Tugas Akhir - Digital Library UWP

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan memiliki tanah yang
subur. Sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani.
Salah satu hasil pertanian adalah jagung. Pada era saat ini, jagung tidak hanya
diolah menjadi nasi jagung saja. Melainkan, jagung juga diolah menjadi makanan
emping jagung yang dalam hal ini merupakan salah satu makanan favorit
penduduk Indonesia.
Namun pada kenyataannya, pengolahan emping jagung pada saat ini
masih kurang maksimal dikarenakan mesin yang digunakan untuk pengolahan
pembuatan emping jagung masih sangat sederhana. Selain itu, mesin yang
digunakan saat ini dalam pengolahan emping jagung masih mempunyai
kekurangan. Maka dari itu dalam perancangan mesin penggiling emping jagung
ini, akan merancang kembali mesin penggiling emping jagung dengan desain
yang lebih simpel dan higienis. Perbedaan mesin penggiling emping jagung ini
terletak pada jarak celah roll yang bisa disetel dan penggunaan motor listrik
sebagai penggeraknya.
1
1.2 Perumusan Masalah
Dalam pengerjaan mesin ini terdapat poin yang saya analisa dalam
perancangan mesin ini, antra lain :
a) Bagaimana menghitung daya yang dibutuhkan oleh motor guna dapat
memproduksi emping jagung ± 100 Kg/jam.
b) Berapakah kerugian saluran dalam rangkaian kelistrikan mesin penggiling
emping jagung ini.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Perlu diberikan beberapa batasan dan asumsi penelitian dengan tujuan
adanya batas lingkup penelitian dan penyederhanaan atau simplifikasi dari
kondisi real yang akan dijadikan acuan penelitian. Adapun batasan permasalahan
dari sistem yang dirancang ini adalah :
a) Perhitungan daya yang dibutuhkan motor guna dapat memproduksi
emping jagung ± 100 Kg/jam.
b) Perhitungan kerugian saluran dalam rangkaian kelistrikan mesin
penggiling emping jagung ini.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari perancangan mesin penggiling emping jagung ini adalah agar
kami dapat mengetahui daya yang dibutuhkan oleh motor mesin penggiling
emping jagung beserta penggunaan puli yang sesuai dengan kapasitas produksi
yang diharapkan dengan kerugian saluran yang ditimbulkan oleh rangkaian
kelistrikan dari mesin penggiling emping jagung tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam analisa perhitungan daya motor mesin penggiling emping jagung
dengan kapasitas ± 100 Kg/jam manfaat yang akan diperoleh yaitu, adanya ilmu
pengetahuan tantang perencanaan perancangan mesin penggiling emping
jagung yang membahas secara khusus dan pasti tentang daya yang dibutuhkan
oleh motor mesin penggiling emping jagung tentunya dengan kapasitas produksi
yang diinginkan sehingga dapat ditentukan spesifikasi motor yang akan dipakai
dalam mesin tersebut, serta ilmu pengetahuan tentang kerugian saluran pada
rangkaian kelistrikan pada rancangan mesin tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan Tugas Akhir terdapat penjelasan bab-bab
yang akan dibahas, antara lain :
3
a) BAB I : Pendahuluan. Latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
b) BAB II : Tinjauan Pustaka. Emping jagung, penggilingan ( pemipihan ),
bagian – bagian mesin, motor, bantalan, puli, poros, v- belt, mcb, saklar,
pasak, logam non korosif, baut dan mur.
c) BAB III : Metodologi Penelitian. Konsep pembahasan, penentuan misi,
flow chart, pemilihan jenis bahan dan material, analisa daya motor, kerja,
energi, daya mekanis, daya listrik, kerja listrik dan energi, kerugian
saluran, perbandinga puli, gambar teknik.
d) BAB IV : Pengumpulan , Pengolahan, dan Analisa Data. Perhitungan daya
motor, putaran roll penggiling, beban motor, analisa penggunaan puli,
Kerugian saluran.
e) BAB V : Kesimpulan Dan Saran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Emping Jagung
Emping adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dengan cara
menghancurkan bahan baku (biasanya terbuat dari biji melinjo) hingga halus
kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Di Malang banyak berkembang
agroindustri dengan jenis olahan dan skala usaha yang beragam, sehingga
Malang merupakan tempat tumbuhnya berbagai macam bentuk agroindustri
yang salah satunya agroindustri emping jagung yang ada di Kota Malang yang
letaknya di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Belimbing, Kotamadya malang.
Agroindustri ini mengolah bahan baku jagung menjadi emping jagung.
(Oktoviantini Hadi, V. 2010)
Emping sebenarnya dapat pula dibuat dari berbagai bahan, asalkan
bahannya mengandung cukup pati. Ada emping dibuat dari bulir jagung (oleh
pengrajin di daerah di Yogyakarta) serta emping yang terbuat dari umbi teki.
Emping juga disertakan dalam penyajian bubur, gado-gado, ketoprak, dan lain
sebagainya. Sebagai makanan ringan yang berdiri sendiri emping juga dijual
dalam bentuk emping balado.
5
2.2
Penggilingan (Pemipihan)
Penggilingan adalah proses pemipihan biji-biji jagung yang telah diolah
untuk mendapatkan jagung dalam bentuk yang pipih. Selanjutnya diolah
sehingga menjadi camilan emping jagung. Biasanya, Penggilingan tradisional
dilakukan dengan cara menumbuk jagung menggunakan alat penumbuk yang
disebut lumpang dan alu. Penggilingan oleh industri atau pabrik menggunakan
mesin giling. (Situmorang, 2011)
Dalam perancangan mesin ini, Penggilingan adalah proses pemipihan
biji-biji jagung yang telah diolah untuk mendapatkan jagung dalam bentuk yang
pipih. Selanjutnya diolah sehingga menjadi camilan emping jagung. Penggilingan
disini menggunakan roll penggiling dengan bahan stainless steel.
