plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGHAYATAN DEVOSI JALAN SALIB
SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPERKUAT IMAN UMAT
DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH,
PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA
BOYOLALI, JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Maria Andriati Tri Utami
NIM: 101124052
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini dipersembahkan untuk
Bapak Robertus Marju & Ibu Rosalia Sularni,
Martinus Prastya Dwi Nugraha,
Yohanes Ginanjar Eka Nugraha.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang
mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan, karena
untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan.”
(Pkh 8:5-6)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau b~gian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 J anuari 2015
6rfo~
Maria Andriati Tri Utami
VI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah
ini~
saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama
: Maria Andriati Tri Utami
No. Mahasiswa
: 101124052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
"Penghayatan Devosi Jalan Salib Sebagai Sarana Untuk Mem,perkuat Iman Umat
Di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali, Jawa Tengah", beserta perangkat yang dipedukan (bila ada). Saya
memberikan
k~pada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasinya di internet
atau media lain untuk
k~pentingan
akademis tanpaperlu izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikianpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 7 Januari 2015
Vll
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Judul dari skripsi ini adalah “Penghayatan Devosi Jalan Salib sebagai
Sarana untuk Memperkuat Iman Umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah,
Paroki Hati tak Bernoda Santa Maria, Boyolali, Jawa Tengah. Peneliti memilih
tema ini karena peneliti sebagai umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah memiliki
keprihatinan terhadap pelaksanaan devosi di wilayah tersebut. Sejauh ini, devosi
dilaksanakan secara rutin, akan tetapi kurang mendapat sentuhan kreativitas di
dalam susunan doa.
Devosi berarti kebaktian, pernghormatan, pengorbanan, penyerahan,
kesalehan, dan kasih yang ditunjukkan oleh umat beriman kepada Allah, sang
pemberi kehidupan. Berbagai macam bentuk devosi berkembang di tengah umat
dan salah satunya adalah devosi jalan salib yang dilaksanakan oleh umat wilayah
Maria Cordis Rogobelah. Devosi jalan salib menjadi kegiatan rutin yang
dilaksanakan setiap hari Minggu di wilayah tersebut. Umat menghayati devosi ini
sebagai peringatan akan penderitaan Kristus dalam rangka membebaskan manusia
dari dosa. Dengan demikian, devosi jalan salib memiliki peran yang penting
dalam meningkatkan penghayatan iman. Penderitaan Kristus di kayu salib adalah
sebuah cinta tak terbatas kepada umat manusia. Dengan devosi ini, penderitaan
Kristus di kayu salib dapat dimengerti dan diterima dengan mudah oleh umat. .
Di dalam gereja Katolik, devosi memegang peranan penting dalam
mengembangkan imAn umat. Devosi merupakan ungkapan iman yang spontan
dan bebas dan tujuan dari devosi adalah Tuhan sendiri. Devosi dapat dilakunan
secara individual atau bersama. Devosi membantu umat dalam meningkatkan
kualitas hidup mereka. Devosi-devosi di dalam gereja Katolik antara lain adalah
devosi Bunda Maria, Hati Kudus Yesus, Sakramen Maha Kudus, Roh Kudus, dan
Jalan Salib. Gereja sangat menganjurkan praktek devosi di dalam bentuk apapun
sebagai sarana untuk memperkuat iman. Melalui devosi, iman dan liturgi
diwujudkan di dalam kehidupan sehari-hari. Devosi dihayati oleh umat sebagai
pemenuhan atas kebutuhan afeksi dan kerinduan hati mereka.
Peneliti menawarkan sebuah jalan salib dengan susunan doa yang kreatif
kepada umat wilayah Maria Cordis Rogobelah sebagai jawaban atas kerinduan
mereka dalam menghayati penderitaan Kristus. Dengan demikian, jalan salib
dapat mejadi sarana untuk mengembangkan iman umat di wilayah tersebut. Oleh
karena itu, peneliti menawarkan panduan doa jalan salib dengan sembilan
pemberhentian dan penjabarannya.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
The title of this thesis is “The Living of the Stations of the Cross Devotion
as the Way to strengthen the Faith of the Catholic in the Community of Maria
Cordis Rogobelah, in the Parish of Immaculate Hearth of the Blessed Virgin
Mary, Boyolali, Central Java”. The researcher chose this title because the
researcher as the member of the Community Maria Cordis Rogobelah has concern
about the practice of devotion in the community. So far the practice is done
routinely but it is lack of creativity in the arrangement of the prayer.
Devotion means service, honour, sacrifice, submission, piety and love
which is performed by the believers to God, the Giver of life. A wide range
practice of devotions are developed among the Catholic and one of which is the
devotion of the stations of the cross which is done in the Community Maria
Cordis Rogobelah. The devotion of the stations of the cross is a routine activity
which is held every Sunday in the community. The members of the community
live this devotion in remembrance of the passion of Christ in setting free the
people from the sins. Therefore , the devotion of the stations of the Cross plays an
important role in improving the living of the faith. The passion of Christ on the
cross is a boundless love for the mankind. Through the devotion, the passion of
Christ on the cross can be understood and accepted easily by the believers.
In the Catholic Church, the devotion plays an important role in improving
the faith of the Catholic. Devotion is a spontaneous and free expression of the
faith and its goal is God self. It can be done individually or communally. The
devotion helps the believers to improve the quality of their life. The devotions in
the catholic church are among others devotion of Saint Mary, the Sacred Heart
of Jesus, The Most Blessed Sacrament, Holy Spirit and Stations of the Cross. The
Church strongly recommends the practice of the devotions in any form as the way
to strengthen the faith. Through the devotion, the faith and the liturgy is to
perform in daily life. The devotion is lived by the believers to meet the need of
affection and their longing.
The researcher proposes the devotion of the stations of the cross with a
creative arrangement of the praxer to the community of Maria Cordis Rogobelah
to satisfy the longing of the believers to live the passion of Christ, so that the
stations of the cross become the means to improve the faith in the community.
Therefore, the researcher proposes a prayer guidance with 9 stations and its
exposition.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “ Penghayatan Devosi Jalan Salib Sebagai Sarana Untuk
Memperkuat Iman Umat Di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah“. Penyusunan skripsi ini
digunakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari banyak hal yang masih kurang dalam penyusunan
skripsi ini, baik dari segi tatabahasa ataupun dalam pembahasan materi karena
keterbatasan penulis. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan tidak mengurangi rasa hormat dan
penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang
dengan
sabar
telah
memberikan
perhatian,
meluangkan
waktu
dan
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan-masukan
dan kritikan-kritikan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dan lebih
semangat dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal sampai akhir
penulisan skripsi.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji, yang selalu
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum., selaku dosen wali dan dosen penguji,
yang terus memberikan semangat, mendampingi, dan memberikan masukan
kepada penulis.
4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis
selama belajar di prodi IPPAK.
5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh
karyawan PUSKAT yang telah memberi dukungan dan pelayanan kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Robertus Marju dan Ibu Rosalia Sularni yang memberikan semangat
dan dukungan moral, material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di
Yogyakarta.
7. Martinus Prastya Dwi Nugraha yang dengan sabar membimbing penulis
dengan memberikan semangat dan dukungan dengan segala cara sampai
selesainya skripsi ini.
8. Bapak Laurentius Budiadi dan Ibu Sri Yuliawati yang telah memberikan
semangat, dukungan, dan fasilitas selama penulis menempuh studi di
Yogyakarta.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, atas persaudaraan, perhatian,
dukungan dan perjuangan selama masa perkuliahan.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah, atas waktu, perhatian, dan
kerjasamanya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.
Saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan guna melengkapi
segala kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
berkontribusi dalam upaya meningkatkan penghayatan iman umat melalui devosi
jalan salib.
Yogyakarta, 7 Januari 2015
Penulis
Maria Andriati Tri Utami
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
ABSTRACT.......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI....................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar belakang....................................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan .....................................................................
5
C. Tujuan Penulisan................................................................................
5
D. Manfaat Penulisan..............................................................................
6
E. Metode Penulisan ...............................................................................
6
F. Sistematika Penulisan.........................................................................
7
BAB II. GAMBARAN UMUM PENGHAYATAN DEVOSI JALAN
SALIB UMAT DI WILAYAH MARIA CORDIS
ROGOBELAH, PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA
PERAWAN MARIA BOYOLALI, JAWA TENGAH ....................
9
A. Gambaran Umum Situasi Paroki Boyolali ........................................
10
1. Sejarah Perkembangan Paroki Boyolali........................................
11
2. Situasi Geografis dan Demografis Paroki Boyolali ......................
12
3. Situasi Religius Kultural Umat Paroki Boyolali ...........................
14
4. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Paroki Boyolali.....................
15
a. Devosi kepada Roh Kudus .......................................................
16
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b. Devosi kepada Sakramen Maha Kudus....................................
17
c. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus.........................
17
d. Devosi kepada Bunda Maria ....................................................
18
e. Devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Penyucian .............................
19
f. Devosi kepada Para Malaikat....................................................
20
g. Devosi Jalan Salib ....................................................................
20
B. Gambaran Umum Situasi Wilayah Maria Cordis .............................
21
1. Sejarah Perkembangan Wilayah Maria Cordis .............................
21
2. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Wilayah Maria Cordis ..........
23
a. Devosi kepada Bunda Maria ....................................................
23
b. Devosi Jalan Salib ....................................................................
24
C. Penelitian Tentang Penghayatan Devosi Jalan Salib di
Wilayah Maria Cordis,Paroki Boyolali ...........................................
24
1. Metodologi Penelitian ...................................................................
25
a. Tujuan Penelitian......................................................................
25
b. Jenis Penelitian.........................................................................
25
c. Tempat Penelitian.....................................................................
26
d. Populasi dan Sampel ................................................................
26
e. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
27
f. Kisi-kisi Instrumen....................................................................
27
2. Hasil dan Pembahasan Penelitian .................................................
28
3. Kesimpulan Penelitian ..................................................................
38
a. Identitas Responden..................................................................
38
b. Motivasi Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib........................
39
c. Hambatan Pengayatan Devosi Jalan Salib ...............................
40
d. Peranan Penghayatan Devosi Jalan Salib.................................
41
e. Kebutuhan Umat demi Peningkatan Mutu Devosi
Jalan Salib ...............................................................................
42
D. Rangkuman Pokok-pokok Permasalahan dalam penghayatan
Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis...................................
43
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Motivasi Umat ..............................................................................
43
2. Hambatan ......................................................................................
44
3. Peranan Devosi Jalan Salib Bagi Umat ........................................
45
4. Kebutuhan Umat ...........................................................................
46
BAB III. DEVOSI JALAN SALIB DALAM GEREJA ..................................
47
A. Devosi Dalam Gereja.........................................................................
47
1. Pengertian Umum Devosi .............................................................
48
2. Dasar Teologis Devosi ..................................................................
52
3. Tujuan Devosi ...............................................................................
54
4. Penghayatan Devosi yang Benar...................................................
56
5. Bentuk-bentuk Devosi ..................................................................
57
a. Devosi kepada Maria................................................................
58
b. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus ........................
59
c. Devosi kepada Orang Kudus ....................................................
61
6. Makna Devosi bagi Umat .............................................................
63
B. Devosi Jalan Salib..............................................................................
64
1. Pengertian Devosi Jalan Salib.......................................................
65
2. Sejarah Devosi Jalan Salib............................................................
69
3. Dasar Teologis Devosi Jalan Salib ...............................................
71
4. Makna Devosi Jalan Salib bagi Umat ...........................................
78
C. Peranan Devosi Jalan Salib Dalam Penghayatan Iman Umat............
80
BAB IV. USULAN DOA JALAN SALIB KREATIF UNTUK
MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT
WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH, PAROKI
HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA
BOYOLALI, JAWA TENGAH...................................................
85
A. Latar Belakang Usulan Doa Jalan Salib Kreatif ................................
86
B. Alasan Utama Pemilihan Usulan Doa Jalan Salib Kreatif.................
87
C. Usulan Tema dan Tujuan Doa Jalan Salib Kreatif.............................
88
D. Petunjuk Pelaksanaan Doa Jalan Salib Kreatif ..................................
89
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E. Contoh Perhentian Doa Jalan Salib Kreatif........................................
90
F. Contoh Doa Jalan Salib Kreatif..........................................................
91
BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 114
A. Kesimpulan ........................................................................................ 114
B. Saran................................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120
LAMPIRAN ........................................................................................... 122
Lampiran 1
: Surat Permohonan Ijin Penelitian ..................................
(1)
Lampiran 2
: Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian ................
(2)
Lampiran 3
: Panduan Wawancara ......................................................
(6)
Lampiran 4 : Rangkuman Hasil Wawancara ....................................... (12)
Lampiran 5 : Kuisoner ......................................................................... (16)
Lampiran 6 : Kuisoner Yang Telah Diisi ............................................ (17)
Lampiran 7
: Gambar Yesus Dihukum Mati & Yesus Memikul
Salib .............................................................................. (18)
Lampiran 8 : Gambar Yesus Dibantu Simon dari Kirene &
Wanita-wanita yang Menangisi-Nya ............................ (19)
Lampiran 9 : Gambar Pakaian Yesus Ditanggalkan & Yesus
Disalibkan .................................................................... (20)
Lampiran 10 : Gambar Yesus Wafat di Salib & Jenazah Yesus
Diturunkan.................................................................... (21)
Lampiran 11 : Gambar Jenazah Yesus Diletakan Dalam Kubur........... (22)
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama
Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8.
B. Singkatan Dokumen Gereja
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang
Gereja, 21 November 1964
SC
: Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi
Suci, 4 Desember 1963
C. Singkatan Tarekat/Kongregasi Religius
Singkatan Tarekat/Kongregasi Religius mengikuti Komisi Liturgi KWI.
2014. Penanggalan Liturgi 2015: Tahun B/I. Yogyakarta: Kanisius, hh. 4-6.
D. Singkatan Lain
Art
: Artikel
Bdk
: Bandingkan
DIY
: Daerah Istimewa Yogyakarta
h
: Halaman
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Jl
: Jalan
L
: Lektor
MB
: Madah Bakti, buku doa dan nyanyian umum yang diterbitkan oleh Pusat
Musik Liturgi Yogyakarta
No
: Nomor
P
: Pemimpin kebaktian
PS
: Puji Syukur, buku doa dan nyanyian gereja yang disusun oleh Komisi
Liturgi Koferensi Wali Gereja Indonesia
Rt
: Rukun tetangga
Rw
: Rukun warga
Sbb
: Sebagai berikut
St
: Santo/Santa
U
: Umat
WIB
: Waktu Indonesia Barat
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Doa menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam hidup rohani umat
beriman. Doa juga dipercaya sebagai salah satu alat komunikasi yang digunakan
untuk menuju Allah. Doa sebagai media komunikasi antara umat beriman dengan
Allah telah membawa banyak perkembangan bagi umat beriman. Doa bersama
atau doa pribadi mampu menjadi kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan
kehidupan manusia. Dengan tekun berdoa manusia mampu menghadirkan Allah
sebagai tujuan utama dalam hati dan mampu menjadikan-Nya sebagai sumber
kekuatan dan keselamatan. Dengan tujuan utama adalah Allah maka manusia
mampu melaksanakan devosi. Devosi merupakan penyerahan diri manusia secara
total kepada Allah dalam bentuk doa melalui santo-santa yang dipercaya atau
melalui Yesus yang telah mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan manusia.
A. Latar Belakang
Salah satu karakteristik negatif zaman modern ini adalah keterpecahan
hati yang dialami oleh sebagian besar orang. Keterpecahan hati lebih populer
dengan sebutan keterasingan. Orang terasing dari dirinya sendiri, dari sesama, dari
alam semesta, serta dari Allah. Keterasingan yang mempunyai akibat buruk bagi
relasi antar sesama dan Allah yang dapat menghancurkan semesta alam. Namun,
Yesus mengajak umat beriman untuk berdamai dengan diri sendiri, sesama, alam
semesta, dan Allah melalui kebersatuan. Umat beriman yang mampu mencapai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
kebersatuan adalah yang berhati suci. Berbahagialah orang suci hatinya, karena
mereka akan melihat Allah (Mat 5:8). Hal ini dapat ditempuh dengan
menghilangkan sikap kemanusiaan yang egois dan memulai pendekatan dengan
Allah melalui doa.
Doa merupakan usaha untuk menjalin hubungan dengan Allah agar
manusia dapat mengalami kebahagiaan lahir dan batin. Bagi sebagian besar umat
beriman doa merupakan rutinitas wajib yang harus dilaksanakan, namun bagi
sebagian kecil doa kurang mendapatkan perhatian dan minat untuk diikuti. Umat
beriman menyakini bahwa doa mampu membantu memecahkan segala macam
problematika kehidupan yang dihadapi. Banyak umat beriman yang pada awalnya
begitu antusias dan tekun berdoa, namun semakin lama semakin mengendor
semangatnya dan mulai berhenti untuk menjalankan doa-doanya.
Menciptakan suasana doa merupakan langkah yang penting dalam hidup
doa. Suasana membantu untuk meningkatkan mutu dan makna doa sehingga umat
mampu berkomunikasi dengan Allah. Bagi umat beriman doa merupakan kegiatan
penting dan wajib dilaksanakan, karena doa dipercaya sebagai sarana untuk
berkomunikasi dengan Allah yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan sehari-hari umat beriman. Dengan berdoa umat beriman mempunyai
arti dan arah hidup sehingga mampu merasakan penyertaan Allah dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan berdoa secara aktif, umat beriman mampu
mengembangkan doa menjadi devosi.
Devosi merupakan penyerahan diri secara setia untuk mengabdi dan
beribadah kepada Allah. Devosi dipercaya sebagai media untuk merasakan kasih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Allah melalui santo-santa yang dipercaya ataupun melalui kisah-kisah sengsara
yang dialami Yesus dalam menyelamatkan manusia dari segala dosa. Devosi juga
dipercaya sebagai media untuk memohon suatu hal yang dirasakan penting oleh
umat beriman untuk kepentingan sendiri ataupun kepentingan kelompok. Umat
beriman percaya dengan melaksanakan devosi secara terus-menerus dengan
bermati raga maka permohonan akan segera terkabul.
Devosi
pula
yang
mampu
mengantarkan
umat
beriman
untuk
merenungkan kasih setia Allah bagi manusia melalui Yesus Putra-Nya yang
tunggal. Melalui kematian Yesus di kayu salib umat mampu merenungkannya
secara mendalam melalui devosi jalan salib. Devosi jalan salib dipercaya mampu
menjadi jembatan perdamaian bagi manusia dan Allah melalui permenungan
penderitaan pembebasan akan dosa-dosa manusia. Bagi umat devosi jalan salib
menjadi bagian dari hidup rohani sehari-hari. Devosi jalan salib dihayati dalam
kehidupan sehari-hari terutama sebagai tempat untuk belajar bersabar dalam
menghadapi cobaan hidup. Doa jalan salib dapat ditemukan dalam setiap tempat
peziarahan umat Katolik, seperti di gua-gua Maria yang berada di tanah Jawa.
Devosi jalan salib telah menyatu dengan kecintaan pada keheningan dalam
penderitaan Yesus.
Devosi jalan salib membantu umat untuk merenungkan sengsara Yesus
dengan keterarahan hati dan pikiran pada misteri kesengsaraan Yesus. Jalan salib
mampu membantu umat untuk mengikuti sengsara Yesus dan membantu umat
bercermin pada kisah Yesus dalam perjuangan kehidupan di dunia yang penuh
cobaan. Doa jalan salib biasanya dilaksanakan pada masa Prapaskah dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
tujuan untuk memeditasikan akhir hidup Yesus di dunia ini dengan penuh
kemuliaan di salib. Devosi jalan salib mampu mengantarkan umat menuju Allah
dengan merenungkan kisah sengsara Yesus dengan 14 perhentian sebelum Ia
wafat di kayu salib.
Devosi jalan salib oleh umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki
Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah selalu
dilaksanakan setiap Minggu. Umat merasakan manfaat positif dalam mengikuti
devosi ini secara rutin, misalnya umat merasakan sikap untuk semakin sabar
dalam menghadapi kesulitan yang ada. Banyak kekayaan rohani yang bisa digali
dari devosi jalan salib ini, misalnya cinta kasih Allah yang tak berkesudahan bagi
umat beriman hingga rela mengorbankan Putra-Nya yang tunggal untuk mati di
kayu salib, pengorbanan yang tak henti-hentinya diberikan, rahmat pengampunan
atas kematian Yesus, dan rahmat Roh Kudus yang dijanjikan oleh Allah.
Penulisan skripsi ini bermaksud untuk mengetahui penghayatan devosi
jalan salib untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah,
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Skripsi
membahas mengenai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan jalan salib di
Wilayah tersebut terutama motivasi umat dalam melaksanakan devosi jalan salib,
hambatan yang dialami oleh umat dalam pelaksanaan devosi jalan salib, dan
peranan devosi jalan salib terhadap iman umat. Penulis juga menyajikan usulan
doa jalan salib kreatif bagi umat di Wilayah Maria Cordis yang sebagian besar
adalah petani. Usulan doa jalan salib terdiri dari 9 (sembilan) perhentian dengan
penjabaran sesuai dengan Kitab Suci dan keadaan umat yang ada.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah memahami makna
devosi jalan salib?
2. Bagaimana pandangan Gereja mengenai devosi jalan salib?
3. Bagaimana usaha meningkatkan mutu devosi jalan salib sehingga membantu
umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah untuk memperkuat iman melalui devosi
jalan salib?
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah pemahaman makna
devosi jalan salib umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah.
2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah pemahaman devosi jalan
salib menurut pandangan Gereja.
3. Menyajikan usulan susunan perhentian devosi jalan salib kreatif kepada umat
di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali, Jawa Tengah agar semakin memperkuat iman melalui devosi
jalan salib.
4. Sebagai prasyarat untuk kelulusan Sarjana Srata 1 pada Program Studi Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan gambaran umum mengenai keadaan dan kenyataan umat Katolik
dalam pemahaman, pelaksanaan, dan penghayatan devosi terhadap jalan salib
di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali, Jawa Tengah.
2. Memberi masukan kepada umat Katolik di Wilayah Maria Cordis Rogobelah,
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah, agar
semakin mengenal dan menghayati makna dari devosi jalan salib guna
meningkatkan kehidupan iman mereka.
3. Mengembangkan wawasan penulis dan pembaca sehingga semakin memahami
makna devosi jalan salib dan menghayati-Nya dalam hidup sehari-hari.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini penulis menggunakan deskriptif analistis yang
diperoleh menggunakan studi pustaka dari berbagai media cetak maupun
elektronik yang ada dan melalui pengalaman-pengalaman umat di Wilayah Maria
Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa
Tengah yang diperoleh dengan wawancara dan menyebarkan kuisoner kepada
umat yang aktif mengikuti kegiatan di Wilayah. Pokok pertanyaan yang diajukan
mengenai pengalaman-pengalaman yang telah dijalani untuk mendapatkan
gambaran mengenai penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis
Rogobelah,
Tengah
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan, yang mengungkapkan pertimbangan dalam
pemilihan judul, yang meliputi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan,
manfaat, metode, dan sistematika penulisan skripsi. Dalam akhir bab I penulis
menuliskan secara garis besar sistematikan penulisan, yang merangkum
keseluruhan isi skripsi.
Bab II memaparkan kenyataan dan pengalaman yang menyangkut
gambaran umum penghayatan terhadap devosi jalan salib yang dilakukan oleh
umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Uraian bab II akan berlangsung dalam 4
(empat) pokok, yakni gambaran umum situasi Paroki Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali, gambaran umum situasi Wilayah Maria Cordis
Rogobelah, penelitian mengeni penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria
Cordis, dan rangkuman pokok-pokok permasalahan dalam penghayatan devosi
jalan salib di Wilayah Maria Cordis.
Bab III menyajikan pandangan teologis sehubungan dengan devosi Jalan
Salib dalam Tradisi Gereja. Pandangan ini dirincikan dalam 3 (tiga) pokok:
Pertama, devosi dalam Gereja, yang menampilkan pengertian umum devosi, dasar
teologis devosi, tujuan devosi, penghayatan devosi yang benar, dan bentuk-bentuk
devosi. Kedua, devosi jalan salib, yang mengupas mengenai pengertian devosi
jalan salib, sejarah devosi jalan salib, dasar teologis devosi jalan salib, dan makna
devosi jalan salib bagi umat. Ketiga, devosi jalan salib dalam penghayatan iman
umat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Bab IV merupakan penerapan pandangan teologis pada kenyataan devosi
jalan salib umat di Wilayah Maria Cordis dalam bentuk suatu usulan doa jalan
salib kreatif untuk meningkatkan penghayatan iman umat di Wilayah Maria
Cordis dalam berdevosi Jalan Salib. Bab IV ini menguraikan latar belakang usulan
doa jalan salib kreatif, alasan utama pemilihan usulan doa jalan salib, usulan tema
dan tujuan, petunjuk pelaksanaan doa jalan salib, dan contoh doa jalan salib
kreatif.
Bab V adalah penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam
kesimpulan, penulis menegaskan pokok-pokok yang penting dalam penghayatan
umat terhadap devosi jalan salib dan catatan yang perlu diperhatikan dalam
berdevosi jalan salib. Akhirnya, penulis menyampaikan saran bagi umat Wilayah
Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria
Boyolali, Jawa Tengah untuk menghayati devosi jalan salib.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
GAMBARAN UMUM PENGHAYATAN DEVOSI JALAN SALIB UMAT
DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH,
PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA
BOYOLALI, JAWA TENGAH
Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali adalah gereja
Katolik satu-satunya yang berada di kota Boyolali dan merupakan gereja dengan
bangunan terbesar dibandingkan dengan gereja Kristen lainnya. Gereja yang
dibangun pada jaman Belanda ini menjadi saksi sejarah akan perjuangan para
pendahulu Gereja dalam memperjuangkan gereja ini. Paroki Boyolali yang
terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah termasuk dalam Kevikepan
Surakarta di bawah Keuskupan Agung Semarang. Meskipun pusat Paroki berada
di Kota Boyolali, namun umat Paroki Boyolali sebagian besar berada di perdesaan
dan pegunungan. Jumlah umat Paroki Boyolali sebesar 1.909 jiwa sesuai dengan
pendataan umat pada tahun 2012 (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria
Boyolali, 2014: 5).
Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali, terletak di lereng
gunung Merapi, sekitar 7 km dari puncak Merapi. Karena letak yang lumayan
jauh dari pusat Paroki, maka umat di Wilayah ini menjadi semakin guyup dalam
mengadakan pertemuan-pertemuan bersama umat. Salah satu bentuk paguyupan
umat Wilayah Maria Cordis adalah doa bersama setiap Minggu sekali. Salah satu
bentuk doa bersama yang dilakukan umat Wilayah Maria Cordis merupakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
devosi jalan salib. Devosi jalan salib menjadi ciri khas tersendiri di Wilayah Maria
Cordis sebagai bentuk relasi dengan Allah.
A. Gambaran Umum Situasi Paroki Boyolali
Perkembangan umat di Paroki Boyolali diawali pada masa penjajahan
Belanda. Hal ini terbukti dengan bentuk bangunan gereja dan pasturan yang sesuai
dengan bangunan rumah Belanda. Pada mulanya Paroki Boyolali merupakan salah
satu Stasi dari Paroki Purbayan Surakarta, kemudian menjadi bagian dari Paroki
Purwosari Surakarta, dan akhirnya berdiri menjadi Paroki sendiri pada tahun
1961. Pada tahun 2014 umat Paroki Boyolali berjumlah 1.909 jiwa (Gereja Hati
Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 5). Paroki Boyolali terletak di
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang. Umat Paroki Boyolai tersebar di 7
Kecamatan di Kabupaten Boyolali (Boyolali Kota, Mojosongo, Teras, Musuk,
Cepogo, Selo, dan Ampel) dan 2 Kecamatan di Kabupaten Semarang (Tengaran
dan Kaliwungu). Umat Paroki Boyolali tersebar di 12 desa dan berkembang
dengan kebudayaan yang masih kental dan dengan situasi yang plural religius
(Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 3).
Kebudayaan yang hidup di Paroki Boyolali merupakan kebudayaan Jawa.
Kebudayaan Jawa dapat dilihat dalam tata cara bergaul, berdoa, dan upacaraupacara tradisi Jawa yang sering dilakukan oleh umat Paroki Boyolali. Baik dalam
upacara syukur atas ulang tahun Gereja yang tak lepas dari kenduri bersama
masyarakat sekitar maupun dalam acara misa dalam Minggu terakhir umat
menggunakan bahasa Jawa. Dalam hal menjalin relasi dengan Allah, umat Paroki
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Boyolali juga mengadakan devosi yang dilaksanakan baik bersama di pusat Paroki
maupun secara berkelompok. Devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Roh
Kudus, devosi kepada Sakramen Maha Kudus, dan devosi jalan salib merupakan
devosi yang sering dilaksanakan oleh umat Paroki Boyolali. Kegiatan berdevosi
secara tidak langsung sudah menjadi budaya yang dilaksanakan oleh umat seperti
halnya melaksanakan budaya Jawa.
1. Sejarah Perkembangan Paroki Boyolali
Sejarah munculnya umat Katolik di Boyolali diawali sekitar tahun 1940
oleh keluarga kecil yang berasal dari Yogyakarta dan menetap di Boyolali,
keluarga tersebut memberikan pelajaran agama pada keluarga Karyosemita.
