Apakah Ilmu Ekonomi itu? Menurut Alfred Marshall, Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang manusia dalam urusan hidup yang biasa. Persoalan ekonomi timbul dari penggunaan sumber yang langka untuk memuaskan keinginan manusia yang tak terbatas. Kelangkaan ini tak dapat dihindarkan dan merupakan inti persoalan ekonomi. Kelangkaan Sehubungan dengan keinginan manusia, penyediaan sumber daya yang tersedia saat ini sangat tidak mencukupi. Diperlukan berlipat ganda output perekonomian yang ada untuk menghasilkan cukup banyak barang dan jasa untuk memungkinkan semua orang mengkonsumsi jumlah tersebut. Pilihan Karena sumber daya langka, masyarakat menghadapi persoalan untuk memutuskan apa yang akan diproduksi dan bagaimana membagikan hasil produksinya diantara anggota masyarakat. Kelangkaan mengharuskan adanya pilihan, maka pilihan berarti ada pengorbanan (biaya). Biaya kesempatan Keputusan untuk memperoleh lebih dari satu barang, berarti harus membuat suatu keputusan untuk memperoleh barang lain dalam jumlah yang lebih sedikit. Hal inilah yang membuat keputusan pertama menghendaki pengorbanan (biaya). Setiap kali seseorang diharuskan untuk membuat sebuah pilihan, orang itu harus membayar biaya oportunitas. Definisi Ilmu ekonomi secara luas adalah mengenai: • Cara suatu masyarakat menggunakan sumber dayanya dan membagikan hasil produksi pada individu dan kelompok • Perubahan cara produksi dan distribusi pendapatan dari waktu ke waktu • Efisiensi system perekonomian. Albert L. Meyers: “Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia”. J.L. Mey Jr: “Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia ke arah kemakmuran”. “Ilmu ekonomi adalah studi mengenai kekayaan material” Ilmu ekonomi Adalah ilmu mengenai penilaian serta pilihan manusia, Frank Knight : “Studi mengenai ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara bertindak ekonomis”. Dari uraian tsb., jelaslah bahwa obyeknya adalah manusia. Guna, Konsumsi, dan Permintaan Manusia memerlukan barang dan jasa, karena barang dan jasa memberi kepuasan hati, manfaat, atau guna langsung atau tidak langsung. Guna suatu benda tergantung pada persediaannya. Sebuah botol berisi air minum mempunyai kegunaan yang tinggi bagi orang yang sedang haus. Botol berisi air kedua masih memberikan kegunaan/kepuasan, tetapi sudah tidak sebesar botol pertama. Guna yang diberikan oleh sejumlah botol berisi air minum berturut - turut makin mengecil. Guna marginal semakin berkurang. • Karena kepuasan atau guna tak dapat dihitung atau diukur, para ahli ekonomi mencari jalan lain dengan membandingkannya dengan uang. Jadi bukannya berapa banyak kepuasannya, tetapi berapa nilai kepuasannya itu. • Seorang pegawai dengan pendapatan tertentu harus berhati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang diperlukan. Dia harus membagi sesuai dengan prioritas keperluan akan barang tersebut. • Misal saja, ada seorang pegawai yang membawa uang bagian gajinya untuk membeli durian. • Di sudut jalan ada setumpuk durian dengan harga Rp 5.000 per butir. Berapa butirkah pegawai itu akan membeli durian? • Dia tidak dapat mengukur besarnya kepuasan dari tiap butir durian. Dia akan membandingkan uang yang dimilikinya dengan durian yang akan dibelinya. Bila dia memutuskan untuk membeli 4 buah durian. Kepuasan yang akan diperoleh dari 4 buah durian seimbang dengan nilai uang Rp.20.000. Mengapa ia tidak membeli 5 buah atau 3 buah saja? 1. Karena durian yang ke 5 dirasa tidak akan menambah kepuasan yang sama dengan butir durian jika hanya membeli 4 buah. Atau kepuasan durian ke 5 lebih rendah nilainya dari pada uang Rp.5.000. 