PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGHAYATAN DEVOSI JALAN SALIB SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPERKUAT IMAN UMAT DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH, PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA BOYOLALI, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Maria Andriati Tri Utami NIM: 101124052 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERSEMBAHAN Karya skripsi ini dipersembahkan untuk Bapak Robertus Marju & Ibu Rosalia Sularni, Martinus Prastya Dwi Nugraha, Yohanes Ginanjar Eka Nugraha. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO “Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan, karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan.” (Pkh 8:5-6) v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau b~gian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 7 J anuari 2015 6rfo~ Maria Andriati Tri Utami VI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini~ saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Maria Andriati Tri Utami No. Mahasiswa : 101124052 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul "Penghayatan Devosi Jalan Salib Sebagai Sarana Untuk Mem,perkuat Iman Umat Di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah", beserta perangkat yang dipedukan (bila ada). Saya memberikan k~pada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasinya di internet atau media lain untuk k~pentingan akademis tanpaperlu izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikianpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 7 Januari 2015 Vll PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK Judul dari skripsi ini adalah “Penghayatan Devosi Jalan Salib sebagai Sarana untuk Memperkuat Iman Umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati tak Bernoda Santa Maria, Boyolali, Jawa Tengah. Peneliti memilih tema ini karena peneliti sebagai umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah memiliki keprihatinan terhadap pelaksanaan devosi di wilayah tersebut. Sejauh ini, devosi dilaksanakan secara rutin, akan tetapi kurang mendapat sentuhan kreativitas di dalam susunan doa. Devosi berarti kebaktian, pernghormatan, pengorbanan, penyerahan, kesalehan, dan kasih yang ditunjukkan oleh umat beriman kepada Allah, sang pemberi kehidupan. Berbagai macam bentuk devosi berkembang di tengah umat dan salah satunya adalah devosi jalan salib yang dilaksanakan oleh umat wilayah Maria Cordis Rogobelah. Devosi jalan salib menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap hari Minggu di wilayah tersebut. Umat menghayati devosi ini sebagai peringatan akan penderitaan Kristus dalam rangka membebaskan manusia dari dosa. Dengan demikian, devosi jalan salib memiliki peran yang penting dalam meningkatkan penghayatan iman. Penderitaan Kristus di kayu salib adalah sebuah cinta tak terbatas kepada umat manusia. Dengan devosi ini, penderitaan Kristus di kayu salib dapat dimengerti dan diterima dengan mudah oleh umat. . Di dalam gereja Katolik, devosi memegang peranan penting dalam mengembangkan imAn umat. Devosi merupakan ungkapan iman yang spontan dan bebas dan tujuan dari devosi adalah Tuhan sendiri. Devosi dapat dilakunan secara individual atau bersama. Devosi membantu umat dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Devosi-devosi di dalam gereja Katolik antara lain adalah devosi Bunda Maria, Hati Kudus Yesus, Sakramen Maha Kudus, Roh Kudus, dan Jalan Salib. Gereja sangat menganjurkan praktek devosi di dalam bentuk apapun sebagai sarana untuk memperkuat iman. Melalui devosi, iman dan liturgi diwujudkan di dalam kehidupan sehari-hari. Devosi dihayati oleh umat sebagai pemenuhan atas kebutuhan afeksi dan kerinduan hati mereka. Peneliti menawarkan sebuah jalan salib dengan susunan doa yang kreatif kepada umat wilayah Maria Cordis Rogobelah sebagai jawaban atas kerinduan mereka dalam menghayati penderitaan Kristus. Dengan demikian, jalan salib dapat mejadi sarana untuk mengembangkan iman umat di wilayah tersebut. Oleh karena itu, peneliti menawarkan panduan doa jalan salib dengan sembilan pemberhentian dan penjabarannya. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT The title of this thesis is “The Living of the Stations of the Cross Devotion as the Way to strengthen the Faith of the Catholic in the Community of Maria Cordis Rogobelah, in the Parish of Immaculate Hearth of the Blessed Virgin Mary, Boyolali, Central Java”. The researcher chose this title because the researcher as the member of the Community Maria Cordis Rogobelah has concern about the practice of devotion in the community. So far the practice is done routinely but it is lack of creativity in the arrangement of the prayer. Devotion means service, honour, sacrifice, submission, piety and love which is performed by the believers to God, the Giver of life. A wide range practice of devotions are developed among the Catholic and one of which is the devotion of the stations of the cross which is done in the Community Maria Cordis Rogobelah. The devotion of the stations of the cross is a routine activity which is held every Sunday in the community. The members of the community live this devotion in remembrance of the passion of Christ in setting free the people from the sins. Therefore , the devotion of the stations of the Cross plays an important role in improving the living of the faith. The passion of Christ on the cross is a boundless love for the mankind. Through the devotion, the passion of Christ on the cross can be understood and accepted easily by the believers. In the Catholic Church, the devotion plays an important role in improving the faith of the Catholic. Devotion is a spontaneous and free expression of the faith and its goal is God self. It can be done individually or communally. The devotion helps the believers to improve the quality of their life. The devotions in the catholic church are among others devotion of Saint Mary, the Sacred Heart of Jesus, The Most Blessed Sacrament, Holy Spirit and Stations of the Cross. The Church strongly recommends the practice of the devotions in any form as the way to strengthen the faith. Through the devotion, the faith and the liturgy is to perform in daily life. The devotion is lived by the believers to meet the need of affection and their longing. The researcher proposes the devotion of the stations of the cross with a creative arrangement of the praxer to the community of Maria Cordis Rogobelah to satisfy the longing of the believers to live the passion of Christ, so that the stations of the cross become the means to improve the faith in the community. Therefore, the researcher proposes a prayer guidance with 9 stations and its exposition. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Penghayatan Devosi Jalan Salib Sebagai Sarana Untuk Memperkuat Iman Umat Di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah“. Penyusunan skripsi ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari banyak hal yang masih kurang dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi tatabahasa ataupun dalam pembahasan materi karena keterbatasan penulis. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan tidak mengurangi rasa hormat dan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang dengan sabar telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan-masukan dan kritikan-kritikan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dan lebih semangat dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal sampai akhir penulisan skripsi. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji, yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum., selaku dosen wali dan dosen penguji, yang terus memberikan semangat, mendampingi, dan memberikan masukan kepada penulis. 4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar di prodi IPPAK. 5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan PUSKAT yang telah memberi dukungan dan pelayanan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Robertus Marju dan Ibu Rosalia Sularni yang memberikan semangat dan dukungan moral, material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta. 7. Martinus Prastya Dwi Nugraha yang dengan sabar membimbing penulis dengan memberikan semangat dan dukungan dengan segala cara sampai selesainya skripsi ini. 8. Bapak Laurentius Budiadi dan Ibu Sri Yuliawati yang telah memberikan semangat, dukungan, dan fasilitas selama penulis menempuh studi di Yogyakarta. 9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, atas persaudaraan, perhatian, dukungan dan perjuangan selama masa perkuliahan. xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. Umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah, atas waktu, perhatian, dan kerjasamanya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik. Saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan guna melengkapi segala kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan penghayatan iman umat melalui devosi jalan salib. Yogyakarta, 7 Januari 2015 Penulis Maria Andriati Tri Utami xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar belakang.................................................................................... 1 B. Rumusan Permasalahan ..................................................................... 5 C. Tujuan Penulisan................................................................................ 5 D. Manfaat Penulisan.............................................................................. 6 E. Metode Penulisan ............................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan......................................................................... 7 BAB II. GAMBARAN UMUM PENGHAYATAN DEVOSI JALAN SALIB UMAT DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH, PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA BOYOLALI, JAWA TENGAH .................... 9 A. Gambaran Umum Situasi Paroki Boyolali ........................................ 10 1. Sejarah Perkembangan Paroki Boyolali........................................ 11 2. Situasi Geografis dan Demografis Paroki Boyolali ...................... 12 3. Situasi Religius Kultural Umat Paroki Boyolali ........................... 14 4. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Paroki Boyolali..................... 15 a. Devosi kepada Roh Kudus ....................................................... 16 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. Devosi kepada Sakramen Maha Kudus.................................... 17 c. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus......................... 17 d. Devosi kepada Bunda Maria .................................................... 18 e. Devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Penyucian ............................. 19 f. Devosi kepada Para Malaikat.................................................... 20 g. Devosi Jalan Salib .................................................................... 20 B. Gambaran Umum Situasi Wilayah Maria Cordis ............................. 21 1. Sejarah Perkembangan Wilayah Maria Cordis ............................. 21 2. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Wilayah Maria Cordis .......... 23 a. Devosi kepada Bunda Maria .................................................... 23 b. Devosi Jalan Salib .................................................................... 24 C. Penelitian Tentang Penghayatan Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis,Paroki Boyolali ........................................... 24 1. Metodologi Penelitian ................................................................... 25 a. Tujuan Penelitian...................................................................... 25 b. Jenis Penelitian......................................................................... 25 c. Tempat Penelitian..................................................................... 26 d. Populasi dan Sampel ................................................................ 26 e. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27 f. Kisi-kisi Instrumen.................................................................... 27 2. Hasil dan Pembahasan Penelitian ................................................. 28 3. Kesimpulan Penelitian .................................................................. 38 a. Identitas Responden.................................................................. 38 b. Motivasi Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib........................ 39 c. Hambatan Pengayatan Devosi Jalan Salib ............................... 40 d. Peranan Penghayatan Devosi Jalan Salib................................. 41 e. Kebutuhan Umat demi Peningkatan Mutu Devosi Jalan Salib ............................................................................... 42 D. Rangkuman Pokok-pokok Permasalahan dalam penghayatan Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis................................... 43 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. Motivasi Umat .............................................................................. 43 2. Hambatan ...................................................................................... 44 3. Peranan Devosi Jalan Salib Bagi Umat ........................................ 45 4. Kebutuhan Umat ........................................................................... 46 BAB III. DEVOSI JALAN SALIB DALAM GEREJA .................................. 47 A. Devosi Dalam Gereja......................................................................... 47 1. Pengertian Umum Devosi ............................................................. 48 2. Dasar Teologis Devosi .................................................................. 52 3. Tujuan Devosi ............................................................................... 54 4. Penghayatan Devosi yang Benar................................................... 56 5. Bentuk-bentuk Devosi .................................................................. 57 a. Devosi kepada Maria................................................................ 58 b. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus ........................ 59 c. Devosi kepada Orang Kudus .................................................... 61 6. Makna Devosi bagi Umat ............................................................. 63 B. Devosi Jalan Salib.............................................................................. 64 1. Pengertian Devosi Jalan Salib....................................................... 65 2. Sejarah Devosi Jalan Salib............................................................ 69 3. Dasar Teologis Devosi Jalan Salib ............................................... 71 4. Makna Devosi Jalan Salib bagi Umat ........................................... 78 C. Peranan Devosi Jalan Salib Dalam Penghayatan Iman Umat............ 80 BAB IV. USULAN DOA JALAN SALIB KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH, PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA BOYOLALI, JAWA TENGAH................................................... 85 A. Latar Belakang Usulan Doa Jalan Salib Kreatif ................................ 86 B. Alasan Utama Pemilihan Usulan Doa Jalan Salib Kreatif................. 87 C. Usulan Tema dan Tujuan Doa Jalan Salib Kreatif............................. 88 D. Petunjuk Pelaksanaan Doa Jalan Salib Kreatif .................................. 89 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. Contoh Perhentian Doa Jalan Salib Kreatif........................................ 90 F. Contoh Doa Jalan Salib Kreatif.......................................................... 91 BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 114 A. Kesimpulan ........................................................................................ 114 B. Saran................................................................................................... 117 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120 LAMPIRAN ........................................................................................... 122 Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................. (1) Lampiran 2 : Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian ................ (2) Lampiran 3 : Panduan Wawancara ...................................................... (6) Lampiran 4 : Rangkuman Hasil Wawancara ....................................... (12) Lampiran 5 : Kuisoner ......................................................................... (16) Lampiran 6 : Kuisoner Yang Telah Diisi ............................................ (17) Lampiran 7 : Gambar Yesus Dihukum Mati & Yesus Memikul Salib .............................................................................. (18) Lampiran 8 : Gambar Yesus Dibantu Simon dari Kirene & Wanita-wanita yang Menangisi-Nya ............................ (19) Lampiran 9 : Gambar Pakaian Yesus Ditanggalkan & Yesus Disalibkan .................................................................... (20) Lampiran 10 : Gambar Yesus Wafat di Salib & Jenazah Yesus Diturunkan.................................................................... (21) Lampiran 11 : Gambar Jenazah Yesus Diletakan Dalam Kubur........... (22) xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8. B. Singkatan Dokumen Gereja LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964 SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963 C. Singkatan Tarekat/Kongregasi Religius Singkatan Tarekat/Kongregasi Religius mengikuti Komisi Liturgi KWI. 2014. Penanggalan Liturgi 2015: Tahun B/I. Yogyakarta: Kanisius, hh. 4-6. D. Singkatan Lain Art : Artikel Bdk : Bandingkan DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta h : Halaman xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Jl : Jalan L : Lektor MB : Madah Bakti, buku doa dan nyanyian umum yang diterbitkan oleh Pusat Musik Liturgi Yogyakarta No : Nomor P : Pemimpin kebaktian PS : Puji Syukur, buku doa dan nyanyian gereja yang disusun oleh Komisi Liturgi Koferensi Wali Gereja Indonesia Rt : Rukun tetangga Rw : Rukun warga Sbb : Sebagai berikut St : Santo/Santa U : Umat WIB : Waktu Indonesia Barat xviii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN Doa menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam hidup rohani umat beriman. Doa juga dipercaya sebagai salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk menuju Allah. Doa sebagai media komunikasi antara umat beriman dengan Allah telah membawa banyak perkembangan bagi umat beriman. Doa bersama atau doa pribadi mampu menjadi kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan kehidupan manusia. Dengan tekun berdoa manusia mampu menghadirkan Allah sebagai tujuan utama dalam hati dan mampu menjadikan-Nya sebagai sumber kekuatan dan keselamatan. Dengan tujuan utama adalah Allah maka manusia mampu melaksanakan devosi. Devosi merupakan penyerahan diri manusia secara total kepada Allah dalam bentuk doa melalui santo-santa yang dipercaya atau melalui Yesus yang telah mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan manusia. A. Latar Belakang Salah satu karakteristik negatif zaman modern ini adalah keterpecahan hati yang dialami oleh sebagian besar orang. Keterpecahan hati lebih populer dengan sebutan keterasingan. Orang terasing dari dirinya sendiri, dari sesama, dari alam semesta, serta dari Allah. Keterasingan yang mempunyai akibat buruk bagi relasi antar sesama dan Allah yang dapat menghancurkan semesta alam. Namun, Yesus mengajak umat beriman untuk berdamai dengan diri sendiri, sesama, alam semesta, dan Allah melalui kebersatuan. Umat beriman yang mampu mencapai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 kebersatuan adalah yang berhati suci. Berbahagialah orang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Mat 5:8). Hal ini dapat ditempuh dengan menghilangkan sikap kemanusiaan yang egois dan memulai pendekatan dengan Allah melalui doa. Doa merupakan usaha untuk menjalin hubungan dengan Allah agar manusia dapat mengalami kebahagiaan lahir dan batin. Bagi sebagian besar umat beriman doa merupakan rutinitas wajib yang harus dilaksanakan, namun bagi sebagian kecil doa kurang mendapatkan perhatian dan minat untuk diikuti. Umat beriman menyakini bahwa doa mampu membantu memecahkan segala macam problematika kehidupan yang dihadapi. Banyak umat beriman yang pada awalnya begitu antusias dan tekun berdoa, namun semakin lama semakin mengendor semangatnya dan mulai berhenti untuk menjalankan doa-doanya. Menciptakan suasana doa merupakan langkah yang penting dalam hidup doa. Suasana membantu untuk meningkatkan mutu dan makna doa sehingga umat mampu berkomunikasi dengan Allah. Bagi umat beriman doa merupakan kegiatan penting dan wajib dilaksanakan, karena doa dipercaya sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan sehari-hari umat beriman. Dengan berdoa umat beriman mempunyai arti dan arah hidup sehingga mampu merasakan penyertaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berdoa secara aktif, umat beriman mampu mengembangkan doa menjadi devosi. Devosi merupakan penyerahan diri secara setia untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Devosi dipercaya sebagai media untuk merasakan kasih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 Allah melalui santo-santa yang dipercaya ataupun melalui kisah-kisah sengsara yang dialami Yesus dalam menyelamatkan manusia dari segala dosa. Devosi juga dipercaya sebagai media untuk memohon suatu hal yang dirasakan penting oleh umat beriman untuk kepentingan sendiri ataupun kepentingan kelompok. Umat beriman percaya dengan melaksanakan devosi secara terus-menerus dengan bermati raga maka permohonan akan segera terkabul. Devosi pula yang mampu mengantarkan umat beriman untuk merenungkan kasih setia Allah bagi manusia melalui Yesus Putra-Nya yang tunggal. Melalui kematian Yesus di kayu salib umat mampu merenungkannya secara mendalam melalui devosi jalan salib. Devosi jalan salib dipercaya mampu menjadi jembatan perdamaian bagi manusia dan Allah melalui permenungan penderitaan pembebasan akan dosa-dosa manusia. Bagi umat devosi jalan salib menjadi bagian dari hidup rohani sehari-hari. Devosi jalan salib dihayati dalam kehidupan sehari-hari terutama sebagai tempat untuk belajar bersabar dalam menghadapi cobaan hidup. Doa jalan salib dapat ditemukan dalam setiap tempat peziarahan umat Katolik, seperti di gua-gua Maria yang berada di tanah Jawa. Devosi jalan salib telah menyatu dengan kecintaan pada keheningan dalam penderitaan Yesus. Devosi jalan salib membantu umat untuk merenungkan sengsara Yesus dengan keterarahan hati dan pikiran pada misteri kesengsaraan Yesus. Jalan salib mampu membantu umat untuk mengikuti sengsara Yesus dan membantu umat bercermin pada kisah Yesus dalam perjuangan kehidupan di dunia yang penuh cobaan. Doa jalan salib biasanya dilaksanakan pada masa Prapaskah dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 tujuan untuk memeditasikan akhir hidup Yesus di dunia ini dengan penuh kemuliaan di salib. Devosi jalan salib mampu mengantarkan umat menuju Allah dengan merenungkan kisah sengsara Yesus dengan 14 perhentian sebelum Ia wafat di kayu salib. Devosi jalan salib oleh umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah selalu dilaksanakan setiap Minggu. Umat merasakan manfaat positif dalam mengikuti devosi ini secara rutin, misalnya umat merasakan sikap untuk semakin sabar dalam menghadapi kesulitan yang ada. Banyak kekayaan rohani yang bisa digali dari devosi jalan salib ini, misalnya cinta kasih Allah yang tak berkesudahan bagi umat beriman hingga rela mengorbankan Putra-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib, pengorbanan yang tak henti-hentinya diberikan, rahmat pengampunan atas kematian Yesus, dan rahmat Roh Kudus yang dijanjikan oleh Allah. Penulisan skripsi ini bermaksud untuk mengetahui penghayatan devosi jalan salib untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Skripsi membahas mengenai permasalahan yang ada dalam pelaksanaan jalan salib di Wilayah tersebut terutama motivasi umat dalam melaksanakan devosi jalan salib, hambatan yang dialami oleh umat dalam pelaksanaan devosi jalan salib, dan peranan devosi jalan salib terhadap iman umat. Penulis juga menyajikan usulan doa jalan salib kreatif bagi umat di Wilayah Maria Cordis yang sebagian besar adalah petani. Usulan doa jalan salib terdiri dari 9 (sembilan) perhentian dengan penjabaran sesuai dengan Kitab Suci dan keadaan umat yang ada. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah memahami makna devosi jalan salib? 2. Bagaimana pandangan Gereja mengenai devosi jalan salib? 3. Bagaimana usaha meningkatkan mutu devosi jalan salib sehingga membantu umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah untuk memperkuat iman melalui devosi jalan salib? C. Tujuan Penulisan 1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah pemahaman makna devosi jalan salib umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. 2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah pemahaman devosi jalan salib menurut pandangan Gereja. 3. Menyajikan usulan susunan perhentian devosi jalan salib kreatif kepada umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah agar semakin memperkuat iman melalui devosi jalan salib. 4. Sebagai prasyarat untuk kelulusan Sarjana Srata 1 pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 D. Manfaat Penulisan 1. Memberikan gambaran umum mengenai keadaan dan kenyataan umat Katolik dalam pemahaman, pelaksanaan, dan penghayatan devosi terhadap jalan salib di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. 2. Memberi masukan kepada umat Katolik di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah, agar semakin mengenal dan menghayati makna dari devosi jalan salib guna meningkatkan kehidupan iman mereka. 