Linguistika Akademia Vol.2, No.1, 2013, pp. 1~13 ISSN: 2089-3884 OTOMATISASI PADA LAGU BERBAHASA INGGRIS INSYA ALLAH KARYA MAHER ZEIN DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA Muyassaroh e-mail: [email protected] ABSTRACT Sometimes, there are different text between source language and target language. One of them can be found in the translation of English lyric into Indonesian lyric. This case occurs because there is free method of translation. The method shows the difference between source language and target language. The comparison of these methods will be applied in the object of this research. The object of this research is lyric of the song Insya Allah English version that is popularized by Maher Zain and its translation Insya Allah Indonesian version That translated by Fadli. The aims of this research are to show what the reason of target user to accept this lyric. The result of tis research shows that the translational lyric is accepted by the user of target language because the translator still considers about the aesthetic aspect of Indonesian lyric. ABSTRAK Dalam penerjemahan terkadang tidak terdapat kesesuain antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Salah satunya dalam penerjemahan lirik lagu dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena dalam penerjemahan terdapat salah satu metode penerjemahan yang dilakukan secara bebas. Metode tersebut mengungkapakan ketidaksesuaian antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.Perbandingan antara metode foregrounding dan otomatisasi digunakan untuk mengkaji objek penelitian. Adapun yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah lirik lagu dari Insya Allah dalam versi bahasa Inggris yang dipopulerkan oleh Maher Zain dan lirik lagu terjemahannya Insya Allah dalam versi Indonesia yang dipopulerkan oleh Fadli. Kajian ini ditujukan untuk mencari alasa-alasan diterimanya lirik lagu hasil terjemahan oleh pengguna bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu terjemahan dapat diterima oleh pengguna bahasa Indonesia karena penerjemah menyesuaikan nilai estetika yang ada pada lirik lagu bahasa Indonesia. Kata kunci: otomatisasi, penerjemahan, lirik 2 A. PENDAHULUAN Lirik lagu merupakan sebagian dari puisi. Hal ini dikemukakan oleh Jan Van Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Selain itu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528) Lirik lagu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528) Lirik merupakan puisi yang dinyanyikan. Puisi merupakan satu karya sastra yang menegekspresikan pemikiran yag membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan , dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan(Pradopo, 1990: 7). Puisi sebagai karya seni memiliki unsur keindahan atau estetika. Keidahan dalam dalam puisi mungkin dicirikan dalam beberapa cara: misalnya denagn bentuk visual : tipografi, susunan bait; dengan bunyi: aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan kata atau diksi, bahasa kiasan dan sarana retorika , unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa, dan sebagainya (Pradopo, 1990: 13) Penuturan dalam bahasa sastra sering menggunakan cara baru . Karya sastra seperti puisi itu tidak hanya merupakan satu sistem norma akan tetap diterdiri dari beberapa (strata) lapis norma. Masing-masing norma menimbulakan lapis norma lainnya. Rene Wellek (1968: 151) mengemukakan analisis Roman Ingarden, seorag filusuf Polandia didalam bukunya des literarische kunstwerk (1931) menganalisis norma-norma sebagai berikut . karya tersebut merupakan konvensi dari bahasa yang diterapkan pada daerah yang bersangkutan (Pradopo, 1990:16-17). Lapisan norma pertama adalah lapis bunyi (sound stratum). Bila orang membaca puisi yang terdengar adalah rangkaian bunyi yang diatasi dengan jeda pendek, agak panjang dan panjang, tetapi suara itu bukan hanya suara-suara tersebut mempunyai konvensi bahasa, disusun sebegitu rupa sehingga menimbulkan suatu arti. Dengan adanya satuan-satuan suara itu orang menangkap artinya maka lapis bunyi menjadi dasar timbulnya lapis bunyi yang kedua yaitu lapis arti (Pradopo, 1990:17). Linguistika Akademia Vol. 2, No. 1, 2013 : 1 – 13 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 3 Lapis arti (units of meaning) berupa rangkaian fonem, suku kata, kata, frase, kalimat, Semua itu merupakan satuan arti rangkaian kalimat menjadi alinea, bab dan keseleluruhan, rangkaian satuan-satuan arti ini menimbulakan lapis ketiga , yaitu berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan (Pradopo, 1990: 17) Di dalam puisi bahasa Indonesia lapisan bunyi atau suara yang lebih ditekankan (Pradopo, 1990: 27). Dalam puisi bunyi digunakan sebagai orkertrasi yaitu untuk menimbulkan bunyi musik. Bunyi konsonan dan vocal disusun dengan rapi sehingga menimbulkan bunyi yang merdu dan berirama seperti bunyi music. Kombinasi bunyi-bunyi tersebut merupakan sebuah efony. Kombinasi bunyi dapat berupa kombinasi bunyi vocal (asonansi): a,i,e,o,u dan bunyi sengau : m,n, ng,ny, dan konsonan liquida l,r. Hal yang masih erat dengan kaitannya bunyi adalah irama. Dalam puisi timbulnya irama itu karena perulangan bunyi berturut-turut dan bervariasi, misalnya, sajak akhir, asonansi, dan aliterasi atau (Pradopo, 1990: 40) Seperti yang dapat dilihat dalam puisi berikut: Poyangku rata semua semata Penabuh bunyian turun-temurun Leka mereka karena suara Suara sunyi suling keramat Didalam puisi tersebut penekanan bunyi dapat terlihat pada semua semata dengan menulangi se. dan turun temurun dengan menulangi buni ur. Namun, apabila puisi yang ada berupa lirik lagu. Dan lirik lagu tersebut merupakan sebuah lirik lagu terjemahan dari bahasa Inggris. Apakah penekanan bunyi pada puisi dalam bahasa indonesia tersebut masih terdapat pada lirik lagu hasil terjemahan bahasa Inggris?. Apakah masih terdapat unsur estetika yang terdapat pada lirik lagu terjemahan berbahasa Indonesia?. Apakah pesan dari lirik lagu tersampaikan ke dalam bahasa sasaran?. Dengan berbagai aspek yang berbeda yang mempengaruhi keuda bahasa mulai dari aspek norma, sosial budaya, keadaan alam dan tata bahasa yang berbeda. Bagaimana pula dengan peran otomatisasi dan foregrounding pada terjemahan tersebut. Lirik lagu yang menjadi objek terjemahan lirik lagu yang ditulis oleh Maher Otomatiasai Pada Lagu Insya Allah Karya Maher Zein…(Muyassaroh) 4 Zain. Maher zain merupakan salah seorang penyanyi terkenal yang berkebangsaan Libanon salah satu lagunya yang berjudul Insya Allah telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Fadli yang merupakan vokalis dari group band padi. Dalam menganalisis ini digunakan sebuah pendekatan perbandingan antara foregrounding dan otomatisasi. Matode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translational. Metode padan translasional merupakan metode analisis bahasa dengan alat analisis berasal dari luar dan penentu dari kajian tersebut adalah bahasa lain. Metode ini digunakan karena data yang akan diteliti merupakan sebuah teks terjemahan. B. SEKILAS TENTANG TERJEMAHAN KARYA SASTRA Terjemahan merupakan usaha mengalihkan pesan yang ada dalam suatu bahasa kedalam bahasa lain, sehingga orang yang membaca atau mendengar pesan yang telah dialihkan kedalam bahasa sasaran , memperoleh kesan yang sama dengan kesan yang diterima orag yang membaca atau mendengar pesan tersebut dalam bahasa sumber atau bahasa aslinya (Fatawi, 2009: 29). Cary (1959) menyatakan bahwa penerjemahan merupakan sebuah seni. Hal ini dikhususkan dalam menerjemahkan karya sastra (Nababan, 2008:11). Dalam menerjemahkan karya sastra seperti puisi penerjemah tidak hanya memusatkan perhatiannya pada masalah penyampaiain informasi tetapi juga masalah kesan, emosi, dan perasaan dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran. Penerjemahan puisi sulit dilakukan karena sastra bahasa yang satu berbeda dengan sastra bahasa lain Selain itu, menurut Nababan dalam bukunya teori menerjemah bahasa inggris menyataka bahwa menerjemahkan puisi penerjemah juga harus memperhatikan aspek estetika atau keindahan dari puisi yaitu aspek yang membahas keindahan dalam alam seni dan sastra (KBBI, 1996:236). Akan tetapi penerjemahan karya sastra tersebut muncul dalam suatu kasus yaitu penerjemahan lirik lagu Insya Allah karya Maer Zain yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Fadli. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 1, 2013 : 1 – 13 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 5 C.LANDASAN TEORI Teori estetika dipelopori oleh seorang tokoh linguistik aliran praha Jan mukarovsky. Teori tersebut dicetuskan pada tahu 1930-an dan awal tahun 1940-an. Teori ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul Aesthetic function, Norm, and Value as Sosial Facts. Fungsi estetik menurut mukarowski adalah penyimpangan unsur-unsur lingistik yang disengaja untuk maksud estetika. Dalam bidang terjemahan teori estetika ini dapat digunakan untuk melihat dua penerjemahan bahasa yang berbeda. Seperti dalam bahasa Jawa, ungkapan greeting: badehe tinda pundhi, cukup diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan padanan fungsionalnya, yakni Hallo Bukan *where are you going?. Menurut Mukarowski, dalam menerjemahkan contoh-contoh ungkapan diatas harus memeperhatikan Automatization dan Foregrounding. Automatization adalah penerjemahan dengan memperhatikan situasi sosial seperti menerjemahkan kata badhe tindak pundhi dengan Hello. Sedangkan, Foregrounding (dalam bahasa ceko: aktualisace) merupakan terjemahan secara harfiah mengacu kepada rangsangan secara kultural tanpa memperhatikan situasi sosial . Pada contoh terjemahan harfiah kata badhe tindhak pundhi diterjemahkan where are you going?. Hal ini sering ditemukan pada penerjemah pemula. Itu juga menimbulkan rasa kaget bagi orang asing, mungkin dia akan menjawab it’s my own business.penyimpangan dalam terjemahan itulah yang Menurut Jan Mukarowsky disebut dengan fungsi estetik. …the esthetically intentional distortion of the linguistic components. (Garvin in Hill, ed. 1969:266) (Alwasiah, 1993:40-41). Selain itu, Mukarovsky membedakan tiga macam nilai, yaitu a)nilai estetis actual, nilai-nilai sebagai tindakan individual , b) nilai universal, nilai-nilai yang terkandung dalam struktur formal karya seni, dan c) nilai evolusi , nilai-nilai yang dihasilkan melalui dinamika perkembangan karya seni yang bersangkutan dapat bersifat positif dan negative. Nilai pertama diperoleh apabila karya sastra semata dapat mengubah norma-norma periode karya sastra sebelumnya, sedangkan nilai yang kedua diperoleh oleh karya sastra yang semata-mata mengasimilasikannya (Ratna, 2011: 106). Karya sastra semata-mata mengasimilasikan dari karya sastra sebelumnya Otomatiasai Pada Lagu Insya Allah Karya Maher Zein…(Muyassaroh) 6 terdapat pada teks lirik lagu terjemahan InsyaAllah ada jalan dan lagu terjemahannya InsyaAllah ada jalan. D. DATA BAHASA Dalam melakukan kajian ini penulis menggunakan data yang bersumber dari lirik lagu Insya Allah versi bahasa Inggris dan lirik lagu terjemhannya Insya Allah versi bahasa Indonesia. Adapun datanya ditilis dalam tabel berikut: NO Bahasa Sumber Bahasa Sasaran 1 Every time you feel like you cannot go on Ketika kau melangkah 2 Hilang arah dalam kesendirian 5 You feel so lost and that you’re so alone All you see is night and darkness all around You feel so helpless you can’t see which way to go Don’t despair and never lose hope 6 7 ’cause Allah is always by your side Insya Allah you’ll find your way Allah selalu disisimu Insya Allah ada jalan 8 Ya Allah guide my steps, don’t let me go astray You’re the only one who can show me the way Show me the way Ya Allah, Tuntun langkahku dijalanmu Hanya engkaulah pelitaku 3 4 9 10 tak sanggup Tiada mentari bagai malam yang kelam Tiada tempat untuk berlabuh Bertahan teruslah berharap Tuntun aku dijalanmu E. ANALISIS Dalam menagnalisis data tersebut peneliti akan menggunakan perbandingan foregrounding dan automatization. 