PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : Novia Wahyu Wardhani NIM. K6406043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh : Novia Wahyu Wardhani NIM. K6406043 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ii HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing, Pembimbing I Pembimbing II Drs.E.S Ardinarto, M.Pd Drs.Hassan Suryono,S.H,M.H,M.Pd NIP 19460727 198003 1 001 NIP 19560515 198503 1 002 iii HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : Ketua : Drs. Machmud Al Rasyid, S.H., M.Si. ........................ Sekretaris : Dra. Ch. Baroroh, M.Si. ........................ Anggota I : Drs.E.S Ardinarto, M.Pd. ........................ Anggota II : Drs.Hassan Suryono,S.H,M.H,M.Pd. ........................ Disusun oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 iv ABSTRAK Novia Wahyu Wardhani. PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa, adakah pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian siswa terhadap prestasi belajar siswa, dan adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, yang terdiri dari 10 kelas sebanyak 345 siswa. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teori dari Suharsimi Arikunto, dan diperoleh sampel sebanyak 90 siswa yang diambil secara acak dari tiap kelas. Teknik pengumpulan data untuk variabel kelengkapan sumber belajar (X1) dan kemandirian siswa (X2) menggunakan metode angket yang bersifat tertutup, sedangkan data untuk variabel Y diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier ganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar ttabel < thitung (1,980 < 5,113). (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa terhadap prestasi belajar ttabel < thitung (1,980 < 4,749), dan (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Ftabel < Fhitung (3,07 < 22,839). v ABSTRACK Novia Wahyu Wardhani. THE INFLUENCE OF RESOURCE COMPLETENESS AND INDEPENDENCE AGAINST STUDENT ACHIEVEMENT CIVIC EDUCATION STUDY IN CLASS X OF SMA NEGERI 2 SURAKARTA YEARS 2009/2010 STUDIES. Thesis: Surakarta. Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. February 2010. The purpose of this study was to find out is there a positive impact and significant between the completeness of learning resources for student learning achievement, is there a positive and significant influence between students 'selfreliance of students' learning achievement, and is there a positive impact and significant between the completeness and independence of learning resources for student achievement Citizenship Education study on the class X students SMA Negeri 2 Surakarta 2009/2010 school year. This research was conducted using quantitative research methods. Population used in this study is all class X students SMA Negeri 2 Surakarta 2009/2010 school year, which consists of 10 classes of 345 students. The determination of this sample using the theory of Suharsimi Arikunto, and obtained a sample of 90 students drawn at random from each class. Data collection techniques for studying the source completeness variable (X1) and the independence of students (X2) using the questionnaire method is closed, while the data for the variable Y is obtained by using the method of documentation. Techniques of data analysis technique used is multiple linear regression analysis. Based on the research results can be concluded: (1) there is a positive influence and significance of the completeness of the source of learning for learning achievement ttabel < thitung (1,980 < 5,113). (2) There is a positive influence and significance of self-reliance of students on school performance (ttabel < thitung (1,980 < 4,749), and (3) there was a positive influence and significance of the completeness and independence of learning resources students together for learning achievement Ftabel < Fhitung (3,07 < 22,839). vi MOTTO “Sing eling lan waspada” Artinya : Pada waktu menghadapi kenyataan atau masalah apapun, dimanapun, dan bagaimanapun sulitnya, hendaknya kita hadapi dengan kesadaran, kesabaran, dan ketelitian. “Alon-alon waton klakon. Gliyak-gliyak waton tumindak” Artinya : Untuk mencapai cita-cita atau tujuan, diperlukan keseksamaan, ketekunan, kewaspadaan, serta kesabaran. Namun kita tidak boleh hanya menunggu dan tidak berbuat apa-apa sama sekali, karena itu lebih baik kita langsung mulai bekerja sesuai dengan kemampuan, meski perlahan. (Sabar Narimo) vii PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan teladan, kasih sayang dan dukungannya selama ini, semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat, 2. Adik-adik tersayang Muttaqin Rahmat Pangaribawa dan Lilla Prapdhani Agni Hajma yang selalu memberikan keceriaan di rumah, 3. Cahya Putra Lelana yang selalu menjadi semangat bagiku, 4. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung langkahku, dan 5. Almamater. viii KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya, taufiq dan hidayahNya, penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis merasa memperoleh suatu kebahagiaan tersendiri. Meskipun demikian tidak berarti penulisan ini tanpa hambatan, namun setidaknya pula hambatan tersebut dapat diantisipasi dan diatasi. Hal tersebut tidak lain berkat dorongan, motivasi, dan saran dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk dapat memulai penyusunan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam pengurusan surat-surat untuk kelancaran penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Muh. Muchtarom, S.Ag., M.Si., selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. 5. Drs.E.S Ardinarto, M.Pd., Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. 6. Drs.Hassan Suryono, S.H., M.H., M.Pd., Pembimbing II yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 7. Dosen Prodi PPKn yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. 8. Kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta. ix 9. Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 2 Surakarta yang telah membantu untuk kelancaran dalam penelitian ini. 10. Almamater PPKn angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi majunya ilmu pendidikan di sekitar kita, khususnya bagi kemajuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Surakarta, 22 Februari 2010 Penulis x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ v ABSTRACK..................................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... BAB I xv PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6 D. Perumusan Masalah .................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9 1. Prestasi Belajar ...................................................................... 9 2. Kelengkapan Sumber Belajar ............................................... 22 3. Kemandirian Belajar .............................................................. 32 4. Pendidikan Kewarganegaraan ............................................... 36 B. Hasil Penelitian yang relevan ...................................................... 39 C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 40 xi D. Perumusan Hipotesis ................................................................... 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 43 B. Metode Penelitian ....................................................................... 44 C. Populasi dan Sampel .................................................................. 44 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 46 E. Teknik Analisis Data ................................................................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ............................................................................. 59 1. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Surakarta ......................... 59 2. Deskripsi Data Validitas dan Reliabilitas ............................. 60 3. Data Variabel Kelengkapan Sumber Belajar ........................ 62 4. Data Variabel Kemandirian Siswa ........................................ 62 5. Data Variabel Prestasi Belajar .............................................. 63 B. Pengujian Prasyarat Analisis ....................................................... 63 1. Uji Normalitas ....................................................................... 64 2. Uji Linieritas ......................................................................... 65 3. Uji Independensi ................................................................... 66 C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 66 D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................ 68 1. Kesimpulan Pengujian Hipotesis .......................................... 68 2. Penafsiran Hasil Analisis Data .............................................. 70 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................. 73 B. Implikasi ..................................................................................... 74 C. Saran ........................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77 LAMPIRAN ...................................................................................................... 82 xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rencana waktu penelitian .................................................................. xiii 44 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Bagan alur hubungan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar ................................. xiv 42 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas variable kelengkapan sumber belajar ....................................................................... Lampiran 2. 82 Hasil uji validitas dan reliabilitas variable kelengkapan sumber belajar ........................................................................ 84 Lampiran 3. Data induk penelitian ............................................................ 86 Lampiran 4. Normalitas X1 ........................................................................ 89 Lampiran 5. Normalitas X2......................................................................... 92 Lampiran 6. Normalitas Y .......................................................................... 95 Lampiran 7. Uji linieritas dan keberartian X1 terhadap Y ......................... 98 Lampiran 8. Uji linieritas dan keberartian X2 terhadap Y ......................... 103 Lampiran 9. Uji Independen X1 dan X2 ..................................................... 108 Lampiran 10. Mencari nilai t hitung ............................................................ 109 Lampiran 11. Mencari nilai F hitung ........................................................... 110 Lampiran 12. Data persiapan regresi linier berganda .................................. 111 Lampiran 13. Mencari nilai sumbangan relatif dan efektif ......................... 115 Lampiran 14. Macam-macam sumber belajar di SMA Negeri 2 Surakarta 116 Lampiran 15. Kisi-kisi angket kelengkapan sumber belajar ....................... 117 Lampiran 16. Kisi-kisi angket kemandirian siswa ...................................... 118 Lampiran 17. Kunci jawaban angket ........................................................... 119 Lampiran 18. Hasil penskoran angket ......................................................... 120 Lampiran 19. Lembar uji coba angket ......................................................... 121 Lampiran 20. Tabel product moment .......................................................... 126 Lampiran 21. Tabel t ................................................................................... 127 Lampiran 22. Tabel F .................................................................................. 128 Lampiran 23. Permohonan ijin menyusun skripsi kepada dekan c.q pembantu dekan 1 FKIP-UNS di Surakarta.... ....................... 129 Lampiran 24. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi/makalah..... ................................................................. 130 Lampiran 25. Permohonan ijin research/ try out kepada rektor UNS di xv Surakarta.... ............................................................................. 131 Lampiran 26. Surat kepada kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta untuk mengadakan try out . ............................................................... 132 Lampiran 27. Surat keterangan telah mengadakan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta .................................................................. 133 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membawa dunia kepada berbagai kemajuan. Seiring dengan lajunya pembangunan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, ternyata membawa dampak pada perkembangan pendidikan. “Modal utama untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan pengetahuan tersebut adalah melalui pendidikan dan belajar” (Mudrig Triyanto, 2001: 5). Indonesia sebagai negara berkembang harus lebih memberikan perhatian yang serius di bidang pendidikan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sehinggga dapat mengikuti perkembangan dean dapat bersaing dengan negara-negara lain. Pendidikan adalah masalah yang sangat penting, karena merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Hampir semua sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang kita miliki diperoleh melalui pendidikan. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh Kevin Carmody and Zane Berge (2005: 3) yaitu “education can be defined as an activity undertaken or initatied to effect changes in knowledge, skill, and attitudes of individuals, groups or communities”. Artinya bahwa pendidikan itu dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, dan sikap dari individu, kelompok atau komunitas. Pendidikan juga merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sekaligus merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Dengan pendidikan akan terwujud manusia pembangunan yang dapat diandalkan. Hal ini sesuai dengan semangat Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga melalui pendidikan nasional diharapkan potensi peserta didik berkembang sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dan ada peningkatan taraf hidup manusia kearah yang lebih baik. Pendidikan yang ada akan mewujudkan manusia pembangunan yang dapat diandalkan. Kurikulum dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam kurikulum pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi ada muatan yang wajib dicantumkan, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu ilmu dasar yang membekali siswa untuk melanjutkan studi dan untuk bekal hidup di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sesuai dengan dimensi-dimensi yang dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang antara lain meliputi dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civics skills), dan dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civics value). Didalam proses pendidikan ini terjadi suatu pembelajaran. Pembelajaran di SMA merupakan proses dimana manusia belajar dengan lebih luas. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Di dalam proses pembelajaran ini manusia melakukan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang 2 menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. “Perubahan itu bersifat konstan dan membekas” (W.S. Winkel, 1991: 36). Pendapat yang lain menyatakan “learning is the process by which an organism changes its behaviour as a result of experience” (Maltby, 1995: 219). Artinya bahwa belajar adalah suatu proses dari perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pengalaman. ”Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Dengan optimalisasi proses pembelajaran tersebut diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan” (Yulianto Bambang Setyadi, 2002: 160). Untuk mendukung tercapainya keberhasilan atau prestasi yang baik bagi siswa, salah satunya adalah dengan belajar. Keberhasilan dan kegagalan belajar ditandai dengan prestasi yang muncul setelah melakukan suatu usaha pembelajaran. Kualitas pendidikan erat sekali hubungannya dengan prestasi belajar. Prestasi belajar yang dicapai setiap siswa tidaklah sama, ada yang mencapai prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat serta faktor-faktor baik itu eksternal maupun internal. Demikian juga yang dialami dalam memperoleh prestasi belajar. Prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait satu dengan yang lain. Sehingga tidak ada faktor tunggal yang secara otomatis dan berdiri sendiri mempengaruhi dan menentukan prestasi belajar seseorang. Seperti kelengkapan sumber belajar yang merupakan faktor eksternal dalam diri siswa dan kemandirian siswa yang merupakan faktor internal dari dalam diri siswa. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 77) sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Seperti contoh guru, buku pelajaran, majalah, koran, televisi, dan internet. Sedangkan faktor lain yaitu kemandirian siswa menurut Suharsimi Arikunto (1990: 108), merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada 3 aktivitas dan tanggung jawab siswa tanpa tergantung orang lain. Seorang anak yang memiliki kemandirian belajar, akan mampu bertanggung jawab, berani menghadapi masalah dan resiko serta tidak mudah terpengaruh atau tergantung kepada orang lain. Dengan kemandirian belajar diharapkan siswa lebih banyak belajar sendiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain, karena itu siswa perlu memiliki kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Kemauan yang keras akan mendorong siswa untuk tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan, sedangkan disiplin tinggi diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi kemandirian adalah suatu kecenderungan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah secara bebas, progresif dan penuh inisiatif tanpa tergantung pada orang lain. Salah satu indikator kemandirian siswa adalah mau mencari sumber belajar lain. Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa disatu sisi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, namun kelengkapan sumber belajar saja atau kemandirian siswa ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar siswa. Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai dengan prestasi siswa yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian siswa, sebaliknya kemandirian siswa tidak dapat meningkatkan prestasi belajar bila tidak diikuti dengan kelengkapan sumber belajar. SMA Negeri 2 Surakarta merupakan sekolah rintisan mandiri dimana fasilitas serta sumber belajar telah tersedia dan lengkap. Kelengkapan sumber belajar ini diharapkan dapat membantu para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Begitu pula dengan kemandirian yang dimiliki para siswa SMA Negeri 2 Surakarta, kemandirian siswa tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk menjadi siswa yang mempunyai prestasi belajar yang baik dan menjadi lulusan yang dapat bersaing dengan lulusan SMA yang lain dalam mendapatkan pendidikan selanjutnya. Peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 2 Surakarta dikarenakan ingin 4 mengetahui apakah kedua hal tersebut yakni kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dapat memberikan pengaruh bagi baik dan buruknya prestasi belajar siswa-siswi SMA Negeri 2 Surakarta khususnya pada kelas X yang digunakan sebagai subjek penelitian. Selain itu juga dikarenakan peneliti melihat bahwa SMA Negeri 2 Surakarta memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui kelengkapan sumber belajar baik yang disediakan oleh sekolah maupun yang dimiliki oleh siswa dan kemandirian yang ada dalam diri peserta didiknya. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengaruh Kelengkapan Sumber Belajar dan Kemandirian Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010” B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui masalah apa saja yang mungkin terjadi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal dari dalam diri siswa yang saling berkaitan satu dengan yang lain. 2. Intelegensi siswa ikut menentukan dan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai. 3. Kelengkapan sumber belajar belum menjamin adanya peningkatan prestasi belajar siswa. 4. Kemandirian siswa perlu ditumbuhkan dan dikembangkan untuk mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. 5. Guru merupakan salah satu sumber belajar tetapi bukan merupakan satusatunya sumber. 6. Sumber-sumber belajar yang lain juga dapat digunakan untuk memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan. 5 7. Bukan hanya sumber belajar yang berpengaruh tetapi juga dibutuhkan kemandirian siswa sendiri untuk belajar dan mencari sumber belajar lain sehingga siswa tidak tergantung hanya pada guru. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada perlu dipilih mana yang sesuai yang akan diteliti, maka penilitian ini hanya dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut : 1. Objek Objek dalam penelitian ini antara lain : a. Kelengkapan sumber belajar, b. Kemandirian siswa, dan c. Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang penting yang nantinya akan menjadi penunjuk arah untuk merumuskan suatu hipotesis. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 ? 2. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 ? 3. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar 6 Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah hal yang sangat penting. “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai” (Suharsimi Arikunto, 2002: 51). Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan, 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan, 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka adapun manfaat yang akan diperoleh yaitu : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. 2. Manfaat Praktis Sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini antar lain : 7 a. Siswa Memberi masukan kepada siswa agar dapat memanfaatkan sumber belajar dengan optimal dan lebih mandiri, sehingga dapat tercapai prestasi belajar yang baik. b. Guru dan Sekolah Memberikan masukan kepada guru dan sekolah agar lebih memperhatikan kelengkapan sumber belajar dan membangkitkan kemandirian siswa agar tercapai prestasi belajar yang optimal. c. Pembaca Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan. 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar i. Hakikat Prestasi Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha. Menurut Peter Salim dan Yenny Salim (1991: 190) “Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan”. Prestasi dapat disimpulkan sebagai hasil akhir yang akan diterima peserta didik setelah dia mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seseorang akan mendapatkan prestasi atau hasil akhir yang baik atau buruk adalah tergantung dari siswa itu sendiri dalam mengikuti proses belajar. Jika siswa tersebut mengikuti proses belajar dengan baik maka dia akan mendapatkan prestasi yang baik begitu pula sebaliknya jika dalam proses belajar siswa tidak mengikuti dengan baik maka prestasi yang akan diterimanya pun akan buruk. Jadi yang dimaksud dengan prestasi berdasarkan beberapa pengertian diatas adalah hasil akhir yang diperoleh dari usaha yang telah dilakukan. b. Hakikat Belajar Menurut Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005: 20) definisi belajar adalah sebagai berikut : 1) Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. 9 2) Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. 3) Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Belajar berdasarkan beberapa pengertian diatas mengandung makna sebagai hasil, proses dan fungsi yang disertai perubahan perilaku yang terjadi di dalam dan sepanjang kehidupan. Selain pendapat diatas masih ada beberapa pendapat dari para ahli yang lain. Robert M. Smith dalam bukunya Sudjana memberikan pengertian sebagai sebuah transformasi pikiran manusia, perubahan disposisi kemampuan dan perubahan pemahaman, pandangan, harapan atau pola pemikiran (Sudjana S, 2000: 86). Belajar sebagai sebuah proses dan sebuah transformasi pemikiran manusia, Smith menjelaskan bahwa: “Learning has been variously described as a transformation that occurs in the brain; problem solving; an internal process that leads to behavioral change the construction and exchange of personally relevant and viable meanings; a retained change in disposition or capability that is not simply ascribable to growth; and a process of changing insights, outlooks, expectations or through patterns”. Artinya bahwa belajar berarti : transformasi (pembentukan) yang terjadi dalam pikiran manusia, dan upaya pemecahan masalah; proses yang terjadi dalam diri manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku; pembinaan dan pertukaran keterkaitan antar pikiran manusia dan antar pengertian yang bermakna; perubahan disposisi atau kemampuan yang diperoleh manusia, bukan karena pertumbuhan fisik; proses perubahan pemahaman, pandangan, harapan, atau pola pemikiran (Sudjana S, 2000: 86). Belajar menurut pengertian diatas mengandung makna sebagai hasil, proses atau fungsi, sebagaimana disimpulkan Smith bahwa : 10 “Learning then, is an activity of one ho learns. It may be intentional or random; it may involve acquiring new information or skills, new attitudes, understandings or values. It usually is accompanied by change in behavior and goes on throughout life. It is often though as both processes and out came. Educations can be defined as “the organized, systematic effort to foster learning, to establish the conditions and to provide the activities through which learning can occur”. Artinya bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara disengaja ataupun secara kebetulan. Belajar dapat melibatkan kegiatan penguasaan informasi baru atau keterampilan, berbagai sikap baru, pengertian atau nilai. Belajar biasanya disertai perubahan perilaku yang terjadi di dalam dan sepanjang kehidupan. Belajar juga dipandang sebagai proses dan sebagai hasil. Sehubungan dengan itu, pendidikan dapat diartikan sebagai upaya terorganisasi dan sistematik untuk membangkitkan belajar, menumbuhkan kondisi-kondisi dan menyajikan berbagai kegiatan sehingga belajar dapat berlangsung (Sudjana S, 2000: 86). Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Hilgrad dan Bower dalam bukunya Baharudin dan Esa Nur Wahyuni belajar memiliki arti : 1) to again knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, 2) to fix in the mind or memory, memorize, 3) to acquiretrough experience, 4) to become in forme to find out. Artinya belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2007: 13). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik 11 bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). c. Pengertian Prestasi Belajar Manusia dalam batas-batas tertentu dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan bantuan. Hadirnya bantuan dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan. Upaya inilah yang dimaksud dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya prestasi belajar, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta didik itu sendiri dan sumber belajar yang tersedia. Selain itu kemampuan intelektual siswa juga merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Hal ini yang terjadi dalam kegiatan belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Karena evaluasi dapat menggambarkan berapa besar pencapaian prestasi siswa. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian prestasi dan belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, W.S. Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan 12 belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Setelah mengetahui apa itu prestasi dan belajar maka kita tahu mengenai prestasi belajar. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang biasanya sesuai dengan tingkat keberhasilannya dalam mempelajari materi pelajaran dan biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu "faktor intern dan faktor ekstern" (Dimyati & Mujiono, 2002: 36). Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1) Faktor Intern (Berasal dari Dalam Diri Siswa) a. Sikap terhadap belajar "Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, berarti atau tidak bagi dirinya" (Nana Sudjana, 2000: 48). Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikannya. Akibat penerimann, penolakan, atau pengabaikan kesempatan belajar tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian mereka. Oleh karena itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak apa yang menjadi akibat dari sikap mereka terhadap belajar. b) Motivasi belajar Menururt Oemar Hamalik "motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions" (Oemar Hamalik, 2000: 173). Motivasi disini merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai 13 dengan timbulnya suatu perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus agar keinginan atau dorongan untuk melakukan proses belajar dalam diri siswa semakin kuat. c) Konsentrasi belajar "Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada belajar" (Dimyati & Mujiono, 2002: 239). Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta istirahat. d) Mengolah bahan belajar "Mengolah bahan belajar merupakan proses berfikir peserta didik dalam menjalani pengolahan belajar" (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 40). Mengolah bahan belajar dapat berupa kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nilai kesenian. serta keterampilan mental dan jasmani. e) Menyimpan perolehan hasil belajar Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimparn ini dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan. Kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa. Penyimpanan hasil belajar tersebut diharapkan dalam waktu bertahun-tahun, bahkan sepanjang hayat. f) Menggali hasil belajar yang tersimpan Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan "proses mengaktifkan pesan yang telah diterima" (Dimyati & Mujiono, 2002: 14 242). Dalam menerima pesan baru, siswa dapat memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengaitkannya dengan bahan yang lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk unjuk hasil belajar. g) Kemampuan berprestasi Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. ”Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, dapat dilakukan dengan mempelajari dan menganalisis kemajuan-kemajuan belajar yang ditunjukkannya" (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 160). Kemampuan berprestasi tersebut dipengaruhi oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan, pengolaan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman, bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau dapat juga gagal berprestasi. h) Rasa percaya diri siswa Rasa Percaya diri adalah "suatu keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap dirinya sendiri" (Dimyati & Mujiono, 2002: 245). Siswa yang memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri dalam belajar akan merasa yakin bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang menimbulkan perasaan optimis dalam menghadapi kesulitan khususnya yang berhubungan dengan pelajaran sekolah. i) Intelegensi Intelegensi dapat diartikan sebagai "kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat" (Wasty Soemanto, 1998: 133). Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses. 15 j) Kebiasaan belajar "Kebiasaan belajar baik dari segi cara belajar, waktu belajar, keteraturan belajar maupun suasana belajar merupakan faktor penunjang keberhasilan belajar peserta didik" (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 161). Dalam kehidupan sehari-hari ada kebiasaan baik dan ada pula kebiasaan buruk yang dilakukan siswa. Kebiasaan buruk biasanya disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Pemberian penguatan dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa. k) Cita-cita siswa Cita-cita merupakan wujud emansipasi diri siswa. "Cita-cita siswa dapat memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar siswa" (Dimyati & Mujiono, 2002: 98). Didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang semakin sulit. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi, maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri. l) Kemandirian Menurut teori kognitif yang diungkapkan oleh Gagne dan Berliner dalam Sutama “belajar menunjukkan jiwa yang sangat aktif, jiwa yang mengolah informasi yang diterima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan trasformasi” (Sutama, 2001: 144). Menurut teori ini siswa memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu memecahkan sesuatu. Siswa secara mandiri mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. “Kemandirian siswa dalam belajar secara efektif mampu mengacu pada tujuan yang diharapkan (Holstein, 1986: 3). Dalam melakukan aktivitas belajar, setiap siswa dituntut kemandirian belajarnya, karena dengan adanya sikap siswa tersebut siswa akan mencapai hasil belajar atau prestasi 16 belajar yang optimal. Siswa yang memiliki kemandirian mampu untuk belajar mandiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar. “Keuntungan belajar mandiri bagi siswa salah satunya memberikan kemungkinan untuk maju sesuai pelajaran masing-masing” (Yusuf Hadi Miarso, 1986: 82). Menurut Rahmawati (2003: 87) “kemandirian siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar”. Maka dari itu perlu dikembangkannya sikap mandiri dalam diri siswa. 2) Faktor Ekstern (Berasal dari Luar Diri Siswa) a) Guru sebagai pembina siswa belajar . "Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah" (Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1997: 126) Sebagai pengajar guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Tugas pengelolaan pembelajaran tersebut meliputi hal-hal berikut yaitu menjalin hubungan baik dengan siswa, menumbuhkan minat, perhatian dan motivasi belajar, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan objektif, serta melaporkan hasil belajar siswa kepada orang tua siswa yang berguna bagi masa depan siswa. Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari 17 bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. Adanya kelengkapan sumber belajar akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. b) Prasarana dan sarana pembelajaran Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga dan lain-lain yang dapat digunakan siswa sebagai tempat belajar. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratoriun sekolah. "Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran akan mendukung proses belajar agar lebih baik" (Dimyati & Mujiono, 2002: 249). c) Kebijakan penilaian Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah, dan tiugkat nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut, seorang siswa yang keluar dapat digolongkan lulus atau tidak lulus. Kelulusannya dengan memperoleh nilai rendah, sedang, atau tinggi. "Keputusan tentang hasil belajar merupakan umpan balik ,bagi siswa dan bagi guru serta puncak harapan siswa" (Dimyati & Mujiono, 2002: 252). Secara kejiwaan, hasil belajar akan mempengaruhi diri siswa. Oleh karena itu, sekolah dan guru diminta berlaku adil dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa. d) Lingkungan sosial siswa "Lingkungan adalah situasi sekitar tempat pesan disalurkan atau ditransmisikan (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80). Suasana kejiwaan dalam likungan sosial dapat menghambat proses belajar. Selain itu, lingkungan sosial siswa di sekolah atau di kelas dapat juga berpengaruh pada semangat belajar siswa di kelas. e) Kurikulum sekolah Program pembelajaran di sekoiah didasarkan pada suatu kurikulum. "Kurikulum adalah program belajar untuk siswa sebagai dasar merencanakan pengajaran" (Nana Sudjana, 2000: 11). Kurikulum 18 disusun berdasarkan tuntutan masyarakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat, timbul tuntutan kebutuhan baru, sehingga kurikulum sekolah perlu untuk dirubah. Perubahan kurikulum sekolah ini akan berpengaruh juga pada siswa, yaitu siswa perlu mempelajari cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru lainnya agar dapat melakukan proses belajar dengan baik. f) Sumber Belajar Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne (1979: 101) sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar dan dukungan kelengkapan sumber belajar tersebut maka akan dapat dicapai prestasi belajar yang baik. Menurut Nasution S (2000: 194) “Jika langkah-langkah dalam belajar mengajar diatur dengan baik, maka belajar mengajar itu akan efesien”. “Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai” (Ahmadi,1998: 72 ). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Sudjarwo S (1988: 49) bahwa “Makin banyak jenis sumber belajar yang dimanfaatkan, makin lengkap dan makin sesuai dengan masing-masing komponen sistem instruksional, dan makin menyatu dengan komponen-komponen tersebut maka hasil belajar yang diperoleh akan semakin baik”. Sejalan dengan Syaiful Bahri D dan Aswan Zain (1997: 19) bahwa “Semakin lengkap sumber belajar maka semakin banyak alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar. Misalnya kurangnya buku yang tersedia menyebabkan metode mencatat lebih dominan dan sulit bagi guru untuk melakukan pendekatan individual”. Dari Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan sumber belajar berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa. Salah satu cara untuk mencapai prestasi belajar yang baik, selain dengan belajar secara efektif dan efisien, perlu juga didukung oleh kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa itu sendiri. Menurut 19 Suyatmi (1999: 87) ”kelengkapan sumber belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar”. Sumber belajar ada berbagai macam bentuk baik yang dibuat maupun yang dimanfaatkan. Kelengkapan sumber belajar adalah ketersediaan sumber belajar secara lengkap yang akan memberikan suatu pengaruh positif dalam pembelajaran dan pada prestasi belajar. Kemandirian disamping kelengkapan sumber belajar memiliki arti yang sangaat penting dalam peningkatan prestasi atau hasil belajar. Menurut Agus Ahmadi F (2001: 87) ”kemandirian berpengaruh terhadap prestasi belajar”. Sejalan dengan Mulyasa ”Sumber belajar tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan belajar secara langsung, maka dalam proses belajar diperlukan kesiapan mental dan kemauan, serta kemampuan untuk menjelajahi aneka ragam sumber belajar yang ada dan yang mungkin ada” (Mulyasa, 2002: 51). Menurut Eni Pratiwi (2004: 90) ”kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar” e. Indikator Prestasi Belajar Menurut Wasty Soemanto, beberapa hal yang dapat dijadikan indikator prestasi belajar ada 5, yaitu "intelegensi (intelligenee) atau tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa (Wasty Soemanto, 1998: 133). Kelima indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Intelegensi siswa "lntelegensi adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas yang sukar dan kompleks dengan cepat dan benar, efektif dan efesien." (Fudyartanto, 2002: 137). Heidenrich yang dikutip oleh Muhibbin Syah menyatakan "intelligence refers to the ability to learn and to utilize what has been learned in adjuting to unfamiliar situations, or in the solving of problems" (Muhibbin Syah, 2003: 142). Intelegensi disini menyangkut kemampuan belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian tehadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah-masalah. 20 2) Sikap siswa "Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang; barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Wasty Soemanto, 1998: 135). Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diajarkannya merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar siswa tersebut. 3) Bakat siswa "Bakat adalah suatu kemampuan seseorang yang kelihatan menonjol, istimewa jika dibandingkan dengan kemampuan-kemampuannya yang lain" (Fudyartanto, 2002: 136). Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. 4) Minat siswa Minat dimiliki oleh setiap siswa. "Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap, sesuatu" (Wasty Soemanto, 1998: 136). Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang studi tertentu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap suatu pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Perhatian ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 5) Motivasi siswa "Motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu" (Fudyartanto, 2002: 137). Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan 21 tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. 2. Kelengkapan Sumber Belajar a. Pengertian Sumber Belajar Belajar mengajar merupakan proses yang tidak terlepas dari komponen- komponen yang saling berinteraksi. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang dimaksud dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya prestasi belajar, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar. Dalam pengertian sederhana, sumber belajar adalah guru dan bahanbahan pengajaran atau bahan pelajaran, baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Dalam arti luas yang dimaksud sumber belajar adalah segala daya yang dapat digunakan untuk kepentingan proses atau aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung. Mulyasa berpendapat bahwa "sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar" (Mulyasa, 2002: 48). Suatu sumber belajar adalah "suatu lingkungan belajar yang dirancang khusus, dengan maksud membangkitkan semangat siswa untuk menggunakan berbagai media pembelajaran, mengajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan belajar yang berubah-ubah dan dapat 22 menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam hal belajar mereka" (Latuheru, 1988: 87). Dengan kata lain bahwa segala yang mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis, atau menuju perkembangan dapat disebut sumber belajar. Sumber belajar dalam pengajaran adalah segala apa (daya, lingkungan, pengalaman) yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses atau kegiatan pengajaran secara lebih efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran atau belajar tersedia (segala disediakan atau dipersiapkan), baik yang langsung maupun tidak langsung, baik yang konkrit atau yang abstrak (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 154). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sumber belajar adalah segala macam apa yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan pengajaran untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. b. Peranan Sumber Belajar Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual. Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu : a) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari. b) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual 23 c) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar. 2) Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominasi interaksinya dengan guru. Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun drastis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sardiman A.M (2005: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada. 3) Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola 24 a) Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya. b) Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium. c) Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional tertentu. d) Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim. e) Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya). f) Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video). g) Self helf group (kelompok swamandiri). c. Fungsi Sumber Belajar Sumber belajar memiliki fungsi penting dalam proses belajar. Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya. 3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan 25 b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian. 4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; dan b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit. 5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; dan b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang pentingnya kelengkapan sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa. d. Klasifikasi Sumber Belajar Wallington dalam bukunya Job in Instruction Media Study menyatakan bahwa "peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 78). AECT (Association of Education Communication Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam. yaitu : 1) 2) 3) 4) Message (pesan), yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik. People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengola, dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini adalah guru, dosen, tutor, dan peserta didik. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori materials seperti transparansi, slide, film, video, modul, majalah, dan buku. Device (alat), yaitu sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. 26 5) 6) Misalnya : overhead projector, slide, video, tape recorder, radio, dan televisi. Technique (teknik), yaitu prosedur yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, dnn lingkungan untuk menyampaiknn pesan. Misalnya : pengajaran berprogram, simulasi demonstrasi, tanya jawab, dan CBSA. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan, baik lingkungan fisik seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, maupun lingkungan non fisik misalnya suasana belajar itu sendiri : tenang, ramai, dan lelah. (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 155). Sedangkan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengklasifikasikan sumber belajar sebagai berikut: 1) Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, koran, ensiklopedi, kamus, dan lain-lain. 2) Sumber belajar non cetak : film, slides, video, transparansi, dan sebagainya. 3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas : perpustakaan, ruang belajar, lapangan olah raga, dan lain-lain. 4) Sumber belajar berupa kegiatan : wawancara, kerja kelompok, observasi, permainan, dan lain-lain. 5) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat : teman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum, dan lain-lain. (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003: 80). Belajar yang mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi pada siswa untuk belajar secara individual. Sistem belajar ini akan memungkinkan keseluruhan kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan sumber belajar baik manusia maupun non manusia dalam situasi belajar yang diatur secara efektif. Dalam hal ini sumber belajar yang dimaksud adalah segala sesuatu diluar diri siswa yang dapat digunakan siswa dalam membantu belajarnya, memotivasi siswa untuk belajar, dan mempernudah siswa dalam mencapi tujuan belajarnya. Sumber belajar ini meliputi guru sebagai penyaji pesan dan teknik yang digunakan untuk menyampaikan pesan, bahan atau alat yang digunakan baik berupa buku pegangan dan buku penunjang pendidikan kewarganegaraan serta lingkungan belajar siswa di sekolah. 27 e. Memilih Sumber Belajar Memilih sumber belajar harus didasarkan pada kriteria tertentu. Menurut Sudjana dan Rivai ada dua kriteria, yaitu "kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai" (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003: 84). Adapun kriteria-kriteria tersebut sebagai berikut: 1) Kriteria umum Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya : a) Ekonomis dalam pengertian murah Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus murah. Bisa saja dana pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, sehingga harganya mahal tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang, maka itu sudah termasuk terhitung murah. b) Praktis dan sederhana Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sedangkan sederhana maksudnya tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan. c) Mudah diperoleh Mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu dekat tidak perlu diadakan atau dibeli di toko atau pabrik. Sumber belajar yang tidak dirancang lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di lingkungan sekitar. d) Bersifat Fleksibel Fleksibel artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri. 28 e) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan Komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan merupakan kriteria yang paling penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawakan juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi yang tidak dapat terjangkau dan banyak memakan waktu sehingga pemanfaatannya tidak efektif dan efisien. 2) Kriteria berdasarkan tujuan Beberapa kriteria sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah: a) Sumber belajar untuk memotivasi Sumber belajar untuk memotivasi ini sangat berguna untuk siswa yang lebih rendah tingkatannya, karena penggunaannya dimaksudkan untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan agar prestasinya dapat meningkat lebih baik. b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran Sumber belajar yang digunakan untuk tujuan sumber belajar ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Kriteria ini dipakai untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis bagi para guru. c) Sumber belajar untuk penelitian Sumber belajar untuk penelitian ini merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung dari masyarakat. d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah Sumber belajar untuk memecahkan masalah memiliki beberapa ciri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum mulai perlu diketahui, apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah bisa disediakan? Dimana bisa memperolehnya? Kesimpulan : benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu? 29 e) Sumber belajar presentasi Sumber belajar presentasi disini lebih ditekankan kepada arti sumber sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. fungsi sumber belajar ini sebagai strategi, teknik, atau metode (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003: 84-86). Kedua kriteria pemilihan sumber belajar tersebut berlaku baik untuk belajar yang dirancang maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. f. Indikator Kelengkapan Sumber Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 515-516) lengkap yaitu segala-galanya telah tersedia dengan sempurna sedangkan kelengkapan berarti hal yang lengkap atau kekompletan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan sumber belajar adalah tersedianya segala macam apa yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan pengajaran untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Sumber belajar tidak terebatas pada sarana yang dirancang tetapi juga mengarah kepada dua hal yaitu pemanfaatan sumber belajar, dan pengelolaan sumber belajar yang digunakan untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran menurut Mulyasa antara lain ”belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun peserta didik” (Mulyasa, 2002: 47). Indikator kelengkapan sumber belajar adalah sebagai berikut : 1) Kelengkapan buku acuan atau buku penunjang Guru memegang peranan penting dalam sebuah proses belajar mengajar, tetapi siswa juga dituntut agar dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Dengan demikian siswa tidak tergantung pada guru dan dapat belajar dengan baik tanpa didampingi oleh guru selama proses belajar berlangsung. "Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, peserta didik dituntut tidak hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber 30 belajar yang diperlukan" (Mulyasa, 2002: 47). Berdasarkan Permendiknas No. 2 (2008: 4) “Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran”. Schorling dan Batchelder (1956) memberikan empat ciri buku teks yang baik, yaitu : a) Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai buku teks yang baik; b) Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat; c) cukup banyak memuat teks bacaan, bahan drill dan latihan/tugas; dan d) memuat ilustrasi yang membantu siswa belajar. 2) Pemanfaatan Perpustakaan Salah satu sumber belajar yang cukup mendukung adalah perpustakaan. Siswa diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar karena menurut Mulyasa "pemanfaatan sumber belajar seoptimal mungkin sangatlah penting, karena keefektifan proses pembelajaran ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada" (Mulyasa, 2002: 50). 3) Kondisi Lingkungan Non Fisik Lingkungan non fisik juga sangat mendukung proses belajar siswa, karena suasana yang ramai akan menganggu konsentrasi sebagian siswa. Sebaliknya suasana yang tenang atau damai akan memberi kemudahan kepada siswa dalam belajar. Lingkungan non fisik misalnya suasana belajar itu sendiri yang meliputi ”Suasana tenang, ramai, lelah dan sebagainya” (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 155). 4) Sumber Belajar Non Cetak Sumber belajar non cetak misalnya : film, slides, video, transparansi, realita, objek, dan lain-lain" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80). Sumber ini dapat digunakan di sekolah maupun di rumah. Melalui sumber ini siswa dapat melatih nalar dan mengembangkan pemahamannya melalui pembelajaran dengan melihat secara langsung. 31 5) Orang sebagai penyampai pesan "Orang sebagai penyampai pesan adalah orang yang menyimpan informasi atau menyalurkan informasi" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80). Orang yang menyampaikan pesan secara langsung seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar. 6) Teknik penyampaian pesan Teknik penyampaian pesan adalah "prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk menyampaikan pesan" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80). Teknik penyampaian pesan juga dapat berupa "langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas" (Mulyasa, 2002: 50). Jadi dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan sumber belajar lengkap apabila ada kelengkapan buku acuan atau buku penunjang, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar non cetak, orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan. 3. Kemandirian Belajar i. Hakikat Kemandirian Kemandirian merupakan sebuah bentuk kepercayaan pada diri sendiri untuk mengorganisir, mengembangkan dan menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh seseorang. Perilaku mandiri adalah sebuah bentuk perilaku yang dapat berdiri sendiri dan tanpa tergantung pada orang lain. (Drost 1995: 7). Schultz Doane, (1995: 44) menyebut bahwa kemandirian sebagai bentuk perilaku yang sehat, yang mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai suatu kebutuhan fundamental. Kecenderungan aktualisasi diri ini mendorong individu menuju ke satu tingkat kedewasaan berikutnya, yang diikuti oleh pertumbuhan dan penyesuaian diri. 32 Menurut Hoistein yang dikutip oleh Ali Imran juga menyatakan sebagai berikut kemandirian menandakan sesuatu dengan tidak adanya ketergantungan dan perlunya kebebasan bagi munculnya keputusan, penilaian, pendapat, dan pertanggungjawaban. Kemandirian juga dapat terungkap sebagai keswakaryaan atau diartikan bekerja sendiri dengan inisiatif sendiri (Ali Imran, 2000: 202). Sementara itu Anwar Hartoyo yang dikutip oleh Nasution memberikan definisi belajar mandiri sebagai suatu sistem, yaitu suatu sistem pembelajaran yang didasarkan pada disiplin terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh siswa dan disesuaikan dengan keadaan perorangan siswa yang melipuli antara lain : kemampuan, kecakapan belajar, kemauan, minat, waktu yang dimiliki, dan keadaan sosial ekonominya (Tamrin Nasution, 1986: 175). Sistem belajar mandiri diharapkan dapat membuat siswa lebih banyak belajar mandiri atau dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Siswa perlu mempunyai kemauan yang kuat serta disiplin yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Kemauan yang keras akan mendorong siswa tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan belajarnya. Sedangkan disiplin yang tinggi diperlukan supaya siswa selalu belajar sesuai dengan jadwal waktu yang diaturnya sendiri. Kemandirian menurut Sutari Imam Barnadib yang dikutip oleh Zainun Mu’tadin, meliputi "perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri, dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain" (Zainun Mu'tadin, 2002: 01). Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali yang dikutip oleh Zainun Mu'tadin yang mengatakan bahwa "kemandirian adalah "hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri" (Zainun Mu'tadin, 2002: 01) Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam mengidentifikasi dirinya yaitu mampu menemukan kompetensi, mampu mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab dan mampu melakukan yang lebih. Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama 33 berlangsungnya perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungannya, sehingga individu tersebut pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri tanpa tergantung kepada orang lain. ii. Indikator Kemandirian Perilaku mandiri memiliki beberapa ciri tertentu. Drost (1995: 152) mengungkapkan bahwa ciri orang yang mandiri antara lain : 1) Menyadari bahwa dirinya adalah individu yang unik yang berbeda dari yang lain, 2) Pengorbanan tujuan-tujuan material dan sifat kepribadian akan mendorong seseorang mencapai tujuan, 3) Integrasi diri dengan lingkungan, dan 4) Aktualisasi yang merupakan ungkapan dari kepribadian individu. Sejalan dengan itu, Schultz Doane (1995: 159) mengemukakan bahwa eksistensi manusia yang sehat memiliki ciri-ciri spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab. Spiritualitas sebagai konsep tidak dapat diungkapkan, namun dapat dipikirkan sebagai roh atau jiwa. Kebebasan sebagai suatu hal yang tidak dapat di kendalikan oleh faktor non spiritual, insting maupun kondisi lingkungan, namun kebebasan digunakan untuk mengembangkan diri secara penuh. From dalam Schultz Doane (1995: 162), mengemukakan bahwa perilaku mandiri memiliki ciri adanya tanggung jawab, inisiatif yang tinggi, kebebasan berkreasi, integritas dan identitas yang jelas yang bermuara pada ide-ide baru yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sedangkan menurut Emil Salim seseorang dikatakan mempunyai kemandirian apabila mempunyai ciri sebagai berikut : 1) Bebas, yakni timbulnya tindakan atas kehendak sendiri bukan karena orang lain, bahkan tidak tergantung pada orang lain 2) Progresif dan ulet, seperti tampak pada mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan, dan mewujudkan harapan-harapannya 3) Berinisiatif, yakni mampu berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif dan penuh inisiatif. 4) Pengendalian diri dari dalam, yaitu adanya kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya, serta mampu mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri. 34 5) Kemantapan diri mencakup aspek percaya pada diri sendiri dan memperoleh kepuasan atas usahannya sendiri. (Emil Salim, 1991: 31). Kemandirian perlu ditanamkan pada diri anak sejak kecil agar anak terbiasa hidup mandiri. Kemandirian merupakan unsur penting dalam setiap kegiatan belajar. Siswa yang mandiri dalam menghadapi permasalahan tidak akan mudah putus asa dan pantang menyerah, karena dengan kemampuan yang dia miliki dan kepercayaan yang ada pada dirinya maka dia akan memiliki inisiatif untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapinya tanpa tergantung pada orang lain. Ciri-ciri kemandirian belajar diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator kemandirian siswa dalam belajar yaitu sebagai berikut : 1) Memiliki Inisiatif yang tinggi Yaitu mampu berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif dan penuh inisiatif seperti contoh memanfaatkan waktu luang dengan baik. 2) Pengendalian diri dari dalam Yaitu adanya kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya, mampu berintegrasi dengan lingkungan serta mampu mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri. 3) Memiliki integritas dan identitas yang jelas Yaitu progresif, ulet, bertanggung jawab dan menyadari bahwa dirinya adalah individu yang unik yang berbeda dari yang lain. 4) Mampu mengaktualisasikan dirinya, Yaitu mampu menampilkan hal-hal baru yang aktual dan tidak mengikuti gaya orang lain. 5) Kebebasan berkreasi dan berinovasi, Yaitu timbulnya tindakan atas kehendak sendiri bukan karena orang lain, bahkan tidak tergantung pada orang lain. 6) Percaya diri Yaitu percaya akan kemampuan diri sendiri Siswa yang memiliki kemandirian belajar bukan berarti tidak membutuhkan orang lain dalam belajar, tetapi dalam hal ini dia cenderung 35 untuk mendayagunakan segenap kemampuan yang dia miliki dalam menyelesaikan tugasnya tanpa menunggu bantuan orang lain. Kemandirian belajar erat kaitannya dengan motivasi dan hasrat berprestasi. Seseorang yang telah mencapai kemandirian belajar senantiasa termotivasi untuk selalu belajar dan meningkatkan prestasi. 4. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu ilmu dasar yang membekali siswa untuk melanjutkan studi dan untuk bekal hidup di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sesuai dengan dimensi-dimensi yang dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang antara lain meliputi dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum dan moral; dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civics skills) yang meliputi ketrampilan partisipasi dalam berkehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan dimensi nilai- nilai kewarganegaraan (civics values) mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan norma luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat, dan berkumpul, dan perlindungan terhadap minoritas. Menurut Cogan dalam Muhamad Subarkah (2009) mengartikan Civic Education sebagai “... the foundational course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives”. Pendapat di atas mempunyai arti bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2007) “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada semua satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa 36 disiplin ilmu antara lain, ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral dan filsafat. Kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara RI yang tertuang dalam visi dan misinya. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di sekolah mempunyai tujuan, visi dan misi, serta ruang lingkup. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut Permendiknas (2006: 21) adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertibdak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. b. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan Visi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga negara. Adapun misi dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk warga Negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan UUD 1945. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007). c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran Menurut Permendiknas No. 22 (2006: 21) ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap 37 2) 3) 4) 5) 6) 7) Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata terrtib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. Hak Asasi Manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. Kebutuhan warga negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara. Konstitusi negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sitem pemerintahan, Pers dalam masyrakat demokrasi. Pancasila, meliputi: Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan pancasila senagai dasar negara, Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi, meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeri, Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Menguasai globalisasi. Warga negara yang menanam dan menguasai pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) dan ketrampilan kewarganegaraan (civics skills) akan menjadi seorang warga yang berkompeten. Warga negara yang menguasai dan memahami pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) serta nilai-nilai kewarganegaraan (civics value) akan menjadi warga negara yang memiliki rasa percaya diri. Warga negara yang telah memahami dan menguasai ketrampilan kewarganegaraan (civics skills) serta nilai-nilai kewarganegaraan (civics values) akan menjadi seorang warga negara yang memiliki komitmen kuat. Warga negara yang memahami dan menguasai pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge), memahami dan menguasai ketrampilan kewarganegaraan 38 (civics skills), serta menguasai nilai- nilai kewarganegaraan (civics values) akan menjadi seorang warga negara yang berpengetahuan, terampil dan berkepribadian. (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 4). Menurut Udin S. Winataputra (2007) karakteristik warga negara yang baik adalah sebagai berikut: 1) Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mencintai sesama manusia, keluarga, masyarakat, bangsa, dan tanah airnya. 3) Menghormati sesama warga negara. 4) Dapat hidup bersama dalam masyarakat majemuk. 5) Toleransi keagamaan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangat perlu untuk diajarkan disetiap sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai pada sekolah menengah karena melalui Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik dapat belajar untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas dan kreatif. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagimana cara meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganagaraan melalui kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa, sehingga siswa berhasil untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan secara baik dan benar, dan dapat menerapkannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. G. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini antara lain : 1. Penelitian Wahidin Hisyam tahun 2006 tentang Hubungan Motivasi Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMAN 12 Bandar Lampung dengan hasil terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. 2. Penelitian Ekowati T tahun 2006 tentang Kontribusi Inteligensi dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah dengan hasil terdapat kontribusi positif antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. 39 3. Penelitian Menik Susanti tahun 2008 tentang Pengaruh Pola Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Mojolaban Semester Gasal Tahun Ajaran 2007/2008 dengan hasil bahwa pola belajar dan kelengkapan sumber belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Ekonomi. 4. Penelitian Suyatmi tahun 1999 tentang Studi Korelasi antara Motivasi Berprestasi dan Kelengkapan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin lengkap sumber belajar yang dimiliki semakin baik pula prestasi belajar yang dapat diraihnya. Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Perbedaannya yaitu penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dimana di tempat tersebut dan pada siswanya belum pernah dijadikan objek penelitian dengan variabel yang sama. Penelitian ini juga ditekankan pada prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dimana dalam mempelajari mata pelajaran ini diperlukan banyak sumber belajar karena materi pembelajarannya selalu mengikuti perkembangan jaman sehingga memerlukan kemandirian siswa untuk terus menggali ilmu dari berbagai sumber belajar setiap saat. Penelitian ini juga bermaksud untuk mengungkap pengaruh antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan secara bersamaan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. H. Kerangka Berfikir 1. Hubungan Kelengkapan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kelengkapan sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan pengajaran yang diciptakan dengan sengaja untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dapat dikatakan lengkap sumber belajarnya apabila memiliki ciri ada kelengkapan buku acuan dan 40 buku penunjang, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar non cetak, orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa. Pendayagunaan sumber belajar memiliki arti yang sangat penting untuk melengkapi dan memperkaya ilmu. Kelengkapan sumber belajar juga menguntungkan bagi guru dan siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi. Dengan menggunakan sumber belajar yang lengkap dan maksimal, mereka akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan dan kemauan siswa dalam menggunakan sumber belajar yang ada maka semakin baik pula prestasi belajarnya. 2. Hubungan Kemandirian Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kemandirian siswa merupakan salah satu faktor internal yang mampu meningkatkan prestasi belajar. Kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam mengidentifikasi dirinya yaitu mampu menemukan kompetensi, mampu mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab dan mampu melakukan yang lebih. Kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam berinisiatif tinggi, pengendalian diri dari dalam, memiliki integritas dan identitas, kemampuan mengaktualisasikan diri, kebebasan berekspresi dan berinovasi, dan percaya diri. Berdasarkan penelitian yang terdahulu menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa. Dengan kemandirian, siswa akan mampu bertanggung jawab dan sadar akan tugasnya untuk belajar. Jadi semakin tinggi tingkat kemandirian seseorang, maka prestasinya akan semakin baik pula. Melalui sikap mandiri siswa diharapkan siswa mampu menggunakan kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah tanpa banyak tergantung kepada orang lain. 41 3. Hubungan antara Kelengkapan Sumber Belajar dan Kemandirian Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Sumber belajar secara langsung tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan belajar. Dalam proses belajar diperlukan kesiapan mental dan kemauan serta kemampuan untuk memanfaatkan berbagai macam sumber belajar yang ada. Sumber belajar berperan besar terhadap peningkatan kemampuan belajar mandiri para siswa. Kemandirian timbul akibat adanya sumber belajar yang lengkap dan untuk memanfaatkan sumber belajar diperlukan kemandirian. Dari sini dapat disimpulkan bahwa dengan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Hubungan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dengan prestasi belajar siswa sebagaimana telah dikemukakan diatas dapat digambarkan sebagai berikut : Kelengkapan Sumber Belajar (X1) Prestasi Belajar (Y) Kemandirian Siswa (X2) Gambar 1. Bagan Alur Hubungan antara Kelengkapan Sumber Belajar dan Kemandirian Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa I. Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1996: 183). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar. 2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar. 42 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat dimana peneliti memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Surakarta, Jl. Monginsidi 40 Surakarta. Alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut : a. SMA Negeri 2 Surakarta memiliki data-data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya, b. SMA Negeri 2 Surakarta belum pernah dijadikan sebagai obyek penelitian dengan materi variabel yang sama yaitu kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa, dan c. Siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 belum pernah dijadikan sebagai obyek penelitian dengan materi variabel yang sama yaitu kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini membutuhkan waktu selama tujuh bulan, sejak penyusunan proposal sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian yaitu mulai dari bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Januari 2010, dengan jadwal kegiatan sebagai berikut : Tabel 1. Rencana Waktu Penelitian Tahun 2009-2010 No Kegiatan Juli 1. Pengajuan Judul 2. Penyusunan Proposal 3. Ijin Penelitian 44 Ags Sep Okt Nov Des Jan 4. Uji Coba Angket 5. Pengumpulan Data 6. Analisis Data 7. Penyusunan Laporan B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki langkah yang sistematis Iqbal Hasan, 2002: 20). Suharsimi Arikunto (2002: 136) juga mengatakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah dalam penelitian. Metode penelitian ada empat yaitu “metode filosofis, metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen” (Hadari Nawawi, 1995: 62). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat) pada masa sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya” (Hadari Nawawi, 1995: 63). C. Populasi dan Sample 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam penelitian ini, berdasarkan penggolongan populasi di atas maka termasuk populasi yang terhingga yaitu populasi yang memiliki elemen atau unsur dengan jumlah tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa 45 kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 345 siswa. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Mengenai penentuan sample penelitian ini, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sample besar, hasilnya akan lebih baik. Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 90 siswa atau 26,1% dari jumlah populasi. Jumlah ini dianggap representatif karena sudah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto. 3. Sampling Menurut Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo (1998: 111) “Sampling adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel”. Ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu non random sampling dan random sampling. a. Non Random Sampling Non random sampling adalah “cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel” (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 1997: 114). b. Ramdom sampling Random sampling adalah “teknik sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel” (Cholid Narbuko dan Abu 46 Achmadi, 1997: 111). Random sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, dispropotionate stratified random sampling, dan cluster random sampling. Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah random sampling dengan cara Cluster Random Sampling yaitu pemilihan sample yang dilakukan secara acak, dari kelas yang sudah ditentukan. Kelas yang telah ditentukan adalah kelas X-1 sampai dengan X-10. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data dan keterangan tersebut dapat diperoleh dengan menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Ketepatan pemilihan teknik pengumpulan data sangat diperlukan, karena tanpa adanya ketepatan, maka data yang diperoleh dalam penelitian tidak mungkin memberikan hasil yang tepat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode angket. 1. Metode Dokumentasi ”Dokumentasi yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya" (Suharsimi Arikunto, 2002: 206). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang sejarah dan profil SMA Negeri 2 Surakarta, daftar nama siswa kelas X yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, daftar nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X dan sumber belajar yang ada di sekolah tersebut. 2. Metode Angket "Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui" (Suharsimi Arikunto, 2002: 123). Angket 47 yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu suatu bentuk angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket tersebut dimaksudkan untuk mengukur kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. 3. Instrumen Penelitian a. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai suatu yang diteliti, dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Penelitian ini melibatkan tiga variabel yang terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Penjabaran variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1) Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua yaitu : kelengkapan sumber belajar (X1) dan kemandirian siswa (X2). 2) Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta (Y). b. Pembuatan Instrumen Instrumen penelitian berupa angket yang digunakan untuk mendapatkan data. Data yang dibutuhkan adalah data tentang kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. Sebelum instrumen atau soal dibuat, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi untuk angket. Kisi-kisi angket yang perlu dibuat adalah kisi-kisi angket yang diambil dari definisi konsep yang kemudian dijadikan definisi operasional. Definisi konsep kelengkapan sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung 48 proses atau kegiatan pengajaran yang diciptakan dengan sengaja untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Sedangkan definisi konsep kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam mengidentifikasi dirinya yaitu mampu menemukan kompetensi, mampu mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab dan mampu melakukan yang lebih. Kemudian definisi operasional kelengkapan sumber belajar yaitu kelengkapan sumber belajar adalah sumber belajar yang meliputi kelengkapan buku acuan dan buku penunjang, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar non cetak, orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan. Sedangkan definisi operasional kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam berinisiatif tinggi, pengendalian diri dari dalam, memiliki integritas dan identitas, kemampuan mengaktualisasikan diri, kebebasan berekspresi dan berinovasi, dan percaya diri. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1) Menentukan konsep variabel penelitian. 2) Membuat definisi operasional. 3) Menentukan aspek dan indikator yang akan disusun dari definisi operasional variabel penelitian. 4) Menyusun kisi-kisi angket. 5) Menyusun butir-butir pertanyaan. 6) Menentukan kunci jawaban. 7) Melakukan uji coba angket. Penelitian ini menggunakan angket berdasarkan skala Likert, dengan pertimbangan sebagai berikut : 1) Untuk menggali informasi tentang diri responden 2) Memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan yang dinilai paling sesuai dengan keadaan dirinya. 3) Memperlancar penelitian, karena skor telah ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan tingkatannya. 49 Skala Likert yang digunakan adalah yang memiliki empat katagori jawaban, yaitu sangat setuju sekali, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penetapan empat kategori jawaban karena untuk menhindari hasil penelitian yang bisa. Penskoran atas empat katagori tersebut adalah sebagai berikut : 1) Skoring untuk item positif, dengan ketentuan sebagai berikut : a) Sangat Setuju : Nilainya 4 b) Setuju : Nilainya 3 c) Tidak Setuju : Nilainya 2 d) Sangat tidak setuju : Nilainya 1 2) Skoring untuk item negatif dengan ketentuan sebagai berikut : a) Sangat Setuju : Nilainya 1 b) Setuju : Nilainya 2 c) Tidak Setuju : Nilainya 3 d) Sangat tidak setuju : Nilainya 4 Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. 4. Uji Coba Instrumen Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. Sebelum angket digunakan, perlu dilakukan uji coba atau try out terlebih dahulu kepada subjek diluar sampel. Hal ini didasari oleh pendapat Hadari Nawawi, yaitu "untuk uji coba dapat dilakukan pada sejumlah kecil orang yang termasuk populasi tetapi tidak terpilih sebagai sampel” (Hadari Nawawi, 1995: 122). Uji coba instrumen ini akan diberikan kepada 20 siswa. Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui bahwa angket yang akan digunakan adalah valid dan reliabel. Lembar uji coba angket dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 88. 50 a. Uji Validitas "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen" (Suharsimi Arikunto, 2002: 144). Sebuah angket dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen menggunakan pengujian validitas konstruksi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu kemudian dikonsultasikan dengan ahli. 2) Instrumen yang telah disetujui ahli kemudian dicobakan pada 20 orang dari populasi diluar sampel. 3) Setelah data ditabulasikan kemudian dilakukan pengujian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu dengan menggunakan rumus : rxy = Nå XY - (å X)(å Y) {Nå X 2 }{ } - (å X 2 ) N å Y 2 - (å Y 2 ) Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X = skor tiap-tiap item Y = jumlah dari skor item N = Jumlah subjek Jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal) valid, sebaliknya bila rxy < rtabel maka butir soal tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan (Suharsimi Arikunto, 2002: 146). b. Uji Reliabilitas "Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kehandalan sesuatu" (Suharsimi Arikunto, 2002: 154). Untuk menguji kehandalan instrumen digunakan rumus Spearman Brown, yaitu sebagai berikut: 51 r11 æ ö 2çç r1 ÷÷ 21 2ø = è æ ö çç1 + r1 ÷÷ 21 2ø è Keterangan : r11 = korelasi antara skor setiap belahan r1/21/2 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Skor item dikatakan reliabel apabila r hitung > r tabel setelah harga tersebut dikonsultasikan dengan tabel r (Suharsimi Arikunto, 2002: 156). E. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data skor intensitas kelompok kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa maupun skor prestasi belajar siswa sudah mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakah uji liliefors, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Menghitung Zi Zi é Xi - X ù = ê ë S úû Keterangan : X= å Xi N ( ) S= N å Xi 2 - (å X ) Zi = angka bantu X = rata-rata S = simpangan baku 2 N(N - 1) 2) Untuk setiap angka baku (Zi) dengan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang : F (Zi) = P (Zi < Zi) 52 3) Hitung S (Zi) = banyaknya Zi, Z2,....., Nn yang £ Zi N 4) Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) dan tentukan harga mutlaknya 5) Cari nilai terbesar selisih F (Zi) - S (Zi) dan jadikan L hitung 6) Tarik kesimpulan : a) Jika L hitung > L tabel maka ditolak hipotesis statistik, berarti distribusi sebenarnya tidak normal b) Jika L hitung < L label, diteriina hipotesis statistik, berarti distribusi sebenarnya normal (Sudjana S, 1996: 466-468). b. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan linier yang diperoleh cocok dengan keadaan atau tidak. Langkah-langkah yang digunakan dalam uji linieritas sebagaimana telah dikemukakan oleh Sudjana sebagai berikut: 1) Nilai X : yang sama harus disusun bersatu dengan Yi pasangannya 2) Menghitung: a) KJ(1) 2 æ ( Yi ) ö÷ 2 å ç = å Yi ç N ÷ è ø b) KJ(2) = KJres - KJ(E) c) KJ(C) = KJres - KJ(TE) 3) Menghitung a) df(E) = N – K b) df(TE) = K-2 K = banyaknya kelompok X 4) Menghitung: a) RJK(E) = b) RJK(TE) = JK (E) df (E) JK (TC) df (TC) 53 5) Fhitung = JK (TC) df (E) 6) Ftabel = (l-3)(K-2.N-K) Jika Fhitung > Ftabel, hipotesis nol ditolak, berarti persamaannya tidak linier Jika Fhitung < Ftabel, hipotesis nol diterima, berarti persamaannya linier (Sudjana S, 1996: 330). c. Uji Independensi Uji independensi antar variabel X dilakukan untuk mengetahui bahwa antara variabel bebas (X1 dan X2) saling lepas atau tidak terjadi korelasi, rumus korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut: rx1 x 2 = N (å X 1 X 2 ) - (å X 1 )(å X 2 ) {N (å X ) - (å X ) }{N (å X ) - (å X ) } 2 2 1 1 2 2 2 2 Keterangan: rx1 x 2 = Koefisien korelasi antar prediktor X1 = Jumlah skor variabel X1 X2 = Jumlah skor variabel X2 N = Banyaknya sampel Kriteria uji, jika rhitung < rtabel maka antar variabel bebas tidak tergantung atau independen. 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Analisis Korelasi Parsial "Korelasi parsial (partial correlation) adalah korelasi antara sebuah variabel terikat (dependent variable) dengan sebuah variabel bebas tertentu 54 (independent variable), sementara sejumlah variabel bebas lainnya sifatnya tetap atau konstan" (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 352). Koefisien korelasi parsial dinyatakan dengan rumus : rY1,2 = rY1 - rY2r12 (1 - r )(1 - r ) 2 2 Y2 rY2,1 = 12 rY2 - rY1r12 (1 - r )(1 - r ) 2 Y1 2 12 Koefisien korelasi Y dengan X1 rY1 = n (å X1Y ) - (å X1 )(å Y ) [n(å X ) - (å X ) ][n(å Y ) - (å Y) ] 2 2 1 2 2 1 Koefisien korelasi Y dengan X1 rY2 = n (å X 2 Y ) - (å X 2 )(å Y ) [n(å X )- (å X ) ][n(å Y ) - (å Y) ] 2 2 2 2 2 2 Koefisien X1 korelasi dengan X2 rY12 = n (å X1X 2 ) - (å X1 )(å X 2 ) [n(å X )- (å X ) ][n(å X )- (å X) ] 2 2 1 1 2 2 2 (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 352-354). b. Uji t (Uji Parsial) Uji t parsial digunakan untuk menguji koefisien korelasi parsial dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Perumusan hipotesis H0 : β = 0, tidak ada pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) H0 : β ≠ 0, ada pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) 2) Menentukan nilai ttabel dengan tingkat keyakinan 95 % atau α = 5% dan degree of freedom (df) = n-k 55 3) Kriteria pengujian H0 diterima apabila thitung < ttabel H0 ditolak apabila thitung > ttabel 4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus : t hitung = b -β Sb Keterangan : t = nilai t hitung β = koefisien regresi S = standar error 5) Menentukan kesimpulan pengujian dengan cara membandingkan antara thitung dengan t tabel. 6) Apabila , thitung < ttabel maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh yang positif antara variabel independent dengan variabel dependent Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh yang positif antara variabel independent dengan variabel dependent (Supranto. C, 1994: 285). d. Analisis Korelasi Berganda Korelasi berganda (multiple correlation) merupakan alat ukur untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (variabel Y) dengan beberapa variabel bebas (varibel X1 dan X2) secara serempak dengan ketentuan sebagai berikut : Korelasi berganda : rY,1,2 = b1 å x1y +b 2 å x 2 y å y2 56 ( X )( Y ) åx y = åX Y - å n å ( X )( Y ) åx y = åX Y - å å 1 1 1 2 2 2 å y = åY (å Y ) n 2 2 - n (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 350). e. Uji F Uji F dilakukan untuk pengujian signifikasi terhadap koefisien korelasi ganda. Rumus pengujiannya adalah : F= R 2 (N - m - 1) m(1 - R 2 ) Keterangan : F = harga F garis regresi N = cacah kasus m = cacah prediktor R = koefisien korelasi antara kriterium (y) dengan prediktor (x1 dan x2). Sebelumnya mencari: 1) JKT = Σy2 2) JK reg= ΣR2(Σy2) 3) Jkres= (1-R2)(Σy2) 4) dbr = N-1 5) db reg = m 6) db res = N-m-1 7) Krreg = JKreg 1 dbreg 8) Krres = JKres 2 dbres Keterangan : Derajat kebebasan (db) untuk menguji harga F (Sutrisno Hadi, 2000: 26). 57 f. Analisis Regresi Berganda Regresi berganda (multiple regression) digunakan untuk mengetahui pertautan (association) antara variabel terikat (variabel Y) dengan beberapa variabel bebas (varibel XI dan X2) sebagai berikut : Regresi berganda : Y = a + b1X1 +b2X2 Parameter yang ada dapat ditentukan inelalui persamaan berikut : åY = n.a + b1 å X 1 + b2 å X 2 åX Y = a å X 1 + b1 å X 1 + b2 å X 1 X 2 åX Y = a å X 2 + b1 å X 1 X 2 + b2 å X 2 2 2 1 2 (Djarwanto Ps & Subagyo, 1998 : 309). Untuk mendapatkan nilai a, b1 dan b2 dapat digunakan rumus berikut : ( x )(å x y ) - (å x x )(å x y ) = å (å x )(å ) 2 b1 2 1 1 2 2 2 1 (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 312). g. Uji Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) 1) Sumbangan Relatif (SR) dalam persen (%) SR%x1 = SR%x 2 = a1 å X1Y a1 å x1 +a 2 å x 2 y a 2 å X2Y a 2 å x 2 +a 2 å x 2 y 2) Sumbangan Efektif (SE) dalam persen (%) SE%x1 =SR%X1.R2 SE%x2 =SR%X2.R2 (Sutrisno Hadi, 2000: 42). 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Surakarta a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Surakarta SMA Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 17 Agustus 1951, pada saat itu di Solo terdapat 3 SMA Negeri, yaitu : SMA Negeri I A/B, SMA Negeri II A/B, SMA Negeri Bagian Malam, yang dipimpin oleh R. Soepandan (Pimpinan), R. Parjatmo (Wakil Pimpinan) dan Roespandji (Wakil Pimpinan). b. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Surakarta Visi Sekolah Mampu menjadi SMA unggulan yang berwawasan IPTEK, Seni, Olahraga dan IMTAQ dengan indikator sebagai berikut : 1) Unggul dalam hal kedisiplinan dan ketertiban. 2) Unggul dalam penguasaan perangkat teknologi modern. 3) Unggul dalam perolehan NEM. 4) Unggul dalam persaingan SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) 5) Unggul dalam bidang Fisika,Kimia, Biologi dan Matematika. 6) Unggul dalam penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Jerman. 7) Unggul dalam Kesenian dan Olahraga. 8) Unggul dalam bidang Kesenian. Misi Sekolah Misi sekolah ini adalah sebagai berikut : 1) Menumbuhkan semangat disiplin tinggi kepada seluruh warga sekolah. 2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efesien, sehingga mencapai hasil yang optimal. 3) Mendorong semangat seluruh warga sekolah untuk lebih berprestasi sesuai bakat minatnya. 59 4) Membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat dikembangkan secara optimal (meliputi bidang agama, bahasa, seni, budaya, olahraga dan ilmu pengetahuan), sehingga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan mampu bersaing masuk perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang favorit. 5) Mendorong meningkatkan penghayatan dan pengamatan agama dan budi pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan persaudaraan yang sejati. 6) Mendorong dan memfasilitasi segala bentuk kegiatan untuk meningkatkan sumber daya warga sekolah, sehingga lebih dapat meningkatkan kualitas dirinya. 7) Membawa warga sekolah untuk menjadi agen perubahan kearah perubahan kehidupan masyarakat. Tujuan sekolah Melandaskan kepada visi dan misi diatas, maka tujuan sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Menumbuhkan serta menanamkan semangat kedisiplinan yung tinggi. 2) Menumbuhkembangkan tentang ketrampilan hidup sesuai dengan perkembangan, tuntutan masyarakat dan dunia kerja. 3) Meningkatkan kualitas mutu akademik sesuai dengan perkembangan dan menjadikan sebagai sekolah unggulan. 4) Meningkatkan ketrampilan yang berwawasan IPTEK , Seni, Olahraga yang didasari sikap mental IMTAQ. 5) Menanamkan sikap budi pekerti luhur dan sopan santun / tata krkama. 6) Menghindarkan perilaku yang menyimpang (narkoba, napza, miras, pergaulan bebas, dan lain-lain). 2. Deskripsi Data Validitas dan Reliabilitas Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian maka terlebih dahulu dilakukan tryout angket dengan tujuan untuk mengetahui adanya item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket sebagai instrumen 60 penelitian. Dalam penelitian ini tryout angket dilakukan pada 20 siswa di luar sampel penelitian. Uji validitas dilakukan untuk menguji butir soal dalam angket kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. a. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kelengkapan Sumber Belajar (X1) Uji validitas terhadap butir soal angket kelengkapan sumber belajar terbukti bahwa rxy< rtabel yaitu lebih dari 0,444 sehingga dapat disimpulkan bahwa ke 20 butir soal angket kelengkapan sumber belajar tersebut dapat dinyatakan valid, sehingga angket ini dapat dipercaya untuk dipergunakan mengambil data penelitian. Setelah diketahui kevalidan masing-masing item pertanyaan, langkah selanjutnya dilakukan uji reliabilitas yaitu untuk menunjuk sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengujian kembali terhadap subyek yang sama. Hasil dari perhitungan reliabilitas terhadap angket kelengkapan sumber belajar diperoleh r11 sebesar 0,82, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan reliabilitas tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket ini sangat reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 73 b. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kemandirian Siswa (X2) Uji validitas terhadap butir soal angket kemandirian siswa terbukti bahwa rxy< rtabel yaitu lebih dari 0,444 sehingga dapat disimpulkan bahwa ke 20 butir soal angket kemandirian siswa tersebut dapat dinyatakan valid, sehingga angket ini dapat dipercaya untuk dipergunakan mengambil data penelitian. Setelah diketahui kevalidan masing masing item pertanyaan, langkah selanjutnya dilakukan uji reliabilitas yaitu untuk menunjuk sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengujian kembali terhadap subyek yang sama. Hasil dari perhitungan reliabilitas terhadap angket kelengkapan sumber belajar diperoleh r11 sebesar 0,81, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan reliabilitas tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket ini sangat reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 75 61 3. Data Variabel Kelengkapan Sumber Belajar (X1) Kelengkapan sumber belajar merupakan variabel bebas pertama (X1), yang pengumpulan datanya dengan menggunakan angket yang disebarkan pada 90 siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Dari hasil pengumpulan data variabel kelengkapan sumber belajar diperoleh hasil sebagai berikut : a. Nilai tertinggi 71; b. Nilai terendah 48; c. Mean 57,69; d. Standar deviasi 5,18. Angket variabel kelengkapan sumber belajar (X1) berisi 20 pernyataan, pengukurannya dinilai dengan 4 alternatif jawaban. Setelah melalui tabulasi data menunjukkan nilai terendah 48, sedangkan nilai tertinggi sebesar 71 dengan ratarata 57,69. Apabila dihitung dalam persentase maka skor tertinggi adalah jumlah item x skor tertinggi jawaban yaitu 20 x 4 = 80, sedang jumlah responden adalah 90, maka diperoleh nilai tertinggi 90 x 80 = 7200. Jumlah nilai kelengkapan sumber belajar berdasarkan data yang terkumpul adalah 5181. Dengan demikian tingkat kelengkapan sumber belajar di SMA Negeri 2 Surakarta sebesar 5192:7200 = 0,7211 atau sebesar 72,11 %. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 77. 4. Data Variabel Kemandirian Siswa (X2) Kemandirian siswa merupakan variabel bebas kedua (X2), yang pengumpulan datanya menggunakan angket yang disebarkan pada 90 siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Dari hasil pengumpulan data variabel kemandirian siswa diperoleh hasil sebagai berikut : a. Nilai tertinggi 71; b. Nilai terendah 43; c. Mean 57,52; d. Standar deviasi 5,03. Angket variabel kemandirian siswa (X2) berisi 20 pernyataan, pengukurannya dinitai dengan 4 alternatif jawaban. Setelah melalui tabulasi data menunjukkan 62 nilai terendah 43, sedangkan nilai tertinggi sebesar 71 dengan rata-rata 57,52. Apabila dihitung dalam persentase maka skor tertinggi adalah jumlah item x skor tertinggi jawaban yaitu : 20 x 4 = 80, sedang jumlah responden 90, maka diperoleh nilai tertinggi 90 x 80 = 7200. Jumlah nilai kemandirian siswa berdasarkan data yang terkumpul adalah 5177. Dengan demikian tingkat kemandirian siswa di SMA Negeri 2 Surakarta sebesar 5177 : 7200 = 0,7190 atau sebesar 71,90 %. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 77. 5. Data Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) Prestasi belajar merupakan variabel terikat (Y), yang pengumpulan datanya diperoleh dari prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dari hasil pengumpulan data tentang prestasi belajar diperoleh hasil sebagai berikut : a. Nilai tertinggi 100; b. Nilai terendah 65; c. Mean 82,09; d. Standar deviasi 7,126. Nilai prestasi belajar diambil dari nilai ujian semester siswa. Setelah melalui tabulasi data menunjukkan nilai terendah 65 sedangkan nilai tertinggi sebesar 100 dengan rata-rata 82,09. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 77. B. Pengujian Persyarat Analisis Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi linier ganda. Sebelum mengadakan pengujian hipotesis untuk analisis regresi linier ganda ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Populasi harus berdistribusi normal. 2. Uji linieritas harus menunjukkan kelinierannya. 3. Tidak terdapat hubungan yang berarti di antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. 63 Untuk lebih jelasnya maka berikut ini diuraikan mengenai uji persyaratan analisis data yang telah dilakukan : 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors, maka diperoleh hasil masing- masing variabel sebagai berikut : a. Uji normalitas variabel kelengkapan sumber belajar (X1) Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji Liliefors pada variabel kelengkapan sumber belajar yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002: 466) sehingga akhirnya diperoleh Lo = 0,064 dan Ltabel = 0,093. Data sampel dikatakan berdistribusi normal apabila jika Lo< Ltabel dan jika L0 > Ltabel berarti data sampel tidak berdistribusi normal. Karena Lo < Ltabel (0,064 < 0,093), maka dapat disimpulkan bahwa kelengkapan sumber belajar berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 80. b. Uji normalitas variabel kemandirian siswa (X2) Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Berdasarkan uji Liliefors pada variabel kemandirian siswa yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002: 466) sehingga akhirnya diperoleh Lo = 0,060 dan Ltabel = 0,093. Data sampel dikatakan berdistribusi normal apabila jika Lo dan jika Ltabel, berarti data sampel tidak berdistribusi normal. Karena Lo < Ltabel (0,060< 0,093), maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian siswa berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 83. 64 c. Uji normalitas variabel Y Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Berdasarkan uji Liliefors pada variabel prestasi belajar siswa yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002:466) sehingga akhirya diperoleh Lo = 0,061 dan Ltabel = 0,093. Data sampel dikatakan berdistribusi normal apabila jika Lo < Ltabel dan jika Lo < Ltabel berarti data sampel tidak berdistribusi normal. Karena Lo < Ltabel (0,061 < 0,093), maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 86. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linear. Data yang akan diuji adalah sebagai berikut : a. Uji linearitas variabel kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Hasil perhitungan uji linearitas dan keberartian kelengkapan sumber belajar (X1) terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) diperoleh Fhitung < Ftabel atau 1,32 < 3,95, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan fungsi garis adalah linear (X1 linear terhadap Y) dan karena hasil uji keberartian jatuh didalam daerah kritik, maka regresi linear antara X1 dengan Y adalah berarti. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 89. b. Uji linearitas variabel kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa kelas X SMA N 2 Surakarta Hasil perhitungan uji linearitas kemandirian siswa (X2) terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) diperoleh Fhitung < Ftabel atau 1,35 < 3,95, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan fungsi garis adalah linear (X2 linear terhadap Y) dan karena hasil uji keberartian jatuh didalam 65 daerah kritik, maka regresi linear antara X2 dengan Y adalah berarti. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 94. 3. Uji Independensi Uji independensi dilakukan untuk membuktikan, bahwa antar variabel bebas tidak berhubungan atau independen. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai rhitung = -0,0713. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel. Nilai rtabel sebesar 0,207. Karena rhitung < rtabel atau -0,0713 < 0,207 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara X1 dan X2. Penghitungannya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 99. C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan setelah data yang akan dianalisis dengan regresi ganda telah memenuhi uji prasyarat analisis tersebut di atas. Adapun langkah-langkahnya yaitu analisis data, penafsiran pengujian hipotesis dan kesimpulan pengujian hipotesis. 1. Uji Hipotesis Pengaruh Kelengkapan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk menguji adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar, maka dilakukan analisis korelasi parsial dengan uji t. Sedangkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dapat dilihat dalam tabel signifikasi. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Ho = 0, tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar. Ha ≠ 0, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar. b. Taraf signifikasi α = 0,05 c. ttabel = 1,980 66 d. Kriteria pengujian = Ho diterima apabila -1,980 ≤ t ≤ 1,980 Ha diterima apabila t > 1,980 atau t < 1,980 e. thitung = 5,133 Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 100. 2. Uji Hipotesis Pengaruh Kemandirian Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk menguji adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar, maka dilakukan analisis korelasi parsial dengan uji t. Sedangkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dapat dilihat dalam tabel signifikasi. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Ho = 0, tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar. Ha ≠ 0, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar. b. Taraf signifikasi α = 0,05 c. ttabel = 1,980 d. Kriteria pengujian = Ho diterima apabila -1,980 ≤ t ≤ 1,980 Ha diterima apabila t > 1,980 atau t < 1,980 e. thitung = 4,749 Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 101. 3. Uji Hipotesis Pengaruh Kelengkapan Sumber Belajar dan Kemandirian Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk mengetahui pertautan antara variabel terikat (Y) dengan beberapa variabel bebas (XI dan X2). Hasil analisis regresinya adalah sebagai berikut : 67 a. Persamaan garis regresi Y = 12,972 + 0,615 X1 + 0,585 X2 b. Untuk menguji adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dengan prestasi belajar, maka dilakukan uji F. Hasilnya Fhitung = 22,839 c. Ftabel dengan derajat kebebasan 0,05 = 3,07 d. Kriteria pengujian = Ho diterima apabila -3,07 ≤ F ≤ 3,07 Ha diterima apabila F > 3,07 atau F < 3,07 Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 102. 4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Untuk mengetahui sumbangan relatif dan sumbangan efektif ditunjukkan dengan perhitungan sumbangan relatif dan perhitungan sumbangan efektif. Variabel kelengkapan sumber belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 54,211% dan sumbangan efektif sebesar 18,679%. Sedangkan variabel kemandirian siswa memberikan sumbangan relatif sebesar 45,789% dan sumbangan efektif sebesar 15,777%. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 106. D. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Setelah melakukan uji hipotesis maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pengaruh yang positif dan signifikan kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar Berdasarkan pengujian hasil analisis data ketahui nilai ttabel < thitung (1,980 < 5,113) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Pengaruh ini dapat ditunjukkan dengan adanya sumbangan efektif X1 terhadap Y sebesar 18,679 68 % yang terkandung dalam aspek-aspek pada indikator variabel kelengkapan sumber belajar yaitu kelengkapan buku acuan dan buku pegangan, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar non cetak, orang sebagai penyampai pesan, dan teknik penyampaian pesan. b. Pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Berdasarkan pengujian hasil analisis data ketahui nilai ttabel < thitung (1,980 < 4,749) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, sehingga variabel kemandirian siswa secara parsial mampu berpengaruh terhadap prestasi belajar. Pengaruh ini dapat ditunjukkan dengan adanya sumbangan efektif X2 terhadap Y sebesar 15,777 % yang terkandung dalam aspek-aspek pada indikator variabel kemandirian siswa mempertimbangkan yaitu kemampuan mengontrol perilaku, memanfaatkan bertanggung jawab waktu, atas tindakannya, melakukan sesuatu tanpa dorongan dan bantuan orang lain, dan mampu mengatasi masalah sendiri. c. Pengaruh yang positif dan signifikan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi linear ganda diperoleh Fhitung > Ftabel (22,839 > 3,07) maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien X1 dan X2 yang positif atau negatif. Apabila dilihat dari persamaan regresi Y = 12,972 + 0,615 X1 + 0,585 X2, koefisien dari X1 dan X2 adalah positif sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan atau penurunan prestasi belajar (Y) diperkirakan sebesar 0,615 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit kelengkapan sumber belajar dan juga 69 akan meningkat atau menurun sebesar 0,585 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit tingkat kemandirian siswa. 2. Penafsiran Hasil Analisis Data Setelah melakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap hasil analisis data. Pembahasan analisis data adalah sebagai berikut: a. Pengaruh kelengkapan sumber belajar (X1) terhadap prestasi belajar (Y) Hipotesis yang berbunyi ”ada pengaruh yang positif dan signifikan kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar” dinyatakan diterima. Terbukti dengan hasil perhitungan nilai thitung kelengkapan sumber belajar siswa sebesar 5,113 dengan ttabel sebesar 1,980 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Adanya kelengkapan sumber belajar baik sumber belajar yang dimiliki oleh siswa maupun yang tersedia di sekolah dapat memperlancar proses pembelajaran. Kemudahan dalam memperoleh sumber belajar akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa dapat memperdalam materi tidak hanya bertumpu pada pengetahuan guru. b. Pengaruh kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Hipotesis yang berbunyi ”ada pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar” dinyatakan diterima. Terbukti dengan hasil perhitungan nilai thitung kemandirian siswa sebesar 4,749 dengan ttabel sebesar 1,980 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Siswa yang memiliki kemandirian dalam dirinya akan memiliki dorongan kuat untuk berprestasi. Siswa yang mandiri memiliki motivasi berprestasi lebih tinggi dalam proses pembelajaran sehingga kemandirian dapat mendukung proses pembelajaran. c. Pengaruh kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar Hipotesis yang berbunyi ”ada pengaruh yang positif dan signifikan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar” dinyatakan diterima. Terbukti Fhitung > Ftabel (22,839 > 3,07) dan dengan hasil 70 dua perhitungan diatas yang menyatakan diterima. Siswa yang memiliki kemandirian dan didukung dengan kelengkapan sumber belajar yang tersedia akan menghasilkan siswa yang memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi. Siswa mandiri akan berusaha mencari sumber belajar selain guru untuk memperdalam materi sehingga pengetahuannya lebih luas. Siswa yang memiliki kemandirian dan dapat menggunakan sumber belajar yang lengkap dan optimal dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan maka tujuan, visi dan misi Pendidikan Kewarganegaraan akan tercapai dengan baik. Seperti contoh dalam aspek-aspek sebagai berikut: 9) Persatuan dan Kesatuan bangsa Dengan kita membaca, mendengar, melihat teladan maupun fenomena yang ada dalam masyarakat dimana kita hidup dalam keanekaragaman baik suku, golongan, agama, maupun ras kita akan dapat lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan dalam hal persatuan dan kesatuan bangsa. Semua itu memerlukan sumber belajar yang lengkap dan kemandirian siswa. 