BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

advertisement
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan
III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
II-2010 sebesar 7,33% (y.o.y). Perlambatan tersebut berada dibawah angka proyeksi Bank
Indonesia Gorontalo sebelumnya (7,6% y.o.y). Rendahnya pertumbuhan ekonomi pada
triwulan III-2010 didorong secara signifikan oleh melambatnya konsumsi pemerintah
sementara indikator sisi permintaan lainnya menunjukkan peningkatan (konsumsi swasta,
investasi dan ekspor-impor). Kondisi ini semakin menguatkan analisis makro bahwa tingkat
ketergantungan perekonomian regional terhadap konsumsi pemerintah sangat dominan.
Disisi penawaran, melemahnya kinerja perekonomian didorong oleh hampir
keseluruhan sektor kecuali perdagangan dan angkutan. Kedua sektor dimaksud masih
tumbuh optimis terkait musim lebaran lalu. Sementara sektor konstruksi dan jasa
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kedua
sektor dimaksud memang erat kaitannya dengan pembiayaan pemerintah daerah. Kegiatan
konstruksi yang mendominasi di Gorontalo adalah kegiatan konstruksi proyek pemerintah
daerah sementara sektor jasa-jasa lebih didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan
umum (kontribusinya mencapai 75% terhadap keseluruhan sektor jasa)
Grafik 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
1.1
SISI PERMINTAAN
Kontribusi konsumsi pemerintah cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi
perekonomian regional. Tren melemahnya konsumsi pemerintah memberikan efek yang
sangat signifikan bagi perlambatan ekonomi. Efek perlambatan terkait keterbatasan
kapasitas fiskal pemerintah daerah telah diperkirakan sebelumnya ketika anggaran APBD
Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota pada tahun 2010 tidak mengalami pertumbuhan secara
signifikan dibandingkan tahun 2009. Namun efek perlambatan yang terjadi sedikit diredam
oleh kegiatan konsumsi swasta, investasi dan ekspor/impor. Konsumsi swasta dan impor
meningkat seiring dengan musim lebaran Idul Fitri, kegiatan ekspor meningkat lebih
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
1
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
didorong oleh peningkatan produksi jagung sementara kenaikan investasi seiring dengan
masuknya investasi PMA dari PT Harim.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
KOMPONEN
2009
I
II
2010
III
IV
I
II
III
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
11.66
12.57
11.11
8.17
10.93
13.96
15.26
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
14.48
21.69
21.43
19.64
19.08
18.64
16.82
Pembentukan Modal Tetap Bruto
23.85
27.52
18.88
13.26
19.49
19.72
21.98
Ekspor Barang dan Jasa
(6.18)
(2.24)
5.69
(4.43)
4.13
5.67
18.73
Impor Barang dan Jasa
23.81
42.34
10.13
5.15
9.47
9.85
14.13
7.66
7.22
6.60
8.78
8.36
7.33
5.71
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
*) Angka Sementara
Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI
Ketergantungan perekonomian regional terhadap konsumsi pemerintah daerah
tampak nyata dalam triwulan III-2010. Perlambatan konsumsi pemerintah signifikan
mendorong menurunnya pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pada triwulan III-2010
konsumsi pemerintah tumbuh 16,82% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 19,72% (y.o.y) maupun periode yang sama pada tahun sebelumnya
sebesar 18,88% (y.o.y). Realisasi keuangan yang rendah baik dari sumber pembiayaan
APBD, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan menjadi salah satu faktor pendorong
perlambatan. Sementara itu di sisi lain, konsumsi swasta telah memberikan efek redaman
bagi perlambatan ekonomi. Musim lebaran mendorong konsumsi swasta meningkat sebesar
15,26% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,96% (y.o.y)
maupun triwulan II-2009 sebesar 11,11% (y.o.y)
Seperti yang telah dikhawatirkan sebelumnya, keterbatasan fiskal TA 2010 telah
mendorong ekonomi Gorontalo menurun secara signifikan. Pertumbuhan anggaran
Pemerintah Provinsi pada triwulan III-2010 telah terkontraksi 5,82% (y.o.y) terendah
sepanjang tahun 2010.
Grafik 1.2
Perkembangan APBD Pemprov
2
Grafik 1.3
Perkembangan APBD Kab/Kota-Prov
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
Di
tengah
melambatnya
perekonomian
regional, konsumsi swasta memberikan optimisme
dalam meredam perlambatan yang ada. Optimisme
tersebut
tercermin
dari
meningkatnya
indeks
keyakinan konsumen pada level optimis (161,9)