2.3 Bagian Bagian Mesin
Dalam perancangan mesin ini kami membuat rancangan demi
rancangan dan akhirnya pembuatan mesin ini memiliki bagian - bagian mesin,
antara lain :
2.3.1 Motor
Motor adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis. Konstruksi motor DC sangat mirip dengan geneator DC. Kenytaannya,
mesin yang bekerja baik sebagai generator akan bekerja baik pula sebagai motor
6
. (Lister, 1993) Motor yang dipakai dalam mesin ini mempunyai spesifikasi,
antara lain :
Type YL8014
voltage
: 220 Volt
Putaran
: 1400 RPM
Daya
: 3/4 HP
Gambar 2.1 Motor brustel
2.3.2 Bantalan
Gambar 2.2 Bantalan
Bantalan adalah Elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan
poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jadi, bantalan dalam
permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung. (Sularso
dan Suga, 2004)
7
Bantalan dapat diklasifikasikan atas dasar gerakan bantalan terhadap
poros, yaitu :
a.
Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dan
bantalan karena permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas.
b. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
2.3.3 Puli
puli adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan suatu daya.
Cara kerja puli sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan,
mengirimkan gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan
pada kendaraan.Fungsi dari puli sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis
ke AC, alternator, power steering, dll. Puli sabuk dibuat dari besi cor atau dari
baja. Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan
puli dari paduan alumunium. Puli sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan
sabuk yang tinggi diatas 35 m/det. (Stolk dan kros, 1994)
2.3.4 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
8
Peranan utama dalam transmisi seperti ini dipegang oleh poros. (Sularso dan
Suga, 1994)
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut.
a. Poros transmisi : Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau
puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.
b. Spindle : Poros transmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gardar : Poros seperti ini dipasang di antara roda-roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar, disebut gardar. Gardar ini hanya mendapat beban lentur,
kecuali jika degerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami
beban puntir juga.
2.3.5 V-Belt
V-belt digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke
poros yang lain melalui pulley yang berputar dengan kecepatan yang sama atau
9
berbeda. Sabuk (belt) merupakan alat transmisi daya dan putaran pada poros
yang berjauhan. Cara transmisi ini disebut tak langsung.
Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puli yang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami
lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. (Sularso dan
suga, 1994)
2.3.6 Mcb
Adalah alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman aliran arus listrik
yang memiliki nilai tersendiri.
Gambar 2.3 Mcb
MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh
aliran listrik lebih dengan menggunakan electromagnet/bimetal. Cara kerja dari
MCB ini adalah memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus
yang mengalir untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan
satuan Ampere (A), Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A,
25A, 32A dll. (Instalasi Listrik Dasar, 2004)
10
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan
kapasitas dari MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).
Contoh :
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :
6A x 220v = 1.200 Watt
Beberapa kegunaan MCB :
1. Membatasi Penggunaan Listrik
2. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
3. Mengamankan Instalasi Listrik
4. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik
2.3.7 Pasak
Pasak adalah suatu elemen yang dipakai untuk menetapkan bagianbagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dll. Pada poros. Momen
diteruskan dari poros ke naf atau naf ke poros. (Sularso dan Suga, 2004)
2.3.8 Logam Non korosif
Mesin ini adalah mesin yang langsung bersentuhan dengan makanan
dan berupa hasil akhir minuman yang dapat langsung kita nikmati, untuk itu
dalam pembuatan mesin ini kami menggunakan logam non korosif agar tidak
terjadi kontaminasi pada produk, logam yang di guanakan yaitu stainless steel.
11
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah Baja
paduan dengan kadar Ni dan Cr yang tinggi, dengan sifat istimewa yaitu tahan
terhadap korosi dan temperatur yang tinggi. Sifat tahan korosinya didapat dari
lapisan Chromium Oksida yang sangat stabil yang melekat pada permukaan dan
melindungi baja terhadap lingkungan yang korosif. Pada beberapa jenis baja
tahan karat juga terjadi lapisan Nickel Oksida yang juga bersifat melindungi dari
media yang korosif. Efek perlindungan Chromium Oksida ini tidak efektif pada
baja paduan dengan kadar Chromium rendah, efek ini mulai tampak nyata pada
Chromium lebih dari 10%. (Suherman, Wahid, Ir. 1999)
Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi
berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air
bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja
cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena
lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih
tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya
tanpa bantuan instrumen modern.
Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak
dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk
lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan
berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal
12
sebagai ‘karat’. Stainless steel, dapat bertahan ‘stainless’ atau ‘tidak bernoda’
justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.
2.3.9 Baut dan Mur
Baut dan Mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk
mencegah kecelakaan, atau kerusakanpada mesin, pemilihan baut dan mur
sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan saksama untuk mendapatkan
ukuran yang sesuai. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor
harus diperhatikan seperti gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian. (Sularso dan Suga, 2004)
13
BAB III
METODOGI PENELITIAN
Metodologi penelitan yang kami gunakan berupa metode obyektif, yaitu
kami melakukan penelitian dari contoh-contoh mesin yang ada dipasaran dan
data data yang kami kumpulkan kemudian kami modifikasi dengan proses yang
ingin kami kerjakan.
3.1 Konsep Pembahasan
Mengulas kembali pembahasan kami dalam bab I tentang konsep awal
kami yaitu, bagaimana menghitung daya yang dibutuhkan oleh motor guna
dapat memproduksi emping jagung ± 100 Kg/jam serta menghitung kerugian
saluran yang terjadi dalam rangkaian kelistrikan mesin penggiling emping jagung
tersebut.