Seiring perjalanan waktu di masa penjajahan Belanda, agama Katolik bertumbuh
secara pelan namun pasti, berangkat dari keluarga-keluarga sederhana, meningkat
ke para guru sekolah rakyat dan kemudian dikembangkan oleh pegawai
pemerintahan yang berada di lingkungan pendidikan dan kebudayaan. Setahun
kemudian umat Katolik di Boyolali mendapatkan kunjungan Vikaris Apostolik
Semarang, Romo Albertus Soegijapranata SJ (Agung Nugroho, 2011: 12). Dalam
kunjungannya, Beliau mengadakan acara sarasehan yang ditutup dengan Misa
pemberkatan Kapel Tjondrodipuran (Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali, 1986: 3). Tahun 1951 Stasi Boyolali yang semula
menjadi bagian dari Paroki Purbayan beralih menjadi bagian dari Paroki
Purwosari Surakarta di bawah penggembalaan para pastor MSF. Para pastor
tersebut membentuk kring-kring di Stasi Boyolali yang terletak di Kecamatan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Ampel, Selo, Musuk, Karanggede, Simo, Nogosari, dan Banyudono serta
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
Tahun 1960 gedung gereja mulai dibangun dan pada 22 Agustus 1961
gereja Boyolali diberkati dan diresmikan oleh Mgr Albertus Soegijapranoto SJ
dengan nama pelindung Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria.
Kunjungan Romo Jendral Konggregasi MSF dari Roma ke Paroki Boyolali pada
tahun 1979 menjadi saat penting pembentukan Wilayah-wilayah di Kecamatan
Boyolali Kota, Ampel, Cepogo, Selo, Musuk, Mojosongo, dan Teras. Sekarang ini
Paroki Boyolali memiliki 5 Wilayah di desa dan 4 Wilayah di kota dengan 32
Lingkungan, Stasi Ampel yang terdiri dari 3 Wilayah dengan 6 Lingkungan
(Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 1-2).
2. Situasi Geografis dan Demografis Paroki Boyolali
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria terletak di Kabupaten
Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobongan di sebelah Utara, wilayah
Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, dan Kabupaten
Sukaharjo di sebelah Timur, wilayah Kabupaten Klaten dan DIY di sebelah
Selatan, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Semarang.
Paroki Boyolali berbatasan dengan Paroki St. Paulus Miki Salatiga di
sebelah Utara, Paroki Administratif Hati Kudus Tuhan Yesus Simo di sebelah
Timur Laut, Paroki St. Paulus Kleco dan St. Maria Kartasura di sebelah Timur,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Paroki St. Yohanes Rasul Delanggu di sebelah Tenggara, Paroki Roh Kudus
Kebon Arum di sebelah Selatan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Paroki St.
Kristoforus Banyu Temumpang (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria
Boyolali, 2013: 1).
Umat di Paroki Boyolali terbagi dalam 12 Wilayah dengan 34
Lingkungan. Wilayah Brayat Minulya terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu
Mateus, Thomas Aquino, dan Agnes yang terdiri dari 156 jiwa atau 56 kepala
keluarga. Wilayah Maria Ratu terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Yohanes,
Timotius, dan Titus yang terdiri dari 193 jiwa atau 60 kepala keluarga. Wilayah
Maria Carmel terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Bernadeta, Yusuf, dan
Fransiskus yang terdiri dari 282 jiwa atau 89 kepala keluarga. Wilayah Maria
Assumta terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Agustinus, Petrus, Agatha yang
terdiri dari 138 jiwa atau 44 kepala keluarga. Wilayah Maria Mater Dolorosa
terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Paulus, Blasius, Markus yang terdiri dari
271 jiwa atau 89 kepala keluarga. Wilayah Maria Rosari terdiri dari 3 (tiga)
Lingkungan yaitu Lukas, Stevanus, Didimus yang terdiri dari 249 jiwa atau 81
kepala keluarga. Wilayah Maria Immaculata terdiri dari 3 (tiga ) Lingkungan yaitu
Yakobus, Andreas, Frasiscus Xaverius yang terdiri dari 63 jiwa atau 29 kepala
keluarga. Wilayah Maria Mater Dei terdiri dari 2 (dua) Lingkungan yaitu Caecilia
dan Martinus yang terdiri dari 166 jiwa atau 55 kepala keluarga. Wilayah Maria
Cordis terdiri dari 2 Lingkungan yaitu Laurentius dan Antonius yang terdiri dari
90 jiwa atau 27 kepala keluarga. Wilayah Maria Louurdes terdiri dari 3 (tiga)
Lingkungan yaitu Theresia, Ignatius, Nazareth yang terdiri dari 95 jiwa atau 30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
kepala keluarga. Wilayah Maria Tak Bernoda terdiri dari 4 (empat) Lingkungan
yaitu Florentinus, Bernadus, Yustinus, Hypolipus yang terdiri dari 153 jiwa atau
57 kepala keluarga. Wilayah Maria Bunda Allah terdiri dari 2 (dua) Lingkungan
yaitu Cyrilus dan Bonaventura yang terdiri dari 73 jiwa atau 27 kepala keluarga
(Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 5) .
Wilayah-wilayah yang ada di Paroki Boyolali merupakan himpunan umat
Katolik yang berada di satu dusun atau tersebar di beberapa dusun. Penyebaran
umat Katolik di Paroki Boyolali ini tidak merata di masing-masing daerah,
sehingga menimbulkan tidak seimbangnya jumlah umat di setiap Wilayahnya.
Kesenjangan ini nampak jelas di Wilayah-wilayah yang berada di pedesaan.
Daerah Paroki Boyolali termasuk subur karena letaknya yang berada di lereng
Gunung Merapi sehingga membuat sebagian besar umat Katolik (48%) bekerja
sebagai petani, pedagang, dan buruh, 26% umat bekerja di lingkungan
pemerintahan, sedangkan 26% umat lainnya merupakan pelajar, mahasiswa, dan
lanjut usia (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 8).
3. Situasi Religius Kultural Umat Paroki Boyolali
Masyarakat Boyolali merupakan masyarakat plural religius. Dari data
tahun 2013, masyarakat di daerah Boyolali terdiri dari 963.950 jiwa (Gereja Hati
Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 4). Berdasarkan komposisi
agama, pemeluk agama Islam (97,13%) menjadi kelompok yang paling besar,
terbukti dengan banyaknya masjid dan mushola yang terdapat di setiap kampung.
Sedangkan peringkat kedua didominasi oleh masyarakat yang beragama Kristen
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
(1,22%), hal ini terbukti pula banyaknya gereja Kristen yang berada di Kabupaten
Boyolali. Sedangkan Agama Katolik (0,84%) menjadi peringkat ketiga,
dilanjutkan dengan Agama Hindu (0,41%), dan Agama Budha (0,4%).
Kepercayaan masyarakat Boyolali masih kental dengan budaya Jawa yang
terkenal dengan kekuatan gaib dan berorientasi pada alam. Masih banyak tempattempat yang dikatakan bertuah di Kabupaten Boyolali.
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, mempunyai 1
gereja induk yang berlokasi di Kampung Sumberlerak, Rt 02/Rw 03, Kelurahan
Siswodipuran, Kabupaten Boyolali Kota, dan 2 Kapel yakni Kapel St. Andreas
yang terletak di Jl Raya Ampel, Kaligentong, Ampel, Boyolali; serta Kapel St.
Maria yang terletak di Desa Rogobelah, Selo, Boyolali. Paroki Boyolali juga
memiliki satu tempat peziarahan Katolik yaitu Gua Maria Mawar yang terletak di
Dukuh Kembang Sari, Musuk, Boyolali. Umat Katolik Paroki Boyolali taat dalam
mengikuti peribadatan, baik Perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda, maupun kegiatan
devosi-devosi yang dilaksanakan oleh Gereja (Gereja Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali, 2013: 6).
4. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Paroki Boyolali
Berelasi dengan Allah melalui doa akan membantu setiap pribadi dalam
pertumbuhan iman. Pertumbuhan iman berakibat pada tumbuhnya kedewasaan
iman yang akan membawa pribadi dalam mencapai kebahagiaan dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Hidup tanpa menjalin relasi dengan Allah akan menjadi
kehampaan semata pada sebuah pribadi. Kejenuhan, kelelahan, dan keputusasaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
menjadi akibat dari terputusnya relasi dengan Allah. Bagi sebagian orang
beriman, relasi dengan Allah menjadi sebuah hubungan yang terus dijalin tanpa
ada putus-putusnya. Menjalin relasi dengan Allah sama dengan melakukan relasi
dengan sesama. Ketika melakukan relasi dengan sesama melalui fisik, maka
menjalin relasi dengan Allah melalui batin. Doa menjadi salah satu bentuk untuk
memperkuat relasi bersama dengan Allah.
Doa dilaksanakan dalam bentuk perayaan ekaristi dan dalam bentuk
devosi. Devosi yang didoakan oleh umat secara bersama antara lain adalah devosi
Roh Kudus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Hati Yesus yang
Maha Kudus, devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Jiwa-jiwa di Api
Pencucian yang terpusat pada doa Santa Mathilda, devosi kepada Para Malaikat
atau lebih dikenal dengan doa Angelus, devosi Sengsara Yesus yang dilaksanakan
dalam praksis devosi jalan salib, dan devosi Kerahiman Ilahi [Lampiran 2: (2)].
a. Devosi kepada Roh Kudus
Devosi kepada Roh Kudus biasanya dilaksanakan umat satu tahun sekali
selama 9 hari menjelang hari Raya Pentakosta. Umat melaksanakan devosi ini
dimulai dari hari Kenaikan Tuhan sampai satu hari sebelum hari Pentakosta. Di
paroki Boyolali, umat memadukan devosi ini dengan perayaan Ekaristi harian
pagi yang berlokasi di gereja induk. Antusias umat untuk mengikuti devosi ini
terlihat dari jumlah umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi harian pagi yaitu 80100 umat (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5).
Devosi dilaksanakan dalam bentuk doa novena Roh Kudus yang dipadukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
dengan perayaan Ekaristi ini biasanya berlangsung selama 30 menit, dimulai
pukul 5.30 WIB sampai 6.00 WIB. Bagi umat mendoakan devosi ini bersamasama lebih terasa mendalam daripada harus melaksanakannya sendirian.
Kehadiran Roh Kudus selalu diimani sebagai Allah yang hadir dalam hidup
manusia, dalam ciptaan dan jiwa manusia [Lampiran 2: (3)].
b. Devosi kepada Sakramen Maha Kudus
Devosi kepada Sakramen Maha Kudus merupakan pengungkapan iman
cinta Yesus kepada Bapa. Cinta Hati Yesus kepada manusia menjadi wujud nyata
dari cinta kepada Bapa. Umat melaksanakan devosi ini dalam bentuk Adorasi
Ekaristi. Adorasi Ekaristi dilaksanakan pada setiap hari Minggu sore jam 18.00 di
gedung gereja dan biasanya diikuti oleh 30-50 umat (Gereja Hati Tak Bernoda
Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5). Adorasi Ekaristi yang dipimpin oleh
prodiakon ini biasanya berlangsung selama 60 menit dilanjutkan dengan Ibadat
Penutup selama 15 menit yang dipimpin oleh seorang suster Fransiskan yang
bertempat di gedung gereja paroki. Suasana yang tercipta dari ibadat ini sungguh
menyentuh hati, khusyuk, tenang, dan damai menjadi ciri khas dari ibadat Adorasi
yang dilaksanakan umat di Paroki Boyolali [Lampiran 2 : (4)].
c. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus
Devosi Kepada Sakramen Maha Kudus di Paroki Boyolali, oleh umat
dilaksanakan setiap Jumat Pertama pada awal bulan. Berlokasi di gedung gereja
Paroki, devosi berlangsung kurang lebih 30 menit dilaksanakan setelah merayakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
sakramen Ekaristi. Devosi dipimpin langsung oleh imam yang merayakan
perayaan Ekaristi. Devosi berpusat pada kehadiran Allah dalam rupa roti dan
anggur merupakan bentuk devosi kepada Sakramen Maha Kudus. 150-200 umat
hadir dalam devosi ini. Umat terlihat antusias dalam mengikuti devosi, terlihat
dari kehadiran umat yang tetap bertahan setelah perayaan sakramen Ekaristi.
d. Devosi kepada Bunda Maria
Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu devosi terpenting
dalam Gereja Katolik ditujukan kepada perawan Maria, karena peran khasnya
dalam penyelamatan. Devosi kepada Bunda Maria yang dilaksanakan oleh umat
Paroki Boyolali merupakan salah satu ciri khas kepada spiritualitas Gereja yang
berlindung pada santa Maria Immaculata. Di Paroki Boyolali, umat melaksanakan
devosi ini khusus pada bulan Mei sebagai bulan Maria dan bulan Oktober sebagai
bulan Rosario. Bulan Maria yang jatuh pada setiap bulan Mei, dimanfaatkan oleh
Gereja Boyolali berdevosi kepada Bunda Maria melalui doa rosario dan litani
kepada Bunda Maria. Selama 31 hari diadakan doa rosario secara rutin di depan
gua Maria yang terletak di samping gereja yang dimulai pukul 18.00-19.00 WIB.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan umat yang bertempat tinggal di
sekitar gedung gereja dan beberapa umat yang bersedia datang untuk mengikuti
doa ini, sedangkan umat yang lokasinya jauh dari gedung gereja melaksanakan di
Wilayah maupun Lingkungan masing-masing. 30-50 umat hadir setiap harinya
dalam kegiatan ini. Suasana sunyi, tenang, dan khusyuk tercipta selama
berlangsungnya devosi ini [Lampiran 2: (4)].
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
Tidak jauh berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Oktober pun Gereja
memperingatinya sebagai bulan Rosario. Di gereja Boyolali, doa rosario bersama
di depan gua maria menjadi agenda rutin umat dalam memperingati bulan ini.
Selain itu devosi kepada Bunda Maria oleh umat juga dilaksanakan sebelum misa
harian pagi yang dimulai pukul 4.30 WIB. Devosi yang dilaksanakan dalam
bentuk doa rosario dipimpin oleh umat yang datang lebih awal dan diikuti oleh
seluruh umat yang hendak mengikuti misa. Doa rosario dilaksanakan secara rutin
sebagai penghormatan akan Bunda Maria sebagai pelindung Gereja Paroki
Boyolali [Lampiran 2: (4)].
e. Devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencuciaan
Orang yang sudah meninggal merupakan bagian dalam kehidupan devosi
Gereja. Doa untuk para jiwa di api penyucian merupakan tradisi yang sudah lama
berjalan dalam Gereja Katolik. Doa dimaksudkan untuk membantu jiwa-jiwa yang
sedang berada di api penyucian untuk dapat segera menghadap Bapa di Surga.
Pelaksanaan devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian oleh umat Paroki Boyolali
dipadukan dengan perayaan Ekaristi untuk memperingati arwah semua orang
beriman, tepatnya didaraskan setelah homili berlangsung. Umat Paroki Boyolali
melaksanakan devosi ini satu tahun sekali terkhusus pada bulan November, doa
ditujukan kepada arwah-arwah semua orang beriman. Paroki Boyolali
melaksanakan devosi ini tepat pada 2 November sebagai peringatan mulia arwah
semua orang beriman, yang secara khusus dilaksanakan di pemakaman Katolik
Sonolayu. 150-200 umat hadir dalam perayaan ini untuk mendoakan arwah-arwah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
keluarga yang dimakamkan di pemakaman Sonolayu. Suasana haru selalu
mewarnai perayaan ini setiap tahunnya [Lampiran 2: (4)].
f. Devosi kepada Para Malaikat
Devosi kepada Para Malaikat atau lebih dikenal sebagai doa Malaikat
Tuhan oleh umat paroki Boyolali, selalu didoakan setiap pagi di luar masa paskah.
Tepat pukul 6.00 WIB di gedung gereja setelah perayaan misa harian pagi, dengan
dipandu oleh seorang suster Fransiskan umat mendoakan doa ini bersama. Umat
yang mengikuti doa ini berjumlah 80-100 orang setiap pagi (Gereja Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5). Tenang, damai, dan khusyuk
menjadi suasana khas yang mengiringi doa ini [Lampiran 2: (4)].
g. Devosi Jalan Salib
Devosi kepada Sengsara Yesus merupakan doa harian yang disesuaikan
dengan peristiwa sengsara Yesus. Tradisi dari devosi ini yang dilaksanakan oleh
Paroki Boyolali adalah devosi jalan salib. Devosi jalan salib dilaksanakan di
gedung gereja Paroki selama masa prapaskah setiap Jumat pukul 17.00-18.00
WIB. Devosi ini berlangsung selama masa prapaskah setiap Jumat dengan
dipimpin oleh seorang prodiakon. Umat yang menghadiri devosi ini ada 100-150
orang. Selain itu, jalan salib juga dilaksanakan oleh umat dalam bentuk tablo atau
drama penyaliban Yesus yang dilaksanakan Jumat pagi sebelum Ibadat Jumat
Agung. Suasana haru selalu hadir dalam devosi jalan salib, terlebih bagi umat
yang menyaksikan drama penyaliban Yesus [Lampiran 2: (4)].
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
B. Gambaran Umum Situasi Wilayah Maria Cordis
Wilayah Maria Cordis Rogobelah merupakan salah satu dari 12 Wilayah
yang berada di Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa
Tengah. Wilayah yang berada 10 km dari puncak gunung Merapi ini memiliki 90
umat dengan 27 kepala keluarga [Lampiran 2: (5)]. Sebagian besar umat dari
Wilayah Maria Cordis berprofesi sebagai petani. Wilayah yang dapat dicapai 45
menit dari pusat Paroki ini, memiliki kapel sendiri yang dibangun dengan dana
swadana dari umat dan kebaikan dari sebuah keluarga yang menghibahkan
tanahnya untuk Gereja. Kapel menjadi pusat dari semua kegiatan Wilayah.
Banyak kegiatan yang diadakan oleh umat Wilayah Maria Cordis antara lain
pertemuan ibi-ibu setiap tanggal 1 (satu), pertemuan orang muda setiap Sabtu
malam, dan pertemuan bersama umat Wilayah setiap Kamis malam untuk berdoa
bersama dan sarasehan di kapel. Kegiatan yang sering dilaksanakan oleh umat
Wilayah ini pada Kamis malam adalah berdevosi jalan salib bersama dan juga
devosi kepada Bunda Maria [Lampiran 2: (5)].
1. Sejarah Perkembangan Wilayah Maria Cordis
Wilayah Maria Cordis terletak di Dusun Rogobelah, Kecamatan Selo,
Kabupaten Boyolali tepatnya 7km dari puncak gunung Merapi. Benih iman
Katolik di Rogobelah mulai muncul dari sebuah keluarga sederhana, yaitu
keluarga bapak Temu Harso. Bersama dengan beberapa anggota keluarga dan
tetangga beliau mencoba untuk mengajarkan iman Katolik kepada warga
masyarakat yang berada di Kecamatan Selo dan Kecamatan Cepogo. Walaupun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
posisinya jauh dari pusat Paroki namun, tak menyurutkan bapak Ali bersama para
umat yang lain untuk pergi ke gereja. Perjuangan ini tidak sia-sia, pada tahun
1964 Romo Van Beek MSF terlibat dalam merintis Wilayah Rogobelah.
Perjalanan panjang dan tidak mudah dialami oleh Romo, karena alat transportasi
pun belum dapat masuk ke desa Rogobelah, perjalanan yang ditempuh dengan
berjalan kaki menjadi sebuah ajang untuk menebarkan iman Kristiani.
Bermodalkan gambar-gambar orang kudus, Romo yang didampingi umat yang
telah menantinya di dusun Candi Betak yang jaraknya 3km dari Dusun Rogobelah
mulai membagi-bagikan gambar ini dan menceritakan mengenai kisah hidup para
kudus di tempat segerombolan masyarakat yang beliau temui. Satu bulan sekali
Romo Van Beek selalu rutin datang ke dusun ini dan membuat banyak warga
yang menanti, karena selain memberikan cerita-cerita beliau juga membagikan
roti dan permen kepada anak-anak kecil yang menantinya di pinggir jalan.
Tahun 1970 hasil perjuangan mulai nampak, umat Katolik di Rogobelah
bertambah dengan adanya 20 baptisan baru. Tahun 1985 umat Katolik di Dusun
Rogobelah berjumlah 96 jiwa. Seiring berjalannya waktu dan terus bertambahnya
umat di wilayah ini, inisiatif umat untuk mempunyai kapel pun muncul. Rencana
ini terkendala akan tanah yang hendak dipakai, karena Paroki tak mempunyai
cukup dana untuk membeli tanah di daerah Rogobelah. Namun, atas kebaikan
keluarga bapak Yatno kendala tanah terselesaikan. Beliau menghibahkan sedikit
tanahnya kepada Gereja untuk dibangun kapel.
Akhirnya, Warga Rogobelah
mulai bergotong royong untuk membangun kapel yang saat ini diberi nama kapel
St. Maria [Lampiran 2: (4)].
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
2. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Wilayah Maria Cordis
Doa menjadi suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupan umat di
Wilayah Maria Cordis. Doa menjadi relasi yang paling kuat dengan Allah,
kegiatan-kegiatan doa mulai dikembangkan dalam wilayah ini. Keterlibatan umat
dalam kegiatan doa, terlihat dari berbagai macam doa yang bersifat liturgis
maupun non liturgis, yang diadakan oleh wilayah.
a. Devosi Kepada Bunda Maria
Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu bentuk devosi yang
ditujukan kepada perawan Maria, karena peran Maria dalam penyelamatan Gereja.
Dalam Gereja Katolik Bunda Maria dihormati pada bulan Mei sebagai bulan
Maria dan juga bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Pada bulan Mei, umat di
Wilayah Maria Cordis selalu melaksanakan doa rosario sebagai penghormatan
kepada Bunda Maria. Sekitar 30-50 umat selalu hadir dalam doa rosario yang
diadakan di Kapel Wilayah. Suasana yang hening, tenang, dan khusyuk tercipta
selama doa rosario ini didaraskan, suasana ini didukung oleh alam pedesaan yang
hening dan tenang. Doa rosario ini dilaksanakan setiap hari selama bulan Mei
pukul 19.00 WIB.
Tidak jauh berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Oktober umat Wilayah
Maria Cordis juga memperingati bulan rosario. Kegiatan doa rosario bersama pun
dilaksanakan kembali sesuai dengan kesepakatan bersama selama 30 hari dalam
satu bulan. Setiap hari pukul 19.00 WIB di kapel Wilayah diadakan doa rosario
bersama. Umat yang menghadiri doa ini ada 20-45 orang. Suasana pedesaan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
sepi, sunyi, dan tenang mengantarkan umat menuju suasana doa yang khusyuk
[Lampiran 2: (4)].
b. Devosi Jalan Salib
Devosi jalan salib biasanya dilaksanakan pada masa prapaskah, tetapi oleh
umat Wilayah Maria Cordis devosi ini dilaksanakan setiap Minggu sekali bila
tidak ada kegiatan wilayah lainnya. Devosi ini dulu hanya berlangsung pada masa
prapaskah saja. Namun, setelah erupsi gunung Merapi yang begitu dasyat terjadi
pada tahun 2010 umat Wilayah Maria Cordis melaksanakan devosi jalan salib
secara rutin. Devosi yang terpusat pada Salib Yesus, menjadi suatu kekuatan
sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Betempat di Kapel Wilayah,
dengan dihadiri 20-30 umat, devosi ini berlangsung setiap malam Minggu dengan
menggunakan bahasa Indonesia dengan panduan dari Puji Syukur, Madah Bakti,
buku panduan yang sudah ada, ataupun dari pemandu sendiri devosi ini
terlaksana. Suasana haru dan khusyuk menjadi khas dari devosi ini sendiri. Dalam
setiap perjumpaan doa, umat merasakan kerinduan untuk semakin dekat dengan
Allah, devosi jalan salib menunjukkan semangat yang dimiliki untuk menemukan
Allah [Lampiran 2: (6)].
C. Penelitian tentang Penghayatan Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria
Cordis, Paroki Boyolali
Salah satu upaya untuk memperkuat iman di Wilayah Maria Cordis
Rogobelah, Paroki Boyolali dapat dilaksanakan melalui devosi jalan salib. Devosi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
jalan salib yang dilaksanakan dengan tekun dan penuh dengan kesungguhan hati,
mampu memberikan kesegaran rohani bagi umat, sehingga umat memiliki
kekuatan untuk menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupan ini. Dalam
melaksanakan devosi jalan salib ini tentunya umat mempunyai motivasi dalam
mengikutinya. Hambatan yang selalu berdampingan dengan motivasipun juga
muncul dalam perjalanan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis. Selain hal
ini tentunya devosi jalan salib juga mempunyai peranan yang berarti bagi umat,
karena sudah hampir 4 tahun devosi ini berjalan. Harapan-harapan untuk
menjadikan devosi ini menjadi baik tentunya juga muncul dari harapan-harapan
umat.
1. Metodologi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Mengetahui peran penghayatan devosi jalan salib sebagai sarana untuk
memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah.
b. Jenis Penelitian
Dilihat dari segi pendekatan yang digunakan maka penelitian ini
merupakan penelitian kualititatif yaitu jenis penelitian yang menggunakan
deskripsi mulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga penampilan hasil
data. Ada pun dari segi permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini
maka penelitian bersifat ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
meneliti peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Moleong,
1989:39).
c. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kapel Santa Maria yang terletak di Desa
Rogobelah, Kelurahan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Waktu
dan pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 14 April sampai 3 Mei 2014.
d. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Moleong, 1989: 7).
Berdasarkan judul dan tujuan penelitian, maka populasi dalam penelitian ini
masuk dalam populasi terbatas yaitu mempunyai sumber data yang jelas batasnya
secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Maka populasi penelitian
ini adalah seluruh umat yang berada di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah sebanyak 90 Jiwa.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sample penelitian adalah sebagian
dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi. Teknik yang gunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah
random sampling (Moleong, 1989: 9). Sampel pada penelitian ini adalah
responden. Dari jumlah populasi yang ada maka penulis mengambil sampel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
penelitian berjumlah 50 orang dari 90 umat yang berada di Wilayah Maria Cordis,
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah karena
sudah mewakili jumlah responden yang ada.
e. Teknik Pengumpulan Data
Penulis akan menggunakan teknik kuisoner. Kuisoner merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai
dengan permintaan pengguna. Penulis akan menggunakan jenis kuisoner semi
tertutup yaitu sekumpulan pertanyaan yang telah disediakan jawabannya dengan
cara memilihnya, dan juga disediakan kesempatan kepada responden untuk
memberikan usulan mengenai isi kuisoner yang telah dibagikan (Faisal Sanapiah,
1981: 13).
f. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 1. Variabel Penelitian (N = 50)
No
(1)
1
2
3
4
5
Variabel yang akan diungkap
(2)
Identitas responden
Motivasi umat untuk mengikuti
devosi jalan salib
Hambatan umat untuk mengikuti
devosi jalan salib
Peranan penghayatan devosi
jalan salib bagi umat
Kebutuhan umat yang mengikuti
devosi
jalan
salib
demi
peningkatan mutu devosi jalan
salib
Jumlah
Item
(3)
1,2,3
4,5,6
Jumlah
(4)
3
3
7,8
2
9,10
2
11,12,13, 14,
15, 16,17, 18,
19, 20
10
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
2. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Hasil-hasil penelitian termuat dalam tabel berikut:
No
(1)
1.
2.
3.
Tabel 2. Identitas Responden (N = 50)
Jawaban Responden
Jumlah
(2)
(3)
Jenis kelamin
- Laki-laki
28
- Perempuan
22
Usia
- 15-17 Tahun
8
- 18-21 Tahun
1
- 22-25 Tahun
5
- Lebih dari 25 Tahun
36
Status
- Pelajar SMP
4
- Pelajar SMA/K
4
- Mahasiswa/i
4
- Pegawai
1
- Wirausaha
6
- Petani
31
%
(4)
56
44
16
2
10
72
8
8
8
2
12
62
Responden dalam penelitian devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis,
Paroki Boyolali berjumlah 50 orang. Ada 36 responden (72%) berusia diatas 25
tahun, 8 responden (16%) berusia 15-17 tahun, 5 responden (10%) berusia 22-25
tahun, dan 1 responden (2%) berusia 18-21 tahun. Jumlah terbesar responden
berjenis kelamin laki-laki sebesar 28 responden (56%) dan sisanya 22 responden
(44%) berjenis kelamin perempuan. Jumlah terbesar responden berstatus sebagai
petani sebanyak 31 responden (62%), sebagai pelajar / mahasiswa sebanyak 12
responden (24%), sebagai wirausaha sebanyak 6 responden (12%), dan jumlah
paling sedikit responden berstatus pegawai ada 1 responden (2%).
Tabel 3. Motivasi Umat Berdevosi Jalan Salib (N = 50)
No
(1)
Jawaban Responden
(2)
Jumlah
(3)
%
(4)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
(1)
4.
5.
6.
