EVALUASI PENGGUNAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER

advertisement
EVALUASI PENGGUNAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN
KANKER PARU DI INSTALASI RAWAT INAP RS “X”
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
ESTY JAYANTI
K100080175
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
i
2
EVALUASI PENGGUNAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PARU
DI INSTALASI RAWAT INAP RS “X”
EVALUATION THE USING OF CHEMOTHERAPY TO LUNG CANCER
PATIENTS AT INSTALLATION OF HOSPITAL “X”
Esty Jayanti*, Arief Rahman Hakim**, dan Peni Indrayudha*
*Fakultas Farmasi,Universitas Muhammadiyah Surakarta
**Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ABSTRAK
Kanker paru merupakan masalah kesehatan di negara maju dan juga di negara
berkembang. Hasil penelitian di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 1998-2001
dengan sampel 181 pasien adalah 14,55% dengan tingkat kelangsungan hidup rata-rata
5 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat
kemoterapi serta mengevaluasi penggunaan obat kemoterapi pada pasien kanker paru di
Instalasi Rawat Inap RS “X” tahun 2010-2011.
Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental yang dilakukan secara
retrospektif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dan dianalisis
dengan metode analisis deskriptif. Data diambil dari data rekam medik pasien kanker
paru di Instalasi Rawat Inap RS “X” tahun 2010-2011. Data yang dianalisis meliputi
aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien.
Terapi pengobatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
kemoterapi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa regimen kemoterapi kanker paru
yang digunakan di RSUD Dr.Moewardi tahhun 2010-2011 adalah Cisplatin + Etoposide
(23,61%), Paclitaxel + Cisplatin (38,88%), Gemcitabine + Cisplatin (2,78%), Ebetasol +
Carboplatim (2,78%), Paclitaxel + Carboplatin (13,89%), Carboplatin + Ebetaxel
(2,78%), Carboplatin + Etoposide (8,33%), Gimzar + Cisplatin (1,39%), Navelbine +
Paxus (1,39%), Paxus (1,39), Gimzar (1,39%), Navelbine (1,39%). Evaluasi
penggunaan kemoterapi pada pasien kanker paru berdasarkan guidelines dari National
Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2009 dan 2010, di peroleh hasil bahwa
72 pasien kanker paru (100%) dinyatakan tepat indikasi, 34 pasien (24,48%) tepat obat,
dosis kurang 4 pasien (2,88%), dosis lebih 13 pasien (9,36%) dan tidak tepat dosis 55
pasien (39,60%), 70 pasien (97,22%) tepat pasien.
Kata kunci : kanker paru, kemoterapi, pasien rawat inap, RS “X”, NCCN
ABSTRACT
Lung cancer is a health problem in advanced countries and also in developing
countries. The results of the research in the Cancer Hospital Dharmais year 1998-2001
with the sample of 181 patients was 14,55% survival rate with an average of 5 month.
This research intends to know the description of the using chemotherapy medicine, and
to evaluate the using of chemotherapy medicine to lung cancer patients at opname
installation of Hospital “X” year 2010-2011.
This research is belonging to non experimental research which is done
retrospectively by taking the sample using purposive sampling and analyzed by using
1
descriptive analysis method. The data is taken from recorded medical data of lung
cancer patient at opname installation of Hospital “X” year 2010-2011. The data which
is analyzed includes the aspect of accurate indication, accurate medicine, accurate
dosage, and accurate patient.
Therapeutic treatment used in this research using chemotherapy. The result of
the research show that regimentations of lung cancer chemotherapy used at Hospital
“X” year 2010-2011 are Cisplatin + Etoposide (23,61%), Paclitaxel + Cisplatin
(38,88%), Gemcitabine + Cisplatin (2,78%), Ebetasol + Carboplatin (2,78%),
Paclitaxel + Carboplatin (13,89%), Carboplatin + Ebetaxel (2,78%), Carboplatin +
Etoposide (8,33%), Gimzar + Cisplatin (1,39%), Navelbine + Paxus (1,39%), Paxus
(1,39), Gimzar (1,39%), Navelbine (1,39%). The evaluation of the using cemotherapy to
lung cancer patient according to guidelines from National Comprehensive Cancer
Network (NCCN) at 2009 and 2010, is obtained the result that 72 patients of lung
cancer (100%) are stated accurate indication, 34 patients (24,48%) are accurate
medicine,according to the dosage accuracy, under dose 4 patient (2,88%), over dose 13
patient (9,36%) and not accurate 55 patient (39,60%), 70 patients (97,22%) accurate
patient.
