pengendalian persediaan bahan baku dengan

advertisement
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE
EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) UNTUK MENENTUKAN
JUMLAH PURCHASE ORDER (PO) PADA PT VARIA USAHA BETON,
PLANT BETON SIAP PAKAI GRESIK
Safa’at
STIE Mahardhika Surabaya
ABSTRAK
PT Varia Usaha Beton, Plant Beton Siap Pakai Gresik merupakan salah satu unit
usaha dari beberapa unit usaha yang lain. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan
pengendalian persediaan bahan baku dengan metode EOQ untuk menentukan jumlah PO
dikarenakan PT Varia Usaha Beton mengalami keterlambatan bahkan kehabisan bahan
baku utamanya karena tingkat fluktuasi permintaan yang tinggi. Metode yang dilakukan
adalah dengan wawancara terhadap karyawan yang sesuai dengan bidangnya serta
mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan, dari data tersebut dilakukan analisa
EOQ, persediaan pengaman, ROP dan persediaan maksimum karena perusahaan belum
melakukannya. Dari hasil penelitian didapat kesimpulan Perusahaan belum menerapkan
sistem pengendalian persediaan yang baik, sehingga pada bulan-bulan tertentu mengalami
kekurangan dan bahkan kehabisan persediaan dan jumlah persediaan maksimum bisa
dipakai sebagai dasar penentuan jumlah purchase order (PO) kepada para vendor.
Kata kunci : pengendalian persediaan, bahan baku, EOQ dan PO
ABSTRACT
PT Varia Usaha Beton , Ready Mix Concrete Plant Gresik is one of the business
units of several other business units . This research is intended to do with the raw
material inventory control EOQ method to determine the amount due to the PO because
PT Varia Usaha Beton delayed even stock out of its main raw material for the high level
of demand fluctuations . The method is by interviewing employees in accordance with
their field and collect the documents required , from the data analysis EOQ , safety stock
, ROP and maximum inventory because the company has not been doing it. The result is
the conclusion the Company has not implement a good inventory control system, so that
in certain months deficient and even stock out of supplies and the maximum amount of
inventory can be used as a basis for determining the amount of purchase order (PO) to
vendors.
Keywords : inventory control, raw materials, EOQ and PO
PENDAHULUAN
Pengendalian
persediaan
merupakan suatu hal yang sangat
penting
dan
mendasar
dalam
menjalankan suatu usaha atau bisnis
oleh perusahaan, banyak yang terkait
dengan hal ini baik jaminan ketersediaan
dan kelancaran barang pada saat yang
tepat, tempat yang tepat, jumlah yang
tepat, harga yang murah maupun
kemampuan pengendalian persediaan
untuk memberikan tingkat laba yang
diinginkan oleh perusahaan.
157
Menurut
Sofjan
Assauri
(2008:247) Pengawasan persediaan
merupakan masalah yang sangat
penting, karena jumlah persediaan akan
menentukan
atau
mempengaruhi
kelancaran proses produksi serta
keefektifan dan efisiensi perusahaan
tersebut. Jumlah atau tingkat persediaan
yang dibutuhkan oleh perusahaan
berbeda-beda untuk setiap perusahaan,
pabrik,
tergantung
dari
volume
produksinya, jenis pabrik dan prosesnya.
Media Mahardhika Vol. 14 No. 2 Januari 2016
Keterlambatan bahkan sampai
dengan kehabisan persediaan tidak
hanya menyebabkan terhambatnya atau
bahkan terhentinya produksi, namun
lebih dari itu bisa menyebabkan
kehilangan kesempatan perusahaan
untuk meningkatkan produksi dan
penjualan, sehingga juga menyebabkan
hilangnya
kesempatan
untuk
meningkatkan keuntungan perusahan.
Menurut
Yusuf
(1992:11)
Bahan baku adalah bahan-bahan yang
dibeli oleh suatu perusahaan untuk
digunakan dalam proses produksi.
PT
Varia
Usaha
Beton
merupakan salah satu perusahaan beton
berskala nasional dimana salah satu
kegiatannya adalah memproduksi beton
siap pakai (readymix concrete) dengan
bahan baku utama dalam proses
produksi adalah semen, pasir dan batu
pecah. Untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku utamanya, PT Varia Usaha
Beton melakukan pembelian secara
periodik dan dikirim secara terus
menerus sesuai kebutuhan produksi.
Pada periode-periode tertentu terutama
pada triwulan terakhir setiap tahunnya
PT Varia Usaha Beton mengalami
keterlambatan bahkan kehabisan bahan
baku utamanya karena tingkat fluktuasi
permintaan yang tinggi walaupun
perusahaan telah memberikan purchase
order (PO) dan perintah kirim kepada
para vendor, pada kondisi sulit tersebut
perusahaan
menentukan
jumlah
pemesanan berdasarkan kebutuhan
sesaat dan intuisi sehingga ketika
kehabisan
persediaan,
perusahaan
kehilangan
kesempatan
untuk
meningkatkan kinerjanya karena banyak
konsumen yang beralih ke perusahaan
lain yang mempunyai produk sejenis.
