No. 38/08/31/Th. XVII, 5 Agustus 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II TAHUN 2015 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Jumlah sampel STK di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II-2015 sebanyak 880 rumah tangga yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Responden STK mulai triwulan II-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan II-2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan II-2015 sebesar 109,71, artinya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2015 secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme tersebut lebih tinggi dibandingkan Triwulan I-2015 (nilai indeks 103,97). Meningkatnya kondisi ekonomi yang dirasakan oleh konsumen pada triwulan tersebut didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks yaitu adanya peningkatan pendapatan rumahtangga saat ini, rendahnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran, serta meningkatnya konsumsi barang dan jasa. C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan III-2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan III-2015 sebesar 116,38 dengan demikian tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2015. Dengan kata lain, ada lebih banyak rumahtangga yang berpersepsi bahwa kondisi ekonominya akan lebih baik di triwulan mendatang ketimbang triwulan II-2015. Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III-2015 utamanya dipicu oleh peningkatan pendapatan rumahtangga yang diikuti dengan adanya rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan oleh konsumen. 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II Tahun 2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan II-2015 adalah sebesar 109,71 yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan tersebut secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dimana ITK pada Triwulan I-2015 hanya sebesar 103,97. Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya Triwulan I 2015 (2) Triwulan II 2015 (3) Pendapatan rumah tangga Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga 101,43 112,25 107,19 114,90 Tingkat konsumsi bahan makanan/minuman, makanan/minuman jadi, rokok, tembakau, makan di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, pulsa HP, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi, perawatan kesehatan dan kecantikan) 99,50 109,11 Indeks Tendensi Konsumen 103,97 109,71 Variabel Pembentuk (1) Berdasarkan variabel pembentuk ITK, membaiknya ekonomi konsumen (nilai indeks di atas 100) pada periode Trwiwulan II-2015 ini didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks yaitu adanya peningkatan pendapatan rumahtangga saat ini (nilai indeks 107,19), rendahnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran (nilai indeks 114,90), serta meningkatnya konsumsi barang dan jasa (nilai indeks 109,11). Peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh responden salah satunya disebabkan oleh mulai berjalannya beberapa kegiatan pemerintah di Provinsi DKI Jakarta baik pemerintah daerah maupun pusat yang sedikit banyak menjadi trigger bagi beberapa sektor khususnya pada kelompok sektor jasa. Kondisi harga barang dan jasa selama Triwulan II-2015 yang secara umum mengalami inflasi yang tergolong terkendali dan masih dikatakan rendah yaitu pada angka 0,96 persen. Hal tersebut yang membuat laju inflasi kurang berpengaruh terhadap total pengeluaran rumahtangga (nilai indeks 114,90). Inflasi yang selama satu triwulan tersebut tidak mencapai 1 persen mengindikasikan bahwa harga-harga di DKI Jakarta secara umum cukup baik bagi dunia usaha karena tetap memberikan insentif dalam berbisnis, sementara di sisi yang lain, bagi konsumen, kenaikannya tersebut masih tergolong wajar karena masih di bawah kenaikan pendapatannya. Komponen ITK berikutnya yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan adalah komponen Tingkat Konsumsi Barang dan Jasa. Nilai indeks komponen tersebut adalah sebesar 109,11 yang artinya ada peningkatan optimisme dalam mengkonsumsi barang dan jasa pada triwulan tersebut dibandingkan triwulan sebelumnya. Seperti diketahui bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi penggerakan perekonomian di Indonesia termasuk di DKI Jakarta, maka kita akan melihat sejauh mana persepsi masyarakat Ibukota dalam hal mengkonsumsi barang dan jasa pada tiga bulan terakhir. Keadaan tingkat konsumsi tersebut dapat dilihat lebih rinci pada tabel 2. Pada tabel 2 tersebut tampak bahwa pada Kelompok Makanan menunjukkan tingkat volume konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya (indeks sebesar 134,46). Tingginya konsumsi makanan pada periode tersebut digerakkan oleh tingginya konsumsi akibat mulai memasuki awal bulan Ramadhan sampai pertengahannya yang terdapat di periode triwulan II 2015 tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan konsumsi kelompok Bahan Makanan yaitu untuk keperluan memasak oleh rumah tangga selama bulan Ramadhan. Sementara itu, pada Kelompok Non-Makanan di Triwulan II-2015 nilai indeksnya mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode sebelumnya berada di bawah 100. Pada periode Triwulan II-2015 2 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 38/08/31/Th. XVII, 5 Agustus 2015 secara agregat, masyarakat lebih banyak yang mengkonsumsi produk pada kelompok produk tersebut yang ditunjukkan dengan nilai indeks di atas 100 yaitu sebesar 101,87. Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada Rekreasi dan Hiburan yang nilai indeksnya naik sangat tajam dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari sebesar 71,56 di triwulan I-2015 menjadi 107,17 di triwulan berikutnya. Peningkatan akan kebutuhan masyarakat terhadap Rekreasi dan Hiburan dipicu oleh masa liburan sekolah yang jatuh pada pertengahan bulan Juni 2015. Konsumsi Pakaian juga menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dan seperti halnya peningkatan konsumsi bahan makanan, tingginya konsumsi pakaian sebagian besar juga dipicu untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri 1436H meskipun peristiwa tersebut jatuh pada triwulan III-2015, namun peningkatan konsumsinya mulai dirasakan oleh konsumen pada akhir periode triwulan II-2015. Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi Kelompok Barang dan Jasa Triwulan I - 2015 Triwulan II - 2015 (1) (2) (3) 118,82 126,26 111,38 134,46 93,06 101,87 91,15 112,49 71,56 68,88 123,64 90,61 110,05 116,66 107,17 79,86 75,80 131,60 99,50 109,11 A. Indeks Makanan 1. Bahan makanan 2. Makanan jadi di restoran/rumah makan B. Indeks Non Makanan 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pakaian Komunikasi (Pembelian Pulsa HP) Rekreasi/Hiburan Akomodasi (Hotel/Penginapan) Transportasi Perawatan Kesehatan dan Kecantikan Indeks Konsumsi Total 2. 144,35 124,56 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III Tahun 2015 Nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan III-2015 diperkirakan sebesar 116,38, artinya kondisi ekonomi konsumen diprediksi akan semakin meningkat. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya dengan selisih 6,68 poin. Peningkatan optimisme konsumen didorong dengan oleh perkiraan pendatapatan yang semakin membaik serta adanya rencana pembelian barang-barang tahan lama. Perkiraan peningkatan pendapatan di triwulan III-2015 lebih disebabkan oleh rencana pemberian tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan swasta, kemudian bagi PNS direncanakan akan menerima gaji ke-13 pada awal bulan Juli 2015 serta adanya rencana kenaikan tunjangan bagi PNS. Bagi rumah tangga yang sumber pendapatannya dari berusaha (wirausahawan) di kelompok sektor perdagangan serta jasa. mereka memperkirakan akan menerima pendapatan yang lebih tinggi pada triwulan III-2015 akibat tingginya konsumsi rumahtangga pada triwulan tersebut. Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2015 Menurut Variabel Pembentuknya Variabel Pembentuk Nilai Indeks (1) (2) - Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang - Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan Indeks Tendensi Konsumen Mendatang 122,64 105,39 116,38 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 38/08/31/Th. XVII, 5 Agustus 2015 3 3. Perbandingan ITK Regional Kondisi ekonomi konsumen yang membaik pada Triwulan II-2015 terjadi di seluruh Indonesia kecuali konsumen di Provinsi Jambi dan Bangka Belitung. Dengan demikian konsumen di 31 Provinsi secara umum lebih optimis dibandingkan periode 3 bulan yang lalu, hanya 6 persennya saja (2 dari 33 Provinsi) yang memandang bahwa kondisi ekonomi pada Triwulan II-2015 kurang optimis. Diantara 7 provinsi di Jawa dan Bali, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat optimisme konsumen tertinggi kedua setelah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (111,73) dikuti oleh Banten (108,19). Sementara yang terendah di kawasan tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah dengan nilai indeks 103,60 (Gambar 1). Terdapat dua provinsi di kawasan tersebut yang nilai ITK nya bearada di bawah ITK nasional yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah. Sementara seluruhnya memandang Triwulan II-2015 lebih optimis dibandingkan triwulan sebelumnya. Gambar 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2015 Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali 112,00 111,73 109,71 108,19 108,00 105,67 105,42 104,00 Nasional = 105,22 103,88 103,60 Jatim Jateng 100,00 DI Yogyakarta DKI Jakarta Banten Jabar Bali Kondisi ekonomi konsumen diperkirakan lebih baik pada Triwulan III-2015 dan ini terjadi di kawasan Jawa dan Bali bahkan di seluruh provinsi di Indonesia. Diantara 7 provinsi di kawasan Jawa dan Bali, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan angka ITK triwulan mendatang tertinggi diikuti oleh Banten dan Jawa Timur dengan nilai indeks masing-masing 114,41 dan 114,29. Sementara yang terendah adalah Provinsi Bali dengan nilai indeks 109,58 (Lihat Gambar 2). Gambar 2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2015 Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali 116,38 116,00 114,41 114,29 114,00 113,85 113,68 Nasional = 112,18 112,00 111,40 110,00 109,58 108,00 DKI Jakarta 4 Banten Jatim DI Yogyakarta Jateng Jabar Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 38/08/31/Th. XVII, 5 Agustus 2015 Bali BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dwi Paramita Dewi, ME Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Telepon : 021-31928493, ext. 600 Fax : 021-3152004 e-mail : [email protected] Homepage : http:// jakarta.bps.go.id Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 39/08/31/Th. XVII, 5 Agustus 2015 5