3.2 Penentuan Misi
Dalam rangka pembuatan tugas akhir ini kami menentukan misi dari
awal, yaitu penyempurnaan perancangan mesin penggiling emping jagung
dengan desain yang lebih simpel dan higienis. Perbedaan mesin penggiling
emping jagung ini terletak pada jarak celah roll yang bisa disetel dan penggunaan
motor listrik sebagai penggeraknya.
14
3.3 Flow Chart
A
Start
Menentukan posisi
Menentukan konsep
setiap komponen
pembahasan
Menentukan desain
roll penggiling
Penyusunan misi mesin
Pengamatan kebutuhan
Menghitung putaran roll
masyarakat
sesuai rate produksi
Menentukan desain
Perhitungan beban putaran mesin
Apakah desain bisa
Analisa daya motor
diterapkan
dan kerugian saluran
Mencari bahan & material
Sketsa mesin
yang sesuai
Finish
A
15
Berdasarkan gambar Flow Chart sebelumnya, dapat dijelaskan bahwa
dalam penelitian Tugas Akhir terdapat tahap-tahap yang dilakukan guna hasil
yang didapatkan dalam pembuatan mesin ini tepat sasaran dan sesuai yang
diharapkan. Antara lain :
 Menentukan konsep pembahasan
Konsep pembahasan dilakukan guna menentukan tujuan awal dalam
perancangan mesin yang akan dibuat. Sehingga dalam pembuatan mesin
tersebut mempunyai tujuan yang jelas.
 Penyusunan misi mesin
Setelah mempunyai konsep mesin yang akan dibuat, maka dalam tahap
selanjutnya menyusun misi mesin yang akan dibuat sehingga mempunyai nilai
tambah dari mesin yang sudah ada.
 Pengamatan kebutuhan masyarakat
Pengambilan data-data penunjang dalam pembuatan mesin sesuai kebutuhan
masyarakat, akan sangat bermanfaat guna terciptanya mesin teknologi terbaru
yang mengedepankan kebutuhan masyarakat.
 Menentukan desain mesin
Desain mesin yang dimaksud adalah menentukan desain mesin sesuai dengan
konsep awal mesin dengan kebutuhan masyarakat yang disatukan.
16
 Apakah desain bisa diterapkan
Merupakan suatu motifasi sekaligus tantangan yang timbul dari diri sendiri guna
dapat menciptakan karya mesin terbaru dengan desain karya sendiri.
 Mencari bahan dan material yang sesuai
Dalam tahap ini, pemilihan bahan dan material sangat penting guna terciptanya
mesin yang sempurna.
 Menentukan posisi setiap komponen
Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin perlu
diperhitungkan sehingga dimensi mesin tidak terlalu besar serta tarciptanya
mesin yang efektif dan efisien
 Menentukan desain roll penggiling
Roll penggiling merupakan komponen yang paling penting dalam mesin ini,
sehingga perlu adanya perlakuan khusus mengenai jenis dan bahan materialnya.
 Menghitung putaran roll sesuai rate produksi
Tahap ini sangat penting. Karena putaran yang dihasilkan motor akan diubah
sesuai kebutuhan rate produksi yang akan diinginkan.
17
 Perhitungan beban putaran mesin
Setelah diketahui putaran roll sesuai rate produksi, maka dapat diketahui beban
putaran mesin yang akan diputar oleh motor sehingga dapat diketahui kapasitas
motor yang akan digunakan dalam masin tersebut.
 Analisa daya motor dan kerugian saluran
Dalam tahap ini dilakukan perhitungan daya motor yang akan digunakan sesuai
beban yang didapat serta kerugian saluran dari kelistrikan mesin tersebut.
 Sketsa mesin
Menggambar desain yang sudah ada sehingga dalam pengerjaan sangat jelas
hasil akhir yang akan dibuat.
3.4 Pemilihan Jenis Bahan dan Material
Dalam bab sebelumnya telah di jelaskan tentang penggunaan logam non
corrosive atau tidak berkarat yang kami gunakan dalam mesin kami, berikut
spesifikasi stainless yang kami ketahui :

Stainless steel jenis feritic
Penggunaan khususnya pada aplikasi korosi atmosfer, temperature tinggi,
dan sebagai dekoratif. Tipe yang umum adalah 405, 439, 430F, dan 446

Stainless steel jenis martensitic
18
Penggunaan khusus pada aplikasi komponen struktur, peralatan cutting
tools. Tipe yang umum adalah 403, 410,414, 416, 420, 431, 440B, 440

Stainless steel jenis C PH
Penggunaan khusus pada aplikasi struktur, spring.Tipe yang umum adalah
17.4, 1.55, 13.8, 17.7, 15.7

Stainless steel jenis Austenitic
Penggunaan khusus untuk ketahanan kimia dan perpipaan tangki, Tipe
yang umum adalah 201, 202, 301, 302, 303, 304, 305, 308, 309, 310, 314,
316, 317, 321, 347, 304L, 316L, 304N.
Baja tahan karat austenetik ( Stainless steel austenetic ) banyak
digunakan pada beberapa peralatan industri antara lain : peralatan-peralatan
makan, heat exchanger, combustion chamber serta peralatan proses kimia dan
bagian furnace. (Kurnia adi, Witantra, 2006)
Maka dari itu, dalam penerapannya kami memilih menggunakan tipe
316, karena tipe ini cocok untuk bahan pangan dan memiliki ketahanan paling
kuat pada korosi.
