurikulum dapat dalam wujud
sebagai rencana juga dapat berwujud sebagai kegiatan. Guru sebagai orang yang
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkewajiban merencanakan pembelajaran (instruction planning) selalu mengacu
kepada komponen-komponen kurikulum yang berlaku.
b. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi paedagogis
yang harus dimiliki oleh seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran.
Sebagai pedoman guru di dalam penyusunan rancangan pembelajaran adalah
kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat buku panduan pelaksanaan
pembelajaran yang memuat dasar-dasar, struktur, dan sebaran mata pelajaran
sampai dengan pedoman pelaksanaannya.
Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 19) mengemukakan tentang design
kurikulum yang diartikan secara luas dan sempit, sebagai berikut:
Dalam arti luas design kurikulum mencakup seluruh perangkat
kurikulum mulai dari landasan kurikulum, struktur, dan sebaran mata
pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan
pedoman-pedoman pelaksanaannya. Design dalam arti sempit GBPP dan
penjabarannya dalam bentuk program tahunan, program catur wulan,
satuan pelajaran, dan rencana pelajaran.
Mengingat pentingnya kurikulum terhadap penyelenggaraan pendidikan
dalam suatu sekolah, maka seiap satuan pendidikan diharapkan untuk mampu
mengembangkan kurikulum yang diimplementasikan di satuan pendidikan
masing-masing. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, kurikulum
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang
dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam hal ini kurikulum
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakam landasan operasional bagi penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan. Pada
Sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung, pada awal semester
seorang guru merencanakan program pembelajaran diawali dengan membuat
program kegiatan. Program yang pertama adalah membuat program tahunan,
program semester, dan rincian alokasi waktu dalam satu semester kedepan.
Program tersebut disesuaikan dengan kalender pendidikan (kaldik). Langkah
berikutnya
adalah
mengembangkan
silabus
dan
menyusun
perencanaan
pembelajaran yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
E. Mulyasa (2009: 100-102) menyampaikan pendapatnya tentang
perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu
identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan
program pembelajaran.
Dalam proses penyusunan pembelajaran setiap langkah harus dapat
menuntun pengembangan langkah-langkah lainnya. Demikian pula komponenkomponen lain dapat menuntun setiap komponen yang ada pada desain itu.
Mengingat pentingnya desain pembelajaran, maka guru perlu memiliki dan
menguasai model dasar perencanaan pembelajaran yang dapat digunakan dalam
merancang perencanaan pembelajaran. Model pembelajaran yang dirancang
hendaknya mampu mengintegrasikan semua komponen yang terkait di dalam
pembelajaran. Sehingga
komponen-komponen
secara operasional
tersebut
merupakan
mengkondisikan untuk mencapai tujuan.
commit to user
dalam praktek pembelajaran
sebuah
sistem
yang
mampu
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Walter Dick dan Lou Carey dalam Lukmanul Hakim (2009: 7879)
secara terperinci menggambarkan tentang analisis pembelajaran dengan
pendekatan sistem yang dituangkan dalam mendesain pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Merevisi Pembelajaran
Melakukan
Analisis
Pembelajaran
Identifi
kasi
Tujuan
Pembel
ajaran
Merumusk
an Tujuan
Pembelajar
an
Mengem
bangkan
Penilaian
Acuan
Patokan
Mengemb
angkan
Strategi
Pembelaj
aran
Mengem
bangkan
dan
Memilih
Pembelaj
aran
Desain
dan
Melakuk
an Tes
Formatif
Identifikasi
Entry
Behavior dan
Karakteristik
Siswa
Desain dan Melakukan
Tes Sumatif
Gambar 1
Model Pendekatan Sistem dalam Mendesain Pembelajaran (Walter Dick dan Low
Carey dalam Lukmanul Hakiim (2009: 79).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
Pada prinsipnya agar pembelajaran dapat berlangsung secara optimal,
para guru sebagai perancang pembelajaran diharapkan dapat menyatukan
komponen-komponen pembelajaran agar saling berinteraksi, interkolerasi dan
interdepensi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam
komponen-komponen pembelajaran saling berinteraksi artinya bahwa komponenkomponen tersebut, antara lain berupa orang, pesan, bahan, peralatan, teknik dan
lingkungan dapat bekerja sama atau bekerja bersama-sama dalam satu tujuan yang
sama.
Untuk memfungsikan komponen-komponen dalam proses pembelajaran,
maka di dalam mendesain pembelajaran harus memperhatikan keterkaitan antara
komponen yang satu dengan yang lain. Komponen-komponen di dalam
pembelajaran diantaranya adalah, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20
dinyatakan bahwa:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata
pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan
commitPendidikan
to user (KTSP).
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Silabus merupakan tahap perencanaan yang memiliki manfaat sebagai
pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus mampu
mengembangkan silabus secara mandiri sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan, Lampiran Butir B point 5 bahwa “Setiap guru bertanggung jawab
menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar
Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP”.
Format pengembangan silabus yang dikembangkan oleh guru menurut
Direktorat Pembinaan SMA (2010: 9) adalah Sebagai berikut:
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Semester
Standar Kompetensi
Alokasi waktu
Kompetensi
Dasar
Materi
Pelajaran
: .............................................................................................
: .............................................................................................
:..............................................................................................
: .............................................................................................
: .............................................................................................
:..............................................................................................
Kegiatan Pembelajaran
TM
PT
KMTT
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Tabel 1
Format Pengembangan Silabus
Setiap satuan pendidikan diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Agar pengembangan silabus tersebut tetap dalam koridor standar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
nasional yang diharapkan maka pihak sekolah perlu selalu memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan silabus.
Menurut Dasim Budimansyah, dkk (2010, 127-129) menyampaikan
bahwa prinsip-prinsip pengembangan silabus meliputi: 1) ilmiah, artinya seluruh
komponen yang menjadi muatan silabus tersebut harus benar, logis dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah; 2) relevan, artinyaseluruh komponen
silabus dalam ruang lingkup (scope), kedalaman materi, tingkat kesulitan, urutan
(sequence), penyajian materi pelajaran harus sesuai secara internal maupun
eksternal peserta didik; 3) fleksibel, artinya silabus yang dikembangkan memiliki
keluwesan dalam aspek penggunaan oleh guru dan aspek pemilihan pengalaman
belajar oleh siswa; 4) kontinuitas, artinya silabus yang dikembangkan harus
memiliki kesinambungan baik secara vertikal maupun horizontal; 5) konsisten,
artinya silabus yang dikembangkan harus memiliki konsistensi (keajegan) antar
komponen silabus, mulai dari standar kompetensi sampai standar penilaian; 6)
memadai, artinya ruang lingkup semua komponen silabus yang dikembangkan
dinilai telah cukup memadai untuk dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan; 7) aktual dan kontkstual, artinya ruang lingkup komponen yang
dikembangkan dalam silabus telah memperhatikan aspek kekinian dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terjadi dalam kehidupan nyata di
masyarakat; 8) efektif, artinya pengembangan silabus telah memperhatikan aspek
keterlaksanaan dalam proses pembelajaran; 9) efisien, artinya silabus yang
dikembangkan dapat dilaksanakan secara efisien dengan menghemat dana, daya,
dan waktu tanpa mengurangi hasil belajar yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21
digilib.uns.ac.id
Setelah pengembangan silabus, dalam perencanaan pembelajaran
selanjutnya adalah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Menurut Direktorat Pembinaan SMA (2010) dinyatakan bahwa:
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar.
Untuk mencapai suatu kompetensi tertentu pada setiap materi pokok,
maka pembelajaran perlu direncanakan atau dibuat rancangan yang prosedural,
sistematis dan jelas yang bisa menggambarkan tercapainya kompetensi tersebut.
Dalam satu paket pembelajaran disusun secara terorganisasi dan
lebih rinci
sehingga dapat membantu pserta didik dalam proses belajar.
E.
Mulyasa (2010: 213) memberikan penjelasan mengenai rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
apa yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
Sedangkan Walter Dick dan Lou Carey (1985: vii) menguraikan tentang
sistem rancangan pembelajaran sebagai berikut:
“The Systematic Design of Instruction is well suited to this type of
instruction. It provides students with an instructional design model they
can use to understand a variety of conceps in the field of education”.
Sistem
rancangan
pembelajaran
merupakan
model
rancangan
pembelajaran yang memudahkan siswa dengan memberikan kepada siswa tentang
sebuah model pembelajaran yang dengan mudah dapat mereka gunakan untuk
memahami macam-macam konsep dalam bidang pendidikan.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
rancangan pembelajaran merupakan satu set rancangan yang disusun secara logis
dan sistematis yang dimulai dari identifikasi untuk mencapai tujuan tertentu
sampai dengan evaluasinya. Inti dari hakikat pembelajaran adalah mengantarkan
siswa dalam proses belajar agar memperoleh kompetensi afektif, kognitif dan
psikomotorik. Rancangan ini disusun oleh guru dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari beberapa
komponen, antara lain: 1) Identitas Mata Pelajaran; 2) Standar Kompetensi; 3)
Kompetensi Dasar; 4) Indikator Pencapaian Kompetensi; 5) Tujuan Pembelajaran;
6) Materi Ajar; 7) Alokasi waktu; 8) Metode Pembelajaran 9) Kegiatan Inti; 10)
Penilaian Hasil Belajar; 11) Sumber Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
Identitas Mata Pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi. Alokasi waktu ditentukan sesuai
dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. Metode pembelajaran
digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam
perencanaan (RPP) terdiri dari: 1) Pendahuluan; b) Kegiatan Inti; c) Penutup.
Sedangkan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
24
digilib.uns.ac.id
Dalam penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Agar
rancangan pembelajaran (RPP) itu berfungsi dalam kegiatan
pembelajaran, maka dalam menyusun perlu memperhatikan prinsip-prinsip
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam Lampiran Peraturan Menteri Penddikan Nasional Nomor 41
Tahun 2007 tanggal 23 Nopember 2007 disebutkan bahwa:
Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1)
Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2) Mendorong
partisipasi aktif peserta didik; 3) Mengembangkan budaya membaca dan
menulis, 4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5) Keterkaitan
dan keterpaduan; 6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
rancangan pembelajaran merupakan satu set rancangan yang disusun secara logis
dan sistematis yang dimulai dari identifikasi untuk mencapai tujuan tertentu
sampai dengan evaluasinya. Inti dari hakikat pembelajaran adalah mengantarkan
siswa dalam proses belajar agar memperoleh kompetensi afektif, kognitif dan
psikomotorik. Rancangan ini disusun oleh guru dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diakhiri dengan
rumusan penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti
pembelajaran. Dalam hal ini guru menyusun instrumen penilaian yang disebut
dengan post tes. Post tes kemudian dapat dikembangkan menjadi ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ujian akhir sekolah.
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai batas kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, seorang guru
selanjutnya merumuskan batas ketuntasan belajar, yang disebut dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disusun oleh guru mata pelajaran
setiap awal semester yang berfungsi sebagai berikut: (1) guru dalam menilai
kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti; (2)
peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.
Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam merumuskan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meliputi: (1) kompleksitas; (2) daya dukung;
dan (3) intake.
Kompleksitas, adalah tingkat kesulitan/kerumitan setiap indikator,
kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Daya dukung, adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat mendukung
penyelenggaraan
perpustakaan,
pembelajaran
laboratorium,
seperti
dan
sarana
alat/bahan
dan
untuk
prasarana
proses
meliputi
pembelajaran,
ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen sekolah, dan
kepedulian stakeholder sekolah. Sedangakan intake, adalah kemampuan rata-rata
peserta didik atau kompetensi awal peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam
mencapai kompetensi dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang telah
ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
Perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dibuat dengan
tabel. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal tiap Kompetensi Dasar dan
Indikator
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mata Pelajaran
: .............................................................................................
Kelas/semester
: .............................................................................................
Standar Kompetensi : .............................................................................................
Kompetensi
Dasar/Indikator
Kriteria Pencapaian Ketuntasan
KKM
Belajar Siswa (KD/Indikator)
Kompleksitas Daya Intake Penget. Praktek
Dukung
Tabel 2
Format Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk pelaksanaan dari rancangan
pembelajaran yang sudah disusun oleh seorang guru. Dengan kata lain, kegiatan
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang siswa dengan skenario
yang dibuat oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa memiliki
faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan kegiatan atau proses
pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.
Kondisi siswa memiliki keanekaragaman dalam hal kepribadian maupun
kecakapan. Kecakapan yang dimiliki oleh masing-masing siswa itu meliputi
kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan, seperti
bakat dan kecerdasan, maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.
Adapun yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh masing-masing individu yang bersifat menonjol. Perbedaan kecakapan dan
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing siswa in ciri-ciri khusus yang
dimiliki oleh masing-masing individu yang bersifat menonjol. Perbedaan
kecakapan dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing siswa ini dapat
mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui banyak metode,
pemanfaatan media sesuai dengan karakteristik komponen yang ada didalamnya.
1) Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran
Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, maka ini
yang dinamakan metode. Berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi
atau rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan.. Dengan demikian bisa terjadi
suatu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk
melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus
metode tanya jawab, bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Selain metode, dalam strategi pembelajaran juga dikenal istilah
pendekatan (approach). Pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendekatan tertentu. Roy Killen dalam Wina Sanjaya (2009: 127) mencontohkan
sebagai berikut:
Mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (students-centred approaches). Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiri serta
strategi pembelajaran induktif.
Selain strategi, metode dan pendekatan pembelajaran terdapat juga
istilah lain yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan, yaitu teknik dan taktik
mengajar. Wina Sanjaya (2009: 127) mendefinisikan istilah teknik dan taktik
adalah sebagai berikut:
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Dari uraian tersebut di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan
penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara
guru yang satu dengan yang lain.
Mengenai strategi, metode, teknik maupun taktik dalam kegiatan
pembelajaran, tidak semuanya dipakai dalam satu kegiatan pembelajaran yang
berlangsung waktu itu. Tetapi diambil dan dipilih sesuai dengan model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29
digilib.uns.ac.id
pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menyesuaikan karakteristik yang
ada dalam komponen pembelajaran tersebut.
Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 78-79)
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Selanjutnya Joyce dan Weil dalam Toeti Sukamto dan Udin Saripudin
Winataputra (1996: 78-79) mengelompokkan model-model belajar mengajar
menjadi empat kategori, yakni:
a) Kelompok model pengolahan informasi atau “The Information
Processing Family”; b) Kelompok Model Personal atau “ The Personal
Family”; c) Kelompok model sosial atau “The Social Family”; d)
Kelompok Model Sistem Perilaku atau “ The Behavioral System
Family”.
Dari kelompok-kelompok model pembelajaran tersebut secara spesifik
dijabarkan lagi menjadi beberapa macam, misalnya pada kelompok model sosial
atau “the social family”, dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa model
pembelajaran, antara lain: 1) Investigasi Kelompok (Group Investigation); 2)
Bermain Peran (Role Playing); 3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprodential
Inquiry); Latihan Laboratoris (Laboratory Training); Penelitian Ilmu Sosial
(Social Science Inquiry).
Sedangkan Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhun (2009: 31-34)
mengemukakan model pengajaran memproses informasi terdiri dari delapan
model, antara lain: 1) Berpikir Induktif (Inductive Thinking); 2) Penemuan
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konsep (Concept Attainment); 3) Model Induktif Kata-Bergambar (Picture-Word
Inductive Model); 4) Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry); 5) Latihan Ilmiah 6)
Mnemonik (Mnemonics); 7) Sinektik (Synectics); 8) Advance Organizer.
Berpikir induktif merupakan model pengajaran yang melatih kemampuan
menganalisis informasi dan membuat konsep pada umumnya dianggap sebagai
ketrampilan berpikir yang fundamental. Penemuan konsep, dirancang untuk
mengajarkan konsep dan membantu siswa Model Induktif Kata-Bergambar
penelitian tentang bagaimana siswa tidak hanya bisa melek huruf pada huruf
cetak, khususnya menulis dan membaca, tetapi juga bagaimana mendengarkan
dan mengucapkan kosa kata yang telah dikembangkan. Model Peneitian Ilmiah,
pada awalnya siswa dibawa ke dalam proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan
dan menganalisis data, dibantu memeriksa hipotesis dan teori, dan dibantu
merekflesikan tujuan konstruksi pengetahuan. Mnemonik merupakan strategi
menghafal dan mengasimilasikan informasi. Model sinektik dirancang untuk
membantu guru memecahkan masalah dan menulis berbagai aktivitas, serta
memperoleh perspektif-perspektif barudalam membuat topik dari berbagai bidang.
Advance Organizer, dirancang untuk menyediakan struktur kognitif pada siswa
dalam memahami presentasi pelajaran melalui ceramah, membaca dan media lain.
Dari banyak model pembelajaran, guru ada keleluasaan memilih model
pembelajaran
yang
dapat
mengorganisasikan
seluruh
komponen
dalam
pembelajaran. Ketepatan atau kesesuaian pemilihan model pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap
pencapaian kompetensi belajar yang telah ditentukan.
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Media Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Dalam proses pembelajaran akan
terjadi interaksi antara siswa dengan guru, selanjutnya interaksi tersebut akan
terjadi komunikasi antara siswa dengan guru. Komunikasi itu terjadi karena dalam
proses pembelajaran guru menyampaikan pesan yang ada dalam materi kepada
siswa. Agar pesan itu mudah di terima oleh siswa, ada salah satu faktor
pendukungnya, yaitu media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang
sesuai akan dapat membantu siswa dalam upaya pengembangan potensinya.
Tentang media, Webster Dictionary dalam Sri Anitah (2009: 4)
menyatakan:
Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam
bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau
penghubung dua pihak atau dua hal.
Smaldino, dkk dalam Sri Anitah (2009: 5) mengatakan bahwa:
Media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari
bahasa Latin yang berarti “antara” menunjuk pada segala sesuatu yang
membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Dikatakan
media pembelajaran, bila segala sesuatu tersebut membawakan pesan
untuk suatu tujuan pembelajaran.
Selanjutnya Sri Anitah (2009: 5) memberikan definisi mengenai media
adalah sebagai berikut:
Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32
digilib.uns.ac.id
Beberapa pakar lain dan sebuah organisasi memberikan batasan
mengenai media dalam Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009: 6) mengemukakan
media adalah sebagai berikut:
Teknologi pembawa pesan yang dapat dimafaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1982).
Asociation of Education Comunication Technology (AECT) memberikan
batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang
dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989).
Merujuk dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakekatnya media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai untuk membantu mempermudah seorang guru dalam
mengantarkan pesan pembelajaran kepada siswa. Media yang menarik, dapat
memberi rangsangan kepada siswa untuk menerima pesan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, sehingga kemungkinan terjadinya verbalisme sangat kecil.
Media dapat berupa: Media dapat berupa: 1) grafis; 2) cetak; 3) gambar
diam; 4) OHP dan OHT; 5) media apaque projektor; 6) slide; 7) film strip; 8)
radio; 9) telvisi; 10) dan kelompok multi media. Masing-masing media tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda, oleh karena itu dalam
pemanfaatan media, seorang guru harus cermat memilih, disesuaikan dengan
karakter komponen-komponen pembelajaran.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, (2009: 9) mengemukakan bahwa:
Secara umum media mempunyai kegunaan: 1) memperjelas pesan agar
tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga
dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung
antara murid dengan sumber belajar; 4) memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Banyaknya kegunaan media seperti yang diuraikan tersebut, media
menjadi bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
guru dapat memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam melaksanakan
memerankan fungsinya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam era globalisasi sekarang ini, telah banyak media pembelajaran
yang bisa dimafaatkan guru untuk memberi respon pada peserta didik agar
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu media yang bisa
dimanfaatkan oleh guru di era globalisasi ini adalah multi media. Criswell (1989:
1) mengatakan:
“The tern computer Based Instruction (CBI) refers to any use of
computer to present of instructional material, provide for aktive
participation of the student, and respond to student action”
Menggunakan multimedia dalam pembelajaran dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik dan juga dapat merespon aktifitas peserta didik.
Dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik materi, siswa maupun kondisi lingkungan, maka proses pembelajaran
akan lebih bermakna, dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang dimiliki oleh siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran, dapat diketahui melalui evaluasi atau
penilaian.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Pengelolaan Materi Pembelajaran.
Materi
pembelajaran
merupakan
salah
satu
komponen
sistem
pembelajaran yang memegang peranan sangat penting dalam membantu siswa
mencapai standar kompetensi. Standar kompetensi meliputi standar materi atau
standar isi (content standard) dan standar pencapaian (performance standard).
Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran
yang harus dikuasai oleh siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat
penguasaan yang harus ditampilkan siswa, Lukmanul Hakim (2009: 117).
Materi yang valid dan signivikan berkenaan dengan ilmu pengetahuan
yang fundamental (dasar). Hal ini mencakup ide-ide pokok atau teori-teori
kontemporer dari sesuatu cabang ilmu pengetahuan tertentu ilmu pengetahuan.
Menurutnya dengan mempelajari struktur ilmu pengetahuan, akan dicapai tingkat
kemampuan yamempunyai nilai transfer yang lebih luas.
Mengingat pentingnya peran materi pembeljaran, guru hendaknya cermat
dalam menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Memahami ruang lingkup serta kedalaman materi pembelajaran, sehingga guru
tidak salah dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran tersebut. Materi
pembelajaran dirumuskan dalam rancangan pembelajaran secara sistematis, dan
berjenjang mulai tingkatan yang mudah kemudian menuju yang sukar atau rumit.
Dalam memilih materi Lukmanul Hakim (2009: 120) menyatakan
bahwa:
“Ada beberapa kriteria yang “Ada beberapa kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan materi pembelajaran, di antaranya: a)
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; b) berguna untuk menguasai
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suatu disiplin ilmu; c) dianggap berharga bagi manusia dalam
kehidupannya; d) sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
Dari pendapat tersebut diatas dapat ditegaskan bahwa dalam pemilihan
materi pembelajaran hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran yang sudah
melalui standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Dengan harapan materi
pembelajajaran tersebut mampu dikuasai oleh siswa, berguna bagi dirinya dan
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu kecermatan
guru dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran akan berpengaruh
terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran.
4) Evaluasi Pembelajaran
Untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa mencapai kompetensi
tertentu, maka perlu diadakan evaluasi atau penilaian. Sarwidji Suwandi (2008:
15) mengatakan:
Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil
dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
telah ditetapkan.
Inti dari pendapat tersebut di atas adalah bahwa penilaian merupakan
alat, sarana maupun proses yang digunakan oleh seseorang atu lembaga tertentu
untuk mengetahui sejauh mana suatu program kegiatan itu dilaksanakan, sudah
sesuaikah dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Juga
untuk megetahui keberhasilan suatu program kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya.
Robert L. Linn (2000: 31) mengatakan:
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Assessment is general term that includes the full range of procedures
used to gain information about student learning (observations, rating of
performances or projects) and the formation of value judgments
concerning learning progress”.
Bahwa penilaian adalah sebuah istilah umum yang meliputi berbagai
macam prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
pembelajaran peserta didik (pengamatan, penilaian hasil atau proyek) dan formasi
keputusan nilai mengenai kemajuan pembelajaran.
Kaitannya
dengan
pembelajaran,
E.
Mulyasa,
(2009:
108)
mengemukakan pendapat tentang evaluasi hasil belajar sebagai berikut:
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah
laku dan pembentukan kompetensi pserta didik, yang dapat dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan
pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.
Menurut pendapat tersebut di atas, ada satu hal yang harus dilakukan
oleh seorang guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelas, yaitu penilaian
kelas. Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian
akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan
bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soalsoal yang harus dijawab oleh peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang ada
kaitannya dengan konsep yang sedang dibahas.
Ulangan umum biasanya dilaksanakan pada setiap akhir semester. Pada
akhir semester satu dilaksanakan ulangan akhir semester satu dengan materi
diambil dari semester satu. Kemudian pada akhir semester dua dilaksanakan
ulangan akhir semester dua dengan materi diambil dari semester yang sedang
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berjaklan. Ulangan umum ini dilakukan secara bersama untuk kelas paralel, dan
pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan,
kodya/kabupaten maupun provinsi.
