Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU BERDASARKAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR Eddyman W.Ferial Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNHAS ABSTRAK Status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang mengenai lengan atas. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi di RSUD Daya Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional, pemilihan sampel dengan probability sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 192 responden yaitu Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal dan melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai 31 Desember 2009. Data penelitian ini diambil dari data sekunder di rekam medik RSUD Daya Kota Makassar. Setelah ditabulasi, data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ≥ 23,5 cm (77,1%), kemudian status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (22,9%). Berat badan lahir bayi ≥ 2500 gram (79,7%), dan berat badan lahir bayi < 2500 gram (20,3%). Sedangkan hasil pengujian statistik hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi diperoleh hasil uji korelasi koefisien kontingensi menggunakan SPSS 15,0 menunjukkan korelasi kuat (r) = 0,611 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi. Kata Kunci : Gizi, Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), berat badan PENDAHULUAN Di negara berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak. Angka kematian bayi dan ibu serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi 11 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb (Saimin, 2006). Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menentukan status gizi ibu hamil misalnya dengan cara mengukur berat badan sebelum hamil, tinggi badan, indeks massa tubuh, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang mengenai lengan atas (Satriono, 2002). Dibandingkan dengan indikator antropometri lainnya, LILA paling praktis penggunaannya di lapangan, sehingga beberapa penelitian merekomendasikan LILA perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat digunakan dalam memprediksi hasil kehamilan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada bayi dengan BBLR (Anonim, 2008). Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 12 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 cm. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Lubis, 2003). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Daya Kota Makassar diketahui bahwa jumlah bayi yang lahir pada tahun 2009 sebanyak 960 jiwa dengan berat badan normal sebanyak 862 jiwa (89,79%), berat badan rendah sebanyak 89 jiwa (9,27%) dan berat badan lebih sebanyak 9 jiwa (0,94%). BAHAN DAN METODE Populasi, Sampel dan Sampling Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang pada waktu hamil pernah datang memeriksakan kehamilannya dan tercatat telah melahirkan di Ruang Bersalin RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang pada waktu hamil pernah datang memeriksakan kehamilannya dan tercatat telah melahirkan di Ruang Bersalin RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 yang memenuhi kriteria : a. Kriteria Inklusi 1) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal dan melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 yang mempunyai data lengkap ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan berat badan lahir bayi yang dilahirkan 2) Kehamilan tunggal 3) Primipara maupun multipara 4) Kehamilan aterm 5) Bayi hidup 6) Tidak ada komplikasi kehamilan seperti preeklampsia, eklampsia dan plasenta previa. b. Kriteria Eksklusi 13 hiperemesis gravidarum, Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 1) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di RSUD Daya Kota Makassar tapi tidak melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar 2) Ibu melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar tapi tidak melakukan pemeriksaan antenatal di RSUD Daya Kota Makassar 3) Kehamilan kembar 4) Kelahiran prematur 5) Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR) 6) Ada komplikasi kehamilan seperti hiperemesis gravidarum, preeklampsia, eklampsia dan plasenta previa. Sampling Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis probability sampling. Dari 960 bayi yang lahir tahun 2009, 550 bayi yang pada saat dihamilkan ibunya memeriksakan diri di RSUD Daya, dari 550 populasi tersebut terdapat 370 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel di hitung berdasarkan rumus besar sampel untuk populasi (Nursalam dalam Setiadi, 2007), yaitu : n = N 1 N (d ) 2 Keterangan : n = besar sampel Diketahui : N = besar populasi N = 370 orang d = 0,05 n = d = tingkat signifikasi (p) 370 370 370 = = 2 1 0,925 1,925 1 370 (0,05) n = 192 orang Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah 192 orang. Cara Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan merekap data-data secara langsung dari dokumen rekam medik atau kartu pemeriksaan kehamilan dan registrasi persalinan ibu. Data tersebut meliputi : nama, umur, ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan berat badan lahir bayi. Data-data tersebut kemudian dipindahkan ke dalam master tabel yang disiapkan oleh peneliti. 