BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam syari`at

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam syari’at Islam, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk
mengkonsumsi produk- produk tertentu yang substansi kandungan atau proses
yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran syaria’at. 1 Akan tetapi sulit bagi
kita untuk menjamin bahwa produk yang kita beli atau konsumsi benarbenar terjamin
kehalalannya apabila kita tidak melihat sendiri
secara
langsung bagaimana produk tersebut dibuat. Kita membutuhkan suatu jaminan
halal untuk memudahkan membedakan produk yang halal maupun haram
tanpa harus melihat langsung proses pembuatannya.
Di Indonesia, jaminan kehalalan suatu produk diwujudkan dalam bentuk
label halal dan sertifikat halal yang menyertai suatu produk . Sertifikat halal
merupakan fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalalan suatu produk
sesuai syariat Islam melalui pemeriksaan yang terperinci oleh LP-POM MUI.2
Dengan adanya sertifikat halal, produsen boleh mencantumkan logo atau label
“ Halal “ pada kemasan produknya. Logo atau label tersebut diterbitkan oleh
tiga lembaga yaitu, MUI, Depkes, dan Depag berdasarkan surat keputusan
bersama tiga lembaga tersebut. Sehingga dengan disertakan label atau logo
1
Muchith A. Karim (Editor), Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan Dalam Mengonsumsi
Produk Halal,(Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Diklat, dan Kementrian
Agama RI , 2013), hlm 4.
2
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013),
hlm.113.
1
2
“Halal“ pada kemasan produk, dengan begitu kita mendapat jaminan
mengenai kehalalan suatu produk tanpa perlu menguji maupun melihat proses
produksinya sebelum membeli dan mengkonsumsinya, dan konsumen muslim
pasti akan cenderung memilih produk yang telah dinyatakan halal oleh
lembaga yang berwenang.
Akan tetapi, kenyataan dilapangan masih banyak masalah yang
ditemukan. Akurasi labelisasi yang diberikan oleh perusahaan sebenarnya
masih sangat diragukan, alasanya adalah tidak ada kejelasan yang riil tentang
uji produk yang dilakukan perusahaan untuk menyatakan kehalalan suatu
produk, bisa saja perusahaan hanya menilai produk halal adalah produk yang
terbebas dari unsur babi karena asumsi umum yang berkembang dikalangan
masyarakat memang seperti itu.Padahal tidak semudah itu untuk menentukan
kehalalan suatu produk.3 Ada prosedur tersendiri agar kita dapat
mencantumkan logo halal pada produk yang kita buat.
Disamping itu, LPPOM- MUI sendiri juga memberikan sertfikasi
halal kepada produsen- produsen obat dan makanan yang secara sukarela
mendaftarkan produknya untuk diaudit LPPOM- MUI. Dengan begitu produk
yang beredar dikalangan konsumen muslim bukanlah produk- produk yang
secara keseluruhan memiliki label halal yang dicantumkan pada kemasannya.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik sertifikasi halal di Indonesia
berikut ini :
3
Nony Setyorini, “ Analisis Theory Of Planned Behavior Dalam Pemilihan Produk Makanan
Berlabel Halal Di Kota Semarang”, Skripsi (Semarang : Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, 2013),
hal 2.
3
Tabel 1.1 Statistik Sertifikasi Halal Indonesia
TAHUN
2010
2011
2012
2013
2014
Jan- Juli 2015
750
4869
6157
7014
10322
5390
JMLH PRODUK
27121
39002
32890
64121
68576
44863
JMLH
PERUSAHAAN
692
4325
5829
6666
10180
4984
JUMLAH SH
*Sumber:
Web LP- POM 4
*Sumber: Web LP- POM 6
Gambar 1.1 Grafik Statistik Sertifikasi Halal Indonesia
Dari data statistik sertifikasi halal di Indonesia periode 2010- 2015 dapat
disimpulkan bahwa
sekitar 44.863 produk yang beredar dipasaran hanya
5.390 yang telah mendapat sertifikat halal , artinya 12 % produk saja yang
mempunyai jaminan halal dan selebihnya masih diangggap abu- abu. Dengan
demikian konsumen muslim akan dihadapkan pada produk- produk halal yang
4
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/59/1368/page/1. Diakses
pada tanggal 8 februari 2016.