(2)
Rutin mengikuti devosi jalan salib
- Tidak menjawab
- Merupakan kegiatan lingkungan
- Hidup menjadi damai
- Mendoakan keluarga
- Senang berdoa bersama
- Berdoa sendiri
- Jauh
- Lelah dengan rutinitas
Motivasi
- Ingin tahu
- Mendoakan orang lain
- Menjalin relasi dengan Allah
- Punya ujub
- Disuruh orang lain
- Mengisi waktu luang
- Diajak teman
- Kegiatan lingkungan
Devosi jalan salib memotivasi untuk aktif dalam
kegiatan menggereja
- Senang berkumpul
- Senang untuk pergi ke Gereja
- Semakin rutin untuk berdoa
- Terpanggil untuk melayani
- Merasa dekat dengan Tuhan
- Iman menjadi wujud nyata
- Aktif menjadi prodiakon
(3)
(4)
10
5
7
5
8
4
3
8
20
10
14
10
16
8
6
16
2
11
16
6
2
9
3
1
4
22
32
12
4
18
6
2
15
8
5
7
7
5
3
30
16
10
14
14
10
6
Sebanyak 10 responden (20%) tidak memberikan alasan mengenai
kehadiran dalam devosi jalan salib, 8 responden (16%) memberikan alasan senang
berdoa bersama, 7 responden (14%) menyatakan hidup menjadi damai ketika
mengikuti devosi jalan salib, 5 responden (10%) mengikuti devosi karena
mendoakan keluarga, 5 responden (10%) menyatakan mengikuti devosi ini karena
merupakan kegiatan lingkungan, 8 responden (16%) menyatakan tidak mengikuti
devosi karena lelah dengan rutinitas, 4 responden (8%) memberikan alasan lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
senang berdoa sendiri, dan 3 responden (6%) memberikan alasan karena lokasi
yang jauh.
16 responden (32%) termotivasi karena dengan mengikuti devosi ini
terjalin relasi dengan Allah, 11 responden (22%) termotivasi karena mendoakan
orang lain, 9 responden (18%) mengikuti devosi ini karena mengisi waktu luang,
6 responden (12%) karena mempunyai ujub pribadi, 3 responden (6%) mengikuti
devosi karena diajak oleh teman, 2 responden (4%) mempunyai alasan karena
disuruh orang tua, dan 1 responden (2%) mengikuti devosi jalan salib karena
kegiatan Lingkungan.
Alasan motivasi terbanyak adalah senang berkumpul dengan umat yang
lain (30%), 8 responden (16%) merasakan dengan mengikuti devosi jalan salib
menjadi rajin pergi ke gereja, 7 responden (14%) merasakan semakin dekat
dengan Tuhan, 7 responden (14%) termotivasi untuk melayani sesama, 5
responden (10%) merasakan iman yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, 5
responden (10%) termotivasi untuk semakin rutin dalam berdoa, dan 3 responden
(6%) termotivasi untuk semakin aktif menjadi prodiakon di Wilayah Maria Cordis
Rogobelah.
Tabel 4. Hambatan Mengikuti Devosi Jalan Salib (N = 50)
No
(1)
7.
Jawaban Responden
(2)
Devosi jalan salib dilaksanakan rutin satu minggu
sekali
- Tidak menjawab
- Terlalu sering
- Cepat bosan
- Diselingi kegiatan wilayah
- Mengisi waktu luang
Jumlah
(3)
%
(4)
10
7
8
18
3
20
14
16
36
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
(1)
8.
(2)
- Sesuai dengan kesepakatan saja
Hambatan mengikuti devosi jalan salib
- Hujan
- Bosan
- Aktifitas kerja/ sekolah / kuliah
- Pertemuan dengan warga
- Malas
- Jarak yang jauh
(3)
4
(4)
8
6
1
21
18
3
1
12
2
42
36
6
2
18 responden (36%) memberikan usulan agar pelaksanaannya diselingi
dengan kegiatan Wilayah lainnya, 8 responden (16%) merasakan bosan apabila
devosi jalan salib diadakan seminggu sekali, 7 responden (14%) memberikan
tanggapan mengenai pelaksanaan yang terlalu sering, 3 responden (6%) mengikuti
pelaksanaan devosi karena mengisi waktu luang, 4 responden (8%) memberikan
tanggapan mengenai pelaksanaan agar sesuai dengan kesepakatan bersama umat
Wilayah, dan 10 responden (20%) tidak memberikan alasan apapun dengan kata
lain setuju dengan hasil bersama sesuai dengan kesepakatan bersama.
Aktifitas sehari-hari seperti aktifitas kerja di kantor, di ladang, sekolah,
dan kuliah menjadi alasan yang paling banyak terungkap, hal ini disampaikan oleh
21 responden (42%), 18 responden (36%) memberikan alasan ketidak hadiran
karena pertemuan dengan warga masyarakat, 6 responden (12%) menyatakan
cuaca yang tidak menentu menjadi alasan untuk tidak dapat hadir dalam devosi
Jalan Salib, 1 responden (2%) menjelaskan mengenai jarak yang jauh sehingga
tidak memungkinkan untuk aktif dalam kegiatan devosi.
Tabel 5.Peranan Devosi Jalan Salib bagi Umat (N = 50)
No
(1)
Jawaban Responden
(2)
Jumlah
(3)
%
(4)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
(1)
9.
10.
(2)
Peranan devosi jalan salib
- Mohon pengampunan dosa
- Memberi kekuatan untuk menghadapi
persoalan-persoalan hidup
- Untuk memberi gambaran mengenai
penderitaan Yesus
- Untuk mengingat kejadian-kejadian yang
telah dilampaui
Peningkatan mutu hidup setelah mengikuti devosi
jalan salib
- Rajin ikut Ekaristi
- Tabah menghadapi cobaan
- Rajin dalam kegiatan menggereja
- Rajin dalam kegiatan doa
- Merasa damai dalam hidup
(3)
(4)
9
18
28
56
5
10
8
16
6
11
10
8
15
12
22
20
16
30
Dengan mengikuti pelaksanaan devosi jalan salib sebanyak 28 responden
(56%) merasakan kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup seharihari, 9 responden (18%) mengharapkan pengampunan dosa atas kesalahan yang
telah diperbuat, 8 responden (16%) memberikan alasan dengan mengikuti devosi
jalan salib dapat membuat responden mengingat kejadian-kejadian yang telah
lampau sehingga mampu belajar dari pengalaman sebelumnya, dan 5 responden
(10%) merasakan penderitaan Yesus dalam menebus dosa manusia selama aktif
mengikuti devosi jalan salib.
Dengan mengikuti devosi jalan salib sebanyak 15 responden (30%)
merasakan damai di hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebanyak 11
responden (22%) merasakan semakin tabah dalam menghadapi cobaan hidup
sebagai kaum minoritas dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebanyak 10
responden (20%) menjadi rajin untuk terlibat dalam kegiatan menggereja,
sebanyak 8 responden (16%) semakin rutin terlibat dalam kegiatan doa, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
sebanyak 6 responden (12%) menjadi rutin mengikuti perayaan Ekaristi yang
diadakan.
Tabel 6. Kebutuhan Umat yang Mengikuti Devosi Jalan Salib demi
Peningkatan Mutu Pelaksanaan Devosi Jalan Salib (N = 50)
No
(1)
11.
12.
13.
14.
Jawaban Responden
(2)
Tema menunjang permenungan dalam devosi
jalan salib
- Renungan yang sesuai tema
- Suasana menjadi hidup
- Tema yang sesuai dengan kehidupan
- Tema membawa permenungan sendiri
- Lebih fokus
- Lebih khusyuk
- Semua sama saja
Usulan tema yang paling menunjang
permenungan dalam devosi jalan salib
- Derita dan kematian Yesus
- Mahal tebusannya “ Darah Anak Domba “
- Sharing Yesus kepada umat Allah yang
imami
- Kasih memecahkan diri
- Dari tangisan ke tarian kegembiraan
- Berjumpa dengan Allah melalui alam
- Mengapa Allah rela menderita ?
- “ Oleh bilur-bilurNya, kamu telah sembuh “
Susunan Devosi jalan salib yang disukai
- Lagu-lagunya
- Renungannya
- Doa-doanya
- Perhentiannya
Dalam pelaksanaan devosi jalan salib
menggunakan sarana lagu-lagu yang menunjang
tema
- Tidak menjawab
- Dapat mendukung suasana
- Dapat mendukung permenungan
- Umat tidak dapat ikut bernyanyi
- Penghayatan lebih dalam
- Lebih menyentuh
- Umat malas untuk latihan
Jumlah
(3)
%
(4)
6
5
13
6
7
8
5
12
10
26
12
14
16
10
1
1
2
2
2
4
3
6
28
5
4
6
12
56
10
8
6
24
10
10
12
48
20
20
10
9
8
1
9
12
1
20
18
16
2
18
24
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
(1)
15.
16.
17.
18.
19.
20.
(2)
Dalam
renungan
devosi
jalan
salib
menggunakan cerita -cerita yang bermakna
- Tidak menjawab
- Sesuai dengan tema
- Sesuai dengan kenyataan yang ada
- Memperjelas tema
- Perbandingan dengan pengalaman pribadi
- Terlalu lama
Dalam
renungan
devosi
jalan
salib
menggunakan cerita Kitab Suci
- Tidak menjawab
- Terlalu sering
- Kurang nyata
- Sulit untuk dipahami
- Memperdalam iman
- Ada kata kunci dalam bacaan
- Bosan
Dalam pelaksanaan devosi jalan salib diadakan
refleksi iman tentang pengalaman hidup
- Tidak menjawab
- Belajar dari pengalaman
- Terlalu lama
- Pengolahan pengalaman sehari-hari
- Umat malu untuk bercerita
- Untuk memperkuat iman
Umat secara bergiliran, dilibatkan sebagai
pemandu dalam pelaksanaan devosi jalan salib
- Belajar untuk tanggung jawab
- Belajar untuk terlibat
- Semangat karena diberi kepercayaan
- Semua mendapatkan giliran
- Cukup prodiakon saja
- Belajar untuk berbicara
Pelaksanaan sarasehan mengenai sejarah,
makna, dan peranan devosi jalan salib
- Mengetahui seluk beluk jalan salib
- Lebih mengenal mengenai jalan salib
- Tak kenal maka tak sayang
- Bosan
- Waktunya lama
Perbaiki demi peningkatan mutu pelaksanaan
devosi jalan salib
- Agar ada variasi
- Adanya penghayatan setiap pemberhentian
(3)
(4)
10
15
6
8
8
3
20
30
12
16
16
6
10
5
4
8
10
8
5
20
10
8
16
20
16
10
10
13
3
9
2
13
20
26
6
18
4
16
9
7
15
8
5
6
18
14
30
16
10
12
20
7
13
7
3
40
14
26
14
6
6
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
(1)
(2)
-
-
jalan salib
Jangan terlalu sering, lebih baik satu bulan
sekali agar ada kerinduan untuk mengikuti,
agar tidak cepat bosan
Diadakan secara bergantian dengan kegiatan
Wilayah
Renungannya lebih menarik lagi
Dalam pembacaan jangan terlalu tergesagesa
Kalau ada lagu-lagunya ditambah
Meciptakan suasana agar dapat dimaknai
oleh semua usia
(3)
3
(4)
6
14
28
7
6
14
12
7
3
14
6
4
8
Tema dalam devosi jalan salib berpengaruh terhadap permenungan umat
dalam menghayati penderitaan Yesus. 13 responden (26%) memberikan alasan
tema yang ada selama ini sesuai dengan kehidupan sehari-hari, 8 responden (16%)
memberikan alasan dengan adanya tema maka permenungan menjadi lebih
khusyuk, 7 responden (14%) menyatakan permenungan menjadi lebih fokus, 6
responden (12%) merasakan permenungan yang berbeda setiap temanya, 5
responden (10%) menyatakan tema apapun permenungannya tetap sama.
Sebagian
responden
memberikan
usulan
tema
yang
menunjang
permenungan devosi jalan salib. Tema “Berjumpa dengan Allah melalui alam”
diusulkan sebanyak 28 responden (56%), “Dari tangisan ke tarian kegembiraan”
diusulkan sebanyak 6 responden (12%), 5 responden (10%) mengusulkan tema
“Mengapa Allah rela menderita ?”, 4 responden (8%) mengusulkan tema “Oleh
bilur-bilur-Nya, kamu telah sembuh”, 3 responden memberikan usulan tema
“Kasih memecahkan diri”, 2 responden memberikan usulan tema “Sharing Yesus
kepada umat Allah yang imami”, tema “ Derita dan kematian Yesus” dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
“Mahalnya tebusan Darah Anak Domba” masih-masih diusulkan oleh 1 responden
(2%).
Sebagian besar responden menyukai susunan dalam devosi jalan salib.
Terutama dalam renungan perhentiannya, sebanyak 24 responden (48%)
menyatakan hal ini. 10 responden (20%) menyukai doa-doanya, 10 responden
(20%) menyukai perhentiannya, dan 6 responden (12%) menyukai lagu-lagu
dalam devosi jalan salib.
Sebanyak 12 responden (24%) memberikan alasan suasana akan menjadi
lebih menyentuh apabila lagu yang digunakan sesuai dengan tema, Alasan
tumbuhnya suasana yang menyentuh dan mendukung suasana masih-masih
disampaikan oleh 9 responden (18%), 8 responden merasakan suasana
permenungan yang mendalam, dan sisanya memilih untuk mengikuti pendapat
terbanyak.
Cerita-cerita bermakna dalam
dirasakan
setiap permenungan pemberhentian
sebagian besar responden sebagai titik tolak permenungan. 15
responden (30%) memberikan alasan bahwa cerita bermakna sesuai dengan tema
dan 8 responden (16%) menyatakan memperjelas tema yang ada. 6 responden
(12%) menyatakan cerita yang ada sesuai dengan kisah hidup sehari-hari di
masyarakat, 8 responden (16%) dapat terbantu dengan cerita bermakna dalam
mendalami tema melalui cara membandingkannya dengan pengalaman pribadi,
dan sisanya memilih untuk tidak memberikan alasannya.
Sebagian besar responden menghendaki mengadakan refleksi iman dalam
pelaksanaan devosi jalan salib dengan alasan agar pengalaman hidup sehari-hari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
terolah hal ini disampaikan oleh 9 responden (18%) dan 13 responden (26%)
menyatakan dengan adanya refleksi iman maka pengalaman hidup dapat dijadikan
bahan untuk belajar, sehingga iman menjadi semakin kuat disampaikan oleh 13
responden (26%).
Sebagian besar responden menghendaki terlibat dalam pelaksanaan devosi
jalan salib. Dengan alasan semangat terlibat dan diberi kepercayaan diungkapkan
oleh 15 responden (30%), 9 responden (18%) dapat belajar bertanggung jawab, 7
responden (14%) dapat belajar untuk terlibat, 6 responden (12%) belajar untuk
berbicara, 8 responden (16%) merasakan keterlibatan semua peserta dengan
mendapat giliran secara bergantian, dan sisanya sebanyak 6 responden (12%)
menyerahkan tugas kepada prodiakon.
Sebagian besar responden menghendaki diadakannya sarasehan mengenai
sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib. Mengetahui seluk-beluk jalan salib
menjadi alasan yang paling banyak diutarakan oleh 20 responden (40%), 13
responden (26%) ingin mengetahui mengenai devosi jalan salib, 7 responden
(14%) ingin mengenal devosi jalan salib, dan 10 responden (20%) menyatakan
kebosanan serta merasakan waktu yang terlalu lama apabila kegiatan sarasehan
dilaksanakan.
Responden menyatakan perlu adanya perbaikan demi peningkatan mutu
pelaksanaan devosi jalan salib. 14 responden (28%) memberikan usulan mengenai
waktu pelaksanaan devosi jalan salib, 7 responden (14%) mengharapkan adanya
selingan dengan kegiatan Wilayah lainnya, memberikan usulan mengenai petugas
untuk membacakan bacaan dengan penghayatan, memberikan usulan untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
referensi lagu agar umat semakin kaya dengan lagu lain, dan memberikan usulan
mengenai teknis pelaksanaan devosi seperti halnya suasana yang kondusif.
3. Kesimpulan Penelitian
Variabel yang diungkap dalam pelaksanaan devosi jalan salib di Wilayah
Maria Cordis adalah identitas responden, motivasi umat mengikuti devosi,
hambatan umat mengikuti devosi, makna penghayatan devosi, dan kebutuhan
umat demi peningkatan devosi jalan salib.
a. Identitas Responden
Sebagian responden yang mengikuti devosi jalan salib di wilayah Maria
Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali, Jawa Tengah, berjenis kelamin perempuan
ada 22 responden (44%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28
responden (56%). Usia rata-rata responden adalah diatas 25 tahun sebanyak 36
responden (72%), sisanya berusia 15-17 tahun sebanyak 8 responden (16%),
berusia 18-21 tahun sebanyak 1 responden (2%), dan berusia 22-25 tahun
sebanyak 5 responden (10%). Pekerjaan yang dimiliki oleh responden sebagian
besar merupakan petani sebanyak 31 responden (62%), dan sisanya merupakan
pelajar SMP, SMA/K, mahasiswa/i sebanyak 12 responden (24%), pegawai
sebanyak 1 responden (2%), dan sisanya merupakan wirausaha sebanyak 6
responden (12%).
Dari variabel identitas responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yang mengikuti devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
orang tua, tingkat kehadiran mereka mencapai lebih dari setengah peserta yang
hadir dibandingkan dengan kaum muda hanya sedikit yang mengikuti devosi jalan
salib.
b. Motivasi Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden mengikuti kegiatan devosi jalan salib dengan
rutin. Motivasi responden untuk mengikuti devosi jalan salib ada bermacammacam, sebagian besar responden mengikuti kegiatan dengan alasan menjalin
relasi dengan Allah sebanyak 16 responden (32%), dan sisanya dengan alasan
ingin tahu sebanyak 2 responden (4%), mendoakan orang lain sebanyak 11
responden (22%), punya ujub sebanyak 6 responden (12%), disuruh orang lain
sebanyak 2 responden (4%), mengisi waktu luang sebanyak 9 responden (18%),
dan diajak teman sebanyak 2 responden (4%). Dengan mengikuti devosi jalan
salib secara rutin maupun berkala sebanyak 48 responden (96%) menyatakan hal
tersebut dapat memotivasi responden untuk aktif dalam kegiatan mengereja.
Dari pembahasan variabel motivasi umat dalam mengikuti devosi jalan
salib dapat dilihat umat merasakan dampak positif setelah melaksanakan devosi
jalan salib secara bersama di Wilayah. Umat mengalami perjumpaan dengan Allah
melalui karya-karya kasih seperti melayani sesama, aktif melayani umat beriman
melalui tugas menjadi prodiakon di Wilayah, semakin rutin berdoa bersama
dengan umat, dan aktif dalam kegiatan Gereja maupun masyarakat umum. Umat
juga merasa termotivasi dalam mengikuti devosi jalan salib secara rutin karena
umat membutuhkan kebersamaan dalam hidup beragama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
c. Hambatan Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden menyatakan ketidak setujuannya apabila
kegiatan devosi jalan salib dilaksanakan seminggu sekali. Dengan alasan akan
cepat bosan sebanyak 8 (16%) responden menyatakannya. Rasa bosan yang
muncul terhadap kegiatan devosi ini apabila terus dilakukan setiap minggunya
mendapat solusi dengan diselingi kegiatan lingkungan, sebanyak 18 (36%)
responden menyatakan hal ini sebagai alasannya. Hambatan yang dihadapi oleh
responden dalam mengikuti devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki
Boyolali sebagian besar adalah karena aktifitas kerja di kantor maupun di ladang,
sekolah, dan kuliah yang mencapai 42% atau setara dengan 21 responden yang
menyatakan hal ini.
Umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah membutuhkan kegiatankegiatan lain diluar kegiatan devosi jalan salib yang dilaksanakan seminggu
sekali. Seiring berjalannya waktu terjadi kejenuhan yang dirasakan umat Wilayah
dalam pelaksanaan devosi jalan salib secara rutin seminggu sekali. Umat
mengharapkan selingan dalam pelaksanaan devosi jalan salib agar kegiatan devosi
jalan salib bukan hanya menjadi rutinitas kegiatan Wilayah yang dilaksanakan
secara teratur setiap Minggunya.
Umat berharap agar pelaksanaan devosi jalan salib dapat menjadi sebuah
kerinduan dan kebutuhan untuk dapat selalu mengikutinya. Aktifitas yang tidak
menentu sebagai resiko bagi yang berprofesi sebagai petani dan kegiatan umat
Wilayah Maria Cordis dalam masyarakat pedesaan menuntut kegiatan sosial
masyarakat yang tidak mengenal waktu. Alasan kegiatan masyarakat pedesaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
seperti halnya pertemua kelompok tani ataupun acara bersama warga lain menjadi
salah satu alasan umat Wilayah untuk tidak mengadakan devosi jalan salib secara
rutin seminggu sekali.
d. Peranan Penghayatan Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden menyatakan bahwa devosi jalan salib
mempunyai peranan dalam hidup yang dirasakan oleh responden, sebanyak 28
responden (56%) menyatakan bahwa dengan mengikuti devosi, umat merasa
mempunyai kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup yang dialami
sehari-hari. Responden juga merasakan bahwa dengan mengikuti devosi jalan
salib ada peningkatan mutu hidup rohani sehari-hari. Seperti halnya responden
merasakan kedamaian dalam menjalani hidup sehari-hari (30%).
Pelaksanaan devosi jalan salib memberikan peranan dalam hidup dan
meningkatkan mutu hidup sehari-hari bagi umat di Wilayah Maria Cordis. Secara
tidak langsung umat ikut merasakan penderitaan Yesus dan belajar untuk menjadi
kuat dalam menghadapi persoalan kehidupan sehari-hari. Gambaran mengenai
penderitaan Yesus ketika menjalani hukuman atas fitnah dari orang lain menjadi
inti dari devosi jalan salib. Kisah sengsara Yesus mengambarkan bagaimana Ia
dengan rela hati mengorbankan jiwa raga-Nya untuk menebus dosa manusia
melalui fitnahan yang dilontarkan orang lain. Umat menyadari bahwa penderitaan
Yesus sungguh berat dibandingkan dengan kehidupan umat yang sekarang.
Dengan berdoa jalan salib, umat berusaha menggali kembali makna akan
penderitaan Yesus bagi umat manusia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Umat juga menyadai bahwa dengan mengikuti devosi jalan salib dan
merenungkan maknanya, umat semakin terlibat dalam kegiatan menggereja di
Wilayah dan di masyarakat menjadi wujud nyata peranan devosi jalan salib
dalam meningkatkan mutu hidup umat beriman.
e. Kebutuhan Umat demi Peningkatan Mutu Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden menyatakan tema menentukan permenungan
dalam mengikuti devosi jalan salib. Tema yang tersusun berdasarkan kehidupan
sehari-hari menjadi alasan yang kuat dalam penentuan permenungan tersebut.
Seperti halnya tema berjumpa dengan Allah melalui alam, diusulkan oleh 28
(56%) responden. Dalam susunan devosi jalan salib, responden menyatakan
menyukai renungan yang tersusun dalam devosi jalan salib. Jumlah terbesar
responden setuju dengan adanya lagu-lagu yang sesuai dengan tema dan apabila
dalam setiap renungan perhentian menggunakan cerita-cerita bermakna.
Responden juga menyetujui apabila dalam renungan perhentian jalan salib
menggunakan cerita Kitab Suci.
Keterlibatan umat dalam kegiatan devosi jalan salib sangat dirindukan, hal
ini diungkapkan responden yang menyatakan bahwa responden bersedia untuk
menjadi pemandu dalam devosi ini. Sebagai bahan untuk memperdalam iman
responden, sebagian responden bersedia untuk mengikuti sarasehan mengenai
sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib yang selama ini responden
laksanakan. Responden juga menyatakan bahwa mutu devosi jalan salib perlu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
untuk diperbaiki baik dalam susunan devosinya maupun dalam segi peserta dan
petugasnya.
Tema yang sesuai dengan kehidupan merupakan tema yang mampu
membawa umat dalam permenungan yang mendalam secara pribadi. Renungan
dalam setiap perhentian dimanfaatkan umat untuk mengolah pengalaman hidup
sehari-hari. Kerinduan umat untuk dapat aktif dalam pelaksanaan devosi
dibuktikan dengan bersedianya umat untuk terlibat dalam pelaksanaan devosi.
Umat memerlukan pemahaman yang benar mengenai devosi Jalan Salib baik
mengenai sejarah, makna, dan peranannya. Sejarah jalan salib membantu umat
agar semakin mengenal dan mencintai devosi jalan salib, makna membantu umat
untuk menemukan dampak positif dari devosi jalan salib sehingga mampu untuk
mewujudkan dampak tersebut di tengah masyarakat.
D. Rangkuman Pokok-pokok Permasalahan dalam Penghayatan Devosi
Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis
Permasalahan pokok dalam penghayatan devosi jalan salib di Wilayah
Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa
Tengah berasal dari umat adalah motivasi, hambatan, peranan, dan kebutuhan
umat yang mengikuti devosi jalan salib.
1. Motivasi Umat
Dalam mengikuti devosi jalan salib umat memiliki motivasi yang berbedabeda untuk terus melaksanakan devosi secara bersama-sama. Kebersamaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
bersama teman ketika berdoa menjadi salah satu motivasi untuk terus mengikuti
devosi jalan salib. Dengan berdoa bersama-sama umat merasakan mudah untuk
merenungkan sengsara Yesus yang penuh luka demi keselamatan manusia.
merenungkan sengsara Yesus bagi umat merupakan media untuk melakukan silih
atas dosa-dosa yang selama ini telah diperbuat [Lampiran 2: (6)].
Devosi jalan salib mengajarkan umat untuk bersabar dalam menghadapi
segala cobaan yang ada. Dengan sikap Yesus yang mau menerima akibat dari
kesalahan orang lain, memotivasi umat untuk selalu hadir dalam devosi agar
senantiasa mampu memiliki kesabaran yang tanpa batas. Kesabaran menjadi
motivasi karena dengan bersabar maka umat mampu melayani sesama yang
memiliki latar belakang yang berbeda [Lampiran 2: (6)].
Melalui jalan salib umat mampu untuk belajar menerima keadaan dengan
bercermin pada sengsara Yesus, umat merasa sependeritaan dengan Yesus dan
dengan
hadir
merenungkan
sengsara
Yesus
diharapkan
mampu
untuk
meringankan beban Yesus yang begitu beratnya. Doa membawa umat kepada
devosi yang sungguh mendalam, karena keterbiasaan melaksanakan hidup doa
maka munculah devosi bagi umat. . Dengan adanya devosi maka umat belajar
untuk tetap teguh pada pelayanan kepada umat yang lain dalam bentuk apapun
tanpa memandang jarak atau status sosial yang terdapat pada umat.
2. Hambatan
Hambatan yang dirasakan oleh umat Wilayah Maria Cordis adalah
aktifitas kerja yang membutuhkan waktu hingga malam hari, walaupun sebagian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
besar umat adalah petani yang bekerja pada pagi hingga sore namun karena
seharian sudah berada di ladang maka pekerjaan rumah diselesaikan pada malam
hari, kendala ini banyak dialami oleh ibu-ibu Wilayah Maria Cordis. Kendala lain
yang menghambat adalah keadaan umat di tengah masyarakat yang terkadang
harus mengikuti acara-acara yang dilaksanakan oleh masyarakat seperti
pertemuan kelompok tani atau tirakatan bersama.
Namun, dari semua kendala tersebut masih ada kendala yang sangat besar
yaitu ketika musim panen tembakau. Pagi hari umat sudah disibukan dengan
panen tembakau dan mulai mensortir tembakau hingga siang hari, malam hari
hingga pagi umat disibukan dengan memotong-motong daun tembakau untuk
dijemur siang harinya. Kegiatan ini benar-benar menyita tenaga dan waktu umat
yang sebagian besar adalah petani. Rutinitas umat dalam kegiatan mengolah
tembakau ini kurang lebih berjalan selama 2 (dua) bulan, hal inilah yang menjadi
hambatan terbesar bagi umat untuk mengadakan kegiatan Wilayah bahkan
kunjungan dari Romo Paroki pun terkadang harus hilang karena rutinitas ini.
3. Peranan Devosi Jalan Salib Bagi Umat
Umat Wilayah Maria Cordis merasakan bahwa devosi jalan salib
mempunyai peranan yang dapat membantu umat dalam peningkatan mutu hidup
rohani dalam setiap pribadi. Sebagai manusia yang normal, umat merasakan
bahwa dalam kehidupan selalu ada masalah yang datang dan pergi, dengan
mengikuti devosi jalan salib umat merasakan kekuatan yang muncul untuk
menghadapi persoalan-persoalan hidup yang selama ini dialami. Belajar dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
kekuatan dan ketabahan Yesus dalam menghadapi cobaan berat, cobaan fisik dan
psikis yang datang secara bersamaan, umat mampu menumbuhkan mutu hidup
rohani baik dalam tindakan nyata bagi sesama ataupun tindakan pribadi. Dengan
terlibat secara langsung dalam devosi jalan salib, umat merasakan semangat akan
pelayanan kepada sesama dan masyarakat.
4. Kebutuhan Umat
Umat Wilayah Maria Cordis mengharapkan adanya pengenalan mengenai
devosi jalan salib agar umat semakin mengenal sejarah, makna, dan peranan
devosi jalan salib. Dalam mengikuti jalan salib, umat sangat terbantu dengan
adanya renungan-renungan yang dibawakan oleh pemandu. Dengan adanya
renungan disetiap perhentian umat merasa terbantu untuk mendalami kisah-kisah
sengsara Yesus dan umat mampu untuk merefleksikan pengalaman pribadi dengan
pengalaman yang dialami oleh Yesus.
Umat juga merindukan adanya kreasi dalam doa jalan salib, agar umat
dapat menambah referensi untuk selalu menghayati makan penderitaan Yesus di
kayu salib. Dalam pelaksanaan devosi jalan salib umat menginginkan adanya
alternatif perhentian jalan salib yang memungkinkan untuk dilaksanakan oleh
umat di Wilayah Maria Cordis. Selain itu umat merindukan adanya kaum
berjubah yang membimbing umat untuk melaksanakan devosi secara benar tanpa
menganggu liturgi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
DEVOSI JALAN SALIB DALAM GEREJA
Devosi merupakan sekumpulan doa yang berasal dari inisiatif umat diluar
liturgi resmi Gereja. Devosi dilaksanakan sebagai sarana untuk membangun relasi
dengan Allah agar umat beriman mampu untuk menghadapi kesulitan dalam
menjalani kehidupan. Dewasa ini praktek devosi semakin banyak sesuai dengan
kebutuhan umat dalam menghayati iman umat. Rosario, Novena, Adorasi, dan
Jalan Salib merupakan praktek devosi umat yang sering dilaksanakan baik dalam
kelompok maupun secara pribadi.