Key words: lung cancer, chemotherapy, installation patient, hospital “X”, NCCN
PENDAHULUAN
Kanker paru merupakan masalah kesehatan di negara maju dan juga di negara
berkembang. Pada tahun 2001 ada penelitian tentang tingkat kelangsungan hidup pada
penderita kanker paru di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Desain penelitian ini
menggunakan studi longitudinal, data dikumpulkan dari pasien kanker paru rekam
medis pada Januari 1998 sampai November 2001. Sampel adalah 181 pasien, data
dikumpulkan dari catatan medis dan menelepon untuk menetapkan berapa lama setiap
pasien kanker paru selamat. Hasil penelitian ini menunjukan selama 2 tahun untuk
pasien kanker paru di Rumah Sakit kanker Dharmais adalah 14,55% dengan tingkat
kelangsungan hidup rata-rata 5 bulan (Rasyid,2001).
Kanker paru adalah penyebab utama kematian terkait penyakit kanker di
Amerika Serikat dan seluruh dunia. Pada 2011, diperkirakan 156.900 kematian (85.600
pada pria, 71.300 pada wanita) dari kanker paru yang terjadi di Amerika Serikat.
Tingkat ketahanan hidup selama lima tahun untuk kanker paru hanya sekitar 15,6%
sebagian karena kebanyakan pasien telah memiliki kanker paru stadium lanjut pada saat
diagnosa awal (NCCN, 2012).
Selama periode tahun 2005-2006 terdapat 142 (90 pasien pada tahun 2005 dan
52 pasien pada tahun 2006) dengan diagnosa utama kanker paru dan menjalani rawat
inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, hanya 90 pasien yang memenuhi ktiteria inklusi.
Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian, yaitu berdasarkan pada karakteristik
2
pengobatan dan ketepatan kemoterapi. Pada karakteristik pengobatan diperoleh
premedikasi yang paling banyak digunakan adalah antiemetik (29,2%), kombinasi
premedikasi ysng paling banyak digunakan adalah dexametason, difenhidramin,
ranitidine, ondansetron yaitu sebanyak 27 pasien (30,3%), kemoterapi yang paling
banyak digunakan adalah paxus/taxol/ paclitaxel dan carboplati sebanyak 32 pasien
(35,56), dan terdapat 2 pasien (2,28%) yang menjalani siklus kemoterapi secara
lengkap. Sedangkan pada ketepatan kemoterapi diperoleh hasil tepat indikasi sebanyak
90 pasien (100%), tepat obat sebanyak 78 pasien (86,66%), tepat pasien sebanyak 90
pasien (100%), dan ketepaan dosis tidak dapat dianalisis karena rekam medik pasien
tidak terdapat tinggi badan (Syamiatun,2008).
Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada pasien dengan diagnosa kanker
paru, terutama pada jenis small-cell lung cancer karena metastasis. Kemoterapi juga
dapat digunakan bersamaan dengan terapi surgikal (pembedahan). Agen kemoterapi
yang biasanya diberikan untuk menangani kanker, termasuk kombinasi dari: 1)
cyclophospamide, deoxorubicin, methotrexate, dan procarbazine 2) etoposide dan
ciplatin 3) mitomycin, vinblastine, dan ciplatin (Somantri,2008).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kemajuan pada
pengobatan pasien kanker paru dengan kemoterapi obat sehingga pengobatan dapat
lebih baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan menggunakan
rancangan penelitian deskriptif, pengambilan data dilakukan secara retrospektif
terhadap data yang ada dikartu rekam medik kasus Kanker Paru di Instalasi Rawat Inap
RS “X” Tahun 2010-2011.
Definisi Operasional Variabel
Kanker Paru yang diteliti adalah semua kasus yang didiagnosis utama Kanker
Paru dengan pengobatan kemoterapi yang ada di Instalasi Rawat Inap RS “X”.
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah guideline dari National Comprehensive
Cancer Network Clinical Practice Guidline in Oncologi tahun 2009 dan 2010.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah berkas rekam medik pada pasien kanker paru dengan
pengobatan kemoterapi di instalasi rawat inap RS “X” tahun 2010-2011. Data yang
3
diambil adalah data pasien (umur, tinggi badan, berat badan), diagnosa, stadium,
regimen obat kemoterapi dan dosis obat.
Tempat Penelitian
Tempat Penelitian dilakukan di Rumah Sakit “X”.
Jalannya Penelitian
Perijinan penelitian dari pihak fakultas yang ditujukan kepada RS “X” untuk
mendapatkan persetujuan melakukan penelitian.
Pengambilan data diambil dari catatan rekam medik di bagian rekam medik RS
“X”, dari rekam medik yang diperoleh di catat data-data pasien kanker paru yang
meliputi data pasien (nomor rekam medik, umur, tinggi badan, berat badan), riwayat
penyakit (diagnosa, stadium), penggunaan obat kemoterapi (nama regimen obat, dosis).