Sedangkan ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan
dengan bahan-bahan yang disajikan meliputi seluruh materi pembelajaran yang
telah diberikan, dengan penekanan pada bahan-bahan yang diberikan pada kelaskelas tinggi.
Agar penilaian tersebut dapat mengukur secara obyektif, maka dalam
menyusun perangkat penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2007 Tanggal 11 Juni Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan point B
Prinsip Penilaian dinyatakan bahwa:
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) sahih,;
2) objektif,; 3) adil,; 4) terpadu,; 5) terbuka,; 6) menyeluruh dan
berkesinambungan,; 7) sistematis,; 8) beracuan kriteria,; 9) akuntabel,.
Penilain bisa dilakukan pada awal sebelum proses pembelajaran
maupun setelah selesai proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan di awal
proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum memperoleh pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan awal
masing-masing siswa, maka seorang guru akan dapat menentukan langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif. Selain itu juga, hasil tes
awal bisa dijadikan seabagai pembanding antara kemampuan awal dan
kemampuan setelah siswa mendapatkan pembelajaran.
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam konteks pembelajaran, penilain memiliki peran yang sangat
penting. Sebab semua desain pembelajaran disusun dengan berorientasi pada
tujuan, yakni tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut, sebagai
sasarannya adalah siswa. Sedangkan ketercapaiannya tujuan pembelajaran siswa
hanya dapat diketahui setelah dlakukan penilaian hasil belajar siswa.
Mengenai pentingnya penilaian tersebut,
Baxter dalam Sarwidji
Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan mengenai pentingnya
penilaian pembelajaran, antara lain:
Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan lainnya. Kedua,
untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu. Ketiga,
untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Keempat, untuk
mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan
sebagaimana mestinya.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 Standar Penilaian Pendidikan pada poin (E)
Penilaian oleh Pendidik dinyatakan sebagai berikut:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secaraberkesinambungan,
bertujuan untuk memantau prosesdan kemajuan belajar peserta didik
serta untuk mening-katkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
Oleh karena pentingnya penialain dalam pembelajaran, maka kegiatan
penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru
sebagai bagian dari sistem pengajaran dan diimplementasikan di dalam kelas.
Guru harus menguasai teknik penilaian, sehingga mereka akan lebih mengerti
ketercapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Sebelum penilaian dilaksanakan, guru harus mempersiapkan terlebih
dahulu
perangkat-perangkatnya. Langkah-langkah
commit to user
perencanaan
penilaian,
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
khususnya penilaian pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui
prosedur sebagai berikut: 1) penulisan kisi-kisi; 2) penyusunan butir soal yang
disesuaikan dengan kompetenssi yang telah dirumauskan; 3) membuat kunci
jawaban dan penskoran; 4) analisis nilai untuk menentukan ketuntasan belajar
siswa dalam mencapai
kometensi tertentu dengan mengacu pada kriteria
ketuntasan minimal; 5) membuat program remidi bagi yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM); 6) membuat program pengayaan bagi siswa
yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM); 7) menganalisis butir
soal untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda serta validitas butir soal.
Kisi-kisi butir soal dirumuskan oleh guru agar soal yang disusun sesuai
dengan kompetensi yang telah dirumuskan pada silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Format penulisan kisi-kisi butir soal bisa dibuat bagan atau
kolom seperti di bawah ini:
No.
Kompetensi
Dasar
Materi
Kelas
Uraian
Materi
Indikator
No. Bentuk
Soal
Soal
Tabel 3
Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal
Untuk jenis soal penilaian psikomotor dapat dirumuskan sbegai berikut:
Materi
Kompetensi
Bahan
Dasar
Kelas/Semester Pembelajaran
Indikator
Bentuk
Soal
Tabel 4
Format Penulisan
Kisi-kisi
commit
to userButir Soal Psikomotor
No.
Soal
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penulisan butir soal hendaknya mengacu pada kisi-kisi butir soal
yang telah dirumuskan sebelumnya. Kisi-kisi disusun berdasarkan pada tujuan
pembelajaran, indikator, kompetensi dasar, maupun standar kompetensi. Melalui
kisi-kisi, maka akan dapat diketahui ranah dan tingkat kesukaran tiap butir soal.
Selain itu akan lebih mudah untuk menentukan jumlah soal menurut bentuk
soalnya. Soal yang disusun oleh guru dapat memiliki bermacam-macam bentuk,
antara lain: soal pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, isian singkat, maupun
soal dalam bentuk uraian. Bentuk soal akan disesuaikan dengan aspek pencapain
tujuan pembelajaran.
Butir soal bisa ditulis dengan menggunakan format yang berbentuk kartu
soal sebagai berikut:
KARTU SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER
Jenis Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
MATERI
: ...........................
:............................
: ..........................
NOMOR
SOAL
TahunPelajaran : .............................
Bentuk Soal
: ............................
Penyusun
: ...............................
KUNCI
BUKU SUMBER
BUTIR SOAL :
INDIKATOR
commit toTabel
user 5
Format Kartu Penulisan Butir Soal
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah butir soal disusun, selanjutnya menulis kunci jawaban yang
digunakan sebagai acuan dalam mengoreksi jawaban siswa. Setiap soal yang
dijawab perlu diberi skor atau nilai, sehingga akan dapat ditentukan, siswa itu
telah
mencapai ketuntasan belajar atau belum. Oleh karena itu hendaknya
dirumuskan panduan penilaian atau penskoran.
Setelah dilaksanakan tes, kemudian hasil pekerjaan peserta didik
dilakukan koreksi untuk mengetahui hasil belajarnya. Hasil belajar itu selanjutnya
diberi nilai dengan acuan penskoran yang telah dirumuskan sebelumnya. Langkah
berikutnya dilakukan analisis nilai untuk mengetahui ketuntasan minimal.
Kemudian dilakukan juga analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran
dan validitas soal
Bagi siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM),
maka diberi soal remidi sampai mencapai nilai di atas sama dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Program remidi dapat direncanakan dengan program
sebagai berikut.
PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Materi Ulangan (KD)
Rencana Ulangan Tanggal
KKM
: ........................
: ........................
: ........................
: ........................
: ........................
: ........................
: ........................
commit to user
Ulangan ke
Tanggal Ulangan
Bentuk Soal
:...............
:...............
:...............
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No
Nama
Siswa
Nilai
Ulanagn
Harian
SK/KD
Yang
Tidak
Dkuasai
No. Soal
yang
dikerjakan
dalam tes
ulang
Hasil Nilai
Keterangan
Tabel 6
Format Program Pembelajaran Remidial
Bagi siswa yang telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dapat diberi program pengayaan yang bertujuan untuk memberikan pendalaman
materi. Program pengayaan dilaksanakan oleh masing-masing guru mata
pelajaran. Berdasarkan Direktorat Pembinaan SMA. dalam Juknis Pembelajaran
Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA (2010: 38) dinyatakan bahwa:
Pembelajaran pengayaan: a) Identifikasi kemampuan belajar
berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misal
belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan
lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki
banyak minat; b) Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat
dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara,
pengamatan, dsb; c) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan: (1) Belajar
kelompok; (2) Belajar mandiri; (3) Pembelajaran berbasis tema; (4)
Pemadatan kurikulum
Selanjutnya pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi
yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta
didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek
secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Pembelajaran pengayaan dapat commit
pula dikaitkan
dengan kegiatan penugasan
to user
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan
pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup
dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari
peserta didik yang normal.
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan pemberian tugas
secara kelompok maupun individual. Guru memberikan tugas yang harus
diselesaikan secara kelompok maupun individu dengan materi tambahan atau
materi yang belum diketahui siswa namun materi tersebut berkaitan dengan materi
yang diajarkan.
Bentuk fisik dari program pembelajaran pengayaan dapat dirumuskan
seperti berikut:
PROGRAM PEMBELAJARAN PENGAYAAN
Satuan Pendidikan : .................................
Mata Pelajaran
: .................................
Kelas/Semester
: ..................................
Standar Kompetensi : ..................................
Materi Ulangan
:................ .................
KD/Indikator)
: ..................................
Rencana Ulangan Tanggal : ...........................
KKM
: ...................................
No.
Nama Siswa
Nilai
Ulangan
Ulangan Ke
Tanggal Ulangan
Bentuk Soal
Bentuk Pengayaan
Tabel 7
Format Program Pembelajaran Pengayaan
commit to user
: ............
:.............
:.............
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Pelaksanakan ulangan harian ada rambu-rambu yang harus
diperhatikan oleh pelaksana terutama bagi penyusun soal. Rambu-rambu
rancangan ulangan harian dapat dilakukan dengan memperhatikan: 1) tujuan; 2)
cakupan; 3) teknik, bentuk dan pelaksanaan; 4) pengolahan hasil nilai.
Tujuan ulangan harian adalah; a) mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik pada satu atau lebih KD; b) memantau kemajuan belajar setelah
proses pembelajaran satu atau lebih KD; c) melakukan perbaikan pembelajaran
pada KD yang belum mencapai ketuntasan; d) menentukan keberhasilan belajar
peserta didik pada satu atau lebih KD sebagai dasar pelaksanaan remedial dan
pengayaan.
Sedangkan cakupannya meliputi: a) Meliputi semua indikator yang ada
pada KD yang dinilai atau terbatas pada indikator-indikator yang belum dilakukan
penilaian pada penilaian proses; b) Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan
setiap indikator pada KD yang bersangkutan.
Teknik, Bentuk dan Pelaksanaan ulangan harian perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: a) Teknik dan bentuk penilaian yang dipilih sesuai yang
direncanakan pada saat mengembangkan silabus; b) Teknik penilaian yang dapat
digunakan adalah non tes, tes baik berupa tes tertulis, tes lisan atau tes perbuatan,
gabungan keduanya dengan memetakan indikator yang akan diukur dengan tes
dan indikator yang akan diukur dengan non tes; c) Bentuk tes tertulis dapat
berbentuk pilihan ganda atau uraian; d) Dilaksanakan oleh guru mata pelajaran
masing-masing dengan mengembangkan instrumen penilaian.
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengolahan hasil ulangan harian merupakan hasil pengukuran pencapaian
setiap indikator yang diperoleh dari pelaksanaan ulangan harian baik melalui tes
tertulis, tes lisan, tes perbuatan (unjuk kerja) dan non tes (observasi, dll) dikelola
oleh guru mata pelajaran untuk menghasilkan Nilai Harian (NH) setiap kompetesi
dasar.
Format pengolahan hasil nilai ulangan harian pada mata pelajaran
tertentu dapat dibuat bagan atau kolom sebagai berikut:
Rata-rata
(NH)
Nilai Ulangan Harian
No
Nama Peserta Didik
KD
1
KD
2
KD
3
KD
4
KD
5
Tabel 8
Format Pengolahan Hasil Nilai Ulangan Harian
Catatan : Nilai Harian setiap KD, sudah merupakan kumulatif dari hasil ulangan
harian dan nilai penugasan pada KD yang bersangkutan
5) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Biasanya dilakukan pada waktu
siang atau sore hari.
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler memiliki peranan yang sangat
strategis dalam rangka untuk mengadakan pembinaan kesiswaan. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Bab I pasal 1
disebutkan bahwa:
Tujuan pembinaan kesiswaan antara lain adalah: a) Mengembangkan
potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan
kreativitas; b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari
usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan;
c) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan
sesuai bakat dan minat; d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga
masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak
asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil
society).
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah biasanya
dilaksanakan melalui kegiatan praktek, seperti olah raga, kesenian yang meliputi
(seni rupa, seni musik,seni tari, seni teater), karya ilmiah (KIR), Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Kepramukaan, dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstra kurikuler
memiliki peranan anatar lain: a) untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang
ada; b) untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilainilai kepribadian; c) berorientasi pada mata pelajaran yang diprogramkan dan
usaha pemantapan dan pembentukan kepribadian, meningkatkan bakat dan minat
serta ketrampilan, memacu kepercayaan diri, kreatif dan mandiri.
commit to user
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Mata Pelajaran Seni Budaya.
Dalam kerangka dasar kurikulum, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1)
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 menyatakan bahwa:
Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; e)
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Berdasarkan kerangka dasar kurikulum tersebut, mata pelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) termasuk dalam cakupan kelompok mata pelajaran Estetika.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas ,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni . Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Oleh karena itu mata pelajaran seni budaya yang merupakan kelompok
mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang sangat berbeda jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Karakteristik mata pelajaran seni
budaya dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) (2006: 1) dinyatakan
sebagai berikut: 1) Dalam pembelajaran mata pelajaran seni budaya, aspek budaya
dibahas secara terintegrasi dengan seni. 2) Pendidikan seni budaya dan
ketrampilan diberikan di
commitkarena
to user keunikan, kebermaknaan
sekolah
dan
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebermanfaatan terhadap kebutuhan peserta didik yang terletak pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi
melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar
tentang seni”. 3) Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual,
multidimensional dan multikultural. 4) Pendidikan seni budaya dan ketrampilan
memiliki peran dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan
yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, spasial, musikal,
linguistik matemaitk, naturalis, spiritual dan kecerdasan emosional. 5) Pendidikan
seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan dari kaidah
keilmuan dari masing-masing bidang seni yang tertuang dalam pemberian
pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi.
Oleh karena keunikannya tersebut, mata pelajaran seni budaya
memerlukan proses pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya
dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum mata pelajaran
seni budaya bertujuan: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya; 2)
menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya; 3) menampilkan kreativitas
melalui seni budaya; 4) meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal,
regional, maupun global; 5) mengolah dan mengembangkan rasa humanistik.:
Satua pendidikan pada jenjang SMP, mata pelajaran seni budaya
diberikan di suatu sekolah dalam satu paket yang terdiri dari: 1) seni rupa; 2) seni
musik; 3) seni tari dan;
4) seni teater. Masing-masing cabang seni tersebut
memiliki cakupan yang berbeda-beda. Seni Rupa mencakup pengetahuan,
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ketrampilan dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung,
ilustrasi, karya kriya, dan sebagainya. Seni musik mencakup kemampuan untuk
mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan bunyi, dan apresiasi
karya musik. Seni tari mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh
dengan dan tanpa rangsang bunyi dan apresiasi terhadap gerak tari. Sedangkan
seni teater mencakup kemampuan olah tubuh, pikir
dan suara
yang
pementasannya memasukan unsur seni musik, tari dan seni peran.
Kenyataan di lapangan ruang lingkup seni budaya yang terdiri dari seni
rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, sulit untuk dilaksanakan secara utuh.
Sebagian besar sekolah-sekolah belum dapat melaksanakan sesuai dengan paket
yang sudah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum. Hal ini disebabkan
ketidaksiapan sumber daya manusia dan fasilitas yang tersedia di suatu sekolah.
Sekolah banyak yang belum memiliki guru yang memiliki kualifikasi pendidikan
seni budaya, baik seni rupa, seni musik, seni tari, maupun seni teater. Maka
sebuah kebijakan yang ditawarkan adalah sekolah boleh memilih salah satu
bidang seni yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Minimal sekolah
menyelenggarakan pembelajaran satu bidang seni sesuai dengan kesiapan sekolah.
Misalnya sekolah boleh mengambil seni rupa saja, karena sekolah tersebut hanya
memuliki seorang guru yang sumber dayanya berkualifikasi pendidikan seni rupa.
Dalam hal lain, alokasi waktu yang disediakan dalam kurikulum hanya 2
jam tatap muka dalam satu minggunya untuk empat cabang seni yang ada di
dalam mata pelajaran Seni Budaya. Alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran seni budaya (seni musik) tersebut dapat kita lihat pada struktur
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kurikulum yang sudah dibuat dari pusat pengembagan kurikulum. Struktur
kurikulum yang dibuat menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdinas),
(2006: 10) adalah sebagai berikut:
Kelas dan Alokasi
Waktu
VII VIII
IX
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
10. Ketrampilan/Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
Jumlah
2
2
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2*)
32
2
2*)
32
2
2*)
32
2*) Ekuivalen 2 jam pelajaran
Tabel 9
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera
dalam
struktur
kurikulum tersebut
di atas. Satuan
pendidikan
dimungkinkan untuk menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa dalam pembelajaran seni
budaya diberi kebijakan atau penawaran
kepada
commit to
user sekolah untuk melaksanakannya
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Tentang kebijaksanaan tersebut
dapat dilihat pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), (2006: 2) yang
mengatakan bahwa:
Keempat bidang seni tersebut ditawarkan di sekolah. Pelaksanaannya
minimal satu bidang seni dilaksanakan tergantung kesiapan sumberdaya
manusia dan fasilitas yanng tersedia. Namun apabila sekolah mampu
menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta
didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang diikutinya.
Dari pernyataan tersebut di atas maka pelaksanaan pembelajaran seni
budaya antara sekolah yang satu dengan yang lain dimungkinkan berbeda-beda.
Sehingga ada suatu sekolah yang melaksanakan pembelajaran seni rupa saja,
sedangkan sekolah yang lain mengajarkan seni musik. Mungkin ada juga sekolah
yang melaksanakan pembelajaran seni rupa dan seni musik, tetapi ada juga
sekolah tertentu melaksanakan pembelajaran seni musik dan seni tari.
Seni budaya yang memiliki cakupan materi cukup luas tentu
membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak. Namun kenyataan yang ada
pada struktur kurikulum hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu dengan jam
tatap muka 40 menit per jam pelajaran. Dengan demikian sebagai tambahan jam
pelajaran seni budaya, bisa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran
ekstrakurikuler.
3. Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)
Dalam struktur kurikulum, seni budaya merupakan salah satu mata
pelajaran yang berdiri sendiri yang mencakup beberapa muatan seni, antara lain:
seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Diantara empat cabang seni
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, baik dalam
mengekspresikan maupun mengapresiasikannya.
Meskipun memiliki banyak perbedaan, namun juga banyak kesamaan.
Oleh karena itu, empat cabang seni tersebut diberikan di sekolah pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dalam satu paket mata pelajaran seni budaya.
a) Pengertian Seni Musik
Untuk
memahami
hakikat
seni
musik,
terlebih
dahulu
kita
membicarakan tentang istilah seni. Istilah seni berasal dari kata sani dari bahasa
Sansekerta yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Sedangkan istilah
musik berasal dari bahasa Yunani mousikos yang diambilkan dari salah satu dewa
Yunani yang bernama Mousikos. Mousikos dilambangkan sebagai dewa
keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Dilihat dari asal
kata tersebut maka seni musik dapat diartikan sebagai pemujaan, persembahan
dan pelayanan terhadap dewa yang menguasai kesenian dan ilmu pengetahuan.
Budi Supriyanto, (2009: 3) menyampaikan pengertian seni sebagai
berikut:
Bila mengacu pada pandangan Aristoteles, yang dimaksud dengan seni
adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara, Ki Hajar Dewantoro
berpendapat bahwa seni adalah segala perbuatan manusiayang timbul
dan hidup dalam perasaannya, serta bersifat indah, sehingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka seni pada hakikatnya merupakan
tindakan atau perbuatan manusia yang muncul dari perasaannya, bersifat indah
commit to user
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan dapat menggerakkan jiwa perasaan orang lain dalam rangka untuk mencapai
tujuan tertentu.
Seni memiliki beberapa cabang, di antaranya adalah: seni rupa, seni
musik, seni tari, seni sastra dan lain-lain. Seni musik merupakan salah satu bagian
dari seni pertunjukan yang dapat dipertontonkan kepada orang lain. Ada beberapa
pandangan tentang definisi seni musik.
Menurut Syahroni, (2008: 2) mengemukakan;
Pada hakikatnya musik adalah seni suara atau bunyi. Artinya, seni musik
merupakan suatu hasil karya seni sebagai ungkapan pikiran dan perasaan
seniman melalui media bunyi.
Budi Supriyanto, (2009: 3) berpendapat bahwa:
Seni musik adalah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya
melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau
struktur lagu, dan ekspresi.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, ada satu media pokok sebagai
alat bantu utama di dalam musik, yaitu bunyi atau suara. Karena tanpa adanya
bunyi atau suara, musik tidak bisa dihayati atau dinikmati. Suara tersebut
hendaknya memliki unsur melodi dan harmonis. Unsur melodis adalah bahwa
suara itu tersusun naik turun secara variatif. Sedangkan unsur harmoni, adalah
bahwa suara ataubunyi tersebut terdengan serasi atau laras.
Maka dapat disimpulkan bahwa, yang dinamakan seni musik adalah
hasil ungkapan jiwa seseorang yang diungkapkan melalui suara-suara yang
harmonis dan melodi.
commit Materi
to user Seni Musik
b) Ruang Lingkup
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dilihat dari bentuk penyajiannya, musik dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam, yaitu: (1) musik vokal;
(2) musik instrumental; dan (3) musik
campuran. Musik vokal adalah musik yang disajikan dengan suara manusia,
sedangkan musik instrumental adalah musik yang disajikan dengan menggunakan
alat musik. Sedangkan musik campuran adalah bentuk penyajian musik yang
menggabungkan antara musik vokal dengan musik instrumental.
Yang termasuk musik vokal, misalnya: (1) solo vokal; (2) duet vokal; (3)
trio vokal; (4) kwartet vokal; (5) paduan suara; (6) unisono; (7) koor a capella.
Solo vokal adalah penyajian vokal secara perorangan atau sebuah lagu
dinyanyikan oleh satu orang. Duet vokal adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh dua
orang, bisa laki-laki dan laki-laki, laki-laki dan perempuan, maupun perempuan
dan perempuan. Trio vokal, adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh tiga orang, bisa
satu jenis kelamin, maupun lain jenis kelamin. Kwartet vokal, adalah sebuah lagu
dinyanyikan oleh empat orang, baik laki-laki maupun perempuan. Paduan suara
adalah sekelompok orang menyanyikan sebuah lagu oleh orang banyak dengan
beberapa suara. Unisono, adalah sekelompok orang menyanyikan sebuah lagu
hanya dalam satu suara. Sedangkan koor a capella, disebut juga koor tanpa iringan
musik. Jadi koor a capella, adalah kelompok orang menyanyikan sebuah lagu
secara bersama-sama tanpa menggunakan iringan muusik.
Sedangkan penyajian bentuk instrumental, misalnya: (1) solo gitar; (2)
solo biola; (3) duet recorder; (4) duet piano; (5) trio gitar; (6) trio biola; dan
sebagainya.
commit to user
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Solo gitar, adalah bermain gitar oleh seorang diri. Solo biola, bermain
biola oleh seorang diri. Duet recorder, adalah bermain recorder oleh dua orang.
Duet piano, bermain piano oleh dua orang. Trio gitar, adalah bermain gitar oleh
tiga orang.
Kelompok yang ketiga adalah musik campuran, yaitu gabungan antara
musik vokal dan instrumental. Misalnya: vokal group, band, keroncong, dan
sebagainya. Vokal group, adalah kelompok musik yang memainkan lagu-lagu
secara bersama-sama, yang masing-masing anggota terlibat dalam vokal maupun
instrumental.
Agar peserta didik memiliki kompetensi yang terkait dengan bentukbentuk penyajian musik seperti tersebut di atas, maka pemerintah telah
merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai jenjang atau
tingkatan kelas.
Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) Kompetensi
pada mata pelajaran seni budaya (Seni Musik) pada jenjang SMP/MTs telah
dirumuskan menurut tingkatan kelas sebagai berikut:
No.
Kelas/
Semester
1
VII/1
2
VII/2
Standar Kompetensi
Mengapresiasi
seni musik
Kompetensi Dasar
karya Mengidentifikasi jenis lagu daerah
setempat
Menampilkan
sikap
apresiatif
terhadap keunikan lagu daerah
setempat.
Mengekspresikan
dri
Mengaransir
secara
sederhana
melalui karya seni
karya lagu daerah setempat
musik
Menampilkan hasil aransemen
karya lagu daerah setempat.
Mengapresiasi commit
karya
Mengidentifikasi ragam jenis muik
to user
seni musik
daerah
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menunjukkan
sikap
apresiatf
terhadap keunikan lagu daerah
setempat.