4
ditandai dengan adanya label halal yang terdapat pada kemasannya dan
produk yang tidak memiliki label halal pada kemasannya sehingga
menimbulkan keraguan atas kehalalan produk tersebut. Maka dari itu sebagai
konsumen kita harus jeli dan berhati- hati, karena keputusan untuk membeli
produk- produk yang berlabel halal atau tidak sepenuhnya akan ada ditangan
konsumen. Sementara itu, kebanyakan dari masyarakat juga mempercayai
produk halal hanya dari ucapan penjual atau logo halal yang dibuat oleh
perusahaan produk makanan.
Konsumen
muslim yang tinggi pengetahuan akan produk halal
seharusnya berimplikasi positif terhadap pembentukan persepsi positif akan
produk halal dengan dukungan labelisasi halal dan meyakini serta memilah
mana produk yang halal dan tidak. Pengetahuan mengenai makanan halal atau
tidak sangat penting bagi masyarakat umum, terutama umat Islam, dan sangat
berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
Perilaku konsumen muslim ketika mengkonsumsi produk halal tidak
lepas dari tingkat pengetahuannya akan konsep halal itu sendiri. Faktor
pengetahuan inilah yang berperan terhadap perilaku. Retnaningsih, Utami, dan
Mufikhati dalam penelitiannya Megawati simanjuntak menunjukan hasil
bahwa pengetahuan dapat berpengaruh terhadap sikap pada produk. Hamdan,
et al mengatakan pengetahuan (familiarity) dalam proses makanan dapat
diidentifikasikan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan
5
pembelian konsumen muslim.5 Konsumen yang tahu dan paham akan konsep
dasar Islam terkait apa itu halal akan memandang bahwa mengkonsumsi
produk halal itu penting. Mereka akan meyakini semua produk yang akan
dikonsumsi atau sebelum dibeli diteliti kehalalanya.
Perilaku konsumen seperti perilaku pada umumnya dipengaruhi oleh
aspek kultural, sosial , personal, dan karakteristik. Faktor kultural dianggap
paling besar pengaruhnya terhadap keinginan dan perilaku seseorang. Selain
faktor- faktor yang berpengaruh tadi, sensitifitas religiusitas juga merupakan
faktor pembentuk perilaku konsumen. Menurut Mukhtar, A dan Butt M,
religiusitas secara umum dan Islam khususnya, menjadi bagian integral dari
budaya dan mempengaruhi ketertarikan para peneliti untuk mengeksplorasi
peran religiusitas dalam keputusan pembelian.6
Dalam Islam, perilaku seorang konsumen harus mencerminkan hubungan
dirinya dengan Allah SWT. Menurut Rokeach dan Bank dalam penelitiannya
Sahlan sebagaimana dikutip oleh Atik Masruroh megartikan keberagamaan
atau religiusitas merupakan suatu sikap atau kesadaran yang muncul yang
didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama.
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada pada diri seseorang
untuk mendorongnya bertingkah laku sesuai kadar ketaatanya terhadap agama.
Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku
5
Megawati Simanjuntak, dan Muhammad Mardi Dewantara, 2014, The Effect of
Knowlwdge, Religiosity Value, and Attitude on Halal Reading Behavior of Undergraduate
Students. Asean Marketing Journal , Desember, Vol.VI. No.2. hlm 67.
6
M. Dharma Tuah Putra Nasution dan Yossie Rossanty, Hubungan antara Religiusitas dan
Pengambilan Keputusan Membeli Panganan Halal di Moderasi oleh Persepsi Konsumen atas
Resiko”, Jurnal Ilmiah Research Sains Vol.2 No.2 Juni 2016, hlm.8.