Analisis yaitu dengan menganilisis data yang diperoleh dari catatan rekam
medik pasien berdasarkan identifikasi karakteristik pasien, karakteristik pengobatan,
dan evaluasi penggunaan kemoterapi pada psien kanker paru yang meliputi tepat
indikasi, tepat obat, tepat pasien, dan tepat dosis yang dibandingkan dengan guidelines
dari National Comprehensive Cancer Network Clinical Practice Guidelines in
Oncology (NCCN) tahun 2012.
Populasi dan sampel
Populasi penelitian adalah pasien kanker paru di instalasi rawat inap RS “X”
tahun 2010-2011. Di Instalasi Rawat Inap RS “X” pada tahun 2010 terdapat 90 pasien
dan tahun 2011 terdapat 119 pasien kanker paru namun hanya 72 pasien yang
melakukan pengobatan dengan kemoterapi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu peneliti
menentukan sendiri sampel yang akan diambil yang sesuai dengan kriteria tersebut
meliputi pasien kanker paru yang melakukan pengobatan dengan kemoterapi di Instalasi
Rawat Inap RS “X” Tahun 2010-2011.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari rekam medik kemudian dianalisis secara deskriptif
untuk memperoleh informasi mengenai:
Karakteristik pasien meliputi distribusi umur, jenis kelamin, domisili, jenis sel
kanker, dan stadium pasien kanker paru di Instalasi Rawat Inap RS “X” tahun 20102011.
Karakteristik pengobatan pasien kanker paru yang meliput variasi premedikasi,
variasi kemoterapi, varias siklus pengobatan selama periode tahun 2010 dan tahun 2011
di Instalasi Rawat Inap RS “X”.
4
Evaluasi penggunaan kemoterapi ditinjau dari aspek kesesuaian penggunaan
obat dengan guidelines dari National Comprehensive Cancer Network Clinical Practice
Guidelines in Oncology (NCCN) tahun 200 dan 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Pasien
Selama periode tahun 2010-2011 terdapat 209 (90 pasien pada tahun 2010 dan
119 pasien pada tahun 2011) dengan diagnosa utama kanker paru dan menjalani rawat
inap di RS “X”, hanya 72 pasien yang memenuhi kriteria untuk dilakukan analisis. Pada
penelitian ini, subyek penelitian akan dianalisis berdasarkan
umur, jenis kelamin,
domisili, jenis sel kanker dan stadium.
Umur
Penelitian pada umur pasien ini dikategorikan ke dalam 6 kelompok kemudian
dihitung presentasinya sesuai dengan yang dikategorikan. Penentuan rentang umur
didasarkan pada insiden kanker paru terbanyak yaitu rentang umur 55-65 tahun yang
sesuai dengan Pharmachotherapy a pathophysiologic approach, Dipiro et al., 1999.
Presentasi umur pasien dihitung dengan membandingkan umur pasien yang dirawat inap
di rumah sakit terhadap total populasi pada kasus, dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik pasien berdasarkan umur pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Karakteristik Umur (tahun)
Jumlah Pasien
Persentase (%)
< 32
1
1,38
33-43
4
5,56
44-54
22
30,56
55-65
34
47,22
66-76
9
12,50
>77
2
2,7
Total
72
100
Berdasarkan hasil persentase data kelompok umur di RS “X” tersebut,
menunjukan bahwa distribusi terbanyak yang menderita kanker paru adalah umur 55-65
tahun yaitu sebanyak 34 pasien (47,22). Hal ini terjadi dapat dikarenakan banyaknya
rokok yang dihisap oleh pasien. Merokok dalam jangka yaitu 10-20 tahun, dengan
jumlah merokok: 1-10 batang/hari meningkat resiko 15 kali, 20-30 batang/hari
meningkat resiko 40-50 kali, 40-50 batang/hari meningkatkan resiko 70-80 kali
(Alsagaff, 1995). Semakin tinggi umur semakin banyak rokok yang dihisap sehingga
resiko terjadinya kanker paru tinggi pula.
5
Jenis Kelamin
Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin di RS “X” tercantum pada tabel.
Dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik pasien berdasaran jenis kelamin pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Karakteristik Jenis Kelamin
Jumlah Pasien
Persentase (%)
Perempuan
25
34,72
Laki-laki
47
65,28
Total
72
100
Berdasarkan data tersebut bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak
dari pada jenis kelamin perempuan yaitu 47 pasien laki-laki (65,28%). Kanker paru
merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh laki-laki meskipun angka kejadian
pada perempuan cenderung meningkat, hal ini berkaitan dengan gaya hidup (merokok).
Di dunia, insiden kanker paru menduduki urutan kedua setelah kanker prostat pada lakilaki dan setelah kanker payudara pada perempuan, serta angka kematian kanker
menduduki urutan yang pertama pada laki-laki maupun pada perempuan.