Mengekspresikan
melalui karya
musik
3
VIII/1
Mengapresiasi
seni musik.
Mengekspresikan
melalui karya
musik
4
VIII/2
Mengapresiasi
seni musik
Mengekspresikan
melalui karya
musik
5
IX/1
dri
Mengaransir
secara
sederhana
seni
karya lagu daerah setempat
karya
dri
seni
karya
Menyajikan karya seni musik
daerah
setempat
secara
perseorangan dan berkelom[pok di
kelas.
Mengidentifikasi
jenis
lagu
nusantara.
Menampilkam sikap apresiatif
terhadap keunikan lagu nusantara.
Mengaransir secara sederhana lagu
etnik nusantara dalam bentuk
ansambel
Menampilkan hasil aranssemen
lagu etnik nusantara dalam bentuk
ansambel.
Mengidentifikasi jenis karya seni
musik tradisional nusantara.
Menaampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan seni musik
tradisional nusantara.
diri
Mengaransir secara sederhana lagu
seni
tradisional nusantara
Menyiapkan seni musik tradisional
nusantara untuk disajikan secara
perseorangan dan kelompok di
kelas atau sekolah.
Menyajikan karya musik tradisional
nusantara secara perseorangan dan
berkelompok di kelas atau sekolah
Mengapresiasi
karya Mengidentifikasi lagu mancanegara
seni musik
di Asia
Menampilkan
sikap
apresiatif
terhadap
keunikan
lagu
mancanegara di Asia.
Mengekspresikan diri
Mengaransir lagu mancanegara di
melalui karya seni
Asia.
musik
Menampilkan hasil aransemen lagu
mancanegara di Asia.
commit to user
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6
IX/2
Mengapresiasi
seni musik
karya Mengidentifikasi jenis karya musik
mancanegara di luar Asia
Menampilkan
sikap
apresiatif
terhadap keunikan seni musik
mancanegara di luar Asia.
Mengekspresikan karya Mengaransir lagu mancanegara di
seni musik
luar Asia.
Menampilkan
sikap
apresiatif
terhadap keunikan seni musik
macanegara di luar Asia.
Menampilkan karya seni musik
mancanegara secara perorangan
dan kelompok di kelas atau
disekolah.
Tabel 10
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni Budaya
(Seni Musik)
c) Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)
Langkah awal di dalam perencanaan pembelajaran seni budaya (seni
musik) adalah menyusun program tahunan, progran semester, dan rincian alokasi
waktu. Kemudian dilanjutkan mendesain pembelajaran dengan menjabarkan
standar kompetensi melalui pengembangan silabus. Silabus ini disusun dan
dijadikan sebagai pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Banyak model silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang
dikembangkan oleh para praktisi pendidikan dalam upaya pengembangan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan.
Silabus
yang
dikembangkan tersebut kadang-kadang terdapat sedikit perbedaan. Perbedaan itu
commit to usersaja. Dalam mata pelajaran seni
biasanya hanya pada komponen-komponenya
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
budaya (seni musik), silabus pada umumnya disusun dan dikembangkan oleh guru
mata pelajaran tersebut dengan mengacu pada format yang telalah dirumuskan
oleh
pusat pengembangan kurikulum. Format pengembangan silabus yang
dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum telah mengacu pada Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Untuk menyamakan persepsi guru mata pelajaran seni budaya (seni
musik) dalam mengembangkan silabus, maka maka diberikan contoh model
pengembangan silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) adalah
sebagai berikut:
SILABUS
Sekolah
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Materi
Pokok/P
embelaj
aran
Mengi Penenal
dentifi an
kasi
ragam
jenis
etnik
lagu
nusantar
daerah a daerah
setem setempa
pat
t
Komp
etensi
Dasar
Kegiata
n
Pembela
jaran
Menden
garkan
lagu
etnik
daerah
setempa
t.
Menyak
sikan
pertunju
kan lagu
etnik
daerah
setempa
t
: SMP
: VII (Tujuh)/ 1
: Seni Budaya (Seni Musik)
: Mengapresiasi Karya Seni Musik
Penilaian
Indikator
Teknik
Mengiden Tes
Lisan
tifikasi
jenis-jenis
lagu etnik
dari
daerah
setempat
Mengiden
tifikasi
elemenelemen
musik,
irama,
tempo,
nada,dina
commit to user
mika dari
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Tes
Uraian
Bagaiman
a
pendapat
mu
tentang
lagu etnis
yang
diperdeng
arkan
Berikan
tanggapan
tentang
elemenelemen
lagu etnik
daerah
Sumb
er
Belaja
r
18 Jam Audio
visual
Alokas
i
Waktu
Buku
teks
Alat
musik
/sumb
er
bunyi
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengka
ji
elemenelemen
musik,
irama,
tempo,
nada,
dinamik
lagu
etnik
daerah
setempa
t
setempat
lagu
daerah
setempat
Mendeskr
ipsikan
lagu
(permaina
n
pergaulan
) yang ada
di daerah
setempat
Tabel 11
Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP
Dari silabus tersebut kemudian dibuat rancangan pembelajaran yang
disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat beberapa hal pokok, antara lain: (1)
Identitas; (2) Standar Kompetensi; (3) Kompetensi Dasar; (4) Indikator; (5)
Tujuan Pembelajaran; (6) Materi Pembelajaran; (7) Metode Pembelajaran; (8)
Langkah-langkah Pembelajaran; (9) Sumber Belajar; dan (10) Penilaian.
d) Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)
Mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) memiliki keunikan atau
kekhasan yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) mencakup materi teori dan praktek. Namun penekanannya
diarahkan ke praktek, sedangkan teori melekat pada prakteknya. Di dalam praktek
commit
to userMaka pembelajaran seni musik di
meliputi praktek vokal dan bermain
alat musik.
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sekolah
sebaiknya
melibatkan
aktivitas-aktivitas
menyanyi,
memainkan
instrumen, melatih kepekaan telinga (ear training), improvisasi dan berkreasi.
Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengembangkan fungsi jiwa, perkembangan
pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial budaya peserta didik di sekolah
dan dapat dilakukan di tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama sesuai
dengan tingkat kemampuan berpikir serta perkembangan mental dan fisik siswa.
Dalam proses pembelajaran, Gordon dalam Pakde Sofa (2008)
menyarankan:
Teknik audiation yaitu teknik yang memotivasi siswa untuk belajar
dengan cara mendengar sekaligus memahami materi pengajaran yang
disampaikan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan dan pemahaman serta sensitivitas siswa terhadap melodi,
interval, ritme dan birama, tonalitas dan ‘rasa’ harmoni yang merupakan
dasar pengetahuan mereka untuk dapat berimprovisasi dan berkreasi
secara kreatif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum.
Namun perlu diperhatikan juga, bahwa siswa di tingkat SMP banyak
mengalami perkembangan fisik, psikologis maupun emosi. Maka di dalam
pembelajaran seni musik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Perubahan
hormonal yang dialami remaja pada umumnya (pria dan wanita) berakibat pada
sejumlah organ tubuh lain, termasuk pita suara. Hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian dari pendidik musik khususnya dalam pengajaran vokal bagi remaja. 2)
Perubahan yang terjadi pada sejumlah organ tubuh tersebut, seringkali
menimbulkan tekanan psikologis tertentu seperti timbulnya rasa malu, gelisah dan
perilaku meniru idolanya. Oleh karena itu sebaiknya pembelajaran musik yang
berkaitan dengan kegiatan praktek menghindari penugasan secara individual.
Belajar musik secara berkelompok seperti ansambel musik angklung, gamelan,
commit to user
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
vocal grup dan paduan suara merupakan beberapa alternatif pembelajaran praktek
musik.
Sistem pembelajaran seni musik memang membutuhkan klasifikasi
model pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini
disebabkan karena banyak faktor, antara lain: faktor minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik. Dari faktor minat, banyak siswa yang kurang berminat karena mata
pelajaran musik tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Dari
faktor bakat, adalah banyak siswa yang memang tidak memiliki bakat ketrampilan
bemain musik. Sedangkan dari faktor kemampuan awal, banyak kesenjangan yang
terjadi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kesenjangan tersebut terlihat
ketika siswa memasuki pembelajaran musik, ada yang sudah mahir karena
pengalaman yang dibawa dari lingkungan, tetapi sebaliknya ada yang sama sekali
tidak atau belum mengenal praktek bermain musik. Hal yang demikian
mengharuskan seorang guru untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang
sesuai dengan kompleksitas yang ada pada peserta didik.
Keberhasilan seorang siswa dalam mencapai kompetensi sangat
dipengaruhi oleh gaya, metode maupun media yang diterapkan oleh guru. Apalagi
pada mata pelajaran seni budaya (seni musik), guru harus benar-benar dapat
memilih metode yang tepat dan menyenangkan siswa.
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru mata pelajaran hendaknya
berorientasi pada praktek, Misalnya: demonstrasi dan latihan. Selain melatih
ketrampilan, dalam pembelajaran seni
budaya ( seni musik) juga melatih
tanggung jawab, disiplin, kerjasama, mandiri, menghargai karya orang lain, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62
digilib.uns.ac.id
sebagainya. Oleh karena itu dalam pembelajaran musik lebih menekankan proses
dari pada hasilnya.
Kaitannya dengan pembelajaran seni musik yang lebih menekankan
pada proses, Sindie Gunara, (2007) mengatakan:
Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar
pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai
memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari.
Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk
menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan
kesadaran estetis. Kalau memang ternyata melalui pendidikan seni
dapat menghasilkan seorang seniman maka itu merupakan dampak saja.
Begitu pentingnya pendidikan seni, termasuk seni musik, maka peran
guru mata pelajaran sangat dibutuhkan ketika mereka berada di dalam proses
pembelajaran. Metode seperti apakah yang mereka gunakan supaya aktivitas
siswa terpelihara dan mncapai saaran pendidikan yang diharapkan.
Selain metode, ada faktor lain yang sangat dominan mempengaruhi
keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu media. Peran media di dalam
proses pembelajaran mata pelajaran seni budaya (seni musik) sangat penting.
Media merupakan alat batu yang dipakai sebagai pengantar pesan pendidikan.
Melalui media di dalam mata pelajaran seni budaya (seni musik), siswa akan lebih
mudah dalam aplikasi vokal maupun memainkan instrumen, sehingga siswa akan
lebih aktif dan bisa mengembangkan potensinya secara optimal.
Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
tertentu, maka langkah terakhir adalah dilaksanakan evaluasi atau penilaian.
Penilaian pembelajaran pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) dapat
dilaksanakan dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes yaitu penilaian dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63
digilib.uns.ac.id
menggunakan instrumen tes biasanya dilaksanakan secara tertulis. Sedangkan
teknik non tes biasanya dilaksanakan secara lisan melalui tes perbuatan. Untuk
mata pelajaran seni budaya (seni musik) lebih banyak menggunakan tes
perbuatan, yaitu tes praktik untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai
kompetensi motorik.
Untuk menentukan siswa itu berhasil atau tidak dalam menguasai materi
tertentu adalah menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Siswa
dinyatakan berhasil atau telah menguasai materi pembelajaran tertentu jika hasil
nilai mencapai lebih besar sama dengan angka yang telah dirumuskan di dalam
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Jika kompetensi telah dicapai oleh siswa, maka seluruh komponen
pembelajaran berfungsi dengan baik. Sebaliknya jika kompetensi yang telah
dirumuskan belum dimiliki oleh sebagian besar siswa, maka seorang guru harus
melakukan refleksi untuk mencari faktor penyebab atau kendala apa yang terjadi
dalam proses pembelajaran, kemudian untuk dicarikan solusinya.
e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Budaya (Seni Musik)
Kegiatan ekstrakurikuler seni budaya (seni musik) merupakan wahana
bagi siswa untuk mengembangkan minat, bakat, ketrampilan, memacu
kepercayaan diri, kreatif dan sifat kemandirian. Kegiatan ekstrakurikuler seni
musik juga memiliki peranan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan
di bidang musik yang sesuai dengan mata pelajaran yang telah diprogramkan
melalui kurikulum. Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, melalui
commit to user
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan ekstrakurikuler seni musik dapat digunakan sebagai sarana dalam upaya
pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian.
Misalnya, melalui ekstrakurikuler praktik bermain musik (ensamble
musi),
didalamnya banyak mengandung unsur pembinaan karakter. Karena
bentuk permainan musik ensembel membutuhkan kedisiplinan, kerjasama,
keberanian, kejujuran, kemandirian, dan kerapian.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
SDM
GURU
SISWA
Input
Perencanaan
Pembelajaran Seni
Musik
1. Pengembangan
Silabus
2. Pengembangan
RPP
Proses Pembelajaran Seni
Musik
1. Metode Pembelajaran
2. Media Pembelajaran
3. Pengembangan Materi
4. Evaluasi Pembelajaran
Kendala/Faktor
Pendudukung
Gambar 2
commit to user
Kerangka Berpikir Penelitian
Hasil
Yang
dicapai
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komponen-komponen di dalam pembelajaran musik terdiri dari
Pengembangan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Penggunaan metode
pembelajaran yang tepat, penggunaan media yang dapat mengantarkan pesan
materi ajar kepada peserta didik, dan penyusunan evaluasi yang sesuai dengan
indikator ketercapaian.
Jika semua komponen tadi dikelola oleh seorang guru dengan baik, maka
akan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Namun selain beberapa komponen
tersebut, ada satu faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan
proses belajar siswa, yakni Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya yang
dimaksud adalah guru. Jika seorang guru memiliki sumber daya yang potensial,
maka kemungkinan besar akan mencapai keberhasilan dalam melakukan
pembelajaran.
Kadang-kadang di dalam proses belajar mengajar itu sering juga terjadi
atau muncul beberapa hambatan. Jika terjadi kendala-kendala dalam proses
pembelajaran, maka akan mengurangi keberhasilan seorang guru dalam
mengantarkan siswa untuk mencapai kemampuan yang diharapkan. Oleh karena
itu, penulis di sini ingin meneliti apa yang terjadi dalam pembelajaran seni budaya
(seni musik) secara utuh, baik keberhasilan maupun kendala-kendala yang
mungkin terjadi serta bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
commit to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
SMP merupakan salah satu bagian dari pendidikan dasar yang ada di
Indonesia. Sedangkan SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali adalah bagian
dari sistem pendidikan dasar di Indonesia.
Ampel merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Boyolali yang
terletak di sebelah barat laut kota Boyolali. Di kota kecamatan itu terdapat 3 (tiga)
SMP Negeri, dan 1 (satu) SMP Satap, salah satu SMP Negeri adalah SMP Negeri
1 Ampel. SMP Negeri 1 Ampel memiliki guru-guru yang memadai. Hal ini
ditunjukkan bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kualifikasi
pendidikan sarjana dan telah tersertifikasi sebagai guru profesional sekitar 90 %,
sedangkan sisanya adalah lulusan diploma yang saat ini sedang melanjutkan studi
untuk menempuh jenjang sarjana (S1).
Selain itu ada hal sangat menarik bagi penulis, bahwa SMP Negeri 1
Ampel selalu berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Di
bidang akademik SMP Negeri 1 Ampel sejak tahun pelajaran 2007/2008,
2008/2009, 2009/2010 selalu masuk lima besar peolehan nilai ujian nasional
tingkat kabupaten Boyolali. Sedangkan salah satu prestasi di bidang non
akademik, SMP Negeri 1 Ampel sejak tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009,
2009/2010 selalu meraih juara pada lomba musik tingkat kabupaten, baik di
bidang vokal maupun instrumental. Di bidang vokal, misalnya menyanyi tunggal
commit to user
66
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(solo vocal) dan vokal group. Dalam bidang musik instrumental, SMP Negeri 1
Ampel Boyolali pernah meraih juara dalam lomba musik ensembel (ensemble
music) di tingkat kabupaten.
Oleh karena prestasinya tersebut, terutama prestasi musik, maka penulis
merasa tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana
strategi pembelajaran seni musik yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ampel.
B. Strategi dan Bentuk Penelitian.
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang
menekankan pada proses dan hasilnya, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif akan mampu menangkap
berbagai informasi kualitatif dengan deskriptif.
Sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus (case study). Oleh karena permasalahan dan fokus penelitian telah
ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di
lapangan, maka penelitian ini juga dikategorikan sebagai studi kasus terpancang.
(Embedded Case Study Recearch) (Sutopo, 1996: 41).
Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari,
kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya,
Sugiyono (2009: 241). Pemahaman terhadap subjek itulah, nantinya akan digali
dan dikaji sedemikian rupa agar dari padanya diperoleh data yang akurat demi
commit to user
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebuah temuan penelitian yang kredibel, dan akhirnya didapatkan analisa dan
kesimpulan yang akurat dan dapat dipercaya kebenarannya.
C. Sumber Data
1. Sumber Data
Informasi atau data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Data tersebut akan
digali dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan
bermakna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yanng
merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak, Sugiyono (2009: 9).
Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
a.
Nara Sumber/informan, meliputi:
1) Kepala SMP Negeri 1 Ampel Boyolali yang diteliti.
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ampel yang akan
dijadikan informan dalam pengumpulan data, sebagai pemegang
kebijakan sekolah.
2) Wakil kepala sekolah urusan kurikulum.
Urusan kurikulum akan dijadikan informan yang diwawancarai untuk
memperoleh data tentang kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1
Ampel Boylali.
3) Guru Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) yang diteliti.
commit to user
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Guru pengampu mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali merupakan
informan kunci dalam
penelitian ini. Guru tersebut dijadikan informan yang diwawancarai,
dan diobservasi selama implementasi pembelajaran seni budaya (seni
musik).
4) Siswa SMP Negeri 1 Ampel Boyolali yang diteliti.
Siswa-siswa SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali sumber data
yang akan diwawancarai dan di observasi untuk memperoleh data
tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik).
5) Kepala Tata Usaha yang diteliti
Kepala tata usaha akan diwawancarai untuk memperoleh data tentang
statistik keadaan pendidik, dan tenaga kependidikan, serta siswa
dalam kaitannya dengan implementasi pembelajaran seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ammpel Boyolali.
b.
Tempat dan peristiwa/aktivitas yang terdiri dari:
1) Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya (seni musik),
lingkungan kerja guru, serta lingkungan belajar siswa yang semuanya
itu akan diamati dan diteliti untuk dijadikan sebagai data penelitian.
2) Kegiatan ekstra kurikuler seni musik akan diamati dan diteliti untuk
kelengkapan data penelitian.
c. Kajian Dokumen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
70
digilib.uns.ac.id
Kajian dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data pendukung di
dalam penelitian. Kajian dokumen dalam metodologi penelitian ini
meliputi:
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Mengkaji kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk
memperoleh data tentang struktur dan muatan kurikulum yang
digunakan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Serta untuk mengetahui
atau memperoleh data tentang kedudukan mata pelajaran seni budaya
(seni musik), termasuk paket mata pelajaran seni budaya yang
dilaksanan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
2) Perangkat pembelajaran guru mata pelajaran seni budaya (seni
musik).
Perangkat pembelajaran guru yang meliputi: kalender akademik,
program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), kriteria ketuntasan minimal (KKM), perencanaan
bahan ajar.
3) Perangkat penilaian yang meliputi:
Meliputi: Buku daftar nilai, kisi-kisi soal ulangan harian, butir soal
ulangan harian, kunci jawaban ulangan harian, kriteria/penskoran
penilaian ulangan harian, program remidial dan pengayaan. Instrumen
penilaian yang berasspek kualitatif menggunakan lembar pengamatan
atau observasi.
4) Program kegiatan ekstra kurikuler.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
71
digilib.uns.ac.id
Dokumen ini dikaji untuk mengetahui strategi peningkatan mutu
bidang seni musik di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Selain itu juga
untuk mengetahui jenis musik apa yang dikembangkan di SMP Negeri
1 Ampel Boyolali.
Studi dokumen yang dilaksanakan secara seksama, akan
membantu peneliti untuk mendapatkan data yang menunjang semakin
kredibelnya temuan dan hasil penelitian. Oleh karena itu peneliti harus
cermat dalam menghimpun dan mengolah setiap dokumen tersebut agar
informasi yang didapat benar-benar akurat dan kredibel.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Keterpercayaan
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling
strategis dalam sebuah penelitian.
Maka dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan
melalui beberapa cara, antara lain:
a.
Wawancara mendalam (in-depth-interviewing)
Teknik ini bersifat lentur, tidak terstruktur dan ketat, tidak dalam
suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama.
Pertanyaan tidak disusun lebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan
dan ciri yang unik dari responden.Wawancara bisa berjalan lama dan bisa
dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wawancara ini diajukan kepada: a) kepala sekolah untuk
mengetahui sejauh mana kebijakan sekolah yang mendukung visi, misi,
implementasi pembelajaran mata pelajaran seni budaya (seni musik), serta
kendala yang dihadapi sekolah beserta upaya untuk mengatasinya; b)
wawancara dengan urusan kurikulum untuk mengetahui secara lengkap
bagaimana sistem pengembangan kurikulum yanng digunakan di sekolah,
dan kedudukan mata pelajaran seni budaya (seni musik) dalam struktur
kurikulum, serta alokasi waktu yang digunakan dalam implementasi
pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali;
c) wawancara dengan guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) SMP
Negeri 1 Ampel diarahkan pada seluruh kegiatan yang dilakukan sejak
perncanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi serta refleksi atas segala
implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik); kemudian c)
wawancara dengan siswa yang menonjol, baik dilakukan kepada siswa
yang prestasinya tinggi maupun siswa yang prestasinya rendah, untuk
mengetahui aktivitas pembelajaran, termasuk faktor pendukung dan
kendala yag dihadapi oleh siswa.
Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan interview secara bebas terpimpin,
artinya peneliti sebelum melaksanakan wawancara menyiapkan pedoman
wawancara. Sedangkan terhadap informan tertentu, peneliti menggunakan
wawancara bebas atau wawancara mendalam agar tidak terpaku pada
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pedoman wawancara yang rinci dan terurai yang telah disusun
sebelumnya.
b.
Observasi
Dalam observasi, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan. Untuk mendapatkan informasi
yang akurat dari hasil pengamatan, sebelum observasi dilaksanakan telah
disusun pedoman tindakan atau aspek-aspek yang akan diteliti.
c.
Mengkaji dokumen
Teknik ini dilakukan dengan cara mencatat atau mengkaji data
yang bersumber dari dokumen yang terdapat di sekolah. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen-dokumen
tersebut
digunakan
sebagai
pelengkap
dari
penggunaan metode observasi dan wawancara.
Sugiyono (2009: 240) berpendapat bahwa, studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Oleh karena itu hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih
dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto, gambar-gambar, karya
ilmiah dan hasil karya seni yang telah ada.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ini dapat dirangkum dengan menggunakan
tabel sebagai berikut:
commit to user
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No.
Tujuan
Sumber Data
Instrumen
1
Untuk mengetahui perencanaan
pembelajaran seni budaya (seni
musik)
Untuk menegtahui pelaksanaan
pembelajaran seni budaya (seni
musik).
Kepala Sekolah,
Kurikulum,
Guru Seni Musk
Aktifitas
pembelajaran
seni
budaya
(seni musik)
Guru
seni
budaya
(seni
musik), siswa.
Guru
seni
budaya
(seni
musik), siswa.
Wawancara,
Kajian
dokumen.
Observasi,
wawancara.
2
3
4
5
Untuk mengetahui hasil yang
dicapai dalam pembelajaran
seni budaya (seni musik).
Untuk
mengetahui
faktor
pendukung
pelaksanaan
pembelajaran seni budaya (seni
musik)
Untuk mengetahui kendala yang Guru
ada
dalam
pelaksanaan budaya
pembelajaran seni budaya (seni musik).
musik)
Kajian
dokumen,
wawancara.
Wawancara
seni Wawancara
(seni
Tabel 12
Rangkuma Teknik Pengumpulan Data
2. Uji Keterpercayaan Data
Untuk menguji keabsahan/keterpercayaan data, dalam penelitian ini
dilakukan dengan:
a. Triangulasi
Agar memperoleh data yang valid maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber. Triangulai metode
adalah teknik pengumpulan data yang berbeda dari sumber yang sama.
