BAB I - Repository | UNHAS

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu hal yang setiap orang lakukan setiap hari.
Komunikasi yang pada intinya sebagai proses penyampaian pesan adalah salah
satu aktivitas manusia yang diakui setiap orang. Sudah banyak alat komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan, dimulai dengan menulis
pesan dalam lembaran tanah liat, hingga sampai pada penggunaan media massa
seperti surat kabar, radio, televisi, dan internet.
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, media
untuk berkomunikasi juga semakin maju, berbagai alat telekomunikasi modern
semakin dominan di kehidupan kita. Hal ini telah membawa manusia ke era
revolusi komunikasi. Salah satu media penyampaian pesan yang paling banyak
ditemui dan yang paling mempengaruhi pemikiran masyarakat adalah televisi.
Televisi ini merupakan sarana komunikasi utama yang paling digemari dan dicari
orang.
Bentuk media komunikasi lain selain televisi yaitu film, sebuah sajian dari
rangkaian gambar dan suara yang memikat perhatian. Film merupakan salah satu
jenis media komunikasi elektronik yang disadari mampu menjadi media yang
efektif dalam mempersuasi penonton. Penyampaian informasi/pesan melalui
media film merupakan salah satu cara yang cukup efektif, film merupakan alat
penyebar informasi yang paling mudah ditangkap oleh masyarakat.
2
Industri film adalah industri yang tidak ada habisnya. Sebagai media
massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan
membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau
non fiksi. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih mendalam karena
film merupakan suatu media audio visual. Media ini digemari banyak orang
karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi. Arthur Asa Berger
mendefinisikan film sebagai bentuk seni kerjasama dimana sejumlah orang,
dengan bidang keahlian yang berbeda, melakukan suatu peran yang penting.
Dalam perkembangannya, film tidak hanya dijadikan sebagai media
hiburan semata, tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama
menyangkut tujuan sosial atau nasional. Berdasarkan pada pencapaiannya yang
menggambarkan realitas, film dapat memberikan imbas secara emosional dan
popularitas. Karena film mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa manusia.
Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial,
membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film merupakan
dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok
masyarakat. Baik realitas bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya.
Perkembangan film begitu cepat dan tidak terprediksi, membuat film semakin
disadari sebagai fenomena budaya yang progresif.
Film sebagai produk kreativitas manusia dan ekspresi estetisnya tak bisa
dipisahkan dari konteks masyarakat yang memproduksi dan mengonsumsinya.
Film mencerminkan kode-kode budaya dari masyarakat tempat film itu
3
diproduksi.
Film
mengangkat
tema
realitas
sosial
masyarakat
guna
memperlihatkan kepada khalayak adanya sisi lain kehidupan masyarakat.
Pesatnya perkembangan teknologi dan konsep perfilman sekarang ini
disadari atau tidak telah menjadikannya objek penelitian yang menarik. Selain
berfungsi sebagai media massa yang menjadi bagian dari komunikasi massa, film
juga terdapat bahasa baik verbal maupun nonverbal.
Komunikasi nonverbal merupakan salah satu bentuk media komunikasi
yang sama pentingnya dan banyak digunakan dalam berbagai situasi terutama
berkaitan dengan sistem nilai, gaya dan bahasa tubuh, perasaan, dan emosi. Jika
pesan yang diterima seseorang melalui komunikasi verbal tidak menunjukkan
kekuatan pesan, maka seseorang tersebut dapat menerima tanda nonverbal lainnya
sebagai pendukung.
Disadari atau tidak oleh manusia, komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang paling sering kita lakukan. Kita mempersepsi manusia tidak
hanya lewat bahasa verbalnya, bagaimana bahasanya, namun juga melalui
perilaku nonverbalnya.
Pentingnya pesan nonverbal ini misalnya dilukiskan dalam frase, “Bukan
apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya.” Lewat perilaku
nonverbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia
sedang bahagia, bingung atau sedih. Kesan awal kita pada seseorang sering
didasarkan perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih
jauh.
4
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan katakata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal
mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh
individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi
definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian
dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan
nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Kinesik adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Kinesik
merupakan penyampaian pesan-pesan yang menggunakan gerakan-gerakan tubuh
yang meliputi mimik wajah, lirikan mata, gerakan tangan dan keseluruhan
anggota tubuh.