Jenis Sel Kanker
Ditemukannya jenis sel (histologist) kanker adalah syarat utama untuk
mengatakan sesorang penderita kanker dan selanjutnya dapat ditentukan stadium
penyakit secepat mungkin untuk pengobatan terbaik.
Tabel 4. Karakteristik pasien berdasarkan jenis sel kanker pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Karakteristik Jenis Sel Kanker
Jumlah Pasien
Persentase (%)
Jenis SCLC
11
15,27
Jenis NSCLC
a. Adeno ca
28
38,89
b. Large cell
26
36,11
c. Epidermoid ca/squamos cell
3
4,17
d. Squamos cell
4
5,56
Total
72
100
Berdasarkan data tersebut pasien yang terdiagnosa jenis small cell lung cancer
(SCLC) sebanyak 11 pasien (15,27%). Sedangkan jenis non-small cell lugn cancer
(NSCLC) sebanyak 61 pasien.
Stadium
Berdasarkan hispatologis, jenis sel kanker paru secara umum dibagi atas dua
kelompok yaitu kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) atau small cell lung
cancer (SLCC) dan kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) atau nonsmall cell lung cancer (NSCLC).
Berdasarkan kalsifikasi guideline dari National Comprehensive Cancer Network
Clinical Practise Guideline In Oncologi (NCCN) tahun 2012 stadium kanker paru
terdapat empat stadium yaitu stadium I, II, III, IV. Stadium I terbagi IA dan IB, stadium
II terbagi menjadi IIA dan IIB. Dan stadium III terbagi menjadi stadium IIIA dan IIIB.
6
Tabel 5. Karakteristik pasien berdasarkan stadium kanker pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 20102011
Karakteristik Stadium
Jumlah Pasien
Persentase (%)
Jenis SCLC
11
15,27
Jenis NSCLC
a. Stadium IA
b. Stadium IB
c. Stadium IIA
5,56
4
d. Stadium IIB
5,56
4
e. Stadium IIIA
13,89
10
f. Stadium IIIB
59,72
43
g. Stadium IV
Total
72
100
Berdasarkan hasil penelitian pada pasien dengan diagnosa kanker paru dan telah
menjalani terapi dengan regimen kemoterapi di instalasi rawat inap RS “X” periode
tahun 2010-2011, penderita kanker paru stadium IV menduduki persentase paling besar
di bandingkan dengan stadium yang lain yaitu sebanyak 43 pasien (59,72%). Hal ini
menunjukan karakteristik pasien rawat inap kanker paru yang paling banyak di RS “X”
tahun 2010 sampai dengan 2011 merupakan pasien dengan stadium IIIB dan IV. Ini
disebabkan biasanya keluhan ringan terjadi pada mereka yang masih dalam stadium dini
yaitu I dan stadium II. Data di Indonesia maupun laporan negara maju kebanyakan
kasus kanker paru terdiagnosis ketika penyakit telah berada pada stadium lanjut yaitu
stadium III dan stadium IV.
Karakteristik Pengobatan
Karakteristik pengobatan dalam penelitian kali ini dikelompokkan berdasarkan
variasi premedikasi, variasi regimen kemoterapi. Setiap pasien dapat menerima 2 jenis
obat atau lebih sesuai dengan penggolongan obatnya. Dari semua obat yang diberikan
pada pasien kemoterapi ini digunakan secara intra vena (i.v).
Variasi Premedikasi
Pengobatan kanker paru dengan kemoterapi yaitu pada 72 pasien yang diteliti,
sebelumnya diberikan obat sebagai premedikasi untuk menjaga kondisi kesehatan
pasien sehingga dapat menjalankan kemoterapi dengan baik. Hal ini sangat penting
mengingat efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi sangat
tidak menyenangkan bagi pasien, sehingga sedmikian mungkin dihindarkan dengan
adanya premedikasi sebelum menjalankan kemoterapi.
Pengobatan dengan variasi premedikasi ini, obat-obat yang digunakan untuk
premedikasi sebagai antiemetik, penguat efek antiemetik, antialergi, dan antiulserasi.
Penggolongan obat-obat dari variasi premedikasi yang digunankan di RS “X” tahun
2010-2011 dapat dilihat pada tabel 6.
7
Tabel 6. Variasi premedikasi dalam penggolongan obat pada pasien kanker paru yang menjalani
kemoterapi di RS “X” tahun 2010-2011
Golongan terapi
Obat yang diberikan
Jumlah pasien
Persentase (%)
Antiemetik
Metoklopramid
6
8,33
Ondansetron
14
19,44
Total
20
27,77
Antialergi
Dexametason
17
23,61
Difenhidramin
6
8,33
Total
23
31,94
Antiulserasi
Ranitidin
28
38,89
Omeprazol
1
1,39
Total
29
40,28
Berdasarkan tabel 6 premedikasi yang paling banyak pada kemoterapi ini adalah
antiulserasi. Obat-obatan antiulserasi yang diberikan di RS “X” meliputi ranitidin dan
omeprazol.
