Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun Terhadap Produksi

advertisement
e-Jipbiol Vol. 1: 10-18, Juni 2013
ISSN: 2338-1795
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun Terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) dan Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran
Waste Tea Tjap Daun Effect on Plant Production Peanut (Arachis hypogaea L.) and Propagate
Media as a Learning
Ni Made Mega Hariani1, H. Andi Tanra Tellu2, Lestari MP Alibasyah,2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Tadulako
Tenaga Pengajar Prodi Biologi Jur. P MIPA, Universitas Tadulako
Email: [email protected]
2
Abstract
This study aimed to determine the effect of waste tea Tjap Daun with different
concentrations of the peanut crop production. The parameters measured were the
production of peanuts, a wet seed diameter, the diameter of dried beans, peas wet weight,
dry weight of pods, seed fresh weight, dry weight of seeds, fresh weight and dry weight of
peanut seeds were chosen to represent each polybag. This study used an experimental
method with a randomized block design pattern (RAK), which consists of 5 treatments waste
tea Tjap Daun weighing 15 grams per polybag (K1), 30 grams per polybag (K2), 45 grams
per polybag (K3), 60 grams per polybag (K4), and without waste tea Tjap Daun as a control
(K0). This treatment was repeated 5 times so that there are 25 experimental units. The
results were analyzed with analysis of variance was tested further by testing Honestly
Significant Difference (HSD). Research results showed that administration of thumb leaf tea
dregs significant effect on peanut production. This is evident from the value of F count > F
table on α 0.05. Based on the analysis results, it can be concluded that the provision of waste
tea Tjap Daun significant effect on peanut production and treatment of most significant
impact on the production of peanut plants are treated waste tea Tjap Daun weighing 60
grams per polybag.
Keywords: Tea dregs, production, peanut and learning media.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian ampas teh Tjap Daun
dengan konsentrasi berbeda terhadap produksi tanaman kacang tanah. Parameter yang
diukur adalah produksi kacang tanah, berupa diameter biji basah, diameter biji kering,
berat basah polong, berat kering polong, berat basah biji, berat kering biji, berat basah dan
berat kering biji kacang tanah yang dipilih mewakili tiap polibag. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri
dari 5 perlakuan yaitu ampas teh Tjap Daun dengan berat 15 gram per polibag (K1), 30
gram per polibag (K2), 45 gram per polibag (K3), 60 gram per polibag (K4), dan tanpa
ampas teh Tjap Daun sebagai kontrol (K0). Perlakuan ini diulang sebanyak 5 kali sehingga
terdapat 25 unit percobaan. Hasil penelitian dianalisis dengan Analisis Varians diuji lanjut
dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
ampas teh Tjap Daun berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman kacang tanah.
Hal ini terlihat dari nilai F hitung > F tabel pada α 0.05. Berdasarkan hasil analisis tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pemberian ampas teh Tjap Daun berpengaruh signifikan
terhadap produksi tanaman kacang tanah dan perlakuan yang memberikan pengaruh
signifikan
terbesar
terhadap
produksi
tanaman
kacang
tanah
adalah
perlakuan ampas teh Tjap Daun dengan berat 60 gram per polibag.
Kata Kunci : Ampas teh, kacang tanah dan media pembelajaran.
PENDAHULUAN
Tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) yang sudah tersebar luas dan
10
ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah
tanaman asli, melainkan tanaman yang berasal
dari Benua Amerika, tepatnya dari daerah
Brazilia (Amerika Selatan). Pada waktu itu di
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Hariani et.al.,
daerah tersebut sudah terdapat 6-17 spesies
Arachis. Mula-mula kacang tanah ini dibawa
dan disebarkan ke Benua Eropa kemudian
menyebar ke Benua Asia (Danarti dan
Najiyanti, 1999).
Usaha dalam meningkatkan produksi
tanaman kacang tanah dapat dilakukan dengan
pengolahan yang lebih intensif yang diikuti
dengan usaha perbaikan sifat fisik, sifat kimia
tanah serta penyediaan hara tanaman melalui
pemupukan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sarwono (1987), yang menyatakan bahwa
untuk
menunjang
pertumbuhan
dan
perkembangan serta untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan menyediakan unsur hara
yang cukup dan seimbang dapat ditempuh
dengan jalan pemupukan, seperti pemberian
bahan organik.
