abstrak - Repository | UNHAS

advertisement
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU BERDASARKAN UKURAN
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI
RSUD DAYA KOTA MAKASSAR
Eddyman W.Ferial
Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNHAS
ABSTRAK
Status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Penilaian yang lebih baik untuk
menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA), karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih)
kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang mengenai lengan atas.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu dengan resiko KEK
diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi di RSUD Daya Kota
Makassar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional, pemilihan
sampel dengan probability sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 192
responden yaitu Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal dan
melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai 31
Desember 2009. Data penelitian ini diambil dari data sekunder di rekam medik
RSUD Daya Kota Makassar. Setelah ditabulasi, data yang ada dianalisis dengan
menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi dengan tingkat signifikansi p <
0,05. Hasil penelitian menunjukkan status gizi ibu berdasarkan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) ≥ 23,5 cm (77,1%), kemudian status gizi ibu berdasarkan
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (22,9%). Berat badan lahir bayi
≥ 2500 gram (79,7%), dan berat badan lahir bayi < 2500 gram (20,3%).
Sedangkan hasil pengujian statistik hubungan antara status gizi ibu berdasarkan
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi diperoleh
hasil uji korelasi koefisien kontingensi menggunakan SPSS 15,0 menunjukkan
korelasi kuat (r) = 0,611 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 (p < 0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu
berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi.
Kata Kunci : Gizi, Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), berat badan
PENDAHULUAN
Di negara berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak. Angka
kematian bayi dan ibu serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi
11
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi
buruk atau mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR
dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang
dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan
selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb (Saimin,
2006).
Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menentukan status gizi ibu
hamil misalnya dengan cara mengukur berat badan sebelum hamil, tinggi badan, indeks
massa tubuh, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Penilaian yang lebih baik untuk menilai
status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil dengan
malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang
mengenai lengan atas (Satriono, 2002).
Dibandingkan dengan indikator antropometri lainnya, LILA paling praktis
penggunaannya di lapangan, sehingga beberapa penelitian merekomendasikan LILA perlu
diteliti lebih lanjut untuk dapat digunakan dalam memprediksi hasil kehamilan.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila
ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut
dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data
menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK,
masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga
menimbulkan resiko pada bayi dengan BBLR (Anonim, 2008).
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi
lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi
kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah
resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai
gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu
sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak
beresiko melahirkan BBLR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm
belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup
tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali
untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23
12
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
cm. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang
menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) (Lubis, 2003).
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Daya Kota Makassar
diketahui bahwa jumlah bayi yang lahir pada tahun 2009 sebanyak 960 jiwa dengan berat
badan normal sebanyak 862 jiwa (89,79%), berat badan rendah sebanyak 89 jiwa (9,27%)
dan berat badan lebih sebanyak 9 jiwa (0,94%).
BAHAN DAN METODE
Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang pada waktu hamil pernah
datang memeriksakan kehamilannya dan tercatat telah melahirkan di Ruang
Bersalin RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember 2009.
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang pada waktu hamil pernah datang
memeriksakan kehamilannya dan tercatat telah melahirkan di Ruang Bersalin
RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009
yang memenuhi kriteria :
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal dan melahirkan di RSUD
Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009
yang mempunyai data lengkap ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan
berat badan lahir bayi yang dilahirkan
2) Kehamilan tunggal
3) Primipara maupun multipara
4) Kehamilan aterm
5) Bayi hidup
6) Tidak ada komplikasi
kehamilan seperti
preeklampsia, eklampsia dan plasenta previa.
b. Kriteria Eksklusi
13
hiperemesis
gravidarum,
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
1) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di RSUD Daya Kota
Makassar tapi tidak melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar
2) Ibu melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar tapi tidak melakukan
pemeriksaan antenatal di RSUD Daya Kota Makassar
3) Kehamilan kembar
4) Kelahiran prematur
5) Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
6) Ada komplikasi kehamilan seperti hiperemesis gravidarum, preeklampsia,
eklampsia dan plasenta previa.
Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis
probability sampling. Dari 960 bayi yang lahir tahun 2009, 550 bayi yang pada saat
dihamilkan ibunya memeriksakan diri di RSUD Daya, dari 550 populasi tersebut
terdapat 370 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel di hitung
berdasarkan rumus besar sampel untuk populasi (Nursalam dalam Setiadi, 2007),
yaitu :
n =
N
1  N (d ) 2
Keterangan :
n = besar sampel
Diketahui :
N = besar populasi
N = 370 orang
d = 0,05
n =
d = tingkat signifikasi (p)
370
370
370
=
=
2
1  0,925 1,925
1  370 (0,05)
n = 192 orang
Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah 192 orang.
