VII PERUMUSAN STRATEGI 7.1. Tahap Masukan Perumusan strategi diawali dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal toko Rumah Durian Harum berdasarkan hasil wawancara dan pemberian kuesioner terhadap kepala toko dan penanggung jawab administrasi toko. Kemudian dari informasi tersebut disusunlah matriks IFE berupa kekuatan dan kelemahan dan matriks EFE berupa peluang dan ancaman. Analisis diawali dengan pembobotan yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif dari faktor internal dan eksternal yang diidentifikasi terhadap keberhasilan toko Rumah Durian Harum. Kemudian hasil pembobotan dikalikan dengan rating (mengacu pada kondisi perusahaan) yang merupakan hasil dari pemeringkatan terhadap faktor peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan untuk memperoleh skor yang akan menunjukkan posisi strategis perusahaan terhadap lingkungan internal dan eksternal. Pemberian bobot (metode Paired waised Comparison) dan rating berdasar pada pendapat dua orang dari pihak manajemen Rumah Durian Harum yang dianggap pakar dan memiliki kapasitas sebagai pengambil keputusan dalam pengembangan toko durian tersebut. 7.1.1. Analisis Matriks IFE Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan toko Rumah Durian Harum Kalimalang. Hasil analisis matriks IFE diperoleh dari pemberian bobot dan rating oleh tiga pakar dari pihak manajemen toko, yang kemudian akan menghasilkan hasil analisis matriks IFE mencakup enam kekuatan dan lima kelemahan toko Rumah Durian Harum cabang Kalimalang, Jakarta Timur yang dapat dilihat pada Tabel 16. Faktor kunci kekuatan bagi perusahaan secara berurutan berdasarkan skor bobot tertinggi yang diperoleh adalah lokasi tempat pengolahan dan penjualan yang strategis, persediaan bahan baku yang memadai, rasa yang khas dan penyajian produk yang beraneka ragam, tenaga kerja lokal dan terampil, 61 labelisasi dan higienitas kemasan yang sudah lengkap, dan sistem akuntansi dan manajemen yang sudah diterapkan. Sedangkan faktor kunci kelemahannya secara berurutan berdasarkan skor bobot tertinggi adalah suplai produk yang belum optimal karena produk bersifat musiman, kapasitas produksi yang belum optimal, produk bersifat perishable, harga relatif mahal bagi konsumen kalangan bawah, dan kurangnya promosi yang efektif. Tabel 16. Hasil Analisis Matriks IFE Rumah Durian Harum Kalimalang Faktor Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan rata-rata rata-rata 1. Rasa yang khas dan kualitas produk yang baik. 0,0970 3,3333 0,3232 2. Menyediakan produk yang bervariatif. 0,1000 3,3333 0,3333 0,1273 3,0000 0,3818 0,0879 3,0000 0,2636 0,0909 3,3333 0,3030 0,0879 3,0000 0,2636 3. Lokasi tempat pengolahan dan penjualan yang strategis. 4. Labelisasi dan higienitas kemasan yang sudah lengkap. 5. Tenaga kerja lokal dan terampil. 6. Sistem akuntansi dan manajemen yang sudah diterapkan. Total Skor 1,8687 Kelemahan 1. Kapasitas produksi yang belum optimal. 0,1015 3,0000 0,3045 0,0682 3,0000 0,2045 3. Produk bersifat perishable. 0,0758 3,0000 0,2273 4. Kurangnya promosi yang efektif. 0,0697 2,6667 0,1859 0,0939 3,3333 0,3131 2. Harga relatif mahal bagi konsumen kalangan bawah. 5. Suplai produk yang belum optimal karena bersifat musiman. Total 1,2354 Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada tabel 16 menunjukkan perolehan skor total untuk faktor internal sebesar 3,1041. Usaha Rumah Durian Harum berada pada kondisi di atas rata-rata atau lebih dari skor rata-rata 2,5. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat 62 sehingga mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki dalam mencapai keberhasilan perusahaaan. Jumlah skor total adalah jumlah dari hasil perkalian bobot rata-rata dengan rating rata-rata dari masing-masing faktor internal. Kekuatan utama yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan dan pengembangan usaha adalah lokasi tempat pengolahan dan penjualan yang strategis yaitu berada di wilayah pusat bisnis (central business district) yang dipadati oleh perkantoran dan hiburan selain perdagangan dengan skor sebesar 0,3818. Sedangkan kelemahan utama bagi Rumah Durian Harum berdasarkan analisis matriks IFE dengan skor sebesar 0,1859 dan rating 2,6 adalah kurangnya promosi yang efektif dimana untuk memasarkan produk, perusahaan hanya melalui personal, yaitu pengalaman seorang konsumen yang telah bekunjung dan diharapkan mampu meneruskan dan menceritakan pengalamannya kepada orang lain. 7.1.2. Analisis Matriks EFE Dari hasil penyebaran kuesioner yang sama pula diperoleh informasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan seperti pada Tabel 17. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE diperoleh skor bobot total sebesar 2,990 melebihi rata-rata skor bobot 2,5 dengan total rataan skor peluang sebesar 1,6914 dan untuk ancaman sebesar 1,3076. Hal tersebut menunjukkan bahwa toko Rumah Durian Harum sudah cukup baik merespon peluang dan ancaman yang terdapat dalam industri. Strategi yang telah ditetapkan sudah cukup efektif mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. Faktor yang menjadi peluang utama dengan skor bobot tertinggi 0,3434 dan rating rata-rata sebesar 3,3 adalah adanya peraturan pemerintah mengenai hukum usaha. Dengan adanya peraturan pemerintah terkait dengan toko modern dan perda mengenai perpasaran swasta menyebabkan hambatan masuk industri tinggi. Rating tersebut menunjukkan bahwa toko Rumah Durian Harum merespon dengan baik adanya peluang peraturan pemerintah untuk kelangsungan 63 usaha. Peluang laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap kurang penting (0,1955) dalam upaya untuk pengembangan usaha. Tabel 17. Hasil Analisis Matriks EFE Rumah Durian Harum Kalimalang Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Peluang rata-rata rata-rata 0,0894 3,3333 0,2980 0,0652 3,0000 0,1955 0,1091 3,0000 0,3273 4. Peraturan pemerintah mengenai hukum usaha 0,1015 3,0000 0,3045 5. Rendahnya tawar menawar pelanggan 0,1030 3,3333 0,3434 6. Loyalitas pelanggan tinggi 0,0742 3,0000 0,2227 1. Peningkatan pengeluaran rata-rata bahan makanan buah-buahan per kapita sebulan 2. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi 3. Perkembangan teknologi produksi, komunikasi, informasi pasar, dan transportasi Total Skor 1,6914 Ancaman 1. Tingginya daya tawar menawar pemasok 0,0833 3,3333 0,2778 2. Ancaman produk substitusi 0,0848 2,6667 0,2263 3. Persaingan antara perusahaan sejenis 0,0879 2,6667 0,2343 0,0955 3,0000 0,2864 5. Kenaikan tarif listrik, sewa tempat maupun BBM 0,1061 2,6667 0,2828 Total 0,4576 4. Kebijakan Kementerian Pertanian RI memperketat proses impor buah yang termasuk kategori pangan segar 1,3076 Sumber: Data Primer, diolah (2012) Ancaman utama bagi toko Rumah Durian Harum Kalimalang adalah kebijakan Kementerian Pertanian RI memperketat proses impor buah yang termasuk kategori pangan segar, dengan skor sebesar 0,2864. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pembatasan buah impor mempengaruhi ketersediaan produk utama perusahaan berupa durian impor dan mengurangi pendapatan seiring dengan meningkatnya permintaan produk. Namun dengan rating rata-rata sebesar 3,0 berarti perusahaan memberi respon yang kuat terhadap ancaman tersebut dengan pengadaan pemasok buah lebih dari satu. Sedangkan 64 produk substitusi merupakan ancaman dengan skor terendah 0,2263 dan faktor tersebut bukan ancaman yang berarti bagi kelangsungan usaha. 