Devosi jalan salib yang bermaknakan sengsara Yesus menjadi pilihan
yang tepat bagi umat yang hendak merenungkan perjalanan hidup-Nya sebagai
semangat untuk berkurban. Sengsara Yesus membawa umat kedalam kasih yang
besar, kasih akan pemberian tanpa syarat sehingga umat dapat merasakan
bagaimana perjuangan dalam menempuh jalan salib. Umat mampu meneladan
sikap-sikap Yesus dalam mengadapi kesulitan dan mereka mampu untuk
memanggul salib sebagai konsekuensi mengikuti Yesus.
A. Devosi dalam Gereja
Umat beriman mengenal doa sebagai jembatan untuk berelasi dengan
Allah sejak adanya jemaat perdana (Kis 2:46). Umat beriman dengan kerelaan
hati dan ketekunan berkumpul bersama setiap hari untuk memuji Allah. Dalam
Gereja Katolik mengenal liturgi sebagai upaya yang membantu umat beriman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
untuk menghayati Misteri Kristus (SC, art. 2). Selain liturgi Gereja Katolik juga
mengenal devosi sebagai bentuk ungkapan iman umat beriman kepada Allah (SC,
art. 12). Devosi merupakan sarana untuk membangun relasi secara pribadi dengan
Allah dengan cara merenungkan kebaikan-kebaikan Allah yang dirasakan melalui
sesama dan alam ciptaan-Nya. Gereja Katolik percaya bahwa devosi merupakan
ungkapan iman umat beriman yang benar-benar muncul karena ungkapan syukur
atas segala rahmat yang diberikan Allah.
1.
Pengertian Umum Devosi
Kata devosi berasal dari bahasa latin devotio (dari kata kerja: devovere),
yang berarti “kebaktian, pengorbanan, sumpah, kesalehan, cinta bakti”
(Martasudjita, 1999: 126). Istilah devosi menunjuk pada sikap hati dan
perwujudan dimana seseorang atau sesuatu dijunjung tinggi dan dicintai. Devosi
mempunyai arti penyerahan diri secara setia dan menyeluruh kepada suatu hal
tertentu (Darminta, 1993: 63). Penyerahan diri dilakukan dengan kebesaran dan
kerelaan hati, karena didasari oleh cinta yang mengantar orang masuk dalam
pengalaman akan misteri, yaitu misteri Allah dan karya penyelamatan.
Devosi sebagai suatu sikap penyerahan, ketaatan, serta kerelaan sebagai
perwujudan cinta kasih dan penghormatan kepada Allah. Penyerahan, ketaatan,
dan kerelaan yang didasarkan pada kasih melahirkan rasa bakti kepada Allah.
Rasa bakti yang mendorong setiap pribadi untuk mengabdi kepada Allah melalui
pujian maupun dalam pelaksanaan kehendak-Nya. Sikap, tekad, dan perasaan
yang dibangun oleh setiap pribadi menjadi dasar terlaksananya devosi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
Dalam liturgi gereja, praktek ulah kesalehan atau yang dikenal dengan
devosi haruslah sesuai dengan hukum-hukum dan norma-norma Gereja. Devosi
merupakan kegiatan non-liturgis, namun dianjurkan agar devosi
mengantar
kepada penghayatan liturgi yang lebih mendalam dan bermakna (SC, art. 12).
Dalam liturgi devosi berperan sebagai pendukung untuk membantu umat lebih
mendalami liturgi dengan cara berdoa. Sebab umat beriman kristiani, yang
dipanggil untuk berdoa bersama dalam arti mengikuti liturgi suci, harus memasuki
tempatnya juga untuk berdoa kepada Bapa di tempat yang tersembunyi. Dalam
perkembangannya praktek devosi muncul karena umat merasakan kerinduan yang
mendalam akan pengungkapan iman. Kurangnya keterlibatan umat dalam liturgi
memunculkan banyak praktek devosi di tengah umat. Kerinduan umat dijawab
oleh Gereja melalui Konsili Vatikan II mengenai pembaharuan liturgi yang
menekankan pentingnya pemahaman atas liturgi dan keterlibatan umat secara
penuh dan aktif dalam liturgi. Devosi ditempatkan dalam keselarasannya dengan
liturgi Gereja (SC, art. 13).
Sacrosantum Concilium art. 13 menguraikan beberapa ajaran pokok liturgi
dan devosi pribadi. Actio liturgica adalah ibadat resmi Gereja yang diatur dalam
buku-buku resmi dari instasi Gereja yang berwenang, misalnya Tata Perayaan
Ekaristi, Upacara Penerimaan sakramen-sakramen, Berkat Sakramen Mahakudus,
Doa Ibadat Harian. Pia exercitia propria adalah latihan-latihan kesalehan yang
secara khusus ditetapkan oleh Takhta Suci, misalnya doa-doa litani tertentu.
Contoh klasik yang sekarang sudah ditiadakan adalah doa resmi yang dahulu
berjudul “Doa sesudah Misa” . Sacra exercitia adalah upacara-upacara suci yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
hanya berlaku setempat atas dasar ketentuan Uskup, misalnya cara merayakan
pujian atau cara mendoakan novena. Pia Exercitia
adalah latihan-latihan
kesalehan yang diijinkan oleh Gereja, meskipun bentuk dan cara mendoakan tidak
ditentukan secara resmi oleh Gereja, misalnya doa jalan salib bersama. Devotio
personalia adalah devosi pribadi yang dilaksanakan bukan atas nama Gereja,
tetapi secara pribadi dengan menggunakan doa-doa yang tidak disyahkan oleh
instansi resmi Gereja, misalnya doa-doa spontan jalan salib (Sumarno Ds, 2008:
58).
Dari ajaran pokok tersebut maka ada beberapa tingkatan dalam perayaan
liturgi. Pertama, pusat liturgi adalah Ekaristi, dimana misteri penebusan dirayakan
secara paling nyata, karena hadirnya Kristus baik secara Imam Agung maupun
Kurban. Kedua, perayaan-perayaan sakramen lainnya yang bersumber dari
Ekaristi dan secara khas menerapkan penebusan pada masing-masing yang
membutuhkan. Ketiga, upacara liturgi resmi, yang menjadi suatu ungkapan
bersama iman Gereja, misalnya ibadat tobat. Keempat, ulah kesalehan dimana
umat bersama-sama memuji Tuhan dan memperingati karunia-karunia yang telah
diterimanya, misalnya doa jalan salib bersama. Kelima, devosi pribadi dimana
umat beriman menghayati imannya secara pribadi sebagai suatu kebaktian pribadi
kepada Tuhan, misalnya devosi kepada Hati Kudus Yesus (Sumarno Ds, 2008:
59).
Dalam kitab suci dijelaskan bahwa praktek devosi selalu mengiringi
perjalanan penghayatan iman Gereja sepanjang masa. Dalam Yoh 6:51-58
dijelaskan bahwa Yesus adalah roti hidup yang turun dari surga sebagai iman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
yang hadir dalam Ekaristi. Penghormatan khusus yang disampaikan para murid
kepada Bunda Maria ibu Yesus terdapat pada Kis 1:14. Penghormatanpenghormatan yang dilakukan oleh para murid kepada Yesus dan Maria
merupakan praktek devosi yang sampai saat ini masih berlangsung dalam Gereja
katolik.
Devosi dalam kitab suci juga berarti penyerahan seluruh pribadi kepada
Allah dan rencana penyelamatan-Nya (Bil 16:1; bdk. 1 Taw 7:8; Luk 1:3). Devosi
merupakan sikap tetap dalam penyerahan kepada Allah yang merupakan misteri.
Devosi membawa umat
masuk kedalam pengalaman akan misteri Allah dan
karya penyelaman-Nya. Devosi memiliki unsur penting bagi umat yang
melaksanakannya, unsur tersebut adalah kesetiaan. Perjumpaan dengan Allah
tidak semata-mata hanya melakukan devosi saja, namun perlu adanya kepekaan
dalam menanggapi tanda-tanda penyelamatan dan misteri Allah.
Darminta (1995: 30) menjelaskan bahwa devosi merupakan wujud
kesetiaan kepada kasih Allah, karena Allah sendiri telah menunjukkan
kesetiaannya kepada manusia. Devosi mengungkapkan sikap hati, gerak, dan
mengajak seseorang mengarahkan diri kepada sesuatu yang dijunjung tinggi dan
dicintai. Devosi merupakan penghayatan relasi dengan Allah sang pencipta,
sebagai pribadi yang sangat tinggi dan sekalius sangat dekat. Penghayatan
tersebut berdasarkan pada watak dan kecenderungan hati umat beriman sehingga
muncullah berbagai motivasi, sasaran, dan bentuk penghayatan umat beriman.
Devosi oleh Gereja Katolik dijadikan bentuk kerohanian untuk menghayati cinta
dan anugerah Allah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Menurut Santo Thomas Aquino yang dikutip Darminta (1993: 84) devosi
merupakan gerak kemauan untuk memberikan diri seutuhnya untuk mengabdi dan
beribadah kepada Allah. Devosi menunjukkan hormat serta bakti umat beriman
kepada sang pencipta. Sikap hormat itulah yang akhirnya menjadi dorongan yang
hidup dalam dalam hati dan kehendak umat beriman untuk meluhurkan dan
menghormati Allah. Sebagai sikap hormat dan bersifat pribadi, devosi
memerlukan wujud kongkret sebagai sarana untuk mendekati dan berbakti kepada
Allah. Wujud kongkret tersebut misalnya menghormati bunda Maria, Para Kudus,
Yesus, dan benda-benda kudus lainnya. Bentuk atau cara pelaksanaan devosi
merupakan wujud kecenderungan umat beriman dalam berbakti kepada Allah dan
merupakan sarana yang terbatas untuk mewujudkannya.
2.
Dasar Teologis Devosi
Misteri penjelmaan dan penebusan Yesus Kristus menjadi kunci pokok
dalam memahami devosi. Misteri penjelmaan Yesus yang mau menjadi manusia
menunjukkan sikap keterbukaan Allah untuk menerima seluruh dimensi
kehidupan manusia. Inteligensi, afeksi, emosi, rohani, tradisi, dan budaya manusia
diterima oleh Allah dan dikuduskan. Seluruh segi kemanusiaan dan unsur manusia
oleh Gereja dipersatukan dalam liturgi sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
Namun, Gereja juga mengakui dan menghargai aneka praktek kesalehan umat
yang berkembang. Gereja mempercayai bahwa praktek kesalehan umat atau yang
disebut devosi dihayati dalam “roh dan kebenaran”. Yoh 4:23 menyatakan bahwa
segala praktek devosi harus berlandaskan roh dan kebenaran, karena hal ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
selaras dengan kehendak Allah dan akhirnya dapat mengantarkan perjumpaan
dengan-Nya (Martasudjita, 2011: 252).
Misteri inkarnasi menjadi jalan bagi Yesus untuk mengangkat seluruh
kemanusiaan dengan segala budaya dan ungkapan sebagai sarana perjumpaan
dengan Allah. Penebusan dosa manusia oleh Yesus direnungkan melalui misteri
paskah. Yesus memurnikan manusia dari segala dosa dan menjadikan manusia
sebagai tempat pertemuan dengan Allah. Rm 5:5 menjelaskan bahwa Roh Kudus
yang dicurahkan dalam hati manusia dapat mengantarkan manusia menuju Allah.
Roh Kudus selalu mengajak, mendorong, dan membawa manusia kepada
kebenaran (Yoh 14:26). Setiap perbuatan yang dilandaskan pada karya Roh
Kudus selalu berjalan seperti angin tanpa ada batasnya. Devosi dirasakan umat
sebagi sarana untuk semakin mendekatkan diri pada Allah. Semangat
melaksanakan devosi tak lepas dari karya Roh Kudus yang berkarya dalam diri
umat. Dengan adanya karya Roh Kudus devosi mempunyai peran sebagai
ungkapan iman yang sejati (Martasudjita, 2011: 253).
Teologi memahami devosi seperti halnya ketika Yesus dengan
keterbukaan dan kesanggupan menerima orang-orang sakit yang datang kepadaNya untuk menerima penyembuhan (Luk 5:17-19). Dalam injil Markus dijelaskan
bagaimana devosi tumbuh karena iman rakyat akan Yesus. Pada Mrk 6:56
dijelaskan bahwa banyak orang yang mengikuti Yesus dimanapun, mereka
percaya apabila menyentuh jubah-Nya maka mereka akan sembuh dari segala
penyakit. Para ahli taurat melihat hal ini sebagai kegiatan yang magis atau
“takhayul”. Namun, berbeda dengan tanggapan Yesus yang membiarkan banyak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
orang untuk mengikuti-Nya dan menjamah jubah-Nya. Yesus memahami hal
seperti ini sebagai iman yang muncul dari umat secara spontan. Akhirnya
Martasudjita
menyimpulkan
bahwa
pokok penting
devosi
bukan
cara
pengungkapan iman yang penting, namun iman umatlah yang terpenting dalam
berdevosi. Iman umat yang sungguh-sungguh memuat kepercayaan total dan
tanpa syarat kepada Allah (Martasudjita 2011: 254).
3.
Tujuan Devosi
Devosi berawal dari adanya kerinduan hati manusia untuk semakin dekat
dengan Allah. Iman akan karya keselamatan Allah dalam pribadi Yesus Kristus
menjadi landasan orang kristiani dalam berdevosi. Allah menjadi Awal (Alfa) dan
Akhir (Omega) dari segala tujuan (Why 22:13-17). Devosi mempunyai tujuan
untuk menjadi sarana bagi umat beriman untuk mencapai Yesus Kristus.
Martasudjita (1999: 35-36) menyatakan bahwa tujuan akhir dari setiap
devosi adalah Yesus Kristus, maka diharapkan umat ikut aktif mengambil bagian
dalam perwujudan Kerajaan Allah. Sikap dan perbuatan Yesus menjadi dasar dan
teladan hidup umat beriman. Perbuatan Yesus untuk umat beriman melalui sabda
maupun perbuatan-Nya, hendaknya juga dilakukan oleh umat beriman bagi umat
yang lain. Tujuan yang paling penting adalah perubahan hidup menjadi tahan
menderita sampai muncul semangat bela rasa.
Sacrosanctum Concilium art. 13 menyatakan bahwa devosi harus selaras
dengan liturgi dan mengatar umat kepada perayaan liturgi. Dengan demikian
devosi harus berakhir dalam pada perjumpaan dengan Allah dalam perayaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
liturgis. Ada 3 (tiga) peristiwa antara devosi dengan liturgi yang dapat mengatar
umat untuk berjumpa dengan Allah sang pencipta sebagai tujuan dari devosi
sendiri.
Pertama, devosi diserasikan dengan masa liturgi, misalnya dalam masa
Pra-paskah dan masa Adven. Pada masa pra-paskah umat beriman dapat
melaksanakan devosi jalan salib, devosi kepada Wajah Kristus, dan devosi kepada
Tujuh Sabda. Dalam masa Adven, umat beriman dapat berdevosi kepada Bunda
Maria sebagai ibu Yesus. Kedua, devosi diserasikan dengan perayaan liturgi
misalnya perarakan daun palma mengantikan ritus pembuka dalam misa
mengenang sensara Yesus Kristus yang dikenal dengan Minggu Palma ataupun
perarakan Sakramen Mahakudus sebagai pengganti ritus penutup dalam misa
mengenang perjamuan Yesus biasanya dilaksanakan pada misa Jumat pertama
setiap bulan. Ketiga, devosi dalam budaya, misalnya pohon Natal yang biasanya
berupa pohon cemara (budaya barat) dapat diganti dengan pohon lain yang
mempunyai nilai khusus dalam budaya setempat dan makna simbolis yang serupa
(Sylvia Marsidi, 2011: 13).
Sylvia Marsidi (2011: 14) mengutip pendapat Mgr A.M. Sutrisnaatmaka
MSF mengenai tujuan utama devosi. Tujuan utama devosi adalah Allah. Devosi
merupakan semangat positif umat beriman secara mendalam. Devosi mengajak
umat beriman untuk mengungkapkan isi iman kepada Allah melalui sarana-sarana
dan cara yang berbeda satu dengan yang lain. Devosi menjadi jembatan antara
umat beriman menuju perjumpaan dengan Allah sebagai tujuan utama dan
terakhir.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
4.
Penghayatan Devosi Yang Benar
Perayaan ketujuh sakramen dan ibadat harian merupakan doa liturgis yang
sejak lama dikenal oleh Gereja Katolik. Doa liturgis memiliki unsur resmi, selaras
dengan kesepakatan Gereja terhadap tanda dan sarana
yang dipakai.
Sacrosanctum Concilium art. 2 menyebutkan, doa-doa liturgis merupakan
pelaksanaan karya penebusan manusia dan pujian syukur bagi Allah serta
pengudusan manusia. Dalam Sacrosanctum Concilium art. 26 menegaskan doadoa liturgis bukan tindakan perseorangan melainkan tindakan Gereja. Meskipun
dilakukan oleh perorangan, namun tindakan itu dilakukan atas nama seluruh
Gereja.
Martasudjita (2000: 247) mengungkapkan devosi sebagai kegiatan nonliturgis meskipun Gereja Katolik telah mengenalnya. Sacrosanctum Concilium art.
13 mengungkapkan, devosi harus selaras dengan liturgi kudus, bersumber pada
liturgi, dan mengantar umat kepada perayaan liturgi. Semua kegiatan devosional
harus memuncak pada perjumpaan dengan Allah dalam perayaan liturgis. Devosi
yang benar mestinya sesuai dengan kehendak Allah dalam kesatuan Gereja katolik
untuk mewujudkan gerak hidup rohani. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan
orang beriman dengan Allah, melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, karya
kasih, dan dalam hati nurani umat beriman. Devosi sejati tidak didasari harapan
agar Tuhan memenuhi kebutuhan pribadi. Tetapi, didasarkan semangat untuk
bertobat dan keyakinan akan iman Yesus Kristus (Sylvia Marsidi, 2011: 11-12).
Devosi yang benar akan menjadi tempat bertumbuhnya iman dan kasih
persaudaraan demi kemuliaan-Nya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Darminta (1995: 39-41) mengungkapkan kriteria-kriteria devosi yang
benar dengan dua kriteria yaitu obyektif dan subyektif. Kriteria obyektif yaitu
devosi merupakan dorongan Roh Kudus yang mempunyai arti bahwa devosi harus
disetujui oleh Gereja. Devosi sebaiknya mampu memupuk transformasi manusia
ke dalam Kristus dengan pengertian bahwa semakin menghayati rasa-perasaan
Yesus, tidak hanya sebagai sikap batin tetapi juga tindakan.
Kriteria subyektif yang mendasari devosi yang benar adalah devosi dapat
menyentuh batin seseorang dengan pengertian devosi mampu memberikan
dorongan kepada umat beriman untuk mendekatkan setiap pribadi kepada Allah.
Devosi itu teguh berdasarkan iman yang benar, baik keyakinan maupun
pengayatannya terbebas dari rasa keragu-raguan. Devosi harus mampu
mempertahankan dan menumbuhkan sikap tanpa pamrih dalam pengabdian
kepada Allah dan hidup demi kepentingan bersama. Devosi pada prakteknya
menimbulkan rasa penyerahan diri secara total dalam pengabdian kepada Allah
dan tidak berlandaskan pada kepentingan atau kebutuhan sesaat umat beriman.
Devosi menjadi media umat beriman untuk selalu bersyukur dan berserah kepada
Allah.
5.
Bentuk-bentuk Devosi
Banyak bentuk dan cara yang digunakan oleh umat beriman untuk
mewujudkan iman kepercayaan kepada Allah. Misteri iman yang berkaitan
dengan kehidupan iman manusia menjadi salah satu modal sebagai bentuk devosi
yang selama ini berkembang di tengah umat beriman. Gereja mengakui segala
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
praktek ulah kesalehan (SC, art. 12) yang ada dalam kehidupan umat beriman.
Ulah kesalehan atau lebih terkenal dengan istilah devosi yang selama ini
dilaksanakan oleh umat beriman haruslah bersumber pada liturgi dan mengantar
kepada liturgi. Kecuali jalan salib, devosi yang sering dilaksanakan dalam
kehidupan umat beriman adalah devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Hati
Yesus Yang Mahakudus, dan devosi kepada Orang Kudus.
a.
Devosi kepada Maria
Devosi yang ditujukan kepada Perawan Maria, karena peran Maria dalam
rencana karya keselamatan Allah di dunia ini. Gereja Katolik menghormati dan
menjunjung tinggi Maria, sebagai teladan orang beriman. Kesetiaan dan
kedewasaan Maria semasa hidupnya, sangat dijunjung tinggi dan dijadikan
teladan oleh semua orang beriman (Harjawiyata, 1993:81).
Gereja Katolik merayakan 3 (tiga) pesta liturgis besar bagi Maria untuk
menghormati peran serta-Nya dalam karya penyelamatan di dunia. 3 (tiga) pesta
besar yang ditujukan kepada Maria yaitu pada tanggal 1 Januari memperingati
Maria Bunda Allah, tanggal 15 Agustus memperingati Maria diangkat ke Surga,
dan tanggal 8 Desember memperingati Santa Perawan Maria dikadung tanpa noda
(Maria Immaculata). Gereja Katolik juga menetapkan bulan Mei sebagai bulan
Maria dan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Rosario yang mempunyai arti
karangan bunga mawar terdiri dari beberapa butir manik-manik yang didoakan
secara bergantian dengan merenungkan peristiwa iman bunda Maria. Rosario
sendiri mempunyai tujuan untuk membangkitkan iman, harapan, dan kasih umat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
beriman. Sebagai salah satu bentuk devosi khusus kepada bunda Maria, rosario
berperan sebagai perantara kepada Allah dengan cara merenungkan misterimisteri penyelamatan (Groenen, 1988:177).
Selain berdevosi kepada Maria, Gereja Katolik juga mempraktikan
kebiasaan berziarah di tempat-tempat yang dipercaya sebagai tempat penampakan
Maria. Lourdes (Perancis), Guadalupe (Mexico), Fatima (Portugal) menjadi
tempat peziarahan yang paling sering dikunjungi oleh umat di seluruh dunia
karena boleh dipercaya sebagai tempat penampakan Bunda Maria. Dalam
perkembangannya banyak tempat peziarah lokal untuk Maria, seperti gua Maria
Sendang Sono, gua Maria Sriningsih, gua Maria Kerep, gua Mawar, gua
Jatiningsih, dan sebagainya (Martasudjita 2011: 261).
Luk 1:48-49 mengungkapkan pokok devosi kepada Maria ialah menyadari
dan menghayati karya agung Allah yang terlaksana dalam diri Maria, yang dipilih
Allah menjadi Bunda Kristus. Kesetiaan dan keteladanan Maria merupakan proses
keselamatan yang dimulai oleh Maria dan sekarang dilanjutkan oleh Gereja (LG,
art. 52). Lumen Gentium art. 53 menyatakan bahwa tempat dan kedudukan Maria
dalam Gereja Katolik adalah anggota Gereja yang paling mulia dilihat dari
seluruh proses karya penyelamatan.
b. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus
Dasar devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus adalah iman kepada
cinta Yesus dan Bapa, cinta Yesus kepada manusia menjadi wujud konkret cinta
Allah kepada Manusia. Hati Yesus Yang Maha Kudus menjadikan Yesus seperti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Bapa-Nya yang juga kudus. Devosi ini mewujudkan bentuk peyerahan diri secara
total kepada Allah. Devosi ini dikembangkan oleh Santa Gertrudis dari Helfta dan
Santa Mechtildis pada abad pertengahan. Namun baru tersebar luas ketika abad
ke-17 oleh Santo Yohanes Eudes, St. Klaudius la Colombiere dan Santa
Margaretha Maria Alacoque.
Hati Yesus menjadi obyek inderawi dan cinta-Nya menjadi obyek rohani
dalam devosi ini. Isi devosi ini adalah iman kepada cinta Yesus kepada Bapa.
Devosi ini berkembang dengan cara digabungkan bersama dengan devosi kepada
Sakramen Maha Kudus. Penggabungan ini nampak dalam pesta liturgis pada hari
raya Tubuh dan Darah Kristus. Praktik dari devosi ini adalah penghormatan
kepada Hati Kudus Yesus dan dilanjutkan dengan menyambut Sakramen Maha
Kudus selama sembilan kali pada setiap Jumat pertama dalam bulan (Harjawiyata,
1993: 80).
Devosi Hati Yesus Yang Mahakudus merupakan salah satu bentuk
ungkapan iman yang mengungkapkan relasi umat beriman dengan Allah dalam
bentuk sembah sujud dan ungkapan kasih kepada Allah sebagai perwujudan iman.
Devosi ini diharapkan mampu membawa perubahan akan cinta Allah kepada umat
beriman seperti halnya cinta Allah kepada Yesus sebagai Putra-Nya maupun
manusia. Percaya secara total akan kasih Allah kepada ciptaan menjadikan umat
beriman menjadi lebih kuat dalam berpijak diatas pondasi iman dan bimbingan
yang mengarah kepada hidup dan gerak nyata di dunia. Devosi Hati Yesus Yang
Mahakudus mengajak umat beriman untuk melakukan pertobatan secara radikal
untuk menuju jalan keselamatan sebagai wujud tanggapan umat beriman akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
cinta Allah. Cinta dan pemberian tak bersyarat yang dilakukan Yesus di salib
mengundang umat beriman untuk ikut ambil bagian dalam pemulihan dosa bagi
sesama dengan cara bermatiraga, amal bakti, dan berdoa.
Umat beriman yang ingin meledani sikap Yesus dalam devosi Hati Yesus
Yang Mahakudus perlu memahami cinta-Nya. Cinta Yesus adalah tindakan
spontan yang muncul dari kesadaran-Nya akan kebersatuan-Nya dengan Allah,
diri-Nya, sesama, dan alam semesta. Dengan memahami cinta Yesus, umat
beriman diajak untuk mempraktikan cinta kasih dalam kehidupan aktif maupun
kontemplasi. Cinta yang dikobarkan dalam diri Yesus tidak pernah berhenti
namun senantiasa dalam pergerakan terus-menerus. Haryono (2011b: 40)
menyimpulkan bahwa devosi Hati Yesus Yang Mahakudus merupakan sumber
spiritualitas yang membebaskan. Spiritualitas yang berpusat pada cinta Allah dan
sikap hormat yang dilakukan Yesus. Cinta Allah sebagai proses pertobatan yang
dinamis dari dosa menuju suatu komitmen solidaritas pada sesama, perjuangan
melawan ketidakadilan, serta membangun dunia yang lebih baik.
c.
Devosi kepada Orang Kudus
Devosi kepada Orang Kudus melekat dalam kehidupan Gereja Katolik.
Gereja Katolik mempercayai apabila berdevosi dan merayakan pesta Orang Kudus
berarti ikut ambil bagian dalam mewartakan iman dan karya-karya Allah dalam
hamba-hamba-Nya (SC, art. 9). Berkat karya Allah dalam hamba-hamba-Nya
umat beriman menjadi terang dunia dan memuliakan Allah di hadapan umat lain
dengan meneladaan para kudus.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Gereja Katolik menghayatai devosi Para Kudus dengan berbagai cara,
seperti pesta Orang Kudus dalam kalender liturgi, Para Kudus pelindung baptis
atau pelindung Gereja, tempat, dan lainnya. Gereja menggunakan nama Orang
Kudus tersebut dengan maksud ingin meneladan sikap-sikap hidupnya sehingga
umat beriman dapat hidup sesuai dengan kehidupan orang kudus dalam kehidupan
sehari-hari. Gereja Katolik percaya bahwa para kudus adalah anggota Gereja yang
sudah menang dan sudah mencicipi kebahagiaan surgawi (Harjawiyata, 1993: 82).
Gereja Katolik memiliki berbagai cara untuk menghormati Orang Kudus
seperti halnya peringatan hari Orang-orang Kudus yang terdaftar pada kalender
liturgi. Pada bulan November secara khusus Gereja memperingati Para Kudus,
tepat tanggal 1 November adalah Hari Raya Semua Orang Kudus. Bulan
November Gereja memohon dengan perantaraan Orang Kudus untuk mendoakan
umat beriman yang masih berjuang dalam hidup di dunia.
Bentuk lain dari devosi kepada Orang Kudus adalah litani Orang Kudus
yang sering didaraskan pada saat malam paskah, tahbisan imam, tiga hari
menjelang pesta kenaikan, dan pada saat upacara-upacara tertentu. Litani Orang
Kudus mempunyai pengertian sebagai doa yang dipanjatkan dengan penuh
permohonan maupun tanggapan akan kasih Allah melalui perantara Para Orang
Kudus. Orang Kudus dipercaya sebagai saksi karya agung Yesus di dunia ini dan
sebagai pewarta rahmat Allah. Devosi kepada Para Kudus tidak diarahkan kepada
para santo ataupun santa, namun ditujukan kepada Allah. Peran para santo
ataupun santa hanyalah sebagai perantara menuju kepada Allah (Haryono, 2011b:
121).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
6.