Sedangkan triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang sama
commit
userdata yang diperoleh dari hasil
dari sumber yang berbeda.
Di tosini
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wawancara akan dikroscek dengan observasi atau dokumen. Selain itu
akan dalakukan kroscek dari berbagai sumber.
Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan.
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam
pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas
dan pasti. Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila
dibandingkan dengan satu pendekatan. Ada dua macam triangulasi yang
digunakan, antara lain:
1) Tiangulasi Sumber
Melalui trianggulasi sumber, peneliti dapat menggunakan
berbagai sumber yang tentunya berbeda-beda. Tujuan dari teknik ini
adalah agar data yang diperoleh dari sumber yang satu dapat dicek dan
dibandingkan serta diuji kredibilitasnya dengan data yang diperoleh
dari sumber yang lain.
Untuk mendalami, menelusuri dan memperoleh sumber data
yang berbeda-beda tersebut, peneliti menggunakan teknik wawancara
mendalam sehingga informasi dari setiap sumber data saling
dibandingkan dan diuji ketepatan dan kemantapan kredibilitas dan
validitasnya data.
commit to user
76
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Triangulasi Metode
Sugiyono (2009: 241) dalam tulisannya mengatakan, “Peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang beda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama”. Berarti dalam penelitian
ini, peneliti
menggunakan metode yang berbeda-beda untuk
mengumpulkan data yang sejenis tentang implementasi pembelajaran
seni budaya (seni musik). Tujuanya adalah agar dainformasi yang ta
yang diperoleh dari informan semakin mantap, kredibel, dan dapat
dipercaya.
Langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah menguji data
tersebut dengan menggunakan metode wawancara, observasi maupun
analisis dokumen. Mula-mula mencari data dengan mewawancarai
informan,
kemudian
setelah
itu
dilakukan
melalui
kegiatan
pengamatan atau observasi, dan dilanjutkan dengan kroscek data
dengan dokumen yang dimiliki oleh informan tersebut. dilakukan
melalui kegiatan pengamatan atau observasi, dan dilanjutkan dengan
kroscek data dengan dokumen yang dimiliki oleh informan tersebut.
b. Perpanjangan keikut-sertaan
Dalam menguji keabsahan/keterpercayaan data, peneliti tidak terikat
adanya waktu. Jika data belum lengkap, maka peneliti bisa ke lapangan
sewaktu-waktu untuk melengkapi data yang digunakan dalam penelitian.
commit to user
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan perpanjangan keikut-sertaan peneliti, akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini
disebabkan karena dengan perpanjangan keikut-sertaan peneliti akan
banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidak benaran informasi
yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang bersal dari diri sendiri maupun
dari responden, dan membangun kepercayaan subyek.
d. Konfirmabilitas
Esensi dari pernyataan konfirmabilitas adalah apakah berkaitan
antara data, informasi dan interpretasi yang dituangkan dalam organisasi
pelaporan didukung oleh materi-materi yang tersedia atau digunakan
dalam audit trail. Audit dilakukan melalui diskusi analitik sekaligus
memberikan semua berkas penelitian. Mulai berkas data mentah hingga
traskrip pelaporan. Oleh karena itu, dalam trail konfirmabilitas pada
dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan peneliti agar temuan penelitian
kualitatif dapat obyektif, maka dilakukan konfirmasi kepada sumbernya.
e. Kecukupan Referensi.
Bahan
referensi
di
sini
adalah
adanya
pendukung
untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya dengan
menggunakan gambar atau foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh sumber
informasi maupun peneliti.
commit to user
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Teknik Analisis Data.
Pengertian analisis data menurut Sugiyono (2005:89) adalah mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat simpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.
Menganalisis data merupakan langkah yang sangat kritis dalam
penelitian. Harus dipastikan pola analisis apa yang akan digunakan, apakah
analisis statistik atau analisis nonstatistik. Penggunaan teknis analisis ini
tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Jika data itu berkaitan dengan halhal yang bersifat kuantitatif atau berupa bilangan, maka menggunakan teknik
analisis statistik. Sedangkan jika data itu bersifat kualitatif, yang menunjukkan
deskriptif atau data tekstual, maka menggunakan teknik analisis non statistik.
Dari kedua teknik analisis tersebut, peneliti menggunakan teknik yang
non statistik (kualitatif). Hal ini karena data utama yang muncul berupa kata-kata,
tindakan
yang bersifat deskriptif, dan bukan rangkaian bilangan atau angka.
Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis non statistik
secara interaktif yang terdiri dari:
1. Reduksi data (Data Reduction).
Peneliti mencatat data di lapangan secara teliti dan rinci.. Oleh karena
data di lapangan jumlahnya banyak, kompleks dan rumit, maka perlu
commit to user
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Semakin lama peneliti terjun ke
lapangan, maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak dan
kompleks. Fungsi reduksi data adalah menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga
peneliti dapat menarik sebuah interpretasi dan kesimpulan. Pada tahap ini
peneliti benar-benar harus mencari data yang valid. Setiap data yang
kebenarannya disangsikan, maka peneliti harus mengecek ulang kebenaran
data itu pada informan lain yang dirasa lebih berpengalaman, mengetahui,
mampu, menguasai dan berkompeten.
Dengan
demikian
berarti
mereduksi
data
merupakan
kegiatan
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan memcarinya bila diperlukan.
2. Sajian Data (Data Display).
Setelah data direduksi, langkah di sini adalah mendisplaykan atau
menyajikan data, yaitu dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data tersebut, maka akan memudahkan
peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Kesimpulan atau verifikasi.
commit to user
80
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengambilan kesimpulan atau verivikasi selalu melibatkan peneliti
dalam proses interpretasi, penetapan makna dari data yang tersaji. Pada proses
verifikasi atau penarikan kesimpulan sering melangkah kembali pada tahap
reduksi data, sehingga triangulasi selalu inhern dalam proses penelitian.
Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Teknik analisa data dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Data Reduction
Data Display
Verivication
Gambar 3.
Model Analisis Interaktif (Sutopo, 1996: 140).
commit to user
81
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Prosedur dan Jadwal Penelitian
Prosedur pelaksanaan dan jadwal penelitian digambarkan dalam tabel
sebagai berikut:
No.
1
Uraian Kegiatan
Waktu
Persiapan Penelitian:
a. Penyusunan proposal penelitian
Minggu II-IV Juni 2011
b. Konsultasi kepada pembimbing
Minggu I-II Juli 2011
c. Seminar proposal/usulan penelitian
Minggu III Juli 2011
d. Revisi proposal/usulan penelitian
Minggu IV Agustus s/d III
September 2011
e. Pengurusan perijinan
Minggu IV September s/d II
Oktober 2011
2
Pelaksanaan Penelitian:
Pengumpulan
data
dengan Minggu I Nopember 2011
menggunakan
metode
wawancara sampai dengan minggu IV
mendalam, observasi, review laporan, Februari 2012
mendiskusikan dan konsultasi kepada
pembimbing.
3
Analisis Data
Minggu I – IV Maret 2012
4
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian:
a. Penyusunan Bab I s.d. V
Minggu I-IV April 2012
b. Konsultasi kepada para pembimbing
Minggu I Aril s/d II Mei 2012
c. Revisi Bab I s.d. V
Minggu II Mei 2012.
d. Konsultasi kepada para pembimbing
Minggu II-IV Mei 2012.
e. Finalisasi pelaporan
Minggu I-II Juni 2012.
f. Pengujian di hadapan Dewan Penguji
Minggu IV Juni 2012
g. Revisi
Minggu I Juli 2012.
h. Penjilidan
Minggu II Juli 2012
commit to user
82
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian.
1. Kondisi Geografis Kecamataan Ampel Boyolali
Kecamatan Ampel terletak di sebelah barat laut kota Boyolali yang
merupakan perbatasan antara kabupaten Boyolali dengan kabupaten
Semarang. Secara geografis kecamatan Ampel berbatasan langsung dengan:
a.
Sebelah utara
: Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
b.
Sebelah selatan
: Kecamatan Kota Boyolali.
c.
Sebelah Barat
: Kecamatan Cepogo.
d.
Sebelah Timur
: Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Secara umum, Kecamatan Ampel merupakan daerah pegunungan
dengan potensi alam berupa tanaman yang heterogen, namun sebagian besar
tanaman terdiri dari pohon sengon. Selain itu juga merupakan penghasil
rempah-rempah, buah-buahan, dan sayuran.
Kecamatan Ampel memiliki tempat yang sangat strategis, karena
terletak di antara jalur Solo dan Semarang. Dengan letak yang sangat
strategis merupakan faktor pendudukung bagi masyarakat Ampel untuk
melakukan kegiatan ekonomi. Alternatif kegiatan ekonomi yang dipilih oleh
masyarakat Ampel adalah berdagang. Dengan demikian tidak heran jika
commit to 82
user
83
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat Ampel sebagian memiliki taraf ekonomi yang baik, dan mampu
memberi dukungan bagi anak-anak mereka untuk mengenyam pendidikan.
2. Sejarah Singkat berdirinya SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
SMP Negeri 1 Ampel adalah salah satu dari empat SMP Negeri dan
2 SMP Swasta di kecamatan Ampel kabupaten Boyolali yang memiliki
kualitas pendidikan membanggakan bagi masyarakat Ampel dan sekitarnya.
Sekolah ini didirikan pada tanggal 1 September 1974.
Berdasar temuan penelitian (hasil wawancara peneliti dengan
kepala sekolah (Es), sekolah yang berstatus Sekolah Standar Nasional
(SSN) ini telah berganti beberapa pimpinan sebagai berikut:
a. Tahun1 974 s/d 1986
: Wakidi Siswo Pranoto.
b. Tahun 1986 s/d 1992
: Panoekmo, B.A.
c. Tahun 1993 s/d 1995
: Soedarno, B.A.
d. Tahun 1996 s/d 2000
: Dra. Yani Purniasih.
e. Tahun 2000 s/d 2008
: Sri Suratmi, S.Pd.
f. Tahun 2008 s/d 2010
: Drs. Budi Siswanto, M.Pd.
g. Tahun 2010 s/d 2011
: Kirjono, S.Pd., M.M.
h. Tahun 2011 s/d 2011
: Indo Pratomo, S.Pd.
i. Tahun 2011 s/d sekarang
: Drs. Edy Sudarsono.
3. Kondisi SMP Negeri 1 Ampel
a. Profil SMP Negeri 1 Ampel:
1) Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Ampel.
commit to user
84
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Nomor Statistik Sekolah
: 201 030902008.
3) NPSN
: 20308505.
4) Kode Pos
: 57352
5) Tipe Sekolah
: A.
6) Alamat Sekolah
: Jl. Candi Ampel Boyolali.
a)
Kecamatan
: Ampel.
b) Kabupaten/Kota
: Boyolali.
c)
: Jawa Tengah.
Propinsi
d) Telepon/HP/Fax.
: (0276) 331090.
e)
Status Sekolah
: Negeri.
f)
Nilai Akreditasi Sekolah
: 90,97.
Lokasi gedung SMP Negeri 1 Ampel berada di tengah-tengah
perkampungan masyarakat Desa Candi kecamatan Ampel, kurang lebih
500 m dari jalan raya Solo–Semarang yang berbatasan langsung dengan:
1) Sebelah utara, Desa Gatak kecamatan Tengaran kabupaten Semarang.
2) Sebelah Barat, Desa Gladaksari kecamatan Ampel kabupaten Boyolali.
3) Sebelah Selatan, Desa Tanduk kecamatan Ampel kabupaten Boyolali.
4) Sebelah Timur, Desa Dawung kecamatan Ampel kabupaten Boyolali.
Secara fisik gedung SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali
memiliki konstruksi bangunan yang cukup kokoh dan kuat. Penataan ruang
pembelajaran teratur dan rapi, sedangkan kebersihan ruang kelas, serta
lingkungannya sangat terpelihara. Keadaan yang demikian ini membuat
commit to user
85
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suasana yang kondusif untuk penyelenggaraan pembelajaran pada suatu
sekolah.
Lapangan upacara di letakkan di tengah-tengah yang dikelilingi
oleh ruang kelas. Selain digunakan untuk upacara, lapangan tersebut
dimanfaatkan untuk olah raga basket.
Gambar 4
Gedung SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali
tampak dari depan.
Untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, SMP Negeri 1
Ampel melengkapi sarana gedung yang meliputi:
a. Ruang kelas
: 21 ruang.
b. Ruang Kepala Sekolah
: 1 ruang.
c. Ruang Guru
: 1 ruang.
d. Ruang Tata Usaha
: 1 ruang.
e. Ruang Panitia/Staf
commit to user
: 1 ruang.
86
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Ruang Perpustakaan
: 1 ruang.
g. Ruang Ketrampilan
: 1 ruang.
h. Ruang Bimbingan dan Konseling
: 1 ruang.
i. Ruang Laboratorium IPA
: 1 ruang.
j. Ruang Laboratorium Bahasa
: 1 ruang.
k. Ruang Laboratorium Komputer
: 1 ruang.
l. Ruang Agama
: 2 ruang.
m. Ruang Koperasi Siswa
: 1 ruang.
Tata letak ruang SMP Negeri 1 Ampel dapat dilihat pada denah
sebagai berikut:
K
O
R
A
M
I
L
U
Satpam
Mushola
IXG
s
IXD
IXA
VIIIF
IXE
VIIIG
IXB
Lap Basket
R.
PERPUS
R.KS
R.UR
R.TU
R.GR
K
M
IXC
IXD
R.Ag.
R.Ag.
VIIC
Lab
.
IPA
IXD
Hal Upacara
IXF
R. KET.
VIIIC
VIIIB
VIIIA
VIIB
VIIA
Lab.
Komputer
Lab
Bahasa
VIID
K
O
P
S
I
S
VIIG
P
a
r
k
i
r
G
u
d
a
n
g
VIIF
K
M
VIIE
R. Penjaga
Kantin
G
r
KM Putri
Gambar 5
commit
to 1user
Denah Ruang SMP
Negeri
Ampel Kabupaten Boyolali.
P
a
87
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Kepala Sekolah
No.
Jabatan
1
Kepala
Sekolah
Wakil
Kepala
Seolah
2
Jenis
Kelam
in
L P
Nama
Pend.
Masa
Terak
Kerja
hir
Usia
Drs. Edy Sudarsono
√
48
S1
27
Asman Indradi, S.Pd.
√
47
S1
26
Tabel 12
Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ampel
Tahun Pelajaran 2011/2012 (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270)
2) Guru
a) Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah.
No
1
2
3
4
5
6
7
Tingkat
Pendidikan
S3/S2
S1
D4
D3/Sarmud
D2
D1
SMA/
Sederajad
Jumlah
Jumlah dan Status Guru
GTT/Guru
GT/PNS
Bantu
L
P
L
P
1
18
12
1
2
1
4
1
26
13
-
1
Jumlah
1
31
2
1
5
40
Tabel 13
Jumlah Guru dengan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan Jenis
Kelamin (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
88
digilib.uns.ac.id
Sebagian besar guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah
memiliki kualifikasi pendidikan yang minimal D4/Sarjana (S1). Dari 40
orang guru, sebanyak 32 orang guru telah memiliki kualifikasi pendidikan
minimal D4/Sarjana (S1). Hanya ada 8 orang guru yang belum memiliki
kualifikasi pendidikan terakhir D4/Sarjana. Pendidikan terakhir D1
sebanyak 5 orang, D2 1 orang, dan D3/Sarjana Muda.
Menurut lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16
tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang standar kualifukasi akademik dan
kompetensi guru (A.1.c) kualifikasi akademik guru SMP/MTs dinyatakan
bahwa:
Guru pada SMP/MTs,Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (DIV) atau sarjana (S1) program studi
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Berdasarkan pada lampiran peraturan menteri pendidikan nasional
tersebut, maka dari sejumlah guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali,
terdapat 20% atau sejumlah 8 orang belum memenuhi kualifikasi
pendidikan. Oleh karena itu SMP Negeri 1 Ampel hendaknya memfasilitasi
terhadap guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan untuk
menempuh pendidikan minimum sarjana (S1).
Sekolah yang memiliki guru-guru berkualifikasi pendidikan yang
tinggi, tentu akan menghasilkan keluaran yang lebih baik dan berkualitas.
Selain itu akan dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap peserta
didik, dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat.
commit to user
89
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
1
1
1
2
4
3
4
5
5
3
3
5
5
4
1
1
4
3
3
1
1
3
3
1
1
2
1
2
3
2
5
Jumlah
S2/ S3
IPA.
Matematika
Bahasa
Indonesia.
Bahasa
Inggris.
Pendidikan
Agama.
IPS.
Penjasorkes.
Seni Budaya.
Pendidikan
Kewarganegar
aan.
. TIK/
Ketrampilan
Bimbingan
dan
Konsseling
Mulok Bahasa
Jawa.
D1/ D2
D3/
Sarmud
S1/ D4
1
2
S2/ S3
Guru
Jumlah guru
dengan latar
belakang
pendidikan tidak
sesuai dengan
tugas mengajar.
S1/ D4
No.
Jumlah guru
dengan latar
belakang
pendidikan sesuai
dengan tugas
mengajar.
D1/ D2
D3/
Sarmud
Belakang Pendidikan (Keahlian).
2
3
29
1
2
40
Tabel 14
Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Belakang
Pendidikan (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271)
commit to user
90
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagian besar guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah
melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dari
jumlah 40 orang guru, hanya terdapat 2 (dua) orang atau 5 % guru yang masih
mengajar belum sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dua orang tersebut
adalah: (1) guru seni budaya yang berpendidikan seni musik, kemudian mengajar
mata pelajaran seni budaya (seni rupa); (2) guru yang memiliki latar pendidikan
IPA (fisika) melaksanakan tugas mengajar mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
Langkah yang harus dilaksanakan SMP Negeri 1 Ampel mengusahakan
adanya pengadaan guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa), dan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK). Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme
Guru.
Jumlah guru yang telah
mengikuti pengembangan
Jenis Pengembangan
No.
kompetensi/profesionalisme.
Kompetensi.
Laki-laki Perempuan Jumlah
1
Penataran KBK/KTSP
14
8
22
2
Penataran
Metode
2
3
5
Pembelajaran
(termasuk CTL)
3
Penataran PTK.
4
Penataran Karya Tulis
3
3
Ilmiah
5
Sertifikasi
2
2
Profesi/Kompetensi.
6
Penataran PTBK.
5
3
8
7
Penataran
lainnya,
19
10
29
Workshop/Bintek.
Tabel 15
Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru
(Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271)
commit to user
91
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
guru-guru SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali telah mengikuti
penataran tentang kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu sebagian juga telah
banyak yang mengikuti workshop atau bimbinngan teknik (Bintek), baik
yang dilaksanakan di tingkat sekolah, kabupaten, maupun propinsi.
Tentang pengembangan kompetensi/keprofesian guru di bidang
penelitian ilmiah, tampak belum ada satupun yang telah mengikuti.
Kegiatan penelitian sangat penting bagi seorang guru, berkaitan dengan
masalah-masalah yang muncul di dalam kelas. Masalah tersebut muncul
berkaitan dengan pembelajaran yang harus diselesaikan oleh guru.
Maslah-masalah itu komplek sekali, ada yang berkaitan dengan siswa
maupun guru. Yang berkaitan dengan siswa misalnya: kurangnya
motivasi, kreatifitas, keaktifan, kedisiplinan dan lain-lain. Yang berkaitan
dengan guru, misalnya: model pembelajaran yang dilaksanakan guru
kurang menarik, atau mungkin penerapan media pembelajaran yang
kurang tepat. Di situlah pentingnya guru mengadakan penelitan yang
berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Banyaknya guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas,
dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna (berkualitas).
Pembelajaran yang bermakna adalah, pembelajaran yang mampu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
commit to user
92
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
potensinya secara optimal. Dengan demikian akan dapat mewujudkan
visi dan misi sekolah.
3) Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung.
No
Tenaga
Pendukung
Jumlah Tenaga Pendukung dan
kualifikasi pendidikannya
SMP
1
2
Tata Usaha.
Perpustaka
an.
3 Laboran
Lab. IPA.
4 Teknisi
Lab.
Komputer
5 Laboran
Lab.
Bahasa.
6 PTD
7 Kantin.
8 Penjaga
Sekolah.
9 Tukang
Kebon.
10 Keamanan.
11 Perpustaka
an dan
Magang.
Jumlah
SMA D1 D2 D3 S1
6
1
1
Jumlah tenaga
Pendukung
berdasarkan
Ju
Status dan
mla
Jenis Kelamin
h
Honor
PNS
er
L P L P
3
3
6
1
1
1
1
2
2
1
1
1
3
7
1
1
3
4
3
Tabel 16
Tenaga Kependidikan (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271)
Tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 1 Ampel sudah
cukup memadai dalam upaya mendukung penyelenggaraan pendidikan.
commit to user
11
93
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perlu pengadaan tenaga kependidikan untuk memenuhi petugas laboran
dan laboratorium komputer.
c. Keadaan Siswa 5 (lima) Tahun Terakhir.
Tahun
Pelaja
ran
2006 /
2007
2007 /
2008
2008 /
2009
2009 /
2010
2010 /
2011
2011 /
2012
Jumla
h
Pendaf
tar
(Calon
Siswa
Baru)
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah
(Kelas VII,
VIII, dan
IX)
Juml
ah
Sisw
a
Juml
ah
Rom
bel
Juml
ah
Sisw
a
Juml
ah
Rom
bel
Juml
ah
Sisw
a
Juml
ah
Rom
bel
Sis
wa
Rom
bel
342
236
6
237
6
236
6
709
18
320
240
6
233
6
236
6
709
18
308
238
6
238
6
228
6
704
18
263
214
7
232
7
238
7
684
21
336
251
7
208
7
229
7
686
21
340
222
7
249
7
206
7
655
21
Tabel 17
Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir
(Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270)
.
4. Visi, Misi, dan Tujuan yang ingin dicapai SMP Negeri 1 Ampel.
SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali merumuskan Visi, Misi,
dan Tujuan Sekolah yang harus dicapai untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan.
a. Visi Sekolah:
Membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan berbudaya.
b. Misi Sekolah:
commit to user
94
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Misi Sekolah meliputi:
1) Mengkondisikan pembinaan mental imtaq yang berkelanjutan.
2) Melaksanakan
penyusunan
kurikulum
untuk
menghasilkan
kurikulum inovatif dan adaptable.
3) Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan
menyenangkan dengan pendekatan CTL.
4) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
5) Meningkatkan kualitas kelas rintisan billingual bagi kelas VII, kelas
VIII, dan kelas IX sebagai tindak lanjut dari program Sekolah
Standar Nasional (SSN).
6) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium IPA.
7) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium bahasa multimedia.
8) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium komputer.
9) Melengkapi fasilitas dan pelayanan jaringan internet sebagai sarana
informasi dan komunikasi.
10) Menambah buku-buku perpustakaan dan memfasilitasi peralatan
TIK dan hotspot di perpustakaan untuk memberikan pelayanan yang
optimal.
11) Melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas profesionalisme guru
dan tenaga kependidikan.
12) Melaksanakan sistem penilaian yang utuh, obyektif, dan otentik.
commit to user
95
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13) Mengembangkan BBE (life skill), khususnya kerumahtanggaan,
ketrampilan menjahit, dan ketrampilan obras (tata busana), serta
ketrampilan elektronika dan komputer.
14) Menjadikan wahana pembinaan dan penyelenggaraan olah raga
secara berencana dan berkesinambungan.
15) Menjadikan wahana pembinaan dan penyelenggaraan TUB/PBB
secara berencana dan berkesinambungan.
16) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik
(band), dan vokal yang unggul.
17) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni tari
sebagai wujud pelestarian budaya.
18) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan karya ilmiah
remaja (KIR) secara berencana dan berkesinambungan.
19) Menyeediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan kelompok
marching band yang siap pakai.