7.2. Tahap Pemaduan Tahap pemaduan merupakan tahapan kedua setelah tahap masukan yang bertujuan untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Hasil perpaduan tersebut akan menentukan posisi Rumah Durian Harum dalam industri dan menentukan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan guna mewujudkan keberhasilan perusahaan ke depan dan mengantisipasi tantangan. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IE dan SWOT. 7.2.1. Matriks IE Matriks IE digunakan untuk membantu memberikan alternatif strategi, mengetahui posisi perusahaan saat ini, dan strategi apa yang tepat dilaksanakan di oleh perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan dalam industri. Berdasarkan hasil pemetaan matriks IE (Gambar 8) yang diperoleh dari perpaduan total skor bobot matriks IFE sebesar 3,1041 dan total skor bobot matriks EFE sebesar 2,9990, toko Rumah Durian Harum Kalimalang termasuk kedalam kuadran IV. Posisi ini menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dan respon industri terhadap faktor eksternal tergolong sedang. Strategi yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah strategi tumbuh dan bina (Grow and Build). Untuk divisi seperti ini, strategi yang tepat untuk dilaksanakan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Strategi intensif merupakan strategi untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada dengan usaha-usaha yang intensif. Strategi dapat berupa strategi penetrasi pasar yang berusaha untuk meningkatkan market share atau pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi pengembangan pasar, yaitu strategi yang dilakukan dengan cara memperkenalkan produk atau jasa yang tersedia ke daerah-daerah yang 65 secara geografis adalah daerah baru. Sedangkan strategi pengembangan produk dilakukan dengan meningkatkan atau memodifikasi produk yang ada sekarang dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan. Penerapan strategi ini mempunyai arti bahwa industri sebaiknya tetap melayani masyarakat dalam sektor produk, pasar, dan fungsi yang sama namun lebih memusatkan sumberdaya sehingga keunggulan bersaing dapat da berkembang cepat. Selain itu, strategi lain yang dapat dilakukan adalah strategi integrasi vertikal dimana perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor (forward forward integration strategy), strategy pemasok (backward backward integration strategy), dan atau para pesaingnya (horizontal (horizontal integration strategy strategy), misalnya melalui ui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Total Skor Bobot IFE 4,0 Kuat I Total Skor Bobot EFE Tinggi 3,0 Rata-rata2,0 rata2,0 Lemah 1,0 II III V VI VIII IX 3,0 (2,9990;3,1041) IV Sedang 2,0 VII Rendah 1,0 Gambar 8. Matriks IE Rumah Durian Harum Kalimalang Sumber: Data Primer, diolah (2012) 7.2.2. Matriks SWOT Matriks SWOT memformulasikan strategi berdasarkan gabungan antara faktor eksternal dan internal. Empat strategi utama yang digunakan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO), memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman (ST), mengurangi kelemahan dengan 66 memanfaatkan peluang (WO), dan mengurangi kelemahan sekaligus mengantisipasi ancaman. Alternatif strategi bagi pengembangan usaha Rumah Durian Harum cabang Kalimalang, Jakarta Timur diperoleh berdasarkan kombinasi dari analisis SWOT pada Tabel 18 dan analisis matriks IE yang disajikan pada Gambar 9 sebagai berikut: 1). Strategi SO Strategi intensif pengembangan pasar melalui pembentukan sistem franchise untuk mengembangkan usaha di wilayah pemasaran baru. Sistem bisnis ini melibatkan dua pihak yang terkait dalam suatu perjanjian, yaitu franchisor sebagai pemilik atau pemberi franchise dan franchisee sebagai penerima atau penyewa franchise. 