Makna Devosi Bagi Umat
Haryono (2011a: 141-150) mengungkapkan peranan devosi sebagai
kekuatan yang memperdekaan. Devosi dikatakan sebagai kekuatan pemerdekaan
karena
mendorong kemampuan untuk saling mengampuni,
mengangkat
kemanusiaan dengan segala martabatnya, dan mendorong umat menyadari
kesetaraan manusia di hadapan Allah. Selain itu devosi juga mengingatkan akan
sikap keadilan dan cinta kasih. Cinta kepada Allah dan sesama (1 Yoh 4:7-20) dan
mencintai sesama yang menderita, miskin, dan tertindah (Mat 25:31-36)
merupakan ciri publik devosi.
Devosi mengarahkan umat pada pembangunan jemaat dan keterlibatan
sosial. Keluarga merupakan bentuk pembangunan jemaat yang otentik yang
berakar dari iman. Keluarga yang partisipatif dan bertanggung jawab berkaitan
erat dengan komunitas iman. Komunitas iman berdevosi sesuai dengan
kontekstual dengan hidup saat ini sehingga melahirkan kesaksian, pelayanan, dan
kasih dalam pribadi Kristiani. Devosi mampu membangun kesadaran akan realitas
sekitarnya, peka akan penderitaan, sumber ketidakadilan, serta kerinduan
pembebasan personal maupun komuniter. Devosi mencari kepenuhan mendesak
atas kebutuhan sosial. Dalam devosi ditemukan unsur-unsur keagamaan yang
menginspirasi dan membantu perjuangan hidup.
Martasudjita (1999: 45) mengungkapkan bahwa devosi membawa umat
akan pengalaman pribadi bersama Allah menjadi sungguh hidup, menyuburkan,
dan membawa kepada penghayatan liturgi yang lebih kaya. Umat dapat
merasakan penghayatan iman devosional yang personal dan subyektif dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
penghayatan kebersamaan orang beriman dalam Gereja secara seimbang dalam
liturgi resmi Gereja. Devosi tidak dilepaskan dari liturgi Gereja, tetapi
diintegrasikan di dalamnya sehingga devosi mendapaatkan tempat yang sehat dan
benar dalam kehidupan umat beriman.
Darminta (1993: 74) mengungkapkan bahwa devosi membantu umat
beriman untuk mewujudkan persembahan diri melalui ibadah dan pengabdian
yang tulus kepada Allah sang pencipta. Persembahan diri yang dilakukan oleh
umat selalu didasari dengan semangat cinta atas sikap-sikap batin yang muncul
melalui doa maupun devosi dihadapan Allah. Sikap-sikap batin yang dimiliki oleh
umat beriman dalam melaksanakan devosi kepada Allah secara tak langsung dapat
membentuk sikap religius dalam diri umat beriman ketika menjalani kehidupan
sehari-hari.
B. Devosi Jalan Salib
Devosi jalan salib adalah devosi umat yang biasanya dilaksanakan pada
masa prapaskah. Devosi yang mengajak umat untuk merenungkan kisah sengsara
dan wafat Yesus di dunia untuk menebus dosa manusia. Devosi jalan salib
merupakan prosesi umat beriman dengan melewati 14 perhentian kisah sengsara
dan wafat Yesus. Kisah sengsara dan wafat Yesus menjadi harapan dan gambaran
akan kesetiaan-Nya kepada Allah yang juga Bapa bagi Yesus. Umat percaya
dengan melaksanakan devosi jalan salib, mereka mampu mendapatkan sikap yang
sabar dan mempunyai sikap percaya akan rencana indah Allah dalam
penyelenggaraan kehidupan manusia agar terbebas dari kuasa jahat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
1.
Pengertian Devosi Jalan Salib
Martasudjita (2011: 258) berpendapat bahwa devosi jalan salib merupakan
devosi yang membantu umat dalam menghayati dan merenungkan penderitaan
dan wafat Yesus Kristus. Devosi jalan salib menjadi sarana bagi umat untuk
semakin mengerti mengenai penebusan dosa yang telah dilakukan oleh Yesus
Kristus. Gereja Katolik melaksanakan devosi jalan salib secara serentak pada saat
masa prapaskah. Gereja berpendapat bahwa setiap penderitaan yang dirasakan
umat dipandang sebagai jalan salib. Penderitaan menjadi salah satu momentum
kebersamaan antara umat dan Yesus dalam menempuh perjuangan memikul salib
demi melaksanakan kehendak Allah bagi penyelamatan dunia. Seperti dalam Luk
9:23 berbunyi “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku”.
Doa jalan salib yang biasanya dikenal oleh umat adalah doa jalan salib
dengan 14 perhentian seperti yang berada pada buku Madah Bakti maupun buku
Puji Syukur (MB, no: 388; bdk. PS no: 201). Urutan-urutan 14 perhentian tersebut
adalah, perhentian pertama “Yesus dijatuhi hukuman mati” (Yoh 18:38-19-16),
perhentian kedua “Yesus memanggul salib” (Yoh 19:17), perhentian ketiga
“Yesus jatuh untuk pertama kali”, perhentian keempat “Yesus berjumpa dengan
ibu-Nya” (Mat 12:50), perhentian kelima “Yesus ditolong Simon dari Kirene”
(Luk 23:26), perhentian keenam “Wajah Yesus diusap oleh Veronika”, perhentian
ketujuh “Yesus jatuh kedua kalinya”, perhentian kedelapan “Yesus menghibur
perempuan-perempuan yang menangisi-Nya” (Luk 23:28), perhentian kesembilan
“Yesus jatuh untuk ketiga kalinya”, perhentian kesepuluh “Pakaian Yesus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
ditanggalkan” (Yoh 19:23-24), perhentian kesebelas “Yesus disalibkan” (Mrk
15:22-24a), perhentian keduabelas “Yesus mati di salib” (Luk 23:44-46),
perhentian ketigabelas “Yesus diturunkan dari salib” (Mrk 15:42-46), dan
perhentian keempatbelas “Yesus dimakamkan” (Yoh 19:40-42).
Doa jalan salib dilaksanakan dengan cara membacakan setiap perhentian
dan dilanjutkan dengan ucapan pemimpin “kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu” kemudian dijawab oleh umat “sebab dengan salib
suci-Mu, Engkau telah menebus dunia”. Pembacaan renungan singkat setiap
perhentian dilakukan oleh pemimpin doa dengan membacakan kutipan Kitab Suci
dan dilanjutkan dengan renungan mengenai keadaan yang sesuai dengan keadaan
umat yang ada. Doa singkat dilaksanakan setelah renungan dan ditutup dengan
ungkapan “ya Allah, kasihihanilah kami orang berdosa”. Sebagai penutup dan
pengantar perpindahan perhentian maka dinyanyikan sebuah lagu
untuk
mengenang sengsara Yesus (PS, no : 201).
Ada beberapa bentuk doa jalan salib yang beredar ditengah umat. Selain
dari Madah Bakti dan Puji Syukur yang menggunakan 14 perhentian, ada pula
devosi jalan salib yang menggunakan 15 perhentian seperti yang diungkapkan
oleh Leonardo Boff dalam bukunya yang berjudul Jalan Salib Jalan Keadilan
dan Michael Heinz dalam bukunya yang berjudul Jalan Salib: Yesus Sang
Perantau dan Pengungsi. Perbedaan yang nampak adalah cara penghayatan pada
setiap perhentian dan juga tambahan satu perhentian pada akhir setelah Yesus
dimakamkan. Perhentian tambahan tersebut ialah Yesus yang bangkit dari alam
kematian. Berbeda dengan M. Heinz (2006: viii) yang mengubah setiap peristiwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
sengsara Yesus dengan peristiwa sejak Yesus dilahirkan hingga Yesus bangkit di
tengah para murid.
Jalan salib jalan keadilan merupakan bentuk jalan salib dengan 15
perhentian. Urutan 14 perhentian sama dengan jalan salib lainnya, hanya ada satu
tambahan pada perhentian terakhir yaitu Yesus bangkit ke kehidupan dalam
kepenuhan-Nya. Permenungan dalam devosi jalan salib ini terbagi menjadi dua,
permenungan pada masa Yesus dan pada masa kini. Permenungan dalam
perhentian pertama “Yesus dihukum mati”, ditinjau dari masa Yesus hal ini
merupakan bakti-Nya kepada Allah. Difitnah, ditinggalkan, ditolak, diancam, dan
dihukum mati merupakan jalan yang harus ditempuh Yesus untuk menebus dosadosa manusia. Yesus tidak pernah melawan ataupun memberontak akan kejadiankejadian yang menimpa diri-Nya. Sikap inilah yang mencerminkan ketaatan
Yesus pada Allah dan kepada orang yang berkehendak baik. Bila dibandingkan
dengan masa kini Yesus diumpamakan dengan orang-orang yang rela berjuang
untuk masyarakat kecil yang tak berdaya dan memohon keadilan. Para relawan
yang mendapatkan tantangan hingga rela mati demi masyarakat yang dibelanya
tanpa sedikitpun penyesalan (Boff, 1992: 154).
Jalan salib yang berbeda diperlihatkan oleh Heinz (2006: 1-57) dengan
merubah semua perhentian. Perhentian pertama “Maria dan Yosef melarikan diri
ke mesir bersama kanak-kanak Yesus” (Mat 2:13-15), perhentian kedua “Yesus
dicobai iblis di Padang Gurun” (Mat 4:1-11), perhentian ketiga “Yesus pergi dan
berdiam di Galilea” (Mat 4:12-16), perhentian keempat “Yesus dikhianati Yudas”
(Mat 26:12-26), perhentian kelima “Yesus berdoa di taman Getsemani” (Mat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
26:36-39), perhentian keenam “Yesus Ditangkap” (Mat 26:47-50), perhentian
ketujuh “Yesus diinterogasi imam-imam kepala” (Mat 26:59-63), perhentian
kedelapan “Yesus dijatuhi hukuman mati” (Mrk 15:6-15), perhentian kesembilan
“Yesus terjatuh di bawah beratnya tindihan salib” (Luk 23:27-28), perhentian
kesepuluh “Simon dari Kirene membantu Yesus memanggul salib-Nya” (Luk
23:26), perhentian kesebelas “Yoh 19:23-24”, perhentian keduabelas “Yesus
disalibkan bersama dengan dua orang penyamun” (Mrk 15:25-27), perhentian
ketigabelas “beberapa perempuan berdiri dekat salib Yesus” (Yoh 19:25-27),
perhentian keempatbelas “Yesus wafat di salib” (Mat 27:49-50), dan perhentian
kelimabelas “Yesus yang bangkit menemani para murid-Nya” (Luk 24:13-32)
(Heinz, 2006: 57).
Devosi jalan salib dengan lima belas perhentian ini memiliki arti
kesinambungan sejak awal hidup Yesus di dunia hingga berakhir pada kemuliaan
Yesus setelah wafat di kayu salib dengan penuh kehinaan. Devosi jalan salib ini
membuktikan bahwa bentuk devosi jalan salib dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan umat beriman. Perhentian tetap sama ataupun berbeda namun
renungannya dapat disesuaikan dengan keadaan umat yang ada. Oleh sebab itu
devosi jalan salib merupakan kebaktian non-liturgis yang berkembang di dalam
Gereja Katolik. Susunan devosi jalan salib dapat disusun sesuai dengan kebutuhan
umat yang melaksanakannya. Dikatakan sebagai kebaktian non-liturgis karena
sifatnya yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan uamt yang
melaksanakan terutama dalam renungan tanpa mengganti susunan pemberhentian
(Leks, 1990: 18).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Romano Guardini (1963: 3) menyatakan bahwa devosi jalan salib
merupakan kebaktian yang lahir dalam hati rakyat, karena rakyat ingin
mengetahui dan merasakan sendiri bagaimana penebusan terlaksana. Berawal
mula dari dorongan-dorongan hati umat yang ingin secara langsung hadir dalam
peristiwa penyelamatan maka terciptalah kebaktian jalan salib. Jalan salib
merupakan kebaktian paling murni yang berada di Gereja. Menjadi kebaktian
paling murni karena dalam pelaksanaannya menyangkut persatuan antara gambar
dan pikiran, tindakan lahir dan batin, kenyataan sejarah dan kepercayaan.
2.
Sejarah Devosi Jalan Salib
Sejarah devosi jalan salib muncul berkaitan dengan kebiasaan umat
mengikuti ziarah perjalanan ke Yerusalem bersama kelompok Fransiskan pada
abad ke-14. Devosi jalan salib pada awalnya dilaksanakan oleh para peziarah kota
suci di sekitar makam Yesus. Tujuan akhir dari para peziarah adalah Gereja
Kuburan Suci yang dibangun oleh Kaisar Konstantine tahun 335 di atas kuburan
Yesus dan puncak Kalvari. Rute yang diambil para peziarah menuju Gereja
Kuburan Suci dimulai dari rentuhan benteng Antonia. Para peziarah mempercayai
rute ini adalah jalan Yesus menapaki penderitaan-Nya, hingga wafat di salib. Rute
yang ditempuh oleh para peziarah sekarang ini dikenal sebagai Via Dolorosa,
jalan penuh kedukaan (Haryono, 2011b: 93) .
Perhentian-perhentian yang terdapat pada devosi jalan salib berawal mula
di lokasi tempat terjadinya penderitaan Yesus. Latar belakang dari ke-14
perhentian dalam devosi jalan salib terdapat pada injil Lukas 23. Lukas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
menceritakan kisah penderitaan Yesus mulai dari kejadian di hadapan Pilatus
hingga penguburan-Nya. Namun, tidak semua perhentian devosi jalan salib
terdapat pada injil Lukas. Ada beberapa perhentian yang dipercaya oleh peziarah
sebagai kisah tradisi di Yerusalem. Perhentian tersebut adalah perjumpaan dengan
para wanita yang ada di sekeliling Yesus. Perjumpaan dengan ibunda-Nya, kisah
Veronica yang mengusap wajah-Nya, dan kisah jatuhnya Yesus di bawah salib
merupakan kisah tradisi yang dipercaya sebagai kisah nyata sehingga dimasukan
dalam kisah sengsara-Nya (Haryono, 2011b: 95).
Bentuk devosi jalan salib saat ini dipenggaruhi oleh para peziarah Kristen
Eropa. Pada abad pertengahan praktek devosi jalan salib ini mulai diperkenalkan
kepada umat oleh St. Bernadus dari Clairvaux, St. Fransiskus Asisi, dan St.
Bonaventura dari Bagnoregio melalui devosi kontemplatif sengsara Yesus. Pada
abad ke-16, kelompok Fransiskan mulai memperkenalkan devosi jalan salib
dengan 14 perhentian yang terdiri dari sembilan perhentian yang terdapat pada
Injil dan lima perhentian yang berkembang dalam tradisi Yerusalem (Haryono,
2011b: 98-99).
Sembilan perhentian yang terdapat dalam injil adalah perhentian pertama
“Yesus dihukum mati (Mat 27:26: bdk. Mrk 15:15, Luk 23:24, 19:16Yoh )”,
perhentian kedua “Yesus memanggul salib (Mat 27:31: bdk. Mrk 15:20, Luk
23:26, Yoh 19:17)”, perhentian kelima “Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene
(Mat 27:32: bdk. Mrk 15:21, Luk 23:26 )”, perhentian kedelapan
“Yesus
menasehati wanita Yerusalem yang menangis (Luk 23:28-29)”, perhentian
kesepuluh “pakaian Yesus ditanggalkan (Mat 27:35: bdk. Mrk 15:24;23:34b, Yoh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
19:23)”, perhentian kesebelas “Yesus dipaku di kayu salib (Mat 27:35: bdk. Mrk
15:24)”, perhentian keduabelas “Yesus wafat di kayu salib (Mat 27:50: bdk. Mrk
15:37, Luk 23:46, Yoh 19:30)”, dan perhentian ketigabelas “Yesus diturunkan
dari salib (Mat 27:59: bdk. Mrk 15;46;23:53, Yoh 19:41)”.
Sedangkan lima perhentian yang berkembang sesuai dengan tradisi di
Yerusalem adalah perhentian ketiga “Yesus jatuh yang pertama kali di bawah
Salib”, perhentian keempat “Yesus berjumpa dengan ibu-Nya”, perhentian
keenam “Veronika mengusap wajah Yesus”, perhentian ketujuh “Yesus jatuh
yang kedua kalinya di bawah Salib”, dan perhentian kesembilan “Yesus jatuh
yang ketiga kalinya di bawah Salib” (Haryono, 2011b: 100).
Jalan salib dengan 14 perhentian untuk pertama kalinya dilaksanakan di
Spanyol di pertengahan pertama Abad ke 17 khususnya di Komunitas Fransiskan.
Pada awalnya jalan salib dilaksanakan di kapel dengan dekorasi gambar ataupun
patung yang menggambarkan kisah penderitaan Yesus untuk direnungkan. Baru
setelah abad ke 18 dibuatlah perhentian-perhentian di dalam gereja, yakni dengan
menaruh gambar-gambar sengsara Yesus pada dinding gereja (Leks, 1990: 16).
3.
Dasar Teologis Devosi Jalan Salib
Devosi jalan salib tidak dapat terpisahkan dengan salib Yesus. Dalam
pembahasan teologi jalan salib ini menggunakan pendekatan berdasarkan salib.
Salib adalah suatu balok yang melintangi balok yang lain yang pada zaman
dahulu dipergunakan sebagai alat penyiksaan bagi para tawanan yang tidak patuh
pada pemerintah. Salib berasal dari bahasa Yunani stauros yang mempunyai arti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
menyalibkan. Ada tiga macam salib yang dikenal secara umum yang berbentuk X
(crux decussata), yang berbentuk seperti huruf T (crux comissa), dan yang
terakhir adalah salib yang berbentuk † (crux immissa). Salib merupakan alat
hukum yang paling mengerikan pada zaman dahulu. Sebelum tawanan disalibkan
biasanya diawali dengan penderaan yang menyakitkan. Penderaan dilakukan
dengan alat yang terbuat dari cambuk yang ujungnya diperkuat dengan batu-batu
timah atau tulang punggung binatang. Setelah penderaan yang kejam, tawanan
memikul sendiri salib yang akan menjadi alat kematiannya. Tawanan membawa
sendiri kayu palang (patibulum) salib menuju tempat eksekusi yang terletak di
tempat yang stategis dengan tujuan agar dapat dilihat oleh masyarakat (Indra
Sanjaya, 2004: 80).
Indra Sanjaya (2004:83) mengungkapkan bahwa salib yang digunakan
oleh Yesus adalah salib crux immissa (†). Yesus memanggul palang salib
(patibulum) dan tulisan diatas kepala-Nya (Luk 23:38) menjadi bukti kuat akan
bentuk salib Yesus. Kisah penyaliban Yesus biasanya terkenal dengan kisah
sensara. Dalam injil Lukas tahap kisah sengsara penyaliban Yesus terbagi menjadi
tiga bagian (Jacobs, 2006: 150) yaitu jalan ke Golgota, peristiwa di Golgota, dan
jalan dari Golgota.
Luk 23:26-32 menceritakan mengenai jalan sengsara Yesus dalam
memanggul salib menuju Golgota. Selama perjalanan menuju Golgota Yesus
banyak menghibur wanita-wanita yang meratapi Dia. Hiburan Yesus kepada para
wanita mengandung arti akan sikap untuk meratapi nasib Yerusalem yang
nantinya akan dihukum karena ketidakpercayaannya. Hukuman yang akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
dijatuhkan kepada para wanita yang hamil dan menyusui bayi. Perjalanan panjang
Yesus menempuh jalan salib dilalui-Nya dengan keberanian dan tanpa salah
(Jacobs, 2006: 142).
Luk 23:33-49 juga menjelaskan tentang makna penyaliban Yesus di
Golgota dengan menafsirkan ucapan Yesus mengenai doa bagi orang yang
mencaci-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat” (Luk 23:34). Doa ini menjadi salah satu bentuk teladan
penyaliban Yesus mengenai kasih kepada musuh. Yesus dalam penderitaan-Nya
di kayu salib tetap tabah dan sabar dalam menghadapi para serdadu yang
mengolok-olok mengenai karya penyelamatan-Nya di tengah umat. Salib menjadi
tanda akan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi segala percobaan, hal ini
dibuktikan dengan keteladanan Yesus dalam menanggapi segala cacian dari para
serdadu. Dalam proses penyaliban Yesus tidak sendiri, Ia ditemani oleh dua orang
penyamun yang dihukum sama seperti-Nya. Dalam hal ini ada teladan Yesus yang
ingin ditunjukan oleh Lukas yaitu sikap percaya yang dapat menimbulkan
keselamatan abadi bersama dengan-Nya. Kerendahan hati untuk mengakui
kesalahan dan sikap percaya yang ditunjukan oleh salah satu penyamun menjadi
bukti bahwa Yesus terbuka kepada siapa saja yang percaya akan diri-Nya (Jacobs,
2006: 152).
Luk 23:50-55 menambahkan mengenai suasana yang terjadi setelah Yesus
disalibkan dengan gambaran yang mencekam. Suasana yang akhirnya membawa
pertobatan besar kepada orang-orang yang semula ragu bahkan tidak percaya akan
Yesus putra Allah. Dengan melihat tanda-tanda yang muncul setelah Yesus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
menyerahkan diri kepada Allah, maka kepala pasukan langsung memuliakan
Allah dengan berkata “sungguh, inilah orang benar” (Luk 23:47). Akhirnya semua
orang yang semula mengolok-olok Yesus menjadi sadar dan bertobat dan
akhirnya menjauh dari Golgota. Hanya ada bebrapa kerabat Yesus yang tetap
bertahan di bawah salib-Nya. Hingga akhirnya Yesus wafat dan diturunkan dari
salib untuk di makamkan (Jacobs, 2006: 154).
Luk 24:1-54 mengisahkan mengenai kisah kemuliaan Yesus yang dimulai
dari makam kosong, penampakan di Emaus, penampakan kepada para rasul, dan
berakhir pada kenaikan Yesus ke surga. Kisah mengenai makam kosong
merupakan kisah para wanita yang berkabung akan kematian Yesus. Wanita
menjadi sasaran pertama akan kabar kebangkitan Yesus yang disampaikan oleh
dua malaikat yang berada di makam Yesus. Reaksi yang muncul pertama kali
adalah rasa takut dan kehilangan yang dirasakan oleh para wanita yang hendak
memberikan rempah-rempah bagi jenasah Yesus. Namun, ketika mendengar
penjelasan yang diberikan oleh malaikat akan pesan paskah bahwa Yesus telah
bangkit dan hidup kembali, para wanita langsung memberitakan hal tersebut
kepada para murid Yesus (Jacobs, 2006; 156).
Penampakan Yesus di Emaus (Luk 24:13-35) menjadi kisah kemuliaan
Yesus yang kedua. Penampakan Yesus kepada dua murid di Emaus digambarkan
dengan perayaan Ekaristi yang didahului dengan liturgi sabda dan diakhiri dengan
pemecahan roti. Duka yang menyelimuti kedua murid masih terasa hingga mereka
tak menyadari bahwa Yesus sedang berjalan dan berbincang bersama dengan
mereka sepanjang perjalanan menuju Emaus. Kedua murid mulai sadar bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Yesus bersama mereka ketika Ia bersedia untuk singgah ke dalam rumah dan
memecahkan roti serta mengucapkan syukur bersama dengan mereka. Namun,
ketika kedua murid sadar bahwa Yesus bersama mereka lenyaplah Ia dari tengah
para murid. Seketika itu kedua murid segera kembali ke Yerusalem untuk
mewartakan kabar gembira bahwa Yesus telah bangkit dari alam kematian
(Jacobs, 2006: 159).
Kisah kemuliaan yang ketiga adalah penampakan Yesus kepada para rasul
yang berada di Yerusalem. Namun berita akan kebangkitan Yesus sudah tersebar
diantara para rasul mulai dari makam kosong, penampakan kepada dua murid di
Emaus, dan kejadian pemecahan roti yang disaksikan oleh dua murid di Emaus.
Tujuan utama Yesus menampakan diri kepada para rasul adalah perutusan kepada
para rasul agar menyampaikan warta gembira akan kerajaan surga bahwa kerajaan
surga telah datang. Warta gembira yang menjadi ajaran Yesus adalah mengenai
kebangkitan-Nya pada hari ketiga diantara orang mati, penebusan dosa yang
dilakukan oleh Yesus untuk pertobatan segala bangsa, pewartaan harus dimulai
dari Yerusalem, dan Yesus akan mengutus roh kudus sebagai rahmat akan para
rasul (Jacobs, 2006: 161).
Yoh 12:33 dan Yoh 18:32 memunculkan penegasan bahwa kematian
Yesus merupakan peninggian-Nya di kayu salib. Dengan penyaliban maka umat
manusia akan meninggikan Yesus yang disalib hal ini terjadi karena Yesus
ditinggikan dari bumi dengan naik ke kayu salib. Naiknya Yesus ke kayu salib
mempunyai arti bahwa Yesus naik ke tahta kerajaan dengan penuh kemenangan
(Indra Sanjaya, 2004: 59). Bukti peninggian Yesus di kayu salib terdapat pula
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
pada ungkapan INRI yang berada di atas kepala Yesus merupakan singkatan dari
bahasa latin “Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum” artinya “Yesus, Orang Nazaret,
Raja orang Yahudi (Yoh 19:15).”. Ungkapan ini diucapkan oleh Pilatus selaku
wakil kaisar sebagai sebuah pernyataan tentang kebenaran padahal bagi orang
Yahudi tidak ada raja yang lebih besar dan agung selain kaisar (Indra Sanjaya,
2004: 73. 97).
Dan bukti peninggian Yesus yang lain adalah dari kisah akhir sengsara
Yesus selalu digambarkan dengan penyerahan nyawa-Nya kepada Bapa, bukan
dengan kata wafat atau mati. Yohanes tidak menjelaskan bahwa Yesus wafat atau
mati namun hanya menyerahkan roh-Nya kepada Allah dalam keadaan sadar. Hal
ini mengungkapkan bahwa saat penyaliban adalah saat pemuliaan Yesus sehingga
Dia dapat menyerahkan roh-Nya kepada Bapa (Indra Sanjaya, 2004: 128). Bukti
peninggian terakhir adalah keluarnya darah dan air dari lambung Yesus
merupakan pengenapan akan kutipan Zak 12:10 mengenai janji Allah untuk
mencurahkan roh pengasihan dan roh pemohonan. Darah dan air disejajarkan
dengan makna pencurahan roh (Indra Sanjaya, 2004: 148).
Yesus naik ke surga menjadi kisah kemuliaan yang terakhir dalam Luk
24:50-53. Yesus memberikan berkat kepada para rasul dengan mengangkat
tangan-Nya seketika itu terangkatlah Ia ke surga. Hal yang terakhir terlihat adalah
tangan Yesus yang terus memberkati para rasul ketika Ia mulai menghilang
dibalik awan. Hal ini menjadi tanda bahwa Yesus selalu menyertai para rasul
walaupun Ia sudah tidak ada di bumi. Perpisahan antara Yesus dan para rasul
meninggalkan kesan kegembiraan yang menyemangati mereka dalam karya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
pewartaan kabar gembira di dunia sambil menanti turunnya Roh Kudus seperti
janji Bapa.
Teologi memahami salib Yesus sebagai tanda perdamaian antara manusia
dengan Allah sebagai tindakan pembenaran akan iman kepada Allah sendiri.
Jalan salib dipilih oleh Allah bagi Yesus untuk menunjukkan kebenaran kepada
manusia agar manusia percaya kepada Allah dan mau menyerahkan diri kepadaNya. Dengan menapaki jalan salib dan derita Yesus, salib menjadi penebusan
akan dosa manusia yang selama ini menjauhkan manusia dengan Allah. Ketika
salib Yesus menjadi sarana penobatan-Nya sebagai Sang Raja Agung, maka
manusia dapat mengambil makna penderitaan manusia bukan sebagai tanda
kebinasaan, kekalah, ataupun kehancuran, namun sebagai sarana untuk mencapai
kemuliaan yang tidak terdapat di dunia.
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku” (Luk 9:23). Menjadi landasan
teologis devosi jalan salib dalam Gereja. Devosi jalan salib mempunyai makna
akan kisah sengsara Yesus yang dimulai dari malam penghianatan yang dilakukan
oleh muridnya hingga kisah kemuliaan naiknya Yesus ke surga dengan berkat
yang ditinggalkan kepada para murid-Nya. Devosi jalan mempunyai dua misteri
yaitu misteri penjelmaan Yesus menjadi manusia yang rela menyerahkan nyawaNya demi menebus dosa umat manusia dari roh jahat. Dengan penjelmaan Yesus,
Yesus menjadikan dirinya sebagai tempat perjumpaan antara manusia dengan
Allah. Misteri kebangkitan Yesus menjadikan umat manusia suci dan pantas
menjadi tempat untuk bertemu secara langsung dengan Allah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Dalam Gereja, devosi jalan salib dipercaya sebagai kekuatan khusus yang
sumbernya langsung dari diri Yesus. kekuatan yang didapat dengan merenungkan
setiap peristiwa sengsara Yesus dimaknai dengan kekuatan cinta kasih yang
mampu untuk menguatkan umat manusia dalam menjalani peziarahan di bumi.
Dasar dari segala permenungan yang berada dalam devosi jalan salib adalah kitab
suci. Dengan kitab suci maka umat dapat mencintai dan merenungkan sengsara
Yesus sebagai bentuk pembenaran sejati dan bentuk cinta sejati yang ditampakan
dalam pribadi Yesus.
4.
Makna Devosi Jalan Salib bagi Umat
Paulus berkata: “Kita harus bangga akan Salib Tuhan Yesus Kristus pohon
keselamatan, kehidupan, dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan
pembebasan kita” (Gal 6:14). Dalam salib terkandung dan terpancar misteri cinta
Allah kepada manusia. Cinta Allah yang menyelamatkan, menghidupkan,
membangkitkan, menebus, dan membebaskan umat manusia dari dosa dengan
menyerahkan Putra-Nya yang tunggal, sampai wafat di salib. Cinta Allah kepada
manusia yang dinyatakan dalam diri Yesus lewat penderitaan di kayu salib.
