BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Distribusi daratan dan lautan juga berperan penting dalam mempengaruhi variasi iklim di permukaan bumi. Terutama lautan sebagaimana kita tahu bahwa 2/3 dari bumi adalah lautan, maka laut selama ini merupakan pengatur rezim iklim bumi. Dapat kita ketahui perbedaan lautan dan daratan antara lain: Daratan tersusun oleh partikel-partikel padat maka dari itu daratan lebih cepat panas namun kemampuan menyinpan panas terbatas. Jadi, daratan cepat panas juga cepat dingin. Sehingga pada siang hari daratan suhunya lebih panas dibandingkan lautan, namun sebaliknya pada malam hari. Pada malam hari daratan lebih dingin suhunya dibandingkan dengam lautan sehingga tekanan udara di atas daratan lebih tinggi di banding lautan. Lautan tersusun atas partikel-partikel cair yang mengakibatkan bila lautan terkena sinar matahari, panas yang di terima akan disebarkan ke lingkungan sekitarnya. Jadi, lautan lambat panas namun lambat pula melepaskan panas. Laut juga berperan dalam membawa panas dari ekuator ke daerah lintang sedang dan daerah lintang tinggi (kutub). Sebagaimana kita ketahui, intensitas cahaya matahari yang diterima daerah lintang sedang dan daerah lintang tinggi lebih sedikit dibandingkan dengan daerah equator yang mana penyebaran panas di bantu oleh air laut. II. Tujuan a. Mengetahui konsep daratan dan lautan. b. Mengetahui apa pengaruh daratan dan lautan terhadap variasi iklim di permukaan bumi. c. Mengetahui apa keterkaitan antara intensitas cahaya matahari terhadap daratan dan lautan. III. Rumusan Masalah a. Apakah daratan itu ? b. Apakah lautan itu ? c. Mengapa distribusi daratan dan lautan berpengaruh pada variasi iklim di permukaan bumi ? d. Apakah keterkaitan antara intensitas cahaya matahari terhadap daratan dan lautan ? BAB II Distribusi Daratan dan Lautan A. DARATAN Daratan adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap (permanen) tidak tertutupi oleh air laut. Istilah darat digunakan secara lebih umum, sedangkan "daratan" digunakan dengan batasan geografis. Permukaan bumi yang tertutupi oleh air lainnya, seperti sungai, rawa, atau danau, merupakan bagian dari daratan, tetapi secara umum tidak disebut sebagai darat. Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan tumbuhan dan bagi banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung darinya. Bentuk permukaan daratan juga tidak datar saja tetapi memiliki relief yang merupakan bentuk tinggi rendahnya permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan. Relief daratan permukaan bumi terbentuk karena adanya proses proses geologi yang meliputi aktivitas tektonik (diastropisme), vulkanisme, dan seisme. Secara garis besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan atas daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi atau daerah pegunungan. Daerah pantai adalah daerah yang letaknya ditepi laut dimana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan. Dataran rendah adalah bentuk muka bumi yang relatif datar dan letaknya di daerah yang rendah memiliki ketinggian kurang dari 600 meter di atas permukaan laut. Ciri-cirinya daerahnya datar, ketersediaan air cukup. Dataran Tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di daerah yang tinggi, yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di atas permukaan laut. Ciri-ciri daerah ini beriklim sejuk, area pertaniannya dibuat berteras, cadangan air cukup. Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang menjulang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Ciri-cirinya adalah cadangan air tanah yang tersedia sedikit, topografi bergelombang. Indonesia banyak memiliki gunung dan pegunungan, hal ini dikarenakan Indonesia dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Sirkum Pasifik merupakan rangkaian pegunungan di sekeliling Samudra Pasifik. Berawal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, Rocky Mountain di Amerika Utara, Alaska, Kepulauan Aleut, Kepulauan Kuril, Kepulauan Jepang, Taiwan, Filipina, Pulau Irian, hingga Selandia Baru. Sirkum Mediterania dimulai dari Afrika Utara dan Eropa Selatan, lewat Asia Barat, Pegunungan Himalaya, Thailand Utara, Myanmar, Kepulauan Andaman, dan Indonesia. Kondisi relief daratan Indonesia yang demikian menyebabkan perbedaan jenis tanah yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan karena susunan mineral di dalamnya yang berbeda-beda. Karena tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk (anorganik) yang terbentuk dari bahan-bahan organik tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Jenis-jenis tanah di Indonesia antara lain: 1. Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang air (rawa) dan kekurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar, proses penghancuran tidak sempurna, kurang baik untuk pertanian. 2. Tanah mergel adalah tanah campuran dari batuan kapur, pasir, dan tanah liat yang dikarenakan hujan yang tidak merata. 3. Tanah kapur (renzina) adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk kapur yang mengalami laterisasi lemah. 4. Tanah endapan atau tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk karena pengendapan batuan induk dan telah mengalami proses pelarutan air dan merupakan tanah subur. 5. Tanah terrarosa adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur dan merupakan daerah pertanian yang subur. 6. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuhan (bahan organik), berwarna hitam, sangat subur, cocok untuk pertanian. 7. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan gunung berapi. Jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian. 8. Tanah padzol adalah tanah yang terjadi karena temperatur dan curah hujan yang tinggi, sifatnya mudah basah, dan subur jika terkena air. Jenis tanah ini berwarna kuning keabu-abuan dan cocok untuk perkebunan. Banyak terdapat di pegunungan tinggi. 9. Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk karena temperatur dan curah hujan yang tinggi namun jenis tanah ini kurang. 10. Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen dan tidak berstruktur. Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan organik. Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Faktor terjadinya angin Faktor terjadinya angin, yaitu: Letak tempat Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Tinggi tempat Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Waktu Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari. Anemometer, alat pengukur kecepatan angin Jenis-Jenis Angin Sistem angin di bumi ini dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu angin yang bersifat umum dan angin yang bersifat lokal. Angin laut dan angin darat merupakan angin yang bersifat lokal. Angin dikategorikan bersifat lokal adalah bila angin tersebut terjadi hanya pada daerah-daerah tertentu yang dipengaruhi oleh kondisi setempat. Pada dasarnya angin lokal yeng berupa angin darat dan angin laut berhubungan dengan sifat daratan dan lautan dalam menerima dan melepaskan panas. Daratan lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas. Sedangkan lautan lebih lambat menerima panas serta lebih lambat melepaskan panas. Selain itu, angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan fisik darat dengan laut. Angin darat Angin laut Angin laut Angin laut (sea breeze) adalah udara yang bergerak dari lautan ke daratan yang terjadi pada siang hari, saat matahari mulai memancarkan panasnya. Daratan yang merupakan benda padat dapat menyerap panas matahari jauh lebih cepat daripada lautan yang merupakan benda cair. Dikarenakan kapasitas panas yang lebih besar pada air daripada daratan, sinar matahari memanasi darat lebih cepat daripada laut. Ketika suhu permukaan daratan meningkat, udara di atas permukaan darat meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih tinggi. Akibatnya terjadi perubahan tekanan dan aliran udara dari lautan yang lebih tinggi ke daratan yang lebih rendah. Angin darat Angin darat (land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari. Daratan yang lebih cepat menyerap panas matahari akan melepaskan panas itu dengan lebih cepat pula. Maka, suhu diatas daratan segera menjadi lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu diatas lautan sehingga muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada daratan, sehingga terjadilah aliran udara dari darat ke laut yang disebut dengan angin darat. Angin lembah Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari. Angin gunung Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari. Angin Fohn Angin Fohn atau angin jatuh adalah angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur yang berbeda. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit. Angin Muson Angin Muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan). Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan bumi selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Pada bulan AprilOktober, matahari berada di belahan bumi utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. Angin muson dibagi menjadi 2, yaitu Muson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Muson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur Angin Musim Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Angin Gunung dan Angin Lembah 1. Angin Gunung (catabatic flows) Pada malam hari, daratan tinggi (puncak gunung / di atas lereng gunung) menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi. Oleh sebab itu, di puncak gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian akan mengalirkan udara ke lembah. 