2. Karena butir yang ke 4 masih akan memberi kepuasan yang lebih besar dari pada uang Rp. 5.000. Perbedaan antara kepuasan dari butir ke 3 dengan ke 4, dan antara butir ke 4 dengan ke 5 itu sangat diperhatikan oleh ahli ekonomi. Perbedaan kepuasan ini dinamai Kepuasan Marginal atau Guna Marginal. Dapat dikatakan bahwa makin banyak suatu barang itu dikonsumsi, akan semakin kecil tambahan kepuasan ini. Atau bahkan akan merusak. Kenikmatan durian ke 1 masih demikian besarnya hingga orang tadi sebenarnya berani membeli dengan harga (kepuasan senilai dengan uang) Rp.12.500. Kenikmatan durian ke 2 senilai dengan uang Rp.10.000, dan yang ke 3 senilai Rp.7.500 dan seterusnya. Pengurangan kepuasan seperti pada kasus durian, dinamai “hukum tambahan kepuasan yang makin berkurang” (the law of diminishing marginal satisfaction). Uang Rp10.000 bagi orang kaya mempunyai guna/kepuasan yang lebih kecil dari pada bag orang miskin. Apabila orang kaya memberi sedekah Rp.10.000 kepada orang miskin, maka tambahan kepuasan bagi si miskin akan lebih besar dari pada pengurangan kepuasan bagi orang kaya si pemberi. Dari pembelian durian, ada hal lain yang menarik. Untuk durian pertama, karena kepuasannya masih tinggi, orang tersebut bersedia membayar Rp.12.500 padahal harganya hanya Rp.5.000. Jadi ada selisih Rp.7.500. Untuk durian ke dua dia bersedia membayar Rp.10.000 jadi ada selisih Rp.5.000. dan seterusnya. Rp 125 100 75 50 25 0 Butir Durian 0 1 2 3 4 5 Selisih tersebut dinamai “surplus konsumen” yaitu selisih antara harga yang konsumen bersedia untuk membayarkannya dengan harga yang sesungguhnya. Makin kaya seseorang, makin besar surplus konsumennya. Dari gambar di atas juga dapat ditelaah lebih lanjut lagi. Apabila titik-titik yang menggambarkan kepuasan orang tersebut dihubungkan, terlihat sebuah kurve dari kiri atas ke kanan bawah. Kurve ini diartikan: kalau harga durian Rp.12.500 maka orang tsb hanya bersedia membeli 1 buah. Kalau harganya Rp.10.000, dia hanya membeli 2 buah, dan seterusnya. Kurve semacam ini disebut Kurva Permintaan. Kurve Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang akan dibeli seseorang pada berbagai kemungkinan tingkat harga dalam jangka waktu tertentu. Permintaan Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan membeli barang dengan jumlah yang lebih sedikit kalau harga barang itu naik. Demikian pula kalau harga barang turun, orang akan membeli dengan jumlah yang lebih banyak. Bentuk umum kurve permintaan adalah dari kiri atas ke kanan bawah, seringkali tidak lurus melainkan lengkung. Asumsinya adalah bahwa yang berubah-ubah itu hanyalah harga barang yang bersangkutan, sedang yang lain-lain: pendapatan, selera, harga barang lain tidak berubah. Keadaan lain-lain tidak berubah ini dalam ekonomika disebut “Ceteris paribus”. Dalam kenyataannya, perubahan jumlah suatu barang yang dibeli tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang yang bersangkutan saja, tetapi juga oleh: • Harga barang-barang lain, terutama yang bersaingan. • Pendapatan konsumen. • Selera. • Faktor-faktor non-ekonomi lain seperti jumlah penduduk, sosial, dan politik. Permintaan dan Harga Suatu hipotesis dasar ekonomi adalah bahwa semakin rendah harga suatu komoditi, semakin banyak jumlah yang akan diminta, kalau hal lain tetap sama. Dengan naiknya harga, Konsumen akan mengurangi jumlah yang dibeli atau berhenti membeli Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan Skedul permintaan merupakan gambaran hubungan antara harga dan jumlah yang diminta. Skedul ini adalah tabulasi angka yang memperlihatkan jumlah komoditi yang diminta pada harga tertentu. Tabel 1: Skedul permintaan wortel Harga per unit p Jumlah permintaan D U 20 110 V 40 90 W 60 77,5 X 80 67,5 Y 100 62,5 Z 120 60 Cara kedua untuk memperlihatkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga adalah dengan membuat sebuah grafik. Harga pada sumbu vertical, dan jumlah permintaan pada sumbu datar. P Q Pergeseran Kurva Permintaan Skedul permintaan dan kurva permintaan dibuat berdasarkan asumsi ceteris paribus. Bagaimana jika faktor yang lain berubah? Misal jika pendapatan bertambah, mereka akan membeli jumlah tambahan dari komoditi tersebut walaupun harganya tidak berubah. Atau walaupun harga komoditi naik, jumlah yang diminta tetap. Jika lebih banyak yang dibeli pada setiap harga, kurva permintaan bergeser ke kanan. Jika lebih sedikit yang dibeli pada setiap harga, kurva permintaan bergeser ke kiri P D D D D D D Q