ABSTRAK Upaya konservasi dan pemanfaatan sumber daya perikanan yang berkelanjutan sangat penting untuk dilakukan, mengingat sumber daya perikanan merupakan sumber makanan yang vital bagi masyarakat dunia, baik untuk masa sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Upaya ini diwujudkan kedalam pengaturan mengenai pengelolaan perikanan yang bertanggungjawab, baik itu berupa aturan yang bersifat hard law maupun soft law. Sementara itu penangkapan ikan yang tidak bertanggungjawab yang dikenal dengan istilah Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing merupakan ancaman yang paling signifikan bagi konservasi dan pengelolaan perikanan yang efektif sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 61 UNCLOS 1982. Indonesia sebagai negara yang dikenal dunia memiliki potensi besar di bidang kelautan khususnya perikanan sangat merasakan dampak dari praktek IUU Fishing. Karena seringkali Indonesia dijadikan areal penangkapan ikan (fishing ground) oleh kapal-kapal perikanan berbendera asing yang melakukan praktek tersebut. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Pengaturan hukum internasional mengenai penanggulangan praktek IUU Fishing, serta Tanggung jawab Negara bendera kapal yang melakukan praktek Illegal and Unreported Fishing di wilayah perairan Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitiannya yaitu deskriptif analitis dan teknik pengumpulan datanya dilakukan pengumpulan data kepustakaan guna mendapat landasan teoritis, kemudian dianalisis secara normatif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan hukum internasional mengenai penanggulangan praktek IUU Fishing telah dilakukan melalui IPOAIUU Fishing. Dalam melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencegah, menghambat dan memberantas praktek IUU Fishing, IPOA tersebut menyediakan pedoman pelaksanaannya yang dibagi ke dalam langkah-langkah yang merupakan tanggung jawab semua negara, tanggung jawab Negara bendera, tindakantindakan Negara pantai, tindakan-tindakan Negara pelabuhan, tindakan-tindakan berdasarkan kesepakatan perdagangan internasional, penelitian, dan organisasi pengelolaan perikanan regional. Dalam IPOA juga ditinjau tentang kebutuhan khusus bagi negara-negara berkembang, diikuti oleh laporan dan peran dari FAO terkait dengan penanganan praktek IUU Fishing. Mengenai praktek Illegal and Unreported Fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal perikanan berbendera negara di wilayah perairan Indonesia, telah menimbulkan tanggung jawab berupa kewajiban. Hal itu sebagai akibat hukum yang harus dilakukan oleh Negara bendera kapal terkait dengan keterlibatan kapal-kapal perikanan yang mengibarkan benderanya dalam praktek Illegal and Unreported Fishing. Butir 21 IPOA-IUU Fishing memberikan kewajiban bagi Negara bendera kapal untuk memberikan sanksi yang cukup berat terhadap para pelaku. i