10) Norma, Hukum dan Peraturan Dengan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa, mereka akan mendapatkan pengetahuan dengan lengkap, mudah, dan murah. Contohnya ingin mengetahui isi UU No.12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan maka dengan adanya internet mereka tidak perlu membeli buku, dan dengan adanya perpustakaan mereka hanya tinggal meminjam. 11) Hak Asasi Manusia, Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dapat mempermudah siswa dalam mempelajari HAM, baik dalam ruang lingkup nasional maupun internasional melalui kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa. 12) Kebutuhan warga negara Kebutuhan warga negara dapat kita pelajari secara optimal dengan kelengkapan sumber belajar serta kemandirian siswa. Contohnya dalam mempelajari kebutuhan warga negara kita tidak hanya dituntut tahu 71 tentang hak dan kewajiban kita sebagai warga negara namun kita juga dituntut untuk dapat menggunakannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut dapat kita implementasikan bila kita terjun dalam sebuah organisasi seperti OSIS dan Karang Taruna. 13) Konstitusi negara Dari sini dapat kita lihat bahwa materi-materi tentang konstitusi negara merupakan materi sejarah yang kita tidak mengalaminya. Dengan kelengkapan sumber belajar seperti, buku, internet, vidio dan lain-lain serta kemandirian siswa dalam mencari dan menggunakan sumber belajar tersebut maka pengetahuan akan konstitusi negara dapat diperoleh secara optimal. 14) Kekuasaan dan politik Dalam kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ada sebuah kekuasaan dan politik yang timbul dalam sebuah kebijakan. Dengan berbagai sumber belajar dan kemandirian siswa maka siswa dapat mengetahui, bersikap dan berperilaku dalam menanggapi kebijakan yang dikeluarkan. 15) Pancasila Dengan kelengkapan sumber belajar serta kemandirian siswa dalam mencari dan menggunakan sumber belajar maka pengetahuan akan Pancasila dapat diperoleh dengan mudah, dan optimal. 16) Globalisasi Dengan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa maka pengetahuan tentang globalisasi akan lebih mudah dipahami dan dipelajari. Contohnya kita dapat mengetahui perkembangan negara-negara lain di era globalisasi saat ini tanpa kita harus kenegara-negara tersebut. Dari sini terlihat bahwa kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan pada kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta. 72 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis data yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. 3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan intensitas kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Selain kesimpulan di atas, temuan lain yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil persamaan garis regresi linear diperoleh Y = 12,972 + 0,615 X1 + 0,585 X2, ini berarti bahwa rata-rata prestasi belajar siswa (Y) akan meningkat atau menurun sebesar 0,615 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit kelengkapan sumber belajar dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,585 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit tingkat kemandirian siswa. 2. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah : a. Sumbangan relatif kelengkapan sumber belajar (X1) terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) sebesar 54,21 %. b. Sumbangan relatif kemandirian siswa (X2) terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) sebesar 45,79 %. c. Sumbangan efektif kelengkapan sumber belajar (X1) terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) sebesar 18,68 %. 73 d. Sumbangan efektif kemandirian siswa (X2) terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) sebesar 15,78 %. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditemukan implikasi hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang positif antara kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian kelengkapan sumber belajar memberikan kontribusi yang besar dalam upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Jadi semakin baik kelengkapan sumber belajar, maka akan diikuti dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang meningkat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara kemandirian siswa terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian kemandirian siswa memberikan kontribusi yang besar dalam upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Jadi semakin lengkap kemandirian siswa, akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan merasa senang dalam belajarnya, hal ini dikarenakan setiap siswa yang belajar mampu menyelesaikan masalah dengan sendiri. 3. Ada pengaruh yang positif antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa memberikan kontribusi yang besar dalam upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Jadi dengan semakin baik kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa, maka akan diikuti dengan tingginya prestasi belajar siswa, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa yang kurang baik atau rendah, maka akan diikuti dengan prestasi belajar 74 yang rendah pula. Dengan demikian siswa tidak hanya memperhatikan salah satu faktor saja, akan tetapi kedua faktor tersebut sama-sama harus diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang penting dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bukti bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal siswa yaitu kemandirian siswa dan faktor eksternal yaitu kelengkapan sumber belajar. Di samping itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka ada beberapa saran yang sekiranya dapat penulis berikan, yaitu : 1. Kepada siswa a. Hendaknya siswa berkonsentrasi penuh saat mengikuti pelajaran di kelas, sehingga siswa akan mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada saat guru memberikan penjelasan hendaknya berkonsentrasi, mencatat hal-hal yang penting atau garis besar dari penjelasan guru tersebut dan menanyakan segala sesuatu yang dianggap kurang paham atau tidak dimengerti. b. Hendaknya siswa didalam membaca buku membuat ringkasan terlebih dahulu. Di dalam kelengkapan sumber belajar dengan membuat ringkasan sangat besar manfaatnya bagi siswa apabila menghadapi ujian atau ulangan harian, maka siswa tidak harus membaca lagi. Siswa hanya cukup mengulang-ulang dari buku ringkasan yang telah dibuatnya. c. Hendaknya siswa dalam kegiatan membaca melakukan pemahaman terhadap materi atau konsep terlebih dahulu dan kemudian baru melakukan menghafal. Dengan memahami dan hafal suatu konsep, maka siswa akan mudah menggunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam menjawab soal-soal. 75 d. Siswa harus dapat memanfaatkan waktu luang yang ada ataupun kesempatan yang datang pada dirinya dengan sebaik mungkin. Misalnya apabila ada jam pelajaran yang kosong siswa dapat memanfaatkan jam kosong tersebut untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang belum dikuasai ataupun mengunjungi perpustakaan sekolah untuk mencari buku referensi pada pelajaran berikutnya. e. Hendaknya siswa ikut serta aktif dalam kegiatan diluar sekolah seperti OSIS ataupun ekstrakulikuler agar mereka dapat mengembangkan ketrampilan berwarganegara yang baik. 2. Kepada Guru a. Guru hendaknya memberikan tugas kepada siswa apabila akan meninggalkan jam mengajar, dengan catatan guru diberi tugas dari sekolah untuk kepentingan sekolah. Hal ini bertujuan agar apabila jam kosong siswa menggunakan sebaik-baiknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan dan digunakan untuk nilai tugas. Dan tugas tersebut juga harus dikumpulkan pada saat itu juga agar siswa menggunakan waktunya dengan baik. b. Guru hendaknya kreatif dalam penggunaan sumber belajar dalam memberikan tugas-tugas agar siswa menjadi kreatif dan trampil serta berkembangnya pengetahuan mereka. c. Selama mengajar sebaiknya guru memberikan teladan yang baik agar dicontoh oleh siswa sehingga terbentuklah kepribadian yang baik sesuai visi dan misi pendidikan kewarganegaraan. 3. Kepada Kepala Sekolah Hendaknya Kepala Sekolah senantiasa meningkatkan sarana dan prasarana (kelengkapan sumber belajar) misalnya dengan jalan melengkapi koleksi buku diperpustakaan, melengkapi alat-alat laboraturium, dan melengkapi ruang multimedia. Dengan demikian diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa. 76 DAFTAR PUSTAKA Agus Ahmadi Fauzie. 2001. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Tingkat Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMU 1 Boyolali Tahun Ajaran 2000/2001. Surakarta: FKIP UNS Ahmad Rohani dan Abu Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ali Imran. 2000. Kreativitas dan Kemandirian Berpikir : Mencari Paradigma Baru Pendidikan Nasional Abad XXI. Varidika Vol. XII No.20 Juni 2000. Surakarta: UMS. Anonim. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Http://www.dikmenum.go.id /dataapp/ kurikulum. 28 April 2009. SI. Anonim. 2006. Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Wipress. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Tujuan PKn. Http : //andriez 1980.blogspot.com/2007/07/tujuan-pkn-10.html. 13 Juni 2009. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta. Depertemen Pendidikan Nasional RI. 2003. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djarwanto P.S dan Pangestu Subagyo. 1998. Statistik Induktif. Jakarta: BPFE. Doane, Schultz. 1995. Psikologi Yogyakarta: Kanisius. Pertumbuhan (Terjemahan Yustinus). Drost. 1995. Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri. Yogyakarta: Kanisius. Ekowati T. 2006. Kontribusi Intelegensi Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraandan Sejarah. Http://www.google.co.id/search?Hl=id&ei=uco1sorzh5cckqxz07cfcg&s a=X&oi=spell&resnum=0&ct=result&cd=1&q=Kontribusi+Intelegensi+ 77 Dan+Kemandirian+Belajar+Terhadap+Hasil+Belajar+Pendidikan+Kew arganegaraan+dan+Sejarah&spell=1. 10 Juni 2009. Emil Salim. 1991.Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Gramedia. Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta: Global Pustaka Utama. Gagne, Robert M. and Leslie J. Briggs. (1979). Principles of instructional design. New York: Rinehart and' Winston Hadari Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Herman Holstein. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung: Remaja Karya. Kartono. 1997. Psikologi Anak. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kevin Carmody And Zane Berge. 2005. “Elemenal Analysis Of The Online Learning Experience”. International Journal of Education and Development Using ICT. Vol 1 No 3. Maltby, dkk. 1995. Educational psychology An Australian and New Zealand Perspective. New york: John Wiley & Sons. Menik Susanti. 2008. Pengaruh Pola Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Mojolaban Semester Gasal Tahun Ajaran 2007/2008. Surakarta: FKIP UMS. Mudrig Triyanto. 2001. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Surakarta: FKIP UNS. M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Galia. Muhamad Subarkah. 2009. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Http://muhamadsb-teknologi pendidikan.blogspot.com/2009/03/paradigma-pendidikan kewarganegaraan.html. 8 Juni 2009. 78 Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Nasution S. 200. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agensindo. Peter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan yang Koheren dengan Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila. http:// www.puskur.net/ download/ prod2007/ 48-Kajian Kebijakan Kurikulum PKn. pdf. 8 Juni 2009. Rahmawati. 2003. Pengaruh Kemandirian belajar dan Persepsi Tentang Kompetensi Keguruan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Semester IV Program Pendidikan Ekonomi Akutansi FKIP UMS Tahun Akademik 2003/2003. Surakarta: FKIP UMS Raleigh Schorling and Howard T Batchelder. 1956. Student Teaching in Secondary Schools. New York (330 West 42nd Street): McGraw-Hill Book Company. Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 78. Sekretariat Negara. Jakarta. Sardiman A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana S. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. _____. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sudjarwo S. 1988. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa. Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran secara manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. 79 _____. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Supranto C. 1994. Statistik. Jakarta: Erlangga. Sutama. 2001. Perhatian, Kemandirian Siswa, dan Efektifitas Pembelajaran Matematika. Varidika vol. XIII No. 22 Juli 2001. Surakarta: UMS. Sutrisno Hadi. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Suyatmi. 1999. Studi Korelasi Antara Motivasi Berprestasi Dan Kelengkapan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Surakarta: FKIP UNS. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Tamrin Nasution. 1986. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak. Jakarta: Gunung Mulia. Udin S. Winataputra. 2007. Temu Sambut Mahasiswa baru Program Studi Pkn. Http://sps.upi/edu/prodi/?wp=1&p=event&id=11. 8 Juni 2009. W.S. Winkel. 1991. Psikologi Pendidikan Dalam Evaluasi Belajar . Jakarta: Gramedia. _____. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Wahidin Hisyam. 2006. Hubungan Motivasi Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMAN 12 Bandar Lampung. Http://digilib.unila.ac.id/go.php?Id=laptunilapp-gdl-s2-2006wahidinhis-506. 10 Juni 2009. Wasty Soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Yulianto Bambang Setyadi. 2002. Prestasi Belajar Ditinjau dari Faktor Pendapatan dan Intensitas Perhatian Orang Tua serta Motivasi Belajar Anak. Varidika Vol. 14 No. 25 Desember 2002. Surakarta: UMS. Yusuf Hadi Miarso, dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan, Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press. Zainun Mu’tadin. 2002. Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada Remaja. Http://www.e-psikologi.com/remaja. 10 Juni 2009. 80 81