3.5 Analisa Daya Motor
Dalam perancangan mesin penggiling emping jagung ini, titik berat
analisa yang saya lakukan dalam Tugas Akhir ini yaitu tentang analisa daya motor
19
yang meliputi pengertian kerja, energi, daya mekanis, daya listrik, kerja listrik dan
energi. Selain itu terdapat pula analisa kerugian saluran dalam rangkaian
kelistrikan mesin penggiling emping jagung ini. (Lister, 1993)
3.5.1
Kerja
Kerja dilakukan jika gaya menatasi tahanan/hambatan. Dari segi
mekanis, kerja diukur dengan perkalian gaya dan jarak yang ditempuh. Jka gaya 1
pon bekerja melalui jarak 1 kaki, berarti dilakukan kerja sebesar 1 pon – kaki (
foot – pound ). Jika diperlukan gaya 10 pon untuk mengangkat benda 6 kaki,
kerjanya adalah 10 x 6 atau 60 ft-lb ( pon-kaki ) jadi,
Kerja = gaya x jarak
Dalam satuan SI, satuan kerja adalah joule ( J ), yang didefinisikan
sebagai kerja yang dilakukan jika gaya 1 newton dikerakan melalui jarak 1 meter.
Sebagai contoh, jika gaya 20 N dikerahkan untuk memindahkan benda 30 meter,
kerja yang dilakukan adalah 20 x 30 atau 600 J. Satuan joule = 0,737 pon – kaki.
(Lister, 1993)
3.5.2 Energi
Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Energi dapat berada dalam
berbagai bentuk : mekanis, listrik, kimia, kalor, dan cahaya. Bentuknya dapat
diubah. Sebagai contoh, generator listrik mengubah energi energi mekanis
20
menjadi energi listrik ; aki mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Jika batu
bara dibakar energi kimia diubah menjadi energi kalor dan seterusnya sesuai
dengan prinsip tentang konservasi energi, energi dapat diubah tetapi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan. Generator listrik tidak menciptakan energi
listrik, ia semata –mata mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi
yang diberikan pada lampu listrik juga bukan dimusnahkan melainkan semata–
mata diubah m enjadi energi cahaya atau energi kalor. (Lister, 1993)
3.5.3
Daya Mekanis
Sesuai dengan definisi kerja, jika muatan 3000 pon diangkat ke
ketinggian 40 kaki, diperlukan kerja 3000 x 40 atau 120 pon-kaki. Disini tidak
dikatakan mengenai waktu yang diperlukan untuk mengankat muatan, tetapi
hanya diperlukan kerja 120 pon-kaki.
Sebuah motor yang menggerakkan kerekan muatan memerlukan 2
menit untuk menaikkan beban, sedangkan motor kedua dapat melakukan hal
yang sama dalam ½ menit. Kerja yang dilakukan motor kedua empat kali lebih
cepat dari motor pertama atau dikatakan bahwa motor kedua menghasilkan
daya ( power ) empat kali motor pertama. Maka, daya adalah laju melakukan
kerja atau
Daya = kerja / waktu
21
Sama halnya dala satuan SI, jika kerja dilakukan pada laju 1 joule /
sekon, dayanya adalah 1 watt ( W ) yang merupakan satuan SI untuk daya
mekanis maupun listrik. (Lister,1993)
Perbedaan antara kerja, energi dan daya adalah penting. Kerja adalah
yang mengatasi tahanan. Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Daya
adalah laju melakukan kerja atau laju pengeluaran energi. (Lister, 1993)
Satuan mekanis yang biasa digunakan untuk energi, kerja, dan daya
disimpulkan sebagai berikut :
Satuan USCS untuk kerja atau energi = pon-kaki ( ft-lb )
Satuan SI untuk kerja atau energi = joule ( J )
1 joule = 0,737 pon-kaki
Satuan USCS untuk daya = daya kuda = horsepower ( hp )
Satuan SI untuk daya = watt ( W )
1 daya kuda = 746 watt.
Perhitungan daya dengan beban dan putaran dapat diketahui dengan
mengabaikan gesekan antar sumbu dan transmisi.
 Kecepatan sudut beban
: w = putaran x radian / 60
Dimana : 1 putaran = 2 π ( 2 x 3.14 )
22
 Momen inersia
: I = 0.5 x m x r²
Dimana : I = momen inersia ( Kg.m² )
m = Beban ( Kg )
r = jari-jari ( m )
 Energi kinetik
: E = 0.5 x I x w²
Dimana : E = energi kinetik ( joule ) atau daya motor minimum ( watt )
3.5.4
Daya Listrik
Satuan daya listrik dalam USCS dalam sistem metrik adalah watt. Dalam
satuan SI, satu watt didefinisikan sebagain sesuatu yang sama dengan kerja yang
dilakukan pada laju satu joule setiap sekon. Watt juga didefinisikan sebagai
energi yang dikeluarkan atau kerja yang dilakukan setiap sekon oleh arus 1 A
yang tidak berubah yang mengalir pada tegangan 1 volt, atau
P = IV
Dimana
P = daya, watt
I = arus, ampere
V = tegangan, volt
Kenyataan bahwa watt adalah satuan daya atau satuan laju melakukan
kerja tidak daat terlalu ditekankan. Perlu diingat bahwa arus dalam ampere
adalah laju aliran listrik atau sama dengan jumlah coulomb setiap sekon. Oleh
sebab itu, rumus daya dapat ditulis sebagai berikut :
23
Daya dalam watt = coulomb / sekon x volt
Dalam perkataan lain, watt adalah ukuran laju muatan listrik bergerak melalui
suatu perbedaan potensial.
