PENGAWASAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (ADVERSE EVENTS) ALAT ALAT KESEHATAN DI FASYANKES Ir SODIKIN SADEK,MKes DIREKTUR PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PKRT RAPAT KOORDINASI PENGAWASAN PRODUK ALAT KESEHATAN DAN PKRT JAKARTA, 4 Mei 2017 Life Cycle for Medical Device Regulation Pengemasan dan Pelabelan Produksi Alat Kesehatan PRE MARKET Iklan Distribusi / Penjualan Penelitian dan Pengembangan Produk Alat Kesehatan Penilaian Kebutuhan Alat Kesehata Pemusnahan Perencanaan & Pengadaan Instalasi & Commissioning POST MARKET Uji Klinis Alat Kesehatan Pemeliharaan dan Kalibrasi Pengoperasian dan Training TAHAPAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SIKLUS HIDUP ALAT KESEHATAN DI INDONESIA Penelitian dan pengemban gan produk Produ ksi Pengemas an dan pelabelan Iklan Distribusi/ Penjualan Pengguna POST MARKET PRE MARKET Pabrik Penyalur Sertifikat produksi CPAKB ISO 13485 Ijin Penyalur CDAKB GDP Produsen dan PAK bertanggungjawab atas Alat Kesehatan dan PKRT yang bermutu, aman dan bermanfaat Pemusnahan Ijin Edar AMDD Alat Kesehatan dan PKRT bermutu, aman dan bermanfaat Konsumen berhak atas pilihan Alat Kesehatan dan PKRT yang bermutu, aman dan bermanfaat Surveilance & Vigilance Sampling, Inspeksi, Recall, Pengawasan Iklan, KTD, dan FSCA (e watch, E report), Pemusnahan Health Technology Management Perencanaan kebutuhan Alat Kesehatan Pengadaaan Alat Kesehatan Instalasi dan commisioning Pengoperasian Inventarisasi Pemeliharaan & kalibrasi penghapusan PENGGUNAAN YANG RASIONAL • Alat Kesehatan sangat erat dengan tehnologi • Perkembangan Alat Kesehatan berubah sangat pesat • Penggunaan Alat Kesehatan yang Rasional yang berbasis cost effective dan cost benefit dalam era JKN Health Technology Assessment UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 42 (1) Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat. (2) Teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup segala metode dan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah sakit. (3) Ketentuan mengenai teknologi dan produk teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan. UU No. 36 Thn 2009 tentang Kesehatan Pasal 98 2)Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat. 3)Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Pasal 196 • Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). UU No. 36 Thn 2009 tentang Kesehatan Pasal 106 1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat ijin edar Pasal 197 • Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) Antisipasi MEA Pengawasan Premarket Penapisan produk sebelum beredar Penguatan regulasi Peningkatan inspeksi sarana produksi dan distribusi Peningkatan registrasi/penilaian Dukungan regulator Perpres 39 Tahun 2014 tanggal 23 April 2014 Kepemilikan Modal Asing Penyalur Alat Kesehatan Maksimal 33% Pengawasan Postmarket Sampling dan pengujian Monitoring dan evaluasi sarana produksi dan distribusi Good Manufacturing Practice (GMP) & Good Distribution Practice (GDP) Standar ASEAN mewajibkan Good Review Practice (GRP) Dilakukan di 33 propinsi REGULASI ALAT KESEHATAN INDONESIA TELAH TERHARMONISASI DENGAN REGULASI ALKES REGIONAL DAN GLOBAL ACCSQ AHWP Pre-Market Clinical Performance & Safety Quality Management System WHO, APEC, IMDRF Post Market Standards Indonesia dalam proses ratifikasi mengadopsi ASEAN MEDICAL DEVICE DIRECTIVE (AMDD) Regulasi Alat Kesehatan dan PKRT di Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pre Market 1. 2. 3. 4. 5. 6. Permenkes 1189 Tahun 2010 tentang Sertifikat Produksi Alat Kesehatan dan PKRT Permenkes 1191 Tahun 2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan Yang Baik (CDAKB) Revisi Permenkes 1190 Tahun 2010 tentang Ijin Edar Alat Kesehatan dan PKRT Rancangan Permenkes tentang cara Uji Klinik Alat Kesehatan yang baik Rancangan Permenkes tentang Cara Pembuatan Alat Kesehatan dan PKRT yang Baik (CPAKB) Post-Market 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan 2. Permenkes 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 Tahun 2013 tentang Iklan Alat Kesehatan dan PKRT 4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 51 tahun 2014 Tentang Pemasukan alat kesehatan melalui mekanisme jalur khusus (Special Access