perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Oleh: Suwadi NIM S811008041 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP TAHUN PELAJARAN (Studi Kasus pana 2OT I I2OI2 SW Negeri I Ampel Boyolali) Disusun Oleh Suwadi NIM S811008041 Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pernbimbing Jabatan Nama Pembimbing I Tanda Tangan Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP 1943071219730t r 001 Pembimbing II Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. NIP l9540gtS tglto3 I 001 Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. l{IP 19430712197301 I 001 Tanggal PEMBIII, SEI{I BTJDAYA (SEI\II MUSIK) DI SMP TAIIT}N PELAJARAN 2Ol1NOl2 (Studi Kasus pada SMP Negeri I Ampel Boyolali) IMPLEMENTASI TESIS Oleh Suwadi I\IIM S811008041 Tim Penguji Ketua Tanda T Nama Jabatan Tanggal Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. NrP 19661108 199003 2 001 Sekretaris Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. NIP192140404 197603 I 001 Anggota Penguji 1. ) Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NrP 19430712197301 I 001 Prof, Dr. Sunardi, M.Sc. NIP 195409t6197703 I 001 Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal 10 Juli 2012 Ketua Program Studi Teknologi Pendidikpn Ahmad Yunus, M.S. 17 198601 1 001 Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. [{rP 19430712197301 1 001 PEMBIII, SEI{I BTJDAYA (SEI\II MUSIK) DI SMP TAIIT}N PELAJARAN 2Ol1NOl2 (Studi Kasus pada SMP Negeri I Ampel Boyolali) IMPLEMENTASI TESIS Oleh Suwadi I\IIM S811008041 Tim Penguji Ketua Tanda T Nama Jabatan Tanggal Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. NrP 19661108 199003 2 001 Sekretaris Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. NIP192140404 197603 I 001 Anggota Penguji 1. ) Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NrP 19430712197301 I 001 Prof, Dr. Sunardi, M.Sc. NIP 195409t6197703 I 001 Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal 10 Juli 2012 Ketua Program Studi Teknologi Pendidikpn Ahmad Yunus, M.S. 17 198601 1 001 Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. [{rP 19430712197301 1 001 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Carilah ilmu walau sampai di negeri Cina (Al Hadits). Barang siapa tidak sayang, maka tidak akan disayang (Al Hadits) commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id . PERSEMBAHAN Dengan hati yang tulus tesis ini kupersembahkan kepada: Ibuku tercinta yang telah melahirkan dan membesarkanku Istri tercintaku: Dra. Tri Andayani, M.Pd. yang setia mendampingiku. Anak-anakku tersayang: Grezia Eleganza Nur Pradani, Dhimas Taqwim Al Umam, Jibran Miqdad, dan Lenterahati Wandani. Sahabat karibku: Drs. Riyanto, M.Pd. yang banyak memberikan inspirasi Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tercinta dan kubanggakan. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul: “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademikserta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17 tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai autor PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Teknologi Pendidikan PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Teknologi Pendidikan PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademiki yang berlaku. Surakarta, ……………… Mahasiswa, Meterai Rp. 6.000,- Suwadi commit to user vi S811008041 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Suwadi commit to user vii vii digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan krpada Allah SWT atas karunia dan petunjuk-Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul Implementasi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Tahun Pelajaran 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali). Penulisan tesis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi sekolah yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya (seni musik), serta mendeskripsikan implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini mempunyai keterbatasan dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Keberhasilan penulisan tesis ini berkat dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dierektur Program Pascasarjana, dan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan beserta Staf yang telah membantu dalam berbagai kepentingan yang berhubungan dengan perkuliahan sampai dengan penyelesaian tesis ini. 2. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. dan Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan dan teknik penyusunan serta dorongan motivasi yang tiada hentinya muali dari penulisan proposal sampai selesainya tesis ini. commit to user vii viii digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3. Kepala SMP Negeri 1 Ampel Boyolali beserta guru dan karyawannya yang telah banyak membantu tenaga dan pikiran dengan segenap hati hingga terselesaikannya tesis ini. 4. Seluruh teman-teman kantor SMP Negeri 1 Mojosongo Boyolali yang telah bayak memberikan dorongan semangat, saran dan masukan. 5. Seluruh teman-teman Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, khusunya kelas reguler yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi demi penyelesaian tesis ini. 6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu demi kelancaran terselesaikannya tesis ini. Semoga amal baik beliau-beliau senantiasa mendapat rahmat serta hidayah-Nya. Surakarta, 12 Mei 2012 Penulis commit to user digilib.uns.ac.id ix perpustakaan.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii ABSTRAK .............................................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori ..................................................................................................... 6 1. Identifikasi Pembelajaran ............................................................................ 6 a. Hakekat Pembelajaran ............................................................................ commit to user b. Perencanaan Pembelajaran ..................................................................... 6 ix 15 digilib.uns.ac.id x perpustakaan.uns.ac.id B. c. Kegiatan Pembelajaran ........................................................................... 26 1) Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran ....................... 27 2) Media Pembelajaran ........................................................................ 31 3) Pengelolaan Materi Pembelajaran ................................................... 34 4) Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 35 5) Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................. 45 2. Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ................................................ 47 3. Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ................................................... 51 a. Pengertian Seni Musik ............................................................................ 52 b. Ruang Lingkup Seni Musik .................................................................... 53 c. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) .......................... 57 d. Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) .................................... 59 e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Budaya (Seni Musik) ............................. 63 Kerangka Berfikir ............................................................................................ 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 66 B. Strategi dan Bentuk Penelitian ........................................................................ 67 C. Sumber Data .................................................................................................... 68 1. Sumber Data ................................................................................................ 68 a. Nara Sumber/ Informan .......................................................................... 68 b. Tempat dan Peristiwa/Aktivitas .............................................................. 69 c. Kajian Dokumen ..................................................................................... 69 Teknik Pengumpulan Data dan Uji Keterpercayaan ....................................... commit to user 71 1. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 71 D. perpustakaan.uns.ac.id E. F. digilib.uns.ac.id xi a. Wawancara Mendalam ........................................................................... 71 b. Observasi ................................................................................................ 73 c. Mengkaji Dokumen ................................................................................ 73 2. Uji Keterpercayaan Data ............................................................................ 74 a. Triangulasi .............................................................................................. 74 1) Triangulasi sumber .......................................................................... 75 2) Triangulasi Metode ......................................................................... 76 b. Dependabilitas ........................................................................................ 76 c. Perpanjangan Keikutsertaan ................................................................... 76 d. Konfirmabilitas .................................................................................. 77 e. Kecukupan Referensi .............................................................................. 77 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 78 1. Reduksi Data (Data Reduction) ................................................................. 78 2. Sajian Data (Data Display) ......................................................................... 79 3. Kesimpulan dan Verifikasi ......................................................................... 79 Prosedur dan Jadwal Penelitian ...................................................................... 81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 82 1. Letak Geografis Kecamatan Ampel Boyolali ............................................. 82 2. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ...................... 83 3. Kondisi SMP Negeri 1 Ampel .................................................................... 83 a. Profil SMP Negeri 1 Ampel .................................................................... 83 b. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................ commit to user 87 c. Keadaan Siswa 5 (lima) Tahun Terakhir ................................................ 93 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xii 4. Visi, Misi, dan Tujuanyang ingin dicapai SMP Negeri 1 Ampel ................ 93 a. Visi Sekolah ............................................................................................ 93 b. Misi Sekolah ........................................................................................... 94 c. Tujuan Sekolah ....................................................................................... 95 B. Temuan Penelitian ............................................................................................ 97 1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 98 Ampel Boyolali ........................................................................................... a. Kurikulum ............................................................................................... 99 b. Pengembangan Silabus ........................................................................... 102 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 107 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP 110 Negeri 1 Ampel Boyolali ............................................................................ a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran .................................. 111 b. Media Pembelajaran ............................................................................... 115 c. Pengelolaan Materi Pembelajaran .......................................................... 117 d. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 118 e. Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................ 122 3. Hasil yang dicapai melalui Implementasi Pembelajaran Seni Budaya 122 (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ......................................... 4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 126 Musik) di SMP Negeri 1 Ampel .................................................................. 5. Kendala yang Dihadapi dalam Imlementasi Pembelajaran Seni Budaya 127 (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ..................................... C. Pembahasan ...................................................................................................... commit to user 129 1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 130 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xiii Ampel Boyolali ............................................................................................ a. Kurikulum .............................................................................................. 130 b. Pengembangan Silabus ........................................................................... 135 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 134 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP 139 Negeri 1 Ampel Boyolali ............................................................................. a. Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran .............................. 140 b. Media Pembelajaran ............................................................................... 143 c. Pengelolaan Materi Pembelajaran .......................................................... 145 d. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 146 e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik ..................................................... 152 3. Hasil yang dicapai melalui Pelaksanaan Pembelajaran Seni Busik (Seni 152 Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ................................................... 4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 155 Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ................................................... 5. Kendala yang ada dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 156 Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .................................................. Solusi yang hendak dilakukan di Sekolah .................................................. 157 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................................... 161 1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 161 Ampel Boyolali ........................................................................................... a. Kurikulum ............................................................................................... commit to user 161 b. Silabus .................................................................................................... 162 digilib.uns.ac.id xiv perpustakaan.uns.ac.id c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 162 2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 163 Ampel Boyolali ........................................................................................... a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran ............................... 163 b. Media Pembelajaran ............................................................................. 165 c. Pengelolaan Materi Pembelajaran ........................................................ 165 d. Evaluasi Pembelajaran ......................................................................... 166 e. Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................................................... 167 3. Hasil yang dicapai melalui Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 167 Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ........................................ 4. Faktor Pendukung dalam pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 168 Musik) di SMP Negeri Ampel Boyolali ..................................................... 5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni 168 musik ) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .................................................. B. Implikasi .......................................................................................................... 169 C. Saran ................................................................................................................ 172 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 175 LAMPIRAN ............................................................................................................ 179 commit to user digilib.uns.ac.id xv perpustakaan.uns.ac.id commit to user digilib.uns.ac.id xvi perpustakaan.uns.ac.id 7 commit to user digilib.uns.ac.idxvii perpustakaan.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Model Pendekatan Sistem dalam Mendesain Pembelajaran............ 17 2. Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 64 3. Model Analisis Interaktif ................................................................. 80 4. Gedung SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali ........................ 85 5. Denah Ruang SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali .............. 86 6. Flow chart Perencanaan Pembelajaran ............................................ 139 7. Flow Chart Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di 151 SMP Negeri 1 Ampael Boyolali ...................................................... 8. Denah Tempat Duduk Siswa ........................................................... commit to user xv 223 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Format Pengembangan Silabus ....................................................... 19 2. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................ 26 3. Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal ............................................. 39 4. Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal Psikomotor .......................... 39 5. Format Penulisan Kartu Butir Soal .................................................. 40 6. Format Program Pembelajaran Remedial ........................................ 42 7. Format Program Pembelajaran Pengayaan ...................................... 43 8. Format Pengolahan Hasil Nilai Ulangan Harian ............................. 45 9. Struktur Kurikulum SMP/MTs ........................................................ 50 10. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni 55 Budaya (Seni Musik) ....................................................................... 11. Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP ..... 58 12. Data Kepala dan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ampel Tahun 87 Pelajaran 2011/2012 ........................................................................ 13. Jumlah Guru dengan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan Jenis 87 Kelamin ........................................................................................... 14. Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Latar 89 Belakang Pendidikan ....................................................................... 15. Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru ......................... 90 16. Tenaga Kependidikan ...................................................................... 92 17. Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir ............................................. 93 18. Struktur KTSP SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ………………… 100 commit to user xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ......................................... 179 2. Kisi-kisi/Lay Out Pedoman Pengumpulan Data Implementasi 180 Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ........................................................................................... 3. Pedoman Observasi ......................................................................... 192 4. Mencatat Dokumen .......................................................................... 193 5. Catatan Lapangan ............................................................................ 194 6. Kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2011/2012 ....... 245 7. Kalender Pendidikan SMP Negermpel Boyolali Tahun Pelajaran 268 2011/2012 ........................................................................................ 8. Tim Pengembang Kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Boyolali 269 Tahun 2011/2012 ............................................................................. 9. Profil SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .............................................. 270 10. Rincian Minggu Efektif ................................................................... 273 11. Program Tahunan ............................................................................ 274 12. Program Semester ............................................................................ 275 13. Pengembangan Silabus .................................................................... 276 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 281 15. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .............................................. 287 16. Daftar Nilai ...................................................................................... 288 17. Piagam Penghargaan ........................................................................ 289 18. Foto-foto .......................................................................................... commit to user 290 xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Suwadi. 2012. Implementasi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Tahun Pelajaran 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., II: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 2)Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3) Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 4) Mengkaji faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5) Mengkaji kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptifnaturalistik. Data dalam penelitian ini diambil dari SMP Negeri 1 Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik: 1) Wawancara mendalam (in-depth-interviewing), 2) Observasi, 3) Mengkaji dokumen. Untuk menguji keterpercaan data menggunakan: 1) Triangulasi, 2) Perpanjangan keikut-sertaan, 3) Kecukupan referensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali meliputi: 1) Perencanaan kegiatan pembelajaran, 2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari: pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup. Dalam kegiatan ini, guru menerapkan pendekatan Contectual Teaching and Learning (CTL) yang divariasi dengan metode demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab. Pemanfaatan media alat musik disesuaikan dengan pemilihan materi pembelajarn. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi bagi siswa. Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran diadakan kegiatan ekstrakurikuler seni musik. 3) Hasil yang dicapai melalui implementasi pembelajaran, siswa SMP Negeri 1 Ampel sering meraih kejuaraan di bidang musik, dan menghasilkan output yang dapat menunjang karir di tengah-tengah kehidupan masyarakat. 4) Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran adalah ketersediaannya sarana, baik dari sekolah maupun siswa serta tenaga guru yang memiliki kompetensi memadai. 5) Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik), alokasi yang tidak seimbang dengan muatan materi, dan kurangnya motivasi siswa karena beranggapan bahwa pelajaran seni musik tidak termasuk mata pelajaran ujian nasional Kata kunci: Implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) saling ketergantungan antara perencanaan, pelaksanaan, dan faktor pendukung maupun kendala. commit to user xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Suwadi. 2012. The Implementation of Learning Culture Art (Music Art) in SMP 2011/2012 (The Case Study in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali). TESIS. Supervisor: I: Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., II: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. Education Technology of Study Program, Pascasarjana Program, Sebelas Maret University of Surakarta. The purposes of this research are: 1) To know the plan of learning Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 2) To know the learning process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3) To know the outcomes of learning Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 4) To analyze what factors that can help to support in learning process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5) To analyze what problems are there in learning process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. The methods are used in this research is “Kualitatif DeskriptifNaturalistik”. The data in this research is token in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali for period 2011/2012. The writer uses techniques to collect the data such as: 1) indepth-interviewing, 2) Observation, 3) Analyze the document. To test the validity this data, the writer uses: 1) “Triangulasi”, 2) the allotment of time, 3) “The complete of references. The result of the research show that implementation in learning Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali are: 1) The plan of learning process, 2) Do the learning process, such as pre, while and post. In this activity, the teacher apllys “Contectual Teaching and Learning (CTL) approach which combines the varieties of methods, these are demonstrations, speech and the question answer. The usage of music insrumetns as media are correlated whit the material. The evaluation of learning is done to know the mastery of students competence. Then to support the learning process, it is held the extracurriculer of music art, 3) The outcome of learning implementation, the studens of SMP Negeri 1 Ampel always get the winner in the music, it can develop theer career in the community of life. 4) The factors to help in learning process, there are facilities from the school, the students and the teachers who have good competence, and 5) The problems in learning cultur art (music art), the allotment of time which don’t balance with material and the less of the students’ motivations, because they have assumtion that music art lesson isn’t national examination lesson. Key Words: The implementation of learning Culture Art (Music Art) which correlations between the plan, do the learning process, and the support and unuseful factors. commit to user xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user xx 1 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa: Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; dan e) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan. Dalam kerangka dasar kurikulum, seni budaya merupakan kelompok mata pelajaran estetika yang dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmoni. Jika diamati berdasarkan kerangka dasar kurikulum tersebut di atas, seni budaya merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam pembentukan karakter bangsa. Melalui pembelajaran seni budaya, siswa akan mampu mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan di lingkungan masyararakat mereka berada. Lebih dari itu siswa akan mampu mengembangkan kebudayaan yang pada akhirnya dapat menghargai orang lain seperti menghargai dirinya commit to user sendiri. Siswa pada hakikatnya merupakan bagian dari manusia yang memiliki 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kebutuhan hidup yang sangat kompleks. Jujun S. Suriasumantri (1994: 40) menyatakan: Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekadar untuk kelangsungan hidup namun lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya. Untuk mencapai kompetensi tersebut materi seni budaya mencakup materi praktek, sedangkan teori inklusif dalam pembelajaran praktek. Pada jenjang SMP seni budaya meliputi empat materi pokok yaitu: 1) Seni Rupa; 2) Seni Musik; 3) Seni Tari; dan 4) Seni Teater. Namun pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi pada satuan pendidikan masing-masing. Alokasi waktu yang disediakan berdasarkan struktur kurikulum pada tingkat SMP adalah dua jam pelajaran dalam satu minggu, dan tiap jam pelajaran dengan durasi 40 menit. Perbandingan antara materi dengan alokasi waktu yang disediakan memang tidak sebanding. Sebab materi seni budaya sangat luas. Apalagi penekanan pembelajaran seni budaya lebih berorientasi pada praktek. Untuk mencapai kompetensi tersebut, alternatif yang dilakukan oleh satuan pendidikan adalah diberi penambahan alokasi waktu melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam ekstrakurikuler, seni budaya dapat dimasukkan ke dalamnya sebagai kegiatan pengembangan diri siswa dengan harapan dapat mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minatnya masing-masing. Melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat melahirkan kompetensi belajar siswa dalam ranah psikomotorik. commit to user 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hasil belajar dalam ranah psikomotor dapat dilihat ketika siswa menguasai berbagai macam keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Ketrampilan yang dimilikinya dikembangkan secara optimal dalam bentuk karya-karya yang dapat dinikmati bagi dirinya dan orang lain. Lebih luas lagi siswa mampu mengembangkan psikomotoriknya dengan menciptakan lapangan kerja baru yang bisa menyerap tenaga kerja. Untuk mencapai hasil belajar seperti yang telah diuraikan di atas, peran guru sangat menentukan. Guru harus senantiasa mengembangkan proses pembelajaran agar lebih bermakna dan berkualitas untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Pentingnya proses pembelajaran yang akan penulis kaji dalam penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali. Pertimbangan dilaksanakan penelitian tentang strategi pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel tersebut adalah bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh oleh penulis, SMP Negeri 1 Ampel, prestasi belajar peserta didik selalu membanggakan, khusunya dalam aspek psikomotorik pada mata pelajaran seni budaya (Seni Musik). Kejuaraan yang diperoleh siswa adalah sebagai bukti prestasi sekolah. Pada tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010 dalam lomba kreativitas musik di tingkat kabupaten Boyolali, SMP Negeri 1 Ampel yang mendapatkan prestasi sebagai juara. commit to user 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Rumusan Masalah Dari beberapa latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya (Seni Musik). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? 3. Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? 4. Faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? 5. Kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4. Mengkaji faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5. Mengkajik kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. D. Manfaat Hasil Penelitian Dari pelaksanaan penelitian tersebut daharapkan dapat memberi manfaat: 1. Bagi penelitan lain: a. Sebagai salah satu literatur tambahan bagi penelitian yang mempunyai karakteristik hampir sama, baik situasi maupun kondisi. b. Ikut memberikan motivasi dalam meningkatkan budaya meneliti dalam dunia pendidikan. 2. Bagi peneliti atau pelaksana pendidikan: a. Lebih meningkatkan motivasi untuk mengadakan penelitian lain yang memberikan nilai tambah bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. b. Peneliti yang juga sebagai salah satu pelaksana pendidikan, khususnya di SMP untuk lebih meningkatkan konstribusi yang bermanfaat bagi terciptanya system pendidikan mikro yang harmonis dan mandiri kea rah pendidikan makro yang diharapkan. c. Sebagai bahan untuk memberikan sumbangan yang konstruktif bagi kemajuan pelaksanaan strategi pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di tingkat SMP. commit to user 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. KAJIAN TEORI 1. Identifikasi Pembelajaran a. Hakikat Pembelajaran Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (20) menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat (16) dijelaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Pada Bab IX pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Selanjutnya mengenai sumber belajar dijelaskan oleh Sumiati dan Asra (2007: 119) sebagai berikut: Sumber belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan user dalam upaya mencapai tujuan. untuk membantu guru commit maupu tosiswa 6 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dengan kata lain sumber belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media pembelajaran elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Tiga aspek mengenai peserta didik, pendidik, dan sumber belajar merupakan satu rangkaian dalam sebuah sistem, yaitu sistem pembelajaran. Oleh karena merupakan satu ikatan dalam sebuah sistem, maka masing-masing aspek tersebut harus dapat menjalankan peran dan fungsinya. Dalam hal sistem pembelajaran, antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar harus mampu menjalankan peran dan fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan konsep tersebut, istilah pembelajaran mensyaratkan adanya interaksi yang terjadi dalam dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar yang melibatkan peserta didik, dan kegiatan mengajar yang melibatkan seorang pendidik. Kemudian sebagai sarana interaksi adalah sumber bahan. Pengertian belajar menurut Robert M. Gagne (1978:3) adalah sebagai berikut: “Learning is a change in human disposition of capacity, which persists over a period of time, and which is not simply ascribable to processes of growth” Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa, dalam artian perubahannya menuju pada suatu kesempurnaan. Dalam teori belajar dan membelajarkan, Margaret E. Bell Gredler dalam Terjemahan Munandir (1991: 1) berpendapat tentang belajar sebagai berikut: commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Belajar adalah proses ketrampilan dan sikap. orang memperoleh berbagai kecakapan, Dalam teori ini, seseorang mulai belajar diawali sejak masa kecil, yaitu ketika bayi memperoleh sejumlah kecil ketrampilan yang sederhana, seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya . Kemudian ketika masa kanak-kanak dan remaja diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan ketrampilan hubungan sosial, juga diperoleh berbagai kecakapan dalam mata pelajaran di sekolah. Setelah pada usia dewasa, seseorang diharapkan telah mampu mengerjakan tugas-tugas tertentu dan bidang ketrampilan fungsional yang lain. Menurut Morgan dan kawan-kawan dalam Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 8) definisi belajar adalah: Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2) perubahan tersebut terjadi karena latihan dan pengalaman. Perubahan yang terjadi ada tingkah laku karena unsur kedewasaan bukan belajar, (3) sebelum dikatakan belajar, perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Belajar pada prinsipnya adalah suatu proses menuju perubahan yang akan terjadi pada diri seseorang, dan perubahan tersebut relatif menetap dalam jangka waktu yang cukup lama. Di dalam proses pembelajaran, peran seorang guru sangat dibutuhkan yaitu sebagai pengajar. Untuk melaksanakan praktek mengajar, seorang guru harus memiliki ketrampilan menciptakan pembelajaran yang bermakna. Setidaknya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan mengevaluasi untuk mengetahui apakah commit to user perencanaan, pengaturan, dan pengarahannya itu dapat berjalan dengan baik, atau 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masih perlu diperbaiki. Untuk itu guru harus memiliki patokan keberhasilan siswa yang telah memadai. Mengajar lebih merupakan suatu seni seperti pandangan Gilbert Highest yang dikutip oleh Biehler dan Snowman dalam Toeti Soekamto dan Udin SaripudinWinataputra (1996: 7) yang mengatakan bahwa: Mengajar mencakup emosi yang tidak dapat diterapkan secara sistematis serta nilai-nilai manusiawi yang berada di luar ilmu pengetahuan. Mengajar katanya, bukan seperti membuat terjadinya suatu reaksi kimia, tetapi lebih menyerupai proses menanam pohon yang perlu dilakukan dengan mencurahkan kasing sayang. Leonard Nadler (1981:3) menyatakan bahwa: “Learning is the equisition of new skill, attitude and knowledge. Teaching is the general process of enabling the learner to acquire the learning”. Belajar pada hakekatnya adalah menambah keterampilan baru, memperbaiki sikap dan memperkaya ilmu. Mengajar merupakan suatu keseluruhan proses yang membantu pebelajar dalam belajar. Merunut dari beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas, belajar dan mengajar merupakan satu rangkaian kegiatan yang terintegrasi dalam upaya membelajarkan siswa agar berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya. Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi dua arah atau dua pihak yaitu pihak yang mengajar adalah guru sebagai pendidik dengan pihak yang belajar yaitu siswa sebagai peserta didik. Untuk menciptakan komunikasi dua arah, maka seorang guru harus mampu menciptakan interaksi yang harmonis antara guru dengan siswa dalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id 10 digilib.uns.ac.id rangka untuk mendapatkan pengetahuan yang hendak dimiliki oleh siswa. Lebih lanjut Sowell (2004: 4) mengemukakan: “Instructions is how the curriculum is delivired to student. It is the interaction between a teaching agent and one or more individuals intendering to learn knowledge that is apropriate for student to learn”. Pembelajaran adalah bagaimana kurikulum disampaikan kepada siswa. Pembelajaran itu merupakan interaksi antara seorang guru dan satu atau lebih individu yang bermaksud mendapatkan pengetahuan yang disisipkan bagi siswa yang belajar. Menurut E. Mulyasa (2010: 255) mengemukakan bahwa: Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Selanjutnya Daeng Sudirwo dalam Sambas Ali Muhidin (2009) juga berpendapat bahwa: Pembelajaran merupakan interaksi belajar mengajar dalam suasana interaktif yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pendapat lain yang mengemukakan tentang pembalajaran adalah Joice dan Weil, dalam Sumiati dan Asra, (2007:3) mengatakan bahwa: Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang komplek (rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi pengalaman kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang dicapai sebenarnya, merupakan acuan dalam penelenggaraan proses pembelajaran. Pengertian Pembelajaran menurut Linn, Robert L. (2000:35) adalah sebagai berikut: The main purpose of classroom instruction is to help students achieve a set of intended learning goals. These goals should typically include desired changes in the intellectual, emotional and physical spheres. The commit user intended learning outcomes aretoestablished by the instructional goals, 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id the desired changes in students learning activities. are brought about by the planned Artinya tujuan utama dari pembelajaran adalah untuk membantu para peserta didik mencapai serangkaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan-tujuan tersebut meliputi perubahan-perubahan yang diinginkan dalam bidang intelektual, dan fisik. Hasil pembelajaran yang diharapkan ditetapkan oleh tujuan pembelajaran, perubahan-perubahan yang diharapkan pada peserta didik dibawa oleh kegiatan pembelajaran yang terencana. Merujuk pada pendapat tersebut di atas maka dalam pembelajaran itu tidak hanya terjadi proses kegiatan antara guru dengan siswa. Artinya di dalam proses belajar mengajar itu seorang guru harus menciptakan situasi belajar bagi siswa interaktif. Yang dimaksud situasi belajar bagi siswa adalah bagaimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Aktif mmiliki makna siswa secara totalitas mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal. Yaitu melalui berfikir atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran, dan melakukan latihan-latihan untuk melatih kemampuan psikomotorik yang telah dimiliki oleh siswa tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru secara interaktif, terprogram dan sistematis dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi proses itu berlangsung dengan melibatkan semua komponen yang ada didalamnya secara aktif dan efektif. Berkaitan dengan pembelajaran yang efektif, Elin Rosalin (2008: 8) mengatakan: commit to user perpustakaan.uns.ac.id 12 digilib.uns.ac.id Kerapkali diungkapkan bahwa menurut paradigma baru, pendidikan peran guru harus diubah, yaitu tidak sekadar menyampaikan materi pelajaran kepada para siswanya, tetapi harus mampu menjadi mediator dan fasilitator. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian 2) Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif, 3) Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar mengajar, 4) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan atau tidak. Kemudian E. Mulyasa (2009: 54) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah to facilitate of learning (memberikan kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi, atau mengajar, apalagi mengajar peserta didik, kita perlu guru yang demokratis, jujur dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya. Guru sebagai motivator dijelaskan oleh E. Mulyasa (2009: 59) sebagai berikut: Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, b) memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, c) memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik, d) menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna, serta e) memberikan penilaian dengan adil dan transparan. Dalam hal pembelajaran maka guru memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama sebagai seorang motivator harus mampu memberikan dorongan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi, maka proses pembelajaran akan lebih bermakna. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 13 digilib.uns.ac.id Agar pembelajaran itu lebih bermakna, maka langkah awal yang dilakukan oleh seorang guru adalah membuat rancangan pembelajaran (mendesain sistem pembelajaran). Kegiatan ini membutuhkan kemampuan seorang guru dalam merancang proses pembelajaran atau membuat perencanaan pembelajaran. Hal pokok yang digunakan sebagai acuan untuk pengembangan rancangan pembelajaran adalah kurikulum. Di dalam kurikulum memuat beberapa hal yang digunakan sebagai induk operasional penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah. Termasuk di dalamnya adalah acuan untuk penyelenggaraan pembelajaran. Misalnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada buku II memuat tentang silabus dari semua mata pelajaran yang disampaikan di suatu sekolah. Silabus itu digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan rancangan pembelajaran, karena memuat tentang kompetensi yang harus dikuasai anak pada akhir pembelajaran. Zais dalam Dimyati dan Mudjiyono (2006: 264) mngemukakan berbagai pengertian kurikulum, yakni: 1) kurikulum sebagai program pelajaran 2) kurikulum sebagai isi pelajaran, 3) kurikulum sebagai pengalaman belajar yang direncanakan; 4) kurikulum sebagai pngalaman di bawah tanggung jawab sekolah, dan 5) kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan. Sedangkan Tanner dan Tanner dalam Dimyati dan Mudjiyono (2006: 264) mengungkapkan konsep-konsep: 1) kurikulum sebagai pengetahuan yang diorganisasikan, 2) kurikulum sebagai modus mengajar 3) kurikulum sebagai arena pengalaman 4) kurikulum sebagai pengalaman, 5) kurikulum sebagai pengalaman belajar terbimbing, 6) kurikulum sebagai kehidupan terbimbing, 7) kurikulum sebagai rencana pembelajaran 8) kurikulum sebagai system produksi secara teknologis, 9) kurikulum sebagai tujuan commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya kurikulum itu adalah: a) Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar; b) Program pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu sistem; c) Kegiatan yang dimaksudkan unuk memberikan pengalaman belajar kepada pebelajar; d) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran; e) Kegiatan yang melibatkan komponen-kmponen tujuan, isi pelajaran, sistem penyajian, dan sistem evaluasi dalam realisasinya. Dengan demikian dalam mendesain sebuah pembelajaran di suatu sekolah tidak akan dapat dilepaskan dengan kurikulum. Antara kurikulum dengan pembelajaran memiliki implikasi yang sangat dekat. Jika kita ingin melihat hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran. Selanjutnya kita ketahui terlebih dahulu hakikat dari pembelajaran. Dimyati dan Mudjiyono (2006: 286) menyatakan: Hakikat pembelajaran adalah: 1) Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar; 2) Program pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu system; 3) Kegiatan yang dimaksudkan unuk memberikan pengalaman belajar kepada pebelajar; 4) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran; 5) Kegiatan yang melibatkan komponen-kmponen tujuan, isi pelajaran, sistem penyajian, dan system evaluasi dalam realisasinya. Dengan membandingkan antara konsep kurikulum dan hakikat pembelajaran tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dan kurikulum merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. Dua konsep, baik pembelajaran maupun kurikulum dapat dalam wujud sebagai rencana juga dapat berwujud sebagai kegiatan. Guru sebagai orang yang commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berkewajiban merencanakan pembelajaran (instruction planning) selalu mengacu kepada komponen-komponen kurikulum yang berlaku. b. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi paedagogis yang harus dimiliki oleh seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Sebagai pedoman guru di dalam penyusunan rancangan pembelajaran adalah kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat buku panduan pelaksanaan pembelajaran yang memuat dasar-dasar, struktur, dan sebaran mata pelajaran sampai dengan pedoman pelaksanaannya. Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 19) mengemukakan tentang design kurikulum yang diartikan secara luas dan sempit, sebagai berikut: Dalam arti luas design kurikulum mencakup seluruh perangkat kurikulum mulai dari landasan kurikulum, struktur, dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaannya. Design dalam arti sempit GBPP dan penjabarannya dalam bentuk program tahunan, program catur wulan, satuan pelajaran, dan rencana pelajaran. Mengingat pentingnya kurikulum terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam suatu sekolah, maka seiap satuan pendidikan diharapkan untuk mampu mengembangkan kurikulum yang diimplementasikan di satuan pendidikan masing-masing. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, kurikulum dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam hal ini kurikulum commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id merupakam landasan operasional bagi penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan. Pada Sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung, pada awal semester seorang guru merencanakan program pembelajaran diawali dengan membuat program kegiatan. Program yang pertama adalah membuat program tahunan, program semester, dan rincian alokasi waktu dalam satu semester kedepan. Program tersebut disesuaikan dengan kalender pendidikan (kaldik). Langkah berikutnya adalah mengembangkan silabus dan menyusun perencanaan pembelajaran yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). E. Mulyasa (2009: 100-102) menyampaikan pendapatnya tentang perencanaan pembelajaran sebagai berikut: Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan program pembelajaran. Dalam proses penyusunan pembelajaran setiap langkah harus dapat menuntun pengembangan langkah-langkah lainnya. Demikian pula komponenkomponen lain dapat menuntun setiap komponen yang ada pada desain itu. Mengingat pentingnya desain pembelajaran, maka guru perlu memiliki dan menguasai model dasar perencanaan pembelajaran yang dapat digunakan dalam merancang perencanaan pembelajaran. Model pembelajaran yang dirancang hendaknya mampu mengintegrasikan semua komponen yang terkait di dalam pembelajaran. Sehingga komponen-komponen secara operasional tersebut merupakan mengkondisikan untuk mencapai tujuan. commit to user dalam praktek pembelajaran sebuah sistem yang mampu 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menurut Walter Dick dan Lou Carey dalam Lukmanul Hakim (2009: 7879) secara terperinci menggambarkan tentang analisis pembelajaran dengan pendekatan sistem yang dituangkan dalam mendesain pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut: Merevisi Pembelajaran Melakukan Analisis Pembelajaran Identifi kasi Tujuan Pembel ajaran Merumusk an Tujuan Pembelajar an Mengem bangkan Penilaian Acuan Patokan Mengemb angkan Strategi Pembelaj aran Mengem bangkan dan Memilih Pembelaj aran Desain dan Melakuk an Tes Formatif Identifikasi Entry Behavior dan Karakteristik Siswa Desain dan Melakukan Tes Sumatif Gambar 1 Model Pendekatan Sistem dalam Mendesain Pembelajaran (Walter Dick dan Low Carey dalam Lukmanul Hakiim (2009: 79). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 18 digilib.uns.ac.id Pada prinsipnya agar pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, para guru sebagai perancang pembelajaran diharapkan dapat menyatukan komponen-komponen pembelajaran agar saling berinteraksi, interkolerasi dan interdepensi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam komponen-komponen pembelajaran saling berinteraksi artinya bahwa komponenkomponen tersebut, antara lain berupa orang, pesan, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan dapat bekerja sama atau bekerja bersama-sama dalam satu tujuan yang sama. Untuk memfungsikan komponen-komponen dalam proses pembelajaran, maka di dalam mendesain pembelajaran harus memperhatikan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lain. Komponen-komponen di dalam pembelajaran diantaranya adalah, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan commitPendidikan to user (KTSP). penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Silabus merupakan tahap perencanaan yang memiliki manfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus mampu mengembangkan silabus secara mandiri sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, Lampiran Butir B point 5 bahwa “Setiap guru bertanggung jawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP”. Format pengembangan silabus yang dikembangkan oleh guru menurut Direktorat Pembinaan SMA (2010: 9) adalah Sebagai berikut: Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Standar Kompetensi Alokasi waktu Kompetensi Dasar Materi Pelajaran : ............................................................................................. : ............................................................................................. :.............................................................................................. : ............................................................................................. : ............................................................................................. :.............................................................................................. Kegiatan Pembelajaran TM PT KMTT Indikator Pencapaian kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Tabel 1 Format Pengembangan Silabus Setiap satuan pendidikan diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Agar pengembangan silabus tersebut tetap dalam koridor standar commit to user perpustakaan.uns.ac.id 20 digilib.uns.ac.id nasional yang diharapkan maka pihak sekolah perlu selalu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Menurut Dasim Budimansyah, dkk (2010, 127-129) menyampaikan bahwa prinsip-prinsip pengembangan silabus meliputi: 1) ilmiah, artinya seluruh komponen yang menjadi muatan silabus tersebut harus benar, logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah; 2) relevan, artinyaseluruh komponen silabus dalam ruang lingkup (scope), kedalaman materi, tingkat kesulitan, urutan (sequence), penyajian materi pelajaran harus sesuai secara internal maupun eksternal peserta didik; 3) fleksibel, artinya silabus yang dikembangkan memiliki keluwesan dalam aspek penggunaan oleh guru dan aspek pemilihan pengalaman belajar oleh siswa; 4) kontinuitas, artinya silabus yang dikembangkan harus memiliki kesinambungan baik secara vertikal maupun horizontal; 5) konsisten, artinya silabus yang dikembangkan harus memiliki konsistensi (keajegan) antar komponen silabus, mulai dari standar kompetensi sampai standar penilaian; 6) memadai, artinya ruang lingkup semua komponen silabus yang dikembangkan dinilai telah cukup memadai untuk dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan; 7) aktual dan kontkstual, artinya ruang lingkup komponen yang dikembangkan dalam silabus telah memperhatikan aspek kekinian dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terjadi dalam kehidupan nyata di masyarakat; 8) efektif, artinya pengembangan silabus telah memperhatikan aspek keterlaksanaan dalam proses pembelajaran; 9) efisien, artinya silabus yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara efisien dengan menghemat dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil belajar yang diharapkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 21 digilib.uns.ac.id Setelah pengembangan silabus, dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya adalah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Menurut Direktorat Pembinaan SMA (2010) dinyatakan bahwa: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. Untuk mencapai suatu kompetensi tertentu pada setiap materi pokok, maka pembelajaran perlu direncanakan atau dibuat rancangan yang prosedural, sistematis dan jelas yang bisa menggambarkan tercapainya kompetensi tersebut. Dalam satu paket pembelajaran disusun secara terorganisasi dan lebih rinci sehingga dapat membantu pserta didik dalam proses belajar. E. Mulyasa (2010: 213) memberikan penjelasan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, Sedangkan Walter Dick dan Lou Carey (1985: vii) menguraikan tentang sistem rancangan pembelajaran sebagai berikut: “The Systematic Design of Instruction is well suited to this type of instruction. It provides students with an instructional design model they can use to understand a variety of conceps in the field of education”. Sistem rancangan pembelajaran merupakan model rancangan pembelajaran yang memudahkan siswa dengan memberikan kepada siswa tentang sebuah model pembelajaran yang dengan mudah dapat mereka gunakan untuk memahami macam-macam konsep dalam bidang pendidikan. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rancangan pembelajaran merupakan satu set rancangan yang disusun secara logis dan sistematis yang dimulai dari identifikasi untuk mencapai tujuan tertentu sampai dengan evaluasinya. Inti dari hakikat pembelajaran adalah mengantarkan siswa dalam proses belajar agar memperoleh kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik. Rancangan ini disusun oleh guru dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari beberapa komponen, antara lain: 1) Identitas Mata Pelajaran; 2) Standar Kompetensi; 3) Kompetensi Dasar; 4) Indikator Pencapaian Kompetensi; 5) Tujuan Pembelajaran; 6) Materi Ajar; 7) Alokasi waktu; 8) Metode Pembelajaran 9) Kegiatan Inti; 10) Penilaian Hasil Belajar; 11) Sumber Belajar commit to user perpustakaan.uns.ac.id 23 digilib.uns.ac.id Identitas Mata Pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam perencanaan (RPP) terdiri dari: 1) Pendahuluan; b) Kegiatan Inti; c) Penutup. Sedangkan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 24 digilib.uns.ac.id Dalam penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Agar rancangan pembelajaran (RPP) itu berfungsi dalam kegiatan pembelajaran, maka dalam menyusun perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam Lampiran Peraturan Menteri Penddikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tanggal 23 Nopember 2007 disebutkan bahwa: Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik; 3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis, 4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5) Keterkaitan dan keterpaduan; 6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rancangan pembelajaran merupakan satu set rancangan yang disusun secara logis dan sistematis yang dimulai dari identifikasi untuk mencapai tujuan tertentu sampai dengan evaluasinya. Inti dari hakikat pembelajaran adalah mengantarkan siswa dalam proses belajar agar memperoleh kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik. Rancangan ini disusun oleh guru dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diakhiri dengan rumusan penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru menyusun instrumen penilaian yang disebut dengan post tes. Post tes kemudian dapat dikembangkan menjadi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ujian akhir sekolah. commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sebagai batas kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, seorang guru selanjutnya merumuskan batas ketuntasan belajar, yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disusun oleh guru mata pelajaran setiap awal semester yang berfungsi sebagai berikut: (1) guru dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti; (2) peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meliputi: (1) kompleksitas; (2) daya dukung; dan (3) intake. Kompleksitas, adalah tingkat kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Daya dukung, adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat mendukung penyelenggaraan perpustakaan, pembelajaran laboratorium, seperti dan sarana alat/bahan dan untuk prasarana proses meliputi pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholder sekolah. Sedangakan intake, adalah kemampuan rata-rata peserta didik atau kompetensi awal peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dibuat dengan tabel. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal tiap Kompetensi Dasar dan Indikator commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Mata Pelajaran : ............................................................................................. Kelas/semester : ............................................................................................. Standar Kompetensi : ............................................................................................. Kompetensi Dasar/Indikator Kriteria Pencapaian Ketuntasan KKM Belajar Siswa (KD/Indikator) Kompleksitas Daya Intake Penget. Praktek Dukung Tabel 2 Format Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). c. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah bentuk pelaksanaan dari rancangan pembelajaran yang sudah disusun oleh seorang guru. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang siswa dengan skenario yang dibuat oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa memiliki faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan kegiatan atau proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Kondisi siswa memiliki keanekaragaman dalam hal kepribadian maupun kecakapan. Kecakapan yang dimiliki oleh masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan, maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar. Adapun yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh masing-masing individu yang bersifat menonjol. Perbedaan kecakapan dan commit to user 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing siswa in ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh masing-masing individu yang bersifat menonjol. Perbedaan kecakapan dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing siswa ini dapat mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui banyak metode, pemanfaatan media sesuai dengan karakteristik komponen yang ada didalamnya. 1) Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, maka ini yang dinamakan metode. Berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi atau rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan.. Dengan demikian bisa terjadi suatu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab, bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Selain metode, dalam strategi pembelajaran juga dikenal istilah pendekatan (approach). Pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pendekatan tertentu. Roy Killen dalam Wina Sanjaya (2009: 127) mencontohkan sebagai berikut: Mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (students-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiri serta strategi pembelajaran induktif. Selain strategi, metode dan pendekatan pembelajaran terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Wina Sanjaya (2009: 127) mendefinisikan istilah teknik dan taktik adalah sebagai berikut: Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dari uraian tersebut di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan. Sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain. Mengenai strategi, metode, teknik maupun taktik dalam kegiatan pembelajaran, tidak semuanya dipakai dalam satu kegiatan pembelajaran yang berlangsung waktu itu. Tetapi diambil dan dipilih sesuai dengan model commit to user perpustakaan.uns.ac.id 29 digilib.uns.ac.id pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menyesuaikan karakteristik yang ada dalam komponen pembelajaran tersebut. Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 78-79) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Selanjutnya Joyce dan Weil dalam Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 78-79) mengelompokkan model-model belajar mengajar menjadi empat kategori, yakni: a) Kelompok model pengolahan informasi atau “The Information Processing Family”; b) Kelompok Model Personal atau “ The Personal Family”; c) Kelompok model sosial atau “The Social Family”; d) Kelompok Model Sistem Perilaku atau “ The Behavioral System Family”. Dari kelompok-kelompok model pembelajaran tersebut secara spesifik dijabarkan lagi menjadi beberapa macam, misalnya pada kelompok model sosial atau “the social family”, dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa model pembelajaran, antara lain: 1) Investigasi Kelompok (Group Investigation); 2) Bermain Peran (Role Playing); 3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprodential Inquiry); Latihan Laboratoris (Laboratory Training); Penelitian Ilmu Sosial (Social Science Inquiry). Sedangkan Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhun (2009: 31-34) mengemukakan model pengajaran memproses informasi terdiri dari delapan model, antara lain: 1) Berpikir Induktif (Inductive Thinking); 2) Penemuan commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Konsep (Concept Attainment); 3) Model Induktif Kata-Bergambar (Picture-Word Inductive Model); 4) Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry); 5) Latihan Ilmiah 6) Mnemonik (Mnemonics); 7) Sinektik (Synectics); 8) Advance Organizer. Berpikir induktif merupakan model pengajaran yang melatih kemampuan menganalisis informasi dan membuat konsep pada umumnya dianggap sebagai ketrampilan berpikir yang fundamental. Penemuan konsep, dirancang untuk mengajarkan konsep dan membantu siswa Model Induktif Kata-Bergambar penelitian tentang bagaimana siswa tidak hanya bisa melek huruf pada huruf cetak, khususnya menulis dan membaca, tetapi juga bagaimana mendengarkan dan mengucapkan kosa kata yang telah dikembangkan. Model Peneitian Ilmiah, pada awalnya siswa dibawa ke dalam proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, dibantu memeriksa hipotesis dan teori, dan dibantu merekflesikan tujuan konstruksi pengetahuan. Mnemonik merupakan strategi menghafal dan mengasimilasikan informasi. Model sinektik dirancang untuk membantu guru memecahkan masalah dan menulis berbagai aktivitas, serta memperoleh perspektif-perspektif barudalam membuat topik dari berbagai bidang. Advance Organizer, dirancang untuk menyediakan struktur kognitif pada siswa dalam memahami presentasi pelajaran melalui ceramah, membaca dan media lain. Dari banyak model pembelajaran, guru ada keleluasaan memilih model pembelajaran yang dapat mengorganisasikan seluruh komponen dalam pembelajaran. Ketepatan atau kesesuaian pemilihan model pembelajaran di dalam proses belajar mengajar akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian kompetensi belajar yang telah ditentukan. commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Media Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru, selanjutnya interaksi tersebut akan terjadi komunikasi antara siswa dengan guru. Komunikasi itu terjadi karena dalam proses pembelajaran guru menyampaikan pesan yang ada dalam materi kepada siswa. Agar pesan itu mudah di terima oleh siswa, ada salah satu faktor pendukungnya, yaitu media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai akan dapat membantu siswa dalam upaya pengembangan potensinya. Tentang media, Webster Dictionary dalam Sri Anitah (2009: 4) menyatakan: Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Smaldino, dkk dalam Sri Anitah (2009: 5) mengatakan bahwa: Media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Dikatakan media pembelajaran, bila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Selanjutnya Sri Anitah (2009: 5) memberikan definisi mengenai media adalah sebagai berikut: Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 32 digilib.uns.ac.id Beberapa pakar lain dan sebuah organisasi memberikan batasan mengenai media dalam Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009: 6) mengemukakan media adalah sebagai berikut: Teknologi pembawa pesan yang dapat dimafaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1982). Asociation of Education Comunication Technology (AECT) memberikan batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989). Merujuk dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk membantu mempermudah seorang guru dalam mengantarkan pesan pembelajaran kepada siswa. Media yang menarik, dapat memberi rangsangan kepada siswa untuk menerima pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga kemungkinan terjadinya verbalisme sangat kecil. Media dapat berupa: Media dapat berupa: 1) grafis; 2) cetak; 3) gambar diam; 4) OHP dan OHT; 5) media apaque projektor; 6) slide; 7) film strip; 8) radio; 9) telvisi; 10) dan kelompok multi media. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda, oleh karena itu dalam pemanfaatan media, seorang guru harus cermat memilih, disesuaikan dengan karakter komponen-komponen pembelajaran. Rudi Susilana dan Cepi Riyana, (2009: 9) mengemukakan bahwa: Secara umum media mempunyai kegunaan: 1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; 4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan commit to user 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Banyaknya kegunaan media seperti yang diuraikan tersebut, media menjadi bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam melaksanakan memerankan fungsinya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dalam era globalisasi sekarang ini, telah banyak media pembelajaran yang bisa dimafaatkan guru untuk memberi respon pada peserta didik agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu media yang bisa dimanfaatkan oleh guru di era globalisasi ini adalah multi media. Criswell (1989: 1) mengatakan: “The tern computer Based Instruction (CBI) refers to any use of computer to present of instructional material, provide for aktive participation of the student, and respond to student action” Menggunakan multimedia dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik dan juga dapat merespon aktifitas peserta didik. Dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi, siswa maupun kondisi lingkungan, maka proses pembelajaran akan lebih bermakna, dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, dapat diketahui melalui evaluasi atau penilaian. commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Pengelolaan Materi Pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan sangat penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi. Standar kompetensi meliputi standar materi atau standar isi (content standard) dan standar pencapaian (performance standard). Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa, Lukmanul Hakim (2009: 117). Materi yang valid dan signivikan berkenaan dengan ilmu pengetahuan yang fundamental (dasar). Hal ini mencakup ide-ide pokok atau teori-teori kontemporer dari sesuatu cabang ilmu pengetahuan tertentu ilmu pengetahuan. Menurutnya dengan mempelajari struktur ilmu pengetahuan, akan dicapai tingkat kemampuan yamempunyai nilai transfer yang lebih luas. Mengingat pentingnya peran materi pembeljaran, guru hendaknya cermat dalam menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Memahami ruang lingkup serta kedalaman materi pembelajaran, sehingga guru tidak salah dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran tersebut. Materi pembelajaran dirumuskan dalam rancangan pembelajaran secara sistematis, dan berjenjang mulai tingkatan yang mudah kemudian menuju yang sukar atau rumit. Dalam memilih materi Lukmanul Hakim (2009: 120) menyatakan bahwa: “Ada beberapa kriteria yang “Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan materi pembelajaran, di antaranya: a) sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; b) berguna untuk menguasai commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id suatu disiplin ilmu; c) dianggap berharga bagi manusia dalam kehidupannya; d) sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Dari pendapat tersebut diatas dapat ditegaskan bahwa dalam pemilihan materi pembelajaran hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran yang sudah melalui standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Dengan harapan materi pembelajajaran tersebut mampu dikuasai oleh siswa, berguna bagi dirinya dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu kecermatan guru dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran. 4) Evaluasi Pembelajaran Untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa mencapai kompetensi tertentu, maka perlu diadakan evaluasi atau penilaian. Sarwidji Suwandi (2008: 15) mengatakan: Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Inti dari pendapat tersebut di atas adalah bahwa penilaian merupakan alat, sarana maupun proses yang digunakan oleh seseorang atu lembaga tertentu untuk mengetahui sejauh mana suatu program kegiatan itu dilaksanakan, sudah sesuaikah dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Juga untuk megetahui keberhasilan suatu program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Robert L. Linn (2000: 31) mengatakan: commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “Assessment is general term that includes the full range of procedures used to gain information about student learning (observations, rating of performances or projects) and the formation of value judgments concerning learning progress”. Bahwa penilaian adalah sebuah istilah umum yang meliputi berbagai macam prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran peserta didik (pengamatan, penilaian hasil atau proyek) dan formasi keputusan nilai mengenai kemajuan pembelajaran. Kaitannya dengan pembelajaran, E. Mulyasa, (2009: 108) mengemukakan pendapat tentang evaluasi hasil belajar sebagai berikut: Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah laku dan pembentukan kompetensi pserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program. Menurut pendapat tersebut di atas, ada satu hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelas, yaitu penilaian kelas. Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soalsoal yang harus dijawab oleh peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang ada kaitannya dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan umum biasanya dilaksanakan pada setiap akhir semester. Pada akhir semester satu dilaksanakan ulangan akhir semester satu dengan materi diambil dari semester satu. Kemudian pada akhir semester dua dilaksanakan ulangan akhir semester dua dengan materi diambil dari semester yang sedang commit to user 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berjaklan. Ulangan umum ini dilakukan secara bersama untuk kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi. Sedangkan ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan dengan bahan-bahan yang disajikan meliputi seluruh materi pembelajaran yang telah diberikan, dengan penekanan pada bahan-bahan yang diberikan pada kelaskelas tinggi. Agar penilaian tersebut dapat mengukur secara obyektif, maka dalam menyusun perangkat penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan point B Prinsip Penilaian dinyatakan bahwa: Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) sahih,; 2) objektif,; 3) adil,; 4) terpadu,; 5) terbuka,; 6) menyeluruh dan berkesinambungan,; 7) sistematis,; 8) beracuan kriteria,; 9) akuntabel,. Penilain bisa dilakukan pada awal sebelum proses pembelajaran maupun setelah selesai proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan di awal proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum memperoleh pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa, maka seorang guru akan dapat menentukan langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif. Selain itu juga, hasil tes awal bisa dijadikan seabagai pembanding antara kemampuan awal dan kemampuan setelah siswa mendapatkan pembelajaran. commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dalam konteks pembelajaran, penilain memiliki peran yang sangat penting. Sebab semua desain pembelajaran disusun dengan berorientasi pada tujuan, yakni tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut, sebagai sasarannya adalah siswa. Sedangkan ketercapaiannya tujuan pembelajaran siswa hanya dapat diketahui setelah dlakukan penilaian hasil belajar siswa. Mengenai pentingnya penilaian tersebut, Baxter dalam Sarwidji Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan mengenai pentingnya penilaian pembelajaran, antara lain: Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan lainnya. Kedua, untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu. Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Keempat, untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 Standar Penilaian Pendidikan pada poin (E) Penilaian oleh Pendidik dinyatakan sebagai berikut: Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secaraberkesinambungan, bertujuan untuk memantau prosesdan kemajuan belajar peserta didik serta untuk mening-katkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Oleh karena pentingnya penialain dalam pembelajaran, maka kegiatan penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai bagian dari sistem pengajaran dan diimplementasikan di dalam kelas. Guru harus menguasai teknik penilaian, sehingga mereka akan lebih mengerti ketercapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Sebelum penilaian dilaksanakan, guru harus mempersiapkan terlebih dahulu perangkat-perangkatnya. Langkah-langkah commit to user perencanaan penilaian, 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id khususnya penilaian pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: 1) penulisan kisi-kisi; 2) penyusunan butir soal yang disesuaikan dengan kompetenssi yang telah dirumauskan; 3) membuat kunci jawaban dan penskoran; 4) analisis nilai untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dalam mencapai kometensi tertentu dengan mengacu pada kriteria ketuntasan minimal; 5) membuat program remidi bagi yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM); 6) membuat program pengayaan bagi siswa yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM); 7) menganalisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda serta validitas butir soal. Kisi-kisi butir soal dirumuskan oleh guru agar soal yang disusun sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Format penulisan kisi-kisi butir soal bisa dibuat bagan atau kolom seperti di bawah ini: No. Kompetensi Dasar Materi Kelas Uraian Materi Indikator No. Bentuk Soal Soal Tabel 3 Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal Untuk jenis soal penilaian psikomotor dapat dirumuskan sbegai berikut: Materi Kompetensi Bahan Dasar Kelas/Semester Pembelajaran Indikator Bentuk Soal Tabel 4 Format Penulisan Kisi-kisi commit to userButir Soal Psikomotor No. Soal 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dalam penulisan butir soal hendaknya mengacu pada kisi-kisi butir soal yang telah dirumuskan sebelumnya. Kisi-kisi disusun berdasarkan pada tujuan pembelajaran, indikator, kompetensi dasar, maupun standar kompetensi. Melalui kisi-kisi, maka akan dapat diketahui ranah dan tingkat kesukaran tiap butir soal. Selain itu akan lebih mudah untuk menentukan jumlah soal menurut bentuk soalnya. Soal yang disusun oleh guru dapat memiliki bermacam-macam bentuk, antara lain: soal pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, isian singkat, maupun soal dalam bentuk uraian. Bentuk soal akan disesuaikan dengan aspek pencapain tujuan pembelajaran. Butir soal bisa ditulis dengan menggunakan format yang berbentuk kartu soal sebagai berikut: KARTU SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER Jenis Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATERI : ........................... :............................ : .......................... NOMOR SOAL TahunPelajaran : ............................. Bentuk Soal : ............................ Penyusun : ............................... KUNCI BUKU SUMBER BUTIR SOAL : INDIKATOR commit toTabel user 5 Format Kartu Penulisan Butir Soal 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Setelah butir soal disusun, selanjutnya menulis kunci jawaban yang digunakan sebagai acuan dalam mengoreksi jawaban siswa. Setiap soal yang dijawab perlu diberi skor atau nilai, sehingga akan dapat ditentukan, siswa itu telah mencapai ketuntasan belajar atau belum. Oleh karena itu hendaknya dirumuskan panduan penilaian atau penskoran. Setelah dilaksanakan tes, kemudian hasil pekerjaan peserta didik dilakukan koreksi untuk mengetahui hasil belajarnya. Hasil belajar itu selanjutnya diberi nilai dengan acuan penskoran yang telah dirumuskan sebelumnya. Langkah berikutnya dilakukan analisis nilai untuk mengetahui ketuntasan minimal. Kemudian dilakukan juga analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran dan validitas soal Bagi siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM), maka diberi soal remidi sampai mencapai nilai di atas sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Program remidi dapat direncanakan dengan program sebagai berikut. PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Materi Ulangan (KD) Rencana Ulangan Tanggal KKM : ........................ : ........................ : ........................ : ........................ : ........................ : ........................ : ........................ commit to user Ulangan ke Tanggal Ulangan Bentuk Soal :............... :............... :............... 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id No Nama Siswa Nilai Ulanagn Harian SK/KD Yang Tidak Dkuasai No. Soal yang dikerjakan dalam tes ulang Hasil Nilai Keterangan Tabel 6 Format Program Pembelajaran Remidial Bagi siswa yang telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat diberi program pengayaan yang bertujuan untuk memberikan pendalaman materi. Program pengayaan dilaksanakan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Berdasarkan Direktorat Pembinaan SMA. dalam Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA (2010: 38) dinyatakan bahwa: Pembelajaran pengayaan: a) Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat; b) Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb; c) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan: (1) Belajar kelompok; (2) Belajar mandiri; (3) Pembelajaran berbasis tema; (4) Pemadatan kurikulum Selanjutnya pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat commit pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan to user 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan pemberian tugas secara kelompok maupun individual. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok maupun individu dengan materi tambahan atau materi yang belum diketahui siswa namun materi tersebut berkaitan dengan materi yang diajarkan. Bentuk fisik dari program pembelajaran pengayaan dapat dirumuskan seperti berikut: PROGRAM PEMBELAJARAN PENGAYAAN Satuan Pendidikan : ................................. Mata Pelajaran : ................................. Kelas/Semester : .................................. Standar Kompetensi : .................................. Materi Ulangan :................ ................. KD/Indikator) : .................................. Rencana Ulangan Tanggal : ........................... KKM : ................................... No. Nama Siswa Nilai Ulangan Ulangan Ke Tanggal Ulangan Bentuk Soal Bentuk Pengayaan Tabel 7 Format Program Pembelajaran Pengayaan commit to user : ............ :............. :............. 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dalam Pelaksanakan ulangan harian ada rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh pelaksana terutama bagi penyusun soal. Rambu-rambu rancangan ulangan harian dapat dilakukan dengan memperhatikan: 1) tujuan; 2) cakupan; 3) teknik, bentuk dan pelaksanaan; 4) pengolahan hasil nilai. Tujuan ulangan harian adalah; a) mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada satu atau lebih KD; b) memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran satu atau lebih KD; c) melakukan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum mencapai ketuntasan; d) menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada satu atau lebih KD sebagai dasar pelaksanaan remedial dan pengayaan. Sedangkan cakupannya meliputi: a) Meliputi semua indikator yang ada pada KD yang dinilai atau terbatas pada indikator-indikator yang belum dilakukan penilaian pada penilaian proses; b) Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan setiap indikator pada KD yang bersangkutan. Teknik, Bentuk dan Pelaksanaan ulangan harian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Teknik dan bentuk penilaian yang dipilih sesuai yang direncanakan pada saat mengembangkan silabus; b) Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah non tes, tes baik berupa tes tertulis, tes lisan atau tes perbuatan, gabungan keduanya dengan memetakan indikator yang akan diukur dengan tes dan indikator yang akan diukur dengan non tes; c) Bentuk tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda atau uraian; d) Dilaksanakan oleh guru mata pelajaran masing-masing dengan mengembangkan instrumen penilaian. commit to user 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pengolahan hasil ulangan harian merupakan hasil pengukuran pencapaian setiap indikator yang diperoleh dari pelaksanaan ulangan harian baik melalui tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan (unjuk kerja) dan non tes (observasi, dll) dikelola oleh guru mata pelajaran untuk menghasilkan Nilai Harian (NH) setiap kompetesi dasar. Format pengolahan hasil nilai ulangan harian pada mata pelajaran tertentu dapat dibuat bagan atau kolom sebagai berikut: Rata-rata (NH) Nilai Ulangan Harian No Nama Peserta Didik KD 1 KD 2 KD 3 KD 4 KD 5 Tabel 8 Format Pengolahan Hasil Nilai Ulangan Harian Catatan : Nilai Harian setiap KD, sudah merupakan kumulatif dari hasil ulangan harian dan nilai penugasan pada KD yang bersangkutan 5) Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Biasanya dilakukan pada waktu siang atau sore hari. commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler memiliki peranan yang sangat strategis dalam rangka untuk mengadakan pembinaan kesiswaan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa: Tujuan pembinaan kesiswaan antara lain adalah: a) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas; b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah biasanya dilaksanakan melalui kegiatan praktek, seperti olah raga, kesenian yang meliputi (seni rupa, seni musik,seni tari, seni teater), karya ilmiah (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kepramukaan, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstra kurikuler memiliki peranan anatar lain: a) untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada; b) untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilainilai kepribadian; c) berorientasi pada mata pelajaran yang diprogramkan dan usaha pemantapan dan pembentukan kepribadian, meningkatkan bakat dan minat serta ketrampilan, memacu kepercayaan diri, kreatif dan mandiri. commit to user 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Mata Pelajaran Seni Budaya. Dalam kerangka dasar kurikulum, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa: Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Berdasarkan kerangka dasar kurikulum tersebut, mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) termasuk dalam cakupan kelompok mata pelajaran Estetika. Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas , kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni . Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. Oleh karena itu mata pelajaran seni budaya yang merupakan kelompok mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Karakteristik mata pelajaran seni budaya dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) (2006: 1) dinyatakan sebagai berikut: 1) Dalam pembelajaran mata pelajaran seni budaya, aspek budaya dibahas secara terintegrasi dengan seni. 2) Pendidikan seni budaya dan ketrampilan diberikan di commitkarena to user keunikan, kebermaknaan sekolah dan 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kebermanfaatan terhadap kebutuhan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”. 3) Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional dan multikultural. 4) Pendidikan seni budaya dan ketrampilan memiliki peran dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, spasial, musikal, linguistik matemaitk, naturalis, spiritual dan kecerdasan emosional. 5) Pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan dari kaidah keilmuan dari masing-masing bidang seni yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Oleh karena keunikannya tersebut, mata pelajaran seni budaya memerlukan proses pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum mata pelajaran seni budaya bertujuan: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya; 2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya; 3) menampilkan kreativitas melalui seni budaya; 4) meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal, regional, maupun global; 5) mengolah dan mengembangkan rasa humanistik.: Satua pendidikan pada jenjang SMP, mata pelajaran seni budaya diberikan di suatu sekolah dalam satu paket yang terdiri dari: 1) seni rupa; 2) seni musik; 3) seni tari dan; 4) seni teater. Masing-masing cabang seni tersebut memiliki cakupan yang berbeda-beda. Seni Rupa mencakup pengetahuan, commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ketrampilan dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ilustrasi, karya kriya, dan sebagainya. Seni musik mencakup kemampuan untuk mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan bunyi, dan apresiasi karya musik. Seni tari mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsang bunyi dan apresiasi terhadap gerak tari. Sedangkan seni teater mencakup kemampuan olah tubuh, pikir dan suara yang pementasannya memasukan unsur seni musik, tari dan seni peran. Kenyataan di lapangan ruang lingkup seni budaya yang terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, sulit untuk dilaksanakan secara utuh. Sebagian besar sekolah-sekolah belum dapat melaksanakan sesuai dengan paket yang sudah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum. Hal ini disebabkan ketidaksiapan sumber daya manusia dan fasilitas yang tersedia di suatu sekolah. Sekolah banyak yang belum memiliki guru yang memiliki kualifikasi pendidikan seni budaya, baik seni rupa, seni musik, seni tari, maupun seni teater. Maka sebuah kebijakan yang ditawarkan adalah sekolah boleh memilih salah satu bidang seni yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Minimal sekolah menyelenggarakan pembelajaran satu bidang seni sesuai dengan kesiapan sekolah. Misalnya sekolah boleh mengambil seni rupa saja, karena sekolah tersebut hanya memuliki seorang guru yang sumber dayanya berkualifikasi pendidikan seni rupa. Dalam hal lain, alokasi waktu yang disediakan dalam kurikulum hanya 2 jam tatap muka dalam satu minggunya untuk empat cabang seni yang ada di dalam mata pelajaran Seni Budaya. Alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran seni budaya (seni musik) tersebut dapat kita lihat pada struktur commit to user 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kurikulum yang sudah dibuat dari pusat pengembagan kurikulum. Struktur kurikulum yang dibuat menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdinas), (2006: 10) adalah sebagai berikut: Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2*) 32 2 2*) 32 2 2*) 32 2*) Ekuivalen 2 jam pelajaran Tabel 9 Struktur Kurikulum SMP/MTs Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum tersebut di atas. Satuan pendidikan dimungkinkan untuk menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa dalam pembelajaran seni budaya diberi kebijakan atau penawaran kepada commit to user sekolah untuk melaksanakannya 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Tentang kebijaksanaan tersebut dapat dilihat pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), (2006: 2) yang mengatakan bahwa: Keempat bidang seni tersebut ditawarkan di sekolah. Pelaksanaannya minimal satu bidang seni dilaksanakan tergantung kesiapan sumberdaya manusia dan fasilitas yanng tersedia. Namun apabila sekolah mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang diikutinya. Dari pernyataan tersebut di atas maka pelaksanaan pembelajaran seni budaya antara sekolah yang satu dengan yang lain dimungkinkan berbeda-beda. Sehingga ada suatu sekolah yang melaksanakan pembelajaran seni rupa saja, sedangkan sekolah yang lain mengajarkan seni musik. Mungkin ada juga sekolah yang melaksanakan pembelajaran seni rupa dan seni musik, tetapi ada juga sekolah tertentu melaksanakan pembelajaran seni musik dan seni tari. Seni budaya yang memiliki cakupan materi cukup luas tentu membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak. Namun kenyataan yang ada pada struktur kurikulum hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu dengan jam tatap muka 40 menit per jam pelajaran. Dengan demikian sebagai tambahan jam pelajaran seni budaya, bisa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler. 3. Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) Dalam struktur kurikulum, seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri yang mencakup beberapa muatan seni, antara lain: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Diantara empat cabang seni commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tersebut memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, baik dalam mengekspresikan maupun mengapresiasikannya. Meskipun memiliki banyak perbedaan, namun juga banyak kesamaan. Oleh karena itu, empat cabang seni tersebut diberikan di sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam satu paket mata pelajaran seni budaya. a) Pengertian Seni Musik Untuk memahami hakikat seni musik, terlebih dahulu kita membicarakan tentang istilah seni. Istilah seni berasal dari kata sani dari bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Sedangkan istilah musik berasal dari bahasa Yunani mousikos yang diambilkan dari salah satu dewa Yunani yang bernama Mousikos. Mousikos dilambangkan sebagai dewa keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Dilihat dari asal kata tersebut maka seni musik dapat diartikan sebagai pemujaan, persembahan dan pelayanan terhadap dewa yang menguasai kesenian dan ilmu pengetahuan. Budi Supriyanto, (2009: 3) menyampaikan pengertian seni sebagai berikut: Bila mengacu pada pandangan Aristoteles, yang dimaksud dengan seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara, Ki Hajar Dewantoro berpendapat bahwa seni adalah segala perbuatan manusiayang timbul dan hidup dalam perasaannya, serta bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka seni pada hakikatnya merupakan tindakan atau perbuatan manusia yang muncul dari perasaannya, bersifat indah commit to user 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dan dapat menggerakkan jiwa perasaan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Seni memiliki beberapa cabang, di antaranya adalah: seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra dan lain-lain. Seni musik merupakan salah satu bagian dari seni pertunjukan yang dapat dipertontonkan kepada orang lain. Ada beberapa pandangan tentang definisi seni musik. Menurut Syahroni, (2008: 2) mengemukakan; Pada hakikatnya musik adalah seni suara atau bunyi. Artinya, seni musik merupakan suatu hasil karya seni sebagai ungkapan pikiran dan perasaan seniman melalui media bunyi. Budi Supriyanto, (2009: 3) berpendapat bahwa: Seni musik adalah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan ekspresi. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, ada satu media pokok sebagai alat bantu utama di dalam musik, yaitu bunyi atau suara. Karena tanpa adanya bunyi atau suara, musik tidak bisa dihayati atau dinikmati. Suara tersebut hendaknya memliki unsur melodi dan harmonis. Unsur melodis adalah bahwa suara itu tersusun naik turun secara variatif. Sedangkan unsur harmoni, adalah bahwa suara ataubunyi tersebut terdengan serasi atau laras. Maka dapat disimpulkan bahwa, yang dinamakan seni musik adalah hasil ungkapan jiwa seseorang yang diungkapkan melalui suara-suara yang harmonis dan melodi. commit Materi to user Seni Musik b) Ruang Lingkup 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dilihat dari bentuk penyajiannya, musik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: (1) musik vokal; (2) musik instrumental; dan (3) musik campuran. Musik vokal adalah musik yang disajikan dengan suara manusia, sedangkan musik instrumental adalah musik yang disajikan dengan menggunakan alat musik. Sedangkan musik campuran adalah bentuk penyajian musik yang menggabungkan antara musik vokal dengan musik instrumental. Yang termasuk musik vokal, misalnya: (1) solo vokal; (2) duet vokal; (3) trio vokal; (4) kwartet vokal; (5) paduan suara; (6) unisono; (7) koor a capella. Solo vokal adalah penyajian vokal secara perorangan atau sebuah lagu dinyanyikan oleh satu orang. Duet vokal adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh dua orang, bisa laki-laki dan laki-laki, laki-laki dan perempuan, maupun perempuan dan perempuan. Trio vokal, adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh tiga orang, bisa satu jenis kelamin, maupun lain jenis kelamin. Kwartet vokal, adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh empat orang, baik laki-laki maupun perempuan. Paduan suara adalah sekelompok orang menyanyikan sebuah lagu oleh orang banyak dengan beberapa suara. Unisono, adalah sekelompok orang menyanyikan sebuah lagu hanya dalam satu suara. Sedangkan koor a capella, disebut juga koor tanpa iringan musik. Jadi koor a capella, adalah kelompok orang menyanyikan sebuah lagu secara bersama-sama tanpa menggunakan iringan muusik. Sedangkan penyajian bentuk instrumental, misalnya: (1) solo gitar; (2) solo biola; (3) duet recorder; (4) duet piano; (5) trio gitar; (6) trio biola; dan sebagainya. commit to user 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Solo gitar, adalah bermain gitar oleh seorang diri. Solo biola, bermain biola oleh seorang diri. Duet recorder, adalah bermain recorder oleh dua orang. Duet piano, bermain piano oleh dua orang. Trio gitar, adalah bermain gitar oleh tiga orang. Kelompok yang ketiga adalah musik campuran, yaitu gabungan antara musik vokal dan instrumental. Misalnya: vokal group, band, keroncong, dan sebagainya. Vokal group, adalah kelompok musik yang memainkan lagu-lagu secara bersama-sama, yang masing-masing anggota terlibat dalam vokal maupun instrumental. Agar peserta didik memiliki kompetensi yang terkait dengan bentukbentuk penyajian musik seperti tersebut di atas, maka pemerintah telah merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai jenjang atau tingkatan kelas. Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) Kompetensi pada mata pelajaran seni budaya (Seni Musik) pada jenjang SMP/MTs telah dirumuskan menurut tingkatan kelas sebagai berikut: No. Kelas/ Semester 1 VII/1 2 VII/2 Standar Kompetensi Mengapresiasi seni musik Kompetensi Dasar karya Mengidentifikasi jenis lagu daerah setempat Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan lagu daerah setempat. Mengekspresikan dri Mengaransir secara sederhana melalui karya seni karya lagu daerah setempat musik Menampilkan hasil aransemen karya lagu daerah setempat. Mengapresiasi commit karya Mengidentifikasi ragam jenis muik to user seni musik daerah 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menunjukkan sikap apresiatf terhadap keunikan lagu daerah setempat. Mengekspresikan melalui karya musik 3 VIII/1 Mengapresiasi seni musik. Mengekspresikan melalui karya musik 4 VIII/2 Mengapresiasi seni musik Mengekspresikan melalui karya musik 5 IX/1 dri Mengaransir secara sederhana seni karya lagu daerah setempat karya dri seni karya Menyajikan karya seni musik daerah setempat secara perseorangan dan berkelom[pok di kelas. Mengidentifikasi jenis lagu nusantara. Menampilkam sikap apresiatif terhadap keunikan lagu nusantara. Mengaransir secara sederhana lagu etnik nusantara dalam bentuk ansambel Menampilkan hasil aranssemen lagu etnik nusantara dalam bentuk ansambel. Mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara. Menaampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni musik tradisional nusantara. diri Mengaransir secara sederhana lagu seni tradisional nusantara Menyiapkan seni musik tradisional nusantara untuk disajikan secara perseorangan dan kelompok di kelas atau sekolah. Menyajikan karya musik tradisional nusantara secara perseorangan dan berkelompok di kelas atau sekolah Mengapresiasi karya Mengidentifikasi lagu mancanegara seni musik di Asia Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan lagu mancanegara di Asia. Mengekspresikan diri Mengaransir lagu mancanegara di melalui karya seni Asia. musik Menampilkan hasil aransemen lagu mancanegara di Asia. commit to user 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 6 IX/2 Mengapresiasi seni musik karya Mengidentifikasi jenis karya musik mancanegara di luar Asia Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni musik mancanegara di luar Asia. Mengekspresikan karya Mengaransir lagu mancanegara di seni musik luar Asia. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni musik macanegara di luar Asia. Menampilkan karya seni musik mancanegara secara perorangan dan kelompok di kelas atau disekolah. Tabel 10 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) c) Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) Langkah awal di dalam perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) adalah menyusun program tahunan, progran semester, dan rincian alokasi waktu. Kemudian dilanjutkan mendesain pembelajaran dengan menjabarkan standar kompetensi melalui pengembangan silabus. Silabus ini disusun dan dijadikan sebagai pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Banyak model silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang dikembangkan oleh para praktisi pendidikan dalam upaya pengembangan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Silabus yang dikembangkan tersebut kadang-kadang terdapat sedikit perbedaan. Perbedaan itu commit to usersaja. Dalam mata pelajaran seni biasanya hanya pada komponen-komponenya 58 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id budaya (seni musik), silabus pada umumnya disusun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran tersebut dengan mengacu pada format yang telalah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum. Format pengembangan silabus yang dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum telah mengacu pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Untuk menyamakan persepsi guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) dalam mengembangkan silabus, maka maka diberikan contoh model pengembangan silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) adalah sebagai berikut: SILABUS Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Materi Pokok/P embelaj aran Mengi Penenal dentifi an kasi ragam jenis etnik lagu nusantar daerah a daerah setem setempa pat t Komp etensi Dasar Kegiata n Pembela jaran Menden garkan lagu etnik daerah setempa t. Menyak sikan pertunju kan lagu etnik daerah setempa t : SMP : VII (Tujuh)/ 1 : Seni Budaya (Seni Musik) : Mengapresiasi Karya Seni Musik Penilaian Indikator Teknik Mengiden Tes Lisan tifikasi jenis-jenis lagu etnik dari daerah setempat Mengiden tifikasi elemenelemen musik, irama, tempo, nada,dina commit to user mika dari Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Tes Uraian Bagaiman a pendapat mu tentang lagu etnis yang diperdeng arkan Berikan tanggapan tentang elemenelemen lagu etnik daerah Sumb er Belaja r 18 Jam Audio visual Alokas i Waktu Buku teks Alat musik /sumb er bunyi 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Mengka ji elemenelemen musik, irama, tempo, nada, dinamik lagu etnik daerah setempa t setempat lagu daerah setempat Mendeskr ipsikan lagu (permaina n pergaulan ) yang ada di daerah setempat Tabel 11 Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP Dari silabus tersebut kemudian dibuat rancangan pembelajaran yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat beberapa hal pokok, antara lain: (1) Identitas; (2) Standar Kompetensi; (3) Kompetensi Dasar; (4) Indikator; (5) Tujuan Pembelajaran; (6) Materi Pembelajaran; (7) Metode Pembelajaran; (8) Langkah-langkah Pembelajaran; (9) Sumber Belajar; dan (10) Penilaian. d) Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) Mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) memiliki keunikan atau kekhasan yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) mencakup materi teori dan praktek. Namun penekanannya diarahkan ke praktek, sedangkan teori melekat pada prakteknya. Di dalam praktek commit to userMaka pembelajaran seni musik di meliputi praktek vokal dan bermain alat musik. 60 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sekolah sebaiknya melibatkan aktivitas-aktivitas menyanyi, memainkan instrumen, melatih kepekaan telinga (ear training), improvisasi dan berkreasi. Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengembangkan fungsi jiwa, perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial budaya peserta didik di sekolah dan dapat dilakukan di tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir serta perkembangan mental dan fisik siswa. Dalam proses pembelajaran, Gordon dalam Pakde Sofa (2008) menyarankan: Teknik audiation yaitu teknik yang memotivasi siswa untuk belajar dengan cara mendengar sekaligus memahami materi pengajaran yang disampaikan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dan pemahaman serta sensitivitas siswa terhadap melodi, interval, ritme dan birama, tonalitas dan ‘rasa’ harmoni yang merupakan dasar pengetahuan mereka untuk dapat berimprovisasi dan berkreasi secara kreatif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum. Namun perlu diperhatikan juga, bahwa siswa di tingkat SMP banyak mengalami perkembangan fisik, psikologis maupun emosi. Maka di dalam pembelajaran seni musik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Perubahan hormonal yang dialami remaja pada umumnya (pria dan wanita) berakibat pada sejumlah organ tubuh lain, termasuk pita suara. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dari pendidik musik khususnya dalam pengajaran vokal bagi remaja. 2) Perubahan yang terjadi pada sejumlah organ tubuh tersebut, seringkali menimbulkan tekanan psikologis tertentu seperti timbulnya rasa malu, gelisah dan perilaku meniru idolanya. Oleh karena itu sebaiknya pembelajaran musik yang berkaitan dengan kegiatan praktek menghindari penugasan secara individual. Belajar musik secara berkelompok seperti ansambel musik angklung, gamelan, commit to user 61 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id vocal grup dan paduan suara merupakan beberapa alternatif pembelajaran praktek musik. Sistem pembelajaran seni musik memang membutuhkan klasifikasi model pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan karena banyak faktor, antara lain: faktor minat, bakat, dan kemampuan peserta didik. Dari faktor minat, banyak siswa yang kurang berminat karena mata pelajaran musik tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Dari faktor bakat, adalah banyak siswa yang memang tidak memiliki bakat ketrampilan bemain musik. Sedangkan dari faktor kemampuan awal, banyak kesenjangan yang terjadi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kesenjangan tersebut terlihat ketika siswa memasuki pembelajaran musik, ada yang sudah mahir karena pengalaman yang dibawa dari lingkungan, tetapi sebaliknya ada yang sama sekali tidak atau belum mengenal praktek bermain musik. Hal yang demikian mengharuskan seorang guru untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kompleksitas yang ada pada peserta didik. Keberhasilan seorang siswa dalam mencapai kompetensi sangat dipengaruhi oleh gaya, metode maupun media yang diterapkan oleh guru. Apalagi pada mata pelajaran seni budaya (seni musik), guru harus benar-benar dapat memilih metode yang tepat dan menyenangkan siswa. Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru mata pelajaran hendaknya berorientasi pada praktek, Misalnya: demonstrasi dan latihan. Selain melatih ketrampilan, dalam pembelajaran seni budaya ( seni musik) juga melatih tanggung jawab, disiplin, kerjasama, mandiri, menghargai karya orang lain, dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id 62 digilib.uns.ac.id sebagainya. Oleh karena itu dalam pembelajaran musik lebih menekankan proses dari pada hasilnya. Kaitannya dengan pembelajaran seni musik yang lebih menekankan pada proses, Sindie Gunara, (2007) mengatakan: Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis. Kalau memang ternyata melalui pendidikan seni dapat menghasilkan seorang seniman maka itu merupakan dampak saja. Begitu pentingnya pendidikan seni, termasuk seni musik, maka peran guru mata pelajaran sangat dibutuhkan ketika mereka berada di dalam proses pembelajaran. Metode seperti apakah yang mereka gunakan supaya aktivitas siswa terpelihara dan mncapai saaran pendidikan yang diharapkan. Selain metode, ada faktor lain yang sangat dominan mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu media. Peran media di dalam proses pembelajaran mata pelajaran seni budaya (seni musik) sangat penting. Media merupakan alat batu yang dipakai sebagai pengantar pesan pendidikan. Melalui media di dalam mata pelajaran seni budaya (seni musik), siswa akan lebih mudah dalam aplikasi vokal maupun memainkan instrumen, sehingga siswa akan lebih aktif dan bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi tertentu, maka langkah terakhir adalah dilaksanakan evaluasi atau penilaian. Penilaian pembelajaran pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) dapat dilaksanakan dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes yaitu penilaian dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id 63 digilib.uns.ac.id menggunakan instrumen tes biasanya dilaksanakan secara tertulis. Sedangkan teknik non tes biasanya dilaksanakan secara lisan melalui tes perbuatan. Untuk mata pelajaran seni budaya (seni musik) lebih banyak menggunakan tes perbuatan, yaitu tes praktik untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai kompetensi motorik. Untuk menentukan siswa itu berhasil atau tidak dalam menguasai materi tertentu adalah menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Siswa dinyatakan berhasil atau telah menguasai materi pembelajaran tertentu jika hasil nilai mencapai lebih besar sama dengan angka yang telah dirumuskan di dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jika kompetensi telah dicapai oleh siswa, maka seluruh komponen pembelajaran berfungsi dengan baik. Sebaliknya jika kompetensi yang telah dirumuskan belum dimiliki oleh sebagian besar siswa, maka seorang guru harus melakukan refleksi untuk mencari faktor penyebab atau kendala apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, kemudian untuk dicarikan solusinya. e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Budaya (Seni Musik) Kegiatan ekstrakurikuler seni budaya (seni musik) merupakan wahana bagi siswa untuk mengembangkan minat, bakat, ketrampilan, memacu kepercayaan diri, kreatif dan sifat kemandirian. Kegiatan ekstrakurikuler seni musik juga memiliki peranan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan di bidang musik yang sesuai dengan mata pelajaran yang telah diprogramkan melalui kurikulum. Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, melalui commit to user 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kegiatan ekstrakurikuler seni musik dapat digunakan sebagai sarana dalam upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian. Misalnya, melalui ekstrakurikuler praktik bermain musik (ensamble musi), didalamnya banyak mengandung unsur pembinaan karakter. Karena bentuk permainan musik ensembel membutuhkan kedisiplinan, kerjasama, keberanian, kejujuran, kemandirian, dan kerapian. B. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teori, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: SDM GURU SISWA Input Perencanaan Pembelajaran Seni Musik 1. Pengembangan Silabus 2. Pengembangan RPP Proses Pembelajaran Seni Musik 1. Metode Pembelajaran 2. Media Pembelajaran 3. Pengembangan Materi 4. Evaluasi Pembelajaran Kendala/Faktor Pendudukung Gambar 2 commit to user Kerangka Berpikir Penelitian Hasil Yang dicapai 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Komponen-komponen di dalam pembelajaran musik terdiri dari Pengembangan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, penggunaan media yang dapat mengantarkan pesan materi ajar kepada peserta didik, dan penyusunan evaluasi yang sesuai dengan indikator ketercapaian. Jika semua komponen tadi dikelola oleh seorang guru dengan baik, maka akan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Namun selain beberapa komponen tersebut, ada satu faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan proses belajar siswa, yakni Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya yang dimaksud adalah guru. Jika seorang guru memiliki sumber daya yang potensial, maka kemungkinan besar akan mencapai keberhasilan dalam melakukan pembelajaran. Kadang-kadang di dalam proses belajar mengajar itu sering juga terjadi atau muncul beberapa hambatan. Jika terjadi kendala-kendala dalam proses pembelajaran, maka akan mengurangi keberhasilan seorang guru dalam mengantarkan siswa untuk mencapai kemampuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis di sini ingin meneliti apa yang terjadi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) secara utuh, baik keberhasilan maupun kendala-kendala yang mungkin terjadi serta bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut. commit to user 66 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian SMP merupakan salah satu bagian dari pendidikan dasar yang ada di Indonesia. Sedangkan SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali adalah bagian dari sistem pendidikan dasar di Indonesia. Ampel merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Boyolali yang terletak di sebelah barat laut kota Boyolali. Di kota kecamatan itu terdapat 3 (tiga) SMP Negeri, dan 1 (satu) SMP Satap, salah satu SMP Negeri adalah SMP Negeri 1 Ampel. SMP Negeri 1 Ampel memiliki guru-guru yang memadai. Hal ini ditunjukkan bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kualifikasi pendidikan sarjana dan telah tersertifikasi sebagai guru profesional sekitar 90 %, sedangkan sisanya adalah lulusan diploma yang saat ini sedang melanjutkan studi untuk menempuh jenjang sarjana (S1). Selain itu ada hal sangat menarik bagi penulis, bahwa SMP Negeri 1 Ampel selalu berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Di bidang akademik SMP Negeri 1 Ampel sejak tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010 selalu masuk lima besar peolehan nilai ujian nasional tingkat kabupaten Boyolali. Sedangkan salah satu prestasi di bidang non akademik, SMP Negeri 1 Ampel sejak tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010 selalu meraih juara pada lomba musik tingkat kabupaten, baik di bidang vokal maupun instrumental. Di bidang vokal, misalnya menyanyi tunggal commit to user 66 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (solo vocal) dan vokal group. Dalam bidang musik instrumental, SMP Negeri 1 Ampel Boyolali pernah meraih juara dalam lomba musik ensembel (ensemble music) di tingkat kabupaten. Oleh karena prestasinya tersebut, terutama prestasi musik, maka penulis merasa tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana strategi pembelajaran seni musik yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ampel. B. Strategi dan Bentuk Penelitian. Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang menekankan pada proses dan hasilnya, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskriptif. Sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Oleh karena permasalahan dan fokus penelitian telah ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di lapangan, maka penelitian ini juga dikategorikan sebagai studi kasus terpancang. (Embedded Case Study Recearch) (Sutopo, 1996: 41). Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari, kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya, Sugiyono (2009: 241). Pemahaman terhadap subjek itulah, nantinya akan digali dan dikaji sedemikian rupa agar dari padanya diperoleh data yang akurat demi commit to user 68 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sebuah temuan penelitian yang kredibel, dan akhirnya didapatkan analisa dan kesimpulan yang akurat dan dapat dipercaya kebenarannya. C. Sumber Data 1. Sumber Data Informasi atau data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Data tersebut akan digali dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan bermakna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yanng merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak, Sugiyono (2009: 9). Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi: a. Nara Sumber/informan, meliputi: 1) Kepala SMP Negeri 1 Ampel Boyolali yang diteliti. Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ampel yang akan dijadikan informan dalam pengumpulan data, sebagai pemegang kebijakan sekolah. 2) Wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Urusan kurikulum akan dijadikan informan yang diwawancarai untuk memperoleh data tentang kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Ampel Boylali. 3) Guru Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) yang diteliti. commit to user 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Guru pengampu mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Guru tersebut dijadikan informan yang diwawancarai, dan diobservasi selama implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik). 4) Siswa SMP Negeri 1 Ampel Boyolali yang diteliti. Siswa-siswa SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali sumber data yang akan diwawancarai dan di observasi untuk memperoleh data tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik). 5) Kepala Tata Usaha yang diteliti Kepala tata usaha akan diwawancarai untuk memperoleh data tentang statistik keadaan pendidik, dan tenaga kependidikan, serta siswa dalam kaitannya dengan implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ammpel Boyolali. b. Tempat dan peristiwa/aktivitas yang terdiri dari: 1) Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya (seni musik), lingkungan kerja guru, serta lingkungan belajar siswa yang semuanya itu akan diamati dan diteliti untuk dijadikan sebagai data penelitian. 2) Kegiatan ekstra kurikuler seni musik akan diamati dan diteliti untuk kelengkapan data penelitian. c. Kajian Dokumen commit to user perpustakaan.uns.ac.id 70 digilib.uns.ac.id Kajian dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data pendukung di dalam penelitian. Kajian dokumen dalam metodologi penelitian ini meliputi: 1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mengkaji kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk memperoleh data tentang struktur dan muatan kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Serta untuk mengetahui atau memperoleh data tentang kedudukan mata pelajaran seni budaya (seni musik), termasuk paket mata pelajaran seni budaya yang dilaksanan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 2) Perangkat pembelajaran guru mata pelajaran seni budaya (seni musik). Perangkat pembelajaran guru yang meliputi: kalender akademik, program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kriteria ketuntasan minimal (KKM), perencanaan bahan ajar. 3) Perangkat penilaian yang meliputi: Meliputi: Buku daftar nilai, kisi-kisi soal ulangan harian, butir soal ulangan harian, kunci jawaban ulangan harian, kriteria/penskoran penilaian ulangan harian, program remidial dan pengayaan. Instrumen penilaian yang berasspek kualitatif menggunakan lembar pengamatan atau observasi. 4) Program kegiatan ekstra kurikuler. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 71 digilib.uns.ac.id Dokumen ini dikaji untuk mengetahui strategi peningkatan mutu bidang seni musik di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Selain itu juga untuk mengetahui jenis musik apa yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Studi dokumen yang dilaksanakan secara seksama, akan membantu peneliti untuk mendapatkan data yang menunjang semakin kredibelnya temuan dan hasil penelitian. Oleh karena itu peneliti harus cermat dalam menghimpun dan mengolah setiap dokumen tersebut agar informasi yang didapat benar-benar akurat dan kredibel. D. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Keterpercayaan 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian. Maka dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara, antara lain: a. Wawancara mendalam (in-depth-interviewing) Teknik ini bersifat lentur, tidak terstruktur dan ketat, tidak dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. Pertanyaan tidak disusun lebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.Wawancara bisa berjalan lama dan bisa dilanjutkan pada kesempatan berikutnya. commit to user 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Wawancara ini diajukan kepada: a) kepala sekolah untuk mengetahui sejauh mana kebijakan sekolah yang mendukung visi, misi, implementasi pembelajaran mata pelajaran seni budaya (seni musik), serta kendala yang dihadapi sekolah beserta upaya untuk mengatasinya; b) wawancara dengan urusan kurikulum untuk mengetahui secara lengkap bagaimana sistem pengembangan kurikulum yanng digunakan di sekolah, dan kedudukan mata pelajaran seni budaya (seni musik) dalam struktur kurikulum, serta alokasi waktu yang digunakan dalam implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali; c) wawancara dengan guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) SMP Negeri 1 Ampel diarahkan pada seluruh kegiatan yang dilakukan sejak perncanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi serta refleksi atas segala implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik); kemudian c) wawancara dengan siswa yang menonjol, baik dilakukan kepada siswa yang prestasinya tinggi maupun siswa yang prestasinya rendah, untuk mengetahui aktivitas pembelajaran, termasuk faktor pendukung dan kendala yag dihadapi oleh siswa. Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat, dalam penelitian ini peneliti menggunakan interview secara bebas terpimpin, artinya peneliti sebelum melaksanakan wawancara menyiapkan pedoman wawancara. Sedangkan terhadap informan tertentu, peneliti menggunakan wawancara bebas atau wawancara mendalam agar tidak terpaku pada commit to user 73 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pedoman wawancara yang rinci dan terurai yang telah disusun sebelumnya. b. Observasi Dalam observasi, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dari hasil pengamatan, sebelum observasi dilaksanakan telah disusun pedoman tindakan atau aspek-aspek yang akan diteliti. c. Mengkaji dokumen Teknik ini dilakukan dengan cara mencatat atau mengkaji data yang bersumber dari dokumen yang terdapat di sekolah. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen-dokumen tersebut digunakan sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Sugiyono (2009: 240) berpendapat bahwa, studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Oleh karena itu hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto, gambar-gambar, karya ilmiah dan hasil karya seni yang telah ada. Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ini dapat dirangkum dengan menggunakan tabel sebagai berikut: commit to user 74 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id No. Tujuan Sumber Data Instrumen 1 Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) Untuk menegtahui pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik). Kepala Sekolah, Kurikulum, Guru Seni Musk Aktifitas pembelajaran seni budaya (seni musik) Guru seni budaya (seni musik), siswa. Guru seni budaya (seni musik), siswa. Wawancara, Kajian dokumen. Observasi, wawancara. 2 3 4 5 Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pembelajaran seni budaya (seni musik). Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) Untuk mengetahui kendala yang Guru ada dalam pelaksanaan budaya pembelajaran seni budaya (seni musik). musik) Kajian dokumen, wawancara. Wawancara seni Wawancara (seni Tabel 12 Rangkuma Teknik Pengumpulan Data 2. Uji Keterpercayaan Data Untuk menguji keabsahan/keterpercayaan data, dalam penelitian ini dilakukan dengan: a. Triangulasi Agar memperoleh data yang valid maka dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber. Triangulai metode adalah teknik pengumpulan data yang berbeda dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang sama commit userdata yang diperoleh dari hasil dari sumber yang berbeda. Di tosini 75 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id wawancara akan dikroscek dengan observasi atau dokumen. Selain itu akan dalakukan kroscek dari berbagai sumber. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan. Ada dua macam triangulasi yang digunakan, antara lain: 1) Tiangulasi Sumber Melalui trianggulasi sumber, peneliti dapat menggunakan berbagai sumber yang tentunya berbeda-beda. Tujuan dari teknik ini adalah agar data yang diperoleh dari sumber yang satu dapat dicek dan dibandingkan serta diuji kredibilitasnya dengan data yang diperoleh dari sumber yang lain. Untuk mendalami, menelusuri dan memperoleh sumber data yang berbeda-beda tersebut, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam sehingga informasi dari setiap sumber data saling dibandingkan dan diuji ketepatan dan kemantapan kredibilitas dan validitasnya data. commit to user 76 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Triangulasi Metode Sugiyono (2009: 241) dalam tulisannya mengatakan, “Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang beda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama”. Berarti dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode yang berbeda-beda untuk mengumpulkan data yang sejenis tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik). Tujuanya adalah agar dainformasi yang ta yang diperoleh dari informan semakin mantap, kredibel, dan dapat dipercaya. Langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah menguji data tersebut dengan menggunakan metode wawancara, observasi maupun analisis dokumen. Mula-mula mencari data dengan mewawancarai informan, kemudian setelah itu dilakukan melalui kegiatan pengamatan atau observasi, dan dilanjutkan dengan kroscek data dengan dokumen yang dimiliki oleh informan tersebut. dilakukan melalui kegiatan pengamatan atau observasi, dan dilanjutkan dengan kroscek data dengan dokumen yang dimiliki oleh informan tersebut. b. Perpanjangan keikut-sertaan Dalam menguji keabsahan/keterpercayaan data, peneliti tidak terikat adanya waktu. Jika data belum lengkap, maka peneliti bisa ke lapangan sewaktu-waktu untuk melengkapi data yang digunakan dalam penelitian. commit to user 77 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dengan perpanjangan keikut-sertaan peneliti, akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini disebabkan karena dengan perpanjangan keikut-sertaan peneliti akan banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidak benaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang bersal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek. d. Konfirmabilitas Esensi dari pernyataan konfirmabilitas adalah apakah berkaitan antara data, informasi dan interpretasi yang dituangkan dalam organisasi pelaporan didukung oleh materi-materi yang tersedia atau digunakan dalam audit trail. Audit dilakukan melalui diskusi analitik sekaligus memberikan semua berkas penelitian. Mulai berkas data mentah hingga traskrip pelaporan. Oleh karena itu, dalam trail konfirmabilitas pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan peneliti agar temuan penelitian kualitatif dapat obyektif, maka dilakukan konfirmasi kepada sumbernya. e. Kecukupan Referensi. Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya dengan menggunakan gambar atau foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh sumber informasi maupun peneliti. commit to user 78 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id F. Teknik Analisis Data. Pengertian analisis data menurut Sugiyono (2005:89) adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat simpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Menganalisis data merupakan langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Harus dipastikan pola analisis apa yang akan digunakan, apakah analisis statistik atau analisis nonstatistik. Penggunaan teknis analisis ini tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Jika data itu berkaitan dengan halhal yang bersifat kuantitatif atau berupa bilangan, maka menggunakan teknik analisis statistik. Sedangkan jika data itu bersifat kualitatif, yang menunjukkan deskriptif atau data tekstual, maka menggunakan teknik analisis non statistik. Dari kedua teknik analisis tersebut, peneliti menggunakan teknik yang non statistik (kualitatif). Hal ini karena data utama yang muncul berupa kata-kata, tindakan yang bersifat deskriptif, dan bukan rangkaian bilangan atau angka. Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis non statistik secara interaktif yang terdiri dari: 1. Reduksi data (Data Reduction). Peneliti mencatat data di lapangan secara teliti dan rinci.. Oleh karena data di lapangan jumlahnya banyak, kompleks dan rumit, maka perlu commit to user 79 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dilakukan analisis data melalui reduksi data. Semakin lama peneliti terjun ke lapangan, maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak dan kompleks. Fungsi reduksi data adalah menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga peneliti dapat menarik sebuah interpretasi dan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti benar-benar harus mencari data yang valid. Setiap data yang kebenarannya disangsikan, maka peneliti harus mengecek ulang kebenaran data itu pada informan lain yang dirasa lebih berpengalaman, mengetahui, mampu, menguasai dan berkompeten. Dengan demikian berarti mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan memcarinya bila diperlukan. 2. Sajian Data (Data Display). Setelah data direduksi, langkah di sini adalah mendisplaykan atau menyajikan data, yaitu dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data tersebut, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Kesimpulan atau verifikasi. commit to user 80 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pengambilan kesimpulan atau verivikasi selalu melibatkan peneliti dalam proses interpretasi, penetapan makna dari data yang tersaji. Pada proses verifikasi atau penarikan kesimpulan sering melangkah kembali pada tahap reduksi data, sehingga triangulasi selalu inhern dalam proses penelitian. Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Teknik analisa data dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Pengumpulan Data Data Reduction Data Display Verivication Gambar 3. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 1996: 140). commit to user 81 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id f. Prosedur dan Jadwal Penelitian Prosedur pelaksanaan dan jadwal penelitian digambarkan dalam tabel sebagai berikut: No. 1 Uraian Kegiatan Waktu Persiapan Penelitian: a. Penyusunan proposal penelitian Minggu II-IV Juni 2011 b. Konsultasi kepada pembimbing Minggu I-II Juli 2011 c. Seminar proposal/usulan penelitian Minggu III Juli 2011 d. Revisi proposal/usulan penelitian Minggu IV Agustus s/d III September 2011 e. Pengurusan perijinan Minggu IV September s/d II Oktober 2011 2 Pelaksanaan Penelitian: Pengumpulan data dengan Minggu I Nopember 2011 menggunakan metode wawancara sampai dengan minggu IV mendalam, observasi, review laporan, Februari 2012 mendiskusikan dan konsultasi kepada pembimbing. 3 Analisis Data Minggu I – IV Maret 2012 4 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian: a. Penyusunan Bab I s.d. V Minggu I-IV April 2012 b. Konsultasi kepada para pembimbing Minggu I Aril s/d II Mei 2012 c. Revisi Bab I s.d. V Minggu II Mei 2012. d. Konsultasi kepada para pembimbing Minggu II-IV Mei 2012. e. Finalisasi pelaporan Minggu I-II Juni 2012. f. Pengujian di hadapan Dewan Penguji Minggu IV Juni 2012 g. Revisi Minggu I Juli 2012. h. Penjilidan Minggu II Juli 2012 commit to user 82 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian. 1. Kondisi Geografis Kecamataan Ampel Boyolali Kecamatan Ampel terletak di sebelah barat laut kota Boyolali yang merupakan perbatasan antara kabupaten Boyolali dengan kabupaten Semarang. Secara geografis kecamatan Ampel berbatasan langsung dengan: a. Sebelah utara : Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. b. Sebelah selatan : Kecamatan Kota Boyolali. c. Sebelah Barat : Kecamatan Cepogo. d. Sebelah Timur : Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Secara umum, Kecamatan Ampel merupakan daerah pegunungan dengan potensi alam berupa tanaman yang heterogen, namun sebagian besar tanaman terdiri dari pohon sengon. Selain itu juga merupakan penghasil rempah-rempah, buah-buahan, dan sayuran. Kecamatan Ampel memiliki tempat yang sangat strategis, karena terletak di antara jalur Solo dan Semarang. Dengan letak yang sangat strategis merupakan faktor pendudukung bagi masyarakat Ampel untuk melakukan kegiatan ekonomi. Alternatif kegiatan ekonomi yang dipilih oleh masyarakat Ampel adalah berdagang. Dengan demikian tidak heran jika commit to 82 user 83 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masyarakat Ampel sebagian memiliki taraf ekonomi yang baik, dan mampu memberi dukungan bagi anak-anak mereka untuk mengenyam pendidikan. 2. Sejarah Singkat berdirinya SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. SMP Negeri 1 Ampel adalah salah satu dari empat SMP Negeri dan 2 SMP Swasta di kecamatan Ampel kabupaten Boyolali yang memiliki kualitas pendidikan membanggakan bagi masyarakat Ampel dan sekitarnya. Sekolah ini didirikan pada tanggal 1 September 1974. Berdasar temuan penelitian (hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah (Es), sekolah yang berstatus Sekolah Standar Nasional (SSN) ini telah berganti beberapa pimpinan sebagai berikut: a. Tahun1 974 s/d 1986 : Wakidi Siswo Pranoto. b. Tahun 1986 s/d 1992 : Panoekmo, B.A. c. Tahun 1993 s/d 1995 : Soedarno, B.A. d. Tahun 1996 s/d 2000 : Dra. Yani Purniasih. e. Tahun 2000 s/d 2008 : Sri Suratmi, S.Pd. f. Tahun 2008 s/d 2010 : Drs. Budi Siswanto, M.Pd. g. Tahun 2010 s/d 2011 : Kirjono, S.Pd., M.M. h. Tahun 2011 s/d 2011 : Indo Pratomo, S.Pd. i. Tahun 2011 s/d sekarang : Drs. Edy Sudarsono. 3. Kondisi SMP Negeri 1 Ampel a. Profil SMP Negeri 1 Ampel: 1) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Ampel. commit to user 84 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Nomor Statistik Sekolah : 201 030902008. 3) NPSN : 20308505. 4) Kode Pos : 57352 5) Tipe Sekolah : A. 6) Alamat Sekolah : Jl. Candi Ampel Boyolali. a) Kecamatan : Ampel. b) Kabupaten/Kota : Boyolali. c) : Jawa Tengah. Propinsi d) Telepon/HP/Fax. : (0276) 331090. e) Status Sekolah : Negeri. f) Nilai Akreditasi Sekolah : 90,97. Lokasi gedung SMP Negeri 1 Ampel berada di tengah-tengah perkampungan masyarakat Desa Candi kecamatan Ampel, kurang lebih 500 m dari jalan raya Solo–Semarang yang berbatasan langsung dengan: 1) Sebelah utara, Desa Gatak kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. 2) Sebelah Barat, Desa Gladaksari kecamatan Ampel kabupaten Boyolali. 3) Sebelah Selatan, Desa Tanduk kecamatan Ampel kabupaten Boyolali. 4) Sebelah Timur, Desa Dawung kecamatan Ampel kabupaten Boyolali. Secara fisik gedung SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali memiliki konstruksi bangunan yang cukup kokoh dan kuat. Penataan ruang pembelajaran teratur dan rapi, sedangkan kebersihan ruang kelas, serta lingkungannya sangat terpelihara. Keadaan yang demikian ini membuat commit to user 85 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id suasana yang kondusif untuk penyelenggaraan pembelajaran pada suatu sekolah. Lapangan upacara di letakkan di tengah-tengah yang dikelilingi oleh ruang kelas. Selain digunakan untuk upacara, lapangan tersebut dimanfaatkan untuk olah raga basket. Gambar 4 Gedung SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali tampak dari depan. Untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, SMP Negeri 1 Ampel melengkapi sarana gedung yang meliputi: a. Ruang kelas : 21 ruang. b. Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang. c. Ruang Guru : 1 ruang. d. Ruang Tata Usaha : 1 ruang. e. Ruang Panitia/Staf commit to user : 1 ruang. 86 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id f. Ruang Perpustakaan : 1 ruang. g. Ruang Ketrampilan : 1 ruang. h. Ruang Bimbingan dan Konseling : 1 ruang. i. Ruang Laboratorium IPA : 1 ruang. j. Ruang Laboratorium Bahasa : 1 ruang. k. Ruang Laboratorium Komputer : 1 ruang. l. Ruang Agama : 2 ruang. m. Ruang Koperasi Siswa : 1 ruang. Tata letak ruang SMP Negeri 1 Ampel dapat dilihat pada denah sebagai berikut: K O R A M I L U Satpam Mushola IXG s IXD IXA VIIIF IXE VIIIG IXB Lap Basket R. PERPUS R.KS R.UR R.TU R.GR K M IXC IXD R.Ag. R.Ag. VIIC Lab . IPA IXD Hal Upacara IXF R. KET. VIIIC VIIIB VIIIA VIIB VIIA Lab. Komputer Lab Bahasa VIID K O P S I S VIIG P a r k i r G u d a n g VIIF K M VIIE R. Penjaga Kantin G r KM Putri Gambar 5 commit to 1user Denah Ruang SMP Negeri Ampel Kabupaten Boyolali. P a 87 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1) Kepala Sekolah No. Jabatan 1 Kepala Sekolah Wakil Kepala Seolah 2 Jenis Kelam in L P Nama Pend. Masa Terak Kerja hir Usia Drs. Edy Sudarsono √ 48 S1 27 Asman Indradi, S.Pd. √ 47 S1 26 Tabel 12 Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2011/2012 (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270) 2) Guru a) Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah. No 1 2 3 4 5 6 7 Tingkat Pendidikan S3/S2 S1 D4 D3/Sarmud D2 D1 SMA/ Sederajad Jumlah Jumlah dan Status Guru GTT/Guru GT/PNS Bantu L P L P 1 18 12 1 2 1 4 1 26 13 - 1 Jumlah 1 31 2 1 5 40 Tabel 13 Jumlah Guru dengan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan Jenis Kelamin (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 88 digilib.uns.ac.id Sebagian besar guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah memiliki kualifikasi pendidikan yang minimal D4/Sarjana (S1). Dari 40 orang guru, sebanyak 32 orang guru telah memiliki kualifikasi pendidikan minimal D4/Sarjana (S1). Hanya ada 8 orang guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan terakhir D4/Sarjana. Pendidikan terakhir D1 sebanyak 5 orang, D2 1 orang, dan D3/Sarjana Muda. Menurut lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang standar kualifukasi akademik dan kompetensi guru (A.1.c) kualifikasi akademik guru SMP/MTs dinyatakan bahwa: Guru pada SMP/MTs,Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (DIV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Berdasarkan pada lampiran peraturan menteri pendidikan nasional tersebut, maka dari sejumlah guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, terdapat 20% atau sejumlah 8 orang belum memenuhi kualifikasi pendidikan. Oleh karena itu SMP Negeri 1 Ampel hendaknya memfasilitasi terhadap guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan untuk menempuh pendidikan minimum sarjana (S1). Sekolah yang memiliki guru-guru berkualifikasi pendidikan yang tinggi, tentu akan menghasilkan keluaran yang lebih baik dan berkualitas. Selain itu akan dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap peserta didik, dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat. commit to user 89 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b) Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah 1 1 1 2 4 3 4 5 5 3 3 5 5 4 1 1 4 3 3 1 1 3 3 1 1 2 1 2 3 2 5 Jumlah S2/ S3 IPA. Matematika Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris. Pendidikan Agama. IPS. Penjasorkes. Seni Budaya. Pendidikan Kewarganegar aan. . TIK/ Ketrampilan Bimbingan dan Konsseling Mulok Bahasa Jawa. D1/ D2 D3/ Sarmud S1/ D4 1 2 S2/ S3 Guru Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan tugas mengajar. S1/ D4 No. Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar. D1/ D2 D3/ Sarmud Belakang Pendidikan (Keahlian). 2 3 29 1 2 40 Tabel 14 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271) commit to user 90 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sebagian besar guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dari jumlah 40 orang guru, hanya terdapat 2 (dua) orang atau 5 % guru yang masih mengajar belum sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dua orang tersebut adalah: (1) guru seni budaya yang berpendidikan seni musik, kemudian mengajar mata pelajaran seni budaya (seni rupa); (2) guru yang memiliki latar pendidikan IPA (fisika) melaksanakan tugas mengajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Langkah yang harus dilaksanakan SMP Negeri 1 Ampel mengusahakan adanya pengadaan guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa), dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru. Jumlah guru yang telah mengikuti pengembangan Jenis Pengembangan No. kompetensi/profesionalisme. Kompetensi. Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Penataran KBK/KTSP 14 8 22 2 Penataran Metode 2 3 5 Pembelajaran (termasuk CTL) 3 Penataran PTK. 4 Penataran Karya Tulis 3 3 Ilmiah 5 Sertifikasi 2 2 Profesi/Kompetensi. 6 Penataran PTBK. 5 3 8 7 Penataran lainnya, 19 10 29 Workshop/Bintek. Tabel 15 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271) commit to user 91 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebagaian besar guru-guru SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali telah mengikuti penataran tentang kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu sebagian juga telah banyak yang mengikuti workshop atau bimbinngan teknik (Bintek), baik yang dilaksanakan di tingkat sekolah, kabupaten, maupun propinsi. Tentang pengembangan kompetensi/keprofesian guru di bidang penelitian ilmiah, tampak belum ada satupun yang telah mengikuti. Kegiatan penelitian sangat penting bagi seorang guru, berkaitan dengan masalah-masalah yang muncul di dalam kelas. Masalah tersebut muncul berkaitan dengan pembelajaran yang harus diselesaikan oleh guru. Maslah-masalah itu komplek sekali, ada yang berkaitan dengan siswa maupun guru. Yang berkaitan dengan siswa misalnya: kurangnya motivasi, kreatifitas, keaktifan, kedisiplinan dan lain-lain. Yang berkaitan dengan guru, misalnya: model pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang menarik, atau mungkin penerapan media pembelajaran yang kurang tepat. Di situlah pentingnya guru mengadakan penelitan yang berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Banyaknya guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas, dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna (berkualitas). Pembelajaran yang bermakna adalah, pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan commit to user 92 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id potensinya secara optimal. Dengan demikian akan dapat mewujudkan visi dan misi sekolah. 3) Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung. No Tenaga Pendukung Jumlah Tenaga Pendukung dan kualifikasi pendidikannya SMP 1 2 Tata Usaha. Perpustaka an. 3 Laboran Lab. IPA. 4 Teknisi Lab. Komputer 5 Laboran Lab. Bahasa. 6 PTD 7 Kantin. 8 Penjaga Sekolah. 9 Tukang Kebon. 10 Keamanan. 11 Perpustaka an dan Magang. Jumlah SMA D1 D2 D3 S1 6 1 1 Jumlah tenaga Pendukung berdasarkan Ju Status dan mla Jenis Kelamin h Honor PNS er L P L P 3 3 6 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 7 1 1 3 4 3 Tabel 16 Tenaga Kependidikan (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271) Tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 1 Ampel sudah cukup memadai dalam upaya mendukung penyelenggaraan pendidikan. commit to user 11 93 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Perlu pengadaan tenaga kependidikan untuk memenuhi petugas laboran dan laboratorium komputer. c. Keadaan Siswa 5 (lima) Tahun Terakhir. Tahun Pelaja ran 2006 / 2007 2007 / 2008 2008 / 2009 2009 / 2010 2010 / 2011 2011 / 2012 Jumla h Pendaf tar (Calon Siswa Baru) Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kelas VII, VIII, dan IX) Juml ah Sisw a Juml ah Rom bel Juml ah Sisw a Juml ah Rom bel Juml ah Sisw a Juml ah Rom bel Sis wa Rom bel 342 236 6 237 6 236 6 709 18 320 240 6 233 6 236 6 709 18 308 238 6 238 6 228 6 704 18 263 214 7 232 7 238 7 684 21 336 251 7 208 7 229 7 686 21 340 222 7 249 7 206 7 655 21 Tabel 17 Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270) . 4. Visi, Misi, dan Tujuan yang ingin dicapai SMP Negeri 1 Ampel. SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah yang harus dicapai untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan. a. Visi Sekolah: Membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan berbudaya. b. Misi Sekolah: commit to user 94 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Misi Sekolah meliputi: 1) Mengkondisikan pembinaan mental imtaq yang berkelanjutan. 2) Melaksanakan penyusunan kurikulum untuk menghasilkan kurikulum inovatif dan adaptable. 3) Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan dengan pendekatan CTL. 4) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. 5) Meningkatkan kualitas kelas rintisan billingual bagi kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX sebagai tindak lanjut dari program Sekolah Standar Nasional (SSN). 6) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium IPA. 7) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium bahasa multimedia. 8) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium komputer. 9) Melengkapi fasilitas dan pelayanan jaringan internet sebagai sarana informasi dan komunikasi. 10) Menambah buku-buku perpustakaan dan memfasilitasi peralatan TIK dan hotspot di perpustakaan untuk memberikan pelayanan yang optimal. 11) Melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas profesionalisme guru dan tenaga kependidikan. 12) Melaksanakan sistem penilaian yang utuh, obyektif, dan otentik. commit to user 95 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 13) Mengembangkan BBE (life skill), khususnya kerumahtanggaan, ketrampilan menjahit, dan ketrampilan obras (tata busana), serta ketrampilan elektronika dan komputer. 14) Menjadikan wahana pembinaan dan penyelenggaraan olah raga secara berencana dan berkesinambungan. 15) Menjadikan wahana pembinaan dan penyelenggaraan TUB/PBB secara berencana dan berkesinambungan. 16) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul. 17) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni tari sebagai wujud pelestarian budaya. 18) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan karya ilmiah remaja (KIR) secara berencana dan berkesinambungan. 19) Menyeediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan kelompok marching band yang siap pakai. 20) Mengembangkan kepribadian peserta didik yang kuat dan bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan. c. Tujuan Sekolah padaTahun Pelajaran 2011/2012. Pada akhir tahun pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Ampel berkomitmen untuk mewujudkan tujuan sebagaimana tertuang dalam Visi dan Misi sekolah. Adapun komitment yang hendak diwujudkan antara lain: commit to user 96 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Memiliki kelompok pengajian dan dakwah, serta memiliki kelompok pendalaman Al kitab yanng mampu mengisi khutbah pada acara paskah dan natal. 2) Meraih rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) kelas IX mencapai 7,90 dan menduduki peringkat 5 besar di tingkat kabupaten Boyolali. 3) Prosentase kenaikan kelas VII dan VIII mencapai lebih dari 90 %. 4) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan, diantaranya CTL, PAIKEM, serta layanan bimbingan dan konseling. 5) Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan pendekatan CTL. 6) Meningkatkan kualitas kelas unggulan untuk kelas VII, VIII, dan IX. 7) Melaksanakan sistem penilaian yang utuh, obyekttif, dan otentiif. 8) Memiliki tim sepak bola, sepak takraw, dan basket serta mampu menjadi finalis di tingkat kabupaten Boyolali. 9) Memiliki regu TUB/PBB yang menjuarai di tingkat kabupaten. 10) Memiliki kelompok musik (group band) serta vokal yang siap mengisi acara-acara kegiatan sekolah, kecamatan, dan kabupaten. 11) Memiliki kelompok karya ilmiah (KIR) dan mampu menjadi finalis tingkat kabupaten. 12) Memiliki peserta didik yang mampu meraih kejuaraan dalam berbagai lomba akademik maupun non akademik. 13) Memiliki peserta didik yang mampu menjadi finalis lomba keteladanan peserta didik di tingkat kabupaten. commit to user 97 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 14) Memiliki regu marching band yang handal dan siap pakai dalam dalam kegiatan upacara hari-hari besar di tingkat sekolah, kecamatan, maupun kabupaten. 15) Memiliki sarana dan prasarana komputer untuk peserta didik yag memenuhi standar. 16) Menambah koleksi buku-buku perpustakaan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar para peserta didik serta melengkapi perlengkapan TIK sebagai sumber belajar peserta didik di perpustakaan. 17) Memiliki peserta didik yang berkepribadian kuat dan bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan. 18) Memiliki peserta didik yang terampil memasak, menjahit, mengobras, elektronika, dan menggunakan komputer. 19) Mewujudkan perilaku peserta didik yang menjunjung tinggi nilai budaya bangsa. 20) Mewujudkan masyarakat sekolah yang agamis. 21) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri. 22) Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai. B. Temuan Penelitian. Berlatar belakang lima rumusan masalah yang diteliti atau dikaji, hasil penelitian ini dipaparkan dalam lima kelompok uraian. Pertama, bagaimanakah perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di commit to user 98 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Kedua, bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Ketiga, bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Keempat, faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Dan yang kelima, kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Disamping berlatar lima rumusan masalah tersebut, kelima bagian dari pemaparan atas temuan dari penelitian ini, juga diuraikan berdasarkan kajian teori yanng menjadi dasar penelitian implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Temuan penelitian yang diuraikan pada bagian ini merupakan penegasan dari rumusan masalah yang pertama, yaitu: bagaimanakah perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Pemaparan temuan penelitian yang menyangkut rumusan masalah pertama disajikan atas tiga tahap, yaitu: kurikulum yang digunakan, pengembangan silabus, dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). commit to user 99 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Kurikulum. Kurikulum merupakan panduan yang digunakan oleh sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kurikulum yang telah disusun dan dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum yang terdiri dari unsur: Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Bimbingan dan Konseling, serta dari unsur masyarakat. Mengenai perumusan dan pengembangan kurikulum, oleh Kepala Sekolah (ES) mengatakan: “ Kurikulum merupakan panduan dalam penyelenggaraan pendidikan pada suatu sekolah tertentu. Kami telah memiliki kurikulum yang dipakai untuk acuan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Ampel ini. Kami menggunakan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini kami susun dengan melibatkan unsur Kepala Sekolah, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan Konseling, dan unsur masyarakat, dalam hal ini adalah komite sekolah” (CL. 01/ES). Kurikulum memiliki muatan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran di setiap satuan pendidikan dituangkan ke dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Temuan penelitian melalui dokumen, struktur kurikulum di SMP Negeri 1 Ampel, memuat 5 (lima) kelompok mata pelajaran, antara lain: 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) Kelompok mata pelajaran ilmu commit to user perpustakaan.uns.ac.id 100 digilib.uns.ac.id pengetahuan dan teknologi; 4) Kelompok mata pelajaran estetika; dan 5) Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Sedangkan subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi kelulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan, memuat 10 mata pelajaran, 3 muatan lokal dan pengembangan diri. Temuan penelitian mengenai struktur kurikulum terdapat pada dokumen seperti pada tabel sebagai berikut: STRUKTUR KTSP SMPN 1 AMPEL TH. 2011/2012 Jumlah Jam Kelas MATA PELAJARAN VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 2 3. Bahasa Indonesia 5 5 5 4. Bahasa Inggris 4 4 5 5. Matematika 5 4 5 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 5 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 5 4 8. Seni Budaya 2 3 2 9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan 2 2 2 Keshatan 10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan 2 2 2 Komunikasi. B. Mulok Bahasa Jawa 2 2 2 Mulok Elektronika 2 Mulok Tata Buku 2 Mulok Kerumahtanggaan 2 C. Pengembangan diri 2* 2* 2* Jumlah Jam Perminggu 38 38 38 Tabel 18 Struktur KTSP SMP Negeri 1 Ampel (Sumber: Dokumen lampiran 6 halaman 274) commit to user 101 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Penambahan mata pelajaran muatan lokal kelas VII, VIII, dan IX berdasarkan Surat Keputusan Bupati Boyolali sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal tingkat propinsi. Adapun muatan lokal tingkat kabupaten Boyolali ditetapkan sebagai berikut: 1) Kelas VII, mulok kerumahtanggaan; 2) Kelas VIII, mulok tata buku; dan 3) Kelas IX mulok elektronika. Alokasi yang disusun dalam struktur kurikulum telah disesuaikan dengan kebtuhan yang ada di dalam masing-masing mata pelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran seni budaya harus dibutuhkan alokasi waktu yang cukup. Mata pelajaran seni budaya untuk jenjang SMP mencakup materi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. “Untuk kompetensi yang diharapkan, kami bersama-sama rekan-rekan tim pengembang kurikulum merumuskan alokasi waktu yang cukup untuk mata pelajaran seni budaya. Untuk sementara waktu kami baru memfokuskan pada siswa kelas VIII, yaitu alokasi waktu untuk mata pelajaran seni budaya kami sediakan 3 (tiga) jam setiap minggunya, karena untuk kelas VIII adalah jenjang yang sangat tepat untuk mengembangkan potensinya secara optimal” (CL. 03/M). Mengacu pada standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, SMP Negeri 1 Ampel menempatkan mata pelajaran seni budaya sejajar dengan mata pelajaran lainnya. Temuan yang ada dalam penelitian urusan kurikulum M menegaskan: commit to user 102 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “ Di SMP Negeri 1 Ampel telah dirumuskan untuk mata pelajaran seni budaya disampaikan dalam satu paket mata pelajaran yang meliputi materi seni rupa, seni musik dan seni tari. Di SMP Negeri 1 Ampel tidak memberikan materi seni teater, karena tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi pendidikan seni teater tidak ada. Untuk kelas VII paket materinya adalah Seni tari, kelas VIII seni rupa dan musik, kelas IX seni rupa dan musik” (CL. 04/M). Mata pelajaran seni budaya memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Dalam pembelajaran seni budaya membutuhkan pengelolaan yang luar biasa, baik pengelolaan materi, metode, maupun media. Oleh karena itu profesionalisme seorang guru sangat dibutuhkan. “ Syukur....di Sekolah kami sebagian besar guru-gurunya sudah memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai. Sehingga profesionalisme guru tidak diragukan lagi. Untuk guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) memang secara kualifikasi pendidikan belum memadai, beliau masih berpendidikan terakhir diploma dua (DII), namun beliau sangat profesional dalam bidang seni musik. Karena banyak pengalaman, dan beliau termasuk guru yang senior di sekolah kami. Di sini ada 3 (tiga) orang guru yang saya tugasi mengampu mata pelajaran seni budaya” (CL. 05/ES). Guru mata pelajaran seni budaya (seni musik ) di SMP Negeri 1 Ampel meskipun belum memiliki kualifikasi pendidikan S1, namun memiliki keahlian di bidang musik. Agar semakin berprestasi dalam pembelajaran seni musik, SMP Negeri 1 Ampel hendaknya memberikan fasilitas terhadap guru musik untuk menempuh pendidikan minimum S1. b. Pengembangan Silabus. commit to user 103 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pembelajaran di awali dengan pengembangan silabus. Namun sebelum mengembangkan silabus guru (Sh) menyusun terlebih dahulu Program Tahunan (Prota). Program tahunan yang disusun oleh guru (Sh) merupakan konsep secara garis besar tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam satu tahun. Program tahunan meliputi identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap semester yang dilengkapi dengan alokasi waktu. Temuan dalam penelitian ini Guru (Sh) menuturkan: “ Tugas pokok guru adalah mendidik dan mengajar. Di dalam melaksanakan tugasnya, guru harus membuat atau mlengkapi administrasi, yang berupa perangkat administrasi pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan adalah silabus yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran. Namun sebelum menyusun silabus, terlebih dahulu saya menyusun Program Tahunan (Prota), dan rincian alokasi waktu dalam satu tahun” (CL. 06/Sh). Selain penuturan dari guru (Sh), program tahunan yang disusun oleh guru (Sh) juga ada dalam temuan dokumen. Perumusan program tahunan oleh guru (Sh) disesuaikan dengan kalender pendidikan yang telah disusun oleh bidang kurikulum tingkat SMP. Di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali selalu membuat kalender akademik setiap akan berjalan tahun pelajaran. Kalender pendidikan yang disusun selalu mengacu pada kalender pendidikan yang diterbitkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) provinsi Jawa Tengah. commit to user 104 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “ Untuk menentukan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan di SMP Negeri 1 Ampel, sekolah menyusun sebuah kalender pendidikan sebagai pedoman untuk waktu pelaksanaan kegiatan. Semua guru saya berikan kalender pendidikan setiap menjelang tahun pelajaran baru. Kalender pendidikan saya buat dengan mengacu pada kalender pendidikan yang diterbitkan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Hanya kadang-kadang kalender pendidikan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) itu terlambat datang, maka sekolah menyusun berdasarkan kondisi sekolah kami” (CL.07/M). Temuan penelitian melalui kajian dokumen juga menunjukkan adanya kalender pendidikan yang telah disusun oleh bidang kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Dengan berpedoman pada kalender pendidikan, guru akan dapat menjabarkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun. Program disusun secara megerucut, yaitu dari yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus atau operasional. Diawali dengan menyusun program tahunan (Prota). Setelah disusun Program Tahunan (Prota), guru (Sh) selanjutnya menyusun Rincian Alokasi Waktu, yaitu menghitung hari-hari efektif tatap muka, hari libur nasional, Ujian Nasional bagi kelas IX, dan lain-lain dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. “ Sebelum menyusun silabus, saya menyusun terlebih dahulu Program Tahunan (Prota), kemudian mengitung hari-hari efektif tatap muka bedasarkan kalender pendidikan. Setelah hari-hari efektif kita ketahui, kemudian kita rumuskan dalam format Rincian Alokasi Waktu. Rincian Alokasi Waktu ini akan saya gunakan di dalam menyusun silabus. Rincian alokasi yang saya susun memuat beberapa hal, antara lain: banyak minggu dalam setiap bulan, banyaknya hari efektif, dan banyaknya hari yang commit user tidak efektiif” (CL. to 08/Sh). 