Dari hukum Ohm V = IR, harga V ini dapat disubstitusikan kedalam
persamaan P = IV sehingga diperoleh rumus daya lainnya yang bermanfaat :
P = IV = I x IR
P = I² R
Rumus daya ketiga dapat diturunkan dari kenyataan bahwa I = V / R oleh
hukum Ohm. Substitusikan kedalam persamaan P = IV
P = IV = V x V / R
P = V² / R
Oleh karena watt adalah satuan yang kecil, kerapkali digunakan satuan
yang lebih besar yaitu kilowatt ( kW ). Satu kilowatt = 1000 watt. Perhitungan
yang berkaitan dengan mesin listrik kerapkali melibatkan satuan daya listrik (
watt ) dan satuan mekanis (horsepower). Satu horsepower ( daya kuda ) = 746
watt. Maka untuk mengubah daya dalam watt menjadi daya dalam daya kuda,
perlu membagi jumlah watt dengan 746. (Lister, 1993)
3.5.5
Kerja Listrik dan Energi
Daya adalah ukuran kecepatan kerja dilakukan atau kecepatan energi
dikeluarkan, sehingga :
Daya = Kerja atau Energi / Waktu
24
Maka energi yang digunakan oleh alat listrik adalah laju penggunaan
energi ( daya ) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan. Bila daya
diukur dalam watt dan waktu dalam jam, maka
Daya x Waktu = Energi
Watt x Jam = Wattjam
Wattjam ( watthour = Wh ) merupkan energi yang dikeluarkan jika 1 watt
digunakan selama 1 jam.
Wattjam relatif merupakan satuan yang kecil, kilowattjam digunakan
lebih luas dalam pengukuran komersial. 1 kilowattjam = 1000 wattjam. Jika daya
diukur dalam watt dan waktu dalam sekon maka
Daya x Waktu = Energi
Watt x Sekon = Watt/sekon
Watt-sekon disebut joule, yang merupakan satuan SI ntuk energi listrik maupun
mekanis. Karena 1 jam adalah 3600 sekon dan 1 kW adalah 1000 watt, maka 1
kWh = 3.600.000 joule atau 3,6 megajoule ( 3,6 MJ ).
Daya adalah laju pengeluaran energi sama halnya dengan kepesatan
adalah laju dari gerak. Jika kepesatan rata-rata mobil dalam sewaktu-waktu
tertentu diketahui, maka jarak yang ditempuh adalah kepesatan rata-rata
dikalikan dengan waktu tempuh. Sama halnya, jika daya rata-rata yang diperluan
25
oleh motor listrik dalam waktu tertentu diketahui, maka energi yang digunakan
motor adalah daya rata-rata dikalikan dengan waktu yang digunakan motor.
Daya adalah laju dari pengeluaran energi atau kerja yang dilakukan, sama halnya
dengan kecepatan adalah laju dari gerak. (Lister, 1993)
Satuan listrik yang umum digunakan untuk energi, kerja dan daya
disimpulkan sebagai berikut :
Satuan USCS untuk kerja atau energi = wattjamm ( Wh )
Satuan SI untuk kerja atau energi = joule ( J )
1 wattjam = 3600 joule
1 kilowattjam = 3,6 megajoule ( MJ )
Satuan USCS untuk daya = watt ( W)
Satuan SI untuk daya = watt ( W ).
3.6
Kerugian Saluran
Ketika arus mengalir melalui tahanan, tahanan tersebut menjadi panas
atau dikatakan bahwa energi listrik diubah kedalam energi kalor. Laju perubahan
energi listrik menjadi panas disebut daya dan cara yang biasa untuk menentukan
daya ini adalah dengan rumus P = I² R. Dengan perkataan lain, laju pengeluaran
energi dalam tahanan adalah sebanding dengan kuadrat arus.
26
Oleh karena konduktor dari rangkaian transmisi atau distribusi mempunyai
tahanan, konduktor menjadi panas ketika arus melaluinya. Karena kalor ini hilang
ke udara sekeliling, ini disebut kerugian saluran. Kerugian daya ini sebanding
dengan kuadrat arus sekecil mungkin agar kerugian dayanya sedikit. Karena daya
yang dicatukan ke beban merupakan perkalian arus dan tegangan, maka arus
yang diperlukan untuk mengirimkan sejumlah daya tertentu dapat diperkecil
dengan menggunakan tegangan yang lebih tinggi ; sehingga makin tinggi
tegangan, makin kecil arus untuk sejumlah daya tertentu. (Lister, 1993)
Berikut ini merupakan rumus untuk mencari besarnya tahanan pada kabel,
R
. L
A
R = Tahanan dalam ohm
 . mm 2
 = Tahanan jenis
m
L = Panjang penghantar dalam m
A = Luas penampang dalam mm2
Keterangan :
Tahanan jenis suatu penghantar ditentukan pada panjang 1 m, penampang 1
mm2 dan pada temperatur 200 C.
27
Tahanan jenis pada 200 C
Bahan penghantar
(  
Perak
0,0164
Tembaga
0,0178
Campuran aluminium
0,03
Wolfram
0,0550
Nikel
0,0780
Besi, baja
0,12 – 0,16
Konstantan
0,10
 . mm2
)
m
Tabel 3.1 Tahanan jenis
3.7
Perbandingan Puli
Diameter efektif untuk puli kecil ( puli penggerak ) dan puli besar (puli
yang digerakkan) berturut turut disimbolkan dengan D1 dan D2. Selama
beroperasi, sabuk-V membelit kedua puli dan bergerak dengan kecepatan
tertentu. Dengan mengasumsikan tidak terjadi slip ataupun mulur pada sabuk
maka. (Sonawan, heri, Ir. 2010)
28
Gambar 3.2 Putaran puli
v = D1 x n1 = D2 x n2
Dimana ,
v = kecepatan (m/s)
D1 = diameter puli penggerak
n1 = putaran puli penggerak
D2 = diameter puli yang digerakkan
n2 = putaran puli yang digerakkan
29
3.8
Gambar Teknik
berikut adalah gambar sketsa dan 3D dari mesin penggiling emping
jagung.