Kinesik adalah bidang yang menelaah bahasa tubuh, suatu istilah yang
diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap
anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan,
kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat
simbolik.
Karena kita hidup, semua anggota badan kita senantiasa bergerak. Lebih
dari dua abad yang lalu Blaise Pascal menulis bahwa tabiat kita adalah bergerak;
istirahat sempurna adalah kematian.
Dalam kehidupan sehari-hari misalnya, seseorang akan menganggukkan
kepala untuk menyatakan persetujuan dengan atau tanpa berkata “ya”. Selain itu,
saat seseorang sedang dirundung masalah, maka ia akan menunjukkan ekspresi
5
sedih melalui mimik wajahnya. Dengan kata lain, kinesik merupakan jenis
komunikasi yang menggunakan tubuh sebagai alat untuk memperjelas suatu pesan
atau informasi.
Salah satu film yang menarik untuk diamati adalah film The Way Home.
Film tersebut merupakan salah satu contoh refleksi dari realitas pada masyarakat
yang mempresentasikan adanya tindakan komunikasi nonverbal. Film tersebut
merupakan salah satu film yang banyak menggunakan bahasa kinesik.
Film karya Lee Jyeong Hyang ini menjadi menarik untuk diteliti karena
pada film tersebut terdapat representasi dari terjadinya Komunikasi Nonverbal,
komunikasi yang dilakukan oleh seorang nenek tua bungkuk dan bisu yang tinggal
di pedalaman desa di Korea. Seorang nenek bisu yang berusaha menyampaikan
pesan, apa yang dirasakannya kepada cucunya yang manja tapi sangat
disayanginya.
Film ini merupakan sebuah film produksi Korea Selatan pada tahun 2002,
mengambil setting di salah satu desa di pedalaman Korea. Film ini menceritakan
tentang cinta seorang nenek pada cucunya (Sang Wo).
Film ini menyoroti hubungan antara si cucu dan neneknya. Sang Wo, si
anak kota yang manja harus tinggal dengan neneknya yang miskin, bungkuk dan
bisu. Berbeda dengan film-film lainnya, film ini sangat mengandalkan bahasa
nonverbal (kinesik) yang ditampilkan para tokohnya, oleh karena itu film ini
sangat minim dialog.
Film The Way Home ini menceritakan mengenai Sang Wo, seorang anak
berumur 7 tahun yang berasal dari kota, dan sangat manja. Dia cinta hamburger,
6
Kentucky Fried Chicken, dan sangat suka bermain game. Dia terpaksa tinggal
bersama neneknya di desa, menunggu sampai ibunya mendapat pekerjaan di kota
dan datang untuk mengambilnya kembali. Kehidupan neneknya di desa
berbanding terbalik dengan kehidupannya sewaktu di kota. Tidak ada listrik, tidak
ada restoran, yang ada hanyalah sebuah rumah kecil yang kosong, minim
perabotan.
Film ini mengangkat kehidupan sehari-hari orang Korea yang hidup di
pedesaan, yang sangat mengandalkan hasil tani sebagai mata pencaharian. Rumah
panggung khas Korea dengan pintu gesernya. Dapur tradisional, yang juga
berguna sebagai pemanas ruangan jika musim dingin tiba, lengkap dengan
pembakaran yang masih menggunakan kayu bakar, dan juga jarak jauh yang harus
ditempuh untuk memperoleh air.
Ditengah situasi inilah, Sang Wo si anak kota yang manja harus bisa
menyesuaikan diri. Beruntung Sang Wo mempunyai seorang nenek yang
walaupun bisu, namun sangat memperhatikan kebutuhan Sang Wo dan sangat
menyayanginya. Apapun tuntutan Sang Wo, sang nenek selalu berusaha untuk
memenuhinya. Hal yang awalnya tidak Sang Wo sadari sebagai bentuk kasih
sayang sang nenek. Bahkan Sang Wo sendiri kadang bersikap “kejam” terhadap
neneknya yang sudah tua dan bungkuk.
