SISTEM PROPULSION DAN AUXILIARY PADA KERETA REL

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
SISTEM PROPULSION DAN AUXILIARY
PADA KERETA REL LISTRIK (KRL)
DI PT. INKA (Persero) MADIUN
Setiyo Nugroho1), Ir.Bambang Winardi2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jln. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang, Indonesia
email : [email protected]
ABSTRAK
PT. INKA (Persero) Madiun adalah satu-satunya perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang perkeretaapian di Indonesia.Perusahaan ini juga merupakan perusahaan perkeretaapian
yang terbesar di Asia Tenggara. Banyak produk perkeretaapian yang di hasilkan oleh PT. INKA
(Persero), salah satunya yaitu Kereta Rel Listrik atau biasa juga disebut dengan KRL.
Pengembanagn KRL pun semakin maju baik dari segi teknologi maupun desainnya, disamping itu
dengan memproduksi KRL maka pencemaran udara pun pasti dapat ditekan karena sifatnya yang
ramah lingkungan yaitu tidak menghasilkan polusi udara maupun suara.
Sumber daya yang digunakan sebagai catu daya utama pada system kereta di Indonesia
diperoleh dari jaringan listrik PLN yang kemudian disearahkan oleh penyearah (rectifier) pada
gardu traksi (sub-station) hingga menjadi listrik arus searah dengan besar tegangan nominalnya
yaitu 1500 VDC yang disalurkan melalui saluran atas (catenary) dan dialirkan ke kereta dengan
menggunakan pantograph, dari pantograph kemudian energy listrik tadi digunakan untuk menyuplai
sistem penggerk (Propulsion) dan system pendukung (Auxiliary )yang kemudian digunakan untuk
menjalankan KRL.
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai sistem propulsion dan Auxiliary secara detail.
Kata kunci : KRL, sistem Propulsion, sistem Auxiliary.
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman tentang permasalahan di
dunia industri akan banyak diharapkan dapat
menunjang pengetahuan secara teoritis yang di
dapat dari materi perkuliahan, sehingga
mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber
daya manusia yang siap menghadapi tantangan
era globalisasi. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini semakin
menuntut lembaga perguruan tinggi untuk
meningkatkan
metode pengajaran dan
pendidikanya. Untuk itu, jurusan S1 Teknik
Elektro – UNDIP, sebagai salah satu lembaga
akademis yang berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan teknologi memberikan
kesempatan
kepada
mahasiswa
untuk
mengembangkan
diri
agar
mampu
mengakomodasi perkembangan yang ada.
Salah satunya adalah dengan memasukkan
program kerja praktek dalam kurikulum
sebagai kegiatan yang wajib diikuti oleh
mahasiswa.
Dengan program kerja praktek ini,
mahasiswa dituntut untuk belajar dengan
melihat secara langsung pekerjaan yang ada di
lapangan untuk memperluas wawasan dan cara
berpikirnya. Para mahasiswa tidak hanya
dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan
yang luas namun juga harus memiliki
keterampilan
dan
kemampuan
untuk
menerapkan ilmu yang dimiliki tersebut.
PT. Industri Kereta Api (Persero) sebagai salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri yang berada di kawasan Jawa Timur
tepatnya di Jalan Yos Sudarso nomor 71
Madiun. PT. Industri Kereta Api (Persero)
dipandang sebagai tempat kerja praktek
releven bagi mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Diponegoro Semarang terutama di
bagian kelistrikan, sistem control dan yang
berhubungan dengan mesin-mesin listrik. Pada
bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat
mempelajari
cara
mendesain
sistem
kelistrikan,
cara
mengontrol
dan
mengoprasikan mesin-mesin listrik dalam
bidang industri.
1.2 Tujuan
Tujuan dan manfaat penulis melakukan
kerja Praktek ini adalah :
1. Mengenal lebih jauh tentang teknologi
yang sesuai dengan bidang yang
dipelajari di Teknik Elektro FTUNDIP, khususnya dalam bidang
Elektro di PT. Industri Kereta Api
(Persero).