Gambar 3.3 Sketsa mesin penggiling emping jagung
30
Gambar 3.4 Mesin penggiling emping jagung
 Dari gambar 3.3
Dapat dijelaskan yaitu gambar sketsa rancangan mesin penggiling emping
jagung dengan 3 sudut pandang yaitu pandangan samping, pandangan
depan, dan pandangan atas. Dari gambar ini dapat dilihat koponen
komponen utama yang digunakan dalam mesin ini antara lain : roll
penggiling, corong masuk, corong keluar, motor, puli, v-belt, serta kerangka
mesin.
 Dari gambar 3.4
Dapat dijelaskan yaitu gambar 3 dimensi mesin penggolong emping jagung
dengan sudut pandang hampir sama dengan keadaan mesin yang
31
sesungguhnya. Dari gambar ini dapat dilihat lebih jelas komponen-komponen
mesin yang tidak bias dilihat dari gambar sketsa. Seperti : baut djuster
(penyetel roll penggiling), baut pengikat body mesin serta penyangga motor.
 Cara kerja mesin.
Cara kerja mesin sangatlah sederhana, yaitu :
a) Biji jagung yang sudah diolah ditempatkan pada wadah saluran masuk
(corong masuk)
b) Tombol power ditekan, maka motor akan berputar sehingga secara
otomatis akan memutar roll penggiling, dan proses ini di sebut
penggilingan.
c) Biji jagung akan tertarik secara otomatis karena gerutan yang telah dibuat
pada masing-masing roll. Maka biji jagung yang telah pipih akan keluar
melalui saluran keluar ( chute outlet ).
d) Jika baut djuster yang ada pada body mesin diputar berlawanan jarum
jam maka celah roll akan semakin lebar dan sebaliknya, dan proses ini
disebut adjustment ( penyetelan ).
32
BAB IV
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1 Perhitungan Daya Motor
Dalam penelitian ini, motor listrik mempunyai peranan yang sangat vital
dalam proses produksi. Sehingga perlu adanya suatu perhitungan yang sangat
detail menyangkut beban daya yang akan diterima oleh motor pada saat proses
produksi berlangsung. Dengan demikian, dapat ditentukan pula kapasitas motor
yang akan dipakai pada mesin penggiling emping jagung. Dalam perhitungan
daya motor ini terdapat point-point yang perlu didapatkan terlebih dahulu.
Misalnya, penggunaan diameter puli motor dan diameter puli roll penggiling,
perhitungan putaran roll penggiling sehingga dapat memproduksi emping jagung
sesuai yang diinginkan.
4.1.1
Putaran roll penggiling
Untuk mengetahui putaran kedua roll penggiling pada mesin ini, dapat
diketahui dengan melakukan perhitungan pada puli penggerak dengan puli yang
digerakkan. Hal itu dikarenakan, putaran salah satu roll penggiling pada mesin ini
terhubung pada puli yang digerakkan oleh puli motor. Sedangkan untuk roll
penggiling yang satunya bergerak mengikuti putaran roll yang pertama melalui
gear yang dipasang pada kedua porosnya.
33
Gambar 4.1 Sketsa sistem transmisi pada mesin penggiling emping jagung
Keterangan gambar :
 1 : Motor listrik
 2 : Puli penggerak
 3 : V-belt
 4 : Puli yang digerakkan
 5 : Gear poros ke 1
 6 : Gear poros ke 2
 7 : Roll penggiling ke 1
 8 : Roll penggiling ke 2
Untuk mengetahui putaran roll penggiling, maka dapat dihitung melalui
putaran puli yang digerakkan dengan cara sebagai berikut :
34
Gambar 4.2 Puli yang digerakkan
Putaran puli penggerak (V1) = 1400 rpm ( sesuai putaran motor)
Diameter puli penggerak (D1) = 76.2 mm
Diameter puli yang digerakkan (D2) = 114.3 mm
Putaran puli yang digerakkan (V2)….?
Maka dengan persamaan berikut akan dapat diketahui putaran roll penggiling,
D1 x V1 = D2 x V2
Sehingga dapat disimpulkan,
V2 = D1 X V1 / D2
V2 = 76.2 X 1400 / 114.3
V2 = 933.3 rpm
jadi putaran roll penggiling adalah 933.3 rpm.
35
4.1.2
Beban Motor
Dalam pembahasan penelitian ini, kami menganalisa bagaimana
menghitung daya yang dibutuhkan guna dapat memproduksi emping jagung ±
100 Kg/jam. Sehingga dapat menentukan kapasitas motor yang akan dipakai
dalam pengoprasian mesin ini. Telah dibahas dalam bab 3 sebelumnya bahwa
dalam satuan daya mekanis,
Satuan USCS untuk daya = daya kuda = horsepower ( hp )
Satuan SI untuk daya = watt ( W )
1 daya kuda = 746 watt
Untuk dapat mengetahui daya yang dibutuhkan dalam memproduksi 100
kg/jam emping jagung, kami melakukan percobaan pada mesin yang telah
dirancang dengan menggunakan motor dengan daya ¾ Hp. Sehingga apabila
menggunakan persamaan diatas untuk untuk mengetahui daya dalam satuan
watt dari motor tersebut yaitu,
1 Hp = 746 watt,
Maka ¾ Hp = 559.5 watt
Dengan demikian kami dapat menghitung beban maksimal yang dapat
diterima oleh motor dengan putaran yang telah diketahui oleh roll penggiling
melalui putaran perbandingan puli. Sehingga persamaan yang dapat kami
36
gunakan dari bab 3 tentang daya mekanis untuk mengetahui perhitungan daya
dengan beban dan putaran dapat diketahui dengan mengabaikan gesekan antar
sumbu dan transmisi.