Pemberian bahan organik ke dalam
tanah, baik berasal dari hewan (pupuk
kandang) maupun berupa serasah tanaman,
dapat meningkatkan produktivitas lahan
marginal (Adrizal, 1995). Salah satu jenis
serasah adalah ampas teh. Dengan pemberian
sisa teh atau ampas teh ke dalam tanah dapat
memperbaiki kesuburan tanah, merangsang
pertumbuhan akar, batang dan daun. Limbah
rumah tangga ini dapat digunakan langsung
tanpa harus diolah lagi. Ampas teh ini lebih
praktis dibandingkan penggunaan kompos.
Kandungan yang terdapat di ampas teh,
selain polyphonel, juga terdapat sejumlah
vitamin B kompleks, kira-kira 10 kali lipat
sereal dan sayuran. Ampas teh biasanya
diberikan pada semua jenis tanaman. Hal ini
dikarenakan bahwa ampas teh tersebut
mengandung karbon organik, tembaga (Cu)
20%, magnesium (Mg) 10% dan kalsium 13%.
Kandungan
tersebut
dapat
membantu
pertumbuhan tanaman (Rodiana, 2007).
Ampas teh beragam jenis, tergantung
sumber dan perusahaan yang mengelolanya.
Salah satu diantaranya adalah teh Tjap Daun.
Penelitian dengan mengunakan ampas teh Tjap
Daun untuk meningkatkan produksi tanaman
kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
khususnya dalam skala rumah tangga belum
pernah dilakukan secara spesifik, tetapi ada
penelitian yang menggunakan air teh beserta
ampasnya yang dicobakan dengan tanaman
cabai dan hasil penelitian pemberian air teh
beserta ampasnya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai tersebut.
Maka hal inilah, yang menjadi acuan peneliti
untuk melakukan penelitian tersebut. Hasil
11
dari penelitian ini akan dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran yang berupa poster.
Media pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran berfungsi untuk
membantu guru dalam menjelaskan materi
pelajaran yang disampaikan kepada siswa atau
mahasiswa. Salah satu media yang digunakan
yaitu media poster. Secara umum, menurut
Sadiman (1984)
poster yang baik yaitu
sederhana, menyajikan satu ide dan untuk
mencapai suatu tujuan pokok, berwarna,
slogannya ringkas dan jitu, tulisannya jelas,
serta motif dan didesain bervariasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun terhadap
Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.) dan Pengembangannya sebagai
Media Pembelajaran.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menentukan pengaruh pemberian ampas teh
tjap daun dengan konsentrasi berbeda terhadap
produksi tanaman kacang tanah, menentukan
konsentrasi ampas teh tjap daun yang paling
berpengaruh terhadap produksi tanaman
kacang
tanah
dan
membuat
media
pembelajaran dalam bentuk poster tentang
pengaruh ampas teh tjap daun terhadap
produksi tanaman kacang tanah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan suatu pemikiran dan manfaat bagi
kepentingan ilmiah serta usaha pangan di masa
mendatang
dalam
rangka
memajukan
pembangunan perekonomian sektor pertanian
khususnya dalam skala rumah tangga, tentang
pengaruh pemberian ampas teh tjap daun
terhadap produksi tanaman kacang tanah,
dapat
dimanfaatkan
sebagai
bahan
pembelajaran dalam menambah wawasan yang
berkaitan dengan bidang keilmuan serta untuk
melatih
diri
dalam
penelitian
dan
pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai
bahan pembelajaran untuk Program Studi yang
berkaitan dengan Mata Kuliah Praktikum
Ekologi Tumbuhan, sebagai sumbangan ilmu
pengetahuan terhadap Tri Darma Perguruan
Tinggi dalam bidang penelitian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November 2012 sampai Desember 2012 pada
lahan pertanian di jalan Glatik Kelurahan
Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan
Propinsi Sulawesi Tengah.
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun Terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan
Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen,
dengan pola Rancangan Acak Kelompok
(RAK). Alat yang digunakan yaitu plastik
polibag hitam dengan lebar 20 cm dan tinggi
30 cm untuk tempat sampel pengamatan,
kertas label, neraca, kamera, patok kayu dan
alat tulis menulis. Bahan yang digunakan
adalah ampas teh tjap daun dan sampel
tanaman kacang tanah. Sedangkan bahan
penunjang penelitian adalah pupuk urea
sebanyak 50 gram/polibag, air 250 ml/ polibag
2 kali sehari pagi-sore dan tanah sebagai
media tumbuh tanaman.
