1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah perusahaan ataupun instansi tertentu, pemasaran merupakan
faktor utama dalam pencapaiannya. Pasar merupakan jembatan mereka
menyampaikan produk kepada konsumen. Dalam pemasaran, komunikasi
dianggap
penting.
Hal
ini
dikarenakan
komunikasi
merupakan
proses
penyampaian pesan terhadap komunikator kepada komunikannya. Dengan
terjadinya proses komunikasi, pesan yang dibawa oleh komunikator akan diterima
oleh komunikan. Dipahami atau tidaknya pesan tersebut oleh komunikan, hal ini
tergantung bagaimana cara komunikator menyampaikan pesan tersebut. Karena
hal inilah komunikasi menjadi penting dalam pemasaran. Karena pada dasarnya
pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi
lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.
Komunikasi pemasaran merupakan promosi dari organisasi mengenai apa
yang ditawarkan dan memberi makna tentang tindakan dalam proses pemasaran
sesuai yang berdampak pada benak konsumen (Fill, 1999: 12-13). Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan Kotler (2006: 536) yang menyatakan bahwa
komunikasi pemasaran adalah cara yang digunakan perusahaan untuk
menginformasikan, mempersuasi dan mengingatkan konsumen, baik secara
langsung maupun tidak langsung mengenai produk dan merek yang mereka jual.
Komunikasi pemasaran mewakili “suara” merek yang digunakan untuk
membangun dialog dan hubungan dengan konsumen.
Komunikasi pemasaran tidaklah selalu identik dengan promosi atau
penjualan dari sebuah produk yang mempunyai fungsi yang nampak, seperti alat
mandi, sepeda motor, tetapi sebuah produk yang mempunyai nilai jual dari sisi
artistik atau seni juga mempunyai nilai pemasaran yang harus dipromosikan
melalui kegiatan komunikasi pemasaran. Salah satu barang seni yang dipasarkan
1
melalui sebuah kegiatan komunikasi pemasaran adalah hasil-hasil karya seni yang
ada di Yogyakarta. Selain dikenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta sering juga
disebut sebagai kota seni. Sebelas-duabelas dengan Bali, hasil karya seni yang
dihasilkan seniman Yogyakarta terus menerus bertambah. Selain itu karya seni ini
juga banyak dikenal tidak hanya di Indonesia saja melainkan juga di kancah
internasional.Praktek manajemen seni rupa memasuki babak baru seiring dengan
bangkitnya karya-karya seni rupa Indonesia dikancah nasional maupun lokal.
Manajemen seni rupa pada umumnya menentukan periode kerja sama dengan
seniman untuk jangka waktu lima tahun. Jangka waktu yang dinilai memadai
untuk pembuatan program-program kerja yang berkesinambungan. Lima tahun
juga dianggap ideal untuk membekali seniman dengan berbagai pegalaman dan
wawasan serta akses pada berbagai pihak yang mungkin dapat bersinergi dengan
seniman tersebut di masa selanjutnya.
Para seniman Indonesia memiliki berbagai alternatif pilihan untuk
menentukan siapa “rekan kerja” yang akan dipercaya menangani manajemen
kariernya, mengingat di Indonesia mulai bermunculan pihak-pihak yang
menjalankan peran sebagai art management di bidang seni rupa. Manajemen ini
menjadi penting dikarenakan saat ini kondisi pasar sedang meningkat, seniman
yang tidak dapat berpikir jernih dan bijaksana sehingga ”terjebak” menerima
godaan materi yang ditawarkan pihak-pihak yang meminati karyanya. Karena
keterburu-buruan untuk menghasilkan karya yang diminta, hal ini mengakibatkan
kualitas karya seniman semakin menurun. Banyak terjadi pengulangan ide, miskin
konsep, dan berkurangnya kreatifitas yang menjadikan pasar dan apresiator jenuh
dan akhirnya diabaikan.Yogyakarta telah mencetak puluhan ribu seniman dalam
30 tahun belakangan ini, jumlah tersebut semakin bertambah tiap tahunnya.
Ruang-ruang seni pun bermunculan demi memfasilitasi hasrat berkesenian kota
ini. Mulai dari galeri non komersial, galeri komersial, museum, perpustakaan seni,
hingga ruang publik berkembang dengan peran dan karakter masing-masing.
Heri Pemad Art Management (HPAM) adalah sebuah usaha yang berfokus
mendukung berbagai macam bentuk kegiatan seni, khususnya seni rupa. Fokus
utama HPAM adalah mencari calon seniman berbakat. Dalam kegiatan
2
pengelolaan seniman yang ditekuni sejak tahun 2001, HPAM selalu mencari bibitbibit baru yang berpotensi dan berbakat, untuk kemudian menjalin kerjasama,
sehingga dapat menjadi seniman yang handal dan profesional.HPAM selama ini
telah berhasil menyelenggarakan berbagai kegiatan skala besar maupun kecil.
Diantaranya adalah membantu penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta
(2003-2005), Biennale Jogja, membuat program rutin Jogja Art Fair, pelaksana
event Wedding Art & Tobacco dr. Oei Hong Djien 2006, Wedding Loro Blonyo
Kontemporer dr. Oei Hong Djien 2008, pameran”In Rainbow” Esa Sampoerna
Art House, pameran ”Space & Image” di Ciputra World Jakarta. Selain itu,
HPAM selama ini juga membantu banyak sekali pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pameran yang rutin dilakukan oleh galeri-galeri seni rupa dalam maupun luar
negeri ataupun komunitas-komunitas seni yang banyak tersebar di Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, Jakarta, dan Bali. HPAM pernah diundang untuk
mempresentasikan kerja art management di BBKL, Vaduz, Liechtenstein, Eropa
pada tahun 2008 serta aktif menghadiri pameran seni rupa di luar negeri CIGE
Beijing, Shanghai Biennale, Triennal Guangchou, Shanghai Artfair, Biennale
Sydney, Melbourne Artfair, Singapore Biennale, Singapore Artfair, ArtHK, Art
Paris, dan lain-lain.
Saat ini HPAM tidak hanya berfokus pada pengelolaan seniman, tetapi
juga telah memiliki beberapa kegiatan inti seperti mengelola pameran-pameran
penting di Yogyakarta maupun di kota-kota lainnya. Untuk mendukung setiap
event yang diselenggarakan, HPAM mempunyai hubungan baik dengan banyak
pihak yang terkait dengan dunia seni rupa. Seperti membangun jaringan dengan
para pecinta seni, kolektor, kurator, media promosi, wartawan seni, galeri seni
rupa dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu HPAM telah melengkapi
infrastruktur
dan
elemen-elemen
penting
pendukung
penyelenggaraan
pameran.Jogja Art Fair (JAF) merupakan salah satu acara terbesar dari HPAM.
Event ini merupakan event seni rupa terbesar di Yogyakarta. Pertama kali muncul
setelah terjadinya fenomena “booming” seni rupa, di mana karya seni rupa
melesat tinggi penjualan dan permintaannya di pasar internasional. Dimulai dari
sebuah perhelatan yang “menempel” pada Festival Kesenian Yogyakarta (2008),
3
berdiri sendiri dengan nama Jogja Art Fair (2009), sampai menyatakan
keteguhannya untuk menjadi bagian dari pasar internasional lalu mengganti
namanya menjadi Art Jog (2010). Dalam empat perhelatan terakhir, ajang yang
jelas-jelas merupakan art fair-nya seniman ini bahkan diselenggarakan
menggunakan sebuah tema besar dan dikurasi layaknya pameran seni rupa pada
umumnya atau bahkan Biennale.
Sebagai bagian dari usaha untuk menjadi sebuah perhelatan yang aktif dan
memiliki posisi yang jelas dalam dunia seni rupa global, Art Jog kali ini
mempertegas posisinya. Kegiatan yang lahir di sebuah kota seni dan budaya yang
lebih dikenal sebagai dapur industri kreatif di Indonesia ini kukuh
mempertahankan dirinya sebagai art fair-nya seniman. Pun perihal bagaimana
dunia akan menerimanya dan di mana posisinya di belantara art fair yang makin
marak ini masih samar, keputusan untuk melanjutkan perhelatan ini dengan
format “art fair-nya seniman” diambil dengan sadarsembari terus mencermati dan
membangun strategi-strategi baru untuk menyiasati konsekuensi apa yang akan
datang di kemudian hari. Tampil dan memposisikan diri dalam ranah art fair
internasional merupakan salah satu agenda besar Art Jog.
Barang seni merupakan barang yang mempunyai nilai tersendiri. Tolak
ukur penilaian karya seni tidak dapat disamakan antar satu karya dengan karya
lain. Maka marketing mix merupakan faktor penting dalam pembentukan harga
produk seni di pemasarannya.Studi ini menjadi penting dan dianggap penting
dikarenakan di dalam studi komunikasi, manajemen pemasaran hasil karya seni
belum banyak dibahas. Selain itu, Yogyakarta merupakan salah satu kota seni di
Indonesia seperti yang telah disebutkan di atas. Pengetahuan mengenai marketing
galeri seni dan barang seni itu sendiri sifatnya tertutup di kalangan para
management dan kolektor seni. Salah satu bukti pentingnya hal ini yaitu sedang
dirintis pembahasan dengan dibukanya jurusan Management Seni Rupa di pasca
sarjana Institut Seni Indonesia sekarang ini.Dengan terus bermunculannya galeri
seni bisa dibilang kalau pemasaran karya seni sebenarnya sangat pesat, tanpa kita
orang awam sadari. Bagaimana karya seni itu kemudian dipasarkan, siapa
mengelola pasar, di mana pasar itu terdapat bukan hal yang umum kita lihat. Perlu
4
strategi-strategi seperti apa yang dilakukan galeri ini dalam mengelola pasar dan
membentuk jaringan komunikasi yang kuat dalam mempromosikan dan ‘menjual’
karya-karya seni yang terdapat dalam Art Jog.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana komunikasi pemasaran Heri Pemad Art management (HPAM)
dalam menjadikan Art Jog sebagai event pasar seni?
C. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan dari adanya penelitian ini adalah:
1) Memperluas wawasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
terhadap komunikasi pemasaran, tentang bagaimana mengkaitkan strategi
komunikasi pemasaran dengan keluasan jaringan komunikasi yang baik
2) Mengkaji lebih jauh mengenai langkah-langkah strategi komunikasi
pemasaran yang diambil dalam membentuk jaringan komunikasi yang baik
dengan seniman dan target pasar
3) Mengetahui aktivitas-aktivitas promosi dan transaksional karya seni yang
melalui event Art Jog
4) Memperluas wawasan dan pemahaman mengenai pratik-praktik seni di
Indonesia khususnya di Yogyakarta
D. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh Heri Pemad Art Management(HPAM) dalam menjadikan event Art
Jog sebagai event pasar seni yang mampu memberikan wadah kepada para
seniman untuk kegiatan promosi dan transaksional dari karya seni yang mereka
hasilkan. Strategi komunikasi pemasaran tersebut meliput aktivitas komunikasi
5
pemasaran baik untuk memasarkan event ArtJog ataupun memasarkan hasil-hasil
karya seni yang ditampilkan dan “dijual” dalam event Art Jog tersebut.
E. Kerangka Pemikiran
Pada bagian sub bab ini akan memaparkan mengenai kerangka pemikiran
yang akan digunakan dalam penelitian ini, terutama pada tahapan analisis data
mengenai strategi komunikasi pemasaran dari Heri Pemad Art Management dalam
mempromosikan Art Jog beserta hasil karya seni yang ditampilkan dalam event
tersebut.
Kebanyakan orang mungkin menempatkan komunikasi pemasaran berada
di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat ini,
komunikasi pemasaaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang lebih
kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi
mendefinisikan komunikasi pemasaran yaitu semua elemen-elemen promosi dari
marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audiens
pada segala bentuknya yang ditujukan untuk kekuatan pemasaran (Prisgunanto,
2006:8).
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,
1995:219).
William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication and
Promotion (1984) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses
pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien (Purba, dkk, 2006: 126).
Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk
mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran
(promotion mix) yaitu: iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan
6
publisitas (public relation and publicity) serta pemasaran langsung (direct
marketing) (Purba, dkk, 2006: 126 – 127).
Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi pemasaran adalah
pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep inti pemasaran
adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan satu individu
dengan individu yang lainnya merupakan pertukaran. Tidak ada individu yang
mendapatkan sesuatu tanpa memberikan sesuatu, baik langsung ataupun tidak
langsung. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan.
Pertukaran yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung memerlukan
komunikasi yang membawa pesan. Dengan demikian komunikasi memegang
peranan penting dalam proses pertukaran. Pada tingkat dasar komunikasi dapat
menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari akan produk
yang ditawarkan. Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen agar berhasrat
masuk dalam hubungan pertukaran (exchange relationship) pada pemasaran.
Peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan (differenting) produk yang
ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya ini dilakukan
dengan mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan
berbeda dengan produk lainnya yang sejenis.
1.
Komunikasi pemasaran
Kegiatan komunikasi dapat didefinisikan sebagai pertukaran makna antar
atau tiap individu. Pertukaran tersebut tidak hanya tentang pertukaran kata atau
informasi, tetapi di dalamnya juga terdapat masalah dasar di dalam kegiatan
komunikasi yang kita hadapi. Banyak orang salah kaprah, mereka percaya bahwa
kegiatan komunikasi tidak lebih dari sekedar penyebaran kata dan ilustrasi.
Kepercayaan tersebut memang salah, sebuah kegiatan tidak dapat disebut sebagai
kegiatan komunikasi atau proses komunikasi jika di dalamnya tidak terdapat
pertukaran makna. Proses komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang bersifat
kompleks. Interaksi komunikasi dengan seseorang harus memperhatikan
bagaimana karakteristik dari seseorang yang kita ajak bicara tersebut. Seperti
frame of reference, pendidikan, sifat, dll. Komunikasi dipandang sebagai proses
penyampaian pesan antar individu atau antara organisasi dengan individu untuk
7
mencapai sebuah pemahaman bersama. Komunikasi dan pemasaran kini menjadi
dua buah aspek yang berbaur tak bisa dihilangkan dalam kinerja sebuah
perusahaan yang memiliki produk penawaran tertentu. Agar produknya dapat
diterima di suatu pasar dan untuk memiliki awareness yang kuat, perusahaan juga
harus bekerja keras merancang dan mengimplementasikan program komunikasi
pemasaran yang tepat. Komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran
informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya pada pasar
sasaran. Shimp (2003: 14) berpendapat bahwa komunikasi pemasaran
mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang
memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Dalam komunikasi pemasaran terdapat dua unsur pokok yaitu komunikasi
dan pemasaran (Duane, 2001: 4). Komunikasi dipandang sebagi proses
penyampaian pesan antar individu, atau antar organisasi dengan individu untuk
mencapai sebuah pemahaman bersama. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan
kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya menransfer nilai-nilai
(pertukaran) antara brand dan pelanggannya. Banyak para pemikir dari pemasaran
yang sepakat bahwa inti dari pemasaran adalah pertukaran. Seluruh kegiatan dan
aktivitas yang dilakukan oleh suatu individu dengan individu yang lain pada
dasarnya merupakan pertukaran. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk
memuaskan kebutuhan (Sutisna, 2002: 264). Pertukaran dalam konsep pemasaran
ada yang sifatnya terbatas maupun sifatnya yang luas dan kompleks. Proses
pertukaran yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung memerlukan
proses komunikasi yang di dalamnya terdapat sebuah pesan. Kegiatan pemasaran
bersumber pada adanya kebutuhan yang dimiliki oleh beberapa kalangan
masyarakat, lalu untuk memenuhi kebutuhan tersebut diciptakan sebuah produk
yang menghasilkan adanya transaksi atau pertukaran di dalam sebuah tempat yang
disebut pasar.
Komunikasi pemasaran sendiri didefinisikan sebagai proses penyebaran
informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada
pasar sasarannya (Sulaksana, 2003:23). Kegiatan komunikasi pemasaran
8
mempunyai fungsi untuk membagi makna dari keseluruhan produk yang
ditawarkan oleh produsen kepada target konsumennya sebagai sebuah solusi dari
permasalahan yang dialami oleh target konsumennya tersebut, dan pada saat yang
sama, produsen akan lebih dekat dengan segala tujuan yang ingin dicapainya,
sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah kegiatan komunikasi pemasaran
mempunyai peranan yang penting di dalam penjualan suatu produk. Komunikasi
pemasaran
bagi
sebuah
produk
dapat
dikatakan
sebagai
istilah
yang
menggambarkan bagaimana sebuah organisasi perusahaan atau pemerintah
mengkomunikasikan pesan-pesan kepada khalayak sasaran mereka. Khalayak
sasaran adalah kelompok konsumen potensial yang menerima pesan-pesan
pemasaran mereka (Lwin dan Aitchison, 2002:5).
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang mempertahankan
kunci untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, yaitu untuk memastikan
kebutuhan-kebutuhan dari target pasar dan menyediakannya secara lebih efisien
daripada yang dilakukan oleh kompetitor. Terdapat beberapa faktor penting dalam
konsep pemasaran yang meliputi usaha-usaha yang menyatu dalam perusahaan
dan tujuan perusahaan.Banyak orang yang mengasosiasikan kata marketing
dengan kata “menjual” atau “mempromosikan”. Bagaimanapun juga, istilah
“menjual” dan “mempromosikan” hanyalah sebuah elemen dari marketing itu
sendiri.Terdapat
beberapa
definisi
tentang
pemasaran.
Salah
satunya
mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton,
1996: 56). Hasymi (1986: 45) mengidentifikasikan pemasaran sebagai:
“Peranan pemasaran adalah kebutuhan konsumen dan cara
yang mereka kehendaki untuk memenuhi kebutuhan ini.
Pemasaran mengkaji, mengukur, dan memahami kebutuhankebutuhan konsumen melalui analisis permintaan (demand
analysis), yaitu dengan mengamati perilaku mereka sebagai
pembeli sehingga dapat dibuat program pemasaran yang
sesuai”.
9
Berdasarkan definisi diatas, komunikasi pemasaran dapat didefinisikan
sebagai sebuah kegiatan yang memberikan pesan informasi kepada target
konsumen mengenai sebuah produk, di mana dalam pesan tersebut dijelaskan
bahwa produk yang diiklankan merupakan jawaban atas munculnya kebutuhan
dari target konsumen. Sedangkan menurut Stanton (1996: 67), pemasaran dapat
didefinisikan sebagai:
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
Stanton memahami komunikasi pemasaran sebagai sebuah kegiatan yang
bertujuan untuk mengenalkan sebuah produk kepada target konsumennya.Produkproduk tersebut dipromosikan kepada target konsumen untuk mencapai target
penjualan dari produk tersebut. Berbeda dengan Hasymi dan Stanton, Kotler
(1994: 6) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: "Marketing is a social and
managerial process by which individuals and groups obtain what they need and
want through creating and exchanging value with others”. Berdasarkan pada
definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pemasaran adalah proses sosial yang
berhubungan dengan perorangan atau kelompok untuk mendapatkan apa yang
mereka perlukan dan mereka inginkan dengan menciptakan suatu nilai pertukaran
dengan yang lainnya. Proses komunikasi dalam pemasaran ditunjukkan oleh
Kotler dalam bukunya Marketing Management berdasarkan paradigma Harol
Laswell yang menekankan pada adanya komunikasi dua arah (Kotler & Keller,
2009: 6).
10
Gambar 1.1. Model komunikasi pemasaran Kotler
Berdasarkan bagan model di atas, terdapat elemen komunikasi yang
menyusun komunikasi pemasaran, yaitu:
1) Sender
Sender (pengirim) atau komunikator adalah individu atau kelompok yang
memiliki ide atau gagasan untuk disampaikan kepada individu atau
kelompok lain.
2) Encoding
Encoding merupakan proses mengomunikasikan ide-ide pemasaran yang
ditransformasikan dalam bentuk simbolis.
3) Message
Message adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sender, dapat
berupa iklan, katalog, press release, ataupun proses dalam komunikasi
pemasaran itu sendiri.
4) Channel
Channel merupakan saluran yang dilalui pesan dari pihak sender kepada
pihak receiver, dapat berupa media elektronik ataupun media cetak.
5) Decoding
Decoding melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak receiver dalam
menangkap dan menginterpretasikan pesan yang diberikan oleh sender.
6) Receiver
Receiver (penerima) atau komunikan adalah individu atau kelompok yang
menjadi tujuan penyampaian pesan oleh komunikator, dalam komunikasi
11
pemasaran berlaku sebagai target audiens dan atau target pasar dari produk
atau jasa yang ditawarkan.
7) Noise
Noise merupakan stimulus eksternal yang muncul dan bersifat sebagai
pengganggu.
8) Response atau feedback
Feedback (umpan balik) adalah bagian dari tanggapan komunikan dan
tanggapan
tersebut
berusaha
dikomunikasikan
kembali
kepada
komunikator. Response (tanggapan) adalah serangkaian reaksi dari
receiver setelah menerima pesan.
Tingkat efektif tidaknya pesan dalam kegiatan komunikasi pemasaran juga
dipengaruhi oleh beberapa hal. Komunikasi yang melibatkan pengalaman
(experience) adalah komunikasi yang persuasif karena meningkatkan tingkat
perhatian, minat, dan ingatan para pelanggan (customer) terhadap suatu merek dan
perusahaan atau institusi tertentu (Duncan, 2002: 635). Hal tersebut sejalan
dengan model dasar komunikasi yang dikemukakan oleh Belch dan Belch. Dalam
model dasar komunikasi Belch dan Belch ini, terdapat unsur pelengkap yaitu field
of experience, baik dari sender (pengirim/komunikator) maupun receiver
(penerima/komunikan) (Belch & Belch, 2007: 139). Unsur field of experience
merupakan salah satu unsur yang penting dalam komunikasi untuk meyakinkan
bahwa pesan yang dimaksudkan oleh komunikator bisa ditangkap dengan baik
oleh komunikan. Misalnya pada sebuah percakapan, gurauan yang diajukan oleh
komunikator bisa ditanggapi lucu oleh komunikan atau pihak komunikan justru
menangkap gurauan tersebut sebagai sebuah kesalahpahaman. Begitu juga dalam
proses komunikasi pemasaran, pesan yang dimaksudkan oleh komunikator bisa
ditangkap dengan baik dan sesuai oleh komunikan, atau justru sebaliknya. Hal ini
bergantung pada tingkat kesamaan field of experience dari komunikator dan
komunikan.
Dalam konteks komunikasi pemasaran, komunikasi yang berkaitan dengan
pengalaman memberikan kesempatan untuk dapat ‘mengikat’ erat khalayak.
12
Dengan menggabungkan tingkat persuasi hubungan pribadi dan keterlibatan
komunikasi yang fokus pada pengalaman, fungsi komunikasi pemasaran berbasis
pengalaman tersebut dapat digunakan untuk mempertahankan dan menumbuhkan
suatu hubungan yang efektif. Pemanfaatan event yang digunakan sebagai alat
promosi perusahaan atau institusi seringkali dinilai lebih efektif dibanding harus
membelanjakan uang untuk beriklan di media massa. Keunggulannya dibanding
dengan alat komunikasi pemasaran yang lain yaitu keterlibatan target audiens
secara langsung yang dapat menjadi alat yang ampuh bagi perusahaan atau
institusi untuk mengenalkan brand-nya lebih dekat kepada target audiens. Event
juga bisa mendorong penyebaran aktivitas word of mouth tentang brand dari
perusahaan atau institusi itu sendiri karena di dalamnya melibatkan emosi target
audiens.
Pemasaran adalah urutan kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu
atau perusahaan untuk membujuk pelanggan untuk membelinya, dia atau produkproduknya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sebelum
merencanakan atau memulai produksi, individu atau perusahaan harus
memastikan dan memahami pasar permintaan dengan memperhatikan kebutuhan
dan kepentingan konsumen. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan survei
dan mengidentifikasi beberapa hal1, yaitu:
1) Tren pasar-yang mempengaruhi fungsi, gaya dan warna produk;
2) Saluran-pasar rute di mana produk pergi dari produsen ke konsumen;
3) Outlet-pasar tempat yang menjual produk kepada konsumen, dan
4) Segmentasi konsumen (adat istiadat, kebiasaan, kebutuhan dan keinginan
dasar mereka)
Hanya atas dasar studi sistematis tersebut seseorang atau suatu perusahaan
harus memutuskan untuk membuat produk dalam rangka memenuhi kebutuhan
jumlah maksimum konsumen dengan cara yang paling ekonomis sesuai dengan
1
WTO (International Trade Centre). 2003. A Practical Guide of Marketing Crafts and Visual Arts:
The role of Intellectual Property, hal 10.
13
strategi dari perusahaan. Pemasaran adalah alat manajemen yang memungkinkan
perusahaan untuk memuaskan pelanggan baik individu dan tujuan perusahaan.
