BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting, namun juga kompleks
dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan
manusia, karena itu para praktisi humas harus memberikan perhatian yang
seksama terhadap komunikasi, khususnya teori komunikasi. Komunikasi
merupakan sarana dalam melakukan suatu hubungan atau interaksi dengan orang
lain, dengan memberikan simbol-simbol atau makna melalui proses pertukaran
informasi manusia telah mengaktualisasikan dirinya dalam suatu lingkungan.
Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya.
Komunikasi ibarat urat nadi kehidupan manusia, prosesnya berlangsung dalam
berbagai konteks baik fisik, psikologis maupun sosial karena komunikasi tidak
terjadi pada sebuah ruang kosong.
Menurut Lasswell1 komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses
yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa?
Dengan akibat apa? (who? Say what? In which channel? To whom? With what
effect?). Sedangkan menurut Everett M. Rogers2 komunikasi adalah proses
1
Deddy Mulyana. 2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Bandung.hal 69
2
Ibid.hal 62
11
12
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Jadi dari pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila
khalayak/media massa (komunikan) dapat menerima dan mengolah serta
memahami informasi yang disampaikan oleh humas (komunikator) sehingga tidak
akan timbul salah pengertian.
Proses interaksi sosial terjadi melalui sebuah proses yang disebut
komunikasi. Melalui komunikasi inilah dapat terjadi pembentukan kelompok
dalam masyarakat. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan perasaan,
pikiran, pendapat, sikap dan informasi kepada manusia yang lainnya secara timbal
balik, sehingga terbentuk pengalaman yang sama.
Pada dasarnya komunikasi merupakan proses dua arah. Komunikasi tidak
hanya berupa memberitahukan atau mendengarkan saja. Komunikasi harus
mengandung pembagian ide atau pendapat. Komunikasi selalu mengandung unsur
pengirim (komunikator) dan unsur pesan (massage) yang bertujuan mengadakan
persamaan dalam mengartikan pesan, serta penerima pesan (komunikan).
Komunikasi
akan
berlangsung
dengan
baik
apabila
pihak-pihak
yang
berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang
sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.
13
2.2 Pengertian Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat (Humas) atau biasa disebut juga public relations
(PR) telah banyak dikenal dikalangan masyarakat. Bahkan humas memegang
peranan serta posisi yang penting dalam sebuah perusahaan atau organisasi, untuk
mempertahankan citra dan nama baik perusahaan atau organisasi tersebut.
PR menurut (british) Institute of Public Relations3 adalah keseluruhan
upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara
suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan menurut Frank Jefkins4
PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun
ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Edward L Bernays, mengemukakan bahwa PR memiliki 3 (tiga) arti yaitu (1)
penerangan kepada masyarakat, (2) persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah
laku masyarakat, (3) usaha untuk menginstegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PR adalah
sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada sikap saling
pengertian.
3
(British) Institute of Public Relations (IPR).2002. Public Relatios frank Jefkins Edisi kelima.
Jakarta : Erlangga.hal 9
4
Frank Jefkins. 2002.Public Relations edisi kelima. Jakarta : Erlangga.hal 10
14
Public relations yang baik memerlukan pemikiran dan perencanaan yang
cermat dan rasional. Fungsi dari adanya Public Relations adalah menumbuhkan,
memupuk, mendorong sikap dan perilaku yang dapat membantu tercapainya
mutual understanding. Public relations adalah salah satu bagian terpenting dalam
sebuah organisasi yang berfungsi mengkomunikasikan suatu lembaga kepada
publiknya dan untuk memperoleh pengertian serta itikad baik dari publiknya.
Humas tidak akan memperoleh kepercayaan dan penghormatan begitu saja,
melainkan dengan kerja keras secara terus menerus untuk mendapatkan goodwill,
kepercayaan, dan pengakuan, baik dari internal maupun dari eksternal perusahaan.
2.2.1 Tujuan, tugas dan fungsi humas
1. Tujuan Humas
Menurut Frank Jefkins5 ada 6 (enam) butir tujuan dari humas, yaitu :
a. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan
adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan
b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
c. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai perusahaan
kepada masyarakat luas dalam rangka mendaptkan pengakuan
d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta
membuka pasar-pasar baru
e. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas
rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan
f. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya.