Setiap langkah penderitaan Yesus adalah jalan menuju Allah dengan
pemenuhan rencana keselamatan. Rencana keselamatan Allah mulai dari
pengampunan (Luk 23:34), hati yang tertikam (Yoh 19:36), kurnia seorang ibu
(Yoh 19:26-27), dan kurnia Roh (Mat 27:50). Penderitaan Yesus dimaknai
sebagai benih-benih sukacita bagi umat. Kerelaan hati Yesus untuk dicemooh oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
sahabat, musuh, dan orang yang acuh tak acuh merupakan satu pelajaran
pengampunan untuk rekonsiliasi dan damai (Haryono 2011b: 101).
Dalam Yoh 12:24 bulir gandum yang mati akan menghasilkan buah
menjadi perbandingan Yesus mengenai keberadaan-Nya di dunia ini. Kematian
Yesus menjadi persembahan kepada Allah sebagai wujud cinta kasih dalam hidup
baru. Yesus menerjemahkan hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya melalui
Ekaristi. Pusat misteri Ekaristi menjadi arah utama dalam jalan salib. Jalan salib
adalah jalan yang mengarahkan umat pada persatuan yang mendalam bersama
Yesus.
Menurut Heinz (2006: v) dalam pengantar buku jalan salib: Yesus Sang
Perantau dan Pengungsi, devosi jalan salib mempunyai makna penghayatan akan
sengsara Yesus pada masa ini. Terkhusus umat yang saat ini berada di tempat
yang jauh dari tanah kelahiran karena sedang merantau atau sedang mengungsi
dalam keadaan yang menderita. Perjalanan Yesus yang panjang penuh dengan
penderitaan untuk menuju kemuliaan sama halnya dengan umat manusia yang
menjalankan peziarahan di dunia ini dengan sengsara, derita, dan kematian yang
siap menghampiri. Namun, dengan devosi jalan salib semua perjalanan tersebut
disatukan dengan kemuliaan Yesus yang memberikan harapan baru.
Leks (1990: 11) mengungkapkan bahwa devosi jalan salib membantu umat
beriman untuk semakin mencintai Yesus yang dengan sengsara dan wafat-Nya
menunjukkan kasih-Nya dengan nyata dan tanpa mengeluh menghadapi
penderitaan. Jalan sengsara yang harus dipikul Yesus hingga akhirnya wafat di
kayu salib merupakan tindakan yang mewujudkan cinta kasih Allah kepada umat-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Nya. Dengan merenungkan penderitaan Yesus melalui devosi jalan salib, umat
beriman diharapkan agar semakin menghayati tindakan Yesus yang sungguh luar
biasa demi penebusan dosa manusia.
C. Peranan Devosi Jalan Salib Dalam Penghayatan Iman Umat
Iman merupakan tanggapan akan sapaan Allah kepada manusia ataupun
penyataan diri Allah kepada manusia. Dengan iman manusia percaya bahwa telah
diberi keselamatan oleh Allah melalui Salib Yesus. Melalui iman manusia dapat
merasakan cinta Allah yang begitu besar tanpa keragu-raguan. Dengan merasakan
cinta Allah manusia secara tidak langsung mempunyai penghayatan iman akanNya. Penghayatan iman umat merupakan motivasi, pendorong, dan landasan dari
sikap umat untuk memperkuat relasinya dengan Allah. Relasi dengan Allah
berkaitan dengan perasaan mendalam manusia akan kebaikan-Nya dalam
kehidupan di dunia. Semakin dalam penghayatan iman umat, semakin tinggi pula
tingkat kehidupan spiritualitasnya. Umat yang berada dalam tahap spiritualitas
misalnya, karena dalamnya cinta pada Tuhan, maka dia akan mampu
menumbuhkan harapan dan kegembiraan dalam diri sesamanya, karena dia
berbuat sesuatu kepada sesamanya seakan-akan dia melakukan itu untuk Tuhan
yang dia rasakan begitu mencintainya.
Ungkapan akan penghayatan iman kepada Allah biasanya nampak dalam
kegiatan doa atau devosi melalui simbol-simbol. Simbol yang digunakan biasanya
berupa patung-patung, gambar-gambar, dan salib. Simbol yang digunakan
mempunyai pengertian sebagai sarana untuk mengungkapkan iman kepada Allah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
sehingga penghayatan iman manusia menjadi lebih bermakna. Setelah
mengungkapan penghayatan iman manusia diajak untuk bertindak secara nyata
demi perwujudan iman kepada Allah baik melalui ritus, devosi, maupun melalui
spiritualitas (Martasudjita, 2011: 25).
Martasudjita menjelaskan bahwa dimensi ritual merupakan perwujudan
penghayatan iman yang berupa praktek-praktek liturgi yang sudah tersusun dalam
tradisi (Martasudjita, 2011: 25). Dimensi devosi atau dimensi doa merupakan
penghayatan dan pengungkapan iman umat diluar liturgi yang berciri spontan dan
bebas. Devosi sering dilaksanakan oleh umat karena mudah untuk diterima,
dipahami, dan dilaksanakan oleh umat (Martasudjita, 2011: 248). Sedangkan
spiritualitas menjadikan umat untuk selalu bersemangat dalam kehidupan bersama
dengan sesama, sehingga pengalaman konkret menjadi pengalaman dasar yang
dapat dikembangkan sebagai perwujudan penghayatan iman (Martasudjita, 2011:
280).
“Salib, bagi orang-orang yang akan binasa memang merupakan
kebodohan, tetapi bagi kita yang di selamatkan salib adalah kekuatan Allah” (1
Kor 1:18). Salib menjadi simbol kekuatan bagi umat dalam menjalankan
peziarahan di bumi ini dengan segala resiko yang ada. Salib merupakan
perendahan di lihat dari peristiwa-peristiwa yang menyertai penyaliban Yesus.
Dengan sabar Yesus menerima olok-olok, hinaan, dan perendahkan yang
dilakukan oleh banyak orang yang melihatnya. Penerimaan diri Yesus terhadap
peristiwa yang mengantarkan dia menjadi kekuatan yang memancarkan
kehidupan, penyelamatan, dan penebusan dari salib. Dengan iman yang kuat dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
penyerahan diri, Yesus mengajarkan kepada umat beriman agar selalu meneladan
contoh
kehidupan-Nya.
Karena
dengan
menderita
maka
keselamatan,
pembebasan, dan penebusan umat beriman menjadi nyata. Salib merupakan jalan
perendahan yang dipilih Allah untuk menyatakan kuasa kehidupan dan penebusan
kepada umat manusia yang sering terpuruk ke dalam ketidakberdayaan dan
kebesaran semu. Salib menjadi teladan hidup umat beriman untuk selalu belajar
dari kerendahan hati Yesus (Darminta, 2006b: 39).
Devosi menjadi salah satu perwujudan penghayatan iman umat yang
paling populer di tengah umat. Hal ini disebabkan karena devosi dihayati oleh
umat sebagai sesuatu yag memenuhi kebutuhan afeksi, emosi, dan kerinduan hati
kepada Allah. Devosi membantu umat untuk mengungkapkan iman secara terbuka
dan bebas. Devosi memiliki unsur yang spontan dan kreatif
karena devosi
dilakukan secara bebas dan sesuai dengan kebutuhan umat (Martasudjita, 2011:
258). Praktek devosi biasanya dilandasi dengan itensi khusus agar umat
mendapatkan berkat spiritual. Devosi yang dilaksanakan dapat berhasil karena
pelaksanaan devosi berdasarkan pada iman yang kuat dan dengan sikap hati yang
sederhana. Begitu pula dengan devosi jalan salib yang dilaksanakan umat
mempunyai makna tersendiri. Devosi jalan salib dipercaya akan semakin
menguatkan iman umat untuk menjalani peziarahan yang ada di dunia ini.
Romano Guardini (1963: 5) menyatakan devosi jalan salib mempunyai dua
peranan penting bagi penghayatan iman umat. Peran penting pertama adalah
merasakan secara fisik bagaimana penderitaan Yesus ketika menderita dalam jalan
sengsara hingga wafat di kayu salib. Umat secara tidak langsung ikut terlibat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
berjalan mengikuti Yesus dengan memanggul salib dengan-Nya melalui devosi
jalan salib. Melalui tindakan ini umat dapat merasakan tindakan cinta kasih Allah
dan secara langsung umat dapat mengetahui besarnya dosa umat yang
mengakibatkan Yesus harus menebus dosa melalui jalan penderitaan yang tidak
mudah dilalui hingga akhirnya wafat di kayu salib. Dengan demikian umat dapat
menyesali dosa-dosa dan dapat merasakan rahmat Allah yang begitu besar dengan
jalan salib.
Peran penting kedua adalah devosi jalan salib mengajari umat untuk
melatih diri sendiri. Dalam sengsara-Nya Yesus tidak hanya badan-Nya yang
merasakan penderitaan namun juga merasakan penderitaan melalui jiwa-Nya.
Yesus memberikan teladan kepada umat-Nya untuk selalu menanggapi
penderitaan dengan kasih Allah yang tanpa batas. Sikap Yesus yang tidak
mengeluh dan tidak menghindari kenyataan yang ada menguatkan iman umat agar
selalu dengan pantang menyerah menghadapi cobaan-cobaan yang selalu ada
selama peziarahan di bumi.
Bagi Leornardo Boff (1992: 8) jalan salib merupakan jalan keadilan yang
mampu mengembangkan refleksi umat akan kisah sengsara Yesus. Jalan salib
terpusat pada Yesus yang rela dihukum, disiksa, dan dibunuh untuk penyelamatan
dunia dari segala dosa. Yesus memperjuangkan nilai-nilai kebenaran mengenai
kerajaan surga (Kis 3:14) dari ahli-ahli Farisi yang begitu jahat. Sengsara Yesus
merupakan konsekunsi kesetiaan terhadap Allah dan manusia. Dalam kehidupan
saat ini sengsara Yesus dimaknai oleh korban-korban karena masalah-masalah
keadilan. Korban yang berjatuhan karena membela yang benar dan membela
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
rakyat kecil harus menghilang ataupun meninggal, hal ini membuktikan bahwa
mereka menderita karena mengorbankan diri demi kebenaran sama seperti
sengsara Yesus.
Heinz (2006: vi) mengungkapkan bahwa merenungkan devosi jalan salib
sama
halnya
dengan
merenungkan
misteri
penderitaan
Yesus
dalam
menyelamatkan umat manusia. Dalam misteri tersebut, umat mampu menemukan
Allah yang mengundang umat-Nya untuk ikut ambil bagian dalam misteri
penyelamatan pada zaman saat ini dengan jalan ikut membela memperjuangkan
kehidupan, berjuang demi hak martabat manusia, berjuang dalam menciptakan
keadilan, dan ikut menyebarkan ajaran cinta kasih kepada sesama umat beriman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
USULAN DOA JALAN SALIB KREATIF
UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT
DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH,
PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA
BOYOLALI, JAWA TENGAH
Kunci keberhasilan dari setiap kegiatan adalah persiapan yang matang dari
awal hingga akhir pelaksanaan. Devosi jalan salib juga merupakan salah satu
kegiatan yang menghendaki keberhasilan dalam membantu umat Wilayah Maria
Cordis untuk meningkatkan penghayatan iman akan Allah. Penghayatan iman
yang muncul melalui permenungan kisah sengsara Yesus dalam salib membantu
umat untuk menemukan makna dari penderitaan Yesus demi menyelamatkan
manusia dari dosa. Penyelamatan manusia melalui kisah sengsara Yesus
merupakan tindakan kasih Allah yang tanpa batas bagi umat beriman Kristiani.
Namun umat Wilayah Maria Cordis sulit untuk menemukan makna dari
penderitaan Yesus di kayu salib.
Usulan persiapan susunan devosi jalan salib diharapkan dapat membantu
umat agar mencapai Allah sebagai tujuan utama devosi dan sebagai kunci dari
makna penderitaan Yesus. Untuk itu, penulis hendak memberikan usulan doa
jalan salib kreatif kepada umat di Wilayah Maria Cordis, sehingga umat mampu
menemukan makna dari penderitaan Yesus dan menghayatinya secara benar.
Dengan usulan doa jalan salib ini, umat Wilayah Maria Cordis dapat mewujudkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
kasih Allah yang ditujukan melalui penderitaan Yesus dalam kehidupan
bermasyarakat.
A. Latar Belakang Usulan Doa Jalan Salib Kreatif
Peningkatan iman umat dapat dilakukan melalui doa. Doa sudah terbukti
berguna memberi kekuatan kepada manusia, untuk menghadapi berbagai macam
tantangan dan penderitaan dalam hidup. Dewasa ini tantangan dalam kehidupan
umat beriman semakin berat. Situasi semacam ini mempengaruhi juga kehidupan
rohani sebagian besar umat beriman Kristiani termasuk umat di Wilayah Maria
Cordis
Rogobelah.
Umat
cenderung
mengambil
jalan
singkat
untuk
menyelesaikan setiap permasalahan yang ada, hingga akhirnya umat menyadari
akan pentingnya berdoa sebagai komunikasi dengan Allah.
Melalui bencana gunung meletus umat disadarkan akan kekuasaan Allah
yang dasyat. Kesadaran yang muncul karena cobaan hidup yang melanda umat,
akhirnya umat menyadari akan pentingnya berdoa dan berserah kepada Allah. Doa
menjadi salah satu bentuk silih atas dosa-dosa manusia [Lampiran 2: (6)].
Kesadaran umat beriman mengenai kekuatan doa menjadi landasan yang kuat
untuk melaksanakan devosi. Devosi yang dipilih umat adalah devosi jalan salib
dengan menghayati penderitaan Yesus umat merasakan ikut ambil bagian dalam
memanggul salib terlebih umat Wilayah Maria Cordis berada di tengah
masyarakat yang beragama mayoritas. Dengan berdevosi jalan salib umat percaya
akan kekuatan salib yang tanpa batas untuk menghadapi persoalan hidup
[Lampiran 2: (5)].
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
Dengan devosi jalan salib umat berusaha untuk menemukan wajah Yesus
yang penuh kasih dalam menyelamatkan umat manusia melalui penderitaan di
kayu salib. Permenungan yang dapat diambil melalui kisah sengsara Yesus pada
saat itu dengan saat ini menjadi daya tarik bagi umat. Namun, bagi sebagian umat
mengikuti devosi jalan salib hanya menjadi kegiatan semata karena umat
merasakan kebosanan pada susunan maupun renungan yang dibawakan oleh
pemimpin.
Melihat situasi seperti itu, penulis berpendapat bahwa perlu adanya
susunan jalan salib yang berbeda tanpa menghilangkan pokok perhentian jalan
salib yaitu kisah penderitaan Yesus. Dengan adanya susunan jalan salib yang
berbeda dan renungan yang berbeda diharapkan umat mampu semakin memahami
makna dan menghayati karya penyelamatan Allah melalui penderitaan Yesus di
kayu salib. Usulan doa jalan salib kreatif ini juga berusaha menjawab hambatan
umat untuk selalu mengikuti devosi jalan salib tanpa adanya kebosanan karena
setiap usulan doa jalan salib berbeda dan menjawab bagaimana umat dapat selalu
mendalami, mengungkapkan, dan menghayati iman melalui penderitaan Yesus.
B. Alasan Utama Pemilihan Usulan Doa Jalan Salib Kreatif
Jalan salib sebagai media untuk meditasi sengsara Yesus biasanya dimulai
dengan penghukuman Yesus dan ditutup dengan pemakaman Yesus. Susunan
jalan salib pun biasanya hanya sekedar sesuai dengan panduan yang berada dalam
teks-teks yang sudah beredar selama ini. Seperti dalam buku Puji Syukur, Madah
Bakti, panduan-panduan jalan salib yang diterbitkan oleh Keuskupan dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
rangka menyambut Paskah. Umat beriman pun melaksanakan jalan salib dengan
perhentian yang selalu sama sepanjang tahun.
Begitu pula jalan salib yang dilaksanakan di Wilayah Maria Cordis
Rogobelah yang cenderung hanya mengikuti panduan yang sudah ada tanpa
merubah susunan yang telah ada. Pada dasarnya devosi merupakan kegiatan non
liturgis yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan umat yang ada. Namun,
umat di Wilayah Maria Cordis, Rogobelah masih berpendapat bahwa semua
devosi termasuk jalan salib adalah susunan liturgi yang tidak dapat diubah. Jalan
salib merupakan kombinasi antara prosesi dan doa, meditasi dan doa lisan. Jalan
salib yang saat ini dilaksanakan merupakan kombinasi antara kejadian injil dan
kejadian tradisi.
Penulis mencoba mengusulkan susunan jalan salib dengan susunan 9
(sembilan) pemberhentian. Kisah sengsara Yesus diambil seluruhnya dari Kitab
Suci mulai dari hukuman mati yang diterima Yesus hingga Yesus dimakamkan
menjadi kisah pokok yang akan direnungkan umat melalui pengalaman hidup
sehari-hari.
C. Usulan Tema dan Tujuan
Tema
: Berjumpa dengan Allah melalui alam
Tujuan : Umat beriman mampu menyadari kehadiran Allah melalui alam dengan
melaksanakan devosi jalan salib, sehingga umat yang sebagian besar
adalah petani dapat dengan mudah menghayati kasih Allah dan dapat
mewujud nyatakan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
D. Petunjuk Pelaksanaan Doa Jalan Salib
Doa jalan salib ini diusulkan untuk dilaksanakan pada Jumat, 3 April 2015
dalam rangka memperingati Wafat Tuhan Yesus dan menyambut hari Raya
Paskah Kebangkitan Tuhan yang jatuh pada Minggu, 5 April 2015. Waktu untuk
pelaksanaan jalan salib berlangsung sekitar 60-90 menit. Jalan salib ini sebaiknya
dilaksanakan pada Jumat pagi, sehingga banyak umat yang dapat hadir mengikuti
doa ini. Doa ini dapat dipandu oleh prodiakon ataupun umat yang mau terlibat
aktif dalam jalan salib.
Model dalam jalan salib ini dapat divariasi sesuai dengan kebutuhan umat
ataupun dapat sesuai dengan buku panduan yang ada dan dapat meniru pada buku
Puji Syukur. Jalan Salib kreatif ini memiliki 9 (sembilan) perhentian yang terdapat
dalam kisah Injil dengan satu tema. Berjumpa dengan Allah melalui alam menjadi
tema permenungan yang akan membantu umat dalam menghayati sengsara Yesus.
tema ini dipilih karena sebagian besar umat berprofesi sebagai petani. Doa jalan
salib ini dapat dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara sesuai dengan tradisi yang berada
di tengah umat saat ini.
Pertama, umat dapat mendoakan semua perhentian jalan salib dalam satu
pertemuan secara utuh. Doa yang diucapkan oleh umat disesuai dengan panduan
yang ada dengan mengandalkan kemampuan umat untuk mendalami kisah
sengsara Yesus. Cara ini adalah cara yang selama ini dilakukan oleh umat Katolik
yang mendoakan jalan salib, baik di Gereja dalam masa Prapaskah atupun dalam
ziarah ke gua-gua Maria. Dalam melaksanakan doa jalan salib, umat dapat
menggantikan salib Yesus dengan peralatan pertanian seperti, cangkul, sabit,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
gergaji, dan mahkota duri dengan bentuk caping dengan maksud untuk
menghayati penderitaan Yesus melalui profesi umat sebagai petani.
Kedua, umat dapat mendoakan satu tema jalan salib secara bertahap pada
beberapa pertemuan. Dalam 9 (sembilan) perhentian jalan salib dapat dibagi
menjadi 9 (sembilan) pertemuan dengan merenungkan satu perhentian jalan salib
setiap pertemuannya. Dengan begitu diharapkan umat dapat menutup doa jalan
salib dengan pemeriksaan batin dan diakhiri dengan sharing pengalaman iman
bersama peserta doa jalan salib yang lain dan dapat menimbulkan kerinduan untuk
selalu merenungkan kisah sengsara Yesus.
Ketiga dengan cara menvisualisasikan doa jalan salib atau lebih dikenal
dengan tablo yang biasanya dilaksanakan setiap Jumat pagi sebelum perayaan
ibadat Jumat Agung. Tablo dapat dilaksanakan seperti layaknya kejadian yang
sesungguhnya dengan segala perlengkapan yang mendukung berjalannya acara
tersebut sehingga mampu menampakan situasi yang hampir sama dengan kisah
sesungguhnya. Tablo dapat juga dilaksanakan dengan cara visualisasi tanpa
adanya suara atau lebih dikenal dengan nama pantomim. Selain itu tablo dapat
dilaksanakan dalam bentuk seni tari dengan diiringi lagu Kyrie Eleison ataupun
musik yang sesuai dengan tema.
E. Susunan Perhentian Jalan Salib Kreatif
 Perhentian I
: Yesus dihukum mati (Yoh 19:1-16a).
 Perhentian II
: Yesus memikul salib menuju bukit Kalvari (Yoh 19:16a-227).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
 Perhentian III
: Yesus dibantu oleh Simon dari Kirene (Luk 23:26).
 Perhentian IV
: Yesus berjumpa dengan wanita-wanita yang menangis (Luk
(Luk 23:28-29).
 Perhentian V
: Pakaian Yesus ditanggalkan (Yoh 19:23).
 Perhentian VI
: Yesus disalibkan (Mat 27:35).
 Perhentian VII : Yesus wafat di salib (Yoh19:30).
 Perhentian VIII : Yesus diturunkan dari salib(Yoh 19:40).
 Perhentian IX
: Jenazah Yesus diletakan di dalam kubur(Yoh 19:41).
F. Contoh Doa Jalan Salib Kreatif
1.
Tema
Berjumpa dengan Allah melalui Alam.
2.
Langkah-langkah:
a.
Pembukaan
(Sebelum ibadat dilaksanakan umat menyiapkan peralatan pertanian, yang
akan dibawa sebagai simbol salib Yesus dan caping sebagai penutup kepala
yang menyimbolkan mahkota duri yang dikenakan Yesus dalam penderitaanNya. Jalan salib ini dimulai dari ladang bapak Robertus Marju yang berada
di dasar jurang dan berakhir di dalam Kapel yang berada tepat di tengah
pedesaan sebagai perhentian terakhir dalam doa jalan salib ini)
P
: Saudara-saudara, mari kita membuka doa jalan salib ini dengan tanda
kemenangan Kristus.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
U
: Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin
P
: Saudara, sebagai orang yang ingin hidup sesemangat dengan Tuhan kita
Yesus Kristus, marilah kita mengkhususkan waktu kebaktian ini untuk
mengenang dan merenungkan sengsara-Nya melalui kegiatan sehari-hari
kita sebagai petani. Kita telah membawa alat pertanian kita dalam
melaksanakan doa jalan salib ini sebagai lambang salib Yesus yang harus
dengan setia kita tanggung dan caping sebagai simbol akan mahkota duri
Yesus yang selalu menghiasi kepala-Nya.
L1 : Beberapa abad sebelum lahirnya Yesus, Nabi Yesaya bernubuat tentang
seorang Hamba yang akan menderita. Katanya demikian: Kita menghina
dan menjauhi dia, orang yang penuh sengsara. Tak seorang pun mau
memandang dia, dan kita pun tidak mengindahkan dia. Sebenarnya
penyakit kitalah yang ditanggungnya, sengsara kitalah yang dideritanya
(Yes 53:3-4).
L2 : Ia dilukai karena dosa-dosa kita, dan didera karena kejahatan kita. Ia
dihukum
supaya
kita
diselamatkan,
karena
bilur-bilurnya
kita
disembuhkan. Kita semua tersesat seperti domba, masing-masing mencari
jalannya sendiri. Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita
semua. Ia diperlakukan dengan kejam, tapi menanggungnya dengan sabar.
Ia tidak membuka mulutnya, seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian atau induk dombayang dicukur bulunya (Yes 53:5-7).
(Hening sejenak)
P
: Marilah kita berdoa:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Allah, Bapa yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu, karena pada hari
peringatan wafat Yesus kami Kau kumpulkan di tempat ini. Lewat jalan salib
pada hari ini kami ingin mengenang sengsara dan wafat Yesus demi
menyelamatkan umat beriman dari kematian abadi. Kami ingin menghayati
sengsara dan wafat Yesus dengan merenungkannya melalui hidup kami seharihari sebagai petani. Engkau telah menciptakan alam dan bumi penuh dengan
kekayaan, sarana kehidupan yang diperlukan oleh manusia dan ciptaan lainnya.
Alam yang menyimpan kemuliaan Allah yang tiada batasnya. Semoga kami
mampu mensyukuri apa yang ada saat ini dan semoga Roh Kudus yang Kau
curahkan ke dalam hati kami semakin menyadarkan kami akan kasih-Mu. Maka,
melalui jalan salib ini ajarilah kami untuk mampu bersyukur atas apa yang kami
miliki, atas alam yang Engkau berikan sebagai sumber rejeki kami, dan mampu
mewujudkan kasih sejati kepada sasama kami dengan berbagai cara sesuai dengan
ajaran dari Putra-Mu. Demi Yesus Kristus, yang bersama Dikau dan Roh Kudus,
mendampingi hidup kami, kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian pertama dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Semesta alam dan ibu bumi,
Ajarilah kami memuliakan Allah
Matahari, bintang, bulan
Ajarilah kami berbagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
b.
Perhentian I: Yesus dihukum mati
(setiba di perhentian pertama umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:1-16a
L2 : Semua imam kepala dan pemimpin Yahudi membuat keputusan untuk
membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, dan membawa Dia, lalu
menyerahkan-Nya kepada Pilatus, gubernur pemerintah Roma. Pilatus
menyuruh orang mencambuk Yesus dan menyerahkan Dia untuk
disalibkan. Dengan diam Yesus menerima segala perlakuan yang tidak
adil. Namun demi menyelamatkan umat-Nya, Ia rela untuk menderita
secara batin karena tuduhan yang disampaikan oleh para imam kepala dan
para tua-tua bangsa Yahudi (Mat 27:1-2, 26: bdk. Mrk 15:1, Yoh 19).Sikap
Yesus yang menerima keadaan tanpa mengeluh memberikan inspirasi
kepada Rasul Paulus untuk menulis pesan bagi umat beriman. Allah telah
menentukan umat beriman sebagai orang-orang terakhir yang dijatuhi
hukuman mati. Apabila kita dikutuk, kita membalas dengan berkat. Kalau
kita dianiaya, kita sabar. Kalau orang memburuk-burukkan kita, kita balas
dengan kata-kata manis (1 Kor 4:9, 12-13).
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah pertama dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
harus menderita secara batin dalam menerima tuduhan yang tidak benar. Setelah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik
ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka,
sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Mari kita berdoa:
Yesus, kami bersyukur atas pengurbanan-Mu yang besar dan penuh penderitaan
demi keselamatan kami. Demi kami Engkau telah setia kepada kehendak Bapa
kendati harus menghadapi tuduhan-tuduhan bohong yang ditujukan kepada-Mu
dan harus berakhir pada hukuman mati di kayu salib. Semoga kami yang masih
berziarah di bumi ini mampu memaknai penderitaan-Mu dan menjadikannya
sebagai semangat dalam menjalani hidup kami sebagai petani yang harus
bekerjasama dengan alam maupun sesama kami, hindarkalah kami dari sikap
saling curiga dan menuduh sesama kami dan akhirnya kami dapat meneladan-Mu
dengan setia kepada Bapa dan mampu menunjukkan sikap kasih terutama kasih
dalam pengampunan kepada sesama maupun musuh kami dalam keadaan apapun.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa.
U: Amin
Nyanyian: (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kedua dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman
Mengapa Tuhan menerima salib-Nya?
Mungkinkah benih di ladang tumbuh berbuah,
Tanpa terlebih dahulu mati, hilang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
c.
Perhentian II: Yesus memikul salib menuju bukit Kalvari
(setiba di perhentian kedua umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:16a-27.
L2 : Yesus keluar dengan memikul sendiri salib-Nya ke tempat yang bernama
“tempat tengkorak”. Di dalam bahasa Ibrani, tempat itu disebut Golgota.
Yesus memangul kayu salib dengan penuh penderitaan, diolok-olok,
diludahi, dimahkotai duri, dan disesah (Yoh 19:17). Penderitaan fisik yang
diterima Yesus sebagai simbol kasih yang tak berkesudahan dengan
merendahkan diri sebagai tawanan yang mempunyai kesalahan yang begitu
besar. Ketika masih berjalan-jalan bersama dengan para murid-Nya, Yesus
bersabda:
Orang
yang
mau
mengikuti
Aku,
harus
melupakan
kepentingannya sendiri, kemudian memikul salibnya, dan terus mengikuti
Aku. Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan
hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk-Ku dan untuk
Kabar Baik dari Allah, akan menyelamatkannya. Apa untungnya bagi
seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya, tetapi ia kehilangan
hidupnya? (Mrk 8:34-36: bdk. Luk 9:23-25).
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kedua dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
harus menderita secara fisik dalam menerima salib sebagai hukuman atas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
tuduhan yang tidak benar. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan
pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam
menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang
terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Marilah berdoa:
Yesus, kami bersyukur karena boleh ambil bagian dalam salib-Mu melalui
kehidupan sehari-hari kami sebagai petani yang harus berjuang menggunakan
cangkul dan sabit sebagai salib kami. Engkau mengizinkan kami seperasaan dan
sependeritaan dengan diri-Mu untuk memikul salib kami yang kecil dan ringan
bila dibandingkan dengan salib-Mu. Berilah kami kekuatan dan keberanian untuk
selalu mampu mengikuti-Mu dengan meninggalkan keegoisan diri kami. Sehingga
kami mampu memiliki kasih kesetiaan dalam memikul salib kami dalam bentuk
yang berbeda dari diri-MU dengan segala resiko yang ada di depan jalan kami
yang tak mudah seperti jalan-Mu untuk menuju ke Golgota. Yesus ijinkanlah
kami untuk dapat disebut dengan pengikut-Mu yang setia. Engkaulah Tuhan kami,
kini, dan sepanjang masa.