Prosedur
penelitian
terbagi
atas
beberapa tahap, yaitu mulai dari tahap
persiapan, pembuatan ampas teh tjap daun,
pengolahan tanah dan pemberian ampas teh
tjap
daun,
penanaman,
pemeliharaan,
pengamatan serta panen.
Data yang telah terkumpul diolah
dengan anava sesuai dengan rancangan acak
kelompok (Hariyanto,1996). Adapun model
linear yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = µ + ԏi + βj + ∑ ij
Apabila uji sidik ragam menunjukkan adanya
Fhit > Ftabel pada taraf signifikansi 1% dan
5%, maka akan diuji dengan menggunakan uji
beda nyata jujur (BNJ) yang dirumuskan
sebagai berikut:
BNJ = Q (P; db galat) x
√
Arikunto (1996) menjelaskan analisis
untuk penilaian media pembelajaran dengan
menggunakan kuisioner yaitu sebagai berikut:
Rata − rat =
Jumlah keseluruhan persentase
Jumlah item aspek penilaian
Kategori presentase kelayakan media
pembelajaran yaitu 76%-100% kategori layak,
56%-75% kategori cukup layak, 40%-55%
kategori kurang layak dan 0%-39% kategori
tidak layak (Arikunto, 1996).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter
yang
diukur
dalam
penelitian yaitu diameter biji kacang tanah
(diameter biji basah dan diameter biji kering
kacang tanah), berat basah dan berat kering
polong kacang tanah, berat basah dan berat
kering biji kacang tanah, berat basah dan berat
kering biji kacang tanah yang dipilih mewakili
12
tiap polibag, serta uji kelayakan media
pembelajaran dalam bentuk poster.
Diameter Biji Basah Kacang Tanah
Hasil uji beda rata-rata diameter biji
basah disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Diameter Biji Basah
Kacang Tanah
Diameter Biji Basah Kacang
Perlakuan
Tanah (cm Per Polibag)
K0
0.80 a
K1
0.96 b
K2
1.04 bc
K3
1.18 cd
K4
1.30 d
BNJ 5%
0.13
Ket.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 1, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata diameter biji basah
kacang tanah memiliki nilai tertinggi yaitu
1.30. Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan
K4 berbeda tidak nyata dengan perlakuan K3
dan berbeda nyata dengan perlakuan K2,
perlakuan K1, dan K0. Sedangkan perlakuan K3
berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2 tetapi
berbeda nyata dengan K1 dan K0 serta
perlakuan K2 tidak berbeda nyata dengan
perlakuan K1 tetapi berbeda nyata dengan K0.
Diameter Biji Kering Kacang Tanah
Hasil uji beda rata-rata diameter biji
kering disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Diameter Biji Kering
Kacang Tanah
Diameter Biji Kering Kacang
Perlakuan
Tanah (cm Per Polibag)
K0
0.66 a
K1
0.78 ab
K2
0.82 b
K3
1.06 c
K4
1.18 c
BNJ 5%
0.13
Ket.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 2, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata diameter biji kering
kacang tanah memiliki nilai tertinggi yaitu
1.18. Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan
K4 berbeda tidak nyata dengan perlakuan K3
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Hariani et.al.,
dan berbeda nyata dengan perlakuan K2,
perlakuan K1, dan K0. Sedangkan perlakuan K3
berbeda nyata dengan perlakuan K2, perlakuan
K1, dan K0 serta perlakuan K2 tidak berbeda
nyata dengan perlakuan K1 tetapi berbeda
nyata dengan K0.
Berat Basah Polong Kacang Tanah
Hasil uji beda rata-rata berat basah
polong disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Berat Basah Polong Kacang
Tanah
Berat Basah Polong Kacang
Perlakuan
Tanah (Gram Per Polibag)
K0
25.16 a
K1
26.74 a
K2
30.30 a
K3
43.33 b
K4
55.33 c
BNJ 5%
6.20
Ket.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 3, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata berat basah polong
kacang tanah memiliki nilai tertinggi yaitu
55.33. Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan
K4 berbeda nyata dengan perlakuan K3,
perlakuan K2, perlakuan K1 dan K0. Sedangkan
perlakuan K3 berbeda nyata dengan perlakuan
K2, perlakuan K1 dan K0 serta perlakuan K2
tidak berbeda nyata dengan perlakuan K1 dan
K0.