Perencanaan dan pengendalian
persediaan
yang
kurang
tepat
menyebabkan adanya investasi dalam
inventory
yang
terlalu
besar
dibandingkan dengan kebutuhan dimana
akan memperbesar beban bunga,
memperbesar biaya penyimpanan dan
pemeliharaan di gudang, memperbesar
kemungkinan
kerugian
karena
kerusakan,
turunnya
kualitas,
keusangan, sehingga semua ini akan
memperkecil keuntungan perusahaan.
Demikian sebaliknya, adanya investasi
yang terlalu kecil dalam inventory akan
mempunyai efek yanag menekan
keuntungan juga, karena kekurangan
material perusahaan tidak dapat bekerja
dengan luas produksi yang optimal.
Dengan
adanya
kebijakan
persediaan bahan baku yang diterapkan
dalam perusahaan, biaya persediaan
tersebut dapat ditekan sekecil mungkin.
Untuk meminimumkan biaya persediaan
tersebut dapat digunakan analisa
“Economic Order Quantity” (EOQ).
Dengan
analisa
metode
EOQ,
perusahaan akan mampu meminimalkan
persediaan sehingga tidak mengganggu
proses
dalam
perusahaan
dan
menghemat biaya yang dikeluarkan
perusahaaan. Selain itu jga mampu
mengurangi
biaya
penyimpanan,
penghematan ruang gudang maupun
ruang kerja, serta menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul akibat
banyaknya persediaan agar mampu
mengurangi resiko yang akan timbul
dalam penyimpanan di gudang.
TINJAUAN PUSTAKA
Persediaan
Menurut Nasution (2003:103)
Persediaan
adalah
sumber
daya
menganggur (idle resources) yang
menunggu proses lebih lanjut. Menurut
Handoko (1999:33) Persediaan adalah
segala sesuatu atau sumber-sumber dari
daya sumber organisasi yang disimpan
dalam
antisipasinya
terhadap
pemenuhan permintaan. Menurut Ahyari
(1990:163) Persediaan adalah setiap
perusahaan yang menghasilkan produk
akan memerlukan bahan baku dimana
bahan baku merupakan bahan yang
integral produk jadi.
Fungsi
persediaan
penting
artinya
bagi
kelancaran
operasi
perusahaan untuk mencapai target yang
diinginkan.
Menurut
Handoko
(1999:335) Fungsi penting persediaan
adalah memungkinkan operasi-operasi
perusahaan internal dan eksternal
mempunyai kebebasan. Persediaan ini
Pengendalian Persediaan ................. (Safaat) hal. 157 – 167
158
memungkinkan
perusahaan
dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa
tergantung pada supplier.
Menurut Heizer dan Render
(2005:60) Fungsi persediaan adalah :
1.Untuk memisahkan beragam bagian
produksi, sebagi contoh : jika pasokan
sebuah perusahaan berluktuasi, maka
mungkin
diperlukan
persediaanpersediaan tambahan untuk mendecouple proses produksi dari pemasok.
2.Untuk men-decouple perusahaan dari
fungsi permintaan dan menyediakan
permintaan barang-barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan.
Persediaan macam ini uumnya terjadi
pada
pedagang
eceran.
3.Untuk
mengambil
keuntungan
diskon
kuantitas, sebab pembelian dalam
jumlah lebih besar dapat mengurangi
biaya produksi atau pengiriman barang.
4.Untuk menjaga pengaruh inflasi dan
naiknya harga.
Menurut Horngren (1992:321)
Perencanaan kebutuhan bahan adalah
suatu sistem perencanaan yang pertamatama berfokus pada jumlah dan pada
saat barang jadi yang diminta yang
kemudian
menentukan
permintaan
turunan untuk bahan baku, komponen
dan sub perakitan pada saat tahapan
produksi terdahulu. Menurut Supriyono
(1999:400) Pengawasan bahan adalah
suatu fungsi terkoordinasi didalam
organisasi
yang
terus-menerus
disempurnakan
untuk
meletakkan
pertanggungjawaban atas pengelolaan
bahan baku dan persediaan pada
umumnya, serta menyelenggarakan
suatu pengendalian internal yang
menjamin adanya dokumen dasar
pembukuan yang mendukung sahnya
suatu transaksi yang berhubungan
dengan bahan, pengawasan bahan
meliputi
pengawasan
fisik
dan
pengawasan nilai atau rupiah bahan.
Menurut Sofjan Assauri (2008:248)
Pengawasan persediaan merupakan
suatu kegiatan untuk menentukan
tingkat dan komposisi dari persediaan,
parts bahan baku dan barang hasil
produksi sehingga perusahaan dapat
159
melindungi kelancaran produksi dengan
efektif dan efisien.
Menurut Herjanto (1999:219)
Pengendalian persedian merupakan
serangkaian kebijakan pengendalian
untuk menentukan tingkat persediaan
yang harus dijaga, kapan pesanan untuk
menambah persediaan harus dilakukan
dan berapa besar pesanan harus
diadakan.
Menurut
Matz
(1994:229)Tujuan
dasar
dari
pengendalian bahan adalah kemampuan
untuk mengirimkan surat pesanan pada
saat yang tepat pada pemasok terbaik
untuk memperoleh kuantitas yang tepat
pada harga dan kualitas yang tepat.