20) Mengembangkan kepribadian peserta didik yang kuat dan bertumpu
pada nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan.
c. Tujuan Sekolah padaTahun Pelajaran 2011/2012.
Pada akhir tahun pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Ampel
berkomitmen untuk mewujudkan tujuan sebagaimana tertuang dalam
Visi dan Misi sekolah. Adapun komitment yang hendak diwujudkan
antara lain:
commit to user
96
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Memiliki kelompok pengajian dan dakwah, serta memiliki kelompok
pendalaman Al kitab yanng mampu mengisi khutbah pada acara
paskah dan natal.
2) Meraih rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) kelas IX mencapai 7,90
dan menduduki peringkat 5 besar di tingkat kabupaten Boyolali.
3) Prosentase kenaikan kelas VII dan VIII mencapai lebih dari 90 %.
4) Mengoptimalkan
proses
pembelajaran
dengan
pendekatan,
diantaranya CTL, PAIKEM, serta layanan bimbingan dan konseling.
5) Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan dengan pendekatan CTL.
6) Meningkatkan kualitas kelas unggulan untuk kelas VII, VIII, dan IX.
7) Melaksanakan sistem penilaian yang utuh, obyekttif, dan otentiif.
8) Memiliki tim sepak bola, sepak takraw, dan basket serta mampu
menjadi finalis di tingkat kabupaten Boyolali.
9) Memiliki regu TUB/PBB yang menjuarai di tingkat kabupaten.
10) Memiliki kelompok musik (group band)
serta
vokal yang siap
mengisi acara-acara kegiatan sekolah, kecamatan, dan kabupaten.
11) Memiliki kelompok karya ilmiah (KIR) dan mampu menjadi finalis
tingkat kabupaten.
12) Memiliki peserta didik yang mampu meraih kejuaraan dalam
berbagai lomba akademik maupun non akademik.
13) Memiliki peserta didik yang mampu menjadi finalis lomba
keteladanan peserta didik di tingkat kabupaten.
commit to user
97
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14) Memiliki regu marching band yang handal dan siap pakai dalam
dalam kegiatan upacara hari-hari besar di tingkat sekolah,
kecamatan, maupun kabupaten.
15) Memiliki sarana dan prasarana komputer untuk peserta didik yag
memenuhi standar.
16) Menambah koleksi buku-buku perpustakaan yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar para peserta didik serta melengkapi
perlengkapan TIK sebagai sumber belajar peserta didik di
perpustakaan.
17) Memiliki peserta didik yang berkepribadian kuat dan bertumpu pada
nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan.
18) Memiliki
peserta
didik
yang
terampil
memasak,
menjahit,
mengobras, elektronika, dan menggunakan komputer.
19) Mewujudkan perilaku peserta didik yang menjunjung tinggi nilai
budaya bangsa.
20) Mewujudkan masyarakat sekolah yang agamis.
21) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri.
22) Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai.
B.
Temuan Penelitian.
Berlatar belakang lima rumusan masalah yang diteliti atau dikaji,
hasil penelitian ini dipaparkan dalam lima kelompok uraian. Pertama,
bagaimanakah perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
commit to user
98
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Kedua, bagaimanakah pelaksanaan
pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?
Ketiga, bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni
Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Keempat, faktor
apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Dan yang kelima, kendala
apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni
Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?
Disamping berlatar lima rumusan masalah tersebut, kelima bagian
dari pemaparan atas temuan dari penelitian ini, juga diuraikan berdasarkan
kajian teori yanng menjadi dasar penelitian implementasi pembelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali.
Temuan penelitian yang diuraikan pada bagian ini merupakan
penegasan dari rumusan masalah yang pertama, yaitu: bagaimanakah
perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1
Ampel Boyolali? Pemaparan temuan penelitian yang menyangkut
rumusan masalah pertama disajikan atas tiga tahap, yaitu: kurikulum
yang digunakan, pengembangan silabus, dan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
commit to user
99
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kurikulum.
Kurikulum merupakan panduan yang digunakan oleh
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di SMP Negeri 1
Ampel memiliki kurikulum yang telah disusun dan dikembangkan
oleh tim pengembang kurikulum yang terdiri dari unsur: Kepala
Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Bimbingan dan Konseling,
serta
dari
unsur
masyarakat.
Mengenai
perumusan
dan
pengembangan kurikulum, oleh Kepala Sekolah (ES) mengatakan:
“ Kurikulum merupakan panduan dalam penyelenggaraan
pendidikan pada suatu sekolah tertentu. Kami telah
memiliki kurikulum yang dipakai untuk acuan
penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Ampel ini.
Kami menggunakan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum ini kami susun dengan melibatkan
unsur Kepala Sekolah, guru mata pelajaran, guru bimbingan
dan Konseling, dan unsur masyarakat, dalam hal ini adalah
komite sekolah” (CL. 01/ES).
Kurikulum memiliki muatan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh
peserta
didik
dalam kegiatan
pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran di setiap
satuan pendidikan dituangkan ke dalam kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Temuan penelitian melalui
dokumen, struktur kurikulum di SMP Negeri 1 Ampel, memuat 5
(lima) kelompok mata pelajaran, antara lain: 1) Kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; 3) Kelompok mata pelajaran ilmu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
100
digilib.uns.ac.id
pengetahuan dan teknologi; 4) Kelompok mata pelajaran estetika;
dan 5) Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.
Sedangkan subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas VII sampai
dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi kelulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan, memuat 10 mata pelajaran, 3 muatan lokal dan
pengembangan diri. Temuan penelitian mengenai struktur kurikulum
terdapat pada dokumen seperti pada tabel sebagai berikut:
STRUKTUR KTSP SMPN 1 AMPEL TH. 2011/2012
Jumlah Jam Kelas
MATA PELAJARAN
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3
3
2
3. Bahasa Indonesia
5
5
5
4. Bahasa Inggris
4
4
5
5. Matematika
5
4
5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
5
5
4
8. Seni Budaya
2
3
2
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
2
2
2
Keshatan
10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan
2
2
2
Komunikasi.
B. Mulok Bahasa Jawa
2
2
2
Mulok Elektronika
2
Mulok Tata Buku
2
Mulok Kerumahtanggaan
2
C. Pengembangan diri
2*
2*
2*
Jumlah Jam Perminggu
38
38
38
Tabel 18
Struktur KTSP SMP Negeri 1 Ampel
(Sumber: Dokumen lampiran 6 halaman 274)
commit to user
101
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penambahan mata pelajaran muatan lokal kelas VII, VIII,
dan IX berdasarkan Surat Keputusan Bupati Boyolali sebagai tindak
lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang mata
pelajaran Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal tingkat
propinsi. Adapun muatan lokal tingkat kabupaten Boyolali
ditetapkan sebagai berikut: 1) Kelas VII, mulok kerumahtanggaan;
2) Kelas VIII, mulok tata buku; dan 3) Kelas IX mulok elektronika.
Alokasi yang disusun dalam struktur kurikulum telah
disesuaikan dengan kebtuhan yang ada di dalam masing-masing
mata pelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang harus dimiliki
oleh siswa pada mata pelajaran seni budaya harus dibutuhkan alokasi
waktu yang cukup. Mata pelajaran seni budaya untuk jenjang SMP
mencakup materi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
“Untuk kompetensi yang diharapkan, kami bersama-sama
rekan-rekan tim pengembang kurikulum merumuskan
alokasi waktu yang cukup untuk mata pelajaran seni
budaya. Untuk sementara waktu kami baru memfokuskan
pada siswa kelas VIII, yaitu alokasi waktu untuk mata
pelajaran seni budaya kami sediakan 3 (tiga) jam setiap
minggunya, karena untuk kelas VIII adalah jenjang yang
sangat tepat untuk mengembangkan potensinya secara
optimal” (CL. 03/M).
Mengacu pada standar isi dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional, SMP Negeri 1 Ampel menempatkan mata
pelajaran seni budaya sejajar dengan mata pelajaran lainnya.
Temuan yang ada dalam penelitian urusan kurikulum M
menegaskan:
commit to user
102
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“ Di SMP Negeri 1 Ampel telah dirumuskan untuk mata
pelajaran seni budaya disampaikan dalam satu paket mata
pelajaran yang meliputi materi seni rupa, seni musik dan
seni tari. Di SMP Negeri 1 Ampel tidak memberikan materi
seni teater, karena tenaga pengajar yang memiliki
kualifikasi pendidikan seni teater tidak ada. Untuk kelas VII
paket materinya adalah Seni tari, kelas VIII seni rupa dan
musik, kelas IX seni rupa dan musik” (CL. 04/M).
Mata pelajaran seni budaya memiliki karakteristik yang
sangat berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Dalam pembelajaran
seni budaya membutuhkan pengelolaan yang luar biasa, baik
pengelolaan materi, metode, maupun media. Oleh karena itu
profesionalisme seorang guru sangat dibutuhkan.
“ Syukur....di Sekolah kami sebagian besar guru-gurunya
sudah memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai.
Sehingga profesionalisme guru tidak diragukan lagi. Untuk
guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) memang
secara kualifikasi pendidikan belum memadai, beliau masih
berpendidikan terakhir diploma dua (DII), namun beliau
sangat profesional dalam bidang seni musik. Karena banyak
pengalaman, dan beliau termasuk guru yang senior di
sekolah kami. Di sini ada 3 (tiga) orang guru yang saya
tugasi mengampu mata pelajaran seni budaya” (CL. 05/ES).
Guru mata pelajaran seni budaya (seni musik ) di SMP
Negeri 1 Ampel meskipun belum memiliki kualifikasi pendidikan
S1, namun memiliki keahlian di bidang musik. Agar semakin
berprestasi dalam pembelajaran seni musik, SMP Negeri 1 Ampel
hendaknya memberikan fasilitas terhadap guru musik untuk
menempuh pendidikan minimum S1.
b. Pengembangan Silabus.
commit to user
103
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pembelajaran di
awali
dengan
pengembangan
silabus.
Namun
sebelum
mengembangkan silabus guru (Sh) menyusun terlebih dahulu
Program Tahunan (Prota). Program tahunan yang disusun oleh guru
(Sh) merupakan konsep secara garis besar tentang standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam satu
tahun. Program tahunan meliputi identitas, standar kompetensi dan
kompetensi dasar tiap semester yang dilengkapi dengan alokasi
waktu. Temuan dalam penelitian ini Guru (Sh) menuturkan:
“ Tugas pokok guru adalah mendidik dan mengajar. Di
dalam melaksanakan tugasnya, guru harus membuat atau
mlengkapi administrasi, yang berupa perangkat administrasi
pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang
harus dipersiapkan adalah silabus yang dikembangkan oleh
guru mata pelajaran. Namun sebelum menyusun silabus,
terlebih dahulu saya menyusun Program Tahunan (Prota),
dan rincian alokasi waktu dalam satu tahun” (CL. 06/Sh).
Selain penuturan dari guru (Sh), program tahunan yang
disusun oleh guru (Sh) juga ada dalam temuan dokumen. Perumusan
program tahunan oleh guru (Sh) disesuaikan dengan kalender
pendidikan yang telah disusun oleh bidang kurikulum tingkat SMP.
Di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali selalu membuat kalender
akademik setiap akan berjalan tahun pelajaran. Kalender pendidikan
yang disusun selalu mengacu pada kalender pendidikan yang
diterbitkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
provinsi Jawa Tengah.
commit to user
104
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“ Untuk menentukan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan di
SMP Negeri 1 Ampel, sekolah menyusun sebuah kalender
pendidikan sebagai pedoman untuk waktu pelaksanaan
kegiatan. Semua guru saya berikan kalender pendidikan
setiap menjelang tahun pelajaran baru. Kalender pendidikan
saya buat dengan mengacu pada kalender pendidikan yang
diterbitkan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP). Hanya kadang-kadang kalender pendidikan dari
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) itu
terlambat datang, maka sekolah menyusun berdasarkan
kondisi sekolah kami” (CL.07/M).
Temuan
penelitian
melalui
kajian
dokumen
juga
menunjukkan adanya kalender pendidikan yang telah disusun oleh
bidang kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Dengan berpedoman pada kalender pendidikan, guru akan
dapat menjabarkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
satu tahun. Program disusun secara megerucut, yaitu dari yang
bersifat umum sampai yang bersifat khusus atau operasional.
Diawali dengan menyusun program tahunan (Prota). Setelah disusun
Program Tahunan (Prota), guru (Sh) selanjutnya menyusun Rincian
Alokasi Waktu, yaitu menghitung hari-hari efektif tatap muka, hari
libur nasional, Ujian Nasional bagi kelas IX, dan lain-lain dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun.
“ Sebelum menyusun silabus, saya menyusun terlebih
dahulu Program Tahunan (Prota), kemudian mengitung
hari-hari efektif tatap muka bedasarkan kalender
pendidikan. Setelah hari-hari efektif kita ketahui, kemudian
kita rumuskan dalam format Rincian Alokasi Waktu.
Rincian Alokasi Waktu ini akan saya gunakan di dalam
menyusun silabus. Rincian alokasi yang saya susun memuat
beberapa hal, antara lain: banyak minggu dalam setiap
bulan, banyaknya hari efektif, dan banyaknya hari yang
commit
user
tidak efektiif”
(CL. to
08/Sh).
105
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rincian alokasi waktu merupakan rambu-rambu atau
petunjuk bagi seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam satu tahun atau satu semester. Guru akan dapat
menempatkan atau menentukan kegiatan pada waktu tertentu dan
tepat sesuai program jika mengetahui alokasi waktu yang tersedia.
Dengan Rincian Alokasi Waktu, guru (Sh) selanjutnya bisa
mengembangkan silabus dan dapat menentukan waktu yang
disediakan untuk pencapaian
masing-masing kompetensi dasar
maupun indikator yang akan dicapai. Temuan dalam penelitian
dinyatakan bahwa:
“ Setelah rincian alokasi waktu tersusun, selanjutnya saya
menyusun atau mengembangkan silabus sesuai dengan
kondisi SMP Negeri 1 Ampel. Dalam mengembangkan
silabus, saya selalu memperhatikan kompetensi yang telah
dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum pusat, yang
kemudian saya kembangkan sesuai dengan kondisi SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali, baik yang meliputi materi,
sarana, maupun waktu yang tersedia”. (CL. 08/Sh).
Disamping penuturan guru (Sh), ada dokumen yang
menunjukan bahwa guru Sh telah menyusun dan mengembangkan
silabus seni budaya (seni musik) sesuai dengan kondisi di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali.
Pengembangan silabus diawali dengan menulis identitas
sekolah, kemudian standar kompetensi yang telah dirumuskan dari
pusat
pengembangan
kurikulum,
dikembangkan
menjadi
kompetensi dasar. Atas dasar standar kompetensi dan kompetensi
commit to user
106
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dasar,
selanjutnnya
guru
merumuskan
indikator,
tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan
tatap muka (TM), penugasan terstruktur bagi pserta didik (PT),
kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT), evaluasi (penilaian),
menentukan buku sumber, dan merumuskan pendidikan karakter.
Muatan yang ada di dalam silabus berfungsi untuk
memberikan
acuan
dalam
merancang
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel yang disusun oleh guru mata pelajaran seni musik
secara garis besar, memuat beberapa komponen, antara lain:
identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber
bahan.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kajian
dokumen identitas meliputi: nama sekolah, mata pelajaran,
kelas/semester, dan standar kompetensi. Pengembangan silabusnya
meliputi: kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian yang meliputi: teknik,
bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Selain itu dalam
pengembangan silabus juga dicantumkan alokasi waktu jam
pelajaran dan sumber belajar yang digunakan.
commit to user
107
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Temuan di lapangan melalui kajian dokumen dapat di
analisa bhwa:
“Silabus yang disusun oleh guru Sh memuat beberapa
komponen, antara lain: standar kompetensi dan kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian yang meliputi
teknik, bentuk, dan contoh instrumen, alokasi waktu dan
sumber bahan”
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Setelah tersusun silabus, guru Sh menentukan waktu
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rincian waktu yang
tersedia. Secara terprogram, pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dibuat dalam sebuah program kegiatan yang dinamakan Program
Semester (Promes). Dalam hal ini guru Sh mengatakan bahwa:
“ Secara terprogram pelaksanaan kegiatan pembelajaran
saya buat Program Semester (Promes). Adanya program
semester saya dapat melihat atau mengecek kegiatan
pembelajaran yang sudah atau yang akan saya lakukan
dalam pembelajaran itu apa? Dari situ saya akan mudah
mengetahui sampai di mana saya menyampaikan materi
pelajaran? Apa yang harus saya lakukan dalam minggu ini?
Selain itu, dengan program semester ini saya tidak akan
kesulitan dalam mencapai target kurikulum”. (CL. 09/Sh).
Untuk melakukan proses pembelajaran di kelas tentu saja
tidaklah mudah. Sebelum pelaksanaan harus dipersiapkan terlebih
dahulu
segala
sesuatu
yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran, salah satunya adalah sebuah skenario atau rancangan
pembelajaran yang baik.
commit to user
108
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebuah skenario dalam pembelajaran memiliki peranan
yang sangat penting. Dengan skenario yang terprogram, guru Sh
dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Proses
pembelajaran akan lebih bermakna, dan mampu mengembangkan
potensi peserta didik secara optimal. Skenario pembelajaran dapat
dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru Sh terlebih dahulu
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
“ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
design pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran.
Dalam pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik), saya
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagai
persiapan
awal
sebelum
melaksanakan
pembelajaran di kelas. Apa yang saya dan siswa lakukan
dalam proses pembelajaran
sudah terprogram dalam
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga
kegiatan pembelajaran tidak akan lari dari apa yang telah
kita programkan di dalamnya. Proses pembelajaran akan
lebih efektif, fokus pada materi esensial, sehingga
kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran akan
tercapai ” (CL. 10/Sh).
Berdasarkan temuan penelitian melalui kajian dokumen,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru
Sh memuat: 1) Identitas; 2) Standar Kompetensi; 3) Kompetensi
Dasar;
4)
Indikator;
5)
Tujuan
Pembelajaran;
6)
Materi
Pembelajaran; 7) Metode Pembelajaran; 8) Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran yang meliputi: (a) Pendahuluan; (b) Kegiatan
Inti; dan (c) Penutup, 9) Sumber Bahan Pembelajaran (Referensi),
10) Penilaian, yang di dalamnya memuat: (a) Soal-soal tes; (b) Kunci
commit to user
109
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawaban; dan (c) Penskoran. Hal ada dalam temuan penelitian
melalui kajian dokumen.
Agar langkah-langkah kegiatan pembelajaran menunjukkan
perilaku peserta didik yang jelas dan operasional, guru Sh
memperjelas dengan menuliskan kegiatan yang bersifat eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
Hal tersebut dijumpai pada temuan penelitian yang
menunjukkan bahwa:
“ Saya berusaha merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) minimal mendekati yang diharapkan
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007, tentang Standar Proses dinyatakan: “ Kegiatan inti
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Atas dasar Permendiknas Nomor
41 tahun 2007, dan pembinaan dari Pengawas SMP, maka
saya
dalam
merumuskan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selalu menuliskan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi” (CL. 11/Sh).
Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah
memuat unsur eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, guru Sh juga
membuat konsep pendidikan karakter yang disisipkan dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Hal
tersebut
dimaksudkan untuk membentuk atau membiasakan peserta didik
melakukan hal-hal yang bersifat positip dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
110
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tentang konsep pendidikan karakter pada pembelajaran seni budaya
(seni musik), telah diketahui dalam temuan penelitian,
guru Sh
mengatakan:
“ Saya biasanya selalu menyisipkan pendidikan karakter
pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena
kesempatan yang ada atau ketemu siswa hanya dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu konsep pendidikan
karakter saya rumuskan dalam Rencana Pelakanaan
Pembelajaran (RPP)” (CL . 12/Sh).
Selain penuturan dari guru Sh, pendidikan karakter
dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelaran (RPP) seperti
pada temuan penelitian melalui kajian dokumen.
11. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Tahap setelah perencanaan pembelajaran adalah implementasi
atau pelaksanaan pembelajaran. Setelah membuat perencanaan yang
cermat, menarik, dan profesional, langkah selanjutnya seorang guru
adalah menerapkan atau mengimplementasikan perencanaan tersebut.
Pada bagian implementasi ini akan dipaparkan temuan penelitian yang
menyangkut implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
Temuan yang dipaparkan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, antara lain: Pertama, strategi, metode, teknik, dan taktik
pembelajaran; kedua, media pembelajaran; dan yang ketiga adalah
evaluasi pembelajaran. commit to user
111
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di
SMP Negeri 1 Ampel mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru. Hasil temuan yang
diperoleh
peneliti,
guru
Sh
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran selalu membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) di dalam kelas.
Kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) yang dilakukan
oleh guru Sh terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain: bagian
kesatu pendahuluan; bagian kedua kegiatan inti pembelajaran, dan
bagian ketiga penutup. Temuan oleh pengamat ketika melakukan
observasi pembelajaran di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
tahun pelajaran 2011/2012, adalah bahwa guru Sh dalam melakukan
pendahuluan diawali dengan mengadakan pre tes dan apersepsi.
Diberikan pre tes berupa pertanyaan atau tugas awal pembelajaran
kepada siswa bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi oleh
siswa terhadap materi yang sudah diberikan pada pertemuan
sebelumnya. Temuan penelitian dalam pengamatan sebagai berikut:
Guru Sh segera mengawali kegiatan pembelajaran dengan
memberi pre tes kepada siswa. Guru Sh menyampaikan
pernyataan sebagai berikut: “Anak-anak, siapa yang berani
memainkan melodi lagu Ibu Kita Kartini dengan nada dasar
C=do? Silahkan tunjuk jari!”. Siswa segera merespon, dua
pertiga dari jumlah siswa menunjukkan jarinya pertanda siap
melakukan tugas yang ditawarkan oleh guru Sh. Kemudian guru
to user
Sh menunjuk commit
salah satu
anak, yaitu: Bima untuk maju
112
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memainkan melodi lagu Ibu Kita Kartini dengan nada dasarar
C=do. Bima memaainkannya dengan penuh percaya diri,
akhirnya sukses tanpa ada kesalahan (CL.07/P)
Sedangkan dilakukan apersepsi, yaitu untuk mengaitkan materi
yang sebelumnya dengan materi yang akan disajikan pada jam
tersebut. Hal ini disampaikan oleh guru Sh sebagai berikut:
“Saya melakukan apersepsi, yaitu mengkaitkan dengan materi
yang akan disajikan pada jam pelajaran tersebut”. Kemudian
saya menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
tujuan pembelajaran terhadap materi pembelajaran yang akan
saya sampaikan saat itu” (CL.03/Sh).
Juga dalam temuan penelitian saat pemgamatan adalah sebagai
berikut:
”...guru Sh melakukan apersepsi untuk melanjutkan ke kegiatan
inti pembelajaran. Namun sebelum kegiatan inti pembelajaran
dimulai, guru Sh memaparkan Kompetensi Dasar yang harus
dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini.
Pada jam pelajaran yang sedang berlangsung ini, guru Sh
menyampaikan kompetensi dasar sebagai berikut: “Mengaransir
secara sederhana musik tradisional nusantara” dengan indikator
mengaransir lagu tradisional nusantara dalam bentuk melodi dan
harmoni (CL.07/P).
Setelah melakukan apersepsi, pembelajaran dilanjutkan dengan
penyampaian informasi tentang kompetensi dasar dan indikator
pencapain kepada siswa. Dengan siswa mengetahui kompetensi dasar
serta indikator yang ingin dicapai, maka akan dapat membantu siswa
dalam mengeksplorasi pengetahuan yang ingin dikuasai. Ketika guru
Sh melakukan apersepsi, para siswa benar-benar memperhatikan. Hal
ini ditandai dengan suasana yang tenang, tidak ada suara selain
penjelasan guru Sh.
commit to user
113
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Masuk kepada kegiatan inti pembelajaran, guru Sh mengarahkan
para siswa untuk menyatu dalam kelompok yang sudah terbentuk pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa melalui bimbingan guru Sh
memainkan lagu yang berjudul “Hanya Ingin Kau Tahu” secara
klasikal. Untuk memulai lagu, guru Sh mengambil nada introduktor
dengan petikan alat musik gitar, dilanjutkan ikut mengiringi lagu
tersebut dengan memainkan akor-akornya melalui alat musik gitar.