Anti ulserasi diindikasikan untuk mengurangi mielosupresi dan toksisitas saluran
cerna akibat efek samping dari kemoterapi. Senyawa furan ini daya menghambatnya
terhadap sekresi asam lebih kuat dari pada simetidin, tetapi lebih ringan dibandingkan
penghambat pompa prpoton (omeprazol). Tidak merintangi perombakan oksidatif dari
obat-obatan lain, sehingga tidak mengakibatkan interaksi yang diinginkan (Tjay dan
Raharja, 2002).
Variasi kemoterapi
Kemoterapi yang biasa digunakan pada pasien kanker paru berdasarkan
guidelline dari NCCN adalah cisplatin, paclitaxel (paxus/taxol), carboplatin, etoposide,
gemcitabine.
Tabel 7. Variasi kemoterapi pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Regimen kemoterapi
Cisplatin dan etoposide
Paclitaxel (paxus/taxol) dan cisplatin
Gemsitabin dan cisplatin
Ebetasol dan carboplatin
Paclitaxel (paxus/taxol) dan carboplatin
Carboplatin dan ebetaxel
Carboplatin dan etoposide
Gimzar dan cisplatin
Navelbine dan paxus
Paxus
Gimzar
Navelbine
Total
Jumlah pasien
17
28
2
2
10
2
6
1
1
1
1
1
72
Persentase (%)
23,61
38,88
2,78
2,78
13,89
2,78
8,33
1,39
1,39
1,39
1,39
1,39
100
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa regimen kemoterapi yang paling
banyak digunakan pada pasien kanker paru adalah paclitaxel dan cisplatin yaitu
sebanyak 28 pasien (38,88%).
8
Evaluasi Ketepatan Terapi
Tepat Indikasi
Ketepatan indikasi pada pasien kanker paru di Instalasi rawat inap RS “X” tahun
2010-2011 merupakan ketepatan pemberian obat berdasarkan diagnosa dan penentuan
stadium yang disesuaikan dengan guidelines dari National Comprehensive Cancer
Network Clinical Practise Guidline in Oncology (NCCN) tahun 2012. Penelitian ini
digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan obat pada pasien kanker paru telah
sesuai dengan guidline dari National Comprehensive Cancer Nnetwork Cllinical
Practise Guidline in Oncology (NCCN) tahun 2012.
Tabel 8. Evaluasi ketepatan indikasi pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Standar
No. pasien
Jumlah
Persentase
Ketepatan
terapi
pasien
(%)
Jenis SCLC
9,17,27,29,41,42,56,57,59,64,69
11
15,27
Tepat indikasi
Jenis NSCLC
a. Stadium I
b. Stadium IIA
c. Stadium IIB
5,18,19,26
4
5,56
Tepat indikasi
kemoterapi 43,65,68,71
d. Stadium IIIA
4
5,56
Tepat indikasi
e. Stadium IIIB
3,4,28,47,48,49,50,58,60,63
10
13,89
Tepat indikasi
f. Stadium IV
1,2,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,2
43
59,72
Tepat indikasi
0,21,22,23,24,25,30,31,32,33,34
,35,36,37,38,39,40,44,45,46,51,
52,53,54,55,61,62,66,67,70,72
Total
72
100
Indikasi
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa pasien kanker paru di Instalasi rawat
inap RS “X tahun 2010-2011 sebanyak 72 pasien (100%) memperoleh pengobatan yang
sesuai dengan indikasi berdasarkan guidelines dari National Comprehensive Cancer
Network Clinical Practise Guideline in Oncology (NCCN) tahun 2012, yang
menunjukkan bahwa dari semua stadium kanker paru mendapat kemoterapi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada RSUP Dr.Sardjito yogyakarta tahun
2005-2006, dari 90 pasien kanker paru rawat inap memiliki 100% tepat indikasi karena
semua pasien mendapat pengobatan dengan kemoterapi sesuai dengan standar yang
digunakan (Syamiatun, 2008).
Tepat Obat
Ketepatan penggunaan obat disesuaikan pada pemilihan obat menurut guideline
dari Nantional Comprehensive Cancer Network Clinical Practise Guideline in
Oncology (NCCN) tahun 2009 dan 2010. Pada penelitian ini, data yang diperoleh
dievaluasi ketepatan obatnya yaitu regimen kemoterapi yang digunakan oleh pasien
kanker paru di instalasi rawat inap RSUD Dr.Moewardi tahun 2010-2011 yang
disesuaikan berdasarkan guidelines dari National Comprehensive Network Clinical
Practise Guideline in Oncology (NCCN) tahun 2009 dan 2010.