Scheme/SAS) 5. Rancangan Permenkes tentang Surveilance Sarana dan Produk Alat Kesehatan dan PKRT 6. Rancangan Permenkes Kesehatan tentang Pengawasan Produk SERTIFKASI PRODUKSI/IPAK CPAKB/ISO 13485 CDAKB/GDP PEMBAKUAN/ STANDARISASI PENGAWASAN SARANA PENGAWASAN PRODUK SARANA PRODUKSI PRODUK ALKES SARANA DISTRIBUSI PRODUK PKRT KEGIATAN • MONEV • AUDIT INVESTIGASI • e Report KEGIATAN • SAMPLING dan PENANDAAN • PENGAWASAN IKLAN • KTD (e watch) • PENGAWASAN PRODUK RECALL Persiapan MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Penguatan PENGAWASAN ALAT KESEHATAN e Watch alkes adalah System Pengawasan Alkes Nasional yang dibangun oleh Kementrian Kesehatan , merupakan suatu System pelaporan elektronik dari kejadian yang tidak diinginkan akibat penggunaan alkes di fasilitas pelayanan kesehatan Hasil pelaporan akan ditindaklanjuti oleh Tim Pengawas Nasional Alkes dan merupakan informasi untuk pertimbangan dalam pengadaan alat kes di fasyankes. e Report alkes merupakan Sistem Pelaporan Alkes Nasional dimana seluruh produsen maupun distributor harus melaporkan semua kegiatan produksi dan penyaluran serta perdagangan alat kesehatan di wilayah Indonesia. JKN e Regalkes merupakan Sistem Perizinan Alat Kesehatan Onlline yang memudahkan perizinan alat kesehatan seluruh Indonesia dapat melakukan akses perijinan lebih mudah tanpa harus datang ke Unit Pelayanan Terpadu. e Info Alkes merupakan berisi informasi terhadap status alat kesehatan yang telah memiliki ijin edar. E-WATCH ALKES Contoh KTD di RS No Tgl Kejadian Tgl Lapor Nama Alkes NIE Merk 1 2016-07-15 201611-09 14:03:5 9 Ventilat or - Viasys Detil Laporan Type Serial Vendor HFO310 AJW010 PT. 0A 48 Demka Sakti Pasien laki-laki usia >1-5 tahun dirawat di PICU terpasang ventilator. Ventilator HFO vyasis tidak mau running. Grafik piston diam akhirnya pasien dilakukan bagging manual. Contoh KTD di RS No Tgl Kejadian Tgl Lapor Nama Alkes NIE 2 Merk Type Serial Vendor 2016-12-01 201704-26 11:39:3 2 Bedside Monitor /Bedpatient monitor - ANALO Type : GIC AM MEDICA 1500 L M014A 007654 PT. JAYAMAS MEDICA L INDUSTR Y Detil Laporan Tn. AM umur 60thn, terpasang bedside monitor, gambaran EKG VT, tensi 70/40x/menit, HR 190x/menit, Respirasi 26x/menit, klinis pasien apneu, koma, direncanakan untuk dilakukan RJP & DC shock. elektrode dihubungkan ke alat Defibrilator, gambaran EKG sinus HR 90x/menit, RJP diteruskan & DC shock tidak dilakukan. pasien apneu dan meninggal. kesimpulan: Gambaran kondisi hemodinamik yang ada di bedside monitor dengan klinis sangat jauh berbeda, ini bisa menyebbkan petugas medis bila assesment pasiennya tidak baik akan melakukan kesalahan prosedur tindakan medik. kondisi dimana terdapat perbedaan antara nilai ukur di bedside tidak sama dengan klinis dialami beberapa pasien diruang rawat HCU. Sebagai laporan, dari 100 unit bedside monitor yang kami adakan ditahun 2016 sudah 30% mengalami kerusakan. adapun kerusakan yang paling sering adalah dikomponen oksimetri dan tensi PENGAWASAN ALAT KESEHATAN KEMKES BAPETEN BEACUKAI KEMENDAG KEMKES FASYANKES MUTU DAN AKREDITASI YANKES RUJUKAN YANKES PRIMER DINAS KESEHATAN RENCANA KEGIATAN INTEGRASI PELAKSANAAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DI FASYANKES TAHUN 2017 NO KEGIATAN JADWAL (TENTATIVE) 1 Rapat Koordinasi Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT tentang Pengendalian dan Pengawasan Adverse Events (Kejadian Tidak Diinginkan) Alat Kesehatan di Rumah Sakit” 4-5 Mei 2017 2 Rapat Koordinasi Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT tentang “Laporan Recall Alat Kesehatan Juni 3 Rapat Koordinasi Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT tentang “Pemusnahan Alat Kesehatan Juli 4 Implementasi dan Advokasi KTD Alat Kesehatan bagi Rumah Sakit Rujukan Terpilih Agustus KETERANGAN Peserta: PJ Mutu dan Keselamatan Pasien PJ Laporan KTD di Fasyankes HARAPAN DUKUNGAN 1. Pengawasan Alat Kesehatan di Fasyankes dilakukan dengan dukungan lintas program terkait di Kementerian Kesehatan. 2. Perlu dukungan Kebijakan yang mendukung pengendalian/pencegahan Adverse Events (kejadian Tidak Diinginkan/KTD) di Fasyankes 3. Perlu dukungan Kebijakan Manajemen dan Investigasi Adverse Events (Kejadian Tidak Diinginkan/KTD) di Fasyankes TERIMA KASIH