 Kecepatan sudut beban
: w = putaran x radian / 60
Dimana : 1 putaran = 2 π ( 2 x 3.14 )
 Momen inersia
: I = 0.5 x m x r²
Dimana : I = momen inersia ( Kg.m² )
m = Beban ( Kg )
r = jari-jari ( m )
 Energi kinetik
: E = 0.5 x I x w²
Dimana : E = energi kinetik ( joule ) atau daya motor minimum ( watt )
Berikut ini merupakan perhitungan analisa beban maksimal dari motor
yang digunakan. Dengan spesifikasi mesin penggiling emping jagung sebagai
berikut :

V1 = 1400 rpm (Putaran puli penggerak)

D1 = 76.2 mm (Diameter puli penggerak)

D2 = 114.3 mm (Diameter puli yang digerakkan)

V2 = 933.3 rpm (Putaran puli yang digerakkan)

E = 559.5 watt (daya motor dari ¾ hp)
37

r = D2 / 2 >> 114.3 mm / 2 = 57.15 mm = 0.057 m
Maka,
 Kecepatan sudut beban
: w = putaran x radian / 60
w = 933.3 x 2 x 3.14 / 60
= 97.7 radian / detik
 Momen inersia
: I = 0.5 x m x r²
I = 0.5 x m x 0.057²
I = 0.0015 x m
 Energi kinetik
: E = 0.5 x I x w²
559.5 = 0.5 x 0.0015 x m x 97.7²
559.5 = 4772.65 x 0.0015 x m
559.5 / 4772.65 = 0.0015 x m
0.117 = 0.0015 x m
m = 0.117 / 0.0015
m = 78.2 Kg
Sehingga dari perhitungan di atas dapat disimpulkan beban maksimal
yang dapat diproduksi oleh mesin penggiling emping jagung dengan kapasitas
38
motor ¾ hp, dengan ketentuan transmisi yang telah ditentukan yaitu 78.2
Kg/jam.
4.1.3
Analisa Penggunaan Puli
Berdasarkan perhitungan-perhitungan diatas maka dapat dibuat tabel
putaran roll penggiling serta beban yang sanggup diterima berdasarkan diameter
puli yang akan digunakan. Untuk mempermudah dalam perhitungan, dalam
analisa ini kami menggunakan 4 puli yang masing-masing berdiameter 2”, 3”,
4.5”, dan 6”. Serta penggunaan motor yang dipakai dengan kapasitas ¾ hp.
Sehingga dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan tersebut maka
dapat disimpulkan,
NO
PENGGUNAAN
PULI
ɸ PULI (mm)
D1
D2
V1
V2
DAYA
MOTOR
w
i
m
1
3" x 4.5"
76,2
114,3
1400
933,3333
559,5
97,69
0,0016
71,8
2
3" x 6"
76,2
152,4
1400
700
559,5
73,27
0,0029
71,8
3
3" x 2"
76,2
50,8
1400
2100
559,5
219,8
0,0003
71,8
4
2" x 3"
50,8
76,2
1400
933,3333
559,5
97,69
0,0007
161,6
5
2" x 4.5"
50,8
114,3
1400
622,2222
559,5
65,13
0,0016
161,6
6
2" x 6"
50,8
152,4
1400
466,6667
559,5
48,84
0,0029
161,6
7
4.5" x 6"
114,3
152,4
1400
1050
559,5
109,9
0,0029
31,9
8
4.5" x 3"
114,3
76,2
1400
2100
559,5
219,8
0,0007
31,9
9
6" x 4.5"
152,4
114,3
1400
1866,667
559,5
195,4
0,0016
17,95
10
6" x 3"
152,4
76,2
1400
2800
559,5
293,1
0,0007
17,95
Tabel 4.3 Analisa penggunaan puli
39
Keterangan :
D1 : Diameter puli penggerak (mm)
D2 : Diameter puli yang digerakkan (mm)
V1 : Putaran motor (RPM)
V2 : Putaran roll penggiling (RPM)
w : Kecepatan sudut beban (rad/det)
i
: Momen inersia
m : Beban yang diterima (Kg)
Daya motor 3/4 hp = 559,5 watt
Berdasarkan gambar 4.3, dapat disimpulkan bahwa :
 Penggunaan puli penggerak yang tetap sedangkan puli yang digerakkan
diubah-ubah, tidak berpengaruh terhadap kekuatan beban maksimal
mesin penggiling emping jagung. Namun demikian, berpengaruh pada
putaran dari roll penggiling. Tetapi semakin tinggi putaran roll penggiling,
maka akan perpengaruh pada getaran pada mesin itu sendiri.
 Semakin kecil puli penggerak, maka semakin besar pula beban maksimal
yang akan didapatkan dari mesin penggiling emping jagung. Dan
sebaliknya.
 Semakin kecil RPM putaran puli yang digerakkan, maka semakin kecil
pula pada dampak kerusakan akibat getaran yang berlebih yang akan
diperoleh mesin penggiling emping jagung.
40
 Berdasarkan tabel diatas, maka untuk memperoleh target produksi
penggilingan emping jagung 100 Kg/jam dapat menggunakan motor
dengan kapasitas ¾ hp (559,5 watt) dengan perbandingan puli penggerak
2” dan 3” sedangkan puli yang digerakkan 4,5” atau 6”.
4.2
Kerugian Saluran
Dalam distribusi arus listrik mesin ini melalui konduktor. Oleh karena
distribusi mempunya tahanan, konduktor menjadi panas ketika arus melaluinya.