Seperti temuan penelitian pada saat pengamatan sebagai berikut:
“...guru Sh menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
kepada siswa. Kegiatan inti diawali dengan memainkan lagu
materi sebelumnya secara klasikal dengan menggunakan alat
musik recorder dengan judul: “Hanya Ingin Kau Tahu”.
Introduktor dilakukan oleh guru Sh, kemudian diikuti melodi
lagu secara klasikal bersama-sama (CL.07/P).
Setelah permainan musik secara klasikal selesai, kegiatan
selanjutnya adalah siswa bermain musik secara berkelompok. Dalam
kegiatan ini, guru Sh banyak menggunakan strategi pembelajaran
cooperatif learning. Siswa dibimbing melalui kelompok kecil,
sehingga kerjasama kelompok terjalin harmonis. Terlebih ketika siswa
berkolaborasi memainkan alat musik secara kelompok di depan kelas.
Dalam kelompok ini, siswa dituntut sikap disiplin, tertib, dan
bertanggung jawab. Aktifitas siswa terlibat secara total, sehingga
siswa tesebut bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini
seperti yang ditemukan oleh peneliti ketika melakukan observasi
pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:
commit to user
114
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah yang dilakukan oleh guru Sh selanjutnya adalah
memfasilitasi
kepada
tiap-tiap
kelompok
untuk
mengekspresikan dirinya di depan kelas melalui praktek
kelompok. Dengan antusiasnya masing-masing kelompok, maka
terjadi rebutan ingin maju di depan kelas (CL07/P)
Di
sela-sela
pembelajaran
praktik
ini,
guru
Sh
juga
menyampaikan teori-teori yag berkaitan dengan apa yang dipraktikkan
oleh siswa. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah, dan
tanya jawab, kegiatan pembelajaran tampak hidup dan bermakna. Di
tengah-tengah menyampaikan teori, para siswa diberi kesempatan
untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
materi bagi siswa yang belum memahami.
Untuk
melatih
siswa
belajar
madiri
serta
memperoleh
pengalaman belajar yang kuat, guru Sh memberi kesempatan kepada
tiap-tiap kelompok untuk mengeksplorasi atau menemukan bentukbentuk aransemen melodi maupun harmoni menurut kreatifitas
masing-masing kelompok secara bebas. Hal ini ditemukan saat
pengamatan sebagai berikut:
“Bima: Pak guru...bagaimana jika ditambah alat musik dengan
jenis lain?. Guru Sh menanggapi dengan positif, “bagi kelompok
yang mau menambah dengan alat musik jenis lain,
dipersilahkan”, misalnya tambah alat musik ritmis (CL.07/P).
Dalam pengamatan ini juga ditemukan teknik dan taktik guru Sh
dalam mengelola materi maupun kelas yang sangat menarik, sehingga
siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat ketika
guru Sh dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa selalu disisipi
user
kalimat-kalimat yang commit
mamputomembangkitkan
minat siswa. Hal lain
perpustakaan.uns.ac.id
115
digilib.uns.ac.id
juga terlihat ketika guru Sh dalam memberikan tugas kepada siswa
untuk melakukan demonstrasi alat musik baik secara kelompok
maupun perorangan, menggunakan teknik dan taktik yang bervariasi.
Misalnya, tugas diberikan secara merata, adil, dan secara selang-seling
antara yang sudah mahir dan yang belum mahir. Dengan cara ini,
siswa yang belum mahir tampak tidak minder, dan tetap bersemangat.
b. Media Pembelajaran
Media dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran mempunyai
peran yang sangat penting, yaitu untuk meyampaikan pesan
pembelajaran kepada siswa. Melalui media pembelajaran, siswa akan
lebih mudah menerima dan menyerap pesan materi yang disampaikan.
Dalam pengamatan, peneliti menemukan beberapa hal yang
berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran. Ketika pengamat
melakukan observasi pembelajaran di kelas VIIIE, guru Sh
memanfaatkan media pembelajaran yang berupa gitar, pianika,
recorder, dan gambar klavier piano. Waktu itu guru Sh menyampaikan
materi aransemen musik dengan kompetensi dasar “Mengaransir
secara sederhana musik tradisional nusantara” dengan indikator
mengaransir lagu tradisional nusantara dalam bentuk melodi dan
harmoni”.
Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru Sh
dapat membuat siswa kelas VIIIE tertarik dan semangat mengikuti
commit to user
116
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan pembelajaran. Hal ini ditemukan oleh Peneliti (P) ketika
melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran di kelas VIIIE, antara
lain:
Kegiatan inti diawali dengan memainkan lagu materi sebelumnya
secara klasikal dengan menggunakan alat musik recorder.
Introduktor dilakukan oleh guru Sh, kemudian diikuti melodi lagu
secara klasikal bersama-sama. Ketika lagu sedang berjalan, guru
Sh mengembangkan permainannya dalam bentuk harmoni, yaitu
memainkan akord sebagai pengiring melodi yang dimainkan oleh
siswa (CL07/P).
Guru Sh memanfaatkan gitar sebagai media praktek klasikal,
yaitu memainkan melodi gitar sebagai gaet atau introduktor, kemudian
siswa mengikuti secara klasikal. Kemudian recorder dimanfaatkan
dengan mendemonstrasikan di depan kelas, yaitu menunjukkan teknik
penjarian yang benar, kemudian para siswa mengikuti secara
serempak. Selanjutnya guru Sh keliling mengontrol tiap siswa untuk
mengetahui benar dan salahnya posisi penjarian bagi siswa. Bagi
siswa yang teknik penjariannya masih salah, segera dibetulkan.
Untuk teknik bermain pianika, guru Sh sebelumnya menugaskan
kepada siswa untuk membuat gambar klavier piano pada kertas
karton, manila, atau triplek. Terbukti ketika pengamat melakukan
pengamatan kegiatan pembelajaran terlihat para siswa sudah
membawa gambar tersebut. Setiap siswa mengeluarkan gambar klavir
piano di atas meja, untuk digunakan peragaan teknik penjarian yang
dibimbing oleh guru Sh. Melalui peragaan ini, siswa senang dan
commit to user
117
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semangat, karena merasa kegiatan pembelajaran dilakukan denga cara
belajar sambil bermain bersama-sama.
Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru Sh ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di
kelas VIIIE sangat efektif.
c. Pengelolaan Materi Pembelajaran.
Mata
pelajaran
seni
musik
memiliki
keunikan
yang
membedakan dengan materi pelajaran lainnya. Kecermatan dari guru
dalam
memilih
dan
menentukan
materi
pembelajaran
akan
berpengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran siswa.
Dalam pemilihan dan penentuan materi pemeblajaran seni budaya
(seni musik) hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria tertentu.
Penentuan materi pembelajaran seni musik di SMP Negeri 1 Ampel
mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum, yaitu
mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selain itu
materi dikembangkan sesuai kebutuhan pembelajaran siswa yang
dapat bermanfaat dalam kehidupannya.
Seperti yang diperoleh dalam temuan penelitian guru Sh
menuturkan:
“Pemilihan dan penentuan materi pembelajaran saya
menyesuaikan dengan stndar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum”
(CL11/Sh).
commit to user
118
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk membantu proses belajar siswa, guru dalam mengelola
materi pembelajaran mengkaitkan antara materi pembelajaran yang
satu
dengan
lainnya.
Materi
pembelajaran
dirumuskan
dan
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari materi yang memiliki
tingkat kemudahan menuju ketingakat kesukaran yang semakin rumit.
Hal ini telah disampaikan guru Sh dalam temuan penelitian
sebagai berikut:
“Dalam merumuskan sistematika materi pembelajaran seni
budaya (seni musik), saya terlebih dahulu mengidentifikasi
standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam satu semester,
kemudian saya susun secara berjenjang mualai dari tingkat yang
paling dasar atau mudah menuju ke materi yang memiliki
tingkat kesukaran tinggi (rumit). Selain itu saya menyampaikan
materi mulai dari materi yang saling keterkaitan”(CL12/Sh).
d. Evaluasi Pembelajaran.
Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran
dapat dilihat melalui salah satu kegiatan yang disebut dengan evaluasi.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru
untuk membandingkan antara output hasil proses pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pada awal
pembelajaran.
Menyangkut evaluasi, sebagian besar dilakukan pada akhir
kegiatan pembelajaran atau setelah selasai dalam satu kompetensi
dasar melalui pos tes. Seperti yang telah dituturkan oleh guru Sh
dalam dalam wawancara dengan peneliti, sebagai berikut:
commit to user
119
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Setiap selesai menyampaikan satu kompetensi dasar saya selalu
mengadakan penilaian” (CL18/Sh).
Prosedur pelaksanaan evaluasi maupun penilaian bisa dilakukan
secara tertulis maupun lisan (melalui tes perbuatan). Temuan yang
terjadi di SMP Negeri 1 Ampel, penilaian hasil proses pembelajaran
seni budaya (seni musik) dilakukan melalui tertulis dan lisan. Jika
indikatornya mengandung aspek kognitif, penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes (tes tertulis). Namun jika indikatornya mengandung
aspek psikomotor, penilaian dilakukan dengan menggunakan non tes
(tes perbuatan). Hal ini disampaikan oleh guru Sh melalui wawancara
dengan peneliti sebagai berikut:
“Dalam mengadakan penilaian saya menggunakan tes atau non
tes, sesuai dengan indikatornya. Jika indikatornya harus dicapai
melalui praktek, maka jenis penilaiannya non tes (tes
perbuatan/praktik). Namun jika indikatornya mengandung ranah
kognitif, maka jenis penilaiannya adalah test dalam bentuk
tertulis” (CL19/Sh).
Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai materi
setelah proses pembelajaran oleh guru Sh dilakukan dengan pos tes,
yaitu cukup memberikan soal dengan cara lisan. Sedangkan untuk
mengethui keberhasilan siswa dalam menguasai indikator dalam
kompetensi dasar tertentu guru Sh mengadakan ulangan harian.
Penuturan guru Sh sebagai berikut:
“Saya melakukan ulangan harian setelah selesai menyampaikan
materi minimal satu kompetensi dasar”(CL22/Sh).
Sebelum melakukan ulangan harian pada mata pelajaran seni
to user
budaya (seni musik),commit
di SMP
Negeri 1 Ampel, selalu disusun
120
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perencanaan. Temuan yang diperoleh melalui kajian dokumen, guru
Sh membuat perencanaan evaluasi yang meliputi: kisi-kisi, butir-butir
soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Kisi-ksi yang dibuat
mengacu pada indikator dalam kompetensi dasar tertentu
Setelah perencanaan disusun, kemudian dilaksanakan ulangan
harian, melalui terttulis atau praktek. Untuk ulangan harian yang
praktek, dilakukan secara kelompok dan perorangan. Hasil nilai
tersebut, kemudian dianalisa untuk mengetahui ketercapaian indikator
yang harus dikuasai oleh siswa.
Melalui ulangan harian ini dapat diketahui siswa yang telah
menguasai indikator, dan yang belum. Sebagai patokan bahwa siswa
itu telah atau belum menguasai indikator, adalah menggunakan
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal
dirumuskan oleh guru Sh dengan komponen yang meliputi: intake,
kompleksitas, dan daya dukung. Siswa dikatakan telah menguasai
indikator, jika nilai yag diperoleh siswa mencapai lebih besar sama
dengan angka ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebelumnya
Bagi siswa yang belum mencapai angka ketuntasan minimal
(KKM), maka diberi tugas mengerjakan soal remidi. Sedangkan siswa
yang telah mencapai ketuntasan minimal diberi tugas pengayaan.
Seperti
temuan
ketika
peneliti
menuturkan:
commit to user
mengadakan
wawancara,
Sh
121
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) saya adakan remidi’ (CL.25/Sh) “Bagi yang sudah
melampaui KKM, saya beri tugas pengayaan”(CL.27/Sh).
Oleh guru Sh remidi dilakukan tidak hanya satu kali, tetapi
berkali-kali sampai siswa mencapai nilai lebih besar sama dengan
angka rumusan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam temuan
peneliti, guru Sh menuturkan:
Saya mengadakan remidi sampai siswa tersebut mencapai batas
tuntas. Jika remidi satu kali belum mencapai batas tuntas, maka
saya remidi lagi sampai mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM)”(CL26/Sh).
Dalam melakukan remidi, guru Sh menyusun sebuah program
remidi, seperti yang telah ditukan peneliti melalui kajian dokumen.
Namun program remidi belum mengacu seperti yang diamanatkan
melalui Permendiknas nomor 19 tahun 2007.
Bagi siswa yang telah melampaui ketuntasan minimal oleh guru
Sh diberikan tugas pengayaan. Tugas pengayaan diambilkan dari
materi yang berkaitan dengan tugas pengembangan. Tujuannya adalah
untuk memperdalam serta memperluas materi pelajaran. Guru Sh
menuturkan dalam temuan penelitan sebagai berikut: “Bagi yang
sudah melampaui KKM, saya beri tugas pengayaan” (CL26/Sh).
Dari temuan penelitian, pelaksanaan evaluasi telah dilakukan
oleh guru Sh secrara sistematis, dari perencanaan sampai dengan
tindak lanjut. Ada satu hal yang menjadi cacatan peneliti ketika
observasi di kelas, yaitu guru Sh belum melakukan penilaian proses
to user
secara optimal. Yang commit
dilakukan
oleh guru Sh, penilaian proses hanya
122
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berupa kode-kode tertentu untuk memotivasi siswa, jadi belum sampai
pada penilaian kemampuan siswa menguasai kompetensi tertentu.
e. Kegiatan Ekstrakurikuler
Seperti yang dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 39 Tahun 2008 dalam Bab I pasal 3 ayat (1) yang
berbunyi “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan kokurikuler. Dalam hal tersebut, SMP Negeri 1
Ampel melaksanakan pembinaan kesiswaan melalui banyak kegiatan
ektrakurikuler, seperti: kepramukaan, olahraga, dan kesenian.
Salah satu pembinaan kesiswaan di SMP Negeri 1 Ampel ada
yang melalui kegiatan ekstrakurikuler seni
musik. Kegiatan
ekstrakurikuler seni musik dimaksudkan sebagai wahana pembinaan
dan penyelenggaraan seni musik di sekolah. Seperti yang telah
disampaikan guru Sh dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut:
“Pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Sekolah telah
memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah
yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan
seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL04/Sh).
12. Hasil yang dicapai melalui implementasi pembelajaran seni budaya
(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Visi yang dirumuskan oleh SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
adalah: “Membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan
berbudaya”. Untuk mewujudkan visi tersebut, harus didukung dengan
commit to user
123
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
upaya-upaya yang nyata dari sekolah. Salah satu upaya awal yang
dilakukan adalah merumuskan program-program dalam sebuah misi
dan tujuan sekolah. Banyak program yang telah dirumuskan oleh
sekolah untuk mewujudkan visi tersebut. Sebagian program telah
dituturkan oleh Kepala Sekolah (Es) sebagai gerikut:
“Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan
menyenangkan dengan pendekatan CTL. Melaksanakan proses
pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki” (CL09/Es).
Implementasi pembelajaran merupakan bentuk nyata dari
program yang telah dirumuskan dalam misi sekolah untuk mencapai
visi. Sebagian dari visi SMP Negeri 1 Ampel adalah “membentuk
manusia yang trampil, berbudaya. Seperti dikutip oleh peneliti dari
pernyataan Kepala Sekolah (Es), sebagai berikut:
Visi SMP Negeri 1 Ampel tahun pelajaran 2011/2012 adalah:
“membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan
berbudaya”.
Jika dikaitkan dengan visi tersebut implementasi pembelajaran
seni budaya (seni musik) merupakan satu rangkaian program untuk
membentuk manusia yang trampil dan berbudaya.
Untuk menambah wawasan dan pengembangan budaya serta
ketrampilan khususnya dibidang seni musik, SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali juga menyediakan wadah penyaluran potensi kepada siswa
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Temuan ini telah disampaikan oleh
guru Sh sebagai berikut:
commit to user
124
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“...Sekolah telah memfasilitasi kepada siswa untuk dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini selaras
dengan misi sekolah yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan
dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul”
(CL.04/Sh).
Melalui kegiatan eksrakurikuler dapat memberi bekal kepada
siswa dalam pengembangan potensi di bidang musik untuk menjadi
sebuah prestasi. Temuan oleh peneliti lewat wawancara bahwa SMP
Negeri 1 Ampel setiap mengikuti lomba maupun festival seni musik,
baik vokal maupun vokal group sering mendapat juara. Dalam temuan
tersebut dituturkan oleh guru Sh sebagai berikut:
“Benar pak, kebetulan siswa SMP Negeri 1 Ampel ketika
mengikuti lomba-lomba maupun festival musik sering
mendapatkan juara, baik di tingkat kecamatan, kabupaten,
bahkan karesidenan” (CL01/Sh).
Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel, dlaksanakan melalui
kegiatan pembelajaran kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan
kokurikuler mengacu pada kurikulum yang ada, seperti yang dimuat
dalam struktur dan muatan kurikulum. Waktu pelaksanaanya adalah
pagi hari. Sedangkan kegiWaktu pelaksanaanya adalah pagi hari.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada program sekolah
untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Hasil yang dicapai dari kegiatan pembelajaran seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ampel, baik melalui pembelajaran kokurikuler
maupun ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
commit to user
125
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa hasil nilai belajar
yang digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII
dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. Hasil nilai belajar ini
merupakan hasil tindak lanjut dari proses pembelajaran melalui
penilaian. Rata-rata nilai hasil belajar pada akhir semaster maupun
akhir sekolah telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM).
b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1
Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui lomba atau festival di tingkat kecamatan
maupun kabupaten. Pada tahun pelajaran 2011/2012, dalam lomba
solo vokal dan vokal group meraih juara 1 tingkat
kabupaten
Boyolali.
c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan
pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam
kehidupan bermasyarakat. Sebagian alumni ada yang memiliki gorup
musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian
siawa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di
tengah-tengah kehidupannya.
Melalui kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) secara
intrakurikuler, dapat dijadikan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi
siswa kelas VII dan VIII, maupun kelulusan sekolah bagi siswa kelas
IX. Pernyataan seperti ini berdasar pada hasil temuan penelitian lewat
kajian dokumen.
commit to user
126
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel.
Dalam implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ada temuan mengenai hal-hal yang
dapat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni
musik). Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali meliputi: 1) Siswa bersedia
membawa alat musik sendiri dari rumah, karena sebaian besar telah
memiliki alat musik, meskipun hanya sedrhana; 2) Tersedianya sarana
dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran seni musik; 3) Sekolah sering mengadakan kegiatan
lomba
seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi untuk
mengekspresikan kemampuannya secara optimal. Hal ini dapat
diketahui dari temuan yang dituturkan oleh guru Sh, sebagai berikut:
“Ada, Faktor yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan
pembelajaran antara lain: 1) Sebagian besar siswa memiliki alat
musik, meskipun hanya yang bersifat ringan; 2) Ada dukungan
sarana dan prasarana dari sekolah; 3) Disediakan fasilitas bagi
siswa untuk mengekspresikan hasil karya musiknya, sehingga
siswa yang berambisi untuk tampil termotivasi dalam mengikuti
kegiatan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik)”
(CL.15/Sh).
Selain tiga hal tersebut ada lagi faktor pendukung yang sangat
efektif upengalamntuk pembinaan siswa khususnya di bidang musik,
yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Seperti temuan yang dituturkan oleh
guru Sh, antara lain:
commit to user
127
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“.....Pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Sekolah telah
memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah
yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan
seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL.04/Sh).
Faktor guru juga memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk
keberhasilan kegiatan pembelajaran. Guru mata pelajaran seni budaya
(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel telah memiliki pengalaman serta
wawasan yang luas dalam hal seni musik. Temuan dalam penelitian
telah dituturkan oleh Ur. Kurikulum sebagai berikut:
“Guru seni musik di SMP Negeri 1 Ampel berkualifikasi
pendidikan Diploma II (DII). Tetapi beliau memiliki
pengalaman yang banyak dalam hal seni musik.Beliau juga telah
memiliki masa kerja lebih dari 25 tahun, sehingga wawasan
terhadap seni musik sudah sangat memadai” (CL13/M).
Melalui pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut, maka
kegiatan pembelajaran akan dapat didesain dengan baik yang akhirnya
bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, menghasilkan out
comers yang diharapkan oleh masyarakat.
14. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
Dalam setiap kegiatan apapun tentu akan menghadapi sebuah
kendala, meskipun kadarnya hanya sedikit. Seperti yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1
Ampel Boyolali, terdapat kendala-kendala atau hambatan yang harus
commit
to user
diahadapi dan dicarikan
solusinya.
128
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hambatan atau kendala-kendala tersebut dikemukakan oleh guru
Sh dalam temuan penelitian ini sebagai berikut:
“Kendala atau hambatan itu pasti ada. Yang pertama, menurut
saya alokasi waktu dalam struktur kurikulum untuk mata
pelajaran seni budaya (seni musik) kalau hanya 2 jam tatap
muka dalam satu minggu masih belum cukup. Hal ini menjadi
kendala bagi siswa untuk mempraktikkan alat musik. Yang
kedua, sebagian siswa tidak memiliki alat musik untuk berlatih
di rumah, akibatnya ketika praktik di kelas siswa tersebut tidak
bisa memainkan alat musik yang sudah diajarkan. Yang ke tiga,
mata pelajaran seni budaya (seni musik) tidak termasuk mata
pelajaran yang diujikan secara nasional, anggapan siswa mata
pelajaran seni budaya (seni musik) tidak penting, sehingga siswa
yang beranggapan seperti ini kurang termotivasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik)”
(CL.12/Sh).
Seperti penuturan tersebut di atas, bahwa alokasi waktu yang
hanya 2 (dua) jam tatap mukadimungkinkan krang memadai untuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik).
Alasannya adalah bahwa muatan mata pelajaran seni budaya (seni
musik) memiliki cakupan materi yang luas dan membutuhkan
pengembangan atau perluasan melalui praktek. Oleh karena itu waktu
yang disediakan harus memadai.
Instrumen (alat musik) dalam pembelajaran seni budaya (seni
musik) memiliki pengaruh yang kuat terhadap pencapaian kompetensi.
Oleh karena itu jika siswa tidak memiliki alat musik akan
mengganggu atau menghambat ketercapaian kompetensi terhadap
siswa itu sendiri.
Kendala berikutnya adalah kurangnya motivasi terrhadap siswa
commit
user (seni musik). Hal ini menurut
terhadap mata pelajaran
senitobudaya
129
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penuturan guru Sh dikarenakan mata pelajaran seni budaya (seni
musik)
bukan mata pelajaran yaang diujikan secara nasional.
Kenyataan
yang
terjadi
sekarang
ini,
sekolah-sekolah
selalu
memprioritaskan hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik.
Prioritas
tersebut
berorientasi
pada
kelulusan
sekolah
yang
menghendaki seratus persen (100%). Hal ini berdampak pada siswa
untuk memberi prioritas belajar terhadap
mata pelajaran yang
diujikan secara nasional.
D. Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan penelitian dipaparkan untuk
menjawab atas lima rumusan masalah penelitian yang menyangkut tentang
implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik). Disamping itu,
pembahasan juaga didasarkan pada landasan teori yang membangun
adanya
penelitian
ini.
Pemaparan
dalam
pembahasan
ini
akan
dikelompokkan menjadi lima bagian. Pertama adalah, perencanaan
pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Pembahasan pada bagian ini diuraikan untuk menjawab rumusan yang
pertama. Kedua, pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pada bagian ini, pembahasan dilakukan
untuk memberikan jawaban pada rumusan yang kedua. Ketiga, hasil yang
dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali. Uraian pada bagian ini merupakan jawaban
commit to user
130
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap rumusan masalah yang ketiga. Keempat, faktor yang dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolai. Paparan pembahasan pada bagian ini adalah
unuk menjawab rumusan masalah yang keempat. Kelima, kendala yang
ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali. Rumusan masalah yang kelima, akan dibahas
pada bagian ini.
1. Perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali.
Pembahasan atas temuan penelitian yang dipaparkan di sini
akan memberikan jawaban atas rumusan masalah yang pertama, yaitu:
“Bagaimanakah perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Pembahasan atas temuan penelitian yang menyangkur
rumusan masalah ini akan disajikan dalam tiga tahap, yaitu: pertama,
kurikulum yang digunakan; kedua, pengembangan silabus; dan yang
ketiga, adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
a. Kurikulum
Kurikulum merupakan panduan yang digunakan pada suatu
institusi sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan yang disusun
oleh tim pengembang kurikulum. Kurikulum yang digunakan pada
commit to user
131
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat sekolah dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
memiliki muatan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik melalui kegiatan pembelajaran. Muatan kurikulum dituangkan
ke dalam kompetensi sesuai dengan beban belajar seperti yang
tercantum dalam struktur kurikulum.
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada
jenjang SMP dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima), antara lain: 1)
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) kelompok mata
pelajaran estetika; dan 5) kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 tahun 2006 tentang Standar Isi, bahwa struktur kurikulum pada
jenjang SMP terdiri dari 10 mata pelajaran, dan 1 (satu) mata
pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. Jumlah jam
pelajaran dalam satu minggu adalah 32 jam ditambah 2*) ekuivalen
2 jam pelajaran, sehingga jumlah jam pelajaran dalam satu minggu
ada 36 jam secara maksimal.
Dari hasil wawancara dan kajian dokumen, struktur
kurikulum yang dikembangkan di sekolah terdiri dari 10 mata
pelajaran, dan satu mata pelajaran muatan lokal ditambah
commit to user
132
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengembangan diri 2 jam pelajaran. Jenis muatan lokal masingmasing tingkatan kelas berbeda-beda.
Untuk jumlah jam pelajaran semua tingkatan sama, yaitu 38
jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu. Untuk kelas VII ada
pengembangan jam pelajaran, masing-masing 1 (satu)ama, yaitu 38
jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu. Untuk kelas VII ada
pengembangan jam pelajaran, masing-masing 1 (satu) jam pelajaran,
yaitu pada mata pelajaran: “Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada kelas
VIII ada pengembangan 1 (satu) jam pelajaran untuk mata pelajaran:
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan,
dan Seni Budaya. Sedangkan untuk kelas IX 1 (satu) jam pelajaran
dikembangkan untuk mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dari kenyataan temuan penelitian di lapangan tersebut dapat
dikatan bahwa, sekolah telah mengembangkan kurikulum melalui
tim pengembang kurikulum. Istilah kurikulum yang dikembangkan
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam pengembangan tersebut, sekolah memilih untuk
mengembangkan jumlah jam pelajaran. Jenis mata pelajaran yang
dikembagkan
masing-masing
tingkatan
berbeda-beda.
Pada
tingkatan kelas IX lebih memprioritaskan pada mata pelajaran yanng
diujikan secara nasional.
commit to user
133
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika dicermati dari uraian tersebut, maka panduan kurikulum
yang disusun oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tidak bersifat mutlak, sekolah bisa mengembangkan lagi
sesuai
dengan kondisi sekolah. Namun hendaknya
mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan
sekolah
kebijakan yang
berlaku.
b. Pengembangan Silabus
Berdasarkan temuan penelitian, pada setiap awal semester
guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel menentukan
rincian minggu efektif dalam satu semester dan menyusun program
tahunan (Prota), program semester (Promes), pengembangan silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Setelah rincian minggu efektif ditentukan atas dasar kalender
pendidikan, guru selanjutnya menyusun program tahunan, program
semester, dan silabus. Dalam pengembangan silabus, guru selalu
memperhatikan komponen-kompnen yang harus disesuaikan dengan
kondisi sekolah.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran,
indikator, penilaian,
commit to user
alokasi
waktu,
dan,
134
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sumber/bahan/alat belajar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dalam Direktorat
Pembinaan SMA (2010: 2).
Dalam komponen kegiatan pembelajaran
gruru
perlu
merancang mengenai kegiatan tatap muka (TM), penugasan
terstruktur bagi peserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT), dan evaluasi (penilaian). Selain itu guru hendaknya
menentukan sumber bahan dan merumuskan pendidikan karakter
sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan tersebut dirumuskan
secara rinci dan operasional, sehingga dapat memberikan acuan yang
jelas untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Rencana
pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 tahun 2007).
commit to user
135
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang
oleh guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel,
langkah-langkah kegiatannya menunjukkan perilaku peserta didik
yang jelas dan operasional. Dalam kegiatan inti pembelajaran
dirancang supaya benar-benar menunjukkan proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007, dinyatakan bahwa:
Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara
terpadu dalam uraian langkah kegiatan inti, jadi tidak secara
khusus terpilah-pilah dengan rincian kegiatannya.
Dalam kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu
dirancang oleh guru, antara lain: 1) guru mendesain rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dapat melibatkan peserta
didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) Dalam
mendesain
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
guru
menggunakan beragam model pembelajaran, media pembelajaran,
to userPelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan sumber belajar;commit
3) Rencana
136
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dirancang supaya dapat memfasilitasi terjadinya interaksi antar
peserta didik dan antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya; 4) Rancangan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dapat melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) Guru merancang
skenario dalam RPP dapat memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan.
Konsep dasar kegiatan yang bersifat elaborasi, guru
mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar dapat: 1)
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugastugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3)
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif
dan
kolaboratif;
5)
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar; 6) menfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan variasi; kerja individual maupun
kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi
commit to user
137
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.
Sedangkan kegiatan yang bersifat konfirmasi, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) didesain yang inofatif supaya
dapat: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik; 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan
elaborasi
peserta
didik
melalui
berbagai
sumber;
3)
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan; 4) memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar, yaitu: a) berfungsi sebagai narasumber
dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d)
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e) memberikan
motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Berdasarkan dari temuan penelitian guru mata pelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampael Boyolali, telah
mendesain
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
didalamnya ada rumusan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan
commit to user
138
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
konfirmasi, agar dalam kegiatan pembelajaran nantinya bisa
menyenangkan dan menantang, serta tidak membosankan.
Kemudian dalam ranah afektif, untuk mewujudkan manusia
yang berkarakter kuat, dalam rancangan kegiatan pembelajaran, guru
mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali memasukkan rumusan kegiatan yang dapat memberikan
peluang kepada siswa untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif
dalam
kehidupan
sehari-hari,
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP), telah dirumuskan konsep pendidikan karakter
dan budaya bangsa..
Peran guru dalam mengantisipasi derasnya globalisasi mutlak
dibutuhkan. Dengan masuknya teknologi yang mutakhir akan
membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan di segala
bidang. Dalam bidang sosial budaya, gruru seni musik memiliki
peran yang sangat strategis, terutama untuk menanggulangi dampak
negatif, yaitu mempertahankan nilai budaya masyarakat supaya tidak
tergeser oleh paham yang tidak sesuai gengan kepribadian bangsa.
Guru mata pelajaran seni musik
memanfaatkan pembinaan
pendidikan karakter melalui jam pelajaran seni musik.
Secara ringkas proses perencanaan guru seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dalam implementasikan
pembelajaran seni budaya (seni musik) yang ditemukan di lapangan
dapat dibuatkan sebuah “flow chart” seperti berikut ini:
commit to user
139
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERENCANAAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
Kalender Pendidikan
(Kaldik)
SILABUS
Rincian Minggu
Efektif
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Kegiatan
Eksplorasi,
Elaborasi, dan
Konfirmasi
Program
Tahunan
(Prota)
Program
Semester
(Promes)
Pendidikan
Karakter dan
Budaya
Bangsa
Gambar 6
Flow Chart Perencanaan Pembelajaran
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Setelah membuat perencanaan yag cermat, mnarik dan
profesional, guru menerapkan atau mengimplementasikan dalam
kegiatan
pembelajaran.
Pelaksanaan
pembelajaran
hendaknya
berpegang pada prinsip-prinsip pencapaian hasil belajar siswa. Oleh
karena itu dalam kegiatan pembelajaran harus menciptakan suasana
yang menunjukkan proses belajar
siswa. Proses belajar tersebut
merupakan suatu proses yang bersifat komplek.
commit to user
140
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut pendapat Weil, dalam Sumiati dan Asra, (2007:3)
mengatakan bahwa:
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang komplek
(rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi
pengalaman kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang
dicapai sebenarnya, merupakan acuan dalam penelenggaraan
proses pembelajaran.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka perlu berpegang
pada prinsip-prinsip bahwa, belajar itu hendaknya dilakukan secara
bertahap dan meningkat. Misalnya: dari materi yang bersifat sederhana
meningkat menjadi materi-materi yang bersifat rumit atau sulit; dari
materi yang bersifat kongkrit dari materi yang bersifat kongkrit dibawa
menuju materi yang bersifat abstrak; dari materi yang bersifat umum
meningkat menjadi yang bersifat analisis dengan kajian lebih rumit.
Jika diperhatikan dari uraian tersebut di atas, maka inti
proses kegiatan pembelajaran dalah siswa belajar. Belajar dapat berhasil
dengan baik, jika dilakukan secara aktif dan interaktif. Maka sangat
diperlukan strategi, metode, teknik maupun taktik pembelajaran oleh
seorang guru dalam proses pembelajaran.
a. Strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran.
Proses kegiatan pembelajaran akan banyak ditentukan oleh
teknik penyajian yang dilakukan oleh seorang guru. Dalam
penyajiannya guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali membagi dalam tiga bagian, antara lain: bagian kesatu
commit to user
141
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendahuluan, bagian kedua kegiatan inti pembelajaran, dan yang
ketiga adalah penutup.
Pada bagian pendahuluan guru mengadakan pre tes dan
apersepsi. Pre tes dilakukan oleh guru dapat dijadikan sebagai alat
mengenal entry behavior. Penguasaan atau keberhasilan menjawab
tes merupakan dasar pengetahuan kita tentang kemampuan siswa
terhadap materi pembelajaran yang dipelajari. Kemudian guru
memberikan apersepsi dalam upaya untuk mengaitkan pada materi
yang akan disajikan pada saat itu. Sehingga siswa akan terbawa pada
materi yang akan dibahas.
Setelah selesai apersepsi, guru menyampaikan informasi
tentang
materi
pembelajaran,
dengan
memaparkan
standar
kompetensi dan kompetensi dasar, termasuk indikator ketercapaian
kompetensi bagi siswa.
Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, guru mulai
menerapkan strategi pembelajaran yang sudah dirancang melalui
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
Strategi
pembelajaran
yang
digunakan
adalah
cooperattif learning dengan pendekatan Contectual Teaching and
Learning
(CTL)
Guru
menjelaskan
langkah-langkah
model
pembelajaran yang digunakan.
Pada awal, guru mengarahkan siswa untuk menyatu atau
mengelompok pada kelompoknya yang sudah terbentuk sebelumnya.
commit to user
142
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah berikutnya, siswa secara klasikal bersama-sama memainkan
alat musik dengan bimbingan guru secara berulang-ulang. Setelah
dilakukan secara klasikal, praktik bermain alat musik dilanjutkan
secara kelompok. Dalam bentuk kelompok, guru berkeliling
mengitari tiap-tiap kelompok untuk memantau dan membimbing
siswa. Metode demostrasi yang diterapakan oleh guru tersebut sangat
efektif dan menyenangkan, tebukti dengan ditandainya aktifitas
siswa yang interaktif.
Melalui metode demonstrasi dan teknik bermain klasikal
maupun
kelompok
tersebut,
dapat
menciptakan
kegiatan
pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan segala potensinya secara optimal. Pengelolaan
kelas menjadi tertib dan kondusif.
Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengadakan umpan
balik, membuat kesimpulan bersama, serta melakukan pos tes untuk
mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Jika diamati, guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri
1 Ampel dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih
menekankan pada proses. Anak terlihat disiplin, tertib, tanggung
jawab, mandiri dan kerjasamanya baik ketika mempraktekkan alat
musik, baik secara klasikal maupun kelompok. Dalam proses ini
selain melatih ketrampilan, juga tertanam pendidikan karakter,
mengembangkan imaginasi, ekspresi, dan kreativitas.
commit to user
143
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seperti pendapat Sindie Gunara (2007) sebagai berikut:
Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran
belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai
menyanyi, pandai memainkan alat musik, pandai
menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai
sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk
menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional,
intelektual dan kesadaran estetis. Kalau memang ternyata
melalui pendidikan seni dapat menghasilkan seorang
seniman maka itu merupakan dampak saja.
Dari
temuan
penelitian
dan
landasan
teori
dapat
disimpulkan bahwa, dalam pembelajaran seni budaya (seni
musik)ingkat SMP lebih menekankan pada prosesnya. Sebab SMP
adalah sekolah yang masih bersifat umum, sehingga seni musik yang
diajarkan di sekolah tersebut tidak mencetak menjadi seorang
pemain musik. Jika kebetulan jadi seorang pemain musik, itu hanya
sebagai dampaknya saja.
b. Media Pembelajaran.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar Bentuk-bentuk media pembelajaran
digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi
lebih kongkrit. Gagne dan Briggs (1979) dalam Sumiati dan Asra
(2009: 160) menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai
alat untuk merangsang proses belajar.
commit to user
144
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya Sri Anitah (2009: 5) memberikan definisi
mengenai media adalah sebagai berikut:
Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang
dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar
untuk menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Temuan penelitian di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, guru
memanfaatkan media pembelajaran dengan menggunakan alat musik
recorder dan pianika sebagai alat musik melodi, serta gitar sebagai
alat musik harmoni. Ketika pembelajaran praktek memainkan alat
musik melodis, guru menjelaskan teknik bermain recorder dengan
penjarian yang benar secara langsung diperagakan menggunakan alat
musik recorder. Siswa juga ikut memperagakan secara bersamasama dan dibimbing oleh guru. Dengan demikian siswa dapat
melihat dan mempraktekkan secara nyata, dan tidak menimbulkan
verbalisme.
Sedangkan dalam teknik bermain pianika, guru menjelaskan
teknik penjarian melalui gambar kemudian diperagakan dengan alat
musik pianika yang sudah disediakan sebelumnya. Karena sebagian
besar siswa tidak memiliki pianika, maka oleh guru menyuruh atau
menugasi siswa untuk membuat gambar klavier piano. Gambar
klvier piano ini digunakan untuk peragaan teknik penjarian. Melalui
latihan dengan gambar klavier piano ini, siswa akan terlatih
ketrampilan penjarian, dan memahami benar letak-letak titinada pada
pianika. Setelah banyak berlatih melalui gambar klavier piano, guru
commit to user
145
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membimbing siswa untuk memainkan pianika yang sebenarnya.
Meskipun gambar tersebut bersifat imitasi, namun siswa merasa
senang dan tertarik. Dengan demikian media pembelajaran yang
digunakan oleh guru dapat mengantarkan pesan pembelajaran
kepada peserta didik.
Dari uaraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa,
pemanfaatan media pembelajaran
seni budaya (seni musik) oleh
guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1
Ampel dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap siswa
untuk mengikuti pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran
yang efektif, tepat guna, akan membawa pengaruh terhadap
keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yag diharapkan.
c. Penelolaan Materi Pembelajaran.
Berdasarkan kajian teori dan temuan dalam penelitian,
pengelolaan materi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali telah dirumuskan dalam rancangan
pemebelajaran secara sistematis dan mengacu pada kriteria
pemilihan dan penentuan materi pembelajaran. Materi pembelajaran
dikelola secara berjenjang dan terkait antara materi yang satu dengan
yang lain.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan
penyajian materi dengan konsisten dan konsekuen sesuai dengan
commit to user
146
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rancangan pembalajaran yang telah dibuat. Penyajian materi
pembelajaran yang berjenjang dapat membantu siswa dalam proses
belajar. Siswa belajar mulai dari disiplin ilmu yang paling dasar,
kemuduan meningkan ketingkat yang lebih rumit. Dari aspek
psikomotor, siswa dapat belajar atau berlatih memainkan alat musik
dari latihan yang paling dasar sampai ke tingkat yang tidak terbatas
sesuai dengan kamampuan yang dimilik oleh siswa.
d. Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu rangkaian dalam
kegiatan pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir
kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk membandingkan antara
output hasil proses pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan pada awal pembelajaran.
Prosedur pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis. Jika kompetensi yang diharapkan memiliki aspek
kognitif, maka jenis evaluasinya adalah tertulis. Sedangkan jika
kompetensi yang hendak dicapai memiliki aspek psikomotor, maka
jenis evaluasinya adalah tes perbuatan.
Jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Aampel Boyolali ada
bermacam-macam, antara lain: tes awal pelajaran (pre tes) yang
digunakan untuk mrngetahui kemampuan awal peserta didik, tes
commit to user
147
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akhir pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
menerima pelajaran, test formatif atau ulangan harian yaitu untuk
mengetahui kemampuan anak dalam menguasai kompetensi dasar
tertentu, tes sumatif untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menguasai standar kompeteai standar kompetensi dalam satu
semester.
Sebelum evaluasi dilaksanakan, guru telah membuat
perencanaan terlebih dahulu, agar hasil yang dharapkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Khususnya evaluasi yang dilakukan pra pembelajaran, guru tidak
merumuskan jenis, bentuk, dan alat evaluasinya. Untuk evaluasi
yang lain, guru selalu merumuskan mulai dari jenis evaluasi, bentuk
evaluasi, instrumen evaluasi, kunci jawaban, dan kriteria penilaian.
Evaluasi dalam bentuk pos tes, guru telah merumuskan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk ulangan
harian dirumuskan secara terpisah dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Karena pada ulangan harian, materi soal
mengambil dari beberapa indikator dari beberapa kompetensi dasar
(KD). Oleh karena mengacu pada indikator-indikator dari beberapa
kompetensi dasar (KD), maka jumlah soal yang dibuat lebih banyak
dari soal pre tes maupun pos tes.
Agar soal ulangan harian tersebut mampu mengukur
kemampuan siswa terhadap indikator ketercapaian, maka dalam
commit to user
148
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal. Melalui
kisi-kisi soal, butir soal yang disusun oleh guru akan tepat sasaran
pada rumusan indikator pada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Kisi-kisi yang disusun oleh guru memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, dan bentuk soal.
Setelah kisi-kisi dibuat, guru menyusun butir soal sesuai
dengan kisi-kisi yang telah disusun. Tahap berikutnya membuat
kunci jawaban yang digunakan sebagai pedoman untuk mengukur
atau menentukan kebenaran jawaban siswa. Patokan yang digunakan
untuk memberi nilai terhadap jawaban siswa, dibuat pedoman
penilaian yang disebut dengan kriteria penilaian.
Di atas telah disebutkan bahwa, evaluasi digunakan untuk
mengetahui penguasaan kompetensi bagi siswa. Dalam hal ini maka
guru menentukan batas nilai minimal yang harus diperoleh bagi
siswa dalam penguasaan kompetensi tertentu. Batas ketuntasan
minimal tersebut dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Nilai ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru mata pelajaran
seni budaya (seni musik) adalah 75. Artinya, siswa dinyatakan telah
menguasai kompetensi jika memperoleh nialai di atas sama dengan
75. Sehingga yang memperoleh nilai kurang dari 75 harus
mengulang sampai memperoleh nilai di atas sama dengan 75.
Sebagai tindak lanjut dari analisis hasil nilai ulangan harian,
guru mengadakan program kegiatan remidial dan pengayaan.
commit to user
149
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan remidi
remedial pada hakikatnya adalah pemberian
bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau
kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua
langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan
kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
Oleh karena itu guru memfasilitasi paersta didik yag niilainya kurang
untuk mengikuti ulangan lagi atau tes remidi.
Bagi siswa yang nilainya sudah melampaui KKM, maka
guru memberikan tugas pengayaan. Secara umum pengayaan dapat
diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan
tidak
semua peserta didik dapat melakukannya. Pemberian
pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yan belum diketahui
peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam
proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas
masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan
dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2007 tentang Standar Penilaian).
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa, proses kegiatan pembelajaran yang diawali dengan desain
perencanaan pembelajaran yang baik akan lebih terarah dan mencapai
commit to user
150
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sasaran yang diharapkan. Dalam setiap kegiatan telah disusun langkahlangkah yang sistematis, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna dan berkualitas. Mulai dari perumusan tujuan, pemilihan
pendekatan, strategi, metode, dan teknik serta taktik pembelajaran yang
tepat mmbuat suasana jadi menarik bagi peserta didik.
Hal
lain
yang
sangat
menentukan
dalam
kegiatan
pembelajaran adalah media pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran
yang didukung oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat akan
memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Sebab media
pembelajaran berfungsi sebagai perantara atau mengantarkan pesan
pembelajaran kepada siswa.
Tentang media, Webster Dictionary (1960) dalam Sri
Anitah (2009: 4) menyatakan:
Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di
tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang
digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak
atau dua hal.
Seperti yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel boyolali, memanfaatkan
media alat musk yang riil dapat memberikan pesan dan kesan
pembelajaran yang menyenangkan.
Pada akhir pembelajaran, guru mengadakan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai kompetensi yang
disajikan, sehingga akan dapat mengukur hasil dari proses pmbelajaran.
commit
to user pembelajaran seni budaya (seni
Secara garis besar proses
kegiatan
151
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dapat digambarkan dalam
“flow chart” sebagai berikut:
Pemilihan
Strategi, Metode,
Teknik, Dan
Taktik
Pembelajaran
Proses Pembelajaran Seni
Budaya (Seni Musik)
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
3. Penutup
Pemanfaatan
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Pembelajaran
Remedial
Pengayaan
Gambar 7
Flow Chart Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)
di SMP Negeri 1 Ampel.
Dari temuan penelitian, pelaksanaan evaluasi telah dilakukan
oleh guru Sh secara sistematis, dari perencanaan sampai dengan tindak
lanjut. Ada satu hal yang menjadi cacatan peneliti ketika observasi di
kelas, yaitu guru Sh belum melakukan penilaian proses secara optimal.
Dalam pembelajaran kontekstual penilaian berbasis proses memnerikan
kontribusi keberhasilan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
ingin dicapai. Jika penialaian
proses dilakukan oleh guru secara
commit to user
152
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
optimal, guru akan lebih memahami kemampuan siswa siswa dalam
menyerap materi pembelajaran.
e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik.
Kegiatan ekstrakurikuler pada suatu sekolah merupakan
wahana pengembangan minat dan bakat bagi siswa. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 dalam Bab I
pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan
melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Oleh karena itu
kegiatan ekstrakurikuler memiliki peranan yang sangat strategis
dalam rangka untuk mengadakan pembinaan kesiswaan.
Kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMP Negeri 1
Ampel Boyolali dilaksanakan untuk mengembangkan minat dan
potensi musik yang dimiliki oleh siswa agar bisa optimal. Dengan
harapan dapat mendukung terwujudnya visi, misi, dan tujuan sekolah
yang telah dirumuskan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat
memberikan wawasan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam
bidang seni musik dan dapat mendukung pembelajaran seni musik
secara kookurikuler yang terdapat di dalam struktur dan muatan
kurikulum.
3. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolai.
commit to user
153
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang telah disusun dan dikembangkan oleh tim
pengembang kurikulum. Apa yang hendak dicapai telah dirumuskan
melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan
lagi menjadi indikator-indikator.
Untuk mengetahui ketercapaian indikator, guru mengadakan
evaluasi atau penilain hasil belajar. Sebagai patokan keberhasilan siswa
menguasai kompetensi tersebut dibuatlah standar penilaian yang
mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Sedangkan untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah, SMP Negeri 1 Ampel Boyolali mengadakan kegiatan
tambahan yang berupa ekstrakurikuler seni musik. Penyelenggaraan
kegiatan
ekstrakurikuler
seni
musik
juga
digunakan
untuk
mempersiapkan siswa meeningkatkan prestasi di lingkungan sekolah
maupun masyarakat yang berupa ketraampilan bermusik.