9
Pada penelitian ini, dari 72 pasien dengan 209 kasus kanker paru pada pasien
rawat inap RS “X” tahun 2010-2011, ditemukan variasi regimen monoterapi maupun
kombinasi. Berdasarkan tabel 11 terdapat 34 pasien (24,48%) yang tepat obat.
Diagnosa
SCLC
NSCLC
a.Adeno ca
b.large
cell
c.Epiderm
oid ca
d.Squamo
s cell
Tabel 9. Evaluasi ketepatan obat pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Regimen kemo
Rekomendasi
No.
Jumlah
Persentase
ketepatan
(NCCN, 2012)
pasien
pasien
(%)
Ebetasol dan Carboplatin
Carboplarin dan 9,27
2
2,78
Tidak tepat obat
Etoposide
Etoposide dan Cisplatin
Cisplatin
dan 17,29,57 3
4,16
Tepat obat
etoposide
Ebetaxel dan Carboplatin
Crboplatin dan 41
1
1,39
Tidak tepat obat
Etoposide
Etoposide dan Carboplatin Carboplatin dan 42,64
2
2,78
Tepat obat
Etoposide
2
2,78
Tidak tepat obat
Taxol/Paclitaxel
dan Craboplatin dan 56,59
Carboplatin
Etoposide
Paxus/paclitaxel
Paclitaxel
69
1
1,39
Tepat obat
3,60
2
2,78
Tepat obat
Cisplatin dan etoposide
Cisplatin dan Paclitaxel
4
1
1,39
Tepat obat
Pemetrexed ;
cisplatin
Paclitaxel dan Carboplatin
54
1
1,39
Tidak tepat obat
Navelbine
68
1
1,39
Tidak tepat obat
Cisplatin dan Etoposide
1,7,20,4 4
5,56
Tepat obat
9
23,61
Tepat obat
Paclitaxel dan Cisplatin
2,8,12,1 17
4,15,16,
19,23,25
,26,30,3
8,39,47,
63,71,72
Gemcitabine
dan
5,28,53
3
4,16
Tepat obat
Cislplatin
Carboplatin dan Paxus
24
1
1,39
Tidak tepat obat
Navelbine dan paxus
65
1
1,39
Tidak tepat obat
gemzar
70
1
1,39
Tidak tepat obat
11,11
Tepat obat
Cisplatin dan Paclitaxel
6,18,32, 8
34,40,43
,51,67
Etoposide dan Cisplatin
10,11,13 7
9,72
Tepat obat
,35,37,4
8,55
Paclitaxel dan Craboplatin
22,33,45 7
9,72
Tidak tepat obat
,46,50,5
8,66
Etoposide dan Craboplatin
31,36,52 3
4,16
Tidak tepat obat
Carboplatin dan Ebetaxel
44
1
1,39
Tidak tepat obat
Paclitaxel dan Cisplatin
21
1
1,39
Tepat obat
Cisplatin dan Etoposide
Carboplatin dan Etoposide
Penelitian sebelumnya yang dilakukan
61
62
1
1
1,39
1,39
Total
72
100
Tepat obat
Tidak tepat obat
pada RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
tahun 2005-2006, dari 90 pasien kanker paru rawat inap yang diberikan regimen
kemoterapi tepat obat sebesar 86,66% dan yang tidak tepat obat sebesar 13,34%
(Syamiatun, 2008).
10
Tepat Dosis
Suatu obat akan memberikan efek yang maksimal apabila diberikan dengan
dosis, cara dan lama pemberian yang tepat. Pada penelitian ini, ketepatan dosis
kemoterapi yang diberikan kepada pasien kanker paru di instalasi rawat inap RS “X”
dibandingkan dengan guideline dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN)
tahun 2009 dan 2010.
Pemberian dosis kemoterapi yang tepat pada setiap pasien dapat dilakukan
dengan menggunakan BSA (Body Survace Area). BSA dapat dihitung apabila terdapat
data tingi badan dan berat badan pasien. Pemberian dosis juga dapat dihitung dari
klirens kreatinin pasien menggunakan rumus Cokroft-Gault dengan rumus [(140 - umur)
x berat badan] / sCr x 72,dan pasien tersebut wanita di kalikan 0,85 (BNF, 2009).
