BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 14 INDONESIA DAN ORGANISASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa Indonesia juga memainkan peran penting dalam dunia perdagangan internasional tidak saja melalui sistem kerjasama perdagangan internasional secara bilateral tetapi juga berperan melalui sistem kerjasama perdagangan internasional secara multilateral atau melalui organisasi-organisasi internasional di bidang perdagangan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri RI, secara perdagangan internasional, Indonesia terlibat dalam beberapa organisasi internasional, diantaranya seperti tertera pada tabel berikut ini:1 No 1 Nama Organisasi Internasional Keanggotaan Indonesia Status&Tahun Dasar Hukum Anggota UU No. 7 Tahun (1994) 1994 ttg Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO). Anggota (Tidak ada (1984) dalam catatan peraturan perundangan dari Setkab) Anggota (Tidak ada (1970) dalam catatan peraturan perundangan dari Setkab) 1 World Trade Organization (WTO) 2 International Textiles and Clothing Bureau (ITCB) 3 Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) 4 International Pepper Community (IPC) Anggota (1977) (Tidak ada dalam catatan peraturan perundangan dari Setkab) 5 Asian and Pacific Coconut Anggota (1969) (Tidak ada dalam catatan Keterangan WTO dibentuk pada 1 Januari 1995 dengan markas besar di Jenewa, Swiss. ITCB dibentuk 1984 dengan markas besarnya di Jenewa, Swiss. ANRPC dibentuk tahun 1970 dengan sekretariat di Kuala Lumpur, Malaysia. Sekjen ANRPC Prof. Dr. Djoko Said Damardjati dari Indonesia. IPC dibentuk tahun 1972 dengan Sekretariat di Jakarta. Executive Director Mr. Dede Kusuma Idris dari Indonesia Sekretariat APCC di Jakarta. Diambil dari data yang termuat pada website http://www.kemlu.go.id/Documents/Keanggotaan_Indonesia_pada_OI.pdf Diakses pada hari Senin 7 Mei 2012 Jam 20.00 Wita. Community (APCC) 6 International Coffee Organization (ICO) 7 ASEAN Promotion Centre on Trade, Invesment and Tourism (APCTIT) / ASEAN – Japan Centre 8 Bureau International des Exposition (BIE) Global System of Trade Preferences (GSTP) 9 Anggota Anggota (1981) Anggota Anggota 10 Organisation Internationale de Metrologie Legale (OIML) Anggota 11 ASEAN - Korea Centre Anggota (2008) peraturan perundangan dari Setkab) Perpres No. 63 Tahun 2008 ttg Pengesahan International Coffee Agreement 2007 Keppres No. 10 Tahun 1981 ttg Pengesahan Agree-ment Establishing the ASEAN Promotion Centre on Trade, Investment and Tourism, Tokyo, 1980. (Tidak ada dalam catatan peraturan perundangan dari Setkab) (Tidak ada dalam catatan peraturan perundangan dari Setkab) (Tidak ada dalam catatan peraturan perundangan dari Setkab) Keppres No. 65 tahun 2008 ttg Pengesahan MOU on Establishing the ASEANKorea Centre ICO dibentuk tahun 1963 dengan Sekretariat di London, Inggris ASEAN – Japan Centre bermarkas besar di Tokyo, Jepang. BIE berdiri tahun 1928 dengan markas besar di Paris, Perancis. GSTP dibentuk oleh Group of 77 (G 77) tahun 1976 di Meksiko yang menginginkan adanya sistem global perdagangan di antara negaranegara berkembang. OIML bermarkas besar di Paris, Perancis. ASEAN – Korean Centre dibentuk tahun 2009 dengan markas besarnya di Seoul, Korea Selatan. Selain itu, Indonesia juga tergabung dalam kelompok-kelompok kerjasama seperti G15, G-20, dan Developing Eight (D-8).2 Kesemuanya ditujukan untuk mempererat dan meningkatkan kerjasama di bidang perekonomian dan perdagangan. Lebih dari pada itu, Indonesia harus selalu siap dalam menghadapi tantangan perdagangan internasional dan cermat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam perdagangan internasional, baik di sektor barang, jasa, investasi serta trade related intellectual properties rights. Tidak kalah pentingnya, Indonesia harus mampu menaikkan daya saing produk Indonesia baik secara kualitas maupun kuantitas agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri. Berbagai macam potensi sumber daya alam dan manusia yang dimiliki harus dimaksimalkan. Strategi-strategi jitu dalam pemasaran produk-produk Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan untuk menaikkan daya saing produk Indonesia. Selain itu, pembenahan aturan-aturan perdagangan dari yang masih “rumit” menjadi lebih “sederhana” dan pembenahan iklim investasi agar lebih kondusif juga perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Republik Indonesia. Serta tidak lupa untuk optimalisasi negosiasi perundingan kerjasama perdagangan internasional.3 MP7™ 2 3 Untuk keterangan lebih lanjut tentang G-15, G-20, dan D-8 bisa diakses melalui http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperation&IDP=7&P=Multilateral&l=id, Baca literatur berjudul “Kerjasama Perdagangan Internasional;Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia”, Editor Sjamsul Arifin, Dian Ediana RAE, Charles PR Joseph, 2007, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hlm. 320-347.