Cara Pengumpulan Data dan Analisis Data
1. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan merekap data-data secara
langsung dari dokumen rekam medik atau kartu pemeriksaan kehamilan dan
registrasi persalinan ibu. Data tersebut meliputi : nama, umur, ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dan berat badan lahir bayi. Data-data tersebut kemudian
dipindahkan ke dalam master tabel yang disiapkan oleh peneliti.
14
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
2. Analisis Data
Teknik analisis statistik yang akan digunakan yaitu :
a. Analisis univariat
Untuk memberikan gambaran dalam bentuk distribusi frekuensi dari masingmasing tabel variabel
b. Analisis bivariat
Analisa data ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian dan menguji hipotesis
penelitian. Uji statistik yang digunakan metode statistik distribusi frekuensi dan
uji korelasi Koefisien Kontingensi dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Data
yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan
program SPSS versi 15,0 dan disajikan dalam bentuk tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Data Umum
1) Umur Ibu
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Umur Ibu di RSUD Daya Kota Makassar
Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009
Umur
Frekuensi (n)
Persentase (%)
< 20 tahun
12
6.3
20 - 35 tahun
169
88.0
> 35 tahun
11
5.7
Total
192
100.0
Sumber : data sekunder, 2009
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 12 ibu (6,3%) berumur <
20 tahun dan 169 ibu (88%) berumur 20 - 35 tahun dan 11 ibu (5,7%)
berumur > 35 tahun.
15
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
2) Pekerjaan Ibu
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu di RSUD Daya Kota
Makassar Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009
Pekerjaan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
PNS
18
9.4
Pegawai Swasta
20
10.4
Wiraswasta
13
6.8
IRT
141
73.4
Total
192
100.0
Sumber : data sekunder, 2009
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 18 ibu (9,4%) Pegawai
Negeri Sipil (PNS), 20 ibu (10,4%) Pegawai Swasta, 13 ibu (6,8%)
Wiraswasta dan 141 ibu (73,4%) Ibu Rumah Tangga (IRT).
Data Khusus
1) Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) di RSUD Daya Kota Makassar Periode 1 Januari s/d
31 Desember 2009
Status Gizi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Non KEK (LILA ≥ 23,5 cm)
148
77.1
KEK (LILA < 23,5 cm)
44
22.9
Total
192
100.0
Sumber : data sekunder, 2009
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 148 ibu (77,1%) non
KEK (LILA ≥ 23,5 cm), dan 44 ibu (22,9%) KEK (LILA < 23,5).
16
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
2) Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Daya
Kota Makassar Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009
Berat Badan Lahir Bayi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal (≥ 2500 gram)
153
79.7
BBLR (> 2500 gram)
39
20.3
Total
192
100.0
Sumber : data sekunder, 2009
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 192 ibu terdapat 153 ibu (79,7%)
melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi ≥ 2500 gram, dan 39 ibu
(20,3%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi < 2500 gram.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA) Dengan Berat Badan Lahir Bayi
Tabel 5
Hubungan antara Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD
Daya Kota Makassar Periode 1 Januari Sampai dengan 31 Desember
2009
Berat Badan Lahir Bayi
Status Gizi
Normal
BBLR
n
%
n
%
n
%
Non KEK (LILA ≥ 23,5 cm)
143
74.5
5
2.6
148
77.1
KEK (LILA < 23,5 cm)
10
5.2
34
17.7
44
22.9
Total
153
79.7
39
20.3
192
100.0
Hasil uji korelasi koefisien kontingensi r = 0,611
Signifikansi p = 0,000
Sumber : data sekunder, 2009
17
Total
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 192 responden 143 ibu (74,5%) non KEK
(LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi dengan BBL normal (≥ 2500 gram) dan
sebanyak 5 ibu (2,6%) non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (<
2500 gram) sedangkan 10 ibu (5,2%) KEK (LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi
dengan BBL normal (≥ 2500 gram) dan 34 ibu (17,7%) KEK (LILA < 23,5 cm)
melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram). Hasil dari analisa data dengan uji
korelasi koefisien kontingensi dengan menggunakan SPSS 15,0 menunjukkan
korelasi kuat (r) = 0,611 dan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut
adalah p = 0,000
Pembahasan
1. Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran lingkar Lengan Atas (LILA)
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ≥
23,5 cm 148 ibu (77,1%) dan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5. 44
ibu (22,9%). Dari angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
melahirkan di RSUD Daya Kota Makassar memiliki ukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA) yang normal dan sebagian kecil memiliki ukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA) yang kurang.
Hal ini dapat dijelaskan, bahwa masih ada ibu yang memiliki status gizi
kurang pada saat hamil dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
Seperti yang diungkapkan oleh Satriono (2002) bahwa antropometri yang
paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LILA (Lingkar Lengan
Atas), pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko
Kekurangan Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS). Penilaian yang
lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA,
karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadangkadang menunjukkan udem tetapi ini jarang mengenai lengan atas.