2. Mengetahui system Propulsion dan
Auxiliary pada Kereta Rel Listrik
(KRL)
1.3 Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam
laporan ini yatu membahas mengenai
peralatan yang menyusun secara kompak
di system Propulsion dan Auxiliary pada
Kereta Rel Listrik (KRL)
II.
DASAR TEORI
2.1
Kereta Rel Listrik (KRL)
KRL atau Kereta Rel Listrik adalah kereta
atau sarana gerak yang menggunakan energy
listrik sebagai sumber daya penggeraknya,
yang artinya dalm operasi normal KRL
bersifat mandiri tidak memerlukan lokomotif
penarik sebagai penggeraknya. Sementara
untuk sumber catu daya listriknya tersedia
melalui kawat troly beertegangan 1500 VDC
yang disuplai melalui gardu-gardu listrik
sepanjang lintasan KRL.
2.2
Spesifikasi KRL
Gambar 1 Satu set kereta rel listrik
• TC : Trailer Cabin, yaitu gerbong tanpa
mesin (Pengikut) dengan kabin
masinis
• M : Motor, yaitu gerbong dengan
mesin (Dilengkapi pantograph
hidrolik)
Kapasitas penumpang maksimum
TC : 54 Tempat duduk + 248 berdiri
M : 80 Tempat duduk + 204 berdiri
2.3
Bentuk sederhana kelistrikan KRL
Sumber daya yang digunakan sebagai
catu daya utama pada system kereta di
Indonesia diperoleh dari jaringan listrik PLN
yang kemudian disearahkan oleh penyearah
(rectifier) pada gardu traksi (sub-station)
hingga menjadi listrik arus searah dengan
besar tegangan nominalnya yaitu 1500 VDC
yang disalurkan melalui saluran atas
(catenary) dan dialirkan ke kereta dengan
menggunakan pantograph.
Pantograph terletak pada atap gerbong
M1 dan M2. Masing-masing pantograph
mencatu daya untuk instalasi listrik. Arus balik
pada instalasi tegangan tinggi disalurkan
kembali menuju rel melalui roda-roda pada
gerbong M1 dan M2. Pada pantograph
dipasang
lightning
arrester
untuk
mengamankan kereta dari sambaran petir dan
arus pembebanan lebih (over load). Diantara
pantograph dan saluran atas dipasang switch
pentanahan (earthing switch) dengan tujuan
untuk perawatan kerja. Melalui peralatan catu
daya utama ini daya listrik dapat disalurkan
dan digunakan untuk peralatan traksi dan catu
daya bantu.
Gambar 2 Bentuk sederhana kelistrikan KRL
Dalam kondisi kerja, penghant saluran
atas seperti pada gambar 3.3 dialiri arus
beberapa ribu Ampere, sehingga pada jaringan
saluran atas terdapat rugi-rugi tegangan yang
harus diperhatikan. Untuk mengatasi rugi-rugi
tegangan tersebut, maka pada jarak-jarak
tertentu (Biasanya setiap5 km) dipasang gardu
hubung (sub-station) da ri PLN. Selain itu
jaringan saluran atas harus tetap pada jalurnya
walaupun terkena tiupan angin kencang, cuaca
yang panas dan dingin, juga terhada kondisi
cuaca buruk lainya.
3.2
Sistem Tegangan Tinggi
3.2.1 Pantograph
Gambar 4 Pantograf
Gambar 3 Jaringan saluran atas Catenary
III.
3.1
Sistem Propulsion dan Auxiliary pada
Kereta Rel Listrik
Sistem Propulsion dan Auxiliary
Pada KRL system kelistrikan dapat
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Sistem Tegangan Tinggi
 Pantograph
 Surge Arrester
 Bus & Main Fuse
 Isolating & Earthing Switch
 Line Circuit Breaker
2. Sistem Propulsion
 Charging Circuit
 50 Hz Filter Box
 EMI RC-Filter
 Braker Resistor
 Motor Converter Module
3. Sistem Auxiliary
 Auxiliary Fuse
 Earth Knife
 Charging Circuit
 ACM
 Three Phase Filter
 Transformer
.Kereta Rel Listrik menggunakan
sumber listrik yang diperoleh dari jaringan
listrik PLN yang kemudian disearahkan oleh
penyearah (rectifier) pada gardu (sub-station)
hingga menjadi listrik arus searah dengan
besar tegangan nominal 1500 VDC untuk
menyalurkan ke kereta yang berjalan
digunakan piranti yang bernama pantograph.