3. Mengembangkan wawasan penulis dan pembaca sehingga semakin memahami makna devosi jalan salib dan menghayati-Nya dalam hidup sehari-hari. E. Metode Penulisan Dalam penulisan ini penulis menggunakan deskriptif analistis yang diperoleh menggunakan studi pustaka dari berbagai media cetak maupun elektronik yang ada dan melalui pengalaman-pengalaman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah yang diperoleh dengan wawancara dan menyebarkan kuisoner kepada umat yang aktif mengikuti kegiatan di Wilayah. Pokok pertanyaan yang diajukan mengenai pengalaman-pengalaman yang telah dijalani untuk mendapatkan gambaran mengenai penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Tengah Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 F. Sistematika Penulisan Bab I merupakan pendahuluan, yang mengungkapkan pertimbangan dalam pemilihan judul, yang meliputi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, manfaat, metode, dan sistematika penulisan skripsi. Dalam akhir bab I penulis menuliskan secara garis besar sistematikan penulisan, yang merangkum keseluruhan isi skripsi. Bab II memaparkan kenyataan dan pengalaman yang menyangkut gambaran umum penghayatan terhadap devosi jalan salib yang dilakukan oleh umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Uraian bab II akan berlangsung dalam 4 (empat) pokok, yakni gambaran umum situasi Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, gambaran umum situasi Wilayah Maria Cordis Rogobelah, penelitian mengeni penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, dan rangkuman pokok-pokok permasalahan dalam penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis. Bab III menyajikan pandangan teologis sehubungan dengan devosi Jalan Salib dalam Tradisi Gereja. Pandangan ini dirincikan dalam 3 (tiga) pokok: Pertama, devosi dalam Gereja, yang menampilkan pengertian umum devosi, dasar teologis devosi, tujuan devosi, penghayatan devosi yang benar, dan bentuk-bentuk devosi. Kedua, devosi jalan salib, yang mengupas mengenai pengertian devosi jalan salib, sejarah devosi jalan salib, dasar teologis devosi jalan salib, dan makna devosi jalan salib bagi umat. Ketiga, devosi jalan salib dalam penghayatan iman umat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 Bab IV merupakan penerapan pandangan teologis pada kenyataan devosi jalan salib umat di Wilayah Maria Cordis dalam bentuk suatu usulan doa jalan salib kreatif untuk meningkatkan penghayatan iman umat di Wilayah Maria Cordis dalam berdevosi Jalan Salib. Bab IV ini menguraikan latar belakang usulan doa jalan salib kreatif, alasan utama pemilihan usulan doa jalan salib, usulan tema dan tujuan, petunjuk pelaksanaan doa jalan salib, dan contoh doa jalan salib kreatif. Bab V adalah penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan, penulis menegaskan pokok-pokok yang penting dalam penghayatan umat terhadap devosi jalan salib dan catatan yang perlu diperhatikan dalam berdevosi jalan salib. Akhirnya, penulis menyampaikan saran bagi umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah untuk menghayati devosi jalan salib. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II GAMBARAN UMUM PENGHAYATAN DEVOSI JALAN SALIB UMAT DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH, PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA BOYOLALI, JAWA TENGAH Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali adalah gereja Katolik satu-satunya yang berada di kota Boyolali dan merupakan gereja dengan bangunan terbesar dibandingkan dengan gereja Kristen lainnya. Gereja yang dibangun pada jaman Belanda ini menjadi saksi sejarah akan perjuangan para pendahulu Gereja dalam memperjuangkan gereja ini. Paroki Boyolali yang terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah termasuk dalam Kevikepan Surakarta di bawah Keuskupan Agung Semarang. Meskipun pusat Paroki berada di Kota Boyolali, namun umat Paroki Boyolali sebagian besar berada di perdesaan dan pegunungan. Jumlah umat Paroki Boyolali sebesar 1.909 jiwa sesuai dengan pendataan umat pada tahun 2012 (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 5). Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali, terletak di lereng gunung Merapi, sekitar 7 km dari puncak Merapi. Karena letak yang lumayan jauh dari pusat Paroki, maka umat di Wilayah ini menjadi semakin guyup dalam mengadakan pertemuan-pertemuan bersama umat. Salah satu bentuk paguyupan umat Wilayah Maria Cordis adalah doa bersama setiap Minggu sekali. Salah satu bentuk doa bersama yang dilakukan umat Wilayah Maria Cordis merupakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 devosi jalan salib. Devosi jalan salib menjadi ciri khas tersendiri di Wilayah Maria Cordis sebagai bentuk relasi dengan Allah. A. Gambaran Umum Situasi Paroki Boyolali Perkembangan umat di Paroki Boyolali diawali pada masa penjajahan Belanda. Hal ini terbukti dengan bentuk bangunan gereja dan pasturan yang sesuai dengan bangunan rumah Belanda. Pada mulanya Paroki Boyolali merupakan salah satu Stasi dari Paroki Purbayan Surakarta, kemudian menjadi bagian dari Paroki Purwosari Surakarta, dan akhirnya berdiri menjadi Paroki sendiri pada tahun 1961. Pada tahun 2014 umat Paroki Boyolali berjumlah 1.909 jiwa (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 5). Paroki Boyolali terletak di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang. Umat Paroki Boyolai tersebar di 7 Kecamatan di Kabupaten Boyolali (Boyolali Kota, Mojosongo, Teras, Musuk, Cepogo, Selo, dan Ampel) dan 2 Kecamatan di Kabupaten Semarang (Tengaran dan Kaliwungu). Umat Paroki Boyolali tersebar di 12 desa dan berkembang dengan kebudayaan yang masih kental dan dengan situasi yang plural religius (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 3). Kebudayaan yang hidup di Paroki Boyolali merupakan kebudayaan Jawa. Kebudayaan Jawa dapat dilihat dalam tata cara bergaul, berdoa, dan upacaraupacara tradisi Jawa yang sering dilakukan oleh umat Paroki Boyolali. Baik dalam upacara syukur atas ulang tahun Gereja yang tak lepas dari kenduri bersama masyarakat sekitar maupun dalam acara misa dalam Minggu terakhir umat menggunakan bahasa Jawa. Dalam hal menjalin relasi dengan Allah, umat Paroki PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 Boyolali juga mengadakan devosi yang dilaksanakan baik bersama di pusat Paroki maupun secara berkelompok. Devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Roh Kudus, devosi kepada Sakramen Maha Kudus, dan devosi jalan salib merupakan devosi yang sering dilaksanakan oleh umat Paroki Boyolali. Kegiatan berdevosi secara tidak langsung sudah menjadi budaya yang dilaksanakan oleh umat seperti halnya melaksanakan budaya Jawa. 1. Sejarah Perkembangan Paroki Boyolali Sejarah munculnya umat Katolik di Boyolali diawali sekitar tahun 1940 oleh keluarga kecil yang berasal dari Yogyakarta dan menetap di Boyolali, keluarga tersebut memberikan pelajaran agama pada keluarga Karyosemita. Seiring perjalanan waktu di masa penjajahan Belanda, agama Katolik bertumbuh secara pelan namun pasti, berangkat dari keluarga-keluarga sederhana, meningkat ke para guru sekolah rakyat dan kemudian dikembangkan oleh pegawai pemerintahan yang berada di lingkungan pendidikan dan kebudayaan. Setahun kemudian umat Katolik di Boyolali mendapatkan kunjungan Vikaris Apostolik Semarang, Romo Albertus Soegijapranata SJ (Agung Nugroho, 2011: 12). Dalam kunjungannya, Beliau mengadakan acara sarasehan yang ditutup dengan Misa pemberkatan Kapel Tjondrodipuran (Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 1986: 3). Tahun 1951 Stasi Boyolali yang semula menjadi bagian dari Paroki Purbayan beralih menjadi bagian dari Paroki Purwosari Surakarta di bawah penggembalaan para pastor MSF. Para pastor tersebut membentuk kring-kring di Stasi Boyolali yang terletak di Kecamatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 Ampel, Selo, Musuk, Karanggede, Simo, Nogosari, dan Banyudono serta Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Tahun 1960 gedung gereja mulai dibangun dan pada 22 Agustus 1961 gereja Boyolali diberkati dan diresmikan oleh Mgr Albertus Soegijapranoto SJ dengan nama pelindung Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria. Kunjungan Romo Jendral Konggregasi MSF dari Roma ke Paroki Boyolali pada tahun 1979 menjadi saat penting pembentukan Wilayah-wilayah di Kecamatan Boyolali Kota, Ampel, Cepogo, Selo, Musuk, Mojosongo, dan Teras. Sekarang ini Paroki Boyolali memiliki 5 Wilayah di desa dan 4 Wilayah di kota dengan 32 Lingkungan, Stasi Ampel yang terdiri dari 3 Wilayah dengan 6 Lingkungan (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 1-2). 2. Situasi Geografis dan Demografis Paroki Boyolali Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria terletak di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobongan di sebelah Utara, wilayah Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sukaharjo di sebelah Timur, wilayah Kabupaten Klaten dan DIY di sebelah Selatan, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Paroki Boyolali berbatasan dengan Paroki St. Paulus Miki Salatiga di sebelah Utara, Paroki Administratif Hati Kudus Tuhan Yesus Simo di sebelah Timur Laut, Paroki St. Paulus Kleco dan St. Maria Kartasura di sebelah Timur, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 Paroki St. Yohanes Rasul Delanggu di sebelah Tenggara, Paroki Roh Kudus Kebon Arum di sebelah Selatan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Paroki St. Kristoforus Banyu Temumpang (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 1). Umat di Paroki Boyolali terbagi dalam 12 Wilayah dengan 34 Lingkungan. Wilayah Brayat Minulya terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Mateus, Thomas Aquino, dan Agnes yang terdiri dari 156 jiwa atau 56 kepala keluarga. Wilayah Maria Ratu terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Yohanes, Timotius, dan Titus yang terdiri dari 193 jiwa atau 60 kepala keluarga. Wilayah Maria Carmel terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Bernadeta, Yusuf, dan Fransiskus yang terdiri dari 282 jiwa atau 89 kepala keluarga. Wilayah Maria Assumta terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Agustinus, Petrus, Agatha yang terdiri dari 138 jiwa atau 44 kepala keluarga. Wilayah Maria Mater Dolorosa terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Paulus, Blasius, Markus yang terdiri dari 271 jiwa atau 89 kepala keluarga. Wilayah Maria Rosari terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Lukas, Stevanus, Didimus yang terdiri dari 249 jiwa atau 81 kepala keluarga. Wilayah Maria Immaculata terdiri dari 3 (tiga ) Lingkungan yaitu Yakobus, Andreas, Frasiscus Xaverius yang terdiri dari 63 jiwa atau 29 kepala keluarga. Wilayah Maria Mater Dei terdiri dari 2 (dua) Lingkungan yaitu Caecilia dan Martinus yang terdiri dari 166 jiwa atau 55 kepala keluarga. Wilayah Maria Cordis terdiri dari 2 Lingkungan yaitu Laurentius dan Antonius yang terdiri dari 90 jiwa atau 27 kepala keluarga. Wilayah Maria Louurdes terdiri dari 3 (tiga) Lingkungan yaitu Theresia, Ignatius, Nazareth yang terdiri dari 95 jiwa atau 30 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 kepala keluarga. Wilayah Maria Tak Bernoda terdiri dari 4 (empat) Lingkungan yaitu Florentinus, Bernadus, Yustinus, Hypolipus yang terdiri dari 153 jiwa atau 57 kepala keluarga. Wilayah Maria Bunda Allah terdiri dari 2 (dua) Lingkungan yaitu Cyrilus dan Bonaventura yang terdiri dari 73 jiwa atau 27 kepala keluarga (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 5) . Wilayah-wilayah yang ada di Paroki Boyolali merupakan himpunan umat Katolik yang berada di satu dusun atau tersebar di beberapa dusun. Penyebaran umat Katolik di Paroki Boyolali ini tidak merata di masing-masing daerah, sehingga menimbulkan tidak seimbangnya jumlah umat di setiap Wilayahnya. Kesenjangan ini nampak jelas di Wilayah-wilayah yang berada di pedesaan. Daerah Paroki Boyolali termasuk subur karena letaknya yang berada di lereng Gunung Merapi sehingga membuat sebagian besar umat Katolik (48%) bekerja sebagai petani, pedagang, dan buruh, 26% umat bekerja di lingkungan pemerintahan, sedangkan 26% umat lainnya merupakan pelajar, mahasiswa, dan lanjut usia (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 8). 3. Situasi Religius Kultural Umat Paroki Boyolali Masyarakat Boyolali merupakan masyarakat plural religius. Dari data tahun 2013, masyarakat di daerah Boyolali terdiri dari 963.950 jiwa (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 4). Berdasarkan komposisi agama, pemeluk agama Islam (97,13%) menjadi kelompok yang paling besar, terbukti dengan banyaknya masjid dan mushola yang terdapat di setiap kampung. Sedangkan peringkat kedua didominasi oleh masyarakat yang beragama Kristen PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 (1,22%), hal ini terbukti pula banyaknya gereja Kristen yang berada di Kabupaten Boyolali. Sedangkan Agama Katolik (0,84%) menjadi peringkat ketiga, dilanjutkan dengan Agama Hindu (0,41%), dan Agama Budha (0,4%). Kepercayaan masyarakat Boyolali masih kental dengan budaya Jawa yang terkenal dengan kekuatan gaib dan berorientasi pada alam. Masih banyak tempattempat yang dikatakan bertuah di Kabupaten Boyolali. Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, mempunyai 1 gereja induk yang berlokasi di Kampung Sumberlerak, Rt 02/Rw 03, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali Kota, dan 2 Kapel yakni Kapel St. Andreas yang terletak di Jl Raya Ampel, Kaligentong, Ampel, Boyolali; serta Kapel St. Maria yang terletak di Desa Rogobelah, Selo, Boyolali. Paroki Boyolali juga memiliki satu tempat peziarahan Katolik yaitu Gua Maria Mawar yang terletak di Dukuh Kembang Sari, Musuk, Boyolali. Umat Katolik Paroki Boyolali taat dalam mengikuti peribadatan, baik Perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda, maupun kegiatan devosi-devosi yang dilaksanakan oleh Gereja (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 6). 4. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Paroki Boyolali Berelasi dengan Allah melalui doa akan membantu setiap pribadi dalam pertumbuhan iman. Pertumbuhan iman berakibat pada tumbuhnya kedewasaan iman yang akan membawa pribadi dalam mencapai kebahagiaan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Hidup tanpa menjalin relasi dengan Allah akan menjadi kehampaan semata pada sebuah pribadi. Kejenuhan, kelelahan, dan keputusasaan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 menjadi akibat dari terputusnya relasi dengan Allah. Bagi sebagian orang beriman, relasi dengan Allah menjadi sebuah hubungan yang terus dijalin tanpa ada putus-putusnya. Menjalin relasi dengan Allah sama dengan melakukan relasi dengan sesama. Ketika melakukan relasi dengan sesama melalui fisik, maka menjalin relasi dengan Allah melalui batin. Doa menjadi salah satu bentuk untuk memperkuat relasi bersama dengan Allah. Doa dilaksanakan dalam bentuk perayaan ekaristi dan dalam bentuk devosi. Devosi yang didoakan oleh umat secara bersama antara lain adalah devosi Roh Kudus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Hati Yesus yang Maha Kudus, devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian yang terpusat pada doa Santa Mathilda, devosi kepada Para Malaikat atau lebih dikenal dengan doa Angelus, devosi Sengsara Yesus yang dilaksanakan dalam praksis devosi jalan salib, dan devosi Kerahiman Ilahi [Lampiran 2: (2)]. a. Devosi kepada Roh Kudus Devosi kepada Roh Kudus biasanya dilaksanakan umat satu tahun sekali selama 9 hari menjelang hari Raya Pentakosta. Umat melaksanakan devosi ini dimulai dari hari Kenaikan Tuhan sampai satu hari sebelum hari Pentakosta. Di paroki Boyolali, umat memadukan devosi ini dengan perayaan Ekaristi harian pagi yang berlokasi di gereja induk. Antusias umat untuk mengikuti devosi ini terlihat dari jumlah umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi harian pagi yaitu 80100 umat (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5). Devosi dilaksanakan dalam bentuk doa novena Roh Kudus yang dipadukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 dengan perayaan Ekaristi ini biasanya berlangsung selama 30 menit, dimulai pukul 5.30 WIB sampai 6.00 WIB. Bagi umat mendoakan devosi ini bersamasama lebih terasa mendalam daripada harus melaksanakannya sendirian. Kehadiran Roh Kudus selalu diimani sebagai Allah yang hadir dalam hidup manusia, dalam ciptaan dan jiwa manusia [Lampiran 2: (3)]. b. Devosi kepada Sakramen Maha Kudus Devosi kepada Sakramen Maha Kudus merupakan pengungkapan iman cinta Yesus kepada Bapa. Cinta Hati Yesus kepada manusia menjadi wujud nyata dari cinta kepada Bapa. Umat melaksanakan devosi ini dalam bentuk Adorasi Ekaristi. Adorasi Ekaristi dilaksanakan pada setiap hari Minggu sore jam 18.00 di gedung gereja dan biasanya diikuti oleh 30-50 umat (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5). Adorasi Ekaristi yang dipimpin oleh prodiakon ini biasanya berlangsung selama 60 menit dilanjutkan dengan Ibadat Penutup selama 15 menit yang dipimpin oleh seorang suster Fransiskan yang bertempat di gedung gereja paroki. Suasana yang tercipta dari ibadat ini sungguh menyentuh hati, khusyuk, tenang, dan damai menjadi ciri khas dari ibadat Adorasi yang dilaksanakan umat di Paroki Boyolali [Lampiran 2 : (4)]. c. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus Devosi Kepada Sakramen Maha Kudus di Paroki Boyolali, oleh umat dilaksanakan setiap Jumat Pertama pada awal bulan. Berlokasi di gedung gereja Paroki, devosi berlangsung kurang lebih 30 menit dilaksanakan setelah merayakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 sakramen Ekaristi. Devosi dipimpin langsung oleh imam yang merayakan perayaan Ekaristi. Devosi berpusat pada kehadiran Allah dalam rupa roti dan anggur merupakan bentuk devosi kepada Sakramen Maha Kudus. 150-200 umat hadir dalam devosi ini. Umat terlihat antusias dalam mengikuti devosi, terlihat dari kehadiran umat yang tetap bertahan setelah perayaan sakramen Ekaristi. d. Devosi kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu devosi terpenting dalam Gereja Katolik ditujukan kepada perawan Maria, karena peran khasnya dalam penyelamatan. Devosi kepada Bunda Maria yang dilaksanakan oleh umat Paroki Boyolali merupakan salah satu ciri khas kepada spiritualitas Gereja yang berlindung pada santa Maria Immaculata. Di Paroki Boyolali, umat melaksanakan devosi ini khusus pada bulan Mei sebagai bulan Maria dan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Bulan Maria yang jatuh pada setiap bulan Mei, dimanfaatkan oleh Gereja Boyolali berdevosi kepada Bunda Maria melalui doa rosario dan litani kepada Bunda Maria. Selama 31 hari diadakan doa rosario secara rutin di depan gua Maria yang terletak di samping gereja yang dimulai pukul 18.00-19.00 WIB. Peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan umat yang bertempat tinggal di sekitar gedung gereja dan beberapa umat yang bersedia datang untuk mengikuti doa ini, sedangkan umat yang lokasinya jauh dari gedung gereja melaksanakan di Wilayah maupun Lingkungan masing-masing. 30-50 umat hadir setiap harinya dalam kegiatan ini. Suasana sunyi, tenang, dan khusyuk tercipta selama berlangsungnya devosi ini [Lampiran 2: (4)]. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 Tidak jauh berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Oktober pun Gereja memperingatinya sebagai bulan Rosario. Di gereja Boyolali, doa rosario bersama di depan gua maria menjadi agenda rutin umat dalam memperingati bulan ini. Selain itu devosi kepada Bunda Maria oleh umat juga dilaksanakan sebelum misa harian pagi yang dimulai pukul 4.30 WIB. Devosi yang dilaksanakan dalam bentuk doa rosario dipimpin oleh umat yang datang lebih awal dan diikuti oleh seluruh umat yang hendak mengikuti misa. Doa rosario dilaksanakan secara rutin sebagai penghormatan akan Bunda Maria sebagai pelindung Gereja Paroki Boyolali [Lampiran 2: (4)]. e. Devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencuciaan Orang yang sudah meninggal merupakan bagian dalam kehidupan devosi Gereja. Doa untuk para jiwa di api penyucian merupakan tradisi yang sudah lama berjalan dalam Gereja Katolik. Doa dimaksudkan untuk membantu jiwa-jiwa yang sedang berada di api penyucian untuk dapat segera menghadap Bapa di Surga. Pelaksanaan devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian oleh umat Paroki Boyolali dipadukan dengan perayaan Ekaristi untuk memperingati arwah semua orang beriman, tepatnya didaraskan setelah homili berlangsung. Umat Paroki Boyolali melaksanakan devosi ini satu tahun sekali terkhusus pada bulan November, doa ditujukan kepada arwah-arwah semua orang beriman. Paroki Boyolali melaksanakan devosi ini tepat pada 2 November sebagai peringatan mulia arwah semua orang beriman, yang secara khusus dilaksanakan di pemakaman Katolik Sonolayu. 150-200 umat hadir dalam perayaan ini untuk mendoakan arwah-arwah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 keluarga yang dimakamkan di pemakaman Sonolayu. Suasana haru selalu mewarnai perayaan ini setiap tahunnya [Lampiran 2: (4)]. f. Devosi kepada Para Malaikat Devosi kepada Para Malaikat atau lebih dikenal sebagai doa Malaikat Tuhan oleh umat paroki Boyolali, selalu didoakan setiap pagi di luar masa paskah. Tepat pukul 6.00 WIB di gedung gereja setelah perayaan misa harian pagi, dengan dipandu oleh seorang suster Fransiskan umat mendoakan doa ini bersama. Umat yang mengikuti doa ini berjumlah 80-100 orang setiap pagi (Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5). Tenang, damai, dan khusyuk menjadi suasana khas yang mengiringi doa ini [Lampiran 2: (4)]. g. Devosi Jalan Salib Devosi kepada Sengsara Yesus merupakan doa harian yang disesuaikan dengan peristiwa sengsara Yesus. Tradisi dari devosi ini yang dilaksanakan oleh Paroki Boyolali adalah devosi jalan salib. Devosi jalan salib dilaksanakan di gedung gereja Paroki selama masa prapaskah setiap Jumat pukul 17.00-18.00 WIB. Devosi ini berlangsung selama masa prapaskah setiap Jumat dengan dipimpin oleh seorang prodiakon. Umat yang menghadiri devosi ini ada 100-150 orang. Selain itu, jalan salib juga dilaksanakan oleh umat dalam bentuk tablo atau drama penyaliban Yesus yang dilaksanakan Jumat pagi sebelum Ibadat Jumat Agung. Suasana haru selalu hadir dalam devosi jalan salib, terlebih bagi umat yang menyaksikan drama penyaliban Yesus [Lampiran 2: (4)]. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 B. Gambaran Umum Situasi Wilayah Maria Cordis Wilayah Maria Cordis Rogobelah merupakan salah satu dari 12 Wilayah yang berada di Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Wilayah yang berada 10 km dari puncak gunung Merapi ini memiliki 90 umat dengan 27 kepala keluarga [Lampiran 2: (5)]. Sebagian besar umat dari Wilayah Maria Cordis berprofesi sebagai petani. Wilayah yang dapat dicapai 45 menit dari pusat Paroki ini, memiliki kapel sendiri yang dibangun dengan dana swadana dari umat dan kebaikan dari sebuah keluarga yang menghibahkan tanahnya untuk Gereja. Kapel menjadi pusat dari semua kegiatan Wilayah. Banyak kegiatan yang diadakan oleh umat Wilayah Maria Cordis antara lain pertemuan ibi-ibu setiap tanggal 1 (satu), pertemuan orang muda setiap Sabtu malam, dan pertemuan bersama umat Wilayah setiap Kamis malam untuk berdoa bersama dan sarasehan di kapel. Kegiatan yang sering dilaksanakan oleh umat Wilayah ini pada Kamis malam adalah berdevosi jalan salib bersama dan juga devosi kepada Bunda Maria [Lampiran 2: (5)]. 1. Sejarah Perkembangan Wilayah Maria Cordis Wilayah Maria Cordis terletak di Dusun Rogobelah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tepatnya 7km dari puncak gunung Merapi. Benih iman Katolik di Rogobelah mulai muncul dari sebuah keluarga sederhana, yaitu keluarga bapak Temu Harso. Bersama dengan beberapa anggota keluarga dan tetangga beliau mencoba untuk mengajarkan iman Katolik kepada warga masyarakat yang berada di Kecamatan Selo dan Kecamatan Cepogo. Walaupun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 posisinya jauh dari pusat Paroki namun, tak menyurutkan bapak Ali bersama para umat yang lain untuk pergi ke gereja. Perjuangan ini tidak sia-sia, pada tahun 1964 Romo Van Beek MSF terlibat dalam merintis Wilayah Rogobelah. Perjalanan panjang dan tidak mudah dialami oleh Romo, karena alat transportasi pun belum dapat masuk ke desa Rogobelah, perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki menjadi sebuah ajang untuk menebarkan iman Kristiani. Bermodalkan gambar-gambar orang kudus, Romo yang didampingi umat yang telah menantinya di dusun Candi Betak yang jaraknya 3km dari Dusun Rogobelah mulai membagi-bagikan gambar ini dan menceritakan mengenai kisah hidup para kudus di tempat segerombolan masyarakat yang beliau temui. Satu bulan sekali Romo Van Beek selalu rutin datang ke dusun ini dan membuat banyak warga yang menanti, karena selain memberikan cerita-cerita beliau juga membagikan roti dan permen kepada anak-anak kecil yang menantinya di pinggir jalan. Tahun 1970 hasil perjuangan mulai nampak, umat Katolik di Rogobelah bertambah dengan adanya 20 baptisan baru. Tahun 1985 umat Katolik di Dusun Rogobelah berjumlah 96 jiwa. Seiring berjalannya waktu dan terus bertambahnya umat di wilayah ini, inisiatif umat untuk mempunyai kapel pun muncul. Rencana ini terkendala akan tanah yang hendak dipakai, karena Paroki tak mempunyai cukup dana untuk membeli tanah di daerah Rogobelah. Namun, atas kebaikan keluarga bapak Yatno kendala tanah terselesaikan. Beliau menghibahkan sedikit tanahnya kepada Gereja untuk dibangun kapel. Akhirnya, Warga Rogobelah mulai bergotong royong untuk membangun kapel yang saat ini diberi nama kapel St. Maria [Lampiran 2: (4)]. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 2. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Wilayah Maria Cordis Doa menjadi suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupan umat di Wilayah Maria Cordis. Doa menjadi relasi yang paling kuat dengan Allah, kegiatan-kegiatan doa mulai dikembangkan dalam wilayah ini. Keterlibatan umat dalam kegiatan doa, terlihat dari berbagai macam doa yang bersifat liturgis maupun non liturgis, yang diadakan oleh wilayah. a. Devosi Kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu bentuk devosi yang ditujukan kepada perawan Maria, karena peran Maria dalam penyelamatan Gereja. Dalam Gereja Katolik Bunda Maria dihormati pada bulan Mei sebagai bulan Maria dan juga bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Pada bulan Mei, umat di Wilayah Maria Cordis selalu melaksanakan doa rosario sebagai penghormatan kepada Bunda Maria. Sekitar 30-50 umat selalu hadir dalam doa rosario yang diadakan di Kapel Wilayah. Suasana yang hening, tenang, dan khusyuk tercipta selama doa rosario ini didaraskan, suasana ini didukung oleh alam pedesaan yang hening dan tenang. Doa rosario ini dilaksanakan setiap hari selama bulan Mei pukul 19.00 WIB. Tidak jauh berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Oktober umat Wilayah Maria Cordis juga memperingati bulan rosario. Kegiatan doa rosario bersama pun dilaksanakan kembali sesuai dengan kesepakatan bersama selama 30 hari dalam satu bulan. Setiap hari pukul 19.00 WIB di kapel Wilayah diadakan doa rosario bersama. Umat yang menghadiri doa ini ada 20-45 orang. Suasana pedesaan yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 sepi, sunyi, dan tenang mengantarkan umat menuju suasana doa yang khusyuk [Lampiran 2: (4)]. b. Devosi Jalan Salib Devosi jalan salib biasanya dilaksanakan pada masa prapaskah, tetapi oleh umat Wilayah Maria Cordis devosi ini dilaksanakan setiap Minggu sekali bila tidak ada kegiatan wilayah lainnya. Devosi ini dulu hanya berlangsung pada masa prapaskah saja. Namun, setelah erupsi gunung Merapi yang begitu dasyat terjadi pada tahun 2010 umat Wilayah Maria Cordis melaksanakan devosi jalan salib secara rutin. Devosi yang terpusat pada Salib Yesus, menjadi suatu kekuatan sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Betempat di Kapel Wilayah, dengan dihadiri 20-30 umat, devosi ini berlangsung setiap malam Minggu dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan panduan dari Puji Syukur, Madah Bakti, buku panduan yang sudah ada, ataupun dari pemandu sendiri devosi ini terlaksana. Suasana haru dan khusyuk menjadi khas dari devosi ini sendiri. Dalam setiap perjumpaan doa, umat merasakan kerinduan untuk semakin dekat dengan Allah, devosi jalan salib menunjukkan semangat yang dimiliki untuk menemukan Allah [Lampiran 2: (6)]. C. Penelitian tentang Penghayatan Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Boyolali Salah satu upaya untuk memperkuat iman di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali dapat dilaksanakan melalui devosi jalan salib. Devosi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 jalan salib yang dilaksanakan dengan tekun dan penuh dengan kesungguhan hati, mampu memberikan kesegaran rohani bagi umat, sehingga umat memiliki kekuatan untuk menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupan ini. Dalam melaksanakan devosi jalan salib ini tentunya umat mempunyai motivasi dalam mengikutinya. Hambatan yang selalu berdampingan dengan motivasipun juga muncul dalam perjalanan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis. Selain hal ini tentunya devosi jalan salib juga mempunyai peranan yang berarti bagi umat, karena sudah hampir 4 tahun devosi ini berjalan. Harapan-harapan untuk menjadikan devosi ini menjadi baik tentunya juga muncul dari harapan-harapan umat. 1. Metodologi Penelitian a. Tujuan Penelitian Mengetahui peran penghayatan devosi jalan salib sebagai sarana untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah. b. Jenis Penelitian Dilihat dari segi pendekatan yang digunakan maka penelitian ini merupakan penelitian kualititatif yaitu jenis penelitian yang menggunakan deskripsi mulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga penampilan hasil data. Ada pun dari segi permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini maka penelitian bersifat ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 meneliti peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Moleong, 1989:39). c. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kapel Santa Maria yang terletak di Desa Rogobelah, Kelurahan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Waktu dan pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 14 April sampai 3 Mei 2014. d. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Moleong, 1989: 7). Berdasarkan judul dan tujuan penelitian, maka populasi dalam penelitian ini masuk dalam populasi terbatas yaitu mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Maka populasi penelitian ini adalah seluruh umat yang berada di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah sebanyak 90 Jiwa. Sampel adalah sebagian dari populasi. Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Teknik yang gunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah random sampling (Moleong, 1989: 9). Sampel pada penelitian ini adalah responden. Dari jumlah populasi yang ada maka penulis mengambil sampel PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 penelitian berjumlah 50 orang dari 90 umat yang berada di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah karena sudah mewakili jumlah responden yang ada. e. Teknik Pengumpulan Data Penulis akan menggunakan teknik kuisoner. Kuisoner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Penulis akan menggunakan jenis kuisoner semi tertutup yaitu sekumpulan pertanyaan yang telah disediakan jawabannya dengan cara memilihnya, dan juga disediakan kesempatan kepada responden untuk memberikan usulan mengenai isi kuisoner yang telah dibagikan (Faisal Sanapiah, 1981: 13). f. Kisi-kisi Instrumen Tabel 1. Variabel Penelitian (N = 50) No (1) 1 2 3 4 5 Variabel yang akan diungkap (2) Identitas responden Motivasi umat untuk mengikuti devosi jalan salib Hambatan umat untuk mengikuti devosi jalan salib Peranan penghayatan devosi jalan salib bagi umat Kebutuhan umat yang mengikuti devosi jalan salib demi peningkatan mutu devosi jalan salib Jumlah Item (3) 1,2,3 4,5,6 Jumlah (4) 3 3 7,8 2 9,10 2 11,12,13, 14, 15, 16,17, 18, 19, 20 10 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 2. Hasil dan Pembahasan Penelitian Hasil-hasil penelitian termuat dalam tabel berikut: No (1) 1. 2. 3. Tabel 2. Identitas Responden (N = 50) Jawaban Responden Jumlah (2) (3) Jenis kelamin - Laki-laki 28 - Perempuan 22 Usia - 15-17 Tahun 8 - 18-21 Tahun 1 - 22-25 Tahun 5 - Lebih dari 25 Tahun 36 Status - Pelajar SMP 4 - Pelajar SMA/K 4 - Mahasiswa/i 4 - Pegawai 1 - Wirausaha 6 - Petani 31 % (4) 56 44 16 2 10 72 8 8 8 2 12 62 Responden dalam penelitian devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Boyolali berjumlah 50 orang. Ada 36 responden (72%) berusia diatas 25 tahun, 8 responden (16%) berusia 15-17 tahun, 5 responden (10%) berusia 22-25 tahun, dan 1 responden (2%) berusia 18-21 tahun. Jumlah terbesar responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 28 responden (56%) dan sisanya 22 responden (44%) berjenis kelamin perempuan. Jumlah terbesar responden berstatus sebagai petani sebanyak 31 responden (62%), sebagai pelajar / mahasiswa sebanyak 12 responden (24%), sebagai wirausaha sebanyak 6 responden (12%), dan jumlah paling sedikit responden berstatus pegawai ada 1 responden (2%). Tabel 3. Motivasi Umat Berdevosi Jalan Salib (N = 50) No (1) Jawaban Responden (2) Jumlah (3) % (4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 (1) 4. 5. 6. (2) Rutin mengikuti devosi jalan salib - Tidak menjawab - Merupakan kegiatan lingkungan - Hidup menjadi damai - Mendoakan keluarga - Senang berdoa bersama - Berdoa sendiri - Jauh - Lelah dengan rutinitas Motivasi - Ingin tahu - Mendoakan orang lain - Menjalin relasi dengan Allah - Punya ujub - Disuruh orang lain - Mengisi waktu luang - Diajak teman - Kegiatan lingkungan Devosi jalan salib memotivasi untuk aktif dalam kegiatan menggereja - Senang berkumpul - Senang untuk pergi ke Gereja - Semakin rutin untuk berdoa - Terpanggil untuk melayani - Merasa dekat dengan Tuhan - Iman menjadi wujud nyata - Aktif menjadi prodiakon (3) (4) 10 5 7 5 8 4 3 8 20 10 14 10 16 8 6 16 2 11 16 6 2 9 3 1 4 22 32 12 4 18 6 2 15 8 5 7 7 5 3 30 16 10 14 14 10 6 Sebanyak 10 responden (20%) tidak memberikan alasan mengenai kehadiran dalam devosi jalan salib, 8 responden (16%) memberikan alasan senang berdoa bersama, 7 responden (14%) menyatakan hidup menjadi damai ketika mengikuti devosi jalan salib, 5 responden (10%) mengikuti devosi karena mendoakan keluarga, 5 responden (10%) menyatakan mengikuti devosi ini karena merupakan kegiatan lingkungan, 8 responden (16%) menyatakan tidak mengikuti devosi karena lelah dengan rutinitas, 4 responden (8%) memberikan alasan lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 senang berdoa sendiri, dan 3 responden (6%) memberikan alasan karena lokasi yang jauh. 16 responden (32%) termotivasi karena dengan mengikuti devosi ini terjalin relasi dengan Allah, 11 responden (22%) termotivasi karena mendoakan orang lain, 9 responden (18%) mengikuti devosi ini karena mengisi waktu luang, 6 responden (12%) karena mempunyai ujub pribadi, 3 responden (6%) mengikuti devosi karena diajak oleh teman, 2 responden (4%) mempunyai alasan karena disuruh orang tua, dan 1 responden (2%) mengikuti devosi jalan salib karena kegiatan Lingkungan. Alasan motivasi terbanyak adalah senang berkumpul dengan umat yang lain (30%), 8 responden (16%) merasakan dengan mengikuti devosi jalan salib menjadi rajin pergi ke gereja, 7 responden (14%) merasakan semakin dekat dengan Tuhan, 7 responden (14%) termotivasi untuk melayani sesama, 5 responden (10%) merasakan iman yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, 5 responden (10%) termotivasi untuk semakin rutin dalam berdoa, dan 3 responden (6%) termotivasi untuk semakin aktif menjadi prodiakon di Wilayah Maria Cordis Rogobelah. Tabel 4. Hambatan Mengikuti Devosi Jalan Salib (N = 50) No (1) 7. Jawaban Responden (2) Devosi jalan salib dilaksanakan rutin satu minggu sekali - Tidak menjawab - Terlalu sering - Cepat bosan - Diselingi kegiatan wilayah - Mengisi waktu luang Jumlah (3) % (4) 10 7 8 18 3 20 14 16 36 6 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 (1) 8. (2) - Sesuai dengan kesepakatan saja Hambatan mengikuti devosi jalan salib - Hujan - Bosan - Aktifitas kerja/ sekolah / kuliah - Pertemuan dengan warga - Malas - Jarak yang jauh (3) 4 (4) 8 6 1 21 18 3 1 12 2 42 36 6 2 18 responden (36%) memberikan usulan agar pelaksanaannya diselingi dengan kegiatan Wilayah lainnya, 8 responden (16%) merasakan bosan apabila devosi jalan salib diadakan seminggu sekali, 7 responden (14%) memberikan tanggapan mengenai pelaksanaan yang terlalu sering, 3 responden (6%) mengikuti pelaksanaan devosi karena mengisi waktu luang, 4 responden (8%) memberikan tanggapan mengenai pelaksanaan agar sesuai dengan kesepakatan bersama umat Wilayah, dan 10 responden (20%) tidak memberikan alasan apapun dengan kata lain setuju dengan hasil bersama sesuai dengan kesepakatan bersama. Aktifitas sehari-hari seperti aktifitas kerja di kantor, di ladang, sekolah, dan kuliah menjadi alasan yang paling banyak terungkap, hal ini disampaikan oleh 21 responden (42%), 18 responden (36%) memberikan alasan ketidak hadiran karena pertemuan dengan warga masyarakat, 6 responden (12%) menyatakan cuaca yang tidak menentu menjadi alasan untuk tidak dapat hadir dalam devosi Jalan Salib, 1 responden (2%) menjelaskan mengenai jarak yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk aktif dalam kegiatan devosi. Tabel 5.Peranan Devosi Jalan Salib bagi Umat (N = 50) No (1) Jawaban Responden (2) Jumlah (3) % (4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 (1) 9. 10. (2) Peranan devosi jalan salib - Mohon pengampunan dosa - Memberi kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup - Untuk memberi gambaran mengenai penderitaan Yesus - Untuk mengingat kejadian-kejadian yang telah dilampaui Peningkatan mutu hidup setelah mengikuti devosi jalan salib - Rajin ikut Ekaristi - Tabah menghadapi cobaan - Rajin dalam kegiatan menggereja - Rajin dalam kegiatan doa - Merasa damai dalam hidup (3) (4) 9 18 28 56 5 10 8 16 6 11 10 8 15 12 22 20 16 30 Dengan mengikuti pelaksanaan devosi jalan salib sebanyak 28 responden (56%) merasakan kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup seharihari, 9 responden (18%) mengharapkan pengampunan dosa atas kesalahan yang telah diperbuat, 8 responden (16%) memberikan alasan dengan mengikuti devosi jalan salib dapat membuat responden mengingat kejadian-kejadian yang telah lampau sehingga mampu belajar dari pengalaman sebelumnya, dan 5 responden (10%) merasakan penderitaan Yesus dalam menebus dosa manusia selama aktif mengikuti devosi jalan salib. Dengan mengikuti devosi jalan salib sebanyak 15 responden (30%) merasakan damai di hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebanyak 11 responden (22%) merasakan semakin tabah dalam menghadapi cobaan hidup sebagai kaum minoritas dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebanyak 10 responden (20%) menjadi rajin untuk terlibat dalam kegiatan menggereja, sebanyak 8 responden (16%) semakin rutin terlibat dalam kegiatan doa, dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 sebanyak 6 responden (12%) menjadi rutin mengikuti perayaan Ekaristi yang diadakan. Tabel 6. Kebutuhan Umat yang Mengikuti Devosi Jalan Salib demi Peningkatan Mutu Pelaksanaan Devosi Jalan Salib (N = 50) No (1) 11. 12. 13. 14. Jawaban Responden (2) Tema menunjang permenungan dalam devosi jalan salib - Renungan yang sesuai tema - Suasana menjadi hidup - Tema yang sesuai dengan kehidupan - Tema membawa permenungan sendiri - Lebih fokus - Lebih khusyuk - Semua sama saja Usulan tema yang paling menunjang permenungan dalam devosi jalan salib - Derita dan kematian Yesus - Mahal tebusannya “ Darah Anak Domba “ - Sharing Yesus kepada umat Allah yang imami - Kasih memecahkan diri - Dari tangisan ke tarian kegembiraan - Berjumpa dengan Allah melalui alam - Mengapa Allah rela menderita ? - “ Oleh bilur-bilurNya, kamu telah sembuh “ Susunan Devosi jalan salib yang disukai - Lagu-lagunya - Renungannya - Doa-doanya - Perhentiannya Dalam pelaksanaan devosi jalan salib menggunakan sarana lagu-lagu yang menunjang tema - Tidak menjawab - Dapat mendukung suasana - Dapat mendukung permenungan - Umat tidak dapat ikut bernyanyi - Penghayatan lebih dalam - Lebih menyentuh - Umat malas untuk latihan Jumlah (3) % (4) 6 5 13 6 7 8 5 12 10 26 12 14 16 10 1 1 2 2 2 4 3 6 28 5 4 6 12 56 10 8 6 24 10 10 12 48 20 20 10 9 8 1 9 12 1 20 18 16 2 18 24 2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 (1) 15. 16. 17. 18. 19. 20. (2) Dalam renungan devosi jalan salib menggunakan cerita -cerita yang bermakna - Tidak menjawab - Sesuai dengan tema - Sesuai dengan kenyataan yang ada - Memperjelas tema - Perbandingan dengan pengalaman pribadi - Terlalu lama Dalam renungan devosi jalan salib menggunakan cerita Kitab Suci - Tidak menjawab - Terlalu sering - Kurang nyata - Sulit untuk dipahami - Memperdalam iman - Ada kata kunci dalam bacaan - Bosan Dalam pelaksanaan devosi jalan salib diadakan refleksi iman tentang pengalaman hidup - Tidak menjawab - Belajar dari pengalaman - Terlalu lama - Pengolahan pengalaman sehari-hari - Umat malu untuk bercerita - Untuk memperkuat iman Umat secara bergiliran, dilibatkan sebagai pemandu dalam pelaksanaan devosi jalan salib - Belajar untuk tanggung jawab - Belajar untuk terlibat - Semangat karena diberi kepercayaan - Semua mendapatkan giliran - Cukup prodiakon saja - Belajar untuk berbicara Pelaksanaan sarasehan mengenai sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib - Mengetahui seluk beluk jalan salib - Lebih mengenal mengenai jalan salib - Tak kenal maka tak sayang - Bosan - Waktunya lama Perbaiki demi peningkatan mutu pelaksanaan devosi jalan salib - Agar ada variasi - Adanya penghayatan setiap pemberhentian (3) (4) 10 15 6 8 8 3 20 30 12 16 16 6 10 5 4 8 10 8 5 20 10 8 16 20 16 10 10 13 3 9 2 13 20 26 6 18 4 16 9 7 15 8 5 6 18 14 30 16 10 12 20 7 13 7 3 40 14 26 14 6 6 12 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 (1) (2) - - jalan salib Jangan terlalu sering, lebih baik satu bulan sekali agar ada kerinduan untuk mengikuti, agar tidak cepat bosan Diadakan secara bergantian dengan kegiatan Wilayah Renungannya lebih menarik lagi Dalam pembacaan jangan terlalu tergesagesa Kalau ada lagu-lagunya ditambah Meciptakan suasana agar dapat dimaknai oleh semua usia (3) 3 (4) 6 14 28 7 6 14 12 7 3 14 6 4 8 Tema dalam devosi jalan salib berpengaruh terhadap permenungan umat dalam menghayati penderitaan Yesus. 13 responden (26%) memberikan alasan tema yang ada selama ini sesuai dengan kehidupan sehari-hari, 8 responden (16%) memberikan alasan dengan adanya tema maka permenungan menjadi lebih khusyuk, 7 responden (14%) menyatakan permenungan menjadi lebih fokus, 6 responden (12%) merasakan permenungan yang berbeda setiap temanya, 5 responden (10%) menyatakan tema apapun permenungannya tetap sama. Sebagian responden memberikan usulan tema yang menunjang permenungan devosi jalan salib. Tema “Berjumpa dengan Allah melalui alam” diusulkan sebanyak 28 responden (56%), “Dari tangisan ke tarian kegembiraan” diusulkan sebanyak 6 responden (12%), 5 responden (10%) mengusulkan tema “Mengapa Allah rela menderita ?”, 4 responden (8%) mengusulkan tema “Oleh bilur-bilur-Nya, kamu telah sembuh”, 3 responden memberikan usulan tema “Kasih memecahkan diri”, 2 responden memberikan usulan tema “Sharing Yesus kepada umat Allah yang imami”, tema “ Derita dan kematian Yesus” dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 “Mahalnya tebusan Darah Anak Domba” masih-masih diusulkan oleh 1 responden (2%). Sebagian besar responden menyukai susunan dalam devosi jalan salib. Terutama dalam renungan perhentiannya, sebanyak 24 responden (48%) menyatakan hal ini. 10 responden (20%) menyukai doa-doanya, 10 responden (20%) menyukai perhentiannya, dan 6 responden (12%) menyukai lagu-lagu dalam devosi jalan salib. Sebanyak 12 responden (24%) memberikan alasan suasana akan menjadi lebih menyentuh apabila lagu yang digunakan sesuai dengan tema, Alasan tumbuhnya suasana yang menyentuh dan mendukung suasana masih-masih disampaikan oleh 9 responden (18%), 8 responden merasakan suasana permenungan yang mendalam, dan sisanya memilih untuk mengikuti pendapat terbanyak. Cerita-cerita bermakna dalam dirasakan setiap permenungan pemberhentian sebagian besar responden sebagai titik tolak permenungan. 15 responden (30%) memberikan alasan bahwa cerita bermakna sesuai dengan tema dan 8 responden (16%) menyatakan memperjelas tema yang ada. 6 responden (12%) menyatakan cerita yang ada sesuai dengan kisah hidup sehari-hari di masyarakat, 8 responden (16%) dapat terbantu dengan cerita bermakna dalam mendalami tema melalui cara membandingkannya dengan pengalaman pribadi, dan sisanya memilih untuk tidak memberikan alasannya. Sebagian besar responden menghendaki mengadakan refleksi iman dalam pelaksanaan devosi jalan salib dengan alasan agar pengalaman hidup sehari-hari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 terolah hal ini disampaikan oleh 9 responden (18%) dan 13 responden (26%) menyatakan dengan adanya refleksi iman maka pengalaman hidup dapat dijadikan bahan untuk belajar, sehingga iman menjadi semakin kuat disampaikan oleh 13 responden (26%). Sebagian besar responden menghendaki terlibat dalam pelaksanaan devosi jalan salib. Dengan alasan semangat terlibat dan diberi kepercayaan diungkapkan oleh 15 responden (30%), 9 responden (18%) dapat belajar bertanggung jawab, 7 responden (14%) dapat belajar untuk terlibat, 6 responden (12%) belajar untuk berbicara, 8 responden (16%) merasakan keterlibatan semua peserta dengan mendapat giliran secara bergantian, dan sisanya sebanyak 6 responden (12%) menyerahkan tugas kepada prodiakon. Sebagian besar responden menghendaki diadakannya sarasehan mengenai sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib. Mengetahui seluk-beluk jalan salib menjadi alasan yang paling banyak diutarakan oleh 20 responden (40%), 13 responden (26%) ingin mengetahui mengenai devosi jalan salib, 7 responden (14%) ingin mengenal devosi jalan salib, dan 10 responden (20%) menyatakan kebosanan serta merasakan waktu yang terlalu lama apabila kegiatan sarasehan dilaksanakan. Responden menyatakan perlu adanya perbaikan demi peningkatan mutu pelaksanaan devosi jalan salib. 14 responden (28%) memberikan usulan mengenai waktu pelaksanaan devosi jalan salib, 7 responden (14%) mengharapkan adanya selingan dengan kegiatan Wilayah lainnya, memberikan usulan mengenai petugas untuk membacakan bacaan dengan penghayatan, memberikan usulan untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 referensi lagu agar umat semakin kaya dengan lagu lain, dan memberikan usulan mengenai teknis pelaksanaan devosi seperti halnya suasana yang kondusif. 3. Kesimpulan Penelitian Variabel yang diungkap dalam pelaksanaan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis adalah identitas responden, motivasi umat mengikuti devosi, hambatan umat mengikuti devosi, makna penghayatan devosi, dan kebutuhan umat demi peningkatan devosi jalan salib. a. Identitas Responden Sebagian responden yang mengikuti devosi jalan salib di wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali, Jawa Tengah, berjenis kelamin perempuan ada 22 responden (44%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 responden (56%). Usia rata-rata responden adalah diatas 25 tahun sebanyak 36 responden (72%), sisanya berusia 15-17 tahun sebanyak 8 responden (16%), berusia 18-21 tahun sebanyak 1 responden (2%), dan berusia 22-25 tahun sebanyak 5 responden (10%). Pekerjaan yang dimiliki oleh responden sebagian besar merupakan petani sebanyak 31 responden (62%), dan sisanya merupakan pelajar SMP, SMA/K, mahasiswa/i sebanyak 12 responden (24%), pegawai sebanyak 1 responden (2%), dan sisanya merupakan wirausaha sebanyak 6 responden (12%). Dari variabel identitas responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang mengikuti devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 orang tua, tingkat kehadiran mereka mencapai lebih dari setengah peserta yang hadir dibandingkan dengan kaum muda hanya sedikit yang mengikuti devosi jalan salib. b. Motivasi Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib Sebagian besar responden mengikuti kegiatan devosi jalan salib dengan rutin. Motivasi responden untuk mengikuti devosi jalan salib ada bermacammacam, sebagian besar responden mengikuti kegiatan dengan alasan menjalin relasi dengan Allah sebanyak 16 responden (32%), dan sisanya dengan alasan ingin tahu sebanyak 2 responden (4%), mendoakan orang lain sebanyak 11 responden (22%), punya ujub sebanyak 6 responden (12%), disuruh orang lain sebanyak 2 responden (4%), mengisi waktu luang sebanyak 9 responden (18%), dan diajak teman sebanyak 2 responden (4%). Dengan mengikuti devosi jalan salib secara rutin maupun berkala sebanyak 48 responden (96%) menyatakan hal tersebut dapat memotivasi responden untuk aktif dalam kegiatan mengereja. Dari pembahasan variabel motivasi umat dalam mengikuti devosi jalan salib dapat dilihat umat merasakan dampak positif setelah melaksanakan devosi jalan salib secara bersama di Wilayah. Umat mengalami perjumpaan dengan Allah melalui karya-karya kasih seperti melayani sesama, aktif melayani umat beriman melalui tugas menjadi prodiakon di Wilayah, semakin rutin berdoa bersama dengan umat, dan aktif dalam kegiatan Gereja maupun masyarakat umum. Umat juga merasa termotivasi dalam mengikuti devosi jalan salib secara rutin karena umat membutuhkan kebersamaan dalam hidup beragama. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 c. Hambatan Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib Sebagian besar responden menyatakan ketidak setujuannya apabila kegiatan devosi jalan salib dilaksanakan seminggu sekali. Dengan alasan akan cepat bosan sebanyak 8 (16%) responden menyatakannya. Rasa bosan yang muncul terhadap kegiatan devosi ini apabila terus dilakukan setiap minggunya mendapat solusi dengan diselingi kegiatan lingkungan, sebanyak 18 (36%) responden menyatakan hal ini sebagai alasannya. Hambatan yang dihadapi oleh responden dalam mengikuti devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Boyolali sebagian besar adalah karena aktifitas kerja di kantor maupun di ladang, sekolah, dan kuliah yang mencapai 42% atau setara dengan 21 responden yang menyatakan hal ini. Umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah membutuhkan kegiatankegiatan lain diluar kegiatan devosi jalan salib yang dilaksanakan seminggu sekali. Seiring berjalannya waktu terjadi kejenuhan yang dirasakan umat Wilayah dalam pelaksanaan devosi jalan salib secara rutin seminggu sekali. Umat mengharapkan selingan dalam pelaksanaan devosi jalan salib agar kegiatan devosi jalan salib bukan hanya menjadi rutinitas kegiatan Wilayah yang dilaksanakan secara teratur setiap Minggunya. Umat berharap agar pelaksanaan devosi jalan salib dapat menjadi sebuah kerinduan dan kebutuhan untuk dapat selalu mengikutinya. Aktifitas yang tidak menentu sebagai resiko bagi yang berprofesi sebagai petani dan kegiatan umat Wilayah Maria Cordis dalam masyarakat pedesaan menuntut kegiatan sosial masyarakat yang tidak mengenal waktu. Alasan kegiatan masyarakat pedesaan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 seperti halnya pertemua kelompok tani ataupun acara bersama warga lain menjadi salah satu alasan umat Wilayah untuk tidak mengadakan devosi jalan salib secara rutin seminggu sekali. d. Peranan Penghayatan Devosi Jalan Salib Sebagian besar responden menyatakan bahwa devosi jalan salib mempunyai peranan dalam hidup yang dirasakan oleh responden, sebanyak 28 responden (56%) menyatakan bahwa dengan mengikuti devosi, umat merasa mempunyai kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup yang dialami sehari-hari. Responden juga merasakan bahwa dengan mengikuti devosi jalan salib ada peningkatan mutu hidup rohani sehari-hari. Seperti halnya responden merasakan kedamaian dalam menjalani hidup sehari-hari (30%). Pelaksanaan devosi jalan salib memberikan peranan dalam hidup dan meningkatkan mutu hidup sehari-hari bagi umat di Wilayah Maria Cordis. Secara tidak langsung umat ikut merasakan penderitaan Yesus dan belajar untuk menjadi kuat dalam menghadapi persoalan kehidupan sehari-hari. Gambaran mengenai penderitaan Yesus ketika menjalani hukuman atas fitnah dari orang lain menjadi inti dari devosi jalan salib. Kisah sengsara Yesus mengambarkan bagaimana Ia dengan rela hati mengorbankan jiwa raga-Nya untuk menebus dosa manusia melalui fitnahan yang dilontarkan orang lain. Umat menyadari bahwa penderitaan Yesus sungguh berat dibandingkan dengan kehidupan umat yang sekarang. Dengan berdoa jalan salib, umat berusaha menggali kembali makna akan penderitaan Yesus bagi umat manusia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 Umat juga menyadai bahwa dengan mengikuti devosi jalan salib dan merenungkan maknanya, umat semakin terlibat dalam kegiatan menggereja di Wilayah dan di masyarakat menjadi wujud nyata peranan devosi jalan salib dalam meningkatkan mutu hidup umat beriman. e. Kebutuhan Umat demi Peningkatan Mutu Devosi Jalan Salib Sebagian besar responden menyatakan tema menentukan permenungan dalam mengikuti devosi jalan salib. Tema yang tersusun berdasarkan kehidupan sehari-hari menjadi alasan yang kuat dalam penentuan permenungan tersebut. Seperti halnya tema berjumpa dengan Allah melalui alam, diusulkan oleh 28 (56%) responden. Dalam susunan devosi jalan salib, responden menyatakan menyukai renungan yang tersusun dalam devosi jalan salib. Jumlah terbesar responden setuju dengan adanya lagu-lagu yang sesuai dengan tema dan apabila dalam setiap renungan perhentian menggunakan cerita-cerita bermakna. Responden juga menyetujui apabila dalam renungan perhentian jalan salib menggunakan cerita Kitab Suci. Keterlibatan umat dalam kegiatan devosi jalan salib sangat dirindukan, hal ini diungkapkan responden yang menyatakan bahwa responden bersedia untuk menjadi pemandu dalam devosi ini. Sebagai bahan untuk memperdalam iman responden, sebagian responden bersedia untuk mengikuti sarasehan mengenai sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib yang selama ini responden laksanakan. Responden juga menyatakan bahwa mutu devosi jalan salib perlu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 untuk diperbaiki baik dalam susunan devosinya maupun dalam segi peserta dan petugasnya. Tema yang sesuai dengan kehidupan merupakan tema yang mampu membawa umat dalam permenungan yang mendalam secara pribadi. Renungan dalam setiap perhentian dimanfaatkan umat untuk mengolah pengalaman hidup sehari-hari. Kerinduan umat untuk dapat aktif dalam pelaksanaan devosi dibuktikan dengan bersedianya umat untuk terlibat dalam pelaksanaan devosi. Umat memerlukan pemahaman yang benar mengenai devosi Jalan Salib baik mengenai sejarah, makna, dan peranannya. Sejarah jalan salib membantu umat agar semakin mengenal dan mencintai devosi jalan salib, makna membantu umat untuk menemukan dampak positif dari devosi jalan salib sehingga mampu untuk mewujudkan dampak tersebut di tengah masyarakat. D. Rangkuman Pokok-pokok Permasalahan dalam Penghayatan Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis Permasalahan pokok dalam penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah berasal dari umat adalah motivasi, hambatan, peranan, dan kebutuhan umat yang mengikuti devosi jalan salib. 