2). Strategi ST Strategi pengembangan produk untuk meningkatkan kualitas produk yang didukung dengan peningkatan pelayanan terhadap konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan dan memodifikasi produk yang sudah ada, misalnya pancake, dodol, dan es krim dengan kombinasi dominan rasa buah durian dengan buah lain. Inovasi dalam meningkatkan minat konsumen terhadap Rumah Durian Harum dapat berupa variasi produk olahan berbahan baku durian dan peningkatan pelayanan seperti dengan pengadaan kartu member yang disertai discount atau penambahan menu olahan durian secara gratis untuk pembelian produk tertentu. Dalam strategi ini, pelanggan yang telah mendaftar menjadi member akan mendapatkan keuntungan berupa potongan harga jika bertransaksi di Rumah Durian Harum. 3). Strategi WO a). Strategi penetrasi pasar, memanfatkan perkembangan teknologi dalam memperluas jaringan pemasaran guna meningkatkan pangsa pasar. Startegi ini dilakukan dengan meningkatkan iklan dan promosi penjualan melalui website resmi Rumah Durian Harum yang memberikan informasi lengkap mengenai perusahaan beserta keunggulan produk yang ditawarkan, media sosial dan media cetak untuk menjangkau daerah pemasaran baru dan konsumen baru. 67 b). Strategi integrasi ke depan (Forward Strategy), yaitu melakukan kemitraan dengan pihak penghasil produk olahan durian sebagai upaya untuk mengendalikan dan mengawasi distributor. Melakukan kerjasama dengan pelaku usaha yang menggunakan bahan dasar durian sebagai bahan bakunya juga dapat diterapkan dalam strategi integrasi ke depan. Hal ini dikarenakan banyaknya pelaku usaha yang menggunakan bahan dasar buah durian sebagai bahan baku produknya. 4). Strategi WT Strategi integrasi ke belakang (Backward Integration Strategy) dengan mengusahakan pasokan durian dan produk olahan lain secara mandiri melalui kerja sama dengan pihak pemasok lokal dan importir buah untuk mengendalikan pemasok. Hal ini diharapkan dapat memperkecil efek akibat kelemahan Rumah Durian Harum yaitu suplai produk yang belum optimal. 68 Tabel 18. Matriks SWOT Analisis Internal Analisis Eksternal Peluang (O) 1. Peningkatan pengeluaran rata-rata konsumsi buah-buahan per kapita sebulan 2. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi 3. Perkembangan teknologi produksi, komunikasi, informasi pasar dan transportasi 4. Peraturan pemerintah mengenai hukum usaha 5. Rendahnya tawarmenawar pelanggan 6. Loyalitas pelanggan tinggi Ancaman (T) 1. Tingginya daya tawarmenawar pemasok 2. Ancaman produk substitusi 3. Persaingan antar perusahaan sejenis 4. Kebijakan Kementerian Pertanian RI memperketat proses impor buah yang termasuk kategori pangan segar 5. Kenaikan tarif listrik, sewa tempat maupun bbm Kekuatan (S) 1. Rasa yang khas dan kualitas produk yang baik 2. Menyediakan produk yang bervariatif 3. Lokasi tempat pengolahan dan penjualan yang strategis 4. Labelisasi dan higienitas kemasan yang sudah lengkap 5. Tenaga kerja lokal dan terampil 6. Sistem akuntansi dan manajemen yang sudah diterapkan STRATEGI SO 1. Mengembangkan jenis usaha dengan membentuk sistem franchise.(S1, S2, S4, S5, S6, O1, O2, O4, 06) STRATEGI ST 4. Meningkatakan kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen. (S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3) Kelemahan (W) 1. Kapasitas produksi yang belum optimal 2. Harga relatif mahal bagi konsumen kalangan bawah 3. Produk bersifat perishable 4. Kurangnya promosi yang efektif 5. Suplai produk yang belum optimal karena bersifat musiman STRATEGI WO 2. Menggunakan perkembangan teknologi dalam melakukan pemasaran. (W4, O2, O3) 3. Melakukan kemitraan dengan pihak penghasil produk olahan