Berat Kering Polong Kacang Tanah
Hasil uji beda rata-rata berat kering
polong disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Berat Kering Polong
Kacang Tanah
Berat Kering Polong Kacang
Perlakuan
Tanah (Gram Per Polibag)
K0
23.83 a
K1
26.29 ab
K2
27.79 b
K3
33.15 c
K4
34.42 c
BNJ 5%
3.42
Ke.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 4, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata berat kering polong
13
kacang tanah memiliki nilai tertinggi yaitu
34.42. Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan
K4 berbeda tidak nyata dengan perlakuan K3
dan berbeda nyata dengan perlakuan K2,
perlakuan K1 dan K0. Sedangkan perlakuan K3
berbeda nyata dengan perlakuan K2, perlakuan
K1 dan K0 serta perlakuan K2 tidak berbeda
nyata dengan perlakuan K1 tetapi berbeda
nyata dengan K0.
Berat Basah Biji Kacang Tanah
Hasil uji beda rata-rata berat basah
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Berat Basah Biji Kacang
Tanah
Berat Basah Biji Kacang
Perlakuan
Tanah (Gram Per Polibag)
K0
20.46 a
K1
22.78 b
K2
23.44 b
K3
28.32 c
K4
28.91 c
BNJ 5%
2.30
Ket.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 5, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata berat basah biji kacang
tanah memiliki nilai tertinggi yaitu 28.91.
Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan K4
berbeda tidak nyata dengan perlakuan K3 dan
berbeda nyata dengan perlakuan K2, perlakuan
K1 dan K0. Sedangkan perlakuan K3 berbeda
nyata dengan perlakuan K2, perlakuan K1 dan
K0 serta perlakuan K2 tidak berbeda nyata
dengan perlakuan K1 tetapi berbeda nyata
dengan K0.
Berat Kering Biji Kacang Tanah
Hasil uji beda rata-rata berat kering
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Berat Kering Biji Kacang
Tanah
Berat Kering Biji Kacang
Perlakuan
Tanah (Gram Per Polibag)
K0
19.36 a
K1
20.96 a
K2
21.48 a
K3
25.66 b
K4
26.65 b
BNJ 5%
2.21
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun Terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan
Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran
KeT.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 6, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata berat kering biji kacang
tanah memiliki nilai tertinggi yaitu 26.65.
Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan K4
berbeda tidak nyata dengan perlakuan K3 dan
berbeda nyata dengan perlakuan K2, perlakuan
K1 dan K0. Sedangkan perlakuan K3 berbeda
nyata dengan perlakuan K2, perlakuan K1 dan
K0, serta perlakuan K2 tidak berbeda nyata
dengan perlakuan K1 dan K0.
Berat Basah Biji Kacang Tanah yang
dipilih mewakili Tiap Polibag
Hasil uji beda rata-rata berat basah
disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata Berat Basah Biji Kacang
Tanah
Berat Basah Biji Kacang Tanah
Perlakuan
(Gram Per Polibag)
K0
0.56 a
K1
0.56 a
K2
0.60 a
K3
0.74 b
K4
0.90 c
BNJ 5%
0.08
Ket.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 7, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata berat basah biji kacang
tanah memiliki nilai tertinggi yaitu 0.90.
Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan K4
berbeda nyata dengan perlakuan K3, perlakuan
K2, perlakuan K1 dan K0. Sedangkan perlakuan
K3 berbeda nyata dengan perlakuan K2,
perlakuan K1 dan K0, serta perlakuan K2 tidak
berbeda nyata dengan perlakuan K1 dan K0.
Berat Kering Biji Kacang Tanah yang
dipilih mewakili Tiap Polibag
Hasil uji beda rata-rata berat kering
disajikan pada Tabel 8.
14
Tabel 8. Rata-rata Berat Kering Biji Kacang
Tanah
Berat Kering Biji Kacang
Perlakuan
Tanah (Gram Per Polibag)
K0
0.52 a
K1
0.52 a
K2
0.58 a
K3
0.70 b
K4
0.86 c
BNJ 5%
0.10
Ket.: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada
kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 8, perlakuan K4
menghasilkan rata-rata berat kering biji kacang
tanah memiliki nilai tertinggi yaitu 0.86.