1. Motivasi Umat Dalam mengikuti devosi jalan salib umat memiliki motivasi yang berbedabeda untuk terus melaksanakan devosi secara bersama-sama. Kebersamaan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 bersama teman ketika berdoa menjadi salah satu motivasi untuk terus mengikuti devosi jalan salib. Dengan berdoa bersama-sama umat merasakan mudah untuk merenungkan sengsara Yesus yang penuh luka demi keselamatan manusia. merenungkan sengsara Yesus bagi umat merupakan media untuk melakukan silih atas dosa-dosa yang selama ini telah diperbuat [Lampiran 2: (6)]. Devosi jalan salib mengajarkan umat untuk bersabar dalam menghadapi segala cobaan yang ada. Dengan sikap Yesus yang mau menerima akibat dari kesalahan orang lain, memotivasi umat untuk selalu hadir dalam devosi agar senantiasa mampu memiliki kesabaran yang tanpa batas. Kesabaran menjadi motivasi karena dengan bersabar maka umat mampu melayani sesama yang memiliki latar belakang yang berbeda [Lampiran 2: (6)]. Melalui jalan salib umat mampu untuk belajar menerima keadaan dengan bercermin pada sengsara Yesus, umat merasa sependeritaan dengan Yesus dan dengan hadir merenungkan sengsara Yesus diharapkan mampu untuk meringankan beban Yesus yang begitu beratnya. Doa membawa umat kepada devosi yang sungguh mendalam, karena keterbiasaan melaksanakan hidup doa maka munculah devosi bagi umat. . Dengan adanya devosi maka umat belajar untuk tetap teguh pada pelayanan kepada umat yang lain dalam bentuk apapun tanpa memandang jarak atau status sosial yang terdapat pada umat. 2. Hambatan Hambatan yang dirasakan oleh umat Wilayah Maria Cordis adalah aktifitas kerja yang membutuhkan waktu hingga malam hari, walaupun sebagian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 besar umat adalah petani yang bekerja pada pagi hingga sore namun karena seharian sudah berada di ladang maka pekerjaan rumah diselesaikan pada malam hari, kendala ini banyak dialami oleh ibu-ibu Wilayah Maria Cordis. Kendala lain yang menghambat adalah keadaan umat di tengah masyarakat yang terkadang harus mengikuti acara-acara yang dilaksanakan oleh masyarakat seperti pertemuan kelompok tani atau tirakatan bersama. Namun, dari semua kendala tersebut masih ada kendala yang sangat besar yaitu ketika musim panen tembakau. Pagi hari umat sudah disibukan dengan panen tembakau dan mulai mensortir tembakau hingga siang hari, malam hari hingga pagi umat disibukan dengan memotong-motong daun tembakau untuk dijemur siang harinya. Kegiatan ini benar-benar menyita tenaga dan waktu umat yang sebagian besar adalah petani. Rutinitas umat dalam kegiatan mengolah tembakau ini kurang lebih berjalan selama 2 (dua) bulan, hal inilah yang menjadi hambatan terbesar bagi umat untuk mengadakan kegiatan Wilayah bahkan kunjungan dari Romo Paroki pun terkadang harus hilang karena rutinitas ini. 3. Peranan Devosi Jalan Salib Bagi Umat Umat Wilayah Maria Cordis merasakan bahwa devosi jalan salib mempunyai peranan yang dapat membantu umat dalam peningkatan mutu hidup rohani dalam setiap pribadi. Sebagai manusia yang normal, umat merasakan bahwa dalam kehidupan selalu ada masalah yang datang dan pergi, dengan mengikuti devosi jalan salib umat merasakan kekuatan yang muncul untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup yang selama ini dialami. Belajar dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 kekuatan dan ketabahan Yesus dalam menghadapi cobaan berat, cobaan fisik dan psikis yang datang secara bersamaan, umat mampu menumbuhkan mutu hidup rohani baik dalam tindakan nyata bagi sesama ataupun tindakan pribadi. Dengan terlibat secara langsung dalam devosi jalan salib, umat merasakan semangat akan pelayanan kepada sesama dan masyarakat. 4. Kebutuhan Umat Umat Wilayah Maria Cordis mengharapkan adanya pengenalan mengenai devosi jalan salib agar umat semakin mengenal sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib. Dalam mengikuti jalan salib, umat sangat terbantu dengan adanya renungan-renungan yang dibawakan oleh pemandu. Dengan adanya renungan disetiap perhentian umat merasa terbantu untuk mendalami kisah-kisah sengsara Yesus dan umat mampu untuk merefleksikan pengalaman pribadi dengan pengalaman yang dialami oleh Yesus. Umat juga merindukan adanya kreasi dalam doa jalan salib, agar umat dapat menambah referensi untuk selalu menghayati makan penderitaan Yesus di kayu salib. Dalam pelaksanaan devosi jalan salib umat menginginkan adanya alternatif perhentian jalan salib yang memungkinkan untuk dilaksanakan oleh umat di Wilayah Maria Cordis. Selain itu umat merindukan adanya kaum berjubah yang membimbing umat untuk melaksanakan devosi secara benar tanpa menganggu liturgi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III DEVOSI JALAN SALIB DALAM GEREJA Devosi merupakan sekumpulan doa yang berasal dari inisiatif umat diluar liturgi resmi Gereja. Devosi dilaksanakan sebagai sarana untuk membangun relasi dengan Allah agar umat beriman mampu untuk menghadapi kesulitan dalam menjalani kehidupan. Dewasa ini praktek devosi semakin banyak sesuai dengan kebutuhan umat dalam menghayati iman umat. Rosario, Novena, Adorasi, dan Jalan Salib merupakan praktek devosi umat yang sering dilaksanakan baik dalam kelompok maupun secara pribadi. Devosi jalan salib yang bermaknakan sengsara Yesus menjadi pilihan yang tepat bagi umat yang hendak merenungkan perjalanan hidup-Nya sebagai semangat untuk berkurban. Sengsara Yesus membawa umat kedalam kasih yang besar, kasih akan pemberian tanpa syarat sehingga umat dapat merasakan bagaimana perjuangan dalam menempuh jalan salib. Umat mampu meneladan sikap-sikap Yesus dalam mengadapi kesulitan dan mereka mampu untuk memanggul salib sebagai konsekuensi mengikuti Yesus. A. Devosi dalam Gereja Umat beriman mengenal doa sebagai jembatan untuk berelasi dengan Allah sejak adanya jemaat perdana (Kis 2:46). Umat beriman dengan kerelaan hati dan ketekunan berkumpul bersama setiap hari untuk memuji Allah. Dalam Gereja Katolik mengenal liturgi sebagai upaya yang membantu umat beriman PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 untuk menghayati Misteri Kristus (SC, art. 2). Selain liturgi Gereja Katolik juga mengenal devosi sebagai bentuk ungkapan iman umat beriman kepada Allah (SC, art. 12). Devosi merupakan sarana untuk membangun relasi secara pribadi dengan Allah dengan cara merenungkan kebaikan-kebaikan Allah yang dirasakan melalui sesama dan alam ciptaan-Nya. Gereja Katolik percaya bahwa devosi merupakan ungkapan iman umat beriman yang benar-benar muncul karena ungkapan syukur atas segala rahmat yang diberikan Allah. 1. Pengertian Umum Devosi Kata devosi berasal dari bahasa latin devotio (dari kata kerja: devovere), yang berarti “kebaktian, pengorbanan, sumpah, kesalehan, cinta bakti” (Martasudjita, 1999: 126). Istilah devosi menunjuk pada sikap hati dan perwujudan dimana seseorang atau sesuatu dijunjung tinggi dan dicintai. Devosi mempunyai arti penyerahan diri secara setia dan menyeluruh kepada suatu hal tertentu (Darminta, 1993: 63). Penyerahan diri dilakukan dengan kebesaran dan kerelaan hati, karena didasari oleh cinta yang mengantar orang masuk dalam pengalaman akan misteri, yaitu misteri Allah dan karya penyelamatan. Devosi sebagai suatu sikap penyerahan, ketaatan, serta kerelaan sebagai perwujudan cinta kasih dan penghormatan kepada Allah. Penyerahan, ketaatan, dan kerelaan yang didasarkan pada kasih melahirkan rasa bakti kepada Allah. Rasa bakti yang mendorong setiap pribadi untuk mengabdi kepada Allah melalui pujian maupun dalam pelaksanaan kehendak-Nya. Sikap, tekad, dan perasaan yang dibangun oleh setiap pribadi menjadi dasar terlaksananya devosi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 Dalam liturgi gereja, praktek ulah kesalehan atau yang dikenal dengan devosi haruslah sesuai dengan hukum-hukum dan norma-norma Gereja. Devosi merupakan kegiatan non-liturgis, namun dianjurkan agar devosi mengantar kepada penghayatan liturgi yang lebih mendalam dan bermakna (SC, art. 12). Dalam liturgi devosi berperan sebagai pendukung untuk membantu umat lebih mendalami liturgi dengan cara berdoa. Sebab umat beriman kristiani, yang dipanggil untuk berdoa bersama dalam arti mengikuti liturgi suci, harus memasuki tempatnya juga untuk berdoa kepada Bapa di tempat yang tersembunyi. Dalam perkembangannya praktek devosi muncul karena umat merasakan kerinduan yang mendalam akan pengungkapan iman. Kurangnya keterlibatan umat dalam liturgi memunculkan banyak praktek devosi di tengah umat. Kerinduan umat dijawab oleh Gereja melalui Konsili Vatikan II mengenai pembaharuan liturgi yang menekankan pentingnya pemahaman atas liturgi dan keterlibatan umat secara penuh dan aktif dalam liturgi. Devosi ditempatkan dalam keselarasannya dengan liturgi Gereja (SC, art. 13). Sacrosantum Concilium art. 13 menguraikan beberapa ajaran pokok liturgi dan devosi pribadi. Actio liturgica adalah ibadat resmi Gereja yang diatur dalam buku-buku resmi dari instasi Gereja yang berwenang, misalnya Tata Perayaan Ekaristi, Upacara Penerimaan sakramen-sakramen, Berkat Sakramen Mahakudus, Doa Ibadat Harian. Pia exercitia propria adalah latihan-latihan kesalehan yang secara khusus ditetapkan oleh Takhta Suci, misalnya doa-doa litani tertentu. Contoh klasik yang sekarang sudah ditiadakan adalah doa resmi yang dahulu berjudul “Doa sesudah Misa” . Sacra exercitia adalah upacara-upacara suci yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 hanya berlaku setempat atas dasar ketentuan Uskup, misalnya cara merayakan pujian atau cara mendoakan novena. Pia Exercitia adalah latihan-latihan kesalehan yang diijinkan oleh Gereja, meskipun bentuk dan cara mendoakan tidak ditentukan secara resmi oleh Gereja, misalnya doa jalan salib bersama. Devotio personalia adalah devosi pribadi yang dilaksanakan bukan atas nama Gereja, tetapi secara pribadi dengan menggunakan doa-doa yang tidak disyahkan oleh instansi resmi Gereja, misalnya doa-doa spontan jalan salib (Sumarno Ds, 2008: 58). Dari ajaran pokok tersebut maka ada beberapa tingkatan dalam perayaan liturgi. Pertama, pusat liturgi adalah Ekaristi, dimana misteri penebusan dirayakan secara paling nyata, karena hadirnya Kristus baik secara Imam Agung maupun Kurban. Kedua, perayaan-perayaan sakramen lainnya yang bersumber dari Ekaristi dan secara khas menerapkan penebusan pada masing-masing yang membutuhkan. Ketiga, upacara liturgi resmi, yang menjadi suatu ungkapan bersama iman Gereja, misalnya ibadat tobat. Keempat, ulah kesalehan dimana umat bersama-sama memuji Tuhan dan memperingati karunia-karunia yang telah diterimanya, misalnya doa jalan salib bersama. Kelima, devosi pribadi dimana umat beriman menghayati imannya secara pribadi sebagai suatu kebaktian pribadi kepada Tuhan, misalnya devosi kepada Hati Kudus Yesus (Sumarno Ds, 2008: 59). Dalam kitab suci dijelaskan bahwa praktek devosi selalu mengiringi perjalanan penghayatan iman Gereja sepanjang masa. Dalam Yoh 6:51-58 dijelaskan bahwa Yesus adalah roti hidup yang turun dari surga sebagai iman PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 yang hadir dalam Ekaristi. Penghormatan khusus yang disampaikan para murid kepada Bunda Maria ibu Yesus terdapat pada Kis 1:14. Penghormatanpenghormatan yang dilakukan oleh para murid kepada Yesus dan Maria merupakan praktek devosi yang sampai saat ini masih berlangsung dalam Gereja katolik. Devosi dalam kitab suci juga berarti penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan rencana penyelamatan-Nya (Bil 16:1; bdk. 1 Taw 7:8; Luk 1:3). Devosi merupakan sikap tetap dalam penyerahan kepada Allah yang merupakan misteri. Devosi membawa umat masuk kedalam pengalaman akan misteri Allah dan karya penyelaman-Nya. Devosi memiliki unsur penting bagi umat yang melaksanakannya, unsur tersebut adalah kesetiaan. Perjumpaan dengan Allah tidak semata-mata hanya melakukan devosi saja, namun perlu adanya kepekaan dalam menanggapi tanda-tanda penyelamatan dan misteri Allah. Darminta (1995: 30) menjelaskan bahwa devosi merupakan wujud kesetiaan kepada kasih Allah, karena Allah sendiri telah menunjukkan kesetiaannya kepada manusia. Devosi mengungkapkan sikap hati, gerak, dan mengajak seseorang mengarahkan diri kepada sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Devosi merupakan penghayatan relasi dengan Allah sang pencipta, sebagai pribadi yang sangat tinggi dan sekalius sangat dekat. Penghayatan tersebut berdasarkan pada watak dan kecenderungan hati umat beriman sehingga muncullah berbagai motivasi, sasaran, dan bentuk penghayatan umat beriman. Devosi oleh Gereja Katolik dijadikan bentuk kerohanian untuk menghayati cinta dan anugerah Allah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 Menurut Santo Thomas Aquino yang dikutip Darminta (1993: 84) devosi merupakan gerak kemauan untuk memberikan diri seutuhnya untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Devosi menunjukkan hormat serta bakti umat beriman kepada sang pencipta. Sikap hormat itulah yang akhirnya menjadi dorongan yang hidup dalam dalam hati dan kehendak umat beriman untuk meluhurkan dan menghormati Allah. Sebagai sikap hormat dan bersifat pribadi, devosi memerlukan wujud kongkret sebagai sarana untuk mendekati dan berbakti kepada Allah. Wujud kongkret tersebut misalnya menghormati bunda Maria, Para Kudus, Yesus, dan benda-benda kudus lainnya. Bentuk atau cara pelaksanaan devosi merupakan wujud kecenderungan umat beriman dalam berbakti kepada Allah dan merupakan sarana yang terbatas untuk mewujudkannya. 2. Dasar Teologis Devosi Misteri penjelmaan dan penebusan Yesus Kristus menjadi kunci pokok dalam memahami devosi. Misteri penjelmaan Yesus yang mau menjadi manusia menunjukkan sikap keterbukaan Allah untuk menerima seluruh dimensi kehidupan manusia. Inteligensi, afeksi, emosi, rohani, tradisi, dan budaya manusia diterima oleh Allah dan dikuduskan. Seluruh segi kemanusiaan dan unsur manusia oleh Gereja dipersatukan dalam liturgi sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Namun, Gereja juga mengakui dan menghargai aneka praktek kesalehan umat yang berkembang. Gereja mempercayai bahwa praktek kesalehan umat atau yang disebut devosi dihayati dalam “roh dan kebenaran”. Yoh 4:23 menyatakan bahwa segala praktek devosi harus berlandaskan roh dan kebenaran, karena hal ini PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 selaras dengan kehendak Allah dan akhirnya dapat mengantarkan perjumpaan dengan-Nya (Martasudjita, 2011: 252). Misteri inkarnasi menjadi jalan bagi Yesus untuk mengangkat seluruh kemanusiaan dengan segala budaya dan ungkapan sebagai sarana perjumpaan dengan Allah. Penebusan dosa manusia oleh Yesus direnungkan melalui misteri paskah. Yesus memurnikan manusia dari segala dosa dan menjadikan manusia sebagai tempat pertemuan dengan Allah. Rm 5:5 menjelaskan bahwa Roh Kudus yang dicurahkan dalam hati manusia dapat mengantarkan manusia menuju Allah. Roh Kudus selalu mengajak, mendorong, dan membawa manusia kepada kebenaran (Yoh 14:26). Setiap perbuatan yang dilandaskan pada karya Roh Kudus selalu berjalan seperti angin tanpa ada batasnya. Devosi dirasakan umat sebagi sarana untuk semakin mendekatkan diri pada Allah. Semangat melaksanakan devosi tak lepas dari karya Roh Kudus yang berkarya dalam diri umat. Dengan adanya karya Roh Kudus devosi mempunyai peran sebagai ungkapan iman yang sejati (Martasudjita, 2011: 253). Teologi memahami devosi seperti halnya ketika Yesus dengan keterbukaan dan kesanggupan menerima orang-orang sakit yang datang kepadaNya untuk menerima penyembuhan (Luk 5:17-19). Dalam injil Markus dijelaskan bagaimana devosi tumbuh karena iman rakyat akan Yesus. Pada Mrk 6:56 dijelaskan bahwa banyak orang yang mengikuti Yesus dimanapun, mereka percaya apabila menyentuh jubah-Nya maka mereka akan sembuh dari segala penyakit. Para ahli taurat melihat hal ini sebagai kegiatan yang magis atau “takhayul”. Namun, berbeda dengan tanggapan Yesus yang membiarkan banyak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 orang untuk mengikuti-Nya dan menjamah jubah-Nya. Yesus memahami hal seperti ini sebagai iman yang muncul dari umat secara spontan. Akhirnya Martasudjita menyimpulkan bahwa pokok penting devosi bukan cara pengungkapan iman yang penting, namun iman umatlah yang terpenting dalam berdevosi. Iman umat yang sungguh-sungguh memuat kepercayaan total dan tanpa syarat kepada Allah (Martasudjita 2011: 254). 3. Tujuan Devosi Devosi berawal dari adanya kerinduan hati manusia untuk semakin dekat dengan Allah. Iman akan karya keselamatan Allah dalam pribadi Yesus Kristus menjadi landasan orang kristiani dalam berdevosi. Allah menjadi Awal (Alfa) dan Akhir (Omega) dari segala tujuan (Why 22:13-17). Devosi mempunyai tujuan untuk menjadi sarana bagi umat beriman untuk mencapai Yesus Kristus. Martasudjita (1999: 35-36) menyatakan bahwa tujuan akhir dari setiap devosi adalah Yesus Kristus, maka diharapkan umat ikut aktif mengambil bagian dalam perwujudan Kerajaan Allah. Sikap dan perbuatan Yesus menjadi dasar dan teladan hidup umat beriman. Perbuatan Yesus untuk umat beriman melalui sabda maupun perbuatan-Nya, hendaknya juga dilakukan oleh umat beriman bagi umat yang lain. Tujuan yang paling penting adalah perubahan hidup menjadi tahan menderita sampai muncul semangat bela rasa. Sacrosanctum Concilium art. 13 menyatakan bahwa devosi harus selaras dengan liturgi dan mengatar umat kepada perayaan liturgi. Dengan demikian devosi harus berakhir dalam pada perjumpaan dengan Allah dalam perayaan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 liturgis. Ada 3 (tiga) peristiwa antara devosi dengan liturgi yang dapat mengatar umat untuk berjumpa dengan Allah sang pencipta sebagai tujuan dari devosi sendiri. Pertama, devosi diserasikan dengan masa liturgi, misalnya dalam masa Pra-paskah dan masa Adven. Pada masa pra-paskah umat beriman dapat melaksanakan devosi jalan salib, devosi kepada Wajah Kristus, dan devosi kepada Tujuh Sabda. Dalam masa Adven, umat beriman dapat berdevosi kepada Bunda Maria sebagai ibu Yesus. Kedua, devosi diserasikan dengan perayaan liturgi misalnya perarakan daun palma mengantikan ritus pembuka dalam misa mengenang sensara Yesus Kristus yang dikenal dengan Minggu Palma ataupun perarakan Sakramen Mahakudus sebagai pengganti ritus penutup dalam misa mengenang perjamuan Yesus biasanya dilaksanakan pada misa Jumat pertama setiap bulan. Ketiga, devosi dalam budaya, misalnya pohon Natal yang biasanya berupa pohon cemara (budaya barat) dapat diganti dengan pohon lain yang mempunyai nilai khusus dalam budaya setempat dan makna simbolis yang serupa (Sylvia Marsidi, 2011: 13). Sylvia Marsidi (2011: 14) mengutip pendapat Mgr A.M. Sutrisnaatmaka MSF mengenai tujuan utama devosi. Tujuan utama devosi adalah Allah. Devosi merupakan semangat positif umat beriman secara mendalam. Devosi mengajak umat beriman untuk mengungkapkan isi iman kepada Allah melalui sarana-sarana dan cara yang berbeda satu dengan yang lain. Devosi menjadi jembatan antara umat beriman menuju perjumpaan dengan Allah sebagai tujuan utama dan terakhir. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 4. Penghayatan Devosi Yang Benar Perayaan ketujuh sakramen dan ibadat harian merupakan doa liturgis yang sejak lama dikenal oleh Gereja Katolik. Doa liturgis memiliki unsur resmi, selaras dengan kesepakatan Gereja terhadap tanda dan sarana yang dipakai. Sacrosanctum Concilium art. 2 menyebutkan, doa-doa liturgis merupakan pelaksanaan karya penebusan manusia dan pujian syukur bagi Allah serta pengudusan manusia. Dalam Sacrosanctum Concilium art. 26 menegaskan doadoa liturgis bukan tindakan perseorangan melainkan tindakan Gereja. Meskipun dilakukan oleh perorangan, namun tindakan itu dilakukan atas nama seluruh Gereja. Martasudjita (2000: 247) mengungkapkan devosi sebagai kegiatan nonliturgis meskipun Gereja Katolik telah mengenalnya. Sacrosanctum Concilium art. 13 mengungkapkan, devosi harus selaras dengan liturgi kudus, bersumber pada liturgi, dan mengantar umat kepada perayaan liturgi. Semua kegiatan devosional harus memuncak pada perjumpaan dengan Allah dalam perayaan liturgis. Devosi yang benar mestinya sesuai dengan kehendak Allah dalam kesatuan Gereja katolik untuk mewujudkan gerak hidup rohani. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan orang beriman dengan Allah, melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, karya kasih, dan dalam hati nurani umat beriman. Devosi sejati tidak didasari harapan agar Tuhan memenuhi kebutuhan pribadi. Tetapi, didasarkan semangat untuk bertobat dan keyakinan akan iman Yesus Kristus (Sylvia Marsidi, 2011: 11-12). Devosi yang benar akan menjadi tempat bertumbuhnya iman dan kasih persaudaraan demi kemuliaan-Nya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 Darminta (1995: 39-41) mengungkapkan kriteria-kriteria devosi yang benar dengan dua kriteria yaitu obyektif dan subyektif. Kriteria obyektif yaitu devosi merupakan dorongan Roh Kudus yang mempunyai arti bahwa devosi harus disetujui oleh Gereja. Devosi sebaiknya mampu memupuk transformasi manusia ke dalam Kristus dengan pengertian bahwa semakin menghayati rasa-perasaan Yesus, tidak hanya sebagai sikap batin tetapi juga tindakan. Kriteria subyektif yang mendasari devosi yang benar adalah devosi dapat menyentuh batin seseorang dengan pengertian devosi mampu memberikan dorongan kepada umat beriman untuk mendekatkan setiap pribadi kepada Allah. Devosi itu teguh berdasarkan iman yang benar, baik keyakinan maupun pengayatannya terbebas dari rasa keragu-raguan. Devosi harus mampu mempertahankan dan menumbuhkan sikap tanpa pamrih dalam pengabdian kepada Allah dan hidup demi kepentingan bersama. Devosi pada prakteknya menimbulkan rasa penyerahan diri secara total dalam pengabdian kepada Allah dan tidak berlandaskan pada kepentingan atau kebutuhan sesaat umat beriman. Devosi menjadi media umat beriman untuk selalu bersyukur dan berserah kepada Allah. 5. Bentuk-bentuk Devosi Banyak bentuk dan cara yang digunakan oleh umat beriman untuk mewujudkan iman kepercayaan kepada Allah. Misteri iman yang berkaitan dengan kehidupan iman manusia menjadi salah satu modal sebagai bentuk devosi yang selama ini berkembang di tengah umat beriman. Gereja mengakui segala PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 praktek ulah kesalehan (SC, art. 12) yang ada dalam kehidupan umat beriman. Ulah kesalehan atau lebih terkenal dengan istilah devosi yang selama ini dilaksanakan oleh umat beriman haruslah bersumber pada liturgi dan mengantar kepada liturgi. Kecuali jalan salib, devosi yang sering dilaksanakan dalam kehidupan umat beriman adalah devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus, dan devosi kepada Orang Kudus. a. Devosi kepada Maria Devosi yang ditujukan kepada Perawan Maria, karena peran Maria dalam rencana karya keselamatan Allah di dunia ini. Gereja Katolik menghormati dan menjunjung tinggi Maria, sebagai teladan orang beriman. Kesetiaan dan kedewasaan Maria semasa hidupnya, sangat dijunjung tinggi dan dijadikan teladan oleh semua orang beriman (Harjawiyata, 1993:81). Gereja Katolik merayakan 3 (tiga) pesta liturgis besar bagi Maria untuk menghormati peran serta-Nya dalam karya penyelamatan di dunia. 3 (tiga) pesta besar yang ditujukan kepada Maria yaitu pada tanggal 1 Januari memperingati Maria Bunda Allah, tanggal 15 Agustus memperingati Maria diangkat ke Surga, dan tanggal 8 Desember memperingati Santa Perawan Maria dikadung tanpa noda (Maria Immaculata). Gereja Katolik juga menetapkan bulan Mei sebagai bulan Maria dan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Rosario yang mempunyai arti karangan bunga mawar terdiri dari beberapa butir manik-manik yang didoakan secara bergantian dengan merenungkan peristiwa iman bunda Maria. Rosario sendiri mempunyai tujuan untuk membangkitkan iman, harapan, dan kasih umat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 beriman. Sebagai salah satu bentuk devosi khusus kepada bunda Maria, rosario berperan sebagai perantara kepada Allah dengan cara merenungkan misterimisteri penyelamatan (Groenen, 1988:177). Selain berdevosi kepada Maria, Gereja Katolik juga mempraktikan kebiasaan berziarah di tempat-tempat yang dipercaya sebagai tempat penampakan Maria. Lourdes (Perancis), Guadalupe (Mexico), Fatima (Portugal) menjadi tempat peziarahan yang paling sering dikunjungi oleh umat di seluruh dunia karena boleh dipercaya sebagai tempat penampakan Bunda Maria. Dalam perkembangannya banyak tempat peziarah lokal untuk Maria, seperti gua Maria Sendang Sono, gua Maria Sriningsih, gua Maria Kerep, gua Mawar, gua Jatiningsih, dan sebagainya (Martasudjita 2011: 261). Luk 1:48-49 mengungkapkan pokok devosi kepada Maria ialah menyadari dan menghayati karya agung Allah yang terlaksana dalam diri Maria, yang dipilih Allah menjadi Bunda Kristus. Kesetiaan dan keteladanan Maria merupakan proses keselamatan yang dimulai oleh Maria dan sekarang dilanjutkan oleh Gereja (LG, art. 52). Lumen Gentium art. 53 menyatakan bahwa tempat dan kedudukan Maria dalam Gereja Katolik adalah anggota Gereja yang paling mulia dilihat dari seluruh proses karya penyelamatan. b. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus Dasar devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus adalah iman kepada cinta Yesus dan Bapa, cinta Yesus kepada manusia menjadi wujud konkret cinta Allah kepada Manusia. Hati Yesus Yang Maha Kudus menjadikan Yesus seperti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 Bapa-Nya yang juga kudus. Devosi ini mewujudkan bentuk peyerahan diri secara total kepada Allah. Devosi ini dikembangkan oleh Santa Gertrudis dari Helfta dan Santa Mechtildis pada abad pertengahan. Namun baru tersebar luas ketika abad ke-17 oleh Santo Yohanes Eudes, St. Klaudius la Colombiere dan Santa Margaretha Maria Alacoque. Hati Yesus menjadi obyek inderawi dan cinta-Nya menjadi obyek rohani dalam devosi ini. Isi devosi ini adalah iman kepada cinta Yesus kepada Bapa. Devosi ini berkembang dengan cara digabungkan bersama dengan devosi kepada Sakramen Maha Kudus. Penggabungan ini nampak dalam pesta liturgis pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus. Praktik dari devosi ini adalah penghormatan kepada Hati Kudus Yesus dan dilanjutkan dengan menyambut Sakramen Maha Kudus selama sembilan kali pada setiap Jumat pertama dalam bulan (Harjawiyata, 1993: 80). Devosi Hati Yesus Yang Mahakudus merupakan salah satu bentuk ungkapan iman yang mengungkapkan relasi umat beriman dengan Allah dalam bentuk sembah sujud dan ungkapan kasih kepada Allah sebagai perwujudan iman. Devosi ini diharapkan mampu membawa perubahan akan cinta Allah kepada umat beriman seperti halnya cinta Allah kepada Yesus sebagai Putra-Nya maupun manusia. Percaya secara total akan kasih Allah kepada ciptaan menjadikan umat beriman menjadi lebih kuat dalam berpijak diatas pondasi iman dan bimbingan yang mengarah kepada hidup dan gerak nyata di dunia. Devosi Hati Yesus Yang Mahakudus mengajak umat beriman untuk melakukan pertobatan secara radikal untuk menuju jalan keselamatan sebagai wujud tanggapan umat beriman akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 cinta Allah. Cinta dan pemberian tak bersyarat yang dilakukan Yesus di salib mengundang umat beriman untuk ikut ambil bagian dalam pemulihan dosa bagi sesama dengan cara bermatiraga, amal bakti, dan berdoa. Umat beriman yang ingin meledani sikap Yesus dalam devosi Hati Yesus Yang Mahakudus perlu memahami cinta-Nya. Cinta Yesus adalah tindakan spontan yang muncul dari kesadaran-Nya akan kebersatuan-Nya dengan Allah, diri-Nya, sesama, dan alam semesta. Dengan memahami cinta Yesus, umat beriman diajak untuk mempraktikan cinta kasih dalam kehidupan aktif maupun kontemplasi. Cinta yang dikobarkan dalam diri Yesus tidak pernah berhenti namun senantiasa dalam pergerakan terus-menerus. Haryono (2011b: 40) menyimpulkan bahwa devosi Hati Yesus Yang Mahakudus merupakan sumber spiritualitas yang membebaskan. Spiritualitas yang berpusat pada cinta Allah dan sikap hormat yang dilakukan Yesus. Cinta Allah sebagai proses pertobatan yang dinamis dari dosa menuju suatu komitmen solidaritas pada sesama, perjuangan melawan ketidakadilan, serta membangun dunia yang lebih baik. c. Devosi kepada Orang Kudus Devosi kepada Orang Kudus melekat dalam kehidupan Gereja Katolik. Gereja Katolik mempercayai apabila berdevosi dan merayakan pesta Orang Kudus berarti ikut ambil bagian dalam mewartakan iman dan karya-karya Allah dalam hamba-hamba-Nya (SC, art. 9). Berkat karya Allah dalam hamba-hamba-Nya umat beriman menjadi terang dunia dan memuliakan Allah di hadapan umat lain dengan meneladaan para kudus. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 Gereja Katolik menghayatai devosi Para Kudus dengan berbagai cara, seperti pesta Orang Kudus dalam kalender liturgi, Para Kudus pelindung baptis atau pelindung Gereja, tempat, dan lainnya. Gereja menggunakan nama Orang Kudus tersebut dengan maksud ingin meneladan sikap-sikap hidupnya sehingga umat beriman dapat hidup sesuai dengan kehidupan orang kudus dalam kehidupan sehari-hari. Gereja Katolik percaya bahwa para kudus adalah anggota Gereja yang sudah menang dan sudah mencicipi kebahagiaan surgawi (Harjawiyata, 1993: 82). Gereja Katolik memiliki berbagai cara untuk menghormati Orang Kudus seperti halnya peringatan hari Orang-orang Kudus yang terdaftar pada kalender liturgi. Pada bulan November secara khusus Gereja memperingati Para Kudus, tepat tanggal 1 November adalah Hari Raya Semua Orang Kudus. Bulan November Gereja memohon dengan perantaraan Orang Kudus untuk mendoakan umat beriman yang masih berjuang dalam hidup di dunia. Bentuk lain dari devosi kepada Orang Kudus adalah litani Orang Kudus yang sering didaraskan pada saat malam paskah, tahbisan imam, tiga hari menjelang pesta kenaikan, dan pada saat upacara-upacara tertentu. Litani Orang Kudus mempunyai pengertian sebagai doa yang dipanjatkan dengan penuh permohonan maupun tanggapan akan kasih Allah melalui perantara Para Orang Kudus. Orang Kudus dipercaya sebagai saksi karya agung Yesus di dunia ini dan sebagai pewarta rahmat Allah. Devosi kepada Para Kudus tidak diarahkan kepada para santo ataupun santa, namun ditujukan kepada Allah. Peran para santo ataupun santa hanyalah sebagai perantara menuju kepada Allah (Haryono, 2011b: 121). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 6. Makna Devosi Bagi Umat Haryono (2011a: 141-150) mengungkapkan peranan devosi sebagai kekuatan yang memperdekaan. Devosi dikatakan sebagai kekuatan pemerdekaan karena mendorong kemampuan untuk saling mengampuni, mengangkat kemanusiaan dengan segala martabatnya, dan mendorong umat menyadari kesetaraan manusia di hadapan Allah. Selain itu devosi juga mengingatkan akan sikap keadilan dan cinta kasih. Cinta kepada Allah dan sesama (1 Yoh 4:7-20) dan mencintai sesama yang menderita, miskin, dan tertindah (Mat 25:31-36) merupakan ciri publik devosi. Devosi mengarahkan umat pada pembangunan jemaat dan keterlibatan sosial. Keluarga merupakan bentuk pembangunan jemaat yang otentik yang berakar dari iman. Keluarga yang partisipatif dan bertanggung jawab berkaitan erat dengan komunitas iman. Komunitas iman berdevosi sesuai dengan kontekstual dengan hidup saat ini sehingga melahirkan kesaksian, pelayanan, dan kasih dalam pribadi Kristiani. Devosi mampu membangun kesadaran akan realitas sekitarnya, peka akan penderitaan, sumber ketidakadilan, serta kerinduan pembebasan personal maupun komuniter. Devosi mencari kepenuhan mendesak atas kebutuhan sosial. Dalam devosi ditemukan unsur-unsur keagamaan yang menginspirasi dan membantu perjuangan hidup. Martasudjita (1999: 45) mengungkapkan bahwa devosi membawa umat akan pengalaman pribadi bersama Allah menjadi sungguh hidup, menyuburkan, dan membawa kepada penghayatan liturgi yang lebih kaya. Umat dapat merasakan penghayatan iman devosional yang personal dan subyektif dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 penghayatan kebersamaan orang beriman dalam Gereja secara seimbang dalam liturgi resmi Gereja. Devosi tidak dilepaskan dari liturgi Gereja, tetapi diintegrasikan di dalamnya sehingga devosi mendapaatkan tempat yang sehat dan benar dalam kehidupan umat beriman. Darminta (1993: 74) mengungkapkan bahwa devosi membantu umat beriman untuk mewujudkan persembahan diri melalui ibadah dan pengabdian yang tulus kepada Allah sang pencipta. Persembahan diri yang dilakukan oleh umat selalu didasari dengan semangat cinta atas sikap-sikap batin yang muncul melalui doa maupun devosi dihadapan Allah. Sikap-sikap batin yang dimiliki oleh umat beriman dalam melaksanakan devosi kepada Allah secara tak langsung dapat membentuk sikap religius dalam diri umat beriman ketika menjalani kehidupan sehari-hari. B. Devosi Jalan Salib Devosi jalan salib adalah devosi umat yang biasanya dilaksanakan pada masa prapaskah. Devosi yang mengajak umat untuk merenungkan kisah sengsara dan wafat Yesus di dunia untuk menebus dosa manusia. Devosi jalan salib merupakan prosesi umat beriman dengan melewati 14 perhentian kisah sengsara dan wafat Yesus. Kisah sengsara dan wafat Yesus menjadi harapan dan gambaran akan kesetiaan-Nya kepada Allah yang juga Bapa bagi Yesus. Umat percaya dengan melaksanakan devosi jalan salib, mereka mampu mendapatkan sikap yang sabar dan mempunyai sikap percaya akan rencana indah Allah dalam penyelenggaraan kehidupan manusia agar terbebas dari kuasa jahat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 1. Pengertian Devosi Jalan Salib Martasudjita (2011: 258) berpendapat bahwa devosi jalan salib merupakan devosi yang membantu umat dalam menghayati dan merenungkan penderitaan dan wafat Yesus Kristus. Devosi jalan salib menjadi sarana bagi umat untuk semakin mengerti mengenai penebusan dosa yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus. Gereja Katolik melaksanakan devosi jalan salib secara serentak pada saat masa prapaskah. Gereja berpendapat bahwa setiap penderitaan yang dirasakan umat dipandang sebagai jalan salib. Penderitaan menjadi salah satu momentum kebersamaan antara umat dan Yesus dalam menempuh perjuangan memikul salib demi melaksanakan kehendak Allah bagi penyelamatan dunia. Seperti dalam Luk 9:23 berbunyi “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku”. Doa jalan salib yang biasanya dikenal oleh umat adalah doa jalan salib dengan 14 perhentian seperti yang berada pada buku Madah Bakti maupun buku Puji Syukur (MB, no: 388; bdk. PS no: 201). Urutan-urutan 14 perhentian tersebut adalah, perhentian pertama “Yesus dijatuhi hukuman mati” (Yoh 18:38-19-16), perhentian kedua “Yesus memanggul salib” (Yoh 19:17), perhentian ketiga “Yesus jatuh untuk pertama kali”, perhentian keempat “Yesus berjumpa dengan ibu-Nya” (Mat 12:50), perhentian kelima “Yesus ditolong Simon dari Kirene” (Luk 23:26), perhentian keenam “Wajah Yesus diusap oleh Veronika”, perhentian ketujuh “Yesus jatuh kedua kalinya”, perhentian kedelapan “Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya” (Luk 23:28), perhentian kesembilan “Yesus jatuh untuk ketiga kalinya”, perhentian kesepuluh “Pakaian Yesus PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 ditanggalkan” (Yoh 19:23-24), perhentian kesebelas “Yesus disalibkan” (Mrk 15:22-24a), perhentian keduabelas “Yesus mati di salib” (Luk 23:44-46), perhentian ketigabelas “Yesus diturunkan dari salib” (Mrk 15:42-46), dan perhentian keempatbelas “Yesus dimakamkan” (Yoh 19:40-42). Doa jalan salib dilaksanakan dengan cara membacakan setiap perhentian dan dilanjutkan dengan ucapan pemimpin “kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu” kemudian dijawab oleh umat “sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia”. Pembacaan renungan singkat setiap perhentian dilakukan oleh pemimpin doa dengan membacakan kutipan Kitab Suci dan dilanjutkan dengan renungan mengenai keadaan yang sesuai dengan keadaan umat yang ada. Doa singkat dilaksanakan setelah renungan dan ditutup dengan ungkapan “ya Allah, kasihihanilah kami orang berdosa”. Sebagai penutup dan pengantar perpindahan perhentian maka dinyanyikan sebuah lagu untuk mengenang sengsara Yesus (PS, no : 201). Ada beberapa bentuk doa jalan salib yang beredar ditengah umat. Selain dari Madah Bakti dan Puji Syukur yang menggunakan 14 perhentian, ada pula devosi jalan salib yang menggunakan 15 perhentian seperti yang diungkapkan oleh Leonardo Boff dalam bukunya yang berjudul Jalan Salib Jalan Keadilan dan Michael Heinz dalam bukunya yang berjudul Jalan Salib: Yesus Sang Perantau dan Pengungsi. Perbedaan yang nampak adalah cara penghayatan pada setiap perhentian dan juga tambahan satu perhentian pada akhir setelah Yesus dimakamkan. Perhentian tambahan tersebut ialah Yesus yang bangkit dari alam kematian. Berbeda dengan M. Heinz (2006: viii) yang mengubah setiap peristiwa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 sengsara Yesus dengan peristiwa sejak Yesus dilahirkan hingga Yesus bangkit di tengah para murid. Jalan salib jalan keadilan merupakan bentuk jalan salib dengan 15 perhentian. Urutan 14 perhentian sama dengan jalan salib lainnya, hanya ada satu tambahan pada perhentian terakhir yaitu Yesus bangkit ke kehidupan dalam kepenuhan-Nya. Permenungan dalam devosi jalan salib ini terbagi menjadi dua, permenungan pada masa Yesus dan pada masa kini. Permenungan dalam perhentian pertama “Yesus dihukum mati”, ditinjau dari masa Yesus hal ini merupakan bakti-Nya kepada Allah. Difitnah, ditinggalkan, ditolak, diancam, dan dihukum mati merupakan jalan yang harus ditempuh Yesus untuk menebus dosadosa manusia. Yesus tidak pernah melawan ataupun memberontak akan kejadiankejadian yang menimpa diri-Nya. Sikap inilah yang mencerminkan ketaatan Yesus pada Allah dan kepada orang yang berkehendak baik. Bila dibandingkan dengan masa kini Yesus diumpamakan dengan orang-orang yang rela berjuang untuk masyarakat kecil yang tak berdaya dan memohon keadilan. Para relawan yang mendapatkan tantangan hingga rela mati demi masyarakat yang dibelanya tanpa sedikitpun penyesalan (Boff, 1992: 154). Jalan salib yang berbeda diperlihatkan oleh Heinz (2006: 1-57) dengan merubah semua perhentian. Perhentian pertama “Maria dan Yosef melarikan diri ke mesir bersama kanak-kanak Yesus” (Mat 2:13-15), perhentian kedua “Yesus dicobai iblis di Padang Gurun” (Mat 4:1-11), perhentian ketiga “Yesus pergi dan berdiam di Galilea” (Mat 4:12-16), perhentian keempat “Yesus dikhianati Yudas” (Mat 26:12-26), perhentian kelima “Yesus berdoa di taman Getsemani” (Mat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 26:36-39), perhentian keenam “Yesus Ditangkap” (Mat 26:47-50), perhentian ketujuh “Yesus diinterogasi imam-imam kepala” (Mat 26:59-63), perhentian kedelapan “Yesus dijatuhi hukuman mati” (Mrk 15:6-15), perhentian kesembilan “Yesus terjatuh di bawah beratnya tindihan salib” (Luk 23:27-28), perhentian kesepuluh “Simon dari Kirene membantu Yesus memanggul salib-Nya” (Luk 23:26), perhentian kesebelas “Yoh 19:23-24”, perhentian keduabelas “Yesus disalibkan bersama dengan dua orang penyamun” (Mrk 15:25-27), perhentian ketigabelas “beberapa perempuan berdiri dekat salib Yesus” (Yoh 19:25-27), perhentian keempatbelas “Yesus wafat di salib” (Mat 27:49-50), dan perhentian kelimabelas “Yesus yang bangkit menemani para murid-Nya” (Luk 24:13-32) (Heinz, 2006: 57). Devosi jalan salib dengan lima belas perhentian ini memiliki arti kesinambungan sejak awal hidup Yesus di dunia hingga berakhir pada kemuliaan Yesus setelah wafat di kayu salib dengan penuh kehinaan. Devosi jalan salib ini membuktikan bahwa bentuk devosi jalan salib dapat berubah sesuai dengan kebutuhan umat beriman. Perhentian tetap sama ataupun berbeda namun renungannya dapat disesuaikan dengan keadaan umat yang ada. Oleh sebab itu devosi jalan salib merupakan kebaktian non-liturgis yang berkembang di dalam Gereja Katolik. Susunan devosi jalan salib dapat disusun sesuai dengan kebutuhan umat yang melaksanakannya. Dikatakan sebagai kebaktian non-liturgis karena sifatnya yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan uamt yang melaksanakan terutama dalam renungan tanpa mengganti susunan pemberhentian (Leks, 1990: 18). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 Romano Guardini (1963: 3) menyatakan bahwa devosi jalan salib merupakan kebaktian yang lahir dalam hati rakyat, karena rakyat ingin mengetahui dan merasakan sendiri bagaimana penebusan terlaksana. Berawal mula dari dorongan-dorongan hati umat yang ingin secara langsung hadir dalam peristiwa penyelamatan maka terciptalah kebaktian jalan salib. Jalan salib merupakan kebaktian paling murni yang berada di Gereja. Menjadi kebaktian paling murni karena dalam pelaksanaannya menyangkut persatuan antara gambar dan pikiran, tindakan lahir dan batin, kenyataan sejarah dan kepercayaan. 2. Sejarah Devosi Jalan Salib Sejarah devosi jalan salib muncul berkaitan dengan kebiasaan umat mengikuti ziarah perjalanan ke Yerusalem bersama kelompok Fransiskan pada abad ke-14. Devosi jalan salib pada awalnya dilaksanakan oleh para peziarah kota suci di sekitar makam Yesus. Tujuan akhir dari para peziarah adalah Gereja Kuburan Suci yang dibangun oleh Kaisar Konstantine tahun 335 di atas kuburan Yesus dan puncak Kalvari. Rute yang diambil para peziarah menuju Gereja Kuburan Suci dimulai dari rentuhan benteng Antonia. Para peziarah mempercayai rute ini adalah jalan Yesus menapaki penderitaan-Nya, hingga wafat di salib. Rute yang ditempuh oleh para peziarah sekarang ini dikenal sebagai Via Dolorosa, jalan penuh kedukaan (Haryono, 2011b: 93) . Perhentian-perhentian yang terdapat pada devosi jalan salib berawal mula di lokasi tempat terjadinya penderitaan Yesus. Latar belakang dari ke-14 perhentian dalam devosi jalan salib terdapat pada injil Lukas 23. Lukas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 menceritakan kisah penderitaan Yesus mulai dari kejadian di hadapan Pilatus hingga penguburan-Nya. Namun, tidak semua perhentian devosi jalan salib terdapat pada injil Lukas. Ada beberapa perhentian yang dipercaya oleh peziarah sebagai kisah tradisi di Yerusalem. Perhentian tersebut adalah perjumpaan dengan para wanita yang ada di sekeliling Yesus. Perjumpaan dengan ibunda-Nya, kisah Veronica yang mengusap wajah-Nya, dan kisah jatuhnya Yesus di bawah salib merupakan kisah tradisi yang dipercaya sebagai kisah nyata sehingga dimasukan dalam kisah sengsara-Nya (Haryono, 2011b: 95). Bentuk devosi jalan salib saat ini dipenggaruhi oleh para peziarah Kristen Eropa. Pada abad pertengahan praktek devosi jalan salib ini mulai diperkenalkan kepada umat oleh St. Bernadus dari Clairvaux, St. Fransiskus Asisi, dan St. Bonaventura dari Bagnoregio melalui devosi kontemplatif sengsara Yesus. Pada abad ke-16, kelompok Fransiskan mulai memperkenalkan devosi jalan salib dengan 14 perhentian yang terdiri dari sembilan perhentian yang terdapat pada Injil dan lima perhentian yang berkembang dalam tradisi Yerusalem (Haryono, 2011b: 98-99). Sembilan perhentian yang terdapat dalam injil adalah perhentian pertama “Yesus dihukum mati (Mat 27:26: bdk. Mrk 15:15, Luk 23:24, 19:16Yoh )”, perhentian kedua “Yesus memanggul salib (Mat 27:31: bdk. Mrk 15:20, Luk 23:26, Yoh 19:17)”, perhentian kelima “Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene (Mat 27:32: bdk. Mrk 15:21, Luk 23:26 )”, perhentian kedelapan “Yesus menasehati wanita Yerusalem yang menangis (Luk 23:28-29)”, perhentian kesepuluh “pakaian Yesus ditanggalkan (Mat 27:35: bdk. Mrk 15:24;23:34b, Yoh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 19:23)”, perhentian kesebelas “Yesus dipaku di kayu salib (Mat 27:35: bdk. Mrk 15:24)”, perhentian keduabelas “Yesus wafat di kayu salib (Mat 27:50: bdk. Mrk 15:37, Luk 23:46, Yoh 19:30)”, dan perhentian ketigabelas “Yesus diturunkan dari salib (Mat 27:59: bdk. Mrk 15;46;23:53, Yoh 19:41)”. Sedangkan lima perhentian yang berkembang sesuai dengan tradisi di Yerusalem adalah perhentian ketiga “Yesus jatuh yang pertama kali di bawah Salib”, perhentian keempat “Yesus berjumpa dengan ibu-Nya”, perhentian keenam “Veronika mengusap wajah Yesus”, perhentian ketujuh “Yesus jatuh yang kedua kalinya di bawah Salib”, dan perhentian kesembilan “Yesus jatuh yang ketiga kalinya di bawah Salib” (Haryono, 2011b: 100). Jalan salib dengan 14 perhentian untuk pertama kalinya dilaksanakan di Spanyol di pertengahan pertama Abad ke 17 khususnya di Komunitas Fransiskan. Pada awalnya jalan salib dilaksanakan di kapel dengan dekorasi gambar ataupun patung yang menggambarkan kisah penderitaan Yesus untuk direnungkan. Baru setelah abad ke 18 dibuatlah perhentian-perhentian di dalam gereja, yakni dengan menaruh gambar-gambar sengsara Yesus pada dinding gereja (Leks, 1990: 16). 3. Dasar Teologis Devosi Jalan Salib Devosi jalan salib tidak dapat terpisahkan dengan salib Yesus. Dalam pembahasan teologi jalan salib ini menggunakan pendekatan berdasarkan salib. Salib adalah suatu balok yang melintangi balok yang lain yang pada zaman dahulu dipergunakan sebagai alat penyiksaan bagi para tawanan yang tidak patuh pada pemerintah. Salib berasal dari bahasa Yunani stauros yang mempunyai arti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 menyalibkan. Ada tiga macam salib yang dikenal secara umum yang berbentuk X (crux decussata), yang berbentuk seperti huruf T (crux comissa), dan yang terakhir adalah salib yang berbentuk † (crux immissa). Salib merupakan alat hukum yang paling mengerikan pada zaman dahulu. Sebelum tawanan disalibkan biasanya diawali dengan penderaan yang menyakitkan. Penderaan dilakukan dengan alat yang terbuat dari cambuk yang ujungnya diperkuat dengan batu-batu timah atau tulang punggung binatang. Setelah penderaan yang kejam, tawanan memikul sendiri salib yang akan menjadi alat kematiannya. Tawanan membawa sendiri kayu palang (patibulum) salib menuju tempat eksekusi yang terletak di tempat yang stategis dengan tujuan agar dapat dilihat oleh masyarakat (Indra Sanjaya, 2004: 80). Indra Sanjaya (2004:83) mengungkapkan bahwa salib yang digunakan oleh Yesus adalah salib crux immissa (†). Yesus memanggul palang salib (patibulum) dan tulisan diatas kepala-Nya (Luk 23:38) menjadi bukti kuat akan bentuk salib Yesus. Kisah penyaliban Yesus biasanya terkenal dengan kisah sensara. Dalam injil Lukas tahap kisah sengsara penyaliban Yesus terbagi menjadi tiga bagian (Jacobs, 2006: 150) yaitu jalan ke Golgota, peristiwa di Golgota, dan jalan dari Golgota. Luk 23:26-32 menceritakan mengenai jalan sengsara Yesus dalam memanggul salib menuju Golgota. Selama perjalanan menuju Golgota Yesus banyak menghibur wanita-wanita yang meratapi Dia. Hiburan Yesus kepada para wanita mengandung arti akan sikap untuk meratapi nasib Yerusalem yang nantinya akan dihukum karena ketidakpercayaannya. Hukuman yang akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 dijatuhkan kepada para wanita yang hamil dan menyusui bayi. Perjalanan panjang Yesus menempuh jalan salib dilalui-Nya dengan keberanian dan tanpa salah (Jacobs, 2006: 142). Luk 23:33-49 juga menjelaskan tentang makna penyaliban Yesus di Golgota dengan menafsirkan ucapan Yesus mengenai doa bagi orang yang mencaci-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34). Doa ini menjadi salah satu bentuk teladan penyaliban Yesus mengenai kasih kepada musuh. Yesus dalam penderitaan-Nya di kayu salib tetap tabah dan sabar dalam menghadapi para serdadu yang mengolok-olok mengenai karya penyelamatan-Nya di tengah umat. Salib menjadi tanda akan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi segala percobaan, hal ini dibuktikan dengan keteladanan Yesus dalam menanggapi segala cacian dari para serdadu. Dalam proses penyaliban Yesus tidak sendiri, Ia ditemani oleh dua orang penyamun yang dihukum sama seperti-Nya. Dalam hal ini ada teladan Yesus yang ingin ditunjukan oleh Lukas yaitu sikap percaya yang dapat menimbulkan keselamatan abadi bersama dengan-Nya. Kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan sikap percaya yang ditunjukan oleh salah satu penyamun menjadi bukti bahwa Yesus terbuka kepada siapa saja yang percaya akan diri-Nya (Jacobs, 2006: 152). Luk 23:50-55 menambahkan mengenai suasana yang terjadi setelah Yesus disalibkan dengan gambaran yang mencekam. Suasana yang akhirnya membawa pertobatan besar kepada orang-orang yang semula ragu bahkan tidak percaya akan Yesus putra Allah. Dengan melihat tanda-tanda yang muncul setelah Yesus PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 menyerahkan diri kepada Allah, maka kepala pasukan langsung memuliakan Allah dengan berkata “sungguh, inilah orang benar” (Luk 23:47). Akhirnya semua orang yang semula mengolok-olok Yesus menjadi sadar dan bertobat dan akhirnya menjauh dari Golgota. Hanya ada bebrapa kerabat Yesus yang tetap bertahan di bawah salib-Nya. Hingga akhirnya Yesus wafat dan diturunkan dari salib untuk di makamkan (Jacobs, 2006: 154). Luk 24:1-54 mengisahkan mengenai kisah kemuliaan Yesus yang dimulai dari makam kosong, penampakan di Emaus, penampakan kepada para rasul, dan berakhir pada kenaikan Yesus ke surga. Kisah mengenai makam kosong merupakan kisah para wanita yang berkabung akan kematian Yesus. Wanita menjadi sasaran pertama akan kabar kebangkitan Yesus yang disampaikan oleh dua malaikat yang berada di makam Yesus. Reaksi yang muncul pertama kali adalah rasa takut dan kehilangan yang dirasakan oleh para wanita yang hendak memberikan rempah-rempah bagi jenasah Yesus. Namun, ketika mendengar penjelasan yang diberikan oleh malaikat akan pesan paskah bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kembali, para wanita langsung memberitakan hal tersebut kepada para murid Yesus (Jacobs, 2006; 156). Penampakan Yesus di Emaus (Luk 24:13-35) menjadi kisah kemuliaan Yesus yang kedua. Penampakan Yesus kepada dua murid di Emaus digambarkan dengan perayaan Ekaristi yang didahului dengan liturgi sabda dan diakhiri dengan pemecahan roti. Duka yang menyelimuti kedua murid masih terasa hingga mereka tak menyadari bahwa Yesus sedang berjalan dan berbincang bersama dengan mereka sepanjang perjalanan menuju Emaus. Kedua murid mulai sadar bahwa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 Yesus bersama mereka ketika Ia bersedia untuk singgah ke dalam rumah dan memecahkan roti serta mengucapkan syukur bersama dengan mereka. Namun, ketika kedua murid sadar bahwa Yesus bersama mereka lenyaplah Ia dari tengah para murid. Seketika itu kedua murid segera kembali ke Yerusalem untuk mewartakan kabar gembira bahwa Yesus telah bangkit dari alam kematian (Jacobs, 2006: 159). Kisah kemuliaan yang ketiga adalah penampakan Yesus kepada para rasul yang berada di Yerusalem. Namun berita akan kebangkitan Yesus sudah tersebar diantara para rasul mulai dari makam kosong, penampakan kepada dua murid di Emaus, dan kejadian pemecahan roti yang disaksikan oleh dua murid di Emaus. Tujuan utama Yesus menampakan diri kepada para rasul adalah perutusan kepada para rasul agar menyampaikan warta gembira akan kerajaan surga bahwa kerajaan surga telah datang. Warta gembira yang menjadi ajaran Yesus adalah mengenai kebangkitan-Nya pada hari ketiga diantara orang mati, penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus untuk pertobatan segala bangsa, pewartaan harus dimulai dari Yerusalem, dan Yesus akan mengutus roh kudus sebagai rahmat akan para rasul (Jacobs, 2006: 161). Yoh 12:33 dan Yoh 18:32 memunculkan penegasan bahwa kematian Yesus merupakan peninggian-Nya di kayu salib. Dengan penyaliban maka umat manusia akan meninggikan Yesus yang disalib hal ini terjadi karena Yesus ditinggikan dari bumi dengan naik ke kayu salib. Naiknya Yesus ke kayu salib mempunyai arti bahwa Yesus naik ke tahta kerajaan dengan penuh kemenangan (Indra Sanjaya, 2004: 59). Bukti peninggian Yesus di kayu salib terdapat pula PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 pada ungkapan INRI yang berada di atas kepala Yesus merupakan singkatan dari bahasa latin “Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum” artinya “Yesus, Orang Nazaret, Raja orang Yahudi (Yoh 19:15).”. Ungkapan ini diucapkan oleh Pilatus selaku wakil kaisar sebagai sebuah pernyataan tentang kebenaran padahal bagi orang Yahudi tidak ada raja yang lebih besar dan agung selain kaisar (Indra Sanjaya, 2004: 73. 97). Dan bukti peninggian Yesus yang lain adalah dari kisah akhir sengsara Yesus selalu digambarkan dengan penyerahan nyawa-Nya kepada Bapa, bukan dengan kata wafat atau mati. Yohanes tidak menjelaskan bahwa Yesus wafat atau mati namun hanya menyerahkan roh-Nya kepada Allah dalam keadaan sadar. Hal ini mengungkapkan bahwa saat penyaliban adalah saat pemuliaan Yesus sehingga Dia dapat menyerahkan roh-Nya kepada Bapa (Indra Sanjaya, 2004: 128). Bukti peninggian terakhir adalah keluarnya darah dan air dari lambung Yesus merupakan pengenapan akan kutipan Zak 12:10 mengenai janji Allah untuk mencurahkan roh pengasihan dan roh pemohonan. Darah dan air disejajarkan dengan makna pencurahan roh (Indra Sanjaya, 2004: 148). Yesus naik ke surga menjadi kisah kemuliaan yang terakhir dalam Luk 24:50-53. Yesus memberikan berkat kepada para rasul dengan mengangkat tangan-Nya seketika itu terangkatlah Ia ke surga. Hal yang terakhir terlihat adalah tangan Yesus yang terus memberkati para rasul ketika Ia mulai menghilang dibalik awan. Hal ini menjadi tanda bahwa Yesus selalu menyertai para rasul walaupun Ia sudah tidak ada di bumi. Perpisahan antara Yesus dan para rasul meninggalkan kesan kegembiraan yang menyemangati mereka dalam karya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 pewartaan kabar gembira di dunia sambil menanti turunnya Roh Kudus seperti janji Bapa. Teologi memahami salib Yesus sebagai tanda perdamaian antara manusia dengan Allah sebagai tindakan pembenaran akan iman kepada Allah sendiri. Jalan salib dipilih oleh Allah bagi Yesus untuk menunjukkan kebenaran kepada manusia agar manusia percaya kepada Allah dan mau menyerahkan diri kepadaNya. Dengan menapaki jalan salib dan derita Yesus, salib menjadi penebusan akan dosa manusia yang selama ini menjauhkan manusia dengan Allah. Ketika salib Yesus menjadi sarana penobatan-Nya sebagai Sang Raja Agung, maka manusia dapat mengambil makna penderitaan manusia bukan sebagai tanda kebinasaan, kekalah, ataupun kehancuran, namun sebagai sarana untuk mencapai kemuliaan yang tidak terdapat di dunia. “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku” (Luk 9:23). Menjadi landasan teologis devosi jalan salib dalam Gereja. Devosi jalan salib mempunyai makna akan kisah sengsara Yesus yang dimulai dari malam penghianatan yang dilakukan oleh muridnya hingga kisah kemuliaan naiknya Yesus ke surga dengan berkat yang ditinggalkan kepada para murid-Nya. Devosi jalan mempunyai dua misteri yaitu misteri penjelmaan Yesus menjadi manusia yang rela menyerahkan nyawaNya demi menebus dosa umat manusia dari roh jahat. Dengan penjelmaan Yesus, Yesus menjadikan dirinya sebagai tempat perjumpaan antara manusia dengan Allah. Misteri kebangkitan Yesus menjadikan umat manusia suci dan pantas menjadi tempat untuk bertemu secara langsung dengan Allah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 Dalam Gereja, devosi jalan salib dipercaya sebagai kekuatan khusus yang sumbernya langsung dari diri Yesus. kekuatan yang didapat dengan merenungkan setiap peristiwa sengsara Yesus dimaknai dengan kekuatan cinta kasih yang mampu untuk menguatkan umat manusia dalam menjalani peziarahan di bumi. Dasar dari segala permenungan yang berada dalam devosi jalan salib adalah kitab suci. Dengan kitab suci maka umat dapat mencintai dan merenungkan sengsara Yesus sebagai bentuk pembenaran sejati dan bentuk cinta sejati yang ditampakan dalam pribadi Yesus. 