Menurut Handoko (1999:359) Tujuan
perusahaan menerapkan pengendalian
perusahaan
adalah
untuk
:
mengusahakan agar apa yang telah
direncanakan bias menjadi kenyataan
mengusahakan
agar
pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang
telah
dikeluarkan
mengetahui
kelemahan-kelemahan serta kesulitankesulitan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan rencana.
Jadi pengendalian persediaan
dibutuhkan baik dalam jumlah maupun
kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan
untuk produksi serta kapan pesanan
dilakukan.
Economic Order Quantity (EOQ)
Metode EOQ diperlukan agar
perusahaan dapat menentukan kebijakan
penyediaan bahan dasar dengan tepat,
dalam arti tidak mengganggu proses
produksi dan disamping itu biaya yang
ditanggung tidak terlalu tinggi.
Menurut
Gitosudarmo
(2002:101) EOQ sebenarnya adalah
merupakan
volume
atau jumlah
pembelian yang paling ekonomis untuk
dilaksanakan pada setiap kali pembelian.
Menurut
Chase
dan
Aquilano
(1983:320) Syarat agar pembelian EOQ
dapat dibenarkan : harga pembelian per
unit konstan setiap saat bila perusahaan
memerlukan bahan baku tersebut selalu
tersedia di pasar jumlah produksi yang
menggunakan bahan baku tersebut stabil
yang dapat diartikan bahwa kebutuhan
Media Mahardhika Vol. 14 No. 2 Januari 2016
bahan baku relative stabil sepanjang
tahun. Menurut Ahyari (1990:260) EOQ
adalah merupakan jumlah pembelian
bahan yang dapat mencapai biaya yang
paling minimal. Model EOQ mudah
untuk mudah untuk diterapkan apabila
asumsi-asumsi dasar dalam EOQ
dipenuhi, yaitu : permintaan akan
produk adalah konstan, seragam dan
diketahui harga per unit produk adalah
konstan
biaya penyimpanan per unit per tahun
adalah konstan biaya pemesanan per
pesan adalah konstan waktu antara
pesanan dilakukan dan barang-barang
diterima adalah konstan
tidak terjadi kekurangan barang atau
back order.
Dalam menerapkan EOQ ada beberapa
biaya yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan jumlah pembelian atau
keuntungan, diantaranya :
Biaya pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang
akan langsung terkait dengan kegiatan
pemesanan yang dilakukan perusahaan.
Biaya pemesanan berfluktuasi bukan
dengan jumlah yang dipesan, tetapi
dengan frekwensi yang dipesan. Biaya
pesan tidak hanya terdiri dari biaya yang
eksplisit, tetapi juga biaya kesempatan
(opportunity cost). Sebagai misal, waktu
yang terbuang untuk memroses pesanan,
menjalankan administrasi pesanan dan
sebagainya. Contoh biaya pemesanan
antara lain biaya penerimaan dan
pemeriksaan, biaya telepon, biaya
pengiriman, biaya pembuatan faktur.
Rumus biaya pemesanan Heizer dan
Render(2010:73) adalah sebagai berikut:
D
Biaya pesan =
xS
Q
Keterangan :
Q = jumlah barang setiap pesan
D = permintaan barang persediaan
periode tertentu (unit)
S = biaya pemesanan untuk setiap pesan
Biaya penyimpanan
Biaya
yang
harus
ditanggung
perusahaan sehubungan dengan adanya
bahan baku yang disimpan dalam
perusahaan. Contoh biaya penyimpanan
antara lain biaya pemeliharaan dan
handling,
biaya
asuransi,
biaya
kerusakan dalam penyimpanan, biaya
kehilangan, pajak, bunga, biaya sewa
gedung dan biaya fasilitas penyimpanan.
Rumus biaya penyimpanan Heizer dan
Render(2010:71) adalah sebagai berikut:
Q
Biaya penyimpanan =
xH
2
Keterangan :
Q = jumlah barang setiap pesan
H = biaya penyimpanan per periode
tertentu per unit
Sehingga dalam menentukan
biaya persediaan ada dua jenis biaya
yang
berubah-ubah
dan
harus
dipertimbangkan. Pertama berubah-ubah
sesuai dengan frekwensi pesanan yaitu
biaya pesan. Kedua biaya yang berubahubah sesuai dengan besar kecilnya
persediaan yaitu biaya penyimpanan.
Untuk menentukan jumlah pesanan yang
ekonomis menurut metode EOQ adalah:
2DS
EOQ =
H
Frekwensi pemesanan = D/EOQ
Keterangan :
EOQ =
jumlah
pesanan
yang
ekonomis/economic order quantity
D = permintaan/pemakaian barang
persediaan periode tertentu (unit)
S = biaya pemesanan untuk setiap pesan
H = biaya penyimpanan per periode
tertentu per unit
Safety Stock (Persediaan Pengaman)
Persediaan
pengaman
dibutuhkan untuk menentukan besarnya
stok yang dibutuhkan selama waktu
tenggang untuk memenuhi kebutuhan
atau permintaan.