Berdasarkan uji BNJ 5% menunjukkan K4
berbeda nyata dengan perlakuan K3, perlakuan
K2, perlakuan K1 dan K0. Sedangkan perlakuan
K3 berbeda nyata dengan perlakuan K2,
perlakuan K1 dan K0, serta perlakuan K2
berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1 dan
K0.
Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran
dalam Bentuk Poster
Persentase Penilaian Kelayakan Isi
Poster sebagai Media Pembelajaran
Hasil penilaian media pembelajaran
berupa poster oleh ahli isi (dosen) dinyatakan
bahwa media pembelajaran yang berupa poster
tersebut layak digunakan sebagai media
pembelajaran dengan persentase 85.33%.
Persentase Penilaian Kelayakan Desain Post
er sebagai Media Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian media
pembelajaran berupa poster yang dilakukan
oleh ahli desain (dosen) dinyatakan bahwa
media pembelajaran yang berupa poster
tersebut layak digunakan sebagai media
pembelajaran dengan presentase 82.67%.
Persentase Penilaian Kelayakan Media Post
er sebagai Media Pembelajaran
Berdasarkan hasil penilaian media
pembelajaran berupa poster yang dilakukan
oleh ahli media (dosen) dinyatakan bahwa
media pembelajaran yang berupa poster
tersebut layak digunakan sebagai media
pembelajaran dengan presentase 76.00%.
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Hariani et.al.,
Persentase Penilaian Kelayakan Poster
sebagai Media Pembelajaran
Berdasarkan
hasil
penilaian
uji
kelayakan media poster dengan judul
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun terhadap
Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogeae L.) dan Pengembangannya sebagai
Media Pembelajaran, menurut mahasiswa
bahwa media yang digunakan termasuk dalam
kategori “layak” dengan presentase 84.75% .
PEMBAHASAN
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun terhadap
Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, pemberian ampas teh Tjap Daun
berpengaruh signifikan terhadap produksi
tanaman kacang tanah. Hal ini disebabkan
karena ampas teh Tjap Daun berfungsi untuk
menjaga kelembaban tanah, memperbaiki
struktur tanah, merangsang pertumbuhan akar,
batang dan daun. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh Widyanti (2008), dan diperkuat pendapat
Hakim (1986) bahwa pemberian bahan
organik ke dalam tanah baik berupa serasah
tanaman maupun kotoran hewan dapat
meningkatkan
produktifitas
lahan,
meningkatkan kadar unsur hara dan juga dapat
meningkatkan kemampuan tanah untuk
menahan air, kapasitas tukar kation, larutan
unsur hara terutama mineral unsur N, P, K
terhindar dari pencucian, agregat tanah
menjadi lebih baik, jumlah dan aktivitas
organisme meningkat.
Penelitian sejenis yang dilakukan di
Malang oleh Slamet (2005) tentang pengaruh
dosis pemupukan kompos ampas teh terhadap
produksi jerami jagung manis memperoleh
hasil yaitu pemupukan dengan kompos ampas
teh memberikan pengaruh yang lebih baik
terhadap produksi bahan kering jerami jagung
manis. Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan yaitu
pemupukan dengan menggunakan ampas teh
Tjap Daun memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap produksi tanaman kacang
tanah (Arachis hypogaea L.). Hal ini
disebabkan karena
ampas
teh yang
diaplikasikan dapat menambah unsur hara
dalam tanah serta menambah kualitas tanah
seperti tersedianya air dan udara dalam tanah.
Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat
15
Hardjadi (1983) bahwa tanah yang produktif
adalah tanah yang mengandung semua unsur
hara yang diperlukan bagi tanaman serta
mengandung air dan udara yang cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tersedianya unsur hara, air, oksigen,
memungkinkan tanaman dapat melangsungkan
fotosintesis
dengan
baik
dan
dapat
menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein
yang besar, sehingga akan terjadi pertambahan
karbohidrat, lemak dan protein yang besar
pula, yang selanjutnya akan terbentuk biji
yang lebih banyak. Hasil analisis nilai kofesien
keragaman (KK) diperoleh nilai kofesien
keragaman untuk diameter biji basah kacang
tanah 8.20%, diameter biji kering kacang tanah
9.67%, berat basah polong kacang tanah
8.89%, berat kering polong kacang tanah
6.11%, berat basah biji kacang tanah 6.46%,
berat kering biji kacang tanah 8.73%, berat
basah biji kacang tanah yang dipilih mewakili
tiap polibag 4.83% dan berat kering biji
kacang tanah yang dipilih mewakili tiap
polibag 5.05%. Hal ini berarti nilai kofesien
keragaman untuk diameter biji basah dan
kering kacang tanah, berat basah dan berat
kering polong kacang tanah, berat basah dan
berat kering biji kacang tanah serta berat
kering biji kacang tanah yang dipilih untuk
mewakili tiap polibag termasuk dalam kategori
nilai kofesien keragaman kategori sedang,
yaitu nilai KK minimal 5-10% pada kondisi
homogen sedangkan nilai kofesien berat basah
biji kacang tanah yang dipilih mewakili tiap
polibag termasuk dalam kategori nilai kofesien
keragaman kategori kecil yaitu nilai KK
maksimal 5% pada kondisi homogen. Nilai
kofesien keragaman ini bervariasi disebabkan
karena tidak semua kegiatan perlakuan yang
dilakukan di lingkungan terbuka bisa dikontrol
sepenuhnya serta adanya faktor-faktor dari
lingkungan yang mempengaruhinya baik alat,
bahan, media dan lingkungan percobaan itu
sendiri. Hasil uji BNJ 5% menunjukkan bahwa
perlakuan ampas teh Tjap Daun pada
kosentrasi 60 gram perpolibag memperlihatkan
pengaruh yang signifikan terhadap parameter
yaitu diameter biji basah dan diameter biji
kering kacang tanah, berat basah dan berat
kering polong kacang tanah, berat basah dan
berat kering biji kacang tanah, serta berat
basah dan berat kering biji kacang tanah yang
dipilih mewakili setiap polibag. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya aktivitas jasad
renik tanah melalui proses dekomposisi pada
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun Terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan
Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran
ampas teh Tjap Daun. Pernyataan ini sejalan
dengan pendapat Isro (1994), bahwa
mikroorganisme (jasad renik) berpengaruh
terhadap ketersediaan unsur hara secara
langsung maupun secara tidak langsung.
Bahan organik didekomposisi danmem
bebaskan sejumlah unsur hara seperti
nitrogen, fosfor, sulfur serta humus yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Unsur posfor
pada kacang tanah bermanfaat untuk
pembentukan polong, mengurangi jumlah
polong yang tidak berisi dan mempercepat
matangnya polong. Secara tidak langsung
dapat memperbaiki agregasi tanah yang baik.
Hal ini sangat menjamin peningkatan hasil
kacang
tanah
sebab
kacang
tanah
membutuhkan tanah yang gembur, aerase dan
draenase yang baik agar ginofor yang
terbentuk dapat masuk ke dalam tanahdengan
mudah dan dapat membantu pengisian
polong kacang tanah.
Pengaruh perlakuan pemberian ampas
teh Tjap Daun terhadap tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) yaitu tanaman menjadi
lebih subur. Hal ini disebabkan karena
ketersediaan unsur hara yang terdapat dalam
tanah meningkat. Semakin melimpahnya
ketersediaan unsur hara di dalam tanah maka
tanaman tersebut akan semakin subur. Daun
ataupun bagian tanaman yang lain juga akan
berkembang dengan baik sehingga sangat
mempengaruhi hasil (produksi) tanaman
kacang tanah. Pernyataan ini sejalan dengan
pendapat Marzuki (2007) bahwa pemupukan
memegang peranan penting dalam peningkatan
produksi kacang tanah. Selain itu faktor iklim
juga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
kacang tanah. Suhu, cahaya dan curah hujan
mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi
sehingga berimplikasi pada pertumbuhan dan
perkembangbiakan kacang tanah, yang
berpengaruh pada komponen hasil. Intensitas
cahaya yang rendah mengurangi jumlah
ginofor, jumlah polong dan berat polong.
