UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KECEPATAN LARI JARAK PENDEK MELALUI PERMAINAN KIPPERS (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015) RESA HADY PERTAMAYA1) NANANG KUSNADI2) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ([email protected])1) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ([email protected])2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek dengan menggunakan permainan kippers pada siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Yang dilakukan dalam 2 Siklus penelitian, masing-masing siklus ditempuh melalui tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Variabel penelitiannya terdiri dari variabel bebas (indipenden) yaitu : Pembelajaran menggunakan permainan kippers. Sedangkan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah : Upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan kippers dapat meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015. Kata Kunci : Kecepatan, Lari Jarak Pendek, Permainan Kippers ABSTRACT The purpose of this study was to obtain information of efforts to improve the ability of sprinting speed using kippers game at elementary school fifth grade student Lebakjaya IV Karangpawitan Garut Districtof the academic year 2014/2015. Method used in this research is the Classroom Action Research (CAR) the study was conducted in 2 cycles, each cycles pursued through planning, action, observation and reflection. Research variabel consist of independent variables (independent), namely : learning to use the kippers game. The dependent variable (dependent) in this study were : efforts to improve sprinting speed. Based on data analysis can be concluded that the use of kippers game can improve the sprinting speedelementary school fifth grade student Lebakjaya IV Karangpawitan Garut District of the academic year 2014/2015. Keywords : Speed, Sprint, Kippers Game PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itudiarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidupsehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis. 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga danKesehatan untuk jenjang SD/MI adalah sebagai berikut: 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenismeja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Kemampuan siswa yang harus dikuasai peserta didik SD adalah cabang atletik, dan salah satunya adalah nomor lari jarak pendek. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam kompetensi dasar mata pelajaran penjasorkes kelas V nomor 1.3 yang menyatakan bahwa siswa harus mampu variasi gerak dasar kedalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran. Kecepatan merupakan salah satu unsur kegubaran jasmani yang harus diberikan kepada peserta didik dalam belajar penjasorkes, sedangkan lari jarak pendek merupakan salah satu materi yang harus dikuasai oleh peserta didik mata pelajaran penjasorkes ditingkat SD di kelas V. Adapun kegunaan penelitian ini penulis paparkan sebagai berikut : 1. Bagi guru a. Memberikan sumbangan informasi dari bahan pertimbangan berkaitan dengan pencapaian hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek melalui permainan kippers. b. Untuk meningkatkan kualitas mengajar penjasorkes. c. Menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan edukatif. d. Sebagai acuan menentukan langkah-langkah penusunan penelitian tindakan kelas dan sebagai bahan kajian penelitian tindakan kelas sangan bermanfaat untuk menemukan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Siswa Sekolah Dasar a. Memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik bagi siswa selama pembelajaran upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek. b. Meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. c. Proses pembelajaran penjasorkes menjadi lebih aktif. 3. Institusi Sekolah a. Dapat lebih memahami tentang cara penyusunan, perumusan serta langkahlangkah menyusun penelitian tindakan kelas. Serta betapa pentingnya manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru. b. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan sekolah untuk mengembangkan strategi pembelajaran. c. Meningkatkan prestasi pendidikan bidang olahraga di Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. d. Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimana meningkatkan kemampuan lari jarak pendek melalui pembelajaran permainan kippers dikelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut ?, 2) Apakah melalui pembelajaran permainan kippers dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek bagi siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut ?, 3) Seberapa besar peningkatan kemampuan siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015 dalam belajar meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek melalui permainan kippers?. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).Salah satu ciri classroom action research adalah cylic atau adanya langkahlangkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus.Sehingga rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam sebuah siklus.Rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus melalui fase-fase planning (perencanaan), action (tindakan), observing (pengamatan) dan reflection (refleksi).Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana Variabel penelitiannya terdiri dari variabel bebas (indipenden) yaitu : Pembelajaran menggunakan permainan kippers. Sedangkan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah : Upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Penulis mengambil sampel sebanyak 35 orang siswa dengan caratotal sampling. Sesuai dengan data yang ingin diperoleh dan teknik yang digunakan, maka alat pengumpul data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Rubrik unjuk kerja b. Lembar observasi c. Rubrik tugas d. Tes Lari Pengumpulan data dilaksanakan secara bertahap.Data sikap partisipasi dan prestasi diambil pada saat pra siklus untuk memperoleh data awal sebelum treatment pembelajaran dilakukan dan diambil pada akhir siklus. PEMBAHASAN Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini penulis kemukakan hasil tes lari 40 meter sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran.Untuk lebih jelasnya, penulis kemukakan data hasil tes tersebut pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1Skor Tes Lari 40 m Siklus I dan Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Abdul Fatah Alika Nurhaliza Almalia Fitri R Almalia Azzahra Y Anjani Putri S Alya Putri S Bunga Febriyanti Cakra Nur Ikhwan Faqih Maulana Faris Zulfikar Aura Nasywa Nuraini Hila Sakinah Keny Sidik Noviansa M. Nabil Abdurrafi Moch. Daffa M. Nurfauzi Marcella Siti N M. Syahrul Ramdhani Fuji Rahayu L/P L P P P P P P L L L P P P L L L P L P Tes Lari 40 meter Siklus I Siklus II 7.45 6.44 7.73 7.28 8.14 7.37 8.24 7.86 9.69 8.54 8.12 7.34 8.35 7.62 7.43 6.68 7.60 6.13 7.55 6.25 8.40 7.26 8.63 7.63 8.20 7.37 9.15 7.73 7.38 6.72 7.16 6.32 9.45 8.58 7.32 6.83 7.79 7.57 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Putri Siti Yulianti Rian Adriyana Rifa Nakhwah Saddam Khaunia Seismonasti Jhan Edilia Shahrul Rizki Gunawan Shalva Prayoga G Weli Lara Sukmani Farhan Irsyad P Dinda Putri Niken Mumtaz S Dena Aulia Fuji Utari Arpandi Yusuf M. Alfi Nabilah Rizki TG P L P L P L L P L P P P P L L P 9.05 7.44 8.21 7.30 10.63 6.61 6.33 9.34 6.74 7.45 8.15 7.98 8.26 9.16 7.42 8.37 8.35 6.58 7.28 6.64 9.41 6.42 6.27 8.64 6.68 6.84 7.39 7.28 7.54 8.37 6.32 7.39 Hasil observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut ini. Tabel 4.2Data Aktivitas Siswa yang Relavan dengan Pembelajaran No 1 Indikator Ketercapaian Siklus 1 Siklus II Jml % Jml % Keberanian Siswa dalam Bertanya dan 23 65.7% 27 77.1% mengemukakan pendapat 2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari 27 77.1% 32 91.4% (menyelesaikan tugas mandiri dan kelompok) 3 Interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam upaya meningkatkan 24 68.6% 28 80% kemampuan kecepatan lari secara berkelompok 4 Hubungan siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dalam upaya 26 74.3 29 82.8% meningkatkan kemampuan kecepatan lari 5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama kegiatan pembelajaran upaya 24 68.6% 30 85.7% meningkatkan kemampuan kecepatan lari (dalam kerja kelompok) 6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran upaya meningkatkan kecepatan lari (memperhatikan), ikut melakukan 28 80% 32 91.4% kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru Rata-rata 72.3% 84.7% Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut, terlihat bahwa aktivitas siswa relavan dengan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12%. Selanjutnya data aktivitas siswa tersebut yang kurang relavan dengan pembelajaran terlihat pada table 4.3 berikut ini. Tabel 4.3Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relavan dengan Pembelajaran No 1 2 3 Ketercapaian Siklus I Siklus II Jml % Jml % 6 17.1% 2 5.7% 8 22.8% 3 8.6% 4 11.4% 1 2.8% 17.1% 5.7% Indikator Tidak memperhatikan penjelasan guru Mengobrol dengan teman Mengerjakan tugas lain Rata-rata Berdasarkan table 4.3 di atas terlihat bawha aktivitas siswa yang kurang relavan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 11 %. Data pemahaman siswa tentang materi dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari dan ketuntasan dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.4Data Pemahaman Siswa Tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Kecepatan Lari dan Ketuntasan Belajar Sisiwa Pembelajaran No 1 2 3 Indikator Nilai rata-rata pemahaman upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari Siswa yang telah tuntas Siswa yang belum tuntas Rata-rata Ketercapaian Siklus I Siklus II Jml % Jml % 69.14 69,1% 80.57 80,6% 26 9 74.3% 25.7% 31 4 88.6% 11.4% Berdasarkan table 4.2 di atas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata peroleh skor pada siklus I 65,7% menjadi 77,1% pada siklus II, mengalami kenaikan 11,4%. Begitupun dalam indikator motivasi kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I rata-rata 77,1% dan pada siklus II 91,4% mengalami kenaikan sebesar 14,3%. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok, pada siklus I 68,6% sedangkan pada siklus II 80% mengalami kenaikan sebesar 11,4%. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus I 74,3% dan siklus II 82,8% mengalami kenaikan sebesar 8,5%. Dalam indicator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus I 68,6% sedangkan pada siklus II 85,7% mengalami kenaikan sebesar 17,1%. Dan indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat pada siklus I 80%, sedangkan pada siklus II 91,1% mengalami kenaikan sebesar 11,1%. Melalui model pembelajaran dengan menerapkan permainan kippers terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creative learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menonjol dalam model pembelajaran ini. Dengan menerapkan permainan kippers hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dengan ini guru hanya sebagai guide (pemberi arah/ petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam memepelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn ini siswa dapat mengeksplorasikan dan mengkaji setiap persoalan terutama dalam upaya meningkatkan kecepatan lari. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas prosentase ketercapaian pada silkus I mengalami kenaikan yang signifikan pada siklus II, maka dapat disimpulkan bawha temuan penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bawha melalui permainan kippers dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015. PENUTUP Kesimpulan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kecepatan Lari Jarak Pendek Melalui Permainan Kippers (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015)” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan kecepatan lari melalui permainan kippers terdapat peningkatan terhadap kecepatan siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV tahun ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I serta peningkatannya pada siklus II untuk siswa laki-laki dan perempuan. 2. Penggunaan permainan kippers yang di berikan kepada siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV tahun ajaran 2014/2015 dalam upaya meningkatkan kemampuan lari jarak pendek mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tergambar dari kenaikan nilai terendah laki-laki dan perempuan pada siklus I, serta pada siklus II. 3. Peningkatan kemampuan kecepatan lari jarak pendek melalui permainan kippers yang diberikan kepada kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015 cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk laki-laki dan perempuan pada siklus I dan pada siklus II. Saran Mengacu pada hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Para guru sebagai Pembina prestasi siswa di sekolah dasar hendaknya meningkatkan keterampilan teknik dasar cabang-cabang olahraga yang diajarkan, karena sekolah dasar merupakan salah satu wahana untuk menjaring dan membina bakat olahraga. Dalam hal ini hendaknya guru sebagai Pembina prestasi harus lebih kreatif mencari model pelatihan yang paling tepat untuk digunakan dalam pembelajaran teknik, misalnya dengan mengemas latihan dalam bentuk permainan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar sehingga dapat lebih menarik. 2. Yang berminat akan masalah dalam penelitian ini, hendaknya menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan cara menerapkannya dalam melaksanakan pelatihan dan melakukan penelitian lebih lanjut dengan objek yang diteliti lebih luas dan bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Dewi Laelatul Badriah, (2009). Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: Multazam. Direktorat Bina Kesehatan Dan Olahraga. (2013). Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik Melalui Upaya Kesehatan Sekolah. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma Harsono.(2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung. Nurhasan dan Abdul Narlan.(2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. Subekti, Nuriska dan Juhrodin.(2013). Permainan Kecil. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. Suharno, HP. (1993). Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Sujarwo, Iwan dan Hakim, Rahman A. (2011).ATLETIK. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL