Bunda Maria cantik, cantik sekali Pengantar Iman dengan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama, telah dilakukan oleh ibu mertuaku, Lidia Ratna Dewi Hartono, yang terlahir dengan nama Kwang Ie Lan, yang dengan sungguhsungguh mencari Yesus sejak dibaptis tahun 1992, dengan melakukan perbuatan kasih dan dengan setia mendaraskan doa sebagai ujud kecintaannya kepada Bunda Maria dan Yesus melalui devosi Rosario suci setiap hari dan doa Koronka kepada kerahiman Ilahi pada pukul 15.00 wib setiap harinya, sampai saat beliau menghadap Sang Pencipta, Allah Bapa, pada tanggal 11 Juni 2012. (Markus 12: 30 – 31 “Kasihilah Tuhan, AllahMu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”) Meskipun beliau telah mengalami berbagai penderitaan hidup namun beliau tetap setia dan percaya sepenuhnya kepada penyelenggaraan-Nya, seperti yang ditunjukkannya sejak beliau menderita penyakit osteophorosis pada tahun 1970. Terima kasih kepada beliau yang telah memberikan teladan iman dengan tetap setia kepada penyelenggaraan-Nya, bahkan di saat hidup terasa pahit oleh sakit penyakit yang tidak kunjung sembuh. Mengikuti Tuhan dengan setia melalui Gereja-Nya Beliau hidup sebagai anak piatu sejak kecil dan dibesarkan dalam keluarga yang taat pada ajaran Kongfucu. Pada tahun 1959, beliau menikah dengan pak Mulyadi dan setelah menanti enam tahun, beliau dikaruniai puteri pertama dan dalam waktu beberapa tahun kemudian beliau dikarunia tiga puteri. Beliau dibaptis menjadi penganut agama Katolik pada tahun 1992, dan sejak saat itu beliau melakukan perbuatan kasih dan dengan setia mendengarkan siaran pagi pukul 05.30 wib Renungan Harian melalui program Oase Rohani Katolik Radio Cakrawala serta dengan khusyuk mendaraskan doa sebagai ujud kecintaannya kepada Bunda Maria dan Yesus melalui devosi Rosario suci setiap hari dan doa Koronka kepada kerahiman Ilahi pada pukul 15.00 wib setiap harinya. (Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah). Ketika sakit osteophorosis datang Ketika beliau mengalami sakit osteophorosis pada tahun 1970, dengan tulang belakang mulai menjadi keropos dan mengakibatkan badan beliau semakin hari menjadi semakin membungkuk, beliau mengalami rasa sakit pada tulang belakangnya. Pada tahun 2002, beliau mengalami sakit berat, setiap hari beliau mengunjungi dua dokter spesialis untuk mengobati sakitnya, dan pada saat dioperasi oleh dokter spesialis empedu, setelah perutnya dibedah, namun empedunya tidak dapat diketemukan karena struktur tulang belakang beliau yang semakin membungkuk , sehingga operasinya dibatalkan. Tetap setia kepada Tuhan (Matius 6: 33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”) Dalam menghadapi rasa sakitnya, beliau tetap setia membaca dan mendengarkan Sabda Tuhan, serta berdoa dan menghadiri Misa Kudus dengan menyambut Tubuh Kristus, melakukan perbuatan kasih kepada sesama (perbuatan kasih secara rohani yang membawa orang kepada keselamatan: untuk membantu mereka kepada pertobatan; mengajar mereka yang tidak tahu; membantu mereka yang ragu-ragu; menghibur mereka yang berduka; sabar menerima kekurangan orang lain; mengampuni kesalahan orang lain; mendoakan mereka yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dan perbuatan kasih secara jasmani: memberi makan memerlukan; dan minum kepada mereka yang memberi pakaian kepada mereka yang tidak punya pakaian; memberi tumpangan tempat tinggal kepada sanak keluarga yang orangtuanya telah bercerai ; mengunjungi mereka yang sakit; menguburkan orang yang meninggal dunia). (Matius 25: 31 – 36 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas tahta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempat kan dombadomba disebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.) Pada bulan Oktober tahun 2004, pak Mulyadi melakukan operasi di rumah sakit di Singapore, karena adanya saraf leher bagian belakang