Karena kalor ini hilang ke udara sekeliling, hal ini disebut kerugian saluran.
Dengan kata lain, ketika arus mengalir melalui tahanan, tahanan tersebut
menjadi panas atau dikatakan bahwa energi listrik diubah kedalam energi kalor.
Laju perubahan energi listrik menjadi panas disebut daya dan cara yang biasa
untuk menentukan daya ini adalah dengan rumus P = I² R. Dengan perkataan
lain, laju pengeluaran energi dalam tahanan adalah sebanding dengan kuadrat
arus.
Sehingga pada mesin penggiling emping jagung ini, kami mencari
penggunaan komponen kelistrikkan yang efisien sehingga dalam aplikasinya
dapat mengurangi kerugian saluran yang berlebihan.
 Penggunaan kabel :
Luas penampang kabel : 2 x 2.5 mm²
Panjang kabel : 3 m = 3000 mm
41
 Penggunaan motor :
Type : YL8014 ; 1400 RPM
Daya : 0.55 Kw ; ¾ pk ; class B
Ca : 20 µF/450 V ; Cb : 100 µF/220 V
Ip : 44 ; 4 A ; 50 Hz
Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat dicari kerugian saluran yang terjadi
adalah :
P = I².R
Dimana,
P : Kerugian Saluran ( watt )
I : Arus ( A ), ( 4A )
R : Tahanan kabel ( Ω )
R
. L
A
R = Tahanan dalam ohm
 = Tahanan jenis
 . mm2
, ( Tahanan jenis tembaga : 0.0178 )
m
L = Panjang penghantar dalam m, ( 3 m )
A = Luas penampang dalam mm2, ( 2,5 mm2 )
42
Maka,
R = 0.0178 x 3 / 2.5
= 0.02Ω
Sehingga,
P = 42 A x 0.02 Ω
P = 16 A x 0.02 Ω
P = 0.32 watt
Jadi kerugian saluran yang terjadi pada mesin penggiling emping jagung
ini adalah 0.32 Watt. Maka dapat disimpulkan, penggunaan kabel dengan
spesifikasi 2 x 2.52 mm sangat cocok digunakan pada penggunaan mesin ini
kerena tidak mengakibatkan drop tegangan pada saat motor dinyalakan.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dengan melihat berbagai faktor untuk mendapatkan hasil akhir dengan
baik, sebenarnya kita bisa mengatasi suatu permasalahan dengan baik apabila
kita mempunyai perencanaan untuk menanggulangi keadaan yang kita inginkan.
Yaitu suatu kreasi dan inovasi untuk mandapatkan hasil akhir dengan tindakan
yang kita buat melalui data-data dari sumber permasalahan.
Seperti halnya permasalahan pada mesin penggiling emping jagung yang
kami bahas, setelah saya lakukan perencanaan untuk mendapatkan suatu inovasi
yang dapat mengatasi suatu permasalahan. Disini kita dapatkan bahwa hasil
inovasi tersebut dapat saya gunakan sesuai dengan keinginan pada mesin
tersebut.
Dengan menggunakan motor sebagai penggerak serta perhitungan pada
sistem transmisi yang teliti, hal tersebut telah mempunyai kemajuan yang sangat
signifikan dibandingkan penggunaan mesin diesel sebagai penggeraknya.
Disamping itu, penggunaan roll yang dapat disetel celahnya mempermudah
penggunaannya saat proses penggilingan. Dengan demikian, kombinasi dari
penggunann motor dengan perhitungan sistem transmisi yang teliti untuk beban
penggunaannya ditambah celah roll penggiling yang dapat disetel celahnya dapat
menjadikan mesin penggiling emping ini untuk dapat menggiling hal yang lain
44
seperti : memeras sari tebu dan menggiling melinjo. Sehingga dengan inovasiinovasi yang telah kami lakukan, mesin penggiling emping jagung ini merupakan
mesin dengan teknologi tepat guna bagi masyarakat.
5.2
Saran
 Hasil dari sistem perencanaan ini ada baiknya dijadikan penyempurnaan
dari sistem mesin penggiling emping jagung yang digunakan untuk
pekerjaan home industri bagi perseorangan.
 Diharapkan mahasiswa yang akan mengerjakan tugas akhir/skripsi agar
mengadakan perencanaan yang bersifat penelitian agar mampu
memodifikasi terhadap suatu benda kerja untuk mendapatkan suatu
karya yang inovatif dan bermanfaat khususnya bagi diri sendiri dan orang
lain pada umumnya.
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. Jakarta : Penerbit PT. Pradnya Paramita.
2. Stolk, J. ir, dan
Kros, C. ir. 1994. Elemen Mesin Elemen Konstruksi
Bangunan Mesin. Jakarta: Penerbit Erlangga
3. Lister. 1993.
Mesin dan Rangkaian Listrik . Edisi keenam. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
4. Achyanto, Djoko, Ir. 1997. Mesin-Mesin Listrik . Edisi terjemahan. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
5. Kurnia Adi, Witantra. 2006. Tugas Akhir – RL 1585 “ STUDI Perbandingan
Kendungan Delta Ferrit Terhadap Ketahanan Korosi Dan Sifat Mekanik
Pada Pengelasan Smaw Dan Tig Untuk Material Stainless Steel Tipe 304
Dan 316. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nobember.
6. Sonawan, Hery, Ir. 2010. Perancangan Elemen Mesin. Bandung : Penerbit
Alfabeta
7. Oktoviantini Hadi, V. 2010. Analisis kelayakan ekonomi agroindustri
emping jagung dalam rangka pengembangan usaha. Universitas
Brawijaya fakultas pertanian jurusan sosial ekonomi pertanian program
studi agribisnis malang.
46
Download