Menurut
Sofjan
Assauri
(2008:263)
Persediaan
penyelamat
adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau
Pengendalian Persediaan ................. (Safaat) hal. 157 – 167
160
menjaga
kemungkinan
terjadinya
kekurangan bahan (stock out). Menurut
Ahyari
(1990:199)
Persediaan
pengaman adalah merupakan suatu
persediaan yang dicadangkan sebagai
pengaman dari kelangsungan proses
produksi perusahaan.
Untuk menentukan perhitungan
persediaan pengaman, terlebih dahulu
harus dilakukan perhitungan sebagai
berikut : Penggunaan bahan baku ratarata dan standar deviasinya Salah satu
dasar untuk memperkirakan penggunaan
bahan baku selama periode tertentu
adalah rata-rata penggunaan bahan baku
pada masa sebelumnya. Kebutuhan atas
permintaan langganan tidak dapat
diramalkan dengan tepat karena sifatnya
variable dengan resiko kehabisan.
Cara yang sering dipakai adalah
dengan menghitung rata-rata dan deviasi
atau penyimpangannya.
Rumus yang digunakan :
D
= Σ Di / N
(Di - D) 2
σD
=
Σ
N–1
Keterangan :
D
= rata-rata permintaan barang
selama periode tertentu
σD
= standar deviasi permintaan
bahan baku
Σ Di = jumlah permintaan barang
selama periode tertentu
N
= jumlah periode
Faktor lead time rata-rata dan standar
deviasinya. Perkiraan lead time dengan
menggunakan rata-rata hitung lead time
dari
beberapa
kali
pemesanan
sebelumnya.
Rumus yang digunakan :
LT
= Σ LTi / N
(LTi - LT) 2
σLT
=
Σ
N–1
Keterangan :
LT
= rata-rata lead time selama
periode tertentu
σLT = standar deviasi lead time
161
Σ LT = jumlah lead time selama
periode tertentu
N
= jumlah periode
Untuk menentukan persediaan
pengaman umumnya didasarkan pada
tingkat
permintaan
pelayanan
(requirement of sevice level). Menurut
meyer (1982:214) Tingkat pelayanan
adalah merupakan persentase dari
interval pemesanan dari keadaan tanpa
persediaan.
Menurut Adam dan Ebert
(1982:503) Untuk mengukur service
level ada dua cara: Rasio dari pelanggan
yang menerima produk dengan jumlah
pelanggan yang membutuhkan produk
tersebut, Rasio dan jumlah unit barang
yang disediakan dengan jumlah unit
barang yang diminta
Rumus yang digunakan :
SS = k
LT (σD)2 + (D2 . σLT2 )
Keterangan :
SS
= persedian pengaman
σLT = standar deviasi lead time
LT
= rata-rata lead time selama
periode tertentu
D
= rata-rata permintaan barang
selama periode tertentu
σD
= standar deviasi permintaan
bahan baku
k
=
koefisien
tingkat
pelayanan/safety factor
Reorder Point/ROP (Titik Pemesanan
Kembali)
Menurut Riyanto (1993:74)
Reorder point adalah saat atau titik
dimana harus diadakan pesanan lagi
sedemikian rupa sehingga kedatangan
atau penerimaan material yang dipesan
itu adalah tepat waktu dimana
persediaan diatas safety stock sama
dengan nol.
Menurut Supriyono (1999:397)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
reorder point antara lain : Waktu yang
diperlukan dari saat pemesanan sampai
bahan datang di perusahaan (lead time).
Lead time ini akan mempengaruhi
besarnya bahan yang dipakai selama
Media Mahardhika Vol. 14 No. 2 Januari 2016
lead time, semakin lama lead time
semakin besar pula jumlah beban yang
diperlukan pemakaian selama lead time.
Tingkat pemakaian bahan ratarata per hari atau satuan waktu lainnya.
Besarnya bahan yang diperlukan selama
lead time adalah jumlah hari lead time
dikalikan tingkat pemakaian bahan ratarata.
Besarnya
safety
stock
(persediaan pengaman). Persediaan
pengaman merupakan jumlah persediaan
bahan yang minimum harus ada untuk
menjaga kemungkinan keterlambatan
kedatangan bahan yang akan dibeli agar
perusahaan tidak mengalami stock out
atau mengalami gangguan kelancaran
kegiatan produksi karena habisnya
bahan yang umumnya menimbulkan
elemen biayan stock out. Penjumlahan
besarnya penggunaan bahan baku
selama lead time dengan besarnya safety
stock, maka akan diketahui reorder
point.
Menurut
Heizer,
Render
(2010:98) Tingkat pemesanan kembali
(Reorder Point/ROP) adalah suatu titik
atau batas dari jumlah persediaan yang
ada pada suatu saat dimana pemesanan
harus diadakan kembali.
Rumus yang digunakan :
ROP = (LT . AU) + SS
Keterangan :
ROP = titik pemesanan kembali
LT
= waktu tenggang/lead time
AU
= pemakaian rata-rata selama
periode tertentu/average use
SS
= persediaan pengaman/safety
stock
Maximum
Stock
(Persediaan
Maksimum)
Menurut
Sofjan
Assauri
(2008:76)
Persediaan
maksimum
merupakan batas jumlah persediaan
yang paling besar yang sebaiknya dapat
diandalkan oleh perusahaan.
