UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KECEPATAN LARI JARAK

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KECEPATAN LARI JARAK
PENDEK MELALUI PERMAINAN KIPPERS
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Lebakjaya IV
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015)
RESA HADY PERTAMAYA1)
NANANG KUSNADI2)
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
([email protected])1)
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ([email protected])2)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang upaya
meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek dengan menggunakan
permainan kippers pada siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015.Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Yang dilakukan dalam 2
Siklus penelitian, masing-masing siklus ditempuh melalui tahap perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Variabel penelitiannya terdiri dari variabel bebas (indipenden)
yaitu : Pembelajaran menggunakan permainan kippers. Sedangkan variabel terikat
(dependen) dalam penelitian ini adalah : Upaya meningkatkan kemampuan kecepatan
lari jarak pendek. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan permainan kippers dapat meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak
pendek siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten
Garut tahun ajaran 2014/2015.
Kata Kunci : Kecepatan, Lari Jarak Pendek, Permainan Kippers
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain information of efforts to improve the
ability of sprinting speed using kippers game at elementary school fifth grade student
Lebakjaya IV Karangpawitan Garut Districtof the academic year 2014/2015. Method
used in this research is the Classroom Action Research (CAR) the study was conducted
in 2 cycles, each cycles pursued through planning, action, observation and reflection.
Research variabel consist of independent variables (independent), namely : learning to
use the kippers game. The dependent variable (dependent) in this study were : efforts to
improve sprinting speed. Based on data analysis can be concluded that the use of
kippers game can improve the sprinting speedelementary school fifth grade student
Lebakjaya IV Karangpawitan Garut District of the academic year 2014/2015.
Keywords : Speed, Sprint, Kippers Game
PENDAHULUAN
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itudiarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidupsehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga danKesehatan
untuk jenjang SD/MI adalah sebagai berikut:
1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi
gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenismeja, tenis lapangan, bulu
tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta
aktivitas lainnya.
5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di
air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,
berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat
lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan
merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam
kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara
implisit masuk ke dalam semua aspek.
Kemampuan siswa yang harus dikuasai peserta didik SD adalah cabang atletik,
dan salah satunya adalah nomor lari jarak pendek. Hal tersebut sesuai dengan yang
tercantum dalam kompetensi dasar mata pelajaran penjasorkes kelas V nomor 1.3 yang
menyatakan bahwa siswa harus mampu variasi gerak dasar kedalam modifikasi atletik,
serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran.
Kecepatan merupakan salah satu unsur kegubaran jasmani yang harus diberikan
kepada peserta didik dalam belajar penjasorkes, sedangkan lari jarak pendek merupakan
salah satu materi yang harus dikuasai oleh peserta didik mata pelajaran penjasorkes
ditingkat SD di kelas V.
Adapun kegunaan penelitian ini penulis paparkan sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Memberikan sumbangan informasi dari bahan pertimbangan berkaitan dengan
pencapaian hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan
kecepatan lari jarak pendek melalui permainan kippers.
b. Untuk meningkatkan kualitas mengajar penjasorkes.
c. Menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan edukatif.
d. Sebagai acuan menentukan langkah-langkah penusunan penelitian tindakan
kelas dan sebagai bahan kajian penelitian tindakan kelas sangan bermanfaat
untuk menemukan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik bagi siswa selama
pembelajaran upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek.
b. Meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
c. Proses pembelajaran penjasorkes menjadi lebih aktif.
3. Institusi Sekolah
a. Dapat lebih memahami tentang cara penyusunan, perumusan serta langkahlangkah menyusun penelitian tindakan kelas. Serta betapa pentingnya manfaat
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru.
b. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan sekolah untuk mengembangkan
strategi pembelajaran.
c. Meningkatkan prestasi pendidikan bidang olahraga di Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut.
d. Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat
terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya mampu
meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini
penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimana
meningkatkan kemampuan lari jarak pendek melalui pembelajaran permainan kippers
dikelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut ?, 2)
Apakah melalui pembelajaran permainan kippers dapat meningkatkan kemampuan lari
jarak pendek bagi siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan
Kabupaten Garut ?, 3) Seberapa besar peningkatan kemampuan siswa kelas V SD
Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran
2014/2015 dalam belajar meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek
melalui permainan kippers?.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research).Salah satu ciri classroom action research adalah cylic atau adanya langkahlangkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus.Sehingga rancangan dalam
penelitian ini dilaksanakan dalam sebuah siklus.Rancangan dalam penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus melalui fase-fase planning (perencanaan),
action (tindakan), observing (pengamatan) dan reflection (refleksi).Dalam penelitian ini
penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana Variabel
penelitiannya terdiri dari variabel bebas (indipenden) yaitu : Pembelajaran
menggunakan permainan kippers. Sedangkan variabel terikat (dependen) dalam
penelitian ini adalah : Upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari jarak pendek.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Penulis mengambil sampel sebanyak 35
orang siswa dengan caratotal sampling.