Spesifikasi Teknik :
• Desain
Single Arm
• Sistem Operasi
dengan menggunakan pegas dan Tekanan
udara
• Rata-rata tegangan minimum
1500 V DC
• Rata-rata arus maksimum
1500 A
• Tekanan kontak
80 N (range antara 60 – 130 N)
• Kesepatan
100 KM/h
•
3.2.2
Surge Arrester
•
•
Tahanan Isolasi
> 20 MΩ pada 1000V DC
Berat
77 kg
Kelas Proteksi
IP 54
3.2.4. Isolating and Earthing Switch
Gambar 5 Surge Arrester
Salah satu piranti proteksi pada Kereta Rel
Listrik yang digunakan untuk pengaman dari
adanya sambaran petir pada Kereta. Sehingga
system kelistrikan pada KRL tidak terganggu.
Spesifikasi Teknik :
• Tegangan maksimum saat beroperasi :
2500 V
• Max discharge current (impuls):
100 kA,standard wave 4/10
µs x 2 times
• Max discharge current (thermal):
1200A, rectangular wave 2 ms x 20 times
• Maximum value of residual voltage at :
6.1 kV at 10 kA 8/20
3.2.3
Alat ini memiliki dua fungsi, yaitu
digunakan untuk merubah mode pensaklaran
yaitu antara mode normal (Overhead Line
Supply) dan mode off . secara fisik saklar ini
memiliki dua saklar dengan dua posisi yang
dapat
dikendalikan dengan menggunakan
tuas.
Terdapat 3 mode pensaklaran
1. Mode normal
Pada mode normal, dua unit motor car
dipasok melalui pantograph. Dalam keadaan
ini sumber energy dari pantograph mensuplai
dua MCM, dua ACM dan satu untuk pengisian
batrai.
Bus & Main Fuse
Gambar 7 Mode normal
Gambar 6 Bus & Main Fuse
Bus dan Main Fuse adalah salah satu
peralatan proteksi pada sistem Propulsi dan
auxiliary.berfungsi untuk melindungi peralatan
listrik di KRL dari arus hubung singkat.
Input
•
2. Mode Workshop supply (optional)
Pada kondisi ini ACM, battery charger
dan ring feeder tidak disuplai sama sekali
sehingga system propolsi dalam keadaan mati.
Tegangan input
1000 VDC- 1800 VDC
Output
• Arus Output
2000A DC/2000A DC
• Temperatur
-10o C - +40oC
• Kelembapan
0 – 95%
• Tegangan Isolasi
2500V AC untuk 1 menit
Gambar 8 Mode optional
3. (C) Mode Grounded (off mode)
Dalam kondisi ini sumber tegangan dari
Chatenery tidak di hubungkan pada sistem
proplsi, namun sistem propolsi dihubungkan
dengan pertanahan, hal ini demikian untuk
perlindungan peralatan elektronik bila masih
terdapat arus sisa.
Gambar 11 Propulsion Sistem
Gambar 9 Mode Grounded
32.5. Line Circuit Breaker
Line Circuit Breaker dibentuk dari
kumparan arus yang banyak. DC Line Circuit
Breaker beroperasi berdasarkan prinsip kerja
Electro-magnetically
untuk menghindari
kerusakan peralatan listrik akibat adanya arus
lebih, karena dengan adanya arus lebih maka
isolasi penahan pada komponen elektronika
tidak akan mampu menahan sehingga
akibatnya akan terjadi kegagalan isolasi pada
peralatan listrik yang berada di Kereta Rel
Listrik(KRL).
3.3.1 Charging Circuit
Charging Circuit (CC) digunakan untuk
menghubungkan sistem porpulsi dan sistem
auxiliary dengan sistem chatenary dengan
tujuan untuk membatasi lonjakan arus yang
besar, dimana fungsinya sebagai in-Rush. Saat
pengisian, Charging kontaktor tertutup,
Sehingga filter kapasitor terisi pada tingkatan
tertentu. Kemudian kontak pemisah tertutup
dan kontak charging pun terbuka. (fungsi dari
capasitor yaitu untuk saklar otomatis dalam
pergantian switch pada Charging Circuit).
3.3.2 50Hz FILTER BOX
Gambar 12 50 Hz Filter Box
Gambar 10 Line Circuit Breaker
Spesifik Teknik
• Mechanical layout:
Identical SH9 breaker Control:Electric, 110 DC
• Rated voltage
2000 V
• Rated current
1000 A
• Protection level 1200 A
3.3 Propulsion Sistem
Tugas utama dari sistem propulsion
yaitu mengkonversi masukan daya listrik
menjadi tenaga penggerak di roda kendaraan.
Konversi ini dilakukan dalam beberapa
langkah.
Alat ini berfungsi untuk menjaga arus
agar tetap pada frekuensi 50 Hz, hal ini
demikian karena pada MCM frekuensi yang
diperbolehkan masuk untuk beroperasi sekitar
50Hz. Berbeda dengan sistem pada ACM yang
tidak membutuhkan Filter box 50 Hz Karen
pengaruh terhadap frekuensi sangat kecil.
3.3.3 EMI RC-Filter
EMI RC-Filter terhubung dengan bagian
DC, alat ini berfungsi sebagai grounding
dimana memastikan rangkaian frekuensi tinggi
pada MCM telah tergrounding dengan baik.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi
interferensi sinyal yang dapat mengganggu
peralatan elektronik lainya.
Spesifikasi Teknik
Resistor
:1Ω
Capacitor
: 3.9 µF
3.3.4 Brake Resistor
Breking Resistor berfunsi dalam
membuang arus lebih saat traksi mengalami
pengereman. Dimana saat Braking TCMS
menginformasikan sinyal menuju ke EBCU
untuk menggerakkan Valve untuk pengereman.
Pada saat Braking motor traksi tidak diberi
energy sehingga motor mati, namun gerakan
kereta masih menggerakan rotor motor traksi,
akibatnya disini motor traksi berubah menjadi
generator dan tegangan yang dihasikan masuk
menuju
DC
Copper
dan
kemudian
disumbangkan pada system Chatenary. (Pada
system Chatenary tegangan maksimal yang di
perbolehkan yaitu sekitar 1800 V DC). Jika
tegangan yang dihasilkan lebih besar dari batas
maksimal maka arus akan di buang menuju ke
IBraking Resistor.












Spesifikasi Teknik :
Type
: Mitrac CM-C
IGBT type
: 3300V/1500A
Charging resistor
: 50 Ω
DC link capacitance : 4 mF
Phase Output voltage : 0 – 1403 V / phase.
Output voltage, frequency : 0-120 Hz
Phase Output current, continuous (rms) :
360A/phase.(Crush,1500/1850V,VAPPC9001J
ALR00.xls)
Output current, maximum (rms) : 800 A /
phase(Crush,1500/1850V,VAPPC9001R00.xls)
Asynchronous switching frequenc : 550 Hz
Maximum switching frequenc
: 1000 Hz
Brake chopper frequency per phase,
dependent on stator frequency
: 250 Hz (fs ≤65 Hz or fs ≥ . 100 Hz) 350 Hz
(65 Hz < . fs < 100 Hz)
Maximum discharge time of capacitor
(passive): 5 min
3.4 Auxiliary Sistem
3.3.5 Motor Converter Module
Peran utama dari Motor Converter
Module (MCM) yaitu untuk mengubah
tegangan masukan DC menjadi tegangan tiga
fasa dengan tegangan dan frekuensi yang dapat
di variabelkan atau VVVF (Variable Voltage
Variable
Frequency)
yang
kemudian
digunakan untuk menggerakkan motor traksi.