Rumus yang digunakan :
MI
= SS + EOQ
Keterangan :
MI
=
Persediaan
maksimal/
Maximum inventory
EOQ =
jumlah
pesanan
yang
ekonomis/economic order quantity
SS
= persediaan pengaman/safety
stock
Purchase Order (PO)
Menurut Amir MS (2002:33)
Purchase order adalah surat pernyataan
persetujuan (akseptasi) dari importir atas
penawaran eksportir yang sifatnya
mengikat secara hukum.
Menurut Hinkel, Edward G,
(1994:165) Purchase order adalah
pernyataan resmi yang diterbitkan oleh
pembeli kepada penjual yang dalam
pernyataan itu dilengkapi dengan segala
syarat dan kondisi dari transaksi yang
akan dilakukan.
Dalam purchase order (PO)
tertulis secara lengkap informasi yang
diinginkan pembeli tentang barang yang
dipesan, jumlahnya, harganya baik harga
satuan maupun harga total, kapan barang
dikirim,
tujuan
barang,
cara
pembayaran, syarat penyerahan barang,
volume dan catatan lain jika ada.
Dengan diterimanya purchase order
(PO) maka penjual akan memproduksi
barang seperti yang dipesan oleh
pembeli. Seandainya didalam purchase
order (PO) terdapat hal-hal yang tidak
disetujui oleh penjual, maka penjual
akan menolak purchase order (PO)
tersebut dengan cara mengirimkan
kembali purchase order (PO) disertai
dengan konfirmasi penolakan. Purchase
order (PO) itu sendiri mempunyai
kekuatan seperti halnya “sales contract“.
Penjual akan melakukan proses produksi
sampai barang siap untuk dikirim
berdasarkan purchase order (PO). Jadi
penjual melakukan aktivitas ekspor
dengan menjadikan purchase order(PO)
sebagai pedoman.
Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan Gede
Agus Darmawan, Wayan Cipta, Ni
Nyoman Yulianthini dengan judul
Penerapan
Economic
Order
Quantity(EOQ) Dalam Pengeloaan
Persediaan Bahan Baku Tepung Pada
Usaha Pia Ariawan Di Desa Banyuning
Pengendalian Persediaan ................. (Safaat) hal. 157 – 167
162
yang menyimpulkan bahwa jumlah
esanan dengan menggunakan metode
EOQ lebih sedikit atau efisien
disbanding jika tidak menggunakan
metode EOQ.
Penelitian
yang
dilakukan
Pinetri
dengan
judul
Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Pada Produk Mi Kering(Studi Kasus Di
PT Surya Pratista Hutama, Sidoarjo)
yang menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan model EOQ perusahaan
dapat menghemat biaya persediaan
setiap tahunnya.
2DS
EOQ =
H
Frekwensi pemesanan = D/EOQ
Keterangan :
EOQ =
jumlah
pesanan
yang
ekonomis/economic order quantity
D
= permintaan/pemakaian barang
persediaan periode tertentu (unit)
S
= biaya pemesanan untuk setiap
pesan
H
= biaya penyimpanan per
periode tertentu per unit
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian kasus pada PT Varia Usaha
Beton dengan objek dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan persediaan
terutama bahan baku. Dalam penelitian
ini data yang digunakan adalah data
sekunder dimana datanya diperoleh
langsung dari perusahaan dan data-data
lain
yang
berhubungan
dengan
penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
dibutuhkan dilakukan dengan beberapa
metode, antara lain : Wawancara yaitu
mendapatkan data dengan melakukan
wawancara langsung kepada karyawan
yang sesuai dengan bidangnya dengan
harapan dapat memperoleh data tentang
gambaran perusahaan, biaya yang
berhubungan dengan persediaan bahan
baku dan permasalahan-permasalahan
lainnya.
Dokumentasi
yaitu
mendapatkan data dengan pengumpulan
dokumen-dokumen dimana diharapkan
diperoleh data tentang pemakaian/
permintaan
bahan
baku,
biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, waktu
tunggu dan harga bahan baku.
Teknik Analisa Data
Teknik analisa yang digunakan
dalam
penelitian
ini
dengan
menggunakan metode EOQ dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan jumlah pesanan yang
ekonomis menurut metode EOQ adalah :
163
b. Menentukan Safety Stock (Persediaan
Pengaman)
Penggunaan bahan baku rata-rata dan
standar deviasinya
Rumus yang digunakan :
D
= Σ Di / N
(Di - D) 2
σD
=
Σ
N–1
Keterangan :
D
= rata-rata permintaan barang
selama periode tertentu
σD
= standar deviasi permintaan
bahan baku
Σ Di = jumlah permintaan barang
selama periode tertentu
N
= jumlah periode
Faktor lead time rata-rata dan standar
deviasinya
Perkiraan
lead
time
dengan
menggunakan rata-rata hitung lead time
dari
beberapa
kali
pemesanan
sebelumnya.