Tabel 10. Evaluasi ketepatan dosis pada pasien kanker paru di RSUD Dr.Moewardi tahun 2010-2011
Diagnosa
SCLC
Regimen kemoterapi
Ebetasol dan Carboplatin
Etoposide dan Cisplatin
Ebetaxel dan Carboplatin
Etoposide dan Carboplatin
NSCLC
Taxol/Paclitaxel
Carboplatin
Paxus/paclitaxel
Cisplatin dan etoposide
Cisplatin dan Paclitaxel
Paclitaxel dan Carboplatin
Navelbine
a.Adeno
ca
Cisplatin dan Etoposide
Paclitaxel dan Cisplatin
Gemcitabine dan Cisplatin
Carboplatin dan Paxus
Navelbine dan paxus
Gemzar
b.large
cell
Cisplatin dan Paclitaxel
Etoposide dan Cisplatin
Paclitaxel dan Craboplatin
Etoposide dan Carboplatin
Carboplatin dan Ebetaxel
c.Epider
moid
ca/squam
os cell
Paclitaxel dan Cisplatin
Cisplatin dan Etoposide
Carboplatin dan Etoposide
dan
Rekomendasi
(NCCN, 2012)
Carboplatin dan
Etoposide
Cisplatin
dan
etoposide
Crboplatin dan
Etoposide
Carboplatin dan
Etoposide
Craboplatin dan
Etoposide
Paclitaxel
Cisplatin
Etoposide
Cisplatin
Vinorelbine
Paclitaxel
carboplatin
Cisplatin
Vinorelbine
Cisplatin
Etoposide
Cisplatin
Vinorelbine
Cisplatin
Gemcitabine
Paclitaxel
Carboplatin
Cisplatin
Vinorelbine
Cisplatin
Gemcitabine
Cisplatin
Vinorelbine
Cisplatin
Etoposide
Paclitaxel
Carboplatin
Paclitaxel
Carboplatin
Paclitaxel
Carboplatin
Cisplatin
Vinorelbine
Cisplatin
Etoposide
Paclitaxel
Carboplatin
Ketepatan dosis
Tidak tepat
9,27
Jumlah
pasien
2
Persentase
(%)
2,78
Dosis <
3
4,16
29
1
1,39
2
2,78
42,64
4
2
2,78
5
56,59
1
2
1,39
2,78
69
3,60
1
1,39
4
1
1,39
1
1,39
68
4
5,56
1,7,20,49
17
23,61
3
4,16
5,53
2,8,12,14,15,16,19,23,25
,26,30,38,39,47,63,71
28
1
1,39
24
1
1,39
65
1
1,39
70
8
11,11
7
9,72
11,37,48
13,48
7
9,72
22,
33,45,46,
50,58,66
3
4,16
31,36,52
1
1,39
44
1
1,39
21
1
1,39
61
1
1,39
62
72
100
Dosis >
17,57
41,3
54
6,18,32,34,40,43,51,67
4
(2,88%)
13
(9,36%)
10,35,55
55 (39,60%)
11
Berdasarkan tabel 11 semua pasien mendapatkan dosis yang tidak sesuai dengan
guideline dari National Comprehensve Cancer Network (NCCN) tahun 2009 dan 2010
dengan perhitungan BSA (Body Survace Area). Pasien yang memiliki dosis kurang
sebanyak 4 (2,88%), yang mempunyai dosis lebih sebanyak 13 pasien (9,36%) dan yang
tidak tepat dosis sebanyak 55 pasien (39,60%).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada RSUP Dr.Sardjito yogyakarta tahun
2005-2006, dari 90 pasien kanker paru rawat inap tidak dapat dilakukan evaluasi
ketepatan dosis karena kartu rekam medik pada pasien kanker paru rawat inap yang
diteliti tidak tercantum data tinggi badan sama sekali. Dari rekan medik hanya terdapat
data berat badan yaitu sebanyak 39 pasien (Syamiatun, 2008).
Tepat Pasien
Tepat pasien adalah tepatnya pemilihan obat yang mempertimbangkan kondisi
pasien berdasarkan Hb yaitu Hb > 10 gr/dL dan ada tidaknya kontraindikasi terhadap
pasien. Kontraindikasi yaitu siapa yang tidak boleh menggunakan obat yang berkaitan
dengan kondisi tubuh pasien. Oleh karena itu perlu dilihat kondisi Hb pada pasien
sebelum menerima kemoterapi telah menerima penanganan terhadap Hbnya atau belum.