1) Every time you feel like you cannot go on: Ketika kau tak sanggup melangkah Dalam bahasa sumber Every time you feel like you cannot go on diterjemahkan menjadi ketika kau tak sanggup melangkah. Dalam bahasa sumber kata every time jika diterjemahkan secara Linguistika Akademia Vol. 2, No. 1, 2013 : 1 – 13 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 7 foregrounding menjadi setiap waktu. Akan tetapi, every time tersebut diterjemahkan dalam bahasa sasaran menjadi Ketika. Kata Every Time dan Ketika mempunyai kesejajaran dalam posisinya sebagai keterangan waktu. Kata you feel like you cannot dalam bahasa sumber jika diterjemahkan secara harfiah menjadi kamu merasa dirimu tidak dapat . Kata tersebut diterjemahkan dalam bahasa sasaran menjadi kau tak sanggup. Tanpa menggunakan kata kamu merasa dirimu makna lirik lagu dalam bahasa sumber sudah dapat dipahami oleh pengguna bahasa Indonesia. Penghilangan kata tersebut merupakan sebuah otomatisasi untuk memenuhi nilai estetika dalam bahasa sasaran. Sementara itu, kata Cannot dalam bahasa sumber yang berarti tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa sasaran tak sanggup keduanya mempunyai makna yang sama yaitu tidak dapat , tetapi untuk memenuhi fungsi estetika kata tersebut diubah menjadi tak sanggup. Go on dalam bahasa sumber berarti melanjutkan akan tetapi dalam bahasa sasaran diterjemahkan dengan kata melangkah. Secara harfiah kedua kat tersebut berbeda. Tetapi, kata melakngkah tersebut merupakan kata yang bermakna konotasi yang berarti melanjutkan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerjemah menggunakan otomatisasi dalam menerjemahkan kata go on. Mungkin penulis menerjemahkan kata go on dengan kata yang bermakna konotasi melangkah untuk menambah unsur estetika dalam Lagu. Kata melangkah disini dimaksudkan Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menerjemahkan lirik lagu tersebut penerjemah menggunakan metode otomatisasi . Untuk meyakinkan pertanyaan tersebut penulis akan memberikan table kata-kata yang telah mengalami proses otomatisasi. Bahasa sumber Every time You feel like you can not Go on Bahasa sasaran Ketika Kau tak sanggup Melangkah Otomatisasi dalam penerjemahan tersebut menunjukkan bahwa dalam menerjemahkan lirik lagu tersebut penerjemah masih memperhatikan nilai estetika yang terdapat dalam lagu tersebut. Otomatiasai Pada Lagu Insya Allah Karya Maher Zein…(Muyassaroh) 8 2) You feel so lost and that you’re so alone: Hilang arah dalam kesendirian Teks terjemahan diatas juga masih memperhatikan nilai estetika yang terdapat dalam bahasa sasaran. sehingga dilakukan proses otomatisasi dalam menerjemahkan lirik lagu tersebut. Seperti dalam menerjemahkan You feel so lost yang secara foregrounding dartikan kamu merasa hilang menjadi hilang arah. Kata you yang bermakna kamu dan kata feel yang bermakna merasa tidak ditemukan didalam bahasa sasaran. Tetapi, antara teks sumber dan teks terjemahan mempunyai padanan kata yaitu dalam kata hilang. Penerjemah menambahkan kata arah untuk menekankan keindahan yang berupa kesesuaian bunyi dalam lirik terjemahan. Selain itu, tambahan kata arah masih dapat dipahami dalam bahasa sasaran. Di dalam terjemahan tersebut terdapat sebuah pengulangan bunyi yaitu dengan mengulangi huruf h. Begitu juga dalam menerjemahkan kata you’re so alone yang jika diterjemahkan secara foregrounding berarti kamu sangat sendiri menjadi dalam kesendirian. Akan tetapi penerjemah masih menjaga estetika lagu tersebut sehingga kata you’re so alone diterjemahkan menjadi dalam kesendirian. kata you dan are tidak ditemukan dalam bahasa sasaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerjemahan tersebut merupakan sebuah otomatisas. Adapun otomatisasi dalam terjemahan tersebut dapat diperjelas dengan tabel berikut ini. Bahasa sumber Bahasa terjemahan You feel so lost Hilang arah You are so alone Dalam kesendirian 3) All you see is night and the darkness all around: Tiada mentari bagai malam yang kelam. Dalam bahasa sumber all you see is night and the darkness all around jika ditejemahkan secara foregrounding berarti semua yang Linguistika Akademia Vol. 2, No. 1, 2013 : 1 – 13 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 9 kamu lihat adalah malam dan kegelapan. Kata all yang berarti semua, kata you yang berarti kamu tidak ditemukan dalam terjemahannya. Akan tetapi, kalimat tersebut diterjemahkan menjadi tiada mentari bagai malam yang kelam. Mungkin bagi penerjemah yang kurang mengerti kata yang simbolik dalam bahasa sasaran akan sulit untuk memahaminya, tetapi dalam menerjemah bahasa sumber Fadli selaku penerjemah malakukan otomatisasi dengan memasukkan suatu symbol baru dengan menambahkan kata tiada mentari yang tidak ada dalam bahasa sasaran. 