Rumus yang digunakan :
LT
= Σ LTi / N
σLT
=
(LTi - LT) 2
Σ
N–1
Keterangan :
LT
= rata-rata lead time selama
periode tertentu
Media Mahardhika Vol. 14 No. 2 Januari 2016
σLT = standar deviasi lead time
Σ LT = jumlah lead time selama
periode tertentu
N
= jumlah periode
Untuk menentukan persediaan
pengaman umumnya didasarkan pada
tingkat
permintaan
pelayanan
(requirement of sevice level).
Rumus yang digunakan :
SS = k
LT (σD)2 + (D2 . σLT2 )
Keterangan :
SS
= persedian pengaman
σLT = standar deviasi lead time
LT
= rata-rata lead time selama
periode tertentu
D
= rata-rata permintaan barang
selama periode tertentu
σD
= standar deviasi permintaan
bahan baku
k
= koefisien tingkat pelayanan
/requirement of service level
c. Menentukan Reorder Point/ROP
(Titik Pemesanan Kembali)
Tingkat pemesanan kembali
(Reorder Point/ROP) adalah suatu titik
atau batas dari jumlah persediaan yang
ada pada suatu saat dimana pemesanan
harus diadakan kembali.
Rumus yang digunakan :
ROP
= (LT . AU) + SS
Keterangan :
ROP = titik pemesanan kembali
LT
= waktu tenggang/lead time
AU
= pemakaian rata-rata selama
periode tertentu/average use
SS
= persediaan pengaman/safety
stock
d. Menentukan Maximum Stock
(Persediaan Maksimum)
Persediaan
maksimum
merupakan batas jumlah persediaan
yang paling besar yang sebaiknya dapat
diandalkan oleh perusahaan.
Rumus yang digunakan :
MI
= SS + EOQ
Keterangan :
MI
=
Persediaan
maksimal/
Maximum inventory
EOQ =
jumlah
pesanan
yang
ekonomis/economic order quantity
SS
= persediaan pengaman/safety
stock
HASIL
Profil Persahaan
Pada tahap awal merupakan unit
usaha samping PT Semen Gresik
(Persero) yang meliputi:
• Unit Usaha Beton Siap Pakai
(Remicon)
• Unit Usaha Tegel & Beton Ringan
• Unit Usaha Pemecah Batu
Pada tahun 1989 PT Semen
Gresik (persero) menyerahkan unit
usaha samping tersebut kepada salah
satu anak perusahaan, yaitu PT Varia
Usaha. Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi dan
pesatnya
perkembangan
sektor
konstruksi, khususnya pembangunan
infrastruktur dan properti, PT Varia
Usaha Beton ikut berpartisipasi melalui
usaha penyediaan produk-produk Beton
Siap Pakai, Beton Masonry dan Batu
Pecah Mesin/base Coarse, serta bahan
bangunan lainnya yang berbahan baku
semen. Dengan didukung staf karyawan
yang berpengalaman di bidang beton,
peralatan-peralatan yang tepat serta
fasilitas group, perusahaan senantiasa
mengutamakan
kepuasan
dan
kepercayaan
pelanggan,
dengan
menjamin
bahwa
produk
yanh
dihasilkan dapat memenuhi mutu yang
dipersyaratkan, penyerahan produk tepat
waktu serta harga yang bersaing.
Pemakaian Bahan Baku
PT Varia Usaha Beton Plan
Beton Siap Pakai Gresik mengadakan
bahan baku pasir dari daerah Lumajang,
batu pecah dari daerah Pasuruan dan
Mojokerto serta semen dari PT Semen
Gresik Tuban. Data pemakaian bahan
baku rata-rata tiga tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pengendalian Persediaan ................. (Safaat) hal. 157 – 167
164
Tabel 1. Pemakaian Bahan Baku
No.
Bulan
1
Januari
Pasir(m3)
1,261.02
Batu
P(m3)
1,669.30
2
Februari
1,183.27
1,499.35
547.65
Maret
1,410.03
1,753.28
754.05
4
April
2,119.85
2,378.26
1,172.90
5
Mei
2,403.03
4,097.31
1,555.40
6
Juni
2,084.63
2,695.35
1,215.49
7
Juli
2,543.45
2,687.33
1,224.49
8
Agustus
3,990.12
3,565.87
1,231.01
9
September
2,239.05
3,263.67
1,239.36
10
Oktober
3,195.31
4,030.33
1,758.76
11
November
1,970.36
2,377.27
1,007.65
12
Desember
3,134.51
3,440.17
1,501.12
3
Semen(ton)
689.66
Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan meliputi biaya
penerimaan dan pemeriksaan, biaya
administrasi dan komunikasi serta biaya
pengiriman dan bongkar muat. Data
biaya pemesanan rata-rata tiga tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Jenis Biaya Pemesanan (Rp./bulan)
No.
1
2
3
Jenis Biaya
Biaya Penerimaan dan
Pemeriksan
Biaya Administrasi dan
Komunikasi
Biaya Pengiriman dan Bongkar
muat
Total
Nilai
50,000.00
penyimpanan, biaya kehilangan, pajak,
bunga. Besarnya biaya penyimpanan
bahan baku ditetapkan oleh perusahaan
sebesar 10% dari nilai persediaan
dengan perincian sebagai berikut:
Biaya handling = 2%; Biaya kerusakan
= 1% Biaya kehilangan = 3%;
Biaya pajak = 2% Biaya bunga = 2%
Data biaya penyimpanan rata-rata tiga
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. Biaya Penyimpanan Bahan Baku
(Rp.)