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
berada di level 129,6.
Grafik 1.4
Survei Konsumen BI
Masyarakat beranggapan bahwa kondisi ekonomi triwulan III-2010 cukup kondusif untuk
melakukan kegiatan konsumsi yang diperlihatkan pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada
level 154,9 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level 130,4
Meningkatnya pendapatan petani selama
triwulan III-2010 diperkirakan menjadi salah satu
faktor pendukung konsumsi. NTP tumbuh 3,77%
(y.o.y)
lebih
baik
dibandingkan
triwulan
sebelumnya sebesar 2,94% (y.o.y). Kondisi ini
diperkirakan
cukup
signifikan
mempengaruhi
konsumsi mengingat 45% masyarakat Gorontalo
Grafik 1.5
Perkembangan NTP
yang bekerja di sektor pertanian
Masyarakat
diperkirakan
mempergunakan
tabungannya
untuk
pembiayaan
konsumsi dibandingkan pembiayaan kredit selama musim lebaran, hal tersebut dikonfirmasi
oleh melambatnya pertumbuhan tabungan dan deposito selama triwulan laporan.
Grafik 1.6
Perkembangan Tabungan/Deposito
Grafik 1.7
Kredit Konsumsi
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
3
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
Meningkatnya konsumsi swasta juga
tercermin dari peningkatan konsumsi listrik
dan BBM rumah tangga selama triwulan
laporan. Budaya tumbilotohe (menyalakan
lampu minyak selama satu minggu sebelum
lebaran)
tanah
menyebabkan
meningkat
konsumsi
menjelang
minyak
lebaran.
Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Pertamina
Grafik 1.8
Konsumsi BBM
sendiri khusus menambah stok minyak untuk
menghadapi perayaan tersebut.
Sementara
itu
tingkat
pembelian
kendaraan
diperkirakan
juga
mengalami
peningkatan yang ditunjukkan oleh nilai penghimpunan pajak yang tumbuh lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya. Penghimpunan pajak kendaraan bermotor tumbuh
34,14% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010 sebesar 31,57%
(y.o.y)
Grafik 1.9
Konsumsi Listrik
Grafik 1.10
Realisasi Pajak
1.1.2 INVESTASI
Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan III-2010 tumbuh 21,98 % (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan perkembangan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,49% (y.o.y).
Peningkatan kinerja investasi lebih didorong oleh masuknya investasi PMA dan
perkembangan kredit perbankan sedangkan pembiayaan investasi dari pemerintah daerah
relatif menurun.
Investasi PMA melalui PT Harim (salah satu PMA asal Korea) memberikan dorongan
yang cukup signifikan bagi perkembangan investasi di Gorontalo. PT. Harim telah
melakukan investasi senilai US$3.500.000,00 di Gorontalo yang sebagian besar
dipergunakan untuk pembangunan pabrik di Pohuwato, pembelian peralatan, dan biaya
operasional awal lainnya. PT Harim bergerak dalam perdagangan komoditas jagung,
dengan target pengiriman ke Korea Selatan sebesar 1.5 juta ton/tahun.
4
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.11
Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.12
Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Sementara itu kredit investasi yang telah disalurkan perbankan mengalami
peningkatan, kredit investasi tumbuh 39,50% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 33,25% (y.o.y). Pertumbuhan kredit investasi tersebut lebih didorong
oleh investasi lain-lain sementara investasi properti relatif menurun.
Kinerja investasi Pemerintah Daerah sendiri belum menunjukkan perkembangan
yang signifikan. Berdasarkan Rapat Koordinasi Program Kerja Pemda 2010 tampak bahwa
realisasi keuangan sampai dengan akhir triwulan III-2010 relatif rendah.
-
Anggaran APBD terealisasi sebesar Rp302.642.434.706 dengan realisasi fisik
sebesar 73,64% dan realisasi keuangan sebesar 52,59%.
-
Anggaran dekonsentrasi terealisasi sebesar Rp267.028.780.000 dengan realisasi
fisik sebesar 59,91% dan realisasi keuangan sebesar 65,04%.
-
Anggaran Tugas Pembantuan terealisasi sebesar Rp53.195.363.000 dengan
realisasi fisik sebesar 45,75% dan realisasi keuangan sebesar 37,37%.
Grafik 1.13
Realisasi Fisik dan Keuangan Belanja Daerah
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
5
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
Pemerintah daerah sendiri menyadari bahwa proyek infrastruktur relatif terkendala
dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan assessmen Pemerintah Daerah dalam Rapat
Koordinasi Program Kerja Pemda 2010, beberapa proyek pembangunan infrastruktur
Pemda layak mendapat perhatian, yaitu :

Proyek Jembatan Mohiyolo Tahun 2010 dengan anggaran Rp. 1 Milyar untuk bangunan
bagian atas, sedangkan untuk bangunan bawahnya telah dibangun Tahun 2009. Namun
realisasi fisik belum ada sehingga dimintakan kepada KPA agar pihak pelaksana proyek
segera memulai kegiatan tersebut sehingga dapat mengejar sisa waktu yang masih ada.

Proyek Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Motolohu-Marisa dengan anggaran sebesar Rp.
1.271.462.000,- Berdasarkan hasil monitoring di lapangan realisasi fisik proyek tersebut
belum ada.

Proyek Talud Pasangan Batu dengan anggaran sebesar Rp. 339.952.000, yang
berlokasi di Desa Bonda Raya. Dari hasil monitoring di lapangan terlihat bahwa letak
bangunan tidak sesuai tempatnya

Proyek Sistem Pengelolaan Air Bersih di Desa Lombongo. Dari hasil monitoring terlihat
bahwa secara fungsional tidak berfungsi, masih banyak terjadi kebocoran tanki bak
penampungan, sehingga tidak dapat difungsikan, sudah pernah diusulkan untuk diganti
baknya sesuai dengan jaminan, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Selain itu
jaringan distribusi belum ada.

Proyek Pembangunan Abrasi Pantai Desa Mamungaa Kecamatan Bulawa Kabupaten
Bone Bolango dengan nilai kontrak Rp. 319.605.000, sampai saat ini belum terealisasi
pekerjaan fisik

Proyek Running Teks dan Air Mancur sampai saat ini belum ada realisasi fisik.
1.1.3 EKSPOR – IMPOR
Kinerja ekspor selama triwulan III-2010 secara keseluruhan diperkirakan meningkat.
Ekspor triwulan III-2010 tumbuh 18,73% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010
yang tumbuh sebesar 3,77% (y.o.y). Kinerja impor triwulan III-2010 tumbuh 14,13% (y.o.y)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (9,85% y.o.y).
Perkembangan ekspor luar negeri meningkat cukup signifikan selama triwulan III2010. Nilai ekspor mencapai US$ 6.094.207 tumbuh 812,7% (y.o.y) lebih baik dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar US$ 3.255.211 yang terkontraksi 36,1% (y.o.y). Sementara
ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan menunjukkan
peningkatan. Volume muat mencapai 68.131 ton tumbuh 57,70% (y.o.y) lebih baik
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,45% (y.o.y). Dorongan
ekspor terjadi pada komoditas jagung dan gula. Dukungan cuaca mendorong produksi
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
jagung meningkat selama triwulan laporan sementara di waktu yang bersamaan harga
jagung di pasaran internasional turut mengalami peningkatan. Sementara itu ekspor gula
menunjukkan peningkatan, kondisi ini didorong oleh meningkatnya harga gula di pasaran
internasional.
Grafik 1.14
Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.16
Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo
Grafik 1.15
Perkembangan Harga Gula Internasional
Grafik 1.17
Perkembangan Harga Gula Internasional
.
Grafik 1.18
Ekspor Antar Provinsi
Grafik 1.19
Impor Semen
Perkembangan impor Gorontalo triwulan III-2010 menunjukkan tren yang stabil,
Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar antar provinsi di beberapa pelabuhan
di Gorontalo. Impor barang konsumsi masih berada pada level stabil sementara penurunan
terjadi pada impor barang modal khususnya barang-barang untuk kebutuhan kegiatan
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
7
BAB 1
MAKROEKONOMI REGIONAL
konstruksi. Masih dominannya tingkat pertumbuhan konsumsi mendorong kegiatan impor
konsumsi berada pada level yang tinggi sementara menurunnya impor barang konstruksi
lebih didorong oleh menurunnya kegiatan ekonomi sektor konstruksi di Gorontalo selama
triwulan III-2010. Impor semen melambat 18% (y.o,y) lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 57,03 % (y.o.y)
Grafik 1.20 Impor Antar Provinsi
1.2
SISI PENAWARAN
Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2010 menunjukkan penurunan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Hampir seluruh sektor mengalami perlambatan kecuali
perdagangan dan angkutan. Sektor yang mengalami perlambatan cukup signifikan adalah
bangunan, pertambangan dan jasa-jasa.
Melambatnya pertumbuhan pembiayaan APBD mendorong kinerja sektor bangunan,
pertambangan, dan jasa-jasa mengalami perlambatan cukup signifikan. Hal ini terkait kinerja
sektor bangunan masih didominasi proyek APBD sementara kinerja jasa-jasa lebih
didominasi oleh jasa pemerintahan umum (76,60%). Melemahnya kinerja sektor bangunan
berdampak kepada kinerja sektor pertambangan, mengingat sektor tersebut lebih
didominasi oleh bahan galian C (95,35%). Sementara itu kinerja sektor utama pertanian
relatif stabil, walaupun produksi tabama mengalami peningkatan namun melemahnya kinerja
perkebunan mendorong pertumbuhan sektoral secara umum relatif sama dengan triwulan
sebelumnya.
Namun perlambatan ekonomi yang terjadi, sedikit diredam oleh efek positif lebaran
Idul Fitri dimana kinerja sektor perdagangan dan angkutan yang terkait langsung dengan
kegiatan masyarakat selama lebaran masih tumbuh optimis.
8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
Download