105 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rincian alokasi waktu merupakan rambu-rambu atau petunjuk bagi seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam satu tahun atau satu semester. Guru akan dapat menempatkan atau menentukan kegiatan pada waktu tertentu dan tepat sesuai program jika mengetahui alokasi waktu yang tersedia. Dengan Rincian Alokasi Waktu, guru (Sh) selanjutnya bisa mengembangkan silabus dan dapat menentukan waktu yang disediakan untuk pencapaian masing-masing kompetensi dasar maupun indikator yang akan dicapai. Temuan dalam penelitian dinyatakan bahwa: “ Setelah rincian alokasi waktu tersusun, selanjutnya saya menyusun atau mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi SMP Negeri 1 Ampel. Dalam mengembangkan silabus, saya selalu memperhatikan kompetensi yang telah dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum pusat, yang kemudian saya kembangkan sesuai dengan kondisi SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, baik yang meliputi materi, sarana, maupun waktu yang tersedia”. (CL. 08/Sh). Disamping penuturan guru (Sh), ada dokumen yang menunjukan bahwa guru Sh telah menyusun dan mengembangkan silabus seni budaya (seni musik) sesuai dengan kondisi di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pengembangan silabus diawali dengan menulis identitas sekolah, kemudian standar kompetensi yang telah dirumuskan dari pusat pengembangan kurikulum, dikembangkan menjadi kompetensi dasar. Atas dasar standar kompetensi dan kompetensi commit to user 106 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dasar, selanjutnnya guru merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan tatap muka (TM), penugasan terstruktur bagi pserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT), evaluasi (penilaian), menentukan buku sumber, dan merumuskan pendidikan karakter. Muatan yang ada di dalam silabus berfungsi untuk memberikan acuan dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel yang disusun oleh guru mata pelajaran seni musik secara garis besar, memuat beberapa komponen, antara lain: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber bahan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kajian dokumen identitas meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan standar kompetensi. Pengembangan silabusnya meliputi: kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian yang meliputi: teknik, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Selain itu dalam pengembangan silabus juga dicantumkan alokasi waktu jam pelajaran dan sumber belajar yang digunakan. commit to user 107 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Temuan di lapangan melalui kajian dokumen dapat di analisa bhwa: “Silabus yang disusun oleh guru Sh memuat beberapa komponen, antara lain: standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian yang meliputi teknik, bentuk, dan contoh instrumen, alokasi waktu dan sumber bahan” c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah tersusun silabus, guru Sh menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rincian waktu yang tersedia. Secara terprogram, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuat dalam sebuah program kegiatan yang dinamakan Program Semester (Promes). Dalam hal ini guru Sh mengatakan bahwa: “ Secara terprogram pelaksanaan kegiatan pembelajaran saya buat Program Semester (Promes). Adanya program semester saya dapat melihat atau mengecek kegiatan pembelajaran yang sudah atau yang akan saya lakukan dalam pembelajaran itu apa? Dari situ saya akan mudah mengetahui sampai di mana saya menyampaikan materi pelajaran? Apa yang harus saya lakukan dalam minggu ini? Selain itu, dengan program semester ini saya tidak akan kesulitan dalam mencapai target kurikulum”. (CL. 09/Sh). Untuk melakukan proses pembelajaran di kelas tentu saja tidaklah mudah. Sebelum pelaksanaan harus dipersiapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran, salah satunya adalah sebuah skenario atau rancangan pembelajaran yang baik. commit to user 108 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sebuah skenario dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. Dengan skenario yang terprogram, guru Sh dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran akan lebih bermakna, dan mampu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Skenario pembelajaran dapat dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru Sh terlebih dahulu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). “ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan design pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran. Dalam pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik), saya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan awal sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Apa yang saya dan siswa lakukan dalam proses pembelajaran sudah terprogram dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga kegiatan pembelajaran tidak akan lari dari apa yang telah kita programkan di dalamnya. Proses pembelajaran akan lebih efektif, fokus pada materi esensial, sehingga kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran akan tercapai ” (CL. 10/Sh). Berdasarkan temuan penelitian melalui kajian dokumen, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru Sh memuat: 1) Identitas; 2) Standar Kompetensi; 3) Kompetensi Dasar; 4) Indikator; 5) Tujuan Pembelajaran; 6) Materi Pembelajaran; 7) Metode Pembelajaran; 8) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang meliputi: (a) Pendahuluan; (b) Kegiatan Inti; dan (c) Penutup, 9) Sumber Bahan Pembelajaran (Referensi), 10) Penilaian, yang di dalamnya memuat: (a) Soal-soal tes; (b) Kunci commit to user 109 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Jawaban; dan (c) Penskoran. Hal ada dalam temuan penelitian melalui kajian dokumen. Agar langkah-langkah kegiatan pembelajaran menunjukkan perilaku peserta didik yang jelas dan operasional, guru Sh memperjelas dengan menuliskan kegiatan yang bersifat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hal tersebut dijumpai pada temuan penelitian yang menunjukkan bahwa: “ Saya berusaha merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) minimal mendekati yang diharapkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses dinyatakan: “ Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Atas dasar Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, dan pembinaan dari Pengawas SMP, maka saya dalam merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selalu menuliskan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi” (CL. 11/Sh). Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah memuat unsur eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, guru Sh juga membuat konsep pendidikan karakter yang disisipkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal tersebut dimaksudkan untuk membentuk atau membiasakan peserta didik melakukan hal-hal yang bersifat positip dalam kehidupan sehari-hari. commit to user 110 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tentang konsep pendidikan karakter pada pembelajaran seni budaya (seni musik), telah diketahui dalam temuan penelitian, guru Sh mengatakan: “ Saya biasanya selalu menyisipkan pendidikan karakter pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena kesempatan yang ada atau ketemu siswa hanya dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu konsep pendidikan karakter saya rumuskan dalam Rencana Pelakanaan Pembelajaran (RPP)” (CL . 12/Sh). Selain penuturan dari guru Sh, pendidikan karakter dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelaran (RPP) seperti pada temuan penelitian melalui kajian dokumen. 11. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Tahap setelah perencanaan pembelajaran adalah implementasi atau pelaksanaan pembelajaran. Setelah membuat perencanaan yang cermat, menarik, dan profesional, langkah selanjutnya seorang guru adalah menerapkan atau mengimplementasikan perencanaan tersebut. Pada bagian implementasi ini akan dipaparkan temuan penelitian yang menyangkut implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Temuan yang dipaparkan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, antara lain: Pertama, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran; kedua, media pembelajaran; dan yang ketiga adalah evaluasi pembelajaran. commit to user 111 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru. Hasil temuan yang diperoleh peneliti, guru Sh dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran selalu membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) yang dilakukan oleh guru Sh terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain: bagian kesatu pendahuluan; bagian kedua kegiatan inti pembelajaran, dan bagian ketiga penutup. Temuan oleh pengamat ketika melakukan observasi pembelajaran di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Ampel Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, adalah bahwa guru Sh dalam melakukan pendahuluan diawali dengan mengadakan pre tes dan apersepsi. Diberikan pre tes berupa pertanyaan atau tugas awal pembelajaran kepada siswa bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi oleh siswa terhadap materi yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Temuan penelitian dalam pengamatan sebagai berikut: Guru Sh segera mengawali kegiatan pembelajaran dengan memberi pre tes kepada siswa. Guru Sh menyampaikan pernyataan sebagai berikut: “Anak-anak, siapa yang berani memainkan melodi lagu Ibu Kita Kartini dengan nada dasar C=do? Silahkan tunjuk jari!”. Siswa segera merespon, dua pertiga dari jumlah siswa menunjukkan jarinya pertanda siap melakukan tugas yang ditawarkan oleh guru Sh. Kemudian guru to user Sh menunjuk commit salah satu anak, yaitu: Bima untuk maju 112 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memainkan melodi lagu Ibu Kita Kartini dengan nada dasarar C=do. Bima memaainkannya dengan penuh percaya diri, akhirnya sukses tanpa ada kesalahan (CL.07/P) Sedangkan dilakukan apersepsi, yaitu untuk mengaitkan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disajikan pada jam tersebut. Hal ini disampaikan oleh guru Sh sebagai berikut: “Saya melakukan apersepsi, yaitu mengkaitkan dengan materi yang akan disajikan pada jam pelajaran tersebut”. Kemudian saya menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran terhadap materi pembelajaran yang akan saya sampaikan saat itu” (CL.03/Sh). Juga dalam temuan penelitian saat pemgamatan adalah sebagai berikut: ”...guru Sh melakukan apersepsi untuk melanjutkan ke kegiatan inti pembelajaran. Namun sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai, guru Sh memaparkan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini. Pada jam pelajaran yang sedang berlangsung ini, guru Sh menyampaikan kompetensi dasar sebagai berikut: “Mengaransir secara sederhana musik tradisional nusantara” dengan indikator mengaransir lagu tradisional nusantara dalam bentuk melodi dan harmoni (CL.07/P). Setelah melakukan apersepsi, pembelajaran dilanjutkan dengan penyampaian informasi tentang kompetensi dasar dan indikator pencapain kepada siswa. Dengan siswa mengetahui kompetensi dasar serta indikator yang ingin dicapai, maka akan dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan yang ingin dikuasai. Ketika guru Sh melakukan apersepsi, para siswa benar-benar memperhatikan. Hal ini ditandai dengan suasana yang tenang, tidak ada suara selain penjelasan guru Sh. commit to user 113 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Masuk kepada kegiatan inti pembelajaran, guru Sh mengarahkan para siswa untuk menyatu dalam kelompok yang sudah terbentuk pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa melalui bimbingan guru Sh memainkan lagu yang berjudul “Hanya Ingin Kau Tahu” secara klasikal. Untuk memulai lagu, guru Sh mengambil nada introduktor dengan petikan alat musik gitar, dilanjutkan ikut mengiringi lagu tersebut dengan memainkan akor-akornya melalui alat musik gitar. Seperti temuan penelitian pada saat pengamatan sebagai berikut: “...guru Sh menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan inti diawali dengan memainkan lagu materi sebelumnya secara klasikal dengan menggunakan alat musik recorder dengan judul: “Hanya Ingin Kau Tahu”. Introduktor dilakukan oleh guru Sh, kemudian diikuti melodi lagu secara klasikal bersama-sama (CL.07/P). Setelah permainan musik secara klasikal selesai, kegiatan selanjutnya adalah siswa bermain musik secara berkelompok. Dalam kegiatan ini, guru Sh banyak menggunakan strategi pembelajaran cooperatif learning. Siswa dibimbing melalui kelompok kecil, sehingga kerjasama kelompok terjalin harmonis. Terlebih ketika siswa berkolaborasi memainkan alat musik secara kelompok di depan kelas. Dalam kelompok ini, siswa dituntut sikap disiplin, tertib, dan bertanggung jawab. Aktifitas siswa terlibat secara total, sehingga siswa tesebut bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini seperti yang ditemukan oleh peneliti ketika melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut: commit to user 114 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Langkah yang dilakukan oleh guru Sh selanjutnya adalah memfasilitasi kepada tiap-tiap kelompok untuk mengekspresikan dirinya di depan kelas melalui praktek kelompok. Dengan antusiasnya masing-masing kelompok, maka terjadi rebutan ingin maju di depan kelas (CL07/P) Di sela-sela pembelajaran praktik ini, guru Sh juga menyampaikan teori-teori yag berkaitan dengan apa yang dipraktikkan oleh siswa. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab, kegiatan pembelajaran tampak hidup dan bermakna. Di tengah-tengah menyampaikan teori, para siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi bagi siswa yang belum memahami. Untuk melatih siswa belajar madiri serta memperoleh pengalaman belajar yang kuat, guru Sh memberi kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk mengeksplorasi atau menemukan bentukbentuk aransemen melodi maupun harmoni menurut kreatifitas masing-masing kelompok secara bebas. Hal ini ditemukan saat pengamatan sebagai berikut: “Bima: Pak guru...bagaimana jika ditambah alat musik dengan jenis lain?. Guru Sh menanggapi dengan positif, “bagi kelompok yang mau menambah dengan alat musik jenis lain, dipersilahkan”, misalnya tambah alat musik ritmis (CL.07/P). Dalam pengamatan ini juga ditemukan teknik dan taktik guru Sh dalam mengelola materi maupun kelas yang sangat menarik, sehingga siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat ketika guru Sh dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa selalu disisipi user kalimat-kalimat yang commit mamputomembangkitkan minat siswa. Hal lain perpustakaan.uns.ac.id 115 digilib.uns.ac.id juga terlihat ketika guru Sh dalam memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan demonstrasi alat musik baik secara kelompok maupun perorangan, menggunakan teknik dan taktik yang bervariasi. Misalnya, tugas diberikan secara merata, adil, dan secara selang-seling antara yang sudah mahir dan yang belum mahir. Dengan cara ini, siswa yang belum mahir tampak tidak minder, dan tetap bersemangat. b. Media Pembelajaran Media dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk meyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa. Melalui media pembelajaran, siswa akan lebih mudah menerima dan menyerap pesan materi yang disampaikan. Dalam pengamatan, peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran. Ketika pengamat melakukan observasi pembelajaran di kelas VIIIE, guru Sh memanfaatkan media pembelajaran yang berupa gitar, pianika, recorder, dan gambar klavier piano. Waktu itu guru Sh menyampaikan materi aransemen musik dengan kompetensi dasar “Mengaransir secara sederhana musik tradisional nusantara” dengan indikator mengaransir lagu tradisional nusantara dalam bentuk melodi dan harmoni”. Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru Sh dapat membuat siswa kelas VIIIE tertarik dan semangat mengikuti commit to user 116 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kegiatan pembelajaran. Hal ini ditemukan oleh Peneliti (P) ketika melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran di kelas VIIIE, antara lain: Kegiatan inti diawali dengan memainkan lagu materi sebelumnya secara klasikal dengan menggunakan alat musik recorder. Introduktor dilakukan oleh guru Sh, kemudian diikuti melodi lagu secara klasikal bersama-sama. Ketika lagu sedang berjalan, guru Sh mengembangkan permainannya dalam bentuk harmoni, yaitu memainkan akord sebagai pengiring melodi yang dimainkan oleh siswa (CL07/P). Guru Sh memanfaatkan gitar sebagai media praktek klasikal, yaitu memainkan melodi gitar sebagai gaet atau introduktor, kemudian siswa mengikuti secara klasikal. Kemudian recorder dimanfaatkan dengan mendemonstrasikan di depan kelas, yaitu menunjukkan teknik penjarian yang benar, kemudian para siswa mengikuti secara serempak. Selanjutnya guru Sh keliling mengontrol tiap siswa untuk mengetahui benar dan salahnya posisi penjarian bagi siswa. Bagi siswa yang teknik penjariannya masih salah, segera dibetulkan. Untuk teknik bermain pianika, guru Sh sebelumnya menugaskan kepada siswa untuk membuat gambar klavier piano pada kertas karton, manila, atau triplek. Terbukti ketika pengamat melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran terlihat para siswa sudah membawa gambar tersebut. Setiap siswa mengeluarkan gambar klavir piano di atas meja, untuk digunakan peragaan teknik penjarian yang dibimbing oleh guru Sh. Melalui peragaan ini, siswa senang dan commit to user 117 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id semangat, karena merasa kegiatan pembelajaran dilakukan denga cara belajar sambil bermain bersama-sama. Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru Sh ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di kelas VIIIE sangat efektif. c. Pengelolaan Materi Pembelajaran. Mata pelajaran seni musik memiliki keunikan yang membedakan dengan materi pelajaran lainnya. Kecermatan dari guru dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran akan berpengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran siswa. Dalam pemilihan dan penentuan materi pemeblajaran seni budaya (seni musik) hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria tertentu. Penentuan materi pembelajaran seni musik di SMP Negeri 1 Ampel mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum, yaitu mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selain itu materi dikembangkan sesuai kebutuhan pembelajaran siswa yang dapat bermanfaat dalam kehidupannya. Seperti yang diperoleh dalam temuan penelitian guru Sh menuturkan: “Pemilihan dan penentuan materi pembelajaran saya menyesuaikan dengan stndar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum” (CL11/Sh). commit to user 118 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Untuk membantu proses belajar siswa, guru dalam mengelola materi pembelajaran mengkaitkan antara materi pembelajaran yang satu dengan lainnya. Materi pembelajaran dirumuskan dan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari materi yang memiliki tingkat kemudahan menuju ketingakat kesukaran yang semakin rumit. Hal ini telah disampaikan guru Sh dalam temuan penelitian sebagai berikut: “Dalam merumuskan sistematika materi pembelajaran seni budaya (seni musik), saya terlebih dahulu mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam satu semester, kemudian saya susun secara berjenjang mualai dari tingkat yang paling dasar atau mudah menuju ke materi yang memiliki tingkat kesukaran tinggi (rumit). Selain itu saya menyampaikan materi mulai dari materi yang saling keterkaitan”(CL12/Sh). d. Evaluasi Pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat melalui salah satu kegiatan yang disebut dengan evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru untuk membandingkan antara output hasil proses pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pada awal pembelajaran. Menyangkut evaluasi, sebagian besar dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran atau setelah selasai dalam satu kompetensi dasar melalui pos tes. Seperti yang telah dituturkan oleh guru Sh dalam dalam wawancara dengan peneliti, sebagai berikut: commit to user 119 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “Setiap selesai menyampaikan satu kompetensi dasar saya selalu mengadakan penilaian” (CL18/Sh). Prosedur pelaksanaan evaluasi maupun penilaian bisa dilakukan secara tertulis maupun lisan (melalui tes perbuatan). Temuan yang terjadi di SMP Negeri 1 Ampel, penilaian hasil proses pembelajaran seni budaya (seni musik) dilakukan melalui tertulis dan lisan. Jika indikatornya mengandung aspek kognitif, penilaian dilakukan dengan menggunakan tes (tes tertulis). Namun jika indikatornya mengandung aspek psikomotor, penilaian dilakukan dengan menggunakan non tes (tes perbuatan). Hal ini disampaikan oleh guru Sh melalui wawancara dengan peneliti sebagai berikut: “Dalam mengadakan penilaian saya menggunakan tes atau non tes, sesuai dengan indikatornya. Jika indikatornya harus dicapai melalui praktek, maka jenis penilaiannya non tes (tes perbuatan/praktik). Namun jika indikatornya mengandung ranah kognitif, maka jenis penilaiannya adalah test dalam bentuk tertulis” (CL19/Sh). Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai materi setelah proses pembelajaran oleh guru Sh dilakukan dengan pos tes, yaitu cukup memberikan soal dengan cara lisan. Sedangkan untuk mengethui keberhasilan siswa dalam menguasai indikator dalam kompetensi dasar tertentu guru Sh mengadakan ulangan harian. Penuturan guru Sh sebagai berikut: “Saya melakukan ulangan harian setelah selesai menyampaikan materi minimal satu kompetensi dasar”(CL22/Sh). Sebelum melakukan ulangan harian pada mata pelajaran seni to user budaya (seni musik),commit di SMP Negeri 1 Ampel, selalu disusun 120 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id perencanaan. Temuan yang diperoleh melalui kajian dokumen, guru Sh membuat perencanaan evaluasi yang meliputi: kisi-kisi, butir-butir soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Kisi-ksi yang dibuat mengacu pada indikator dalam kompetensi dasar tertentu Setelah perencanaan disusun, kemudian dilaksanakan ulangan harian, melalui terttulis atau praktek. Untuk ulangan harian yang praktek, dilakukan secara kelompok dan perorangan. Hasil nilai tersebut, kemudian dianalisa untuk mengetahui ketercapaian indikator yang harus dikuasai oleh siswa. Melalui ulangan harian ini dapat diketahui siswa yang telah menguasai indikator, dan yang belum. Sebagai patokan bahwa siswa itu telah atau belum menguasai indikator, adalah menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal dirumuskan oleh guru Sh dengan komponen yang meliputi: intake, kompleksitas, dan daya dukung. Siswa dikatakan telah menguasai indikator, jika nilai yag diperoleh siswa mencapai lebih besar sama dengan angka ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebelumnya Bagi siswa yang belum mencapai angka ketuntasan minimal (KKM), maka diberi tugas mengerjakan soal remidi. Sedangkan siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal diberi tugas pengayaan. Seperti temuan ketika peneliti menuturkan: commit to user mengadakan wawancara, Sh 121 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bagi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) saya adakan remidi’ (CL.25/Sh) “Bagi yang sudah melampaui KKM, saya beri tugas pengayaan”(CL.27/Sh). Oleh guru Sh remidi dilakukan tidak hanya satu kali, tetapi berkali-kali sampai siswa mencapai nilai lebih besar sama dengan angka rumusan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam temuan peneliti, guru Sh menuturkan: Saya mengadakan remidi sampai siswa tersebut mencapai batas tuntas. Jika remidi satu kali belum mencapai batas tuntas, maka saya remidi lagi sampai mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)”(CL26/Sh). Dalam melakukan remidi, guru Sh menyusun sebuah program remidi, seperti yang telah ditukan peneliti melalui kajian dokumen. Namun program remidi belum mengacu seperti yang diamanatkan melalui Permendiknas nomor 19 tahun 2007. Bagi siswa yang telah melampaui ketuntasan minimal oleh guru Sh diberikan tugas pengayaan. Tugas pengayaan diambilkan dari materi yang berkaitan dengan tugas pengembangan. Tujuannya adalah untuk memperdalam serta memperluas materi pelajaran. Guru Sh menuturkan dalam temuan penelitan sebagai berikut: “Bagi yang sudah melampaui KKM, saya beri tugas pengayaan” (CL26/Sh). Dari temuan penelitian, pelaksanaan evaluasi telah dilakukan oleh guru Sh secrara sistematis, dari perencanaan sampai dengan tindak lanjut. Ada satu hal yang menjadi cacatan peneliti ketika observasi di kelas, yaitu guru Sh belum melakukan penilaian proses to user secara optimal. Yang commit dilakukan oleh guru Sh, penilaian proses hanya 122 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berupa kode-kode tertentu untuk memotivasi siswa, jadi belum sampai pada penilaian kemampuan siswa menguasai kompetensi tertentu. e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seperti yang dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 dalam Bab I pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Dalam hal tersebut, SMP Negeri 1 Ampel melaksanakan pembinaan kesiswaan melalui banyak kegiatan ektrakurikuler, seperti: kepramukaan, olahraga, dan kesenian. Salah satu pembinaan kesiswaan di SMP Negeri 1 Ampel ada yang melalui kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Kegiatan ekstrakurikuler seni musik dimaksudkan sebagai wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik di sekolah. Seperti yang telah disampaikan guru Sh dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut: “Pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Sekolah telah memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL04/Sh). 12. Hasil yang dicapai melalui implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Visi yang dirumuskan oleh SMP Negeri 1 Ampel Boyolali adalah: “Membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan berbudaya”. Untuk mewujudkan visi tersebut, harus didukung dengan commit to user 123 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id upaya-upaya yang nyata dari sekolah. Salah satu upaya awal yang dilakukan adalah merumuskan program-program dalam sebuah misi dan tujuan sekolah. Banyak program yang telah dirumuskan oleh sekolah untuk mewujudkan visi tersebut. Sebagian program telah dituturkan oleh Kepala Sekolah (Es) sebagai gerikut: “Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan dengan pendekatan CTL. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki” (CL09/Es). Implementasi pembelajaran merupakan bentuk nyata dari program yang telah dirumuskan dalam misi sekolah untuk mencapai visi. Sebagian dari visi SMP Negeri 1 Ampel adalah “membentuk manusia yang trampil, berbudaya. Seperti dikutip oleh peneliti dari pernyataan Kepala Sekolah (Es), sebagai berikut: Visi SMP Negeri 1 Ampel tahun pelajaran 2011/2012 adalah: “membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan berbudaya”. Jika dikaitkan dengan visi tersebut implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) merupakan satu rangkaian program untuk membentuk manusia yang trampil dan berbudaya. Untuk menambah wawasan dan pengembangan budaya serta ketrampilan khususnya dibidang seni musik, SMP Negeri 1 Ampel Boyolali juga menyediakan wadah penyaluran potensi kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Temuan ini telah disampaikan oleh guru Sh sebagai berikut: commit to user 124 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “...Sekolah telah memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL.04/Sh). Melalui kegiatan eksrakurikuler dapat memberi bekal kepada siswa dalam pengembangan potensi di bidang musik untuk menjadi sebuah prestasi. Temuan oleh peneliti lewat wawancara bahwa SMP Negeri 1 Ampel setiap mengikuti lomba maupun festival seni musik, baik vokal maupun vokal group sering mendapat juara. Dalam temuan tersebut dituturkan oleh guru Sh sebagai berikut: “Benar pak, kebetulan siswa SMP Negeri 1 Ampel ketika mengikuti lomba-lomba maupun festival musik sering mendapatkan juara, baik di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan karesidenan” (CL01/Sh). Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel, dlaksanakan melalui kegiatan pembelajaran kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan kokurikuler mengacu pada kurikulum yang ada, seperti yang dimuat dalam struktur dan muatan kurikulum. Waktu pelaksanaanya adalah pagi hari. Sedangkan kegiWaktu pelaksanaanya adalah pagi hari. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada program sekolah untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Hasil yang dicapai dari kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel, baik melalui pembelajaran kokurikuler maupun ekstrakurikuler adalah sebagai berikut: commit to user 125 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa hasil nilai belajar yang digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. Hasil nilai belajar ini merupakan hasil tindak lanjut dari proses pembelajaran melalui penilaian. Rata-rata nilai hasil belajar pada akhir semaster maupun akhir sekolah telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM). b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1 Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat ditunjukkan melalui lomba atau festival di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Pada tahun pelajaran 2011/2012, dalam lomba solo vokal dan vokal group meraih juara 1 tingkat kabupaten Boyolali. c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian alumni ada yang memiliki gorup musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian siawa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di tengah-tengah kehidupannya. Melalui kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) secara intrakurikuler, dapat dijadikan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII dan VIII, maupun kelulusan sekolah bagi siswa kelas IX. Pernyataan seperti ini berdasar pada hasil temuan penelitian lewat kajian dokumen. commit to user 126 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 13. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel. Dalam implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ada temuan mengenai hal-hal yang dapat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik). Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali meliputi: 1) Siswa bersedia membawa alat musik sendiri dari rumah, karena sebaian besar telah memiliki alat musik, meskipun hanya sedrhana; 2) Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran seni musik; 3) Sekolah sering mengadakan kegiatan lomba seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi untuk mengekspresikan kemampuannya secara optimal. Hal ini dapat diketahui dari temuan yang dituturkan oleh guru Sh, sebagai berikut: “Ada, Faktor yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran antara lain: 1) Sebagian besar siswa memiliki alat musik, meskipun hanya yang bersifat ringan; 2) Ada dukungan sarana dan prasarana dari sekolah; 3) Disediakan fasilitas bagi siswa untuk mengekspresikan hasil karya musiknya, sehingga siswa yang berambisi untuk tampil termotivasi dalam mengikuti kegiatan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik)” (CL.15/Sh). Selain tiga hal tersebut ada lagi faktor pendukung yang sangat efektif upengalamntuk pembinaan siswa khususnya di bidang musik, yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Seperti temuan yang dituturkan oleh guru Sh, antara lain: commit to user 127 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “.....Pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Sekolah telah memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL.04/Sh). Faktor guru juga memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk keberhasilan kegiatan pembelajaran. Guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel telah memiliki pengalaman serta wawasan yang luas dalam hal seni musik. Temuan dalam penelitian telah dituturkan oleh Ur. Kurikulum sebagai berikut: “Guru seni musik di SMP Negeri 1 Ampel berkualifikasi pendidikan Diploma II (DII). Tetapi beliau memiliki pengalaman yang banyak dalam hal seni musik.Beliau juga telah memiliki masa kerja lebih dari 25 tahun, sehingga wawasan terhadap seni musik sudah sangat memadai” (CL13/M). Melalui pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut, maka kegiatan pembelajaran akan dapat didesain dengan baik yang akhirnya bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, menghasilkan out comers yang diharapkan oleh masyarakat. 14. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali Dalam setiap kegiatan apapun tentu akan menghadapi sebuah kendala, meskipun kadarnya hanya sedikit. Seperti yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, terdapat kendala-kendala atau hambatan yang harus commit to user diahadapi dan dicarikan solusinya. 128 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hambatan atau kendala-kendala tersebut dikemukakan oleh guru Sh dalam temuan penelitian ini sebagai berikut: “Kendala atau hambatan itu pasti ada. Yang pertama, menurut saya alokasi waktu dalam struktur kurikulum untuk mata pelajaran seni budaya (seni musik) kalau hanya 2 jam tatap muka dalam satu minggu masih belum cukup. Hal ini menjadi kendala bagi siswa untuk mempraktikkan alat musik. Yang kedua, sebagian siswa tidak memiliki alat musik untuk berlatih di rumah, akibatnya ketika praktik di kelas siswa tersebut tidak bisa memainkan alat musik yang sudah diajarkan. Yang ke tiga, mata pelajaran seni budaya (seni musik) tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional, anggapan siswa mata pelajaran seni budaya (seni musik) tidak penting, sehingga siswa yang beranggapan seperti ini kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik)” (CL.12/Sh). Seperti penuturan tersebut di atas, bahwa alokasi waktu yang hanya 2 (dua) jam tatap mukadimungkinkan krang memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik). Alasannya adalah bahwa muatan mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki cakupan materi yang luas dan membutuhkan pengembangan atau perluasan melalui praktek. Oleh karena itu waktu yang disediakan harus memadai. Instrumen (alat musik) dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) memiliki pengaruh yang kuat terhadap pencapaian kompetensi. Oleh karena itu jika siswa tidak memiliki alat musik akan mengganggu atau menghambat ketercapaian kompetensi terhadap siswa itu sendiri. Kendala berikutnya adalah kurangnya motivasi terrhadap siswa commit user (seni musik). Hal ini menurut terhadap mata pelajaran senitobudaya 129 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penuturan guru Sh dikarenakan mata pelajaran seni budaya (seni musik) bukan mata pelajaran yaang diujikan secara nasional. Kenyataan yang terjadi sekarang ini, sekolah-sekolah selalu memprioritaskan hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik. Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah yang menghendaki seratus persen (100%). Hal ini berdampak pada siswa untuk memberi prioritas belajar terhadap mata pelajaran yang diujikan secara nasional. D. Pembahasan Pembahasan atas temuan-temuan penelitian dipaparkan untuk menjawab atas lima rumusan masalah penelitian yang menyangkut tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik). Disamping itu, pembahasan juaga didasarkan pada landasan teori yang membangun adanya penelitian ini. Pemaparan dalam pembahasan ini akan dikelompokkan menjadi lima bagian. Pertama adalah, perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pembahasan pada bagian ini diuraikan untuk menjawab rumusan yang pertama. Kedua, pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pada bagian ini, pembahasan dilakukan untuk memberikan jawaban pada rumusan yang kedua. Ketiga, hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Uraian pada bagian ini merupakan jawaban commit to user 130 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terhadap rumusan masalah yang ketiga. Keempat, faktor yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolai. Paparan pembahasan pada bagian ini adalah unuk menjawab rumusan masalah yang keempat. Kelima, kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Rumusan masalah yang kelima, akan dibahas pada bagian ini. 1. Perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pembahasan atas temuan penelitian yang dipaparkan di sini akan memberikan jawaban atas rumusan masalah yang pertama, yaitu: “Bagaimanakah perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pembahasan atas temuan penelitian yang menyangkur rumusan masalah ini akan disajikan dalam tiga tahap, yaitu: pertama, kurikulum yang digunakan; kedua, pengembangan silabus; dan yang ketiga, adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). a. Kurikulum Kurikulum merupakan panduan yang digunakan pada suatu institusi sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan yang disusun oleh tim pengembang kurikulum. Kurikulum yang digunakan pada commit to user 131 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tingkat sekolah dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) memiliki muatan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran. Muatan kurikulum dituangkan ke dalam kompetensi sesuai dengan beban belajar seperti yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada jenjang SMP dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima), antara lain: 1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) kelompok mata pelajaran estetika; dan 5) kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, bahwa struktur kurikulum pada jenjang SMP terdiri dari 10 mata pelajaran, dan 1 (satu) mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. Jumlah jam pelajaran dalam satu minggu adalah 32 jam ditambah 2*) ekuivalen 2 jam pelajaran, sehingga jumlah jam pelajaran dalam satu minggu ada 36 jam secara maksimal. Dari hasil wawancara dan kajian dokumen, struktur kurikulum yang dikembangkan di sekolah terdiri dari 10 mata pelajaran, dan satu mata pelajaran muatan lokal ditambah commit to user 132 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengembangan diri 2 jam pelajaran. Jenis muatan lokal masingmasing tingkatan kelas berbeda-beda. Untuk jumlah jam pelajaran semua tingkatan sama, yaitu 38 jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu. Untuk kelas VII ada pengembangan jam pelajaran, masing-masing 1 (satu)ama, yaitu 38 jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu. Untuk kelas VII ada pengembangan jam pelajaran, masing-masing 1 (satu) jam pelajaran, yaitu pada mata pelajaran: “Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada kelas VIII ada pengembangan 1 (satu) jam pelajaran untuk mata pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan, dan Seni Budaya. Sedangkan untuk kelas IX 1 (satu) jam pelajaran dikembangkan untuk mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dari kenyataan temuan penelitian di lapangan tersebut dapat dikatan bahwa, sekolah telah mengembangkan kurikulum melalui tim pengembang kurikulum. Istilah kurikulum yang dikembangkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pengembangan tersebut, sekolah memilih untuk mengembangkan jumlah jam pelajaran. Jenis mata pelajaran yang dikembagkan masing-masing tingkatan berbeda-beda. Pada tingkatan kelas IX lebih memprioritaskan pada mata pelajaran yanng diujikan secara nasional. commit to user 133 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Jika dicermati dari uraian tersebut, maka panduan kurikulum yang disusun oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tidak bersifat mutlak, sekolah bisa mengembangkan lagi sesuai dengan kondisi sekolah. Namun hendaknya mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan sekolah kebijakan yang berlaku. b. Pengembangan Silabus Berdasarkan temuan penelitian, pada setiap awal semester guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel menentukan rincian minggu efektif dalam satu semester dan menyusun program tahunan (Prota), program semester (Promes), pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Setelah rincian minggu efektif ditentukan atas dasar kalender pendidikan, guru selanjutnya menyusun program tahunan, program semester, dan silabus. Dalam pengembangan silabus, guru selalu memperhatikan komponen-kompnen yang harus disesuaikan dengan kondisi sekolah. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, commit to user alokasi waktu, dan, 134 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sumber/bahan/alat belajar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dalam Direktorat Pembinaan SMA (2010: 2). Dalam komponen kegiatan pembelajaran gruru perlu merancang mengenai kegiatan tatap muka (TM), penugasan terstruktur bagi peserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT), dan evaluasi (penilaian). Selain itu guru hendaknya menentukan sumber bahan dan merumuskan pendidikan karakter sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan tersebut dirumuskan secara rinci dan operasional, sehingga dapat memberikan acuan yang jelas untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007). commit to user 135 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel, langkah-langkah kegiatannya menunjukkan perilaku peserta didik yang jelas dan operasional. Dalam kegiatan inti pembelajaran dirancang supaya benar-benar menunjukkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007, dinyatakan bahwa: Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara terpadu dalam uraian langkah kegiatan inti, jadi tidak secara khusus terpilah-pilah dengan rincian kegiatannya. Dalam kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu dirancang oleh guru, antara lain: 1) guru mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dapat melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) Dalam mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru menggunakan beragam model pembelajaran, media pembelajaran, to userPelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sumber belajar;commit 3) Rencana 136 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dirancang supaya dapat memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) Rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) Guru merancang skenario dalam RPP dapat memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan. Konsep dasar kegiatan yang bersifat elaborasi, guru mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar dapat: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) menfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan variasi; kerja individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi commit to user 137 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Sedangkan kegiatan yang bersifat konfirmasi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) didesain yang inofatif supaya dapat: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; 4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, yaitu: a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Berdasarkan dari temuan penelitian guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampael Boyolali, telah mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya ada rumusan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan commit to user 138 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id konfirmasi, agar dalam kegiatan pembelajaran nantinya bisa menyenangkan dan menantang, serta tidak membosankan. Kemudian dalam ranah afektif, untuk mewujudkan manusia yang berkarakter kuat, dalam rancangan kegiatan pembelajaran, guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali memasukkan rumusan kegiatan yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif dalam kehidupan sehari-hari, dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), telah dirumuskan konsep pendidikan karakter dan budaya bangsa.. Peran guru dalam mengantisipasi derasnya globalisasi mutlak dibutuhkan. Dengan masuknya teknologi yang mutakhir akan membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan di segala bidang. Dalam bidang sosial budaya, gruru seni musik memiliki peran yang sangat strategis, terutama untuk menanggulangi dampak negatif, yaitu mempertahankan nilai budaya masyarakat supaya tidak tergeser oleh paham yang tidak sesuai gengan kepribadian bangsa. Guru mata pelajaran seni musik memanfaatkan pembinaan pendidikan karakter melalui jam pelajaran seni musik. Secara ringkas proses perencanaan guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dalam implementasikan pembelajaran seni budaya (seni musik) yang ditemukan di lapangan dapat dibuatkan sebuah “flow chart” seperti berikut ini: commit to user 139 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kalender Pendidikan (Kaldik) SILABUS Rincian Minggu Efektif Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi Program Tahunan (Prota) Program Semester (Promes) Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa Gambar 6 Flow Chart Perencanaan Pembelajaran 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Setelah membuat perencanaan yag cermat, mnarik dan profesional, guru menerapkan atau mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran harus menciptakan suasana yang menunjukkan proses belajar siswa. Proses belajar tersebut merupakan suatu proses yang bersifat komplek. commit to user 140 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menurut pendapat Weil, dalam Sumiati dan Asra, (2007:3) mengatakan bahwa: Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang komplek (rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi pengalaman kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang dicapai sebenarnya, merupakan acuan dalam penelenggaraan proses pembelajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka perlu berpegang pada prinsip-prinsip bahwa, belajar itu hendaknya dilakukan secara bertahap dan meningkat. Misalnya: dari materi yang bersifat sederhana meningkat menjadi materi-materi yang bersifat rumit atau sulit; dari materi yang bersifat kongkrit dari materi yang bersifat kongkrit dibawa menuju materi yang bersifat abstrak; dari materi yang bersifat umum meningkat menjadi yang bersifat analisis dengan kajian lebih rumit. Jika diperhatikan dari uraian tersebut di atas, maka inti proses kegiatan pembelajaran dalah siswa belajar. Belajar dapat berhasil dengan baik, jika dilakukan secara aktif dan interaktif. Maka sangat diperlukan strategi, metode, teknik maupun taktik pembelajaran oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. a. Strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran akan banyak ditentukan oleh teknik penyajian yang dilakukan oleh seorang guru. Dalam penyajiannya guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali membagi dalam tiga bagian, antara lain: bagian kesatu commit to user 141 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pendahuluan, bagian kedua kegiatan inti pembelajaran, dan yang ketiga adalah penutup. Pada bagian pendahuluan guru mengadakan pre tes dan apersepsi. Pre tes dilakukan oleh guru dapat dijadikan sebagai alat mengenal entry behavior. Penguasaan atau keberhasilan menjawab tes merupakan dasar pengetahuan kita tentang kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran yang dipelajari. Kemudian guru memberikan apersepsi dalam upaya untuk mengaitkan pada materi yang akan disajikan pada saat itu. Sehingga siswa akan terbawa pada materi yang akan dibahas. Setelah selesai apersepsi, guru menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran, dengan memaparkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, termasuk indikator ketercapaian kompetensi bagi siswa. Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, guru mulai menerapkan strategi pembelajaran yang sudah dirancang melalui rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah cooperattif learning dengan pendekatan Contectual Teaching and Learning (CTL) Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan. Pada awal, guru mengarahkan siswa untuk menyatu atau mengelompok pada kelompoknya yang sudah terbentuk sebelumnya. commit to user 142 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Langkah berikutnya, siswa secara klasikal bersama-sama memainkan alat musik dengan bimbingan guru secara berulang-ulang. Setelah dilakukan secara klasikal, praktik bermain alat musik dilanjutkan secara kelompok. Dalam bentuk kelompok, guru berkeliling mengitari tiap-tiap kelompok untuk memantau dan membimbing siswa. Metode demostrasi yang diterapakan oleh guru tersebut sangat efektif dan menyenangkan, tebukti dengan ditandainya aktifitas siswa yang interaktif. Melalui metode demonstrasi dan teknik bermain klasikal maupun kelompok tersebut, dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan segala potensinya secara optimal. Pengelolaan kelas menjadi tertib dan kondusif. Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengadakan umpan balik, membuat kesimpulan bersama, serta melakukan pos tes untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran. Jika diamati, guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada proses. Anak terlihat disiplin, tertib, tanggung jawab, mandiri dan kerjasamanya baik ketika mempraktekkan alat musik, baik secara klasikal maupun kelompok. Dalam proses ini selain melatih ketrampilan, juga tertanam pendidikan karakter, mengembangkan imaginasi, ekspresi, dan kreativitas. commit to user 143 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Seperti pendapat Sindie Gunara (2007) sebagai berikut: Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis. Kalau memang ternyata melalui pendidikan seni dapat menghasilkan seorang seniman maka itu merupakan dampak saja. Dari temuan penelitian dan landasan teori dapat disimpulkan bahwa, dalam pembelajaran seni budaya (seni musik)ingkat SMP lebih menekankan pada prosesnya. Sebab SMP adalah sekolah yang masih bersifat umum, sehingga seni musik yang diajarkan di sekolah tersebut tidak mencetak menjadi seorang pemain musik. Jika kebetulan jadi seorang pemain musik, itu hanya sebagai dampaknya saja. b. Media Pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih kongkrit. Gagne dan Briggs (1979) dalam Sumiati dan Asra (2009: 160) menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar. commit to user 144 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Selanjutnya Sri Anitah (2009: 5) memberikan definisi mengenai media adalah sebagai berikut: Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Temuan penelitian di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, guru memanfaatkan media pembelajaran dengan menggunakan alat musik recorder dan pianika sebagai alat musik melodi, serta gitar sebagai alat musik harmoni. Ketika pembelajaran praktek memainkan alat musik melodis, guru menjelaskan teknik bermain recorder dengan penjarian yang benar secara langsung diperagakan menggunakan alat musik recorder. Siswa juga ikut memperagakan secara bersamasama dan dibimbing oleh guru. Dengan demikian siswa dapat melihat dan mempraktekkan secara nyata, dan tidak menimbulkan verbalisme. Sedangkan dalam teknik bermain pianika, guru menjelaskan teknik penjarian melalui gambar kemudian diperagakan dengan alat musik pianika yang sudah disediakan sebelumnya. Karena sebagian besar siswa tidak memiliki pianika, maka oleh guru menyuruh atau menugasi siswa untuk membuat gambar klavier piano. Gambar klvier piano ini digunakan untuk peragaan teknik penjarian. Melalui latihan dengan gambar klavier piano ini, siswa akan terlatih ketrampilan penjarian, dan memahami benar letak-letak titinada pada pianika. Setelah banyak berlatih melalui gambar klavier piano, guru commit to user 145 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id membimbing siswa untuk memainkan pianika yang sebenarnya. Meskipun gambar tersebut bersifat imitasi, namun siswa merasa senang dan tertarik. Dengan demikian media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat mengantarkan pesan pembelajaran kepada peserta didik. Dari uaraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, pemanfaatan media pembelajaran seni budaya (seni musik) oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran yang efektif, tepat guna, akan membawa pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yag diharapkan. c. Penelolaan Materi Pembelajaran. Berdasarkan kajian teori dan temuan dalam penelitian, pengelolaan materi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah dirumuskan dalam rancangan pemebelajaran secara sistematis dan mengacu pada kriteria pemilihan dan penentuan materi pembelajaran. Materi pembelajaran dikelola secara berjenjang dan terkait antara materi yang satu dengan yang lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan penyajian materi dengan konsisten dan konsekuen sesuai dengan commit to user 146 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id rancangan pembalajaran yang telah dibuat. Penyajian materi pembelajaran yang berjenjang dapat membantu siswa dalam proses belajar. Siswa belajar mulai dari disiplin ilmu yang paling dasar, kemuduan meningkan ketingkat yang lebih rumit. Dari aspek psikomotor, siswa dapat belajar atau berlatih memainkan alat musik dari latihan yang paling dasar sampai ke tingkat yang tidak terbatas sesuai dengan kamampuan yang dimilik oleh siswa. d. Evaluasi Pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu rangkaian dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk membandingkan antara output hasil proses pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pada awal pembelajaran. Prosedur pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika kompetensi yang diharapkan memiliki aspek kognitif, maka jenis evaluasinya adalah tertulis. Sedangkan jika kompetensi yang hendak dicapai memiliki aspek psikomotor, maka jenis evaluasinya adalah tes perbuatan. Jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Aampel Boyolali ada bermacam-macam, antara lain: tes awal pelajaran (pre tes) yang digunakan untuk mrngetahui kemampuan awal peserta didik, tes commit to user 147 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id akhir pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima pelajaran, test formatif atau ulangan harian yaitu untuk mengetahui kemampuan anak dalam menguasai kompetensi dasar tertentu, tes sumatif untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai standar kompeteai standar kompetensi dalam satu semester. Sebelum evaluasi dilaksanakan, guru telah membuat perencanaan terlebih dahulu, agar hasil yang dharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya. Khususnya evaluasi yang dilakukan pra pembelajaran, guru tidak merumuskan jenis, bentuk, dan alat evaluasinya. Untuk evaluasi yang lain, guru selalu merumuskan mulai dari jenis evaluasi, bentuk evaluasi, instrumen evaluasi, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Evaluasi dalam bentuk pos tes, guru telah merumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk ulangan harian dirumuskan secara terpisah dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Karena pada ulangan harian, materi soal mengambil dari beberapa indikator dari beberapa kompetensi dasar (KD). Oleh karena mengacu pada indikator-indikator dari beberapa kompetensi dasar (KD), maka jumlah soal yang dibuat lebih banyak dari soal pre tes maupun pos tes. Agar soal ulangan harian tersebut mampu mengukur kemampuan siswa terhadap indikator ketercapaian, maka dalam commit to user 148 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal. Melalui kisi-kisi soal, butir soal yang disusun oleh guru akan tepat sasaran pada rumusan indikator pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kisi-kisi yang disusun oleh guru memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, dan bentuk soal. Setelah kisi-kisi dibuat, guru menyusun butir soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun. Tahap berikutnya membuat kunci jawaban yang digunakan sebagai pedoman untuk mengukur atau menentukan kebenaran jawaban siswa. Patokan yang digunakan untuk memberi nilai terhadap jawaban siswa, dibuat pedoman penilaian yang disebut dengan kriteria penilaian. Di atas telah disebutkan bahwa, evaluasi digunakan untuk mengetahui penguasaan kompetensi bagi siswa. Dalam hal ini maka guru menentukan batas nilai minimal yang harus diperoleh bagi siswa dalam penguasaan kompetensi tertentu. Batas ketuntasan minimal tersebut dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Nilai ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) adalah 75. Artinya, siswa dinyatakan telah menguasai kompetensi jika memperoleh nialai di atas sama dengan 75. Sehingga yang memperoleh nilai kurang dari 75 harus mengulang sampai memperoleh nilai di atas sama dengan 75. Sebagai tindak lanjut dari analisis hasil nilai ulangan harian, guru mengadakan program kegiatan remidial dan pengayaan. commit to user 149 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kegiatan remidi remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. Oleh karena itu guru memfasilitasi paersta didik yag niilainya kurang untuk mengikuti ulangan lagi atau tes remidi. Bagi siswa yang nilainya sudah melampaui KKM, maka guru memberikan tugas pengayaan. Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yan belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian). Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, proses kegiatan pembelajaran yang diawali dengan desain perencanaan pembelajaran yang baik akan lebih terarah dan mencapai commit to user 150 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sasaran yang diharapkan. Dalam setiap kegiatan telah disusun langkahlangkah yang sistematis, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan berkualitas. Mulai dari perumusan tujuan, pemilihan pendekatan, strategi, metode, dan teknik serta taktik pembelajaran yang tepat mmbuat suasana jadi menarik bagi peserta didik. Hal lain yang sangat menentukan dalam kegiatan pembelajaran adalah media pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran yang didukung oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Sebab media pembelajaran berfungsi sebagai perantara atau mengantarkan pesan pembelajaran kepada siswa. Tentang media, Webster Dictionary (1960) dalam Sri Anitah (2009: 4) menyatakan: Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Seperti yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel boyolali, memanfaatkan media alat musk yang riil dapat memberikan pesan dan kesan pembelajaran yang menyenangkan. Pada akhir pembelajaran, guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai kompetensi yang disajikan, sehingga akan dapat mengukur hasil dari proses pmbelajaran. commit to user pembelajaran seni budaya (seni Secara garis besar proses kegiatan 151 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dapat digambarkan dalam “flow chart” sebagai berikut: Pemilihan Strategi, Metode, Teknik, Dan Taktik Pembelajaran Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Pembelajaran 3. Penutup Pemanfaatan Media Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Remedial Pengayaan Gambar 7 Flow Chart Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel. Dari temuan penelitian, pelaksanaan evaluasi telah dilakukan oleh guru Sh secara sistematis, dari perencanaan sampai dengan tindak lanjut. Ada satu hal yang menjadi cacatan peneliti ketika observasi di kelas, yaitu guru Sh belum melakukan penilaian proses secara optimal. Dalam pembelajaran kontekstual penilaian berbasis proses memnerikan kontribusi keberhasilan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ingin dicapai. Jika penialaian proses dilakukan oleh guru secara commit to user 152 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id optimal, guru akan lebih memahami kemampuan siswa siswa dalam menyerap materi pembelajaran. e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik. Kegiatan ekstrakurikuler pada suatu sekolah merupakan wahana pengembangan minat dan bakat bagi siswa. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 dalam Bab I pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler memiliki peranan yang sangat strategis dalam rangka untuk mengadakan pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dilaksanakan untuk mengembangkan minat dan potensi musik yang dimiliki oleh siswa agar bisa optimal. Dengan harapan dapat mendukung terwujudnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah dirumuskan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan wawasan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam bidang seni musik dan dapat mendukung pembelajaran seni musik secara kookurikuler yang terdapat di dalam struktur dan muatan kurikulum. 3. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolai. commit to user 153 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah disusun dan dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum. Apa yang hendak dicapai telah dirumuskan melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan lagi menjadi indikator-indikator. Untuk mengetahui ketercapaian indikator, guru mengadakan evaluasi atau penilain hasil belajar. Sebagai patokan keberhasilan siswa menguasai kompetensi tersebut dibuatlah standar penilaian yang mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah, SMP Negeri 1 Ampel Boyolali mengadakan kegiatan tambahan yang berupa ekstrakurikuler seni musik. Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler seni musik juga digunakan untuk mempersiapkan siswa meeningkatkan prestasi di lingkungan sekolah maupun masyarakat yang berupa ketraampilan bermusik. Dari kegiatan kookurikuler maupun ekastrakurikuler yang diselenggarakan oleh SMP Negeri 1 Ampel, hasil yang dicapai meliputi: a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa nilai hasil belajar yang digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. Hasil nilai belajar ini merupakan hasil tindak lanjut dari proses pembelajaran melalui commit to user 154 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penilaian. Rata-rata nilai hasil belajar pada akhir semester maupun akhir sekolah telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ketercapaian hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa telah menyelasaikan satu paket kurikulum yang sudah dirumuskan di dalamnya, khususnya mata pelajaran seni budaya (seni musik). b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1 Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat ditunjukkan melalui lomba atau festival di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Pada tahun pelajaran 2011/2012, dalam lomba solo vokal dan vokal group meraih juara 1 tingkat kabupaten Boyolali. Prestasi yang diperoleh melalui kemampuan siswa membuktikan bahwa proses pembelajaran seni musik yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kualitas yang baik. Prestasi siswa juga menunjukkan keberhasilan sekolah dalam mewujudkan visi, misi, dantujuan sekolah. c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian alumni ada yang memiliki gorup musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian siswa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di tengah-tengah kehidupannya. Sekolah akan mendapat pengakuan dari masyarakat jika sekolah tersebut melahirkan outcomers yang berkualitas. commit to user 155 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dari uraian tersebut di atas hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah memenuhi harapan dari program kulrikulum yang telah dikembangkan di sekolah. 4. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Dari temuan penelitian, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Faktor tersebut meliputi: a. Siswa bersedia membawa alat musik sendiri dari rumah, karena sebaian besar telah memiliki alat musik, meskipun hanya sederhana; b. Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran seni musik; c. Sekolah sering mengadakan kegiatan lomba seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi untuk mengekspresikan kemampuannya secara optimal. Mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki karaktristik yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Baik dari segi tujuan maupun bentuk penyelenggaraannya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang luar biasa serta sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang semakin lengkap, akan lebih meningkatkan commit to user 156 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tingkat ketercapaian pembelajaran yang semakin tinggi. Namun harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yag berkualitas dalam hal ini adalah guru yang berpotensi. Seperti yang ada di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, Guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) telah memiliki pengalaman serta wawasan yang luas dalam hal seni musik. Melalui pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut, maka kegiatan pembelajaran akan dapat didesain dengan baik yang akhirnya bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, menghasilkan out comers yang diharapkan oleh masyarakat. 5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Suatu kegiatan tidak akan semuanya berjalan seratus persen seperti yang diharapkan di dalam program sebelumnya. Kadang-kadang akan menghadapi hambatan-hambatan atau kendala tertentu. Seperti yang terjadi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Alokasi tatap muka dalam pembelajaran seni musik hanya 2 (dua) jam, sehingga dimungkinkan kurang memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik). Alasannya adalah commit to user 157 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bahwa muatan mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki cakupan materi yang luas dan membutuhkan penegembangan atau perluasan melalui praktek. b. Sebagian siswa ada yang tidak memiliki alat musik, sehingga akan mengganggu atau menghambat proses pembelajaran yang dilaksanakan secara klasikal. Siswa yang tidak memiliki alat musik akan tertinggal dengan siswa yang memiliki alat musik. Siswa tersebut harus memerlukan bimbingan khusus dan akan menyita waktu lebih lama. c. Kendala berikutnya adalah kurangnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni musik). Hal ini disebabkan adanya kesan siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni musik) bukan mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Kenyataan yang terjadi sekarang, sekolah-sekolah selalu memprioritaskan terhadap pencapaian hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik. Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah yang menghendaki lulus seratus persen (100%). Hal ini berdampak pada siswa untuk memberi prioritas belajar terhadap mata pelajaran yang diujikan secara nasional, dan mata pelajaran lain menjadi anak tiri. Solusi yang hendak dilakukan oleh sekolah. Masalah pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk mengantarkan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Di commit to user 158 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dalamnya terkandung hal-hal yang sangat komplek. Ada banyak komponen, dan setiap komponen harus berfungsi menjalankan perannya masing-masin. Jika ada sa, dan setiap komponen harus berfungsi menjalankan perannya masing-masin. Jika ada salah satu komponen terselah satu komponen tersebut tidak dapat dapat menjalankan peraperan dan fungsinya masing-masing, maka akan menjadi kendala atau hambatan. Apalagi ada komponen-komponen tertentu tidak terpenuhi, tidak terpenuhi, akan menjadikan fatal dalam kegiatan pembelajaran. Berpangkal dari itu, suatu sekolah yanng menyelenggarak kegiatan pembelajaran agar mencermati setiap komponen yang ada di dalamnya. Sepertperti yang teri yang terjadi di SMP Negeri 1 Ajadi di SMP Negeri 1 Ampel, secara lahir kegiatan pembelajaran seni buddaya (seni musik) tingkat keberhasilnya synya sudah mencapai di atas 85% dari harapan yanng dikehendaki. Hasil ini telah menun. Hasil ini telah menunjukkan lebih baik dibanding dengan sekolah lain yang ada di wilayah Boyolali. Di atas sudah diuraikan ada faktor pendukung dan kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik). Solusi yang harus dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah: 1) Mengoptimalkan faktor-faktor yang dapat mendukung implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik), antara lain: commit to user 159 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id melengkapi sarana dan prasarana, mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan latihan guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) serta memfasilitasi untuk memperoleh kualifikasi pendidikan seni musik ke jenjang yang lebih tinggi; 2) Meningkatkan frekuensi panggung ekspresi dan apresiasi bagi siswa yang memiliki minat dan bakat seni musik. Panggung ekspresi dan apresiasi merupakan wahana untuk melatih talenta, ketrampilan serta menambah pengalaman kepada siswa. Sehingga semakin banyak berlatih melalui panggung, siswa akan lebih berani dan terampil serta merasa bangga bahwa mereka bisa tampil menunjukkan kemampuan di hadapan orang banyak. 3) Mengembangkan alokasi pembelajaran praktek seni musik di luar jam mata pelajaran, dengan menambah alokasi waktu dalam kegiatan ekstrakurikuler. Praktek bermain musik membutuhkan waktu yang banyak. Dengan menambah alat musik dan alokasi waktu untuk praktek, maka siswa bisa berlatih secara berulangulang. Bentuk pengulangan akan berdampak pada pembiasaan. Jika ketrampilan selalu diulang-ulang, maka akan menjadi sebuah keahlian atau pekerjaan yang profesional. 4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran seni budaya (seni musik). Untuk menghilangkan commit to user 160 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kesan yang menyatakan “Mata pelajaran seni budaya (seni musik) tidak penting, karena bukan mata pelajaran ujian nasional” hendaknya sekolah memberikan , karena bukan mata pelajaran ujian nasional” hendaknya sekolah memberikan bimbingan karir yang ada kaitannya dengan mata pelajaran seni budaya (seni musik). Melalui kegiatan bimbingan ini, siswa mengerti wawasan ke depan mengenai arti pentingnya mata pelajaran seni budaya (seni musik) bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya. commit to user 161 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian, dan kajian teori yang didalami secara seksama tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, dapat diambil kesimpulan menjadi beberapa pokok pikiran sebagai berikut: 1. Perencanaan Pembelajaran Seni budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali Sebelum melaksanakan pembelajaran guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) membuat persiapan pembelajaran dengan menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap. Mulai dari rincian minggu efektif, alokasi waktu pembelajaran, silabus, kriteria ketuntasan minimal, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Semuanya itu mengacu pada kurikulum dan kalender pendidikan yang berlaku. Penyusunan perangkat pembelajaran menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah melalui aturan yang dibuat dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, serta hasil pembinaan dari pengawas. a. Kurikulum. Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Ampel adalah commit to user Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP) yang disusun dan 161 162 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum. Struktur kurikulum memuat bermacam-macam mata pelajaran, termasuk di dalamnya adalah mata pelajaran seni budaya (seni musik). b. Silabus Silabus yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) memuat komponen-komponen atara lain: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan, sumber/bahan/alat belajar Di dalam silabusnya guru juga memasukkan kegiatan tatap muka (TM), penugasan terstruktur bagi peserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT), dan evaluasi (penilaian) mengacu pada Direktorat Pembinaan SMA. c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru, memuat langkah-langkah kegiatannya yang menunjukkan perilaku peserta didik yang jelas dan operasional. Dalam kegiatan inti pembelajaran dirancang supaya benar-benar menunjukkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan commit to user 163 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru merancang kegiatan yang bersifat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga kegiatan tersebut diranang secara terpadu dengan tujuan agar siswa terlibat langsung di dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan berpengaruh pada pengembangan potesi peserta didik secara optimal. Selain itu, guru juga mendesain pendidikan karakter budaya bangsa dalam rancangan tersebut. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolalai. Inti proses kegiatan pembelajaran adalah siswa belajar. Belajar dapat berhasil dengan baik, jika dilakukan secara aktif dan interaktif. Maka sangat diperlukan strategi, metode, teknik maupun taktik pembelajaran oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran Di dalam mengimplementasikan pembelajaran, guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali menerapkan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran dalam tiga bagian, antara lain: 1) Pendahuluan. commit to user 164 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pada bagian ini guru menyampaikan beberapa pertanyaan (pos tes) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Kemudian melakukan apersepsi guna memotivasi dan mengaitkan dengan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran. Dilanjutkan penyampaian informasi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak dicapai oleh siswa. 2) Kegiatan Inti Pembelajaran. Pada tahap ini guru mulai menerapkan strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran yang bervariasi dan terpadu. Pendekatan yang digunakan adalah Contectual Teaching and Learning (CTL) dengan strategi pembelajaran Cooperative Learning. Siswa dibimbing secara klasikal maupun kelompok untuk memainkan alat musik. Ditengahtengah pembelajaran praktek, guru membimbing dengan cara demonstrasi, dengan diselingi ceramah dan tanya jawab yang bervariasi. Teori diberikan secara inklusif dalam praktek, sehingga siswa tidak merasa jenuh. Untuk membangun pengetahuan yag kuat, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, yaitu siswa membuat aransemen sendiri, boleh secara melodis, harmonis, maupun ritmis. Setelah mengaransemen, siswa berelaborasi dengan temsnnya secara kelompok. 3) Penutup. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 165 digilib.uns.ac.id Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengadakan umpan balik, membuat kesimpulan bersama, serta melakukan pos tes untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran. b. Media Pembelajaran. Untuk membantu proses pembelajaran supaya bermakna, guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali memanfaatkan instrumen yang ada di sekolah tersebut. Temuan dalam penelitian, media yang digunakan adalah: recorder, pianika, dan gitar. Masing-masing diperagakan menurut jenis dan fungsinya. Pemanfatan media dlakukan secara sistematis, yaitu dari pengenalan instrumen, cara maupun teknik memainkan, letak-letak titinada, dan sampai pada peragaan memainkan lagu dalam bentuk sederhana. Bagi siswa yang tidak memiliki pianika, diberi tugas membuat gambar klavier piano dari kertas atau triplek. Gambar ini digunakan untuk latihan teknik penjarian. Melalui penggunaan media yang sistematis proses pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel berjalan secara efektif. c. Pengelolaan Materi Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan penyajian materi dengan konsisten dan konsekuen sesuai dengan rancangan pembalajaran yang telah dibuat. Penyajian materi pembelajaran yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id 166 digilib.uns.ac.id berjenjang dapat membantu siswa dalam proses belajar. Siswa belajar mulai dari disiplin ilmu yang paling dasar, kemuduan meningkan ketingkat yang lebih rumit. Dari aspek psikomotor, siswa dapat belajar atau berlatih memainkan alat musik dari latihan yang paling dasar sampai ke tingkat yang tidak terbatas sesuai dengan kamampuan yang dimilik oleh siswa. d. Evaluasi Pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai kompetensi tertentu, guru mengadakan evaluasi pembelajaran. Dalam evaluasi ini dibagi dalam beberapa tahap, antara lain: pos tes, dilakukan pada akhir setelah selesai pembelajaran; ulangan harian; dilakukan setelah menyampaikan materi pembelajaran minimal satu kompetensi dasar; dan ulangan akhir semester, dilakukan pada akhir semester. Khusus pada ulangan harian dan ulangan akhir semester sebelum dilaksanakan, guru membuat perencanaan evaluasi, yaitu: membuat kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Setelah dilaksanakan ulangan harian dan ulangan akhir semester, guru melakukan koreksi dan hasilnya dianalisa. Hasil analisa ditindaklanjuti dengan kegiatan remidi dan pengayaan. Untuk menentukan siswa itu telah berhasil atau belum terhadap kompetensi tertentu, guru telah menentukan dulu kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada satu hal yang belum diilaksanakan secara optimal, yaitu penilaian proses. Pada hal dalam commit to user 167 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penilaian proses memiliki fungsi yang sangat penting untuk mendeteksi kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. e. Kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dilaksanakan pada sore hari di luar jam mata pelajaran. Sebagai pembinanya adalah guru seni budaya (seni musik). Tujuannya adalah untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah, yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul”. 3. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Secara garis besar hasil yang dicapai melalui pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diuraikan sebagai berikut: a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa nilai hasil belajar yang ratarata telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM) sehingga dapat digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1 Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat ditunjukkan melalui lomba atau festival seni di tingkat kecamatan maupun kabupaten dapat meraih kejuaraan. commit to user 168 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya: ada yang memiliki gorup musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian siswa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di tengah-tengah kehidupannya. 4. Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Dari hasil kajian teori dan temuan penelitian diketahui beberapa faktor yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Ampel, antara lain: a. Sebagian besar siswa telah memiliki alat musik, meskipun hanya sederhana; b. Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran seni musik, meskipun belum optimal; c. Seringnya kegiatan lomba seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi untuk mengekspresikan kemampuannya secara optimal. d. Sumber daya manusia (SDM) guru seni musik yang memadai. 5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik ) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel antara lain: commit to user 169 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Alokasi waktu tatap muka kurang memadai jika dibandingkan dengan luasnya materi pembelajaran. b. Sebagian siswa ada yang tidak memiliki alat musik, sehingga akan mengganggu atau menghambat proses pembelajaran yang dilaksanakan secara klasikal. c. Kurangnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni musik). Hal ini disebabkan adanya kesan siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni musik) bukan mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Kenyataan yang terjadi sekarang ini, sekolah-sekolah selalu memprioritaskan terhadap pencapaian hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik. Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah yang menghendaki seratus persen (100%). Akibatnya mata pelajaran seni budaya (seni musik) menjadi anak tiri. B. Implikasi Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dan pembahasan atas temuan-temuan penelitian pada akhirnya diperoleh hasil penelitian seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi yang muncul dalam penelitian tersebut. 1. Perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) menuntut sikap keseriusan untuk bekerja yang sungguh-sungguh di hati nurani seorang guru. Sikap yang demikian akan mampu menghasilkan rancangan pembelajaran yang matang, berbobot, menarik, kreatif dan inovatif. Kesadaran yang tinggi akan commit to user 170 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pentingnya perencanaan pembelajaran akan membangkitkan semangat dan mengorbankan tenaga dan waktunya untuk mendesain perencanaan pembelajaran yang matang, yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran akan berkualitas dan bermakna. 2. Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) akan lebih efektif, jika pada tahap pre-implementasi dirancang secara matang oleh guru. Perencanaan yang matang, berbobot, dan menarik memiliki implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, yaitu guru akan melakukan hal-hal yang terbaik sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan figur seorang guru yang sabar, kreatif dan komunikatif, sebab untuk menciptakan kondisi pembelajaran itu tidak mudah. Guru dituntut kreatifitasnya dalam pemilihan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran, serta kreatifitasnya dalam memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Selain itu, pengorganisasian materi yang sistematis berjenjang akan membantu siswa dalam prose belajar. Pelaksanaan evaluasi yang jujur, objektif dan adil mengimplikasikan bahwa guru selama membuat dan melaksanakan perencanaan tes tersebut betul-betul memahami yang seharusnya diukur selama proses pembelajaran, dan apa yang seharusnya diukur pada setiap evaluasi dilaksanakan. Evaluasi yang jujur dan adil juga mengimplikasikan perkiraan yang akurat untuk mengukur sejauh mana ketercapaian dan ketuntasan siswa terhadap materi dan kompetensi tertentu oleh siswa. Siswa dengan tulus menerima hasil belajar yang diperolehnya jika penilaian atau evaluasi commit to user 171 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dilaksanakan secara jujur, adil dan objektif. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir awal dan akhir pembelajaran saja, akan tetapi dilaksanakan pada proses pembelajaran agar kemampuan siswa terhadap kompetensi tertentua dapat dikatahuii, mana siswa yang lemah dan mana siswa yang memiliki keunggulan. 3. Hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian dari perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran. Sebuah hasil akan diperoleh secara ideal, jika dari perencanaan sudah dirancang dengan strategi, metode, teknik dan taktik yang matang. Untuk mencapai hasil yang ideal dalam kegiatan pembelajaran membutuhkan konsekuensi dari seorang guru secara konsisten dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembelajaran. 4. Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran hendaknya dimanfaatkan secara optimal untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang guru dituntut kreatifitasnya untuk menggali faktor-faktor yang dapatmendukung pelaksanaan pembelajaran. Tanpa kreatifitas guru, kegiatan pembelajaran hanya berjalan biasa-biasa saja seperti sesuatu yang berjalan secara rutinitas. Jika pembelajaran hanya bersifat rutinitas saja, maka kualitas pendidikan akan semakin menurun. 5. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran pasti akan muncul suatu saat, dan itupun tidak pernah dapat diprediksi. Untuk menghindari terjadinya kendala dalam kegiatan pembelajaran, guru hendakanya cermat memprediksi hal-hal yang terjelek yang dimungkinkan akan muncul. Minimal guru harus mampupu meminimalisir munculnya hambatan. commit to user Jika memang harus 172 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menghadapi kendala, guru dituntut untuk mengatasi kendala tersebut, sehingga tidak akan mengurangi hasil yang diperolehnya. C. Saran Implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) lebih menekankan pada pembelajaran praktek. Teori yang mendasari dalam seni budaya (seni musik) dapat disampaikan kepada siswa secara inklusif di dalamnya. Faktor pendukung utama dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) adalah sarana prasarana dan sumber daya manusia (SDM). Saran yang disampaikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepada pemegang kebijakan pendidikan (Top Manager) sekolah untuk: a. Memberi perhatian terhadap kebutuhan pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang banyak membutuhkan sarana dan prasarana berupa tempat dan alat musik. b. Mengoptimalkan dan memfungsikan sumber daya yang ada di sekolah secara optomal, baik sumber daya yang berupa sarana dan prasaran serta sumber daya manusia (SDM) guru seni budaya (seni musik) demi meningkatkan kualitan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang sudah ada dimanfaatkan yang seoptimal mungkin, sedangkan sumber daya manusia (SDM) guru seni musik untuk semakin ditingkatkan dan dikembangkan melalui pendidikan latihan. commit to user 173 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif, yang memungkinkan dapat mendukung dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran siswa. d. Selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya, dan pembelajaran seni budaya (seni musik) pada khususnya. e. Memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi musiknya melalui kegiatan ekstrakurikuler seni musik. f. Memberikan reward kepada para siswa yang telah berhasil meraih prestasi seni musik, baik di tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, maupun nasional, dengan tujuan untuk memberi motivasi kepada siswa. Melalui pemberian reward tersebut akan menambah motivasi kepada siswa yang meraih prestasi, dan memacu bagi siswa lain untuk memperoleh prestasi. 2. Kepada guru seni budaya (seni musik) untuk: a. Meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru seni musik, yang dituntut untuk memliki kompetensi di bidang musik, baik secara teori maupun praktek. b. Membuat rancangan pembelajaran yang berbobot, menarik, kreatif, dan inovatif, serta dapat memberikan gambaran pembelajaran yang bermakna. c. Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu menerapkan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran yang commit to user 174 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tepat. Termasuk dalam hal pemanfaatan media, guru harus mampu memanfaatkan media pembelajaran. d. Mampu mengantisipasi munculnya hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran. e. Mampu mengadakan evaluasi pembelajaran secara jujur, adil, dan objektif. f. Meningkatkan pembimbingan siswa melalui kegiatan ekstrkurikuler. 3. Bagi peneliti lain yang mencoba untuk mengadakan penelitian yang sejenis, perlu sekiranya memperhatikan hal-hal tersebut yang menjadikan beberapa kelemahan yang ada dalam penelitian ini. Adapun kekurangan maupun kelemahan dalam penelitian ini, antara lain: a. Dalam melakukan perekaman berbagai sumber data kurang maksimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor non-teknis. b. Informan sebagai salah satu sumber data sangat terbatas, sehingga perlu dikembangkan demi sempurnanya karya penelitian. c. Adanya keterbatasan pemahaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, perlu menjadikan masukan bagi peneliti lain agar lebih memahami serta menguasai segala teknis penelitian terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan penelitian agar terwujud penelitian yang sempurna commit to user