Bahan
Baku
Pasir
Batu
pecah
Semen
%Biaya
Simpan
10
Persentase
Harga(Rp.)
0.38
102,000
Biaya
Penyimpanan
3,876.00
10
0.51
105,000
5,355.00
10
0.11
936,000
10,296.00
Analisis Data
Menentukan EOQ
Pada Januari untuk bahan baku pasir
diketahui:
D
=
1.261,02
S
= 495.900,H
=
3.876,-
475,000.00
780,000.00
1,305,000.00
2 x 1.261,02 x
495.900
EOQ =
= 568,04
Dengan rata-rata komposisi
bahan baku pembentuk beton per meter
kubik adalah:
Pasir = 38%; Batu pecah = 51%; Semen
= 11% maka didapat biaya
pemesanan seperti pada tabel berikut:
Tabel 3. Biaya Pemesanan (Rp.)
No.
1
2
3
Bahan
Baku
Pasir
Batu
pecah
Semen
Persentase
0.38
Biaya
Pemesanan
495,900.00
0.51
665,550.00
0.11
143,550.00
Biaya Penyimpanan
Biaya
penyimpanan
diperhitungkan dalam bentuk persentase
dari
nilai
persediaan,
biaya
penyimpanan
antara
lain
biaya
pemeliharaan dan handling, biaya
asuransi, biaya kerusakan dalam
165
3.876
Frekwensi pemesanan =
1.261,02/568,04 = 2,2 kali
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5. EOQ dan Frekwensi Pemesanan
Bulan
Pasir
Batu Pecah
Semen
EOQ
F
EOQ
F
EOQ
F
Januari
568.04
2.2
644.16
2.6
138.68
5.0
Februari
550.25
2.2
610.49
2.5
123.58
4.4
Maret
600.67
2.3
660.16
2.7
145.00
5.2
6.5
April
736.50
2.9
768.87
3.1
180.85
Mei
784.15
3.1
1,009.19
4.1
208.26
7.5
Juni
730.36
2.9
818.53
3.3
184.10
6.6
Juli
806.74
3.2
817.31
3.3
184.78
6.6
Agustus
1,010.45
3.9
941.47
3.8
185.27
6.6
September
756.92
3.0
900.70
3.6
185.90
6.7
Oktober
904.23
3.5
1,000.91
4.0
221.46
7.9
November
710.06
2.8
768.71
3.1
167.62
6.0
Desember
895.58
3.5
924.73
3.7
204.59
7.3
Media Mahardhika Vol. 14 No. 2 Januari 2016
Menentukan Safety Stock (Persediaan
Pengaman) dan ROP (Titik Pemesanan
Kembali)
Dengan tingkat kepuasan pelanggan
yang diharapkan sebesar 95% didapat
nilai k=1,645, dan dengan menggunakan
fasilitas yang ada di program microsoft
excel didapat tabel berikut:
Tabel 6. Safety Stock dan Reorder Point
Bahan Baku Pasir
Bulan
D
AU
LT
SS(m3)
ROP(m3)
Januari
1,261.02
40.7
3.0
165.9
288.0
Februari
1,183.27
42.3
2.0
165.9
250.5
Maret
1,410.03
45.5
1.0
165.9
211.4
April
2,119.85
70.7
1.0
165.9
236.6
Mei
2,403.03
77.5
1.0
165.9
243.4
Juni
2,084.63
69.5
1.0
165.9
235.4
Juli
2,543.45
82.0
2.0
165.9
330.0
Agustus
3,990.12
128.7
2.0
165.9
423.4
September
2,239.05
74.6
3.0
165.9
389.8
Oktober
3,195.31
103.1
4.0
165.9
578.2
November
1,970.36
65.7
4.0
165.9
428.6
Desember
3,134.51
101.1
4.0
165.9
570.4
Rata-rata
Standar
deviasi
75.1
2.3
26.4
1.2
Pada Januari untuk bahan baku pasir
diketahui:
SS
= 1,645
2,3 (26,4)2 + (75,12
. 1,22 )
= 165,9
ROP
= (40,7 x 3) + 165,9
= 288
Tabel 7. Safety Stock dan Reorder Point
Bahan Baku Batu Pecah
Bulan
D
AU
LT
SS(m3)
ROP(m3)
Januari
1,669.30
53.8
3.0
198.1
359.6
Februari
1,499.35
53.5
2.0
198.1
305.2
Maret
1,753.28
56.6
1.0
198.1
254.6
April
2,378.26
79.3
1.0
198.1
277.4
Mei
4,097.31
132.2
1.0
198.1
330.3
Juni
2,695.35
89.8
1.0
198.1
287.9
Juli
2,687.33
86.7
2.0
198.1
371.5
Agustus
3,565.87
115.0
2.0
198.1
428.1
September
3,263.67
108.8
3.0
198.1
524.4
Oktober
4,030.33
130.0
4.0
198.1
718.1
November
2,377.27
79.2
4.0
198.1
515.1
Desember
3,440.17
111.0
4.0
198.1
642.0
Rata-rata
Standar
deviasi
91.3
2.3
28.2
1.2
Tabel 8. Safety Stock dan Reorder Point
Bahan Baku Semen
Bulan
D
AU
LT
SS(m3)
ROP(m3)
Januari
689.66
22.2
2.0
39.9
84.3
Februari
547.65
19.6
2.0
39.9
79.0
Maret
754.05
24.3
1.0
39.9
64.2
April
1,172.90
39.1
1.0
39.9
78.9
Mei
1,555.40
50.2
1.0
39.9
90.0
Juni
1,215.49
40.5
1.0