4) You feel so helpless you can’t see which way to go: Tiada tempat untuk berlabuh Didalam bahasa sumber you feel so helpless you can’t see which way to go diterjemahkan menjadi ke dalam bahasa sasaran menjadi tiada tempat untuk berlabuh. Jika diterjemahkan secara foregrounding berarti kamu merasa tidak ada bantuan dan kamu tidak tahu kemana harus pergi, Akan tetapi kata-kata you yang berarti kamu, feel yang berarti merasa, kata so helpless yang berarti tidak ada bantuan dan kalimat you can’t see which way to go yang secara foregrounding berarti kamu tidak tahu kemana harus pergi tidak ditemukan didalam bahasa sasaran. Hal itu menunjukkan bahwa penerjemah tersebut menggunakan metode otomatisasi dalam proses penerjemahan data dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Tanpa menggunakan kata yang tertera dalam teks terjemahan secara foregrounding, hasil terjemahan masih dapat diterima kedalam bahasa sasaran. Penerjemah melakukan penyesuaian dengan konvensi sosial mengenai makna konotasi yang ditetapkan oleh masyarakat Indonesia. Hal itu terbukti dengan penggunaan sebuah kata kias baru yang bias digunakan dalam bahasa sasaran yaitu tiada tempat untuk berlabuh. Kata tersebut mempunyai pesan yang sama dengan bahasa sasaran. 5) Don’t despair and never lose hope: Bertahan teruslah berharap Dalam menerjemahkan kata don’t despair penerjemah menggunakan kata bertahan. Jika diartikan secara foregrounding kata don’t despair berarti jangan menyerah. Kata tersebut Otomatiasai Pada Lagu Insya Allah Karya Maher Zein…(Muyassaroh) 10 mempunyai makna negatif. Jika diterjemahkan secara foregrounding, nilai estetika yang terdapat dalam bahasa sasaran menjadi kurang. Sehingga, penerjemah menggunakan otomatisasi dengan memunculkan kata lain yang sepadan yaitu bertahan, kata bertahan di dalam lirik lagu tersebut mempunyai makna tersirat yaitu jangan menyerah. Selain itu, kata never lose hope diterjemahkan dalam bahasa sasaran menjadi teruslah berharap. Kata never lose hope secara foregrounding mempunyai arti yang bermakna negatif jangan pernah kehilangan harapan. Kata tersebut dalam bahasa sasaran diterjemahkan secara otomatisasi menjadi teruslah berharap dengan melahirkan makna positif. Hal itu dikarenakan dalam menerjemahkan bahasa sumber penerjemah memeperhatikan aturan penekanan bunyi pada bahasa Indonesia dengan mengulangi bunyi er dalam bertahan teruslah berharap. Hal itu menunjukkan bahwa aturan sosial dalam penerapan kaidah bahasa sastra diantara kedua Negara berbeda. Lebih jelasnya, otomatisasi dalam lirik tersebut akan ditulis dalam tabel berikut Bahasa sumber Don’t despair Never lose hope Bahasa sasaran Bertahan Teruslah berharap 6) Cause Allah is Always by your side: Allah selalu disisimu Dalam bahasa sumber cause Allah is always by your side yang jika diterjamahkan secara harfiah menjadi karena Allah itu selalu berada dipihakmu. Secara otomatisasi kata tersebut berubah menjadi Allah selalu disisimu. Kata cause yang berarti karena tidak ditemukan dalam terjemahan, begitu juga kata is yang secara foregrounding berarti adalah. Penerjemahan ini menunjukkan bahwa konvensi sosial dalam menerapkan aturan bahasa berbeda. 7) Insya Allah you’ll find your way: Insya Allah ada Jalan Kata Inysa Allah you’ll find your way jika diterjemahkan secara secara foregrounding menjadi Insya Allah kamu akan Linguistika Akademia Vol. 2, No. 1, 2013 : 1 – 13 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 11 menemukan jalan. Kata you yang berarti kamu, kata will find yang berarti akan menemukan tidak ditemukan didalam bahasa sasaran. Kata tersebut diterjemahkan secara otomatisasi menjadi ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kata tersebut diterjemahkan menggunakan otomatisasi. Walaupun begitu, kata tersebut masih dapat dipahami oleh pengguna bahasa sasaran. Untuk lebih jelasnya, otomatisasi pada lirik lagu akan ditulis dalam tabel