Epidemiologi Kerja Pertemuan 7

advertisement
DIAGNOSIS DAN PENILAIAN
KECACATAN UTK PAK
Nurul Wandasari S, M.Epid
Semester Genap 2012/2013
Prodi Kesehatan Masyarakat
Univ Esa Unggul
Metode D/ PAK
1. Anamnesis tentang riwayat penyakit dan
riwayat pekerjaanuntuk mengetahui
kemungkinan salah satu faktor di tempat
kerja, pada pekerjaan dan atau
lingkungan kerja menjadi penyebab
penyakit akibat kerja
 Riwayat pekerjaan harus ditanyakan kepada
penderita dengan seteliti telitinya dari
permulaan sekali sampai dengan waktu
terakhir bekerja
2. Pemeriksaan klinis dimaksudkan untuk
menemukan gejala dan tanda yang sesuai untuk
suatu sindrom, yang sering-sering khas untuk
suatu penyakit akibat kerja
 Sebagai misal, pada keracunan kronis timah hitam
(Pb; timbal) terdapat gejala dan tanda penyakit
seperti garis timah hitam di gusi, anemia, kolik usus,
wrist drop (kelumpuhan saraf lengan nervus ulnaris
dan atau nervus radialis)
3. Pemeriksaan laboratoris untuk mencocokkan
benar tidaknya penyebab penyakit akibat kerja
yang bersangkutan atau produk mertabolisme dari
padanya ada dalam tubuh tenaga kerja yang
menderita penyakit tersebut
Sebagai ilustrasi,:kadar timah hitam darah yang tinggi
misalnya > 0,8 mg per 100 cc darah lengkap
merupakan indikasi sangat kuat bahwa tenaga kerja
dimaksud menderita keracunan timah hitam.
4. Pemeriksaan rontgen (sinar tembus) sering sangat
membantu dalam menegak-kan diagnosa penyakit
akibat kerja
terutama untuk penyakit yang disebabkan penim-bunan
debu dalam paru dan reaksi jaringan paru
terhadapnya yaitu yang dikenal dengan nama
pnemokoniosis.
Hasil pemeriksaan sinar tembus baru ada maknanya jika
dinilai dengan riwayat penyakit dan pekerjaan serta
hasil pemeriksaan lainnya dan juga data lingkungan
kerja
5. Pemeriksaan tempat dan ruang kerja yang
dimaksudkan untuk memastikan adanya dan
mengukur kadar faktor penyebab penyakit di
tempat atau ruang kerja.
Misal: kandungan udara 0,05 mg timah hitam/m3 udara
ruang kerja tidaklah menyebabkan keracunan Pb,
kecuali jika terdapat absorpsi timah hitam dari
sumber lain atau jam kerja per hari dan minggunya
sangat jauh melebihi batas waktu 8 jam sehari dan 40
jam seminggu
Kecacatan karena PAK


Kecacatan PAK berdasarkan UU No 3 Tahun
1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Cacat karena penyakit akibat kerja adalah
keadaan hilang atau berkurangnya fungsi
anggota badan karena kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja yang secara langsung atau
tidak langsung mengakibatkan hilang atau
berkurangnya kemampuan untuk menjalankan
pekerjaan


cacat penyakit akibat kerja wajib disertai adanya
diagnosa penyakit akibat kerja
Dua jenis kecacatan adalah cacat anatomis
(keadaan hilang anggota badan) dan cacat fungsi
(keadaan berkurangnya fungsi anggota badan)
yang meliputi bagian/organ tubuh seperti tangan,
kaki, hidung, telinga, mata, alat kelamin, paru,
jantung, usus, otak, dsbnya
Macam cacat tetap sebagian yang dapat berupa cacat
anatomis atau cacat fungsi yang dimuat dalam Tabel,
Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1993 adalah:
1. Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah;
2. Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah;
3. Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah;
4. Lengan kiri dari atau dari atas siku ke bawah;
5. Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke
bawah;
6. Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke
bawah;
7. Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah;
8. Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah;
9. Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah;
10. Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah;
11. Kedua belah mata;
12. Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat;
13. Pendengaran pada kedua belah telinga;
14. Pendengaran pada sebelah telinga;
15. Ibu jari tangan kanan;
16. Ibu jari tangan kiri;
17. Telunjuk tangan kanan;
18. Telunjuk tangan kiri;
19. Salah satu jari lain tangan kanan;
20. Salah satu jari lain tangan kiri;
21. Ruas pertama telunjuk kanan;
22. Ruas pertama telunjuk kiri;
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan;
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri;
25. Salah satu ibu jari kaki;
26. Salah satu jari telunjuk kaki;
27. Salah satu jari kaki lain.
1. Terkelupasnya kulit kepala (cacat anatomis);
2. Impotensi (cacat anatomis atau cacat fungsi);
3. Kaki memendek sebelah: kurang dari 5 cm; 5 - 7,5
cm; 7,5 cm atau lebih (cacat
anatomis);
4. Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap
10 desibel (cacat fungsi);
5. Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10
desibel (cacat fungsi);
6. Kehilangan daun telinga sebelah (cacat anatomis);
7. Kehilangan kedua belah daun telinga (cacat
anatomis);
8. Cacat hilangnya cuping hidung (cacat anatomis);
9. Perforasi sekat rongga hidung (cacat anatomis);
10. Kehilangan daya penciuman (cacat fungsi);
11. Hilangnya kemampuan kerja fisik (cacat fungsi);
12. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap (cacat
fungsi);
13. Kehilangan sebagian fungsi penglihatan;
kehilangan efisiensi tajam penglihatan; kehilangan
penglihatan warna; kehilangan lapangan
pandang(cacat fungsi).

Baik cacat anatomis maupun cacat fungsi atau
semua macam cacat karena PAK secara langsung/
tidak langsunghilang atau berkurangnya
kemampuan untuk menjalankan pekerjaan



Contoh 1 : keracunan kerja oleh Pb mungkin
menyebabkan cacat dalam arti berkurang/tidak
mampu bekerja karena pekerja anemia anemia,
tetapi mungkin pula menyebabkan cacat karena
kelumpuhan otot lengan dan tangan
Contoh 2 : Keracunan Cdkelainan paru/ginjal;
maka cacat yang terjadi mungkin cacat
paru/cacat ginjal
Contoh 3 : Dermatosis akibat kerja dapat
mengakibatkan cacat kulit, sedangkan
asbestosis dapat mengakibatkan cacat paru
Penilaian Kecacatan karena PAK
Didasarkan kepada ketentuan sebagai-mana diatur
dalam Tabel, Lampiran II PP No. 14 Tahun 1993
Dalam pelaksanaannya, hilang/berkurangnya
kemampuan kerja fisik yang disebabkan oleh
hilang/berkurangnya fungsi organ/bagian tubuh
demikian dinilai dari kemampuan kerja fisik yang
bersangkutan


Persentase hilangnya kemampuan kerja fisik dibagi
menjadi 3 (tiga) golongan yaitu 10% - 25%; 25 50%; dan 50 - 70%.
Persentase santunan tunjangan untuk masing-masing
golongan adalah 5, 20 dan 40% x upah
Nilai cacat tetap sebagian yang dapat berupa
cacat anatomis atau cacat fungsi yang dimuat
dalam Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1993
adalah:
 Macam cacat tetap sebagianNilai dalam % x
upah
1. Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah40
2. Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah35
3. Lengan kanan dari atau dari atas siku ke
bawah35

Download