39.9
80.4
Juli
1,224.49
39.5
1.0
39.9
79.4
Agustus
1,231.01
39.7
1.0
39.9
79.6
September
1,239.36
41.3
2.0
39.9
122.5
Oktober
1,758.76
56.7
2.0
39.9
153.3
November
1,007.65
33.6
2.0
39.9
107.0
Desember
1,501.12
48.4
2.0
39.9
136.7
Rata-rata
Standar
deviasi
37.9
1.5
11.4
0.5
Menentukan
Maximum
Stock
(Persediaan Maksimum)
Pada Januari untuk bahan baku pasir
diketahui:
SS
= 165,9
EOQ = 568,04
MI
= 165,9 + 568,04 = 733,94
dibulatkan menjadi 734
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 9. Persediaan Maksimum
Bulan
Pasir(m3)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
734.0
716.2
766.6
902.4
950.1
896.3
972.7
1,176.4
922.9
1,070.2
876.0
1,061.5
Batu
Pecah(m3)
842.2
808.6
858.2
967.0
1,207.3
1,016.6
1,015.4
1,139.6
1,098.8
1,199.0
966.8
1,122.8
Semen(ton)
178.5
163.4
184.9
220.7
248.1
224.0
224.6
225.1
225.8
261.3
207.5
244.4
KESIMPULAN
Perusahaan belum menerapkan
sistem pengendalian persediaan yang
baik, sehingga pada bulan-bulan tertentu
mengalami kekurangan dan bahkan
kehabisan
persediaan.
Dengan
menerapkan
salah
satu
sistem
pengendalian persediaan, didapatkan
nilai EOQ, safety stock, ROP dan
persediaan
maksimum.
Jumlah
Pengendalian Persediaan ................. (Safaat) hal. 157 – 167
166
persediaan maksimum bisa dipakai
sebagai dasar penentuan jumlah
purchase order (PO) kepada para vendor
SARAN
Perusahaan
sebaiknya
melakukan
sistem
pengendalian
persediaan dengan melakukan analisa
EOQ, safety stock, ROP dan persediaan
maksimum dan melakukan monitoring
pelaksanaannya
serta
melakukan
evaluasi hasilnya untuk menghindari
terjadinya kekurangan dan bahkan
kehabisan
persediaan.
Perusahaan
sebaiknya melakukan perhitungan fisik
persediaan barang di gudang secara
periodik (setiap akhir bulan) untuk
mengetahui realisasi persediaan agar
tidak terjadi kekuarangan, kehabisan
atau kelebihan persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adam, Everett E and Ronald J Ebert
1982, Production and Operation
Management, Prentice Hall Inc.
Englewood Cliffs, New Jersey
Amir MS 2002, Kontrak Dagang
Ekspor, PPM, Jakarta
Ahyari, Agus 1990, Manajemen
Produksi, Edisi A, Yogyakarta :
BPFE UGM
Chase and Aquilano 1983, Production
And Operation Management,
Richard
D
Irwin
Inc,
Homewood, Illinois
Gitosudarmo, Indrio 2002, Manajemen
Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta :
BPFE UGM
167
Handoko, T.Hani 1999, Dasar-Dasar
Manajemen
Produksi
dan
Operasional, Jilid 1, Yogyakarta
: BPFE
Herjanto, Eddy 1999, Manajemen
Produksi dan Operasi, Edisi
Kedua,
PT
Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta
Hinkel, Edward G 1994, Dictionary of
International
Trade,
PPM,
Jakarta
Horngren, Charles 1992, Akuntansi
Biaya
Suatu
Pendekatan
Manajerial, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta
Matz, Adolp dkk 1994, Akuntansi
Biaya, Erlangga, Jakarta
Meyer, Raymond R 1982, Production
and Operation Management,
McGraw Hill, Kogalusha
Nasution,
Arman
Hikam
2003,
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Edisi Pertama, Guda
Widya, Surabaya
Render, Barry; Heizer, Jay 2010,
Manajemen Operasi, Salemba
Empat, Jakarta
Riyanto, Bambang 1993, Dasar-Dasar
Pembelanjaan
Persahaan,
Yayasan Badan Penerbit Gadjah
Mada, Yogyakarta
Sofjan Assauri 2008, Manajemen
Produksi dan Operasi, Edisi
Revisi 2008, LPFEUI : Jakarta
Yusuf, A.L Aryono 1992, Dasar-Dasar
Akuntansi, Jilid II Edisi V, STIE
YKPN & UGM, Yogyakarta
Media Mahardhika Vol. 14 No. 2 Januari 2016
Download