4. Makna Devosi Jalan Salib bagi Umat Paulus berkata: “Kita harus bangga akan Salib Tuhan Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan, dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita” (Gal 6:14). Dalam salib terkandung dan terpancar misteri cinta Allah kepada manusia. Cinta Allah yang menyelamatkan, menghidupkan, membangkitkan, menebus, dan membebaskan umat manusia dari dosa dengan menyerahkan Putra-Nya yang tunggal, sampai wafat di salib. Cinta Allah kepada manusia yang dinyatakan dalam diri Yesus lewat penderitaan di kayu salib. Setiap langkah penderitaan Yesus adalah jalan menuju Allah dengan pemenuhan rencana keselamatan. Rencana keselamatan Allah mulai dari pengampunan (Luk 23:34), hati yang tertikam (Yoh 19:36), kurnia seorang ibu (Yoh 19:26-27), dan kurnia Roh (Mat 27:50). Penderitaan Yesus dimaknai sebagai benih-benih sukacita bagi umat. Kerelaan hati Yesus untuk dicemooh oleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 sahabat, musuh, dan orang yang acuh tak acuh merupakan satu pelajaran pengampunan untuk rekonsiliasi dan damai (Haryono 2011b: 101). Dalam Yoh 12:24 bulir gandum yang mati akan menghasilkan buah menjadi perbandingan Yesus mengenai keberadaan-Nya di dunia ini. Kematian Yesus menjadi persembahan kepada Allah sebagai wujud cinta kasih dalam hidup baru. Yesus menerjemahkan hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya melalui Ekaristi. Pusat misteri Ekaristi menjadi arah utama dalam jalan salib. Jalan salib adalah jalan yang mengarahkan umat pada persatuan yang mendalam bersama Yesus. Menurut Heinz (2006: v) dalam pengantar buku jalan salib: Yesus Sang Perantau dan Pengungsi, devosi jalan salib mempunyai makna penghayatan akan sengsara Yesus pada masa ini. Terkhusus umat yang saat ini berada di tempat yang jauh dari tanah kelahiran karena sedang merantau atau sedang mengungsi dalam keadaan yang menderita. Perjalanan Yesus yang panjang penuh dengan penderitaan untuk menuju kemuliaan sama halnya dengan umat manusia yang menjalankan peziarahan di dunia ini dengan sengsara, derita, dan kematian yang siap menghampiri. Namun, dengan devosi jalan salib semua perjalanan tersebut disatukan dengan kemuliaan Yesus yang memberikan harapan baru. Leks (1990: 11) mengungkapkan bahwa devosi jalan salib membantu umat beriman untuk semakin mencintai Yesus yang dengan sengsara dan wafat-Nya menunjukkan kasih-Nya dengan nyata dan tanpa mengeluh menghadapi penderitaan. Jalan sengsara yang harus dipikul Yesus hingga akhirnya wafat di kayu salib merupakan tindakan yang mewujudkan cinta kasih Allah kepada umat- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 Nya. Dengan merenungkan penderitaan Yesus melalui devosi jalan salib, umat beriman diharapkan agar semakin menghayati tindakan Yesus yang sungguh luar biasa demi penebusan dosa manusia. C. Peranan Devosi Jalan Salib Dalam Penghayatan Iman Umat Iman merupakan tanggapan akan sapaan Allah kepada manusia ataupun penyataan diri Allah kepada manusia. Dengan iman manusia percaya bahwa telah diberi keselamatan oleh Allah melalui Salib Yesus. Melalui iman manusia dapat merasakan cinta Allah yang begitu besar tanpa keragu-raguan. Dengan merasakan cinta Allah manusia secara tidak langsung mempunyai penghayatan iman akanNya. Penghayatan iman umat merupakan motivasi, pendorong, dan landasan dari sikap umat untuk memperkuat relasinya dengan Allah. Relasi dengan Allah berkaitan dengan perasaan mendalam manusia akan kebaikan-Nya dalam kehidupan di dunia. Semakin dalam penghayatan iman umat, semakin tinggi pula tingkat kehidupan spiritualitasnya. Umat yang berada dalam tahap spiritualitas misalnya, karena dalamnya cinta pada Tuhan, maka dia akan mampu menumbuhkan harapan dan kegembiraan dalam diri sesamanya, karena dia berbuat sesuatu kepada sesamanya seakan-akan dia melakukan itu untuk Tuhan yang dia rasakan begitu mencintainya. Ungkapan akan penghayatan iman kepada Allah biasanya nampak dalam kegiatan doa atau devosi melalui simbol-simbol. Simbol yang digunakan biasanya berupa patung-patung, gambar-gambar, dan salib. Simbol yang digunakan mempunyai pengertian sebagai sarana untuk mengungkapkan iman kepada Allah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 sehingga penghayatan iman manusia menjadi lebih bermakna. Setelah mengungkapan penghayatan iman manusia diajak untuk bertindak secara nyata demi perwujudan iman kepada Allah baik melalui ritus, devosi, maupun melalui spiritualitas (Martasudjita, 2011: 25). Martasudjita menjelaskan bahwa dimensi ritual merupakan perwujudan penghayatan iman yang berupa praktek-praktek liturgi yang sudah tersusun dalam tradisi (Martasudjita, 2011: 25). Dimensi devosi atau dimensi doa merupakan penghayatan dan pengungkapan iman umat diluar liturgi yang berciri spontan dan bebas. Devosi sering dilaksanakan oleh umat karena mudah untuk diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh umat (Martasudjita, 2011: 248). Sedangkan spiritualitas menjadikan umat untuk selalu bersemangat dalam kehidupan bersama dengan sesama, sehingga pengalaman konkret menjadi pengalaman dasar yang dapat dikembangkan sebagai perwujudan penghayatan iman (Martasudjita, 2011: 280). “Salib, bagi orang-orang yang akan binasa memang merupakan kebodohan, tetapi bagi kita yang di selamatkan salib adalah kekuatan Allah” (1 Kor 1:18). Salib menjadi simbol kekuatan bagi umat dalam menjalankan peziarahan di bumi ini dengan segala resiko yang ada. Salib merupakan perendahan di lihat dari peristiwa-peristiwa yang menyertai penyaliban Yesus. Dengan sabar Yesus menerima olok-olok, hinaan, dan perendahkan yang dilakukan oleh banyak orang yang melihatnya. Penerimaan diri Yesus terhadap peristiwa yang mengantarkan dia menjadi kekuatan yang memancarkan kehidupan, penyelamatan, dan penebusan dari salib. Dengan iman yang kuat dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 penyerahan diri, Yesus mengajarkan kepada umat beriman agar selalu meneladan contoh kehidupan-Nya. Karena dengan menderita maka keselamatan, pembebasan, dan penebusan umat beriman menjadi nyata. Salib merupakan jalan perendahan yang dipilih Allah untuk menyatakan kuasa kehidupan dan penebusan kepada umat manusia yang sering terpuruk ke dalam ketidakberdayaan dan kebesaran semu. Salib menjadi teladan hidup umat beriman untuk selalu belajar dari kerendahan hati Yesus (Darminta, 2006b: 39). Devosi menjadi salah satu perwujudan penghayatan iman umat yang paling populer di tengah umat. Hal ini disebabkan karena devosi dihayati oleh umat sebagai sesuatu yag memenuhi kebutuhan afeksi, emosi, dan kerinduan hati kepada Allah. Devosi membantu umat untuk mengungkapkan iman secara terbuka dan bebas. Devosi memiliki unsur yang spontan dan kreatif karena devosi dilakukan secara bebas dan sesuai dengan kebutuhan umat (Martasudjita, 2011: 258). Praktek devosi biasanya dilandasi dengan itensi khusus agar umat mendapatkan berkat spiritual. Devosi yang dilaksanakan dapat berhasil karena pelaksanaan devosi berdasarkan pada iman yang kuat dan dengan sikap hati yang sederhana. Begitu pula dengan devosi jalan salib yang dilaksanakan umat mempunyai makna tersendiri. Devosi jalan salib dipercaya akan semakin menguatkan iman umat untuk menjalani peziarahan yang ada di dunia ini. Romano Guardini (1963: 5) menyatakan devosi jalan salib mempunyai dua peranan penting bagi penghayatan iman umat. Peran penting pertama adalah merasakan secara fisik bagaimana penderitaan Yesus ketika menderita dalam jalan sengsara hingga wafat di kayu salib. Umat secara tidak langsung ikut terlibat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 berjalan mengikuti Yesus dengan memanggul salib dengan-Nya melalui devosi jalan salib. Melalui tindakan ini umat dapat merasakan tindakan cinta kasih Allah dan secara langsung umat dapat mengetahui besarnya dosa umat yang mengakibatkan Yesus harus menebus dosa melalui jalan penderitaan yang tidak mudah dilalui hingga akhirnya wafat di kayu salib. Dengan demikian umat dapat menyesali dosa-dosa dan dapat merasakan rahmat Allah yang begitu besar dengan jalan salib. Peran penting kedua adalah devosi jalan salib mengajari umat untuk melatih diri sendiri. Dalam sengsara-Nya Yesus tidak hanya badan-Nya yang merasakan penderitaan namun juga merasakan penderitaan melalui jiwa-Nya. Yesus memberikan teladan kepada umat-Nya untuk selalu menanggapi penderitaan dengan kasih Allah yang tanpa batas. Sikap Yesus yang tidak mengeluh dan tidak menghindari kenyataan yang ada menguatkan iman umat agar selalu dengan pantang menyerah menghadapi cobaan-cobaan yang selalu ada selama peziarahan di bumi. Bagi Leornardo Boff (1992: 8) jalan salib merupakan jalan keadilan yang mampu mengembangkan refleksi umat akan kisah sengsara Yesus. Jalan salib terpusat pada Yesus yang rela dihukum, disiksa, dan dibunuh untuk penyelamatan dunia dari segala dosa. Yesus memperjuangkan nilai-nilai kebenaran mengenai kerajaan surga (Kis 3:14) dari ahli-ahli Farisi yang begitu jahat. Sengsara Yesus merupakan konsekunsi kesetiaan terhadap Allah dan manusia. Dalam kehidupan saat ini sengsara Yesus dimaknai oleh korban-korban karena masalah-masalah keadilan. Korban yang berjatuhan karena membela yang benar dan membela PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 rakyat kecil harus menghilang ataupun meninggal, hal ini membuktikan bahwa mereka menderita karena mengorbankan diri demi kebenaran sama seperti sengsara Yesus. Heinz (2006: vi) mengungkapkan bahwa merenungkan devosi jalan salib sama halnya dengan merenungkan misteri penderitaan Yesus dalam menyelamatkan umat manusia. Dalam misteri tersebut, umat mampu menemukan Allah yang mengundang umat-Nya untuk ikut ambil bagian dalam misteri penyelamatan pada zaman saat ini dengan jalan ikut membela memperjuangkan kehidupan, berjuang demi hak martabat manusia, berjuang dalam menciptakan keadilan, dan ikut menyebarkan ajaran cinta kasih kepada sesama umat beriman. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV USULAN DOA JALAN SALIB KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT DI WILAYAH MARIA CORDIS ROGOBELAH, PAROKI HATI TAK BERNODA SANTA PERAWAN MARIA BOYOLALI, JAWA TENGAH Kunci keberhasilan dari setiap kegiatan adalah persiapan yang matang dari awal hingga akhir pelaksanaan. Devosi jalan salib juga merupakan salah satu kegiatan yang menghendaki keberhasilan dalam membantu umat Wilayah Maria Cordis untuk meningkatkan penghayatan iman akan Allah. Penghayatan iman yang muncul melalui permenungan kisah sengsara Yesus dalam salib membantu umat untuk menemukan makna dari penderitaan Yesus demi menyelamatkan manusia dari dosa. Penyelamatan manusia melalui kisah sengsara Yesus merupakan tindakan kasih Allah yang tanpa batas bagi umat beriman Kristiani. Namun umat Wilayah Maria Cordis sulit untuk menemukan makna dari penderitaan Yesus di kayu salib. Usulan persiapan susunan devosi jalan salib diharapkan dapat membantu umat agar mencapai Allah sebagai tujuan utama devosi dan sebagai kunci dari makna penderitaan Yesus. Untuk itu, penulis hendak memberikan usulan doa jalan salib kreatif kepada umat di Wilayah Maria Cordis, sehingga umat mampu menemukan makna dari penderitaan Yesus dan menghayatinya secara benar. Dengan usulan doa jalan salib ini, umat Wilayah Maria Cordis dapat mewujudkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 kasih Allah yang ditujukan melalui penderitaan Yesus dalam kehidupan bermasyarakat. A. Latar Belakang Usulan Doa Jalan Salib Kreatif Peningkatan iman umat dapat dilakukan melalui doa. Doa sudah terbukti berguna memberi kekuatan kepada manusia, untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan penderitaan dalam hidup. Dewasa ini tantangan dalam kehidupan umat beriman semakin berat. Situasi semacam ini mempengaruhi juga kehidupan rohani sebagian besar umat beriman Kristiani termasuk umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah. Umat cenderung mengambil jalan singkat untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada, hingga akhirnya umat menyadari akan pentingnya berdoa sebagai komunikasi dengan Allah. Melalui bencana gunung meletus umat disadarkan akan kekuasaan Allah yang dasyat. Kesadaran yang muncul karena cobaan hidup yang melanda umat, akhirnya umat menyadari akan pentingnya berdoa dan berserah kepada Allah. Doa menjadi salah satu bentuk silih atas dosa-dosa manusia [Lampiran 2: (6)]. Kesadaran umat beriman mengenai kekuatan doa menjadi landasan yang kuat untuk melaksanakan devosi. Devosi yang dipilih umat adalah devosi jalan salib dengan menghayati penderitaan Yesus umat merasakan ikut ambil bagian dalam memanggul salib terlebih umat Wilayah Maria Cordis berada di tengah masyarakat yang beragama mayoritas. Dengan berdevosi jalan salib umat percaya akan kekuatan salib yang tanpa batas untuk menghadapi persoalan hidup [Lampiran 2: (5)]. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 Dengan devosi jalan salib umat berusaha untuk menemukan wajah Yesus yang penuh kasih dalam menyelamatkan umat manusia melalui penderitaan di kayu salib. Permenungan yang dapat diambil melalui kisah sengsara Yesus pada saat itu dengan saat ini menjadi daya tarik bagi umat. Namun, bagi sebagian umat mengikuti devosi jalan salib hanya menjadi kegiatan semata karena umat merasakan kebosanan pada susunan maupun renungan yang dibawakan oleh pemimpin. Melihat situasi seperti itu, penulis berpendapat bahwa perlu adanya susunan jalan salib yang berbeda tanpa menghilangkan pokok perhentian jalan salib yaitu kisah penderitaan Yesus. Dengan adanya susunan jalan salib yang berbeda dan renungan yang berbeda diharapkan umat mampu semakin memahami makna dan menghayati karya penyelamatan Allah melalui penderitaan Yesus di kayu salib. Usulan doa jalan salib kreatif ini juga berusaha menjawab hambatan umat untuk selalu mengikuti devosi jalan salib tanpa adanya kebosanan karena setiap usulan doa jalan salib berbeda dan menjawab bagaimana umat dapat selalu mendalami, mengungkapkan, dan menghayati iman melalui penderitaan Yesus. B. Alasan Utama Pemilihan Usulan Doa Jalan Salib Kreatif Jalan salib sebagai media untuk meditasi sengsara Yesus biasanya dimulai dengan penghukuman Yesus dan ditutup dengan pemakaman Yesus. Susunan jalan salib pun biasanya hanya sekedar sesuai dengan panduan yang berada dalam teks-teks yang sudah beredar selama ini. Seperti dalam buku Puji Syukur, Madah Bakti, panduan-panduan jalan salib yang diterbitkan oleh Keuskupan dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 rangka menyambut Paskah. Umat beriman pun melaksanakan jalan salib dengan perhentian yang selalu sama sepanjang tahun. Begitu pula jalan salib yang dilaksanakan di Wilayah Maria Cordis Rogobelah yang cenderung hanya mengikuti panduan yang sudah ada tanpa merubah susunan yang telah ada. Pada dasarnya devosi merupakan kegiatan non liturgis yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan umat yang ada. Namun, umat di Wilayah Maria Cordis, Rogobelah masih berpendapat bahwa semua devosi termasuk jalan salib adalah susunan liturgi yang tidak dapat diubah. Jalan salib merupakan kombinasi antara prosesi dan doa, meditasi dan doa lisan. Jalan salib yang saat ini dilaksanakan merupakan kombinasi antara kejadian injil dan kejadian tradisi. Penulis mencoba mengusulkan susunan jalan salib dengan susunan 9 (sembilan) pemberhentian. Kisah sengsara Yesus diambil seluruhnya dari Kitab Suci mulai dari hukuman mati yang diterima Yesus hingga Yesus dimakamkan menjadi kisah pokok yang akan direnungkan umat melalui pengalaman hidup sehari-hari. C. Usulan Tema dan Tujuan Tema : Berjumpa dengan Allah melalui alam Tujuan : Umat beriman mampu menyadari kehadiran Allah melalui alam dengan melaksanakan devosi jalan salib, sehingga umat yang sebagian besar adalah petani dapat dengan mudah menghayati kasih Allah dan dapat mewujud nyatakan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 D. Petunjuk Pelaksanaan Doa Jalan Salib Doa jalan salib ini diusulkan untuk dilaksanakan pada Jumat, 3 April 2015 dalam rangka memperingati Wafat Tuhan Yesus dan menyambut hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan yang jatuh pada Minggu, 5 April 2015. Waktu untuk pelaksanaan jalan salib berlangsung sekitar 60-90 menit. Jalan salib ini sebaiknya dilaksanakan pada Jumat pagi, sehingga banyak umat yang dapat hadir mengikuti doa ini. Doa ini dapat dipandu oleh prodiakon ataupun umat yang mau terlibat aktif dalam jalan salib. Model dalam jalan salib ini dapat divariasi sesuai dengan kebutuhan umat ataupun dapat sesuai dengan buku panduan yang ada dan dapat meniru pada buku Puji Syukur. Jalan Salib kreatif ini memiliki 9 (sembilan) perhentian yang terdapat dalam kisah Injil dengan satu tema. Berjumpa dengan Allah melalui alam menjadi tema permenungan yang akan membantu umat dalam menghayati sengsara Yesus. tema ini dipilih karena sebagian besar umat berprofesi sebagai petani. Doa jalan salib ini dapat dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara sesuai dengan tradisi yang berada di tengah umat saat ini. Pertama, umat dapat mendoakan semua perhentian jalan salib dalam satu pertemuan secara utuh. Doa yang diucapkan oleh umat disesuai dengan panduan yang ada dengan mengandalkan kemampuan umat untuk mendalami kisah sengsara Yesus. Cara ini adalah cara yang selama ini dilakukan oleh umat Katolik yang mendoakan jalan salib, baik di Gereja dalam masa Prapaskah atupun dalam ziarah ke gua-gua Maria. Dalam melaksanakan doa jalan salib, umat dapat menggantikan salib Yesus dengan peralatan pertanian seperti, cangkul, sabit, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 gergaji, dan mahkota duri dengan bentuk caping dengan maksud untuk menghayati penderitaan Yesus melalui profesi umat sebagai petani. Kedua, umat dapat mendoakan satu tema jalan salib secara bertahap pada beberapa pertemuan. Dalam 9 (sembilan) perhentian jalan salib dapat dibagi menjadi 9 (sembilan) pertemuan dengan merenungkan satu perhentian jalan salib setiap pertemuannya. Dengan begitu diharapkan umat dapat menutup doa jalan salib dengan pemeriksaan batin dan diakhiri dengan sharing pengalaman iman bersama peserta doa jalan salib yang lain dan dapat menimbulkan kerinduan untuk selalu merenungkan kisah sengsara Yesus. Ketiga dengan cara menvisualisasikan doa jalan salib atau lebih dikenal dengan tablo yang biasanya dilaksanakan setiap Jumat pagi sebelum perayaan ibadat Jumat Agung. Tablo dapat dilaksanakan seperti layaknya kejadian yang sesungguhnya dengan segala perlengkapan yang mendukung berjalannya acara tersebut sehingga mampu menampakan situasi yang hampir sama dengan kisah sesungguhnya. Tablo dapat juga dilaksanakan dengan cara visualisasi tanpa adanya suara atau lebih dikenal dengan nama pantomim. Selain itu tablo dapat dilaksanakan dalam bentuk seni tari dengan diiringi lagu Kyrie Eleison ataupun musik yang sesuai dengan tema. E. Susunan Perhentian Jalan Salib Kreatif Perhentian I : Yesus dihukum mati (Yoh 19:1-16a). Perhentian II : Yesus memikul salib menuju bukit Kalvari (Yoh 19:16a-227). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 Perhentian III : Yesus dibantu oleh Simon dari Kirene (Luk 23:26). Perhentian IV : Yesus berjumpa dengan wanita-wanita yang menangis (Luk (Luk 23:28-29). Perhentian V : Pakaian Yesus ditanggalkan (Yoh 19:23). Perhentian VI : Yesus disalibkan (Mat 27:35). Perhentian VII : Yesus wafat di salib (Yoh19:30). Perhentian VIII : Yesus diturunkan dari salib(Yoh 19:40). Perhentian IX : Jenazah Yesus diletakan di dalam kubur(Yoh 19:41). F. Contoh Doa Jalan Salib Kreatif 1. Tema Berjumpa dengan Allah melalui Alam. 2. Langkah-langkah: a. Pembukaan (Sebelum ibadat dilaksanakan umat menyiapkan peralatan pertanian, yang akan dibawa sebagai simbol salib Yesus dan caping sebagai penutup kepala yang menyimbolkan mahkota duri yang dikenakan Yesus dalam penderitaanNya. Jalan salib ini dimulai dari ladang bapak Robertus Marju yang berada di dasar jurang dan berakhir di dalam Kapel yang berada tepat di tengah pedesaan sebagai perhentian terakhir dalam doa jalan salib ini) P : Saudara-saudara, mari kita membuka doa jalan salib ini dengan tanda kemenangan Kristus. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 U : Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin P : Saudara, sebagai orang yang ingin hidup sesemangat dengan Tuhan kita Yesus Kristus, marilah kita mengkhususkan waktu kebaktian ini untuk mengenang dan merenungkan sengsara-Nya melalui kegiatan sehari-hari kita sebagai petani. Kita telah membawa alat pertanian kita dalam melaksanakan doa jalan salib ini sebagai lambang salib Yesus yang harus dengan setia kita tanggung dan caping sebagai simbol akan mahkota duri Yesus yang selalu menghiasi kepala-Nya. L1 : Beberapa abad sebelum lahirnya Yesus, Nabi Yesaya bernubuat tentang seorang Hamba yang akan menderita. Katanya demikian: Kita menghina dan menjauhi dia, orang yang penuh sengsara. Tak seorang pun mau memandang dia, dan kita pun tidak mengindahkan dia. Sebenarnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, sengsara kitalah yang dideritanya (Yes 53:3-4). L2 : Ia dilukai karena dosa-dosa kita, dan didera karena kejahatan kita. Ia dihukum supaya kita diselamatkan, karena bilur-bilurnya kita disembuhkan. Kita semua tersesat seperti domba, masing-masing mencari jalannya sendiri. Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita semua. Ia diperlakukan dengan kejam, tapi menanggungnya dengan sabar. Ia tidak membuka mulutnya, seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian atau induk dombayang dicukur bulunya (Yes 53:5-7). (Hening sejenak) P : Marilah kita berdoa: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 Allah, Bapa yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu, karena pada hari peringatan wafat Yesus kami Kau kumpulkan di tempat ini. Lewat jalan salib pada hari ini kami ingin mengenang sengsara dan wafat Yesus demi menyelamatkan umat beriman dari kematian abadi. Kami ingin menghayati sengsara dan wafat Yesus dengan merenungkannya melalui hidup kami seharihari sebagai petani. Engkau telah menciptakan alam dan bumi penuh dengan kekayaan, sarana kehidupan yang diperlukan oleh manusia dan ciptaan lainnya. Alam yang menyimpan kemuliaan Allah yang tiada batasnya. Semoga kami mampu mensyukuri apa yang ada saat ini dan semoga Roh Kudus yang Kau curahkan ke dalam hati kami semakin menyadarkan kami akan kasih-Mu. Maka, melalui jalan salib ini ajarilah kami untuk mampu bersyukur atas apa yang kami miliki, atas alam yang Engkau berikan sebagai sumber rejeki kami, dan mampu mewujudkan kasih sejati kepada sasama kami dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran dari Putra-Mu. Demi Yesus Kristus, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, mendampingi hidup kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian pertama dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Semesta alam dan ibu bumi, Ajarilah kami memuliakan Allah Matahari, bintang, bulan Ajarilah kami berbagi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 b. Perhentian I: Yesus dihukum mati (setiba di perhentian pertama umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:1-16a L2 : Semua imam kepala dan pemimpin Yahudi membuat keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, dan membawa Dia, lalu menyerahkan-Nya kepada Pilatus, gubernur pemerintah Roma. Pilatus menyuruh orang mencambuk Yesus dan menyerahkan Dia untuk disalibkan. Dengan diam Yesus menerima segala perlakuan yang tidak adil. Namun demi menyelamatkan umat-Nya, Ia rela untuk menderita secara batin karena tuduhan yang disampaikan oleh para imam kepala dan para tua-tua bangsa Yahudi (Mat 27:1-2, 26: bdk. Mrk 15:1, Yoh 19).Sikap Yesus yang menerima keadaan tanpa mengeluh memberikan inspirasi kepada Rasul Paulus untuk menulis pesan bagi umat beriman. Allah telah menentukan umat beriman sebagai orang-orang terakhir yang dijatuhi hukuman mati. Apabila kita dikutuk, kita membalas dengan berkat. Kalau kita dianiaya, kita sabar. Kalau orang memburuk-burukkan kita, kita balas dengan kata-kata manis (1 Kor 4:9, 12-13). (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah pertama dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika harus menderita secara batin dalam menerima tuduhan yang tidak benar. Setelah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Mari kita berdoa: Yesus, kami bersyukur atas pengurbanan-Mu yang besar dan penuh penderitaan demi keselamatan kami. Demi kami Engkau telah setia kepada kehendak Bapa kendati harus menghadapi tuduhan-tuduhan bohong yang ditujukan kepada-Mu dan harus berakhir pada hukuman mati di kayu salib. Semoga kami yang masih berziarah di bumi ini mampu memaknai penderitaan-Mu dan menjadikannya sebagai semangat dalam menjalani hidup kami sebagai petani yang harus bekerjasama dengan alam maupun sesama kami, hindarkalah kami dari sikap saling curiga dan menuduh sesama kami dan akhirnya kami dapat meneladan-Mu dengan setia kepada Bapa dan mampu menunjukkan sikap kasih terutama kasih dalam pengampunan kepada sesama maupun musuh kami dalam keadaan apapun. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. U: Amin Nyanyian: (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kedua dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman Mengapa Tuhan menerima salib-Nya? Mungkinkah benih di ladang tumbuh berbuah, Tanpa terlebih dahulu mati, hilang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 c. Perhentian II: Yesus memikul salib menuju bukit Kalvari (setiba di perhentian kedua umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:16a-27. L2 : Yesus keluar dengan memikul sendiri salib-Nya ke tempat yang bernama “tempat tengkorak”. Di dalam bahasa Ibrani, tempat itu disebut Golgota. Yesus memangul kayu salib dengan penuh penderitaan, diolok-olok, diludahi, dimahkotai duri, dan disesah (Yoh 19:17). Penderitaan fisik yang diterima Yesus sebagai simbol kasih yang tak berkesudahan dengan merendahkan diri sebagai tawanan yang mempunyai kesalahan yang begitu besar. Ketika masih berjalan-jalan bersama dengan para murid-Nya, Yesus bersabda: Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, kemudian memikul salibnya, dan terus mengikuti Aku. Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk-Ku dan untuk Kabar Baik dari Allah, akan menyelamatkannya. Apa untungnya bagi seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya, tetapi ia kehilangan hidupnya? (Mrk 8:34-36: bdk. Luk 9:23-25). (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kedua dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika harus menderita secara fisik dalam menerima salib sebagai hukuman atas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 tuduhan yang tidak benar. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Marilah berdoa: Yesus, kami bersyukur karena boleh ambil bagian dalam salib-Mu melalui kehidupan sehari-hari kami sebagai petani yang harus berjuang menggunakan cangkul dan sabit sebagai salib kami. Engkau mengizinkan kami seperasaan dan sependeritaan dengan diri-Mu untuk memikul salib kami yang kecil dan ringan bila dibandingkan dengan salib-Mu. Berilah kami kekuatan dan keberanian untuk selalu mampu mengikuti-Mu dengan meninggalkan keegoisan diri kami. Sehingga kami mampu memiliki kasih kesetiaan dalam memikul salib kami dalam bentuk yang berbeda dari diri-MU dengan segala resiko yang ada di depan jalan kami yang tak mudah seperti jalan-Mu untuk menuju ke Golgota. Yesus ijinkanlah kami untuk dapat disebut dengan pengikut-Mu yang setia. Engkaulah Tuhan kami, kini, dan sepanjang masa. U: Amin Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian ketiga dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman Sungguhkan engkau kuat dalam derita? Kata Yesus: Berjaga-jagalah, berdoa, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 Agar jangan terperangkap percobaan! d. Perhentian III: Yesus dibantu oleh Simon sari Kirene (setiba di perhentian ketiga umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Luk 23:26-27. L2 : Yesus sangat lelah. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang yang bernama Simon, yang berasal dari Kirene, yang sedang masuk ke kota. Mereka menangkap dia, lalu memaksa dia memikul kayu salib itu di belakang Yesus (Luk 23:26). Memanggul salib merupakan ukuran kelayakan seorang seorang pengikut Yesus, karena Yesus sendiri bersabda, “Barangsiapa tidak memikul salibnya mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu” (Mat 10:38). Salib sungguh tak terelakkan, salib adalah beban yang harus dipikul bagi umat beriman. Rasul Paulus menulis kepada umat di Galatia sebagai berikut: Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus. Janganlah kita menjadi bosan melkukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu, sekali kelak kita akan menuai hasilnya. Jadi, selama ada kesempatan bagi kita, hendaklah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama sekali kepada saudara-saudara kita yang seiman (Gal 6:2,9-10). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah ketiga dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika menerima bantuan dari sesama yang dengan kerendahan hati mau menolong meringankan beban Yesus. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Marilah berdoa: Yesus, melalui Simon dari Kirene Engkau mengajar kami untuk meringankan beban penderitaan orang lain. Kami bersyukur karena melalui hal-hal kecil, kami Kau perkenankan ambil bagian dalam salib-Mu yang berat. Setiap sesama kami adalah wakil-Mu sendiri, sesuai dengan perkataan-Mu (Mat 25:40). Semoga dengan teladan Simon dari Kirene kami dapat saling membantu sesama kami dalam berbagai hal terutama dalam interaksi kami bersama alam sebagai sumber penghasilan kami yang utama. Ajarilah kami untuk menghargai alam sebagai teman kerja kami agar kami mampu untuk mengelolanya dengan baik tanpa merusak alam. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian keempat dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman Mungkinkah ada kasihan bagi orang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 Yang tidak berbelas kasih secara nyata, Yang tertutup hatinya pada sesama. e. Perhentian IV: Yesus berjumpa dengan wanita-wanita yang menangis (setiba di perhentian keempat umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Luk 23:28-29. L2 : Umat-Ku akan Ku beri hati yang suka mengasihi dan suka berdoa. Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam dan meratapi-Nya seperti orang meratapi kematian anak tunggal. Mereka akan meratap dengan pilu seperti orang yang telah kehilangan anak sulung. Pada hari itu akan ada ratapan yang hebat di Yerusalem (Za 12:10-11). Tatkala Yesus menapaki jalan menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia. Diantaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!” (Luk 23:28). Yesus memberi teladan supaya menghibur orang lain, meskipun diri sendiri sedang menderita. Tetapi lebih dari itu, kita perlu menangisi diri kita sendiri, kita perlu bertobat, dan mengajak orang lain untuk bertobat. (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah keempat dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 menasehati para wanita yang menangisi Yesus. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Mari kita berdoa: Yesus yang maharahim, kami bersyukur karena Engkau mengingatkan kami akan dosa kami dalam ketidaksetiaan untuk mengikuti-Mu. Dengan merenungkan sengsara-Mu, semoga kami berani meratapi dosa-dosa kami dan berani dalam mengakui-Mu sebagai panutan. Bantulah kami bangkit dari dosa dan kelemahan kami, terutama peran kami sebagai petani yang bekerjasama dengan alam ciptaanMu, bantulah kami untuk selalu bersyukur akan kekayaan alam yang ada dan jauhkanlah kami akan sikap egois yang selalu ingin mendapatkan hasil maksimal dengan usaha yang minimal. Kami menyadari bahwa hal tersebut bertentangan dengan kehendak-Mu yang menginginkan kami untuk selalu merawat alam. Hal ini merupakan keserakahan dan dosa kami. Buatlah kami mampu mengusahakan hidup yang berkenan pada-Mu tanpa membuat kecewa sedikitpun. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kelima dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman: Siapa sesungguhnya Tuhan bagimu? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 Sumber kegoncangan gawat, saat kau susah, Atau andalan hidupmu, tiap saat? f. Perhentian V: Pakaian Yesus ditanggalkan (setiba di perhentian kelima umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:23-24. L2 : Setelah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaianNya. Pakaian itu dibagi empat: masing-masing mendapat satu bagian. Mereka mengambil juga jubah-Nya. Jubah itu tidak ada jahitannya, ditenun dari atas sampai ke bawah. Prajurit-prajurit itu berkata satu sama lain, “Jangan kita potong-potong jubah ini. Mari kita membuang undi untuk menentukan siapa yang boleh mendapatnya” (Yoh 19:23-24). Rasul Paulus, pengikut Yesus, dalam suratnya kepada umat Kolose menulis begini: Saudara, kalian telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik-Nya. Karena itu kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran. Sabarlah kalian seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kalian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 perbuatlah juga demikian. Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kol 3:9-10, 12-14). “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian, ketika Aku sakit, kamu melawat Aku. Ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku” (Mat 25:36). (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kelima dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika harus manahan malu karena pakaian Yesus ditanggalkan secara paksa. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Marilah kita berdoa: Yesus, kami bersyukur karena dengan dihinakan di salib Engkau telah memulihkan martabat kami yang cemar akibat dosa. Semoga kami mampu menjaga martabat kami yang luhur dan perbaharuilah kami seutuhnya. Terlebih, semoga kami menaruh hormat dan menjaga alam ciptaan-Mu sebagai tempat kami mencari penghidupan bagi keluarga kami. Kenakanlah pada kami pakaian yang mulia, yaitu hati yang penuh kasih, penuh kemurahan, penuh kelemah lembutan dan penuh kesabaran kepada-Mu, sesama, dan alam ciptaan-Mu. Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. Sebab PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian keenam dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman: Apa yang dilakukan Yesus di salib? Ia memanjatkan doa, janjikan surga, Ia menyerahkan diri pada Bapa. g. Perhentian VI: Yesus disalibkan (setiba di perhentian keenam umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Mat 27:35. L2 : Saat-saat terakhir kehidupan Yesus diceritakan dalam Injil sebagai berikut: Yesus dibawa ke suatu tempat yang bernama Golgota, artinya “Tempat Tengkorak”. Kemudian mereka menyalibkan Dia. Bersama-sama dengan Yesus mereka menyalibkan juga dua orang penyamun; seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Pada kayu salib Yesus, Pilatus menyuruh memasang tulisan “Yesus dari Nazaret, Raja Orang Yahudi”. Orang-orang yang lewat di situ menggeleng-gelengkan kepala dan menghina Yesus. Mereka berkata, “Hai, Kau yang mau merobohkan Rumah Allah dan membangunnya dalam tiga hari, coba turun dari salib itu, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 dan selamatkan diri-Mu” (Yoh 18:19). Kata Rasul Paulus: orang-orang itu sudah menjadi milik Kristus Yesus, orang-orang itu sudah mematikan tabiat manusianya dengan segala nafsu dan keinginannya (Gol 5:24). Yesus berbaring di atas kayu salib dengan paku di kedua tangan dan kaki-Nya, kemudian kayu salib ditegakkan dan ditanam. Yesus yang tak bersalah diperlakukan demikian, sedangkan kita yang berdosa tak mau menderita sedikitpun. “Manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Yesus, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa” (Rm 6:6). (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah keenam dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika harus menderita secara fisik dalam menerima paku yang harus ditancapkan pada tangan dan kaki-Nya. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Mari kita berdoa: Yesus, kami bersyukur Engkau berkenan menanggung sengsara di salib untuk membebaskan kami dari kekuasaan dosa. Penuhi hati kami dengan kasih pengampunan-Mu dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan ini. Terutama tantangan persaingan dengan petani lainnya yang mengharapkan sesama untuk merugi. Izinkan kami turut serta dalam hidup-Mu sendiri untuk menyalibkan kedengkian kami terhadap petani lain yang lebih sukses daripada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 kami sendiri, agar kami kelak Kau bangkitkan dan boleh mencapai hidup yang sejati bersama Engkau. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. U : Amin. Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian ketujuh dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman: Buat apa Yesus datang ke dunia? Bkankah untuk mencari manusia sesat, Untuk menunjukkan kasih tanpa syarat? h. Perhentian VII: Yesus wafat di salib (setiba di perhentian ketujuh umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Yoh 19:30. L2 : Pada tengah hari, selama tiga jam, seluruh negeri itu menjadi gelap. Pukul tiga sore Yesus berteriak dengan suara keras. “Eli, Eli, lama sabaktani?”, yang berarti “Ya Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”. Kemudian Yesus berteriak lagi dengan suara keras, lalu menghembuskan nafas-Nya yang penghabisan. Kepala pasukan bersamasama dengan prajurit-prajurit yang sedang menjaga Yesus, menjadi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 ketakutan sekali waktu melihat gempa bumi, dan Semua yang terjadi itu. Mereka berkata, “Sungguh, Dia ini Anak Allah” (Mat 27:45-46, 50, 54). Ketika kita dalam keadaan tidak berdaya, Kristus mati untuk kita pada waktu yang tepat yang ditentukan oleh Allah, padahal kita orang-orang yang jauh dari Allah. Untuk seorang yang adil pun sukar orang mau mati. Barangkali untuk seorang yang baik, ada juga orang yang berani mati. Tetapi Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita pada waktu kita masih orang berdosa (Rm 5:6-8). Dalamnya seorang manusia yang tertimpa derita yang sangat berat berdoa kepada Allah. Allah akan mengabulkannya. Allah akan menyelamatkannya. Allah mengangkat Yesus dari dalam lembah penghinaan dan menobatkannya sebagai Tuhan dan Kristus (Mzm 22). (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah ketujuh dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika harus meninggal dengan cara hina. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Mari kita berdoa : Tuhan, berkat wafat-Mu, kami telah memperoleh penyelamatan dan Roh yang menjadikan kami anak-anak Allah. Kehidupan dan penderitaan kami memang tidak sebanding dengan perjuangan hidup-Mu. Ajarilah kami untuk mengenal salib-Mu melalui peralatan pertanian kami yang selalu kami pikul dan gunakan dalam menjalani kehidupan kami sebagai petani. Semoga kami yang telah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 mengenal misteri salib dan mengamalkannya di dunia ini mampu untuk selalu bersatu dengan-Mu hingga saat terakhir hidup kami dalam kerajaan abadi di Surga. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kedelapan dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman: Siapa paling mengasihi sesama? Orang yang berani mati agar yang malang Dapat menikmati hidup bahagia. i. Perhentian VIII: Jenazah Yesus diturunkan dari salib (setiba di perhentian delapan umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan kutipan injil Yoh 19:40. L2 : Karena hari waktu Yesus disalibkan sebelum hari Sabat, orang-orang Yahudi minta izin kepada Pilatus untuk mematahkan kaki orang-orang yang sudah disalibkan, dan menurunkan mayat-mayat itu dari kayu salib. Maka prajurit-prajurit itu pergi dan mematahkn lebih dahulu kaki dari orang yang disalibkan bersama Yesus. Ketika mereka sampai kepada Yesus, mereka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 melihat Ia sudah meninggal. Jadi mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi lambung Yesus ditusuk dengan tombak oleh seoorang dari prajuritprajurit itu dan segera keluar darah dan air (Yoh 19:31-34). Siapakah dapat mengalahkan dunia? Hanya orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah! Yesus Kristulah datang ke dunia dengan air baptisan-Nya, dan dengan darah kematian-Nya (1 Yoh 5:5-6). Maria menerima Putranya yang sudah wafat ke dalam pangkuannya. Ia sangat terharu karena penderitaan Yesus. Tetapi diapun mendapat paling banyak pengaruh penebusan Yesus yang menyucikan. Berkat penebusan itulah, Maria tetap tidak dicemari dosa asal. Dengan demikian Maria menyertai Yesus dan berbagi rasa denganNya dalam iman dan cinta kasih. (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kedelapan dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Bunda Maria yang mengalami kedukaan yang mendalam ketika harus menerima Yesus dalam keadaan tak bernyawa. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Mari kita berdoa: Yesus, Engkau telah membarui dunia lewat sengsara-Mu yang mengagumkan. Resapkanlah dalam diri kami karya belaskasih-Mu ini, sehingga kami selalu ingat akan misteri agung ini dan boleh mengabdikan diri kami seutuh-Nya hanya kepada-Mu. Walaupun kami hidup di tengah umat mayoritas bantulah kami untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 selalu hidup dalam kasih-Mu sehingga kami dapat mengamalkan kasih ini kepada sesama kami. Lewat baptisan, kami telah lahir untuk hidup yang baru. Dengan menerima Tubuh dan Darah-Mu, jadikanlah kami mampu membawa hidup baru itu kepada setiap sesama. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. Nyanyian : (selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian kesembilan dengan membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri) Renungkanlah umat beriman: Betapa rapuh tembok kuburan Tuhan! Ia hanya tempat bagi orang yang mati, Bukan tempat bagi Kasih yang abadi. j. Perhentian IX: Jenazah Yesus diletakkan di dalam kubur (setiba di perhentian kesembilan umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari) P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan kutipan injil Yoh 19:41. L2 : Malam itu datanglah seorang kaya dari Arimatea, yang bernama Yusuf. Ia juga pengikut Yesus, tetapi secara sembunyi-sembunyi, sebab ia takut kepada para penguasa Yahudi. Ia pergi kepada Pilatus, dan minta jenazah Yesus. Lalu Pilatus memerintahkan, supaya jenazah Yesus diberikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 kepadanya. Nikodemus, yang dahulu pernah datang kepada Yesus pada waktu malam, pergi juga bersama yusuf. Nikodemus membawa ramuan mur dan gaharu; seluruhnya kira-kira tiga puluh kilogram banyaknya. Kedua orang itu mengambil jenazah Yesus, llu membungkusnya dengan kain kafan bersama dengan ramuan wangi itu menurut adat penguburan orang Yahudi. Lalu mereka meletakkan jenazah Yesus di dalam kuburan yang dibuat dalam sebuah bukit batu. Sesudah itu mereka menggulingkan sebuah batu besar menutupi pintu kubur itu, lalu pergi (Yoh 19:38-40). Rasul Paulus memperingatkan umat Kristen di Kolose begini: Saudara, dahulu kalian jauh dari Allah. kalian memusuhi-Nya, karena kelakuan dan pikiranmu jahat. Tetapi sekarang, dengan kematian Anak-Nya, Allah membuat hubungan kalian dengan Dia menjadi baik sekali. Dengan cara itu kalian dapat dibawa menghadap Allah dalam keadaan yang suci, murni, dan tanpa cela (Kol 1:21-23). (Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah kesembilan dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Bunda Maria dan Para Murid ketika memakamkan Yesus. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian) P : Mari kita berdoa: Tuhan, Engkau telah wafat bagi kami. Namun, perkataan kebenaran dan kasih-Mu hidup selama-lamanya dalam hati kami tanpa ada kata ragu sama sekali. Bantulah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 kami untuk dapat mengelola alam ciptaan-Mu agar kami dapat dengan bijaksana dalam mengarapnya demi kemuliaan-Mu. Ajarilah kami untuk dapat bergaul akrab bersama dengan alam sebagai sahabat. Sehingga kami benar-benar dapat menemukan kemuliaan Allah yang terpendam dalam alam sebagai persembahan syukur kami atas kepercayaan Allah dengan memberikan alam kepada kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami. U : Amin. Nyanyian (Leks, 1990:60) Renungkanlah umat beriman: Mengapa kamu mencari Dia yang hidup Di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. q. Penutupan P : Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U : Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat Kami. L : Dan Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada umat: Tidak seorangpun dari kita yang hidup untuk diri sendiri dan tidak seorang pun dari kita yang mati untuk dirinya sendiri. Kalau kita hidup, kita pun hidup untuk Tuhan Dan kalaupun kita mati, kita pun mati untuk Tuhan. Kristus sudah mati dan hidup kembali. Itu sebabnya Ia menjadi Tuhan untuk orang-orang yang hidup, dan juga untuk orang-orang yang telah mati. Orang yang sudah bersatu dengan Kristus, menjadi manusia baru sama sekali. Yang lama PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 sudah tidak ada lagi, semuanya sudah menjadi baru (Rm 14:7-9; bdk. 2 Kor 5:17). (Hening sejenak) P : Marilah kita berdoa: Tuhan Yesus, Engkau telah disingkirkan dari tengah-tengah kami. Engkau dijatuhi hukuman mati, padahal Engkau tidak pernah menipu ataupun memaksa orang untuk menempuh jalan hidup-Mu. Kebenaran kasih-Mu abadi, dan ibarat terang yang menerangi umat manusia. Berilah kekuatan, agar kami mampu mengembalikan rasa religius dan rasa hormat kami dalam kehidupan ini. Jadikanlah kami umat-Mu yang mampu untuk menjadikan alam tempat kami mencari hidup sebagai sahabat kami sehingga kami dapat mengelolanya dengan baik, bukan malah menguasai dengan hawa nafsu keserakahan kami. Engkau yang bersama Bapa dan Roh Kudus hidup sepanjang masa. U : Amin. U : Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Lagu penutupan (Leks, 1990:63) Jiwa Kristus penebus, kuduskanlah aku. Tubuh Kristus penebus, luputkanlah aku. Darah Kristus Penebus, puaskanlah aku. Air lambung Penebus, sucikanlah aku. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V PENUTUP Sebagai akhir skripsi ini, pertama-tama penulis hendak mengemukakan pokok-pokok penting yang perlu ditegaskan kembali, dipikirkan, dan diperkembangkan lebih mendalam berkaitan dengan penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Berdasarkan situasi konkrit yang terjadi dalam umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali saat ini, penulis kemudian mengusulkan saran sehubungan dengan penghayatan devosi jalan salib, supaya devosi jalan salib benar-benar dapat membantu umat memahami peranan penderitaan Yesus untuk menghayati iman dalam kenyataan hidup sehari-hari di tengah kehidupan bermasyarakat. A. Kesimpulan Umat beriman merasakan kasih Allah yang tiada batasnya melalui perjalanan penderitaan Yesus yang berakhir di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa. Jalan penderitaan yang diberikan Allah kepada putra tunggal-Nya menjadi wujud nyata kasih Allah yang tiada batasnya. Kasih Allah sungguh terjadi hingga saat ini dan selalu direnungkan oleh umat beriman melalui devosi jalan salib, sebagaimana yang terdapat di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Agar devosi jalan salib dapat dihayati secara benar, umat perlu memperhatikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 beberapa hal, supaya devosi mempunyai dampak yang positif bagi perkembangan iman umat. Dari hasil penelitian, umat Wilayah Maria Cordis menjalankan devosi jalan salib secara rutin setiap Minggu sekali secara bersama-sama di kapel Wilayah. Devosi jalan salib menjadi sarana untuk selalu membarui iman umat Wilayah Maria Cordis melalui permenungan penderitaan Yesus menuju puncak Golgota dan akhirnya wafat di kayu salib demi menyelamatkan manusia dari dosa. Devosi yang rutin dilaksanakan oleh umat Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah ini merupakan salah satu kegiatan Wilayah yang bertujuan untuk meningkatkan iman umat. Kegiatan devosi ini berlangsung karena adanya kerinduan umat untuk dapat berelasi dengan Allah kapanpun dan dimanapun. Melalui penderitaan Yesus di kayu salib umat mampu menghayati kasih Allah demi menyelamatkan manusia dari dosa sehingga manusia mampu hidup dengan keselamatan penuh melalui Roh Kudus yang diberikan Allah melalui perantaraan Yesus. Berdevosi jalan salib secara rutin mampu menimbulkan dampak positif yang mampu dirasakan umat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam perkembangan iman. Umat mampu untuk bersyukur dalam kehidupan sehari-hari melalui pengalaman akan Allah lewat penderitaan Yesus, umat belajar untuk tetap sabar dan tak mengeluh akan keadaan sehari-hari seperti halnya Yesus yang tetap sabar dan tanpa mengeluh menjalankan perintah Allah. Umat mampu menghayati kisah sengsara Yesus menjadi kisah penyelamatan Yesus yang tanpa batas kepada umat manusia yang penuh dosa. Pengalaman umat dalam merefleksikan kisah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 sengsara mampu mengantarkan umat untuk memberikan kesaksian kepada orang lain melalui tindakan nyata. Berdevosi kepada sengsara Yesus melalui jalan salibnya umat mampu menjalin relasi dengan Allah secara dekat. Merenungkan kisah sengsara dengan kisah yang mengiringinya merupakan permenungan yang membantu umat dalam pendewasaan iman. Kisah di sekitar kisah sengsara mampu diganti sesuai dengan suasana ataupun keadaan yang ada. Dengan adanya kisah-kisah tersebut umat mampu merasakan bahwa relasi yang dulunya jauh akhirnya dekat karena pengorbanan-Nya. Umat benar-benar merasakan kasih Allah yang tak terbatas, Allah yang mau datang langsung di tengah umat tanpa batas mampu memperkuat iman umat untuk percaya bahwa Allah selalu hadir dalam masa-masa sulit umatNya sewaktu menjalani peziarahan di dunia. Umat menyadari dan mengenal Yesus sebagai Allah yang mampu mengasihi tanpa batas melalui sengsara dan wafat-Nya di kayu salib. Umat terdorong untuk semakin siap untuk menjadi berkah bagi sesama. Umat mampu menjadi perpanjangan tangan Allah dalam kehidupan bermasyarakat.Umat menjadi semakin peka terhadap keadaan sesama, memperhatikan kaum kecil, berusaha untuk hadir dalam keadaan sesama yang kurang beruntung, dan mampu menjadi pembawa damai. Kerinduan umat Wilayah Maria Cordis untuk dapat memahami dan menghayati makna penderitaan Yesus melalui devosi jalan salib diselesaikan melalui usulan susunan doa jalan salib kreatif . Usulan susunan doa jalan salib menggunakan 14 perhentian dan 15 perhentian dengan peristiwa-peristiwa di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 sekitar sengsara Yesus tanpa menghilangkan kisah pokok jalan salib yaitu kisah sengsara Yesus semua susunan doa jalan salib diakhiri dengan kisah kebangkitan. Melalui susunan doa jalan salib yang berbeda diharapkan umat Wilayah Maria Cordis mampu untuk menggunakan susunan doa jalan salib tersebut sebagai sarana untuk memperkuat dan memperkembangkan iman umat. B. Saran Demi terwujudnya devosi jalan salib yang mengembangkan iman umat dengan menyadarkan, melibatkan, memberdayakan, dan dapat menjawab kebutuhan umat yang mengikuti devosi jalan salib, maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan. 1. Untuk Paroki Pelaksanaan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah perlu mendapatkan perhatian dari Paroki agar dalam pelaksanaannya tetap berjalan seiring dengan liturgi. Sarasehan umat mengenai sejarah, makna, dan peranan devosi tentunya sangat baik bila diadakan oleh Paroki terlebih mengenai devosi jalan salib. 2. Untuk Prodiakon selaku Pemandu Perlu adanya prodiakon yang bertanggung jawab penuh terhadap terlaksananya kegiatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis. Prodiakon disini bertugas untuk mengingatkan umat dan mendampingi persiapan bagi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 petugas sebelum menjalankan tugas dalam memimpin devosi jalan salib. Salah satunya adalah persiapan akan teks doa jalan salib yang akan dilaksanakan. Memperbanyak teks dan membagikan kepada umat akan membantu umat dalam menghayati kisah sengsara Yesus sebagai kisah Penyelamatan umat beriman. 3. Untuk Umat Pertama, umat hendaknya memahami makna devosi sengsara Yesus melalui jalan salib dengan benar, karena devosi jalan salib merupakan meditasi Injili tentang penderitaan Yesus yang mampu meningkatkan penghayatan dan pengalaman iman dalam hubungan pribadi dengan Allah. Devosi jalan salib mampu mengantar doa pribadi menjadi lebih hidup, menumbuhkan pertobatan yang terus-menerus, mengembangkan rasa syukur atas apa yang diperoleh, dan mampu memberikan keberanian untuk bersaksi dan bertekun dalam iman akan Yesus. Kedua, umat sebaiknya melaksanakan devosi secara sehat dengan berpusat kepada Allah dan memiliki aspek pewartaan iman untuk mengembangkan iman serta bersedia untuk menjadi sarana pewarta karya keselamatan Allah bagi semua orang. Devosi hendaknya dilaksanakan dari hati yang sungguh-sungguh tulus dan jujur sehinggga devosi tidak hanya dilaksanakan demi kepentingan pribadi saja, namu demi kemuliaan Allah. Ketiga, umat perlu mempunyai pendamping yang bertanggungjawab penuh terhadap terlaksananya kegiatan devosi jalan salib. Pendamping disini bertugas mengingatkan dan mengajak para umat untuk terlibat dalam devosi jalan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119 salib sebagai petugas dan mengadakan persiapan sebelum menjalankan tugas memimpin devosi jalan salib. 4. Untuk Pelaksanaan Devosi Jalan Salib Devosi jalan salib yang sudah rutin dilaksanakan, akan berkembang dengan baik apabila dalam pelaksanaanya ada kreatifitas dalam model perhentian, renungan, atau doa yang bervariasi. Kreatifitas yang bervariasi akan membantu dan menyadarkan umat untuk aktif dalam kegiatan gereja sekaligus mampu memotivasi umat untuk menjalin relasi dengan Allah. Akhirnya, penulis menyadari keterbatasan skripsi ini, maka saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar skripsi ini dapat memperluas carkrawala bagi siapa saja yang ingin memahami dan menghayati devosi jalan salib, khususnya bagi umat di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Agung Nugroho, R.B.E. (2011). Silent Diplomacy Pahlawan Nasional. Hidup, 48. h. 12. Badan Kerjasama Bina Lanjut Imam Indonesia. (2007). Gerakan Timba Daya Hidup Adorasi Ekaristi. Jakarta: BKBLII. Boff, Leonardo. (1992). Jalan Salib Jalan Keadilan. Yogyakarta: Kanisius. Darminta, J. SJ. (1993). Kehidupan Devosional: Sebuah Sketsa Perjalanan. Dalam Frans Harjawijaya, O.C.S.O. (Ed.). Kehidupan Devosional (hh. 61-90). Yogyakarta: Kanisius. _______. (1994). Nabi dan Martir Bersama Yesus. Yogyakarta: Kanisius. _______. (1995). Mistik, Devosi, dan Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius. _______. (1997). Yesus, Mistikus dan Nabi. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2001). Surat Imajiner Yesus kepada Gereja yang Berjuang. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2006a). Iman Mengalahkan Dunia. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2006b). Jalan Pengudusan Melalui Salib. Yogyakarta: Kanisius. Faisal Sanapiah. (1998). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: CV Rajawali. Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. (1986). Pesta 25 Tahun Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. Manuskrip yang diterbitkan dalam rangka merayakan hari paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali ke-25 tahun, 22 Agustus 1986. _______. (2013). Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. Manuskrip yang diterbitkan dalam rangka penyusunan RAPB Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali tahun 2013. _______. (2014). Narasi Supervisi Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. Manuskrip yang diterbitkan dalam rangka persiapan supervisi paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali tahun 2014. Groenen, C. OFM. (1988). Mariologi, Teologi, & Devosi. Yogyakarta: Kanisius. Harjawiyata, Frans. OSCO. (1993). Kehidupan Devosional. Yogyakarta: Kanisius. Haryono, Y.B. MSF. (2011a). Devosi-devosi Umat. Jakarta: Obor. _______. (2011b). Devosi Hati Kudus Yesus, Jalan Salib, Litani. Jakarta: Obor. Heinz, Michael. SVD. (2006). Jalan Salib: Yesus Sang Perantau dan Pengungsi. Flores: Ledalero. Indra Sanjaya, V. Pr. (2004). Yesus Orang Nazaret, Raja Orang Yahudi. Yogyakarta: Kanisius. Jacobs, Tom. SJ. (2006). Lukas: Pelukis Hidup Yesus. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. (2007). Ibadat Adorasi Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2009). Bersama Kaum Muda Berdevosi Ekaristi dan Berbagi. Yogyakarta: Kanisius. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia. (2010). Puji Syukur: Buku Doa dan Nyanyian Gerejawi. Jakarta: Obor. Komisi Liturgi Seksi Musik. (1984). Madah Bakti: Buku Doa dan Nyanyian Umum. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Konsili Vatikan II. (2012). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966). Leks, Stefan. (1990). Jalan Salib Berdasarkan Alkitab. Yogyakarta. Kanisius. Martasudjita, E. Pr. (1999). Pengantar Liturgi. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2000). Berdoa Rosario. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2004a). Salib, Pusat Hidup Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2004b). Tuhan yang Kita Sembah pada Salib. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2011). Liturgi: Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi. Yogyakarta: Kanisius. Moleong, Lexy. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya. Romano Guardini. (1963). Djalan Salib Tuhan Kita. (Endro Tamtoma, R.F, Penerjemah). Flores: Arnoldus Ende. Sumarno Ds., M. (2008). Karya Bakti Paroki: Persiapan, Pelaksana, dan Evaluasi. Diktat Mata Kuliah Karya Bakti Paroki untuk Mahasiswa Semester VII, Prodi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sutrisnaatmaka, A.M. MSF. (2011). Tujuan Utama Devosi kepada Allah. Hidup, 32. h. 14. Sylvia Marsidi. (2011). Menyelaraskan Devosi dengan Liturgi. Hidup, 32. hh. 1012. _______. (2011). Dari Prigen, Mencari Katekis Handal. Hidup, 32. h. 13. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian (1) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 : Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian (2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 : Panduan Wawancara 1. Bagaimana asal mula sejarah berdirinya Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali ? 2. Dimanakah letak Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria? 3. Mana sajakah batas-batas Paroki Boyolali? 4. Berapa jumlah umat Paroki Boyolali? 5. Bagaimana keadaan umat Paroki Boyolali? 6. Kegiatan doa devosi apa saja yang ada di Paroki Boyolali? 7. Apa arti devosi bagi anda? 8. Bagaimana tanggapan anda mengenai praktik devosi? 9. Apakah doa atau devosi cukup membantu umat dalam perkembangan imannya? 10. Permasalah apa yang muncul dari umat sehubungan dengan devosi? 11. Apakah praktek devosi juga dilaksanakan di Wilayah-wilayah? 12. Bagaimana suasana saat kegiatan doa ataupun devosi terlaksana? 13. Bagaimana tanggapan umat akan kegiatan doa ataupun devosi di Gereja / Wilayah? 14. Bagaimana sejarah Wilayah Maria Cordis Rogobelah ? 15. Berapa jumlah umat di Wilayah Maria Cordis ? 16. Apa saja kegiatan yang terlaksana di Wilayah Maria Cordis ? 17. Bagaimana antusias umat Wilayah mengikuti kegiatan tersebut ? 18. Bagaimana suasana kegiatan Wilayah Maria Cordis tersebut ? 19. Apa makna devosi jalan salib? 20. Apa motivasi untuk mengikuti devosi jalan salib? 21. Apa hambatan untuk pelaksanaan devosi jalan salib? 22. Apa dampak positif dari berdevosi jalan salib? 23. Doa apa yang diujubkan dalam devosi jalan salib? 24. Usulan untuk pelaksanaan devosi jalan salib? (3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4: Rangkuman Hasil Wawancara A. Pelaksanaan: 1. Responden 2. Waktu Pelaksanaan 3. Tempat Pelaksanaan masing : Umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah : 14 April sampai 3 Mei 2014 : Kapel St. Maria Rogobelah dan rumah masingmasing. B. Pokok-pokok Pertanyaan dan Jawaban: 1. Bagaimana asal mula sejarah berdirinya Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali ? Paroki Boyolali berdiri tepatnya Agustus 1961, dulu paroki ini merupakan stasi dari paroki Purbayan dan paroki Purwosari. Dulu jaman saya masih kecil, romo-romo yang berkarya adalah romo-romo Belanda, yang asih terkenang hingga saat ini adalah romo Van Beek MSF. Romonya tegas dan ramah. Misa diadakan 1 bulan sekali waktu saya kecil, dan itu berlokasi di gedung yang sekarang menjadi sekolah Slamet Riyadi. Umat yang ada masih sedikit, tapi seiring berjalannya waktu, paroki Boyolali mempunyai romo sendiri, akhirnya umatpun bertambah banyak. Namun sangat disayangkan karena sekarang ini jumlah umat menurun. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam buku paroki yang berada di sekretariat. 2. Dimanakah letak Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria? Kampung Sumberlerak, Rt 02/Rw 03, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Jalan Merbabu No 24 Boyolali 57311, Jawa Tengah. 3. Mana sajakah batas-batas Paroki Boyolali? Utara : Paroki St. Paulus Miki Salatiga Timur Laut : Paroki Administratif Hati Kudus Tuhan Yesus Simo Timur : Paroki St. Maria Kartasura dan Paroki St. Paulus Kleco Tenggara : Paroki St. Yohanes Rasul Delanggu Selatan : Paroki Roh Kudus Kebon Arum Barat : Paroki St. Kristoforus Banyu Temumpang 4. Berapa jumlah umat Paroki Boyolali? 1.909 Jiwa yang tersebar di 12 Wilayah. Daftar Wilayah dapat dilihat dalam manuskrip Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. 5. Bagaimana keadaan umat Paroki Boyolali? Keadaan umat Paroki Boyolali dapat dilihat dalam manuskrip Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali. (4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. 8. 9. Kegiatan doa devosi apa saja yang ada di Paroki Boyolali? Doa Koronka, Adorasi Ekaristi, devosi kepada Roh Kudus, devosi kepada Maria melalui doa rosario, devosi Jalan Salib, devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian melalui St. Mathilda, doa Angelus. Doa rosario merupakan bentuk devosi yang setiap hari didoakan oleh umat Paroki. Setiap hari menjelang misa harian pagi yang dipimpin oleh umat yang hadir pertama kali. Sedangkan doa kepada Malaikat atau doa Angelus didoakan setelah misa harian pagi selesai dan dipimpin oleh seorang Suster. Adorasi ekaristi selalu dilaksanakan setiap hari Minggu sore dan dipimpin oleh Romo Paroki. Devosi kepada jiwa-jiwa di Api Pencucian selalu didoakan secara bersama pada saat misa arwah yang dilaksanakan di pemakaman Sonolayu. Apa arti devosi bagi anda? Devosi merupakan pengungkapan iman yang mendalam melalui doa dengan perantara Orang Kudus. Devosi merupakan penyerahan hidup kepada Allah. Devosi merupakan landasan untuk merasakan kasih Allah dan mewujudkan kasih Allah kepada sesama. Devosi merupakan doa yang mendalam, sehingga dengan berdevosi pribadi seseorang dapat langsung merasakan kehadiran Allah dan merasakan kasih Allah secara nyata. Devosi merupakan pengungkapan iman yang nyata, karena merupakan jembatan pertemuan dengan Allah. Bagaimana tanggapan anda mengenai praktik devosi? Devosi membantu umat untuk memperkembangkan iman. Namun, saat ini hanya sedikit umat yang mau terlibat dalam kegiatan devosi. Devosi merupakan kegiatan yang baik dilaksanakan. Karena devosi membantu umat untuk semakin merasakan kasih Allah secara nyata. Devosi akan menjadi lebih baik, apabila anak-anak muda mau terlibat dalam kegiatan ini. Praktik devosi saat ini baik, namun akan sangat baik apabila umat diajak untuk mengetahui seluk-beluk devosi. Sehingga umat mengetahui maksud devosi yang dilaksanakan dan tidak hanya cenderung ikut-ikutan saja. Mengikuti devosi secara bersama-sama lebih terasa mendalam daripada harus melaksanakannya sendiri. Umat percaya bahwa Roh Kudus selalu diimani sebagai Allah yang hadir dalam hidup manusia, dalam ciptaandan jiwa manusia. Apakah doa atau devosi cukup membantu umat dalam perkembangan imannya? Devosi cukup membantu umat dalam memperkembangkan iman. Karena umat menyadari kerinduan untuk selalu berdevosi bersama. (5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. Devosi membantu perkembangan iman umat karena dilakukan dengan sadar dan terus menerus secara rutin. Devosi membantu perkembangan iman umat karena dengan devosi umat sadar bahwa Allah selalu menyertai dalam kondisi apapun. Devosi membnatu perkembangan iman umat, karena dengan devosi umat menjadi lebih bersyukur atas kasih Allah yang tiada batasnya. Permasalah apa yang muncul dari umat sehubungan dengan devosi? Umat belum mampu membedakan antara doa dan devosi. Umat belum mengetahui bentuk-bentuk devosi. Umat perlu mengetahui dan mengenal seluk-beluk devosi. Kecenderungan umat hanya mengikuti kegiatan devosi karena merupakan kegiatan Wilayah atau Gereja semata. 11. Apakah praktek devosi juga dilaksanakan di Wilayah-wilayah? Praktek devosi juga dilaksanakan di Wilayah, terutama pada bulan Mei dan Oktober sebagai devosi kepada Maria. Devosi kepada Bunda Maria juga dilaksanakan sebagai pembukaan sebuah pertemuan yang diadakan di Wilayah. Di Wilayah Maria Cordis Rogobelah selain melaksanakan devosi kepada Bunda Maria, juga dilaksanakan devosi Jalan Salib. 12. Bagaimana suasana saat kegiatan doa ataupun devosi terlaksana? Suasana tenang dan khusyuk selalu tercipta dalam pelaksanaan devosi. Suasana devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian yang selalu dilaksanakan di pemakaman Sono Layu, selalu diiringi dengan suasana yang haru oleh para keluarga yang hadir mengikuti acara tersebut. Doa Rosario pada pagi hari sebelum misa dimulai terasa sangat khusyuk dan tenang, karena doa ini dilaksanakan mulai pukul 4.30 WIB. Doa-doa Rosario yang dilaksanakan dalam bulan Mei dan Oktober yang dilaksanakan di depan goa Bunda Maria memiliki suasana yang mendukung untuk berdoa. Suasana hening, tenang, khusyuk sangat terasa karena doa ini dilaksanakan pada malam hari di luar gedung sehingga suasana alam sungguh terasa. Devosi jalan salib yang dilaksanakan setiap masa prapaskah selalu diiringi dengan suasana haru, terlebih tablo yang ditampilkan pada hari Jumat Agung selalu diiringi dengan suasana tangis oleh umat yang menlihatnya. Devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis Rogobelah yang dilaksanakan secara rutin setiap Minggu sekali selalu diiringi dengan suasana yang tenang dan khusyuk karena umat benar-benar menghayati penebusan Yesus melalui cara yang tragis. Suasana alam pedesaan menjadi nilai tambah untuk mendukung suasana doa bagi umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah. (6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. Bagaimana tanggapan umat akan kegiatan doa ataupun devosi di Gereja / Wilayah? Dengan devosi umat merasakan perubahan dalam kehidupan mengereja, bila pada awalnya kegiatan gereja hanya untuk mengisi waktu saja, sekarang kegiatan gereja menjadi sebuah kerinduan seperti halnya mengikuti devosi. Devosi mempunyai dampat positif yang dirasakan umat, terlebih dalam menghadapi persoalan hidup. Umat semakin sadar akan ketabahan dan kesabaran. Devosi membantu umat untuk berkumpul bersama dalam persekutuan yang kudus. Semua kegiatan devosi akan menjadi lebih mendalam apabila umat diajak untuk mengenal devosi secara lebih mendalam. 14. Bagaimana sejarah Wilayah Maria Cordis Rogobelah ? Wilayah Rogobelah dulu sama sekali tidak ada karena umatnya hanya sedikit. Keluarga Bapak Ali adalah keluarga Katolik pertama di Wilayah ini, Bapak Ali menjadi Katolik karena bimbingan dari Romo Belanda. Zaman dahulu banyak Romo-romo Belanda yang datang hanya sekedar untuk berkunjung. Daya tarik “Wong Londo” menarik banyak perhatian para warga, sehingga ketika berkunjung ke kediaman Bapak Ali, pasti banyak warga yang melihat. Singkat cerita, karena banyaknya antusias warga untuk melihat Romo, maka Romo mempunyai inisiatif untuk berkunjung ke Rogobelah dengan berjalan kaki. Inisiatif itu disambut oleh keluarga Bapak Ali dengan senang hati. Maka pada kunjungan berikutnya, Bapak Ali dengan rombongan menjemput Romo di dusun Candi Betak dengan berjalan kaki. Tak disangka ternyata Romo berjalan kaki dengan membagi-bagikan gambar Orang Kudus dan membagikan roti beserta permen kepada anak kecil yang dilewatinya. Mulai dari kejadian tersebut, banyak sekali warga yang mengikuti hingga ke dusun Rogobelah dan mulai mendengarkan ajaran-ajaran Katolik. 15. Berapa jumlah umat di Wilayah Maria Cordis ? Umat Wilayah Maria Cordis Rogobelah saat ini berjumlah 90 umat dengan 27 kepala keluarga. Umat terbagi dalam 2 (dua) kecamatan (Kecamatan Selo dan Kecamatan Cepogo). 16. Apa saja kegiatan yang terlaksana di Wilayah Maria Cordis ? Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Wilayah ini, seperti pertemuan orang muda setiap malam Minggu. Pertemuan ibu-ibu Katolik setiap tanggal 1 (satu). Pertemuan warga Katolik setiap malam Kamis. Isi dari kegiatan tersebut bermacam-macam, namun agenda rutin adalah berdoa bersama demi penembangan iman umat. Berdoa Rosario bersama selalu dilaksanakan sebelum memulai kegiatan pertemuan ibu-ibu. Kegiatan kaum muda selalu diisi dengan ibadat bersama agar iman kaum muda semakin kuat dalam menghadapi perbedaan. (7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Doa jalan salib selalu didoakan bersama sebelum memulai kegiatan bersama umat di Wilayah. Pelaksanaan devosi jalan salib ini cukup menarik karena devosi ini terlaksana sejak erupsi gunung meletus pada tahun 2010 lalu. Umat merasakan betapa dasyat dan agungnya karya Allah di dunia. Sejak saat itu umat merasakan teguran dari Allah untuk bertobat dan dipilihlah devosi ini karena umat percaya dengan devosi jalan salib maka mereka dapat memahami makna penderitaan Yesus dan dapat mengadakan silih atas dosa mereka. 17. Bagaimana antusias umat Wilayah mengikuti kegiatan tersebut ? Antusias umat Wilayah dalam mengikuti kegiatan dirasa kurang, karena belum semua umat terlibat dalam kegiatan Wilayah. Hanya orang-orang tertentu saja yang mau mengikuti kegiatan Wilayah. Antusias simbah-simbah sepuh sangat luar biasa, terkadang kaum muda pun kalah semangatnya dengan orang tua. 18. Bagaimana suasana kegiatan Wilayah Maria Cordis tersebut ? Suasana kekeluargaan selalu ada dalam seluruh kegiatan Wilayah, karena sebagian besar umat berasal dari keluarga Bapak Ali yang merupakan sesepuh di Wilayah ini. Suasana yang hangat selalu ada dalam setiap pertemuan dengan warga Katolik. 19. Apa makna devosi jalan salib? Devosi jalan salib membantu untuk ikut ambil bagian dalam sengsara Yesus ketika harus memanggul salib. Devosi yang membantu untuk selalu kuat dalam iman Kristiani. Devosi yang selalu mengingatkan akan salib kehidupan. Devosi yang memberikan kekuatan untuk menghadapi persoalan kehidupan. Devosi yang memberikan pertobatan secara total. Devosi yang memberikan kesabaran secara penuh dalam menghadapi cobaan yang menyakitkan. 20. Apa motivasi untuk mengikuti devosi jalan salib? Sebagai prodiakon, devosi jalan salib membawa saya untuk lebih semangat dalam melayani umat. Doa menjadi kebutuhan bagi beberapa umat, dengan diakannya devosi jalan salib secara bersama maka ada kesempatan untuk berdoa bersama umat yang lain. Devosi jalan salib sebgai media untuk silih atas dosa-dosa. Devosi jalan salib menjadi cermin nyata akan cobaan yang dihadapi oleh umat. (8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. Apa hambatan untuk pelaksanaan devosi jalan salib? Sebagai warga desa, umat terkendala dengan kegiatan yang berada di desa. Seperti pertemuan kelompok tani, tirakatan, kenduri, atau gotong royong. Sebagai petani, yang menjadi kendala terbesar adalah ketika musim panen tembakau. Bagi petani tembakau adalah tanaman raja yang membutuhkan perawatan ekstra. Dari memetik hingga menjadi tembakau yang siap dipakai perlu tenaga penuh dari pagi hari hingga pagi lagi, sehingga ketika musim tembakau, umat sepakat untuk menghentikan kegiatan Wilayah terkadang misa Wilayah juga harus ditiadakan karena tidak ada umat yang datang. Musim ini biasanya berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Cuaca menjadi hambatan bagi umat yang berlokasi jauh dari kapel. Berlokasi di pegunungan sangat rawan dengan kabut yang tebal apalagi masih banyak tikungan jalan yang belum ada lampu untuk penerangan pada malam hari. Akan sangat beresiko bila melakukan kegiatan pada malam hari. Hujan menjadi kendala yang menghambat umat untuk datang ke kapel, karena hawa yang dingin sehingga umat terkadang enggan untuk keluar dari rumah. 22. Apa dampak positif dari berdevosi jalan salib? Devosi jalan salib membawa kesabaran bagi hidup umat. Devosi jalan salib menjadi pegangan yang kuat dalam menghadapi perbedaan agama di tengah Masyarakat. Devosi jalan salib membawa semangat untuk terus menghadapi cobaan yang silih berganti. Devosi jalan salib membantu umat untuk mampu menyatakan kasih Allah dengan sesama. Devosi jalan salib membawa umat untuk menghadapi kematian dengan mulia. 23. Doa apa yang diujubkan dalam devosi jalan salib? Doa bagi anak-anak dalam menghadapi tantangan zaman ini. Doa bagi keluarga yang sedang menghadapi permasalahan hidup. Doa mohon kesehatan bagi keluarga dan doa mohon kematian yang baik. Doa mohon diberikan kesabaran dalam menghadapi sesama. Doa mohon semangat dalam melayani sesama. Doa mohon kuat untuk menghadapi perbedaan yang ada. 24. Usulan untuk pelaksanaan devosi jalan salib? Adanya panduan jalan salib yang lain, sehingga referensi umat semakin bertambah. Dalam pelaksanaan jangan terlalu sering, karena akan mengakibatkan kehampaan bagi umat yang tidak mendalami jalan salib. Umat agar dilibatkan dalam jalan salib, sehingga umat menjadi aktif. Adanya refleksi bagi umat, agar mampu membagikan pengalaman bagi umat yang lain. (9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 : Kuesioner umat yang mengikuti devosi jalan salib, di Wilayah Maria Cordis, Paroki Boyolali, Jawa Tengah. PENDAPAT UMAT YANG MENGIKUTI DEVOSI JALAN SALIB DI WILAYAH MARIA CORDIS, PAROKI SANTA PERAWAN MARIA, BOYOLALI, JAWA TENGAH Petunjuk : Mohon dijawab semua pertanyaan dengan memberikan tanda cek ( √ ) dalam kotak di depan jawaban yang paling cocok dan menambahkan sedikit keterangan jika diperlukan dibagian titik – titik sesuai dengan keadaan anda. 1. Jenis kelamin ? ( ) Pria ( ) Wanita 2. ( ( Usia anda sekarang ? ) 15 – 17 Tahun ) 22 – 25 Tahun 3. ( ( ( Status anda sekarang ? ) Pelajar SMP ( ) Pelajar SMA/K ) Pegawai ( ) Wirausaha ) Lainnya....................................... 4. ( ( ) 18 – 21 Tahun ) lebih dari 25 Tahun ( ( ) Mahasiswa/i ) Petani ( ( ( ( ( ( Alasan anda mengikuti kegiatan devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis? ) Merupakan kegiatan lingkungan ) Menjadikan hidup damai ) Mendoakan keluarga ) Senang berdoa bersama ) Mendapatkan kekuatan ) Lainnya................................................... 5. ( ( ( ( ( ( ( ( Motivasi anda mengikuti devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis ? ) Ingin tahu ) Mendoakan orang lain ) Menjalin relasi dengan Allah ) Punya Ujub ) Disuruh orang lain ) Mengisi waktu luang ) Diajak teman ) lainnya............................................................ 6. Apa motivasi yang muncul setelah anda mengikuti devosi jalan salib dalam kegiatan mengereja ? ) Senang berkumpul ) Senang untuk pergi ke Gereja ( ( (10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ( ( ( ( ( ( ) Semakin rutin untuk berdoa bersama maupun pribadi ) Terpanggil untuk melayani sesama ) Merasa dekat dengan Tuhan ) Iman menjadi wujud nyata ) Aktif menjadi prodiakon ) Lainnya............................................................ 7. apakah devosi Jalan Salib perlu dilaksanakan secara rutin setiap minggunya? ) Terlalu Sering ) Cepat menjadi bosan ) Kegiatan Jalan Salib lebih baik diselingi dengan kegiatan Wilayah ) Waktu luang yang selalu digunakan untuk Jalan Salib ) Sesuai dengan kesepakan ) Lainnya............................................................ ( ( ( ( ( ( 8. ( ( ( ( ( ( ( Hambatan apa yang menghambat anda untuk terlibat dalam devosi Jalan Salib ? ) Cuaca........... ) Bosan ) Aktifitas.............. ) Pertemuan dengan warga ) Malas ) Jarak yang jauh ) Lainnya............................. 9. ( ( ( ( ( Apa peranan devosi Jalan Salib dalam hidup anda ? ) Mohon pengampunan dosa ) Memberi kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup ) Memberikan gambaran penderitaan Yesus ) Mengingatkan kejadian-kejadian yang telah lampau ) Lainnya.................... 10. Apa wujud peningkatan mutu hidup rohani dalam hidup sehari – hari setelah mengikuti devosi Jalan Salib ? ) Rajin ikut Ekaristi ) Tabah menghadapi cobaan ) Rajin dalam kegiatan menggereja ) Rajin dalam kegiatan doa ) Merasakan kedamaian dalam hidup ) Lainnya.................... ( ( ( ( ( ( 11. Mengapa tema menunjang permenungan anda dalam devosi Jalan Salib ? ( ) Renungan menjadi hidup ( ) Suasana menjadi seakan-akan nyata (11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ( ( ( ( ( ) Tema menyangkut dengan kehidupan ) Tema membawa permenungan sendiri ) Tema membawa penghayatan mendalam ) Tema membawa suasana menjadi lebih khusuk ) Lainnya.................................. 12. ( ( ( ( ( ( ( ( Diantara tema-tema yang ada dibawah ini, tema manakah yang paling menunjang permenungan anda ? ) Derita dan kematian Yesus ) Mahal tebusannya “Darah Anak Domba” ) Sharing Yesus kepada umat Allah yang imami ) Kasih memecahkan diri ) Dari tangisan ke tarian kegembiraan ) Berjumpa dengan Allah melalui alam ) Mengapa Allah rela menderita ? ) “Oleh bilur-bilur-Nya, kamu telah sembuh” 13. ( ( ( ( Pada susunan devosi Jalan Salib, bagian mana yang paling anda sukai ? ) Lagu-lagunya ) Renungannya ) Doa-doanya ) Perhentiannya 14. Menurut anda mengapa dalam pelaksanaan devosi Jalan Salib perlu menggunakan sarana lagu-lagu yang disesuaikan dengan tema ? ) Lagu dapat mendukung suasana Jalan Salib ) Lagu mendukung permenungan Jalan Salib ) Lagu membawa pada penghayatan yang mendalam ) Lagu membuat umat tersentuh ) Umat cenderung tak dapat ikut bernyanyi ) Lagu yang sulit menakibatkan umat malas untuk berlatih ) Lainnya............................ ( ( ( ( ( ( ( 15. ( ( ( ( ( 16. ( ( Menurut anda mengapa renungan dalam jalan salib perlu menggunakan cerita-cerita yang bermakna ? ) Menyesuaikan dengan tema yang ada ) Menyesuaikan dengan keadaan nyata ) Semakin memperjelas tema ) Perbandingan dengan pengalaman pribadi ) Lainnya........................... Menurut anda mengapa renungan dalam jalan salib perlukah menggunakan cerita Kitab Suci? ) Cerita Kitab Suci memperdalam iman ) Cerita Kitab Suci mempunyai kata-kata kunci kehidupan (12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ( ( ( ( ( ) Cerita Kitab Suci sulit untuk dipahami ) Cerita Kitab Suci kurang nyata untuk dunia saat ini ) Cerita Kitab Suci terlalu sering muncul dalam permenungan ) Cerita Kitab Suci membosankan ) Lainnya.............................. 17. Menurut anda mengapa devosi Jalan Salib perlu menggunakan refleksi iman tentang pengalaman hidup sehari – hari ? ) Agar umat dapat belajar dari pengalaman ) Agar pengalaman sehari-hari umat dapat diolah ) Agar iman umat semakin kuat ) Refleksi tidak diperlukan karena waktunya terlalu lama ) Umat masih takut untuk berbicara mengenai pengalaman ) Lainnya.................................. ( ( ( ( ( ( 18. ( ( ( ( ( ( ( 19. ( ( ( ( ( ( 20. ( ( ( ( ( ( ( ( Menurut anda mengapa umat yang mengikuti devosi Jalan Salib, sebaiknya dilibatkan sebagai pemandu secara bergiliran ? ) Agar umat belajar untuk bertanggung jawab ) Agar umat belajar untuk terlibat ) Agar umat memiliki sikap ssemangat karena telah diberi kepercayaan ) Agar umat merasakan keterlibatan secara bergilir ) Agar umat belajar untuk berbicara ) Sebaiknya umat tidak perlu terlibat, cukup prodiakon saja ) Lainnya....................... Mengapa umat perlu mengikuti sarasehan mengenai sejarah, makna, dan peranan devosi Jalan Salib ? ) Agar umat mengetahui seluk Jalan Salib ) Agar umat lebih mengenal Jalan Salib ) Agar umat lebih mengenal, mengetahui, dan memahami Jalan Salib ) Sarasehan tidak perlu dilaksanakan karena durasi waktunya lama ) Umat akan merasa cepat bosan dengan kegiatan sarasehan ) Lainnya.................................... Menurut anda apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan mutu devosi Jalan Salib ? ) Adanya variasi tema pada setiap pertemuan ) Agar penghayatan pada setiap perhentian semakin mendalam ) Dalam segi pelaksanaan lebih baik satu bulan sekali agar kerinduan untuk mengikuti ) Diadakan bergiliran dengan kegiatan Wilayah ) Pada bagian renungan agar lebih menarik lagi ) Dalam pembacaan renungan sebaiknya jangan terlalu tergesa-gesa ) Koleksi lagu agar ditambah ) Lainnya...................... (13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6 : Kuesioner umat yang telah diisi. (14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 : Gambar Yesus Dihukum Mati & Gambar Yesus Memikul Salib (18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8 : Gambar Yesus Dibantu Simon Dari Kirene & Yesus Berjumpa Dengan Wanita-wanita Yang Menangisinya (19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 : Gambar Pakaian Yesus Ditanggalkan & Yesus Disalibkan (20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10 : Gambar Yesus Wafat di Kayu Salib & Jenazah Yesus Diturunkan Dari Salib Jenazah Yesus Diletakkan Di Dalam Kubur (21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11 : Gambar Jenazah Yesus Diletakkan Di Dalam Kubur (22)