Tidak hanya untuk produk rumah tangga, konsep pemasaran tersebut juga
dapat diterapkan kedalam pemasaran dari karya seni. Meskipun ‘produk’ yang
dihasilkan oleh para seniman merupakan karya seni yang tidak dapat dinikmati
oleh konsumen kebanyakan, tetapi para seniman selaku produsen juga berorientasi
kepada penjualan atau pangsa pasar untuk menjaga eksistensi mereka. Seniman
merupakan salah satu profesi yang berkaitan dengan implementasi ide, konsep,
perasaan, gairah yang disalurkan kedalam bentuk karya seni rupa. Hal yang
menjadi fokus pemikiran dari para seniman adalah implementasi ide-ide dan
gagasan yang terdapat dalam pikiran mereka kedalam bentuk karya seni. Oleh
karena itu, terkadang untuk memasarkan produk (karya seni) mereka, para
seniman cenderung bekerjasama dengan galeri ataupun art management yang
berfungsi untuk menghubungkan mereka ke pangsa pasar, dalam hal ini adalah
kolektor.
Para seniman terkadang menyerahkan sepenuhnya aktivitas promosi dan
pemasaran karya seni mereka kepada galeri ataupun art management. Para
seniman biasanya hanya menginginkan membuat karya seni yang terdapat dalam
benak pikiran mereka. Meskipun begitu, untuk menjaga eksistensi seniman
tersebut, mereka terkadang harus mampu memproduksi karya seni yang sesuai
dengan perkembangan pasar agar dapat laku terjual. Oleh karena itu, peranan dari
galeri dan art management dibutuhkan dalam membimbing seniman tersebut
untuk memproduksi karya seni yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga sesuai
dengan perkembangan pangsa pasar karya seni rupa. Adanya riset pasar dan
melakukan praktek-praktek bisnis atas perkembangan pangsa pasar dalam bentuk
evolusi dalam proses kreatif sebuah karya seni sering dilakukan oleh seniman
untuk menjaga eksistensi mereka sebagai mata pencaharian. Sebagai contoh,
seorang pelukis dapat mengubah teknik atau gaya yang sesuai dengan evolusi
proses kreatif. Seorang konsumen atau pemilik galeri mungkin memiliki alasan
pemasaran yang valid untuk meminta seorang seniman untuk terus memproduksi
karya seni yang dianggap komersil atau laku dijual. Jika artis tidak bisa
14
membujuk pemilik galeri untuk menerima gaya baru, maka kesempatan untuk
penjualan mungkin akan hilang. Aktivitas pemasaran dari karya seni yang
dilakukan oleh galeri atau art management biasanya didasarkan pada tiga tahapan,
yaitu2:
1) Analisis
Tahapan awal yang dilakukan untuk mempelajari berbagai
komponen lingkungan pasar sebelum membuat keputusan strategis.
Penelitian kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk mengidentifikasi
pasar. Hasil penelitian tersebut memberikan informasi yang berharga, yang
membantu untuk mengidentifikasi pasar, target konsumen dan produk
(karya seni) yang sesuai dengan perkembangan pasar. Studi ini dikenal
sebagai riset pasar.
2) Strategi dan perencanaan
Menggunakan data dari hasil riset pasar, sebuah strategi dibuat
untuk melakukan pendekatan terhadap target pasar yang dipilih atas dasar
karya seni yang telah diproduksi. Aktivitas promosi dan pemasaran harus
sesuai dengan strategi yang diterapkan dalam melakukan pendekatan
terhadap target pasar.
3) Pelaksanaan
Tahapan ini lebih mengarah kepada aktivitas promosi dan
pemasaran yang telah ditentukan dalam bentuk strategi pasar. Target-target
pasar seperti kolektor ataupun galeri dilakukan pendekatan dengan
bantuan dari media promosi.
Tahapan aktivitas pemasaran tersebut merupakan salah satu metode dalam
memahami pangsa pasar yang diimplementasikan kedalam bentuk karya seni yang
laku dijual kepada target konsumen. Adanya karya seni yang sesuai dengan
perkembangan pangsa pasar, dipastikan akan mendongkrak keinginan dari target
konsumen untuk membeli karya seni tersebut.
2
WTO (International Trade Centre). 2003. A Practical Guide of Marketing Crafts and Visual Arts:
The role of Intellectual Property, hal 20
15
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh seniman dan galeri
atau art management dalam pemasaran karya seni adalah identifikasi terhadap
perkembangan pasar karya seni. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahan dan perkembangan apa saja terkait tren dan ekspektasi pasar
akan sebuah karya seni. Adanya informasi tersebut menghasilkan konsep pasar
yang bisa diterapkan dalam proses produksi kreatif dari pembuatan karya seni
oleh seorang seniman. Meskipun secara garis besar antara produk rumah tangga
dengan produk seni sama-sama menggunakan konsep pemasaran, yaitu membuat
produk yang sesuai dengan ekspektasi pangsa pasar, terdapat perbedaan yang
signifikan dalam manajemen bisnis dari keduanya. Perbedaan-perbedaan tersebut
terletak pada sifat produk, pangsa pasar, dan harga. Jika dijabarkan, perbedaan
dari beberapa karya seni tersebut antara lain3:
1) Karya seni yang bersifat non-fungsional, emosional, sosial, politik,
tradisional, dan budaya. Kategori ini biasanya tidak terlalu terpengaruh
oleh kendala sektor komersial.
2) Karya seni yang dijual di galeri, pameran seni, dan melalui komisi. Karya
seni ini terkadang tidak hanya dipasarkan melalui event-event seni, tetapi
juga melalui berbagai media promosi, salah satunya adalah melalui
internet. Bahkan terdapat karya seni dalam bentuk digital web yang juga
dijual melalui internet.
3) Harga karya seni ditentukan dari nilai-nilai estetika dan artistik, bukan
berdasarkan atas biaya produksi. Terkadang harga dari sebuah karya seni
juga dipengaruhi oleh nama besar dari seniman yang membuatnya.
Semakin terkenal seorang seniman, maka akan semakin tinggi harga dari
karya seni tersebut.
Beberapa perbedaan tersebut menggambarkan pendekatan pemasaran yang
berbeda dari sebuah karya seni sebagai produk dibandingkan dengan produkproduk rumah tangga yang dilakukan dengan strategi menciptakan kebutuhan di
3
WTO (International Trade Centre). 2003. A Practical Guide of Marketing Crafts and Visual Arts:
The role of Intellectual Property, hal 36
16
pasar dan menjawab kebutuhan pasar tersebut melalui produk yang diproduksi
oleh produsen atau perusahaan. Cara pandang dari konsumen masing-masing
produk dalam melakukan keputusan pembelian (karya seni dan produk rumah
tangga) sangatlah berbeda. Jika sebuah produk rumah tangga dibeli karena untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang konsumen, maka seorang kolektor
biasanya membeli karya seni sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan estetika
dan artistik.
Di dalam rangkaian melaksanakan aktivitas pemasaran dari karya seni,
terdapat beberapa strategi atau metode yang dapat dilakukan4, yaitu:
1) Menggunakan agen
Agen artis ini terdiri dari orang-orang yang mengerti tentang
konsep pemasaran. Seorang agen mewakili seniman dalam transaksi
dengan pembeli. Dalam setiap transaksi penjualan, seorang agen akan
mendapatkan komisi. Besaran komisi tersebut ditentukan oleh nilai
transaksi dari setiap karya seni yang telah berhasil dia jual. Terdapat
beberapa keuntungan dari penggunaan seorang agen dalam memasarkan
karya seni, yaitu kemudahan dalam melakukan aktivitas pemasaran karya
seni dan jaringan yang dimiliki. Seorang agen akan lebih berhasil dalam
mempertemukan antara calon pembeli dengan seniman dalam transaksi
penjualan, di mana pada awalnya seorang agen akan memberikan
informasi yang detail mengenai setiap karya-karya dari seorang seniman.
2) Pemasaran yang dilakukan sendiri
Banyak seniman yang selain membuat karya seni, mereka juga
bertindak sebagai agen pemasaran karya mereka. Dalam memasarkan
karya seninya, seorang seniman selalu membangun jaringan pasar, baik itu
dari galeri, rumah pelelangan, kolektor, ataupun event-event seni. Setiap
relasi ini selanjutnya diposisikan sebagai agen pemasaran atas karya seni
mereka. Selain itu, seniman ini juga memanfaatkan beberapa media
promosi, terutama internet untuk memasarkan karya seni mereka. Selain
4
WTO (International Trade Centre). 2003. A Practical Guide of Marketing Crafts and Visual
Arts: The role of Intellectual Property, hal 36-37
17
itu, terkadang para seniman ini juga memanfaatkan koneksi seniman lain
agar mau membagi jaringan informasi target pembeli. Adanya organisasi
atau asosiasi seniman juga dimanfaatkan untuk memasarkan karya seni
kepada calon pembeli.
3) Pameran
Sebuah pameran dapat diselenggarakan oleh seniman, baik ittu
dengan bekerjasama dengan seniman-seniman lain untuk berbagi ruang,
atau berkolaborasi dengan agensi-agensi pameran atau beberapa galeri.
Pameran ini dapat digunakan sebagai media pemasaran, dengan cara
memajang dan juga menginformasikan kepada audiens mengenai
informasi transaksi dari sebuah karya seni yang dipamerkan.
4) Kompetisi
Terkadang dengan mengikuti sebuah kompetisi, dapat digunakan
sebagai salah satu media promosi, baik dari seniman ataupun dari karya
seninya. Dengan mengikuti kompetisi tersebut, dipastikan karya seni dan
seniman yang mengikuti akan disorot oleh para pelaku seni profesional,
baik dari kritikus, kurator, ataupun dari kolektor dan masyarakat luas.
Apalagi sebuah karya mendapatkan penghargaan dalam kompetisi
tersebut, dipastikan nama dari seorang seniman akan semakin terkenal.
Beberapa cara tersebut dapat digunakan sebagai media pemasaran dari
seniman ataupun karya seni. Cara pemasaran tersebut akan menjadi efektif jika
diimbangi dengan adanya karya seni yang berkualitas, dengan memiliki kualitas
secara estetika dan artistik, dan dengan berkiblat pada perkembangan seni rupa
dunia.
Sebuah aktivitas pemasaran dipastikan selalu terdapat perencanaan di
dalamnya. Perencanaan tersebut mengarah kepada tahapan-tahapan pelaksanaan
pemasaran dari sebuah produk. Tahapan-tahapan tersebut juga dilakukan oleh
seniman atau galeri dalam mempromosikan karya seninya. Beberapa tahapan
18
pemasaran yang biasa dilakukan dalam memasarkan karya seni, terutama melalui
event-event pameran seni, adalah5:
1) Riset pasar
Riset pasar di sini adalah mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai perkembangan pasar dan juga target konsumen, di mana nanti
akan digunakan untuk membuat keputusan-keputusan pemasaran. Data
dari riset pasar ini dapat digunakan oleh para seniman atau galeri untuk
memproduksi karya seni yang benar-benar sesuai dengan perkembangan
dan ekspektasi pasar. Riset pasar ini juga dapat menghasilkan data-data
yang bisa digunakan untuk menentukan media promo dan pendekatanpendekatan publikasi kepada target pasar6.
2) Penentuan media promosi
Media promosi merupakan salah satu faktor penting dalam
kegiatan publikasi untuk menarik perhatian dari target pembeli dari sebuah
karya seni. Penentuan media promosi ini dilakukan dengan mendasarkan
pada kedekatan media promosi terhadap target pasar. Selain itu, media
promosi yang digunakan juga harus memberikan informasi yang detail
mengenai karya-karya seni yang ditampilkan beserta seniman yang terlibat
di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa jenis media yang dapat
digunakan sebagai media promosi7:
a)
Katalog dan brosur. Media ini digunakan untuk menjangkau target
sasaran secara personal. Media ini akan menampilkan informasi
dari karya-karya seni secara terperinci untuk dapat menarik target
pasar. Untuk mendapatkan dampak yang efektif, pilihan teks,
bahan, dan visual yang terdapat di media ini harus mampu
memberikan kesan kualitas untuk dapat menimbulkan kesan positif
dari target sasaran.