Tabel 11. Kontraindikasi regimen kemoterapi pada pasien kanker paru di Instalasi rawat inap RS “X” tahun
2010-2011
Regimen kemoterapi
Kontraindikasi
Cisplatin
Wanita hamil, menyusui
Etoposide
Wanita hamil, menyusui
Paclitaxel
Hipersensitif, wanita hamil, menyusui
Gemcitabine
Wanita hamil, menyusui
Carboplatine
Wanita hamil, menyusui
Navelbine
Wanita hamil, menyusui
Ebetasol
Wanita hamil
Tabel 12. Evaluasi ketepatan pasien pada pasien kanker paru di RS “X” tahun 2010-2011
Jumlah Persentase
Kondisi pasien
No. pasien
pasien
(%)
Perempuan
a. Normal
1,9,13,16,23,24,25,26,03,34,37,38,39,40,41 24
33,33
,44,49,55,61,65,67,69,70,71
b. Hamil
32
1
1,39
c. Menyusui 3
1
1,39
Laki-laki
2,4,5,6,7,8,10,11,12,14,15,17,18,19,20,21,2 46
63,89
2,27,28,29,31,33,35,36,42,43,45,46,47,48,5
0,51,52,53,54,56,57,58,59,60,62,63,64,66,6
8,72
Total
72
100
Ketepatan
Tepat pasien
Tidak tepat pasien
Tidak tepat pasien
Tepat pasien
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa pasien yang sesuai dengan kondisi
patologis (Hb≥10gr/dL) dan tidak terdapat kontraindikasi yaitu sebanyak 70 pasien
(97,22%). Pasien yang tidak sesuai dengan kondisi patologis (Hb≤10g/dL) dam terdapat
kontraindikasi sebanyak 2 pasien (2,78%).
12
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada RSUP Dr.Sardjito yogyakarta tahun
2005-2006, dari 90 pasien kanker paru rawat inap memiliki ketepatan pasien sebesar
100% (Syamiatun, 2008).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada 72 pasien kanker paru rawat inap di RS “X” tahun
2010-2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Karakteristik pengobatan
Premedikasi yang paling banyak digunakan adalah antiulserasi sebanyak 29
pasien (40,28%). Kemoterapi yang paling banyak digunakan adalah paclitaxel dan
cisplatin sebanyak 28 pasien (38,88%)
Ketepatan kemoterapi pada pasien kanker paru berdasarkan guideline dari
National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2009 dan 2010.
Berdasarkan ketepatan indikasi sebanyak 72 pasien (100%) tepat indikasi.
Berdasarkan ketepatan obat sebanyak 34 pasien (24,48%) tepat obat.
Berdasarkan ketepatan dosis yang memiliki dosis kurang sebanyak 4 pasien (2,88%),
yang memiliki dosis lebih sebanyak 13 pasien (9,36%) dan yang tidak tepat dosis
sebanyak 55 pasien (39,60%).
Berdasarkan ketepatan pasien sebanyak 70 pasien (97,22%) tepat pasien.
SARAN
1. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan kemoterapi untuk
kasus kanker paru pada tahun selanjutnya untuk menggambarkan kemajuan pada
pengobatan pasien kanker paru dengan kemoterapi.
2. Perlu dilakukan suatu perbaikan kelengkapan dan kejelasan dalam pengisian
dokumen rekam medik pasien sehingga di masa yang akan datang penelitian dapat
lebih baik karena data pasien lengkap, tidak hilang, mudah dibaca dan tersusun
dengan baik.
13
DAFTAR ACUAN
Alsagaff, H., 1995, Kanker Paru dan Terapi Paliatif , UNAIR : Surabaya.
Dipiro et al., 1999, Pharmachotherapy a pathophysiologic approach.
Jusuf, A., Syahruddin, E. & Hudoyo, A., 2009, Kemoterapi Kanker Paru, Jurnal
Respirologi Indonesia. Vol 29.No. 4.
NCCN, 2012, Lung Cancer, http://www.nccn.org (diakses 11 januari 2012)
NCCN, 2009, Non-Small Cell Lung Cancer, http://www.nccn.org (diakses 11 januari
2012)
NCCN, 2010, Small Cell Lung Cancer, http://www.nccn.org (diakses 11 januari 2012)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003, Kanker Paru : Pedoman Diagnosa &
penatalaksanaan Di Inonesia, http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensuskankerparu/kankerparu.pdf (diakses tanggal 11 januari 2012).
Rasyid, R., Kamso, S., Suratman, E., & Bestial., 2001, The Characteristics and TwoYear Survival Rate Of Lung Cancer Patients At Dharmais Cancer Hospital In
Period Januari 1998-November 2001, http://www.pusat3.litbang. depkes.
go.id/data/Rosfita (diakses tanggal 11 januari 2012).
RSUD. Dr. Moewardi 2011, Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta tahun 2011, Surakarta.
Samhudi, B. M.R., 1991, Perkembangan Baru dalam Terapi kanker paru,Cermin Dunia
Kedokteran No. 69.
Somantri, I, 2008, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan, Salemba Medika : Jakarta.
Syamiatun, N., 2008, Evaluasi Penggunaan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Paru
Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2005-2006, Skripsi
FF UGM: Yogyakarta.
Tjay T.H dan Rahardja K., 2002, Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efekefek Sampingnya, 210, 216, 268, 688, PT Elek Media Komputindo Kelompok
Gramedia: Jakarta.
14
Download