durian. ( W1, W2, W3, W5, O1, O5, O6) STRATEGI WT 5. Meningkatkan hubungan baik dengan pihak pemasok lokal dan importir buah. (W1, W5, T1, T3, T4) Sumber: Data Primer, diolah (2012) 69 ALTERNATIF STRATEGI STRATEGI INTENSIF PENETRASI PASAR MENGGUNAKA N PERKEMBANG AN TEKNOOLOGI DALAM MELAKUKAN PEMASARAN PENGEMBANG AN PRODUK MENINGKAT KAN KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN STRATEGI INTEGRASI PENGEMBANG AN PASAR FORWARD STRATEGY MENGEMBAN GKAN JENIS USAHA DENGAN MEMBENTUK SISTEM FRANCHISE MELAKUKAN KEMITRAAN DENGAN PIHAK PENGHASIL PRODUK OLAHAN DURIAN BACKWARD STRATEGY MENINGKATK AN HUBUNGAN BAIK DENGAN PIHAK PEMASOK LOKAL DAN IMPORTIR BUAH Gambar 9. Alternatif Strategi Tumbuh dan Bina (Grow and Build) Sumber: Data Primer, diolah (2012) 70 7.3. Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap ketiga dari proses perumusan strategi dengan menggunakan alat analisis QSPM. Pada tahap ini dilakukan pemilihan terhadap alternatif strategi hasil analisis matriks IE dan matriks SWOT sebelumnya. Matriks QSPM digunakan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif berdasarkan informasi hasil analisis matriks IFE, EFE, IE, dan SWOT. Matriks ini akan menentukan kemenarikan relatif dari beberapa strategi alternatif yang dapat dilaksanakan oleh toko Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur. Alternatif strategi yang dipilih adalah: 1). Mengembangkan jenis usaha dengan membentuk sistem franchise. 2). Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen. 3). Menggunakan perkembangan teknologi dalam melakukan pemasaran. 4). Melakukan kemitraan dengan pihak penghasil produk olahan durian. 5). Meningkatkan hubungan baik dengan pihak pemasok lokal dan importir buah. Alternatif strategi terpilih tersebut dimasukkan ke dalam matriks QSP yang kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing faktor dengan nilai daya tarik (Attractiveness Score). Strategi terpilih adalah strategi dengan nilai TAS terbesar. Pemilihan strategi prioritas ini dilakukan oleh dua orang pihak internal manajemen Rumah Durian Harum melalui wawancara mendalam sehingga dihasilkan urutan prioritas strategi yang harus diterapkan. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa strategi meningkatkan hubungan baik dengan pihak pemasok lokal dan importir buah sebagai prioritas pertama untuk dilaksanakan dengan Total Attractiveness Scores (TAS) tertinggi sebesar 6,7379 Sedangkan strategi mengembangkan jenis usaha dengan membentuk sistem franchise menjadi priritas terakhir bagi toko Rumah Durian Harum untuk dilaksanakan dengan nilai TAS sebesar 5,5182. Urutan prioritas strategi perusahaan hasil analisis matriks QSP beradasarkan Total Attractiveness Scores (TAS) tertinggi sampai terendah adalah: 1). Strategi integrasi ke depan, yaitu meningkatkan hubungan baik dengan pihak pemasok lokal dan importir buah dalam bentuk kerja sama yang bertujuan untuk melakukan pengendalian terhadap pemasok produk (6,7379). 71 2). Strategi penetrasi pasar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi berupa website resmi Rumah Durian harun, serta media sosial dan media cetak untuk meningkatkan iklan dan promosi penjualan (6,6955). 3). Strategi integrasi ke depan (Forward Integration Strategy), yaitu melakukan kemitraan dengan pihak penghasil produk olahan durian sebagai upaya untuk mengendalikan dan mengawasi distributor (6,5091). 4). Strategi pengembangan produk dengan meningkatkan kualitas produk dalam bentuk modifikasi produk olahan durian yang didukung dengan peningkatan pelayanan terhadap konsumen (5,9136). 5). Strategi intensif pengembangan pasar melalui pembentukan sistem franchise untuk mengembangkan usaha di wilayah pemasaran baru (5,5182). 72