5
http://www.wikihow.com/Market-Art-Products, diakses pada tanggal 22 Desember 2013, pukul
21.30 WIB
6
WTO (International Trade Centre). 2003. A Practical Guide of Marketing Crafts and Visual Arts:
The role of Intellectual Property, hal 24
7
WTO (International Trade Centre). 2003. A Practical Guide of Marketing Crafts and Visual Arts:
The role of Intellectual Property, hal 43
19
b)
CD video promosi. CD ini menampilkan video yang menampilkan
informasi kaya-karya seni yang dipamerkan. Media ini juga dapat
digunakan untuk menjangkau target pasar secara personal, karena
dapat dikirimkan secara langsung kepada setiap target sasaran
sebagai calon pembeli.
c)
Internet (website). Website ini digunakan sebagai media online
yang
digunakan
untuk
memberikan
informasi
mengenai
penyelenggaraan pameran dan juga karya-karya seni yang terdapat
di dalamnya. Website yang digunakan harus mampu menampilkan
visual yang dapat menarik perhatian target sasaran untuk lebih
membaca dari setiap informasi yang terdapat di dalamnya. Selain
itu, website juga dapat digunakan untuk menjangkau target sasaran
yang terdapat di luar negeri.
d)
Iklan. Iklan biasanya merupakan media promosi yang digunakan
untuk menjangkau masyarakat secara luas dan masif. Iklan ini
dapat dilakukan baik di media cetak ataupun elektronik, tergantung
dari tujuan promosinya. Jika berkaitan dengan media massa, selain
iklan juga terdapat rilis. Di mana rilis ini dapat dikatakan sebagai
media publikasi dalam bentuk seperti semacam pemberitaan.
e) Poster dan billboards. Media ini dapat sangat efektif untuk kegiatan
promosi di area lokal. Poster dapat menjangkau area yang lebih
spesifik, yang sesuai dengan area berkumpulnya target pasar.
f) Telepon, email, dan fax. Kegiatan promosi yang menggunakan
media ini lebih digunakan untuk target pasar yang dekat dan
dilakukan secara personal. Masing-masing cara tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui calon pembeli yang bersifat potensial,
karena komunikasi yang dilakukan secara langsung kepada
perorangan calon pembeli tersebut.
Pada intinya, media promosi yang digunakan harus didasarkan
pada identifikasi pasar target sasaran. Unsur kedekatan media promosi
20
dengan target pasar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi efektiftidaknya media promosi dalam menyampaikan informasi pemasaran.
3) Strategi pemasaran
Biasanya strategi pemasaran dari karya seni rupa lebih didasarkan
pada proses kreatifitas dan estetika dari karya seni tersebut. Unsur tersebut
merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan aktivitas
pemasaran. Tetapi secara umum, strategi pemasaran dari sebuah karya
seni, dipengaruhi oleh nama besar dari sang seniman dan juga karya seni
itu sendiri. Karena semakin besar dan terkenal seniman dan karya seni
yang dibuatnya, maka semakin mudah karya seni tersebut dipasarkan
kepada target sasaran. Terdapat beberapa teknik pemasaran dari seorang
seniman dalam mempromosikan karya seninya, yaitu:
a) Membangun jaringan dengan berbagai galeri untuk digunakan
sebagai media dalam mempromosikan karya seninya
b) Melakukan pendekatan terhadap festival seni, pameran seni, art
fair, ataupun acara-acara seni yang dapat digunakan untuk
memamerkan karya seninya bersama dengan seniman yang lain
c) Membangun website yang menampilkan informasi secara detail,
baik mengenai karya seni ataupun mengenai profil dari seniman
d) Membentuk atau bergabung secara kolektif bersama dengan
seniman-seniman lainnya dalam bentuk asosiasi seniman untuk
mendapatkan lisensi (sertifikasi) serta memasarkan karya seni
mereka
Beberapa teknik pemasaran tersebut biasanya dilakukan oleh
seorang seniman dalam mengenalkan dirinya dan karya seninya kepada
masyarakat. Salah satu cara efektif untuk memasarkan sebuah karya seni
adalah dengan membangun jaringan pasar yang kuat. Adanya jaringan
tersebut akan memunculkan calon pembeli potensial yang akan
mengangkat profil dari seniman tersebut.
21
Karya seni merupakan salah satu ‘produk’ yang membutuhkan pendekatan
berbeda dalam aktivitas pemasaran kepada pangsa pasarnya. Unsur yang dijual
dari sebuah karya seni bukan berdasarkan atas kebutuhan masyarakat akan sebuah
fungsi sehari-hari, tetapi lebih kepada kebutuhan akan estetika visual dan
eksistensi dari seseorang. Oleh karena itu, pendekatan pemasaran yang dilakukan
untuk memasarkan karya seni sangatlah berbeda dengan pendekatan pemasaran
dari produk-produk rumah tangga. Meskipun begitu, jika dilihat secara universal,
konsep pemasaran dari karya seni dan seorang seniman tidak jauh berbeda dengan
konsep pemasaran dari produk rumah tangga. Keduanya membutuhkan
identifikasi mengenai perkembangan pangsa pasar, identifikasi target pasar,
penggunaan media promosi dengan berdasarkan pada kedekatannya dengan target
pasar, dan juga pesan-pesan pemasaran yang ditampilkan dalam setiap media
promosi tersebut. Kesemua unsur tersebut sama-sama bertujuan untuk terciptanya
aktivitas transaksional dari masing-masing produk.
2.
Bauran pemasaran (marketing mix) dalam komunikasi pemasaran
Salah satu konsep utama dalam dunia usaha adalah adanya kebijakan
bauran pemasaran, di manadi dalamnya merupakan kombinasi dari empat variabel
yang inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat digunakan untuk
menjangkau konsumen sebagai sasaran pasarnya. Perusahaan harus dapat
menetapkan bauran pemasaran dengan tepat pada segmen pasar yang diinginkan
agar target pemasaran dapat tercapai. Biasanya sebuah perusahaan menggunakan
konsep 4P dalam bauran pemasarannya (marketing mix). Konsep tersebut meliputi
empat hal yang memegang peranan penting dalam pemasaran, yaitu product
(produk), price (harga), promotion (promosi), dan place (saluran distribusi).
Promosi dapat dikatakan memegang peranan yang sangat penting di dalam elemen
bauran pemasaran (marketing mix), karena dengan melalui sebuah kegiatan
promosi seorang produsen atau perusahaan dapat mengkomunikasikan produk
atau jasa yang ditawarkan oleh produsen tersebut kepada konsumen. Istilah
promosi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah arus informasi atau persuasi satu
arah sebagai sebuah kegiatan pemasaran yang dibuat untuk mengarahkan
22
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran dan untuk mendorong permintaan (Swastha & Irawan, 1986: 346).
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi perusahaan. Marketing mix juga merupakan perpaduan dari faktor-faktor
yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah keputusan pembelian
oleh konsumen (buying decision), maka variabel-variabel marketing mix diatas
tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:
a. Produk (jasa)
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang
atau jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang
ditawarkan perusahaan untuk mendukung penjualan barang dan jasa, dan
bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen
yang paling penting, karena dengan inilah perusahaan berusaha untuk
memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen. Meskipun begitu,
keputusan itu tidak berdiri sendiri sebab produk atau jasa sangat erat
hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk
atau jasa tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tidak berwujud
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa,
diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
2) Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah
sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan
oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
3) Berubah-ubah
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini
sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan
di mana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel
berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberikan oleh hotel
berbintang tiga.
23
4) Daya tahan
Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan
sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan
tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa.
b. Harga (price)
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan
produksi. Keuntungan yang diperoleh, ditentukan pada penetapan harga yang
ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya
pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau
keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari
suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat
mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Kebijaksanaan harga, erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa
yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu
produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu
kombinasi barang/jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan
yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan
mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak.
Konsumen juga menetapkan berapa jumlah barang atau jasa yang harus
dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini
tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain
yang menjadi pertimbangan, misalnya kualitas dari barang atau jasa,
kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya. Hendaknya setiap
perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam arti yang dapat
memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek
maupun untuk jangka panjang.
c. Saluran distribusi (place)
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang
dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan
metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif
24
hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk atau jasa tersebut
berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan
produk atau jasa tersebut. Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah
kegiatan memperlancar arus barang atau jasa adalah memilih saluran
distribusi (channel of distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi
adalah masalah yang berpengaruh bagi kegiatan pemasaran, karena adanya
satu kesalahan dalam memilih saluran distribusi, dapat menghambat bahkan
memacetkan usaha penyaluran produk atau jasa dari produsen ke konsumen.
Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan
perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut
dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:
1) Sifat pasar dan lokasi pembeli
2) Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
3) Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang
ekonomis.
4) Jaringan pengangkutan.
Menurut Kotler dan Armstrong (1997: 23), cara penentuan jumlah
distribusi yang digunakan dalam kegiatan pemasaran, dapat dibedakan
menjadi tiga cara, yaitu:
1) Intensive distribution
Saluran distribusi yang digunakan relatif panjang, dan jumlah
penyalurannya banyak, terutama pengecer, cara ini biasanya digunakan
untuk memasarkan produk jenis convenience goods.
2) Selective disribution
Saluran distribusi yang digunakan relatif pendek dengan cara
memilih beberapa pedagang besar atau retailer yang terbatas di suatu
daerah tertentu.Cara ini banyak digunakan untuk menyalurkan produk
jenis shopping goods dan specialty goods. Saluran selektif ini untuk
25
meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan
volume penjualan dengan jumlah yang terbatas.
3) Exclusive distribution
Saluran distribusi yang dilakukan dengan menetapkan satu
pedagang besar atau agen tertentu dan biasanya digunakan untuk
menyalurkan jenis barang yang memerlukan pelayanan saat pembelian,
atau dapat juga digunakan untuk jenis produk specialty goods.
Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan
penentuan saluran distribusi adalah dengan memperhitungkan adanya
perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika
target konsumennya.
d. Promosi (promotion)
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan
informasi pada pasar tentang produk atau jasa yang dijual, tempat, dan
waktu. Promosi sendiri dapat dikatakan memegang peranan yang sangat
penting di dalam elemen bauran pemasaran (marketing mix), karena dengan
melalui sebuah kegiatan promosi seorang produsen atau perusahaan dapat
mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen
tersebut kepada konsumen. Istilah promosi sendiri dapat diartikan sebagai
sebuah arus informasi atau persuasi satu arah sebagai sebuah kegiatan
pemasaran yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran dan untuk
mendorong permintaan (Swastha & Irawan, 1986: 346).
3.
Pesan dalam komunikasi pemasaran
Kegiatan komunikasi dapat didefinisikan sebagai pertukaran makna antar
atau ditiap individu-individu. Pertukaran tersebut tidak hanya tentang pertukaran
kata atau informasi, tetapi di dalamnya juga terdapat masalah dasar di dalam
kegiatan komunikasi yang kita hadapi. Banyak orang salah kaprah, mereka
percaya bahwa kegiatan komunikasi tidak lebih dari sekedar penyebaran kata dan
26
ilustrasi. Kepercayaan tersebut memang salah, sebuah kegiatan tidak dapat
disebut sebagai kegiatan komunikasi atau proses komunikasi jika di dalamnya
tidak terdapat pertukaran makna. Proses komunikasi merupakan sebuah kegiatan
yang bersifat kompleks. Interaksi komunikasi dengan seseorang harus
memperhatikan bagaimana karakteristik dari seseorang yang kita ajak bicara
tersebut. Seperti frame of reference, pendidikan, sifat, dll. Seperti halnya proses
komunikasi di dalam sebuah iklan dari pengiklan yang ditujukan kepada target
konsumen sebagai konsumen targetnya di dalam kegiatan pemasaran sebuah
produk. Agar sebuah iklan dapat efektif, maka di dalam creative dari iklan
tersebut harus berdasarkan pada konsumen target yang ingin diraih. Bagaimana
sebuah produk yang diiklankan mampu berperan menjadi segala solusi atas
permasalahan yang dihadapi oleh konsumen target dari produk tersebut.
Pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses yang membentuk hubungan
sosialdan manajerial antara produsen dengan individu dan kelompok dalam
menyampaikan jenis-jenis produk (barang dan jasa), yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui penciptaan produk yang berkualitas
(Clow & Baack, 2003: 3).Komunikasi merupakan suatu elemen yang penting
dalam kegiatan pemasaran. Tanpa adanya komunikasi, maka semua kegiatan
komunikasi pemasaran tidak bisa berlangsung. Komunikasi merupakan sarana
yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen. Melalui komunikasi-lah
mengalir arus informasi penawaran produk dan jasa. Dan sebagaimana diketahui,
keberhasilan suatu pemasaran sangat bergantung dan sangat ditentukan oleh
keberhasilan komunikasinya, karena pada kenyataannya, pasar digerakkan oleh
adanya arus informasi. Jadi komunikasi menempati peranan yang penting pada
strategi dalam menunjang keberhasilan pemasaran. Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu (Effendi, 2003: 10).