Sesuai dengan data yang ingin diperoleh dan teknik yang digunakan, maka alat
pengumpul data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rubrik unjuk kerja
b. Lembar observasi
c. Rubrik tugas
d. Tes Lari
Pengumpulan data dilaksanakan secara bertahap.Data sikap partisipasi dan
prestasi diambil pada saat pra siklus untuk memperoleh data awal sebelum treatment
pembelajaran dilakukan dan diambil pada akhir siklus.
PEMBAHASAN
Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini
penulis kemukakan hasil tes lari 40 meter sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran.Untuk lebih jelasnya, penulis kemukakan data hasil tes tersebut pada
Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1Skor Tes Lari 40 m Siklus I dan Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Nama
Abdul Fatah
Alika Nurhaliza
Almalia Fitri R
Almalia Azzahra Y
Anjani Putri S
Alya Putri S
Bunga Febriyanti
Cakra Nur Ikhwan
Faqih Maulana
Faris Zulfikar
Aura Nasywa Nuraini
Hila Sakinah
Keny Sidik Noviansa
M. Nabil Abdurrafi
Moch. Daffa
M. Nurfauzi
Marcella Siti N
M. Syahrul Ramdhani
Fuji Rahayu
L/P
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
P
P
P
L
L
L
P
L
P
Tes Lari 40 meter
Siklus I
Siklus II
7.45
6.44
7.73
7.28
8.14
7.37
8.24
7.86
9.69
8.54
8.12
7.34
8.35
7.62
7.43
6.68
7.60
6.13
7.55
6.25
8.40
7.26
8.63
7.63
8.20
7.37
9.15
7.73
7.38
6.72
7.16
6.32
9.45
8.58
7.32
6.83
7.79
7.57
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Putri Siti Yulianti
Rian Adriyana
Rifa Nakhwah
Saddam Khaunia
Seismonasti Jhan Edilia
Shahrul Rizki Gunawan
Shalva Prayoga G
Weli Lara Sukmani
Farhan Irsyad P
Dinda Putri
Niken Mumtaz S
Dena Aulia
Fuji Utari
Arpandi Yusuf
M. Alfi
Nabilah Rizki TG
P
L
P
L
P
L
L
P
L
P
P
P
P
L
L
P
9.05
7.44
8.21
7.30
10.63
6.61
6.33
9.34
6.74
7.45
8.15
7.98
8.26
9.16
7.42
8.37
8.35
6.58
7.28
6.64
9.41
6.42
6.27
8.64
6.68
6.84
7.39
7.28
7.54
8.37
6.32
7.39
Hasil observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel
berikut ini.
Tabel 4.2Data Aktivitas Siswa yang Relavan dengan Pembelajaran
No
1
Indikator
Ketercapaian
Siklus 1
Siklus II
Jml
%
Jml
%
Keberanian Siswa dalam Bertanya dan
23 65.7% 27 77.1%
mengemukakan pendapat
2
Motivasi
dan
kegairahan
dalam
mengikuti pembelajaran dalam upaya
meningkatkan kemampuan kecepatan lari 27 77.1% 32 91.4%
(menyelesaikan tugas mandiri dan
kelompok)
3
Interaksi
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran dalam upaya meningkatkan
24 68.6% 28
80%
kemampuan kecepatan lari secara
berkelompok
4
Hubungan siswa dan guru selama
kegiatan pembelajaran dalam upaya 26
74.3
29 82.8%
meningkatkan kemampuan kecepatan lari
5
Hubungan siswa dengan siswa lain
selama kegiatan pembelajaran upaya
24 68.6% 30 85.7%
meningkatkan kemampuan kecepatan lari
(dalam kerja kelompok)
6
Partisipasi siswa dalam pembelajaran
upaya meningkatkan kecepatan lari
(memperhatikan),
ikut
melakukan 28
80%
32 91.4%
kegiatan kelompok, selalu mengikuti
petunjuk guru
Rata-rata
72.3%
84.7%
Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut, terlihat bahwa aktivitas siswa relavan dengan
kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari pada
siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12%.
Selanjutnya data aktivitas siswa tersebut yang kurang relavan dengan
pembelajaran terlihat pada table 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relavan dengan Pembelajaran
No
1
2
3
Ketercapaian
Siklus I
Siklus II
Jml
%
Jml
%
6
17.1%
2
5.7%
8
22.8%
3
8.6%
4
11.4%
1
2.8%
17.1%
5.7%
Indikator
Tidak memperhatikan penjelasan guru
Mengobrol dengan teman
Mengerjakan tugas lain
Rata-rata
Berdasarkan table 4.3 di atas terlihat bawha aktivitas siswa yang kurang relavan
dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan
dengan siklus 1 yaitu sebesar 11 %.
Data pemahaman siswa tentang materi dalam upaya meningkatkan kemampuan
kecepatan lari dan ketuntasan dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table 4.4 sebagai
berikut.