6
ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong
oleh kekuatan supranatural. Berdasarkan sikap tersebut maka manusia dalam
melakukan suatu aktivitas sesuai dengan ketetuan agama, sesuai dengan
perintah tuhannya dengan tujuan mendapat keridhoannya.7 Dwiyati, dkk
menghubungkan aspek religiusitas terhadap keputusan pembelian produk halal
dan
hasilnya dari kelima dimensi religiusitas yang paling berpengaruh
terhadap keputusan pembelian produk halal adalah dimensi konsekuensi.8
Disamping itu Bonne and Beryeaud dalam penelitiannya Assadollah
memperlihatkan bahwa agama merupakan salah satu motivasi terpenting
untuk mengkonsumsi makanan halal.9 Sementara Asadollah, dkk, menunjukan
bahwa religius mempunyai pengaruh positif terhadap sikap konsumen
terhadap produk dengan brand halal.10
Pada umumnya agama mengatur tentang apa yang yang diperbolehkan
dan apa yang dilarang untuk dilakukan, termasuk perilaku dalam berkonsumsi.
Agama dapat mempengaruhi perilaku konsumen khususnya pada keputusan
membeli. Konsumen pasti akan melaukan pembelian atas dasar norma- norma
7
Atik Masruroh, Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income Terhadap
Minat Menabung Mahasiswa Di Perbankan Syariah :Studi Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga,
Skripsi, (Salatiha: STAIN Salatiga), hlm 3.
8
Dwiwiyati Astogini, Wahyudin, dan Siti Zulaikha Wulandari, Aspek Religiusitas Dalam
Keputusan Pembelian Produk Halal : Studi tentang labelisasi halal pada produk makanan dan
minuman kemasan, Journal JEBA, Vol.13, No.1, Maret 2011, hal 3
9
Assadollah Kordnaeij, dkk, Studying Affecting Factors on Costumers Attitude Toward
Product With Halal Brand, International Reseach Journal Of Applied an Bassic Sciences . Vol 4.,
hlm. 3140.
10
Assadollah Kordnaeij, dkk, Studying Affecting Factors on Costumers Attitude Toward
Product With Halal Brand, International Reseach Journal Of Applied an Bassic Sciences . Vol 4,
hlm. 3142-3143.
7
yang telah ditetapkan dalam agamanya.
Pemahaman yang semakin baik
tentang agama semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi.
Selain religiusitas yang mempengaruhi perilaku konsumen, disisi lain
dalam aspek pemasaran, sebelum konsumen berada pada tahap keputusan
konsumen, konsumen akan berada pada proses pembelajaran. Pada proses
pembelajaran tersebut biasanya konsumen mempunyai kecenderungan untuk
memeriksa atau mencari informasi mengenai apa yang mereka beli. Proses
pembelajaran tersebut dapat berupa low involvement and pasif learning atau
high involvement and active learning. Pada low involvement konsumen
memutuskan membeli terlebih dahulu baru mengevaluasi apa yang mereka
beli. Sedangkan high involvement konsumen cenderung untuk mencari
informasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian.11
Apakah hal tersebut dapat terjadi pada konsumen muslim ketika mereka
memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk terutama terkait dengan
kehalalan maupun haramnya suatu produk yang akan mereka beli. Apakah
sebelum membeli kita mempunyai keterlibatan untuk memeriksa atau mencari
informasi terkait halal atau haramnya atau labelisasi halal barang yang kita
beli. Sebenarnya apa yang menjadi preferensi halal seorang konsumen muslim
ketika mereka memutuskan untuk membeli produk halal. Dalam melakukan
kegiatan konsumsi niat awal dan proses maupun tujuan kita berkonsumsi
haruslah tetap berada dalam jalur syar’i. Hal tersebut dikarenakan norma
Islam secara garis besar mengedepankan kehalalalan apa yang akan kita
11
Nugroho J. Setiaji, Perilaku Konsumen: Prespektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen , Ed. Revisi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), hlm. 127.