Komunikasi pemasaran sendiri didefinisikan sebagai proses penyebaran
informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada
pasar sasarannya (Sulaksana, 2003: 23). Kegiatan komunikasi pemasaran
mempunyai fungsi untuk membagi makna dari keseluruhan produk yang
27
ditawarkan oleh produsen kepada target konsumennya sebagai sebuah solusi dari
permasalahan yang dialami oleh target konsumennya tersebut, dan pada saat yang
sama, produsen akan lebih dekat dengan segala tujuan yang ingin dicapainya,
sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah kegiatan komunikasi pemasaran
mempunyai peranan yang penting di dalam penjualan suatu produk. Komunikasi
pemasaran
bagi
menggambarkan
sebuah
produk
bagaimana
dapat
organisasi
dikatakan
sebagai
perusahaan
atau
istilah
yang
pemerintah
mengkomunikasikan pesan-pesan kepada khalayak sasaran mereka. Khalayak
sasaran adalah kelompok konsumen potensial yang menerima pesan-pesan
pemasaran mereka (Lwyn & Aitchison, 2002: 5).
Dalam komunikasi pemasaran terdapat dua unsur pokok yaitu komunikasi
dan pemasaran (Duane, 2002: 4). Komunikasi dipandang sebagi proses
penyampaian pesan antar individu, atau antar organisasi dengan individu untuk
mencapai sebuah pemahaman bersama. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan
kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai
(pertukaran) antara brand dan pelanggannya. Banyak para pemikir dari pemasaran
yang sepakat bahwa inti dari pemasaran adalah pertukaran. Yang menjadi alasan
dari konsep pemasaran merupakan sebuah pertukaran adalah bahwa seluruh
kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh suatu individu dengan individu yang
lainnya merupakan pertukaran. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk
memuaskan kebutuhan(Sutisna, 2002: 264). Pertukaran dalam konsep pemasaran
ada yang sifatnya terbatas maupun sifatnya yang luas dan kompleks. Proses
pertukaran yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung memerlukan
sebuah proses komunikasi yang di dalamnya terdapat sebuah pesan. Kegiatan
pemasaran bersumber pada adanya suatu kebutuhan yang dimiliki oleh beberapa
kalangan masyarakat, lalu untuk memenuhi kebutuhan tersebut diciptakan sebuah
produk yang menghasilkan sebuah transaksi atau pertukaran di dalam sebuah
tempat yang di sebuah pasar.Unsur unsur utama dalam kegiatan komunikasi
pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama (Rangkuti. 2004: 48),
yaitu:
28
1) Unsur strategi persaingan
a) Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing masing
segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan
kebutuhan pemasaran tersendiri.
b) Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dimasuki.
c) Positioning
Positioning adalah penerapan posisi pasar, tujuannya adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk
yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
2) Unsur taktik pemasaran
Terdapat dua unsur taktik pemasaran, yaitu:
a) Differensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi
pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun
strategi pemasaran inilah yang membedakan deferensiasi yang
dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan
lain.
b) Bauran pemasaran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai
produk, harga, promosi dan tempat.
3) Unsur nilai pemasaran
Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a) Merek atau brand
Dapat didefinisikan sebagai nilai yang berkaitan dengan nama atau
nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Sebaiknya
perusahaan senantiasa meningkatkan brand equity (cara mengelola
ekuitas merek).
29
b) Pelayanan atau service
Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian
jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada
konsumen itu perlu terus ditingkatkan.
c) Fungsi penyediaan fisik
Fungsi pengangkutan dan penyimpanan yang berkaitan dengan
barang- barang dari tempat produsen ke konsumen, selain itu fungsi
tersebut berkaitan pula dengan penyimpanan barang-barang yang
diperlukan oleh para konsumen.
d) Fungsi penunjang
Fungsi ini dengan membantu pelaksanaan dari fungsi lain. Fungsi
pembelanjaan yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk
melayani penjualan kredit atau untuk melaksanankan fungsi
pemasaran yang lain.
Oleh karena itu, untuk mencapai kegiatan pemasaran dari suatu produk
atau perusahaan yang efektif, berbagai elemen kekuatan harus dimanfaatkan
sebagai sumber daya dalam menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran
yang mampu menarik perhatian target konsumen dan bahkan membangun
loyalitas dalam benak konsumen tersebut. Keberhasilan dari kegiatan pemasaran
tersebut ditunjang oleh adanya kegiatan komunikasi yang efektif antara produk
atau perusahaan dengan target konsumennya, di manadi dalamnya terdapat
kegiatan persuasi dan pengambilan keputusan dari konsumen sebagai hasil
akhirnya.
30
Bagan 1.1. Model komunikasi pemasaran Sutisna (Sutisna, 2002: 264)
Berdasarkan pada model komunikasi pemasaran Sutisna diatas, tahap
terjadinya proses komunikasi pemasaran berawal dari sumber yang memberikan
sebuah pesan. Dalam komunikasi pemasaran, sumber berarti pihak yang
mengirim pesan pemasaran kepada konsumen. Pihak yang mengirim pesan tentu
saja perusahaan sebagai produsen. Proses selanjutnya yaitu perusahaan
menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspons
secara positif oleh penerima dalam hal ini konsumen. Pada proses tersebut
ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan. Apakah pesan akan
disampaikan melalui iklan, personal selling, promosi penjualan, publik relation
atau pemasaran langsung. Proses enconding ini juga disebut sebagai proses
menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang
akan dikirimkan kepada penerima.
Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui media. Jika pesan
dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk
media cetak atau media elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak
akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam
media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dan
menjelaskan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan
disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara
detail menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses
penyampaian pesan melalui media ini disebut sebagai proses transmisi.
Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh penerima.
Ketika pesan diterima, penerima akan memberikan respons terhadap pesan yang
31
disampaikan. Respons yang diberikan bisa positif, negatif atau netral. Respon
positif tentu saja adalah respons yang diharapkan oleh pengirim pesan. Respon
positif identik dengan terjadinya keserasian antara harapan pengirim pesan
dengan tanggapan penerima pesan. Dengan perkataan lain, pesan yang dirancang
direspons sesuai dengan keinginan perancang pesan. Kesesuaian antara harapan
pengirim dengan tanggapan penerima inilah yang diharapkan terjadi, karena hal
ini akan mempengaruhi perilaku konsumen secara positif. Hal yang tidak
diharapkan terjadi adalah respons negatif atau netral dari konsumen (penerima
pesan), respon negatif ini terjadi karena tidak terjadinya keserasian antara
harapan pengirim pesan dengan respons dilakukan oleh penerima. Pengirim
mengharapkan A, konsumen mengharapkan B, jadi ada ketidaksesuaian antara
harapan pengirim dengan tanggapan konsumen. Proses memberikan respons dan
menginterpretasikan pesan yang diterima disebut sebagai proses decoding. Proses
decoding berarti penerima pesan memberi interprestasi atas pesan yang diterima.
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai
penerima pesan, jika pesan yang sampai diterima secara positif, maka hal ini akan
memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku konsumen. Sikap positif
konsumen terhadap suatu produk akan mendorong konsumen untuk melakukan
tindakan pembelian, karena dibatasi oleh kemampuan daya beli. Sedangkan sikap
negatif terhadap produk akan menghalangi konsumen untuk melakukan tindakan
pembelian. Jangankan sikap negatif, sikap positif pun tidak semuanya diakhiri
dengan pembelian, apalagi jika sesorang mempunyai sikap negatif, pasti akan
sangat menghalangi tindakan pembelian. Oleh karena itu, pembentukan sikap
positif terhadap produk sangat penting dilakukan oleh perusahaan.
Proses terakhir yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan. Perusahaan
mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan, artinya
mendapat respons dan tindakan yang positif dari konsumen atau justru pesan
tidak sampai secara efektif. Pengukuran efektifitas pesan adalah tingkat penjualan
produk yang ditawarkan ke pasar. Pesan melalui iklan disebut berhasil atau
efektif jika tingkat
penjualan produk setelah proses
penyampaian pesan
meningkat secara signifikan. Sebaliknya pesan yang disampaikan tidak efektif
32
jika setelah pesan disampaikan penjualan produk tidak meningkat, atau justru
turun. Indikator penjualan ini seharusnya menjadi sinyal awal bagi perusahaan
untuk melakukan penelitian atas pesan yang disampaikan ke konsumen.
Untuk mencapai sebuah tujuan di dalam kegiatan komunikasi, tidak
terlepas dari komponen-komponen yang membangun sistem komunikasi seperti
yang tersirat di dalam teori Laswell tersebut, yang meliputi komunikator, pesan,
media komunikasi yang digunakan, dan komunikan sebagai sasaran penyampaian
informasi. Komponen-komponen yang dimaksud tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Komunikator
Seorang komunikator dalam sebuah strategi komunikasi dapat
dikatakan berperan sebagai unsur penting dan paling dominan bagi
keseluruhan proses komunikasi yang efektif. Komunikator dapat dianggap
berhasil jika di dalam kegiatan komunikasi tersebut terdapat perubahan
dalam sikap,opini, dan perilaku komunikan dengan segala daya tarik yang
dimilikinya, dengan tidak meninggalkan sikap empati. Dalam hal
mengubah simbol menjadi sebuah pesan, seorang komunikator akan
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pengalaman masa lalu, rujukan
nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan, mempengaruhi
dalam merumuskan pesan tersebut. Agar komunikasi yang dilakukan dapat
bersifat efektif, seorang komunikator juga harus dapat memahami isi pesan
yang akan disampaikan kepada komunikan sebagai target.
2) Pesan
Pesan yang disampaikan harus berisi tentang sebuah informasi yang
jelas, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan kerancuan dalam dipahami
oleh komunikan. Pesan dapat bersifat informasi, persuasi, ataupun
instruksi (Effendi, Onong: 1999: 37).
Menurut Schramm (Effendi, Onong, 1993: 34), terdapat beberapa
kriteria agar sebuah pesan dalam komunikasi dapat tersampaikan secara
efektif, antara lain;
33
a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik perhatian sasaran yang telah ditentukan.
b) Sebuah pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada
pengalaman yang sama (field of experience) antara komunikator
dan komunikan, sehingga sama-sama dapat dimengerti.
c) Pesan harus mampu membangkitkan kebutuhan pribadi pihak
komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.
d) Sebuah pesan harus menyarankan sebuah cara untuk memperoleh
kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat
komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki.
Berkaitan dengan isi pesan, terdapat dua bentuk penyajian isi pesan
dalam kegiatan komunikasi, yaitu (Anwar, 1984: 70-71);
a) One side issue (sepihak)
Isi pesan atau permasalahan yang disajikan kepada
komunikan bersifat sepihak saja, yaitu mengemukakan hal-hal
yang positif saja, atau hal-hal yang negatif saja kepada khalayak.
Di dalam mempengaruhi khalayak permasalahan itu berisi
konsepsi komunikator semata-mata tanpa mengusik pendapatpendapat yang telah berkembang.
b) Both side issue
Isu permsalahan yang disajikan dari dua sisi, baik dari sisi
positif, dan juga dari sisi negatif. Dan dalam mempengaruhi
khalayak, permasalahan yang dikemukakan berisi konsepsi dari
komunikator maupun konsepsi dari pendapat-pendapat yang telah
berkembang pada khalayak.
34
Untuk
menentukan
tipe
mana
yang
paling
efektif
dalam
mengkomunikasikan sebuah pesan, Arifin memberikan penjelasan sebagai
berikut (Anwar, 1984: 71);
a) Jika kegiatan komunikasi ditujukan kepada komunikan yang awal
mulanya telah berbeda pendapat dengan komunikator, maka tipe
both side issue akan lebih efektif.
b) Kepada komunikan yang dari semula sudah ada persamaan
pendapat, maka akan lebih efektif jika diberikan one side issue.
c) Jika komunikan-nya adalah seseorang yang tepelajar, sebaiknya
diberikan both side issue.
d) Sedangkan kepada komunikan yang bukan termasuk pada golongan
terpelajar, one side issue akan lebih baik digunakan di dalamnya.
3) Media/saluran.
Saluran dapat merujuk pada cara penyampaian pesan, karena hal
tersebut berpengaruh pada cara pendekatan melalui pemilihan media.
Pemilihan media menurut Effendi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain (Onong, 1984: 303);
a) Sasaran yang dituju,
b) Efek yang diharapkan,
c) Isi yang dikomunikasikan.
Dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut, maka dapat
ditentukan saluran mana yang dapat menunjang efektifitas komunikasi,
apakah komunikasi interpersonal, atau komunikasi non personal (Sayoga,
1998: 17). Komunikasi interpersonal memiliki kelebihan dalam bidang
efek dan umpan balik yang bersifat langsung sedangkan pada komunikasi
non personal efek dan umpan balik bersifat tidak langsung.
Media penyampai pesan memegang peranan penting dalam proses
komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai kepada kelompok
audiens yang kita inginkan. Oleh karena itu, memilih media yang tepat
35
sangat menentukan apakan pesan yang ingin disampaikan kepada audiens
sasaran akan sampai atau tidak. Selain itu, juga harus mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan beberapa media penyampai pesan.