2. Angin Lembah (anabatic flows) Pada siang hari, lereng gunung mendapatkan panas secara cepat akibat radiasi yang direima lebih besar. Di dataran rendah udara menjadi lebih dingin dibandingkan udara di atas lereng gunung karena itu udara lereng gunung menjadi labil dan cenderung menaiki lereng. B. LAUTAN Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut. Laut memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu : a. Tempat rekreasi dan hiburan b. Tempat hidup sumber makanan kita c. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb. d. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dsb. e. Tempat barang tambang berada f. Salah satu sumber air minum (desalinasi) g. Sebagai jalur transportasi air h. Sebagai tempat cadangan air bumi i. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan. Jenis-Jenis Laut : 1. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Sebab Terjadinya : a. Laut Ingresi : Adalah laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan kedalaman 200 meter lebih. Contoh : Laut Flores (5.140 m), Laut Banda (7.440 m), dan Laut Sulawesi (5.590 m). b. Laut Transgresi : Adalah laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Contoh : Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru. c. Laut Regresi : Adalah laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang masuk ke laut akibat erosi daratan. Contoh : Laut Jawa. 2. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Letak Laut : a. Laut Tepi, yaitu laut yang ada di tepi benua. Contoh : laut Bering dipisahkan oleh kepulauan Aleut, laut Jepang dipisahkan oleh kepulauan Jepang. b. Laut Pedalaman , yaitu laut yang dikelilingi oleh daratan benua yang hampir seluruhnya terkepung benua. Contoh : laut Hitam, laut Kaspia, laut Mati. c. Laut Tengah, yaitu laut yang ada di tengah-tengah antara benua. Contohnya : laut Tengah (antara Afrika dan Arab), laut-laut di Indonesia (Asia dan Australia) 3. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Kedalaman Laut : I. Zona Pesisir Berdasarkan kedalamannya zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu : a. Zona “Lithoral” adalah wilayah pantai atau pesisir atau “shore”. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering disebut juga wilayah pasang surut. b. Zona “Neritic” (wilayah laut dangkal) yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau. c. Zona Bathyal (wilayah laut dalam) adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic. d. Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam) yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang hidup di wilayah ini sangat terbatas. Secara vertikal kawasan pelagik dibagi berdasarkan daya tembus cahaya matahari ke dalam kolom perairan air laut, yaitu : a. Zona Fotik atau eufotik merupakan perairan pelagik yang masih mendapatkan cahaya matahari. Batas bawah zona ini tergantung pada batas kedalaman tembus cahaya, dan biasanya bervariasi berdasarkan tingkat kejernihan air. Umumnya batas bawah zona fotik terletak pada kedalaman 100-150 meter. Istilah lain untuk zona fotik adalah zona epipelagik, merupakan daerah tempat b. Zona Afotik adalah zona yang tidak dapat ditembus cahaya matahari (selalu dalam kegelapan), yang posisinya terdapat di bawah zona fotik. Secara vertikal zona afotik pada kawasan pelagis dapat juga dibagi beberapa zona yaitu: a. Zona mesopelagis merupakan bagian teratas zona afotik hingga kedalaman isoterm 10 C yang terletak pada kedalaman 700 – 1000m. b. Zona batipelagis merupakan daerah yang terletak pada kedalaman dimana suhu perairan berkisar antara 10oC dan 4oC atau pada kedalaman antara 700-1.000 meter dan 2000m – 4000 meter. c. Zona abisal pelagis merupakan daerah diatas daratan pasang surut laut yang mencapai kedalaman 6000 meter. d. Zona hadal pelagis, zona yang merupakan perairan terbuka dari palung laut dengan kedalaman 6.000 – 10.000 meter. Sedangkan pada zona vertikal dasar atau bentik di bagi atas : a. Zona batial adalah daerah dasar yang mencakup lereng benua hingga mencapai kedalaman 4.000 meter. b. Zona abisal termasuk daratan abisal yang luasnya berada pada kedalaman 4.000 – 6.000 meter. c. Zona hadal adalah zona bentik dan palung lautan dengan kedalaman antara6.00010.000 meter, seperti Laut Banda yang memiliki kedalaman hingga mencapai 10.000 meter d. Zona bentik yang posisinya di bawah zona neritik pelagik pada paparan benua disebut sublitoral atau zona paparan, karena mendapat cahaya, zona ini umumnya dihuni oleh organisme dari berbagai komunitas seperti rumput laut, padang lamun, terumbu karang dan sebagainya. II. Zona Laut Indonesia Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas dari pada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif a. Laut Teritorial Terhitung mulai dari garis terluar pulau terluar hingga 12 mil ke laut lepas (22.224 m) serta laut yang berada di antara pulau-pulau sebuah negara kepulauan juga wilayah udara yang terdapat di atas laut tersebut sehingga sebuah negara berkuasa penuh atas apapun yang berada di dalamnya. b. Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah perairan yang mulai dari garis dasar pantai terluar sampai 200 mil ke laut lepas. Pada zona ekonomi eksklusif sebuah negara berhak mengklaim hasil alam yang terdapat di dalamnya. c. Batas Landas kontinen adalah wilyah laut yang mulai dari garis dasar pulau terluar hingga 200 mil ke laut lepas. sama seperti ZEE, pada batas landas kontinen suatu negara berhak mengklaim hasil alam yang ada di dalamnya. Bila sebuah batas landas kontinen berbatasan dengan negara tetangga maka, perlu diadakan kesepakatan tentang luas batas landas kontinen masing-masing negara. C. PENGARUH DISTRIBUSI DARATAN DAN LAUTAN TERHADAP VARIASI IKLIM DI PERMUKAAN BUMI Iklim didefinisikan sebagai berikut : Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengankeadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979). Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya: Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi. Keterkaitan Antara Iklim dan Ketinggian Tempat Menurut Lakitan (2002), variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul. Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Keadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat. Unsur-Unsur Iklim 1. Suhu Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan kecepatan reaksireaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan. Perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya bergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perbedaan suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan suhu karena perbedaan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin rendah. Setiap ketinggian 100 m, suhu berubah sekitar 0,5°C–1°C. Tumbuhan dan hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Ada tumbuhan dan hewan yang menyukai habitat yang panas da nada pula yang dingin. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah: 1.Lama penyinaran matahari. 2.Sudut datang sinar matahari. 3.Relief permukaan bumi. 4.Banyak sedikitnya awan. 5.Perbedaan letak lintang. 2. Kelembaban Udara Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer. 3. Curah Hujan Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh ke permukaan bumi. Meskipun kabut, embun, dan embun beku (frost) dapat berperan dalam alih kebasahan (moisture) dari atmosfer ke permukaan bumi, unsure tersebut tidak ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, salju, dan batu es hujan (hail). Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai, dan di Indonesia yang dimaksud dengan endapan adalah curah hujan. Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Di daerah tropis hujannya lebih lebat dari pada di daerah lintang tinggi. 4. Tekanan Atmosfer Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah yang dinamakan angin. 5. Angin Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak daritekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partikelpartikel tersebut menerima energi sehingga geraknya semakin cepat - keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain. 6. Embun dan Kabut Embun terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang-kadang angin laut membawa sejumlah uap air pada siang hari yang kemudian mengembun pada waktu malam yang dingin. Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi. Kabut terbentuk melalui pendinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh penambahan kadar air. Jika udara dekat permukaan bumi mencapai titik embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi. D. INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DARATAN DAN LAUTAN Matahari merupakan pengatur iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awanawan yang mendatangkan hujan, maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi sebaliknya jika di udara tidak ada awan langit tampak biru bersih dan pancaran energi matahari yang kuat. Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat. Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energi matahari yang diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya jufga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air. Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air. Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer antara lain : 1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari. 2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi 3. Menyediakan oksigen dan karbon dioksida. 4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi. Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi. Tanpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi. Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu : a. Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 ⁰C. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia. Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu : 1. Lapisan Udara Dasar 2. Lapisan Udara Bawah 3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar) 4. Lapisan Udara Tropopouse b. Stratosfer Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50 – 60 km. Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi. c. Mesosfer Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksigen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. d. Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksigen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. e. Ekosfer atau atmosfer luar Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Daratan tidak mempunyai kapasitas yang sarna seperti air dalam menyimpan panas. Akibatnya daratan akan lebih cepat bereaksi untuk menjadi panas ketika menerima radiasi rnatahari dibandingkan dengan lautan. Sebaliknya, daratan akan lebih cepat pula menjadi dingin daripada lautan pada waktu tidak ada insolation. Akibatnya di daratan terdapat perbedaan suhu yang amat besar bila bandingkan dengan yang terjadi di lautan. Suhu di lautan paling rendah terletak pada titik bekunya di daerah kutub sarnpai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal. Sedangkan kisaran suhu di daerah daratan yang pernah dimonitor adalah yang paling rendah -68°C di Siberia pada tahun 1982 dan yang paling tinggi 58°C di Libya pada tahun 1922. Udara cenderung mengalir dari daerah-daerah yang bertekanan atmosfer tinggi ke ternpat -tempat yang bertekanan atmosfer rendah. Pada garis besamya. siklus air (hydrologic cycle) terjadi secara seirnbang, tetapi kadang-kadang terdapat juga adanya perbedaan yang begitu besar antara penguapan dan curah hujan yang terjadi pada beberapa tempat tertentu di dunia. Penguapan cenderung sangat tinggi pada daerah-daerah yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat dan kelembaban yang rendah. Daerah subtropik merupakan daerah yang langsung menerima insolation tanpa terlindung oleh adanya awan. Daerah tersebut merupakan daerah yang mernpunyai. angin yang kuat dan mempunyai nilai kelernbaban yang rendah. Oleh karena itu daerah ini merupakan wilayah yang mempunyai curah hujan yang rendah. BAB III Penutup I. Kesimpulan Laut, daratan, dan atmosfer keduanya sama-sama mendistribusikan panas dan mengatur iklim. Interaksi antara laut, daratan, dan atmosfer secara umum terbagi menjadi dua cara yaitu fisik dan kimiawi. Dalam interaksi antara laut dan atmosfer terjadi proses pemindahan energi dan masa melalui radiasi. Gas-gas yang ada di permukaan mengabsorbsi energi radiasi karena gas-gas tersebut menyerap energi matahari pada panjang gelombang khusus dan hasilnya adalah peningkatan dari suhu atmosfer dan laut Dalam proses ini terjadi pelepasan uap air yang menjadi bagian dari gas rumah kaca ke atmosfer. Dalam proses ini laut menjadi sumber karbon. Fitoplankton sebagai produsen utama di laut membutuhkan CO2 dalam proses fotosintesis. Tanpa adanya fotosintesis di laut, konsentrasi CO2 di udara akan terus meningkat. Baik sebagai penyimpan karbon maupun penghasil karbon, laut telah menjadi korban dalam perubahan iklim. Kenaikan suhu muka laut berdampak besar terhadap ekosistem laut. Yang paling banyak menjadi perhatian saat ini adalah terjadinya coral bleaching, perubahan arus laut, peningkatan kadar keasaman laut dan kenaikan muka air laut. II. Saran Agar kita dapat lebih menjaga kestabilan daratan dan lautan mengingat akan pentingnya peran daratan dan lautan terhadap iklim permukaan bumi. Mempertahankan keseimbangan ekosistem dan biota yang ada di dalamnya demi kepentingan bersama dan masa depan anak cucu kelak. DAFTAR PUSTAKA http://aditgeoholic.blogspot.com/2011/05/zona-laut-kepulauan.html www.ahmad-nur-huda.blogspot.com06/04/2009 http://cuacajateng.com http://carapedia.com/pengertian_angin_laut_angin_darat_info938.htm http://haryoteguhd.blogspot.com/2012/05/pengertian-laut-jenis-laut-menurut.html Klimatologi.htm http:/marduta.worpress.com www.oraganisasi.perpusatakaan-online-Indonesia.com http://peri-laut.blogspot.com/2011/10/pengaruh-ketinggian-tempat-terhadap.html http://sakdi25.wordpress.com/2010/02/25/lapisan-atmosfer-bumi-dan-fungsinya/ http://tugasgeografi.wordpress.com/2011/05/01/laut/