8
konsumsi. Ketentuan syar’i tersebut seharusnya menjadi tolak ukur utama
konsumen muslim untuk mengkonsumsi produk- produk makanan dan
minuman. Ketidak inginan masyarakat muslim untuk mengkonsumsi produkproduk haram akan meningkatkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses
pemilihan produk (high involvement ).12
Salehudin dan Lutfi, melakukan sebuah studi dengan menggunakan
Multigroup Structural Equation Modelling untuk melihat perbedaan antar
kategori produk dengan memperbandingkan model structural masing- masing
dengan salah satu variabel independenya adalah literasi halal dan halal
involvment sebagai variabel dependen dan hasil penelitiannya menunjukan
bahwa halal literasi (melek halal) atau tingkat pemahaman konsumen terhadap
hukum- halal haram dan kemampuan konsumen untuk membedakan antara
mana yang halal dan yang haram, memiliki pengaruh yang menarik terhadap
kecenderungan konsumen muslim dalam membeli produk halal. Semakin
tinggi tingkat halal literacy yang dimiliki akan menyebabkan semakin positif
sikap yang ia miliki terhadap sertifikasi halal dan selanjutnya meningkatkan
halal involvement dan halal purchase konsumen tersebut.13
Perilaku konsumen merupakan suatu yang menarik untuk dikaji.
Berkaitan dengan perilaku individu yang berbeda- beda, maka untuk
mempelajari dan menganalisa perilaku diperlukan adanya suatu model yang
12
Muchith A. Karim (Editor), Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan Dalam Mengonsumsi
Produk Halal, ( Jakarta : Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Diklat, dan
Kementrian Agama RI , 2013), hlm 4.
13
Imam Salehudin dan Mukhlis, Pemasaran Halal: Konsep, Implikasi dan Temuan di
Lapangan, in Ikatan Alumni FEUI (Ed.), Dulu mendengar sekarang bicara : kumpulan tulisan
ekonom muda FEUI ( pp.239-305), ( Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI).
9
dapat menggambarkan sebuah rancangan untuk membantu mengembangkan
teori yang mengarahkan penelitian perilaku konsumen dan sebagai bahan
dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang mengenai
perilaku konsumen dan faktor- faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk menguji
apakah religiusitas, halal literacy dan keterlibatan konsumen muslim untuk
memeriksa atau mencari informasi terkait kehalalan suatu produk (halal
involvement) berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk halal.
Tetapi, akan berbeda keadaanya jika konsumen memiliki keterlibatan yang
tinggi sebelum melakukan keputusan pembelian, dan ketika konsumen tidak
menemukan apa yang mereka cari konsumen bisa saja melakukan pembatalan
pembelian ataupun menunda pembelian, maka hal tersebut bisa memperlemah
hubungan beberapa variabel terhadap keputusan pembelian. Apakah
keterlibatan konsumen terbukti dapat menjadi variabel moderating, hal tersbut
masih perlu dibuktikan, maka dari itulah masih perlu dilakukan penelitian,
maka dari itu
judul penelitian ini adalah “Pengaruh
Halal Literacy,
Religiusitas, dan Halal Involvement Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Halal Pada Mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan Tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar uraian latar
belakang diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
10
1.
Apakah halal literacy berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian produk halal pada mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN
Pekalongan tahun 2016?
2.
Apakah religiusitas berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian produk halal pada mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN
Pekalongan tahun 2016?
3.
Apakah halal involvement berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk halal pada mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN
Pekalongan tahun 2016?
4.
Apakah secara simultan halal literacy, religiusitas dan halal
involvement berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk halal
pada mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan tahun 2016?
5.
Apakah halal literacy berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk halal dengan halal involvement sebagai variabel moderating
pada mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan tahun 2016.
6.