Film ini memang melankolis dan penuh ironi, namun Lee Jyeong Hyang
berhasil memberikan bumbu humor yang unik dan pas, sehingga The Way Home
tidak menjadi film yang monoton dan membosankan. Film ini juga sudah banyak
7
memenangkan beberapa penghargaan, menjadi film terbaik di Korea pada tahun
2002. Dikemas sederhana, namun dapat mengalahkan beberapa film Hollywood.
Hal yang paling banyak terjadi dalam adegan-adegan film The Way Home
adalah bahwa sikap atau pandangan tidak hanya diungkapkan melalui sebuah
dialog, tapi lewat tindakan-tindakan atau gerak perilaku yang menegaskan
sikapnya
itu.
Dengan
melakukan
analisis,
maka
simbol-simbol
yang
menyelubungi makna atau pesan yang ingin dikomunikasikan dapat diuraikan dan
dijelaskan.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka Penulis tertarik mengangkat film
The Way Home menjadi bahan penelitian. Penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan Metode Analisis Semiotika Roland Barthes. Semiotika adalah suatu
bidang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang.
(Alex Sobur, 2006 : 11).
Metode
analisis
semiotika
digunakan
sebagai
pendekatan
untuk
menganalisis media dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan
melalui seperangkat tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda
tersebut tidak pernah membawa makna tunggal (Alex Sobur, 2002 : 95)
Penulis akan mengkaji lebih jauh dan mendalam film tersebut dan
mengulasnya dalam bentuk skripsi dengan judul :
“MAKNA KINESIK DALAM FILM THE WAY HOME”
(Studi Analisis Komunikasi Nonverbal)
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka Penulis
merumuskan masalah yang akan dikaji, yaitu :
1. Bagaimana bentuk pesan yang disampaikan dalam film The Way Home.?
2. Bagaimana memaknai komunikasi kinesik yang ditampilkan dalam film
The Way Home ?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bentuk pesan yang disampaikan dalam film The Way
Home.
b. Untuk mengetahui makna komunikasi kinesik yang ditampilkan dalam
film The Way Home.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan
masukan dalam pembelajaran mengenai studi komunikasi nonverbal.
b. Penelitian diharapkan menjadi bahan rujukan para mahasiswa dalam
mengembangkan bidang keilmuan dalam studi analisis komunikasi
nonverbal, khususnya pada studi komunikasi Kinesik.
D. Kerangka Konseptual
Film merupakan sebuah sajian dari rangkaian gambar dan suara yang
memikat perhatian. Melalui gambaran-gambaran yang disajikan di layar, film
mengungkapkan maksudnya, menyampaikan fakta dan mengajak penonton
9
berhubungan dengannya. Serangkaian gambar yang bergerak dan terangkai, serta
suara dalam film merupakan suatu simbol-simbol yang harus dipahami dan dikuak
maknanya oleh penonton sehingga dapat ditemui dan diketahui pesan-pesan yang
terdapat di dalam suatu film. Pembuat film mengajak penontonnya menerima
data, fakta, gagasan, pandangan, pikiran, cita-citanya dan saling berbicara
tentangnya. (Mangunhardjana, M., 1995, Mengenal Film, hal: 109, Yayasan
Kanisius, Yogyakarta).
Film dapat menceritakan kepada kita mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan kehidupan. Melalui film, pesan-pesan yang berhubungan
dengan setiap segi kehidupan dapat dituturkan dengan bahasa audio visual yang
menarik, sesuai dengan sifat film yang berfungsi sebagai media hiburan,
informasi, promosi, maupun sarana pelepas emosi khalayak.
Dalam ilmu komunikasi, film merupakan bagian dari komunikasi massa.
Film merupakan bentuk komunikasi massa yang mempunyai kekuatan yang sama
dengan televisi dalam menyampaikan pesan, karena film dan televisi sama-sama
menggunakan media audio visual dimana pesan yang ingin disampaikan dialirkan
melalui suara dan gambar, sehingga komunikan cenderung lebih mudah dalam
menangkap pesan.
Informasi yang tersaji dalam sebuah film memberikan pengetahuan baru
bagi masyarakat. Banyak aspek yang dapat disajikan dalam sebuah film,
misalnya: alur cerita, karakter tokoh atau pemain, gaya bahasa, kostum, ilustrasi
musik, dan setting. Apapun jenis atau temanya, film selalu meninggalkan pesan
10
moral kepada masyarakat yang dapat diserap dengan mudah karena menyajikan
pesan tersebut secara nyata.