yang terjepit, namun hasil operasinya tidak berhasil sehingga pak Mulyadi mengalami kelumpuhan total dan harus dirawat di tempat tidur. Beliau mengurus dan merawat pak Mulyadi dengan penuh kasih sampai pak Mulyadi meninggal dunia pada bulan Maret tahun 2011. Tuhan mendengarkan doa beliau (Matius 7: 7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”) Beliau tetap setia berdoa untuk meminta pertolongan kepadaNya dengan iman, mencari dengan harapan, dan mengetuk dengan kasih seturut kehendak-Nya , yang membuat beliau dapat berdiri tegak di tengah-tengah badai kehidupan untuk bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup. (Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancanganrancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukanlah rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan). Pada suatu hari, tahun 2002, beliau direkomendasikan oleh seorang kenalan untuk konsultasi ke dokter spesialis di Rumah Sakit Sint Carolus, dan sejak berobat di dokter tersebut, dua minggu sekali dengan disuntik enzyme, beliau tidak mengalami rasa sakit lagi. (Filipi 4: 6 - 7 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.) Allah yang penuh Kasih telah menyelamatkan beliau, orang yang percaya kepada-Nya di dalam Putera-Nya yang tunggal Kristus Tuhan. (Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”). Tuhan menyelamatkan beliau masuk ke dalam Kerajaan Allah Pada tanggal 11 Juni 2012, pada saat usianya yang menjelang 81 tahun, beliau menghadap Sang Pencipta, Allah Bapa, ketika sedang menunggu dokter di ruang praktek. Pada tanggal 22 Juni 2012 pukul 00.30 wib, ketika saya sedang mendoakan beliau, pada saat mendaraskan doa Salam Maria,saya seperti sedang menonton film tentang beliau, bahwa ketika menjelang ajalnya beliau dijemput oleh empat orang, dua puluh orang, tigapuluh orang, sehingga beliau merasa takut dan memanggil Yesus andalannya: Yesus kasihanilah aku, orang yang berdosa ini, dan seketika itu juga kedua tangan beliau dapat menggapai “tangan Malaikat” yang mengangkatnya menuju ke atas awan, disana beliau melihat Bunda Maria yang dikelilingi oleh duabelas anak kecil, beliau berseru: “Bunda Maria cantik, cantik sekali” . Ketika saya selesai berdoa, saya menyadari bahwa karena beliau dengan setia mendaraskan doa sebagai ujud kecintaannya kepada Bunda Maria dan Yesus melalui devosi Rosario suci dan doa Koronka kepada kerahiman Ilahi, maka ketika beliau menjelang ajalnya merasa takut dan memanggil Yesus andalannya: Yesus kasihanilah aku, orang yang berdosa ini, seketika itu juga Yesus menolong beliau dan ketika beliau menghadap Sang Pencipta, Allah Bapa, seketika itu juga Bunda Maria menyongsong beliau diatas awan, hal ini semakin meyakinkan saya bahwa ternyata iman dan perbuatan kasih serta kesetiaan beliau untuk mendaraskan doanya dan semua penderitaan yang telah dialami semasa hidupnya di dunia, telah membuahkan upah yang menyelamatkan beliau menuju Kerajaan Allah di surga. (Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia). (Lumen Gentium 41, ibid., “Khususnya hendaklah mereka yang ditimpa oleh kemiskinan, kelemahan, penyakit dan pelbagai kesukaran, atau menanggung penganiayaan demi kebenaran – merekalah, yang dalam Injil dinyatakan bahagia oleh Tuhan, dan yang “Allah, sumber segala rahmat, yang dalam Kristus Yesus telah memanggil kita ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan dan mengokohkan, sesudah mereka menderita seketika lamanya” (1 Petrus 5:10), – hendaklah mereka semua mengetahui, bahwa mereka dipersatukan dengan Kristus yang menderita sengsara demi keselamatan dunia.”) Semoga kesaksian ini meneguhkan iman kita untuk senantiasa setia melakukan perbuatan kasih, berdoa dengan penuh pengharapan kepada-Nya. Tuhan memberkati kita semua. Amin. ( 1 Tesalonika 4: 14 “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.”) Jakarta, 3 Juli 2012 Shalom, Boyke