Apakah religiusitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk halal dengan halal involvement sebagai variabel moderating
pada mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan tahun 2016?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini berusaha untuk mengungkap faktor yang
menentukan keputusan pembelian konsumen. Adapun pembatasan
masalahnya sebagai berikut:
11
1.
Menganalisis pengaruh tingkat religiusitas seseorang dengan lima
dimensi menurut R. Stark dan Glock.
2.
Penelitian ini dibatasi dengan mengkaji konsumen muslim yang ada
pada perguruan tinggi, khususnya Program Studi Ekonomi Syariah
dan keputusan pembelian produk halalnya masih bersifat umum
yaitu pada produk makanan pabrikan dengan dukungan labelisasi
halal pada kemasannya seperti : makanan dan minuman dalam
kemasan, kosmetik dan obat- obatan dan makanan yang dijual di
pinggir jalan untuk konsumsi harian kita.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah halal literacy berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian produk halal pada mahasiswa ekonomi
syariah STAIN Pekalongan tahun 2016.
2. Untuk mengetahui apakah religiusitas
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian produk halal pada mahasiswa ekonomi
syariah STAIN Pekalongan tahun 2016.
3. Untuk mengetahui apakah halal involvement berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian produk halal pada mahasiswa ekonomi
syariah STAIN Pekalongan tahun 2016.
4. Untuk mengetahui apakah secara simultan halal literacy, religiusitas
dan halal involvement berpengaruh terhadap keputusan pembelian
12
produk halal pada mahasiswa ekonomi syariah STAIN Pekalongan
tahun 2016.
5. Untuk mengetahui apakah halal literacy berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk halal dengan halal involvement sebagai
variabel moderating pada mahasiswa ekonomi syariah STAIN
Pekalongan tahun 2016.
6. Untuk mengetahui apakah
religiusitas berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk halal dengan halal involvement sebagai
variabel moderating pada mahasiswa ekonomi syariah STAIN
Pekalongan tahun 2016.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan bermanfaat baik bagi penulis maupun pihakpihak lain yang berkepentingan, baik secara teoritis maupun praktis.
Manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara akademis sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
penulis khususnya berkaitan dengan perilaku konsumen baik
secara teori dan bagaimana relevansinya, fenomena- fenomena
dalam dunia marketing yang berkaitan dengan topik sikap
konsumen muslim terhadap produk halal.
b. Memberikan bukti empiris kebenaran teori maupun pendapat
para ahli tentang perilaku konsumen berkaitan dengan faktor-
13
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, yang pada
penelitian ini dikaitkan dengan pengetahuan konsep halal dan
lebelisasi halal, keterlibatan konsumen, dan religiusitas.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi produsen, produk halal sebagai upaya peningkatan mutu,
merupakan suatu hal yang penting. Untuk itu agar mengetahui
betapa
pentingnya
mendapatkan
sertifikasi
halal
untuk
produknya.
b. Bagi konsumen dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
bagaimana bentuk konsumsi yang kita lakukan.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
:
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, pembatasan
masalah tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.
Bab II Kerangka Teori
:
Berisi tentang landasan teori, tinjauan pustaka, hipotesis dan
kerangka berfikir. Adapun landasan teori
terdiri dari teori perilaku
konsumen dalam prespektif Islam, konsep dasar keputusan pembelian
produk halal, teori tentang konsep dasar keterlibatan (involvement), teori
mengenai konsep dasar halal literacy, dan teori tentang konsep dasar
religiusitas.
14
Bab III Metode Penelitian:
Berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, variabel penelitian,
populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian
dan teknik pengumpulan data, serta metode analisis data.
Bab IVAnalisis Data dan Pembahasan
Berisi tentang deskripsi data
:
profil Program Studi Ekonomi
Syariah, analisis tingkat halal literacy, religiusitas, dan halal involvement
mahasiswa, dan analisis regresi berganda menggunakan Moderated
Regression Analysis (MRA) serta pembahasan.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
:
Download