Disamping itu status gizi sangat penting diketahui pada ibu hamil karena
karena akan berpengaruh pada pertumbuhan janin yang dikandung. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh I Dewa Nyoman S, dkk (2003) bahwa status
gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan,
apabila status gizi ibu buruk sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
18
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
2. Berat Badan Lahir Bayi
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil ibu yang melahirkan dengan berat
badan lahir bayi ≥ 2500 gram 153 ibu (79,7%), dan ibu yang melahirkan bayi
dengan berat badan lahir bayi < 2500 gram 39 ibu (20,3%).
Hal ini dapat dijelaskan bahwa berat badan lahir bayi dipengaruhi oleh
berbagai faktor sehingga akan didapatkan hasil yang berbeda pada setiap bayi
yang lahir. Seperti yang diungkapkan oleh Notobroto (2004) bahwa beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap berat badan bayi antara lain faktor demografi,
perilaku dan lingkungan, pelayanan medis dan faktor biomedis yaitu berat
badan ibu, tinggi badan ibu, Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu, umur ibu,
paritas, riwayat kelahiran terdahulu, kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah
ibu sewaktu hamil.
3. Hubungan antara Status Gizi Ibu berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi
Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil ibu non KEK (LILA ≥ 23,5 cm)
melahirkan bayi dengan BBL normal (≥ 2500 gram) sebanyak 143 ibu (74,5%)
dan ibu non KEK (LILA ≥ 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram)
sebanyak 5 ibu (2,6%) sedangkan ibu KEK (LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi
dengan BBL normal (≥ 2500 gram) sebanyak 10 ibu (5,2%) dan ibu KEK
(LILA < 23,5 cm) melahirkan bayi BBLR (< 2500 gram) sebanyak 34 ibu
(17,7%).
Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa kejadian BBLR (< 2500 gram)
pada ibu dengan LILA < 23,5 cm lebih besar yaitu 34 (17,7%) dibanding ibu
dengan LILA ≥ 23,5 cm yaitu 5 (2,6%). Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis
(2003) bahwa di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko Kurang Energi
Kronis (KEK) adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu dengan resiko KEK
diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Begitu pula data dari Depkes (2002)
menunjukkan bahwa salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil
menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari
23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko
melahirkan bayi dengan BBLR.
19
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
Hasil dari analisa data dengan uji korelasi koefisien kontingensi dengan
menggunakan SPSS 15,0 menunjukkan korelasi kuat (r) = 0,611 dan
signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah p = 0,000, maka Ha
diterima. Ini berarti terdapat hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi. Sesuai dengan
hasil Penelitian Saimin dan Manoe (2006) di Makassar hubungan yang
bermakna antara BBL dengan ukuran LILA (p = 0,000) dan koefisien korelasi
0,306. Dan hal ini membuktikan bahwa semakin baik status gizi ibu hamil
(ukuran lingkar lengan atas normal) maka semakin potensial ibu melahirkan
bayi berat badan lahir normal.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Notobroto (2004) bahwa kurang gizi
pada ibu hamil berisiko terjadinya kelahiran BBLR. Begitu juga dengan
pendapat I Dewa Nyoman S, dkk (2003) bahwa apabila ukuran LILA < 23,5 cm
artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care dan melahirkan di RSUD Daya
Kota Makassar periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 sebagian besar
memiliki status gizi cukup dalam hal ini dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA) ≥ 23,5 cm sebanyak 77,1%.
b. Berat badan lahir bayi di RSUD Daya Kota Makassar periode 1 Januari sampai
dengan 31 Desember 2009 sebagian besar normal (79,7%).
c. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu berdasarkan ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi, dimana ibu yang
mempunyai ukuran lingkar lengan atas < 23,5 cm melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) lebih banyak (17,7%) dibandingkan ibu yang
mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ≥ 23,5 cm (2,6%) dengan hasil uji
korelasi koefisien kontingensi menunjukkan korelasi kuat (r) = 0,611 dan
signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah p = 0,000 (p < 0,05).
20
Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011
ISSN 2086-4604
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2007 : Makassar, Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi
Lubis, Z. 2003. Gizi Ibu Hamil dan Bayinya, Pengantar Falsafah Sains :
Bogor : Program
Pascasarjana / S3
Institut
Pertanian
Notobroto, Hari Basuki. 2004. Penggunaan Pertambahan Berat Badan Dan Ukuran
Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Untuk Meprediksi Berat Badan Lahir Bayi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Saimin, Juminten. Manoe, Murah, 2006. Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan
Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas, Makassar : Bagian
Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Edisi Pertama, Graha Ilmu :
Yogyakarta.
.
21
Download