Produksi (hasil) tanaman kacang
tanah pada perlakuan ampas teh Tjap Daun
dengan konsentrasi 60 gram per polibag (K4)
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi
45 gram per polibag (K3), konsentrasi 30 gram
per polibag (K2), konsentrasi 15 gram per
polibag (K1) dan tanpa ampas teh tjap daun
sebagai kontrol (K0) serta dibuktikan dengan
hasil pengukuran rata-rata diameter biji basah
dan biji kering kacang tanah, berat basah dan
berat kering polong kacang tanah, berat basah
16
dan berat kering biji kacang tanah, berat basah
dan berat kering biji kacang tanah yang dipilih
untuk mewakili tiap polibag. Hal ini
disebabkan oleh perbaikan sifat tanah melalui
bahan organik yang telah diberikan ke dalam
tanah dimana akan merangsang perkembangan
perakaran tanaman. Di samping itu bahan
organik dapat mengikat air yang lebih banyak
sehingga akan mempengaruhi metabolisme
dan fotosintesis di dalam tubuh tanaman. Hal
ini sejalan dengan pendapat Soepardi (1987)
bahwa semua faktor yang mempengaruhi
metabolisme tanaman secara langsung turut
mempengaruhi serapan hara dari dalam tanah,
sehingga semakin banyak unsur hara yang
tersedia untuk tanaman kacang tanah
menyebabkan daya serap tanaman meningkat.
Peningkatan ini sejalan dengan pertambahan
dosis ampas teh Tjap Daun sampai
batas 60 gram per polibag.
Manfaat Ampas Teh Tjap Daun terhadap
Produksi Tanaman Kacang Tanah sebagai
Media Pembelajaran dalam Bentuk Poster
Sumber belajar yang digunakan di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan
perguruan tinggi masih menggunakan sumbersumber buku yang ada. Meskipun masih
banyak cara yang seharusnya dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal,
sesuatu yang sederhanapun dapat digunakan
sebagai
media
pembelajaran.
Proses
pembelajaran di kelas yang dikaitkan dengan
pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar jauh lebih efektif jika
dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran
yang bersifat teori. Misalnya pada mata kuliah
ekologi tumbuhan yang masih menggunakan
sumber-sumber buku yang ada, meskipun
masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas belajar
dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
media pembelajaran. Salah satu contohnya
adalah pemanfaatan ampas teh Tjap Daun
terhadap produksi tanaman kacang tana
(Arachis hypogeae L.) dalam bentuk poster
akan membantu proses pembelajaran.
Pemanfaatan poster sebagai media
pembelajaran jauh lebih efektif dibandingkan
dengan pembelajaran yang bersifat teoritis.
Dengan menggunakan poster peserta didik
sudah dapat melihat secara nyata dan jelas
karena poster lebih menonjolkan kekuatan
pesan, visual dan warna. Hal ini sesuai dengan
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Hariani et.al.,
pandangan Sudjana (2005) bahwa poster
adalah media yang mengkombinasikan antara
visual dari rancangan yang kuat dengan warna
serta pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian peserta didik, memotivasi peserta
didik, dan memberikan pengalaman yang
kreatif terhadap peserta didik. Proses belajar
mengajar menuntut kreatifitas siswa dan guru,
pola pembelajaran klasikal yaitu siswa hanya
diberikan informasi dari guru saja, tidak
membuat pembelajaran lebih baik dan kreatif.
Melalui poster pembelajaran bisa lebih kreatif,
siswa ditugaskan untuk membuat ide, cerita,
karangan dari sebuah poster yang dipajang
sehingga diskusi kelas akan lebih hidup
manakala guru menggunakan alat bantu poster
sebagai bahan diskusi. Selain itu, poster dalam
pembelajaran dapat digunakan oleh seorang
guru untuk menerangkan sebuah materi
kepada peserta didik. Poster yang digunakan
ini
harus
relevan dengan tujuan dan materi yang dibe
rikan. Sifat poster yang statis sebenarnya
memiliki kelebihan dibandingkan media
elektronik yang menyajikan gambar bergerak.
Karena sifat statisnya, poster yang ditempel di
dinding akan memungkinkan anak-anak untuk
melihatnya sesering mungkin tanpa harus
menyalakan komputer atau televisi. Satu hal
yang paling penting, poster yang dirancang
dalam ukuran yang tepat memungkinkan
setiap anak untuk belajar dengan mengaktifkan
otak bawah sadar mereka. Otak bawah sadar
mencerna informasi dengan sistem kerja otak
kanan, di mana setiap informasi masuk tanpa
melalui proses menyaring. Semua mengalir
masuk tanpa beban. Berbeda dengan otak
sadar, yang diyakini membawa sifat-sifat otak
kiri yang cenderung melakukan pemilahan
atau penyaringan informasi karena sifat
kritisnya.