berikut ini. Bahasa sumber You will find Your way Bahasa sasaran Ada Jalan 8) You’re the only one who show me the way: Hanya engkaulah pelitaku Dalam jenis teks sastra seringkali menggunakan perumpamaan , perumpamaaan dan bahasa kias untuk menambah keindahan dalam karya sastra. Begitu pula, dalam terjemahan lirik lagu diatas juga ditemukan perumpamaan. Perumpamaan terdapat pada kata pelita. Jika diterjemahkna secara harfiah kata who can show me the way berarti yang dapat menunjukkanku jalan. Kata Who yang secara foregrounding berarti siapa yang, kata can yang secara foregrounding bermakna dapat dan kata show me yang secar foregrounding diartikan menunjukkan aku dan the way yang berarti jalan tidak ditemukan di dalam bahasa sasaran. Kata tersebut diterjemahkan secara otomatisasi menjadi pelita. Kata pelita merupakan sebuah kata yang bermakna konotatif yang telah dikonvensi dalam bahasa sasaran. Pesan dari kata tersebut adalah yang dapat menunjukkan jalan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menerjemahkan lirik lagu tersebut penerjemah masih mamperhatikan nilai estetika dalam karya sastra yang dilakukan secara otomatisasi bahasa sasaran. Hal itu dapat dibuktikan dengan penggunaan kata yang bermakna konotatif dalam lirik lagu terjemahan. 9) Show me the way: tuntun aku dijalanmu Otomatiasai Pada Lagu Insya Allah Karya Maher Zein…(Muyassaroh) 12 Kata Show me dalam bahasa sumber diterjemahkan menjadi tuntun aku dalam bahasa sasaran. Secara foregrounding kata Show me berarti tunjukkanlah aku. Selain itu, the way yang mempunyai terjemahan foregrounding jalan dalam bahasa sasaran diterjemahkan menjadi dijalanmu terjemahan tersebut merupakan mengalami otomatisasi. Hal itu dilakukan untuk menciptakan keindahan bunyi dalam lagu terjemahan dengan mengulangi akhiran u dalam tuntun aku dijalanmu, akan tetapi secara sosial keduanya mempunyai pesan yang sama sama. F. KESIMPULAN Dari hasil analisis diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penerjemahan lirik lagu tersebut diterima oleh pengguna bahasa Indonesia karena penerjemah menyesuiakan aturan lirik lagu terjemahannnya dengan memperhatikan nilai estetika yang lada dalam bahasa Indonesia yaitu berupa penekanan bunyi seperti asonansi aliterasi pencitraan, seperti yang terjadi pada pengulangan bunyi ada bahasa sumber don’t despair and never lose hope menjadi bertahan teruslah berharap yang diterjemahkan dengan menggunakan otomatisasi. Selain itu, penerjemah juga menjaga nilai estetika yang terdapat pada suatu puisi dengan mengalih bahasakan figurative language dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan figurative language yang lebih dimengerti oleh pengguna bahasa sasaran dengan menggunakan otomatisasi dalam penerjemahan. Meskipun demikian, pesan yang disampaikan didalam kedua bahasa mempunyai sebuah kesamaan.Dengan aturan sosial dalam perwujudan puisi yang berbeda persmaan makna masih dapat dilihat. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 1, 2013 : 1 – 13 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 13 G. DAFTAR PUSTAKA Alwasiah, Chaedar, A. 1993. Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Bandung: Angkasa. Fatawi, M Faisol. 2009. Press. Seni Menerjemah. Malang: UIN Malang Irwanto, Candra, Padanan Fungsional pada Terjemahan Bahasa Inggris, Peribahasa Bahasa Indonesia. Jurnal Linguistik, Vol.1 No. 1 03, Lingistikademia.web. 7 November 2012 Kutha Ratna, Nyoman. 2007, Estetika Sastra dan Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pradopo, Rahmad. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Rudolf, Nababan. 2003. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris, Yogyakarta: Pustaka pelajar Tim Penyusun KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan kedua 1989. Jakarta: Balai Pustaka. Van Luxemburg, Jan. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia http://gudanglagu.com/m/maher-zain/maher-zain-insya-allah-featfadly-padi/ diakses pada 7 November 2012 http://liriklaguindonesia.net/maher-zain-insha-allah-god-will.htm diakses pada 7 November 2012 Otomatiasai Pada Lagu Insya Allah Karya Maher Zein…(Muyassaroh)