DC+
Line
filter
capacitor
Brake
choppers
VVVF-inverter
To traction
motors
DC-
Brake Resistors
Brake Chopper bertindak sebagai
alih control tegangan dan pelindung. Ketika
tegangan DC meningkat di atas tingkat
tertentu, misalnya saat pengereman, IGBT
Brake
Chopper
diberhentikan
untuk
mengirimkan energy ke Brake Resistor. Bila
tegangan turun ke tingkat yang diijinkan maka
Brake Chopper mati. Hal ini juga digunakan
untuk sumber DC bila converter dimatikan.
Control dari Motor Converter dilakukan
dengan menggunakan mikro prosesor berbasis
unit control Mitrac CC DCU2 / M.
Gambar 13 Sistem Auxiliary
1. Drive control unit assembly
2. Gate drive unit assembly
3. Heat sink unit assembly
4. 3-phase terminal assembly
5. DC terminal assembly
6. DC capacitor
Pada bagian ini mendeskripsikan tentang
fungsi dan desain dari komponen auxiliary.
Bagian ini sangat vital dan penting untuk
kereta rel listrik. Sebagai sumber yang
menyuplai sistem vital seperti tekanan udara
dan peralatan pendingin traksi. Untuk
memastikan sepenuhnya tersedia sistem
auxiliary power suplay
Converter akan menyediakan
3 fasa AC 380V, 50 Hz dengan netral untuk
menyuplai AC (Air Conditions), Air
Compresor dan sistem TCMS .
3.4.1 Auxiliary Fuse
Digunakan untuk melindungi Auxiliary
power supply system .
Spesifikasi Teknik
Protection level : 250 A
3.4.2 Earth Knife
Berfungsi sebagai saklar yang
dilengkapi dengan grounding. Digunakan
untuk menyalakan atau mematikan system
Auxiliary pada kereta api. Dalam kondisi
membuka maka Earth Knife akan di bumikan,
hal ini bertujuan sebagai pengaman.
3.4.3 Charging Circuit
Setiap Auxiliary power supply system
memiliki line Conductor, digunakan untuk
menahan gangguan arus yang dihasilkan oleh
Auxiliary Converter.
3.4.4 ACM (Auxiliary Converter Module)
ACM adalah modul converter yang
dihubungkan langsung ke sistem chatenary.
ACM mencakup semua control elektronik
yang diperlukan. Kontrol elektronik dipasok
dari sistem batrai melalui power supply.
Sistem tegangan yang diberikan ke converter
sebesar 1500V DC.
Gambar 14 ACM
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Spesifikasi Teknik :
Type
: Mitrac CM-C
IGBT type
: 3300V/800A
Charging resistor
: 50 Ω
DC link capacitance : 2.7 mF
Switching frequency : 1350 Hz
Maximum discharge time of capacitor
(passive)
: 5 min
Nominal output voltage (RMS phasephase)
: 3x380 ± 5 % V
Output frequency [Hz]
: 50 ± 1 % Hz
Output power, continuously (cosφ = 0.8)
: 4 * 180 kVA
Harmonic Distortion
: without battery charger , ≤ 8 % rms
3-phase inductor
: 3*700 µH
3-phase capacitor
:
: 3*50 µF
3-phase transformer
: 660/380 (Max power 220 kVA)
OVP resistor
:2Ω
3.4.5 Three Phase Filter
Tegangan keluaran pada ACM berupa
tegangan sinyal kotak PWM. Sehingga untuk
membentuk tegangan keluaran berupa
gelombang sinusoidal yang bagus, maka perlu
adanya filter untuk mengurangi harmonisa
pada tegangan keluaran dari ACM. Sehingga
diharapakn suplai tegangan tiga fasa 380 volt
dapat digunakan untuk menjalankan peralatan
elektronik yang ada di dalam kereta.
Untuk mendukung tujuan tersebut,
filter tiga fasa diletakkan pada keluaran ACM.
Dimana filter tiga fasa itu sendiri terdiri dari
inductor tiga fasa dan kapasitor tiga fasa,
membentuk LPF(Low Pass Filter) untuk
mengurangi harmonisa pada tegangan PWM
3.4.6 Transformer
Disamping filter 3 fasa, terdapat trafo
tiga fasa yang berfungsi sebagai menjaga agar
tegangan keluaran dari ACM tetap stabil pada
tegangan 380 V RMS dan berfungsi sebagai
sekat / pengisolasi antara tegangan 1500 V DC
dengan tegangan keluaran pada ACM sebesar
380 V DC.
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan kerja praktek di PT.