Berdasarkan penilaian dari tim ahli atau
dosen baik dari segi isi, desain dan media
diperoleh persentase penilian yaitu antara lain
85.31%, 82.67% dan
76.00%. Hal ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran
berupa poster layak digunakan sebagai media
pembelajaran karena sesuai dengan kreteria
yang dikemukakan oleh Arikunto (1996)
dimana persentase dengan nilai 76%–100%
menyatakan bahwa media pembelajaran
tersebut layak digunakan sebagai media pem
belajaran.
Uji coba media pembelajaran terhadap
beberapa mahasiswa dengan jumlah responden
17
10 orang diperoleh persentase skor penilaian
media pembelajaran dalam bentuk poster yaitu
84.75%
berdasarkan
kategori
yang
dikemukakan oleh Arikunto (1996) persentase
dengan nilai 76%–100% menyatakan bahwa
media pembelajaran tersebut layak digunakan
sebagai media pembelajaran dalam menunjang
proses pembelajaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
(1) Pemberian ampas teh Tjap Daun dengan
konsentrasi yang berbeda berpengaruh
signifikan terhadap produksi tanaman kacang
tanah. (2) Perlakuan ampas teh Tjap Daun
dengan dosis 60 gram per polibag memberikan
pengaruh signifikan terbesar terhadap produksi
tanaman kacang tanah. (3) Pemberian ampas
teh Tjap Daun terhadap produksi tanaman
kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
dalam bentuk poster dengan kategori layak
baik dari isi, desain dan media yaitu 85,31%,
82,67%, dan 76.00%.
Saran
Diharapkan untuk penelitian lanjutan
dalam meningkatkan produksi tanaman kacang
tanah dalam skala rumah tangga disarankan
melakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan ampas teh tjap daun dengan
dosis lebih besar dari 60 gram per polibag dan
kepada petani disarankan untuk menggunakan
ampas teh tjap daun dengan dosis minimal 60
gram per tanaman. 082347371836
DAFTAR PUSTAKA
Adrizal. (1995). Pengaruh Sumber Bahan Organik
Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah.
Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami.
Padang.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Danarti & S. Najiyanti. (1999). Palawija, Budidaya
dan Analisis Usaha Tani. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hakim. (1986). Dasar-Dasar Ilmu
Universitas Lampung. Lampung.
Tanah.
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Pengaruh Ampas Teh Tjap Daun Terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan
Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran
Hardjadi. (1983). Penghantar Agronomi. PT.
Gramedia. Jakarta.
Hariyanto. (1996). Rancangan Percobaan Pada
Bidang Pertanian. Trubus Agriwidya.
Ungaran.
Isro, I. (1994). Peranan Mikroorganisme Tanah
dalam Meningkatkan Ketersediaan Hara.
PT. Gramedia. Jakarta.
Marzuki, R. (2007). Bertanam Kacang Tanah.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Rodiana. (2007). Ampas Teh terhadap Tanaman
Cabai.
[Online].
Tersedia
http://
iamnotkreyzie. logspot.com/2012/09/ampasteh-dan-tanaman-petai.html. [2 September
2012].
Sadiman. (1984). Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan
dan
Pemanfaatannya.
Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Slamet. (2005). Pengaruh Dosis Pemupukan
Kompos Ampas Teh terhadap Produksi
Jerami Jagung Manis. [Online]. Tersedia
http://www.jppt.undip.ac.id/pdf/30%281%2
92005p47-52.pdf. [12 Desember 2012].
Soepardi, G. (1987). Masalah Kesuburan Tanah di
Indonesia. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah.
Fakultas Pertanian. Bogor.
Sudjana, N. (2005). Media Pembelajaran. Sinar
Baru Algendindo. Bandung.
Widyanti. (2008). Pengaruh Pemberian Kompos
Ampas Teh terhadap Sifat Fisik, Kimia
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung.
[Online]. Tersedia http://www.pengaruh
pemberian kompos/ampas teh terhadap
pertumbuhan
tanaman
jagung.id/pdf/
30%281%292005p47-52.pdf. [12 Desember
2012].
Sarwano. (1987). Ilmu Tanah. Mediyatma Sarana
Perkasa. Jakarta.
18
e-Jipbiol Vol 1, Juni 2013
Download