U: Amin
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian ketiga dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman
Sungguhkan engkau kuat dalam derita?
Kata Yesus: Berjaga-jagalah, berdoa,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Agar jangan terperangkap percobaan!
d.
Perhentian III: Yesus dibantu oleh Simon sari Kirene
(setiba di perhentian ketiga umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Luk 23:26-27.
L2 : Yesus sangat lelah. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang yang
bernama Simon, yang berasal dari Kirene, yang sedang masuk ke kota.
Mereka menangkap dia, lalu memaksa dia memikul kayu salib itu di
belakang Yesus (Luk 23:26). Memanggul salib merupakan ukuran
kelayakan seorang seorang pengikut Yesus, karena Yesus sendiri bersabda,
“Barangsiapa tidak memikul salibnya mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu” (Mat 10:38). Salib sungguh tak terelakkan, salib adalah beban yang
harus dipikul bagi umat beriman. Rasul Paulus menulis kepada umat di
Galatia sebagai berikut: Hendaklah kalian saling membantu menanggung
beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus.
Janganlah kita menjadi bosan melkukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita
tidak berhenti melakukan hal-hal itu, sekali kelak kita akan menuai
hasilnya. Jadi, selama ada kesempatan bagi kita, hendaklah kita berbuat
baik kepada semua orang, terutama sekali kepada saudara-saudara kita
yang seiman (Gal 6:2,9-10).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah ketiga dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
menerima bantuan dari sesama yang dengan kerendahan hati mau menolong
meringankan beban Yesus. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan
pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam
menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang
terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Marilah berdoa:
Yesus, melalui Simon dari Kirene Engkau mengajar kami untuk meringankan
beban penderitaan orang lain. Kami bersyukur karena melalui hal-hal kecil, kami
Kau perkenankan ambil bagian dalam salib-Mu yang berat. Setiap sesama kami
adalah wakil-Mu sendiri, sesuai dengan perkataan-Mu (Mat 25:40). Semoga
dengan teladan Simon dari Kirene kami dapat saling membantu sesama kami
dalam berbagai hal terutama dalam interaksi kami bersama alam sebagai sumber
penghasilan kami yang utama. Ajarilah kami untuk menghargai alam sebagai
teman kerja kami agar kami mampu untuk mengelolanya dengan baik tanpa
merusak alam. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian keempat dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman
Mungkinkah ada kasihan bagi orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
Yang tidak berbelas kasih secara nyata,
Yang tertutup hatinya pada sesama.
e.
Perhentian IV: Yesus berjumpa dengan wanita-wanita yang menangis
(setiba di perhentian keempat umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Luk 23:28-29.
L2 : Umat-Ku akan Ku beri hati yang suka mengasihi dan suka berdoa. Mereka
akan memandang Dia yang telah mereka tikam dan meratapi-Nya seperti
orang meratapi kematian anak tunggal. Mereka akan meratap dengan pilu
seperti orang yang telah kehilangan anak sulung. Pada hari itu akan ada
ratapan yang hebat di Yerusalem (Za 12:10-11). Tatkala Yesus menapaki
jalan menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia. Diantaranya banyak
wanita yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka
dan berkata, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!” (Luk 23:28). Yesus
memberi teladan supaya menghibur orang lain, meskipun diri sendiri
sedang menderita. Tetapi lebih dari itu, kita perlu menangisi diri kita
sendiri, kita perlu bertobat, dan mengajak orang lain untuk bertobat.
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah keempat dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
menasehati para wanita yang menangisi Yesus. Setelah itu umat diajak untuk
mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah
dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga
meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Mari kita berdoa:
Yesus yang maharahim, kami bersyukur karena Engkau mengingatkan kami akan
dosa kami dalam ketidaksetiaan untuk mengikuti-Mu. Dengan merenungkan
sengsara-Mu, semoga kami berani meratapi dosa-dosa kami dan berani dalam
mengakui-Mu sebagai panutan. Bantulah kami bangkit dari dosa dan kelemahan
kami, terutama peran kami sebagai petani yang bekerjasama dengan alam ciptaanMu, bantulah kami untuk selalu bersyukur akan kekayaan alam yang ada dan
jauhkanlah kami akan sikap egois yang selalu ingin mendapatkan hasil maksimal
dengan usaha yang minimal. Kami menyadari bahwa hal tersebut bertentangan
dengan kehendak-Mu yang menginginkan kami untuk selalu merawat alam. Hal
ini merupakan keserakahan dan dosa kami. Buatlah kami mampu mengusahakan
hidup yang berkenan pada-Mu tanpa membuat kecewa sedikitpun. Sebab
Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kelima dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman:
Siapa sesungguhnya Tuhan bagimu?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
Sumber kegoncangan gawat, saat kau susah,
Atau andalan hidupmu, tiap saat?
f.
Perhentian V: Pakaian Yesus ditanggalkan
(setiba di perhentian kelima umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:23-24.
L2 : Setelah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaianNya. Pakaian itu dibagi empat: masing-masing mendapat satu bagian.
Mereka mengambil juga jubah-Nya. Jubah itu tidak ada jahitannya, ditenun
dari atas sampai ke bawah. Prajurit-prajurit itu berkata satu sama lain,
“Jangan kita potong-potong jubah ini. Mari kita membuang undi untuk
menentukan siapa yang boleh mendapatnya” (Yoh 19:23-24). Rasul Paulus,
pengikut Yesus, dalam suratnya kepada umat Kolose menulis begini:
Saudara, kalian telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan
telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik-Nya. Karena
itu kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah
lembutan, dan kesabaran. Sabarlah kalian seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kalian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
perbuatlah juga demikian. Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kol 3:9-10,
12-14). “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian, ketika Aku
sakit, kamu melawat Aku. Ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku”
(Mat 25:36).
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kelima dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
harus manahan malu karena pakaian Yesus ditanggalkan secara paksa. Setelah
itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik
ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka,
sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Marilah kita berdoa:
Yesus, kami bersyukur karena dengan dihinakan di salib Engkau telah
memulihkan martabat kami yang cemar akibat dosa. Semoga kami mampu
menjaga martabat kami yang luhur dan perbaharuilah kami seutuhnya. Terlebih,
semoga kami menaruh hormat dan menjaga alam ciptaan-Mu sebagai tempat kami
mencari penghidupan bagi keluarga kami. Kenakanlah pada kami pakaian yang
mulia, yaitu hati yang penuh kasih, penuh kemurahan, penuh kelemah lembutan
dan penuh kesabaran kepada-Mu, sesama, dan alam ciptaan-Mu.
Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Sebab
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian keenam dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman:
Apa yang dilakukan Yesus di salib?
Ia memanjatkan doa, janjikan surga,
Ia menyerahkan diri pada Bapa.
g.
Perhentian VI: Yesus disalibkan
(setiba di perhentian keenam umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Mat 27:35.
L2 : Saat-saat terakhir kehidupan Yesus diceritakan dalam Injil sebagai berikut:
Yesus dibawa ke suatu tempat yang bernama Golgota, artinya “Tempat
Tengkorak”. Kemudian mereka menyalibkan Dia. Bersama-sama dengan
Yesus mereka menyalibkan juga dua orang penyamun; seorang di sebelah
kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Pada kayu salib Yesus, Pilatus
menyuruh memasang tulisan “Yesus dari Nazaret, Raja Orang Yahudi”.
Orang-orang yang lewat di situ menggeleng-gelengkan kepala dan
menghina Yesus. Mereka berkata, “Hai, Kau yang mau merobohkan
Rumah Allah dan membangunnya dalam tiga hari, coba turun dari salib itu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
dan selamatkan diri-Mu” (Yoh 18:19). Kata Rasul Paulus: orang-orang itu
sudah menjadi milik Kristus Yesus, orang-orang itu sudah mematikan tabiat
manusianya dengan segala nafsu dan keinginannya (Gol 5:24). Yesus
berbaring di atas kayu salib dengan paku di kedua tangan dan kaki-Nya,
kemudian kayu salib ditegakkan dan ditanam. Yesus yang tak bersalah
diperlakukan demikian, sedangkan kita yang berdosa tak mau menderita
sedikitpun. “Manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Yesus,
supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan
diri lagi kepada dosa” (Rm 6:6).
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah keenam dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
harus menderita secara fisik dalam menerima paku yang harus ditancapkan pada
tangan dan kaki-Nya.
Setelah itu umat
diajak untuk mensharingkan
pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam
menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang
terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Mari kita berdoa:
Yesus, kami bersyukur Engkau berkenan menanggung sengsara di salib untuk
membebaskan kami dari kekuasaan dosa. Penuhi hati kami dengan kasih
pengampunan-Mu dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan ini.
Terutama tantangan persaingan dengan petani lainnya yang mengharapkan sesama
untuk merugi. Izinkan kami turut serta dalam hidup-Mu sendiri untuk
menyalibkan kedengkian kami terhadap petani lain yang lebih sukses daripada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
kami sendiri, agar kami kelak Kau bangkitkan dan boleh mencapai hidup yang
sejati bersama Engkau. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian ketujuh dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping
sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman:
Buat apa Yesus datang ke dunia?
Bkankah untuk mencari manusia sesat,
Untuk menunjukkan kasih tanpa syarat?
h.
Perhentian VII: Yesus wafat di salib
(setiba di perhentian ketujuh umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:30.
L2 : Pada tengah hari, selama tiga jam, seluruh negeri itu menjadi gelap. Pukul
tiga sore Yesus berteriak dengan suara keras. “Eli, Eli, lama sabaktani?”,
yang berarti “Ya Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?”. Kemudian Yesus berteriak lagi dengan suara keras, lalu
menghembuskan nafas-Nya yang penghabisan. Kepala pasukan bersamasama dengan prajurit-prajurit yang sedang menjaga Yesus, menjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
ketakutan sekali waktu melihat gempa bumi, dan Semua yang terjadi itu.
Mereka berkata, “Sungguh, Dia ini Anak Allah” (Mat 27:45-46, 50, 54).
Ketika kita dalam keadaan tidak berdaya, Kristus mati untuk kita pada
waktu yang tepat yang ditentukan oleh Allah, padahal kita orang-orang
yang jauh dari Allah. Untuk seorang yang adil pun sukar orang mau mati.
Barangkali untuk seorang yang baik, ada juga orang yang berani mati.
Tetapi Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita pada waktu kita masih
orang berdosa (Rm 5:6-8). Dalamnya seorang manusia yang tertimpa derita
yang sangat berat berdoa kepada Allah. Allah akan mengabulkannya. Allah
akan menyelamatkannya. Allah mengangkat Yesus dari dalam lembah
penghinaan dan menobatkannya sebagai Tuhan dan Kristus (Mzm 22).
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah ketujuh dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
harus meninggal dengan cara hina. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan
pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam
menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang
terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Mari kita berdoa :
Tuhan, berkat wafat-Mu, kami telah memperoleh penyelamatan dan Roh yang
menjadikan kami anak-anak Allah. Kehidupan dan penderitaan kami memang
tidak sebanding dengan perjuangan hidup-Mu. Ajarilah kami untuk mengenal
salib-Mu melalui peralatan pertanian kami yang selalu kami pikul dan gunakan
dalam menjalani kehidupan kami sebagai petani. Semoga kami yang telah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
mengenal misteri salib dan mengamalkannya di dunia ini mampu untuk selalu
bersatu dengan-Mu hingga saat terakhir hidup kami dalam kerajaan abadi di
Surga. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kedelapan
dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai
caping sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman:
Siapa paling mengasihi sesama?
Orang yang berani mati agar yang malang
Dapat menikmati hidup bahagia.
i.
Perhentian VIII: Jenazah Yesus diturunkan dari salib
(setiba di perhentian delapan umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan kutipan injil Yoh 19:40.
L2 : Karena hari waktu Yesus disalibkan sebelum hari Sabat, orang-orang
Yahudi minta izin kepada Pilatus untuk mematahkan kaki orang-orang yang
sudah disalibkan, dan menurunkan mayat-mayat itu dari kayu salib. Maka
prajurit-prajurit itu pergi dan mematahkn lebih dahulu kaki dari orang yang
disalibkan bersama Yesus. Ketika mereka sampai kepada Yesus, mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
melihat Ia sudah meninggal. Jadi mereka tidak mematahkan kaki-Nya.
Tetapi lambung Yesus ditusuk dengan tombak oleh seoorang dari prajuritprajurit itu dan segera keluar darah dan air (Yoh 19:31-34). Siapakah dapat
mengalahkan dunia? Hanya orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak
Allah! Yesus Kristulah datang ke dunia dengan air baptisan-Nya, dan
dengan darah kematian-Nya (1 Yoh 5:5-6). Maria menerima Putranya yang
sudah wafat ke dalam pangkuannya. Ia sangat terharu karena penderitaan
Yesus. Tetapi diapun mendapat paling banyak pengaruh penebusan Yesus
yang menyucikan. Berkat penebusan itulah, Maria tetap tidak dicemari dosa
asal. Dengan demikian Maria menyertai Yesus dan berbagi rasa denganNya dalam iman dan cinta kasih.
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kedelapan dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Bunda Maria
yang mengalami kedukaan yang mendalam ketika harus menerima Yesus dalam
keadaan tak bernyawa. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan
pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam
menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang
terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Mari kita berdoa:
Yesus, Engkau telah membarui dunia lewat sengsara-Mu yang mengagumkan.
Resapkanlah dalam diri kami karya belaskasih-Mu ini, sehingga kami selalu ingat
akan misteri agung ini dan boleh mengabdikan diri kami seutuh-Nya hanya
kepada-Mu. Walaupun kami hidup di tengah umat mayoritas bantulah kami untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
selalu hidup dalam kasih-Mu sehingga kami dapat mengamalkan kasih ini kepada
sesama kami. Lewat baptisan, kami telah lahir untuk hidup yang baru. Dengan
menerima Tubuh dan Darah-Mu, jadikanlah kami mampu membawa hidup baru
itu kepada setiap sesama. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U
: Amin.
Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kesembilan
dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai
caping sebagai simbol mahkota duri)
Renungkanlah umat beriman:
Betapa rapuh tembok kuburan Tuhan!
Ia hanya tempat bagi orang yang mati,
Bukan tempat bagi Kasih yang abadi.
j.
Perhentian IX: Jenazah Yesus diletakkan di dalam kubur
(setiba di perhentian kesembilan umat dapat meletakan alat pertanian yang
berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari)
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami.
L1 : L1 membacakan kutipan injil Yoh 19:41.
L2 : Malam itu datanglah seorang kaya dari Arimatea, yang bernama Yusuf. Ia
juga pengikut Yesus, tetapi secara sembunyi-sembunyi, sebab ia takut
kepada para penguasa Yahudi. Ia pergi kepada Pilatus, dan minta jenazah
Yesus. Lalu Pilatus memerintahkan, supaya jenazah Yesus diberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
kepadanya. Nikodemus, yang dahulu pernah datang kepada Yesus pada
waktu malam, pergi juga bersama yusuf. Nikodemus membawa ramuan
mur dan gaharu; seluruhnya kira-kira tiga puluh kilogram banyaknya.
Kedua orang itu mengambil jenazah Yesus, llu membungkusnya dengan
kain kafan bersama dengan ramuan wangi itu menurut adat penguburan
orang Yahudi. Lalu mereka meletakkan jenazah Yesus di dalam kuburan
yang dibuat dalam sebuah bukit batu. Sesudah itu mereka menggulingkan
sebuah batu besar menutupi pintu kubur itu, lalu pergi (Yoh 19:38-40).
Rasul Paulus memperingatkan umat Kristen di Kolose begini: Saudara,
dahulu kalian jauh dari Allah. kalian memusuhi-Nya, karena kelakuan dan
pikiranmu jahat. Tetapi sekarang, dengan kematian Anak-Nya, Allah
membuat hubungan kalian dengan Dia menjadi baik sekali. Dengan cara itu
kalian dapat dibawa menghadap Allah dalam keadaan yang suci, murni, dan
tanpa cela (Kol 1:21-23).
(Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kesembilan dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Bunda Maria
dan Para Murid ketika memakamkan Yesus. Setelah itu umat diajak untuk
mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah
dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga
meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian)
P
: Mari kita berdoa:
Tuhan, Engkau telah wafat bagi kami. Namun, perkataan kebenaran dan kasih-Mu
hidup selama-lamanya dalam hati kami tanpa ada kata ragu sama sekali. Bantulah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
kami untuk dapat mengelola alam ciptaan-Mu agar kami dapat dengan bijaksana
dalam mengarapnya demi kemuliaan-Mu. Ajarilah kami untuk dapat bergaul
akrab bersama dengan alam sebagai sahabat. Sehingga kami benar-benar dapat
menemukan kemuliaan Allah yang terpendam dalam alam sebagai persembahan
syukur kami atas kepercayaan Allah dengan memberikan alam kepada kami.
Sebab Engkaulah Tuhan kami.
U
: Amin.
Nyanyian (Leks, 1990:60)
Renungkanlah umat beriman:
Mengapa kamu mencari Dia yang hidup
Di antara orang mati?
Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.
q.
Penutupan
P
: Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti.
U
: Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat Kami.
L
: Dan Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada umat: Tidak seorangpun
dari kita yang hidup untuk diri sendiri dan tidak seorang pun dari kita yang
mati untuk dirinya sendiri. Kalau kita hidup, kita pun hidup untuk Tuhan
Dan kalaupun kita mati, kita pun mati untuk Tuhan. Kristus sudah mati dan
hidup kembali. Itu sebabnya Ia menjadi Tuhan untuk orang-orang yang
hidup, dan juga untuk orang-orang yang telah mati. Orang yang sudah
bersatu dengan Kristus, menjadi manusia baru sama sekali. Yang lama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
sudah tidak ada lagi, semuanya sudah menjadi baru (Rm 14:7-9; bdk. 2 Kor
5:17).
(Hening sejenak)
P
: Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus, Engkau telah disingkirkan dari tengah-tengah kami. Engkau
dijatuhi hukuman mati, padahal Engkau tidak pernah menipu ataupun memaksa
orang untuk menempuh jalan hidup-Mu. Kebenaran kasih-Mu abadi, dan ibarat
terang yang menerangi umat manusia.
Berilah kekuatan, agar kami mampu
mengembalikan rasa religius dan rasa hormat kami dalam kehidupan ini.
Jadikanlah kami umat-Mu yang mampu untuk menjadikan alam tempat kami
mencari hidup sebagai sahabat kami sehingga kami dapat mengelolanya dengan
baik, bukan malah menguasai dengan hawa nafsu keserakahan kami. Engkau yang
bersama Bapa dan Roh Kudus hidup sepanjang masa.
U
: Amin.
U
: Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
Lagu penutupan (Leks, 1990:63)
Jiwa Kristus penebus, kuduskanlah aku.
Tubuh Kristus penebus, luputkanlah aku.
Darah Kristus Penebus, puaskanlah aku.
Air lambung Penebus, sucikanlah aku.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Sebagai akhir skripsi ini, pertama-tama penulis hendak mengemukakan
pokok-pokok
penting
yang
perlu
ditegaskan
kembali,
dipikirkan,
dan
diperkembangkan lebih mendalam berkaitan dengan penghayatan devosi jalan
salib di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Berdasarkan situasi konkrit yang terjadi
dalam umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali saat ini, penulis
kemudian mengusulkan saran sehubungan dengan penghayatan devosi jalan salib,
supaya devosi jalan salib benar-benar dapat membantu umat memahami peranan
penderitaan Yesus untuk menghayati iman dalam kenyataan hidup sehari-hari di
tengah kehidupan bermasyarakat.
A. Kesimpulan
Umat beriman merasakan kasih Allah yang tiada batasnya melalui
perjalanan penderitaan Yesus yang berakhir di kayu salib untuk menebus dan
menyelamatkan manusia dari dosa. Jalan penderitaan yang diberikan Allah kepada
putra tunggal-Nya menjadi wujud nyata kasih Allah yang tiada batasnya. Kasih
Allah sungguh terjadi hingga saat ini dan selalu direnungkan oleh umat beriman
melalui devosi jalan salib, sebagaimana yang terdapat di Wilayah Maria Cordis,
Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Agar
devosi jalan salib dapat dihayati secara benar, umat perlu memperhatikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
beberapa hal, supaya devosi mempunyai dampak yang positif bagi perkembangan
iman umat.
Dari hasil penelitian, umat Wilayah Maria Cordis menjalankan devosi
jalan salib secara rutin setiap Minggu sekali secara bersama-sama di kapel
Wilayah. Devosi jalan salib menjadi sarana untuk selalu membarui iman umat
Wilayah Maria Cordis melalui permenungan penderitaan Yesus menuju puncak
Golgota dan akhirnya wafat di kayu salib demi menyelamatkan manusia dari dosa.
Devosi yang rutin dilaksanakan oleh umat Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah ini merupakan salah satu
kegiatan Wilayah yang bertujuan untuk meningkatkan iman umat. Kegiatan
devosi ini berlangsung karena adanya kerinduan umat untuk dapat berelasi dengan
Allah kapanpun dan dimanapun. Melalui penderitaan Yesus di kayu salib umat
mampu menghayati kasih Allah demi menyelamatkan manusia dari dosa sehingga
manusia mampu hidup dengan keselamatan penuh melalui Roh Kudus yang
diberikan Allah melalui perantaraan Yesus.
Berdevosi jalan salib secara rutin mampu menimbulkan dampak positif
yang mampu dirasakan umat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
perkembangan iman. Umat mampu untuk bersyukur dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengalaman akan Allah lewat penderitaan Yesus, umat belajar untuk tetap
sabar dan tak mengeluh akan keadaan sehari-hari seperti halnya Yesus yang tetap
sabar dan tanpa mengeluh menjalankan perintah Allah. Umat mampu menghayati
kisah sengsara Yesus menjadi kisah penyelamatan Yesus yang tanpa batas kepada
umat manusia yang penuh dosa. Pengalaman umat dalam merefleksikan kisah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
sengsara mampu mengantarkan umat untuk memberikan kesaksian kepada orang
lain melalui tindakan nyata.
Berdevosi kepada sengsara Yesus melalui jalan salibnya umat mampu
menjalin relasi dengan Allah secara dekat. Merenungkan kisah sengsara dengan
kisah yang mengiringinya merupakan permenungan yang membantu umat dalam
pendewasaan iman. Kisah di sekitar kisah sengsara mampu diganti sesuai dengan
suasana ataupun keadaan yang ada. Dengan adanya kisah-kisah tersebut umat
mampu merasakan bahwa relasi yang dulunya jauh akhirnya dekat karena
pengorbanan-Nya. Umat benar-benar merasakan kasih Allah yang tak terbatas,
Allah yang mau datang langsung di tengah umat tanpa batas mampu memperkuat
iman umat untuk percaya bahwa Allah selalu hadir dalam masa-masa sulit umatNya sewaktu menjalani peziarahan di dunia.
Umat menyadari dan mengenal Yesus sebagai Allah yang mampu
mengasihi tanpa batas melalui sengsara dan wafat-Nya di kayu salib. Umat
terdorong untuk semakin siap untuk menjadi berkah bagi sesama. Umat mampu
menjadi perpanjangan tangan Allah dalam kehidupan bermasyarakat.Umat
menjadi semakin peka terhadap keadaan sesama, memperhatikan kaum kecil,
berusaha untuk hadir dalam keadaan sesama yang kurang beruntung, dan mampu
menjadi pembawa damai.
Kerinduan umat Wilayah Maria Cordis untuk dapat memahami dan
menghayati makna penderitaan Yesus melalui devosi jalan salib diselesaikan
melalui usulan susunan doa jalan salib kreatif . Usulan susunan doa jalan salib
menggunakan 14 perhentian dan 15 perhentian dengan peristiwa-peristiwa di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
sekitar sengsara Yesus tanpa menghilangkan kisah pokok jalan salib yaitu kisah
sengsara Yesus semua susunan doa jalan salib diakhiri dengan kisah kebangkitan.
Melalui susunan doa jalan salib yang berbeda diharapkan umat Wilayah Maria
Cordis mampu untuk menggunakan susunan doa jalan salib tersebut sebagai
sarana untuk memperkuat dan memperkembangkan iman umat.
B. Saran
Demi terwujudnya devosi jalan salib yang mengembangkan iman umat
dengan menyadarkan, melibatkan, memberdayakan, dan dapat menjawab
kebutuhan umat yang mengikuti devosi jalan salib, maka ada beberapa saran yang
perlu diperhatikan.
1. Untuk Paroki
Pelaksanaan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah perlu mendapatkan
perhatian dari Paroki agar dalam pelaksanaannya tetap berjalan seiring dengan
liturgi. Sarasehan umat mengenai sejarah, makna, dan peranan devosi tentunya
sangat baik bila diadakan oleh Paroki terlebih mengenai devosi jalan salib.
2. Untuk Prodiakon selaku Pemandu
Perlu adanya prodiakon yang bertanggung jawab penuh terhadap
terlaksananya kegiatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis. Prodiakon
disini bertugas untuk mengingatkan umat dan
mendampingi persiapan bagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
petugas sebelum menjalankan tugas dalam memimpin devosi jalan salib. Salah
satunya adalah persiapan akan teks doa jalan salib yang akan dilaksanakan.
Memperbanyak teks dan membagikan kepada umat akan membantu umat dalam
menghayati kisah sengsara Yesus sebagai kisah Penyelamatan umat beriman.
3. Untuk Umat
Pertama, umat hendaknya memahami makna devosi sengsara Yesus
melalui jalan salib dengan benar, karena devosi jalan salib merupakan meditasi
Injili tentang penderitaan Yesus yang mampu meningkatkan penghayatan dan
pengalaman iman dalam hubungan pribadi dengan Allah. Devosi jalan salib
mampu mengantar doa pribadi menjadi lebih hidup, menumbuhkan pertobatan
yang terus-menerus, mengembangkan rasa syukur atas apa yang diperoleh, dan
mampu memberikan keberanian untuk bersaksi dan bertekun dalam iman akan
Yesus.
Kedua, umat sebaiknya melaksanakan devosi secara sehat dengan berpusat
kepada Allah dan memiliki aspek pewartaan iman untuk mengembangkan iman
serta bersedia untuk menjadi sarana pewarta karya keselamatan Allah bagi semua
orang. Devosi hendaknya dilaksanakan dari hati yang sungguh-sungguh tulus dan
jujur sehinggga devosi tidak hanya dilaksanakan demi kepentingan pribadi saja,
namu demi kemuliaan Allah.
Ketiga, umat perlu mempunyai pendamping yang bertanggungjawab
penuh terhadap terlaksananya kegiatan devosi jalan salib. Pendamping disini
bertugas mengingatkan dan mengajak para umat untuk terlibat dalam devosi jalan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
119
salib sebagai petugas dan mengadakan persiapan sebelum menjalankan tugas
memimpin devosi jalan salib.
4. Untuk Pelaksanaan Devosi Jalan Salib
Devosi jalan salib yang sudah rutin dilaksanakan, akan berkembang
dengan baik apabila dalam pelaksanaanya ada kreatifitas dalam model perhentian,
renungan, atau doa yang bervariasi. Kreatifitas yang bervariasi akan membantu
dan menyadarkan umat untuk aktif dalam kegiatan gereja sekaligus mampu
memotivasi umat untuk menjalin relasi dengan Allah.
Akhirnya, penulis menyadari keterbatasan skripsi ini, maka saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar skripsi ini dapat
memperluas carkrawala bagi siapa saja yang ingin memahami dan menghayati
devosi jalan salib, khususnya bagi umat di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, R.B.E. (2011). Silent Diplomacy Pahlawan Nasional. Hidup, 48.
h. 12.
Badan Kerjasama Bina Lanjut Imam Indonesia. (2007). Gerakan Timba Daya
Hidup Adorasi Ekaristi. Jakarta: BKBLII.
Boff, Leonardo. (1992). Jalan Salib Jalan Keadilan. Yogyakarta: Kanisius.
Darminta, J. SJ. (1993). Kehidupan Devosional: Sebuah Sketsa Perjalanan. Dalam
Frans Harjawijaya, O.C.S.O. (Ed.). Kehidupan Devosional (hh. 61-90).
Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1994). Nabi dan Martir Bersama Yesus. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1995). Mistik, Devosi, dan Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997). Yesus, Mistikus dan Nabi. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2001). Surat Imajiner Yesus kepada Gereja yang Berjuang.
Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2006a). Iman Mengalahkan Dunia. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2006b). Jalan Pengudusan Melalui Salib. Yogyakarta: Kanisius.
Faisal Sanapiah. (1998). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: CV Rajawali.
Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. (1986). Pesta 25
Tahun Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali.
Manuskrip yang diterbitkan dalam rangka merayakan hari paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali ke-25 tahun, 22 Agustus 1986.
_______. (2013). Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Paroki Hati Tak
Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. Manuskrip yang diterbitkan dalam
rangka penyusunan RAPB Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria
Boyolali tahun 2013.
_______. (2014). Narasi Supervisi Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali. Manuskrip yang diterbitkan dalam rangka persiapan
supervisi paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali tahun
2014.
Groenen, C. OFM. (1988). Mariologi, Teologi, & Devosi. Yogyakarta: Kanisius.