INKA (Persero) Madiun, maka penulis
mengambil beberapa kesimpulan, antara lain
sebagai berikut :
1.
PT. INKA (Persero) Madiun merupakan
pengalihan dari Balai Yasa PJKA
Madiun pada tahun 1884.
2.
Pantograph sebagai penghubung kereta
api listrik dengan sumber listri PLN
3.
Permasalahan kurangnya pasokan listrik
pada sumber listrik yang dialirkan dari
PLN. Diperbaiki pada DC Chopper.
Energy listrik keluar line Chopper
selalu lebih besar dari pada energy listrik
PLN.
4.
Sistem Propulsion merupakan system
keseluruhan yang bekerjasama untuk
menggerakkan KRL.
5.
System Auxiliry merupakan system
pendukung
untuk
mengaktifkan
peralatan elektronik seperti AC (Air
Conditions), Air Compresor, sistem
TCMS dan lainya.
6.
7.
Modul propulsion Box dapat dibagi
menjadi dua sector
a). High Voltage system
- Line Circuit Breaker
- Isolating and Earthing system
b). Propulsion system
- EMI RC-Filter
- 50 Hz Filter Box
- Charging Circuit
- Brake resistor
- Earth Fault Indication
- Motor Converter Module
Modul Auxiliary box terdiri dari
- Auxiliary Fuse
- Earth Knife
- ACM Line Conductor
- Charging Circuit
- ACM
- Transformer
4.2 Saran
1. Perlu adanya pemahaman yang mendasar
baik teori maupun praktek dalam
melakukan perawatan dan perbaikan pada
bidang tertentu, hal ini akan mempermudah
dalam pengecekan kerusakan nantinya.
2. Bagi mahasiswa yang akan melakukan
kerja praktek sebaiknya mempersiapkan
terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan
sehingga
akan
memudahkan
bagi
pembimbing lapangan terutama dalam
menjelaskan proses produksi.
3. Dalam menjalankan kegiatan produksi baik
di dalam maupun di luar pabrik sebaiknya
SOP yang sudah ada dijalankan agar dapat
meningkatkan kualitas.
4. Pemberian data aktual antara orang
lapangan satu dengan yang lain hampir
selalu beda, jadi sebaiknya ada orang
khusus
yang
mengerti
dan
didokumentasikan,
agar
penyaluran
informasi lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Matsumoto Masakazu, Seikon Shinichi,
and Wajima Takenori. 2005. Latest
System Technology for Railway Electric
Cars.
[2]. Praha, S.R.O., “Continuous Automatic
Train Protection with Automatic Train
Operation”, AZD, 2000
[3]. PT. KAI, 2002. Diktat Pelatihan
Elektronika Daya. Edisi pertama. PT.
KAI Indonesia, Bandung.
[4]. PT. INKA, 2001. Buku Petunjuk
Perawatan Perlengkapan Elektrik Untuk
Prototipe 2 Trainset Kereta Rel Listrik.
Edisi kedua. PT. INKA (persero) ,
Madiun.
[5]. PT. INKA, 2010. Studi Rancang Bangun
Maskara KRL-KFW, Lokomotif Dobel
Kabin dan Animasi Kereta Api Bandara.
PT. INKA (Persero), Madiun.
[6]. BOMBARDIR Transportation, 2010.
High Voltage, Propultion and Auxiliary
Power Systems.
BIODATA
Setiyo Nugroho, lahir di
Magetan, 25 Januari 1992.
Menempuh
pendidikan
dasar di SD 05 Manisrejo,
Madiun. Melanjutkan ke
SMP N 03 Madiun dan
pendidikan tingkat atas di
SMA N 05 Madiun, lulus
tahun 2010. Dari tahun 2010 sampai saat ini
masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro
Semaarang,
konsentrasi
Ketenagaan Listrik.
Semarang,
Desember 2013
Mengetahui dan Menyetujui, dosen
pembimbing
Ir. Bambang Winardi
NIP. 196106161993031002
Download