4) Komunikan sebagai target sasaran
Perancangan isi pesan yang ditujukan kepada komunikan sebagai
target sasaran dipengaruhi oleh karakteristik dari seorang komunikan,
yaitu pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola
pikir, dan perasaan komunikan yang terangkum dalam field of experience
dan field of reference, sehingga kesemuanya tersebut menjadi salah satu
faktor pertimbangan dalam mengemas isi pesan yang akan ditujukan pada
seorang komunikan.
5) Efek
Efek merupakan apa yang terjadi pada penerima pesan (komunikan)
setelah dirinya menerima pesan, apakah terjadi penambahan pengetahuan,
terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, ataupun perubahan
perilaku. Sebuah efek juga dapat terkait dengan tujuan dari melakukan
kegiatan komunikasi (Onong, 1984:10), bahwa komunikasi adalah sebuah
proses untuk mengubah perilaku individu lain (communication is the
process to modify the behavior of other individuals).
Menurut Schramm berkaitan dengan komponen-komponen dalam proses
komunikasi, dibutuhkan sebuah teknik yang efektif di dalam mendapatkan sebuah
proses komunikasi yang efektif (Onong, 1991: 39). Dengan teknik yang efektif
tersebut, diharapkan kegiatan komunikasi akan membawa sebuah pengaruh yang
muncul pada tempo waktu yang relatif singkat dan mampu mendorong komunikan
melakukan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator. Hal
tersebut mendorong dibutuhkannya sebuah strategi komunikasi agar proses
komunikasi dapat berjalan efektif. Sebuah strategi komunikasi yang efektif, harus
memperhatikan empat masalah pokok, yaitu (Anwar, 1984: 87);
1) Mengenal khalayak,
2) Menyusun pesan,
36
3) Menetapkan metode,
4) Seleksi penggunaan media.
4.
Bauran promosi (promotion mix)dalam komunikasi pemasaran
Promosi dapat dikatakan memegang peranan yang sangat penting di dalam
elemen bauran pemasaran (marketing mix), karena dengan melalui sebuah
kegiatan promosi seorang produsen atau perusahaan dapat mengkomunikasikan
produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen tersebut kepada konsumen.Istilah
promosi sendiri data diartikan sebagai sebuah arus informasi atau persuasi satu
arah sebagai sebuah kegiatan pemasaran yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran dan untuk mendorong permintaan (Swastha & Irawan, 1986: 346).
Promosi merupakan salah satu aktivitas komunikasi pemasaran yang bertujuan
untuk memberikan pesan informasi kepada target konsumen dari sebuah produk.
Pesan informasi tersebut dikirimkan dengan menggunakan beberapa jenis
medium, dengan menyesuaikan karakteristik dari target konsumennya. Melalui
beberapa medium tersebut, pesan informasi yang berupa pesan-pesan persuasi
disampaikan kepada target konsumen agar mereka tertarik terhadap sebuah
produk dan pada akhirnya membeli atau mengkonsumsi produk tersebut. Kegiatan
pemasaran sebuah produk, jika dilakukan dengan menggunakan komunikasi
promosi secara efektif, akan mencapai tujuan yang dikehendaki oleh produsen.
Oleh karena itu, komunikasi promosi dapat dikatakan mempunyai peranan penting
di dalam kelangsungan sebuah produk.
Di dalam sebuah kegiatan pemasaran, biasanya menggunakan konsep
bauran promosi (promotion mix). Promotion mix sendiri merupakan sebuah
perpaduan dari berbagai alat-alat promosi yang dapat dikatakan sebagai sebuah
strategi yang cukup efektif di dalam melakukan kegiatan pemasaran, antara lain
berbagai variabel dalam periklanan, personal selling, ataupun dengan berbagai
alat-alat promosi yang lain. Kotler (1997) mengidentifikasi bahwa bauran promosi
(promotion mix) antara lain terdiri dari periklanan (advertising), penjualan tatap
37
muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran
langsung (direct marketing), dan hubungan masyarakat (public relations) (Kotler
& Amstrong, 1997: 56). Sebuah kegiatan pemasaran jika dilakukan dengan
sebuah kegiatan bauran komunikasi atau komunikasi promosi secara efektif, maka
segala tujuan pemasaran dari sebuah produk atau seorang produsen akan dapat
tercapai, sehingga komunikasi promosi dapat dikatakan mempunyai peranan
penting di dalam kelangsungan sebuah produk. Menurut J. Paul Peter & Jerry C.
Olson dalam Consumer Behavior, tujuan dari komunikasi promosi antara lain
(Peter & Olson, 1987: 80);
1) Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari akan suatu kategori
produk atau bentuk produk.
2) Konsumen harus sadar akan sebuah produk.
3) Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif.
4) Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli sebuah merek.
5) Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku untuk membeli
merek tertentu.
6) Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku untuk membeli
merek tertentu.
Sedangkan menurut Basu Swastha & Irawan (1986: 352), promosi memiliki
beberapa tujuan, antara lain;
1) Modifikasi tingkah laku
Di dalam tujuan ini, kegiatan promosi dilakukan untuk merubah sikap
ataupun pandangan dari konsumen akan sebuah produk ataupun image dari
sebuah perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan dapat membuat
seorang konsumen untuk menggunakan sebuah produk yang ditawarkan,
ataupun dapat beralih dari produk lain yang terlebih dahulu digunakan
oleh konsumen tersebut. Sehingga mampu mendorong tingkat penjualan
dari sebuah produk.
38
2) Memberitahu (to inform)
Di dalam tujuan kegiatan promosi ini, kegiatan promosi dilakukan
untuk memberikan berbagai informasi akan sebuah produk kepada
konsumen (target konsumen) dari produk tersebut. Kegiatan promosi yang
bersifat informatif tersebut biasanya dilakukan secara besar-besaran pada
tahap awal siklus dari sebuah produk karena dengan informasi tersebut
diharapkan konsumen target dari sebuah produk mampu menggunakan
informasi tersebut sebagai pertimbangan di dalam mengambil keputusan
saat akan membeli sebuah produk.
3) Membujuk (to persuade)
Tujuan dari kegiatan promosi ini diarahkan untuk mendorong tingkat
penjualan dari sebuah produk. Dengan berbagai informasi akan kelebihan
dan manfaat dari sebuah produk yang diberikan kepada konsumen (melalui
iklan, atau variabel pemasaran lainnya), diharapkan konsumen tersebut
mau membeli produk tersebut. Biasanya promosi yang bersifat persuasif
ini akan menjadi dominan jika produk yang ditawarkan mulai memasuki
tahap pertumbuhan pada siklus kehidupan sebuah produk.
4) Mengingatkan (to remind)
Kegiatan promosi di dalam tujuan ini digunakan untuk selalu menjaga
awareness konsumen akan sebuah produk, agar tiap konsumen masih ingat
akan produk tersebut dan tetap menggunakan produk tersebut sehingga
mampu memunculkan brand loyalty di dalam konsumennya. Biasanya
kegiatan promosi dengan tujuan ini dilakukan pada saat produk berada
pada tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan sebuah produk.
Jadi pada dasarnya, kegiatan promosi dilakukan dengan berdasarkan pada
siklus sebuah produk, dengan adanya tujuan pemasaran tertentu yang ingin
dicapai dari sebuah produk.Kegiatan pemasaran melalui promosi dilakukan untuk
menyampaikan pesan-pesan pemasaran yang diharapkan mampu merubah
pemikiran target konsumen dan menghasilkan keputusan pembelian terhadap
produk yang dipromosikan tersebut.
39
Biasanya tiap-tiap produk yang berbeda menggunakan promotion mix yang
berbeda-beda pula, karena untuk mendapatkan hasil yang efektif dan tercapainya
segala tujuan pemasaran, kegiatan promotion mix yang dilakukan harus
disesuaikan dengan karakter dari produk serta konsumen target dari produk itu
sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari
variabel-variabel promotion mix adalah sebagai berikut (Swastha & Irawan, 1986:
358);
1) Jumlah Dana
Besar kecilnya jumlah dana mempengaruhi bagaimana sebuah
kegiatan promotion mix dilakukan pada suatu produk. Semakin besar
jumlah dana yang dianggarkan, maka semakin variatif juga promotion mix
yang dilakukan, dan juga sebaliknya. Jika sebuah perusahaan hanya
mempunyai dana yang cukup kecil dalam memasarkan produknya,
biasanya perusahaan tersebut hanya cenderung bermain pada media below
the line dan lebih berkutat pada periklanan, karena sebuah periklanan lebih
bersifat masif, menjangkau lebih banyak konsumen, dan dengan daerah
yang luas.
2) Sifat pasar
Ada beberapa sifat pasar yang mempengaruhi bagaimana
promotion mix dilakukan, antara lain sebagai berikut;
a) Luas pasar secara geografis
Sebuah perusahaan yang memiliki pasar konsumen lokal
menggunakan promotion mix yang berbeda dengan perusahaan yang
berskala nasional. Perusahaan yang mempunyai pasar dengan skala
nasional membutuhkan promotion mix yang mampu menjangkau
konsumen targetnya yang lebih banyak dan luas (paling tidak
menggunakan media periklanan), sedangkan pada perusahaan
dengan skala lokal hanya menggunakan promotion mix yang cukup
untuk menjangkau konsumen targetnya disekitar perusahaan itu
berada.
40
b) Konsentrasi pasar
Konsentrasi pasar merupakan bagaimana sebuah perusahaan
memusatkan atau menentukan konsumen target akan produknya.
Penentuan konsentrasi pasar sebuah produk akan mempengaruhi
pada strategi pemasaran yang diambil, dan sehingga promotion mix
yang akan dilakukan juga akan berbeda.
c) Macam pembeli
Karakteristik dari konsumen target sebuah produk akan
mempengaruhi penentuan variabel promotion mix yang akan
dilakukan oleh sebuah perusahaan. Strategi promotion mix yang
tepat dengan karakteristik konsumen target dari sebuah produk akan
berpengaruh pada tercapainya tujuan pemasaran dari sebuah produk.
d) Posisi produk pada siklus kehidupan produk
Sebuah strategi yang akan diambil oleh suatu perusahaan untuk
mempromosikan produknya dipengaruhi oleh pada tahap apa posisi
sebuah produk dalam siklus kehidupan produk.
(1) Pada tahap perkenalan, perusahaan harus mendorong untuk
meningkatkan permintaan primer (permintaan untuk satu
macam produk) daripada permintaan selektif (permintaan
untuk produk dengan merek tertentu) terlebih dulu. Perusahaan
harus menjual kepada pembeli dengan mempromosikan produk
tersebut secara umum sebelum mempromosikan satu merek
tertentu. Pada saat mempromosikan produk baru atau pada saat
memasuki daerah pemasaran yang baru, kegiatan personal
selling dapat lebih ditonjolkan daripada kegiatan yang lain.
(2) Pada tahap pertumbuhan, kedewasaan, dan kejenuhan,
perusahaan dapat hanya menitikberatkan di dalam kegiatan
promosinya.
(3) Pada tahap kemunduran, sebuah perusahaan harus mampu
membentuk produk baru atau image baru sebuah produk yang
lebih baik, hal ini disebabkan karena produk tersebut sudah
41
tidak dapat lagi dipertahankan di dalam pasar, kalah bersaing
dengan produk kompetitornya, dan berbagai macam kegiatan
promosi yang dilakukan cenderung tidak dapat berbuat banyak
untuk menolong produk pada tahap kemunduran ini.
Di dalam proses evaluasi kegiatan promosi, dapat dilihat dari bagaimana
pesan itu direspon dari konsumen targetnya, apakah pesan tersebut mendapatkan
respon dan tindakan positif dari konsumen. Indikator yang dapat dipakai sebagai
ukuran efektivitas pesan adalah tingkat penjualan produk yang ditawarkan ke
pasar. Pesan (iklan, brosur, hubungan masyarakat, direct mail, dan lain-lain)
disebut efektif jika setelah pesan disampaikan, penjualan produk setelah
penyampaian pesan dapat meningkat secara signifikan.Sedangkan sebuah pesan
dapat dikatakan tidak efektif jika setelah pesan tersebut disampaikan kepada
konsumen target, tingkat penjualan tidak mengalami peningkatan, bahkan terjadi
penurunan. Oleh karena itu, proses penyampaian pesan dalam kegiatan promosi
harus dirancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi di dalamnyaakan
efektif. Ada beberapa alat promosi yang digunakan di dalam proses komunikasi
pemasaran yang disebut sebagai bauran promosi, yaitu periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing, public relations, brand loyalty,
sponsorship, dan desain.