Dari kegiatan kookurikuler maupun ekastrakurikuler yang
diselenggarakan oleh SMP Negeri 1 Ampel, hasil yang dicapai
meliputi:
a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa nilai hasil belajar
yang digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII
dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. Hasil nilai belajar ini
merupakan hasil tindak lanjut dari proses pembelajaran melalui
commit to user
154
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penilaian. Rata-rata nilai hasil belajar pada akhir semester maupun
akhir sekolah telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Ketercapaian hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa
telah menyelasaikan satu paket kurikulum yang sudah dirumuskan di
dalamnya, khususnya mata pelajaran seni budaya (seni musik).
b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1
Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui lomba atau festival di tingkat kecamatan
maupun kabupaten. Pada tahun pelajaran 2011/2012, dalam lomba
solo vokal dan vokal group meraih juara 1 tingkat
kabupaten
Boyolali. Prestasi yang diperoleh melalui kemampuan siswa
membuktikan bahwa proses pembelajaran seni musik yang
diselenggarakan di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kualitas yang
baik. Prestasi siswa juga menunjukkan keberhasilan sekolah dalam
mewujudkan visi, misi, dantujuan sekolah.
c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan
pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam
kehidupan bermasyarakat. Sebagian alumni ada yang memiliki gorup
musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian
siswa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di
tengah-tengah kehidupannya. Sekolah akan mendapat pengakuan
dari masyarakat jika sekolah tersebut melahirkan outcomers yang
berkualitas.
commit to user
155
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian tersebut di atas hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1
Ampel Boyolali telah memenuhi harapan dari program kulrikulum yang
telah dikembangkan di sekolah.
4. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Dari temuan penelitian, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Faktor tersebut
meliputi:
a. Siswa bersedia membawa alat musik sendiri dari rumah, karena
sebaian besar telah memiliki alat musik, meskipun hanya sederhana;
b. Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran seni musik;
c. Sekolah sering mengadakan kegiatan lomba seni (class meeting),
sehingga siswa terfasilitasi untuk mengekspresikan kemampuannya
secara optimal.
Mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki karaktristik
yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Baik dari segi tujuan
maupun bentuk penyelenggaraannya. Oleh karena itu membutuhkan
pengelolaan yang luar biasa serta sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana dan prasarana yang semakin lengkap, akan lebih meningkatkan
commit to user
156
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat ketercapaian pembelajaran yang semakin tinggi. Namun harus
diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
manusia yag berkualitas dalam hal ini adalah guru yang berpotensi.
Seperti yang ada di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, Guru mata
pelajaran seni budaya (seni musik) telah memiliki pengalaman serta
wawasan yang luas dalam hal seni musik. Melalui pengalaman yang
dimiliki oleh guru tersebut, maka kegiatan pembelajaran akan dapat
didesain dengan baik yang akhirnya bisa menciptakan pembelajaran
yang bermakna, menghasilkan out comers yang diharapkan oleh
masyarakat.
5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Suatu kegiatan tidak akan semuanya berjalan seratus persen
seperti yang diharapkan di dalam program sebelumnya. Kadang-kadang
akan menghadapi hambatan-hambatan atau kendala tertentu. Seperti
yang terjadi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali.
Kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran seni
budaya (seni musik) tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Alokasi tatap muka dalam pembelajaran seni musik hanya 2 (dua)
jam, sehingga dimungkinkan kurang memadai untuk pelaksanaan
kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik). Alasannya adalah
commit to user
157
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa muatan mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki
cakupan materi yang luas dan membutuhkan penegembangan atau
perluasan melalui praktek.
b. Sebagian siswa ada yang tidak memiliki alat musik, sehingga akan
mengganggu
atau
menghambat
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan secara klasikal. Siswa yang tidak memiliki alat musik
akan tertinggal dengan siswa yang memiliki alat musik. Siswa
tersebut harus memerlukan bimbingan khusus dan akan menyita
waktu lebih lama.
c. Kendala berikutnya adalah kurangnya motivasi siswa terhadap mata
pelajaran seni budaya (seni musik). Hal ini disebabkan adanya kesan
siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni musik) bukan mata
pelajaran yang diujikan secara nasional. Kenyataan yang terjadi
sekarang,
sekolah-sekolah
selalu
memprioritaskan
terhadap
pencapaian hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik.
Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah yang
menghendaki lulus seratus persen (100%). Hal ini berdampak pada
siswa untuk memberi prioritas belajar terhadap mata pelajaran yang
diujikan secara nasional, dan mata pelajaran lain menjadi anak tiri.
Solusi yang hendak dilakukan oleh sekolah.
Masalah pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk
mengantarkan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Di
commit to user
158
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalamnya terkandung hal-hal yang sangat komplek. Ada banyak
komponen, dan setiap komponen harus berfungsi menjalankan
perannya masing-masin. Jika ada sa, dan setiap komponen harus
berfungsi menjalankan perannya masing-masin. Jika ada salah satu
komponen terselah satu komponen tersebut tidak dapat dapat
menjalankan peraperan dan fungsinya masing-masing, maka akan
menjadi kendala atau hambatan. Apalagi ada komponen-komponen
tertentu tidak terpenuhi, tidak terpenuhi, akan menjadikan fatal
dalam kegiatan pembelajaran.
Berpangkal dari itu, suatu sekolah yanng menyelenggarak
kegiatan pembelajaran agar mencermati setiap komponen yang ada
di dalamnya. Sepertperti yang teri yang terjadi di SMP Negeri 1
Ajadi di SMP Negeri 1 Ampel, secara lahir kegiatan pembelajaran
seni buddaya (seni musik) tingkat keberhasilnya synya sudah
mencapai di atas 85% dari harapan yanng dikehendaki. Hasil ini
telah menun. Hasil ini telah menunjukkan lebih baik dibanding
dengan sekolah lain yang ada di wilayah Boyolali.
Di atas sudah diuraikan ada faktor pendukung dan kendala
atau hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya (seni
musik).
Solusi
yang
harus
dilakukan
oleh
sekolah
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran adalah:
1) Mengoptimalkan
faktor-faktor
yang
dapat
mendukung
implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik), antara lain:
commit to user
159
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melengkapi sarana dan prasarana, mengembangkan sumber daya
manusia (SDM) melalui pendidikan dan latihan guru mata
pelajaran seni budaya (seni musik) serta memfasilitasi untuk
memperoleh kualifikasi pendidikan seni musik ke jenjang yang
lebih tinggi;
2) Meningkatkan frekuensi panggung ekspresi dan apresiasi bagi
siswa yang memiliki minat dan bakat seni musik. Panggung
ekspresi dan apresiasi merupakan wahana untuk melatih talenta,
ketrampilan
serta
menambah
pengalaman
kepada
siswa.
Sehingga semakin banyak berlatih melalui panggung, siswa akan
lebih berani dan terampil serta merasa bangga bahwa mereka
bisa tampil menunjukkan kemampuan di hadapan orang banyak.
3) Mengembangkan alokasi pembelajaran praktek seni musik di luar
jam mata pelajaran, dengan menambah alokasi waktu dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Praktek bermain musik membutuhkan
waktu yang banyak. Dengan menambah alat musik dan alokasi
waktu untuk praktek, maka siswa bisa berlatih secara berulangulang. Bentuk pengulangan akan berdampak pada pembiasaan.
Jika ketrampilan selalu diulang-ulang, maka akan menjadi
sebuah keahlian atau pekerjaan yang profesional.
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang menarik, menantang,
dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran seni budaya (seni musik). Untuk menghilangkan
commit to user
160
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesan yang menyatakan “Mata pelajaran seni budaya (seni
musik) tidak penting, karena bukan mata pelajaran ujian
nasional” hendaknya sekolah memberikan , karena bukan mata
pelajaran ujian nasional” hendaknya sekolah memberikan
bimbingan karir yang ada kaitannya dengan mata pelajaran seni
budaya (seni musik). Melalui kegiatan bimbingan ini, siswa
mengerti wawasan ke depan mengenai arti pentingnya mata
pelajaran seni budaya (seni musik) bagi dirinya dan masyarakat
pada umumnya.
commit to user
161
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian, dan kajian teori yang
didalami secara seksama tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, dapat diambil kesimpulan menjadi
beberapa pokok pikiran sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran Seni budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
Ampel Boyolali
Sebelum melaksanakan pembelajaran guru mata pelajaran seni budaya
(seni musik) membuat persiapan pembelajaran dengan menyusun perangkat
pembelajaran secara lengkap. Mulai dari rincian minggu efektif, alokasi waktu
pembelajaran, silabus, kriteria ketuntasan minimal, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Semuanya itu mengacu pada kurikulum dan kalender
pendidikan yang berlaku. Penyusunan perangkat pembelajaran menyesuaikan
dengan kebijakan pemerintah melalui aturan yang dibuat dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, serta hasil pembinaan dari
pengawas.
a. Kurikulum.
Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Ampel adalah
commit to user
Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP) yang disusun dan
161
162
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum. Struktur kurikulum
memuat bermacam-macam mata pelajaran, termasuk di dalamnya adalah
mata pelajaran seni budaya (seni musik).
b. Silabus
Silabus yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran seni budaya
(seni musik) memuat komponen-komponen atara lain: standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan, sumber/bahan/alat belajar
Di dalam silabusnya guru juga memasukkan kegiatan tatap muka
(TM), penugasan terstruktur bagi peserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak
terstruktur (KMTT), dan evaluasi (penilaian) mengacu pada Direktorat
Pembinaan SMA.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh
guru, memuat langkah-langkah kegiatannya yang menunjukkan perilaku
peserta didik yang jelas dan operasional. Dalam kegiatan inti pembelajaran
dirancang supaya benar-benar menunjukkan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
commit to user
163
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru
merancang kegiatan yang bersifat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Ketiga kegiatan tersebut diranang secara terpadu dengan tujuan agar siswa
terlibat langsung di dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran akan berpengaruh pada pengembangan potesi peserta
didik secara optimal. Selain itu, guru juga mendesain pendidikan karakter
budaya bangsa dalam rancangan tersebut.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1
Ampel Boyolalai.
Inti proses kegiatan pembelajaran adalah siswa belajar. Belajar
dapat berhasil dengan baik, jika dilakukan secara aktif dan interaktif. Maka
sangat diperlukan strategi, metode, teknik maupun taktik pembelajaran oleh
seorang guru dalam proses pembelajaran.
a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran
Di dalam mengimplementasikan pembelajaran,
guru mata
pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
menerapkan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran dalam tiga
bagian, antara lain:
1) Pendahuluan.
commit to user
164
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada bagian ini guru menyampaikan beberapa pertanyaan (pos tes)
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Kemudian melakukan
apersepsi guna memotivasi dan mengaitkan dengan materi yang akan
dibahas dalam pembelajaran. Dilanjutkan penyampaian informasi standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak dicapai oleh
siswa.
2) Kegiatan Inti Pembelajaran.
Pada tahap ini guru mulai menerapkan strategi, metode, teknik dan
taktik pembelajaran yang bervariasi dan terpadu. Pendekatan yang
digunakan adalah Contectual Teaching and Learning (CTL) dengan
strategi pembelajaran Cooperative Learning. Siswa dibimbing secara
klasikal maupun kelompok untuk memainkan alat musik. Ditengahtengah
pembelajaran
praktek,
guru
membimbing
dengan
cara
demonstrasi, dengan diselingi ceramah dan tanya jawab yang bervariasi.
Teori diberikan secara inklusif dalam praktek, sehingga siswa tidak
merasa jenuh.
Untuk
membangun pengetahuan yag kuat, guru
memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, yaitu siswa
membuat aransemen sendiri, boleh secara melodis, harmonis, maupun
ritmis. Setelah mengaransemen, siswa berelaborasi dengan temsnnya
secara kelompok.
3) Penutup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
165
digilib.uns.ac.id
Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengadakan umpan balik,
membuat kesimpulan bersama, serta melakukan pos tes untuk
mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran.
b. Media Pembelajaran.
Untuk membantu proses pembelajaran supaya bermakna, guru mata
pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
memanfaatkan instrumen yang ada di sekolah tersebut. Temuan dalam
penelitian, media yang digunakan adalah: recorder, pianika, dan gitar.
Masing-masing diperagakan menurut jenis dan fungsinya. Pemanfatan
media dlakukan secara sistematis, yaitu dari pengenalan instrumen, cara
maupun teknik memainkan, letak-letak titinada, dan sampai pada peragaan
memainkan lagu dalam bentuk sederhana.
Bagi siswa yang tidak memiliki pianika, diberi tugas membuat
gambar klavier piano dari kertas atau triplek. Gambar ini digunakan untuk
latihan teknik penjarian. Melalui penggunaan media yang sistematis proses
pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel berjalan
secara efektif.
c. Pengelolaan Materi Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan penyajian
materi dengan konsisten dan konsekuen sesuai dengan rancangan
pembalajaran yang telah dibuat. Penyajian materi pembelajaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
166
digilib.uns.ac.id
berjenjang dapat membantu siswa dalam proses belajar. Siswa belajar mulai
dari disiplin ilmu yang paling dasar, kemuduan meningkan ketingkat yang
lebih rumit. Dari aspek psikomotor, siswa dapat belajar atau berlatih
memainkan alat musik dari latihan yang paling dasar sampai ke tingkat yang
tidak terbatas sesuai dengan kamampuan yang dimilik oleh siswa.
d. Evaluasi Pembelajaran.
Untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai kompetensi
tertentu, guru mengadakan evaluasi pembelajaran. Dalam evaluasi ini dibagi
dalam beberapa tahap, antara lain: pos tes, dilakukan pada akhir setelah
selesai pembelajaran; ulangan harian; dilakukan setelah menyampaikan
materi pembelajaran minimal satu kompetensi dasar; dan ulangan akhir
semester, dilakukan pada akhir semester.
Khusus pada ulangan harian dan ulangan akhir semester sebelum
dilaksanakan, guru membuat perencanaan evaluasi, yaitu: membuat kisi-kisi
soal, butir soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Setelah dilaksanakan
ulangan harian dan ulangan akhir semester, guru melakukan koreksi dan
hasilnya dianalisa. Hasil analisa ditindaklanjuti dengan kegiatan remidi dan
pengayaan. Untuk menentukan siswa itu telah berhasil atau belum terhadap
kompetensi tertentu, guru telah menentukan dulu kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada satu hal yang belum
diilaksanakan secara optimal, yaitu penilaian proses. Pada hal dalam
commit to user
167
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penilaian proses memiliki fungsi yang sangat penting untuk mendeteksi
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
e. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
dilaksanakan pada sore hari di luar jam mata pelajaran. Sebagai pembinanya
adalah guru seni budaya (seni musik). Tujuannya adalah untuk mewujudkan
visi, misi, dan tujuan sekolah, yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan
penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul”.
3. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni
musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Secara garis besar hasil yang dicapai melalui pembelajaran seni
budaya (seni musik) dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa nilai hasil belajar yang ratarata telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM) sehingga dapat
digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII dan VIII,
dan kelulusan sekolah bagi kelas IX.
b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1 Ampel
mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat ditunjukkan melalui
lomba atau festival seni di tingkat kecamatan maupun kabupaten dapat
meraih kejuaraan.
commit to user
168
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan
pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam
kehidupan bermasyarakat. Misalnya: ada yang memiliki gorup musik di
daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian siswa atau alumni
yang
prestasi
vokalnya
dapat
menunjang
karir
di
tengah-tengah
kehidupannya.
4. Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Dari hasil kajian teori dan temuan penelitian diketahui beberapa
faktor yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1
Ampel, antara lain:
a. Sebagian besar siswa telah memiliki alat musik, meskipun hanya sederhana;
b. Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung
pelaksanaan pembelajaran seni musik, meskipun belum optimal;
c. Seringnya kegiatan lomba seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi
untuk mengekspresikan kemampuannya secara optimal.
d. Sumber daya manusia (SDM) guru seni musik yang memadai.
5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni
musik ) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel antara lain:
commit to user
169
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Alokasi waktu tatap muka kurang memadai jika dibandingkan dengan
luasnya materi pembelajaran.
b. Sebagian siswa ada yang tidak memiliki alat musik, sehingga akan
mengganggu atau menghambat proses pembelajaran yang dilaksanakan
secara klasikal.
c. Kurangnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni
musik). Hal ini disebabkan adanya kesan siswa terhadap mata pelajaran seni
budaya (seni musik) bukan mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
Kenyataan
yang
terjadi
sekarang
ini,
sekolah-sekolah
selalu
memprioritaskan terhadap pencapaian hasil nilai mata pelajaran ujian
nasional harus baik. Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah
yang menghendaki seratus persen (100%). Akibatnya mata pelajaran seni
budaya (seni musik) menjadi anak tiri.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dan pembahasan atas
temuan-temuan penelitian pada akhirnya diperoleh hasil penelitian seperti yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi yang
muncul dalam penelitian tersebut.
1. Perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik)
menuntut sikap
keseriusan untuk bekerja yang sungguh-sungguh di hati nurani seorang guru.
Sikap yang demikian akan mampu menghasilkan rancangan pembelajaran yang
matang, berbobot, menarik, kreatif dan inovatif. Kesadaran yang tinggi akan
commit to user
170
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pentingnya perencanaan pembelajaran akan membangkitkan semangat dan
mengorbankan
tenaga
dan
waktunya
untuk
mendesain
perencanaan
pembelajaran yang matang, yang mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran akan
berkualitas dan bermakna.
2. Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) akan lebih efektif, jika
pada tahap pre-implementasi dirancang secara matang oleh guru. Perencanaan
yang matang, berbobot, dan menarik memiliki implikasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran, yaitu guru akan melakukan hal-hal yang terbaik sesuai dengan
apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan figur
seorang guru yang sabar, kreatif dan komunikatif, sebab untuk menciptakan
kondisi pembelajaran itu tidak mudah. Guru dituntut kreatifitasnya dalam
pemilihan strategi, metode, teknik, dan taktik
pembelajaran, serta
kreatifitasnya dalam memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Selain
itu, pengorganisasian materi yang sistematis berjenjang akan membantu siswa
dalam prose belajar. Pelaksanaan evaluasi yang jujur, objektif dan adil
mengimplikasikan
bahwa
guru
selama
membuat
dan
melaksanakan
perencanaan tes tersebut betul-betul memahami yang seharusnya diukur selama
proses pembelajaran, dan apa yang seharusnya diukur pada setiap evaluasi
dilaksanakan. Evaluasi yang jujur dan adil juga mengimplikasikan perkiraan
yang akurat untuk mengukur sejauh mana ketercapaian dan ketuntasan siswa
terhadap materi
dan kompetensi tertentu oleh siswa. Siswa dengan tulus
menerima hasil belajar yang diperolehnya jika penilaian atau evaluasi
commit to user
171
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilaksanakan secara jujur, adil dan objektif. Penilaian tidak hanya dilakukan
pada akhir awal dan akhir pembelajaran saja, akan tetapi dilaksanakan pada
proses pembelajaran agar kemampuan siswa terhadap kompetensi tertentua
dapat dikatahuii, mana siswa yang lemah dan mana siswa yang memiliki
keunggulan.
3. Hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian dari
perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran. Sebuah hasil akan diperoleh
secara ideal, jika dari perencanaan sudah dirancang dengan strategi, metode,
teknik dan taktik yang matang. Untuk mencapai hasil yang ideal dalam
kegiatan pembelajaran membutuhkan konsekuensi dari seorang guru secara
konsisten dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembelajaran.
4. Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran hendaknya dimanfaatkan secara
optimal untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang guru dituntut
kreatifitasnya untuk menggali faktor-faktor yang dapatmendukung pelaksanaan
pembelajaran. Tanpa kreatifitas guru, kegiatan pembelajaran hanya berjalan
biasa-biasa saja seperti sesuatu yang berjalan secara rutinitas. Jika
pembelajaran hanya bersifat rutinitas saja, maka kualitas pendidikan akan
semakin menurun.
5. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran pasti akan muncul suatu
saat, dan itupun tidak pernah dapat diprediksi. Untuk menghindari terjadinya
kendala dalam kegiatan pembelajaran, guru hendakanya cermat memprediksi
hal-hal yang terjelek yang dimungkinkan akan muncul. Minimal guru harus
mampupu
meminimalisir
munculnya hambatan.
commit to user
Jika
memang
harus
172
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghadapi kendala, guru dituntut untuk mengatasi kendala tersebut, sehingga
tidak akan mengurangi hasil yang diperolehnya.
C. Saran
Implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) lebih menekankan
pada pembelajaran praktek. Teori yang mendasari dalam seni budaya (seni musik)
dapat disampaikan kepada siswa secara inklusif di dalamnya. Faktor pendukung
utama dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) adalah sarana prasarana dan
sumber daya manusia (SDM).
Saran yang disampaikan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepada pemegang kebijakan pendidikan (Top Manager) sekolah untuk:
a. Memberi perhatian terhadap kebutuhan pembelajaran di sekolah, khususnya
pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang banyak membutuhkan
sarana dan prasarana berupa tempat dan alat musik.
b. Mengoptimalkan dan memfungsikan sumber daya yang ada di sekolah
secara optomal, baik sumber daya yang berupa sarana dan prasaran serta
sumber daya manusia (SDM) guru seni budaya (seni musik) demi
meningkatkan kualitan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang sudah ada
dimanfaatkan yang seoptimal mungkin, sedangkan sumber daya manusia
(SDM) guru seni musik untuk semakin ditingkatkan dan dikembangkan
melalui pendidikan latihan.
commit to user
173
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif, yang memungkinkan dapat
mendukung dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya kegiatan
pembelajaran siswa.
d. Selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada
umumnya, dan pembelajaran seni budaya (seni musik) pada khususnya.
e. Memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi
musiknya melalui kegiatan ekstrakurikuler seni musik.
f. Memberikan reward kepada para siswa yang telah berhasil meraih prestasi
seni musik, baik di tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi,
maupun nasional, dengan tujuan untuk memberi motivasi kepada siswa.
Melalui pemberian reward tersebut akan menambah motivasi kepada siswa
yang meraih prestasi, dan memacu bagi siswa lain untuk memperoleh
prestasi.
2. Kepada guru seni budaya (seni musik) untuk:
a. Meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru seni musik, yang
dituntut untuk memliki kompetensi di bidang musik, baik secara teori
maupun praktek.
b. Membuat rancangan pembelajaran yang berbobot, menarik, kreatif, dan
inovatif, serta dapat memberikan gambaran pembelajaran yang bermakna.
c. Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa agar
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru harus
mampu menerapkan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran yang
commit to user
174
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tepat. Termasuk dalam hal pemanfaatan media, guru harus mampu
memanfaatkan media pembelajaran.
d. Mampu mengantisipasi munculnya hambatan-hambatan yang muncul dalam
proses pembelajaran.
e. Mampu mengadakan evaluasi pembelajaran secara jujur, adil, dan objektif.
f. Meningkatkan pembimbingan siswa melalui kegiatan ekstrkurikuler.
3. Bagi peneliti lain yang mencoba untuk mengadakan penelitian yang sejenis,
perlu sekiranya memperhatikan hal-hal tersebut yang menjadikan beberapa
kelemahan yang ada dalam penelitian ini. Adapun kekurangan maupun
kelemahan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Dalam melakukan perekaman berbagai sumber data kurang maksimal, hal
ini dipengaruhi oleh faktor non-teknis.
b. Informan sebagai salah satu sumber data sangat terbatas, sehingga perlu
dikembangkan demi sempurnanya karya penelitian.
c. Adanya keterbatasan pemahaman dan pengetahuan
dalam melakukan
penelitian, perlu menjadikan masukan bagi peneliti lain agar lebih
memahami serta menguasai segala teknis penelitian terlebih dahulu sebelum
terjun ke lapangan penelitian agar terwujud penelitian yang sempurna
commit to user
Download