5
Frank Jefkins. 2004. Public Relations, terjemahan oleh Haris Munandar. Jakarta : Erlangga. Hal
30
15
Menurut Rosady Ruslan6 tujuan utama dari public relations adalah
mengembangkan atau membangun hubungan yang baik, tidak hanya dengan pers,
tapi dengan berbagai pihak luar atau kalangan terkait.
Jadi tujuan public relations itu sendiri adalah memastikan bahwa niat baik
dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak
lain.
2. Tugas humas
Menurut F. Rachmadi7 tugas humas adalah :
a. menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas informasi /pesan
secara lisan, tertulis, atau melalui gambar kepada publik, sehingga
publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal ikhwal lembaga,
segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
b. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum
c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
lembaga, maupun segala macam pendapat
d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media
massa untuk mendapatkan public favour, public opinion, dan
perubahan sikap.
Rosady Ruslan. 1995. Praktik dan solusi public relations dalam situasi krisis dan pemulihan
citra, cetakan ke-1. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal 39
6
7
F Rachmadi. 1996. Public Relations dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. Hal 23
16
3. Fungsi Humas
Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan
baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik itu internal maupun
eksternal, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat/opini publik yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Fungsi humas dikemukakan oleh Scott M. Cultip & Alen Center (dalam
Onong Uchjana)8 dalam konsep fungsional humas, memberikan penjelasan
sebagai berikut :
a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publikpublik
suatu
organisasi,
sehingga
suatu
kebijaksanaan
beserta
operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam
kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut.
b. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan
dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh
publik
c. Merencanakan
dan
melaksanakan
program-program
yang
dapat
menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijakasanaan
dan operasionalisasi perusahaan.
8
Onong Uchjana. 1986. Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja
Karya. Hal 27
17
Fungsi humas yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan
instrumen yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan budaya
organisasi dan suasana kerja yang kondusif.
Kegiatan-kegiatan tersebut haruslah dilakukan secara berkesinambungan
dan menyeluruh. Berkesinambungan berarti harus dilakukan dengan konsisten dan
istiqomah, menyeluruh mempunyai arti kegiatan ini membutuhkan keterlibatan
seluruh individu dalam organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing. Disini komunikasi dan kerjasama sangat vital dalam pencapaian tujuan
Public Relations. Tujuan utama dari PR adalah menciptakan opini publik yang
menguntungkan dan mendukung kebijakan-kebijakan organisasi/perusahaan.
2.2.2 Sasaran Humas
Publik menurut M Linggar Anggoro9 dalam pengertian sebuah lembaga
adalah sekelompok masyarakat yang khusus dan tertentu, bukan seluruh
masyarakat secara umum. Publik itu sendiri yang menjadi sasaran dari aktivitas
humas dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu publik internal dan
publik eksternal.
1. Publik internal
Yaitu segenap individu yang terdaftar sebagai anggota organisasi tersebut,
seperti karyawan, direksi, pembantu umum, dan sebagainya.
2. Publik eksternal
9
M.Linggar Anggoro. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 18
18
Yaitu segenap individu atau organisasi yang ada hubungannya dengan
perusahaan itu, seperti pemerintah, para distributor, mitra usaha, dan
sebagainya.
Onong Uchjana10 mengkategorikan publik eksternal adalah dengan ;
a. Pelanggan (customer relations), membina hubungan baik dengan
konsumen perlu dilakukan karena suatu lembaga tanpa konsumen tidak
berarti apapun.
b. Pers, memelihara dengan pers dalam arti yaitu semua media massa
mulai dari surat kabar, majalah, radio, televisi, biro iklan, dan pers
sendiri.
c. Pemerintah, lembaga harus mengatur dan memelihara hubungan
dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
serta dengan jawatan resmi yang berhubungan dengan kegiatan
lembaga.
d. Khalayak
sekitar,
adalah
orang
yang
tinggal
disekitar
perusahaan/lembaga. Masyarakat akan menyukai bahkan akan
membantu perusahaan apabila masyarakat memperoleh manfaat dari
perusahaan tersebut.
2.2.3 Aktivitas Humas
Proses kerja humas menurut Cutlip and Center11 meliputi Penemuan Fakta
(Fact Finding), Perencanaan (Planning), Komunikasi (Communication), dan
Evaluasi (Evaluation).
10
Onong Uchjana Efenddy. Op.cit. Hal 45
19
1.
Penemuan fakta (Fact Finding)
Dilakukan untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat dalam
masyarakat menunjang atau justru menghambat kegiatan lembaga/organisasi.
Fakta yang dikumpulkan adalah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
publik eksternal atas lembaga demi memenuhi kebutuhan mereka.
2.
Perencanaan (Planning)
Merupakan bagian penting dalam usaha mendapatkan opini publik yang
menguntungkan. Dalam tahap ini seorang petugas humas perlu mengetahui tujuan
dan
cita-cita
organisasi
serta
harus
mempunyai
kemampuan
untuk
menghubungkan berbagai masalah politik, sosial, dan ekonomi dengan masalah
manajemen atau pemasaran apabila perusahaannya bergerak dalam bidang
penjualan barang dan jasa.
3.
Tahapan komunikasi / Pelaksanaan (Actuating)
Adalah bagaimana cara mengkomunikasikan sesuatu dan apa yang
dikomunikasikan. Hal ini sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang hendak
dicapai melalui kegiatan humas. Kegiatan komunikasi dapat berbentuk lisan,
tulisan, visual atau dengan menggunakan lambang-lambang tertentu.
4.
Evaluasi (Evaluating)
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka sesuatu lembaga/organisasi tentu
ingin mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap publik. Hal ini dilakukan
melalui evaluasi. Evaluasi ini selain digunakan untuk memperoleh keterangan
11
Morissan,M.A. 2010.Manajemen Public Relation Strategi Menjadi Humas Professional. Jakarta
: Kencana .hal 108
20
mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan, juga sebagai patokan untuk
melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.
Penerapan dari aktivitas humas ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
kelompok sasaran, yaitu :
1. Aktivitas humas ke dalam
Tujuan dari kegiatan humas internal menurut Oemi abdurrachman12 adalah
mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja. Kegairahan kerja
tersebut dapat diciptakan bila pimpinan memperhatikan kepentingankepentingan dan hak-hak para karyawan dan menciptakan suasana
kekeluargaan dalam suatu lembaga tersebut. Jadi adalah tugas Public
Relations Organitation (PRO) untuk menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan komunikasi yang efektif antara pimpinan dan bawahan.
Komunikasi dapat dilakukan oleh PRO menurut Oemi Abdurrachman adalah
dengan :
a. Tertulis, yaitu menggunakan surat-surat, buletin, papers, dan lain-lain
b. Lisan, mengadakan breafing, rapat-rapat, diskusi, ceramah, dan lainlain
c. Konseling, menyediakan beberapa anggota atau staf yang ahli untuk
memberikan nasihat-nasihat kepada para karyawan.
2. Aktivitas humas ke luar
Tujuan dari kegiatan humas eksternal adalah untuk mengeratkan hubungan
dengan orang-orang diluar instansi hingga terbentuknya opini publik yang
12
Oemi Abdurrachman.1993. Dasar-dasar Public Relations, Cetakan ke X. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti. Hal 34
21
favorable terhadap instansi tersebut. Aktivitas humas yang dilakukan antara
lain :
a. Personal contact, yaitu kontak pribadi secara langsung seperti bersikap
ramah, sopan dan bersedia mendengarkan keluhan-keluhan publik
kepadanya dan menjawab surat dengan segera.
b. Press release, yaitu membuat tulisan tentang kejadian-kejadian, rapatrapat, hasil wawancara, teks sambutan, dan lain-lain.
c. Press relations, yaitu menjalin hubungan baik dengan para pemimpin
surat kabar, kolumnis-kolumnis, penulis, pemimpin radio, televisi, dan
lain-lain.
d. Press
conference,
yaitu
pada
keadaan
tertentu
dianjurkan
menggunakan cara ini, misalnya ada peristiwa penting maka perlu
mengadakan jumpa wartawan dan mengumumkan secara langsung
terhadap berita yang terjadi
e. Publicity, dalam artian advertising, yaitu penyiaran suatu berita dengan
human interest atau menarik perhatian publik.
f. Radio dan televisi, kedua media ini adalah media paling efektif yang
ada dalam melakukan komunikasi yang efektif.
g. Film, dapat berupa film dokumentasi, hiburan, pendidikan, dan lainlain.
h. Media komunikasi dan informasi lainnya, banyak hal seperti telepon,
kartu pos, kalender, kunjungan, dan lain-lain.
22
2.3 Tinjauan Strategi
2.3.1
Pengertian Strategi
Stephen Robbins (1990)13, mendefinisikan strategi sebagai penentuan
tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta
mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pada
hakikatnya, strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai suatu tujuan tersebut
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja,
melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.
Menurut James Brian Quinn14 yang diikuti oleh Yosal Iriantara, strategi
diartikan sebagai pola atau rencana yang mengintegrasi tujuan pokok, kebijakan
dan serangkaian tindakan sebuah organisasi kedalam suatu kesatuan yang
kohersif.
Strategi memiliki tiga tahap, yaitu (1) menetapkan tujuan dan sasaran, (2)
memformulasikan aksi dan strategi respon, (3) kemudian menggunakan
komunikasi efektif.
Berdasarkan teori dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi merupakan suatu perencanaan jangka panjang yang dilakukan oleh setiap
perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan (objektif) yang prosesnya
selalu meningkat serta pendayagunaan sumber daya dan peluang-peluang yang
selalu berubah.
13
Morissan,. 2010.Manajemen Public Relation Strategi Menjadi Humas Professional. Jakarta :
Kencana. ha152
14
Iriantara, Yosal.2004.Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal 12
23
Public Relations salah satu komponen perusahaan diadakan untuk tujuan
strategis, yaitu untuk membaca rintangan yang muncul dari luar (ketentuan
pemerintah yang mematikan, ketidak pahaman karyawan atas sikap penduduk
disekitar perusahaan/lembaga sehingga penduduk bersikap melawan tindakan
pesaing, boikot dari konsumen sampai pada kesalahan perusahaan yang dibuat
tanpa sengaja terhadap publiknya). Maupun dari dalam (pemogokan karyawan,
pengrusakan, sikap tidak terpuji, dll).
Agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan baik tanpa ada hambatanhambatan yang sulit. Public Relations memberi sumbangan yang sangat besar
bagi perusahaan dengan mengembangkan hubungan-hubungan (relations) yang
harmonis dengan public internal dan public exsternal nya agar perusahaan
tersebut dapat mengembangkan kemampuannya mencapai misinya.
Public Relations mempunyai peranan yang penting dalam upaya
mengefektifkan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang dengan
lembaga-lembaga strategis.
Pelaksanaan tugas Public Relations bukanlah semata-mata melakukan
aksi, melainkan membutuhkan rencana-rencana dan diikuti dengan langkahlangkah serta pengendalian yang melalui suatu proses evaluasi secara langsung
oleh praktisi Public Relations dengan serta merta tanpa melakukan berbagai
macam analisis. Misalnya, ia langsung membuat program komunikasi berdasarkan
perkiraan umum menurut kebiasaan yang berlaku. Biasanya ia langsung
menyusun program teknis seperti membuat booklet, company profile, membuat
24
film dokumentasi, majalah intern, hiburan karyawan, press relations, dan strategi
Public Relations lainnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Public Relations adalah caracara tertentu atau kemampuan sebuah perusahaan atau organisasi untuk membaca
rintangan yang muncul dari luar maupun dari dalam perusahaan, agar perusahaan
dapat mencapai tujuan dan cita-cita yang telah direncanakan.
2.3.2
Strategi Humas
Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan
(formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusankeputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi
mencapai tujuannya.
Menurut Cutlip-Center-Broom15, perencanaan strategi bidang humas
meliputi kegiatan:
1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program;
2. Melakukan identifikasi khalayak penentu;
3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang
akan dipilih; dan
4. Memutuskan strategi yang akan digunakan.
Dalam hal ini, harus terdapat hubungan yang erat atas keseluruhan tujuan
program yang sudah ditetapkan, khalayak yang ingin dituju dan juga strategi yang
dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai suatu hasil
15
Morissan,M.A.2010 Manajemen Public Relation Strategi Menjadi Humas Professional.Jakarta :
Kencana. hal 153
25
tertentu sebagaimana dinyatakan dalam tujuan atau sasaran yang sudah
ditetapkan.
George L. Morrisey (1982)16 menyatakan bahwa Proses perencanaan dan
penetapan program humas mecakup langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan peran dan misi.
2. Menentukan wilayah sasaran.
3. Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektivitas dari setiap
pekerjaan yang dilakukan.
4. Memilih dan menentukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai
5. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari programming,
penjadwalan, anggaran, pertanggungjawaban, menguji dan merevisi
rencana sementara sebelum rencana tersebut dilaksanakan.
6. Membangun pengawasan
7. Komunikasi dan pelaksanaan.
Strategi humas tersebut bukan hanya sebagai rencana kedepan saja,
melainkan harus dilakukan pelaksanaannya dari kegiatan humas tersebut. Hal itu
dilakukan untuk dapat mengawasi apakah rencana strategis dari suatu lembaga
tersebut sudah terlaksana dengan baik atau belum. Dengan demikian, para praktisi
humas dapat mengevaluasi efektifitas pelaksanaan tugasnya untuk memenuhi
pencapaian tujuan dan mengurangi konflik yang mungkin timbul di kemudian
hari.
16
Ibid. Hal 153-154
26
Dengan demikian, humas merupakan suatu fungsi strategi dalam
manajemen yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan
penerimaan dari publik. Dalam proses penerimaan dari publik ini, humas perlu
memperhatikan hubungan yang harmonis dengan publik eksternalnya, seperti
terbuka, jujur, konsisten, dan tidak mengasingkan diri. Untuk itu humas perlu
melakukan komunikasi yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
strategi yakni mengamankan arah dan tujuan lembaga/organisasi menuju
sasarannya.
Humas sebagai fungsi manajemen modern, secara struktural merupakan
bagian integral dalam suatu instansi atau perusahaan. Ini artinya humas bukan
fungsi terpisah dari sebuah kelembagaan suatu instansi atau perusahaan melainkan
fungsi humas bersifat melekat pada manajemen perusahaan atau instansi, yaitu
bagaimana humas dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah antara
perusahaan atau instansi yang diwakilinya dengan publiknya.
2.3.3
Strategi Operasional Humas
Untuk mengkokohkan dan memantapkan fungsi kehumasan agar
mengenai sasarannya dalam suatu tujuan organisasi atau lembaga, maka aktivitas
utama Humas secara operasional seharusnya berada di posisi yang sedekat
mungkin dengan pimpinan puncak organisasi (top management), dan diharapkan
kegiatan humas tersebut akan tercapai sebagai berikut :
1.
Dengan posisi humas yang dekat dengan pimpinan tertinggi tersebut akan
lebih mengetahui secara jelas dan rinci mengenai suatu sistem terpadu mengenai
27
pola perencanaan agar tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian pesan dan
informasi yang berasal dari lembaga/organisasi kepada publiknya.
2. Agar aktivitas humas dalam mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat
dipertegas tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan
keterangan sehingga kegiatan humas akan selalu mengetahui secara jelas apa dan
bagaimana segi pelaksanaan dari keputusan atau kebijakan pimpinan organisasi
tersebut.
3. Menghadiri setiap rapat atau pertemuan pada tingkat pimpinan agar dapat
mengetahui perencanaan, kebijakan, arah, dan tujuan organisasi yang hendak
dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Berhubungan secara langsung dengan pimpinan puncak sehingga fungsi
kehumasan berlangsung secara optimal.
5. Dapat menjalankan fungsi kehumasan secara proaktif dan bertindak dinamis
serta fleksibel.
6. Sebagai pembantu pimpinan puncak, maka humas berperan melakukan
tindakan mulai dari memonitor, merekam, menganalisis, menelaah hingga
mengevaluasi setiap reaksi, khususnya dalam upaya penilaian sikap, tindak serta
mengetahui persepsi masyarakat.
7. Memberikan ide dan rencana atau program kerja kehumasan dalam rangka
untuk memperbaiki citra perusahaan terhadap publiknya.
Menurut Anwar Arifin17 Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang
kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat
17
Anwar ,Arifin. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung : PT. Armico. Hal 32
28
Humas dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui berbagai
macam aspek-aspek pendekatan atau Strategi Humas, yaitu :
1. Strategi Operasional
Melalui pelaksanaan program Humas yang dilakukan dengan pendekatan
kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme sosial cultural dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
2. Pendekatan Persuasif dan Edukatif
Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya, baik bersifat mendidik,
dan memberikan penerangan maupun dengan melakukan pendekatan persuasif
agar tercipta saling pengertian, menghargai pemahaman dan toleransi.
3. Pendekatan Tangung Jawab Sosial Humas
Menumbuhkan sikap bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut
bukan memperoleh keuntungan sepihak dari publik sasarannya tetapi memperoleh
keuntungan bersama.
4. Pendekatan Kerja Sama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
berbagai kalangan, baik ditujukan hubungan ke dalam (internal relations) maupun
ke luar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerja sama.
5. Pendekatan Koordinatif dan Integratif
Lebih luas berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional,
dan mewujudkan ketahanan nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
dan hankamnas
29
2.3.4 Media Massa
Menurut Canggara18 media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan
televisi. Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah
banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi yang beroperasi
dalam bidang informasi, edukasi, dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan,
pendidikan, dan hiburan. Menurut Effendi19 untuk menyebarkan informasi, media
massa sangat efektif dapat mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikasi.
2.3.4.1 Bentuk Media Massa
Media massa terbagi menjadi dua yaitu media cetak dan elektronik. Media
cetak adalah media yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas, gambar, kata-kata
yang tidak menggunakan elektromekanis. Contohnya seperti poster, buku,
majalah, koran, brosur, formulir bisnis, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik
adalah semua alat media yang menggunakan energi elektromekanis seperti radio,
internet, dan televisi.
2.3.4.2 Tinjauan Media
Menurut Effendy20 Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya
pesan dari komunikator kepada komunikan. Media adalah alat atau sarana yang
18
Canggara, 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
19
Effendy, Onong U. 2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya
20
Effendy, Onong U. 2003. Ilmu dan Teori Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya bakti.
Hal 18
30
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
(Pesan-pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran
manusia untuk mengontrol dan menentukan sikap terhadap sesuatu, sebelum
dinyatakan dalam tindakan).
Kegiatan public relations dalam mempromosikan produk mereka
menggunakan dua jenis media. Media tersebut bisa dikategorikan sebagai
berikut :
a.
Media lini atas
Merupakan prioritas utama sebagai media atau alat untuk tujuan publikasi
dan sebagai upaya penyampaian pesan-pesan atau info secara luas mengenai
aktifitas public relations kepada publik sasarannya.
b.
Media lini bawah
Media ini dipergunakan oleh public relations, biasanya termasuk media
tatap muka atau secara langsung, terdiri atas presentasi pengenalan, peduli
kepada masyarakat sekitar, pameran, display barang, penjualan langsung
dengan menawarkan produk kepada konsumen (personal selling, direct
mail)21.
Berikut adalah media-media utama yang dipergunakan oleh Public
Relations dalam melaksanakan kegiatannya:
1.
Media Pers (Press)
Media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar di masyarakat
secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan
21
Rusady,Ruslan. 1999. Manajemen Humas dan manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi).
Jakarta : PT. Raja Grafindo. Hal 183-185
31
internasional. Majalah-majalah yang diterbitkan secara umum maupun
hanya dalam jumlah terbatas yang hanya junlah terbatas dan hanya untuk
kalangan tertentu. Buku-buku petunjuk khusus, buku-buku tahunan dan
laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja di publikasi
untuk umum.
2.
Media audio visual
Audio visual adalah salah satu alat untuk menjangkau khalayak dalam
rangka mengkonfirmasikan pesan khusus demi mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Media ini terdiri dari slide dan kaset video atau bisa juga gulungan
film-film documenter.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang Public Relations
dalam membuat dan menggunakan media audio visual adalah tujuan,
khalayak, masa liputan, pencarian khalayak.
3.
Media Radio
Radio adalah sebuah media informasi hiburan dan media masal yang sangat
popular. Kategori media ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang
berskala lokal, nasional, hingga internasional, baik yang dipancarkan secara
luas maupun yang dikemas secara khusus (jenis siarannya atau cakupan
pendengarnya terbatas)
4.
Media Televisi
Sama halnya dengan radio, televisi yang serting digolongkan secara media
humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi
internasional. Termasuk pula system teletex seperti prestel, oracle, dan
32
ceefax,
yakni perangkat yang memungkinkan pemakainya memperoleh
informasi yang dibutuhkan melalui siaran televisi terbatas.
5.
Pameran
Kegiatan Public Relations
juga dapat memanfaatkan pameran untuk
mencapai tujuan-tujuannya. Dalam melaksanakan suatu program atau
kampanye Public Relations para praktisi Public Relations juga sering
memanfaatkan acara eksibisi atau pameran. Pada umumnya pameran
perdagangan atau pameran terbuka untuk umum merupakan suatu media
iklan, karena tujuan penyelenggara pameran tersebut adalah untuk
memeproleh suatu produk kepada masyarakat agar mereka tertarik.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan bidang-bidang lainnya sangat
pesat, sehingga kegiatan pengajaran, penerangan dan penyuluhan tidak mungkin
efektif bila terbatas hanya pada pemanfaatan kemampuan kata-kata saja. Menurut
Sulaiman22 Media audio merupakan sarana yang lebih efektif dalam kegiatan
edukatif untuk berpacu dengan kemajuan abad ini. Media audio adalah salah satu
alat untuk menjangkau khalayak dalam rangka mengkomunikasikan pesan khusus
demi mencapai tujuan-tujuan tertentu. Alat-alat audio adalah alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi atau suara.
Jenis-jenis media audio dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A.
Media Audio Visual Elektronik
a. Visual : Opague, Slide Film, Bulletin, Board, Display, Movie Screen.
22
Amir Hamzah Sulaiman. 1981. Media Audio Visual. Jakarta : PT. Gramedia. Hal 21
33
b. Auditif atau Audio : Radio, Telepon, Tape Recorder, Mp3, Piringan
Hitam.
c. Audio Visual : Televisi, Film Documenter.
B.
Media Audio Visual Non Elektronik
a. Papan Planel.
b. Photograpy.
c. Grafik dan Model.
d. Barang Cetakan dan Multimedia, Surat Kabar, Majalah, Tabloid,
Catalog, Brosur, Pamphlet, Billboard, Banner, Spanduk, Baligho.
2.3.5
Strategi Perencanaan Isi Pesan
Dalam menyusun isi pesan, syarat utama yang harus dilakukan adalah
mampu membangkitkan perhatian khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
Hal ini sesuai dengan AA Prosedure atau From Attention to Action Prosedure,
artinya membangkitkan perhatian (attention) untuk selanjutnya menggerakan
seseorang atau banyak orang melakukan kegiatan (action) sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan atau dirumuskan. Selain AA Prosedure dikenakan juga
rumus klasik AIDDA sebagai adopsi. Process yaitu attention, interest, desire,
decision dan action. Artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian
(attention), kemudian menambahkan minat dan kepentingan (interest), sehingga
publik memiliki hasrat (desire) untuk menerima pesan yang dirangsangkan oleh
komunikator
dan
pada
akhirnya
dimabil
mengamalkannya dalam tindakan (action)23.
23
Ibid. Hal 68
keputusan
(decision)
untuk
34
Dalam melakukan proses tersebut, perhatian dari pendengar atau khalayak
sangat diperlukan sehingga dapat tercapai efektivitas komunikasi, karena pesan
komunikasi yang tidak mendapat perhatian tidak akan menciptakan efektivitas.
Wilbur Schramm (1995) mengajukan syarat-syarat berhasilnya pesan
tersebut sebagai berikut :
a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.
b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada
pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua
pertemuan itu bertemu. Pribadi daripada sasaran dan menyarankan caracara untuk mencapai kebutuhan itu.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran
menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran pada saat digerakkan
untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.
Menurut Cassandra dalam Hafield Cangara24, ada dua model dalam penyusunan
pesan, yakni :
1. Penyusunan pesan yang bersifat informatif
Model penyusunan besan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan
pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Ada empat macam penyusunan
pesan yang bersifat lnformatif, yakni :
24
Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Cetakan IV. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal
111
35
a. Space Order, Ialah penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau
ruang, seperti internasional, nasional dan daerah.
b. Time Order, Ialah penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang
disusun secara lronologis.
c. Deducative Order, Ialah penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat
umum kepada yang khusus.
d. Inducative Order, Ialah penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang
bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
2. Penyusunan pesan yang bersifat persuasif
Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk
mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu penyusunan persuasif
memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber
terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan
yang dibuat diinginkan adanya perubahan.
Untuk berhasil mengelola dan menyusun pesan-pesan secara efektif perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Pesan yang disampaikan harus dihiasai lebih dahulu, termasuk struktur
penyusunannya yang sistematis.
b. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus
mempunyai alasan-alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa
mendukung materi yang disajikan.
c. Memiliki kemampuan untuk membentuk intonasi bahasa, serta gerakangerakan non-verbal yang dapat menarik perhatian khalayak.
36
d. Memiliki kemampuan untuk membumbui pesan yang disampaikan
dengan anekdot-anekdot untuk menarik perhatian dan mengurangi rasa
bosan khalayak.
2.4 Pengertian Kerekayasaan
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan
dan peningkatan mutu kehidupan manusia.
Kerekayasaan erat kaitannya dengan hasil teknologi atau kajian ilmiah.
Kerekayasaan25 adalah kegiatan bertahap yang secara runtun meliputi penelitian
terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian. Kerekayasaan yang
merupakan kata lain dari perekayasaan26 adalah kegiatan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk
menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan
keterpaduan sudut padang dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial
budaya, dan estetika dalam suatu kelompok kerja fungsional.
2.4.1 Perekayasaa Pemilu Elektronik (e-Voting)
Sistem
electronic voting
(e-voting) adalah
sebuah sistem
yang
memanfaatkan perangkat elektronik dan mengolah informasi digital untuk
25
Kerekayasaan dikutip dari PP Ka.BPPT Nomor 105 Tahun 2013 tentang Petunjuk Tekniks
Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya Edisi Revisi. Pusbindiklat BPPT 2013
26
Perekayasaan, dikutip dari PP Ka.BPPT Nomor 105 Tahun 2013 tentang Petunjuk Tekniks
Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya Edisi Revisi. Pusbindiklat BPPT 2013
37
membuat surat suara, memberikan suara, menghitung perolehan suara,
menayangkan perolehan suara, dan memelihara dan menghasilkan jejak audit.
Tujuan dari e-voting adalah menyelenggarakan pemungutan suara dengan biaya
hemat dan penghitungan suara yang cepat dengan menggunakan sistem yang
aman dan mudah untuk dilakukan audit.
Pemungutan suara dengan e-voting telah diperkenankan menjadi salah satu
metode pemberian suara oleh Mahkamah Konstitusi dalam amar Putusan No.
147/PUU-VII/2009 pada tanggal 30 Maret 2010.
Dasar hukum e-voting di Indonesia yaitu Amar Putusan MK No.147/PUUVII/2009 yang isinya e-voting dapat diartikan mencoblos/mencetang dengan
syarat kumulatif yaitu tidak melanggar asas Luber Jurdil, Daerah siap dari sisi
teknologi, pembiayaan, sumberdaya manusia maupun perangkat lunaknya,
kesiapan masyarakat didaerah yang bersangkutan , serta persyaratan lain yang
diperlukan. Dan UU No 11 Tahun 2008 UU ITE pasal 5 yang menyatakan bahwa
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
2.5 Pengertian Sosialisasi
Ada begitu banyak pengertian dan pendapat tentang sosialisasi. Sosialisasi
menurut Koentjaraningrat27 adalah seluruh proses dimana seorang individu sejak
masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan
27
Koentjaraningrat. Definisi sosialisasi, diunduh Dian Agustina tanggal 12 Okt 2014 pukul 20.09
melalui http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/pengertian-sosialisasi-menurut-para-ahli.html
38
menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat
sekitarnya.
Sedangkan menurut Robbins (dalam effendy, 2002:35) sosialisasi
merupakan salah satu fungsi dari komunikasi disamping sebagai sebagai produksi
dan pengetahuan dalam hal ini komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku anggota masyarakat agar tetap sesuai dengan apa yang menjadi perilaku
kelompoknya.
Jadi
dalam
hal
ini,
sosialisasi
dilakukan
dengan
cara
mengkomunikasinkan kepada publiknya.
Dari definisi tersebut, peneliti menyimpulkan sosialisasi adalah salah satu
fungsi komunikasi yang sesuai untuk mengendalikan perilaku anggota masyarakat
dimana mereka tinggal. Jadi sosialisasi dilakukan dengan memberikan informasi
kepada anggotanya.
Sosialisasi dalam arti luas merupakan suatu usaha masyarakat yang
mengantar warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain, masyarakat
melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerahterimakan inovasi
dan kerekayasaanya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sosialisasi hasil kerekayasaan teknologi yang dilakukan oleh humas bppt
diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi ke masyarakat
terhadap hasil temuan dan inovasi yang dikaji dan diterapkan oleh para
perekayasa dan peneliti di BPPT, dan dari hasil kerekayasaan tersebut masyarakat
dapat menggunakan dengan sebaiknya dan dapat bangga kepada produk ciptaan
negeri sendiri bahwa teknologi kita tidak kalah dengan teknologi negara lain.
Download