14 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 2. Analisis Data Teknik analisis statistik yang akan digunakan yaitu : a. Analisis univariat Untuk memberikan gambaran dalam bentuk distribusi frekuensi dari masingmasing tabel variabel b. Analisis bivariat Analisa data ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian dan menguji hipotesis penelitian. Uji statistik yang digunakan metode statistik distribusi frekuensi dan uji korelasi Koefisien Kontingensi dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 15,0 dan disajikan dalam bentuk tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Data Umum 1) Umur Ibu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu di RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 Umur Frekuensi (n) Persentase (%) < 20 tahun 12 6.3 20 - 35 tahun 169 88.0 > 35 tahun 11 5.7 Total 192 100.0 Sumber : data sekunder, 2009 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 12 ibu (6,3%) berumur < 20 tahun dan 169 ibu (88%) berumur 20 - 35 tahun dan 11 ibu (5,7%) berumur > 35 tahun. 15 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 2) Pekerjaan Ibu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu di RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%) PNS 18 9.4 Pegawai Swasta 20 10.4 Wiraswasta 13 6.8 IRT 141 73.4 Total 192 100.0 Sumber : data sekunder, 2009 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 18 ibu (9,4%) Pegawai Negeri Sipil (PNS), 20 ibu (10,4%) Pegawai Swasta, 13 ibu (6,8%) Wiraswasta dan 141 ibu (73,4%) Ibu Rumah Tangga (IRT). Data Khusus 1) Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 Status Gizi Frekuensi (n) Persentase (%) Non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) 148 77.1 KEK (LILA < 23,5 cm) 44 22.9 Total 192 100.0 Sumber : data sekunder, 2009 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 148 ibu (77,1%) non KEK (LILA ≥ 23,5 cm), dan 44 ibu (22,9%) KEK (LILA < 23,5). 16 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 2) Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 Berat Badan Lahir Bayi Frekuensi (n) Persentase (%) Normal (≥ 2500 gram) 153 79.7 BBLR (> 2500 gram) 39 20.3 Total 192 100.0 Sumber : data sekunder, 2009 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 153 ibu (79,7%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi ≥ 2500 gram, dan 39 ibu (20,3%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi < 2500 gram. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan Berat Badan Lahir Bayi Tabel 5 Hubungan antara Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari Sampai dengan 31 Desember 2009 Berat Badan Lahir Bayi Status Gizi Normal BBLR n % n % n % Non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) 143 74.5 5 2.6 148 77.1 KEK (LILA < 23,5 cm) 10 5.2 34 17.7 44 22.9 Total 153 79.7 39 20.3 192 100.0 Hasil uji korelasi koefisien kontingensi r = 0,611 Signifikansi p = 0,000 Sumber : data sekunder, 2009 17 Total Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 192 responden 143 ibu (74,5%) non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi dengan BBL normal (≥ 2500 gram) dan sebanyak 5 ibu (2,6%) non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram) sedangkan 10 ibu (5,2%) KEK (LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi dengan BBL normal (≥ 2500 gram) dan 34 ibu (17,7%) KEK (LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram). Hasil dari analisa data dengan uji korelasi koefisien kontingensi dengan menggunakan SPSS 15,0 menunjukkan korelasi kuat (r) = 0,611 dan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah p = 0,000 Pembahasan 1. Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran lingkar Lengan Atas (LILA) Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ≥ 23,5 cm 148 ibu (77,1%) dan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5. 44 ibu (22,9%). Dari angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) yang normal dan sebagian kecil memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) yang kurang. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa masih ada ibu yang memiliki status gizi kurang pada saat hamil dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Seperti yang diungkapkan oleh Satriono (2002) bahwa antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LILA (Lingkar Lengan Atas), pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS). Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadangkadang menunjukkan udem tetapi ini jarang mengenai lengan atas. Disamping itu status gizi sangat penting diketahui pada ibu hamil karena karena akan berpengaruh pada pertumbuhan janin yang dikandung. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh I Dewa Nyoman S, dkk (2003) bahwa status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). 18 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 2. Berat Badan Lahir Bayi Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil ibu yang melahirkan dengan berat badan lahir bayi ≥ 2500 gram 153 ibu (79,7%), dan ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi < 2500 gram 39 ibu (20,3%). Hal ini dapat dijelaskan bahwa berat badan lahir bayi dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga akan didapatkan hasil yang berbeda pada setiap bayi yang lahir. Seperti yang diungkapkan oleh Notobroto (2004) bahwa beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat badan bayi antara lain faktor demografi, perilaku dan lingkungan, pelayanan medis dan faktor biomedis yaitu berat badan ibu, tinggi badan ibu, Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu, umur ibu, paritas, riwayat kelahiran terdahulu, kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah ibu sewaktu hamil. 3. Hubungan antara Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil ibu non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi dengan BBL normal (≥ 2500 gram) sebanyak 143 ibu (74,5%) dan ibu non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram) sebanyak 5 ibu (2,6%) sedangkan ibu KEK (LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi dengan BBL normal (≥ 2500 gram) sebanyak 10 ibu (5,2%) dan ibu KEK (LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram) sebanyak 34 ibu (17,7%). Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa kejadian BBLR (< 2500 gram) pada ibu dengan LILA < 23,5 cm lebih besar yaitu 34 (17,7%) dibanding ibu dengan LILA ≥ 23,5 cm yaitu 5 (2,6%). Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis (2003) bahwa di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko Kurang Energi Kronis (KEK) adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Begitu pula data dari Depkes (2002) menunjukkan bahwa salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. 19 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 Hasil dari analisa data dengan uji korelasi koefisien kontingensi dengan menggunakan SPSS 15,0 menunjukkan korelasi kuat (r) = 0,611 dan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah p = 0,000, maka Ha diterima. Ini berarti terdapat hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi. Sesuai dengan hasil Penelitian Saimin dan Manoe (2006) di Makassar hubungan yang bermakna antara BBL dengan ukuran LILA (p = 0,000) dan koefisien korelasi 0,306. Dan hal ini membuktikan bahwa semakin baik status gizi ibu hamil (ukuran lingkar lengan atas normal) maka semakin potensial ibu melahirkan bayi berat badan lahir normal. Hal tersebut didukung oleh pendapat Notobroto (2004) bahwa kurang gizi pada ibu hamil berisiko terjadinya kelahiran BBLR. Begitu juga dengan pendapat I Dewa Nyoman S, dkk (2003) bahwa apabila ukuran LILA < 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care dan melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 sebagian besar memiliki status gizi cukup dalam hal ini dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ≥ 23,5 cm sebanyak 77,1%. b. Berat badan lahir bayi di RSUD Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 sebagian besar normal (79,7%). c. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi, dimana ibu yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas < 23,5 cm melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih banyak (17,7%) dibandingkan ibu yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ≥ 23,5 cm (2,6%) dengan hasil uji korelasi koefisien kontingensi menunjukkan korelasi kuat (r) = 0,611 dan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah p = 0,000 (p < 0,05). 20 Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 2086-4604 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2007 : Makassar, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Lubis, Z. 2003. Gizi Ibu Hamil dan Bayinya, Pengantar Falsafah Sains : Bogor : Program Pascasarjana / S3 Institut Pertanian Notobroto, Hari Basuki. 2004. Penggunaan Pertambahan Berat Badan Dan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Untuk Meprediksi Berat Badan Lahir Bayi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Saimin, Juminten. Manoe, Murah, 2006. Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas, Makassar : Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Edisi Pertama, Graha Ilmu : Yogyakarta. . 21