Tabel 4.4Data Pemahaman Siswa Tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan
Kecepatan Lari dan Ketuntasan Belajar Sisiwa Pembelajaran
No
1
2
3
Indikator
Nilai rata-rata pemahaman upaya
meningkatkan
kemampuan
kecepatan lari
Siswa yang telah tuntas
Siswa yang belum tuntas
Rata-rata
Ketercapaian
Siklus I
Siklus II
Jml
%
Jml
%
69.14
69,1%
80.57
80,6%
26
9
74.3%
25.7%
31
4
88.6%
11.4%
Berdasarkan table 4.2 di atas terlihat keberanian siswa bertanya dan
mengemukakan pendapat, rerata peroleh skor pada siklus I 65,7% menjadi 77,1% pada
siklus II, mengalami kenaikan 11,4%. Begitupun dalam indikator motivasi kegairahan
dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I rata-rata 77,1% dan pada siklus II 91,4%
mengalami kenaikan sebesar 14,3%. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti
diskusi kelompok, pada siklus I 68,6% sedangkan pada siklus II 80% mengalami
kenaikan sebesar 11,4%. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan
pembelajaran, pada siklus I 74,3% dan siklus II 82,8% mengalami kenaikan sebesar
8,5%. Dalam indicator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus I 68,6% sedangkan
pada siklus II 85,7% mengalami kenaikan sebesar 17,1%. Dan indikator partisipasi
siswa dalam pembelajaran terlihat pada siklus I 80%, sedangkan pada siklus II 91,1%
mengalami kenaikan sebesar 11,1%.
Melalui model pembelajaran dengan menerapkan permainan kippers terlihat
hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang
menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan
konsep creative learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and
diversity sangat menonjol dalam model pembelajaran ini.
Dengan menerapkan permainan kippers hanya mengarahkan strategi yang efektif
dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dengan ini guru
hanya sebagai guide (pemberi arah/ petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan
kesulitan dalam memepelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning
how to learn ini siswa dapat mengeksplorasikan dan mengkaji setiap persoalan terutama
dalam upaya meningkatkan kecepatan lari.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas prosentase ketercapaian pada
silkus I mengalami kenaikan yang signifikan pada siklus II, maka dapat disimpulkan
bawha temuan penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bawha
melalui permainan kippers dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
dalam upaya meningkatkan kemampuan kecepatan lari siswa kelas V SD Negeri
Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun ajaran 2014/2015.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kecepatan
Lari Jarak Pendek Melalui Permainan Kippers (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V
SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran
2014/2015)” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan kecepatan lari melalui permainan kippers
terdapat peningkatan terhadap kecepatan siswa kelas V SD Negeri Lebakjaya IV tahun
ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I serta
peningkatannya pada siklus II untuk siswa laki-laki dan perempuan.
2. Penggunaan permainan kippers yang di berikan kepada siswa kelas V SD Negeri
Lebakjaya IV tahun ajaran 2014/2015 dalam upaya meningkatkan kemampuan lari jarak
pendek mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tergambar dari kenaikan
nilai terendah laki-laki dan perempuan pada siklus I, serta pada siklus II.
3. Peningkatan kemampuan kecepatan lari jarak pendek melalui permainan kippers yang
diberikan kepada kelas V SD Negeri Lebakjaya IV Kecamatan Karangpawitan Kabupaten
Garut tahun ajaran 2014/2015 cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk laki-laki dan perempuan pada siklus I dan pada
siklus II.
Saran
Mengacu pada hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Para guru sebagai Pembina prestasi siswa di sekolah dasar hendaknya meningkatkan
keterampilan teknik dasar cabang-cabang olahraga yang diajarkan, karena sekolah dasar
merupakan salah satu wahana untuk menjaring dan membina bakat olahraga. Dalam hal ini
hendaknya guru sebagai Pembina prestasi harus lebih kreatif mencari model pelatihan yang
paling tepat untuk digunakan dalam pembelajaran teknik, misalnya dengan mengemas
latihan dalam bentuk permainan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar sehingga
dapat lebih menarik.
2. Yang berminat akan masalah dalam penelitian ini, hendaknya menindak lanjuti hasil
penelitian ini dengan cara menerapkannya dalam melaksanakan pelatihan dan melakukan
penelitian lebih lanjut dengan objek yang diteliti lebih luas dan bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dewi Laelatul Badriah, (2009). Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: Multazam.
Direktorat Bina Kesehatan Dan Olahraga. (2013). Pedoman Pembinaan Kebugaran
Jasmani Peserta Didik Melalui Upaya Kesehatan Sekolah. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:
Tambak Kusuma
Harsono.(2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung.
Nurhasan dan Abdul Narlan.(2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga.
Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL.
Subekti, Nuriska dan Juhrodin.(2013). Permainan Kecil. Tasikmalaya: PJKR FKIP
UNSIL.
Suharno, HP. (1993). Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
Sujarwo, Iwan dan Hakim, Rahman A. (2011).ATLETIK. Tasikmalaya: PJKR
FKIP UNSIL
Download