Kotler (1997: 56) mengidentifikasi bahwa bauran promosi (promotion
mix) antara lain terdiri dari periklanan (advertising), penjualan tatap muka
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran langsung
(direct marketing), dan publisitas atau hubungan masyarakat(public relations).
a) Periklanan (advertising)
Merupakan alat utama bagi produsen untuk mempengaruhi
konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat
surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk
poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang
strategis.
42
b) Penjualan pribadi (personal selling)
Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak
langsung dengan calon konsumennya.Adanya kontak langsung ini
diharapkan akan terjadi suatu hubungan atau interaksi yang positif
antara produsen dengan calon konsumennya itu.Jenis kegiatan
personal
selling
antara
lain;
door
to
door
selling;
mail
order;telephone selling; dan direct selling.
c) Promosi penjualan (sales promotion)
Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang
dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan
tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
d) Publisitas melalui public relations
Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan
untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen,
agar
mereka
menjadi
tahu,
dan
menyenangi
produk
yang
dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, di manadi dalam
melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat
komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu
membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut
sebagai usaha untuk “mensosialisasikan” atau “memasyarakatkan”
suatu objek tertentu.
Membangun sebuah hubungan yang baik dengan berbagai
publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh
publisitas yang menguntungkan dan membangun citra positif
perusahaan. Pemeliharaan hubungan yang positif dengan satu atau
berbagai pihak dapat meningkatkan penjualan dan laba sekaligus
mempertahankan keberadaan produk dalam jangka waktu yang cukup
panjang. Public relations merupakan kumpulan dari usaha-usaha
komunikasi yang digunakan untuk menciptakan dan memelihara
hubungan antara organisasi dan pihak-pihak yang berpengaruh bagi
43
kelangsungan organisasi tersebut (Pride, 2003: 477). Public relations
adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat
baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
khalayaknya (Jefkins, 1997: 9).
Public relations mempunyai fungsi kedalam dan keluar.
Kedalam berfungsi untuk mengkomunikasikan citra perusahaan
terhadap pihak internal perusahaan. Sedangkan keluar berfungsi
untuk mengupayakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif
terhadap segala tindakan dan kebijakan perusahaan. Public relations
sangat berhubungan dengan beberapa tugas pemasaran, diantaranya:
(1) Membangun dan memelihara citra,
(2) Mendukung kegiatan-kegiatan komunikasi lain,
(3) Menangani masalah dan permasalahan,
(4) Menguatkan positioning,
(5) Mempengaruhi publik spesifik,
(6) Membantu dalam peluncuran jasa-jasa baru.
Kegiatan-kegiatan
hubungan
masyarakat
dalam
suatu
perusahaan dapat digolongkan ke dalam empat jenis, yaitu (Peter &
Donneli, 2006: 124-125) :
(1) News Release yaitu pengumuman mengenai perubahan yang
terjadi dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk
memberikan informasi kepada media mengenai hal-hal yang
mengandung nilai berita dengan harapan pemuatan berita
tersebut dalam media massa
(2) Konferensi Pers merupakan pertemuan yang diprakarsai oleh
pihak perusahaan dengan mengundang perwakilan dari media
untuk memberitahukan berbagai berita penting, seperti
peluncuran produk baru, penggabungan perusahaan, atau pada
saat perusahan menghadapi situasi krisis
44
(3) Sponsor dan acara-acara perusahaan. Kegiatan ini bertujuan
untuk mendukung pembangunan citra perusahaan. Selain itu,
acara dan pemberian sponsor juga dapat menyediakan
kesempatan bagi penciptaan kegiatan komunikasi pemasaran
lainnya, seperti penjualan perseorang dan kata-kata yang
keluar dari mulut
(4) Pengumuman di tempat-tempat umum. Kegiatan ini biasanya
lebih sering dilakukan oleh organisasi nirlaba sebagai cara
untuk mendapatkan kontribusi dari masyarakat luas.
Public relations melakukan berbagai macam program untuk
mengembangkan good will, dan memperoleh opini publik yang
favorable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang
harmonis dengan berbagai publik. Program-program tersebut adalah
untuk mempengaruhi orang lain melalui komunikasi yang luwes,
musyawarah,
pemasangan
iklan
melalui
media
massa,
dan
memperhatikan keadaan dan opini di dalam masyarakat sekitar.
Setiap elemen promosi tersebut digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
strategi komunikasi pemasaran dari sebuah perusahaan untuk membangun sebuah
arus komunikasi pemasaran yang efektif sebagai upaya dalam pencapaian targettarget pemasaran dari perusahaan tersebut.
F. Kerangka Konsep
Definisi dari sebuah produk tidak hanya barang-barang yang mempunyai
fungsi nyata dalam memenuhi kebutuhan dari seorang konsumen, di mana produk
terebut mempunyai daya guna yang dapat langsung dimanfaatkan oleh seseorang
yang menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman, definisi dari sebuah
produk juga ikut berkembang, di mana produk tidak hanya sekedar barang yang
mempunyai fungsi yang dapat langsung dimanfaatkan oleh konsumen, tetapi
sebuah produk juga mempunyai fungsi yang bersifat abstrak. Fungsi abstrak
45
tersebut dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi yang memberikan kepuasan
dari sisi artistik, tidak mempunyai fungsi yang nyata, tetapi mempunyai nilai
estetika yang dilihat dari panca indera mata. Barang-barang dengan kategori
tersebut biasanya berupa brang-barang hasil karya seni, di mana barang atau
produk tersebut tidak mempunyai nilai fungsi yang nyata, tetapi mempunyai
fungsi dari sisi estetika.
Jenis-jenis produk yang berbeda secara otomatis akan menyebabkan
adanya perbedaan dalam strategi pemasaran untuk mengenalkan produk tersebut
kepada target konsumennya. Setiap karakter dari sebuah produk atau jasa,
dipastikan akan membutuhkan pendekatan pemasaran yang berbeda-beda pula
agar dapat mencapai adanya pesan-pesan pemasaran yang efektif yang
tersampaikan kepada target konsumennya. Perencanaan merupakan sebuah
tahapan yang penting dalam proses pemasaran produk tersebut. Adanya aktivitas
komunikasi pemasaran yang efektif dapat memaksimalkan pencapaian tujuan
pemasaran yang ditetapkan oleh produsen dari produk tersebut.Pemanfaatan
media
dalam
pengiriman
informasi
berbentuk
persuasi
kepada
target
konsumennya. Tiap media yang memiliki karakteristik berbeda-beda, dapat
memberikan efek persuasif yang berbeda-beda pula dalam pelaksanaan kegiatan
komunikasi pemasaran sebuah produk.
Penyelenggaraan event merupakan salah satu cara yang ampuh dalam
menyampaikan pesan pemasaran dari sebuah produk. Pesan pemasaran terebut
disampaikan dengan mengajak target konsumen untuk terlibat langsung dalam
sebuah event yang diselenggarakan oleh sebuah produsen atau perusahaan. Event
marketing yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact) serta
memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir sehingga target
konsumen dapat memiliki kesan mengenai event tersebut yang berdampak pada
munculnya ketertarikan (interest) terhadap produk-produk yang berkaitan pada
penyelenggaraan event tersebut. Oleh karena itu, jika produk yang akan
dipasarkan merupakan sebuah produk yang mempunyai fungsi dari sisi kepuasan
akan estetika, maka untuk dapat menarik target konsumen terhadap event atau
produk-produk di dalamnya tersebut, sebuah event diharuskan dapat menarik
46
perhatian target konsumen dan saat target konsumen mendatangi event tersebut,
mereka mempunyai kesan tersendiri akan produk-produk yang ditampilkan di
dalamnya, karena mereka dapat secara langsung menikmati nilai estetika dari
produk tersebut.
Event merupakan salah satu aktivitas dalam komunikasi pemasaran. Di
dalamnya terdapat tahapan-tahapan penyelenggaraan event yang berdasarkan pada
konsep perancangan komunikasi pemasaran. Tahapan-tahapan dalam menyusun
komunikasi pemasaran antara lain (Siswanto & Fitz Kleinsteuber, 2002: 14):
1) Menganalisis situasi
Sebelum menentukan tujuan-tujuan pemasaran yang ingin
dicapai, hendaknya perusahaan menganalisis SWOT yang merupakan
singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity
(peluang bisnis), dan Threat (hambatan untuk mencapai tujuan). Strength
& Weakness merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan
merupakan faktor pendukung tercapainya tujuan usaha, sedangkan
kelemahan
perusahaan
dapat
menjadi
penghambat.
Opportunity
merupakan peluang bisnis yang ada di luar perusahaan. Pertumbuhan
atau perubahan kehidupan masyarakat sekitar seringkali memunculkan
peluang yang menjanjikan kepada perusahaan yang dapat menangkap
peluang tersebut.Threat merupakan berbagai macam hambatan untuk
mencapai tujuan. Perkembangan lingkungan bisnis yang kurang
menguntungkan (misalnya krisis ekonomi) atau munculnya pesaingpesaing dapat menjadi penghambat perusahaan untuk mencapai tujuan
(Siswanto & Fitz Kleinsteuber, 2002: 8).
2) Mengidentifikasi target sasaran
Seorang pemasar perlu mengidentifikasi khalayak sasaran yang
mungkin adalah calon pembeli potensial atau para pengguna yang ada
sekarang, orang yang membuat keputusan membeli atau orang yang
mempengaruhi pembelian. Khalayak mungkin adalah para individu,
kelompok, publik (masyarakat) khusus, atau publik umum. Khalayak
sasaran akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan pemasar
47
tentang apa yang akan disampaikan, bagaimana hal itu disampaikan,
kapan itu disampaikan, di mana itu disampaikan, dan siapa yang
menyampaikannya (Kotler & Amstrong, 1997: 610).
Pengidentifikasian segmentasi pasar merupakan kegiatan untuk
menentukan “siapa” yang akan menjadi target sasaran dan tujuan dari
sebuah produk atau jasa. Berdasarkan pada keadaan pasar yang
kompleks, dapat ditentukan sebuah segmen kelompok pasar yang spesifik
sebagai peluang bagi perusahaan untuk masuk dan merangkul segmen
pasar tersebut di dalam menawarkan produk atau jasa dari perusahaan
tersebut dengan menggunakan berbagai keunggulan-keunggulan yang
terdapat di dalamnya. Terdapat beberapa variabel yang dapat digunakan
di dalam melakukan segmentasi pasar, yaitu:
a) Demografis (umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, SES, dll),
b) Geografis (tempat tinggal, iklim, dll),
c) Pola perilaku (pola konsumsi, tingkat brand loyalty, dll),
d) Gambaran diri,
e) Gaya hidup (karakter, sikap, pola perilaku, dll).
Kegiatan mengidentifikasi khalayak sasaran, di dalamnya
diperlukan sebuah analisis segmentasi pasar, penentuan target pasar
sasaran, dan positioning. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu
tahapan untuk memahami struktur pasar dengan cara mengelompokkan
pembeli aktual maupun potensial yang berbeda, yang mungkin
membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Kemudian
dilakukan penentuan pasar sasaran untuk memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dilayani. Setelah dilakukan penentuan target pasar,
langkah selanjutnya adalah penentuan posisi pasar, yaitu membentuk dan
mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam
pasar (Kasali, 2002: 388). Setelah melakukan penentuan pasar sasaran,
langkah selanjutnya adalah penentuan posisi pasar.
48
3) Menentukan tujuan komunikasi pemasaran
Penentuan tujuan komunikasi pemasaran adalah salah satu
langkah yang cukup penting dalam penentuan dan pelaksanaan
komunikasi pemasaran. Langkah ini dilakukan bertujuan untuk selalu
menjaga konsistensi pelaksanaan komunikasi pemasaran agar selalu
berada di dalam satu koridor dengan tujuan awal. Komunikasi secara
umum bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan pada target
sasaran yang dikenal sebagai Tricomponent Attitude Model, yaitu;
Cognitive
(pengetahuan);
Affection
(perasaan);
dan
Conative
(kecenderungan perilaku). Di dalam kegiatan komunikasi pemasaran,
proses komunikasi bertujuan untuk membangkitkan keinginan pada
konsumen untuk membeli produk. Tetapi pembelian adalah hasil dari
proses
panjang
pembuatan
keputusan
konsumen.
Komunikator
pemasaran perlu mengetahui di posisi mana khalayak sasaran berada dan
sampai ke tahap mana khalayak perlu digerakkan (Kotler & Amstrong,
2004: 61).
Berikut ini adalah tahap-tahap yang umumnya dilalui konsumen
dalam perjalanan keputusan mereka menuju pembelian. Tahap-tahap ini
mencakup kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kesukaan
(liking), preferensi (preference), keyakinan (conviction), dan pembelian
(purchase).
Tabel 1.1. Model efek komunikasi pemasaran dalam target konsumen
(Belch& Belch, 2001: 210).
49
Tabel tersebut menunjukkan tahap-tahap perubahan sikap
berdasarkan dimensi komunikasi, kemudian diterapkan ke tahap-tahap
kesiapan membeli konsumen, dan tipe-tipe komunikasi pemasaran yang
mungkin bisa dilakukan.
4) Menetapkan anggaran komunikasi pemasaran
Salah satu keputusan pemasaran tersulit yang dihadapi oleh
perusahaan adalah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
komunikasi pemasaran.
Setelah menentukan anggaran komunikasi pemasaran total,
perusahaan kini harus memutuskan pembagian anggaran tersebut ke alatalat promosi yang utama yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung. Dalam
menentukan sebuah strategi komunikasi pemasaran, biasanya produsen
(perusahaan) mengkombinasikan beberapa alat-alat promosi secara
seksama ke dalam sebuah bauran komunikasi pemasaran yang
terkoordinasi dengan baik.
Perencanaan komunikasi pemasaran meliputi sejumlah perumusan pesan
yang secara bertahap mengikuti alur perubahan, yang kemudian harus diukur
secara tepat melalui riset komunikasi pemasaran. Dalam mengembangkan
komunikasi yang efektif, ada delapan tahapan yang harus dilalui, yaitu sebagai
berikut (Uyung, 2003:50):
1) Mengidentifikasi audiens sasaran
Audiens sasaran sangat mempengaruhi keputusan komunikator
tentang apa, bagaimana, kapan, di mana dan kepada siapa pesan hendak
disampaikan.
Pemasar
harus
merumuskan
konsep
produknya,
mempelajari benefit apa saja yang diinginkan kosumen dalam memilih
sebuah produk. Kebutuhan seseorang bisa diklasifikasikan sebagai
kebutuhan utilitarian dan hedonis. Kebutuhan utilitarian lebih tertuju
pada benefit praktis seperti keawetan suatu produk, nilai ekonomis,
kapasitas yang kemudian menentukan performa produk. Sedangkan
50
kebutuhan hedonis lebih mengutamakan sisi kesenangan dari sebuah
produk.
2) Menentukan tujuan komunikasi
Pasar sasaran seorang komunikator pemasaran mungkin sama
sekali tidak sadar akan adanya produk, hanya mengetahui namanya atau
mengetahui satu atau sedikit hal saja tentang produk. Komunikator
pertama-tama harus membangun kesadaran dan pengetahuan untuk
menampilkan iklan secara terus menerus agar menicptakan pengetahuan
dengan memberi tahu calon pembeli betapa tingginya kulitas produk
tersebut.
Setelah konsumen mengetahui produk tersebut, para pemasar
ingin membuat konsumen lebih tergerak lagi dengan menerapkan
serangkaian tahapan di mana perasaan konsumen terhadap produk
tersebut semakin kuat. Tahap-tahap ini mencakup rasa suka, pereferensi
dan keyakinan. Yang kemudian akhirnya pasar sasaran dapat diyakinkan
mengenai produk, tetapi sepenuhnya siap untuk melakukan pembelian.
Komunikator harus memandu mereka agar segera mengambil langkah
terakhir. Tindakan yang diambil bisa dengan menawarkan harga promosi
khusus, rabat atau hadiah. (Khotler dan Armstrong, 2001 : 115b-117b)
3) Merancang pesan
Dalam
merangkai
pesan,
komunikator
pemasaran
harus
menyelesaikan empat masalah: apa yang akan dikatakan (isi pesan),
bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana
mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang
menyampaikannya (sumber pesan).
4) Memilih saluran komunikasi
Saluran komunikasi dapat dibagi menjadi dua, personal dan nonpersonal. Komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang
berkomunikasi langsung secara tatap muka antara pembicara dengan
audiensnya atau melalui e-mail. Komunikasi personal dapat lebih efektif
karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian
51
pesan dan umpan baliknya. Banyak orang mau mencoba produk baru
karena faktor keluarga atau teman, ini biasanya diberi istilah “getok
tular”. Istilah ini diambil dari Bahasa Jawa dan menurut kamus umum
Bahasa Indonesia (Badudu-Zain,1994), “penyebaran berita, fitnah,dan
sebagainya dari mulut ke mulut”. Istilah “getok tular” juga dikenal
dengan sebutan “word of mouth” (WOM) yang merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk menjalankan kegiatan promosi selain iklan,
publikasi dan lain sebagainya. Strategi ini lebih memiliki potensi besar
untuk mencapai targetnya, karena WOM diterjemahkan dan dikemas
dalam bentuk simbol sebelum disampaikan melalui saluran komunikasi
ke penerima pesan yang kebanyakan merupakan orang-orang yang
membutuhkan informasi tersebut. Penyebaran dengan cara ini bisa
melalui surat pembaca, pembahasan studi kasus di kampus, presentasi
dengan klien, diskusi dalam seminar, perbincangan di radio, televisi,
email, internet dan sebagainya. Biasanya penerima pesan sudah
mengetahui siapa yang menyampaikan pesan, sehingga apabila informasi
itu diterima dan kemudian diadopsi penerima maka akan muncul
konsumen-konsumen potensial.
Sebuah perusahaan dapat mengambil langkah-langkah tertentu
agar memancing pengaruh pribadi dapat bekerja sesuai keinginan
mereka, diantaranya:
a) Memanfaatkan tokoh-tokoh sentral pemberi pengaruh
b) Mengembangkan saluran “getok tular” (word of mouth) di
komunitas atau kelompok target sasaran
Saluran komunikasi non-personal meliputi media, atmosfir dan
event. Media terdiri dari media cetak (koran, majalah, direct mail), media
siaran (radio, televisi), media elektronik (kaset audio, video) dan media
display (baliho, papan iklan, poster). Atmosfir merupakan lingkungan
yang dikemas dan kemudian dapat memperkuat kecenderungan pembeli
untuk membeli produk. Event merupakan peristiwa yang dirancang untuk
52
mengkomunikasikan pesan tertentu pada audiens sasaran, seperti
penyeponsoran olahraga untuk merengkuh efek komunikasi khusus pada
audiens sasaran.
5) Menetapkan anggaran
Tidak ada standar pasti mengenai seberapa besar pengeluaran
untuk promosi harus dialokasikan, karena pengeluaran promosi itu
bervariasi tergantung pada produk dan situasi pasar. Tetapi para praktisi
membuat rule of thumb yang kemudianterbukti dapat digunakan dan
cukup efektif. Ada empat cara yang diterapkan perusahaan dalam
menentukan anggaran promosinya:
a) Metode kemampuan perusahaan
b) Metode persentase penjualan
c) Metode keseimbangan persaingan
d) Metode tujuan dan tugas
6) Melakukan evelauasi
Keberhasilan sebuah strategi komunikasi pemasaran dapat diukur
dengan seberapa besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari
pemanfaatan jasa oleh konsumen.
7) Mengelolah proses komunikasi pemasaran terpadu
Dalam merencanakan komunikasi pemasaran terpadu, hal yang
harus dilakukan adalah melakukan kaji ulang terhadap rencana
pemasaran serta tujuan yang hendak dicapai. Sebelumnya perusahaan
juga harus mengetahui di mana posisinya saat ini,kemana arah yang
hendak dituju dan apa rencana perusahaan. Semua informasi itu harus
sudah ada dalam perencanaan pemasaran (promotional plan) yang
memberikan suatu kerangka kerja untuk merancang, melaksanakan, dan
mengawasi program komunikasi pemasaran terpadu.
53
Pada intinya, komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi
dalam menjangkau target konsumen sebanyak-banyaknya. Target konsumen
dijangkau dengan menggunakan pengiriman pesan-pesan informasi tentang
produk ataupun jasa, di mana pesan tersebut terdapat unsur persuasi dan kekuatan
dari produk agar target konsumen tersebut memilih menggunakan produk tersebut
daripada produk-produk lain sebagai kompetitor.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan objek yang diteliti, penelitian ini akan
memfokuskan pada satu obyek tertentu yang dianggap sebagai sebuah fenomena,
sehingga metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian
kualitatif. Di mana dalam penelitan ini akan menggambarkan mengenai sebuah
fenomena dengan memaparkan berbagai data-data yang ditemukan saat di
lapangan.
2. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi dilakukan terhadap segala sesuatu hal yang menyangkut
komunikasi pemasaran dalam Art Jog. Komunikasi pemasaran tersebut
adalah aktivitas yang bertujuan target sasaran dapat mengetahui mengenai
keberadaan event tersebut, dan pada akhirnya tertarik terhadap berbagai
karya seni yang ditampilkan dalam event tersebut. Di dalam melakukan
observasi ini, peneliti akan mengkuti berbagai proses dari perancangan dan
penyelenggaraan Art Jog.
b. Dokumentasi
Teknik merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara pemilahan dan pengumpulan data-data penelitian
yang berbentuk file arsip ataupun dokumentasi-dokumentasi yang terdapat
di lapangan. Hasil pengumpulan arsip atau dokumentasi tersebut akan
digunakan sebagai salah satu data untuk melakukan analisis di
54
dalampenelitian ini. Di dalam penelitian ini, dokumentasi-dokumentasi
yang dikumpulkan dapat berupa foto-foto event, pra event, katalog, dan
berbagai media yang mendukung dalam kegiatan komunikasi pemasaran
dari Art Jog.
c. Wawancara
Teknik wawancara ini akan dilakukan dengan berdasarkan
interview guide yang telah disusun sebelumnya. Interview guide disusun
dengan melihat kepada berbagai kebutuhan data yang diperlukan di dalam
penelitian ini. Kegiatan depth interview ini akan dilakukan kepada pihakpihak atau seseorang yang dapat dijadikan sebagai narasumber di dalam
penelitian ini menyangkut pemenuhan kebutuhan data. Dalam hal ini,
narasumber yang akan dilakukan wawancara adalah para pengurus HPAM
yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan event Art Jog.
3. Teknik analisis data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga data-data
yang ditemukan di lapangan akan dilakukan analisis secara kualitatif secara
desfriptif. Dalam penelitian ini, berbagai data akan dilakukan analisis secara
kualitatif, baik itu yang berasal dokumentasi, rekaman arsip, wawancara, serta
observasi langsung. Dari berbagai teknik pengumpulan data tersebut akan
didapatkan sebuah data yang akan dianalisa berdasarkan atas kerangka
pemikiran yang telah ada sebelumnya. Kerangka pemikiran tersebut merupakan
rumusan desain awal yang merefleksikan serangkaian pertanyaan penelitian
yang dibangun, tindakan review yang dilakukan terhadap literatur, dan
pemahaman-pemahaman baru yang tercipta.
Data-data tersebut selanjutnya akan dianalisis berdasarkan pada kerangka
konsep dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pemikiran dari Siswanto & Fitz
Kleinsteuber dan Uyung Sulaksana. Pemikiran tersebut menjelaskan mengenai
tahapan-tahapan dalam melakukan komunikasi pemasaran. Tahapan-tahapan
tersebut selanjutnya akan diimplementasikan sebagai kerangka analisis dalam
55
mengklasifikasi
data-data
yang
terkumpul
selama
penelitian.
Adanya
penggunaan kerangka konsep tersebut dapat diketahui mengenai analisis dari
pelaksanaan komunikasi pemasaran dari Art Jog. Berikut ini tahapan-tahapan
analisis dalam penelitian ini:
1) Pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data dari berbagai
sumber, yaitu melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Peneliti
akan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai komunikasi
pemasaran dari Art Jog.
2) Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Peneliti akan melakukan
reduksi pada data-data yang dihasilkan melalui penelitian terhadap
komunikasi pemasaran Art Jog. Reduksi data dilakukan sebagai suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data sehingga
kesimpulan sementara dapat diambil dan diverifikasi.
3) Penyajian data
Pada tahap ini, peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau
penampilan data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, mengingat
bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Peneliti akan
menyajikan data mengenai komunikasi pemasaran Art Jog yang telah
direduksi sebelumnya. Data akan disajikan dalam bentuk yang sistematis
dan mudah dipahami.
4) Penarikan kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan penyajian
data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih
dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses
verifikasi data di lapangan. Jadi peneliti akan melakukan proses verifikasi
dengan cara terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data
56
kembali mengenai komunikasi pemasaran Art Jog yang dimungkinkan
akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat mengubah hasil
kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh sama, maka
dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam
laporan hasil penelitian.
57
58
Download