Harjawiyata, Frans. OSCO. (1993). Kehidupan Devosional. Yogyakarta:
Kanisius.
Haryono, Y.B. MSF. (2011a). Devosi-devosi Umat. Jakarta: Obor.
_______. (2011b). Devosi Hati Kudus Yesus, Jalan Salib, Litani. Jakarta: Obor.
Heinz, Michael. SVD. (2006). Jalan Salib: Yesus Sang Perantau dan Pengungsi.
Flores: Ledalero.
Indra Sanjaya, V. Pr. (2004). Yesus Orang Nazaret, Raja Orang Yahudi.
Yogyakarta: Kanisius.
Jacobs, Tom. SJ. (2006). Lukas: Pelukis Hidup Yesus. Yogyakarta: Kanisius.
Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. (2007). Ibadat Adorasi Ekaristi.
Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2009). Bersama Kaum Muda Berdevosi Ekaristi dan Berbagi.
Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia. (2010). Puji Syukur: Buku Doa
dan Nyanyian Gerejawi. Jakarta: Obor.
Komisi Liturgi Seksi Musik. (1984). Madah Bakti: Buku Doa dan Nyanyian
Umum. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Konsili Vatikan II. (2012). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).
Leks, Stefan. (1990). Jalan Salib Berdasarkan Alkitab. Yogyakarta. Kanisius.
Martasudjita, E. Pr. (1999). Pengantar Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2000). Berdoa Rosario. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2004a). Salib, Pusat Hidup Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2004b). Tuhan yang Kita Sembah pada Salib. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2011). Liturgi: Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi. Yogyakarta:
Kanisius.
Moleong, Lexy. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Karya.
Romano Guardini. (1963). Djalan Salib Tuhan Kita. (Endro Tamtoma, R.F,
Penerjemah). Flores: Arnoldus Ende.
Sumarno Ds., M. (2008). Karya Bakti Paroki: Persiapan, Pelaksana, dan
Evaluasi. Diktat Mata Kuliah Karya Bakti Paroki untuk Mahasiswa
Semester VII, Prodi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Sutrisnaatmaka, A.M. MSF. (2011). Tujuan Utama Devosi kepada Allah. Hidup,
32. h. 14.
Sylvia Marsidi. (2011). Menyelaraskan Devosi dengan Liturgi. Hidup, 32. hh. 1012.
_______. (2011). Dari Prigen, Mencari Katekis Handal. Hidup, 32. h. 13.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
(1)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 2 : Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian
(2)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3 : Panduan Wawancara
1. Bagaimana asal mula sejarah berdirinya Gereja Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali ?
2. Dimanakah letak Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria?
3. Mana sajakah batas-batas Paroki Boyolali?
4. Berapa jumlah umat Paroki Boyolali?
5. Bagaimana keadaan umat Paroki Boyolali?
6. Kegiatan doa devosi apa saja yang ada di Paroki Boyolali?
7. Apa arti devosi bagi anda?
8. Bagaimana tanggapan anda mengenai praktik devosi?
9. Apakah doa atau devosi cukup membantu umat dalam perkembangan
imannya?
10. Permasalah apa yang muncul dari umat sehubungan dengan devosi?
11. Apakah praktek devosi juga dilaksanakan di Wilayah-wilayah?
12. Bagaimana suasana saat kegiatan doa ataupun devosi terlaksana?
13. Bagaimana tanggapan umat akan kegiatan doa ataupun devosi di Gereja /
Wilayah?
14. Bagaimana sejarah Wilayah Maria Cordis Rogobelah ?
15. Berapa jumlah umat di Wilayah Maria Cordis ?
16. Apa saja kegiatan yang terlaksana di Wilayah Maria Cordis ?
17. Bagaimana antusias umat Wilayah mengikuti kegiatan tersebut ?
18. Bagaimana suasana kegiatan Wilayah Maria Cordis tersebut ?
19. Apa makna devosi jalan salib?
20. Apa motivasi untuk mengikuti devosi jalan salib?
21. Apa hambatan untuk pelaksanaan devosi jalan salib?
22. Apa dampak positif dari berdevosi jalan salib?
23. Doa apa yang diujubkan dalam devosi jalan salib?
24. Usulan untuk pelaksanaan devosi jalan salib?
(3)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4: Rangkuman Hasil Wawancara
A. Pelaksanaan:
1. Responden
2. Waktu Pelaksanaan
3. Tempat Pelaksanaan
masing
: Umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah
: 14 April sampai 3 Mei 2014
: Kapel St. Maria Rogobelah dan rumah masingmasing.
B. Pokok-pokok Pertanyaan dan Jawaban:
1. Bagaimana asal mula sejarah berdirinya Gereja Hati Tak Bernoda Santa
Perawan Maria Boyolali ?
 Paroki Boyolali berdiri tepatnya Agustus 1961, dulu paroki ini merupakan
stasi dari paroki Purbayan dan paroki Purwosari. Dulu jaman saya masih
kecil, romo-romo yang berkarya adalah romo-romo Belanda, yang asih
terkenang hingga saat ini adalah romo Van Beek MSF. Romonya tegas dan
ramah. Misa diadakan 1 bulan sekali waktu saya kecil, dan itu berlokasi di
gedung yang sekarang menjadi sekolah Slamet Riyadi. Umat yang ada masih
sedikit, tapi seiring berjalannya waktu, paroki Boyolali mempunyai romo
sendiri, akhirnya umatpun bertambah banyak. Namun sangat disayangkan
karena sekarang ini jumlah umat menurun.
 Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam buku paroki yang berada di
sekretariat.
2.


Dimanakah letak Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria?
Kampung Sumberlerak, Rt 02/Rw 03, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah
Jalan Merbabu No 24 Boyolali 57311, Jawa Tengah.
3.






Mana sajakah batas-batas Paroki Boyolali?
Utara
: Paroki St. Paulus Miki Salatiga
Timur Laut
: Paroki Administratif Hati Kudus Tuhan Yesus Simo
Timur
: Paroki St. Maria Kartasura dan Paroki St. Paulus Kleco
Tenggara
: Paroki St. Yohanes Rasul Delanggu
Selatan
: Paroki Roh Kudus Kebon Arum
Barat
: Paroki St. Kristoforus Banyu Temumpang
4.


Berapa jumlah umat Paroki Boyolali?
1.909 Jiwa yang tersebar di 12 Wilayah.
Daftar Wilayah dapat dilihat dalam manuskrip Gereja Hati Tak Bernoda
Santa Perawan Maria Boyolali.
5.

Bagaimana keadaan umat Paroki Boyolali?
Keadaan umat Paroki Boyolali dapat dilihat dalam manuskrip Gereja Hati
Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali.
(4)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6.




7.





8.






9.

Kegiatan doa devosi apa saja yang ada di Paroki Boyolali?
Doa Koronka, Adorasi Ekaristi, devosi kepada Roh Kudus, devosi kepada
Maria melalui doa rosario, devosi Jalan Salib, devosi kepada Jiwa-jiwa di Api
Pencucian melalui St. Mathilda, doa Angelus.
Doa rosario merupakan bentuk devosi yang setiap hari didoakan oleh umat
Paroki. Setiap hari menjelang misa harian pagi yang dipimpin oleh umat yang
hadir pertama kali. Sedangkan doa kepada Malaikat atau doa Angelus
didoakan setelah misa harian pagi selesai dan dipimpin oleh seorang Suster.
Adorasi ekaristi selalu dilaksanakan setiap hari Minggu sore dan dipimpin
oleh Romo Paroki.
Devosi kepada jiwa-jiwa di Api Pencucian selalu didoakan secara bersama
pada saat misa arwah yang dilaksanakan di pemakaman Sonolayu.
Apa arti devosi bagi anda?
Devosi merupakan pengungkapan iman yang mendalam melalui doa dengan
perantara Orang Kudus.
Devosi merupakan penyerahan hidup kepada Allah.
Devosi merupakan landasan untuk merasakan kasih Allah dan mewujudkan
kasih Allah kepada sesama.
Devosi merupakan doa yang mendalam, sehingga dengan berdevosi pribadi
seseorang dapat langsung merasakan kehadiran Allah dan merasakan kasih
Allah secara nyata.
Devosi merupakan pengungkapan iman yang nyata, karena merupakan
jembatan pertemuan dengan Allah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai praktik devosi?
Devosi membantu umat untuk memperkembangkan iman. Namun, saat ini
hanya sedikit umat yang mau terlibat dalam kegiatan devosi.
Devosi merupakan kegiatan yang baik dilaksanakan. Karena devosi
membantu umat untuk semakin merasakan kasih Allah secara nyata.
Devosi akan menjadi lebih baik, apabila anak-anak muda mau terlibat dalam
kegiatan ini.
Praktik devosi saat ini baik, namun akan sangat baik apabila umat diajak
untuk mengetahui seluk-beluk devosi. Sehingga umat mengetahui maksud
devosi yang dilaksanakan dan tidak hanya cenderung ikut-ikutan saja.
Mengikuti devosi secara bersama-sama lebih terasa mendalam daripada harus
melaksanakannya sendiri.
Umat percaya bahwa Roh Kudus selalu diimani sebagai Allah yang hadir
dalam hidup manusia, dalam ciptaandan jiwa manusia.
Apakah doa atau devosi cukup membantu umat dalam perkembangan
imannya?
Devosi cukup membantu umat dalam memperkembangkan iman. Karena
umat menyadari kerinduan untuk selalu berdevosi bersama.
(5)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



10.




Devosi membantu perkembangan iman umat karena dilakukan dengan sadar
dan terus menerus secara rutin.
Devosi membantu perkembangan iman umat karena dengan devosi umat
sadar bahwa Allah selalu menyertai dalam kondisi apapun.
Devosi membnatu perkembangan iman umat, karena dengan devosi umat
menjadi lebih bersyukur atas kasih Allah yang tiada batasnya.
Permasalah apa yang muncul dari umat sehubungan dengan devosi?
Umat belum mampu membedakan antara doa dan devosi.
Umat belum mengetahui bentuk-bentuk devosi.
Umat perlu mengetahui dan mengenal seluk-beluk devosi.
Kecenderungan umat hanya mengikuti kegiatan devosi karena merupakan
kegiatan Wilayah atau Gereja semata.
11. Apakah praktek devosi juga dilaksanakan di Wilayah-wilayah?
 Praktek devosi juga dilaksanakan di Wilayah, terutama pada bulan Mei dan
Oktober sebagai devosi kepada Maria.
 Devosi kepada Bunda Maria juga dilaksanakan sebagai pembukaan sebuah
pertemuan yang diadakan di Wilayah.
 Di Wilayah Maria Cordis Rogobelah selain melaksanakan devosi kepada
Bunda Maria, juga dilaksanakan devosi Jalan Salib.
12. Bagaimana suasana saat kegiatan doa ataupun devosi terlaksana?
 Suasana tenang dan khusyuk selalu tercipta dalam pelaksanaan devosi.
 Suasana devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian yang selalu dilaksanakan
di pemakaman Sono Layu, selalu diiringi dengan suasana yang haru oleh para
keluarga yang hadir mengikuti acara tersebut.
 Doa Rosario pada pagi hari sebelum misa dimulai terasa sangat khusyuk dan
tenang, karena doa ini dilaksanakan mulai pukul 4.30 WIB.
 Doa-doa Rosario yang dilaksanakan dalam bulan Mei dan Oktober yang
dilaksanakan di depan goa Bunda Maria memiliki suasana yang mendukung
untuk berdoa. Suasana hening, tenang, khusyuk sangat terasa karena doa ini
dilaksanakan pada malam hari di luar gedung sehingga suasana alam sungguh
terasa.
 Devosi jalan salib yang dilaksanakan setiap masa prapaskah selalu diiringi
dengan suasana haru, terlebih tablo yang ditampilkan pada hari Jumat Agung
selalu diiringi dengan suasana tangis oleh umat yang menlihatnya.
 Devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis Rogobelah yang dilaksanakan
secara rutin setiap Minggu sekali selalu diiringi dengan suasana yang tenang
dan khusyuk karena umat benar-benar menghayati penebusan Yesus melalui
cara yang tragis. Suasana alam pedesaan menjadi nilai tambah untuk
mendukung suasana doa bagi umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah.
(6)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13. Bagaimana tanggapan umat akan kegiatan doa ataupun devosi di Gereja /
Wilayah?
 Dengan devosi umat merasakan perubahan dalam kehidupan mengereja, bila
pada awalnya kegiatan gereja hanya untuk mengisi waktu saja, sekarang
kegiatan gereja menjadi sebuah kerinduan seperti halnya mengikuti devosi.
 Devosi mempunyai dampat positif yang dirasakan umat, terlebih dalam
menghadapi persoalan hidup. Umat semakin sadar akan ketabahan dan
kesabaran.
 Devosi membantu umat untuk berkumpul bersama dalam persekutuan yang
kudus.
 Semua kegiatan devosi akan menjadi lebih mendalam apabila umat diajak
untuk mengenal devosi secara lebih mendalam.
14. Bagaimana sejarah Wilayah Maria Cordis Rogobelah ?
 Wilayah Rogobelah dulu sama sekali tidak ada karena umatnya hanya sedikit.
Keluarga Bapak Ali adalah keluarga Katolik pertama di Wilayah ini, Bapak
Ali menjadi Katolik karena bimbingan dari Romo Belanda. Zaman dahulu
banyak Romo-romo Belanda yang datang hanya sekedar untuk berkunjung.
Daya tarik “Wong Londo” menarik banyak perhatian para warga, sehingga
ketika berkunjung ke kediaman Bapak Ali, pasti banyak warga yang melihat.
Singkat cerita, karena banyaknya antusias warga untuk melihat Romo, maka
Romo mempunyai inisiatif untuk berkunjung ke Rogobelah dengan berjalan
kaki. Inisiatif itu disambut oleh keluarga Bapak Ali dengan senang hati. Maka
pada kunjungan berikutnya, Bapak Ali dengan rombongan menjemput Romo
di dusun Candi Betak dengan berjalan kaki. Tak disangka ternyata Romo
berjalan kaki dengan membagi-bagikan gambar Orang Kudus dan
membagikan roti beserta permen kepada anak kecil yang dilewatinya. Mulai
dari kejadian tersebut, banyak sekali warga yang mengikuti hingga ke dusun
Rogobelah dan mulai mendengarkan ajaran-ajaran Katolik.
15. Berapa jumlah umat di Wilayah Maria Cordis ?
 Umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah saat ini berjumlah 90 umat dengan
27 kepala keluarga. Umat terbagi dalam 2 (dua) kecamatan (Kecamatan Selo
dan Kecamatan Cepogo).
16. Apa saja kegiatan yang terlaksana di Wilayah Maria Cordis ?
 Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Wilayah ini, seperti pertemuan
orang muda setiap malam Minggu. Pertemuan ibu-ibu Katolik setiap tanggal
1 (satu). Pertemuan warga Katolik setiap malam Kamis. Isi dari kegiatan
tersebut bermacam-macam, namun agenda rutin adalah berdoa bersama demi
penembangan iman umat.
 Berdoa Rosario bersama selalu dilaksanakan sebelum memulai kegiatan
pertemuan ibu-ibu.
 Kegiatan kaum muda selalu diisi dengan ibadat bersama agar iman kaum
muda semakin kuat dalam menghadapi perbedaan.
(7)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Doa jalan salib selalu didoakan bersama sebelum memulai kegiatan bersama
umat di Wilayah. Pelaksanaan devosi jalan salib ini cukup menarik karena
devosi ini terlaksana sejak erupsi gunung meletus pada tahun 2010 lalu. Umat
merasakan betapa dasyat dan agungnya karya Allah di dunia. Sejak saat itu
umat merasakan teguran dari Allah untuk bertobat dan dipilihlah devosi ini
karena umat percaya dengan devosi jalan salib maka mereka dapat
memahami makna penderitaan Yesus dan dapat mengadakan silih atas dosa
mereka.
17. Bagaimana antusias umat Wilayah mengikuti kegiatan tersebut ?
 Antusias umat Wilayah dalam mengikuti kegiatan dirasa kurang, karena
belum semua umat terlibat dalam kegiatan Wilayah. Hanya orang-orang
tertentu saja yang mau mengikuti kegiatan Wilayah.
 Antusias simbah-simbah sepuh sangat luar biasa, terkadang kaum muda pun
kalah semangatnya dengan orang tua.
18. Bagaimana suasana kegiatan Wilayah Maria Cordis tersebut ?
 Suasana kekeluargaan selalu ada dalam seluruh kegiatan Wilayah, karena
sebagian besar umat berasal dari keluarga Bapak Ali yang merupakan
sesepuh di Wilayah ini.
 Suasana yang hangat selalu ada dalam setiap pertemuan dengan warga
Katolik.
19. Apa makna devosi jalan salib?
 Devosi jalan salib membantu untuk ikut ambil bagian dalam sengsara Yesus
ketika harus memanggul salib.
 Devosi yang membantu untuk selalu kuat dalam iman Kristiani.
 Devosi yang selalu mengingatkan akan salib kehidupan.
 Devosi yang memberikan kekuatan untuk menghadapi persoalan kehidupan.
 Devosi yang memberikan pertobatan secara total.
 Devosi yang memberikan kesabaran secara penuh dalam menghadapi cobaan
yang menyakitkan.
20. Apa motivasi untuk mengikuti devosi jalan salib?
 Sebagai prodiakon, devosi jalan salib membawa saya untuk lebih semangat
dalam melayani umat.
 Doa menjadi kebutuhan bagi beberapa umat, dengan diakannya devosi jalan
salib secara bersama maka ada kesempatan untuk berdoa bersama umat yang
lain.
 Devosi jalan salib sebgai media untuk silih atas dosa-dosa.
 Devosi jalan salib menjadi cermin nyata akan cobaan yang dihadapi oleh
umat.
(8)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21. Apa hambatan untuk pelaksanaan devosi jalan salib?
 Sebagai warga desa, umat terkendala dengan kegiatan yang berada di desa.
Seperti pertemuan kelompok tani, tirakatan, kenduri, atau gotong royong.
 Sebagai petani, yang menjadi kendala terbesar adalah ketika musim panen
tembakau. Bagi petani tembakau adalah tanaman raja yang membutuhkan
perawatan ekstra. Dari memetik hingga menjadi tembakau yang siap dipakai
perlu tenaga penuh dari pagi hari hingga pagi lagi, sehingga ketika musim
tembakau, umat sepakat untuk menghentikan kegiatan Wilayah terkadang
misa Wilayah juga harus ditiadakan karena tidak ada umat yang datang.
Musim ini biasanya berlangsung selama 3 (tiga) bulan.
 Cuaca menjadi hambatan bagi umat yang berlokasi jauh dari kapel. Berlokasi
di pegunungan sangat rawan dengan kabut yang tebal apalagi masih banyak
tikungan jalan yang belum ada lampu untuk penerangan pada malam hari.
Akan sangat beresiko bila melakukan kegiatan pada malam hari.
 Hujan menjadi kendala yang menghambat umat untuk datang ke kapel,
karena hawa yang dingin sehingga umat terkadang enggan untuk keluar dari
rumah.
22. Apa dampak positif dari berdevosi jalan salib?
 Devosi jalan salib membawa kesabaran bagi hidup umat.
 Devosi jalan salib menjadi pegangan yang kuat dalam menghadapi perbedaan
agama di tengah Masyarakat.
 Devosi jalan salib membawa semangat untuk terus menghadapi cobaan yang
silih berganti.
 Devosi jalan salib membantu umat untuk mampu menyatakan kasih Allah
dengan sesama.
 Devosi jalan salib membawa umat untuk menghadapi kematian dengan mulia.
23.






Doa apa yang diujubkan dalam devosi jalan salib?
Doa bagi anak-anak dalam menghadapi tantangan zaman ini.
Doa bagi keluarga yang sedang menghadapi permasalahan hidup.
Doa mohon kesehatan bagi keluarga dan doa mohon kematian yang baik.
Doa mohon diberikan kesabaran dalam menghadapi sesama.
Doa mohon semangat dalam melayani sesama.
Doa mohon kuat untuk menghadapi perbedaan yang ada.
24. Usulan untuk pelaksanaan devosi jalan salib?
 Adanya panduan jalan salib yang lain, sehingga referensi umat semakin
bertambah.
 Dalam pelaksanaan jangan terlalu sering, karena akan mengakibatkan
kehampaan bagi umat yang tidak mendalami jalan salib.
 Umat agar dilibatkan dalam jalan salib, sehingga umat menjadi aktif.
 Adanya refleksi bagi umat, agar mampu membagikan pengalaman bagi umat
yang lain.
(9)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5 : Kuesioner umat yang mengikuti devosi jalan salib, di Wilayah
Maria Cordis, Paroki Boyolali, Jawa Tengah.
PENDAPAT UMAT YANG MENGIKUTI DEVOSI JALAN SALIB DI
WILAYAH MARIA CORDIS, PAROKI SANTA PERAWAN MARIA,
BOYOLALI, JAWA TENGAH
Petunjuk
: Mohon dijawab semua pertanyaan dengan memberikan tanda cek
( √ ) dalam kotak di depan jawaban yang paling cocok dan menambahkan sedikit
keterangan jika diperlukan dibagian titik – titik sesuai dengan keadaan anda.
1.
Jenis kelamin ?
(
) Pria
(
) Wanita
2.
(
(
Usia anda sekarang ?
) 15 – 17 Tahun
) 22 – 25 Tahun
3.
(
(
(
Status anda sekarang ?
) Pelajar SMP
(
) Pelajar SMA/K
) Pegawai
(
) Wirausaha
) Lainnya.......................................
4.
(
(
) 18 – 21 Tahun
) lebih dari 25 Tahun
(
(
) Mahasiswa/i
) Petani
(
(
(
(
(
(
Alasan anda mengikuti kegiatan devosi Jalan Salib di Wilayah Maria
Cordis?
) Merupakan kegiatan lingkungan
) Menjadikan hidup damai
) Mendoakan keluarga
) Senang berdoa bersama
) Mendapatkan kekuatan
) Lainnya...................................................
5.
(
(
(
(
(
(
(
(
Motivasi anda mengikuti devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis ?
) Ingin tahu
) Mendoakan orang lain
) Menjalin relasi dengan Allah
) Punya Ujub
) Disuruh orang lain
) Mengisi waktu luang
) Diajak teman
) lainnya............................................................
6.
Apa motivasi yang muncul setelah anda mengikuti devosi jalan salib dalam
kegiatan mengereja ?
) Senang berkumpul
) Senang untuk pergi ke Gereja
(
(
(10)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(
(
(
(
(
(
) Semakin rutin untuk berdoa bersama maupun pribadi
) Terpanggil untuk melayani sesama
) Merasa dekat dengan Tuhan
) Iman menjadi wujud nyata
) Aktif menjadi prodiakon
) Lainnya............................................................
7.
apakah devosi Jalan Salib perlu dilaksanakan secara rutin setiap
minggunya?
) Terlalu Sering
) Cepat menjadi bosan
) Kegiatan Jalan Salib lebih baik diselingi dengan kegiatan Wilayah
) Waktu luang yang selalu digunakan untuk Jalan Salib
) Sesuai dengan kesepakan
) Lainnya............................................................
(
(
(
(
(
(
8.
(
(
(
(
(
(
(
Hambatan apa yang menghambat anda untuk terlibat dalam devosi Jalan
Salib ?
) Cuaca...........
) Bosan
) Aktifitas..............
) Pertemuan dengan warga
) Malas
) Jarak yang jauh
) Lainnya.............................
9.
(
(
(
(
(
Apa peranan devosi Jalan Salib dalam hidup anda ?
) Mohon pengampunan dosa
) Memberi kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup
) Memberikan gambaran penderitaan Yesus
) Mengingatkan kejadian-kejadian yang telah lampau
) Lainnya....................
10.
Apa wujud peningkatan mutu hidup rohani dalam hidup sehari – hari setelah
mengikuti devosi Jalan Salib ?
) Rajin ikut Ekaristi
) Tabah menghadapi cobaan
) Rajin dalam kegiatan menggereja
) Rajin dalam kegiatan doa
) Merasakan kedamaian dalam hidup
) Lainnya....................
(
(
(
(
(
(
11. Mengapa tema menunjang permenungan anda dalam devosi Jalan Salib ?
(
) Renungan menjadi hidup
(
) Suasana menjadi seakan-akan nyata
(11)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(
(
(
(
(
) Tema menyangkut dengan kehidupan
) Tema membawa permenungan sendiri
) Tema membawa penghayatan mendalam
) Tema membawa suasana menjadi lebih khusuk
) Lainnya..................................
12.
(
(
(
(
(
(
(
(
Diantara tema-tema yang ada dibawah ini, tema manakah yang paling
menunjang permenungan anda ?
) Derita dan kematian Yesus
) Mahal tebusannya “Darah Anak Domba”
) Sharing Yesus kepada umat Allah yang imami
) Kasih memecahkan diri
) Dari tangisan ke tarian kegembiraan
) Berjumpa dengan Allah melalui alam
) Mengapa Allah rela menderita ?
) “Oleh bilur-bilur-Nya, kamu telah sembuh”
13.
(
(
(
(
Pada susunan devosi Jalan Salib, bagian mana yang paling anda sukai ?
) Lagu-lagunya
) Renungannya
) Doa-doanya
) Perhentiannya
14.
Menurut anda mengapa dalam pelaksanaan devosi Jalan Salib perlu
menggunakan sarana lagu-lagu yang disesuaikan dengan tema ?
) Lagu dapat mendukung suasana Jalan Salib
) Lagu mendukung permenungan Jalan Salib
) Lagu membawa pada penghayatan yang mendalam
) Lagu membuat umat tersentuh
) Umat cenderung tak dapat ikut bernyanyi
) Lagu yang sulit menakibatkan umat malas untuk berlatih
) Lainnya............................
(
(
(
(
(
(
(
15.
(
(
(
(
(
16.
(
(
Menurut anda mengapa renungan dalam jalan salib perlu menggunakan
cerita-cerita yang bermakna ?
) Menyesuaikan dengan tema yang ada
) Menyesuaikan dengan keadaan nyata
) Semakin memperjelas tema
) Perbandingan dengan pengalaman pribadi
) Lainnya...........................
Menurut anda mengapa renungan dalam jalan salib perlukah menggunakan
cerita Kitab Suci?
) Cerita Kitab Suci memperdalam iman
) Cerita Kitab Suci mempunyai kata-kata kunci kehidupan
(12)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(
(
(
(
(
) Cerita Kitab Suci sulit untuk dipahami
) Cerita Kitab Suci kurang nyata untuk dunia saat ini
) Cerita Kitab Suci terlalu sering muncul dalam permenungan
) Cerita Kitab Suci membosankan
) Lainnya..............................
17.
Menurut anda mengapa devosi Jalan Salib perlu menggunakan refleksi iman
tentang pengalaman hidup sehari – hari ?
) Agar umat dapat belajar dari pengalaman
) Agar pengalaman sehari-hari umat dapat diolah
) Agar iman umat semakin kuat
) Refleksi tidak diperlukan karena waktunya terlalu lama
) Umat masih takut untuk berbicara mengenai pengalaman
) Lainnya..................................
(
(
(
(
(
(
18.
(
(
(
(
(
(
(
19.
(
(
(
(
(
(
20.
(
(
(
(
(
(
(
(
Menurut anda mengapa umat yang mengikuti devosi Jalan Salib, sebaiknya
dilibatkan sebagai pemandu secara bergiliran ?
) Agar umat belajar untuk bertanggung jawab
) Agar umat belajar untuk terlibat
) Agar umat memiliki sikap ssemangat karena telah diberi kepercayaan
) Agar umat merasakan keterlibatan secara bergilir
) Agar umat belajar untuk berbicara
) Sebaiknya umat tidak perlu terlibat, cukup prodiakon saja
) Lainnya.......................
Mengapa umat perlu mengikuti sarasehan mengenai sejarah, makna, dan
peranan devosi Jalan Salib ?
) Agar umat mengetahui seluk Jalan Salib
) Agar umat lebih mengenal Jalan Salib
) Agar umat lebih mengenal, mengetahui, dan memahami Jalan Salib
) Sarasehan tidak perlu dilaksanakan karena durasi waktunya lama
) Umat akan merasa cepat bosan dengan kegiatan sarasehan
) Lainnya....................................
Menurut anda apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan mutu
devosi Jalan Salib ?
) Adanya variasi tema pada setiap pertemuan
) Agar penghayatan pada setiap perhentian semakin mendalam
) Dalam segi pelaksanaan lebih baik satu bulan sekali agar kerinduan untuk
mengikuti
) Diadakan bergiliran dengan kegiatan Wilayah
) Pada bagian renungan agar lebih menarik lagi
) Dalam pembacaan renungan sebaiknya jangan terlalu tergesa-gesa
) Koleksi lagu agar ditambah
) Lainnya......................
(13)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6 : Kuesioner umat yang telah diisi.
(14)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(15)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(16)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(17)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7 : Gambar Yesus Dihukum Mati & Gambar Yesus Memikul
Salib
(18)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 8 : Gambar Yesus Dibantu Simon Dari Kirene & Yesus
Berjumpa Dengan Wanita-wanita Yang Menangisinya
(19)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9 : Gambar Pakaian Yesus Ditanggalkan & Yesus Disalibkan
(20)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 10 : Gambar Yesus Wafat di Kayu Salib & Jenazah Yesus
Diturunkan Dari Salib Jenazah Yesus Diletakkan Di Dalam
Kubur
(21)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 11 : Gambar Jenazah Yesus Diletakkan Di Dalam Kubur
(22)
Download