Dalam suatu karya film, begitu banyak hal yang bisa diteliti, entah itu
dialog, aspek pesan yang dimuat, maupun tanda-tanda atau simbol-simbol dalam
suatu film. Penggunaan tanda/simbol atau yang biasa disebut dengan bahasa
nonverbal banyak ditemui dalam suatu film.
Film pada awalnya muncul dengan warna hitam putih, dan tanpa suara
atau yang biasa disebut dengan film bisu. Dengan menonton film bisu tersebut,
penonton hanya bisa menebak-nebak bagaimana alur cerita dari film tersebut.
Boleh dibilang film pada awalnya hanya mengandalkan komunikasi nonverbal
dengan memperhatikan gerakan tubuh dari karakter-karakter dalam film bisu
tersebut.
Perubahan demi perubahan pun dapat kita temui seiring dengan
perkembangan teknologi. Film yang pada awalnya hanya berupa gambar hitam
putih, bisu dan sangat cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem
penglihatan mata kita, berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang
membuat film dapat terlihat lebih nyata.
Komunikasi nonverbal merupakan salah satu bentuk media komunikasi
yang sama pentingnya dan banyak digunakan dalam berbagai situasi terutama
berkaitan dengan sistem nilai, gaya dan bahasa tubuh, perasaan dan emosi.
Albert Mahrabian (1971) menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari
pembicaraan orang hanya 7 persen berasal dari bahasa verbal, 38 persen dari
vokal suara dan 55 persen dari ekspresi wajah (dikutip dari buku Komunikasi
11
Verbal dan Nonverbal oleh Alo Liliweri). Ia juga menambahkan bahwa jika
terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya,
orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.
Kerangka Konseptual
Film The Way Home
Non Verbal
Denotasi
Analisis Semiotik Roland Barthes
Konotasi
Makna Kinesik:
- Lirikan mata (gaze),
- Ekspresi wajah,
- Gerakan anggota
tubuh.
E. Definisi Operasional
1. Film adalah bentuk media massa yang merupakan karya cipta seni dan budaya
dengan Audio visual (dinamisasi suara & gambar) yang dibuat berdasarkan
asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya yang dapat merekam gambar dinamis, dengan
atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan.
12
2. Film The Way Home adalah sebuah media komunikasi massa berbentuk film
seni berdurasi 88 menit yang disutradarai oleh Lee Jyeong Hyang dan
diproduksi oleh CJ Entertainment. Film ini banyak menggunakan bahasa
nonverbal dan banyak mengandung makna-makna kinesik di dalamnya.
3. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang
memiliki arti.
4. Komunikasi nonverbal acapkali disebut dengan komunikasi tanpa kata, karena
komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan gerakangerakan tubuh untuk memperjelas suatu pesan.
5. Kinesik adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Kinesik merupakan
penyampaian pesan-pesan yang menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang
meliputi mimik wajah, lirikan mata, gerakan tangan dan keseluruhan anggota
tubuh.
6. Analisis Semiotika adalah suatu pendekatan untuk menganalisis media dengan
asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat tanda.
7. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan
petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung dan pasti.
8. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan
petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak
langsung, dan tidak pasti.
13
F. Metode Penelitian
1. Objek dan Waktu Penelitian
Objek penelitian adalah film The Way Home yang berdurasi 88 menit,
produksi CJ Entertainment yang diproduksi di Korea Selatan pada tahun 2002 dan
disutradarai oleh Lee Jyeong Hyang.
Waktu penelitian berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (April hingga
Juni 2011).
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan oleh Penulis adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian kualitatif ini, penelitian dilakukan oleh peneliti
sendiri. Dalam arti lain, peneliti sendiri secara langsung mengumpulkan informasi
yang didapat dari objek penelitian. Penelitian kualitatif tidak menggunakan angkaangka sebagai ukuran.
Dalam penelitian ini tidak diajukan hipotesa sebab jenis penelitian
deskriptif hanya mengembangkan, menghimpun fakta, kemudian menganalisanya
tapi tidak melakukan uji hipotesa. Sesuai dengan pernyataan Jalaludin Rakhmat
bahwa penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian
ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau
membuat prediksi. (Jalaludin Rakhmat, 1989 : 24).
3. Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis semiotika pendekatan Roland Barthes
yang mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu tingkat
14
denotasi dan konotasi. Selain itu Roland Barthes juga menganalisis hubungan
antara tanda dan mitos. Semiotika bertujuan untuk menggali hakikat sistem tanda
yang beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis yang mengatur arti teks
yang rumit, tersembunyi dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian
menimbulkan perhatian pada makna tambahan (konotatif) dan arti penunjukan
(denotatif) atau kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui
penggunaan dan kombinasi tanda. (Alex Sobur, 2002 : 126-127).
Pengertian mitos disini tidaklah merujuk pada mitologi dalam pengertian
sehari-hari, seperti halnya cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah cara
pemaknaan.
Pada dasarnya semua hal dapat menjadi mitos. Satu mitos timbul untuk
sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena munculnya
berbagai mitos lainnya. Mitos menjadi pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan
menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain.
Roland Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman
personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan
konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Oleh karena itulah
mengapa penulis memilih teknik analisis Semiotika Roland Barthes.
Roland Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan
pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data paling
utama (data primer) dalam penelitian ini adalah film The Way Home, dengan
15
memperhatikan setiap gerakan tubuh dan mimik wajah (kinesik) yang ditampilkan
oleh para tokoh, baik berupa audio (suara/dialog) maupun visual (gambar).
Data pendukung (data sekunder) dalam penelitian ini diperoleh melalui
media studi pustaka untuk mendapat teori-teori yang relevan dan data-data yang
dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah. Peneliti juga menggunakan
paradigma semiotik yang disebut “pembaca” (the reader). Pembaca disini
dimaksudkan sebagai seorang receiver yang dapat memaknai pesan yang
disampaikan dalam film tersebut. Data-data pendukung juga diperoleh melalui
media massa dan internet.
5. Teknik Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mengkaji pesan nonverbal,
khususnya kinesik, maka tahap analisis yang digunakan oleh peneliti antara lain :

Visual Image
Segala sesuatu yang tertuang dalam frame yang komposisional, apa
yang menjadi isi atau muatan suatu shot. Makna suatu image antara
lain berasal dari karakteristik internal.

Verbal (Sound Source)
Sumber suara yang akan membantu memahami makna. Suara akan
membawa efek yang melengkapi analisa film ini. Elemen audio dapat
terbagi dalam dialog dan musik latar.
16
Daftar Pertanyaan
Seperti yang disebutkan diatas, peneliti menggunakan paradigma semiotik yang
disebut “pembaca” (the reader). Jadi, peneliti akan mencari 5 orang yang telah
menonton film The Way Home, untuk kemudian diwawancarai.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan kepada the reader:
1. Setelah menonton film The Way Home, menurut Anda apa yang
diunggulkan dari film tersebut.?
17
2. Apakah Anda bisa menangkap pesan-pesan yang berusaha disampaikan
sutradara kepada penonton.?
3. Pesan apa saja yang bisa Anda tangkap dari film tersebut.?
4. Film ini bisa dikatakan banyak menggunakan bahasa nonverbal, menurut
Anda adegan mana saja yang mewakili adanya kegiatan nonverbal dalam
film tersebut.?
DAFTAR PUSTAKA
Borg, James. 2009. Buku Pintar Memahami Bahasa Tubuh. Yogyakarta:
Think Yogyakarta.
Bungin, Burhan. 2000. Analisis Data penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
18
Danesi, Marcel. 2010.
Yogyakarta: Jalasutra.
Pengantar
Memahami
Semiotika
Media.
Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
Littlejohn, S.W., dan Foss, K.A. 2009. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Efektif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mutmainnah, N., dan Fauzi, M. 1996. Psikologi Komunikasi. Universitas
Terbuka.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS
Pelangi Aksara Yogyakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Karya CV.
Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Penerbit Pustaka Publisher.
Severin, W.J., dan Tankard, J.W. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode dan Terapan di dalam media massa. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
www.google.com//filmTheWayHome
19
MAKNA KINESIK DALAM FILM THE WAY HOME
(Studi Analisis Komunikasi Nonverbal)
SITI ULFAH RANI
E31107010
20
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2011
Download